Bab 2 Pembahasan
-
Upload
mohammad-rifqi-wibowo -
Category
Documents
-
view
40 -
download
4
description
Transcript of Bab 2 Pembahasan
BAB I (BAB 1) PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perawat adalah orang yang
mendapat pendidikan khusus untuk merawat, terutama merawat orang sakit.
Dengan demikian jelas bahwa objek dari perawat adalah manusia. Setiap hari
perawat akan berhadapan langsung dengan manusia – manusia (manusia-manusia)
dari berbagai kalangan. Baik dari kalangan menengah ke atas, maupun dari
kalangan menengah kebawah. Oleh karena itu, sikap sopan santun, ramah dan
murah senyum sangat dibutuhkan oleh seorang perawat. Hal ini harus dilakukan
mengingat bahwasannya perawat akan membantu proses penyembuhan pasien
bukan malah memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang
perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien. Dan dengan
hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai
di antara keduanya.
Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terkait dengan
professionalitas kerja seorang perawat. Di dalam dunia keperawatan ada beberapa
batasan – batasan (batasan-batasan) yang peerlu dipahami oleh para perawat.
Mulai dari peran perawat, fungsi perawat, kompetensi yang harus dimiliki oleh
perawat, tanggung jawab perawat dan masih banyak lagi lainnya yang perlu di
pahami dan dilaksanakan. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penulis untuk
membuat makalah dengan judul “ Keperawatan Professional ”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menetapkan beberapa
rumusan masalah diantaranya sebagai berkut : (berikut:)
1. Apa saja peran dari perawat ?
(1.2.1 apa saja peran dari perawat?)
2. Apa saja fungsi dari perawat ?
(1.2.2 apa saja fungsi dari perawat?)
3. Apa saja tanggung jawab dari seorang perawat ?
1
(1.2.3 apa saja tanggung jawab dari seorang perawat?)
4. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat ?
(1.2.4 apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat?)
5. Apa definisi dari profesi ?
(1.2.5 apa definisi dari profesi?)
6. Apa saja karateristik profesi ?
(1.2.6 apa saja karateristik profesi?)
7. Apa saja peran organisasi profesi ?
(1.2.7 apa saja peran organisasi profesi)
8. Apa saja fungsi dari organisasi profesi ?
(1.2.8 apa saja fungsi dari organisasi profesi?)
9. Apa saja manfaat dari organisasi profesi ?
(1.2.9 apa saja manfaat dari organisasi profesi?)
10. Bagaimana pengembangan pelayanan keperawatan ?
(1.2.10 bagaimana pengembangan pelayanan keperawatan?)
11. Bagaimana menjadi perawat yang professional ?
(1.2.10 bagaimana menjadi perawat yang professional?)
1.3 Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah diatas, penulis dapat merumuskan tujuan
penulisan diantaranya sebagai berikut : (berikut:)
1. Untuk mengetahui apa saja peran dari seorang perawat.
(1.3.1 untuk mengetahui apa saja peran dari seorang perawat;)
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari seorang perawat.
(1.3.2 untuk mengetahui apa saja fungsi dari seorang perawat;)
3. Untuk mengetahui apa saja tanggung jawab seorang perawat.
(1.3.3 untuk mengetahui apa saja tanggung jawab seorang perawat;)
4. Untuk mengetahui apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
perawat.
(1.3.4 untuk mengetahui apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
perawat;)
2
5. Untuk mengetahui apa definisi dari profesi.
(1.3.5 untuk mengetahui apa definisi dari profesi;)
6. Untuk mengetahui apa saja karateristik profesi.
(1.3.6 untuk mengetahui apa saja karateristik profesi;)
7. Untuk mengetahui apa saja peran organisasi profesi.
(1.3.7 untuk mengetahui apa saja peran organisasi profesi;)
8. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari organisasi profesi.
(1.3.8 untuk mengetahui apa saja fungsi dari organisasi profesi;)
9. Untuk mengetahui apa saja manfaat organisasi profesi.
(1.3.9 untuk mengetahui apa saja manfaat organisasi profesi;)
10. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan pelayanan keperawatan.
