BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 2.1 - Bina Nusantara University
Transcript of BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 2.1 - Bina Nusantara University
BAB 2
STUDI PUSTAKA
2.1 Konsep Manajemen dan Manajemen Strategis
2.1.1 Pengertian Manajemen
Perlu adanya kajian umum yaitu pengertian manajemen secara harfiah dan
uraian khusus tentang pendapat para ahli sebelum mengenal lebih jauh tentang
manajemen terkait strategi dan implementasinya. Manajemen sendiri belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Menurut beberapa
pendapat ahli,
Menurut Umar (2013,4), manajemen merupakan bagian dari manajemen
keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia.
Menurut David (2015,39), manajemen dibagi dalam aktivitas pokok yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf dan
pengontrolan didalam suatu organisasi. Sedangkan Menurut Robins dan Coulter
(2012: 8) manajemen melibatkan koordinasi dan mengawasi aktivitas kerja
lainnya sehingga kegiatan mereka selesai dengan efekif dan efisien. .
Jadi, manajemen adalah suatu kegiatan manajerial mencangkup proses
perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan kerja dan
pengontrolan yang melibatkan sejumlah sumber daya manusia yang ada dalam
suatu organisasi/perusahaan dengan tujuan agar proses dan kegiatan manajemen
tersebut dapat memaksimalkan kinerja dan mendorong pencapaian tujuan
perusahaan.
2.1.2 Pengertian Strategi
Menurut Chaffey dan Smith (2008:40), strategi merangkum bagaimana cara
agar mencapai tujuan. Strategi dipengaruhi oleh kedua prioritas tujuan (menjual,
melayani, berbicara dan menyimpan) dan tentu saja, jumlah sumber daya yang
tersedia, serta harus berpikir tentang e-strategic pemasaran sebagai saluran
strategi di mana saluran elektronik dan media digital lainnya mendukung
komunikasi dan saluran distribusi. Hal ini jelas membutuhkan bagaimana
prioritas saluran yang harus digunakan.
29
30
2.1.3 Manajemen strategis
Menurut Rangkuti (2014 : 7) mendefinisikan manajemen strategi antara lain
merupakan Strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi
pengembangan strategi secara makro. Adanya manajemen strategi betujuan
untuk mempertajam bisnis dan produk yang dimiliki perusahaan sehingga
keduanya mampu berintegrasi dan melebur menghasilkan keuntungan dan
pertumbuhan perusahaan.
Sedangkan menurut (David & David, 2015, hal. 37), mendifinisikan
manajemen strategi sebagai seni dan pengetahuan mengenai perumusan,
impelementasi, dan evaluasi keputusan cross-functional yang memampukan
organisasi untuk mencapai tujuannya. Yang artinya manajemen strategi berfokus
pada manajemen yang terintegrasi, marketing, keuangan atau accounting,
produksi atau operasional, research dan development, dan informasi sistem
untuk mecapai kesuksesan dalam organisasi.
Pendapat lain tentang manajemen strategi oleh (Robbins & Coulter, 2012,
hal. 253) merupakan apa yang dilakukan oleh seorang manager untuk
mengembangkan strategi perusahaan. Ini merupakan tugas yang penting
meliputi semua fungsi manajemen dasar diantaranya planning (merencanakan),
organizing (mengatur), leading (memimpin), dan controlling (mengawasi).
Strategi perusahaan meliputi perencanaan untuk setiap kegiatan bisnis yang
dilakukan, bagaimana untuk bersaing dengan baik, dan bagaimana perusahaan
bisa menarik dan memberikan kepuasaan kepada customer guna mencapai
tujuan perusahaan.
31
2.1.4 Konsep Manajemen Strategis
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif
Sumber : Fred R. David (2015:47)
Berdasarkan model konsep manajemen strategis dapat di simpulkan bahwa
menurut David (2015:47) proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan
yaitu :
1. Perumusan strategi
Meliputi pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi adanya peluang,
ancaman dari eksternal organisasi, memiliki pengetahuan dan kesadaran
mengenai kekuatan dan kelemahan dari internal organisasi. Untuk pemilihan
strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Penentuan bisnis apa yang dimasuki
dan dijalankan.
2. Penerapan Strategi
Pada tahap ini perusahaan harus membuat tujuan, kebijakan, alokasi waktu
dan sumber daya sehingga strategi yang telah dirumuskan dapat digunakan.
Penerapan strategi sering dikatakan sebagai “tahap aksi”. Keberhasilan
penerapan strategi didasarkan kemampuan manajer untuk dapat
mengkoordinasi dan memotivasi karyawan.
32
3. Penilaian Strategi
Pada tahap strategi penilaian manajer harus mengetahui apakah terjadi
kesalahan atau harus mengetahui apabila strategi tertentu tidak berhasil. Untuk
dapat mengetahui apakah terjadi kesalahan maka dilakukan penilaian atau
evaluasi. Terdapat tiga aktivitas utama dalam penilaian strategi yaitu (1)
meninjau ulang faktor eksternal dan internal, (2) melakukan pengukuran
kinerja, (3) mengambil langkah korektif.
Pada model konsep manajemen strategi ada beberapa langkah yang dilakukan
menurut David (2015:63) yaitu:
1. Langkah Pertama
Melakukan Identifikasi visi, misi, tujuan serta sasaran perusahaan yang
realistis sehingga dapat dijadikan standar kinerja perusahaan dan juga
mempengaruhi proses perumusan dan implementasi strategi.
2. Langkah Kedua
Menganalisis ancaman dan peluang yang ada pada luar lingkungan
perusahaan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi kinerja perusahaan.
Menurut David (2015:93) faktor eksternal terdiri dari lima kategori yaitu :
a) Kekuatan ekonomi Faktor yang memiliki dampak secara langsung
terhadap daya tarik suatu strategi.
b) Kekuatan sosial, budaya, demografis dan lingkungan Semua perubahan
yang terjadi pada faktor sosial, budaya, demografis dan lingkungan
berdampak secara langsung terhadap semua produk, jasa, dan kebutuhan
konsumen.
c) Kekuatan politik, pemerintah, dan hukum Faktor seperti politik,
pemerintah dan hukum dapat menjadi suatu ancaman atau peluang bagi
semua organisasi. Perubahan yang terjadi pada hukum paten, undang-
undang, dan tarif pajak dapat memberi pengaruh yang besar terhadap
perusahaan.
d) Kekuatan teknologi Dapat terlihat bahwa kemajuan dalam teknologi dapat
menciptakan pasar baru, memunculkan perkembangan produk atau jasa
yang lebih baik. Selanjutnya dapat mengubah biaya kompetitif relatif
dalam sebuah industri.
e) Kekuatan kompetitif Mengumpulkan dan mengevaluasi berbagai
informasi mengenai pesaing penting untuk melakukan perumusan strategi
33
yang dapat membuat perusahaan berhasil untuk mencapai tujuannya.
3. Langkah Ketiga
Menganalisis kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan dan
berpotensi untuk mendukung perkembangan perusahaan atau mengancam
perusahaan. Menurut David (2015:125) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi faktor internal yaitu:
a. Manajemen Fungsi manajemen yaitu lima aktivitas utama merupakan
faktor yang mempengaruhi internal perusahaan.
b. Pemasaran Pemasaran terdiri dari proses pendefinisian, pengantisipasian,
penciptaan, dan kebutuhan konsumen mengenai suatu barang dan jasa.
c. Keuangan atau akuntansi
d. Kekuatan produksi
e. Kekuatan penelitian
f. Kekuatan sistem informasi manajemen
4. Langkah Keempat
Pada langkah keempat dilakukan analisa data untuk langkah kedua dan
ketiga dengan melakukan evaluasi faktor internal dan faktor eksternal.
