BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

30
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 Tinjauan Teoritis Harga Diri Rendah 2.1.1 Proses Terjadinya Masalah 2.1.1.1 Pengertian Menurut NANDA dikutip oleh Direja (2011:142) Harga diri rendah adalah ”evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama”. Sedangkan menurut Keliat, dalam Fajariyah (2012) Harga diri rendah adalah “penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri”. Sementara menurut Stuart & Sundeen, dalam Wijayaningsih (2015:49) Harga diri rendah adalah “penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri”. Menurut Carpenito, L.J dalam Wijayaningsih (2015:49) bahwa Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri ataupun kemampuan diri. Menurut Keliat, dalam Yosep (2011:255) Harga diri rendah adalah ”perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri”. Self esteem dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam perkembangan fungsi ego, dimana anak-anak yang dapat

Transcript of BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

Page 1: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH

2.1 Tinjauan Teoritis Harga Diri Rendah

2.1.1 Proses Terjadinya Masalah

2.1.1.1 Pengertian

Menurut NANDA dikutip oleh Direja (2011:142) Harga diri

rendah adalah ”evaluasi diri/perasaan tentang diri atau

kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu

yang lama”. Sedangkan menurut Keliat, dalam Fajariyah

(2012) Harga diri rendah adalah “penilaian tentang

pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku

sesuai dengan ideal diri”.

Sementara menurut Stuart & Sundeen, dalam Wijayaningsih

(2015:49) Harga diri rendah adalah “penilaian pribadi

terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa

jauh perilaku memenuhi ideal diri”. Menurut Carpenito, L.J

dalam Wijayaningsih (2015:49) bahwa Harga diri rendah

merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri

yang negatif mengenai diri ataupun kemampuan diri.

Menurut Keliat, dalam Yosep (2011:255) Harga diri rendah

adalah ”perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri

yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap

diri sendiri atau kemampuan diri”.

Self esteem dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam

perkembangan fungsi ego, dimana anak-anak yang dapat

Page 2: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

beradaptasi terhadap lingkungan internal dan eksternal

biasanya memiliki perasaan aman terhadap lingkungan dan

menunjukkan self esteem yang positif. Sedangkan individu

yang memiliki harga diri rendah cenderung untuk

mempersepsikan lingkungannya negatif dan sangat

mengancam. Mungkin pernah mengalami depresi atau

gangguan dalam fungsi egonya.

“Self esteem is influenced by experiences that have helped

mold the ego. Children who can adapt to changes in their

internal and external environment usually fell secure and

demonstrate positive self esteem. In contrast, youngster with

low self esteem trend to perceive their environment as

negative and threatening. Client with low self esteem may

experience depression and faulty superego function”. (Antai

Otong, 1995 dalam Yosep, 2011:255).

2.1.1.2 Etiologi

Menurut Fitria (2014) faktor penyebab harga diri rendah

yaitu:

a. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah

penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan

berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab

personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang

tidak realistis.

b. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah yaitu

hilangnya sebagian anggota tubuh, perubahan

penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan,

serta menurunnya produktivitas.

Gangguan konsep diri: harga diri rendah ini dapat terjadi

secara situasional maupun kronik:

Page 3: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

1) Situasional : Gangguan konsep diri: harga diri rendah

kronis yang terjadi secara situasional bisa disebabkan

oleh trauma yang muncul secara tiba tiba misalnya

harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi

korban pemerkosaan, atau menjadi narapidana

sehingga haru masuk penjara. Selain itu, dirawat

dirumah sakit juga bisa menyebabkan rendahnya

harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik,

pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak

nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur,

bentuk, dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas

kesehatan yang kurang menghargai klien dan

keluarga.

2) Kronik : Gangguan konsep diri: harga diri rendah

biasanya sudah berlangsung sejak lama yang

dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat.

Klien sudah memiliki pemikiran negatif sebelum

dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.

Baik faktor predisposisi maupun presipitasi di atas bila

mempengaruhi seseorang dalam berpikir, bersikap

maupun bertindak maka akan dianggap mempengaruhi

terhadap koping individu tersebut sehingga menjadi tidak

efektif (mekanisme koping individu tidak efektif). Bila

kondisi pada klien tidak mau bergaul dengan orang lain

(isolasi sosial: menarik diri), yang menyebabkan klien asik

dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga dapat

muncul perilaku kekerasan.

Menurut Peplau dan Sulivan mengatakan bahwa harga diri

berkaitan dengan pengalaman interpersonal, dalam tahap

perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti goog me,

Page 4: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

bad me, not me, anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga

perasaan amannya tidak terpenuhi dan merasa ditolak oleh

lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif

akan menimbulkan harga diri rendah kronis.