(1.3.10 untuk mengetahui bagaimana pengembangan pelayanan keperawatan;)
11. Untuk mengetahui bagaimana menjadi perawat yang professional.
(1.3.11 untuk mengetahui bagaimana menjadi perawat yang professional.)
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembahasan makalah ini adalah : (adalah:)
1. Dengan kita mengetahui apa saja peran dari perawat, maka perawat dapat
mengetahui batas – batas dimana mereka harus berperan sebagai seseorang
yang membantu dalam proses penyembuhan pasien.
(1.4.1 dengan kita mengetahui apa saja peran dari perawat, maka perawat dapat
mengetahui batas – batas dimana mereka harus berperan sebagai seseorang yang
membantu dalam proses penyembuhan pasien;)
2. Dengan mengetahui fungsi dari perawat, maka kita akan lebih mengetahui
betapa petingnya seorang perawat dalam proses penyembuhan pasien.
(1.4.2 dengan mengetahui fungsi dari perawat, maka kita akan lebih mengetahui
betapa petingnya seorang perawat dalam proses penyembuhan pasien;)
3. Dengan mengetahui tanggung jawab dari seorang perawat, maka perawat
dapat lebih mengetahui apa saja yang menjadi tanggung jawab mereka selama
membantu proses penyembuhan pasien.
3
(1.4.3 dengan mengetahui tanggung jawab dari seorang perawat, maka perawat
dapat lebih mengetahui apa saja yang menjadi tanggung jawab mereka selama
membantu proses penyembuhan pasien;)
4. Dengan mengetahui kompetensi – kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang perawat, maka perawat dapat lebih mahir dan berkompeten dalam
membantu proses penyembuhan dalam masa pemulihan.
(1.4.4 dengan mengetahui kompetensi – kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang perawat, maka perawat dapat lebih mahir dan berkompeten dalam
membantu proses penyembuhan dalam masa pemulihan;)
5. Dengan mengetahui definisi profesi, maka perawat lebih dapat memahami
apa definisi dari perawat dan dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan
professional.
(1.4.5 dengan mengetahui definisi profesi, maka perawat lebih dapat memahami
apa definisi dari perawat dan dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan
professional;)
6. Dengan mengetahui karateristik profesi, perawat dapat membedakan antara
profesi perawat dengan profesi lainnya.
(1.4.6 dengan mengetahui karateristik profesi, perawat dapat membedakan antara
profesi perawat dengan profesi lainnya;)
7. Dengan mengetahui peran organisasi profesi, perawat dapat memahami
perannya dalam organisasi.
(1.4.7 dengan mengetahui peran organisasi profesi, perawat dapat memahami
perannya dalam organisasi;)
8. Dengan mengetahui fungsi organisasi profesional, maka perawat dapat lebih
mengetahui apa saja fungsi organisasi dan diharapkan perawat lebih bijaksana
mengaplikasikan fungsi organisasi tersebut.
(1.4.8 dengan mengetahui fungsi organisasi profesional, maka perawat dapat lebih
mengetahui apa saja fungsi organisasi dan diharapkan perawat lebih bijaksana
mengaplikasikan fungsi organisasi tersebut;)
4
9. Dengan mengetahui manfaat organisasi profesi, maka perawat dapat lebih
memahami manfaatnya sehingga dapat diaplikasikan dalam asuhan
keperawatan professional dengan baik dan sesuai harapan.
(1.4.9 dengan mengetahui manfaat organisasi profesi, maka perawat dapat lebih
memahami manfaatnya sehingga dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan
professional dengan baik dan sesuai harapan;)
10. Dengan mengetahui bagaimana pengembangan keperawatan yang seharusnya
maka perawat bisa lebih memahami apa saja yang harus dilakukan untuk
mengembangkan sikap – sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang
perawat, sehingga menjadi perawat yang baik dan professional.
(1.4.10 dengan mengetahui bagaimana pengembangan keperawatan yang
seharusnya maka perawat bisa lebih memahami apa saja yang harus dilakukan
untuk mengembangkan sikap – sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang
perawat, sehingga menjadi perawat yang baik dan professional;)
11. Dengan mengetahui bagaimana menjadi perawat yang professional, maka
perawat bisa mencontoh dan mengaplikasikannya dalam asuhan keperawatan,
sehingga masyarakat dapat menikmati jasa perawat dengan sebaik mungkin.
