Bab 3
-
Upload
rahmi-andrianna-putri -
Category
Documents
-
view
29 -
download
0
Transcript of Bab 3
BAB III
ANALISIS
Bab ini berisi mengenai pembahasan analisis untuk data dasar, peta-peta
kerja yang telah dirancang, jam kerja pada perusahaan, dan data-data yang telah
diolah berupa kebutuhan output input, perencanaan kebutuhan material, serta
kebutuhan mesin dan alat bantu.
3.1 Analisis Data Dasar
Data dasar merupakan data-data yang dibutuhkan dalam melakukan
perancangan tata letak fasilitas pabrik ini. Data dasar ini merupakan data penting
yang harus ada karena dalam melakukan perancangan tata letak fasilitas pabrik
ini, karakteristik dari tata letak yang akan dirancang tergantung pada data-data
dasar yang ada. Sehingga tidak semua perusahaan memiliki dan membutuhkan
data dasar yang sama. Data dasar tergantung pada kebutuhan perusahaan.
Padadasarnya, data dasar berisi mengenai kebutuhan material baik itu terkait nama
komponen, proses operasi, dimensi bahan, harga bahan, dan lain sebagainya.
Data dasar terdiri atas part list, routing sheet, bill of material untuk
komponen-komponen MFG maupun BO. Adapun part list berupa lembaran yang
berisi deskripsi produk yang terdiri dari nomor komponen, nama komponen,
jumlah komponen, bahan dasar, dimensi bahan jadi, dimensi bahan dasar, dan
keterangan komponen MFG/BO. Melalui part list ini dapat terlihat jelas deskripsi
bahan dasar dari komponen serta dapat memudahkan untuk membedakan antara
komponen-komponen MFG/BO. Berdasarkan 3 produk yang dirpoduksi di CV
Vector Indonesia ini, meski banyak memproduksi komponen sendiri, akan tetapi
perusahaan juga banyak membeli komponen. Adapun komponen yang dibeli
adalah komponen yang berbahan dasar besi. Keputusan perusahaan untuk
membeli beberapa komponen yang berbahan dasar besi tersebut karena pada
keadaan yang tidak memungkinkan untuk membeli. Dari faktor biaya, bahan dasar
komponen tersebut dapat memakan biaya yang mahal jika diproduksi sendiri.
Bab 3. Analisis Modul 1 Process Layout
Selainitu, juga proses pembuatan yang tidak terlalu murah yang membuat
perusahaan untuk tidak memproduksi komponen-komponen tersebut.
Data dasar berikutnya yaitu berupa routing sheet. Routing sheet terdiri
atas 2 macam yaitu routing sheet komponen serta routing sheet rakitan. Routing
sheet komponen untuk masing-masing ragum berisi data-data nomor komponen,
nama komponen, nomor urutan operasi, deskripsi operasi, tipe mesin/tool, alat
bantu, % Scrap, nama departemen, serta waktu proses dalam satuan detik. Routing
sheet komponen ini mempermudah dalam melihat urutan dan langkah-langkah
proses pengerjaan untuk masing-masing komponen yang diproduksi. Selain itu,
informasi pada routing sheet komponen cukup detail dengan adanya waktu proses
untuk masing-masing proses per komponen serta mesin dan alat bantu yang
digunakan.
Routing sheet lainnya yaitu berupa routing sheet rakitan. Routing sheet
berisi informasi urutan-urutan rakitan beserta komponen-komponen yang harus
dirakit tiap tahap rakitan hingga membentuk sebuah produk. Adapun rincian
informasi-informasi yang terdapat pada routing sheet rakitan yaitu urutan rakitan,
nama komponen, nomor komponen, deskripsi operasi, alat bantu, stasiun kerja,
serta waktu proses. Waktu proses yang terdapat pada routing sheet ini merupakan
waktu proses untuk masing-masing rakitan. Waktu proses yang paling lama yaitu
waktu proses untuk produk Grinder Vise. Hal ini dikarenakan jenis ragum ini
memerlukan komponen yang lebih banyak dibanding jenis ragum yang lainnya,
sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.
