BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-00272-ka...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-00272-ka...
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Pemisah Barang
Sistem pemisah barang yang masih digunakan saat pada pengiriman barang
masih menggunakan sistem pemisah manual yang dimana pegawai menseleksi setiap
barang satu persatu, penulis juga dapat jumpai sistem pengiriman barang yang
menggunakan komputerisasi seperti sistem barcode semua sistem memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing, seperti sistem barcode yang mempunyai keterbatasan
jarak dalam scanning, dan proses seleksi yang cukup lama jika menggunakan
sumberdaya manusia. Sebab itu perancangan sistem pemisah barang modern yang dapat
mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut dianggap sudah mulai dibutuhkan pada saat.
Sebuah sistem individual yang dapat bekerja tanpa sebuah personal computer, mudah di
aplikasikan.
2.2. Radio Frequency Identification (RFID)
Radio Frequency identification (RFID) adalah proses identifikasi suatu objek
dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. Frekuensi radio digunakan untuk
membaca informasi dari sebuah device kecil yang disebut RFID tag atau transponder
(transmitter responder) dan untuk selanjutnya disingkat menjadi ID tag. ID tag akan
mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari device yang compatible, yaitu RFID
reader.
Tabel 2.1. Tabel Perbandingan RFID dan Barcode
Barcode RFID
Kondisi baca Line of sight(LOS) Non-los
Posisi baca Vertikal atau horizontal
dengan toleransi tertentu
Bebas, segala kondisi
memenuhi
Kecepatan baca Relative(2-5 detik) <100 milidetik per item
Jarak baca maksimum ±7cm
±30cm(pendek), ±3m
(menenah), ± 10M(jauh)
Kapasitas memori Kecil Hingga 64KB atau lebih
Proses pembacaan Pemrosesan satu per satu Banyak barang per proses
Kondisi buruk
(debu,air)
Merusak label barcode,
pembaca error
Tidak berpengaruh
Kemudahan duplikasi Mudah Hampir mustahil
Kemampuan Read only Read and Write
Pada Tabel 2.1 RFID lebih reliable dalam proses pembacaan karena dalam
proses pembacaan bebas dengan segala kondisi. Dalam hal ini barang tidak perlu
membuat design box untuk tempat RFID agar dapat terbaca. RFID lebih tahan terhadap
kondisi seperti kotoran kimiawi debu dan lainnya dalam pembacaannya. Ukuran sangat
kecil ( untuk jenis pasif RFID) sehingga mudah ditanamkan dimana-mana.
2.2.1. TAG & Reader RFID
Reader RFID adalah device yang dibuat dari rangkaian elektronika tersusun
menjadi sel-sel. Beberapa sel menyimpan data read only, misalnya serial number yang
unik yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. Sel lain pada RFID mungkin juga
dapat ditulis dan dibaca secara berulang. Kontak antara ID tag dengan readernya
dilakukan dengan pengiriman gelombang elektromagnetik.
Keunggulan utama RFID adalah pada aspek efisiensi dan kenyamanan dapat
diuraikan sebagai berikut:
• ID tag mampu diidentifikasi secara bersamaan, tanpa harus berada dalam
jarak dekat.
• ID tag mampu diidentifikasi menembus berbagai objek seperti kertas,
plastic dan kayu (wireless data capture) dalam jarak ± 30 Cm
Berdasarkan catu daya tag, RFID dapat digolongkan menjadi
Tag aktif: yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari baterai, sehingga akan
mengurangi daya yang diperlukan oleh pembaca RFID dan tag dapat
mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh.(Winda, 2009)
Kelemahan dari tipe tag ini adalah harga yang mahal dan ukuranny yang lebih
besar karena lebih komplek. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh
ID tag maka rangkaian akan semakin komplek dan ukuran akan semakin besar.
