Bab 3
-
Upload
juzt-zhara -
Category
Documents
-
view
36 -
download
1
description
Transcript of Bab 3
27
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimental Laboratories
(Pratiknya, 1993). Penelitian ini menggunakan desain post test only control
group design.
3.2 Rancangan Penelitian
KI I OI
KII I OII
KII I OIII
KI I OIV
KV OV
Gambar 3.1 (Skema Rancangan Penelitian)
Keterangan:
M : mencit
R : randomisasi
KI,II,III,IV,V : kelompok perlakuan 1, 2, 3, 4, dan 5
PI : mencit distimulasi dengan ekstrak Bangle dosis 22,6
mg/25gBB/hari
P0 : mencit tidak distimulasi ekstrak Bangle
I : mencit diinfeksi dengan Plasmodium berghei
SI : mencit diterapi ekstrak Bangle dengan dosis 22,6mg/25gBB/hari
M
R
PI
PI
A
SI
SII
SIII
SIV
P0
P0
E0
28
SII : mencit diterapi ekstrak Bangle dengan dosis 22,6 mg/25gBB/hari
dan artemisin dosis 0,728 mg/25gBB/hari
SIII : mencit diterapi artemisin dengan dosis 0,728 mg/25gBB/hari
SIV : mencit tidak diterapi
Eo : mencit tidak diberi stimulasi dan tidak diterapi
OI,II,III,IV,V : observasi perlakuan 1, 2, 3, 4, dan 5
A : analisis data
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit Balb/C
karena strain ini dapat menimbulkan respon imunitas pada Plasmodium berghei
dengan berat antara 20-30 gram dan umur 2-3 bulan.
3.3.2 Jumlah Sampel
Sampel dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu : Kelompok I, II, III, IV, dan
V. Jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 ekor
tikus wistar betina untuk masing-masing kelompok sehingga jumlah total sampel
adalah 20 ekor mencit. Sebanyak 15 ekor mencit untuk uji produksi NO,
sedangkan 15 ekor mencit lainnya untuk uji produksi MDA.
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
3.4.1 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai Juli 2013..
3.4.2 Tempat Penelitian
Proses ekstraksi etanol Bangle dilakukan di Laboratorium Biologi
Fakultas Farmasi (Biofarmasi) Universitas Jember dan Laboratorium
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember, uji jumlah produksi
Nitric Oxide (NO) dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi Fakultas
Kedokteran Universitas Gajah Mada dan uji jumlah produksi Malondialdehyde
29
(MDA) dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran
Universitas Gajah Mada.
3.5 Variabel
3.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol
Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.).
3.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah produksi Malondialdehyde
(MDA) dan Nitric Oxide (NO), diukur jumlah NO dari supernatan serum
menggunakan reagen Griess dengan modifikasi menurut Green et al. (1982) dan
Ding et al. (1988).
3.5.3 Variabel Terkendali
Variabel terkendali dalam penelitian ini meliputi umur hewan coba, jenis
kelamin dan galur hewan coba, lama perlakuan pada hewan coba, berat badan
hewan coba, dosis artemisin, Plasmodium berghei serta pemeliharaan dan
perlakuan pada hewan coba.
3.5.4 Variabel Tidak Terkendali
Variabel tidak terkendali dalam penelitian ini meliputi imunitas,
psikologis, dan faal mencit.
3.6 Validitas dan Realibilitas
3.6.1 Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan
demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian (Sugiyono, 2007).
30
Validitas pada penelitian ini dijaga dengan :
a. Menyamakan kondisi mencit.
b. Mengambil mencit secara acak.
c. Menggunakan kriteria standar dalam menilai jumlah produksi
Malondialdehyde (MDA) dan Nitric Oxide (NO) mencit dan
menggunakan alat ukur yang sama.
3.6.2 Realibilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau
temuan. Dalam pandangan positifistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan
reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan
data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data
yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data
yang tidak berbeda (Sugiyono, 2007).
Reliabilitas data pada uji produksi NO dijaga dengan replikasi enam kali,
sedangkan pada uji produksi MDA dijaga dengan replikasi tiga kali.
