BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN … · (transportation) menjadi sulit dilakukan serta...

29
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Sejarah dan Pengertian Uang Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. Berdasarkan sejarah yang ada (http://www.crayonpedia.org/mw/Sejarah Terjadinya Uang dan Pengertian Uang 9.1 , 30 Maret 2009). Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan- bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang- barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem barter, yaitu barang yang ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran- pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima 7

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN … · (transportation) menjadi sulit dilakukan serta...

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sejarah dan Pengertian Uang

Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang

panjang. Berdasarkan sejarah yang ada (http://www.crayonpedia.org/mw/Sejarah

Terjadinya Uang dan Pengertian Uang 9.1, 30 Maret 2009). Pada mulanya, masyarakat

belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya

dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-

bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang

diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan

selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri

ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-

barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan

barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah

sistem barter, yaitu barang yang ditukar dengan barang.

Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di

antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang

diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk

memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran

yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-

pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.

Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima

7

oleh umum (generally accepted), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh

atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer

sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun

sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai

sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin

salarium yang berarti garam.

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-

kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai

pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan

(transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya

tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.

Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai

alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak

mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan.

Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan

perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money).

Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum

pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur,

menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang

logam.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan

tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam

mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk

transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas. Mula-mula uang kertas

yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk

melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan

uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak

dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan

selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat

pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar.

Uang yang dimiliki tiap negara berbeda-beda dan mempunyai nilai (www.e-

dukasi.net/mol, 30 Maret 2009). Dengan memiliki nilai, maka dapat diukur perbandingan

mata uang tiap-tiap negara. Sehingga pada jaman sekarang ini uang merupakan salah satu

unsur yang sangat penting dan kita tidak pernah merasa cukup untuk memilikinya. uang

didefinisikan sebagai segala sesuatu (benda) yang diterima oleh masyarakat sebagai alat

perantara dalam melakukan tukar-menukar atau perdagangan.

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat

diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh

setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi

modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima

sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan

berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi

uang sebagai alat penunda pembayaran (http://www.crayonpedia.org/mw/Sejarah

Terjadinya Uang dan Pengertian Uang 9.1, 30 Maret 2009).

Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter

yang lebih kompleks, tidak efesien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi

modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan

pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efesiensi yang didapatkan dengan

menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga

kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.

Pada awalnya di Indonesia, uang (dalam hal ini uang kartal) diterbitkan oleh

pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26

ayat1(http://www.crayonpedia.org/mw/Sejarah_Terjadinya_Uang_dan_Pengertian_Uang_9.1

, 30 Maret 2009), hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian

menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak

menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.

Agar masyarakat menerima dan menyetujui penggunaan benda sebagai uang maka

harus memenuhi dua persyaratan sebagai berikut (www.e-dukasi.net/mol) :

1. Persyaratan psikologis, yaitu benda tersebut harus dapat memuaskan bermacam

macam keinginan dari orang yang memilikinya sehingga semua orang mau

mengakui dan menerimanya (acceptability).

2. Syarat teknis adalah syarat yang melekat pada uang, di antaranya:

a. tidak mengalami perubahan dan tidak cepat rusak (durability)

b. nilainya tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu yang lama (stability of

value)

c. praktik dan mudah dibawa kemana-mana (portability)

d. mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)

e. kualitasnya relatif sama (uniformity)

f. jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity)

g. Terdiri atas berbagai nilai nominal.

Dengan semakin banyaknya uang yang beredar, apa sebenarnya kegunaaan uang?

Kegunaan uang tercermin dalam fungsi-fungsi uang (http://www.e-dukasi.net/mol), antara

lain :

1. Fungsi Asli

Fungsi asli disebut juga fungsi primer dari uang. Fungsi asli ini terdiri atas:

a. Sebagai alat tukar (medium of exchange)

Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar uang

dapat berfungsi dengan baik diperlukan kepercayaan masyarakat. Masyarakat

harus bersedia dan rela menerimanya.

b. Alat kesatuan hitung (a unit of account) Untuk menentukan harga sejenis barang

diperlukan satuan hitung, juga dengan adanya satuan hitung, kita dapat

mengadakan perbandingan harga satu barang dengan barang lain.

