BAB 3

49
KARYA TULIS ILMIAH STUDY REJECT ANALISIS PADA 4 INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAN SWASTA DI BANDAR LAMPUNG Disusun oleh : M. FADHILAH L. 1001007049 AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI PATRIOT BANGSA LAMPUNG 1

description

penyakit neuro

Transcript of BAB 3

KARYA TULIS ILMIAHSTUDY REJECT ANALISIS PADA 4 INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAN SWASTA DI BANDAR LAMPUNG

Disusun oleh :M. FADHILAH L.1001007049

AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI PATRIOT BANGSA LAMPUNG2013

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDewasa ini teknologi ilmu kedokteran dan khususnya di bidang radiologi sangatlah pesat.Oleh karena itu dalam menghadapi teknologi yang berkembang pesat saat ini dibutuhkan pula sumber daya manusia yang professional, dalam bidang radiologi adalah seorang radiografer yang cekatan,ulet, berkompeten dan memiliki wawasan yang luas. Hal ini juga dipengaruhi oleh seiring bertambahnya kasus penyakit yang memerlukan pemeriksaan yang lebih intensif dalam penegakkan diagnosa.Guna meningkatkan mutu pelayanan radiologi, maka disetiap rumah sakit ataupun klinik kita harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu, efektif, serta efisien yang mampu memuaskan semua pihak. Keadaan ini dapat terwujud apabila diselenggarakan oleh sumber daya yang berkualitas dan bermutu, baik dari sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana nya.

Dalam usaha pelayanan radiologi yang baik, tentunya tidak lepas dari timbulnya suatu permasalahan,hal ini dapat timbul karena adanya ketidaksesuaian kualitas sumber daya manusia terhadap sarana, prasarana dan lingkungan pelayanan radiologi.Salah satu masalah yang dapat timbul seperti reject film radiografi yang dapat menimbulkan kerugian baik dari pihak rumah sakit, pasien.Serta menambah beban kerja terhadap radiografer dan alat kerja radiologi.Dengan adanya masalah ini, maka dapat dilakukan suatu study analisa reject film radiografi di beberapa rumah sakit untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebabnya, sehingga dapat di ambil suatu kesimpulan untuk mengatasi permasalahan tersebut.beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta yang ingin di teliti yaitu Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar lampung dr.A.Tjokrodipo , Rumah Sakit Graha Husada dan Rumah Sakit Bumi Waras.Dari sini peneliti tertarik untuk membuat suatu karya tulis ilmiah yang berjudul study reject analisis pada 4 instalasi radiologi di rumah sakit pemerintah dan swasta di Bandar lampung

1.2. Rumusan MasalahRumusan masalah pada karya tulis ini adalah: bagaimana reject analisis pada 4 instalasi radiologi di rumah sakit pemerintah dan swasta dibandar lampung?

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1. Tujuan Umumuntuk mengetahui prosentase reject analisis pada tiap-tiap rumah sakit yang diteliti.

1.3.2. Tujuan Khusus1.untuk mengetahui prosentase penolakan film berdasarkan faktor-faktor penyebabnya berdasarkan respon yang ada.2. untuk mengetahui faktor penyebab penolakan film3. untuk mengetahui alasan penolakan film radiografi yang dominan1.4. Manfaat PenelitianManfaat penulisan karya tulis ini adalah :1.4.1 Bagi Penulismanfaat penulisan karya ilmiah ini bagi penulis adalah untuk menambah wawasan untuk mengetahui faktor faktor terjadinya penolakan film radiografi pada rumah sakit pemerintah dan swasta.1.4.2 Bagi Institusi ATRO Patriot BangsaMenambah pengetahuan bagi mahasiswa ATRO patriot bangsa dalam pembelajaran mengenai penolakan film radiografi di rumah sakit.1.4.3 Bagi Institusi Radiologi Di Rumah SakitDapat menambah wawasan bagi radiografer mengenai penolakan film radiografi dan dalam memanajemen pelayanan radiologi guna menanggulangi terjadi nya penolakan film radiografi.

