BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46762/3/BAB II.pdf · Sumbing bibir dan atau langit-langit...
Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46762/3/BAB II.pdf · Sumbing bibir dan atau langit-langit...
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumbing Bibir dan atau Langit-Langit
2.1.1 Definisi Sumbing Bibir dan atau Langit-Langit
Sumbingxbibirxdanxatauxlangit-langitxadalah malformasi bawaan
umumxbibir,xlangit-langitxmulut, atau keduanya disebabkan oleh genetik
yang kompleks dan faktor lingkungan (Wehby, 2010). Sumbing bibir dan
atauzlangit-langit mungkin melibatkan bibir, atap mulut (palatum keras),
atauzjaringanzlunakzdizbagianzbelakangzmulutz (langit-langit zlunak).
Sumbing bibir dan atau langit-langit juga melibatkan struktur sekitar rongga
mulut yang bisa meluas ke struktur wajah mengakibatkan deformitas oral,
wajah, dan kraniofasial (Mossey, 2009). Sumbing bibir dan atau
langit-langit adalah kelompok bawaan yang heterogen dan kecacatan
dengan prevalensi 1: 600-1,000 di antara bayi yang baru lahir. Itu termasuk
bibir sumbing sindromik dan non-sindromik (CL), sumbing langit-langit
mulut (CP) dan bibir sumbing dan langit-langit mulut (CLP) (Wyszynski,
2002).
Segmentasi anatomis ke dalam prepalate dan langit-langit sumbing
orofacial di American Cleft Klasifikasi Palate-Craniofacial Association
(ACPA):
(1) Pembelahan prepalate (sumbing bibir dan embriologis palatum primer):
a. Bibir sumbing (cheiloschisis)
b. Sumbing alveolus (alveoloschisis)
c. Bibir sumbing, alveolus, dan palatum primer (cheiloalveoloschisis)
6
(2) Sumbing langit-langit mulut (sumbing embriologis palatum sekunder):
a. Sumbing langit-langit keras (uranoschisis)
b. Sumbing langit-langit lunak (staphyloschisis atau veloschisis)
c. Sumbing langit-langit keras dan lunak (uranostaphyloschisis).
(3) Pembelahan prepalate dan palatum (alveolocheilopalatoschisis)
Setiap sumbing bisa lebih jauh ditandai dengan laterality dan
tingkat keparahan. Laterality hanya dilambangkan sebagai kiri, kanan,
bilateral, atau median (Allori, 2017).
2.1.2 Pencegahan Sumbing Bibir dan atau Langit-Langit
Dalam sumbing bibir dan atau langit-langit, pendekatan pencegahan
dapat dikaitkan untuk dua strategi yang berbeda:
• pendidikan penduduk tentang faktor risiko dan,
• konseling genetik untuk keluarga (atau individu) pada faktor risiko.
Sebagian besar faktor risiko dapat dikenali selama keluarga melakukan
perencanaan dan konsultasi pranatal. Keluarga yang menerima diagnosis
dan bimbingan sebelum atau selama periode prenatal memiliki kesempatan
untuk mencari informasi dan pengobatan sebelumnya (Amstalden,2011).
2.1.3 Faktor Risiko Sumbing Bibir dan atau Langit-Langit
a. Gaya hidup, penyakit ibu, gizi dan faktor lingkungan
Sehubungan dengan sumbing bibir dan atau langit-langit, paparan
maternal terhadap tembakau dan penggunaan alkohol, status metabolik
(diabetes, obesitas atau berat badan rendah), infeksi virus, obat-obatan
(antikonvulsan) dan teratogen (pelarut, pertanian bahan kimia), serta peran
preventif vitamin suplemen, telah diselidiki. Ibu yang merokok selama
7
kehamilan secara konsisten dikaitkan dengan peningkatan risiko sumbing bibir
dan atau langit-langit (Dixon,2011).
b. Usia orang tua
Pendekatan meta-analisis usia orang tua menunjukkan bahwa ayah
berusia 40 tahun atau lebih memiliki 58% kemungkinan lebih tinggi memiliki
anak dengan langit-langit sumbing (CP); untuk ibu berusia di atas 40 tahun,
probabilitasnya 28% lebih tinggi untuk CP dan 56% lebih tinggi untuk CLP
(Herkrath,2012).
c.Genetik
Sumbing bibir dan atau langit-langit menyebabkan perubahan
struktur bagian anterior (bibir dan palatum) dan dapat dibedakan antara
genetik dan embryologi dari sumbing bibir dan atau langit-langit sekunder.
