BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1...

50
34 BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Kepulauan Indonesia sangat kaya akan kekayaan alam, hal ini tentu tidak perlu dipungkiri lagi. Berbagai kekayaan alam baik dari hasil bumi maupun lautan dapat diperoleh dengan mudah di berbagai pelosok nusantara. Tentu saja dengan kekayaan alam yang begitu berlimpah membuat PT Medco E&P Indonesia sadar akan besarnya potensi membangun sebuah perusahaan energi, dengan harapan akan berguna bagi banyak pihak. PT Medco E&P Indonesia (MedcoEnergi) didirikan pada 9 Juni 1980 oleh Bapak Ir. Arifin Panigoro, pada awalnya perusahaan ini lebih dikenal sebagai kontraktor pengeboran Indonesia yang pertama. Pada tahun 1992, MedcoEnergi memulai usahanya di area Kalimantan Timur, Tesoro, dengan penghasilan 5000 barrel perhari. Perkembangan bisnis MedcoEnergi mengalami perubahan pesat ketika perusahaan ini memperoleh 100% saham PT Stanvac Indonesia dari Exxon Mobil pada tahun 1995. Peningkatan 11.000 barrel perhari yang diperoleh dari ladang PT. Stanvac Indonesia (South & Cental Sumatera) tidak menghentikan kesuksesan MedcoEnergi. Setahun kemudian, MedcoEnergi menemukan ladang minyak terbesar Kaji Semoga, di Sumatera, yang diakui sebagai penemuan ladang minyak terbesar di era 90an. MedcoEnergi kini sedang melakukan investasi diberbagai eksplorasi dan produksi diberbagai tempat baik di Indonesia maupun Internasional. Sejauh ini

Transcript of BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1...

Page 1: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

34

BAB 3

ANALISIS SISTEM

3.1 Latar Belakang Perusahaan

3.1.1 Sejarah

Kepulauan Indonesia sangat kaya akan kekayaan alam, hal ini tentu tidak perlu

dipungkiri lagi. Berbagai kekayaan alam baik dari hasil bumi maupun lautan dapat

diperoleh dengan mudah di berbagai pelosok nusantara. Tentu saja dengan kekayaan

alam yang begitu berlimpah membuat PT Medco E&P Indonesia sadar akan besarnya

potensi membangun sebuah perusahaan energi, dengan harapan akan berguna bagi

banyak pihak.

PT Medco E&P Indonesia (MedcoEnergi) didirikan pada 9 Juni 1980 oleh Bapak

Ir. Arifin Panigoro, pada awalnya perusahaan ini lebih dikenal sebagai kontraktor

pengeboran Indonesia yang pertama. Pada tahun 1992, MedcoEnergi memulai usahanya

di area Kalimantan Timur, Tesoro, dengan penghasilan 5000 barrel perhari.

Perkembangan bisnis MedcoEnergi mengalami perubahan pesat ketika

perusahaan ini memperoleh 100% saham PT Stanvac Indonesia dari Exxon Mobil pada

tahun 1995. Peningkatan 11.000 barrel perhari yang diperoleh dari ladang PT. Stanvac

Indonesia (South & Cental Sumatera) tidak menghentikan kesuksesan MedcoEnergi.

Setahun kemudian, MedcoEnergi menemukan ladang minyak terbesar Kaji Semoga, di

Sumatera, yang diakui sebagai penemuan ladang minyak terbesar di era 90an.

MedcoEnergi kini sedang melakukan investasi diberbagai eksplorasi dan

produksi diberbagai tempat baik di Indonesia maupun Internasional. Sejauh ini

Page 2: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

35

MedcoEnergi telah memiliki 9 pertambangan darat dan 4 pertambangan lepas pantai,

dengan penghasilan 20 juta barrel dan 85 miliar kubik gas pertahun.

Disamping menghasilkan produk berupa oil and gas dan jasa pengeboran,

MedcoEnergi juga mendirikan PT Medco Methanol Bunyu pada tahun 1997. Dengan

mengubah gas alam menjadi methanol, PT Medco Methanol Bunyu mampu

menghasilkan 330.000 metric ton methanol per tahun. Hasil produksi methanol di pulau

Bunyu ini mendapatkan peringkat AA standar Amerika dikarenakan kualitasnya yang

begitu baik.

Perkembangan usaha MedcoEnergi kini sudah meluas hingga ke bisnis

pembangkit listrik. Pada tahun 2004 di pulau Batam, PT MedcoEnergi Menamas

berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik, dengan harapan

mampu membantu meningkatkan kemakmuran masyarakat di pulau Batam.

MedcoEnergi terdiri atas 3 divisi utama yang dimana tiap divisi memiliki tugas

dan tanggung jawab masing-masing. Apabila dipisah berdasarkan proses kerja, secara

keseluruhan MedcoEnergi terdiri atas 29 bagian (divisi). Setiap divisi utama memiliki 5

hingga 11 divisi, dan setiap divisi memiliki proses kerja dan tanggung jawab yang saling

berkaitan.

Besarnya tanggung jawab dan proses bisnis yang dikerjakan membuat

MedcoEnergi memperkerjakan hampir 3.000 pekerja lapangan dan 1.000 karyawan baik

yang berstatus karyawan tetap maupun tidak tetap.

Dengan perkembangan yang begitu pesat, kini MedcoEnergi telah menjadi

perusahaan energi Indonesia terbesar yang bergerak bidang eksplorasi dan produksi

minyak dan gas (migas), jasa pengeboran, produksi methanol dan pembangkit listrik.

Page 3: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

36

3.1.2 Visi dan Misi

Adapun visi dan misi dari MedcoEnergi sejak awal berdirinya adalah:

Visi : Perusahaan energi yang terpilih.

Misi : Mengembangkan sumber daya energi yang berpotensi menghasilkan investasi

yang menguntungkan.

3.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan oleh MedcoEnergi adalah model organisasi

terstruktur yang dipimpin oleh Dewan Direksi Pimpinan (Board Of Directors). Dari

dewan pimpinan, selanjutnya pembagian ruang lingkup pekerjaan dikelompokkan

menjadi 3 (tiga) divisi utama, serta 29 divisi yang masing-masing memegang tugas,

tanggung jawab dan wewenang yang berbeda. Ke 3 (tiga) divisi utama tersebut adalah

Technical Shared Service, Production Asset, Business Shared Service. Setiap divisi

utama dikepalai oleh CEO dan setiap divisi dikepalai oleh senior manager yang

bertanggung jawab langsung kepada CEO divisi utama. Sedangkan untuk tugas,

tanggung jawab serta wewenang setiap divisi, diserahkan kepada senior manager setiap

subdivisi.

Pada divisi utama Technical Shared Service terdiri atas 11 divisi yang memiliki

tugas dan tanggung jawab yang berbeda didalam lingkup yang sama. Ke 11 divisi

tersebut, yaitu: Exploration, Petroleum Engineering, Surface Engineering, Drilling,

Major Project Execution, Capability& Service Management, Future Development Asset,

Simenggaris Project, Madura Project, Bengara Project, dan Merangin Project.

Page 4: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

37

Berbeda pada divisi utama Production Asset yang terdiri atas 7 divisi, yaitu:

Rimau, South & Central Sumatera, Lematang, Tarakan & Kalimantan, Tomori, Operate

by other, dan Reliability Excellence.

Sedangkan Business Shared Service hanya memiliki 5 divisi, yang jauh lebih

sedikit dari divisi utama lainnya, ke 5 divisi tersebut adalah: Information Service,

Human Resouce, Supply Chain, Finance & Accounting,dan Legal.

Khusus untuk 6 divisi lainnya berada diluar 3 divisi utama, tetapi memiliki

tanggung jawab dan wewenang yang sejajar dengan ke 23 divisi yang lain. Ke 6 divisi

ini yaitu: Corporate Planning, Risk Management/Internal Audit, Comercial, Safety,

Health & Environment, Relations, dan Organization Transformation.

Untuk keterangan selengkapnya, digambarkan pada 3.1

Page 5: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Medco E&P Indonesia

Sumber : Dokumentasi Perusahaan

Page 6: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

39

3.2 Divisi Utama Technical Shared Service - Petroleum Engineering

3.2.1 Keterangan Divisi Utama Technical Shared Service

Divisi Technical Shared Service merupakan divisi yang memegang peranan

penting didalam perusahaan. Dapat dikatakan penting karena hampir semua kegiatan

berasal dari divisi ini, dan setiap divisi lainnya diwajibkan untuk mendukung proses

bisnis divisi Technical Shared Service.

Pada divisi Technical Shared Service bertanggung jawab untuk mencari,

menghasilkan, mengelola, dan mengembangkan sumber daya energi yang didapat yang

tentunya dengan dukungan divisi lainnya. Jarak antara lapangan dan kantor pusat begitu

jauh, hal ini membuat teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat vital. Divisi

Technical Shared Service membutuhkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

menjaga proyek tetap berjalan dan mengirimkan laporan untuk di analisis secara rutin.

Apabila divisi ini tidak didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang

terkelola dengan baik, tidak hanya proses bisnis menjadi terhenti, berbagai masalah dan

kerugian akan mulai bermunculan.

Besarnya tanggung jawab dan peranan yang diberikan bagian Technical Shared

Service, serta besarnya dukungan divisi lain hanya untuk menjaga proses bisnis divisi

Technical Shared Service, hal ini membuktikan kinerja divisi Technical Shared Service

untuk mencari, menghasilkan, mengelola, dan mengembangkan sumber daya energi

menjadi peranan yang sangat penting dan vital bagi perusahaan.

3.2.2 Proses Bisnis Divisi Utama Technical Shared Service

MedcoEnergi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penghasil energi.

Keseluruhan proses bisnisnya lebih terfokus dalam mencari dan mengelola sumber daya

Page 7: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

40

yang bisa menghasilkan energi. Sumber daya energi yang dikelola sekarang ini berupa

migas, tetapi tidak tertutup kemungkinan bagi MedcoEnergi untuk mengelola sumber

daya energi baru apabila memungkinkan.