5. Langkah Kelima
Melakukan formulasi strategi dengan menggunakan beberapa macam
matriks.
6. Langkah Keenam
Tahap dimana perusahaan melakukan implementasi strategi yang
mengarah pada perubahan pada struktur organisasi, analisis kepemimpinan,
serta evaluasi implementasi dari strategi.
7. Langkah Ketujuh
Pada Tahap ini dilakukan pengukuran hasil kinerja perusahaan dengan
cara membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dan mengambil
tindakan koreksi apabila hasil kinerja tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.
34
2.1.5 Proses Manajemen Strategi
Menurut (David & David, 2015, hal. 39), dalam proses manajemen strategi
terdiri dari 3 tahap:
1) Strategy formulation,
2) strategy implementation,dan
3) strategy evaluation
Strategy formulation meliputi pengembangan visi dan misi perusahaan,
pengidentifikasian kesempatan dan ancaman eksternal perusahaan,
mempertajam kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, pencapaian tujuan
jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih beberapa strategi
untuk mecapai tujuan tersebut. Dalam permasalahannya, strategy formulation
meliputi penentuan bisnis baru apa yang bisa dirintis, usaha apa yang perlu
disingkirkan, bagaimana cara mengalokasikan sumber daya, apakah
memperluas operasional kerja atau melakukan perbedaan, apakah memasuki
pasar global, apakah melebur atau melakukan joint venture dengan perusahaan
lain, dan bagaimana untuk menghindari pengambil alihan kekuasaan
Strategy implementation membutuhkan suatu perusahaan dalam mencapai
tujuan setiap tahunnya, merencanakan kebijakan-kebijakan dalam perusahaan,
memotivasi pekerja, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang
diformulasi bisa dilaksanakan. Dalam strategy implementation juga mencakup
pengembangan strategi pendukung budaya, membentuk struktur organisasi
yang efektif, mengalihkan usaha pemasaran, mempersiapkan budget,
mengembangkan dan menggunakan sistem informasi, dan menghubungkan
kompensasi pada pekerja dengan pelaksanaan organisasional.
Strategy evaluation merupakan tahap terakhir dalam manajemen strategi.
Tiga aktivitas fundamental dalam tahap ini adalah:
1) Meninjau faktor internal dan eksternal yang mendasari
manajemen strategi yang berlangsung
2) Mengukur prestasi perusahaan,dan
3) Mengambil tindakan pengkoreksian
Strategy evaluation diperlukan karena kesuksesan yang pada saat ini
dicapai tidak menjamin kesuksesan yang sama dimasa depan. Dan dalam
35
keberhasilan suatu perusahaan selalu muncul masalah-masalah baru dan
beragam. Perusahaan yang sudah besar dan dewasa pasti sempat mengalami
kegagalan.
2.2 Konsep Pasar / Market
2.2.1 Pengertian pasar
Menurut Gilarso (2011,p109) pasar merupakan mata rantai yang
menghubunkan antara produsen dan konsumen, ajang pertemuan antara penjual
dan pembeli, antara dunia usaha dan masyarakat.
Menurut Subagyo (2010,1) pasar adalah titik pertemuan antara permintaan
dan penawaran jenis produk dan jasa sehingga tercapainya kesepatakan dalam
transaksi.
Menurut Umar (2010,50) pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual
dan pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan
penawaran untuk membentuk suatu harga.
Menurut Stanton yang dikutip oleh Umar (2010,35) pasar merupakan temat
kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk
belanja dan kemauan untuk membelanjankannya. Jadi ada tiga faktor utama
yang menunjang terjadinya pasar, yaitu orang denga keinginannya, daya belinya,
serta tingkah lakunya dalam pembeliannya.
Dari beberapa sumber diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pasar adalah
suatu tempat terjadinya pertemuaan antara kekuatan penawaran dan permintaan
yang memiliki kebutuhan masing-masing yaitu antara pembeli dan penjual,
sehingga terjadi kesepakatan jual beli antara keduanya.
2.3 Strategi Bisnis
Pengertian Strategi Bisnis Menurut Rangkuti (2013: 18) strategi merupakan
alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka
panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangkan
menurut David (2011: 18-19) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan
jangka panjang hendak dicapai. Strategi akan memaksimalkan keunggulan
kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.
Berbeda dengan pendapat David yang menyebutkan bahwa strategi akan
memaksimalkan keunggulan bersaing, Rangkuti (2013:183) berpendapat bahwa
36
strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan
bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di tetapkan
berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya.
Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2009:4) strategi merupakan
tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus,
serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh
para pelanggan di masa depan. Strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang
dapat terjadi” dan bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan
inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi
inti 9 (come competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam
bisnis yang dilakukan.
Jauch & Glueck (dalam Akdon, 2011:13) menyebutkan bahwa Strategi
adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan
keunggulan strategi organiasi dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan
yang tepat oleh organisasi.
2.3.1 Fungsi – Fungsi Bisnis
Fungsi-Fungsi Bisnis Fungsi bisnis terdapat berbagai aspek, yaitu:
pemasaran, keuangan, produksi dan operasional, sumber daya manusia, dan
sistem informasi manajemen (SIM).
2.3.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) yang dikutip
Kotler dan Keller (2016:27) merupakan aktivitas, mengatur lembaga, dan proses
untuk menciptakan, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran yang
memiliki nilai untuk pelangga, klien, mitra, dan masyarakyat pada umumnya.
Kegiatan pertama dimulai dengan melihat fokus pemasaran pada penyedia
dan manfaat bagi konsumen. Kegiatan berikutnya adalah menelaah pemasaran
dan pengembangan strategi pemasaran. Pada tahap yang terakhir melakukan
pengembangan, penetapan harga, promosi dan penempatan produk. Sehingga
pemasaran dapat diartikan suatu kegiatan yang mengusahakan agar produk yang
dipasarkan itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar.
Menurut Kotler dan Keller (2012:5) manajemen pemasaran sebagai seni dan
ilmu untuk memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta
37
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan
memngkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
2.3.1.2 Sumber Daya Manusia
Hakikat sumber daya manusia pada setiap organisasi atau perusahaan adalah
diperlukan adanya suatu sumber daya manusia sebagai tenaga kerja. Oleh karena
itu, bahwa yang dimaksud dengan sumber daya manusia adalah tenaga kerja
yang menduduki suatu posisi atau orang-orang yang mempunyai tanggung
jawab untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan pada suatu organisasi atau
instansi tertentu.
Menurut Desseler (2015:3), manajemen sumber daya manusia adalah proses
untuk memperoleh, melatih, menilai, dan mengompensasi karyawan dan untuk
mengurus relasi tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan, serta hal-hal yang
berhubungan dengan keadilan sedangkan menurut Menurut Simamora dalam
Sutrisno (2015:5), manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan,
pengembangan, peniliaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu
anggota organisasi atau kelompok pekerja.
Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi
oleh manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin
- mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut
karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi
lainnya.
2.3.1.3 Keuangan
Menurut Fahmi (2015:2) manajemen keuangan merupakan penggabungan
dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang
bagaimanan seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumber
daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana dan membagi dana
dengan dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para
pemegang saham dan susatainability (keberlanjutan) usahan bagi perusahaan.
