Bab 2 Perlengkapan.doc

16
2 Perlengkapan Lapangan 2.1 Perlengkapan Dasar dan Kegunaannya Dalam kegiatan lapangan, selain perlengkapan pribadi yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, misalnya pakaian, sepatu, topi, dan sebagainya, diperlukan perlengkapan yang dipakai di lapangan atau dipangkalan kerja. Beberapa perlengkapan dasar yang penting diantaranya adalah: - Kompas, dilengkapi dengan clinometer dan horizontal leveling - Palu geologi dan pahat - Lensa pembesar (loupe/hand-lens) - Buku catatan lapangan, alat-alat tulis, mistar dan busur derajat - Peta dasar topografi dan foto udara, atau citra inderajauh yang lain. - Clipboard ataumap untuk peta/foto udara. - Pita atau tali ukur. - Komparator atau skala - Larutan asam hidrokhlorik (HCl) - Kantong untuk contoh batuan - Tas lapangan - Kamera Kompas yang diperlukan didalam kegiatan geologi lapangan adalah kompas yang dapat dipakai untuk mengukur besaran arah (azimuth) dan besaran sudut kecondongan. Selain itu, komponen untuk menentukan posisi horizontal (horizontal leveling) secara tepat juga mutlak diperlukan.

description

Pemetaan

Transcript of Bab 2 Perlengkapan.doc

Page 1: Bab 2 Perlengkapan.doc

2 Perlengkapan Lapangan

2.1 Perlengkapan Dasar dan Kegunaannya

Dalam kegiatan lapangan, selain perlengkapan pribadi yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, misalnya pakaian, sepatu, topi, dan sebagainya, diperlukan perlengkapan yang dipakai di lapangan atau dipangkalan kerja. Beberapa perlengkapan dasar yang penting diantaranya adalah:

- Kompas, dilengkapi dengan clinometer dan horizontal leveling- Palu geologi dan pahat- Lensa pembesar (loupe/hand-lens)- Buku catatan lapangan, alat-alat tulis, mistar dan busur derajat- Peta dasar topografi dan foto udara, atau citra inderajauh yang lain.- Clipboard ataumap untuk peta/foto udara.- Pita atau tali ukur.- Komparator atau skala- Larutan asam hidrokhlorik (HCl)- Kantong untuk contoh batuan- Tas lapangan - Kamera

Kompas yang diperlukan didalam kegiatan geologi lapangan adalah kompas yang dapat dipakai untuk mengukur besaran arah (azimuth) dan besaran sudut kecondongan. Selain itu, komponen untuk menentukan posisi horizontal (horizontal leveling) secara tepat juga mutlak diperlukan.

Terdapat dua jenis palu geologi yang sering digunakan (Gambar 2.1), yaitu jenis yang berujung runcing (pick-point), umumnya dipakai untuk batuan yang relatif massif, atau jenis yang berujung seperti pahat (chisel point), umumnya dipakai untuk batuan yang berlapis atau berfoliasi. Untuk mendapatkan contoh batuan yang baik, dapat dipergunakan pahat yang berukuran sedang.

Lensa pembesar (loupe) yang umum dipakai adalah perbesar 8 sampai 20 kali. Tidak dianjurkan pemakaian lensa untuk keperluan teknis, seperti lensa untuk rajut benang, suryakanta dan sejenisnya.

Page 2: Bab 2 Perlengkapan.doc

Gambar 2.1 Palu geologi dengan bentuk “chisel point”(a), “pick point”(b), “chisel point”, “Crack” (c)

Gambar 2.2 Loupe pembesaran 10 x dengan diameter 11 mm

Buku catatan lapangan pada dasarnya adalah buku tulis yang cukup baik, berukuran sedang, yang praktis dipakai di lapangan, dan sebaiknya dengan kulit buku yang tebal. Alat-alat tulis meliputi; pensil (HB atau 2H), pena atau ballpen, pensil berwarna, penghapus, mistar segitiga, busur derajat, peruncing pensil, dan “marker pen”, yang sangat berguna untuk menandai contoh batuan.

Page 3: Bab 2 Perlengkapan.doc

Gambar 2.3 Buku lapangan

Pada umumnya peta dasar topografi yang dipakai adalah peta berskala 1:25.000 atau1: 50.000, tergantung pada wilayah yang telah dipetakan. Foto udara atau citra pengindraan jauh yang lain (pada skala yang kurang lebih sama), sangat membantu dalam kegiatan geologi lapangan. Disamping dapat menetukan lokasi lebih tepat, juga sangat membantu dalam penyebaran jenis batuan. Perlu diingat bahwa gambaran pada foto udara tidak tepat benar seperti pada peta topografi (belum dikoreksi), dan untuk melihat secara sempurna beberapa pasangan foto udara diperlukan stereoscope.