MedcoEnergi berupaya agar hasil produksi yang dihasilkan memiliki hasil yang

sangat baik, oleh karena itu MedcoEnergi hanya mempekerjakan para pekerja yang ahli

dan terlatih dibidangnya. Para pekerja lapangan bertanggung jawab untuk mencari,

mengelola, dan mengembangkan sumber daya energi yang didapat. Untuk kebutuhan

teknologi dan knowledge, para pekerja lapangan mendapatkan dukungan sepenuhnya

dari karyawan kantor. Para karyawan kantor selain memberikan kontribusi knowledge

mereka, mereka juga harus mendukung perusahaan dengan membuat dan

mengembangkan proyek-proyek untuk masa mendatang. Rancangan harus direncanakan

dengan detail dan jelas mengingat nilai investasi yang sangat besar.

Setiap divisi harus memiliki nilai kerjasama yang sangat erat, oleh karena itu

setiap divisi memiliki kesadaran untuk saling membantu dalam mendukung dan

mewujudkan tujuan perusahaan. Hal ini menjadi keunikan MedcoEnergi, meskipun

terbentang jarak yang begitu jauh segala macam upaya baik inovasi maupun teknologi

akan dikembangkan agar kerjasama dan komunikasi bisa tetap dilakukan.

Proses kerja yang berlaku didalam divisi utama Technical Shared Service –

Petroleum Engineering berdasarkan dengan prosedur yang telah ditetapkan didalam oleh

perusahaan. Namun, inisiatif kerja dan wewenang yang diberikan atasan ikut

membentuk suatu proses kerja didalam divisi.

Kegiatan proses bisnis yang dilakukan oleh MedcoEnergi berawal dari divisi

utama Technical Shared Service yaitu divisi Exploration dan Petroleum Engineering.

Divisi Exploration bertanggung jawab untuk mencari, merancang dan mengembangkan

Page 8: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

41

proyek yang tentunya dengan bantuan divisi Petroleum Engineering. Divisi Petroleum

Engineering – Reservoir Development bertanggung jawab untuk meneliti dan

mempelajari lapisan tanah serta kandungannya pada suatu area. Setelah mendapatkan

jawaban yang positif, divisi Drilling bertugas untuk melakukan pengeboran sesuai

dengan petunjuk yang diberikan. Meskipun ketiga divisi ini telah dilengkapi dengan

peralatan dan perlengkapan yang terbaik, untuk menggali sumur dan menemukan migas

tidaklah mudah. Terkadang dibutuhkan lebih dari satu kali pengeboran untuk

mendapatkan hasil yang diinginkan.

Setelah sumur dinyatakan dapat menghasilkan minyak maupun gas yang

diinginkan, divisi Petroleum Engineering – Reservoir Development dan Surface

Engineering bertanggung jawab untuk membuat infrastruktur bangunan. Setelah

infrastruktur bangunan telah ada, divisi Surface Engineering - Well Production

Surveillance bertugas untuk merancang dan memasang pompa dan pipa diatas lapisan

tanah. Setelah pompa dan pipa telah terpasang dengan baik, Surface Engineering dan

Petroleum Engineering - Production Improvment and Studied Group juga bertanggung

jawab untuk mengelola, merawat, dan mengawasi proses pengambilan migas. Setelah

sumur terbukti produktif dan patut untuk dikelola, divisi Petroleum Engineering -

Production Improvment and Studied Group akan bekerjasama dengan divisi utama

Production asset untuk mengoptimumkan hasil produksi sumur tersebut dan

menciptakan divisi baru dibagian Production asset.

Divisi Major Project Execution bertugas apabila proyek yang dikerjakan masih

dalam masa perkembangan dan proyek masih belum bisa menghasilkan sumur. Apabila

daerah yang dikerjakan dinilai dapat berproduksi, divisi Exploration dan Petroleum

Engineering akan melanjutkan proyek tersebut.

Page 9: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

42

Divisi Capability and service Management berfungsi sebagai pendukung bagaian

Petroleum Engineering di lapangan. Divisi ini bertugas untuk memenuhi kebutuhan

teknologi informasi, knowledge, maupun tenaga kerja yang dibutuhkan oleh divisi

Petroleum Engineering. Divisi Capability and service Management merupakan

gabungan dari divisi Finance, Human Resource, dan Production.

Divisi Future Development Asset merupakan divisi international dari

MedcoEnergi. Divisi ini yang mengatur dan mengembangkan kerjasama proyek

international yang dilakukan oleh MedcoEnergi.

3.2.3 Struktur Organisasi Divisi Utama Technical Shared Service – Petroleum

Engineering

Struktur organisasi pada divisi Technical Shared Service – Petroleum

Engineering (Engineering) hampir sama dengan struktur organisasi yang digunakan

perusahaan. Divisi ini dipimpin oleh seorang senior manager. Selanjutnya, divisi ini

dibagi menjadi 3 (tiga) bagian. Yaitu bagian Reservoir Engineering, Production and

Well Engineering, Administration Group yang masing-masing bagian dipimpin oleh

seorang manager.

Pada Reservoir Engineering, pembagian jenis tugas, tanggung jawab dan

wewenang kerja menjadi 2 bagian yaitu bagian Reservoir Development, dan Reservoir

Study Group.

Pada Production and Well Engineering, pembagian jenis tugas, tanggung jawab

dan wewenang kerja menjadi 2 (dua) bagian l yaitu bagian Well Production Surveillance

dan Production Improvment and Studied Group.

Page 10: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,
Page 11: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

44

3.2.4 Tugas Tanggung Jawab dan Kewenangan (Divisi Petroleum Engineering)

MedcoEnergi telah memberlakukan suatu prosedur dasar mengenai tugas,

tanggung jawab dan wewenang dari setiap karyawan yang bekerja pada perusahaan.

Dimana melalui prosedur ini, tugas, tanggung jawab dan wewenang dari tiap karyawan

diuraikan secara jelas. Prosedur yang ditetapkan dapat bersifat fleksibel dan dapat

berubah sesuai dengan kebutuhan.

Adapun tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing posisi

didalam divisi Technical Shared Service – Petroleum Engineering

• Reservoir Engineering

Divisi ini bertanggung jawab untuk mengatur dan menjaga kestabilan fungsi

lapisan tempat hydrocarbon agar sumur yang dikelola mampu dan tetap

menghasilkan minyak maupun gas dalam jumlah yang telah diharapkan.

Reservoir Development

Divisi ini yang bertugas untuk mengembangkan proyek reservoir

engineering dalam menjaga kestabilan lapisan tanah sehingga sumur

dapat tetap diproduksi.

Reservoir Study Group

Divisi ini bertugas untuk meneliti lapisan tanah sebelum pengeboran

dilakukan

• Production and Well Engineering

Dengan bantuan dari divisi Reservoir, divisi Production and Well Engineering

bertanggung jawab dalam menjaga dan mengawasi proses produksi minyak

Page 12: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

45

maupun gas agar berjalan sesuai rencana. Divisi ini melakukan pemasangan

pompa dan instalasi pipa didaratan lalu disalurkan ke tank yang terdekat.

Well Production Surveillance

Divisi inilah yang bertugas dalam mengawasi dan mengelola pemasangan

pompa, instalasi pipa dan pengambilan minyak.

Production Improvment and Studied Group

Pada divisi ini bertanggung jawab untuk mengembangkan proyek

sehingga hasil pengambilan minyak bisa dioptimumkan.

• Administration Group

Divisi ini bertanggung jawab untuk menyimpan, mengelola, maupun

mendokumentasikan.

3.3 Analisis Strategi Perusahaan

Untuk menentukan langkah yang akan diambil oleh suatu perusahaan, setiap

perusahaan harus dengan jelas mengambarkan dan merancang strategi mereka. Setiap

divisi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan strategi yang telah dirancang

untuk setiap divisi. Strategi yang dirancang oleh perusahaan tidak terfokus pada

keinginan perusahaan saja, setidaknya strategi tersebut dapat membantu kinerja divisi

yang lainnya.

Kerjasama dan komunikasi yang baik antar divisi juga berperan penting dalam

meningkatkan dan mendukung strategi perusahaan. MedcoEnergi sadar akan pentingnya

dalam menetukan strategi perusahaan, oleh karena itu setiap strategi dibutuhkan

ketelitian, kejelasan dan keterbukaan baik antar divisi maupun terhadap perusahaan.

Page 13: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

46

Strategi perusahaan lebih dititik beratkan pada divisi Technical Shared Service

karena divisi inilah yang menjadi pusat kegiatan seluruh perusahaan. Dalam

menganalisis strategi yang digunakan oleh MedcoEnergi, kami memecah analisis kami

menjadi 2 tahap, tahap yang pertama menggunakan analisis industri atau Porter lalu

yang tahap yang kedua mengggunakan analisis SWOT.

3.3.1 Analisis Industri atau Porter

Pada setiap industri pertambangan migas memiliki kesamaan dalam mengatasi

pesaingnya. Untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi mereka, pada dasarnya

mereka mereka membutuhkan suatu perbandingan. Dalam hal ini ada enam faktor yang

menjadi pertimbangan dalam perbandingan mereka, ke-enam faktor ini dikenal dengan

nama analisis industri atau 6 daya porter. Dalam analisis industri atau porter ada 6 hal

yang akan menjadi perbandingan (lihat gambar 3.3), yaitu :

3.3.1.1 Persaingan Antar Industri Pertambangan Migas

MedcoEnergi merupakan perusahaan Indonesia yang menghasilkan produksi

migas terbesar di Indonesia. Diawali pada tahun 1980 sebagai kontraktor pengeboran

Indonesia yang pertama, berkembang sampai sekarang manjadi perusahaan yang terkuat

dibidangnya. Dalam industri pertambangan migas ini terdapat pula beberapa pemain

kuat seperti: PT Star Energi, PT Surya Raya Teladan, PT Bakrie Oil, PT Premier Oil

Ltd, PT Konjur, PT Total dan PT Caltex.