Sedangkan menurut Hanafi (2012:2) menyatakan bahwa manajemen keuangan
dapat diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pengorganisasian, staffing,
pelaksanaan, dan pengendalian fungsi-fungsi keuangan.. Jadi dapat disimpulkan
bahwa manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi
38
keuangan. Sejalan dengan perkembangan ilmu manajemen keuangan, fungsi dan
peranan seorang manajer keuangan menjadi lebih luas daripada hanya mencari
dana dan mengalokasikan dana tersebut di dalam perusahaan.
Dalam manajemen keuangan modern sekarang ini, fungsi manajer
keuangan meliputi: 1. Memutuskan Alternatif Pembiayaan (Financing Decision)
2. Menetapkan Pengalokasian Dana (Investment Decision) 3. Menentukan
Deviden (Dividend Decision)
2.3.1.4 Manajemen Operasi
Istilah operasi menunjuk pada konsep perubahan dengan penekannya yaitu
nilai tambah. Menurut Heizer dan Render (2015:3), manajemen operasi
merupakan serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang
dan jasa dengan mengubah masukan menjadi hasil.
Faktor produksi bukan hanya sumber daya alam saja, tetapi juga sumber
daya manusia (human resources), sumber daya modal (capital resources),
mesin-mesin, metode bahkan juga informasi dan waktu. Semua faktor produksi
itu disebut sebagai input, kemudian dirancang (designed) dan diolah (processed)
menjadi produk (output) yang bernilai tambah.
Tujuan manajemen operasi adalah memproduksi atau mengatur produksi
barang- barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat
tertentu sesuai dengan kebutuhan.
2.3.1.5 Tanggung Jawab Sosial (CSR)
Menurut (Prastowo dan Huda 2011:17) CSR adalah mekanisme alami
sebuah perusahaan untuk ‘membersikan’ keuntungan-keuntungan besar yang
diperoleh. Sebagaimana diketahui, cara-cara perusahaan untuk memperolah
keuntungan kadang-kadang merugikan orang lain, baik itu yang tidak disengaja
apalagi yang disengaja. Dikatakan sebagai mekanisme alamiah karena CSR
adalah konsekuensi dari dampak keputusankeputusan ataupun kegiatan-kegiatan
yang dibuat oleh perusahaan, maka kewajiban perusahaan tersebut adalah
membalikkan keadaan masyarakat yang mengalami dampak tersebut kepada
keadaan yang lebih baik, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.
Program aksi CSR menurut Suharto (2010:135) meliputi :
39
1. CSR bidang pendidikan
Sebagai salah satu pilar pembangunan bangsa, pendidikan tidak bisa
diabaikan oleh perusahaan dalam menerapkan CSR, maka tidak
mengherankan apabila pendidikan adalah bidang yang tidak terlewatkan
dalam implementasi CSR setiap perusahaan. Misalnya memberikan beasiswa,
pengadaan bantuan tenaga pengajar, pengadaaan peralatan yang menunjang
pendidikan dan lain sebagainya. CSR bidang kesehatan peningkatan
kesehatan suatu penduduk adalah salah satu target Milenium Development
Goals (MDGs). Program-program CSR sudah sebaiknya tidak meninggalkan
program di bidang kesehatan ini. Program- program CSR bisa dilakukan
dengan banyak cara, disesuaikan dengan kebutuhan dan apa yang semestinya
dilakukan di daerah setempat. Misalnya memberikan pengobatan gratis,
pemberian bantuan makanan tambahan untuk anak-anak dan balita, serta
bantuan peralatan posyandu dan perbaikan infrastruktur Puskesmas di daerah
operasional mereka dan lain sebagainya.
2. CSR bidang lingkungan
Tanggungjawab terhadap perlindungan lingkungan sering kali dianggap
berada dalam ranah publik. Di masa lalu pemerintah dipandang sebagai aktor
utama yang mengadopsi perilaku ramah lingkungan, baik melalui regulasi,
saksi dan tidak jarang melalui penawaran insentif. Sementara itu, sektor
swasta hanya dilihat sebagai penyebab timbulnya masalah- masalah
lingkungan. Namun, kecenderungan ini kini terbalik. Kiprah perusahaan
dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan secara ekonomi, sosial dan
lingkungan global mulai nyata dan meluas.
3. CSR bidang modal sosial
Bidang sosial dalam konteks CSR seringkali di lihat sebagai pola
bantuan sosial yang dilakukan perusahaan kepada lingkungan sekitar dalam
rangka mencapai keharmonisan sosial antara perusahaan dan lingkungannnya
(masyarakat). Misalnya pembangunan infrastruktur, pembinaan karang
taruna, sunatan massal, bantuan sosial pesta adat, bantuan bencana alam dan
lain sebagainya.
40
4. CSR bidang ekonomi dan kewirausahaan
Meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam bidang ekonomi menjadi
perhatian serius setiap pemangku kebijakan CSR. Program peningkatan
pendapatan masyarakat seringkali menjadi program andalan setiap
perusahaan dalam mengimplementasikan CSR. Peningkatan pendapatan
ekonomi ini bisa diterapkan dengan mengembangkan Lembaga Keuangan
Mikro, bantuan modal kepada pengusaha-pengusaha kecil, pemberdayaan
Usaha Kecil dan Menengah dan hingga program pemberdayaan petani.
Program pemberdayaan ekonomi 15 dan kewirausahaan ini, hal terpenting
yang harus diperhatikan adalah keterlibatan masyarakat dalam mengikuti
program. Partisipasi masyarakat harus diutamakan agar program tersebut
benar-benar dirasakan oleh masyarakat sebagai program miliknya, sehingga
masyarakat mempunyai perasaan memiliki.
2.3.1.6 Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen (Management
Information Systems) atau sering dikenal dengan singkatannya MIS) merupakan
penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-
informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen (Jogiyanto,
2014:14). Management Information System (MIS) kadang dikatakan juga
Management Reporting System dan ditujukan untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam hal kebutuhan informasi. Laporan berisi informasi tergantung
dari waktu dan detail yang baru (isi dari laporan).
MIS (Management Information System) terutama mendukung fungsi
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan pada tingkat
manajemen. Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi satu dan
menyediakan dasar untuk semua keputusan manajerial. Informasi menunjukkan
sumber utama dari kekuatan atau kelemahan kompetitif manajamen.
Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan sistem informasi perusahaan adalah
dimensi yang penting dalam menjalankan audit internal.
Kegunaan sistem informasi manajemen adalah untuk memperbaiki kinerja
suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial. Sistem
informasi yang efektif dengan demikian mengumpulkan, memberi simbol atau
41
16 kode, menyimpan, menyintesis, dan menyajikan informasi dalam bentuk
yang dapat menjawab pertanyaan penting operasi dan strategis.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menerima bahan mentah dari evaluasi
internal dan eksternal dari suatu organisasi. Sistem ini mengumpulkan data
tentang pemasaran, keuangan, produksi dan yang berhubungan dengan karyawan
secara internal, serta faktor sosial, budaya, demografi, lingkungan, ekonomi,
politik, peraturan pemerintah, teknologi, dan kompetisi secara eksternal. Data
diintegrasikan dalam cara yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan
keputusan manajerial
2.4 Tingkatan Strategi
Tingkatan strategi Menurut Rangkuti (2014:24), perusahaan bisnis
multidivisional yang besar, biasanya memiliki tiga level strategi, yaitu korporasi,
bisnis dan fungsional.