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUANDalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuanpenelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.BAB II : TINJAUAN PUSTAKADalam bab ini mengurai tentang dasar manajemen radiologi serta aspekpenyebab terjadi nya penolakan film radiografi.BAB III : METODOLOGI PENELITIANDalam bab ini mengurai tentang konsep,definisi oprasional, desain penelitian, Lokasi penelitian, sumber data, jenis data pengolahan data dan analisa data.BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASANDalam bab ini mengurai hasil tentang peneliti dan pembahasan yang sifatnya terpadu tidak dipecah dalam satu bab judul.BAB V : PENUTUPBab ini mengurai tentang kesimpulan dan saran penulis.BAB IIKAJIAN TEORI2.1. Film Sinar-xFilm sinar-x dapat diartikan sebagai suatu bahan pencatat bayangan radiografi yang sangat peka terhadap sinar-x dan cahaya yang bahan dasarnya menggunakan perak halogen. Film sinar-x berfungsi untuk menyimpan gambaran , yang berguna sekali dalam membantu memberikan informasi diagnostic. (plaats, 1969)Film sinar-x terbagi menjadi dua dalam jumlah emulsinya yaitu: (hauss,1993)2.1.1.Film Single EmulsiJenis single emulsi atau emulsi satu lapis yang biasa digunakan untuk subtraksi dan duplikasi.film dengan jenis single emulsi disusun dengan lapisan super coat , lapisan emulsi,substratum dan alas film.

Gambar 2.1 single emulsi

2.1.2.Film Double EmulsiJenis double emulsi atau emulsi bolak-balik yang biasa digunakan untuk film radiografi. Film dengan jenis emulsi bolak-balik terdiri dari susunan lapisan supercoat, lapisan emulsi,substratum,lapisan emulsi dan supercoat. (hauss,1993)

Gambar 2.2 double emulsi.Proses terjadinya gambaran radiografi terbagi menjadi dua proses yaitu proses terjadinya bayangan laten dan proses terjadinya bayangan tampak. Proses terjadinya bayangan laten pada film rontgen yaitu, apabila objek yang kerapatannya tinggi dan ditembus sinar-x maka intensifiying screen akan memendarkan flourensensi sedikit sekali, bahkan hamper tidak ada. Sedangkan proses terjadinya gambaran tampak yaitu setelh film sinar-x dibangkitkan pada larutan pembangkit. (rasad,1998).

2.2. Teknik Memproses FilmDalam suatu proses radiografi, bagian yang terpenting adalah processing room atau kamar gelap yaitu suatu area atau tempat dilakukan pengolahan film yang telah disinar, Dimana bayangan laten pada film diubah menjadi bayangan tetap yang merupakan salah satu pendukung yang penting dalam keberhasilan proses film radiografi.Tehnik pencucian film radiografi seperti berikut: (saia,2003)1. Pembangkit gambar (developer)developer terdiri dari beberapa komposisi bahan kimia diantaranya sodium dan potassium carbonate (sebagai bahan pengaktif dan media larutan basa), hydroquinone (bahan pereduksi memberikan warna hitam), phenidone (memproduksi warna keabuan ), sodium sulfat dan cycon (mencegah oksidasi pada developer), potassium bromide (sebagai bahan anti fog), glutaraldehyde (sebagai bahan penguatan),dan air.

2. Penetapan film (fixing)Fixer pada larutan processing terdiri dari asam asetat (menetralkan residu developer), ammonium thiosulfat(mengikat perak yang tidak terekspose oleh sinar-x ) aluminum chloride (sebagai pelindung emulsi film yang telah ditetapka gambarnya), sodium sulfat (pengawet untuk cairan fixer) dan air.

3. Pembilasan dengan air (washing)Tujuan dari pembilasan adalah membersihkan sisa-sisa bahan kimia yang masih terdapat pada film setelah proses di developer dan fixer.