PT Star Energi dan PT Surya Raya Teladan merupakan pemain baru dalam

industri pertambangan migas, berbeda dengan MedcoEnergi yang sudah 25 tahun

berproduksi. Terdapat juga pemain lama seperti PT Bakrie Oil, PT Premier Oil Ltd dan

PT Konjur, meski memiliki umur dan pengalaman hampir sebanyak MedcoEnergi, tetapi

Page 14: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

47

daya produksi mereka masih belum sebesar MedcoEnergi. Kebanyakan industri ini lebih

kuasai oleh pertambangan migas asing, mengingat besarnya modal, pengalaman,

pengetahuan dan teknologi yang mereka miliki. PT Total dan PT Caltex merupakan

contoh perusahaan asing pertambangan migas yang baik, dilihat dari besarnya kapasitas

produksi serta pengalaman kerja mereka bisa disejajarkan dengan MedcoEnergi.

Persaingan industri pertambangan migas hanya terjadi pada saat pemilihan lahan

atau blok, selebihnya tidak banyak pengaruh yang bisa diberikan oleh sesama industri.

Setiap perusahaan hanya boleh mengambil minyak dari lahan atau blok yang telah dibeli

atau ditentukan. Mengenai harga jual pengaruh sesama industri pun sangat sedikit, harga

jual hanya dipengaruhi pasaran dunia terhadap minyak.

Industri pertambangan migas merupakan industri yang sangat khusus, hasil

produksi yang dihasilkan hanya 2, yaitu minyak dan gas. Hasil bervariasi dapat

diberikan apabila telah dikelola lebih lanjut, sebagai contoh bensin, minyak tanah, aspal,

dll. Industri pertambangan migas di Indonesia hanya bergerak sebagai pertambangan

bukan pengelolaan, hal ini juga membuat perkembangan industri cenderung lambat.

Ada beberapa peraturan khusus yang diberikan pemerintah terhadap industri

pertambangan migas lokal, yaitu semua produksi migas harus dijual ke pemerintah.

Mengingat industri pertambangan migas merupakan kekayaan alam yang sangat besar

dan pengaruhnya sangat luas ke masyarakat Indonesia, seperti yang diatur pada UUD

1945 pasal 33. Tetapi berlakunya pembelian monopoli pemerintah tidak merugikan

industri ini, perlakuan khusus juga seperti segala macam pengeluaran yang dikeluarkan

oleh industri pertambangan migas lokal, baik berhasil maupun tidak, akan diganti

pemerintah minimal dalam rentang 60% hingga 100%. Hal ini membuat kerugian

industri semakin kecil, tetapi bukan berarti pemerintah selalu mentolelir kesalahan.

Page 15: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

48

Apabila dalam rentang tertentu, sesuai perjanjian yang ditentukan, perusahan tetap tidak

mampu memproduksi migas maka perusahaan itu akan diberi sanksi bahkan dikeluarkan

oleh BPMIGAS. Nama besar dan tingkat keberhasilan sangat berpengaruh ketika

melakukan penawaran memperebutkan daerah produksi. Sebagai catatan, proses

pencarian migas sangatlah sulit, berbagai teknologi, pengalaman dan pengetahuan sangat

berperan penting dalam membantu pencarian.

Industri pertambangan migas ini merupakan produk yang khusus dan sangat

berpengaruh besar dalam kehidupan. Persaingan serta perkembangan antar industri

cenderung tidak terlalu kuat, dilihat dari sedikitnya pemain dalam industri ini, besarnya

biaya serta investasi yang dikeluarkan, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

berproduksi sangat sulit untuk dipenuhi. Setiap pemain mempunyai daerah yang

berbeda-beda sehingga persaingan hanya terjadi ketika memperebutkan proyek (lahan

baru) yang dapat menghasilkan migas, dengan cara mengajukan proposal ke pemerintah.

Ada beberapa faktor penting yang mendukung berjalannya suatu industri

pertambangan, yaitu :

1. Modal

Modal yang ditanamkan dalam industri digunakan untuk kegiatan operasional

baik di kantor maupun di lapangan, contohnya:

a. Pembelian atau penyewaan alat

b. Penyewaan bangunan perusahaan

c. Pembangunan infrastruktur dilapangan

d. Biaya operasional

e. Pemeliharaan alat, dll.

Page 16: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

49

2. Peralatan

Faktor kedua yang menjadi hal penentu adalah peralatan. Perusahaan

pertambangan merupakan perusahaan yang lebih banyak bergerak dilapangan, sehingga

perlatan dibagi berdasarkan kebutuhan dilapagan dan dikantor. Peralatan dikantor lebih

dititik beratkan pada faktor pendukung produksi berbeda pada peralatan yang ada

dilapangan yang jauh lebih terfokus pada produksi. Contoh peralatan yang di gunakan

dikantor, yaitu :

a. Server dan komputer

b. Aplikasi untuk simulasi dan pengambil keputusan

c. Mobil

d. Peralatan kantor, dll.

Sedangkan untuk dilapangan seperti :

a. Pembukaan lahan (Bulldoser)

b. Pembangunan Infrastruktur (Oil Rig, Plant)

c. Perlalatan untuk mencari migas (Magnetometer, Sniffers, Seismograf)

d. Peralatan untuk menambang (Driller, Pipa, Generator, Hoister)

e. Peralatan untuk mengambil minyak (Well Head, Polishing Rod, Sucker

Rod, Pump)

f. Peralatan untuk mengirim minyak (Kapal pengangkut minyak,

Container, pipa)

3. Lahan tambang

Lahan tambang atau daerah penambangan lebih dikenal dengan nama “blok”. Ini

merupakan faktor terbesar karena tanpa lahan maka perusahaan tidak akan berjalan.

Page 17: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

50

Setiap blok yang telah dibeli belum tentu sepenuhnya akan menghasilkan minyak

maupun gas seperti apa yang telah diperhitungkan.

4. Sumber daya manusia

Sungguh sangat sulit untuk mencari sumber daya manusia pada bidang ini.

Selain ilmu pengetahuan dan pengalaman menjadi pertimbangan utama, faktor

keberuntungan dan naluri juga menjadi perhitungan. Sumber daya manusia harus yang

berkualitas dan mengerti akan bidang pertambangan ini agar kinerja perusahaan dapat

berjalan seoptimal mungkin.

5. Peraturan pemerintah

Pemerintah sangat mendukung penuh usaha untuk mendapatkan kekayaan alam

Indonesia, tentu dengan tanggung jawab yang besar pula. Industri migas sangat

memberikan kemakmuran bagi negara yang bisa mengelolanya dan memberikan

penghidupan bagi masyarakatnya. Besarnya peran peraturan pemerintah memberikan

dua sisi yang saling bertentangan, pertama besarnya jaminan pemerintah terhadap

industri migas lokal, ke-dua sulitnya untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam

industri migas.

3.3.1.2 Pendatang Baru (Rintangan untuk Masuk dan Keluar)

Ada dua hal yang membuat sebuah industri sulit untuk dimasuki pendatang baru,

rintangan untuk masuk yang tinggi dan sulitnya untuk keluar dari industri. Pada

dasarnya setiap industri selalu bertujuan untuk mencari keuntungan, apabila ada peluang

yang memungkinkan dan keuntungan yang menjanjikan, tentu industri ini akan sangat

diminati. Beberapa hal dibawah ini yang menyebabkan pendatang baru sulit masuk ke

dalam industri pertambangan migas.

Page 18: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

51

1. Modal yang sangat besar

Sulit untuk dikatakan betapa besarnya investasi yang harus ditanamkan pada

industri ini, ditambah risiko kerugian yang tinggi. Hal yang menarik dari industri ini

adalah besarnya keuntungan yang didapat, seperti segala biaya produksi diganti oleh

pemerintah dan keuntungan bagi hasil produksi minyak dengan pemerintah tentu

membuat banyak investor sangat tertarik pada industri ini. Ada hal yang perlu diingat,

memang hampir semua biaya investasi akan diganti oleh pemerintah, tetapi pada awal

pencarian hingga proses produksi pertama kali, biaya penyewaan dan pembelian

peralatan, perusahaan yang harus menanggung biaya. Investasi dalam membangun dan

menjalankan industri ini tergolong sangat besar, ini merupakan salah satu alasan utama

para pendatang baru sulit, bahkan cenderung malas ikut bersaing dalam industri ini.

2. Adanya peraturan pemerintah

Migas merupakan produk yang dilindungi oleh pemerintah karena merupakan

produk yang akan digunakan oleh orang banyak dan untuk kesejahteraan orang banyak.

Faktor ini menyebabkan pemerintah banyak menerapkan peraturan pada industri

pertambangan migas. Pemerintah akan mengeluarkan denda dan hukuman yang sangat

besar apabila salah satu dari ketentuan dilanggar. Industri pertambangan migas

merupakan salah satu industri yang memiliki risiko serta tanggung jawab yang besar.

3. Terbatasnya lahan dan bahan baku

Migas bukan merupakan bahan baku yang mudah ditemukan, ditambah lagi

migas bukanlah sumber daya yang mudah diperbaharui dalam waktu yang singkat, hal

ini membuat jumlahnya sangat terbatas. Selain itu lahan yang ada juga sangat terbatas

dan sulit untuk dijangkau. Kedua hal tersebut membuat beberapa perusahaan berpikir

bahwa untuk masuk dalam industri pertambangan ini sulit.

Page 19: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

52

4. Dibutuhkan pengalaman serta akses teknologi

Setiap pengeboran yang dilakukan memakan biaya besar, risiko tinggi bahkan

pencarian sulit. Oleh karena itu, pengalaman dan akses teknologi terbaru sangat

membantu. Hanya saja mencari sumber daya yang berpengalaman pada bidang ini

terlalu sedikit. Teknologi yang harus didapatkan tidak mudah diperoleh di Indonesia.

Hanya negara-negara yang sudah maju yang dapat memproduksi teknologi ini.