Sementara itu, terdapat gangguan yang dapat mempengaruhi kompleks
craniofacial, dan sebagian besar hanya terjadi pada bibir atas dan atau di
palatum. Sejauh ini, terjadi 70 persen kasus dari CLP terjadi isolasi dengan
abnormalitas kognitif dan struktural yang dapat disebut juga “isolated, non
syndromic CLP”. Karena defek muncul pada awal pembentukan embrio, sulit
untuk di identifikasi secara spesifik faktor etiologisnya (Michael, 2011).
2.1.4 Manajemen Klinis Sumbing Bibir dan atau Langit-Langit
Perawatan khusus multidisiplin telah dipertimbangkan untuk
pengobatan sumbing bibir dan atau langit-langit (Wyszynski,2002). Ini tahan
lama dan tergantung pada koreksi bedah. Saat ditunda, itu meningkatkan
morbiditas dan kerusakan perkembangan anak (Amstalden,2011). Sebagai
tambahan, orthodonsi dan terapi wicara biasanya ditunjukkan, tergantung pada
8
tingkat keparahan sumbing. Anak yang terkena harus diikuti dan dipantau
untuk mendeteksi kesulitan makan, adanya cacat bawaan lainnya,
co-morbiditas dan kegagalan nutrisi.
a. Kesulitan menyusui
Pengisapan tidak cukup, regurgitasi susu ke rongga hidung,
konsumsi jumlah makanan yang tidak mencukupi dan, dalam situasi khusus,
aspirasi dijelaskan untuk bayi dengan sumbing bibir dan atau langit-langit
(Campillay,2010). Kelainan ini perlu diatasi dengan cepat untuk memastikan
nutrisi itu terpenuhi dan untuk menghindari atau meminimalkan komplikasi
terkait (Amstalden,2006).
b. Nutrisi
Beberapa laporan menekankan pentingnya aspek gizi terkait
penundaan perbaikan bedah sumbing bibir dan atau langit-langit (Amstalden,
2011). Terutama, kenaikan berat badan rendah dan anemia, yang harus
dicegah. Penggunaan ASI dan pencegahannya dan pengobatan anemia harus
menjadi prioritas (Lopez, 2013).
c. Co-morbiditas
Untuk kelainan wajah, anak-anak dengan sumbing bibir dan atau
langit-langit mengalami beberapa komplikasi, seperti otitis, pneumonia,
gangguan komunikasi oral dan gangguan otologis dan / atau pendengaran.
Emosional dan gangguan sosial itu penting dan patut mendapat perhatian dari
keluarga dan profesional kesehatan.
9
d. Cacat terkait
Prevalensi cacat struktural dalam hubungan dengan sumbing bibir
dan atau langit-langit berkisar antara 8% sampai 75%, dan mayoritas dari
laporan menunjukkan bahwa CP memiliki nilai tertinggi dan CL nilai
terendah. Daerah orofacial dan kardiovaskular, saraf pusat, dan
muskuloskeletal (termasuk anggota tubuh, tangan dan kaki) paling sering
terlibat (Mossey, 2009).
2.2 Kecemasan
2.2.1 Definisi Kecemasan
xPadazdasarnya,qkecemasanxmerupakanxhalxwajarxyangxpernah
dialamixolehxsetiapxmanusia.qKecemasanqsudahqdianggap sebagai bagian
dariqkehidupanqsehari-hari.xKecemasanxadalahxsuatux perasaanx yang
sifatnyaxumum,xdimanaxseseorangxmerasaxketakutanx atau kehilangan
kepercayaanqdiriqyangqtidakqjelasqasalqmaupunqwujudnya(Wiramihardja,
2005).xKecemasanzadalahqsesuatuzyangzmenimpazhampirz setiap orang
padazwaktuztertentuzdalamzkehidupannya.zKecemasanzmerupakanzreaksi
normalzterhadapzsituasizyangzsangatzmenekanz kehidupan seseorang.
