BAB 2 POROS
-
Upload
harsa-rizano -
Category
Documents
-
view
148 -
download
2
Transcript of BAB 2 POROS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 POROS
suatu bagian stasioner yang beputar, elemen mesin yang berbentuk batang
dan umumnya berpenampang lingkaran dimana terpasang elemen-elemen seperti
roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya.
Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban
puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan
lainnya.Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari suatu mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan
utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Gambar 1. Poros
II.1.1 Macam-macam Poros
1. Poros Transmisi
Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
transmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket
rantai, dll.
2. Spindel
Poros Transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus
3
dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya
harus teliti.
3. Poros dukung
Poros seperti yang dipasang pada roda-roda kereta barang, gandar, poros
motor dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh
berputar disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur kecuali jika
digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.
4. Line shaft
Poros ini berhubungan langsung dengan mekanisme yang digerakkan dan
berfungsi memindahkan daya dari motor penggerak ke mekanisme tersebut.
II.1.2 Hal-hal penting dalam perencanaan poros
1. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lenturseperti telah diutarakan diatas. Juga ada poros
yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau
turbin, dll.
Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter
poros diperkecil ( poros bertangga ) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus
diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan
beban-beban di atas.
2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak-telitian
( pada mesin perkakas ) atau getaran dan suara ( misalnya pada turbin dan kotak
roda gigi ).
3. Putaran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis.
Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik, dll. Dan dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jika mungkin,
4
poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah
dari putaran kritisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi ( termasuk plastik ) harus dipilih untuk poros
propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula
dengan poros-poros yang terancam kavitasi dan poros-poros mesin yang sering
berhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan
terhadap korosi.
5. Bahan Poros
Poros untuk mesin biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan difinis, baja karbon konstruksi mesin ( disebut bahan S-C ) yang dihasilkan
dari ingot yang di”kill” ( baja yang dioksidasikan dengan ferro silikon dan dicor ;
kadar karbon terjamin ) ( JIS G3123 ).
II.1.3 Poros dengan beban puntir
Berikut ini akan dibahas rencana sebuah poros yang mendapat
pembebanan utama berupa torsi, seperti pada poros motor dengan sebuah kopling.
Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain
kecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil daripada yang
dibayangkan.
Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa
lenturan, tarikan, atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi
dipasangkan pada poros motor, maka kemungkinan adanya pembebanan
tambahan tersebut perlu diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil.
Berikut inimerupakan diagram untuk merencanakan poros dengan beban puntir
5
I
I.1.4 Poros dengan beban lentur murni
Gandar dari kereta tambang dan kereta rel tidak dibebani dengan puntiran
melainkan mendapat pembebanan lentur saja. Jika beban pada satu gandar
didapatkan sebagai ½ dari berat kendaraan dengan muatan maximum dikurangi
berat gandar dan roda, maka besarnya momen lentur M1 ( kg . mm ) yang terjadi
pada dudukan roda dapat dihitung.
6
Dalam kenyataan, gandar tidak hanya mendapat beban statis saja
melainkan juga beban dinamis. Jika perhitungan d3 dilakukan sekedar untuk
mencakup beban dinamis secara sederhana saja , maka dapat diambil faktor
keamanan yang lebih besar untuk menentukan Ta. Tetapi dalam perhitungan yang
lebih teliti, beban dinamis dalam arah tegak dan mendatar harus ditambahkan
pada beban statis. Bagian gandar dimana dipasangkan naf roda disebut dudukan
roda. Beban tambahan dalam arah vertikal dan horizontal menimbulkan momen
pada dudukan ini. Berikut ini diagram aliran untuk merencanakan poros dengan
beban lentur murni :
II.1.5 Poros dengan beban puntir dan lentur
7
Poros pada umumnya meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan
rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur
sehingga pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser karena momen puntir
T dan tegangan karena momen lentur.
Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah beban berulang.
Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya besar maka
kejutan berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang berputar. Berikut ini adalah
diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban puntir dan lentur.
8
Tabel 1. Tegangan Lentur yang Diizinkan
Kelompok bahan Lambang bahan
Kekuatan tarik 2/ mmKgB
Kekerasan (Brinell) BH
Tegangan Lentur yang diizinkan 2/ mmKga
Besi Cor FC 15FC 20
1520
140 – 160160 -180
79
9
FC 25FC 30
2530
180 – 240190 - 240
1113
Baja Cor SC 42SC 46SC 49
424649
140160190
121920
Baja karbon untuk konstruksi mesin
S25CS35CS45C
455258
123 – 183149 – 207167 - 229
212630
Baja paduan dengan pengerasan
kulit
S 15 CK 50 400 (dicelip dingin dalam
minyak)
3C
SNC 21SNC 22
80100
600 (dicelup dingin dalam
air)
35 – 4040- 55
Baja Chrom nikel SNC 1SNC 2SNC 3
758595
212 – 225248 – 302269 -321
35 -4040 – 6040 – 60
Perunggu logam delta
Perunggu phosporPerunggu nikel
1835 -6019 -3064 -90
85-
70 -100180 - 260
510 -205 – 7
20 – 3-Dammar phenol 3-5
(Sularso,1997:24)
II.1.6 Rumus-rumus Yang Dipakai
Bahan poros diplih dari Baja konstruksi mesin, yaitu JIS S45C dengan kekuatan
tarik 58 Kg/
Tegangan lentur
𝜎 =
=
=
Dimana :
M = Momen maksimum pada poros
10
Z = Modulus penampang
I = Momen inersia
Diameter poros
=
Dimana :
M = Momen maksimum pada poros
= Tegangan lentur yang diizinkan (Kg/ )
Faktor keamanan
n = SF (safety faktor) =
Dimana :
= tegangan lentur yang diizinkan (Kg/ )
= tegangan lentur maksimum pada poros (Kg/ )
II.2 BANTALAN
Istilah bantalan kontak bergulir ( rolling contact bearing ) bantalan anti
gesekan ( anti friction bearing ) dan bantalan bergelinding ( rolling bearing )
semuanya dipakai untuk menjelaskan kelas bantalan di mana beban utama
dialihkan melalui elemen pada titik untuk menjelaskan kelas bantalan dimana
beban utama dialihkan melalui elemen pada titik kontak yang mengelinding, jadi
bukan persinggungan yang meluncur.
Pada suatu bantalan rol gesekan awal kira-kira dua kali gesekan setelah
berputar, walaupun gesekan ini masih dapat diabaikan dibandingkan dengan
gesekan awal pada bantalan luncur. Beban, kecepatan, dan viskositas kerja dari
bahan pelumas jelas mempengaruhi sifat gesekan dari bantalan rol. Mungkin
adalah salah untuk menyatakan suatu bantalan rol sebagai ”anti gesekan”, tetapi
istilah ini dipakai secara umum oleh industri.
11
II.2.1 Jenis Bantalan
Bantalan dibuat untuk menerima beban radial murni, beban aksial murni,
atau gabungan kedua-duanya. Tatanama dari bantalan peluru digambarkan dalam
gambar 1 dibawah ini. Yang menunjukkan bagian keempat bagian utama dari
suatu bantalan. Yaitu cincin luar, cincin dalam, elemen peluru atau rol, dan
pemisah.
Gambar 2. Tata nama dari suatu bantalan peluru
Beberapa jenis bantalan yang distandarisasikan yang dibuat terlihat pada
gambar 2 dibawah ini. Bantalan satu baris, beralur dalam, akan menerima beban
radial dan sebagian beban aksial. Peluru-peluru dimasukkan kedalam alur dengan
mengeserkan cincin dalam ke posisi eksentris. Peluru-peluru dipisahkan setelah
pembebanan dan alat pemisah kemudian dipasangkan.
