BAB 4thesis.binus.ac.id/ecolls/doc/Bab4/2012-1-00504-IF... · 2013-05-21 · dipakai untuk...
Transcript of BAB 4thesis.binus.ac.id/ecolls/doc/Bab4/2012-1-00504-IF... · 2013-05-21 · dipakai untuk...
124
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1 Alur Sistem
Alur dari rancangan sistem yang di implentasikan adalah sebagai berikut:
1) User mengaktifkan wireless network pada perangkat mereka, dan mencoba
terhubung ke access point terdekat.
2) Setelah terhubung, user akan diarahkan ke halaman hotspot, untuk melakukan
login.
3) Ketika user memilih untuk login,sistem akan terhubung ke Google login
authentication. Google login authentication akan merespon permintaan
sistem.
4) Sistem akan meminta otentifikasi login kepada Google, lalu akan me-redirect
ke halaman Google login.
5) Sistem akan melakukan validasi,bila validasi berhasil, user akan diminta
untuk memperbolehkan sistem mengambil informasi dari Google.
6) Alamat email user akan diproses, dan diteruskan untuk dicatat ke dalam
RADIUS server.
7) User telah dapat menggunakan layanan internet di area sekitar access point,
dan secara otomatis telah terhubung kedalam satu sistem Single Sign On ke
dalam Google Apps.
125
Gambar 4.1 Diagram alur sistem hotspot Politeknik Bandung.
Diagram alur sistem hotspot diatas menjelaskan mengenai pergerakan arah
aliran kerja dari sebelum user terhubung dengan sistem hotspot hingga sukses
126
terhubung dan telah bisa menggunakan layanan internet serta servis lainnya
yang ditawarkan lewat Google Apps.
4.2 Topologi
4.2.1 Topologi Sistem Lama.
Gambar 4.2 Topologi Lama di area Politeknik Bandung.
Topologi sistem lama memperlihatkan penyebaran beberapa access-point
pada sejumlah area di Politeknik Bandung. Untuk melakukan akses terhadap hotspot
di sistem yang lama, user perlu melakukan pendaftaran terlebih dahulu ke kantor
127
Direktorat IT dari Politeknik Bandung, yang kemudian akan dilakukan proses
pengaturan proxy secara manual oleh Direktorat IT kepada perangkat yang ingin
digunakan untuk mengakses layanan internet lewat hotspot tersebut. Login ID yang
dipakai untuk terhubung kedalam sistem hotspot dan mengakses layanan internet pun
berbeda dengan Login ID untuk layanan email, kustomisasi terhadap password dari
Login ID tersebut pun tidak diijinkan untuk dirubah sesuai kemauan user.
128
4.2.2 Topologi Sistem Baru.
Berikut ini adalah gambar topologi pada saat implementasi di Politeknik Bandung:
Gambar 4.3 Topologi Implementasi di Politeknik Bandung.
Sistem yang baru ini diimplementasikan pada salah satu access point yang
berada di area Politeknik Bandung dengan menggunakan Mikrotik sebagai router-nya
dan terhubung dengan RADIUS yang digunakan sebagai servernya.
129
4.3 Spesifikasi perangkat
4.3.1 Router Mikrotik dan Access Point
4.3.1.1 Perangkat Minimum
Router Wireless RB751U-2HND
Tabel 4.1 Spesifikasi RB-751
Spesifikasi RB751U – 2HND
CPU AR7241 400MHZ Current Monitor Tidak ada
Main Storge / NAND 64MB RAM 32MB
Integrated Wireless 1 Wireless Standarts 802.11 b/g/n Wireless Tx Power 30dbm Integrated Antena Ya
Antenna Gain 2 x 2.5 dBi Power Supply 18 Volt
Gambar 4.4 RouterBOARD RB-751.
130
4.3.1.2 Perangkat Optimal
Router Wireless RB951G-2HND
Tabel 4.2 Spesifikasi RB-951
Spesifikasi RB951G-2HND
CPU AR9344 600MHz
Current Monitor Tidak ada
Main Storage/NAND 64MB
RAM 128MB
Wireless Standarts 802.11 b/g/n
Wireless Tx Power 30dbm
Integrated Antenna Ya
Antenna Gain 2 x 2,5dBi
Power Supply 18 Volt
Gambar 4.5 RouterBOARD RB-951.