5. Pertimbangan untuk keluar industri

Investasi yang diberikan pada industri ini sudah jelas sangat besar, ditambah

usaha yang bergerak dibidang khusus membuat industri ini sulit untuk menjual aset-aset

mereka. Tidak banyak perusahaan yang berani membeli atau bahkan menyewa alat

pengeboran, bahkan sangat sedikit perusahan yang membutuhkan alat untuk mengebor

bumi.

Meskipun mereka sangat yakin untuk menghentikan produksi mereka, dan keluar

dari industri migas, berbagai tuntutan pun harus siap dihadapi, antara lain:

a. Biaya keluar yang sangat besar, tentunya para pekerja yang berpengalaman

memiliki biaya tunjangan yang besar pula.

b. Banyak perusahaan yang sangat bergantung pada hasil produksi industri ini,

meski secara tidak langsung.

c. Pemerintah dan masyarakat tidak akan setuju apabila perusahaan harus

ditutup, selain pemerintah akan mengalami kerugian secara aset dan

keuntungan, masyarakat juga akan kehilangan sumber daya energi yang

sangat berharga.

d. Rintangan emosi pada industri pertambangan migas sangat kuat. Kesulitan

berupa biaya investasi yang sangat besar, ketergantungan energi tinggi, dan

Page 20: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

53

tingkat kesulitan produksi yang lebih tinggi, membuat pekerjaan ini sulit

dilupakan.

Modal besar, peraturan mengikat, tingkat kesulitan pencarian sumber daya

tinggi, aset sulit untuk dijual kembali, rintangan emosi tinggi, produk khusus, sudah

cukup membuat perusahaan yang ingin masuk ke industri ini kesulitan. Selain sarana

secara materi harus dipersiapkan, sarana yang lain yang tidak kalah penting dan sulit

untuk diperoleh harus dipenuhi.

Dapat disimpulkan pendatang baru dalam industri pertambangan migas ini dapat

dikatakan kecil karena potensi untuk tetap bertahan sangat sulit, apalagi modal,

persiapan serta pengalaman dalam bidang pertambangan migas ini tidak mencukupi.

3.3.1.3 Produk Pengganti

Dalam kondisi sekarang, melihat besarnya tingkat ketergantungan dan

permintaan energi pada migas sangat tinggi, sulit untuk membandingkan produk ini

dengan produk yang lain. Dengan kata lain, produk migas bisa dikatakan produk

monopoli. Untuk menggantikan peran penuh dari migas, hanya sedikit sekali produk

yang bisa mengimbanginya. Kebanyakan hanya bisa mengantikan produk migas yang

telah diolah, bukan secara mentahnya. Dalam hal ini, migas yang dibahas adalah migas

dalam bentuk mentah yang belum diolah. Salah satu produk yang hampir bisa mendekati

produk migas mentah adalah batubara dan pemanfaatan sinar matahari.

Seperti yang diketahui bahwa migas digunakan untuk kepentingan energi. Salah

satu produk yang dapat menjadi barang pengganti adalah batu bara. Batu bara dapat

digunakan pada alat memasak (kompor). Peran panas matahari lebih besar dibandingkan

Page 21: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

54

batu bara. Panas matahari jauh lebih lama telah dimanfaatkan manusia, hanya saja belum

banyak produk yang memanfaatkan panas matahari sebagai sumber energi. Sekarang ini

memang sudah beberapa produk yang menggunakan sumber panas matahari, tetapi biaya

pengganti yang dikeluarkan juga tidak kecil.

Dapat disimpulkan bahwa dalam industri ini belum ada barang pengganti yang

bisa mengantikan fungsi secara penuh dari produk industri pertambangan migas ini.

Adapun produk batubara dan panas matahari yang dapat dikatakan sebagai produk

penganti dari migas, tetapi pengaruh terhadap industri pertambangan ini tidak besar.

3.3.1.4 Pelanggan

Jumlah pelanggan yang membeli migas sangatlah terbatas karena cara mengelola

migas yang sulit. Pelanggan utama dari industri pertambangan migas MedcoEnergi

adalah pemerintah karena migas merupakan produk yang dilindungi oleh pemerintah.

Dalam hal ini tingkat ketergantungan sangat tinggi, tetapi juga sebaliknya pemerintah

sangat membutuhkan migas. Setiap produksi minyak dan gas yang diperoleh langsung

dijual dan dikirimkan ke pemerintah. Keuntungan diperoleh melalui 2 hal, harga minyak

dunia dan pemerintah. Disisi lain pemerintah juga memperoleh keuntungan yang besar,

karena harga minyak dunia masih tinggi dan permintaan akan migas juga tinggi.

Kesimpulan, tidak adanya ancaman yang berarti dari pelanggan di industri ini.

Selain pemerintah memperoleh keuntungan yang sangat besar, industri migas

merupakan salah satu aset negara.

Page 22: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

55

3.3.1.5 Pemasok

MedcoEnergi memiliki pemasok untuk mendukung jalannya kelancaran kegiatan

pertambangan. MedcoEnergi selalu memelihara hubungan baik dengan para

pemasoknya, karena keduanya saling membutuhkan satu sama lain.

Yang meliputi pemasok, yaitu:

1. Industri penjualan peralatan untuk pertambangan

Alat berat merupakan peralatan yang penting dalam industri pertambangan.

Kebanyakan dari peralatan tambang berat ini diperoleh dari negara-negara maju. Jumlah

pemasok utama pada peralatan berat ini ternyata cukup banyak, dapat dilihat dari tender

yang diadakan MedcoEnergi. Berbagai jenis penjualan maupun penyewaan barang dan

jasa banyak ditawarkan oleh perusahaan asing yang tertarik untuk bekerjasama.

Kesulitan yang diberikan hanya pada proses pengiriman yang memakan waktu. Contoh

alat berat yang digunakan dalam industri pertambangan migas ini antara lain:

a. Driller

b. Generator

c. Hoister

d. Sucker Pump

2. Industri Pembangunan Infrastruktur

Pemerintah mempunyai peraturan yang cukup mengikat yaitu tidak

diperkenankan membeli ataupun menyewa produk asing selama dapat diperoleh di

Indonesia. Hal ini sangat meningkatkan nasionalisme bagi industri pertambangan migas

lokal. MedcoEnergi lebih memilih pembangunan proyek dilakukan oleh kontraktor

lokal, terlebih pada daerah yang akan digali. Selain dapat memberikan lapangan

Page 23: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

56

pekerjaan bagi masyarakat lokal, MedcoEnergi juga dapat meningkatkan keharmonisan

dengan warga sekitar mengingat industri migas bergerak dibidang yang merusak alam.

Keuntungan industri migas lebih terletak pada jumlah migas yang dapat

diperoleh. Semakin banyak, maka semakin besar pula keuntungan yang didapat. Pada

posisi ini, MedcoEnergi bargaining of power yang lebih dominan dari pemasok.

3.3.1.6 Pemerintah

Pemerintah secara tidak langsung memberikan perlindungan pada industri migas.

Industri ini memberikan keuntungan yang sangat besar dan memberikan devisa bagi

negara, hal ini membuat kepemilikan mata uang asing menjadi hal yang wajib. Besarnya

keuntungan yang didapat membuat perputaran mata uang sulit untuk dibatasi. Ada juga

beberapa kewajiban yang tetap harus dipenuhi oleh industri ini, seperti pajak. Akhir dari

kebijaksanaan pemerintah yang selalu diperlihatkan pemerintah dalam memberikan

bantuan pada semua perusahaan di industri migas.

Pemerintah sangat mendukung segala upaya dalam memperoleh dan mengelola

sumber daya yang dapat menghidupkan masyarakat Indonesia. Hal ini ditunjukan dalam

peraturan serta perlindungan yang diberikan, tidak hanya berpihak pada industri tetapi

juga pada masyarakat Indonesia.

Page 24: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

57

Tabel 3.1 Kriteria Daya Porter

PT. Medco E&P Indonesia

STM KM N CM SM Ukuran secara ekonomi

Sedikit √ Banyak

Perbedaan produk Kecil √ Besar Identifikasi merek Rendah √ Tinggi Biaya pengganti Rendah √ Tinggi Kebutuhan biaya Rendah √ Tinggi Akses teknologi terbaru

Banyak √ Terbatas

Perlindungan pemerintah

Tidak ada

√ Tinggi

Rin

tang

an u

ntuk

mas

uk

Hasil pengalaman Tidak penting

√ Penting

Asset Specialization Tinggi √ Rendah Biaya penutupan usaha

Tinggi √ Rendah

Strategic interrelationship

Tinggi √ Rendah

Rintangan emosional Tinggi √ Rendah

Rin

tang

an u

ntuk

kel

uar

Pembatasan pemerintah dan masyarakat

Tinggi √

Rendah

Jumlah pesaingan yang berimbang

Banyak √ Sedikit

Perkembangan industri terhadap sesama industri

Pelan √

Cepat

Biaya tetap Tinggi √ Rendah Fitur produk Umum √ Khusus Peningkatan kapasitas Kecil √ Besar Variasi pesaing Tinggi √ Rendah Pe

rsai

ngan

ant

ar in

dust

ri

Strategi Kerugian Tinggi √ Rendah Keterangan : STM = Sangat Tidak Menarik KM = Kurang Menarik N = Netral CM = Cukup Menarik SM = Sangat Menarik

Page 25: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

58

STM KM N CM SM Jumlah pembeli utama Sedikit √ Banyak Tersedianya barang pengganti Banyak √ Sedikit

Biaya pengganti pembeli Rendah √ Tinggi

Ancaman pembeli dalam mengendurkan hubungan

Tinggi

√ Rendah

Ancaman industri dalam meningkatkan hubungan

Rendah √

Tinggi

Kontribusi kualitas atau jasa terhadap produk pembeli

Besar

Rendah

Total biaya pembeli terhadap industri Besar √ Kecil

Kek

uata

n pe

mbe

li

Tingkat keuntungan pembeli Rendah √ Tinggi

Jumlah pemasok utama Sedikit √ Banyak

Tersedianya barang pengganti Rendah √ Tinggi

Nilai penganti terhadap barang pengganti

Tinggi

Rendah

Ancaman pemasok dalam meningkatkan hubungan

Tinggi

Rendah

Ancaman industri dalam mengendurkan hubungan

Rendah

Tinggi

Kontribusi pemasok terhadap kualitas atau jasa produk industri

Tinggi √

Rendah

Total biaya pemasok terhadap industri Besar √ Kecil

Kek

uata

n pe

mas

ok

Kepentingan indusri terhadap keuntungan pemasok

Kecil

Besar

Keterangan : STM = Sangat Tidak Menarik KM = Kurang Menarik N = Netral CM = Cukup Menarik SM = Sangat Menarik