4. Pengeringan (drying)Tujuan dari proses pengeringan yaitu mengeringkan film setelah proses pencucian film selesai, sehingga apabila disentuh tidak meninggalkan bekas tangan.2.3. reject analisis FilmReject analisis film merupakan suatu metode untuk menentukan seberapa efektif dan konsisten dari faktor pekerja dan faktor alat dalam menghasilkan kualitas gambaran radiografi yang baik. Tujuan dilakukan nya reject analisis adalah untuk memastikan bahwa teknik radiografi dan penanganan film di tangani secara baik dan benar, serta untuk memastikan bahwa peralatan radiografi beroperasi secara baik dan konsisten dengan standar tinggi,juga untuk memastikan bahwa film radiografi digunakan untuk suatu hal yang efektif. (price,1990).Untuk menjamin kualitas mutu dalam pelayanan radiologi, perlu untuk dilakukan reject analysis. Semakin panjang periode untuk analysis ini, nilai statistik yang diperoleh juga lebih baik. (chris gunn, 2002)

reject analysis membutuhkan semua informasi dari radiografer, dibutuhkan kerjasama dalam hal ini dengan tujuan (chris gunn, 2002) :1. Untuk mencoba mengidentifikasi dari mana, dan mengapa terjadi reject2. Untuk mencoba mengurangi biaya keseluruhan instalasi radiologiBeberapa faktor yang menyebabkan film reject (chris gunn, 2002) :1. Posisi pasien2. Pergerakan pasien3. Under expose4. High expose5. Processing6. Dan lainnya (artefak,kerusakan pada pesawat)Menurut PERMENKES NOMOR:129/MENKES/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit bahwa toleransi pada reject film adalah 2%.

2.4. Penyimpanan FilmSemua tipe film harus disimpan secara baik dengan memperhatikan suhu kelembaban relative, karena penyimpanan yang tidak baik dapat mempengaruhi kualitas gambaran radiografi dan juga mempengaruhi kontrol kualitas. Maka sangat penting juga untuk mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh pabrik pembuatnya .(hauss,1993)2.4.1. Penyimpanan Film Yang Belum DiprosesFilm radiografi biasanya diperoleh dalam keadaan tertutup rapat, dibungkus dengan plastic hitam pada bagian dalamnya dan pada bagian luar dibungkus dengan kotak karton. Film harus terhindar dari sumber panas dan tersimpan dalam tempat yang kering dan dingin pada suhu antara 50 derajat F dan 70 derajat F (Chesney,1970)2.4.2. Penyimpanan Film Yang Sudah DiprosesPenyimpanan dan penanganan film yang tepat sangat penting untuk stabilitas gambaran radiografi, film radiografi yang telah diproses harus disimpan pada temperatur dan kelembaban udara yang tetap dan kering. Sirkulasi atau fentilasi udara yang baik, serta terpisah antara film yang sudah di ekspose dan yang belum agar tidak terjadi double expose (penyinaran ganda).

2.5 Kualitas GambaranRadiografi yang berkualitas merupakan sebuah faktor yang dapat memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya dalam membantu menegakkan diagnose suatu penyakit. Semakin banyak informasi yang diberikan melalui gambaran radiografi nya maka akan semakin baik kualitas radiografinya (carlton, 1992)2.6 ResolusiResolusi dapat didefinisikan sebagai :Ukuran objek terkecil atau jarak antara dua benda yang harus ada sebelum system pencitraan akan mencatat bahwa objek atau benda sebagai entitas yang terpisah.(chris gunn, 2002).

rumus reject analysis itu sendiri mencakup dua pokok, yaitu (IAEA) :

a. Untuk reject dapat dirumuskan sebagai berikut : Jumlah film reject----------------------------------- x 100%Jumlah total pemakaian film

b. Untuk persentase penyebab dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jumlah film reject dengan alasan spesifik---------------------------------- x 100% Jumlah total pemakaian film

2.7 Kerangka KonsepDalam melakukan penelitian ini dipergunakan kerangka konsep sebagai berikut :

Pengumpulan data reject film Secara observasi, wawancara dan kepustakaan.Pengolahan data menggunakan perhitungan matematikaProsentase film yang di reject/ ditolak dan Penyebab dari film yang di reject.Inputprosesoutput