Perangkat lunak yang digunakan: Mikrotik Router OS versi 5.0
131
4.3.2 Radius Server
Processor: Pentium IV 1.8 Ghz atau lebih tinggi.
RAM: 512MB atau lebih
Hard Disk: 20 GB atau lebih
NIC: 1 buah NIC 10/100 Mbps Full Duplex atau lebih
Perangkat lunak yang digunakan:
- Linux Slackware versi 14.0 sebagai Operating System
- MySQL versi 5.0 atau lebih tinggi
- Apache Server versi 2.0
4.3.3 Perangkat Lain
RJ 45 Ethernet Connector System
Gambar 4.6 RJ-45.
132
Power Supply 18 Volt
Gambar 4.7 Power Supply.
Perangkat yang diperlukan untuk mengakses layanan hotspot:
Layanan non-wireless:
• PC/Laptop
o Processor : Pentium IV 1.8 Ghz atau lebih tinggi.
o RAM : 512MB atau lebih
o Hard Disk : 20 GB atau lebih
o NIC : 10/100 Mbps Full Duplex atau lebih.
o Telah memiliki program web browser.
Layanan wireless :
• PC/Laptop
o Processor : Pentium IV 1.8 Ghz atau lebih tinggi.
133
o RAM : 512MB atau lebih
o Hard Disk : 20 GB atau lebih
o NIC : Wireless NIC
o Telah memiliki program web browser.
• Perangkat lain
o Memiliki NIC yang dapat mengakses WLAN.
o Telah memiliki fasilitas web browser.
4.4. Proses Konfigurasi dan Instalasi Sistem
4.4.1. Instalasi Linux
- Boot installer , ketik perintah root.
Gambar 4.8 Layar Boot.
134
Perintah root digunakan untuk memasuki akses sebagai Super User yang
memiliki akses menyeluruh pada Linux yang bersangkutan.
- Buat partisi dengan perintah cfdisk.
Gambar 4.9 Partisi Hard Disk.
Perlu dilakukan partisi atas Hard Disk yang akan digunakan pada Linux
Slackware , untuk membedakan memori utama dengan memori
penyimpanan yang ada.
135
Gambar 4.10 Hasil Akhir Partisi.
Tampilan menunjukkan hasil setelah dilakukan partisi pada memori
utama dengan nama SDA1.
- Jalankan perintah Setup untuk melakukan pengaturan, dan buat. Swap.
Gambar 4.11 Pemilihan Swap.
136
Lakukan pemilihan terhadap memori mana yang akan dijadikan Swap bagi
sistem yang akan berjalan.
- Format partisi hard disk.
Gambar 4.12 Format Partisi.
Lakukan Format terhadap memori utama yang baru saja di partisi agar
sistem yang ada didalamnya benar-benar baru dan bersih dari masalah
seperti Bad Block.
137
- Konfigurasi paket instalasi.
Gambar 4.13 Konfigurasi Paket Instalasi.
Pilih paket-paket instalasi yang akan diinstal kepada Linux Slackware ,
pilih hanya paket yang diperlukan saja agar memori yang terpakai dapat
dihemat seringan mungkin.
138
- Instalasi Linux Loader (LILO).
Gambar 4.14 Instalasi LILO.
Tampilan berikut menampilkan Instalasi terhadap Linux Loader yang akan
digunakan sebagai loader terhadap Operating System Linux nya, pilih
Simple untuk melakukan instalasi secara otomatis.
139
- Instalasi selesai.
Gambar 4.15 Instalasi Linux Slackware Selesai.
Instalasi terhadap Linux Slackware yang akan digunakan telah selesai,
langkah selanjutnya yaitu dilakukan reboot terhadap sistem.
4.4.2 Instalasi dan Konfigurasi MySQL
Penyiapan data
- Meng extractfilemysql
root@host:~# tar MySQL-5.5.28.tar.gz
- Membuat directory di var/run
140
- Mengganti ownership
root@Slackware:~# chown -R mysql.mysqlL /var/run/mysql/
Instalasi MySQL
root@Slackware:~# slackpkg install mysql
Konfigurasi MySQL pada Slackware
- Membuat MySQL user dan MySQL group
root@Slackware:~# groupadd mysql
root@Slackware:~# useradd -G mysql -d /var/lib/MySQL -s /bin/false MySQL
- Membuat MySQL configuration (my.cnf)
root@Slackware:~# ls -l /etc/ | grep my
root@Slackware:~# cp /etc/my-medium.cnf /etc/my.cnf
Pembuatan Database MySQL
- Menjalankan MySQL Daemon
root@Slackware:~# /usr/bin/mysqld_safe &
141
Gambar 4.16 Operasi Daemon.
