Bab 2 Pembahasan

32
BAB I (BAB 1) PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perawat adalah orang yang mendapat pendidikan khusus untuk merawat, terutama merawat orang sakit. Dengan demikian jelas bahwa objek dari perawat adalah manusia. Setiap hari perawat akan berhadapan langsung dengan manusia – manusia (manusia-manusia) dari berbagai kalangan. Baik dari kalangan menengah ke atas, maupun dari kalangan menengah kebawah. Oleh karena itu, sikap sopan santun, ramah dan murah senyum sangat dibutuhkan oleh seorang perawat. Hal ini harus dilakukan mengingat bahwasannya perawat akan membantu proses penyembuhan pasien bukan malah memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien. Dan dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai di antara keduanya. Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terkait dengan professionalitas kerja seorang perawat. Di dalam dunia keperawatan ada beberapa batasan – batasan (batasan-batasan) yang peerlu dipahami oleh para perawat. Mulai dari peran perawat, fungsi perawat, kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat, tanggung jawab perawat dan masih banyak 1

description

pembahasan keperawatan profesional

Transcript of Bab 2 Pembahasan

BAB I (BAB 1) PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perawat adalah orang yang

mendapat pendidikan khusus untuk merawat, terutama merawat orang sakit.

Dengan demikian jelas bahwa objek dari perawat adalah manusia. Setiap hari

perawat akan berhadapan langsung dengan manusia – manusia (manusia-manusia)

dari berbagai kalangan. Baik dari kalangan menengah ke atas, maupun dari

kalangan menengah kebawah. Oleh karena itu, sikap sopan santun, ramah dan

murah senyum sangat dibutuhkan oleh seorang perawat. Hal ini harus dilakukan

mengingat bahwasannya perawat akan membantu proses penyembuhan pasien

bukan malah memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang

perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien. Dan dengan

hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai

di antara keduanya.

Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terkait dengan

professionalitas kerja seorang perawat. Di dalam dunia keperawatan ada beberapa

batasan – batasan (batasan-batasan) yang peerlu dipahami oleh para perawat.

Mulai dari peran perawat, fungsi perawat, kompetensi yang harus dimiliki oleh

perawat, tanggung jawab perawat dan masih banyak lagi lainnya yang perlu di

pahami dan dilaksanakan. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penulis untuk

membuat makalah dengan judul “ Keperawatan Professional ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menetapkan beberapa

rumusan masalah diantaranya sebagai berkut : (berikut:)

1. Apa saja peran dari perawat ?

(1.2.1 apa saja peran dari perawat?)

2. Apa saja fungsi dari perawat ?

(1.2.2 apa saja fungsi dari perawat?)

3. Apa saja tanggung jawab dari seorang perawat ?

1

(1.2.3 apa saja tanggung jawab dari seorang perawat?)

4. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat ?

(1.2.4 apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat?)

5. Apa definisi dari profesi ?

(1.2.5 apa definisi dari profesi?)

6. Apa saja karateristik profesi ?

(1.2.6 apa saja karateristik profesi?)

7. Apa saja peran organisasi profesi ?

(1.2.7 apa saja peran organisasi profesi)

8. Apa saja fungsi dari organisasi profesi ?

(1.2.8 apa saja fungsi dari organisasi profesi?)

9. Apa saja manfaat dari organisasi profesi ?

(1.2.9 apa saja manfaat dari organisasi profesi?)

10. Bagaimana pengembangan pelayanan keperawatan ?

(1.2.10 bagaimana pengembangan pelayanan keperawatan?)

11. Bagaimana menjadi perawat yang professional ?

(1.2.10 bagaimana menjadi perawat yang professional?)

1.3 Tujuan

Dari beberapa rumusan masalah diatas, penulis dapat merumuskan tujuan

penulisan diantaranya sebagai berikut : (berikut:)

1. Untuk mengetahui apa saja peran dari seorang perawat.

(1.3.1 untuk mengetahui apa saja peran dari seorang perawat;)

2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari seorang perawat.

(1.3.2 untuk mengetahui apa saja fungsi dari seorang perawat;)

3. Untuk mengetahui apa saja tanggung jawab seorang perawat.

(1.3.3 untuk mengetahui apa saja tanggung jawab seorang perawat;)

4. Untuk mengetahui apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang

perawat.