A. Strategi Korporasi
Strategi di tingkat korporasi menggambarkan arah perusahaan secara
keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah
pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai
keseimbangan portofolio produk dan jasa. Sebagai tambahan, strategi
perusahaan adalah:
1. Pola keputusan yang berkenaan dengan tipe-tipe bisnis yang perusahaan
sebaiknya terlibat.
2. Arus keuangan dan sumber daya lainnya ke dan dari divisi-divisi
perusahaan.
3. Hubungan antara perusahaan dengan kelompok-kelompok utama dalam
lingkungan perusahaan.
B. Strategi Bisnis
Strategi bisnis disebut juga strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada
level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk berupa
barang atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang
dilayani oleh divisi tersebut. Strategi bisnis divisi mungkin menekankan pada
peningkatan laba dalam produksi dan penjualan produk dan jasa yang
dihasilkan. Strategi bisnis juga sebaiknya mengintegrasikan berbagai aktivitas
42
fungsional untuk mencapai tujuan divisi. Strategi bisnis (persaingan) merupakan
salah satu dari overall cost leadership, atau diferensiasi.
C. Strategi Fungsional
Strategi fungsional menekankan terutama untuk memaksimalkan sumber
daya produktif. Departemen fungsional mengembangkan strategi untuk
mengumpulkan bersama-sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka untuk
memperbaiki kinerja. Sebagai contoh, strategi khas dari departemen pemasaran
adalah mengembangkan cara untuk meningkatkan penjualan pada tahun
sekarang agar lebih besar daripada tahun sebelumnya. Dengan menggunakan
strategi fungsional pengembangan pasar, departemen pemasaran berusaha
menjual produk yang ada sekarang kepada pelanggan yang berbeda pada pasar
yang ada atau kepada pelanggan baru di wilayah geografi yang baru.
2.5 Perumusan Strategi
2.5.1 Proses Manajemen Strategi
Menurut David (2011:6) proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap:
perumusan strategi, penerapan strategi, dan penilaian strategi. Perumusan
strategi merupakan gabungan antara kondisi eksternal dan internal perusahaan
saat ini dengan tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang. Perumusan
strategi mencakup :
a. Pengembangan visi dan misi.
b. Identifikasi ancaman dan peluang eksternal suatu perusahaan.
c. Identifikasi kelemahan dan kekuatan internal perusahaan.
d. Menetapkan tujuan jangka panjang.
e. Identifikasi alternatif – alternatif strategi.
f. Pemilihan strategi.
Perusahaan memiliki sumber daya yang terbatas, oleh karena itu,
perusahaan harus memilih langkah strategi yang menguntungkan dan
bermanfaat paling besar. Penerapan strategi sering kali disebut sebagai tahap
aksi dari manajemen strategis, yang berarti memobilisasi karyawan dan
manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Hal-hal yang
dilakukan dalam penerapan strategi diantaranya :
a. Menetapkan tujuan tahunan.
43
b. Membuat kebijakan.
c. Memotivasi karyawan.
d. Mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi yang telah dirumuskan
dapat dijalankan.
Penilaian strategi merupakan suatu cara untuk menentukan apakah strategi
tertentu sudah berjalan dengan baik atau belum, penilaian strategis
merupakan tahap terakhir dalam manajemen strategis.
Tiga aktivitas penilaian strategi diantaranya:
1. Peninjauan kembali faktor-faktor eksternal dan internal yang dijadikan
sebagai landasan sebuah strategi.
2. Pengukuran kinerja.
3. Pengambilan langkah korektif.
Menurut Pearce dan Robinson (2013:5) proses manajemen strategi terdiri
dari beberapa tahap, yaitu:
1. Perumusan misi perusahaan yang meliputi rumusan umum tentang
maksud keberadaan, filosofi dan tujuan.
2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi internal
dan kemampuannya.
3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, baik pesaing maupun faktor-
faktor kontekstual umum.
4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber dayanya
dengan lingkungan eksternal.
5. Mengidentifikasi opsi yang paling diinginkan dengan mengevaluasi setiap
opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.
6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum yang
akan mencapai pilihan yang paling diinginkan.
7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai
dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.
8. Mengimplementasikan pilihan strategi dengan cara mengalokasikan
sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas,
sumber daya manusia, struktur, teknologi dan sistem imbalan.
9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi
pengambilan keputusan yang akan datang
44
2.6 Jenis-jenis Strategi Alternatif
Menurut David dan David (2015:136), strategi alternatif yang dapat
dijalankan perusahaan terbagi menjadi 4 jenis dikelompokkan menjadi 11
tindakan. Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara
bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan
terlalu jauh, sehingga harus ditetapkan strategi yang menjadi prioritas utama
untuk dijalankan. Strategi alternatif yang dapat dijalankan perusahaan dapat
dilihat pada berikut:
1. Strategi Integrasi
a. Integrasi kedepan
Integrasi ke depan (forward integration) berkaitan dengan usaha
untuk memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas
distributor atau pengecer. Enam pedoman integrasi ke depan dapat
menjadi sebuah strategi yang efektif:
a) Ketika distributor organisasi saat ini menjadi sangat mahal, atau
tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan
distribusiperusahaan
b) Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas begitu terbatas
untuk menawarkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan-
perusahaan yang melakukan integrasi kedepan
c) Ketika sebuah organisasi berkompetisi di industri yang tengah
tumbuh dan diharapkan akan terus berkembang pesat, ini menjadi
sebuah faktor karena integrasi ke depan mengurangi kemampuan
organisasi untuk mendiversifikasi industri dasarnya
d) Ketika sebuah organisasi memiliki baik modal maupun sumber
daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru
pendistribusian produk-produknya sendiri
e) Ketika keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi, ini
menjadi pertimbangan karena organisasi dapat meningkatkan
kemampuan memprediksi permintaan untuk outputnya melalui
integrasi kedepan
f) Ketika distributor atau peritel yang ada saat ini memiliki margin
laba yang tinggi, situasi ini menyiratkan bahwa sebuah perusahaan
dapat mendistribusikan produknya sendiri secara menguntungkan
45
dan menetapkan harganya secara kompetitif melalui integrasi ke
depan
b. Integrasi kebelakang
Integrasi ke belakang (backward integration) adalah sebuah strategi
yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas
pemasok perusahaan. Strategi tersebut sangat tepat ketika pemasok
perusahaan yang ada saat ini tidak bisa diandalkan, terlampau mahal, atau
tidak mampu memenuhi kebutuhanperusahaan.