2. Fungsi Turunan

Fungsi turunan sebagai akibat dari Fungsi asli, dengan adanya fungsi asli uang

muncul fungsi lain yang tidak kalah pentingnya, fungsi tersebut terdiri atas:

a. Sebagai alat pembayaran yang sah

Tidak semua orang dapat menciptakan uang terutama uang kartal, karena uang

hanya dikeluarkan oleh lembaga tertentu. Di Indonesia, uang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia selaku Bank Sentral.

b. Alat penyimpan kekayaan dan pemindah kekayaan.

Dengan uang, kekayaan berupa tanah, gedung, dapat dipindah pemilikannya

dengan menggunakan uang.

c. Alat pendorong kegiatan ekonomi.

Apabila nilai uang stabil, orang senang menggunakan uang itu dalam kegiatan

ekonomi, selanjutnya apabila kegiatan ekonomi meningkat, uang dalam peredaran

harus ditambah sesuai dengan kebutuhan.

d. Standar pencicilan utang.

Uang dapat berfungsi sebagai standar untuk melakukan pembayaran di kemudian

hari, pembayaran berjangka panjang atau pencicilan utang.

2.1.2 Penawaran Uang dan Kegiatan Ekonomi

2.1.2.1. Hubungan Antara Penawaran Uang dengan Tingkat Harga

Ahli-ahli ekonomi klasik menganalisis efek dari perubahan-perubahan penawaran

uang ke atas tingkat harga. Analisis-analisis yang menjelaskan tentang hubungan di antara

penawaran uang dengan tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara dinamakan teori

keuangan. Teori keuangan ini dibedakan dalam dua bentuk , yaitu teori kuantitas (quantity

theory of money) dan teori sisa tunai (cash balance theory) (Sukirno2004, p296).

Kedua teori tersebut mempunyai bentuk yang berbeda, akan tetapi pandangan

pokok teori tersebut sama, yaitu perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan

perubahan yang sama persentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang akan

menaikkan harga pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan

menurunkan harga pada tingkat yang sama.

Teori Kuantitas Uang

Teori kuantitas uang dikemukakan oleh Irving Fisher (Sukirno, 2004, p297),

seorang ahli ekonomi Amerika yang tergolong dalam golongan ahli-ahli ekonomi klasik.

Pandangan teori kuantitas didasarkan kepada dua asumsi, yaitu :

• Laju peredaran uang, atau V, adalah tetap.

Menurut ahli-ahli ekonomi klasik kelajuan peredaran uang tergantung kepada

beberapa faktor teknikal, seperti sistem pembayaran gaji, ciri-ciri kegiatan

perdagangan, efisien sistem pengangkutan dan kepadatan penduduk. Faktor-

faktor ini tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek, dan oleh karena itu

cara-cara masyarakat untuk menggunakan uang dan berbelanja tidak berubah.

• Kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi

Penawaran tidak akan pernah kurang dari produksi barang pada kesempatan

kerja penuh, karena setiap barang yang dikeluarkan akan dibeli masyarakat, hal

ini sesuai dengan rumusan Say. Oleh karena itu, jumlah barang-barang adalah

tetap dan tidak dapat ditambah. Maka untuk memaksimalkan untung, mereka

akan selalu memproduksikan barang pada tingkat kesempatan kerja penuh. Ini

berarti jumlah T tetap.

Sebagai implikasi dari kedua asumsi di atas, maka menurut persamaan MV = PT, apabila M

berubah maka ia hanya akan merubah P pada tingkat yang sama dengan perubahan M.

Teori Sisa Tunai

Teori sisa tunai di kemukakan oleh Alfred Marshall (Sukirno, 2004, p298), seorang

ahli ekonomi yang berasal dari Cambridge. Teori sisa tunai menerangkan sifat hubungan di

antara penawaran uang dan tingkat harga. Teori sisa tunai mempunyai pandangan yang

sama dengan teori kuantitas uang. Teori ini berpendapat bahwa perubahan dalam

penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya.

2.1.2.2. Teori Keuangan Keynes

Berdasarkan Sukirno (2004, pp300-301), teori keuangan Keynes terutama

menerangkan tiga hal, yaitu :

• Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta uang.

• Faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga.

• Efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi.

Tujuan-Tujuan Memegang Uang

Ada tiga tujuan masyarakat memegang uang, yaitu :

• Permintaan Uang untuk Transaksi

Di dalam perekonomian modern di mana tingkat spesialisasinya tinggi, uang

sangat penting peranannya untuk melancarkan kegiatan ekonomi dan transaksi

atau jual beli. Tingkat spesialisasi yang tinggi hanya mungkin wujud apabila

pertukaran dilakukan dengan menggunakan uang karena dengan ini pemilik uang

dapat dengan mudah menggunakannya untuk membeli barang-barang yang

mereka perlukan.