Caplan melihat dari segi lingkungan sosial dan

mempengaruhi individu, pengalaman seseorang dan adanya

perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh

lingkungan sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stress

dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri

rendah.

Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping

individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik

positif, kurangnya sistem pendukung kemunduran

perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif,

difungsi sistem keluarga serta terfiksasi pada tahap

perkembangan awal. Carpenito mengatakanbahwa koping

individu tidak efektif adalah keadaan dimana seseorang

individu mengalami atau beresiko mengalami suatu

ketidakmampuan dalam mengalami stressor internal atau

lingkungan dengan adekuat karena ketidakkuatan sumber-

sumbr (fisik, psikologi, perilaku, atau kognitif). Sedangkan

menurut Towsend, M.C bahwa koping individu tidak efektif

merupakan kelaianan perilaku adaptif dan kemampuan

memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan

kehidupan dan peran.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan,

individu yang mempunyai koping individu tidak efektif akan

menunjukan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri atau

Page 5: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

tidak dapat memecahkan masalah tuntutan hidup serta peran

yang dihadapi.

Adanya koping individu tidak efektif sering ditunjukan

dengan perilaku sebagai berikut:

Koping individu tidak efektif yang sering ditunjukan menurut

Carpenito, L.J dalam Wijayaningsih (2015:50)

a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi

masalah atau menerima bantuan.

b. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang

berkepanjangan.

c. Menungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran.

Data Obyektif :

a. Perubahan partisipasi dalam masyarakat.

b. Peningkatan ketergantungan.

c. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-

tujuan memenuhi keinginan sendiri.

d. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku.

e. Perilaku distruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan

orang lain.

f. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi.

g. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dasar.

h. Penyalahgunaan obat terlarang.

Sementara menurut Fajariyah (2012) salah satu penyebab dari

harga diri rendah yaitu berduka disfungsional. Berduka

disfungsional merupakan pemajangan atau tidak sukses

dalam menggunakan respon intelektual dan emosional

individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri

berdasarkan persepsi kehilangan sebagai berikut:

a. Rasa bersalah

Page 6: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

b. Adanya penolakan

c. Marah, sedih, dan menangis

d. Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsetrasi dan

aktivitas

e. Mengungkapkan tidak bedaya

2.1.1.3 Proses terjadinya Harga diri rendah

LOW

SELF ESTREEM

Reinforces

MEDIOCRF LOW

PERFORMANCE EXPECTATIONS

REDUCED LESS EFFORT CHALENGING

GOALS

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

Sumber: Yosep (2011)

Yosep (2011) mengutip Hasil riset Malhi (2008) dapat

menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh

rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan

berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan

yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya

hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak

optimal. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab

terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering

disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat

individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang

Page 7: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.

Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan,

atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan

cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari

kemampuannya.

2.1.1.4 Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan

Depersonalisasi

Diri Positif Rendah Identitas

Gambar 2.2 Rentang Respon Harga Diri Rendah

Sumber: Keliat, 1999 dalam Direja, 2011:143

Harga diri rendah merupakan komponen Episode Depresi

Mayor, dimana aktifitas merupakan bentuk hukuman atau

punishment. Depresi adalah emosional normal manusia, tapi

secara klinis dapat bermakna patologik apabila mengganggu

perilaku sehari-hari menjadi pervasif dan muncul bersama

penyakit lain. Tanda dan gejala yang dimunculkan sebagai

perilaku telah dipertahankan dalam waktu yang lama atau

kronik menjadi mengatakan hal yang negatif tentang diri

sendiri dalam waktu yang lama dan terus menerus,

mengekspresikan sikap malu/minder/rasa bersalah, kontak

mata kurang atau tidak ada dan selalu mengatakan

ketidakmampuan/kesulitan untuk mencoba sesuatu hal,

bergantung kepada orang lain, tidak asertif, pasif dan

hipoaktif, bimbang dan ragu-ragu serta menolak umpan balik

Page 8: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

positif dan membesarkan umpan balik negatif mengenai

dirinya.

2.1.1.5 Pohon Masalah

Resiko Tinggi (Resti) Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

Core Problem Harga Diri Rendah Kronis

Causa Koping Individu Tidak Efektif

Gambar 2.3 Pohon Masalah Harga Diri Rendah

(Fitria, 2014:10).