Tag pasif: yaitu tag yang catu daya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh
pembaca RFID rangkaianya lebih sederhana, harganya jauh lebih murah,
ukurannya lebih kecil, dan lebih ringan kelemahannya adalah tag hanya dapat
mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca RFID harus
menyediakan daya tambahan untuk ID tag.(Winda 2009) Pada sistem RFID
biasanya tag atau atau transponder ditempelkan pada suatu object. Setiap tag
dapat membawa informasi yang unik, diantaranya, serial number, model, warna,
tempat perakitan, dan data lain. Pada sistem RFID tag atau transponder
ditempelkan pada suatu object.
2.2.2. Jenis-jenis Frekuensi Yang Digunakan RFID
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam RFID adalah frekuensi kerja dari
sistem RFID adalah frekuensi yang digunakan untuk komunikasi wireless antara reaer
RFID dengan ID tag. Ada beberapa band frekuensi yang digunakan untuk sistem RFID
pemilihan dari frekuensi kerja sistem sistem RFID akan mempengaruhi jarak
komunikasi, interferensi dengan frekuensi sistem radio lain, kecepatan komunikasi data
dan ukuran antenna untuk frekuensi yang rendah umumnya digunakan tag pasif
frekuensi kerjanya bekisar antara 13,56 MHz, dan untuk frekuensi tinggi digunakan tag
aktif frekuensi kerja dari tag pasif bekisar antara 125KHz-145KHz.
Pada frekuensi rendah, tag pasif tidak dapat mentransmisikan data dengan jarak
yang jauh dikarenakan keterbatasan daya yang diperoleh dari medan elektromagnetik,
akan tetapi komunikasi tetap dapat dilakukan tanpa kontak langsung hal yang perlu
mendapatkan perhatian adalah tag pasif tidak dihalangi oleh objek logam.
Pada frekuensi tinggi, jarak komunikasi antara tag aktif dengan RFID reader
dapat lebih jauh, tetapi masih terbatas oleh daya yang ada sinyal elektromagnetik pada
frekuensi tinggi juga mendapatkan pelemahan (atenuasi) ketika tag tertutupi oleh es atau
air. Pada kondisi terburuk, tag yang tertutup oleh logam tidak terdeteksi oleh pembaca
RFID seperti yang dikutip dari penelitian denagn judul analisa dan perancangan tracking
sistem dengan RFID pada pt. ekasari lorena ekspress.(Erwin, 2010)
2.2.3. Regulasi Dan Standarisasi RFID
Sampai saat ini belum ada lembaga atau badan dunia yang mengatur mengenai
penggunaan frekuensi pada RFID, setiap negara dapat membuat peraturan sendiri
mengenai hal ini. Badan-badan utama yang tugasnya member alokasi frekuensi untuk
RFID adalah sebagai berikut
• Amerika Serikat : Federal Communication Commission (FCC)
• Kanada : Department Of Communication (DOC)
• Eropa : ERO, CEPT dan ETSI
• Jepang : Ministry of Public Management, Home affairs, Post
and Telecommunication (MPHPT)
• China : Ministry of information industry
• Australia : Australian communication authority
• New zealand : Ministry of economic Development
Frekuensi rendah (125 – 134 KHz dan 140 – 148.5 KHz) dan frekuensi tinggi (
13.56 MHz) dari RFID tag dapat digunakan secara global tanpa lisensi. Frekuensi ultra
tinggi ( UHF 868 MHz – 928 MHz), tidak boleh digunakan secara global karena belum
ada standar global yang mengaturnya. Regulasi juga ada pada sisi kesehatan dan isu
lingkungan. Sebagai contoh, di eropa, regulasi dari waste electrical dan electronic
equipment menyatakan bahwa ID tag tidak boleh dibuang. Hal tersebut berarti bahwa
jika suatu kemasan kosong mau dibuang, maka ID tag-nya harus dilepas terlebih dahulu.
Berikut beberapa standar yang dibuat dan mengandung seputar teknologi RFID,
yaitu:
• ISO 10536
• ISO 14443
• ISO 15693
2.3. Mikrokontroler AVR
2.3.1. Penjelasan Mikrokontroler AVR
AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang beredar di pasaran saat ini.
