BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Mioma...

download BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25190/4/Chapter II.pdf · menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis natural

If you can't read please download the document

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Mioma...

  • BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian Mioma Uteri

    Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel

    jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen.3 Mioma uteri disebut juga

    dengan leimioma uteri atau fibromioma uteri. Mioma ini berbentuk padat karena

    jaringan ikat dan otot rahimnya dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinak

    yang paling umum dan sering dialami oleh wanita. Neoplasma ini memperlihatkan

    gejala klinis berdasarkan besar dan letak mioma.4

    2.2. Anatomi Uterus

    Uterus (rahim) merupakan organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, yang

    sedikit gepeng kearah muka belakang, terletak di dalam pelvis antara rektum di

    belakang dan kandung kemih di depan. Ukuran uterus sebesar telur ayam dan

    mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot polos. Ukuran panjang uterus adalah

    7-7,5 cm lebar di atas 5,25 cm, tebal 1,25 cm. Berat uterus normal lebih kurang 57

    gram.

    Pada masa kehamilan uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama

    dibawah pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat. Pembesaran

    ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus, disamping itu serabut-

    serabut kolagen yang ada menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen

    sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Setelah Menopause, uterus

    wanita nullipara maupun multipara, mengalami atrofi dan kembali ke ukuran pada

    masa predolesen.15,16

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2.1. Pembagian Uterus

    a. Fundus Uteri (dasar rahim) : bagian uterus yang proksimal yang terletak

    antara kedua pangkal saluran telur.

    b. Korpus Uteri : Bagian uterus yang membesar pada kehamilan. Korpus uteri

    mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang

    terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.

    c. Serviks Uteri : Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio,

    hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri yaitu

    bagian serviks yang ada di atas vagina.16

    2.2.2. Pembagian Dinding Uterus

    a. Endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri. Endometrium

    terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar, dan jaringan dengan banyak

    pembuluh-pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Dalam masa haid

    endometrium untuk sebagian besar dilepaskan, untuk kemudian tumbuh

    menebal dalam masa reproduksi pada kehamilan dan pembuluh darah

    bertambah banyak yang diperlukan untuk memberi makanan pada janin.

    b. Miometrium (lapisan otot polos) di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan

    disebelah luar berbentuk longitudinal. Diantara kedua lapisan ini terdapat

    lapisan otot oblik, berbentuk anyaman. Lapisan otot polos yang paling penting

    pada persalinan oleh karena sesudah plasenta lahir berkontraksi kuat dan

    menjepit pembuluh-pembuluh darah yang ada di tempat itu dan yang terbuka.

    c. Lapisan serosa (peritoneum viseral) terdiri dari lima ligamentum yang

    menfiksasi dan menguatkan uterus yaitu:

    Universitas Sumatera Utara

  • c.1. Ligamentum kardinale kiri dan kanan yakni ligamentum yang

    terpenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan

    ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina kea rah lateral

    dinding pelvis. Didalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara

    lain vena dan arteria uterine.

    c.2. Ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan yakni ligamentum yang

    menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks

    bagian belakang kiri dan kanan kearah sarkum kiri dan kanan.

    c.3. Ligamentum rotundum kiri dan kanan yakni ligamentum yang

    menahan uterus agar tetap dalam keadaan antofleksi, berjalan dari

    sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal waktu berdiri

    cepat karena uterus berkontraksi kuat.

    c.4. Ligamentum latum kiri dan kanan yakni ligamentum yang meliputi

    tuba, berjalan dari uterus kearah sisi, tidak banyak mengandung

    jaringan ikat.

    c.5. Ligamentum infundibulo pelvikum yakni ligamentum yang menahan

    tuba fallopi, berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di

    dalamnya ditemukan urat-urat saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan

    vena ovarika.15,16

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 2.1. Anatomi Uterus dan mioma uteri 17

    Gambar 1. Anatomi Uterus Normal

    Gambar 2. Letak Mioma uteri

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.3. Klasifikasi Mioma Uteri

    Berdasarkan letaknya mioma uteri diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu:

    2.3.1. Mioma Uteri Subserosum

    Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan saja,

    dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai.

    Pertumbuhan kearah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan disebut

    sebagai mioma intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga

    peritoneum sebagai suatu massa. Perlekatan dengan ementum di sekitarnya

    menyebabkan sisten peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum.