Tampilan berikut menunjukkan operasi Daemon yang digunakan untuk
langkah awal pembuatan database pada MySQL yang bersangkutan.
- Membuat database
root@Slackware:~# mysql_install_db --user=MySQL
142
Gambar 4.17 Pembuatan Database
Tampilan menunjukkan bahwa proses pembuatan Database pada MySQL
telah berhasil dilakukan, kemudian langkah-langkah akan dilanjutkan dengan
membuat tabel didalam database tersebut.
4.4.3 Konfigurasi FreeRADIUS Dengan MySQL
- Membuat tabel baru:
create database radius;
use radius;
source /usr/local/FreeRADIUS /etc/raddb/sql/MySQL/schema.sql;
show tables;
- Pada “/usr/local/FreeRADIUS /etc/raddb/users “ , tambahkan #
pada setiap baris.
143
- Pada ” /usr/local/FreeRADIUS /etc/raddb/radiusd.conf “ , hapus
tanda # pada $INCLUDE sql.conf
- Pada “ usr/local/FreeRADIUS /etc/raddb/sql.conf “ ,
konfigurasikan:
sql {
database = "MySQL"
driver = "rlm_sql_${database}"
server = "localhost"
#port = 3306
login = "root"
password = "******"
radius_db = "radius"
4.4.4 Instalasi PHP
- Download program PHP pada http://id1.php.net/get/php-
5.4.11.tar.bz2/from/a/mirror
- Ekstraksi file PHP
root@host:~# tar jxf php-5.2.13.tar.bz2
- Pindah ke tempat file PHP di extract
144
- Prekonfigurasi “ ./configure --prefix=/www “
Gambar 4.18 Prekonfigurasi.
Pada tampilan ditunjukan proses prekonfigurasi yaitu fase sebelum proses
instalasi terhadap PHP dilakukan dengan mempersiapkan semua file-file yang
dibutuhkan untuk diinstal nantinya.
- Instalasi PHP dengan “ make install “
145
Gambar 4.19 Proses Instalasi.
Proses instalasi sedang berjalan, dan sistem melakukannya dengan
menggunakan semua paket data yang telah di-ekstrak pada folder PHP
tersebut.
Gambar 4.20 Instalasi Selesai.
Setelah proses instalasi selesai, maka tampilan akan kembali ke folder terakhir
kita berada , yaitu didalam folder php.
4.4.5 Instalasi FreeRADIUS Pada Linux Slackware
146
- Pada saat instalasi, Linux Slackware tidak menyertakan paket
FreeRADIUS sehingga harus dilakukan instalasi paket RADIUS dari
luar. Berikut ini cara instalasi FreeRADIUS pada Linux Slackware
- Pada tahap pertama, download terlebih dahulu paket data
FreeRADIUS dalam bentuk .tar.gz untuk mempermudah proses
instalasinya.
- “tar zxf FreeRADIUS -server-2.2.0.tar.gz” untuk melakukan
ekstraksi paket data FreeRADIUS
Gambar 4.21 Proses ekstraksi FreeRADIUS.
Tampilan berikut merupakan perintah yang digunakan untuk melakukan
ekstrak terhadap paket data FreeRADIUS.
- Masuk kedalam folder data yang telah diekstrak lewat cd
FreeRADIUS -server-
147
2.2.0.
Gambar 4.22 Perpindahan ke directory FreeRADIUS.
Tampilan berikut menunjukkan perindahan direktori kedalam direktori
FreeRADIUS.
- Konfigurasi paket data FreeRADIUS yang telah di extract
./configure
Gambar 4.23 Konfigurasi data FreeRADIUS.
148
Jalankan perintah ./configure untuk melakukan konfigurasi terhadap paket
data FreeRADIUS yang telah diekstrak.
- Buat file data package FreeRADIUS dengan menggunakan
perintah
make
Gambar 4.24 Make FreeRADIUS.
Tampilan berikut menunjukkan digunakannya perintah Make untuk
melakukan pengecekkan terhadap paket-paket FreeRADIUS yang telah
diekstrak di dalam folder FreeRADIUS.
149
- Install FreeRADIUS dengan menggunakan perintah make
install
Gambar 4.25 Instalasi FreeRADIUS.