2.1.1.6 Komponen Konsep Diri

Citra tubuh

Ideal diri Konsep diri Harga diri

Peran Identitas diri

Gambar 2.4 Komponen konsep diri

Sumber: Yusuf,dkk (2015)

Page 9: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

a. Citra tubuh

Citra tubuh adalah kumpulan sikap individu baik yang

disadari maupun tidak terhadap tubuhnya, termasuk persepsi

masa lalu atau sekarang mengenai ukuran, fungsi,

keterbatasan, makna, dan objek yang kontrak secara terus

menerus (anting, make up, pakaian, kursi roda, dan

sebagainya). Baiknya masa lalu maupun sekarang. Citra

tubuh merupakan hal pokok dalam knsep diri. Citra tubuh

harus realistis karena semakin seseorang dapat menerima dan

menyukai tubuhnya ia akan lebih bebas dan merasa aman dari

kecemasan sehingga harga dirinya akan meningkat. Sikap

individu terhadap tubuhnya mencerminkan aspek penting

dalam dirinya misalnya perasaan menarik atau tidak, gemuk

atau tidak, dan sebagainya.

b. Ideal Diri

Persepsi individu tentang seharusnya berprilaku berdasarkan

standar, aspirasi, tujuan, tau nilai yang diyakininya.

Penetapan ideal diri dipengaruhi oleh budaya, keluarga,

ambisi, keinginan, dan kemampuan individu dalam

menyesuaikan diri dengan norma serta prestasi masyarakat

setempat. Individu cenderung menyusun tujuan yang sesuai

dengan kemampuannya, kultur, realita, menghindari

kegagalan dan rasa cemas, serta infeiority.

c. Harga Diri

Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan

menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.

Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu

akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami

keberhasilan. Sebaliknya, individu akan merasa harga diri

nya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai,

atau tidak diterima lingkungan. Harga diri dibentuk sejak

Page 10: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan

meningkat sesuai meningkatnya usia dan sangat terancam

pada masa pubertas. Coopersmith dalam buku Stuart dan

Sudden (2002) mmenyatakan bahwa ada empat hal yang

dapat meningkatkan harga diri anak naik, yaitu:

1) Memberikan kesempatan untuk berhasil

2) Menanamkan idealisme

3) Mendukung aspirasi/ide

4) Membantu membentuk koping

d. Peran

Serangkaian pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuan yang

diharapkan oleh masyarakat sesuai posisinya

dimasyarakat/kelompok sosialnya. Peran memberikan sarana

untuk berperan serta dalamkehidupan sosial dan merupakan

cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang

yang berarti. Hal hal yang mempengaruhi penyesuaian

individu terhadap peran antara lain sebagai berikut.

1) Kejelasan perilaku yang sesuai dengan peran dan

pegetahuannya tentang peran yang diharapkan

2) Respons/tanggapan yang konsisten dari orang yang

berarti terhadap perannya

3) Kesesuaian norma budaya dan harapannya dengan

perannya

4) Perbedaan situasi yang dapt menimbulkan penampilan

peran yang tidak sesuai

e. Identitas diri

Identitas adalah kesadaran tentang “diri sendiri” yang dapat

diperbolehkan individu dari observasi dan penilaian terhadap

dirinya, serta menyadari individu bahwa dirinya

berbedadengan orang lain. Pengertian identitas adalah

organisasi, sintesis dari semua gambaran utuh dirinya, serta

Page 11: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan, atribut/jabatan, dan

peran. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan

percaya diri, hormat terhadap diri, mampu menguasai diri,

mengatur diri, dan menerima diri.

Ciri individu dengan identitas diri yang positif adalah sebagai

berikut:

1) Mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah dari

orang lain

2) Mengakui jenis kelamin sendiri

3) Memandang berbagai aspek diri sebagai suatu keselarasan

4) Menilai diri sendiri sesuai penilain masyarakat

5) Menyadari hubungan masa lalu, sekarang, dan yang akan

datang

6) Mempunyai tujuan dan nilai yang disadari

Ciri individu yang berkepribadian sehat antara lain sebagai

berikut:

1) Citra tubuh positif dan sesuai

2) Ideal diri realistis

3) Harga diri tinggi

4) Penampilan peran memuaskan

5) Identitas jelas

Adapun menurut Fajariyah (2012) konsep diri adalah semua

pikiran, kepercayaan, dan keyakinan yang diketahui tentang

dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan

dengan orang lain. Adapun komponen konsep diri :

a. Gambaran diri (body image) adalah pandangan seseorang

terhadap tubuhnya.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

b. Ideal diri (self ideal) adalah persepsi individu tentang

perilaku yang harus dilakukan sesuai dengan standar,

aspirasi, tujuan atau nilai yang ditetapkan.

c. Harga diri (self esteem) adalah penilaian tentang nilai

individu dengan menganalisa kesesuaian perilaku dengan

ideal diri.

d. Peran (role performance) adalah seperangkat perilaku

yang diharapkan masyarakat sesuai dengan fungsi

individu didalam masyarakat tersebut.

e. Identitas (identity) adalah penilaian individu terhadap

dirinya sebagai satu kesatuan yang utuh, berlanjut,

konsisten, dan unik.