(1.4.11 dengan mengetahui bagaimana menjadi perawat yang professional, maka
perawat bisa mencontoh dan mengaplikasikannya dalam asuhan keperawatan,
sehingga masyarakat dapat menikmati jasa perawat dengan sebaik mungkin.)
5
BAB II (BAB 2) PEMBAHASAN
2.1 Peran Perawat
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan orang lain
terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran perawat
adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah
menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh
pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara
professional sesuai dengan kode etik professional keperawatan. Peran perawat
dipengaruhi oleh keadaan social (sosial atau social) baik dari dalam maupun dari
luar profesi keperawatan dan bersifat konstan.
Doheny (1982) mengidentifikasi peran perawat professional, meliputi:
1. Care Giver (care giver), sebagai pemberi asuhan keperawatan(;)
2. Client Advocate (client advocate), sebagai pembela untuk melindungi klien(;)
3. Counselor (conselor), sebagai pemberi bimbingan atau konseling klien(;)
4. Educator (educator), sebagai pendidik klien(;)
5. Collaborator (collaborator), sebagai anggota tim kesehatan yangdituntut untuk
bekerja sama dengan angggota lain(;)
6. Coordinator (coordinator), sebagai coordinator agar dapat memenfaatkan
suber-sumber dan potensi klien(;)
7. Change agent (client agent), sebagai pembaru yang selalu dituntut untuk selalu
melakukan perubahan.
Lokakarya Nasional ( 1983 ) merumuskan peran perawat sebagai berikut :
(berikut:)
1. Palaksana (pelaksana) pelaynan keperawatan(;)
2. Pengelola (pengelola) pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan.
(pendidikan;)
3. Pendidikan keperawatan. (Pendidikan keperawatan;)
4. Peneliti (peneliti)dan pengembang keperawatan. (keperawatan;)
Dalam melaksanakan prktik keperawatan, perawat melakukan peran dan
funsgsi sebagai berikut:
6
1. Care Giver / pemberi asuhan
(2.1.1 Care Giver / pemberi asuhan)
Dalam hal ini perawat berperan dalam proses penyembuhan bukan hanya
sekedar kesehatan fisik namun juga kesehatan emosi, spiritual, dan social.
Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat
memberikan pelayanan keperawatan secara lansung dan tidak langsung
kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatn yang meliputi:
Melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan informasi
yang benar, menegakkan diagnosis keperwatan berdasarkan hasil analisis
data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi
masalah yang muncul dan membuat langkah atau cara pemecahan
masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang
ada, dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukannya.
Dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan, perawat
memperhatian individu sebagai makhluk holistic dan unik.
Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien
yang meliputi intervensi atau tindakan keperawatan, observasi, pendidikan
kesehatan, dan menjalankan tindakan medis yang sesuai dengan
pendelegasian yang diberikan.
2. Client Advocate
(2.1.2 Client Advocate)
Dalam hal ini perawat berperan sebagai pelindung hak-hak pasien.
Misalnya melindung pasien dari efek yang tidak diinginikan karena
tindakan diagnostic atau pengobatan.
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,
pembela kepentingan klien, dan membantu klien memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan
7
pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus
mengahruskan perawat bertindak sebagi narasumber dan fasilitator dalam
tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat perawat
harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan.
3. Counselor
(2.1.3 Counselor)
Sebagai counselor perawat bertugas untuk menjelaskan secara jelas pada
pasien dan atau keluarga tentang procedure perawatan diri dan lain-lain.
Contohnya. Perawat mengajarkan cara penyuntikan insulin secara mandiri
pada pasien diabetes.
4. Educator
(2.1.4 Educator)
Educator biasanya memiliki latar belakang berbeda dengan perawat biasa.
Biasanya mereka dituntut memiliki ijazah pendidikan keprewatan dan
memiliki spesialis klinik dibidang tertentu.