Tampilan menunjukkan bahwa setelah melakukan ekstraksi terhadap paket
FreeRADIUS , dilakukan proses instalasi dengan perintah Make Install.
- Setelah selesai make install check, jalankan RADIUS server
dengan perintah radiusd -
150
X
Gambar 4.26 Aktivasi FreeRADIUS.
Tampilan diatas menunjukan bahwa RADIUS telah dijalankan dan siap untuk
memproses request - request yang dilakukan terhadap server.
4.4.6 Instalasi dan Konfigurasi Mikrotik
Instalasi WinBox
- Download perangkat lunak WinBox untuk membantu proses
konfigurasi pada http://www.mikrotik.co.id/getfile.php?nf=winbox-
2.2.18.exe.
- Jalankan winbox.exe.
151
Gambar 4.27 Tampilan WinBox.
- Klik kotak “ ...”
- Pilih MAC address dari router yang digunakan, isi Username dan
Password, klik Connect.
152
Gambar 4.28 Hotspot – Hosts.
Terlihat tampilan dari hosts pada sistem hotspot yang sedang berjalan beserta
informasi MAC Address , alamat IP, serta informasi Transfer rate data yang
terjadi.
Gambar 4.29 Hotspot Server Profile – General
153
Tampilan berikut menunjukkan pengaturan terhadap profile server hotspot yang
akan digunakan, meliputi alamat dari profile hotspot beserta direktori halaman
yang digunakan sebagai captive portal dari hotspot tersebut
Gambar 4.30 Hotspot Server Profile– Login.
Menampilkan protokol yang digunakan pada saat terjadi proses login dalam
hotspot profile yang bersangkutan.
154
Gambar 4.31 Hotspot Server Profile – RADIUS.
Pada tab RADIUS, centang bagian Use RADIUS yang akan menandakan pada
profile hotspot tersebut menggunakan RADIUS sebagai server.
155
Gambar 4.32 Walled Garden.
Tampilan Walled Garden yang berisi alamat-alamat tujuan yang diperbolehkan
untuk diakses walau user belum terotentikasi. Di dalam Walled Garden ini
ditambahkan login.nucleusidea.com yang merupakan alamat web tempat salah
satu file yang digunakan sebagai konfigurasi disimpan.
156
Gambar 4.33 Tampilan Log MikroTik saat ada user yang Login.
Berikut ini adalah Screenshot dari tampilan Router Mikrotik saat user sudah login
4.4.7 Konfigurasi Google Apps
• Login sebagai admin Google Apps.
Pilih menu Advanced Tools pada Dashboard Google Apps
157
Gambar 4.34 Advanced Tool.
Setelah dilakukan Login kedalam Google Apps dengan menggunakan akun
administrator, pilih menu advanced tool untuk dapat masuk ke pengaturan protokol
otentikasi yang akan dipakai.
• Pilih menu Federated Login using Open ID
• Centang pilihan Setup OpenID Provider - Allow users to sign in to third party
websites using OpenID.
158
Gambar 4.35 Setup OpenID Provider.
Centang pilihan “allow users to sign in to third party websites using Open ID” untuk
mengaktifkan protokol Open ID yang akan digunakan pada sistem Hotspot dengan
menggunakan akun Google Apps yang bersangkutan.
4.5 Hasil Uji Coba
Berikut ini adalah screenshot dari sistem hotspot single sign-on pada
Politeknik Bandung.
159
Gambar 4.36 Halaman Captive Portal.
Menampilkan Halaman Captive Portal awal yang digunakan sebagai halaman utama
sebelum user terotentikasi kedalam sistem hotspot yang ada. Akses internet keseluruh
alamat diluar yang tertulis pada Walled Garden akan dilempar ke halaman Captive
Portal ini.
160
Gambar 4.37 Halaman Login.
Halaman login yang akan ditampilkan ke layar ketika user telah memilih button “sign
in with Google” pada halaman sebelumnya yaitu halaman Captive Portal.
161
Gambar 4.38 Halaman Invalid.
Apabila user salah dalam melakukan otentikasi, maka sistem akan menampilkan
pesan bahwa username atau password yang telah dimasukkan adalah salah, dan tetap
berada pada halaman yang sama.
162
Gambar 4.39 Halaman Verifikasi.