Gambar 3. Berbagai jenis bantalan peluru
Penggunaan takikan pengisi ( gambar 2 ) pada cincin dalam dan cincin
luar memungkinkan jumlah peluru yang lebih banyak untuk dimasukkan, jadi
meningkatkan kapasitas beban. Bantalan berkontak sudut menyediakan kapasitas
12
beban aksial yang lebih besar. Beberapa bantalan dibuat dengan segel pada salah
satu sisi atau pada kedua sisinya. Bila segel pada kedua sisinya, bantalan dilumasi
di pabrik. Bantalan satu baris akan menahan sejumlah kecil ketidaklurusan atau
lendutan poros, tetapi kalau hal ini terlalu besar, bantalan yang berpenyesuaian
sendiri dapat dipakai. Bantalan peluncur aksial searah dibuat dalam berbagai jenis
dan ukuran.
Beberapa dari berbagai bantalan rol standar yang tersedia digambarkan
pada gambar 3. bantalan rol lurus akan menerima beban yang lebih besar dari
bantalan peluru dari ukuran yang sama karena mempunyai bidang kontak yang
lebih besar. Begitupun bantalan ini mempunyai kerugian karena memerlukan
geometri alur luncur dan roller yang hampir sempurna. Suatu ketidak lurusan
yang kecil saja akan menyebabkan roller tersebut menjadi miring dan keluar dari
garisnya.
Gambar 4. Jenis-jenis bantalan rol: (a) rol lurus, (b) rol aksial berbentuk bola, (c)
rol aksial kerucut, (d) jarum, (e) rol kerucut, (f) rol kerucut bersudut curam.
Bantalan rol aksial berbentuk bola sangat berguna bila beban dan ketidaklurusan
yang terjadi besar. Elemen yang berbentuk bola mempunyai keuntungan karena
bertambahnya luas bidang kontak sewaktu beban bertambah besar.
Bantalan jarum sangat berguna untuk ruangan dimana arah radial terbatas.
Bantalan ini mempuyai kapasitas beban yang tinggi bila pemisah dipakai,
walaupun mungkin juga didapat tanpa alat pemisah. Bantalan ini ada yang
dilengkapi dengan alur pacu dan tanpa alur pacu.
Bantalan rol kerucut menggabungkan keuntungan dari bantalan peluru dan
bantalan rol lurus, karena bantalan ini dapat menerima beban radial atau aksial
dari setiap kombinasi kedua-duanya dan sebagai tambahan, bantalan ini
mempunyai kapasitas penerimaan beban yang tinggi dari bantalan rol lurus.
13
II.2.2 Umur Bantalan
Umur ( life ) dari suatu bantalan tersendiri dinyatakan sebagai jumlah
putaran total atau jumlah jampada suatu kecepatan putar tertentu, dari operasi
bantalan diperlukan untuk mengembangkan kriteria kegagalan. Dibawah kondisi
ideal kegagalan lelah akan berupa penghancuran permukaan yang menerima
beban.
Standar The Anti-Friction Bearing Manufactures Association ( AFBMA )
menyatakan bahwa kriteria kegagalan adalah suatu bukti awal dari kelelahan.
Begitupun, perlu dicatat, bahwa umur yang berguna ( useful life ) sering dipakai
sebagai definisi dari umur lelah. Kriteria kegagalan yang dipakai oleh
Laboratorium Timken Company adalah kehancuran atau penyompelan suatu
permukaan seluas 0,01 in2. walaupun timken mengamati bahwa umur yang
berguna mungkin bisa lebih dari titik ini.