Tujuan utama dari educator adalah mengajarkan perawatan secara mandiri
kepada keluarga yang kurang mampu agar bisa merawat pasien di rumah
sesuai dengan asuhan keperawatan secara layak.
5. Collaborator
(2.1.5 Collaborator)
Perawat bekerja berdasarkan tim kesehatan yang terdiri dari dokter,
fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain.
Dengan tujuan mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.
6. Coordinator
(2.1.6 Coordinator)
Dalam peran ini perawat melaksanakan tugas dengan cara mengarahkan,
merencanakan, dan mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim medis
agar klient mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhannya.
8
7. Change agent
(2.1.7 Change agent)
Perawat berperan untuk mengubah paradigma masyarakat terhadap
pentingnya kesehatan.
2.2 Fungsi Perawat
Fungsi adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.
Adapun tujuh fungsi perawat menurut Phaneuf ( 1972 ) adalah : (adalah:)
1. Melaksanakan (melaksanakan) instruksi dokter. (dokter;)
2. Observasi (observasi) gejala dan respons pasien yang berhubungan dengan
penyakit dan penyebabnya. (penyebabnya;)
3. Memantau (memantau,) pasien, menyusun, dan memperbaiki rencana
keperawatan secara terus – menerus berdasarkan pada kondisi dan kemampuan
pasien. (pasien;)
4. Supervise (supervise) semua pihak yang ikut terlibat dalam perawatan pasien.
(pasien;)
5. Mencatat (mencatat) dan melaporkan keadaan pasien. (pasien;)
6. Melaksanakan (melaksanakan) prosedur dan teknik keperawatan
(keperawatan;)
7. Memberikan (memberikan) pengaruh dan penyuluhan untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan mental. (mental;)
Selain itu PK. St. Carolus ( 1983 ) juga mengemukakan tentang fungsi
perawat yang terdiri dari beberapa bagian, diantaranya : (diantaranya:)
1. Fungsi pokok
Fungsi ini bertujuan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat
baik yang sakit maupun sehat dalam melaksanakan kegiatan yang dapat
meningkatkan kesehata, penyembuhan atau menghadapi kematian yang pada
hakekatnya dapat mereka laksanakan tanpa bantuan apabila mereka memiliki
kekuatan, kemauan, dan pengetahuan. Bantuan yang diberikan bertujuan
menolong dirinya sendiri dengan secepat mungkin.
9
2. Funsi tambahan
Fungsi ini bertujuan membantu individu, keluarga, dan masyarakat dalam
melaksanakan rencana pengobatan yang ditentukan.
3. Fungsi kolaborasi
Sebagai tim kesehatan, perawat bekerja dalam merencanakan dan
melaksanakan program kesehatan yang mencakup pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, penyembuhan, dan rehabilitas.
2.3 Tanggung Jawab Perawat
Secara umum tanggung jawab perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan, dan meningkatkan diri sebagai
profesi.
Secara khusus tanggung jawab seorang perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan kepada klien yang mencakup bio-psiko-kultural-spiritual-sosio yang
komperhensif dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar.
(paragraf harus berisi lebih dari 1 kalimat.)
(Secara umum tanggung jawab perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan, dan meningkatkan diri sebagai
profesi. Secara khusus tanggung jawab seorang perawat adalah memberikan
asuhan keperawatan kepada klien yang mencakup bio-psiko-kultural-spiritual-
sosio yang komperhensif dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar.)
2.4 Kompetensi Perawat
1. Melaksanakan Praktik Profesional, akontabel, etis, dan legal serta pekan
budaya
Bertanggung gugat terhadap praktik professional
Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Melaksanakan praktik secara legal
2. Pemberian dan Manajemen Keperawatan
Menerapkan prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen keperawatan
Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
10
Melakukan pengkajian keperawatan
Menyusun rencana keperawatan
Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana
Mengevaluasi asuhan keperawatan
Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam
pemberian pelayanan keperawatan / asuhan (keperawatan/asuhan)
keperawatan
Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman
Mempergunakan hubungan interpersonal dalam asuhan keperawatan
Menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan dalam praktik
keperawatan profesional.