Page 26: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

59

STM KM N CM SM Ketersediaan barang pengganti yang mirip

Besar √ Kecil

Biaya pengganti pengguna

Rendah √ Tinggi

Tingkat keuntungan dan agresifitas barang pengganti

Tinggi √

Rendah

Ket

erse

diaa

n ba

rang

pe

ngga

nti

Harga barang pengganti

Tinggi √ Rendah

Perlindungan industri Tidak ada √ DiberikanPeraturan industri Tidak ada √ DiberikanKonsistensi kebijaksanaan

Rendah √ Tinggi

Pajak bea cukai Terbatas √ Tidak terbatas

Perputaran mata uang Terbatas √ Tidak terbatas

Kepemilikan mata uang asing

Terbatas √ Tidak terbatas

Pera

n pe

mer

inta

h

Ketersediaan bantuan untuk pesaing

Perlu √ Tidak perlu

Keterangan : STM = Sangat Tidak Menarik KM = Kurang Menarik N = Netral CM = Cukup Menarik SM = Sangat Menarik

Page 27: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,
Page 28: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

61

3.3.2 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan tahap kedua dalam menggambarkan strategi

perusahaan. Pada analisis ini, kita menganalisis strategi terhadap dua lingkungan yang

paling berpengaruh yaitu: lingkungan internal perusahaan dan lingkungan eksternal

perusahaan. Lingkungan internal perusahaan dilihat berdasarkan kekuatan dan

kelemahan, sedangkan lingkungan eksternal perusahaan dilihat berdasarkan peluang dan

ancaman. Ke-empat faktor ini mempunyai pengaruh masing-masing terhadap strategi

yang akan diterapkan perusahaan.

Analisis ini sangat membantu perusahaan dalam menentukan strategi yang akan

dibuat maupun dikembangkan, selain memberikan pertimbangan secara eksternal,

analisis ini juga memberikan pertimbangan secara internal. Hal ini membuat perusahaan

lebih terfokus dalam mengembangkan kekuatan, mengatasi kelemahan, memanfaatkan

peluang, dan menghadapi ancaman. Dengan perancangan strategi yang benar dan

penerapan yang baik diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.

3.3.2.1 Analisis Internal Perusahaan

Strength (Kekuatan)

1. Modal

Modal menjadi peran penting agar setiap perusahaan tetap berdiri dan mampu

bersaing dengan perusahaan lainnya. Pada industri migas kebutuhan modal sangat besar,

baik dalam menjalankan operasional sehari-hari maupun investasi peralatan. Meskipun

keuntungan yang diperoleh sangat besar juga, namun perputaran modal cenderung

lambat. Tidak setiap proyek yang dilakukan dapat memberikan tingkat pengembalian

yang diharapkan dan waktu pengembalian sangat panjang.

Page 29: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

62

MedcoEnergi sudah berdiri sejak tahun 1980-an, dengan pengalamanan dan

kesuksesan yang diperoleh membuat perusahaan ini banyak menerima proyek besar.

Berbagai proyek yang telah ditangani dengan baik membuktikan perusahaan ini

bermodal kuat dan perputarannya stabil.

2. Lahan Pertambangan

Bagi beberapa industri produksi, mempunyai bahan baku terbaik dengan harga

menjanjikan juga menjadi pertimbangan kekuatan. Begitu juga industri migas, lahan

pertambangan migas merupakan hal yang sangat penting dalam industri. Apabila sebuah

blok atau lahan memiliki hasil produksi migas yang berkualitas dan sangat banyak tentu

akan menjadi kekuatan yang perlu diperhitungkan. MedcoEnergi merupakan perusahaan

energi lokal yang mempunyai lahan pertambangan migas terbesar di Indonesia.

Kesuksesan mereka dilihat dari penemuan ladang migas Kaji, di Sumatera, yang

dianggap sebagai penemuan minyak terbesar se-Asia di tahun 1990-an.

3. Fasilitas

MedcoEnergi selalu memberikan fasilitas terbaik yang bisa mereka berikan

terhadap karyawan mereka, baik dari teknologi maupun pendidikan. MedcoEnergi sadar

dibalik investasi yang besar tentu berisiko besar, maka setiap karyawan haruslah

dilengkapi dengan berbagai peralatan yang dapat membantu dan mengoptimalkan

kinerja mereka.

Setiap karyawan dikantor diberikan fasilitas seperti komputer, alat komunikasi,

perpustakaan, sampai dengan fasilitas pendukung seperti makanan kecil untuk

meningkatkan kenyamanan bekerja.

Fasilitas aplikasi dan teknologi jaringan sangat mendukung para karyawan yang

membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam mengerjakan pekerjaan mereka.

Page 30: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

63

Pembagian jaringan juga telah dirancang setepat mungkin agar keamanan data maupun

informasi terjaga dengan baik.

4. Memiliki SDM yang berkualitas

Modal besar, lahan berlimpah, fasilitas dan teknologi terbaik tentu tidak akan

berfungsi dengan optimal apabila tidak ada sumber daya yang mampu mengelola dengan

baik. SDM merupakan faktor penunjang kesuksesan terpenting dalam suatu perusahaan.

MedcoEnergi telah memperkerjakan hampir 4.000 orang yang berpengalaman

dibidangnya, baik dilapangan maupun dikantor. Pembagian tugas dan tanggung jawab

yang sangat jelas dan menyeluruh, sangat membantu para karyawan dalam mengerjakan

tugas mereka. Berbagai pelatihan dan pengembangan kepribadian dan kerjasama

dilakukan untuk menambah pengetahuan karyawan. Lingkungan yang tercipta juga

sangat harmonis. Proyek-proyek yang membutuhkan kerjasama antar divisi membuat

hubungan dan komunikasi antar divisi semakin erat.

Weakness (Kelemahan)

Disamping kekuatan-kekuatan yang ada terdapat pula kelemahan yang dimiliki

oleh MedcoEnergi, yaitu :

1. Dokumentasi laporan tiap daerah tidak lengkap dan aplikasi yang

mendukung dokumentasi kurang sempurna

Industri pertambangan migas selalu memiliki kesamaan kelemahan yaitu jarak

antara daerah pertambangan dengan kantor operasional berjauhan. Hal ini membuat alur

dokumentasi laporan terhambat. Jalur komunikasi yang dibuat membantu komunikasi

antara lapangan dan kantor lebih mudah, hanya aplikasi dokumentasi laporan kurang

sempurna dan terlebih laporan masih banyak yang dilakukan secara manual. Meskipun

Page 31: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

64

beberapa laporan diketik melalui komputer, laporan tersebut tetap harus dicetak untuk

disetujui dan ditanda tangani dan hanya laporan yang dicetak dan sudah disetujui yang

akan didokumentasikan. Banyak sekali knowledge dan laporan yang tidak

terdokumentasi, hal ini membuat karyawan sulit untuk mencari knowledge yang mereka

butuhkan. Aplikasi pencarian dokumentasi dan laporan tidak membantu banyak, karena

laporan lebih diutamakan dalam dokumentasi secara kertas. Hal ini membuat pekerjaan

menjadi berulang, menghabiskan waktu, sulit untuk di share antar karyawan banyak

informasi maupun knowledge yang hilang.

2. Penguasaan teknologi masih rendah

Kesulitan dalam mencari tenaga kerja baru memaksa perputaran regenerasi

karyawan menjadi lambat. Para karyawan utama (senior) tidak mampu mengimbangi

karyawan yang jauh lebih mudah untuk memahami teknologi baru, sedangkan

MedcoEnergi selalu berupaya mendapatkan teknologi terbaru dan terbaik agar dapat

mendukung pekerjaan para karyawan khususnya bagi karyawan yang membutuhkan

kecepatan serta ketepatan dalam melakukan tugas-tugasnya.

Untuk menguasai teknologi yang baru, karyawan senior membutuhkan waktu

yang lebih lama untuk belajar, dan tidak semua karyawan senior mampu

mengoptimalkan teknologi yang diberikan. Ada pula beberapa karyawan senior yang

secara tegas menolak untuk menggunakan teknologi terbaru karena dinilai merepotkan.

Hal ini tentu menghambat komunikasi antar karyawan ketika kecepatan dan ketepatan

informasi sangat dibutuhkan.

Page 32: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

65

3. Budaya kerja

Tidak semua karyawan dapat dan sudah menggunakan sistem kerja yang baru.

Hal ini menyebabkan akan ada 2 sistem kerja, tentu hal ini membuat kinerja perusahaan

menjadi terhambat. Permasalahan bertambah besar ketika beberapa karyawan senior

lebih memilih membuat laporan secara manual. Sistem baru ditolak karena dianggap

tidak mampu bekerja lebih fleksibel daripada manual dan ada beberapa laporan yang

tetap harus dikerjakan secara manual.

Saat ini perusahaan harus mendokumentasi ulang setiap laporan yang masih

manual. Hal tersebut dilakukan karena setiap laporan yang dibuat oleh para karyawan

senior memiliki nilai knowledge tinggi. Hal ini cukup merepotkan dan merugikan

perusahaan mengingat pengulangan pekerjaan memakan biaya dan waktu tidak sedikit,

sedangkan knowledge yang dihasilkan para pekerja senior sangat membantu dalam

menyelesaikan masalah dan membantu perancangan proyek mendatang. MedcoEnergi

sadar, bahwa dengan sistem pendokumentasian yang baik akan banyak membantu

perusahaan untuk berkembang.