Kecemasanzbisazmunculxsendirixatauzbergabungx dengan gejala-gejala
lainzdarixberbagaizgangguanxemosiz(Ramaiah,x2003).
MenurutzKaplan,xSadock,zdanxGrebbx(Fauziahz&zWiduri,x2007)
kecemasanzadalahxresponzterhadapxsituasixtertentuz yang mengancam,
danzmerupakanxhalzyangxnormalzterjadix menyertai perkembangan,
perubahan,zpengalamanxbaruzatauxyangzbelumxpernahxdilakukan, serta
dalamzmenemukanxidentitaszdirixdanzartixhidup.z Kecemasan adalah
10
reaksizyangxdapatzdialamixsiapapun.zNamunxcemasz yang berlebihan,
apalagizyangxsudahzmenjadixgangguanz akanx menghambat fungsi
seseorangzdalamxkehidupannya.zKecemasanxmerupakanzsuatu perasaan
subjektifzmengenaixketeganganzmentalxyangz menggelisahkan sebagai
reaksizumumxdarixketidakmampuanxmengatasixsuatuxmasalahxatauxtidak
adanyaxrasaxaman.xPerasaanxyangxtidakxmenentuxtersebutxpadaxumumn
yaxtidakxmenyenangkanxyangxnantinyaxakanxmenimbulkanxatauxdisertai
perubahanxfisiologisxdanxpsikologisx(Rochman,x2010).
2.2.2 ManifestasixKlinisxKecemasanxxxx
Kecemasanxadalahxsuatuxkeadaanxyangxmenggoncangkanxkarena
adanyaxancamanxterhadapxkesehatan.xIndividu-individux yang tergolong
normalxkadangxkalaxmengalamixkecemasanxyang xmenampak, sehingga
dapatxdisaksikanxpadaxpenampilanxyangxberupaxgejala-gejalaxfisikxmaupu
nxmental.xGejalaxtersebutxlebihxjelasxpadax individux yang mengalami
gangguanxmental.xLebihxjelasxlagixbagixindividuxyangxmengidapxpenyakit
mentalxyangxparah.
Jeffrey,xSpencer,x&xBeverlyx(2005)xmengklasifikasikanxgejala-g
ejalaxkecemasanxdalamxtigaxjenisxgejala,xdiantaranyaxyaitux:
a. Gejalaxfisikxdarixkecemasanxyaitux:xkegelisahan,x anggotax tubuh
bergetar,xbanyakxberkeringat,xsulitxbernafas,xjantungx berdetakx kencang,
merasaxlemas,xpanasxdingin,xmudahxmarahxatauxtersinggung.
b. Gejalaxbehavioralxdarixkecemasanxyaitux:x berperilakux menghindar,
terguncang,xmelekatxdanxdependenxxx
c. Gejalaxkognitifxdarixkecemasanxyaitux:xkhawatir xtentangx sesuatu,
perasaanxtergangguxakanxketakutanxterhadapxsesuatuxyangxterjadixdimasa
11
depan,xkeyakinanxbahwaxsesuatuxyangxmenakutkanxakan xsegera xterjadi,
ketakutanxakanxketidakmampuanxuntukxmengatasixmasalah,xpikiranxterasa
bercampurxadukxatauxkebingungan,xsulitxberkonsentrasi.
2.2.3 EtiologixKecemasanxxx
Kecemasanxseringxkalixberkembangxselamax jangkax waktux dan
sebagianxbesarxtergantungaxpadaxseluruhxpengalamanx hidup xseseorang.
Peristiwa-peristiwaxatauxsituasixkhususxdapatx mempercepatx munculnya
seranganxkecemasan.xMenurutxRamaiahx(2003)xadaxbeberapaxfaktorxyang
menyebabkanxreaksixkecemasan,xdiantaranyaxyaitux:xxx
a. Lingkunganxatauxsekitarxtempatxtinggalx mempengaruhix cara
berfikirxindividuxtentangxdirixsendirixmaupunxorangxlain.xHalxinixdisebab
kanxkarenaxadanyaxpengalamanxyangxtidakxmenyenangkanxpadax individu
denganxkeluarga,xsahabat,xataupunxdenganxrekanxkerja.xSehinggaxindividu
tersebutxmerasaxtidakxamanxterhadapxlingkungannya.