3.7 Definisi Operasional
3.7.1 Ekstrak Bangle (Zingiber cassumunar roxb.)
Rimpang Bangle didapatkan dari Desa Andongrejo, Kecamatan
Tempurejo, Kabupaten Jember. Rimpang Bangle yang diambil adalah rimpang
yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau
tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-
kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah
berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas,
dan pahit
Larutan ekstrak etanolik 96% dari rimpang Bangle (Zingiber cassumunar
Roxb.) diberikan kepada kelompok perlakuan mencit Balb/C ( yang diinfeksi
Plasmodium berghei ) melalui sonde lambung dengan dosis 22,6
mg/25grBB/hari.
31
3.7.2 Plasmodium berghei
Plasmodium berghei merupakan salah satu parasit malaria yang
menginfeksi mamalia selain manusia. Parasit ini analog dengan parasit malaria
pada manusia pada hampir semua aspek penting seperti struktur, fisiologi, dan
siklus hidupnya (Carter dan Diggs, 1977). Pada penelitian ini, Plasmodium
berghei diperoleh dari Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran
Universitas Gajah Mada.
3.7.3 Produksi Malondialdehyde (MDA)
Parameter kadar Malondialdehyde (MDA) serum merupakan nilai
penanda kerusakan oksidatif pada membran sel yang disebabkan radikal bebas.
Pengambilan darah melalui medial canthus sinus orbitalis dan intrakardial.
Pemeriksaan MDA dengan metode Thiobarbituric Acid Reactive Substances
(TBARS).
3.7.4 Produksi Nitric Oxide (NO)
Parameter kadar Nitric Oxide (NO) serum dihasilkan oleh inducible
(iNOS), endothelial (eNOS), dan neural (nNOS). Produksi NO oleh iNOS
dihasilkan dari makrofag selama infeksi dengan cara mengaktifkan transkripsi
gen yang mengkodekan enzim nitric oxide synthase. Produksi NO serum adalah
konsentrasi NO dengan satuan µM yang terdapat dalam supernatan serum yang
diukur dengan reagen Griess.
3.8 Alat dan Bahan
3.8.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven, rotavapour,
blender, beaker glass, spatula, saringan, perkolator, kapas, kertas saringan, kaki
tiga, statif, cawan petri, hot plate, gelas ukur, timbangan digital, sonde lambung,
kandang hewan coba, sentrifus, mikroskop cahaya, microplate 96 well, tabung
ependorf, automated microplate reader, spektrofotometer, penangas air, tabung
reaksi, tabung, sentrifuse, pipet mikro, kuvet, kuvet mikro,dan refrigator.
32
3.8.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang diambil
dari darah yang diambil dari medial canthus sinus orbitalis dan intrakardial.
Plasmodium bergrhei dan pakan mencit diperoleh dari Laboratorium
Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Bahan perlakuan
adalah ekstrak Bangle dan artemisinin. Reagen yang dibutuhkan untuk
pembuatan ekstrak adalah alkohol 96% dan suling steril. Reagen untuk uji
produksi NO adalah 2%, N-(1-naphthyl)ethylenediamine dihydrochloride =
NED (Sigma), Sulfanilamide (Sigma), 5%phosphoric acid, ZnSO4, PBS dan
NaNO2. Reagen untuk uji produksi MDA adalah larutan TCA 100%, larutan
sodium TBA, HCl 0,1 N, dan Na sitrat.
3.9 Ethical Clearance
Sebelum melakukan penelitian, prosedur penelitian telah dimintakan ijin
ethical clearance dari Komisi Etika Penelitian Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Jember.
3.10 Prosedur Penelitian
3.10.1 Ekstraksi Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)
Bahan yang digunakan adalah rimpang Bangle (Zingiber cassumunar
Roxb.). Bahan didapat dari Desa Andongrejo Kecamatan Tempurejo, Jember
yang telah diidentifikasi di Herbarium Jemberiense, Jurusan Biologi, Fakultas
MIPA Universitas Jember.Rimpang Bangle setelah dicuci bersih, kemudian
dipotong kecil-kecil, selanjutnya diangin-anginkan. Potongan kecil rimpang
Bangle dikeringkan dalam alat pengeringan (oven) bersuhu 500C, selama 4 hari
dan setiap hari dibalik untuk mempercepat pengeringan. Setelah kering,
potongan tersebut dimasukkan ke dalam penggilingan dengan besar lubang
untuk menyaring adalah 0,75 mm.