Page 33: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

66

3.3.2.2 Analisis Eksternal Perusahaan

Opportunities (Peluang)

Berikut adalah peluang yang dimiliki oleh MedcoEnergi, yaitu :

1. Potensi pasar yang besar

Migas merupakan sumber energi terbesar yang paling banyak digunakan. Banyak

industri yang memanfaatkan migas sebagai bahan baku mereka. Permintaan akan

kebutuhan migas selalu meningkat dari tahun ke tahun, hal ini membuat harga jual

migas terus meningkat. Banyak sumber energi baru mulai diproduksi, namun belum ada

sumber energi yang dapat mengantikan peran migas secara menyeluruh, ada biaya

penggantinya. Hal-hal inilah yang membuat industri minyak banyak diminati.

2. Lokasi potensial

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan setiap daerah yang memiliki

kekayaan alam yang berbeda-beda, banyak diantaranya berupa migas. Hal ini membuat

banyak perusahaan migas lokal maupun internasional tertarik untuk berinvestasi. Lahan-

lahan yang dikelola oleh MedcoEnergi merupakan lahan yang berpotensi menghasilkan

migas. Lahan–lahan yang telah berproduksi dinilai memiliki investasi yang lama dan

besar bagi perusahaan.

Kini berbagai negara telah menjalin kerjasama dengan MedcoEnergi untuk

mengelola migas dinegara mereka. Banyak perusahaan lokal yang belum mampu

bekerjasama dengan negara lain. Hal ini membuat peluang tersendiri bagi MedcoEnergi

untuk bersaing dengan berbagai perusahaan besar migas internasional.

Page 34: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

67

3. Regulasi pertambangan

Pemerintah memiliki peraturan yang sangat mengikat perusahaan migas lokal,

yaitu pemerintah merupakan satu-satunya konsumen atau pembeli hasil produksi migas.

Hal ini dinilai sangat mengikat bagi industri migas, namun pemerintah juga memberikan

keuntungan yang sangat besar. Pemerintah memberikan jaminan dimana pemerintah

akan mengganti 60% - 100% dari biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh perusahaan

pertambangan migas, baik proyek itu berproduksi maupun tidak. Untuk proyek yang

berproduksi, pemerintah juga memberikan keuntungan bagi hasil sesuai dengan

perjanjian yang disetujui. Pemerintah juga memberikan bantuan berupa pembebasan

lahan proyek serta bantuan untuk berkomunikasi dengan masyarakat sekitar.

Threat (Ancaman)

Adapun ancaman yang dapat mengganggu MedcoEnergi dalam menjalankan

bisnisnya, yaitu :

1. Kondisi lahan pertambangan

Pemerintah memberikan bantuan dalam membebaskan lahan, tetapi kesulitan

untuk mengapai lahan pertambangan adalah hal yang lain. Alam memberikan tantangan

tersendiri ketika kita harus mengelola kekayaan alamnya. Lahan pertambangan migas

selalu menjadi kesulitan tersendiri, terkadang ada yang mudah digapai tetapi sulit untuk

dikelola. Ada juga yang sulit digapai tetapi mudah untuk dikelola. Kesulitan untuk

menggapai lahan pertambangan menciptakan berbagai kesulitan dari pengiriman

peralatan dan pasokan operasional, pengiriman hasil produksi minyak, pemasangan pipa

minyak dan risiko tingkat kerja meningkat. Hal ini membuat waktu, tenaga dan biaya

terbuang sia-sia.

Page 35: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

68

2. Kondisi cuaca

Pertambangan migas selalu dilakukan di tempat terbuka. Hal ini membuat

perusahaan berhadapan langsung dengan berbagai kondisi cuaca. Ini tentu menjadi

ancaman pada bagian logistik, ditambah daerah yang sulit digapai memberikan kesulitan

lebih. Hujan yang deras pada daerah tertentu juga dapat menggangu proses pengeboran

maupun produksi minyak. Jika perusahaan tidak mampu mengatasi gangguan alam, hal

ini tentunya akan menggangu proses produksi dan akan kehilangan banyak waktu dan

biaya.

3. SDM yang memahami dan berpengalaman dalam bidang ini masih sedikit

Mencari tenaga kerja baru yang ahli dalam bidang pertambangan migas cukup

sulit, hal ini membuat perusahaan sulit untuk menambah daerah pertambangan. Ada

usaha dari perusahaan untuk menyewa tenaga asing, namun dinilai terlalu berlebihan

karena biaya dan waktu yang dikeluarkan sangat banyak. Tenaga asing membutuhkan

pelatihan dan penyesuaian budaya. Selain itu juga memakan biaya besar dan fasilitas

yang bervariasi.

4. Peralatan sulit didapat

Peralatan yang digunakan perusahaan ini banyak didapat dari luar negeri.

Indonesia dinilai belum mampu untuk memproduksi alat-alat berat pertambangan migas

secara kompetitif. Kesulitan dalam mencari peralatan lebih murah dan mudah didapat

menjadi kendala yang menghambat pekerjaan. Hal ini terkadang menghambat pekerjaan

ditambah pengiriman barang sering tertunda karena peraturan pemerintah mengenai

import barang cukup merepotkan. Adanya peraturan pemerintah yang lebih

mengutamakan pembelian peralatan dari dalam negeri membuat perusahaan kesulitan

Page 36: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

69

mencari pemasok, meskipun terpenuhi mutu dan kemampuan terkadang tidak sesuai

dengan kebutuhan di lapangan.

5. Peraturan pertambangan migas

Industri pertambangan migas merupakan industri yang memiliki risiko kerja

tinggi dengan efek samping yang besar pula. Sangat besar kemungkinan industri migas

menggangu bahkan merusak alam bahkan ekosistem sekitar. Oleh karena itu, pemerintah

membuat berbagai peraturan, baik dari penanggulangan limbah sampai penutupan

daerah yang sudah tidak berproduksi.

Pemerintah memberikan jaminan pengantian biaya produksi setiap proyek yang

telah disetujui. Namun hal ini tidak sepenuhnya selalu dilakukan. Pemerintah juga

memberikan batas renggang toleransi, apabila perusahaan dinilai tidak memberikan hasil

produksi yang menguntungkan, pemerintah dapat memberi hukuman bahkan mencabut

kerjasama dengan perusahaan tersebut. Hal ini tentu akan sangat merugikan dan

mengancam semua perusahaan migas lokal.

6. Energi pengganti mulai diproduksi

Hal lain yang menjadi ancaman bagi industri migas adalah adanya pengganti

sumber energi yang akan menggantikan peran migas. Meskipun peran migas dinilai

masih terlalu kuat dan sulit digantikan, banyak pihak sadar bahwa peran migas sebagai

sumber energi terbesar namun tidak mudah untuk diperbaharui. Peran migas pasti akan

tergantikan, namun tidak akan dalam waktu yang dekat. Meskipun industri migas tidak

dapat mengatasi ancaman ini, namun ancaman ini dinilai tidak penting dan sangat wajar.

Page 37: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

70

3.3.2.3 Perancangan Strategi Berdasarkan SWOT

Berdasarkan analisis SWOT diatas maka dapat dibuat pemetaan strategi

perusahaan. Pemetaan ini dilihat pada tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.2 Pemetaan Strategi Berdasarkan SWOT

Lingkungan Internal

Lingkungan External

Kekuatan (S)

1. Modal

2. Lahan Pertambangan

3. Fasilitas

4. SDM yang berkualitas

Kelemahan (W)

1. Dokumentasi laporan tiap

daerah tidak lengkap dan

aplikasi yang mendukung

dokumentasi kurang sempurna

2. Penguasaan teknologi masih

rendah

3. Budaya kerja

Peluang (O) Strategi SO Strategi WO

1. Potensi pasar yang besar

2. Lokasi potensial

3. Regulasi pertambangan

• Menjalin kerjasama

Internasional untuk mengembangkan lahan - lahan pertambangan baru.

• Membudayakan penggunaan teknologi untuk mendukung peningkatan kinerja dan komunikasi antar karyawan.

• Melakukan penelitian untuk menemukan area pertambangan yang lebih berpotensi.

• Mengembangkan aplikasi

pendukung yang saling berhubungan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu agar dapat meningkatkan komunikasi

• Mengembangan aplikasi untuk mengelola dokumentasi dan kebutuhan data, informasi maupun knowledge perusahaan.

• Merancang jaringan knowlegde untuk memudahkan pencarian informasi dan knowledge

Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT

1. Kondisi lahan pertambangan

2. Kondisi cuaca

3. SDM yang memahami dan

berpengalaman dalam bidang

ini masih sedikit

4. Peralatan sulit didapat

5. Peraturan pertambangan

6. Energi pengganti mulai

diproduksi

• Memperbaiki jalan, membuat

jalur alternatif, ataupun menciptakan jalur pipa menuju plant terdekat.

• Membuka peluang kerjasama dengan pemasok baru untuk mendapatkan informasi teknologi terbaru.

• Mengembangkan komunikasi dengan divisi Supply Chain agar pengiriman tidak tertunda.

• Membuat Perancangan

pelatihan master-apprentice • Merancang pelatihan dan

proyek yang melibatkan kerjasama dan komunikasi antar divisi

• Meningkatkan dan mengembangkan budaya self improvement dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi maupun perpustakaan

Page 38: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

71

3.3.2.4 Strategi yang diambil

1. Strategi SO yang diturunkan:

Membudayakan penggunaan teknologi untuk mendukung peningkatan

kinerja dan komunikasi antar karyawan.

Melakukan penelitian untuk menemukan area pertambangan yang lebih

berpotensi.

2. Strategi WO yang diturunkan:

Mengembangkan aplikasi pendukung yang saling berhubungan tanpa dibatasi

oleh ruang dan waktu agar dapat meningkatkan komunikasi

Mengembangan aplikasi untuk mengelola dokumentasi dan kebutuhan data,

informasi maupun knowledge perusahaan.

Merancang jaringan knowlegde untuk memudahkan pencarian informasi dan

knowledge

3. Strategi ST yang diturunkan:

Mengembangkan komunikasi dengan divisi Supply Chain agar pengiriman

tidak tertunda.