Tujuh pedoman integrasi ke belakang dapat menjadi sebuah strategi yang
efektif:
a) Ketika pemasok organisasi saat ini menjadi sangat mahal atau
tidak dapat diandalkan atau tidak mampu memenuhi kebutuhan
perusahaan akan onderdil, komponen, barang rakitan, atau bahan
mentah
b) Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak
c) Ketika industri bersaing di sebuah industri yang berkembang
pesat, ini merupakan faktor karena strategi jenis integratif
mengurangi kemampuan organisasi untuk melakukan diversifikasi
di industri yang tengah mengalami kemerosotan
d) Ketika organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya
manusia untuk mengelola bisnis pemasokan bahan mentahnya
sendiri yang baru
e) Ketika keuntungan dari harga yang stabil sangat penting, ini
menjadi faktor karena organisasi dapat menstabilkan biaya bahan
mentahnya dan biaya-biaya lain yang terkait dengan produknya
melalui integrasi kebelakang
f) Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, yang
menunjukkan bahwa bisnis pemasokan produk atau jasa di suatu
industri layak untukdikembangkan
g) Ketika organisasi perlu mengakuisisi atau memperoleh sumber
daya yang dibutuhkannya secara cepat
c. Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal (horizontal integration) mengacu pada strategi
yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas
46
pesaingperusahaan. Lima pedoman integrasi horizontal dapat menjadi
sebuah strategi yang efektif:
a) Ketika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik di
suatu wilayah atau kawasan tertentu tanpa bertentangan dengan
aturan pemerintah yang melarang “penguasaan substansial” untuk
menghambat persaingan
b) Ketika organisasi bersaing di sebuah industri yang sedang
berkembang
c) Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan
kompetitif yangbesar
d) Ketika organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya
manusia yang dibutuhkan untuk mengelola dengan baik organisasi
yang berekspansi
e) Ketika pesaing melemah karena kurangnya keterampilan
manajerial atau kebutuhan sumber daya tertentu yang dimiliki
sebuah organisasi
2. Strategi Intensif
a. Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar (market penetration) adalah strategi yang
mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada
di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Lima
pedoman penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:
a) Ketika pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa
tertentu
b) Ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat dinaikkan
secarasignifikan
c) Ketika pangsa pasar pesaing utama menurun sementara total
penjualan industrimeningkat
d) Ketika korelasi antara pengeluaran penjualan euro dan
pemasaran euro secara historis tinggi
e) Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan
kompetitif yang besar
47
b. Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar (market development) meliputi pengenalan
produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang
baru.Enam pedoman pengembangan pasar dapat menjadi sebuah strategi
yang efektif:
a) Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan
kompetitif yang besar
b) Ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat
diandalkan, tidak mahal, dan berkualitas baik
c) Ketika organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya
d) Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum muncul
jenuh
e) Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia
yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi
f) Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih
g) Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang
menjadi global dalam cakupannya
c. Pengembangan Produk
Pengembangan produk (product development) adalah sebuah strategi
yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau
memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Lima pedoman
pengembangan produk dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:
a) Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di
tahap kematangan dari siklus hidup produk, gagasannya disini
adalah menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk
baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif
mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini
b) Ketika organisasi berkompetisi di industri yang ditandai oleh
perkembangan teknologi yang cepat
c) Ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik
dengan harga bagus
d) Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat
pertumbuhan tinggi
48
3. Strategi Diversifikasi
a. Diversifikasi Terkait
Diversifikasi terkait adalah sebuah strategi untuk menambah produk
atau jasa yang baru namun masih berkaitan.Enam pedoman diversifikasi
terkait dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:
a) Ketika organisasi berkompetisi di sebuah industri yang tidak
mengalami pertumbuhan atau yang pertumbuhannya lambat
b) Ketika menambah produk yang baru namun terkait akan secara
signifikan mendongkrak penjualan produk saat ini
c) Ketika produk yang baru namun terkait dapat ditawarkan dengan
harga yang sangat bersaing
d) Ketika produk yang baru namun terkait memiliki tingkat
penjualan musiman yang dapat mengimbangi puncak dan jurang
penjualan yang ada saat ini diperusahaan
e) Ketika produk organisasi yang ada saat ini sedang dalam tahap
penurunan dari siklus hidup produk
f) Ketika organisasi memiliki tim manajemen yang kuat
b. Diversifikasi Tak Terkait
Diversifikasi tak terkait adalah sebuah strategi untuk menambah
produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan. Sepuluh pedoman
diversifikasi tak terkait dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:
a) Ketika pendapatan dari produk atau jasa yang saat ini dimiliki
organisasi akan meningkat secara signifikan dengan penambahan
produk baru yang tidak terkait.
b) Ketika organisasi bersaing di sebuah industri yang sangat
kompetitif atau tidak mengalami pertumbuhan sebagaimana
diindikasikan oleh margin laba dan pengembalian industri yang
rendah
c) Ketika saluran distribusi organisasi saat ini dapat digunakan untuk
memasarkan produk-produk baru kepada konsumen yang ada
d) Ketika produk baru memiliki pola penjualan kontrasiklis bila
dibandingkan dengan produk organisasi saatini
e) Ketika industri dasar suatu organisasi mengalami penurunan
49
dalam penjualan dan laba tahunan
f) Ketika organisasi memiliki modal dan talenta manajerial yang
dibutuhkan untuk bersaing dengan baik di industri baru
g) Ketika organisasi memiliki peluang untuk membeli bisnis tak
terkait yang menarik secara investasi
h) Ketika ada sinergi financial antara perusahaan yang diakuisisi dan
mengakuisisi
i) Ketika pasar yang ada sudah jenuh dengan produk organisasi
saatini
j) Ketika aksi antitrust dapat didakwakan terhadap organisasi yang
secara historis telah berkonsentrasi pada satu jenis industri
4. Strategi Defensif
a. Penciutan
Penciutan (retrenchment) terjadi manakala sebuah organisasi
melakukan pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan asset
untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. Atau dengan artian
lain yaitu strategi menonaktifkan beberapa bagian perusahaan yang kurang
maksimal. Lima pedoman penciutan dapat menjadi sebuah strategi yang
efektif:
a) Ketika aksi antitrust dapat didakwakan terhadap organisasi yang
secara historis telah berkonsentrasi pada satu jenis industri
b) Ketika sebuah organisasi memiliki kompetensi khusus yang jelas
namun gagal untuk secara konsisten memenuhi maksud dan
tujuannya dari waktu ke waktu
c) Ketika organisasi merupakan salah satu pesaing terlemah di suatu
industri tertentu
d) Ketika organisasi ditandai oleh ketidakefisiensian, profitabilitas
yang rendah, semangat kerja karyawan yang buruk, dan tekanan
dari pemegang saham untuk memperbaiki kinerjaorganisasi
e) Ketika organisasi gagal untuk memanfaatkan peluang eksternal,
meminimalkan ancaman eksternal, mengambil keuntungan dari
kekuatan internal, dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke
waktu, itu artinya ketika manajer strategis organisasi telah gagal
50
menjalankan tugasnya
f) Ketika organisasi tumbuh membesar terlampau cepat sehingga
reorganisasi internal besar-besaran dibutuhkan
b. Divestasi
Divestasi (divestiture) adalah menjual satu divisi atau bagian dari
suatu organisasi. Divestasi sering digunakan untuk mendapatkan modal
guna akuisisi atau investasi strategis lebihjauh.