Gambar 2.3 kerangka konsep2.8 definisi operasional 2.8.1 input1. pengumpulan data reject film di 4 rumah sakit pemerintah dan swasta yaitu Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar lampung dr.A.Tjokrodipo, Rumah Sakit Graha Husada, Rumah Sakit Bumi Waras.2. Pengumpulan data dilakukan secara observasi yaitu pengamatan langsung ke lapangan untuk melihat reject film.3. Pengumpulan data secara wawancara kepada pekerja radiasi yang ada di instalasi radiologi rumah sakit.4. Pengumpulan data secara kepustakaan yaitu mencari referensi atau sumber materi tentang reject analisis melalui media buku dan sarana kepustakaan lainnya.2.8.2 proses1. pengolahan data reject film yang diperoleh dari 4 rumah sakit pemerintah dan swasta yaitu Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar lampung dr.A.Tjokrodipo, Rumah Sakit Graha Husada, Rumah Sakit Bumi Waras, diolah menggunakan perhitungan matematika.

2.8.3 output1. dari hasil pengolahan data yang diperoleh, dapat mengetahui prosentase reject film pada tiap-tipa rumah sakit yang diteliti.2. dapat mengetahui alasan dominan atas terjadi nya reject film

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1. Desain PenelitianPeneitian ini menggunakan pendekatan desain deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan persentase penolakan film berdasarkan faktor penyebab penolakan tersebut.3.2. Tempat Dan WaktuPenelitian dilaksanakan di rumah sakit pemerintah dan swasta yaitu Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar lampung dr.A.Tjokrodipo, Rumah Sakit Graha Husada, Rumah Sakit Bumi Waras dan dilaksanakan pada tanggal 1 sd 30 mei 2013.3.3. Populasi Penelitian ini mengambil data pemakaian film radiografi selama satu bulan pada pemeriksaan radiografi di 4 instalasi radiologi rumah sakit pemerintah dan swasta yaitu Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar lampung dr.A.Tjokrodipo, Rumah Sakit Graha Husada, Rumah Sakit Bumi Waras3.4. SampelSampel yang digunakan adalah jumlah film x-ray yang di reject/ditolak dan diulangi dari keseluruhan pemeriksaan di instalasi radiologi.3.5. Instrument Penelitian1. Lembar kerja untuk mencatat jumlah film yang dipakai, jumlah film yang ditolak dan faktor penyebab dari penolakan film tersebut.2. Lembar analisa penolakan adalah daftar table dari rekapitulasi semua data yang dikumpulkan oleh peneliti yang kemudian dihitungdan diambil kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh tersebut dengan menggunakan perhitungan.3.6. Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data menggunakan :A. Observasiyaitu pengamatan langsung dilapangan dalam penerapan reject analysis di 4 instalasi radiologi rumah sakit pemerintah dan swasta di Bandar lampung.B. Study kepustakaanMengambil referensi-referensi yang berhubungan dengan penulisan karya tulis ilmiah ini.C. WawancaraTanya jawab kepada dokter spesialis radiologi dan radiografer mengenai analisa faktor penyebab film yang ditolak.

3.7. Pengolahan Dan Analisa DataData yang diperoleh diolah dan dianalisa secara deskriptif kuantitatif dengan perhitungan mengenai prosentase reject film berdasar kan faktor penyebabnya. Analisa yang dilakukan pada beberapa faktor penyebab di bawah ini :A. Faktor pasienB. Faktor alatC. Faktor pekerjaDan dapat dijabarkan menjadi :1. Faktor pasien mencakup:a. Pergerakan pasien(movement)b. Tidak melepas logam atau perhiasan ditubuh2. Faktor alat mencakup:a. Processingb. Kolimator yang rusakc. Tabung x-ray yang rusakd. Film artefak3. Faktor pekerja mencakup:a. Kesalahan dalam memposisikan pasienb. Pengaturan faktor eksposi high exposec. Pengaturan faktor eksposi low expose