Umur penilaian ( rating life ) adalah istilah yang diawasi oleh AFBMA
dan dipakai oleh kebanyakan pabrik pembuat bantalan. Umur penilaian dari suatu
kelompok bantalan peluru atau rol yang hampir identik dinyatakan sebagai jumlah
putaran atau jam pada suatu kecepatan putar yang konstan tertentu, dimana 90 %
dari kelompok bantalan akan tahan atau dapat melampauinya sebelum kriteria
kegagalan tersebut terjadi. Istilah umur minimum (minimum life) dan umur L10
(L10 life ) juga dipakai untuk menjelaskan umur penilaian.
Umur rata-rata (average life) dan umur menengah (median life) kedua-
duanya cukup banyak dipakai dalam mendiskusikan umur bantalan. Bila
kelompok yang terdiri dari sejumlah besar bantalan di uji terhadap kegagalan,
umur menengah dari kelompok itu adalah harga rata-ratanya. Jadi, istilah ini
sebenarnya dinyatakan untuk umur menengah rata-rata (average median life).
II.2.3 Beban Bantalan
AFBMA telah menyusun suatu standar penilaian beban untuk bantalan
dimana kecepatan tidak dipertimbangkan. Penilaian ini disebut penilaian beban
dasar (basic load rating). Penilaian dasar beban C didefinisikan sebagai beban
14
radial yang konstan terhadap mana sekelompok bantalan yang hampir mirip
(identical) dapat bertahan untuk suatu umur penilaian sebesar satu juta putaran
dari cincin dalam (dengan beban dan cincin luar yang diam). Umur penilaian
sebesar satu juta putaran adalah suatu harga dasar yang dipilih untuk memudahkan
dalam perhitungan.
Beban penilaian yang berkaitan adalah sedemikian tinggi sehingga
deformasi plastik akan terjadi pada permukaan-permukaan yang bersinggungan
dalam pemakaiannya yang sebenarnya. Akibatnya, penilaian beban dasar
sepenuhnya adalah suatu angka referensi beban yang sebesar itu mungkin tak akan
pernah dipakai.
Nama yang lain yang banyak dipakai untuk penilaian beban dasar adalah
penilaian beban dinamis (dynamic load rating), kapasitas dinamis dasar (basic
dynamic capacity), dan kapasitas dinamis tertentu (specific dynamic capacity).
II.2.4 Pemilihan bantalan peluru dan bantalan rol lurus
Bantalan-bantalan peluru biasanya beroperasi dengan sedikit kombinasi
dari beban radial dan aksial. Karena penilaian pada katalog didasarkan hanya pada
beban radial, maka lebih memudahkan untuk menetapkan suatu beban radial
ekivalen Fe (equivalent radial load) yang akan mempunyai pengaruh yang sama
pada umur bantalan sebagaimana pada beban yang bekerja.
Rancangan dasar AFBMA digambarkan pada gambar 4 dibawah ini.
Bantalan dinyatakan dengan suatu nomor berdigit dua yang disebut kode deret
dimensi ( dimension series code ). Angka pertama didalam kode tersebut adalah
dari deret lebar ( width series ) 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Angka kedua adalah dari
deret diameter ( diameter series ) ( diameter luar ) 8, 9, 0, 1, 2, 3 dan 4. gambar 4
menunjukkan rangkaian dari bantalan yang mungkin didapat dengan suatu
diameter dalam tertentu.
15
Gambar 5. Rancangan dasar AFBMA untuk kondisi batas. Ini berlaku untuk
bantalan peluru, bantalan rol lurus, dan bantalan rol seperti bola.
II.2.5 Pemilihan bantalan rol kerucut
Tatanama untuk bantalan rol kerucut dalam beberapa hal berbeda dari
bantalan peluru dan bantalan rol lurus. Cincin dalam disebut kerucut (cone) dan
cincin luar disebut sangkup (cup), seperti yang terlihat pada gambar 5. Juga dapat
dilihat bahwa suatu bantalan rol kerucut adalah dapat dipisahkan yaitu bahwa
sangkup dapat dilepas dari kesatuan kerucut dan rol.