b. Emosixyangxditekan.xKecemasanxbisaxterjadixjikaxindividuxtidak
mampuxmenemukanxjalanxkeluarxuntukxperasaannyaxsendirixdalamxhubun
ganxpersonalxini,xterutamaxjikaxdirinyaxmenekanxrasaxmarahxatauxfrustasi
dalamxjangkaxwaktuxyangxsangatxlama.
c. Sebab-sebabxfisik.xPikiranxdanxtubuhxsenantiasaxsalingxberintera
ksixdanxdapatxmenyebabkanxtimbulnyaxkecemasan.xHalxinixterlihatxdalam
kondisixsepertixmisalnyaxkehamilan,xsemasaxremajaxdanxsewaktuxpulihxda
rixsuatuxpenyakit.xSelamaxditimpaxkondisi-kondisixini,xperubahan-perubaha
nxperasaanxlazimxmuncul,xdanxinixdapatxmenyebabkanxtimbulnyaxkecema
san.
12
Xrasaxcemasxdisebabkanxolehxkombinasix faktor-faktor xtertentu.
Sepertixgangguanxmentalxlainnya,xrasaxcemasxdisebabkanxolehxgagalnya
saraf-sarafxotakxuntukxmengontrolxemosixdan xrasa xtakut.x Contohnya
stressxdapatxmengubahxalurxkomunikasixsel-selxsarafxdalamxsirkuitxotak.
Halxinixakanxmengubahxstrukturxotakxtertentuxyangxmengkontrolxemosi.
Strukturxotakxtertentuxinixpadaxawalnyaxdibentukx darix genetik xdan
keturunanxkeluarga.xFaktorxlingkunganxsepertix trauma xmasa xkecil
(contohnyaxkekerasanxrumahxtangga,xkehilanganxorangx tua,x dll) xatau
masalahxbesarxdalamxhidupx(contohnyaxkrisis finansial dan gagalnya
hubungan asmara) dapat memicu kecemasan. Gejala-gejala kecemasan juga
dapat disebabkan oleh gangguan sistemik seperti hipertiroidisme, masalah
endokrin, gula darah rendah, kekurangan kalsium, dan penyakit jantung
(Starcevic. 2005).
Kecemasan harus berasal dari asal-usul yang kompleks dan saling
mempengaruhi peristiwa dan pengaruh genetik, biologis, sosial, dan psikologis.
Di antara faktor yang paling penting adalah genetik atau disposisi biologis,
perkembangan dan lingkungan berdampak pada satu individu, dan stressor dan
pengalaman akut yang menantang satu orang dan mengarah ke berbagai
perubahan adaptasi.
Disposisi Genetik dan Biologis
Gangguan panik adalah gangguan kecemasan yang paling umum,
yang mendasari kecemasan. Etiologi masih belum dipahami dengan baik.
Namun, beberapa penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa faktor
genetik menjelaskan sekitar setengah varians dan bahwa kebanyakan kasus
memiliki genetik dasar yang kompleks (Schumacher, 2011). Mengenai
13
gangguan panik, itu telah menunjukkan bahwa kerabat pasien memiliki
peningkatan risiko dari gangguan serupa. Di antara kerabat risiko hingga 30%
telah dilaporkan, yang secara signifikan berbeda dari prevalensi seumur hidup
sekitar 2% dalam populasi umum.
Pengaruh Sosial dan Lingkungan
Meskipun dampak kuat dari kejadian tak diinginkan selama masa kecil
terbukti, perlu diingat bahwa hubungan sederhana tidak dapat dibangun.
Selain konflik situasi keluarga, beberapa faktor seperti dukungan orang tua,
gaya membesarkan anak, dan ciri-ciri kepribadian telah dikaitkan dengan
kejadian gangguan kecemasan pada masa remaja. Kecemasan pemisahan masa
kecil, kehilangan orang tua masa kanak-kanak, peristiwa stres yang umum,
dan peristiwa kehidupan utama bersifat prediktif untuk kerentanan individu
mengembangkan kecemasan (Ogliari, 2010). Pelecehan anak yang dipastikan
dipastikan terkait dengan gangguan kecemasan, menunjukkan bahwa
penganiayaan sebenarnya membawa asosiasi gangguan kecemasan serta
depresi dan penyalahgunaan alkohol (Scott, 2010). Selain faktor-faktor ini,
usia juga berkontribusi terhadap ekspresi kecemasan.