Enam pedoman divestasi dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:
a) Ketika sebuah organisasi menjalankan strategi penciutan dan
gagal untuk mencapai perbaikan yangdiperlukan
b) Ketika suatu divisi membutuhkan lebih banyak sumber daya agar
lebih kompetitif dari yang dapat disediakan oleh perusahaan
c) Ketika suatu divisi bertanggung jawab terhadap kinerja
keseluruhan organisasi yang buruk
d) Ketika suatu divisi tidak mampu menyesuaikan diri dengan bagian
organisasi yang lain, ini bisa merupakan akibat dari pasar,
konsumen, manajer, karyawan, nilai-nilai, atau kebutuhan yang
secara radikal berbeda
e) Ketika sejumlah besar dana dibutuhkan dalam waktu dekat dan
tidak dapat diperoleh dengan cara lain
f) Ketika tindakan antitrust pemerintah mengancam sebuah
organisasi
c. Likuidasi
Likuidasi (liquidation) adalah menjual seluruh asset perusahaan,
secara terpisah-pisah sesuai dengan nilai yang terlihat untuk menutup
semua kredit atau hutang. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan
dan konsekuensinyabisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara
emosional.Tiga pedoman likuidasi dapat menjadi sebuah strategi yang
efektif:
a) Ketika sebuah organisasi sudah menjalankan strategi penciutan dan
divestasi, namun tak satu pun berhasil
b) Ketika satu-satunya alternatif suatu organisasi adalah menyatakan diri
bangkrut. Likuidasi merepresentasikan cara yang paling sistematis
51
dan terencana untuk mendapatkan sebesar mungkin uang tunai dari
penjualan asset perusahaan. Sebuah perusahaan dapat secara legal
menyatakan dirinya bangkrut dan kemudian melikuidasi divisi-
divisinya untuk memperoleh modal yang diperlukan
c) Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian
mereka dengan menjual aset organisasi
2.7 Analisa Lingkungan Eksternal
Menurut Pearce dan Robinson (2013:16) Lingkungan eksternal perusahaan
terdiri atas seluruh kondisi serta kekuatan yang mempengaruhi pilihan strategi
dan menentukan situasi kompetitif. Model manajemen strategi membagi
lingkungan eksternal dalam tiga segmen interaktif: Lingkungan jauh, lingkungan
industri dan lingkungan operasi.
Menurut David, Fred R. (2015:p123) Faktor utama eksternal yang penting
untuk mencapai tujuan jangka panjang maupun tahunan, Terukur dan hierarkis
dalam pengertian bahwa beberapa akan berkaitan dengan perusahaan secara
keseluruhan dan yang lain akan berfokus pada area fungsional atau divisional
tertutup. Akhir faktor eksternal paling penting harus dikomunikasikan dan
didistribusikan secara luas dalam organisasi baik peluang maupun ancaman
dapat menjadi faktor eksternal utama. Kebanyakan perusahaan menghadapi
lingkungan eksternal yang berkembang semakin keras, Untuk memahami
lingkungan umum, perusahaan melibatkan diri dalam suatu proses yaitu sebagai
analisis lingkungan eksternal. Faktor –faktor yang memperngaruhi lingkungan
eksternal adalah:
1. Kekuatan Ekonomi
Menurut Pearce dan Robinson (2013:pp112-113) Faktor ekonomi berkaitan
dengan sifat dan arah perekonomian di mana suatu perusahaan beroperasi.
Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kemakmuran relatif dari berbagai
segmen pasar, maka setiap perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi
pada segmen yang mempengaruhi industrinya
2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Menurut Purwanto, Irwan. (2011:pp86-87) Penduduk di Negara
berkembang memiliki komposisi penduduk yang cenderung masih muda dan
banyak, hal ini menguntungkan karena pangsa pasar yang besar dan pekerja
52
yang murah. Faktor sosial ekonomi terpusat pada nilai dan sikap orang,
pelanggan dan karyawan yang dapat mempengaruhi strategi. Nilai-nilai ini
terwujud kedalam perubahan gaya hidup yang mempengaruhi permintaan
terhadap produk dan jasa.
3. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum
Menurut Husein Umar (2011:p76) Arah kebijakan, dan stabilitas politik
pemerintah dan hukum menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk
berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia
usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dari
faktor politik agar bisnis dapat berkembang adalah Stabilitas pemerintah, system
perpajakan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, undang-unang tentang
lingkungan dan perburuhan.
4. Kekuatan Teknologi
Menurut Pearce dan Robinson (2013:p118) kekuatan Teknologi untuk
menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi, suatu perusahaan harus
menyadari perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya.
Adaptasi teknologi yang kreatif dapat menciptakan kemungkinan akan produk
baru atau akan perbaikan pada produk yang sudah ada atau pada teknik
manufaktur dan pemasaran.
5. Kekuatan Kompetitif
Menurut Pearce dan Robinson (2013:pp123-124). Kekuatan-kekuatan yang
paling kuat menentukan profitabilitas dari suatu industri sehingga menjadi hal
terpenting dalam formulasi strategi. Persaingan dalam suatu industri berakar dari
perekonomian yang mendasarinya, dan tedapat kekuatan kompetitif yang
melampaui para pihak yang bersaing dalam suatu industri.
2.8 Analisa Lingkungan Internal
Kelemahan dan kekuatan sangat mempengaruhi lingkungan Internal. Faktor
internal dibagi terdiri dari sebagai berikut. Pertama, aspek pemasaran. Definisi
pemasaran menurut Kotler (2016:p10) memiliki 2 definisi, yaitu definisi secara
sosial dan manajerial.Secara sosial, pemasaran adalah proses sosial yang dengan
proses itu individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan
inginkan, dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
53
produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan secara manajerial,
pemasaran adalah seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan,
mempertahankan, dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan,
penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul. Pada analisis
pengembangan bisnis, analisis dari aspek ini mencakup penentuan segmen,
target, dan posisi produk pada pasarnya. Kajian untuk mengetahui konsumen
potensial seperti perihal sikap, perilaku serta kepuasan mereka atas produk.
Menentukan strategi, dan kebijakan pemasaran.
2.9 Desain Analisis
2.9.1 Model Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five-ForcesModel)
Menurut Porter seperti yang dikutip David (2011, p145) Model Lima
Kekuatan Porter tentang analisis kompetitif adalah pendekatan yang
digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri.
Intensitas persaingan antar perusahaan sangat beragam dari satu industri ke
industry lain.
Menurut Porter, hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat
dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan:
1. Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan yang
paling hebat dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang
dijalankanoleh sebuah perusahaan dapat berhasil hanya sejauh ia
menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan
perusahaan pesaing.
2. Potensi masuknya pesaing baru Perusahaan baru kadang masuk ke
industri dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah,
dan sumber daya pemasaran yang substansial. Oleh karenanya, tugas
penyusun strategi adalah mengidentifikasi perusahaan-perusahaan
baru yang berpotensi masuk ke pasar, memonitor strategi perusahaan
saingan baru, menyerang balik jika diperlukan, dan memanfaatkan
kekuatan dan peluang yang ada. Ketika ancaman perusahaan baru
yang masuk ke pasar kuat, perusahaan yang telah ada umumnya
memperkuat posisi mereka dan mengambil tindakan untuk
menghambat perusahaan baru tersebut, seperti dengan menurunkan
harga, memperpanjang garansi, menambah fitur, atau menawarkan
54
paket-paket pendanaan.
3. Potensi pengembangan produk-produk pengganti hadirnya produk-
produk pengganti meletakkan batas tertinggi (plafon) untuk harga
yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk
pengganti. Besarnya tekanan kompetitif yang berasal dari
pengembangan produk pengganti biasanya ditunjukkan oleh rencana
pesaing untuk memperluas kapasitas produksi, selain angka penjualan
dan pertumbuhan laba mereka. Kekuatan kompetitif produk pesaing
bisa diukur dengan penelitian terhadap pangsa pasar yang berhasil
diraih produk itu, dan juga dari rencana perusahaan tersebut untuk
meningkatkan kapasitas produksi dan penetrasi pasar.
4. Daya tawar pemasok. Daya tawar pemasok memengaruhi intensitas
persaingan di suatu industri, khususnya ketika terdapat sejumlah besar
pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti
yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain sangat
tinggi. Perusahaan mungkin saja menjalankan strategi integrasi ke
belakang untuk memperoleh kontrol atau kepemilikan dari pemasok.