3. Mengembangkan Profesionalisme
Melaksanakan peningkatan profesionalisme dalam praktik keperawatan
Melaksanakan peningkatan mutu asuhan keperawatan
Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab profesi
2.5 Definisi Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang meerlukan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki kode etik
khusus yang membedakan dengan pekerjaan lainnya. Seseorang yang memiliki
pekerjaan sebagai profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah
profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima upah sebagai
tanda penghargaan dari sebuah instansi ataupun perorangan.
2.6 Karateristik Profesi
Profesi merupakan suatu pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah
profesi. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari
pekerjaan lainnya. Adapun karateristik profesi adalah sebagai berikut : (berikut:)
1. Keterampilan (keterampilan) yang berdasar pada pengetahuan teoretis.
Profesional diharapkan dapat mempunyai pengetahuan secara teoretis dan
11
memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa
diterapkan dalam praktik. (praktik;)
2. Asosiasi (asosiasi) professional. Profesi biasanya memiliki badan yang
diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan
status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki
persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya. (anggotanya;)
3. Pendidikan (pendidikan) yang memadai. Profesi yang prestisius biasanya
memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
Sehingga dapat terjadi keseimbangan diantaranya. (diantaranya;)
4. Ujian (ujian) kompetensi. Sebelum memasuki organisasi profesional,
biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama
pengetahuan teoretis. (teoretis;)
5. Pelatihan (pelatihan) institutional. Selain ujian, juga biasanya
dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon
profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh
organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga
dipersyaratkan. (dipersyaratkan;)
6. Lisensi. (lisensi.) Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses
sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa
dipercaya. (dipercaya;)
7. Otonomi (otonomi) kerja. Profesional cenderung mengendalikan kerja dan
pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar. (luar;)
8. Kode (kode) etik. Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi
para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar
aturan. (aturan;)
9. Mengatur (mengatur) diri. Organisasi profesi harus bisa mengatur
organisasinya sendiri tanpa campur tangan dari pemerintah. Profesional diatur
oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang
berkualifikasi paling tinggi. (tinggi;)
12
10. Layanan (layanan) publik dan altruism. Diperolehnya penghasilan dari
kerja profesinya dan dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan
public. (public; atau public;)
11. Status (status) dan imbalan yang tinggi. Profesi yang paling sukses akan
meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para
anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan
yang mereka berikan bagi masyarakat.
2.7 Peran Organisasi Profesi
Menurut H Zaidin Ali, SKM, MM dalam bukunya yang berjudul Dasar –
Dasar Keperawatan Profesional (Dasar-Dasar Keperawatan Profesional), peran
organisasi profesi sebagai berikut : (berikut:)
1. Pembina (pembina), pengembangan, dan pengawas terhadap mutu
pendidikan keperawatan. (keperawatan;)
2. Pembina (pembina), pengembangan, dan pengawas terhadap pelayanan
keperawatan. (keperawatan;)
3. Pembina (pembina) serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan. (keperawatan;)
4. Pembina (pembina), pengembang, dan pengawas kehidupan profesi.
2.8 Fungsi Organisasi Profesi
Dalam pelaksanaan peran organisasi profesi, fungsi organisasi sebagai
berikut : (berikut:)
1. Bidang pendidikan keperawatan.
a. Menetapkan standar pendidikan keperawatan.
b. Mengembangakan pendidikan keperawatan berjenjang berlanjut.
2. Bidang pelayanan keperawatan.
a. Menetapkan standar profesi keperawatan
b. Memberikan izin praktek.
c. Memberikan registrasi tenaga keperawatan.
3. Bidang IPTEK
13
a. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi riset keperawatan.
b. Merencanakan, malaksanakan, dan mengawasi perkembanagn IPTEK
dalam keperawatan.
4. Bidang kehidupan profesi.
a. Membina, mengawasi organisasi profesi.
b. Membina kerja sama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain, dan
anatar anggota.
c. Memebina kerja sama dengan organisasi profesi sejenis dengan negara
lain.
d. Membina, mengupayakan, dan mengawasi kesejahteraan anggota ( H.
Zaidin Ali, SKM, MM : 1999 : 26 ).