AVR merupakan mikrokontroler Reduced Instruction Set Computer (RISC) yang
berbasiskan arsitektur harvad dimana program dan data disimpan secara terpisah. Alat-
alat yang berbasiskan arsitektur harvad menyimpan program pada memori yang
volatile. Hal tersebut sangat cocok untuk diterapkan pada embedded system (sistem
digital), karena memori yang menyimpan program terlindungi dari spike-spike tegangan
yang terjadi karena ketidakstabilan dan factor-faktor lingkungan yang mungkin saja
dapat merusak program yang tersimpan.
2.4. Liquid Crystal Display (LCD)
2.4.1. Penjelasan dan jenis-jenis LCD
Liquid Crystal Display (LCD) adalah suatu jenis media tampilan yang
menggunakan Kristal cair sebagai penampil utama. LCD terdiri dari lapisan-lapisan
cairan Kristal diantara dua pelat kaca. Film transparan yang dapat menghantarkan listrik
atau back plane, diletakan pada lembaran belakang kaca. Bagian transparan dari film
yang dapat menghantarkan arus listrik pada bagian luar dari karakter yang diinginkan
dilapiskan pada pelat bagian depan. Pada saat terdapat tegangan antara segmen dan back
plane, bagian yang berarus listrik ini mengubah transmisi cahaya melalui daerah
dibawah segmen film.
Gambar 2.2 LCD 16x2
2.5. Relay
Relay merupakan rangkaian yang bersifat elektronis sederhana dan tersusun oleh:
• Saklar.
• Medan electromagnet (kawat koil).
• Poros besi.
Cara kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui koil, lalu
membuat medan magnet sekitarnya merubah posisi saklar sehingga menghasilkan arus
listrik yang lebih besar.
2.6. Pneumatic
Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara
yang dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem pneumatic
dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan sebagai sistem automasi.
Kelebihan dan kerugian sistem pneumatic pada table 2.3.
Ada beberapa kelebihan dalam penggunaan sistem pneumatic, sebagai berikut:
Tabel 2.3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Sistem Pneumatic
Kelebihan Sistem Pneumatic Kekurangan Sistem Pneumatic
Fluida kerja mudah didapat dan
ditransfer.
Gangguan suara yang bising.
Dapat disimpan dengan baik. Gaya yang ditrasfer terbatas.
Penurunan tekanan relatif lebih kecil
dibandingkan dengan sistem hidrolik.
Dapat terjadi pengembunan.
Aman terhadap kebakaran.
Media control (udara) tak terbatas.
Cepat/responsive (dibandingkan
hidrolik).
Dapat bertahan lebih baik terhadap
keadaan-keadaan kerja tertentu.
Memiliki beberapa tekanan kerja
sesuai dengan kebutuhan pemakaian (1
sampai 15 bar).
2.7. Silinder pneumatic
Silinder pneumatic merupakan actuator yang memiliki pergerakan maju (Extend)
dan mundur (Retract) dengan bantuan angin. Actuator adalah bagian keluaran untuk
mengubah energy suplai menjadi energy kerja yang dimanfaatkan, sinyal keluaran
dikontrol oleh sistem control dan akuator bertanggung jawab pada sinyal control melalui
elemen control terakhir.
Jenis-jenis silinder yang digunakan yaitu:
� Silinder Kerja Tunggal (Cylinder Single Acting)
Konstruksi cylinder kerja tunggal adalah cylinder yang memiliki 1
buah saluran yang di gunakan untuk mendorong batang piston sehingga
cylinder bergerak maju, sedangkan untuk mengembalikan posisi
cylinder atau menggerakan cylinder untuk mundur menggunbakan gaya
pegas pengembali yang di lilitkan pada batang piston.
Gambar 2.2 Silinder Kerja Tunggal
� Silinder Kerja Ganda (Cylinder Double Acting)
Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja
tunggal, tetapi tidak mempunyai pegas pengembali. silinder kerja ganda
mempunyai dua saluran (saluran masukan dan saluran pembuangan).
cylinder terdiri dari tabung silinder dan penutupnya, piston dengan seal,
batang piston, bantalan, ring pengikis dan bagian penyambungan.
Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah
gerakan batang pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih
fleksibel. Gaya yang diberikan pada batang piston gerakan keluar lebih
besar daripada gerakan masuk.