Ciri konsep diri :

1) Konsep diri yang positif

2) Gambaran diri yang tepat dan positif

3) Ideal diri yang realistis

4) Harga diri yang tinggi

5) Penampilan diri yang memuaskan

6) Identitas yang jelas

2.1.1.7 Tanda dan gejala

Menurut Fitria (2014) tanda dan gejala klien dengan

gangguan harga diri rendah adalah:

a. Mengkritik diri sendiri

b. Perasaan tidak mampu

c. Pandangan hidup yang pesimistis

d. Tidak menerima pujian

e. Penurunan produktivitas

f. Penolakan terhadap kemampuan diri

g. Kurang memprihatikan perawatan diri

h. Berpakaian tidak rapi

Page 13: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

i. Selera makan kurang

j. Tidak berani menatap lawan bicara

k. Lebih banyak menunduk

l. Bicara lambat dengan nada suara lemah

Sementara menurut Fajariansyah (2012) tanda dan gejala

harga diri rendah adalah :

a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan

tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

b. Rasa bersalah terhadap kepada dirinya sendiri

(mengkritik/menyalahkan diri sendiri)

c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah

disertai harapan yang suram, mungkin klien akan

mengakhiri kehidupannya.

2.1.1.8 Komplikasi

Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi

sosial:menarik diri, isolasi sosial menarik diri adalah

gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku

yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam

hubungan sosial (DepKes RI, 1998, dalam Wijayaningsih,

2015:52). Isolasi sosial menarik diri sering ditunjukan dengan

perilaku antara lain:

Data Subjektif

a. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan

ataupun pembicaraan.

b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan

dengan orang lain.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh

orang lain.

Data Objektif:

a. Kurang spontan dalam diajak bicara.

b. Apatis.

c. Ekspresi wajah kosong.

d. Menurun/tidak adanya komunikasi verbal.

e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat

bicara.

2.1.1.9 Penatalaksanaan

Menurut Prabowo (2014) terapi pada gangguan jiwa

skizofrenia dewasa ini sudah dikembangkan sehingga

penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya

lebih manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi yang

dimaksud meliputi :

a. Psikofarmaka

Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran

yang hanya diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi

dalam 2 golongan yaitu golongan generasi pertama

(typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang

termasuk golongan generasi pertama misalnya :

1) Chlorpromazine HCL

Indikasi: Skizofrenia dan kondisi yang berhubungan

dengan psikosis, trankulisasi dan kontrol darurat untuk

gangguan perilaku. Terapi tambahan untuk gangguan

perilaku karena retardasi mental.

Kontraindikasi: Penekanan sumsung tulang, gangguan

hati atau ginjal berat, sindrom reye; koma karena

barbiturat atau alkohol, anak kurang 6 tahun.

Efek samping: Ikterus, hipotensi postural dan depresi

pernapasan, diskrasia darah, distonia akut, diskinesia

Page 15: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

tardiv, gangguan penglihatan, reaksi ekstrapiramidal

(dosis tinggi).

2) Haloperidol

Indikasi: Skizofrenia akut dan kronik, status ansietas,

gelisah dan psikis labil disertai dengan mudah marah,

menyerang, astenia, delusi, halusinasi.

Kontraindikasi: Depresi endogen tanpa agitasi,

gangguan saraf dengan gejala piramidal atau

ekstrapiramidal, kondisi koma, depresi SSP berat.

Efek samping: Hipertonia dan gemetar pada otot,

gerakan mata yang tidak terkendali, hipotensi ortostatik,

galaktore.

Obat yang termasuk generasi kedua misalnya :

1) Risperidone

Indikasi: Terapi skizofrenia akut dan kronik dan

kondisi psikosi lain. Meringankan gejala afektif yang

berhubungan dengan skizofrenia.

Kontraindikasi: Pasien demensia dengan riwayat

serangan brovaskular atau serangan iskemik sepintas,

hipertensi, atau DM, intoleransi galaktosa, defisiensi

lapp laktase atau malabsorpsi glukosa-galaktosa,

laktasi.