Setelah otentikasi username dan password user berhasil dilewati, maka akan muncul
halaman verifikasi , dimana dilakukan verifikasi terhadap servis yang akan dilakukan
sistem terhadap data user pemilik akun beserta informasi apa saja yang dibutuhkan
oleh sistem yang bersangkutan. Pilih Allow untuk melanjutkan.
163
Gambar 4.40 Halaman Landing.
Setelah seluruh proses otentikasi dan pengambilan informasi yang dibutuhkan selesai
dan sukses, maka user telah mendapatkan akses layanan internet. Sistem kemudian
akan melanjutkan kedalam halaman Landing yang berisi beberapa menu seperti ‘cek
status’ untuk melihat status kuota yang dimiliki oleh user yang bersangkutan, menu
‘Mulai Browsing’ untuk dapat mulai melakukan browsing pada website, kemudian
terdapat pula menu “akses Google Apps” sebagai layanan lain disamping layanan
internet , yang dapat digunakan untuk menjalankan servis dari Google Apps .
164
Gambar 4.41 Halaman Cek Status.
Halaman Cek Status akan berisi beberapa informasi seperti total kuota yang dimiliki
oleh user yang bersangkutan, beserta dengan informasi jumlah kuota yang telah
terpakai, dan sisa kuota yang belum terpakai. Username dari user yang sedang login
juga turut ditampilkan di bagian atas.
165
Gambar 4.42 Halaman Google Apps.
Halaman Berikut merupakan halaman setelah memilih menu “Akses Google Apps”
yang akan digunakan untuk menjalankan layanan Google Apps yang dimiliki user,
seperti cek email, cek jadwal kuliah, chatting dengan teman sekelas atau dosen,
penyimpanan secara Cloud, melihat list contact, membuat Grup dengan teman,
ataupun mengerjakan lembar kerja tugas secara bersamaan dalam sites dengan
teman.
166
4.6 Evaluasi
Berdasarkan hasil kuesioner evaluasi, didapatkan data sebagai berikut:
1. Apakah anda puas dengan sistem hotspot baru yang menggunakan Google
Account sebagai sarana login?
Gambar 4.43 Tingkat Kepuasan Login Menggunakan Google Account.
Dari data yang didapat, seluruh responden merasa puas dengan sistem
baru, yang menggunakan Google Account sebagai sarana login.
2. Apakah anda puas dengan sistem kuota / pengaturan bandwidth yang
baru?
Gambar 4.44 Sistem Pengaturan Bandwidth yang Baru.
167
Dari data yang didapatkan dari responden, lebih dari 80% pengguna puas
dengan sistem pengaturan bandwidth yang baru.
3. Apakah pengimplementasian Google Apps memudahkan aktivitas sehari-
hari anda di kampus?
Gambar 4.45 Peran Google Apps Dalam Kegiatan Kampus.
Dari data yang didapatkan dari responden, lebih dari 85% pengguna
merasa bahwa adanya layanan Google Apps mempermudah aktivitas
sehari-hari pengguna di kampus Politeknik Bandung.
4. Apakah dengan adanya sistem baru yang menggunakan single sign-on
membuat anda semakin sering mengakses layanan hotspot Polban?
168
Gambar 4.46 Penggunaan Layanan Hotspot Sistem Baru Setelah
Implementasi.
Seluruh responden menyatakan bahwa setelah sistem hotspot yang baru
telah di implementasi, para pengguna semakin sering menggunakan
layanan hotspot Polban.
5. Apakah anda puas dengan kemudahan untuk mengakses beberapa layanan
yang berbeda pada satu halaman?
Gambar 4.47 Kepuasan Mengakses Banyak Layanan Dalam Satu Halaman.
169
Lebih dari 85% responden merasa puas akan kemudahan mengakses
beberapa layanan yang berbeda, hanya dengan satu halaman.
6. Secara keseluruhan, dari skala 1-5, berapa tingkat kepuasan yang anda
rasakan dari sistem hotspot yang baru?
Gambar 4.48 Tingkat Kepuasan Pengguna.
1. Sangat tidak puas 0 0%
2. Kurang puas 4 8%
3. Biasa saja 8 16%
4. Cukup puas 35 70%
5. Sangat puas 3 6%
Dari data yang didapatkan dari responden, diketahui bahwa, secara
keseluruhan, responden merasa puas dengan sistem hotspot yang baru.
