bab 3

23
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subyek dan Waktu penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Wonosobo. b. Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan selama 6 bulan mulai dari bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Desember 2012 pada siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2011/2012. B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen (eksperimen research) penelitian ini bertujuan untuk melihat dari perlakuan yang sengaja dibuat (variabel bebas) terhadap hasil perlakuan yang diberikan (variabel terkait). Variabel bebas dalam hal ini adalah penerapan model Think-Pair-Share (TPS) dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 2 Wonosobo. Pelaksanaan penelitian eksperimen ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok pertama sebagai kelas

description

ipank's file

Transcript of bab 3

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat, Subyek dan Waktu penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Wonosobo.

b. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama 6 bulan mulai dari bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Desember 2012 pada siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen (eksperimen research) penelitian ini bertujuan untuk melihat dari perlakuan yang sengaja dibuat (variabel bebas) terhadap hasil perlakuan yang diberikan (variabel terkait). Variabel bebas dalam hal ini adalah penerapan model Think-Pair-Share (TPS) dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 2 Wonosobo.

Pelaksanaan penelitian eksperimen ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok pertama sebagai kelas eksperimen 1 dan kelompok yang kedua sebagai kelompok eksperimen 2. Dalam penelitian ini kelas ekperimen 2 dijadikan sebagai pembanding kelas eksperimen 1 dan masing-masing kelas dikenai perlakuan berupa model pembelajaran yang berbeda. Pada kelompok eksperimen 1 diterapkan pembelajaran tipe TPS, sedangkan pada kelompok eksperimen 2 akan diterapkan strategi pembelajaran ekspositori (ceramah). Masing-masing kelompok akan diberikan soal tes dan hasilnya akan dievaluasi dan digunakan untuk mengukur tingkat prestasi masing-masing kelompok.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Wonosobo tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari tujuh kelas yaitu kelas A, B, C, D, E, F, dan G. Dari ketujuh kelas yang ada kemudian dipilih dua kelas secara acak sebagai kelas sampel.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi (Nana Sudjana, 2009:85). Sampel dari penelitiaan ini diambil secara random dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel kemudian dibagi menjadi siswa-siswa yang dikenai Strategi TPS yang melibatkan tingkat prestasi belajar siswa dan siswa-siswa yang dikenai pembelajaran dengan strategi ekspositori. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Wonosobo Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 1. Daftar Jumlah Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Sampel

1VII C31 Siswa

2VII F29 Siswa

Jumlah60 Siswa

3. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2007: 63), teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik sampling ini digunakan pada pengambilan sampel dari populasi yang berkelompok kelas VII SMP Negeri 2 Wonosobo terdiri dari tujuh kelas yakni kelas A, B, C, D, E, F, dan G. Penulis memilih dua kelas secara acak untuk dijadikan kelas sampel. Setelah diundu, kelas yang muncul adalah kelas C dan F. Dari kedua kelas C dan F tersebut, penulis memilih secara acak memilih secara acak lagi untuk menentukan mana yang akan dijadikan kelas eksperimen 1 dan mana yang akan dijadikan kelas eksperimen 2. Hasil dari pilihan acak tersebut menunjukkan kelas C sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas F sebagai kelas eksperimen 2D. Identifikasi Variabel

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2010: 61). Dalam penelitian eksperimen ini, variabel bebasnya adalah model pembelajaran matematika.

a. Definisi Operasional

Model pembelajaran adalah suatu pola konseptual yang sistematis diterapkan dalam perencanaan dan pengelolaan pembelajaran di kelas guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

b. Skala pengukuran : Skala nominal.

c. Indikator

Penerapan model pembelajaran TPS pada kelas eksperimen 1 dan strategi pembelajaran ekspositori pada kelas eksperimen 2.

d. Simbol : ai, dengan i = 1, 2 a1 = Strategi TPS a2 = strategi ekspositori.2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika.a. Definisi Operasional

Prestasi belajar matematika adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran yang menunjukkan pada penguasaan materi pelajaran matematika yang dapat dilihat dari nilai matematika.

b. Skala pengukuran : Skala interval.

c. Indikator

Indikator yang diukur untuk prestasi belajar matematiak adalah nilai tes hasil belajar matematika pada materi segiempat.

d. Simbol : Y.

E. Teknik Pengumpulan Data1. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 135) dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa dan nilai rapor. Tujuan dari penggunaan dokumen ini adalah untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak.

2. Metode Tes

Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil prestasi belajar matematika siswa dalm aspek tertulis dengan cara memberikan soal tes prestasi yang sama pada kedua sampel setelah diberi perlakuan.