(1.3.4 untuk mengetahui apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang

perawat;)

2

5. Untuk mengetahui apa definisi dari profesi.

(1.3.5 untuk mengetahui apa definisi dari profesi;)

6. Untuk mengetahui apa saja karateristik profesi.

(1.3.6 untuk mengetahui apa saja karateristik profesi;)

7. Untuk mengetahui apa saja peran organisasi profesi.

(1.3.7 untuk mengetahui apa saja peran organisasi profesi;)

8. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari organisasi profesi.

(1.3.8 untuk mengetahui apa saja fungsi dari organisasi profesi;)

9. Untuk mengetahui apa saja manfaat organisasi profesi.

(1.3.9 untuk mengetahui apa saja manfaat organisasi profesi;)

10. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan pelayanan keperawatan.

(1.3.10 untuk mengetahui bagaimana pengembangan pelayanan keperawatan;)

11. Untuk mengetahui bagaimana menjadi perawat yang professional.

(1.3.11 untuk mengetahui bagaimana menjadi perawat yang professional.)

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari pembahasan makalah ini adalah : (adalah:)

1. Dengan kita mengetahui apa saja peran dari perawat, maka perawat dapat

mengetahui batas – batas dimana mereka harus berperan sebagai seseorang

yang membantu dalam proses penyembuhan pasien.

(1.4.1 dengan kita mengetahui apa saja peran dari perawat, maka perawat dapat

mengetahui batas – batas dimana mereka harus berperan sebagai seseorang yang

membantu dalam proses penyembuhan pasien;)

2. Dengan mengetahui fungsi dari perawat, maka kita akan lebih mengetahui

betapa petingnya seorang perawat dalam proses penyembuhan pasien.

(1.4.2 dengan mengetahui fungsi dari perawat, maka kita akan lebih mengetahui

betapa petingnya seorang perawat dalam proses penyembuhan pasien;)

3. Dengan mengetahui tanggung jawab dari seorang perawat, maka perawat

dapat lebih mengetahui apa saja yang menjadi tanggung jawab mereka selama

membantu proses penyembuhan pasien.

3

(1.4.3 dengan mengetahui tanggung jawab dari seorang perawat, maka perawat

dapat lebih mengetahui apa saja yang menjadi tanggung jawab mereka selama

membantu proses penyembuhan pasien;)

4. Dengan mengetahui kompetensi – kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang perawat, maka perawat dapat lebih mahir dan berkompeten dalam

membantu proses penyembuhan dalam masa pemulihan.

(1.4.4 dengan mengetahui kompetensi – kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang perawat, maka perawat dapat lebih mahir dan berkompeten dalam

membantu proses penyembuhan dalam masa pemulihan;)

5. Dengan mengetahui definisi profesi, maka perawat lebih dapat memahami

apa definisi dari perawat dan dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan

professional.

(1.4.5 dengan mengetahui definisi profesi, maka perawat lebih dapat memahami

apa definisi dari perawat dan dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan

professional;)

6. Dengan mengetahui karateristik profesi, perawat dapat membedakan antara

profesi perawat dengan profesi lainnya.

(1.4.6 dengan mengetahui karateristik profesi, perawat dapat membedakan antara

profesi perawat dengan profesi lainnya;)

7. Dengan mengetahui peran organisasi profesi, perawat dapat memahami

perannya dalam organisasi.

(1.4.7 dengan mengetahui peran organisasi profesi, perawat dapat memahami

perannya dalam organisasi;)

8. Dengan mengetahui fungsi organisasi profesional, maka perawat dapat lebih

mengetahui apa saja fungsi organisasi dan diharapkan perawat lebih bijaksana

mengaplikasikan fungsi organisasi tersebut.

(1.4.8 dengan mengetahui fungsi organisasi profesional, maka perawat dapat lebih

mengetahui apa saja fungsi organisasi dan diharapkan perawat lebih bijaksana

mengaplikasikan fungsi organisasi tersebut;)

4

9. Dengan mengetahui manfaat organisasi profesi, maka perawat dapat lebih

memahami manfaatnya sehingga dapat diaplikasikan dalam asuhan

keperawatan professional dengan baik dan sesuai harapan.