• Permintaan Uang untuk Berjaga-Jaga

Permintaan uang untuk berjaga-jaga yaitu uang di minta oleh masayarakat untuk

menghadapi keadaan kesusahan atau masalah penting lain di masa depan. Masa

depan adalah keadaan yang tidak boleh diramalkan. Ada kalanya keadaan masa

depan semakin bertambah baik, tetapi ada kalanya masalah-masalah buruk akan

dihadapi. Untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti, terutama untuk

menghadapi masa susah sebagian uang yang diminta masyarakat digunakan untuk

menghadapi masalah kesusahan di masa akan datang. Permintaan uang untuk

tujuan berjaga-jaga adalah permintaan uang untuk menghadapi kesusahan-

kesusahan seperti apabila ada anggota keluarga yang sakit, dan kehilangan

pekerjaan dan kehilangan kemampuan untuk bekerja. Selain itu uang digunakan

pula untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga yang lebih baik, yaitu untuk

membeli rumah, membiayai sekolah anak-anak.

• Permintaan Uang untuk Spekulasi

Dalam keadaan ekonomi modern ini masyarakat menggunakan pula uangnya

untuk spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat

berharga seperti obligasi pemerintah, saham perusahaan dan ”treasury bill”.

2.1.3 Permintaan

Permintaan yang akan dibahas disini adalah permintaan individual. Permintaan

individual ditetapkan oleh dua faktor, yaitu nilai barang yang bersangkutan dan kemampuan

konsumen untuk membelinya. Jika kedua hal ini terpenuhi, ini dapat menjadi permintaan

individual yang efektif, karena keinginan tanpa daya beli mengarah pada kemauan tetapi

tidak pada permintaan. Selain faktor yang mempengaruhi, harus diperhatikan juga kondisi

yang terkait, seperti harga barang yang akan dibeli, ketersediaan barang yang terkait,

perkiraan akan perubahan harga, pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen,

pengeluaran periklanan, serta musim saat terjadi pembelian.

Menurut Rosyidi (2005, pp291-331), permintaan adalah keinginan yang disertai

dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan.

Permintaan di golongkan menjadi beberapa yaitu :

a. Permintaan dilihat dari daya beli konsumen, yaitu :

• Permintaan efektif

Yaitu permintaan komsumen terhadap barang dan jasa yang disertai dengan daya

beli.

• Permintaan absoulut

Yaitu permintaan yang tidak didukung oleh daya beli namun cuma oleh angan-

angan.

• Permintaan potensial

Yaitu perminataan yang akan diwujudkan dengan sejumlah uang yang dimiliki.

b. Permintaan dari segi pendapatan

• Permintaan konsumen

Yaitu permintaan seluruh anggota masyarkat akan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan hidup.

• Permintaan pengusaha

Yaitu permintaan akan faktor – faktor produksi untuk membuat barang atau jasa.

• Permintaan pemerintah

Yaitu Permintaan oleh pemerintah untuk pengeluaran belanja pemerintah.

• Permintaan luar negeri

Yaitu permintaan barang dan jasa yang datang dari luar negeri.

c. Permintaan dilihat dari jumlah pemintanya

• Permintaan individu

Yaitu permintaan yang datang dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Permintaan individu ditentukan oleh hal – hal berikut :

Harga

Harga merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang dalam

membeli suatu produk. Jika harga produk itu semangkin meningkat maka

konsumen tersebut akan berusaha mengurangi pembelian produk.

Pendapatan

Jika pendapatan meningkat biasanya permintaan juga meningkat, tapi

jika seseorang mempunyai pendapatan yang menurun atau bahkan

dikeluarkan dari pekerjaan dan tidak mempunyai pendapatan maka kita

akan mengurangi permintaan kita.

Jika barang lain yang berkaitan

Jika barang lain yang berkaitan mengalami penurunan maka orang akan

memilih barang tersebut daripada barang yang akan dibeli. Sebagai

contoh harga teh mengalami penurunan maka orang akan memilih

membeli teh daripada membeli kopi yang biasa diminum.

Selera

Selera mempengaruhi jumlah barang yang di minta konsumen (dengan

asumsi faktor lain konstan). Karena sulit dihitung dengan angka, kadang

– kadang dianggap konstan.