Gambar 2.5 Silinder Kerja Ganda
2.8. Katup Pneumatic
Katup pneumatic adalah perlengkapan pengontrol ataupun pengatur, baik untuk
mulai, berhenti pada arah aliran angin. Katup pneumatic dapat dikategorikan
berdasarkan kerjanya sebagai berikut yaitu:
� Katup tunggal (Single Valve)
Katup tunggal perlu dikendalikan oleh satu sinyal untuk berubah dari satu
kondisi ke kondisi lainnya. Tanpa adanya sinyal dari luar, pegas pada salah satu
sisinya akan memaksa katup bekerja pada kondisi normal. Kondisi kerja katup
baru akan berubah apabila aktuator yang berada pada sisi yang berlawanan
dengan pegas bekerja
Gambar 2.6 Simbol Single Valve
� Katup Ganda (Double Valve)
katup ganda perlu di kendalika oleh dua sinyal untuk merubah dari satu kondisi
dan mengembalikannya pada kondisi awal. Jika ada sinyal yang berasal dari
wilayah A maka katup akan bekerja untuk wilayah kerja A sedangkan jika
sinyal berasal dari wilayah B maka katup akan bekerja untuk wilayah B, jika
pada kondisi B katup tidak mendapatkan sinyal dari wilayah manapun maka
katup akan tetap berada di B.
Gambar 2.7 Simbol Double Valve
2.9. Motor AC
Sebuah motor AC digerakkan oleh sebuah arus bolak-balik (AC) dan terdiri dari
dua bagian dasar yaitu:
• Sebuah stator yang diam memiliki lilitan (koil) yang disuplai arus AC untuk
menghasilkan medan magnet berputar.
• Sebuah rotor di bagian dalam yang disambungkan ke poros keluaran yang
diberi torsi putar oleh medan magnet yang berputar.
Ada dua jenis motor AC, tergantung pada tipe rotor yang digunakan:
• Motor sinkron (serempak), yang berputar persis sesuai dengan frekuensi
yang disuplai atau sepersekian kali dari frekuansi suplainya. Medan magnet
pada rotor dihasilkan dari arus yang dilalukan melalui slip ring atau sebuat
magnet permanen.
• Motor induksi, yang berputar lebih lambat dari frekuensi yang disuplai.
Medan magnet pada rotor dari motor jenis ini dihasilkan dengan sebuah arus
induksi.
Gambar 2.8 Bagian Dalam Motor AC
Bila sumber listrik tiga phase ada, maka pada umumnya motor induksi
AC tiga phase digunakan, khusunya untuk motor bertenaga besar. Perbedaan
phase pada listrik tiga-phase memberikan medan elektromagnetik berputar pada
motor. Melalui induksti elektromagnetik, medan magnet berputar melalui bagian
dalam inti stator, kecepatan yang dihasilkan tergantung pada jumlah kutub stator
dan frekuensi sumbar daya. Rotor pada motor induksi berputar lebih lambat dari
kecepatan sinkron hal ini dikarenakan motor induksi memiliki nilai slip yang
membuat perbedaan antara kecepatan sinkron dan kecepatan kerja. Ada dua jenis
rotor yang digunakan pada motor induksi yaitu:
1. Rotor sangkar (squirrelcage rotor).
2. Rotor belitan (wound rotor).
2.9.1. Rotor Sangkar
Rotor sangkar atau squirrelcage rotor rotor yang terdiri dari penghantar
tembaga yang dipasangkan pada inti yang solid dengan tepi yang di hubungkan
seperti sangkar tupai, rotor jenis ini memiliki kecepatan yang konstan.