Efek samping: Penurunan jumlah neutrofil dan

trombosit, hiperglikemia, eksaserbasi dari diabetes,

agitasi, gangguan cemas, gelisah, sakit kepala,

sedasi, mengantuk,elelahan yang menyeluruh,

pusing, kesulitan berkonsentrasi, gejala ekstrapirami-

dal,tremor,rigiditas, hipersalivasi, bradikinesia,

akatisia, distonia akut, penglihatan kabur, hipotensi,

hipertensi, rinitis, peningkatan BB, konstipasi,

dispepsia, mual/muntah, nyeri lambung, peningkatan

Page 16: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

enzim hati, pembengkakan, pruritus, eksantema,

fotosentivitas, otot lemas, inkontinensia, priapismus,

gangguan orgasme.

2) Olanzapine

Indikasi: Terapi akut dan pemeliharaan untuk

skizofrenia dan psikosis lain dengan gejala-gejala

positif (seperti delusi, halusinasi, gangguan berpikir,

hostilitas/bermusuhan, curiga) dan gejala-gejala

negarif (seperti flattered effect, penarikan diri secara

emosional dan sosial, kesulitan berbicara) menonjol.

Mengurangi gejala-gejala afektif sekunder yang

umumnya berhubungan dengan skizofrenia dan

gangguan terkait. Terapi untuk episode manik sedang

hingga berat. Mencegah kekambuhan gangguan

bipolar.

Kontraindikasi: Hipersensitivitas, diketahui beresiko

mengalami glaukoma sudut sempit. Efek samping:

Somnolen, peningkatan BB, eosinofilia, peningkatan

kadar proklatin, kolesterol, glukosa dan trigliserida,

glukosuria, peningkatan nafsu makan, pusing,

akatisia, parkinsonisme, diskinesia, hipotensi

ortostatik, efek antikolinergik, peningkatan enzim

transaminase hati sepintas yang asimtomatik, ruam

kulit, astenia, kelelahan menyeluruh, edema.

3) Quentiapine

Indikasi: Terapi skizofrenia episode depresi dan

episode manik yang menyertai gangguan bipolar.

Kontraindikasi: Penggunaan bersama dengan seperti

penghambat HIV-protease, antijamurazol,

eritromisin, klaritromisin dan nefazodon.

Page 17: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

Efek samping: Samnolen, pusing, konstipasi, mulut

kering, astenia ringan, rinitis, dispepsia,

periningkatan BB, hipotensial postural atau hipotensi

ortostatik, takikardi, sinkop, edema perifer,

peningkatan serum transaminase, penurunan jumlah

hitung neutrofil, hiperglikemia.

4) Aripiprazole

Indikasi: Terapi akut untuk skizofrenia pada dewasa

dan remaja. Terapi rumat pada dewasa dengan

skizofrenia dan gangguan bipolar. Terapi untuk

mania akut dan episode campuran dari gangguan

bipolar pada anak, remaja, dan dewasa. Terapi

tambahan untuk gangguan depresi mayor.

Efek samping: Sakit kepala, mual, muntah,

konstipasi, cemas, insomnia, kepala terasa ringan,

somnolen, akatisia, dispepsia, agitasi. (Hawari, 2001

di kutip oleh Prabowo, 2014)

b. Psikoterapi

Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita

bergaul lagi dengan orang lain, penderita lain, perawat dan

dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi

karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan

yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan

permainan atau latihan bersama. (Maramis, 2005 dikutip

oleh Prabowo, 2014)

c. Terapi kejang listrik

Electro convulsive therapy adalah pengobatan untuk

menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan

melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang

satu atau dua temples. Therapi kejang listrik diberikan pada

Page 18: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika

oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.

(Maramis, 2005 dikutip oleh Prabowo, 2014)

d. Terapi Modalitas

Terapi modalitas atau perilaku merupakan pengobatan

untuk skizofrenia yang ditujukan pada kemampuan dan

kekurangan pasien. Teknik perilaku menggunakan latihan

keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan

sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan

praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi kelompok

bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan

masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata.

Sedangkan, terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu

terapi aktivias kelompok stimulus kognitif atau persepsi,

therapy aktivitas kelompok stimulus sensori, terapi

aktivitas kelompok stimulus realita dan therapy aktivitas

kelompok sosialisasi. Dari empat jenis terapi aktivitas

kelompok diatas yang paling relevan dilakukan pada

individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah

adalah therapy aktivitas kelompok stimulasi dan terkait

dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan

dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa

kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

(Keliat & Akemat, 2005 dikutip oleh Prabowo, 2014)

2.2 Tinjauan Teoritis Keperawatan

Proses keperawatan merupakan suatu metode pemberian asuhan

keperawatan pada pasien (individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat)

yang logis, sistematis, dinamis dan dan teratur. Proses ini bertujuan untuk

memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

Pelaksanaan proses keperawatan jiwa bersifat unik, karena sering kali pasien

memperlihatkan gejala yang berbeda untuk kejadian yang sama, masalah

pasien tidak dapat dilihat secara langsung, dan penyebabnya bervariasi.