3.8. Alur PenelitianAlur penelitian ini dapat digambaran sebagai berikut :

Semua pemeriksaan radiografi di rumah sakit pemerintahSemua pemeriksaan radiografi di rumah sakit pemerintahSemua pemeriksaan radiografi di rumah sakit swastaSemua pemeriksaan radiografi di rumah sakit swastaEvaluasi hasil gambar radiografi yang dihasilkanEvaluasi hasil gambar radiografi yang dihasilkanEvaluasi hasil gambar radiografi yang dihasilkanEvaluasi hasil gambar radiografi yang dihasilkanPemasukan dan pengolahan data penolakan berdasarkan faktor penyebab penolakanProsentase reject analysis berdasarkan faktor penyebab

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasilsetelah mengkaji latar belakang masalah kemudian didukung oleh landasan teori yang didapat, maka bab ini akan diuraikan hasil penelitian.Penelitian ini berlangsung selama satu bulan yaitu pada 1 mei sampai 31 mei 2013 di 4 instalasi radiologi rumah sakit pemerintah dan swasta yaitu Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar lampung dr.A.Tjokrodipo, Rumah Sakit Graha Husada, Rumah Sakit Bumi Waras, dalam melakukan penelitian ini penulis mendapatkan fakta bahwa peranan seorang radiografer sangatlah berpengaruh dalam mendapatkan hasil gambaran radiografi yang bertujuan untuk membantu menegakkan diagnose penyakit, data hasil penelitian dihitung prosentasenya berdasarkan jenis kesalahannya dapat dikategorikan menjadi 3 faktor yaitu:

1. Faktor pasien mencakup:a. Pergerakan pasien(movement)b. Tidak melepas logam atau perhiasan ditubuh

2. Faktor alat mencakup:a. Processingb. Kolimator yang rusakc. Tabung x-ray yang rusakd. Film artefak

3. Faktor pekerja mencakup:a. Kesalahan dalam memposisikan pasienb. Pengaturan faktor eksposi high exposec. Pengaturan faktor eksposi low expose

4.2 alat dan bahan 1. pesawat sinar x pada rumah sakit graha husadajumlah pesawat : 1 unit pesawat x-raymerek : TOSHIBAukuran film yang tersedia : 24x30 cm 35x35 cm 30x40 cmProcessing : automatic2. pesawat sinar x pada rumah sakit bumi warasjumlah pesawat : 1 unit pesawat x-raymerek : LISTEMukuran film yang tersedia : 24x30 cm 35x35 cm 30x40 cmProcessing : automatic

3. pesawat sinar x pada rsud dr.A.Tjokrodipojumlah pesawat : 1 unit pesawat x-raymerek : LISTEMukuran film yang tersedia : 24x30 cm 35x35 cm 30x40 cmProcessing : automatic4. pesawat sinar x pada rumah sakit umum abdoel moeloek jumlah pesawat : 4 unit pesawat x-raymerek : kamar 1 (DONG-A, mobile unit) kamar 2 (SIEMENS MOBILE XP HYBRID) kamar 6 (DRX-90) kamar 5 (SHIMADZU)ukuran film yang tersedia : 18x24 cm 24x30 cm 35x35 cm 30x40 cm 35x43 cmProcessing : automatic

4.3 data film rejectdata pemakaian film keseluruhan dan film reject yang diperoleh dari hasil penelitian selama bulan mei 2013 di 4 instalasi radiologi rumah sakit pemerintah dan swasta yaitu Rumah Sakit Umum dr.H.Abdoel Moeloek, RSUD kota Bandar lampung dr.A.Tjokrodipo , Rumah Sakit Graha Husada dan Rumah Sakit Bumi Waras adalah sebagai berikut :

Table diatas menjelaskan jumlah reject film pada tiap-tiap rumah sakit menurut penyebab nya dan seluruh penyebab reject dapat dikategorikan menjadi tiga faktor yaitu faktor pasien, faktor alat dan faktor pekerja.Selanjutnya dapat dibuat menjadi tabel berikut :

pada tabel ini menjelaskan tentang jumlah reject film berdasarkan kategorinya, jumlah film reject dan jumlah keseluruhan pemakaian film untuk pemeriksaan radiografi.