Rotor sangkar tersusun oleh sebuah ring pada ujung-ujung rotor, dengan
batang-batang penghubung ring sepanjang rotor. Biasanya coran alumunium atau
tembaga di antara lapisan besi dari rotor, dan biasanya hanya ring-ring ujungnya
yang nampak. Motor dengan efisiensi tinggi biasanya menggunakan tembaga cor
untuk mengurangi tahanan pada rotor. Dalam pengoperasian, motor sangkar
dapat dilihat sebagai sebuah transformer dengan sebuah putaran sekunder - bila
rotor tidak berputar serempak dengan medan magnet, arus rotor yang tinggi
diinduksinkan, arus rotor yang besar memagnetkan rotor dan berinteraksi dengan
medan magnet stator untuk membawa rotor pada keserempakan dengan medan
stator. Sebuah motor sangkar tanpa beban pada kecepatan serempak akan
mengkonsumsi daya listrik hanya untuk menjaga kecepatan rotor melawan
gesekan dan kehilangan tahanan. Saat beban mekanis meningkat menyebabkan
adanya beban elektrik dimana beban elektrik berhubungan erat dengan beban
mekanis. Hal mirip dengan sebuah transformer, di mana beban listrik primer
berhubungan dengan beban listrik sekunder.Untuk menjaga arus induksi pada
sangkar dari pembalikan ke supplai, sangkar biasanya dibuat dengan batang-
batang primer. Beberapa contoh penggunaan motor sangkar adalah pada mesin
cuci, mesin pencucu piring, kipas angin, dsb.
Gambar 2.9 Rotor Sangkar
2.9.2. Rotor Belitan
Rotor belitan banyak di gunakan untuk industri dalam skala besar, rotor ini di
perlukan jika diperlukan kecepatan bervariasi. Pada rotor belitan, rotor memiliki jumlah
kutub yang sama dengan stator dan belitannya dibut dari kawat, dihubungkan ke slip
rings pada poros. Sikat karbon menghubungkan slip ring ke sebuah kontroller eksternal
seperti sebuah resister variabel yang memungkinkan perubahan tingkat slip motor,
sehingga kecepatan motor pun akan berubah tanpa harus inverter speed control. Dengan
penambahan ring tahanan maka motor akan bergerak semakin lambat dan menaikkan
torsi start yang tinggi. (Anonym,2008).
2.10. Inverter Speed Control
Inverter merupakan suatu peralatan yang dapat digunakan untuk
mengkonversikan sumber daya 3 phasa to 1 phasa dengan frekuensi yang dapat
disesuaikan. Keuntungan pemakaian inverter adalah mempunyai beberapa pola untuk
hubungan tegangan dan frekuensi, mempunyai fasilitas penunjukan nilai frekuensi,
memiliki batas akselerasi dan deklarasi yag dapat diatur secara bebas, kompak serta
sistem lebih aman.
Gambar 2.10 Inverter Speed Control
2.11. Gear (Roda Gigi)
Roda gigi adalah roda silindris bergigi yang digunakan untuk mentransmisikan
gerak dan daya dari sebuah poros berputar ke poros berputar yang lain. Gigi roda
penggerak terletak secara akurat antara gigi roda gigi yang digerakkan . Gigi penggerak
mendorong gigi yang digerakkan dengan gaya tegak lurus jari-jari roda gigi. Terdapat
keuntungan dan kerugian penggunaan penggerak roda gigi dibandingkan dengan
penggerak sabuk, tali dan rantai.
Keuntungan dari menggunakan roda gigi adalah :
1. Menstransmisi rasio kecepatan yang tepat.
2. Dapat digunakan untuk memindahkan daya yang besar.
3. Mempunyai efisiensi tinggi (power lost per gear set sekitar 0,5 %tergantung
faktor penyelesaian gigi dan pelumasan).
4. Layout yang kompak.
Kerugian dari menggunakan roda gigi adalah :
1. Manufaktur roda gigi membutuhkan peralatan dan perlengkapan khusus
2. Kesalahan pada pemotongan gigi dapat menyebabkan getaran dan noise
selama pengoperasian. (Yenny, 2010).