2.9 Manfaat organisasi profesi
Menurut Breckon ( 1989 ), manfaat organisasi profesi mencakup empat hal,
yaitu : (yaitu:)
1. Mengembangkan (mengembangkan) dan memajukan profesi.(;)
2. Mentertibkan (menertibkan) dan memperluas ruang gerak profesi.(;)
3. Menghimpun (menghimpun) dan menyatukan pendapat warga profesi. (;)
4. Memberikan (memberikan) kesempatan kepada semua anggota untuk berkarya
dan berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.
Sedangkan menurut World Medical Associaton ( 1991 ) manfaat organisasi
profesi mencakup 2 hal : (2 hal:)
1. Makin (makin) tertibnya pekerjaan profesi(;)
2. Meningkatnya (meningkatnya) kualitas hidup serta derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.
2.10 Pengembangan pelayanan keperawatan
Secara bertahap sistem keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral
dari sistem kesehatan nasional. Bermakna bahwa sistem pemberian
pelayanan/asuhan keperawatan profesional dikembangkan secara terintegrasi
dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam banyak
14
hal, sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional bersifat saling
berhubungan (interrelation) (interrelation) dan saling bergantung (interdependent)
(interdependent) dengan sistem pemberian pelayanan profesional lain dalam
sistem pemberian pelayanan kesehatan, seperti sistem pelayanan/asuhan medis
termasuk pelayanan kedokteran gigi, sistem pelayanan kesehatan masyarakat atau
kesehatan publik, dan sistem pelayanan kefarmasian. Sifat saling bergantung
bermakna bahwa sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional
bersifat saling memerlukan dan saling melengkapi dengan sistem pemberian
pelayanan profesional yang lain, terutama sistem pemberian pelayanan/asuhan
medis termasuk medis spesialistik.
Pelayanan keperawatan profesional dilaksanakan di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang
memerlukan, baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di
tatanan pelayanan rumah sakit. Pelayanan dikembangkan bersifat berjenjang
mulai dari keperawatan dasar sampai dengan keperawatan yang bersifat rumit atau
spesialistik bahkan subspesialistik, disertai dengan sistem rujukan keperawatan
sebagai bagian dari rujukan kesehatan yang efektif dan efisien. Pelayanan/asuhan
keperawatan yang bersifat spesialistik, baik keperawatan klinik maupun
keperawatan komunitas antara lain adalah keperawatan anak, keperawatan
maternitas, keperawatan medikal bedah, keperawatan jiwa, keperawatan gawat
darurat, keperawatan keluarga, keperawatan gerontik dan keperawatan komunitas.
Secara bersamaan dikembangkan kemampuan pengelolaan keperawatan
profesional (professional nursing management) (professional nursing
management) dengan kepemimpinan profesional keperawatan (professional
nursing leadership) (professional nursing leadership) sehingga memungkinkan
keperawatan Indonesia berkembang sesuai kaidah-kaidah keperawatan sebagai
profesi.
Asuhan keperawatan profesional (professional nursing care) (professional
nursing care) merupakan kegiatan melaksanakan asuhan keperawatan kepada
klien berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan (nursing science and art) (nursing
science and art), bersifat “humane“ (“humane“), dengan pendekatan holistik,
15
mencakup bio-psiko sosial/kultural dan spiritual, serta dengan orientasi kebutuhan
objektif klien, dalam bentuk praktik keperawatan ilmiah (scientific nursing
practice). (scientific nursing practice). Asuhan keperawatan profesional
dilaksanakan oleh perawat profesional (professional nurse) (professional nurse)
kepada klien sebagai individu, keluarga, komunitas atau masyarakat, karena tidak
tahu, kurang kemampuan, tidak atau kurang berkemauan, dan atau tidak /kurang
(tidak/kurang) berpengetahuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara
mandiri. Arti dan makna asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan adalah bahwa asuhan keperawatan dilaksanakan dengan
menggunakan metode menyelesaikan masalah secara ilmiah (scientific problem
solving) (scientific problem solving), dengan landasan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan maju secara tepat guna, serta menggunakan keterampilan
profesional keperawatan, mencakup keterampilan interpersonal, keterampilan
teknis, maupun keterampilan intelektual.