Suatu bantalan rol kerucut dapat membawa kedua beban radial atau
setiapkombinasi dari keduanya. Begitupun, bahkan bila suatu beban aksial luar
tidak ada, beban radial akan menyebabkan suatu reaksi aksial di dalam bantalan
karena kemiringan kerucut tersebut. Untuk menghibdarkan terpisahnya alur pacu
dan rol, gaya aksial ini harus ditahan oleh suatu gaya yang sama dan berlawanan
arah. Salah satu cara untuk menimbulkan gaya ini adalah dengan selalu memakai
paling tidak dua bantalan rol kerucut pada sebuah poros. Ini dapat dipasang
dengan punggung yang saling berhadapan, disebut pemasangan tak langsung
(indirect mounting) atau dengan muka yang saling berhadapan disebut
pemasangan langsung (direct mounting)
Gambar 6. Tata nama dari bantalan rol kerucut. Titik G adalah pusat beban
efektif. Pakailah titik ini untuk menghitung beban radial bantalan.
Kelebihan Bantalan Luncur:
1. Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.
2. Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah.
3. Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara.
4. Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harganya lebih murah.
16
Kekurangan Bantalan Luncur:
1. Gesekan besar pada awal putaran.
2. Memerlukan momen awal yang besar.
3. Pelumasannya tidak begitu sederhana.
4. panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan pendinginan
khusus.
II.2.6 Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau
rol jarum, dan rol bulat.
Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat
kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Elemen gelinding seperti bola atau rol
dipasang antara cincin luar dan dalam. Dengan memutar salah satu cincin tersebut,
bola atau rol akan melakukan gerakan gelinding sehingga gesekan akan jauh lebih
kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dengan bentuk dan ukurannya
merupakan suatu keharusan. Karena luas bidang kontak antara bola dan rol
dengan cincin sangat kecil, maka besarnya beban yang dipakai harus memiliki
ketahanan dan kekerasan yang sangat tinggi.
Kelakuan Bantalan Gelinding :
1. Membawa beban aksial
Bantalan radial mempunyai sudut kontak yang besar antara elemen dan cincinnya,
dapat menerima sedikit beban aksial. Bantalan bola macam alur dalam, bantalan
bola kontak sudut, dan bantalan rol kerucut merupakan bantalan yang dibebani
gaya aksial kecil.
2. Kelakuan terhadap putaran Diameter d (mm) dikalikan dengan putaran
permenit n (rpm) disebut harga d.n. Harga ini untuk suatu bantalan yang
mempunyai bantalan empiris, yang besarnya tergantung pada macamnya dan cara
pelumasannya.
3. Kelakuan gesekan
17
Bantalan bola dan bantalan rol silinder mempunyai gesekan yang relatif kecil
dibandingkan dengan bantalan yang lainnya. Untuk alat-alat ukur, gesekan
bantalan merupakan penentuan ketelitiannya.
4. Kelakuan dalam bunyi dan getaran.
Hal ini dipengaruhi oleh kebulatan bola dan rol, kebulatan cincin, kekerasan
elemen-elemen tersebut, keadaan sangkarnya, dan kelas mutunya. Faktor lain
yang mempengaruhi adalah ketelitian pemasangan, konstruksi mesin (yang
memakai bantalan tersebut), dan kelonggaran dalam bantalan.
Kelebihan:
1. Keausan dan panas yang ditimbulkan berkurang
2. Gesekan yang terjadi relatif konstan
3. Pemakaian pelumas minimum
4. Ukuran lebarnya kecil
5. Mudah penggantiannya
6. Ukurannya sudah distandarisasikan sehingga mudah mendapatkan dimana saja
Kekurangan:
1. Untuk beban kejut (getaran karena ketidakseimbangan komponen mesin)
bearing lebih cepat rusak
2. Lebih sensitive terhadap debu dan kelembaban
3. Lebih mahal
Gambar 7. Arah pembebanan bantalan
II.2.6 Bantalan aksial
18
Gambar 8. Bantalan aksial bersepatu tetap.