(1.4.9 dengan mengetahui manfaat organisasi profesi, maka perawat dapat lebih

memahami manfaatnya sehingga dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan

professional dengan baik dan sesuai harapan;)

10. Dengan mengetahui bagaimana pengembangan keperawatan yang seharusnya

maka perawat bisa lebih memahami apa saja yang harus dilakukan untuk

mengembangkan sikap – sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang

perawat, sehingga menjadi perawat yang baik dan professional.

(1.4.10 dengan mengetahui bagaimana pengembangan keperawatan yang

seharusnya maka perawat bisa lebih memahami apa saja yang harus dilakukan

untuk mengembangkan sikap – sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang

perawat, sehingga menjadi perawat yang baik dan professional;)

11. Dengan mengetahui bagaimana menjadi perawat yang professional, maka

perawat bisa mencontoh dan mengaplikasikannya dalam asuhan keperawatan,

sehingga masyarakat dapat menikmati jasa perawat dengan sebaik mungkin.

(1.4.11 dengan mengetahui bagaimana menjadi perawat yang professional, maka

perawat bisa mencontoh dan mengaplikasikannya dalam asuhan keperawatan,

sehingga masyarakat dapat menikmati jasa perawat dengan sebaik mungkin.)

5

BAB II (BAB 2) PEMBAHASAN

2.1 Peran Perawat

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan orang lain

terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran perawat

adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah

menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh

pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara

professional sesuai dengan kode etik professional keperawatan. Peran perawat

dipengaruhi oleh keadaan social (sosial atau social) baik dari dalam maupun dari

luar profesi keperawatan dan bersifat konstan.

Doheny (1982) mengidentifikasi peran perawat professional, meliputi:

1. Care Giver (care giver), sebagai pemberi asuhan keperawatan(;)

2. Client Advocate (client advocate), sebagai pembela untuk melindungi klien(;)

3. Counselor (conselor), sebagai pemberi bimbingan atau konseling klien(;)

4. Educator (educator), sebagai pendidik klien(;)

5. Collaborator (collaborator), sebagai anggota tim kesehatan yangdituntut untuk

bekerja sama dengan angggota lain(;)

6. Coordinator (coordinator), sebagai coordinator agar dapat memenfaatkan

suber-sumber dan potensi klien(;)

7. Change agent (client agent), sebagai pembaru yang selalu dituntut untuk selalu

melakukan perubahan.

Lokakarya Nasional ( 1983 ) merumuskan peran perawat sebagai berikut :

(berikut:)

1. Palaksana (pelaksana) pelaynan keperawatan(;)

2. Pengelola (pengelola) pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan.

(pendidikan;)

3. Pendidikan keperawatan. (Pendidikan keperawatan;)

4. Peneliti (peneliti)dan pengembang keperawatan. (keperawatan;)

Dalam melaksanakan prktik keperawatan, perawat melakukan peran dan

funsgsi sebagai berikut:

6

1. Care Giver / pemberi asuhan

(2.1.1 Care Giver / pemberi asuhan)

Dalam hal ini perawat berperan dalam proses penyembuhan bukan hanya

sekedar kesehatan fisik namun juga kesehatan emosi, spiritual, dan social.

Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat

memberikan pelayanan keperawatan secara lansung dan tidak langsung

kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatn yang meliputi:

Melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan informasi

yang benar, menegakkan diagnosis keperwatan berdasarkan hasil analisis

data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi

masalah yang muncul dan membuat langkah atau cara pemecahan

masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang

ada, dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan

keperawatan yang telah dilakukannya.

Dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan, perawat

memperhatian individu sebagai makhluk holistic dan unik.

Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien

yang meliputi intervensi atau tindakan keperawatan, observasi, pendidikan

kesehatan, dan menjalankan tindakan medis yang sesuai dengan

pendelegasian yang diberikan.

2. Client Advocate

(2.1.2 Client Advocate)

Dalam hal ini perawat berperan sebagai pelindung hak-hak pasien.

Misalnya melindung pasien dari efek yang tidak diinginikan karena

tindakan diagnostic atau pengobatan.

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien

dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,

pembela kepentingan klien, dan membantu klien memahami semua

informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan

7

pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus

mengahruskan perawat bertindak sebagi narasumber dan fasilitator dalam

tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus

dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat perawat

harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam

pelayanan keperawatan.

3. Counselor

(2.1.3 Counselor)

Sebagai counselor perawat bertugas untuk menjelaskan secara jelas pada

pasien dan atau keluarga tentang procedure perawatan diri dan lain-lain.