Sebelum instrumen tes digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap tes tersebut. Uji coba ini dilakukan meliputi 2 hal sebagai berikut.e. Analisis Instrumen

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk pengumpul data yang dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data yang empiris sebagai mana adanya (Nana Sudjana, 2009:97).

Analisis instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal tes telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas atau belum. Instrumen dalam penelitian ini berupa soal tes kemampuan penguasaan materi segiempat yang berjumlah 30 soal. Sebelum soal tes prestasi digunakan pada sampel, terlebih dahulu soal tes diujicobakan untuk mengetahui validitas, dan reabilitas soal tersebut.

1). Uji validitas isi

Menurut Budiyono (2003: 58), suatu instrument valid menurut validitas isi apabila isi instrument tersebut merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Untuk menghitung validitas digunakan rumus korelasi peoduct moment. Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 327) rumus korelasi product moment sebagai berikut:

Keterangan:

= koofisien korelasi antara variable x dan y

N = jumlah sampel atau responden

X = jumlah skor item

Y = jumlah skor total (seluruh item)

Nilai kemudian dikonsultasikan dengan nilai dengan taraf signifikasi 5%. Instrument dikatakan valid jika harga . sebaliknya jika < maka instrument dikatakan tidak valid.2). Uji Reliabilitas

Menurut Ngalim Purwanto (2009: 139) keandalan (reliability) adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Soal tes dikatakan reliabel apabila pengukuran pada objek yang sama yang dilakukan pada waktu yang berbeda hasil pengukuran dengan soal tersebut sama atau hamper sama. Reliabilitas tes hasil belajar diuji dengan rumus KR-20 yaitu:

Keterangan:

r11: indeks reliabilitas instrumen

n: banyaknya butir instrumen

pi: proporsi cacah subyek yang menjawab benar pada butir ke-iq1: 1- pist2: variansi total

(Budiyono, 2003: 69)

Dalam penelitian ini soal tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jika dipenuhi f. Analisis Butir Instrumen

Analisis butir instrumen meliputi uji tingkat kesukaran, daya pembeda, dan berfungsinya pengecoh.

1). Tingkat Kesukaran

Butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:

Keterangan :

P: Indeks kesukaran

B: Banyak peserta tes yang menjawab soal benar

Js: Jumlah seluruh peserta tes

(Suharsimi Arikunto, 1998:212)

Dalam penelitian ini soal yang dipakai adalah pada rentang tingkat kesukaran 0,30 sampai dengan 0,70.

2). Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Rumus untuk mencari daya pembeda suatu butir soal adalah:

dengan D = daya pembeda soal

nA= banyaknya peserta kelompok atas

nB= banyaknya peserta kelompok bawah

A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal

dengan benar

B= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

(Sumarna Surapranata, 2006: 31)

Dalam penelitian ini, suatu butir soal akan dipakai dan dianggap mempunyai daya pembeda yang baik jika indeks daya pembedanya bernilai 0,30 1,00.3). Berfungsinya Pengecoh

Pengecoh dalam soal tes dikatakan berfungsi jika dipilih setidaknya 5% dari keseluruhan peserta tes.

F. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t.

Sebelum dilakukan uji keseimbangan, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat uji keseimbangan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi.a. Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan prosedur sebagai berikut:1) Hipotesis

H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Taraf signifikansi ( = 0,05)3) Statistik Uji

;

Keterangan:

F(Zi): P(Z < Zi) ; Z ~ N(0, 1)

S(Zi): proporsi cacah Z < Zi terhadap seluruh cacah ZXi

: skor responden

4) Daerah Kritik (DK) = { L | L > L ; n} ; n adalah ukuran sampel

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritik6) Kesimpulan

a. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 tidak ditolak.b. Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2003: 169)

b. Uji Homogenitas Variansi Populasi

Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut:1. Hipotesis

H0: = = ... = (variansi populasi homogen)

H1 : paling tidak ada satu (variansi populasi tidak homogen) untuk ; i = 1, 2, ..., k; j = 1, 2, ..., k2. Taraf signifikansi ( = 0,05)3. Statistik Uji

Keterangan:

k: banyaknya sampel pada populasi

f: derajat kebebasan untuk RKG = N kN: cacah semua pengukuran

fj: derajat kebebasan untuk Sj2 = nj -1

j: 1, 2, ..., knj: cacah pengukuran pada sampel ke-j

4. Daerah Kritik (DK) = {2 | 2 > 2 ; k-1}5. Keputusan Uji

H0 ditolak jika 2 terletak di daerah kritik

6. Kesimpulan

a) Populasi-populasi homogen jika H0 tidak ditolak.

b) Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2003: 176-177)

Langkah-langkah uji keseimbangan adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis

H0 : (1 = (2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama)

H1 : (1 ( (2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda)

2.Taraf Signifikansi : ( = 0,05

3.Statistik Uji

; Keterangan:

: mean dari kemampuan awal kelas eksperimen

: mean dari kemampuan awal kelas kontrol

: variansi dari kemampuan awal kelas eksperimen

: variansi dari kemampuan awal kelas kontrol

n1

: jumlah siswa kelas eksperimen

n2

: jumlah siswa kelas kontrol4. Menentukan daerah kritik

DK = {t (t < - atau t > }5.Keputusan Uji

Tolak H0 jika harga tobs terletak di daerah kritik.7. Kesimpulan

a. Kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 tidak ditolak.

b. Kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal berbeda jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2003: 151)G. Teknik Analisis Data

Untuk melihat peningkatan prestasi belajar matematika yang lebih baik antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TPS dan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan strategi ekspositori, akan dilakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas variansi.1) Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan prosedur sebagai berikut:1. Hipotesis

H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Taraf signifikansi ( = 0,05)3. Statistik Uji

;

Keterangan:

F(Zi): P(Z < Zi) ; Z ~ N(0, 1)

S(Zi): proporsi cacah Z < Zi terhadap seluruh cacah ZXi: skor responden

4. Daerah Kritik (DK) = { L | L > L ; n} ; n adalah ukuran sampel5. Keputusan Uji

H0 ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritik

6. Kesimpulan

a. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 tidak ditolak.b. Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2003: 169)2) Uji Homogenitas Variansi Populasi

Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut:a. Hipotesis

1. HipotesisH0: = = ... = (variansi populasi homogen)H1 : paling tidak ada satu (variansi populasi tidak

homogen) untuk 2.

; i = 1, 2, ..., k; j = 1, 2, ..., k3. Taraf signifikansi ( = 0,05)4. Statistik Uji

Keterangan:

k: banyaknya sampel pada populasi

f: derajat kebebasan untuk RKG = N kN: cacah semua pengukuran

fj: derajat kebebasan untuk Sj2 = nj -1

j: 1, 2, ..., knj: cacah pengukuran pada sampel ke-j

5. Daerah Kritik (DK) = {2 | 2 > 2 ; k-1}6. Keputusan Uji

H0 ditolak jika 2 terletak di daerah kritik

7. Kesimpulana. Populasi-populasi homogen jika H0 tidak ditolak.b. Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2003: 176-177) b. Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan uji-t.

Langkah-langkah uji-t adalah sebagai berikut:1. Hipotesis

H0 : (1 = (2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama)H1 : (1 ( (2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda)2. Taraf Signifikansi : ( = 0,053. Statistik Uji

; Keterangan:

: mean dari kemampuan awal kelas eksperimen

: mean dari kemampuan awal kelas kontrol

: variansi dari kemampuan awal kelas eksperimen

: variansi dari kemampuan awal kelas kontrol

n1: jumlah siswa kelas eksperimen

n2: jumlah siswa kelas kontrol

4. Menentukan daerah kritik

DK = {t (t < - atau t > }5. Keputusan Uji

Tolak H0 jika harga tobs terletak di daerah kritik.

6.Kesimpulana. Kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 tidak ditolakb. Kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal berbeda jika H0 ditolak.(Budiyono, 2003: 151)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Priyo Darminto. 2010. Strategi Belajar Mengajar Matematika, Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo

Budiyono. 2003. Statistik untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Gardiner, A. 1987. Discovering Mathematics, the art of investigation. New York:Oxford University Press Inc.

Ghony, M Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN-Malang Press.

Lyman. 2007. Think-Pair-Share. Tersedia (online) pada situs http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH2e82.dir/doc.pdf (diakses pada 20 November 2012)

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Nana Sujdana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Ngalim Purwanto. 2009. Pronsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Noor Styorini. (2010). Penerapan Model pembelajaran PBMP ( Pembelajaran Berpikir melalui Pertanyaan ) dengan Metode TPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bendo. Skripsi. IKIP PGRI Madiun.Oemar Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Posamentier, A. S. & Stepelman, J. (1999). Teaching secondary school mathematics: Techniques and enrichment units (5th ed). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.

Resnick, L. B & Ford, W. W. (1981). The Psychology of mathematics for instruction. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Riduan. 2008. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Sigiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.

Sumarsana Surapranata. 2006. Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interprestasi Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Taplin, Margaret. 2007. Mathematics Through Problem solving. Dalam http://www.mathgoodies.com/articles/.

van de Walle, J. A. (1994). Elementary school mathematics: Teaching developmentally (2nd ed). New York: Longman Publishing.

Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika. Malang: Program Sarjana Universitas Negeri Malang.

Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.