Data dasar berikutnya yaitu berupa BOM (Bill Of Material). BOM berisi
mengenai nomor komponen, nama komponen, jumlah komponen, bahan dasar
komponen, dimensi bahan dasar, dimensi bahan jadi, gambar komponen, serta
level masing-masing komponen pada struktur produk. Dengan adanya BOM ini,
padat dilihat secara jelas gambaran komponen untuk masing-masing jenis ragum,
serta kebutuhan dari material yang digunakan. Dari ketiga ragum tersebut, dapat
terlihat bahwasanya ragum Grinder Vise-lah yang membutuhkan banyak
CV Vector Indonesia 39
Bab 3. Analisis Modul 1 Process Layout
komponen untuk menjadi sebuah produk. Sedangkan ragum yang membutuhkan
komponen sedikit adalah fixed vise.
3.2 Analisis Peta – Peta Kerja
Analisis terhadap peta-peta kerja ini dilakukan untuk menganalisa
struktur produk, peta proses operasi, peta proses perakitan, serta Multy Process
Production Chart (MPPC). Analisa terhadap peta-peta kerja ini adalah sebagai
berikut.
3.2.1 StrukturProduk
Struktur produk ini dibuat untuk masing-masing ragum yang mana tidak
semua ragum memiliki jumlah level yang sama. Untuk fixed vise, jumlah level 3,
pipe vise memiliki jumlah level 3, sedangkan grinder vise memiliki jumlah level
yang berbeda, yaitu sebanyak 4 level. Ragum jenis grinder vise ini memiliki
jumlah level yang paing banyak karena jumlah komponen yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu ragum pun juga banyak bila dibandingkan dengan ragum-
ragum jenis yang lain.
Informasi dari struktur produk ini dibutuhkan dalam pembuatan bill of
material (BOM) yaitu berupa nomor komponen, nama komponenm dimensi
produk, jenis material, gambar produk, level produk, sertajumlah unit per
komponen yang dibutuhkan. Sehingga pembuatan struktur produk ini harus
dilkaukan berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan, karena kesalahan pada struktur
produk akan mengakibatkan kesalahan dalam membuat BOM.
3.2.2 Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) merupakan peta yang
berupa diagram yang menunjukkan operasi-operasi yang akan dilakukan terhadap
masing-masing komponen hingga pada perakitan produk. Peta ini juga
memberikan informasi mengenai mesing serta total waktu untuk masing-masing
operasi yang dilakukan. Peta proses operasi ini didasarkan pada buku Apple.
CV Vector Indonesia 40
Bab 3. Analisis Modul 1 Process Layout
Pembuatan peta ini berbeda jika dibandingkan dengan pembuatan peta yag
dibedakan per proses.
Peta proses operasi ini lebih rinci jika dibandingkan dengan peta-peta
yang lain karena pada peta proses operasi ini memperlihatkan alat bantu yang
digunakan serta waktu proses. Peta operasi yang dibuat ini diwarnai berdasarkan
mesin-mesin yang digunakan.
Jika dilihat dari waktu proses per operasi, maka untuk masing-masing
ragum proses yang membutuhkan waktu paling lama adalah proses pengecoran.
Hal ini dikarenakan proses pengecoran merupakan operasi yang rumit sehingga
tidak dapat dilakukan pada waktu yang singkat. Sedangkan jika dilihat secara
keseluruhan, diantara ketiga ragum tersebut, maka proses yang terlama adalah
pada ragum jenis Grinder vise. Hal ini dikarenakan jenis ragum ini membutuhkan
komponen yang banyak, sehingga melakukan banyak operasi yang pada akhirnya
membutuhkan waktu yang lama.
3.2.3 Peta Proses Perakitan (Assembly Chart)
Peta Perakitan menunjukkkan keterkaitan antar produk yang terdiri dari
komponen, subassembly, dan assembly. Dengan adanya Assembly Chart ini maka
dapat mempermudah operator untuk melaksanakan kegiatannya terutama dalam
melakukan perakitan.
Berbeda dari OPC, pada peta perakitan ini tidak memperlihatkan alat
bantu yang digunakan. Tetapi meskipun demikian, adanya peta perakitan ini maka
dapat dilihat dengan mudah urutan waktu komponen bergabung bersama.
3.2.4 Multy Process ProductionChart (MPPC)
Multy process production chart berisi informasi selayaknya peta-peta
kerja yang lain. Namun pada peta MPPC ini, bisa terbilang lebih lengkap karena
merupakan gabungan antara OPC dan peta perakitan dimana pada MPPC
menunjukkan nomor urutan proses operasi serta urutan perakitan seperti pada peta
CV Vector Indonesia 41
Bab 3. Analisis Modul 1 Process Layout
perakitan. Pada dasarnya, kegunaan dari MPPC ini adalah untuk mempermudah
dalam menunjukkan keterkaitan produksi antara komponen produk – produk atau
antar produk mandiri, bahan, bagian, pekerjaan, atau kegiatan.