Pembuatan sediaan ekstrak rimpang Bangle dilakukan dengan cara
perkolasi. Serbuk rimpang Bangle sebanyak 600 g dibasahi dengan 300 ml
etanol, lalu dimasukkan ke dalam bejana tertutup dan didiamkan selama 3 jam.
33
Filtrat sedikit demi sedikit dituangkan ke dalam perkolator sambil ditekan
perlahan-lahan. Penambahan larutan etanol secukupnya ke dalam perkolator
sampai cairan menetes dan di atas serbuk masih terdapat larutan etanol.
Perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam. Cairan filtrat dibiarkan menetes
dengan kecepatan 1 ml per menit. Larutan etanol secukupnya ditambahkan
berulang-ulang ke dalam perkolator agar selalu terdapat larutan etanol di atas
permukaan simplisia. Lebih kurang 200 ml cairan filtrat pertama ditampung dan
dipisahkan. Perkolasi dilanjutkan sampai didapat titik akhir perkolasi dengan
petunjuk warna perkolat yang jernih. Hasil dari perkolasi diperas dan cairan
perasan dicampur ke dalam perkolat. Pada penyaringan lanjutan ini didapat
filtrat lebih kurang 4.500 ml. Filtrat pertama dan kedua dipindahkan ke dalam
bejana tertutup, dibiarkan selama 2 hari di tempat yang sejuk dan terlindung dari
cahaya. Pemekatan hasil filtrasi menggunakan alat rotavapor pada suhu 480C
dengan kecepatan 200 rpm sehingga cairan habis terdestilasi. Penguapan air
yang masih tersisa di dalam ekstrak dilanjutkan dengan waterbath pada ekstrak,
sehingga hasil akhir ekstrak yang didapat adalah ekstrak kental.
3.10.2 Standarisasi Ekstrak Rimpang Bangle
Standarisasi ekstrak dilakukan sesuai dengan prosedur dalam parameter
standar umum ekstrak tumbuhan obat yang diterbitkan oleh Departemen
Kesehatan RI (2000). Standarisasi dilakukan teradap beberapa parameter.
Pertama, parameter non spesifik, yakni susut pengeringan. Kedua, parameter
spesifik yang meliputi organopletik, kadar senyawa yang terlarut dalam pelarut
air dan etanol. Ketiga, parameter kandungan kimia ekstrak yang meliputi pola
kromatogram dan kadar total golongan kandungan kimia.
a. Parameter Susut Pengeringan
Tujuan pengukuran susut pengeringan adalah memberikan batasan
maksimal tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan.
Ekstrak ditimbang secara seksama sebanyak 1-2 gram dan dimasukkan ke
dalam botol timbang dangkal tertutup yang sebelumnya telah dipanaskan
pada suhu 1050C selama 30 menit dan telah ditara. Sebelum ditimbang
34
ekstrak diratakan hingga merupakan lapisan setebal 5-10 mm. Pengeringan
ekstrak dilakukan pada suhu 1050C hingga bobot tetap, hitung susut
pengeringannya dalam persen.
b. Organoleptik
Tujuan pemeriksaan organoleptik adalah pengenalan awal yang
sederhana dan seobyektif mungkin. Pemeriksaan menggunakan panca
indera untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa. Pemeriksaan
dilakukan paling sedikit 20 orang.
c. Kadar Senyawa yang Terlarut dalam Air dan Etanol
Tujuan penentuan kadar senyawa yang larut dalan air dan etanol adalah
memberikan gambaran awal jumlah senyawa kandungan. Maserasi sejumlah
5 gram ekstrak selama 24 jam dengan 100 ml air kloroform menggunakan
labu tersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama kemudian
dibiarkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam
cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, panaskan residu pada suhu
1050C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen senyawa yang larut
dalam air dihitung terhadap ekstrak awal. Hal yang sama dilakukan dengan
mengganti pelarutnya dengan etanol.
d. Pola Kromatogram
Pola kromatogram dapat memberikan gambaran awal komposisi
kandungan kimia berdasarkan pola kromatogram. Pola kromatogram
ditemukan dengan metode KLT-densitometri pada lempeng silica gel GF254,
fase gerak kloroform:benzene:methanol (80:15:5). Setelah discan dengan
densitometer, bercak yang ada dideteksi dengan pereaksi Dragendorf untuk
mengetahui bercak yang mengandung flavonoid yang ditunjukkan dengan
timbulnya warna bercak yang berkisar antara kuning sampai jingga.
e. Kadar Total Golongan Kandungan Kimia
Pada penetapan kadar total golongan kandungan kimia, yang ditetapkan
adalah kadar total flavonoid dalam hal ini adalah kurkumin.