Contohnya. Perawat mengajarkan cara penyuntikan insulin secara mandiri

pada pasien diabetes.

4. Educator

(2.1.4 Educator)

Educator biasanya memiliki latar belakang berbeda dengan perawat biasa.

Biasanya mereka dituntut memiliki ijazah pendidikan keprewatan dan

memiliki spesialis klinik dibidang tertentu.

Tujuan utama dari educator adalah mengajarkan perawatan secara mandiri

kepada keluarga yang kurang mampu agar bisa merawat pasien di rumah

sesuai dengan asuhan keperawatan secara layak.

5. Collaborator

(2.1.5 Collaborator)

Perawat bekerja berdasarkan tim kesehatan yang terdiri dari dokter,

fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain.

Dengan tujuan mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.

6. Coordinator

(2.1.6 Coordinator)

Dalam peran ini perawat melaksanakan tugas dengan cara mengarahkan,

merencanakan, dan mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim medis

agar klient mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

kebutuhannya.

8

7. Change agent

(2.1.7 Change agent)

Perawat berperan untuk mengubah paradigma masyarakat terhadap

pentingnya kesehatan.

2.2 Fungsi Perawat

Fungsi adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.

Adapun tujuh fungsi perawat menurut Phaneuf ( 1972 ) adalah : (adalah:)

1. Melaksanakan (melaksanakan) instruksi dokter. (dokter;)

2. Observasi (observasi) gejala dan respons pasien yang berhubungan dengan

penyakit dan penyebabnya. (penyebabnya;)

3. Memantau (memantau,) pasien, menyusun, dan memperbaiki rencana

keperawatan secara terus – menerus berdasarkan pada kondisi dan kemampuan

pasien. (pasien;)

4. Supervise (supervise) semua pihak yang ikut terlibat dalam perawatan pasien.

(pasien;)

5. Mencatat (mencatat) dan melaporkan keadaan pasien. (pasien;)

6. Melaksanakan (melaksanakan) prosedur dan teknik keperawatan

(keperawatan;)

7. Memberikan (memberikan) pengaruh dan penyuluhan untuk meningkatkan

kesehatan fisik dan mental. (mental;)

Selain itu PK. St. Carolus ( 1983 ) juga mengemukakan tentang fungsi

perawat yang terdiri dari beberapa bagian, diantaranya : (diantaranya:)

1. Fungsi pokok

Fungsi ini bertujuan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat

baik yang sakit maupun sehat dalam melaksanakan kegiatan yang dapat

meningkatkan kesehata, penyembuhan atau menghadapi kematian yang pada

hakekatnya dapat mereka laksanakan tanpa bantuan apabila mereka memiliki

kekuatan, kemauan, dan pengetahuan. Bantuan yang diberikan bertujuan

menolong dirinya sendiri dengan secepat mungkin.

9

2. Funsi tambahan

Fungsi ini bertujuan membantu individu, keluarga, dan masyarakat dalam

melaksanakan rencana pengobatan yang ditentukan.

3. Fungsi kolaborasi

Sebagai tim kesehatan, perawat bekerja dalam merencanakan dan

melaksanakan program kesehatan yang mencakup pencegahan penyakit,

peningkatan kesehatan, penyembuhan, dan rehabilitas.

2.3 Tanggung Jawab Perawat

Secara umum tanggung jawab perawat adalah memberikan asuhan

keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan, dan meningkatkan diri sebagai

profesi.

Secara khusus tanggung jawab seorang perawat adalah memberikan asuhan

keperawatan kepada klien yang mencakup bio-psiko-kultural-spiritual-sosio yang

komperhensif dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar.

(paragraf harus berisi lebih dari 1 kalimat.)

(Secara umum tanggung jawab perawat adalah memberikan asuhan

keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan, dan meningkatkan diri sebagai

profesi. Secara khusus tanggung jawab seorang perawat adalah memberikan

asuhan keperawatan kepada klien yang mencakup bio-psiko-kultural-spiritual-

sosio yang komperhensif dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar.)

