Poros penggerak

36
1. PROPELLER SHAFT Propeller shaft (pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD) memindahkan tenaga dari transmisi ke differential. Transmisi umumnya terpasang pada chasis frame, sedangkan differential dan sumbu belakang (rear axle) disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Oleh sebab itu posisi differential terhadap transmisi selalu berubah-ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan ukuran beban.

Transcript of Poros penggerak

Page 1: Poros penggerak

1. PROPELLER SHAFT

• Propeller shaft (pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD) memindahkan tenaga dari transmisi ke differential. Transmisi umumnya terpasang pada chasis frame, sedangkan differential dan sumbu belakang (rear axle) disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Oleh sebab itu posisi differential terhadap transmisi selalu berubah-ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan ukuran beban.

Page 2: Poros penggerak

• Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan lembut tanpa dipengaruhi akibat adanya perubahan-perubahan tadi. Untuk tujuan ini universal joint dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve joke bersatu untuk menyerap perubahan antara transmisi dan differential.

Page 3: Poros penggerak
Page 4: Poros penggerak
Page 5: Poros penggerak

2. PROPELLER SHAFT

• Pada umumnya propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan terhadap gaya puntiran atau bengkok. Bandul pengimbang (balance weight) dipasang dibagian luar pipa dengan tujuan untuk keseimbangan pada waktu berputar. Pada umumnya properller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai dua penghubung yang terpasang pada kedua ujung universal joint. Tipe propeller shaft dua bagian dengan tiga joint kadang-kadang menggunakan bearing tengah yang bertujuan untuk mengurangi getaran dan bunyi.

Page 6: Poros penggerak
Page 7: Poros penggerak

3. UNIVERSAL JOINT• Fungsi universal joint ialah untuk

meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan tenaga dari transmisi ke differential. Universal joint ada dua tipe : Universal joint tipe solid bearing cup yang dapat dibongkar dan universal joint tipe shell bearing cup yang tidak dapat dibongkar.

Page 8: Poros penggerak
Page 9: Poros penggerak
Page 10: Poros penggerak

1. POROS PENGGERAK• Poros penggerak (drive shaft) berfungsi

menggerakkan roda-roda kendaraan, yang menggunakan sistem suspensi independent. Sudut joint dan jarak antara differential dengan roda akan berubah sesuai dengan perubahan sudut antara body kendaraan terhadap permukaan jalan selama bergerak. Untuk alasan ini digunakan kombinasi Fixed Constant Velocity Joint, dan slidable constant velocity joint. Bila terjadi perubahan (rebound) seperti pada gambar, jarak antara joint menjadi l+alpa lebih besar l, disebabkan perubahan pada sudut joint.

Page 11: Poros penggerak
Page 12: Poros penggerak

2.TIPE CONSTANT VELOCITY JOINT

• Tripod Joint mempunyai tiga roller dan bentuknya sederhana, ini mengurangi biaya pembuatannya. Umumnya joint tipe ini dibuat sedemikian rupa agar dapat bergerak pada arah axial.

Page 13: Poros penggerak

• Birfield Jointini mempunyai beberapa steel ball, agar kecepatan yang seragam dapat dipertahankan dengan ketelitian yang yang tinggi. Alur khusus dibuat pada ball seat, sedemikian rupa sehingga untuk kontak antara drive shaft dan poros yang digerakkan selalu dalam jalur itu dibagi dua sudut perpotongan dari poros. Beberapa birfield joint dibuat sedemikian rupa hingga perubahan panjangnya berlaku sesuai gerak kendaraan, seperti perubahan tripod joint.

Page 14: Poros penggerak
Page 15: Poros penggerak
Page 16: Poros penggerak
Page 17: Poros penggerak
Page 18: Poros penggerak

AXLE DAN AXLE SHAFT• Axle menyangga roda-roda seperti

halnya drive shaft. Maka bentuk axle dibuat bermacam-macam sesuai dengan tipe suspensi dan pemindah dayanya (FF,FR, 4WD dan lain-lain). Axle shaft menyangga roda-roda dan kemudian memindahkan momen gerak. Bentuk axle shaft dibuat bermacam-macamsesuai dengan tipe darin suspensi, pemindah daya, dan lain-lain.

Page 19: Poros penggerak
Page 20: Poros penggerak
Page 21: Poros penggerak
Page 22: Poros penggerak
Page 23: Poros penggerak
Page 24: Poros penggerak
Page 25: Poros penggerak
Page 26: Poros penggerak
Page 27: Poros penggerak
Page 28: Poros penggerak
Page 29: Poros penggerak
Page 30: Poros penggerak

REFERENSI

• Sistem suspensirigid tipe housing (untuk kendaraan penggerak belakang). Tipe housing lebih lanjut digolongkan dengan metode dudukan bantalankedalam tipe full floating, tipe ¾ floating dan semi floating.

Page 31: Poros penggerak
Page 32: Poros penggerak

1.TIPE FULL - FLOATING• Bearing diletakkan diantara axle

housing dan wheel hub, dan roda terikat pada wheel hub. Karena beban keseluruhan kendaraan dipikul oleh axle housing pada tipe ini, maka poros axle hanya diperlukan untuk menggerakkan roda-roda. Karena poros tidak mendapat tenaga yang berlebihan maka tipe ini digunakan pada truck yang menyangga beban berat.

Page 33: Poros penggerak

2. TIPE ¾ FLOATING

• Pada tipe ini antar axle housing dan wheel hub dipasang bearing tunggal, dan roda terpasang langsung pada poros. Sebagian besar berat kendaraan ditahan oleh housing walaupun terdapat beban lateral pada saat kendaraan membelok. Karena konstruksinya sederhana, tipe ini banyak digunakan pada kendaraan penumpang.

Page 34: Poros penggerak
Page 35: Poros penggerak
Page 36: Poros penggerak