Dalam keterampilan intelektual perawat memiliki pengetahuan teoretik,
menguasai keterampilan menyelesaikan masalah (problem solving skills)
(problem solving skills), keterampilan mengambil keputusan (decision making
skills) (decision making skills) dan berpikir kritis (critical thinking) (critical
thinking). Dalam keterampilan teknis perawat menguasai keterampilan
psikomotor dalam melaksanakan tindakan keperawatan, dan menguasai berbagai
metode dan teknik intervensi keperawatan. Dalam keterampilan interpersonal
perawat menguasai hubungan yang bersifat membantu (helping relationship)
(helping relationship), komunikasi terapeutik (therapeutic communication)
(therapeutic communication), dan konseling.
Asuhan keperawatan (nursing care) (nursing care) dilaksanakan oleh
perawat profesional pada praktik keperawatan ilmiah menggunakan kode etik
keperawatan sebagai tuntunan. Asuhan keperawatan profesional yang
dilaksanakan oleh perawat profesional terhadap klien untuk membantunya
mencapai kebutuhan dasar melalui berbagai bentuk intervensi keperawatan
(nursing intervention) (nursing intervention), bersifat saling melengkapi dengan
asuhan medis (medical care) (medical care) yang dilaksanakan oleh dokter
16
terhadap pasien yang oleh perawat dilihat sebagai klien. Kedua bentuk asuhan
profesional (professional care) (professional care) sama-sama bersifat atau
merupakan hubungan profesional (professional relation-ship) (professional
relation-ship), sama-sama dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat, yang satu ilmu
dan kiat keperawatan, sedangkan yang lain ilmu dan kiat kedokteran, serta sama-
sama bertolak dari masalah yang dihadapi pasien/klien, yaitu yang satu masalah
keperawatan (nursing problem) (nursing problem) sedangkan yang lain adalah
masalah medis (medical problem) (medical problem). Dengan uraian yang
demikian ini, terutama hubungan antara keperawatan dan kedokteran, dapat
tergambarkan dan dipahami sifat interdependen kedua bentuk pelayanan
profesional yang bermakna bahwa mutu pelayanan medis dalam upaya mencapai
kesembuhan pasien atau orang sakit secara menyeluruh sangat bergantung pada
mutu pelayanan keperawatan dalam upayanya membantu klien mencapai
kebutuhan dasarnya menuju kemandirian. Kedua bentuk pelayanan/asuhan
profesional sama-sama berorientasi pada kebutuhan objektif dari pasien/klien.
Keadaan ini dengan mudah dapat teramati (apabila kita memang ingin
mengamati), pada pelayanan rumah sakit (hospital care) (hospital care) dalam
banyak hal pelayanan/asuhan medis (yang hingga saat ini masih dilihat sebagai
pelayanan profesional utama rumah sakit) sangat bergantung pada keberadaan
pelayanan/asuhan keperawatan profesional. Hal yang sama terjadi juga pada
sistem pemberian pelayanan kesehatan di masyarakat atau komunitas, tempat
sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan dilaksanakan secara terintegrasi
dengan sistem pemberian pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Terdapat sifat
interdependen berbagai pelayanan profesional yang dikembangkan, seperti
pelayanan medis termasuk pelayanan kedokteran gigi, pelayanan kesehatan
publik, dan pelayanan kefarmasian dalam mencapai tujuan bersama, yaitu
masyarakat sehat. Masing-masing bekerja, bertolak dari masalah yang dihadapi
oleh komunitas dan ditinjau dari masing-masing keprofesian, seperti masalah
medis, masalah kesehatan publik, masalah keperawatan, dan masalah
kefarmasian, dengan tujuan sama, yaitu mengatasi berbagai masalah tersebut
17
sehingga pada akhirnya tercapai masyarakat yang bebas dari masalah kesehatan,
dan mencapai derajat kesehatan setinggi mungkin.