2.4 Kompetensi Perawat

1. Melaksanakan Praktik Profesional, akontabel, etis, dan legal serta pekan

budaya

Bertanggung gugat terhadap praktik professional

Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan

Melaksanakan praktik secara legal

2. Pemberian dan Manajemen Keperawatan

Menerapkan prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen keperawatan

Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan

10

Melakukan pengkajian keperawatan

Menyusun rencana keperawatan

Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana

Mengevaluasi asuhan keperawatan

Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam

pemberian pelayanan keperawatan / asuhan (keperawatan/asuhan)

keperawatan

Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman

Mempergunakan hubungan interpersonal dalam asuhan keperawatan

Menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan dalam praktik

keperawatan profesional.

3. Mengembangkan Profesionalisme

Melaksanakan peningkatan profesionalisme dalam praktik keperawatan

Melaksanakan peningkatan mutu asuhan keperawatan

Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab profesi

2.5 Definisi Profesi

Profesi adalah suatu pekerjaan yang meerlukan pelatihan dan penguasaan

terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki kode etik

khusus yang membedakan dengan pekerjaan lainnya. Seseorang yang memiliki

pekerjaan sebagai profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah

profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima upah sebagai

tanda penghargaan dari sebuah instansi ataupun perorangan.

2.6 Karateristik Profesi

Profesi merupakan suatu pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah

profesi. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari

pekerjaan lainnya. Adapun karateristik profesi adalah sebagai berikut : (berikut:)

1. Keterampilan (keterampilan) yang berdasar pada pengetahuan teoretis.

Profesional diharapkan dapat mempunyai pengetahuan secara teoretis dan

11

memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa

diterapkan dalam praktik. (praktik;)

2. Asosiasi (asosiasi) professional. Profesi biasanya memiliki badan yang

diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan

status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki

persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya. (anggotanya;)

3. Pendidikan (pendidikan) yang memadai. Profesi yang prestisius biasanya

memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.

Sehingga dapat terjadi keseimbangan diantaranya. (diantaranya;)

4. Ujian (ujian) kompetensi. Sebelum memasuki organisasi profesional,

biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama

pengetahuan teoretis. (teoretis;)

5. Pelatihan (pelatihan) institutional. Selain ujian, juga biasanya

dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon

profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh

organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga

dipersyaratkan. (dipersyaratkan;)

6. Lisensi. (lisensi.) Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses

sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa

dipercaya. (dipercaya;)

7. Otonomi (otonomi) kerja. Profesional cenderung mengendalikan kerja dan

pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar. (luar;)

8. Kode (kode) etik. Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi

para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar

aturan. (aturan;)

9. Mengatur (mengatur) diri. Organisasi profesi harus bisa mengatur

organisasinya sendiri tanpa campur tangan dari pemerintah. Profesional diatur

oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang

berkualifikasi paling tinggi. (tinggi;)

12

10. Layanan (layanan) publik dan altruism. Diperolehnya penghasilan dari

kerja profesinya dan dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan

public. (public; atau public;)

11. Status (status) dan imbalan yang tinggi. Profesi yang paling sukses akan

meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para

anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan

yang mereka berikan bagi masyarakat.

2.7 Peran Organisasi Profesi

Menurut H Zaidin Ali, SKM, MM dalam bukunya yang berjudul Dasar –

Dasar Keperawatan Profesional (Dasar-Dasar Keperawatan Profesional), peran

organisasi profesi sebagai berikut : (berikut:)

1. Pembina (pembina), pengembangan, dan pengawas terhadap mutu

pendidikan keperawatan. (keperawatan;)

2. Pembina (pembina), pengembangan, dan pengawas terhadap pelayanan

keperawatan. (keperawatan;)

3. Pembina (pembina) serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

keperawatan. (keperawatan;)

4. Pembina (pembina), pengembang, dan pengawas kehidupan profesi.

2.8 Fungsi Organisasi Profesi

Dalam pelaksanaan peran organisasi profesi, fungsi organisasi sebagai

berikut : (berikut:)

1. Bidang pendidikan keperawatan.

a. Menetapkan standar pendidikan keperawatan.

b. Mengembangakan pendidikan keperawatan berjenjang berlanjut.

2. Bidang pelayanan keperawatan.

a. Menetapkan standar profesi keperawatan

b. Memberikan izin praktek.

c. Memberikan registrasi tenaga keperawatan.

3. Bidang IPTEK

13

a. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi riset keperawatan.

b. Merencanakan, malaksanakan, dan mengawasi perkembanagn IPTEK

dalam keperawatan.