4. Strategi WT yang diturunkan:

Membuat Perancangan pelatihan master-apprentice

Merancang pelatihan dan proyek yang melibatkan kerjasama dan komunikasi

antar divisi

Meningkatkan dan mengembangkan budaya self improvement dengan

memanfaatkan fasilitas teknologi informasi maupun perpustakaan

Page 39: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

72

3.4 Knowledge Goal

3.4.1 Normative

1. Mengembangkan kebudayaan trust, openness dan share kepada karyawan agar

aspirasi dan kreativitas para karyawan dapat berkembang.

2. Menciptakan suatu keadaan dimana karyawan berada dalam sebuah komunitas

knowledge sehingga dapat tercipta budaya learning organization.

3.4.2 Strategic

1. Menjadikan knowledge sebagai pendukung utama dari setiap kegiatan

perusahaan dan dapat digunakan dalam menunjang strategi perusahaan dalam

mencapai visi dan misi.

2. Setiap kegiatan perusahaan memiliki standarisasi dokumentasi knowledge agar

setiap knowledge dapat disebarkan secara luas dan memudahkan untuk

pencarian.

3.4.3 Operasional

1. Jaringan knowledge yang dirancang dapat memudahkan pencarian knowledge

yang diinginkan, serta narasumber sebagai mentor.

2. Knowledge dapat dijadikan sebagai dasar untuk merancang dan mengembangkan

pelatihan pegawai.

3. Menghindari terjadinya pengulangan pekerjaan dan kesalahan dalam

menyelesaikan masalah sehingga kinerja para karyawan lebih optimal.

4. Dapat digunakan sebagai dasar maupun referensi pekerjaan maupun simulasi.

Hal ini juga dapat menciptakan budaya self learning kayawan dalam

menyelesaikan setiap masalah.

Page 40: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

73

Tabel 3.3 Pemetaan Knowledge Goals

Strategi Perusahaan Knowledge Goals

1. Membudayakan penggunaan teknologi untuk mendukung peningkatan kinerja dan komunikasi antar karyawan

Normative Goals

Operational Goals

Strategic Goals

2. Melakukan penelitian untuk menemukan area pertambangan yang lebih berpotensi

3. Mengembangkan aplikasi pendukung yang saling berhubungan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu agar dapat meningkatkan komunikasi

4. Mengembangan aplikasi untuk mengelola dokumentasi dan kebutuhan data, informasi maupun knowledge perusahaan

5. Merancang jaringan knowlegde untuk memudahkan pencarian informasi dan knowledge

6. Mengembangkan komunikasi dengan divisi Supply Chain agar pengiriman tidak tertunda

Membuat Perancangan pelatihan master-apprentice

8. Merancang pelatihan dan proyek yang melibatkan kerjasama dan komunikasi antar divisi

9. Meningkatkan dan mengembangkan budaya self improvement dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi maupun perpustakaan

A. Mengembangkan kebudayaan trust, openness dan share kepada karyawan agar aspirasi dan kreativitas para karyawan dapat berkembangB. Menciptakan suatu keadaan dimana karyawan berada dalam sebuah komunitas knowledge sehingga dapat tercipta budaya learning organization

A. Menjadikan knowledge sebagai pendukung utama dari setiap kegiatan perusahaan dan dapat digunakan dalam menunjang strategi perusahaan dalam mencapai visi dan misi

B. Setiap kegiatan perusahaan memiliki standarisasi dokumentasi knowledge agar setiap knowledge dapat disebarkan secara luas dan memudahkan untuk pencarian

A. Jaringan knowledge yang dirancang dapat memudahkan pencarian knowledge yang diinginkan, serta narasumber sebagai mentor

B. Knowledge dapat dijadikan sebagai dasar untuk merancang dan mengembangkan pelatihan pegawai

A. Menghindari terjadinya pengulangan pekerjaan dan kesalahan dalam menyelesaikan masalah sehingga kinerja para karyawan lebih optimal

B. Dapat digunakan sebagai dasar maupun referensi pekerjaan maupun simulasi. Hal ini juga dapat menciptakan budaya self learning kayawan dalam menyelesaikan setiap masalah

Page 41: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

74

3.5 Analisis Knowledge Divisi Petroleum Engineering

Analisis Knowledge perusahaan divisi Petroleum Engineering dipecah menjadi 2

kategori yaitu secara struktur (structural) perusahaan dan operasi fungsional (functional)

perusahaan. Dalam setiap kategori terdapat 2 jenis knowledge yaitu tacit dan explicit

knowledge.

3.5.1 Struktural Tacit Knowledge

1. Perubahan langkah kerja

Ketika berada dilapangan alur kerja sering kali tidak berjalan sesuai dengan

ketentuan. Berbagai penyesuaian harus dilakukan agar pekerjaan bisa tetap berjalan.

Untuk melakukan penelitian, beberapa sample tanah dan batu-batuan sering dibawa dan

dilaporkan terlebih dahulu ke kantor pusat untuk penelitian lebih mendetail. Tidak selalu

proses kerja berlangsung seperti seharusnya, apabila waktu dan keadaan terlalu sempit,

bagian Geologies melakukan penelitian langsung dilapangan sedangkan hanya laporan

penelitan yang dikirimkan ke kantor pusat. Perubahan langkah kerja berlaku juga apabila

lahan telah terbukti mampu memproduksi migas, terkadang proses penelitian awal

dilewatkan divisi Exploration dan Reservoir Development, bahkan dilakukan seperlunya

saja. Divisi Drilling terkadang ikut membantu sejak awal proyek apabila lahan migas

terlalu sulit untuk dijangkau atau proyek dinilai dapat berproduksi. Para pekerja

dilapangan yang sudah berpengalaman sudah terbiasa dan mengerti bahwa dalam

kondisi tertentu perubahan langkah kerja harus dilakukan agar tidak memakan biaya dan

waktu terlalu lama.

Page 42: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,
Page 43: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

76

batuan serta hasil analisis structure and stratigraphy dan petrography. Ketiga bahan ini

dapat memberikan hasil penelitan yang lebih meyakinkan dan kuat dibandingan proses

penelitan pertama (pencarian lahan). Apabila penelitan yang kedua ternyata memberikan

hasil yang positif, maka proses pengeboran sebenarnya akan dilakukan. Reservoir

Development dan bagian Geologies memberikan hasil analisis lapisan tanah yang

mereka dapat serta titik-titik sumur yang akan digali pada divisi Drillling. Ketiga divisi

ini saling berkerjasama dalam merancang posisi dan letak sumur yang akan digali. Hasil

penggalian yang dilakukan oleh divisi Drilling dilaporkan dalan bentuk LOG analisis

yang akan dipergunakan oleh divisi Reservoir Study Group dan bagian Geologies untuk

penelitian.

2. Proses Pembangunan Infrastructure dan Produksi

Setelah hasil LOG analisis diberikan, bagian Geologis dan Reservoir Study

Group menggunakan hasil LOG analisis untuk menentukan kedalaman dan lapisan tanah

yang dapat menghasilkan migas. Sample dari sumur diambil lalu dipelajari dan diteliti,

sedikitnya ada 8 study yang dilakukan sebelum memberikan kepastian sumur dapat

memprodusi migas. Hasil study berupa analisis Reservoir Study, Oil Study, Bubble

Point, Water Analysis, Gas Study, dan Pressure Volume Temperature (PVT). Hasil

analisis dapat menujukan jumlah produksi, kualitas, posisi dan keadaan migas. Surface

Engineering dalam merancang jalur pipe line akan dibantu oleh Geologies dan Reservoir

Development sehingga rancangan pipe line tidak menutupi jalur sumur dan berada pada

lapisan yang berbahaya. Jika infrastructure dan jalur pipa telah tersedia, bagian Well

Production Surveilance akan mengawasi proses pengambilan migas.

Page 44: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

77

ReservoirStudy Group

Geologies

Study

Hasil Study

Infrastructure

Pipe Line

SurfaceEngineerng

Pemasangan PipeLine

Sumur

Pumping

Well Production Surveillance

Production Improvement and

Studies Group

Simulasi

Perancangan Simulasi

Study

Production Report

PengawasanProduction

Perancangan dan

Pembangunan

Menyerahkan Hasil Analisa Study

Menyerahkan Production

Report

Blue PrintPipe Line

- Bottom hole Pressure - Reservoir Study- Bubble Point - Water Analysis- Gas Study - Pressure Volume Temperature- Oil Study

Gambar 3.5 Proses Pembangunan Infrastructure dan Produksi

Setiap perkembangan produksi akan dicatat dalam production report dan

dilaporkan ke Production Improvement and Studies Group. Apabila produksi migas

sudah mengalami penurunan, bagian Production Improvement and Studies Group

dengan memanfaatkan hasil study akan melakukan simulasi untuk mendapatkan teknik

agar dapat meningkatkan produksi. Selama sumur dinilai masih berproduksi, maka

proses simulasi akan terus dilakukan hingga sumur dinilai tidak produktif lagi atau

terlalu berbahaya untuk tetap diproduksi. Setiap analisis, study, laporan maupun blue

print akan dilaporkan ke Administration Group. Administration Group bertugas untuk

Page 45: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

78

menyimpan, mengelola, maupun mendokumentasikan setiap analisis, study, laporan

maupun blue print sehingga dapat dipergunakan kembali.

Tujuan utama dari kegiatan struktural adalah mendapatkan gambaran tentang

keadaan lapisan Reservoir beserta kandungan migas secara menyeluruh dan sistematis

berdasarkan perhitungan matematis untuk mendapatkan solusi.