Strategi ini sangat efektif manakala pemasok tidak dapat dipercaya,
terlalu mahal, atau tidak sanggup memenuhi kebutuhan perusahaan
secara konsisten.
5. Daya tawar konsumen Ketika konsumen berkonsentrasi atau
berbelanja atau membeli dalam volume besar, daya tawar mereka
dapat merepresentasikan kekuatan besar yang memengaruhi
intensitas persaingan di suatu industri. Daya tawar konsumen menjadi
lebihtinggi ketika produk yang dibeli adalah standar atau tidak
terdiferensiasi. Daya tawar konsumen dapat menjadi kekuatan
terpenting yang memengaruhi keunggulan kompetitif. Konsumen
memiliki daya tawar yang semakin besar dalam kondisi-kondisi
berikut:
1) Jika mereka dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek
atau pengganti pesaing.
2) Jika mereka menduduki tempat yang sangat penting bagi
penjual.
3) Jika penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan
55
konsumen.
4) Jika mereka memegang informasi tentang produk, harga, dan
biaya penjual
5) Jika mereka memegang kendali mengenai apa dan kapan
mereka bisa membeli produk.
Gambar 2.2 Model Lima Kekuatan Porter
Sumber: David, 2011, p146
2.9.2 Analisis SWOT
SWOT adalah akronim dari strengths (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunities (peluang), threats (ancaman). Menurut Fred R. David (2011:8),
semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional
bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua
area bisnis. Berikut adalah penjelasan tentang SWOT menurut Fred R. David
(2011: 47):
1. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain
yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang
dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah
kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagiperusahaan di
pasar.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya
56
keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat
merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu
sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan
antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang
bagi perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi
sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan
pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi
kesuksesan perusahaan. Freddy Rangkuti (2013:19) juga mengatakan hal yang
serupa yaitu Analisis
SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan
ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenghts) dan kelemahan
(weakness).
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan
analisisdalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah
sebagai kerangka/panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi
altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
2.9.3 Tahapan Perumusan Strategi Komprehensif
Dalam merumuskan suatu strategi bisnis yang komprehensif dapat
menggunakan tiga tahapan yaitu (David, 2015:258) :
2.9.3.1 Tahap Pemasukan (Input Stage)
Kerangka perumusan terdiri dari Matriks eveluasi Faktor Eksternal (EFE),
Matriks Profil Kompetitif (CPM), dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE).
Pada proses EFE dan IFE melibatkan manajer dan karyawan awal yang
menetapkan visi misi perusahaan, pemeriksaan faktor eksternal dan faktor
internal perusahaan. Matriks Profil kompetitif meliputi isu-isu internal maupun
eksternal karena mengarah pada tingkat kekuatan dan kelemahan. Dimana 4=
sangat kuat, 3= kuat, 2= lemah, dan 1= sangat lemah. Dengan mengidentifikasi
57
pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahan mereka yang memiliki
hubungan dengan posisi strategis perusahaan.
2.9.3.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage)
Berfokus untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk akal dengan
memperhatikan berbagai faktor eksternal dan internal utama. Pada tahap
pencocokan teknik yang digunakan terdiri dari :
1. Matriks kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman (SWOT)
Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokan dan membantu manajer
untuk mengembangkan empat tipe strategi yitu SO (Strength-Opportunity), WO
(Weakness-Opportunity), ST (Strength-Threat) dan WT (Weakness-Threat). Alat
pencocokan pada tahap kedua, bukan untuk menentukan strategi mana yang
paling baik karena itu tidak semua strategi yang dikembangkan di matriks
SWOT akan dipilih untuk diterapkan.
STRENGTH (S)
Daftar semua kekuatan
yang dimiliki
WEAKNESS (W)
Daftar semua
kelemahan yang
dimiliki
OPPORTUNITIES(
O)
Strategi SO Strategi WO
Gunakan semua Atasi semua
Daftar semua kekuatan yang dimiliki kelemahan dengan
peluang yang dapat untuk memanfaatkan memanfaatkan semua
diidentifikasi peluang yang ada peluang yang ada
THREATS(T) Strategi ST Strategi WT
Tekan semua
kelemahan dan cegah
semua ancaman
Daftar semua
ancaman yang dapat
diidentifikasi
Gunakan semua
kekuatan untuk
menghindar dari semua
ancaman
Gambar 2.3 Matriks SWOT
Sumber: (Kuncoro, 2010, p52)
58
2. Matriks SPACE
Matriks ini dapat juga dikatakan ini disebut Matriks Posisi Strategis dan
Evaluasi Tindakan, menunjukkan strategi mana yang paling sesuai untuk
perusahaan, antara lain adalah strategi agresif, konservatif, defensif, dan
kompetitif. Pada Matriks SPACE terdapat sumbu yang menujukkan dua dimensi
internal yaitu kekuatan keuangan dan keunggulan kompetitif serta dua dimensi
eksternal yaitu stabilitas lingkungan dan kekuatan industri. (Fred R. David,
2015: 262-266)
3. Matriks BCG
Metode pendekatan yang paling banyak dipakai untuk analisis korporat
adalah BCG Growth / Share matrix, yang diciptakan pertama kali oleh Boston
Consulting Group (BCG) (Rangkuti, 2013:78).
Tujuannya :
a. Mengembangkan strategi pangsa pasar untuk portfolio produk
b. Mengembangkan portfolio produk perusahaan sehingga jelas kekuatan dan
kelemahannya
c. Memutuskan apakah perlu meneruskan investasi untuk produk yang tidak
menguntungkan
d. Mengetahui posisi relatif dari unit bisnis yang diteliti sehingga didapatkan
strategi yang sesuai dengan kebutuhan
4. Matriks IE
Matriks Internal-eksternal adalah sebuah alat manajemen strategis yang
digunakan untuk menganalisis kondisi kerja dan posisi strategi bisnis. Matriks
IE didasarkan pada analisis faktor bisnis internal dan eksternal yang kemudian
digabungkan mejadi satu model sugestif. Pada matriks IE terdapat tiga strategi
utama yaitu:
a) Growth strategy adalah strategi pertumbuhan (sel 1,2,3) atau usaha
diversifikasi (sel 7 dan 8).
59
b) Stability strategy adalah strategi yang di gunakan tanpa mengubah arah dari
strategi yang telah ditentukan sebelumnya.
c) Retrechment strategy adalah suatu usaha untuk mengurangi usaha dilakukan
perusahaan (sel 3,6,9)
Gambar 2.4 Matriks IE
Sumber : Fred R David (2015)
Dalam model IE proses penetapan strategi ditentukan berdasarkan
Pertemuan antara garis horizontal dan vertikal dalam sembilan sel pada matriks
IE. Sel 1,2,3 menyarankan pertumbuhan seperti penetrasi pasar, pengembangan
pasar, serta pengembangan produk. Sel 4,5,6 mengarah pada strategi bertahan
dan sel 7,8,9 ditandai dengan exit strategi.
5. Matriks Grand Strategy
Matriks grand strategy adalah tahap pencocokan pada proses formulasi
strategi. Matriks ini didasarkan dalam dua dimensi evaluasi yaitu posisi
kompetitif dan pertumbuhan pasar. Matriks ini mempunyai 4 kuadran yang
mewakili keadaan suatu perusahaan. Kuadran 1 mewakili perusahaan dengan
pertumbuhan pasar yang tinggi dan posisi kompetitif yang kuat. Pada kuadran ke
2 perusahaan perlu mengevaluasi pendekatan mereka terhadap pasar secara
serius. Perusahaan pada kuadran 3 bersaing dalam industri yang
pertumbuhannya lambat dan juga memiliki posisi kompetitif yang lemah.