Berdasarkan uraian di atas secara umum dapat dikatakan bahwa asuhan
keperawatan bermutu adalah asuhan keperawatan yang:
a. dilaksanakan oleh perawat profesional dengan didampingi oleh tenaga
teknis pelaksana asuhan keperawatan (auxiliary);
b. dalam melaksanakan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan
holistik, bersifat “humane“, dan mencakup aspek-aspek bio-psiko-sosio-kultural
spiritual;
c. asuhan keperawatan yang dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, selalu mengikuti perkembangan atau kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan, serta mengacu pada standar profesional keperawatan
dan menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntutan dalam melaksanakan
praktik keperawatan;
d. dalam melaksanakan asuhan keperawatan memanfaatkan berbagai sumber
daya yang ada secara optimal, efektif dan efisien, sesuai dengan pola pengelolaan
keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan.
Asuhan keperawatan bermutu seperti yang disampaikan sepintas di atas,
menjadi tujuan pengembangan praktik keperawatan ilmiah di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, bersifat berjenjang dengan sistem rujukan keperawatan yang
efektif dan efisien. Disadari sepenuhnya bahwa untuk mencapai tingkat
perkembangan yang demikian ini tidaklah mudah, dan memerlukan kerja keras
untuk waktu yang cukup lama, namun langkah-langkah nyata menuju
terwujudnya asuhan keperawatan profesional harus terus dilakukan.
2.11 Perawat Profesional
Ciri-ciri atau tanda-tanda profesionalisme keperawatan (Miller) : (Miller:)
Peningkatan (peningkatan) dasar pengetahuan yang diberikan pada tingkat
universitas dan orientasi pengetahuan pada tingkat pascasarjana dan doktor
(graduate level) keperawatan. (;)
18
Perwujudan (perwujudan) kompetensi yang berasal dari dasar teori
penegakan diagnosa dan penanganan respon manusia terhadap masalah
kesehatan baik aktual atau potential (ANA, 1980).(;)
Spesialisasi (spesialisasi) ketrampilan dan kompetensi yang membatasi
keahlian (Miller, 1985). (;)
Para (para) perawat percaya bahwa tenaga profesional dalam bekerja tidak
terlepas dari empat esensi profesionalisme yaitu:
o Kompetensi (kompetisi),
o Standar (standar) etik yang tinggi,
o Pengetahuan (pengetahuan) yang memadai, dan
o Welas (welas) asih (kasih sayang)
Keprofesionalan (keprofesionalan) dari kemampuan perawat :
o berinspirasi,
o menjalin rasa percaya dan konfidensi dengan pasien,
o mempunyai pengetahuan yang memadai,
o kapabilitas terhadap pekerjaan;
Ciri profesional antara lain juga meliputi:
o Terbuka (terbuka) dengan ide baru, memiliki rasa humor, dapat
berinteraksi dengan orang lain secara harmonis, berpenampilan baik,
periang dan dalam bekerja tidak semata-mata berorientasi pada uang(.)
19
BAB 3
PENUTUP
(BAB 3 PENUTUP)
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Perawat adalah orang yang mendapat pendidikan khusus untuk merawat,
terutama merawat orang sakit. Dengan demikian jelas bahwa objek dari perawat
adalah manusia. Setiap hari perawat akan berhadapan langsung dengan manusia –
manusia dari berbagai kalangan. Maka dari itu seorang perawat dituntut untuk
professional dalam menjalankan pekerjaannya. Sehingga, Perawat professional
berperan penting dalam kehidupan masyarakat karena perawat professional
mencakup semua aspek-aspek penting dalam keperawatan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2001. Dasar - Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya
Medika.
Ali, Zaidin. 2001. Dasar - Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya
Medika.
Perry & Potter. 2005. Buka Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Perry & Potter. 2005. Buka Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: EGC.
http://www.id.wikipedia.org/wiki/ Profesi (diakses 26 September 2011 pukul
15.00 WIB)
http://www.pustaka.unpad.ac.id/.../
pengembangan _ pelayanan _medik_dan_ keper awatan . (diakses 26 September
2011 pukul 14.00 WIB)
http://www. iwansaing.files.wordpress.com/2009/.../1- keperawatan - professional .
(diakses 26 September 2011 pukul 16.00 WIB)
21