Ekspelitasi

Ekspelitasi sangat berpengaruh pada niat seseorang untuk membeli suatu

barang atau jasa sebagai contoh adalah jika anda memperkirakan bahwa

harga suatu baju akan mengalami diskon besar-besaran pada akhir tahun

maka anda tidak berminat untuk membeli baju sekarang.

2.1.3.1. Hukum Permintaan

Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu

barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan menyatakan bahwa makin rendah

harga suatu barang maka semangkin banyak permintaan tersebut. Sebaliknya, makin tinggi

harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Hukum itu

berlaku bila keadaan lain cateris paribus atau tidak berubah (http://one.indoskripsi.com).

Hubungan yang erat antara harga dan jumlah barang yang diminta melahirkan

pengertian hukum permintaan, yang berbunyi : ”jumlah barang yang diminta selalu

berbanding terbalik dengan harganya”. Hukum permintaan berlaku apabila faktor-faktor lain

selain harga adalah adalah cateris paribus (tetap tidak berubah). Adapun faktor-faktor lain

yang membentuk keadaan ceteris paribus terutama adalah :

1. tingkat penghasilan para konsumen

2. Jumlah konsumen dipasar

3. Selera atau preferensi konsumen

4. Harga barang-barang lain yang berkaitan

5. Kegunaan barang

6. Motif pembelian tidak didasarkan atas prestise/harga diri.

Jadi hukum permintaan berlakunya tidak mutlak seperti dalam ilmu fisika melainkan

hanya merupakan tendens saja yaitu suatu kecendrungan yang hendak berjalan terus namun

belum dapat dipastikan kebenarannya.

Hukum permintaan ini dapat dibentuk dalam suatu tabel dan grafik. Suatu daftar

yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan dengan berbagai tingkat harga pada

suatu tempat dan waktu tertentu disebut skedul permintaan atau table permintaan.

Sedangkan suatu grafik yang menghubungkan antara jumlah permintaan dengan berbagai

tingkat harga dari harga tinggi sampai harga terendah disebut kurva permintaan

2.1.3.2. Fungsi Permintaan Pasar

Menurut Abimanyu (2004, p18), fungsi permintaan adalah daftar harga dan barang

yang mau dan dapat dibeli oleh konsumen pada periode tertentu. Sedangkan permintaan

pasar menurut Rosyidi (2005, p306) adalah penjumlahan seluruh permintaan yang dihadapi

oleh semua perusahaan individul. Fungsi permintaan pasar untuk sebuah produk adalah

pernyataan hubungan antara jumlah agregat yang diminta dan semua faktor yang

mempengaruhi jumlah ini. Menurut Arsyad (2008, pp127-130), fungsi permintaan pasar akan

sebuah produk menunjukan hubungan antara jumlah produk yang diminta dengan semua

faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut.

Berdasarkan dari berbagai variabel penentu permintaan tersebut, variabel ini dapat

digolongkan menjadi (Arsyad, 2008, pp127-128) :

a. Variabel strategis

Yang termasuk variabel strategis adalah harga barang yang bersangkutan,

advertensi, kualitas dan desain barang, serta saluran distribusi barang.

Variabel strategis merupakan variabel yang dapat digunakan secara

langsung untuk mempengaruhi permintaan barang yang dihasilkan oleh

perusahaan. Variabel strategis ini disebut pula sebagai variabel yang dapat

dikendalikan langsung oleh perusahaan ( controllable variables ).

b. Variabel konsumen

Yang termasuk variabel konsumen adalah tingkat pendapatan, selera

konsumen, dan harapan konsumen terhadap harga di masa yang akan

datang.

c. Variabel pesaing

Mencakup harga barang substitusi dan barang komplementer, advertensi

dan promosi barang lain, saluran distribusi barang lain, serta kualitas dan

desain barang lain.

d. Variabel lainnya

Yang termasuk dalam variabel lainnya adalah kebijakan pemerintah, jumlah

penduduk, dan cuaca.

2.1.3.3. Perubahan Permintaan

Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada sesuatu barang ditentukan

oleh banyak faktor (http://one.indoskripsi.com). Di antara faktor-faktor tersebut yang

terpenting dalam perubahan permintaan adalah :

b. Harga barang itu sendiri

Jika barang tersebut mengalami kenaikan harga yang lebih dari setengah harga

yang semula maka konsumen akan melakukan pemikiran ulang untuk

mengkonsumsi barang tersebut.

c. Harga barang yang berkaitan

Kaitan suatu barang tertentu dengan barang lainnya bisa secara substitusi atau

komplomen. Contoh : Jika Pilot dapat digantikan dengan standler , maka bila

harga pilot mengalami kenaikan maka konsumen akan lebih memilih bolpoint

standler yang mempunyai harga tetap dan lebih murah.