    Akibatnya tangkai semakin mengecil dan terputus, sehingga mioma terlepas dari

    uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini

    dikenal sebagai mioma jenis parasitik.

    2.3.2. Mioma Uteri Intramural

    Disebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya multiple. Apabila masih

    kecil, tidak merubah bentuk uterus, tapi bila besar akan menyebabkan uterus

    berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak

    memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa

    tumor di daerah perut sebelah bawah.

    2.3.3. Mioma Uteri Submukosum

    Mioma yang berada di bawah lapisan mukosa uterus/endometrium dan

    tumbuh kearah kavun uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan

    besar kavum uteri. Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat keluar

    dan masuk ke dalam vagina yang disebut mioma geburt.

    Universitas Sumatera Utara

  • Mioma submukosum walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan

    perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit dihentikan, sehingga sebagai terapinya

    dilakukan histerektomi.18, 19

    2.4. Epidemiologi Mioma Uteri

    2.4.1. Distribusi Frekuensi Mioma Uteri

    Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ reproduksi

    wanita. Jarang sekali ditemukan pada wanita berumur 20 tahun dan belum pernah

    (dilaporkan) terjadi sebelum menarche, paling banyak ditemukan pada wanita

    berumur 35-45 tahun (proporsi 25%). Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma

    masih tumbuh. Proporsi mioma uteri pada masa reproduksi 20-25%.15 Penelitian

    Nishizawa di Jepang (2008) menemukan insidens rates mioma uteri lebih tinggi pada

    wanita subur yaitu 104 per seribu wanita belum menopause dan 12 per seribu wanita

    menopause (P

  • ginekologi yaitu 190 kasus dari 1939 kasus ginekologi.23 Penelitian Gaym A di Tikur

    Anbessa Teaching Hospital, Addis Ababa, Ethiopia tahun 2004 mencatat penderita

    mioma uteri sebanyak 588 kasus.24

    2.4.2. Determinan Mioma Uteri

    Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga

    merupakan penyakit multifaktorial. Mioma merupakan sebuah tumor monoklonal

    yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Tumbuh

    mulai dari benih multiple yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium sangat

    lambat tetapi progresif. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri:

    a. Estrogen

    Mioma uteri kaya akan reseptor estrogen. Meyer dan De Snoo mengajukan teori

    Cell nest atau teori genitoblast, teori ini menyatakan bahwa untuk terjadinya

    mioma uteri harus terdapat dua komponen penting yaitu: sel nest ( sel muda

    yang terangsang) dan estrogen (perangsang sel nest secara terus menerus).

    Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan

    ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada

    tempat lain dalam abdomen.19 Hormon estrogen dapat diperoleh melalui

    penggunaan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal (Pil KB, Suntikan KB, dan

    Susuk KB).25

    Peranan estrogen didukung dengan adanya kecenderungan dari tumor ini

    menjadi stabil dan menyusut setelah menopause dan lebih sering terjadi pada

    pasien yang nullipara.

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Progesteron

    Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang siklus

    menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis natural dari

    estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu:

    mengaktifkan 17 - Beta hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor

    estrogen pada tumor.19

    Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga

    kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :

    i. Umur

    Proporsi mioma meningkat pada usia 35-45 tahun.19 Penelitian Chao-Ru Chen

    (2001) di New York menemukan wanita kulit putih umur 40-44 tahun beresiko

    6,3 kali menderita mioma uteri dibandingkan umur < 30 tahun (OR =6,3; 95%

    CI:3,5-11,6). Sedangkan pada wanita kulit hitam umur 40-44 tahun beresiko

    27,5 kali untuk menderita mioma uteri jika dibandingkan umur < 30 tahun

    (OR=27,5; 95% CI:5,6-83,6).26

    ii. Paritas

    Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relative infertile,

    tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma

    uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah

    keadaan ini saling mempengaruhi.19 Penelitian Okezie di Nigeria terhadap 190

    kasus mioma uteri, 128 (67,3%) adalah nullipara. 23

    Penelitian yang dilakukan di Nigeria terhadap wanita dengan usia rata 44,9

    tahun, 40,8 % nullipara dan 35% melahirkan 1-2 kali.27 Demikian juga dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • hasil penelitian Buttrum memperoleh dari 1.698 kasus mioma uteri, 27%

    diantaranya infertile dan 31% melahirkan 1-2 kali.28

    iii. Faktor Ras dan Genetik

    Pada wanita tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma

    uteri lebih tinggi.19 Penelitian Baird di Amerika yang dilakukan terhadap wanita

    kulit hitam dan wanita kulit putih menemukan bahwa wanita kulit hitam

    beresiko 2,9 kali menderita mioma uteri (OR=2,9; 95%CI:2,5-3,4).21 Terlepas

    dari faktor ras, kejadian mioma juga tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga

    ada yang menderita mioma uteri.