3.5.3 Functional Tacit Knowledge

1. Knowledge pencarian lahan dan penelitian sumur

Pencarian lahan dilapangan sangat sulit untuk dilakukan. Setiap daerah memiliki

keunikan dan kesulitan tersendiri. Pencarian lokasi serta lapisan tanah yang tepat

membutuhkan keahlian, pengalaman serta bantuan teknologi. Dalam pencarian lahan

karyawan diberikan pengarahan mengenai lokasi dan keadaan lingkungan. Selama

proses pencarian dan penelitian sumur berlangsung, para karyawan senior memberikan

pengarahan, masukan, pengalaman, hingga cara meneliti. Pada setiap divisi Geologies,

Reservoir dan Exploration, mendapatkan cara menghitung, membuat, membaca jenis-

jenis laporan seperti: seismic, well log, geologies map (isopach dan isoporosity),

volumetric oil, core analysis, memposisikan lapisan reservoir secara koordinat maupun

kedalaman, hingga menentukan jenis variabel (batu-batuan dan tanah) dari para senior.

Hal ini dilakukan secara spontan dan jarang terdokumentasikan. Para karyawan lapangan

menganggap knowledge ini sebagai pengalaman kerja. Selain mendapatkan pengarahan,

para karyawan juga dapat melakukan penelitan secara pribadi, hal ini sering menjadi

informasi maupun knowledge tambahan yang tidak terdokumentasikan tetapi sering di

share sesama karyawan.

Page 46: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

79

2. Knowledge pembangunan infrastructure dan produksi

Hasil penelitan study merupakan knowledge tacit terbanyak pada divisi

Petroleum Engineering. Setiap study memiliki kebutuhan informasi, pengetahuan dan

pengalaman yang berbeda. Meski study yang dilakukan memiliki variable (batu-batuan

dan tanah) yang hampir sama, namun hasil perhitungan dan pertimbangan bisa berbeda.

Pada study ini pengalaman dan pengetahuan pribadi serta group sangat berperan penting.

Pada divisi Surface Engineering perancangan dan pemasangan pipe line membutuhan

pengalaman dan kerjasama yang baik. Pemasangan dirancang sebaik mungkin agar tidak

berada dalam posisi yang berbahaya dan menyulitkan untuk dicari. Tata cara

penanganan dan pencarian pipa-pipa bermasalah juga menjadi knowledge yang patut

didokumentasikan.

Well Production harus bekerjasama dengan Well Development melakukan

perhitungan matematis untuk mendapatkan knowledge titik penurunan produksi.

Sedangkan hasil study yang dihasilkan oleh para peneliti akan sangat membantu Well

Development dalam melakukan perhitungan simulasi peningkatan produksi. Semua

knowledge yang dikeluarkan oleh para karyawan tidak terdokumentasikan dengan baik,

meskipun langkah kerja dicatat tetapi prakiraan, hipotesis, konsep perhitungan hingga

alasan dan pertimbangan keputusan diambil tidak dicatat. Ini merupakan knowledge

yang berharga tetapi tidak disadari.

3. Knowledge komunikasi antar divisi

Pada pencarian lahan dan penelitian sumur, divisi Petroleum Engineering sering

bekerjasama dengan divisi lainnya. Percampuran antar divisi juga membuat kesulitan

tersendiri dalam berkomunikasi. Setiap divisi memiliki bahasa tersendiri ketika

Page 47: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

80

menghadapi situasi maupun kondisi yang sama. Para karyawan akan memiliki

knowledge standarisasi bahasa yang tidak diajarkan apabila mereka telah bekerjasama

antar divisi. Bagi karyawan yang tidak pernah bekerjasama antar divisi akan mengalami

kesulitan pada awal berkomunikasi

3.5.4 Functional Explicit Knowledge

1. Dokumentasi hasil penelitian, study, simulasi, notulen rapat dan strategi

Dalam mengerjakan proyek, setiap kegiatan maupun laporan dicatat. Sebagian

dari proyek ada yang berhasil, gagal maupun dihentikan. Namun tidak semua kegiatan

dalam sebuah proyek terdokumentasikan dengan baik dan lengkap. Beberapa kegiatan

yang penting harus selalu terdokumentasikan seperti: hasil penelitian, study, simulasi

dan notulen rapat. Dokumen inilah yang dijadikan sebagai informasi maupun knowledge

karena nantinya akan digunakan oleh divisi lain untuk dimanfaatkan dan dikembangkan

untuk meningkatkan produksi.

Notulen rapat digunakan sebagai panduan maupun strategi dalam pelaksanaan

setiap kegiatan. Notulen rapat berisi hasil keputusan, waktu rapat, tujuan rapat, tempat,

pelaksana, status hasil rapat, tugas dan tanggung jawab. Terkadang rapat yang

berlangsung dilapangan berlangsung cepat sehingga hasil keputusan rapat jarang

terdokumentasikan dengan baik dan lengkap karena hanya dalam bentuk catatan.

Hampir setiap dokumen yang ada tidak memiliki standar identitas

pengelompokan yang baik sehingga sulit dalam melakukan pencarian. Hal ini

mengurangi minat karyawan yang ingin mencari referensi dari dokumentasi proyek yang

pernah dilakukan.

Page 48: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

81

2. Perpustakaan

Buku-buku yang ada diperpustakaan dapat digunakan sebagai informasi dan

pengetahuan. Para karyawan sering menggunakan fasilitas ini ketika melakukan

penelitian. Jenis buku yang tersedia diperpustakaan sangat beragam mengingat

kebutuhan pengetahuan karyawan bervariasi dan luas. Perpustakaan tidak hanya

menyediakan buku, karyawan diberikan pilihan untuk memilih pembelajaran sesuai

keinginan dengan menggunakan teknologi seperti CD-ROM, e-learning, dan internet.

Karyawan diperbolehkan untuk membaca, menggunakan dan meminjam buku maupun

fasilitas yang diberikan oleh perpustakaan. Perpustakaan dapat dikatakan sebagai

knowledge para karyawan karena sering digunakan sebagai panduan dan pengetahuan

dalam penelitian maupun study proyek.

3. Informasi mengenai lahan baru

Mencari sumber migas sangat tidak mudah dan berisiko tinngi. Ketepatan

informasi mengenai lahan baru sangat berpengaruh. Lahan baru bisa diperoleh melalui

penelitian, tawaran kerjasama, BPMIGAS dan proyek lama. Tidak setiap proyek selalu

berhasil, beberapa proyek sering mengalami kegagalan dan terkadang dihentikan.

Beberapa proyek yang gagal bisa disebabkan salah perhitungan, melewati batas waktu,

kekurangan sumberdaya maupun peralatan dan tidak mampu berproduksi. Sebuah

proyek tidak akan dikatakan sepenuhnya gagal apabila belum dikatakan tidak mampu

berproduksi. Terkadang beberapa proyek lama yang ditunda dikaji ulang dan sering

memberikan tanggapan yang baik. Proyek-proyek seperti ini sering menjadi lahan baru

untuk dikelolah. Informasi mengenai lahan baru sangat bermanfaat, hal ini dapat

menjadi knowledge tersendiri yang perlu disimpan dan dikelola dengan baik.

Page 49: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

82

3.5.5 Behaviour

1. Seminar dan budaya sharing

Setiap 2 minggu sekali, para karyawan diberikan kesempatan untuk melakukan

seminar. Topik-topik yang diangkat berupa knowledge yang masih baru maupun yang

telah digunakan dalam proyek (study), hingga hasil rapat. Para karyawan bebas

menentukan teman dari divisi manapun yang akan membantu dalam penyusunan bahan-

bahan seminar. Perusahaan menyadari pentingnya budaya sharing dan kerjasama antar

divisi. Hal ini dapat menguatkan komunikasi dan hubungan antar divisi. Sharing dinilai

dapat meningkatkan minat dan membantu perkembangan karyawan.

2. Talk-Off

Kebebasan untuk beraspirasi dan berkembang sangat didukung penuh oleh

perusahaan. Selain diadakannya seminar, talk-off juga diadakan 2 minggu sekali, tetapi

tema yang diangkat lebih bersifat internal perusahaan dan umum. Pada sesi talk-off lebih

ditekankan pada perkembangan budaya kerja perusahaan dan pribadi karyawan.

Karyawan diberikan kebebasan untuk memberikan pendapat, usulan, maupun kritikan

baik sesama karyawan, antar divisi, hingga senior manager.

3. Vacation

Untuk membangun komunikasi yang baik membutuhkan suasana yang

mendukung. Suasana yang santai akan membawa cara pandang dan tanggapan yang

berbeda. Acara liburan bersama seperti family day hingga training day dapat membantu

meningkatkan keharmonisan antar karyawan. Berbagai permainan yang diberikan

Page 50: BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00204-SI Bab 3.pdf · berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik,

83

merupakan pelatihan tidak langsung yang membutuhkan kerjasama team, hal ini sering

menjadi awal yang baik untuk saling mengenal dan berkerjasama antar divisi.

3.6 Permasalahan yang dihadapi

1. Knowledge belum terdokumentasi dan di share dengan baik

Pada industri ini, knowledge dan pengalaman sangat berharga. Namun sangat

disayangkan tidak setiap knowledge disimpan, dikembangkan dan di-share. Hal ini

membuat perusahaan harus kehilangan suatu sumberdaya yang sangat berharga.

Tingginya risiko dan pentingnya nilai informasi membuat budaya trust dan share di

perusahaan ini sangat rendah. Hal menyebabkan perputaran knowledge menjadi

terhambat. Setiap karyawan sangat menjaga knowledge yang mereka miliki karena

perusahaan hanya menghargai karyawan yang knowledge dan pengalaman. Keterbukaan

semakin memudar, membuat terutama para karyawan baru sulit untuk berkembang dan

bertukar knowledge dan pengalaman. Mereka akan mengalami kesulitan untuk bertanya

dan mendapatkan pengarahan.

2. SDM yang berpengalaman di bidang ini masih sedikit

Perusahaan selalu mengalami kesulitan ketika mencari karyawan baru. Risiko

yang tinggi membuat perusahaan lebih tertarik untuk mencari karyawan yang lebih

berpengalaman. Dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar untuk melatih

karyawan baru menjadi berpengalaman. Pengalaman membutuhkan pelatihan

sebenarnya karena lebih bersifat tacit knowledge dan sulit untuk dikembangkan melalui

pelatihan biasa sedangkan lahan migas tidak mudah ditemukan serta berisiko tinggi.