Untuk memudahkan dalam pencatatan atau memberi tanda di peta atau pada foto udara, sebaiknya digunakan alas clipboard atau map untuk peta, yang juga berfungsi untuk menyimpan peta atau foto tersebut.

Pita atau tali ukur berukuran besar (25-50 m) dimaksudkan untuk dipakai pada saat melakukan lintasan atau pengukuran terinci. Pita ukut gulung (“roll-meter”), berukuran pendek (3m) juga seringkali dipakai untuk mengukur tebal perlapisan batuan.

Terdapat beberapa jenis komparator yang dipakai untuk membantu dalam pemerian batuan, misalnya komparator besar butir, pemilahan (sorting) dan persentase komposisi mineral, atau skala.

Larutan asam HCl digunakan untuk menguji kandungan karbonat, sebaiknya tidak terlalu pekat, umumnya adalah 0,1 N.

Untuk contoh batuan dapat digunakan kantong plastik yang kuat atau kantong jenis lain yang dapat dipakai untuk membungkus dengan baik contoh batuan dengan ukuran kurang lebih (13 x 9 x 3) cm. Bebrapa instansi/perusahaan menggunakan kantong dari dari kain blacu, atau bahan khusus yang kedap air.

Page 4: Bab 2 Perlengkapan.doc

Gambar 2.4 Contoh tas lapangan dan tas untuk peta dan alat-alat tulis

Untuk membawa perlengkapan ini perlu diperhatikan mengenai Tas yang dipakai di lapangan. Sebaiknya dibedakan antara tas yang dipakai untuk membawa alat-alat dan peta, dan yang dipakai untuk perbekalan dan contoh batuan. Selain itu juga perlu dipertimbangkan ukurannya, sebaiknya disesuaikan dengan kepentingan dan kondisi lapangan. Pada umumnya tas punggung berukuran sedang akan lebih sesuai untuk melakukan kegiatan geologi lapangan dimana kamera, perbekalan, dan alat tulis dapat disimpan, serta tidak mengganggu dalam melakukan pekerjaan dalam melakukan pengamatan singkapan di medan yang sulit. (Gambar 2.2)

Kamera sudah menjadi suatu kelengkapan yang umum pada hampir semua kegiatan lapangan, dan selalu terbawa sepanjang perjalanan. Untuk ini, kamera sebaiknya kompak dan kuat dengan tempat pelindung yang baik. Saat ini sangat banyak pilihan kamera dari berbagai jenis dan merk. Sebagai pertimbangan bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik, kamera sebaiknya mempunyai pengaturan kecepatan, cahaya dan titik api, dan bahkan akan lebih apabila lensanya dapat diganti sesuai dengan kebutuhan atau dilengkapi dengan pengaturan lensa.

Page 5: Bab 2 Perlengkapan.doc

2.2 Kompas Geologi

Kompas, klinometer (pengukur kecondongan), dan hand level (penentu posisi horizontal) merupakan alat-alat yang umum dipakai dalam berbagai kegiatan survei. Kompas geologi yang dimaksud merupakan gabungan dari ketiga fungsi alat tersebut, yaitu selain digunakan untuk menetukan arah, juga dapat dipakai untuk mengukur besarnya sudut kemiringan dan menentukan posisi horizontal. Salah satu jenis kompas ini, yang akan dibahas adalah tipe Brunton dari berbagai merek.

2.2.1 Komponen utama kompas geologi

Jarum magnet Ujung jarum utara umumnya diberi tanda warna (merah, biru atau

kuning). Ujung jarum ini selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi, bukan kutub utara geografi sebenarnya.. Perbedaan kedua posisi utara ini dikenal sebagai deklinasi. Perlu diperhatikan, bahwa pada posisi horizontal jarum magnet harus dapat berputar dengan bebas atau mendekati horizontal. Kecondongan jarum ini adalah akibat perbedaan lokasi pemakaian kompas terhadap garis katulistiwa yang dikenal sebagai inklinasi. (>> lihat 2.2.2)

Gambar 2.5 Kompas tipe Brunton dan komponen utamanya

Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)

Page 6: Bab 2 Perlengkapan.doc

Pada umumnya dikenal dua jenis pembagian derajat pada kompas geologi (Gambar 2.4), yaitu kompas Azimuth dengan pembagian derajat dimulai Oo pada arah Utara (N) sampai 360o, tertulis berlawanan dengan arah perlawanan jarum jam dan kompas kuadran dengan pembagian derajat Oo

pada arah Utara (N) dan Selatan (S), sampai 90o pada arah Timur (E) dan Barat (W).