3.3 Analisis Jam Kerja
Jam kerja yang diberlakukan di perusahaan ini adalah selama 8 jam
sehari dengan 6 hari dalam seminggu. Hal ini tidak begitu berbeda dengan
perusahaan yang sejenis dikarenakan perusahaan harus mencapai target produksi
yang cukup banyak. CV Vektor Indonesia ini menetapkan target sebesar 160 unit
perbulan.
Jam kerja yang sebesar 8 jam sehari ini dirincikan dimana jam kerja
masuk yaitu pada pukul 08.00 pagi hingga pukul 12.00. Pekerja akan
diperbolehkan istirahat untuk makan siang dan sholat dari pukul 12.00 hingga
pukul 13.00. Pekerja atau karyawan kerja kembali pada pukul 13.00 hingga pukul
17.00. Tepat pada pukul 17.00, karyawan atau pekerja diperbolehkan pulang.
Dalam waktu 7 hari dalam seminggu, hari kerja hanya sebanyak 6 hari
yaitu dari hari Senin hingga hari Sabtu. Sedangkan pada hari Minggu pekerja
diliburkan. Hal ini untuk memberika kesempatan kepada para pekerja dan
keryawan untuk memiliki waktu bersama keluarga serta waktu istirahat tanpa
kerja. Selain itu, hal ini ditujukan agar tenaga pekerja dan karyawan tidak
dipaksakan dan habis dalam bekerja seminggu full yang nantinya bisa
menimbulkan dampak-dampak psikologis maupun psikin bagi pekerja dan
karyawan.
3.4 Analisis Kebutuhan Output Input
Analisis kebutuhan output input ini didasarkkan pada perhitungan output
input yang telah dilakukan. Perhitungan output input ini dilakukan hanya terbatas
pada komponen MFG saja, yaitu komponen-komponen yang diproduksi oleh
perusahan.
CV Vector Indonesia 42
Bab 3. Analisis Modul 1 Process Layout
Perhitungan output input ini dilakukan terhadap tiap proses pada masing-
masing komponen untuk tiap jenis ragum. Perhitungan ini dilakukan untuk
melihat jumlah input dan output untuk masing-masing komponen pada tiap proses
yang memperhitungkan persentase scrap. Pada masing-masing proses, jumlah
input akan berbeda dengan jumlah output. Dimana jumlah output akan lebih kecil
bila dibandingkan dengan jumlah input. Jumlah input merupakan jumlah bahan
sebelum barang di proses. Sedangkan jumlah output merupakan jumlah bahan
setelah bahan di proses. Perubahan bentuk dan dimensi komponen sebelum
diproses dan setelah diproses ini lah yang membuat perbedaan antara jumlah input
dan output. Jumlah output ternilai lebih kecil karena adanya sebagian material
yang telah terbuang, atau dengan kata lain disebut sebagai scrap.
3.5 Analisis Perencanaan Kebutuhan Material
Analisis perencanaan kebutuhan material ini didasarkan pada perhitungan
yang telah dilakukan. Perhitungan kebutuhan material yang telah dilakukan
dibedakan atas material MFG dan BO.
3.5.1 Analisis Perencanaan Kebutuhan Material MFG
Perencanaan kebutuhan material terhadap komponen MFG dilakukan
untuk menghitung jumlah kebutuhan material aktual yang dikelompokkan untuk
tiap jenis bahan dasar pada masing-masing jenis ragum. Untuk mendapatkan
jumlah kebutuhan material aktual, maka dipengaruhi oleh faktor-faktor jenis
bahan dasar, dimensi bahan dasar, unit/bahan dasar, serta input. Pada perencaaan
kebutuhan ini mempertimbangkan dimensi bahan dasar karena komponen-
komponen ini merupakan komponen MFG yang melalui banyak proses, sehingga
terdapat perbedaan dimensi antara bahan dasar dengan bahan jadi, atau dengan
kata lain terdapat material yang terbuang untuk proses yang dilaluinya.