4. Bidang kehidupan profesi.

a. Membina, mengawasi organisasi profesi.

b. Membina kerja sama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain, dan

anatar anggota.

c. Memebina kerja sama dengan organisasi profesi sejenis dengan negara

lain.

d. Membina, mengupayakan, dan mengawasi kesejahteraan anggota ( H.

Zaidin Ali, SKM, MM : 1999 : 26 ).

2.9 Manfaat organisasi profesi

Menurut Breckon ( 1989 ), manfaat organisasi profesi mencakup empat hal,

yaitu : (yaitu:)

1. Mengembangkan (mengembangkan) dan memajukan profesi.(;)

2. Mentertibkan (menertibkan) dan memperluas ruang gerak profesi.(;)

3. Menghimpun (menghimpun) dan menyatukan pendapat warga profesi. (;)

4. Memberikan (memberikan) kesempatan kepada semua anggota untuk berkarya

dan berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.

Sedangkan menurut World Medical Associaton ( 1991 ) manfaat organisasi

profesi mencakup 2 hal : (2 hal:)

1. Makin (makin) tertibnya pekerjaan profesi(;)

2. Meningkatnya (meningkatnya) kualitas hidup serta derajat kesehatan

masyarakat secara keseluruhan.

2.10 Pengembangan pelayanan keperawatan

Secara bertahap sistem keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral

dari sistem kesehatan nasional. Bermakna bahwa sistem pemberian

pelayanan/asuhan keperawatan profesional dikembangkan secara terintegrasi

dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam banyak

14

hal, sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional bersifat saling

berhubungan (interrelation) (interrelation) dan saling bergantung (interdependent)

(interdependent) dengan sistem pemberian pelayanan profesional lain dalam

sistem pemberian pelayanan kesehatan, seperti sistem pelayanan/asuhan medis

termasuk pelayanan kedokteran gigi, sistem pelayanan kesehatan masyarakat atau

kesehatan publik, dan sistem pelayanan kefarmasian. Sifat saling bergantung

bermakna bahwa sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional

bersifat saling memerlukan dan saling melengkapi dengan sistem pemberian

pelayanan profesional yang lain, terutama sistem pemberian pelayanan/asuhan

medis termasuk medis spesialistik.

Pelayanan keperawatan profesional dilaksanakan di berbagai tatanan

pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang

memerlukan, baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di

tatanan pelayanan rumah sakit. Pelayanan dikembangkan bersifat berjenjang

mulai dari keperawatan dasar sampai dengan keperawatan yang bersifat rumit atau

spesialistik bahkan subspesialistik, disertai dengan sistem rujukan keperawatan

sebagai bagian dari rujukan kesehatan yang efektif dan efisien. Pelayanan/asuhan

keperawatan yang bersifat spesialistik, baik keperawatan klinik maupun

keperawatan komunitas antara lain adalah keperawatan anak, keperawatan

maternitas, keperawatan medikal bedah, keperawatan jiwa, keperawatan gawat

darurat, keperawatan keluarga, keperawatan gerontik dan keperawatan komunitas.

Secara bersamaan dikembangkan kemampuan pengelolaan keperawatan

profesional (professional nursing management) (professional nursing

management) dengan kepemimpinan profesional keperawatan (professional

nursing leadership) (professional nursing leadership) sehingga memungkinkan

keperawatan Indonesia berkembang sesuai kaidah-kaidah keperawatan sebagai

profesi.

Asuhan keperawatan profesional (professional nursing care) (professional

nursing care) merupakan kegiatan melaksanakan asuhan keperawatan kepada

klien berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan (nursing science and art) (nursing

science and art), bersifat “humane“ (“humane“), dengan pendekatan holistik,

15

mencakup bio-psiko sosial/kultural dan spiritual, serta dengan orientasi kebutuhan

objektif klien, dalam bentuk praktik keperawatan ilmiah (scientific nursing

practice). (scientific nursing practice). Asuhan keperawatan profesional

dilaksanakan oleh perawat profesional (professional nurse) (professional nurse)

kepada klien sebagai individu, keluarga, komunitas atau masyarakat, karena tidak

tahu, kurang kemampuan, tidak atau kurang berkemauan, dan atau tidak /kurang

(tidak/kurang) berpengetahuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara

mandiri. Arti dan makna asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan ilmu dan

kiat keperawatan adalah bahwa asuhan keperawatan dilaksanakan dengan

menggunakan metode menyelesaikan masalah secara ilmiah (scientific problem

solving) (scientific problem solving), dengan landasan ilmu pengetahuan dan

teknologi keperawatan maju secara tepat guna, serta menggunakan keterampilan

profesional keperawatan, mencakup keterampilan interpersonal, keterampilan

teknis, maupun keterampilan intelektual.