35
3.10.3 Penentuan Dosis Bangle dan Artemisinin
a. Dosis Bangle
Dosis kurkumin yang diperlukan mencit sebagai dosis imunostimulan
adalah 30mg/hari. Sedangkan dalam 1mg Bangle terdapat 33.2 mg. Dengan
rumus perhitungannya adalah
Dosis Bangle = Dosis kurkumin untuk mencit1mg Kurkumin dalam Bangle
Dosis Bangle = 30 33.2
Dosis Bangle = 0.9037 untuk 1 grBB mencit. Maka dosis Bangle pada
penelitian ini adalah 22.6mg/25grBB mencit.
b. Dosis Artemisinin
Dalam 1 tablet dihidroartemisinin piperaquin mengandung 3,2mg/kgBB
dihidroartemisinin dan 16mg/kg BB piperaquin. Dengan rumus perhitungannya
untuk 25grBB mencit adalah
Dosis artemisinin= Dihidroartemisinin x nilai konversi x BB manusia x 25 20
Dosis artemisinin= 3,2 x 0.0026 x 70 x 1.25
Dosis artemisinin= 0.728mg/25grBB mencit.
3.10.4 Stimulasi Ekstrak Bangle
Sampel diadaptasikan selama 7 hari di Laboratorium dan diberi pakan
standar. Sejumlah 30 ekor mencit Balb/C jantan dibagi dalam 5 kelompok
masing-masing terdiri atas 6 ekor mencit.
Mencit distimulasi dengan ekstrak Bangle dosis 22,6 mg/25gBB/hari.
Stimulasi ini dilakukan selama 14 hari dengan tujuan meningkatkan respon imun
mencit terhadap infeksi termasuk malaria.
3.10.5 Induksi Plasmodium berghei pada Hewan Coba
Stok darah terinfeksi Plasmodium berghei dari simpanan beku dicairkan
pada suhu kamar. Darah tersebut disuntikkan pada mencit donor 100-200 µl
secara intraperitoneal. Bila tingkat parasitemia mencit donor telah mencapai 20-
36
30% maka dilakukan pengambilan darah secara intrakardial. Darah tersebut
kemudian diencerkan dengan larutan fisiologis hingga diperoleh tingkat
parasitemia 108 eritrosit terinfeksi parasit per ml. Sejumlah 0,2 ml larutan ini
(2x107) diinjeksikan secara intraperitoneal atau intravenous ke kelompok mencit
coba.
3.10.6 Pemberian Ekstrak Bangle
Terapi ekstrak Bangle dengan dosis 22,6 mg/25gBB/hari ataupun dengan
artemisin dosis 0,728 mg/25gBB/hari diberikan apabila telah ditemukan adanya
plasmodium di dalam darah mencit. Lama pemberian terapi selama 4 hari.
Selama 4 hari perlakuan, derajat parasitemia tetap diperiksa.
3.10.7 Pengambilan serum mencit
Mencit diterminasi dengan narkose menggunakan kloroform. Darah
mencit dapat diambil melalui medial canthus sinus orbitalis dan intrakardial.
Darah dari intrakardial dapat diambil dengan menggunakan spuit 3cc, sedangkan
darah dari medial canthus sinus orbitalis diambil dengan menggunakan pipa
kapiler hematokrit. Selanjutnya, darah yang telah diambil dimasukkan ke dalam
tabung ependorf dan setelah itu diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit.
Pada tahap berikutnya, darah disentrifus dengan kecepatan 10.000 rpm selama
10 menit. Supernatan yang telah terbentuk dipindahkan ke tabung ependorf
lainnya. Serum disimpan dengan suhu -200C pada refrigator.
3.10.8 Uji Produksi Nitric Oxide (NO).
Serum mencit sebanyak 200μl diencerkan dengan PBS 200μl kemudian
ditambahkan dengan ZnSO4 sebanyak 20μl kemudian disentrifus dengan
kecepatan 10.000 rpm selama 5 menit. Penambahan ZnSO4 ini bertujuan untuk
deproteinase. Selanjutnya, supernatan yang telah terbentuk diambil sebanyak
100μl dan kemudian dimasukkan ke dalam sumuran pada microplate 96 wells.