Stress
Stres juga memainkan peran utama dalam patologi gangguan
kecemasan. Misalnya, PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) adalah suatu
kondisi di mana stres dianggap sebagai faktor etiologi utama (Bremner, 2003).
2.2.4 Pengobatan Kecemasan
Bagian penting dari setiap intervensi dengan pasien dengan
gangguan kecemasan adalah pendidikan. Pasien harus menerima pemeriksaan
medis yang sesuai, seperti pemeriksaan fisik, dan studi (misalnya,
14
elektrokardiogram, hormon perangsang tiroid) bila diindikasikan. Kombinasi
psikoterapi dan manajemen obat direkomendasikan dalam semua gangguan
kecemasan. Cognitive-behavioral therapy (CBT) memiliki dukungan terkuat
dari semua psikoterapi, tetapi memerlukan komitmen untuk perawatan pada
bagian dari pasien. Kemanjurannya juga bergantung pada kemampuan terapis
dan lamanya terapi (Byrne, 2005). Para penghambat reuptake serotonin
selektif (SSRI) telah terbukti menjadi obat yang paling ditoleransi. Kelas obat
inixtermasukxfluoxetinex(Prozac),xfluvoxaminex(Luvox),xcitalopram(Celexa
),xescitalopramx(Lexapro),xparoxetinex(Paxil),x danx sertraline x(Zoloft).
Beberapa perbaikan harus dicatat dalam 3 atau 4 minggu, dan dosis harus
ditingkatkan jika tidak ada perbaikan yang terlihat. Dalam semua gangguan
kecemasan, SSRI harus dimulai pada dosis rendah dan secara bertahap dititrasi
hingga tingkat terapeutik untuk menghindari eksaserbasi awal kecemasan.
Benzodiazepin, yang telah digunakan secara umum di masa lalu
untuk mengobati gangguan kecemasan, terus berguna dalam manajemen
jangka pendek dari gejala sampai pengurangan gejala yang dapat diterima
dicapai dengan SSRI atau CBT. Toleransi dan kurangnya potensi kecanduan
membuat SSRI lebih diinginkan untuk manajemen jangka panjang, tetapi
penundaan dalam tanggapan membuat bantuan gejala jangka pendek dengan
benzodiazepine diinginkan bagi mereka dengan gangguan terbesar. Karena
risiko untuk kecemasan rebound saat menarik diri dari benzodiazepin dengan
waktu paruh pendek, seperti alprazolam (Xanax), banyak psikiater lebih
memilih benzodiazepin yang bekerja lebih lama, seperti clonazepam
(Klonopin). Jika pasien tidak menanggapi kombinasi CBT dan obat-obatan,
evaluasi ulang gejala mungkin mengungkapkan gangguan komorbid yang
15
terlewatkan pada pemeriksaan pertama. Gangguan psikiatri komorbid secara
signifikan menurunkan kemungkinan pemulihan dari kecemasan dan
meningkatkan tingkat kekambuhan (Bruce, 2005). Farmakoterapi sering
membantu untuk mencegah kekambuhan, dan dosis ditingkatkan ketika
pengobatan yang efektif dilanjutkan selama 12 bulan. Ketika menghentikan
SSRI, direkomendasikan untuk melakukan taper lambat, dengan pemantauan
ketat untuk gejala rebound (sakit kepala, gangguan gastrointestinal, gelisah).
Jika kambuh terjadi, memulai kembali pengobatan diindikasikan.
2.3 Depression,xAnxietyxandxStressxScalex-x21xItemsx(DASS-21)xxx
xDepression,xAnxietyxandxStressxScalex-x21xxxItemsxx(DASS-21)
adalahxsatuxsetxdarixtigaxskalaxlaporanxdirixyangxdirancangxuntukxxmengukur
kondisixemosionalxdepresi,xkecemasan,xdanxstres.xxMasing-masingxxdarixtiga
skalaxDASS-21xberisix7xitem,xdibagixmenjadixsubskalaxdenganxkontenxserupa.