4.4 pembahasan4.4.1 perhitungan prosentase film rejectDari tabel-tabel diatas diketahui total film reject pada masing-masing rumah sakit, maka untuk mendapatkan prosentase film reject dapat dilakukan perhitungan matematika menggunakan formulasi seperti pada bab II, berikut uraian data reject film pada tiap rumah sakit yang diteliti :1. perhitungan prosentase film reject pada rumah sakit umum abdoel moeloek :Diketahui jumlah total film reject yaitu 126 lembar dan total pemakaian film 3154 lembar, maka dapat dirumuskan menjadi:126--------------------------------------- x 100% 3154Prosentase reject : 3,4 %

2. perhitungan prosentase film reject pada rumah sakit umum daerah dr.A.tjokrodipo Bandar lampung yaitu:

Diketahui jumlah total film reject yaitu 6 lembar dan total pemakaian film 627 lembar, maka dapat dirumuskan menjadi:6--------------------------------------- x 100 627Prosentase reject : 0,9%3. perhitungan prosentase film reject pada rumah sakit graha husada yaitu :

Diketahui jumlah total film reject yaitu 5 lembar dan total pemakaian film 400 lembar, maka dapat dirumuskan menjadi:5--------------------------------------- x 100 400Prosentase reject : 1,25%4. perhitungan prosentase film reject pada rumah sakit bumi waras yaitu:

Diketahui jumlah total film reject yaitu 6 lembar dan total pemakaian film 464 lembar, maka dapat dirumuskan menjadi:6--------------------------------------- x 100 464Prosentase reject : 1,29%

4.4.2 perhitungan prosentase film reject berdasarkan faktor penyebabnyaUntuk mengetahui prosentase film reject berdasarkan faktor nya yaitu faktor pasien,faktor alat, dan faktor pekerja maka dapat dilakukan perhitungan matematika seperti berikut :1. perhitungan prosentase film reject berdasarkan faktor penyebabnya pada rumah sakit umum abdoel moeloek yaitu :a. faktor pasien. Prosentase film reject karena faktor pasien adalah : 10Faktor pasien = --------- x 100 = 0,3% 3154b.faktor alatprosentase fim reject karena faktor alat adalah : 33Faktor alat = ---------- x 100 = 1,04%

3154c.faktor pekerjaprosentase film reject karena faktor alat adalah :

83Faktor pekerja = ----------- x 100 = 2,6 % 3154

2. perhitungan prosentase film reject berdasarkan faktor penyebabnya pada rumah sakit umu daerah dr.A.tjokrodipo Bandar lampung yaitu :a. faktor pasien.Prosentase film reject karena faktor pasien adalah : 2Faktor pasien = --------- x 100 = 0,3% 627b.faktor alatprosentase fim reject karena faktor alat adalah : 0Faktor alat = ---------- x 100 = 0 % 627 c.faktor pekerjaprosentase film reject karena faktor alat adalah : 4Faktor pekerja = ----------- x 100 = 0,6 % 627

3.perhitungan prosentase film reject berdasarkan faktor penyebabnya pada rumah sakit graha husada yaitu :a. faktor pasien. Prosentase film reject karena faktor pasien adalah : 2Faktor pasien = --------- x 100 = 0,5 % 400b.faktor alatprosentase fim reject karena faktor alat adalah : 0Faktor alat = ---------- x 100 = 0 % 400 c.faktor pekerjaprosentase film reject karena faktor alat adalah :

3Faktor pekerja = ----------- x 100 = 0,75 % 4004.perhitungan prosentase film reject berdasarkan faktor penyebabnya pada rumah sakit bumi waras yaitu :a. faktor pasien. Prosentase film reject karena faktor pasien adalah : 2Faktor pasien = --------- x 100 = 0,43 % 464b.faktor alatprosentase fim reject karena faktor alat adalah : 2Faktor alat = ---------- x 100 = 0,43 % 464c.faktor pekerjaprosentase film reject karena faktor alat adalah :