Reagen Griess (reagen chromogenic) ditambahkan sebanyak 100μl dan
dimasukkan dalam setiap sumuran. Standar NO juga dimasukkan sebanyak
37
100μl dan ditambahkan juga dengan 100μl reagen griess pada sumuran yang
masih kosong. Selama 5 menit kemudian, diobservasi adanya perubahan warna
dan stabilisasi. Pengukuran absorbansi pada 550 nm menggunakan automated
microplate reader. Pada tahap pembacaan nitrit standar digunakan analisis
regresi linier sederhana atau simple setelah itu dihitung konsentrasi nitrit dalam
sampel berdasarkan kurva standar atau rumus regresi.
Pembuatan reagen chromogenic melalui beberapa tahap. Pertama,
pembuatan reagen A memerlukan N-(1-naphthyl)ethylenediamine
dihydrochloride=NED (Sigma) sebanyak 0,1g kemudian dilarutkan dalam 100
ml air suling. Kedua, pembuaten reagen B memerlukan Sulfanilamide (Sigma)
sebanyak 1g kemudian dilarutkan dalam 100 ml 5% phosphoric acid. Reagen A
dan B harus disimpan pada lemari pendingin dalam botol gelap dan dapat
digunakan dalam 6 minggu atau selama tidak berubah warna menjadi lebih
gelap. Selanjutnya, kedua reagen tersebut dicampurkan dengan volume sama
banyak dan dapat digunakan 1 jam setelah disiapkan.
Pembuatan nitrit standar memerlukan 69 mg NaNO2 kemudian dilarukan
dalam 500 ml air suling (2 mM stock), selanjutnya dibuat pengenceran
bertingkat dari 0 – 200 μM dengan cara melarutkan larutan stok menggunakan
PBS.
3.10.9 Uji Sekresi Malondialdehyde (MDA) serum
Sebanyak 3 ml darah mencit diambil melalui medial canthus sinus
orbitalis. Darah tersebut dimasukkan ke dalam tabung yang mengandung Na
sitrat. Selanjutnya, darah disentrifus pada 3000 rpm selama 15 menit dan
kemudian darah yang telah disentrifus diambil serumnya. Serum darah tersebut
diambil sebanyak 0,5 ml untuk tiap masing-masing tabung, tabung sebagai tes
dan kontrol. Pada masing-masing tabung ditambahkan sebanyak 100 ul TCA
100% kemudian divortex. Setelah itu ditambahkan lagi 250 ul HCL 0,1N
kemudian divortex kembali. Pada tahap berikutnya, tabung tes dan kontrol
disentrifus pada 3000 rpm selama 10 menit dan kemudian diambil
supernatannya serta disaring dengan glass wool. Untuk tabung tes, ditambahkan
38
100 ul sodium thio barbituric acid, sedangkan tabung kontrol tidak
ditambahkan. Selanjutnya, semua tabung tersebut divortex dan setelahnya
dipanaskan dengan waterbath 1000C selama 25 menit. Angkat hasilnya dan
biarkan dalam suhu ruang. Pada tahap terakhir, hasil yang didapat dibaca pada
spektrofotometer λ 531,6 nm.
3.11 Analisis Data
Data hasil penelitian dengan uji produksi Nitric Oxide (NO) dan
Malondialdehyde (MDA) plasma dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA
dan dilanjutkan uji Post Hoc LSD. Perbedaan dianggap bermakna apabila nilai
p<0,05 dengan 95% interval kepercayaan. Analisis statistik dibantu dengan
program SPSS 13 for windows.
disortasidicuci
dikeringkan
diblenderdiayak
Diperkolasi sampai didapat titik akhir perkolasi dengan petunjuk warna perkolat yang jernih
39
3.12 Alur Penelitian
Gambar 3.2 Alur Penelitian
simplisia kering
Ekstrak Bangle (dosis)
Artemisinin
K IV
Ekstrak etanol
analisis data
Data
Kesimpulan
KIIIKIIKI
pengumpulan data
rimpang Bangle segar
Infeksi Plasmodium berghei
Stimulasi Ekstrak Bangle (dosis)
Ekstrak Bangle (dosis)
dan Artemisinin
K V