Masing-masing jenis ragum memiliki jumlah kebutuhan yang berbeda-
beda untuk masing-masing jenis bahan dasar. Namun pada dasarnya, untuk ketiga
jenis ragum tersebut, kebutuhan material yang terbanyak yaitu untuk bahan dasar
besi cor.Terlihat pada hasil akhir kebutuhan material aktual pada 3 ragum yaitu
CV Vector Indonesia 43
Bab 3. Analisis Modul 1 Process Layout
sebagai berikut; kebutuhan material aktual terbanyak untuk jenis fixed vise yakni
160 unit/bulan pada bahan dasar besi cor, kebutuhan material aktual terbanyak
untuk jenis pipe vise yakni 190 unit/bulan pada bahan dasar besi cor, kebutuhan
material aktual untuk jenis grinder vise yakni 86 unit/bulan pada bahan dasar besi
cor. Hal ini dikarenakan komponen yang terbuat dari besi cor, seluruh bahan dasar
tersebut habis terpakai dan tidak ada yang terbuangm sehingga membutuhkan
banyak material.
3.5.2 Analisis Perencanaan Kebutuhan Material BO
Perencanaan kebutuhan terhadap material BO dilakukan perkomponen
untuk masing-masing ragum dengan memperhatikan jumlah part item per
komponen serta input target produksi. Meskipun komponen-komponen ini bukan
merupakan komponen yang diproduksi oleh perusahaan, namun komponen-
komponen ini tetap harus dilakukan perencanaan karena tanpa adanya komponen-
komponen ini maka produk ragum tidak akan jadi.
Input target produksi untuk masing-masing komponen jumlahnya yaitu
160 unit. Hal ini dikarenakan masing-masing produk membutuhkan komponen
untuk menghasilkan target produksi sebanyak target produksi yaitu 160 unit.
Sehingga untuk mendapatkan kebutuhan material diperoleh dengan mengalikan
jumlah part/item dengan input.
Diantara ketiga jenis ragum ini, maka ragum yang membutuhkan
material paling banyak adalah grinder vise dimana jenis ragum ini membutuhkan
banyak komponen, khususnya komponen BO. Adapun dimensi bahan pada
masing-masing komponen ini tidak dipertimbangkan untuk menghitung
kebutuhan material, namun hanya dijadikan spesifikasi untuk komponen tersebut.
3.6 Analisis Kebutuhan Mesin dan Alat Bantu
Analisis kebutuhan mesin dan alat bantu ini dilakukan terhadap
perhitungan yang telah dilakukan dalam menghitung jumlah mesin dan alat bantu.
Untuk perhitungan kebutuhan mesin, dilakukan dengan menjumlahkan total mesin
CV Vector Indonesia 44
Bab 3. Analisis Modul 1 Process Layout
yang digunakan pada masing-masing departemen untuk masing-masing
komponen pada jenis-jenis ragum.
Pada perhitungan kebutuhan mesin, jumlah mesin pengecoran tidak bisa
digabungkan untuk ketiga jenis ragum karena cetakan untuk masing-masing
ragum berbeda-beda. Adapun pada departemen pengepakan, dilakukan
perhitungan kebutuhan mesin pada rakitan terakhir atau pada produk jadi
sehingga output nya sesuai dengan target perusahaan yaitu sebesar 160 untuk
masing-masing ragum.
Untuk ketiga jenis ragum ini, maka didapat kebutuhan mesin yaitu 1 unit
mesin ukur, 4 unit mesin cetakan FV, 4 unit mesin cetakan PV, 4 mesin cetakan
GV, 1 unit mesin gergaji potong, 2 unit mesin drill, 1 unit mesin bubut, 1 unit
mesin potong plat, 1 unit mesin freis, 1 unit mesin tap, 1 unit mesin amplas, 1
unit mesin pahat, 1 unit perakitan, 1 unit mesin las, 1 unit pengepakan, sehingga
total mesin aktual sebanyak 25 unit. Total mesin ini cukup banyak dikarenakan
untuk mengejar target produksi yang juga cukup banyak yaitu sebesar 160 unit.
Adapun perhitungan alat bantu dihitung untuk masing-masing komponen
dengan memperhatikan jumlah mesin aktual per komponen. Pada akhir
perhitungan didapatkan jumlah alat bantu untuk ketiga jenis ragum yakni 2 unit
mal ukur, 40 unit penjepit, 13 unit ragum, 8 unit obeng, 3 unit tang, 2 unit kuas,
serta 3 unit gunting.
CV Vector Indonesia 45