Dalam keterampilan intelektual perawat memiliki pengetahuan teoretik,

menguasai keterampilan menyelesaikan masalah (problem solving skills)

(problem solving skills), keterampilan mengambil keputusan (decision making

skills) (decision making skills) dan berpikir kritis (critical thinking) (critical

thinking). Dalam keterampilan teknis perawat menguasai keterampilan

psikomotor dalam melaksanakan tindakan keperawatan, dan menguasai berbagai

metode dan teknik intervensi keperawatan. Dalam keterampilan interpersonal

perawat menguasai hubungan yang bersifat membantu (helping relationship)

(helping relationship), komunikasi terapeutik (therapeutic communication)

(therapeutic communication), dan konseling.

Asuhan keperawatan (nursing care) (nursing care) dilaksanakan oleh

perawat profesional pada praktik keperawatan ilmiah menggunakan kode etik

keperawatan sebagai tuntunan. Asuhan keperawatan profesional yang

dilaksanakan oleh perawat profesional terhadap klien untuk membantunya

mencapai kebutuhan dasar melalui berbagai bentuk intervensi keperawatan

(nursing intervention) (nursing intervention), bersifat saling melengkapi dengan

asuhan medis (medical care) (medical care) yang dilaksanakan oleh dokter

16

terhadap pasien yang oleh perawat dilihat sebagai klien. Kedua bentuk asuhan

profesional (professional care) (professional care) sama-sama bersifat atau

merupakan hubungan profesional (professional relation-ship) (professional

relation-ship), sama-sama dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat, yang satu ilmu

dan kiat keperawatan, sedangkan yang lain ilmu dan kiat kedokteran, serta sama-

sama bertolak dari masalah yang dihadapi pasien/klien, yaitu yang satu masalah

keperawatan (nursing problem) (nursing problem) sedangkan yang lain adalah

masalah medis (medical problem) (medical problem). Dengan uraian yang

demikian ini, terutama hubungan antara keperawatan dan kedokteran, dapat

tergambarkan dan dipahami sifat interdependen kedua bentuk pelayanan

profesional yang bermakna bahwa mutu pelayanan medis dalam upaya mencapai

kesembuhan pasien atau orang sakit secara menyeluruh sangat bergantung pada

mutu pelayanan keperawatan dalam upayanya membantu klien mencapai

kebutuhan dasarnya menuju kemandirian. Kedua bentuk pelayanan/asuhan

profesional sama-sama berorientasi pada kebutuhan objektif dari pasien/klien.

Keadaan ini dengan mudah dapat teramati (apabila kita memang ingin

mengamati), pada pelayanan rumah sakit (hospital care) (hospital care) dalam

banyak hal pelayanan/asuhan medis (yang hingga saat ini masih dilihat sebagai

pelayanan profesional utama rumah sakit) sangat bergantung pada keberadaan

pelayanan/asuhan keperawatan profesional. Hal yang sama terjadi juga pada

sistem pemberian pelayanan kesehatan di masyarakat atau komunitas, tempat

sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan dilaksanakan secara terintegrasi

dengan sistem pemberian pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Terdapat sifat

interdependen berbagai pelayanan profesional yang dikembangkan, seperti

pelayanan medis termasuk pelayanan kedokteran gigi, pelayanan kesehatan

publik, dan pelayanan kefarmasian dalam mencapai tujuan bersama, yaitu

masyarakat sehat. Masing-masing bekerja, bertolak dari masalah yang dihadapi

oleh komunitas dan ditinjau dari masing-masing keprofesian, seperti masalah

medis, masalah kesehatan publik, masalah keperawatan, dan masalah

kefarmasian, dengan tujuan sama, yaitu mengatasi berbagai masalah tersebut

17

sehingga pada akhirnya tercapai masyarakat yang bebas dari masalah kesehatan,

dan mencapai derajat kesehatan setinggi mungkin.