Selanjutnya kuadran 4 perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam
industri yang lambat.
60
Gambar 2.5 Matriks Grand Strategy
Sumber: David (2015:274)
2.9.3.3 Tahap Keputusan (Decision Stage)
Tahap keputusan hanya menggunakan satu teknik saja. Matriks perencanaan
strategis kuantitatif (QSPM) menggunakan informasi input dari tahap 1 untuk
kemudian secara objektif mengevaluasi strategistrategi alternatif yang
diidentifikasi pada tahap 2. Menurut David (2015:275-276) Teknik QSPM
memungkinkan perusahaan untuk melakukan evaluasi alternatif yang
membutuhkan intuisi yang baik untuk masalah yang dinilai cukup penting
apalagi mendesak dan di perlukan waktu dan usaha dalam melakukan analisis
dengan baik.
Gambar 2.6 Kerangka Analisis Perumusan Strategi
Sumber: David (2015:258)
2.10 Expert Choice
Dalam proses industri jasa, proses pengambilan keputusan sering kali
memiliki permasalahan yang kompleks didalamnya. Salah satunya adalah
menentukan pilihan dari beberapa prioritas yang harus dapat diambil seperti
pada industri jasa dalam hal pemilihan kendaraan logistik, pemilihan pekerjaan
konsultan, pemilihan rute pelayanan, dan lainnya.
61
Pengambilan keputusan dapat menjadi kompleks dikarenakan dengan
keterlibatan beberapa tujuan maupun kriteria. Salah satu tool (alat bantu) yang
cocok digunakan untuk pemilihan pengurutan prioritas adalah Analytic
Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Secara
spesifik, AHP cocok digunakan untuk permasalahaan pemilihan kandidat
ataupun pengurutan prioritas yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Melibatkan kriteria-kriteria kualitatif yang sulit dikuantitatifkan secara
eksak.
b. Masing-masing kriteria dapat memiliki sub-sub kriteria yang dapat
dibentuk seperti hirarki
c. Penilaian dapat dilakukan oleh satu atau beberapa pengambil
keputusan secara sekaligus
d. Kandidat pilihan sudah tertentu dan terbatas jumlahnya
Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat menyelesaikan masalah
multikriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Masalah yang kompleks
dapat di artikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak
(multikriteria), struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari
pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta
ketidakakuratan data yang tersedia. Menurut Saaty, hirarki didefinisikan sebagai
suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu
struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level
faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari
alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke
dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk
hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
Proses hirarki analisis memiliki prinsip dasar sebagai berikut:
1. Menyusun secara hirarki, yaitu memecah persoalan menjadi
unsur-unsur yang terpisah. Pertama harus mendefinisikan situasi
dengan seksama, memasukkan rincian yang relevan, lalu
menyusun model secara hirarki yang terdiri atas beberapa tingkat
rincian, yaitu fokus masalah, kriteria, dan alternatif.
2. Menetapkan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen
menurut relatif pentingnya. Setelah menyusun hirarki, selanjutnya
memberikan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen
62
pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat
diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan
berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian ini
lebih mudah dilihat bila disajikan dalam bentuk matriks (tabel)
yang diberi nama matriks berpasangan (pairwise comparison).
3. Mengukur konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua
elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara
konsisten sesuai dengan kriteria yang logis. Proses AHP
mencakup pengukuran konsistensi yaitu apakah pemberian nilai
dalam pembandingan antar obyek telah dllakukan secara
konsisten. Ketidak konsistenan dapat timbul karena miskonsepsi
atau ketidak tepatan dalam melakukan hirarki, kekurangan
informasi, kekeliruan dalam penulisan angka, dan lain-lain.
Software yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah berdasarkan
AHP adalah Expert Choice. Expert Choice adalah sebuah perangkat lunak
yang mendukung collaborative decision dan sistem perangkat keras yang
memfasilitasi grup pembuatan keputusan yang lebih efisien, analitis, dan
yang dapat dibenarkan. Perangkat ini dibuat oleh Thomas Saaty dan Ernest
Forman pada tahun 1983, perangkat lunak ini saat ini disediakan oleh Expert
Choice Inc. Pada penggunaanya, Expert Choice memberikan penawaran
beberapa fasilitas mulai dari input data data kriteria, dan beberapa alternatif
pilihan, sampai dengan penentuan tujuan. Pada metode SWOT Analisis,
perangkat lunak Expert Choice digunakan untuk menentukan bobot pada
setiap faktor internal dan eksternal dalam memilih alternatif strategi yang
paling sesuai, dengan mempertimbangkan keseluruhan faktor SWOT. Versi
yang digunakan ialah Expert Choice 11. Aplikasi Area Expert Choice
meliputi:
Resource Allocation (Alokasi sumber daya)
Selection Vendor (Vendor Seleksi)
Strategic Planning (Perencanaan Strategis)
HR Management (Manajemen SDM)
- Risk Assessment (Manajemen Resiko)
- Project Management (Manajemen Proyek)
- Benefit/Cost Analysis (Manfaat / Biaya Analisis)
63
Dengan menggunakan expert choice, maka tidak ada lagi metode coba-coba
dalam proses pengambilan keputusan. Dengan didasari oleh Analitycal
Hierarchy Process (AHP), penggunaan hirarki dalam expert choice bertujuan
untuk mengorganisir perkiraan dan intuisi dalam suatu bentuk logis. Pendekatan
secara hirarki ini memungkinkan pengambil keputusan untuk menganalisa
seluruh pilihan untuk pengambilan keputusan yang efektif.
2.11 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa
penelitian terdahulu yang mengkaji beberapa aspek yang berkaitan dengan
analisis manajemen strategi, yaitu:
2.11.1 Wakhyudin dan Rais (2009)
Meneliti Pengembangan Pegadaian Syariah di Indonesia dengan Analisis
SWOT menyimpulkan bahwa metode dengan menggunakan analisis SWOT ini
ada kelemahan utamanya terkait strategi dan rekomendasi yang dihasilkan,
apalagi analisis ini dilakukan secara subjektif sehingga boleh jadi hasil analisis
penulis akan berbeda dengan orang lain pada saat yang sama.
2.11.2 K.L jeyaraj.et-al (2012)
Peneliti mengambil judul penerapan SWOT dan principal component
Analysis di perusahaan tekstil (studi kasus), tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi variabel SWOT dari perusahaan tekstil untuk menemukan
variabel SWOT signifikan, dan unutk membentuk matriks SWOT dari
perusahaan tekstil. Metode yang digunakan penelitian ini Penelitian deskriptif
yang didasarkan pada paradigma kualitatif dan hasilnya adalah Penelitian ini
membantu perusahaan tekstil untuk mengidentifikasi variabel analisis SWOT,
sehingga bisa merencanakan strategi mereka dengan cara yang terfokus.
2.12 Kerangka Pemikiran
Menurut Sekaran dalam Sugiyono (2016:60) mengatakan bahwa, kerangka
pemikiran adalah sebuah model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa respon yang menjadi fokus
pengamatan pada penelitian ini adalah Analisis Bisnis Dalam Rangka
Pengembangan Strategi Baru PT. Telekomunikasi Indonesia (persero), Tbk