Skala depresi menilai dysphoria, keputusasaan, devaluasi kehidupan,
penghentian-diri,xkurangnya minatx/xketerlibatan,xanhedoniaxdanxinersia.xSkala
kecemasanxmenilaixgairahxotonom,xefekxototxrangka,xxsituasionalxxkecemasan,
danxpengalamanxsubyektifxdarixpengaruhxyangxcemas.xSkalaxxxstresxxsensitif
terhadapxtingkatxgairahxkronisxnonspesifik.xInixmenilaixxkesulitanxxxbersantai,
kegelisahanxgugup,xdanxmudahxmarahx/xgelisah,xmudahxtersinggungx/xterlalu
reaktifxdanxtidakxsabar.xSkorxuntukxdepresi,xkecemasanxdanxxstresxxdihitung
denganxmenjumlahkanxskorxuntukxitemxyangxrelevan.xSkorxxxcut-offxxxyang
direkomendasikanxuntukxlabelxtingkatxkeparahanxkonvensionalx(normal,sedang,
berat)xadalahxsebagaixberikut:xxx
Catatan: Skor pada DASS-21 perlu dikalikan dengan 2 untuk menghitung skor
akhir.
16
Tabel 2.1 Penilaian Skor Kuesioner DASS-21
(Lovibond, 1995).
2.4 Kecemasan pada Sumbing Bibir dan atau Langit-Langit
Secara keseluruhan, mayoritas anak-anak dan orang dewasa
dengan CLP tampaknya tidak mengalami masalah psikososial utama,
meskipun beberapa masalah khusus mungkin muncul. Misalnya, kesulitan
telah dilaporkan dalam kaitannya dengan masalah perilaku, kepuasan dengan
penampilan wajah, depresi, dan kecemasan. Beberapa perbedaan antara tipe
celah telah ditemukan dalam kaitannya dengan konsep diri, kepuasan dengan
penampilan wajah, depresi, keterikatan, masalah belajar, dan hubungan
interpersonal (Hunt, 2005). Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak
yang menarik akan lebih terlihat oleh orang, karena memiliki perilakuxsosial
yangxlebihxpositifxdanxmenerimaxperlakuanxyangxlebihxpositifxxdaripada
rekan-rekanxmerekaxyangxxkurangxxmenarikx(Dion,xx1972).xxxxBanyak
anak-anak dengan bibir sumbing dan langit-langit (CLP) mungkin memiliki
penampilan atau pidato wajah yang kurang menarik daripada rekan-rekan
mereka. Kapp-Simon (1999) menyimpulkan bahwa secara signifikan banyak
17
anak menunjukkan kesulitan kognitif, perilaku dan emosional yang menjadi
perhatian klinis. Thompson dan Kent (2001) menunjukkan tingkat depresi
dan kecemasan yang meningkat di antara mereka dengan cacat wajah.
Anak-anak dengan sumbing bibir dan atau langit-langit lebih percaya bahwa
hidup mereka diturunkan oleh takdir, keberuntungan, atau lainnya dan
signifikan lebih bergantung (sensitif pada lingkungan sosial) daripada kontrol
tanpa sumbing bibir dan atau langit-langit (Brantley and Clifford, 1979).
Anak-anak dengan sumbing bibir dan atau langit-langit mempunyai sifat
permusuhan yang tinggi, harga diri rendah, pandangan negatif, dan
ketergantungan yang tinggi bila di banding dengan populasi umum (Tyl,
1990).
Masalah perilaku telah dilaporkan pada anak dengan sumbing bibir
dan atau langit-langit seperti mempunyai perilaku menyendiri yang tinggi,
yaitu sebuah faktor risiko gangguan cemas (Richmand dan Millard, 1997).
Studi mengatakan bahwa fungsi psikososial pada anak-anak dan dewasa
muda, pasien dengan sumbing bibir dan atau langit-langit dilaporkan
memiliki lebih banyak masalah perilaku, gejala depresi dan beberapa
masalah yang mengganggu (Hunt, 2006).
2.5 Perkembangan pada Anak
xDixusiax19-30xbulanxanakxmulaixmendeskripsikanxxbesar,xkecil,xbagus,
cantik,xkuatxtentangxdirixmerekaxsendiri.