170
Berdasarkan sistem baru yang telah berjalan, maka evaluasi dapat dilakukan
dengan mengacu pada pedoman teori 5 Faktor Manusia Terukur sebagai berikut:
• Time To Learn
Waktu yang digunakan user untuk mempelajari dengan sistem yang
baru, serta mengoperasikannya cenderung menjadi lebih efektif dibanding
sistem sebelumnya , karena dengan menggunakan sistem jaringan hotspot
yang baru, user mendapatkan 2 sosialisasi sekaligus, dimana salah satunya
kemudahan dalam melakukan akses internet dan servis lain yang terintegrasi
hanya dengan 1 akun , dan juga sekaligus sosialisasi terhadap
diberlakukannya penggunaan Google Apps di Politeknik Bandung. Selain itu,
pemberlakukan sistem bandwidth yang baru pun menjadikan user yang ingin
melakukan akses download diatas 50MB menjadi lebih mudah karena tidak
perlu melakukan pengajuan permintaan tolong untuk download ke network
administrator dari Politeknik Bandung.
• Speed of Performance
Kecepatan Kinerja yang perlu dialami user dalam menjalankan suatu
fungsi ataupun servis yang terhubung menjadi semakin cepat, karena dengan
mempergunakan sistem yang baru, user tidak perlu repot-repot lagi melakukan
registrasi atau pendaftaran, maupun mengantri untuk melakukan suatu
konfigurasi perangkat yang ingin digunakan untuk mengakses internet terlebih
dahulu ke bagian Direktorat IT Politeknik Bandung. Selain itu, dengan sistem
171
yang baru, user sekaligus mendapatkan keuntungan lain dengan terintegrasi
nya servis-servis lain diluar dari layanan internet, yang secara langsung
didapatkannya tanpa perlu melakukan registrasi maupun otentikasi ulang.
• Rate of Error by User
Pada sistem yang baru, persentase error yang dapat terjadi karena
kesalahan user pun menjadi lebih kecil dibanding dengan sistem sebelumnya,
karena dengan penggunaan 1 akun untuk beberapa servis dan layanan
sekaligus, menjadikan user tidak perlu repot mengingat beberapa akun
sekaligus yang memiliki identity berbeda-beda, baik dari username, maupun
password sebagai sarana otentikasi saat ingin melakukan akses dari masing-
masing servis atau layanan yang tersedia. Keamanan pun meningkat seiring
dengan berkurangnya identity yang harus diingat oleh user. Selain itu, error
yang mungkin terjadi karena kelalaian user dalam melakukan konfigurasi
perangkat yang ingin digunakan untuk mengakses internet pun dihilangkan,
karena pada sistem yang baru, tidak berlu diberlakukan konfigurasi apapun
dari sisi user-nya.
• Retention Over Time
Sistem yang baru diimplementasikan tidak membebani daya ingat user
dengan tampilan yang membingungkan meskipun terdapat berbagai macam
172
servis berupa pilihan-pilihan menu dari sistem Single Sign-On yang dapat
digunakan.
• Subjective Satisfaction
Berdasarkan keseluruhan data kuesioner evaluasi yang telah
dibagikan, sekitar 70% user merasa cukup puas , dan 6% merasa sangat puas
terhadap sistem yang baru diimplementasikan tersebut secara keseluruhan,
karena berbagai macam kemudahan yang ditawarkan didalamnya, seperti
diberlakukan hanya 1 akun saja untuk melakukan akses terhadap layanan
internet sekaligus servis lain yang menjadi bagian dari sistem Single Sign-On.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, user yang telah
mengakses dan menggunakan sistem hotspot yang baru, merasa bahwa waktu
yang digunakan untuk dapat terhubung dengan internet menjadi semakin
cepat , tidak memerlukan waktu yang lama, dan tidak perlu repot lagi
melakukan registrasi dan pengaturan perangkat yang akan digunakan ke
bagian Direktorat IT Polban. Persentase user untuk melakukan error yang
dapat terjadi karena kelalaian user yang dapat menurunkan tingkat keamanan
seperti lupa password pun menjadi semakin kecil, karena user diberi
kebebasan untuk mengatur hal tersebut, dan juga user dimudahkan dengan
penggunaan 1 akun saja untuk mengakses beberapa servis sekaligus. Tingkat
kepuasan yang didapat dari data yang berhasil dikumpulkan pun menunjukkan
bahwa lebih dari 70% user merasa puas dengan implementasi sistem yang
baru tersebut.