Pasien banyak yang mengalami kesulitan menceritakan permasalahan yang

dihadapi, sehingga tidak jarang pasien menceritakan hal yang sama sekali

berbedadengan keadaan yang dialaminya. Perawat jika dituntut memiliki

kejelian yang dalam saat melakukan asuhan keperawatan. Proses

keperawatan jiwa dimulai dari pengkajian (termasuk analisis data dan

pembuatan pohon masalah), perumusan diagnosis, pembuatan kriteria hasil,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Fortinash, dalam Yusuf (2015:40)

2.2.1 Pengkajian

Menurut keliat (2011:9) Pengkajian awal dilakukan dengan

menggunakan pengkajian dua menit berdasarkan keluhan pasien.

Setelah ditemukan tanda tanda menonjol yang mendukung adanya

gangguan jiwa, maka pengkajian dilanjutkan dengan menggunakan

format pengkajian kesehatan jiwa. Data yang dikumpulkan mencakup

keluhan utama, riwayat kesehatan jiwa, pengkajian psikososial, dan

pengkajian status mental. Teknik pengu,mpulan data yang dapat

dilakukan melalui wawancara dengan pasien dan keluarga,

pengamatan langsung terhadap kondisi pasien, serta melalui

pemeriksaan.

Sementara menurut Fitria (2014) data yang perlu dikaji bisa

dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :

2.2.1.1 Data Subjektif

Merupakan data yang disampaikan secara lisan oleh klien

dan keluarga. Data ini didapatkan melalui wawancara oleh

perawat kepada klien dan keluarga. Data yang perlu dikaji

antara lain :

a. Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.

b. Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

c. Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk

beraktivitas atau bekerja.

d. Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri

(mandi, berhias, makan, atau toileting).

2.2.1.2 Data Objektif

Merupakan data yang ditemukan secara nyata. Data yang

didapat melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh

perawat. Data yang perlu dikaji antara lain :

a. Mengkritik diri sendiri.

b. Perasaan tidak mampu.

c. Pandangan hidup yang pesimistis.

d. Tidak menerima pujian.

e. Penurunan produktivitas.

f. Penolakan terhadap kemampuan diri.

g. Kurang memperhatikan perawatan diri.

h. Berpakaian tidak rapi.

i. Berkurang selera makan.

j. Tidak berani menatap lawan bicara.

k. Lebih banyak menunduk.

l. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Menurut Fajariyah (2012) diagnosa yang ditemukan pada klien harga

diri rendah yaitu :

2.2.2.1 Harga diri rendah

2.2.2.2 Koping individu tidak efektif

2.2.2.3 Isolasi sosial

2.2.2.4 Perubahan persepsi sensori : halusinasi

2.2.2.5 Resiko tinggi prilaku kekerasan

Page 21: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

2.2.3 Intervensi

Fokus perawat adalah untuk membantu klien memahami diri sendiri

secara lengkap dan akuratsehingga mereka dapat mengarahkan hidup

mereka sendiri dengan cara yang lebih memuaskan. Hal ini berarti

membantu klien berusaha menuju masa depan yang lebih jelas,

pengalaman perasaan yang lebih dalam, keinginan, dan keyakinan;

kemampuan yang lebih besar untuk memanfaatkan sumber daya

mereka dan menggunakannya untuk tujuan yang konstruktif; serta

persepsi yang lebih jelas tentang arah hidup mereka, dengan asumsi

tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri, keputusan mereka, dan

tindakan mereka.

Kesadaran diri sangat penting untuk membawa perubahan dalam

konsep diri, dan kondisi tertentu atau peristiwa yang merasngsang

kesadaran diri. Hal ini mungkin terjadi ketika rangsangan dari tubuh

meningkat, seperti dikeadaan nyeri, kelemahan, atau kemarahan, atau

ketika rangsangan dari lingkungan yang menurun, seperti di penurunan

sensorik atau sosial. Stuart (2013:227)

2.2.3.1 Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien.

a. Tujuan strategi pelaksanaan 1 (SP 1) menurut Fajariyah

(2012:16) antara lain :

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat.

2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki.

3) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

4) Klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai

kemampuan.

5) Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai

kemampuan.

Page 22: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

6) Klien dapat menyusun jadwal untuk melakukan yang

sudah dilatih.

b. Kriteria Evaluasi menurut Wijayaningsih (2015:11)

1) Ekspresi wajah bersahabat menunjukan rasa senang,

ada kontak mata, atau berjabat tangan mau

menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau

duduk bersampingan dengan perawat, mau

mengeluarkan masalah yang dihadapi.

2) Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki: kemampuan yang dimiliki klien, aspek

positif keluarga, aspek positif lingkungan yang dimiliki

klien.

3) Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

4) Klien membuat rencana kegiatan harian.

5) Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan

kemampuannya.

6) Klien memanfaatkan sitem pendukung yang ada

dikeluarga.

c. Intervensi

1) Membina hubungan saling percaya.

Rasional:

Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk

kelancaran hubungan interaksi selanjutnya.

Tindakan yang harus dilakukan dalam membina

hubungan saling percaya adalah :

a) Bina hubungan saling percaya seperti salam

terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan

interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat

kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik

pembicaraan).

Page 23: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

b) Beri kesempatan pada klien untuk

mengungkapkan perasaannya.

c) Sediakan waktu untu mendengarkan klien.

d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah

seseorang yang berharga dan bertanggung jawab

serta mampu menolong firinya sendiri.

2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki.

a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki klien.

Rasional:

Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti

menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego

diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatan

nya.

b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap

bertemu klien, utamakan memberi pujian yang

realistis.

Rasional:

Reinforcement positif akan meningkatkan harga

diri.

c) Utamakan memberikan pujian yang realistis.

Rasional:

Pujian yang realistis tidak menyebabkan klien

melakukan kegiatan karena hanya ingin

mendapatkan pujian.

3) Menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Tindakan yang harus dilakukan adalah :

a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih

bisa digunakan selama sakit.

Rasional:

Page 24: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

Keterbatasan dan pengertian tentang kemampuan

yang dimiliki adalah prasarat untuk berubah.

b) Diskusikan pada kemampuan yang dapat

dilanjutkan penggunaannya.

Rasional:

Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri

memotivasi untuk tetap mempertahankan

penggunaannya.

4) Memantu klien dapat memilih kegiatan yang akan

dilatih sesuai dengan kemampuan pasien.

Tindakan yang harus dilakukan adalah :

a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat

dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.

Rasional:

Klien adalah individu yang bertanggung jawab

terhadap dirinya sendiri.

b) Tingkatan kegiatan sesuai dengan toleransi

kondisi klien.

Rasional:

Klien perlu bertindak secara realisis dalam

kehidupannya.

c) Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh

klien lakukan.

Rasional:

Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi

klien untuk melaksanakan kegiatan.

5) Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih.

Tindakan yang harus dilakukan adalah :

a) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah

direncanakan.

Rasional:

Page 25: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

Memberikan kesempatan kepada klien mandiri

dirumah.

b) Beri pujian atas keberhasilan klien.

Rasional:

Reinforcement positif akan menigkatkan harga

diri.

c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.

Rasional:

Memberikan kesempatan untuk tetap melakukan

kegiatan yang biasa dilakukan.

6) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan

klien.

Rasional:

Reinforcement positif akan menigkatkan harga diri.

7) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan

yang dilatih. Tindakan yang harus dilakukan adalah :

a) Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba

kegiatan yang telah dilatih.

Rasional:

Memberikan kesempatan untuk tetap melakukan

kegiatan yang biasa dilakukan.

b) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan

klien setiap hari.

Rasional:

Reinforcement positif akan menigkatkan harga

diri terhadap klien.

c) Tingkatan kegiatan sesuai dengan tingkat

toleransi dan perubahan setiap kegiatan.

d) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang

telah dilatih.

Rasional:

Page 26: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

Meningkatkan kedisiplinan klien dalam menjalan

kan kegiatan yang telah direncakan oleh klien.

e) Berikan kesempatan kepada klien untuk

mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan

kegiatan.

Rasional:

Menghargai pendapat orang lain, dan mening-

katkan harga diri klien supaya klien tidak menjadi

orang yang tergantung pada orang lain.

2.2.3.2 Strategi Pelaksanaan SP 2 klien

a. Tujuan :

1) Jadwal harian klien terevaluasi oleh perawat

2) Klien dapat melatih kemampuan kedua yang dapat

dilakukan.

3) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian.

b. Kriteria evaluasi :

1) Klien dapat mengevaluasi kegiatan hariannya

2) Klien dapat melatih kemampuan kedua yang dapat

dilakukan

3) Klien dapat memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

c. Intervensi :

1) Evaluasi jadwal harian klien oleh perawat

2) Latih kemampuan kedua klien yang dapat dilakukan

3) Anjurkan klien untuk memasukkan kemampuan kedua

didalam jadwal kegiatan harian

2.2.3.3 Strategi Pelaksanaan SP Keluarga menurut Direja (2011)

a. Tujuan :

Keluarga mampu merawat klien dengan Harga Diri

Rendah dirumah dan menjadi sistem pendukung yang

efektif bagi klien.

Page 27: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

b. Kriteria evaluasi :

1) Keluarga mampu mengidentifikasi kemampuan yang

dimiliki klien.

2) Keluarga mampu menyediakan fasilitas untuk klien

melakukan kegiatan.

3) Keluarga mampu mendorong klien melakukan kegiatan

4) Keluarga mampu memuji klien saat klien melakukan

kegiatan.

5) Keluarga mampu membantu melatih klien.

6) Keluarga mampu membantu menyusun jadwal kegiatan

klien.

7) Keluarga mampu membantu perkembangan pasien.

c. Intervensi :

Strategi pelaksanaan SP 1 keluarga

1) Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat

klien

Rasional:

Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien

mandiri dirumah.

2) Jelaskan proses terjadinya harga diri rendah

3) Jelaskan tentang cara merawat klien harga diri rendah

Rasional:

Meningkatkan peran keluarga dalam merawat klien

dirumah.

4) Susun jadwal keluarga untuk merawat klien

Rasional:

Jadwal yang tepat membantu keluarga untuk

mensupport klien dalam mempercepat proses

penyembuhan.

Strategi pelaksanaan SP 2 keluarga

1) Evaluasi kemampuan SP 1

Page 28: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

2) Latih keluarga langsung ke klien

3) Menyusun jadwal keluarga untuk merawat klien

Strategi pelaksanaan SP 3 keluarga

1) Evaluasi kemampuan keluarga

2) Evaluasi kemampuan klien

3) Susun jadwal keluarga untuk follow up dan rujukan

2.2.4 Implementasi

Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana

tindakan keperawatan yang telah dibuat. Tindakan keperawatan

dilakkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien saai ini.

Perawat bekerja sama dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan

lain dalam melakukan tindakan. Tujuannya adalah

memberdayakan pasien dan keluarga agar mampu mandiri

memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan keterampilan koping

dalam menyesuaikan masalah. Perawat bekerja dengan pasien dan

keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dan

memfasilitasi pengobatan malalui kolaborasi dan rujukan (Keliat,

2011:10).

2.2.4.1 Strategi pelaksanaan SP 1 klien menurut Fajariyah (2012)

a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki klien

b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih

dapat digunakan

c. Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan

yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah

dipilih

d. Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah

dilatih dalam rencana harian

2.2.4.2 Strategi pelaksanaan SP 2 klien

a. Melatih klien melakukan kegiatan lain yang sesuai

dengan kemampuan klien

Page 29: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

2.2.4.3 Strategi pelaksanaan SP 1 keluarga

a. Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam

merawat klien dirumah

b. Menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala

harga diri rendah

c. Menjelaskan cara merawat klien dengan harga diri

rendah

d. Mendemonstrasikan cara merawat klien dengan harga

diri rendah

e. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk

mempraktikan cara merawat

2.2.4.4 Strategi pelaksanaan SP 2 keluarga

a. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien

dengan masalah harga diri rendah langsung kepada

klien

2.2.4.5 Strategi pelaksanaan SP 3 keluarga

a. Membantu perencanaan pulang bersama keluarga

2.2.5 Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan kemampuan pasien

dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan

masalah. Kemampuan yang diharapkan menurut Keliat (2011:11)

adalah :

2.2.5.1 Pada tingkat individu diharapkan pasien mampu :

a. Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai

kemampuannya.

b. Membina hubungan dengan orang lain di lingkungannya

secara bertahap.

c. Melakukan cara-cara menyelesaikan masalah yang

dialami.

2.2.5.2 Pada tingkat keluarga diharapkan keluarga mampu :

Page 30: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HARGA DIRI RENDAH 2.1 ... - UMBJM

a. Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien

hingga pasien mandiri.

b. Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan

jiwa.

c. Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang

mengalami gangguan jiwa atau kekambuhan.

d. Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan

konsultasi segera.

e. Menggunakan sumber-sumber yang tersedia

dimasyarakat seperti tetangga, teman dekat, dan

pelayanan kesehatan terdekat.