Gambar 2.6 Jenis Pembagian derajat “Azimuth Oo-360o “ dan “Kuadran”. Klinometer

Yaitu komponen kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di dasar kompas bagian dalam, dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal (clinometer level) dan pembagian skala (Gambar 2.5), pada satu piringan yang bebas bergerak.

Gelembung pengatur horizontal untuk posisi kompas normal (bull’s eye level) juga terletak pada bagian ini. Pada bagian luar terdapat pengumpil untuk mengatur posisi piringan tersebut. Pembagian skala kemiringan dinyatakan dalam derajat dan persen.

Kompas tipe Brunton ini dilengkapi dengan penunjuk (sighting arm) dan tanda bidikan (sighting ti) yang kesemuanya merupakan satu arah (lurus) dengan garis yang tertera pada cermin. Cermin dipakai untuk melihat objek bidikan di depan pengamat, dan dpat dipakai untuk membantu melihat pembacaan pada lingkaran derajat. ( >> lihat 2.3, 2.4 &2.5).

Page 7: Bab 2 Perlengkapan.doc

Gambar 2.7 Bagian klinometer pada kompas b. Pembacaaan kemiringan derajat dan persen

2.2.2 Deklinasi dan Inklinasi

Deklinasi (magnetic) adalah besarnya perbedaan antara arah Utara jarum kompas (Utara magnetic) dan arah Utara sebenarnya (Utara geografi). Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain, dan selalu berubah secara teratur sepanjang waktu. Deklinasi di suatu wilayah umumnya ditunjukkan pada peta topografi yang standar.

Untuk menyesuaikan agar kompas yang akan dipakai menunjukkan arah Utara sebenarnya, lingkaran derajat pada kompas harus digeser dengan cara memutar adjusting screw yang terdapat pada sisi kompas (>> lihat gambar 2.3) sebesar deklinasi yang disebutkan..

Contoh : Deklinasi di suatu daerah adalah 15o artinya, Utara magnetik berada 15o di sebelah timur dari Utara geografi. Dalam hal ini lingkaran derajat harus diputar, sehingga penunjuk (“index pin”) akanm menunjuk angka 15o pada sisi lingkaran derajat bertanda E.

Untuk memeriksa kembali, apabila kompas diarahkan sehingga jarum Utara menujukkan angka 0o, artinya arah bidikan (sighting arm) menunjukkan arah Utara sebenarnya, dapat dilihat apakah jarum Utara kompas menunjuk 17o

ke arah kanan dari index pin, arah yang secara geografis diketahui sebagai arah timur dari Utara sebenarnya.

Inklinasi adalah kecenderungan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut

Page 8: Bab 2 Perlengkapan.doc

kecondongan akan hampir 0o (horizontal) apabila kita berada di dekat/di sekitar khatulistiwa, dan semakin besar apabila mendekati kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat di atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda.

Untuk mengatasi hal ini, biasanya pembuat kompas sudah menyesuaikan kesetimbangan jarum kompas untuk daerah tertentu, untuk melengkapi jarum kompas dengan beban yang dapat digeser sepanjang jarum kompas untuk mengimbangi pengaruh inklinasi.

Sehubungan dengan ini, perlu diingatkan, sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah kompas tersebut telah disesuaikan dengan deklinasi dan inklinasi suatu daerah tempat bekerja.

2.3. Menentukan arah dan lokasi

Penentuan arah yang dimaksud di sini adalah arah dari titik tempat pengamat berdiri, ke tempat yang dibidik atau yang dituju. Titik tersebut dapat berupa puncak bukit atau obyek geografi yang lain, atau rambu yang sengaja dipasang, misalnya untuk rencana lintasan. Untuk mendapatkan hasil pembacaan yang baik, dianjurkan mengikuti tahapan sebagai berikut :

1. Kompas dipegang dengan tangan kiri setinggi pinggang (Gambar 2.6a.).2. Kompas dibuat horizontal (dengan bantuan “bulls eye”-8 pada Gambar

2.3) dan dipertahankan demikian selama pengamatan.3. Cermin diatur, terbuka kurang lebih 135o menghadap ke depan dan

sighting arm dibuka horizontal dengan peep sight ditegakkan (Gambar 2.6b).

4. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik atau benda yang dimaksud tampak pada cermin dan berimpit dengan ujung pembidik dan garis tengah pada cermin. Untuk mempermudah prosedur ini, yang diputar tidak hanya tangan dengan kompas, akan tetapi seluruh badan.

5. Baca jarum Utara kompas, setelah jarum tidak bergerak. Hasil bacaan adalah arah yang dimaksud. Pada Gambar 2.4a, azimuth = S 45o E dan pada gambar 2.4b, azimuth = N 220o E.

Membaca arah dapat juga dilakukan dengan memegang dan menempatkan kompas pada posisi pandangan mata (Gambar 2.7a).Kompas dipegang horizontal dengan cermin dilipat 45o dan menghadap ke mata (Gambar 2.7b). Arah yang ditunjukkan jarum dapat dibaca melalui cermin. Karena tangan penunjuk arah terbalik (menghadap kita), maka yang

Page 9: Bab 2 Perlengkapan.doc

dibaca adalah ujung selatan jarum kompas. Yang mana kedua cara ini yang paling baik adalah tergantung dari kebiasaan kita dan keadaan medan.

Gambar 2.8 Cara membidik dengan pandangan obyek secara langsung

Menentukan lokasi pada peta topografi

Langkah pertama adalah mengenai bentang alam sekitarnya seperti yang digambarkan pada peta topografi. Pembidikan dapat dilakukan ke beberapa obyek yang lokasinya diketahui dengan pasti di peta (sebaiknya tiga obyek) kemudian arah-arah tersebut ditarik pada peta dengan menggunakan busur derajat dan mistar segitiga. Titik potong ketiga garis tersebut, yang bila pembacaannya tepat akan hanya berpotongan di satu titik, adalah titik lokasi dimana pengamat berdiri (Gambar 2.8).

Page 10: Bab 2 Perlengkapan.doc

Gambar 2.9 Cara menentukan lokasi dari tiga obyek yang dikenal pada peta topografi

2.4. Cara mengukur kemiringan dan ketinggian

Untuk mengukur besarnya sudut lereng dilakukan tahapan sebagai berikut :

1. Tutup kompas dibuka kurang lebih 45o, sighting arm dibuka dan ujungnya ditekuk 90o.

2. Kompas dipegang dengan posisi seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.8, skala klinometer harus di sebelah bawah.

3. Melalui lubang “peep-sight” dan “sighting-window” dibidik titik yang dituju. Usahakan agar titik tersebut mempunyai tinggi yang sama dengan jarak antara mata pengamat dengan tanah tempat berdiri.

4. Klinometer kemudian diatur dengan jalan memutar pengatur di bagian belakang kompas, sehingga gelembung udara dalam “clinometer level” berada tepat di tengah (>> Gambar 2.5a).

5. Baca skala yang ditunjukkan klinometer seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5b. Satuan kemiringan dapat dinyatakan dalam derajat maupun dalam persen.

Apabila jarak antara tempat berdiri dan titik yang dibidik diketahui, misalnya dengan mengukurnya di peta maka perbedaan tinggi antara kedua titik tersebut dapat dihitung. Perbedaan tinggi tersebut dapat juga diketahui dengan cara seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 2.9. Dalam hal ini, ikutilah prosedur sebagai berikut :1. Letakkan angka 0o kliniometer berimpit dengan angka 0o pada skala.

Page 11: Bab 2 Perlengkapan.doc

2. Pegang kompas seperti pada Gambar 2.9, gerakkan dalam arah vertical sedimikian rupa sehingga gelembung udara berada di tengah.

3. Bidiklah melalui lubang pengintip sehingga : pandangan mata, lubang pengintip dan garis pada jendela pandang, berada dalam satu garis lurus. Perpanjangan dari garis lurus tersebut akan “menembus” permukaan tanah di depan pada suatu titik tertentu. Ingat-ingatlah titik “tembus” ini.

4. Beda tinggi antara pengamat berdiri dan “titik tembus” tadi sama dengan tinggi pengamat dari telapak sepatu sampai mata.

5. Berpindahlah ke “titik tembus” tadi dan ulangilah prosedur no.2 dan 3 di atas sampai daerah yang akan anda ukur selesai.

Gambar 2.10 Posisi kompas pada pembacaan kemiringan

Gambar 2.11 Cara membaca kemiringan dan menentukan beda tinggiUntuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dalam pengukuran arah dan sudut lereng, dapat digunakan kaki-tiga (tripod) seperti pada gambar 2.11.

Page 12: Bab 2 Perlengkapan.doc

Gambar 2.12 Penggunaan Tripod pada pengukuran dengan Kompas