Berdasarkan uraian di atas secara umum dapat dikatakan bahwa asuhan

keperawatan bermutu adalah asuhan keperawatan yang:

a. dilaksanakan oleh perawat profesional dengan didampingi oleh tenaga

teknis pelaksana asuhan keperawatan (auxiliary);

b. dalam melaksanakan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan

holistik, bersifat “humane“, dan mencakup aspek-aspek bio-psiko-sosio-kultural

spiritual;

c. asuhan keperawatan yang dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat

keperawatan, selalu mengikuti perkembangan atau kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi keperawatan, serta mengacu pada standar profesional keperawatan

dan menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntutan dalam melaksanakan

praktik keperawatan;

d. dalam melaksanakan asuhan keperawatan memanfaatkan berbagai sumber

daya yang ada secara optimal, efektif dan efisien, sesuai dengan pola pengelolaan

keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan.

Asuhan keperawatan bermutu seperti yang disampaikan sepintas di atas,

menjadi tujuan pengembangan praktik keperawatan ilmiah di berbagai tatanan

pelayanan kesehatan, bersifat berjenjang dengan sistem rujukan keperawatan yang

efektif dan efisien. Disadari sepenuhnya bahwa untuk mencapai tingkat

perkembangan yang demikian ini tidaklah mudah, dan memerlukan kerja keras

untuk waktu yang cukup lama, namun langkah-langkah nyata menuju

terwujudnya asuhan keperawatan profesional harus terus dilakukan.

2.11 Perawat Profesional

Ciri-ciri atau tanda-tanda profesionalisme keperawatan (Miller) : (Miller:)

Peningkatan (peningkatan) dasar pengetahuan yang diberikan pada tingkat

universitas dan orientasi pengetahuan pada tingkat pascasarjana dan doktor

(graduate level) keperawatan. (;)

18

Perwujudan (perwujudan) kompetensi yang berasal dari dasar teori

penegakan diagnosa dan penanganan respon manusia terhadap masalah

kesehatan baik aktual atau potential (ANA, 1980).(;)

Spesialisasi (spesialisasi) ketrampilan dan kompetensi yang membatasi

keahlian (Miller, 1985). (;)

Para (para) perawat percaya bahwa tenaga profesional dalam bekerja tidak

terlepas dari empat esensi profesionalisme yaitu:

o Kompetensi (kompetisi),

o Standar (standar) etik yang tinggi,

o Pengetahuan (pengetahuan) yang memadai, dan

o Welas (welas) asih (kasih sayang)

Keprofesionalan (keprofesionalan) dari kemampuan perawat :

o berinspirasi,

o menjalin rasa percaya dan konfidensi dengan pasien,

o mempunyai pengetahuan yang memadai,

o kapabilitas terhadap pekerjaan;

Ciri profesional antara lain juga meliputi:

o Terbuka (terbuka) dengan ide baru, memiliki rasa humor, dapat

berinteraksi dengan orang lain secara harmonis, berpenampilan baik,

periang dan dalam bekerja tidak semata-mata berorientasi pada uang(.)

19

BAB 3

PENUTUP

(BAB 3 PENUTUP)

Kesimpulan

3.1 Kesimpulan

Perawat adalah orang yang mendapat pendidikan khusus untuk merawat,

terutama merawat orang sakit. Dengan demikian jelas bahwa objek dari perawat

adalah manusia. Setiap hari perawat akan berhadapan langsung dengan manusia –

manusia dari berbagai kalangan. Maka dari itu seorang perawat dituntut untuk

professional dalam menjalankan pekerjaannya. Sehingga, Perawat professional

berperan penting dalam kehidupan masyarakat karena perawat professional

mencakup semua aspek-aspek penting dalam keperawatan.

20

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2001. Dasar - Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya

Medika.

Ali, Zaidin. 2001. Dasar - Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya

Medika.

Perry & Potter. 2005. Buka Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan

Praktik. Jakarta: EGC.

Perry & Potter. 2005. Buka Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan

Praktik. Jakarta: EGC.

http://www.id.wikipedia.org/wiki/ Profesi (diakses 26 September 2011 pukul

15.00 WIB)

http://www.pustaka.unpad.ac.id/.../

pengembangan _ pelayanan _medik_dan_ keper awatan . (diakses 26 September

2011 pukul 14.00 WIB)

http://www. iwansaing.files.wordpress.com/2009/.../1- keperawatan - professional .

(diakses 26 September 2011 pukul 16.00 WIB)

21