Roda gigi dibedakan menjadi beberapa jenis yang di gunakan berdasarkan
fungsinya:
1. Spur.
2. Internal gear.
3. Helical gear.
4. Double helical gear.
5. Bevel gear.
6. Roda gigi hypoid.
7. Crown gear.
8. Worm gear.
9. Roda gigi non-sirkular.
10. Pinion.
11. Elipstik.
2.12. Rantai
Rantai adalah elemen transmisi daya yang tersusun sebagai sebuah deretan
penghubung dengan sambungan pena, ini memungkinkan transmisi gaya tarik yang
besar dan fleksibel. Pemilihan untuk menggunakan rantai didasarkan pada beberapa
keuntungan dibandingkan dengan penggerak tali atau sabuk antara lain :
1. Tidak ada slip selama pergerakan rantai, sehingga diperoleh kecepatan rasio yang
sempurna.
2. Penggerak rantai dapat digunakan ketika jarak antar poros kecil.
3. Mempunyai efisiensi transmisi yang tinggi (>98%).
4. Memberikan pembebanan lebih kecil pada poros.
5. Mempunyai kemampuan pergerakan transmisi ke beberapa poros hanya dengan
satu rantai.
Kerugian dari menggunakan rantai adalah :
1. Ongkos produksi rantai relatif tinggi
2. Penggerak rantai membutuhkan pengikatan yang kuat dan perawatan yang hati-
hati
3. Mempunyai fluktuasi kecepatan khususnya ketika terlalu renggang selama
pengoperasian. (Yenny, 2010)
2.13 Belt Conveyor
Belt conveyor digunakan untuk menghantarkan material angkut. Material angkut
dikirimkan bersama dengan material lain yang tercampur selama proses pengiriman.
Material angkut memiliki karakteristik yang berbeda, sebagian diantaranya berbentuk
halus dan sebagian lainnya berbentuk kasar. Bentuk luar dari material tersebut memiliki
pengaruh yang besar dalam mendesain conveyor. Oleh sebab itu, awalnya sangat
dibutuhkan pemahaman dan pengertian tentang sifat-sifat asli dari material angkut yang
akan dikirim. Pengetahuan ini dapat membantu dalam mendesain conveyor yang tepat ,
ekonomis dan optimal dengan minimal masalah dalam pengoperasian. Beberapa
informasi penting tentang material angkut yang perlu diketahui dalam perhitungan
desain conveyor, antara lain :
a. Ukuran lump, grain dan powder.
b. Distribusi lump, grain, dan powder (%).
c. Densitas material angkut (berat volume) (t/m3).
d. Angle of repose (keadaan standstill material setelah penjatuhan).
e. Angle of surcharge (sudut ketika material pada keadaan istirahat selama
pergerakan conveyor).
f. Moisture content (%).
g. Temperature (°C).
h. Karakteristik khusus : kekerasan, debu, kelekatan, racun, bubuk,
kerapuhan.
i. Kondisi yang dibutuhkan selama diangkut.
j. Nama material yang dibawa.
2.14 Sensor
Sensor adalah transduser yang di gunakan untuk mengubah besaran mekanis,
magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Ada beberapa jenis
sensor yang banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
1. Sensor Cahaya.
2. Sensor Suhu.
3. Sensor capasitive.
4. Sensor Beban.
5. Sensor Inductive.
6. Sensor photoelectric
2.14.1. Photoelectric Proximity Sensor
Photoelectric proximity sensor adalah salah satu jenis sensor yang di gunakan
untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu obyek dengan menggunakan cahaya
inframerah sebagai pemancar dan photolistrik sebagai penerima. Jenis photoelectric
proximity semsor terdiri dari 3 buah fungsi yaitu:
1. Menentang langsung.
2. Retroflective
3. Menyebar (sensing).
Gambar 2.11 Photoelectric Proximity Sensor
2.15 Komunikasi Data Serial
Dalam komunikasi data serial, data yang di kirimkan akan berbentuk pulsa listrik
yang dialirkan seara continue yang di sebut bit. Data yang di kirimkan antar device
secara serial akan di kirimkan per satu bit (bit per bit), secara berurutan, dimana device
yang bertindak sebagai penerima pun akan menerima data tersebut sacara per bit.
Secara umum komunikasi data serial memiliki 3 buah metode pengiriman data
yaitu:
1. Simplex adalah data yang di kirimkan hanya dapat di lakukan satu arah.
2. Half duplex adalah data yang dikirimkan secara 2 arah, tetapi pengiriman
data harus di lakukan secara bergantian.