d. Perubahan Selera

Perubahan selera sangat mempengaruhi terhadap keinginan konsumen untuk

membeli suatu barang. Pada tahun 1960-an orang sangat jarang bahkan

dikatakan tidak ada yang memakai mobil buatan jepang. Tetapi pada tahun

1970-an suasananya sudah berubah banyak sekali orang yang menggunakan

mobil buatan Jepang karena selera mereka telah berubah.

e. Pendapatan

Semakin menurun pendapatan seseorang maka semakin sedikit jumlah

permintaan. Sebagai contoh ketika pendapatan seorang konsumen naik dan

harga suatu barang tetap maka konsumen akan membeli barang dengan stok

jumlah yang semangkin banyak dari bisanya.

f. Jumlah Penduduk pertumbuhan penduduk

Jumlah pertumbuhan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan

pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh

perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang

yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat.

Pertambahan daya beli ini menambah permintaan.

2.1.3.4. Elastisitas Harga Dari Permintaan

Dalam konsep yang sederhana, elastisitas harga dari permintaan adalah persentase

perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga. Menurut Arsyad

( 2008, p135), elastisitas adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta sebagai akibat

dari perubahan nilai salah satu variabel yang menentukan permintaan sebesar satu persen.

Elastisitas harga dari permintaan =

Hukum permintaan menyatakan bahwa harga dan kuantitas berbanding terbalik,

sehingga perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta akan berubah dalam arah

yang berlawanan. Artinya,dengan adanya perubahan harga suatu barang, dalam hal ini

kenaikan harga, semakin kurang elastisitas permintaan, semakin kecil perubahan jumlah

yang diminta.

Kategori elastisitas harga dari permintaan dibagi tiga kategori umum, yaitu

berdasarkan tingkat kepekaan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga. Jika

persentase perubahan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga lebih kecil daripada

persentase perubahan harga, maka nilai elastisitasnya mempunyai nilai antara 0 dan -1,0,

dan kurva permintaan tersebut disebut inelastis, yang berarti bahwa jumlah yang diminta

relatif tidak peka terhadap perubahan harga. Jika persentase perubahan harga yang diminta

tepat sama dengan persentase perubahan harga, maka nilai elastisitas harganya adalah -1,0,

dan kurva permintaan tersebut dikatakan mempunyai elastisitas unit-elastis. Jika persentase

perubahan harga yang diminta melebihi persentase perubahan harga, maka nilai

elastisitasnya lebih negatif daripada -1,0 dan bagian kurva permintaannya dikatakan elastis

(McEachern, 2001, pp4-5).

Berdasarkan Rosyidi (2005, pp312-317), elastisitas permintaan suatu barang di

pengaruhi oleh 6 hal, yaitu :

a. Tersedianya barang pengganti (subtitutability)

Semakin banyak serta baik barang pengganti yang dimiliki oleh suatu barang

tertentu, semakin elastis permintaannya. Sebaliknya, semakin sedikit serta

buruk barang pengganti yang tersedia untuknya, semakin inelastislah

permintaannya.

b. Pentingnya bagi kehidupan

Semakin penting arti suatu barang bagi kehidupan manusia, semakin

inelastislah permintaannya. Sebaliknya, semakin tidak penting arti barang

tersebut bagi kehidupan manusia, semakin elastislah permintaannya. Barang

penting tentu orang tidak ingin meninggalkannya. Jika harganya naik, orang

akan berpikir untuk tetap membelinya. Demikianpun jika harganya turun,

orang tidak akan memborong dengan membelinya banyak-banyak sebab

biasanya kebutuhan orang akan barang perlu itu sudah tertentu jumlahnya.

Akibatnya, jumlahnya yang diminta tidak akan banyak terpengaruh oleh

perubahan harganya, naik maupun turun.

c. Mahalnya, atau besarnya bagian dari pendapatan konsumen yang dipakai

untuk membeli suatu barang.

Semakin mahal harga suatu barang, semakin elastislah permintaanya.

Barang yang berharga murah lebih memudahkan konsumen membelinya.

Jika harganya naik, kenaikannya itu belum akan menggangu anggaran

konsumen secara siknifikan sehingga mereka akan tetap membelinya.

Sebaliknya, jika harganya turun, penurunannya itu pun juga tidak banyak

sehingga tidak akan secara signifikan menguntungkan anggaran konsumen.