18
AnakxUsiax3-6xtahunxx
SelfxConceptxdanxPerkembanganxKognitifxx
Representasixkognitifxanakxmengenaixdirixmerupakanxsubstansixdanxxxisixxdari
konsepsi/gambaranxdirixanakxyangxpemahamannyaxdidasarixdarixberbagaixperan
anakxdanxorang-orangxyangxmendefinisikanxsiapaxanakxtersebutxsehinggaxdapat
menjadixpetunjukxrasional.xContohx:xAnakxperempuanx13xtahun,xxpahamxbahwa
diaxadalahxanakxperempuan,xdudukxdixbangkuxSMP,xaktifxdixOSIS,xxdanxpunya
hobixkesenian.
Perubahanxpemahamanxdirixx
Adaxperubahanxdalamxdefinisixtentangxdirixanakxusiax4x–x7xtahun,xyaitu:xx
Singlexrepresentations:xterisolasi,xmemandangxdarixsatuxxdimensixdanxpikirannya
masihxmelompat-lompatxdarixsatuxtopikxkextopikxlain.x5xkarakteristikxutama yang
menjadixperhatian,xantaraxlainx:xx
1. Kebingunganxdalamxmengenalxdiri,xpikiranxdanxtubuhx–xcontohx:xsaya berbeda
darixdiaxkarenaxsayaxlebihxtinggixx
2. Dekripsixkonkretx–xcontohx:xakuxtinggalxdixrumahxbesarxx
3. Deskripsixfisikx–xcontohx:xakuxberbedaxdarixdiaxkarenaxakuxlebihxtinggixdari
diaxx
4. Desktripsixaktifxlebihxseringxkepadaxyangxtidakxrealistisxwalaupunxpositipx—
contohx:xakuxbisaxberhitungxpadahalxbelumxbisa,xhalxinixkarenaxanakxbelum bisa
19
membedakanxkompetensixaktualxdanxyangxdiinginkan;xbelumxbisaxxmembedakan
antaraxidealxdanxrealitasxdiri;xjarangxterlibatxdalamxperbandinganxsosialx–
xbagaimanaxanakxdibandingkanxdenganxorangxlain.
5. Belumxmampuxmengenalxlawanxdarixsuatuxatributx–xcontohx:xbaikxdanxburuk,
bahayaxdanxtidakxbahaya.
Representationalxmappings:xmenghubungkanxsatuxaspekxdirinyaxkexxaspekxyang
lain.xPemahamanxdirixtidakxsebatasxcaraxvisualxtetapixsudahxxmengenalixxdirinya
darixtubuhnya,xdipahamixsecaraxfisikxsepertixukuran,xbentuk,xdanxxwarna. Contoh
anakx4xtahunxbilangx“sayaxberbedaxdarixdiaxkarenaxsayaxxxmempunyaixxrambut
warnaxcoklatxdanxdiaxwarnaxblonde”xataux“sayaxberbedaxdarixdiaxxkarenaxxsaya
lebihxtinggixdarixdia”x(Santrock, 2007).
2.6 Kepuasan
xKepuasanxpasienxadalahxtingkatxkepuasanxpelayananxpasienxdari persepsi
pasienxdanxkeluargaxterdekat.xKepuasanxakanxtercapaixapabilaxxxhasilxxxxpasien
optimalxdanxxpelayananxxkesehatanxxmemperhatikanxxkemampuanxxpasienxxatau
keluarganya,xadanyaxperhatianxterhadapxkeluhan,xkeadaanxlingkunganxfisik,xserta
memprioritaskanxxkebutuhanxxpasien,xxsehinggaxxtercapaixxkeseimbanganxxyang
sebaik-baiknyaxantaraxtingkatxrasaxpuasxatauxhasilxdanxderitaxsertaxjerihxxpayah
yangxharusxdialamixgunaxmemperolehxhasilxtersebutxx(Soejadi,xx1996).xxWijono
(1999)xberpendapatxbahwaxkepuasanxmerupakanxtingkatxkeadaanxyangxdirasakan
olehxseseorangxterhadapxhasilxatauxoutcomexprodukxdalamxhubungannyaxdengan
harapanxseseorang.xSehingga, dapat disimpulkan bahwa ketika hasil atau outcome
yang diterima oleh seseorang tidak sesuai dengan harapannya, maka dapat dikatakan
20
pelayanan atau penampilan tidak memuaskan. Sedangkan, jika hasil atau outcome
sesuai dengan harapan, makan pelayanan atau penampilan tersebut memuaskan.