3. Full duplex adalah data yang dikirimkan di lakuakan secara 2 arah tanpa
harus bergantian dalam mengirim datanya.
Terdapat 2 metode dalam komunikasi data serial yaitu transmisi asinkronous dan
transmisi sinkronous.
2.15.1. Transmisi Asinkronous
Pada transmisi asikron pengiriman data memiliki start bit dan stop bit, pada
trsnsmisi ini setiap byte data akan di pecah menjadi karakter bit yang di indentifikasikan
sebagai bit awalan dan bit akhiran.
Pada trasmisi asinkron bit awalan dan bit akhiran tidak membawa data tetapi
hanya menunjukan bahwa data akan di kirim dan data sudah dikirim. Pada setiap byte
pengiriman data secara asikronous memiliki 10 bit dengan perincian bit sebagai berikut:
• 1 bit awalan.
• 1 bit akhiran.
• 7 bit data.
• 1 bit parity (berada di bit ke delapan).
Kecepatan trsnmisi data yang dinyatakan dalam baudrate. Pada komunikasi
Serial asinkronous terdapat 4 buah mode yang dapat di terapkan yaitu:
1. RS – 232
2. RS – 422
3. RS – 423
4. RS – 485
Tabel 2.12 Perbandingan Antar Mode Komunikasi Serial.
Keterangan RS - 232 RS – 422 RS - 432 RS - 485
Max. Jumlah Pengirim 1 1 1 32
Max. Jumlah Penerima 1 10 10 32
Jarak 15 M 1200 M 1200 M 1200 M
Contoh komunikasi data serial yang menggunakan transmisi asinkronous adalah
Universal Serial Bus (USB).
2.15.2. Transmisi Sinkronous
Pada transmisi sinkronous 2 buah device akan melakukan sinkronisasi clock
terlebih dahulu, clock pada penerima di jalankan secara countinue dan di lock agar
memiliki clock yang sama dengan yang di terima pengirim.
Pada transmisi sinkronous, data dikrim tanpa adanya gap sehingga memerlukan
buffering yang baik pada pengirim dan penerima, sehingga memerlukan biaya yang
lebih untuk penerapannya. Contoh penggunaan transmisi sinkronous adalah penggunaan
kabel Ethernet
Network Topology Point - to -
Point Multidrop Multidrop Multipoint
Kec. Pengiriman data max
(12 M) 20 Kbps 100 Kbps 10 Mbps 35 Mbps
Kec. Pengiriman data max
(1200 M) 1 Kbps 1 Kbps 100 Kbps 100 Kbps
Max slew rate 30 V/µs Adjustable n/a n/a
2.16 VB.NET
VB.NET merupakan peranti lunak yang digunakan untuk pengembangan yang
begarak diatas sistem .NET framework yang isinya sekumpulan class atau function
yang siap pakai.
• Beberapa keuntungan penggunaan VB.NET yaitu:
• Secara default lebih mudah untuk di gunakan
• Class sudah interoperable denagn bahasa lain berbasis .NET
2.17 Microsoft SQL Server
Microsoft SQL Server adalah sebuah Sistem Manajemen Basis Data
Relasional (RDBMS) produk Microsoft, Microsoft SQL Server dapat
berkomunikasi menggunakan protokol Tabular Data Stream (TDS), Microsoft
SQL Server juga mendukung Open Database Connectivity(ODBC), dan driver
JDBC yang digunakan khusus untuk bahasa pemrograman Java.
Beberapa keuntungan Microsoft SQL Server yaitu:
• SP.
Microsoft SQL Server memiliki layanan SP dimana Microsoft
SQL Server dapat melakukan pengirimana data secara bersamaan
sehingga mengurangi network traffic.
• Trigger.
Microsoft SQL Server memiliki layanan trigger dimana membuat
aplikasi yang sedang kami jalankan tidak terasa kalau program
usdha selesai di jalankan.
• Cursor.
Microsoft SQL Server memiliki layanan Cursor yaitu membuat
mapping record terhadap tabel yang sednag di proses