    2.5. Perubahan Sekunder

    Perubahan sekunder pada mioma uteri adalah perubahan yang terjadi pada

    mioma karena pengaruh lain. Perubahan yang terjadi sebagian besar bersifat

    degenerasi. Hal ini terjadi oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang

    mioma.

    Perubahan sekunder yang sering terjadi:

    2.5.1 Atrofi : sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri

    menjadi kecil.

    2.5.2 Degenerasi Hialin : perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita

    berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen, dapat

    meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripada seolah-olah

    memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.

    2.5.3 Degenerasi Kistik : dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana

    sebagian dari mioma menjadi cair sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang

    Universitas Sumatera Utara

  • tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang

    luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan

    konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau

    suatu kehamilan.

    2.5.4 Degenerasi Membatu (calcicerous degeneration) : terutama terjadi pada

    wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan

    adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi

    keras dan memberikan bayangan pada foto roentgen.

    2.5.5 Degenerasi Merah (carneous degeneration) : perubahan ini biasanya terjadi

    pada kehamilan dan nifas. Patogenesis diperkirakan karena suatu nekrosis sub

    akut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang

    mioma seperti daging mentah berwarna merah yang disebabkan oleh pigmen

    hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi

    pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam dan kesakitan.

    Tumor uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan klinik ini

    seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau mioma yang bertangkai.

    2.5.6 Degenerasi lemak : jarang terjadi dan merupakan kelanjutan degenerasi

    hialin.5,18,19

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.6. Komplikasi

    Komplikasi merupakan suatu kondisi yang mempersulit atau reaksi negatif

    yang terjadi pada penderita akibat mioma uteri.

    2.6.1. Degenerasi Ganas

    Mioma uteri yang menjadi Leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32 0,6 %

    dari seluruh mioma, serta merupakan 50 75 % dari seluruh sarkoma uterus.

    Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histology uterus yang telah

    diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar

    dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.

    2.6.2. Torsi (Putaran Tangkai)

    Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan

    sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah syndrome

    abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan gangguan akut tidak terjadi. Hal ini

    hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma

    dalam rongga peritoneum.

    Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan

    karena gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang

    menyebabkan perdarahan berupa metroragia disertai leukore dan gangguan-gangguan

    yang disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri.19

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.7. Pencegahan Mioma Uteri

    2.7.1. Pencegahan Primordial

    Pencegahan ini dilakukan pada perempuan yang belum menarche atau

    sebelum terdapat resiko mioma uteri. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan

    mengkonsumsi makanan yang tinggi serat seperti sayuran dan buah.19

    2.7.2. Pencegahan Primer

    Pencegahan primer merupakan awal pencegahan sebelum seseorang

    menderita mioma. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan penyuluhan

    mengenai faktor-faktor resiko mioma terutama pada kelompok yang beresiko yaitu

    wanita pada masa reproduktif. Selain itu tindakan pengawasan pemberian hormon

    estrogen dan progesteron dengan memilih pil KB kombinasi (mengandung estrogen

    dan progesteron), pil kombinasi mengandung estrogen lebih rendah dibanding pil

    sekuensil, oleh karena pertumbuhan mioma uteri berhubungan dengan kadar

    estrogen.5

    2.7.3. Pencegahan Sekunder

    Pencegahan sekunder ditujukan untuk orang yang telah terkena mioma uteri,

    tindakan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya komplikasi. Pencegahan yang

    dilakukan adalah dengan melakukan diagnosa dini dan pengobatan yang tepat. 29

    a. Diagnosa

    a1. Gejala Subjektif

    Pada umumnya kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada

    pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Timbulnya gejala

    Universitas Sumatera Utara

  • subjektif dipengaruhi oleh: letak mioma uteri, besar mioma uteri, perubahan dan

    komplikasi yang terjadi.

    Gejala subjektif pada mioma uteri:

    i. Perdarahan abnormal, merupakan gejala yang paling umum dijumpai.

    Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah: menoragia, dan

    metrorargia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini antara

    lain adalah: pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium,

    permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa, atrofi endometrium,

    dan gangguan kontraksi otot rahim karena adanya sarang mioma di antara

    serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang

    melaluinya dengan baik. Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis

    karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.

    ii. Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang khas tetapi gejala

    ini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang

    disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma

    submukosum yang akan dilahirkan dan pertumbuhannya yang menyempitkan

    kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.

    iii. Tanda penekanan, Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma

    uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuria, pada

    uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan

    hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan

    tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat

    menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.3,19,25

    Universitas Sumatera Utara

  • a2. Gejala Objektif

    Gejala Objektif merupakan gejala yang ditegakkan melalui diagnosa ahli

    medis. Gejala objektif mioma uteri ditegakkan melalui:

    i. Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik dapat berupa pemeriksaan Abdomen

    dan pemeriksaan pelvik. Pada pemeriksaan abdomen, uterus yang besar dapat

    dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba sebagai nodul ireguler dan tetap, area

    perlunakan memberi kesan adanya perubahan degeneratif. Pada pemeriksaan

    Pelvis, serviks biasanya normal, namun pada keadaan tertentu mioma

    submukosa yang bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi serviks dan terlihat

    pada ostium servikalis. Uterus cenderung membesar tidak beraturan dan

    noduler. Perlunakan tergantung pada derajat degenerasi dan kerusakan

    vaskular. Uterus sering dapat digerakkan, kecuali apabila terdapat keadaan

    patologik pada adneksa.

    ii. Pemeriksaan Penunjang; Apabila keberadaan masa pelvis meragukan maka

    pemeriksaan dengan ultrasonografi akan dapat membantu. Selain itu melalui

    pemeriksaan laboratorium (hitung darah lengkap dan apusan darah) dapat

    dilakukan.

    b. Penatalaksanaan Medis Mioma Uteri

    b.1. Pengobatan Konservatif

    Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma uterus dengan

    Gonadotropin releasing hormone (GnRH) agonis. Pengobatan GnRH agonis

    selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di

    miometrium hingga uterus menjadi kecil. Setelah pemberian GnRH agonis

    Universitas Sumatera Utara

  • dihentikan mioma yang lisut itu akan tumbuh kembali di bawah pengaruh

    estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam

    konsentrasi tinggi.

    b.2. Pengobatan Operatif

    Tindakan operatif mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang menimbulkan

    gejala yang tidak dapat ditangani dengan pengobatan operatif, tindakan operatif

    yang dilakukan antara lain :

    i. Miomektomi

    Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan

    uterus, misalnya pada mioma submukosum pada mioma geburt dengan cara

    akstirpasi lewat vagina. Apabila miomektomi dikerjakan karena keinginan

    memperoleh anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan 30-50%.

    Pengambilan sarang mioma subserosum dapat dengan mudah dilaksanakan

    apabila tumor bertangkai.

    Tindakan ini seharusnya hanya dibatasi pada tumor dengan tangkai yang jelas

    yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila tidak mioma dapat diambil

    dari uterus pada waktu hamil atau melahirkan, sebab perdarahan dapat

    berkepanjangan dan terkadang uterus dikorbankan.

    ii. Histerektomi

    Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya merupakan tindakan

    terpilih. Tindakan ini terbaik untuk wanita berumur lebih dari 40 tahun dan

    tidak menghendaki anak lagi atau tumor yang lebih besar dari kehamilan 12

    minggu disertai adanya gangguan penekanan atau tumor yang cepat

    Universitas Sumatera Utara

  • membesar. Histerektomi dapat dilaksanakan perabdomen atau pervaginum.

    Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan.

    Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan

    timbulnya karsinoma serviks uteri. Histeroktomi supra vaginal hanya

    dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus

    keseluruhan. 18,19, 29

    2.7.4. Pencegahan Tertier

    Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan setelah penderita melakukan

    pengobatan. Umumnya pada tahap pencegahan ini adalah berupa rehabilitasi untuk

    meningkatkan kualitas hidup dan mencegah timbulnya komplikasi. Pada dasarnya

    hingga saat ini belum diketahui penyebab tunggal yang menyebabkan mioma uteri,

    namun merupakan gabungan beberapa faktor atau multifaktor. Tindakan yang

    dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas hidup dan mempertahankannya.

    Penderita pasca operasi harus mendapat asupan gizi yang cukup dalam masa

    pemulihannya.

    Universitas Sumatera Utara