Gambar 6 di atas menunjukkan bantalan aksial bersepatu tetap yang secara
mendasar terdiri dari suatu bagian yang bergerak meluncur atas suatu sepatu yang
diam. Pelumas dimasukkan ke dalam alur radial dan dipompakan ke dalam
ruangan berbentuk baji oleh gerakan dari bagian yang berputar tadi.
Pelumasan lapisan oli penuh atau hidrodinamis didapat kalau kecepatan
dari bagian yang bergerak adalah kontinu dan cukup tinggi, kalau pelumas
mempunyai viskositas yang tepat dan kalau pelumas ini diberikan dalam jumlah
yang cukup. Perlu kita catat bahwa bantalan sering di buat dengan flens, seperti
terlihat dalam gambar 7 dibawah ini.
Gambar 9. Bantalan luncur berflens menerima beban radial dan aksial.
Flens tersebut akan menempatkan bantalan pada rumahnya secara tepat
dan juga menampung sebagian beban aksial. Begitupun, walaupun di beri alur dan
mempunyai pelumas yang cukup, susunan seperti ini bukanlah bantalan aksial
berpelumasan hidrodinamis.
19
Penyebab-penyebab kerusakan pada bearing:
1. Kesalahan bahan
o faktor produsen: yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik retak halus
maupun berat, kesalahan toleransi, kesalahan celah bantalan.
o faktor konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik pada
bearing.
2. Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya (tidak sesuai dengan
petunjuk buku fabrikasi pembuatan bearing).
3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan buku
petunjuk dan keadaan lapangan (real).
4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai standart
yang ditentukan. Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya:
o Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang
berputar yang menimbulkan gesekan dengan housing/poros.
o Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah yang kurang
sehingga pada saat berputar suhu bantalan akan cepat meningkat dan terjadi
konsentrasi tegangan yang lebih.
o Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat
berputar akan tersendat-sendat.
5. Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak
lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar
tersebut akan menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak
bearing. Kemiringan dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor kerusakan
bearing, karena bearing tidak menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul
getaran yang dapat merusak komponen tersebut.
6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada impeller, dimana bagian-
bagian pada impeller tersebut tidak balance (salah satu titik bagian impeller
20
memiliki berat yang tidak seimbang). Sehingga ketika berputar, mengakibatkan
putaran mengalami perubahan gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika
putaran tinggi), sehingga berpengaruh pula pada putaran bearing pada poros.
Unbalance bisa terjadi pula pada poros, dan pengaruhnya pun sama, yaitu bisa
membuat vibrasi yang tinggi dan merusak komponen.
7. Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak pelumas
terkontaminasi benda asing dari bocoran seal gland yang mempengaruhi daya
pelumasan pada minyak tersebut.
b. Rumus-rumus Yang Dipakai
Kapasitas nominal dinamis (C) : 1000 kg
Kapasitas nominal statis (CO) : 635 kg
Diameter lubang : 20 mm
Diameter (D) : 47 mm
Dari data yang diperoleh diatas, maka beban radial yang diderita bantalan dapat
dihitung dengan rumus:
Ft =
Dimana:
Ft = beban radial pada bantalan
P = daya yang bekerja pada poros (75 kw)
V = kecepatan keliling (rad/det)
Untuk mengetahui besarnya kecepatan keliling, dapat digunakan rumus :
V =
Karena poros ini menggunakan dua buah bantalan, maka:
Fr =
Dimana:
Fr = beban radial pada suatu bantalan
Ft = beban radial total.
21
Dengan mengetahui beban radial suatu bantalan maka beban ekuivalen dinamis
dapat dicari dengan rumus:
Pr = X x V1 x Fr + YX x Fa
Dimana:
X = Faktor beban radial = 0,56
V1 = Pembebanan cincin dalam yang berputar = 1
Fa = beban aksial
Maka: Pr = X x V1 x Fr
22