2Faktor pekerja = ----------- x 100 = 0,43 % 464

4.5 alasan terjadinya film reject yang paling dominan di 4 instalasi radiologi rumah sakit swasta dan pemerintahBerdasarkan perhitungan tersebut maka prosentase reject film pada 4 instalasi radiologi rumah sakit swasta dan pemerintah di bandarlampung yaitu :1. pada rumah sakit umum abdoel moeloekNilai prosentase film reject yaitu sebesar 3,4%, nilai ini telah melewati batas toleransi yaitu 2%. Dan faktor kesalahan pada faktor pasien yaitu 0,3%, faktor alat yaitu 1,04%, dan faktor pekerja yaitu 2,6%2. pada rumah sakit umum daerah dr.A.Tjokrodipo bandarlampungNilai prosentase film reject yaitu sebesar 0,9%, nilai ini masih dalam batasan toleransi yaitu 2% dan faktor kesalahan pada faktor pasien yaitu 0,3%, faktor alat 0% dan faktor pekerja 0,6%3.pada rumah sakit graham husadaNilai prosentase film reject yaitu sebesar 1,25% nilai ini masih dalam batasan toleransi yaitu 2% dan faktor kesalahan pada faktor pasien yaitu 0,5%,faktor alat 0% dan faktor pekerja 0,75%

4.pada rumah sakit bumi warasNilai prosentase film reject yaitu sebesar 1,29% nilai ini masih dalam batasan toleransi yaitu 2% dan faktor kesalahan pada faktor pasien yaitu 0,43% ,faktor alat 0,43% dan faktor pekerja 0,43%

Dari seluruh data penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, dapat diketahui alasan dominan reject film terdapat pada prosentase terbesar yaitu pada faktor pekerja, hal ini disebabkan karena kesalahan baik dalam pengaturan faktor eksposi maupun teknik radiografinya.Namun juga terdapat perbedaan prosentase film reject di 4 instalasi radiologi rumah sakit swasta dan pemerintah,itu tidak terlepas dari jumlah pasien yang datang setiap harinya pada masing-masing rumah sakit dan itu menjadi tingkat kesulitan yang berbeda untuk radiografer masing-masing rumah sakit.Seperti pada rumah sakit pemerintah seperti rumah sakit umum abdoel moelok yang menjadi rumah sakit provinsi lampung, tentu jumlah pasien akan lebih banyak karena sering kali menerima pasien rujukan dari rumah sakit daerah yang ada dilampung.berbeda pada rumah sakit swasta seperti graha husada dan bumi waras yang jumlah pasien umum atau rujukan lebih sedikit.

BAB VPENUTUP5.1 kesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pmbahasan, bias diambil kesimpulan bahwa :1. prosentase film reject pada rumah sakit pemerintah dan swasta selama penelitian 1 mei sd 31 mei 2013 yaitu pada rumah sakit pemerintah rsuam abdoel moeloek yaitu sebesar 3,4% , pada rsud dr.A.Tjokrodipo sebesar 0,9%, pada rumah sakit graha husada 1,25% dan pada rumah sakit bumi waras 1,29%2. nilai prosentase film reject terbesar yaitu pada rumah sakit umum abdoel moeloek sebesar 3,4% yang telah melewati batas toleransi yaitu 2%3. nilai prosentase film reject juga tidak lepas dari pengaruh jumlah pasien yang datang ke masing-masing rumah sakit.5.2 saran1. untuk mengurangi kesalahan pada faktor pekerja diperlukan adanya penguasaan radiografer terhadap alat dan teknik radiografinya2. perlu diadakan penataran kemampuan seperti seminar guna meningkatkan kemampuan radiografer.

DAFTAR PUSTAKABushong, S.C. 1988Radiologic science for technologist physies, biology and protection,Seventh edition, the CV. Mosby Company, S.T LouisRasad sjahriar, 1998Radiologi diagnostic, 2nd edition, Jakarta.Chris gunn, MA TDCR 2002Radiographic imaging, third editionChesney, 1976Xray equipment for student radiographersIAEA,2003Radiation protection in diagnostic radiology

35