Dengan demikian, mereka akan sedikit saja menambah pembelian mereka.

Dengan kata lain, permintaan akan barang yang murah harganya ini adalah

inelastis.

d. Serbagunanya

Semakin serba guna, semakin inelastislah permintaan, dan semakin sedikit

guna suatu barang semakin elastislah permintaan suatu barang.

e. Sifat tahan lamanya suatu barang

Semakin tahan lama suatu barang, semakin elastislah permintaan

terhadapnya, dan demikian pula sebaliknya. Semakin tidak tahan lama suatu

barang, maka semakin inelastis pulalah permintaan terhadapnya.

f. Waktu

Permintaan cenderung lebih inelastis atau tidak peka dalam jangka pendek

daripada dalam jangka panjang. Semakin banyak waktu yang dimiliki

konsumen untuk mereaksi perubahan harga, semakin elastislah permintaan

barang itu.

2.1.3.5. Permintaan dengan Elastisitas Tetap

Elastisitas harga mengukur kepekaan konsumen terhadap perubahan harga.

Kepekaan ini berubah sepanjang kurva permintaan linear kecuali jika kurva permintaannya

vertikal atau horizontal (McEachern, 2001, pp8-9)

1. Permintaan elastis sempurna

Merupakan garis horizontal yang mencerminkan bahwa setiap kenaikan harga

akan menurunkan jumlah barang yang diminta. Penurunan ini dapat mencapai

angka permintaan terendah, yaitu nol, dimana tidak ada barang yang diminta,

dengan elastisitasnya adalah minus tak terhingga. Disini terjadi penurunan

permintaan konsumen yang sangat drastis. Sebagai akibat adanya kenaikan

harga yang kecil saja, konsumen berubah dari meminta sebanyak yang tersedia

menjadi tidak meminta sama sekali. Konsumen sangat peka terhadap perubahan

harga, sehingga mereka sama sekali tidak dapat mentolerir perubahan harga

sedikitpun.

2. Permintaan inelastis sempurna

Merupakan garis vertikal yang mencerminkan bahwa perubahan harga tidak

mempengaruhi jumlah yang diminta, nilai elastisitasnya adalah nol. Disini

konsumen tidak mempermasalahkan berapapun harga barang yang akan dibeli,

kaena barang yang diminta merupakan barang kebutuhan yang tidak bisa

digantikan. Seperti yang dikatakan oleh Ben Franklin, ”Kebutuhan tidak dapat

digunakan untuk tawar-menawar.”

3. Permintaan unit-elastis

Ini merupakan jenis permintaan yang mempengaruhi kedua faktor, jika

perubahan harga terjadi, maka akan terjadi pula perubahan kuantitas barang

yang diminta dalam jumlah persentase yang sama, dengan elastisitas -1,0.

Karena persentase perubahan harga sejalan dengan persentase perubahan

jumlah barang yang diminta dalam arah yang berbeda, menyebabkan

penerimaan total, dalam hal ini keuntungan yang diterima, tidak akan berubah

pada semua kombinasi antara harga dan kuantitas suatu barang.

2.1.4 Penawaran

Adanya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan

transaksi dalam suatu pasar. Permintaan akan terjadi jika penjual dapat menyediakan

barang-barang yang diperlukan oleh konsumen. Pada awalnya, bila dagangan ingin laku

maka penjual harus benar-benar pintar dalam menawarkan barang dagangannya kepada

pembeli. Di sini jelas bahwa penawaran datang dari para penjual.

Penawaran merujuk pada jumlah suatu barang atau jasa yang rela dan mampu dijual

oleh pada pedagang dalam jangka waktu tertentu dan berdasarkan sekelompok kondisi dan

faktor tertentu. Kondisi dan faktor yang mempengaruhi tersebut diantaranya (Abimanyu,

2004, pp23-24):

a. Harga jual barang tersebut

Makin tinggi harga jual, makin banyak barang yang ditawarkan. Hal tersebut

disebabkan karena :

Makin tinggi harga, makin tinggi profit yang tersedia bagi

perusahaan yang memproduksi dan menjual barang tersebut. Hal ini

akan mendorong perusahaan untuk memproduksi dan menjual lebih

banyak.

Kenaikan harga dan profit akan menarik perusahaan – perusahaan

baru untuk masuk ke pasar tersebut sehingga penawaran akan

meningkat.

b. Tingkat teknologi

Selain harga, ada faktor lain yang dianggap penting dan dapat

mempengaruhi penawaran barang dan jasa di pasar adalah tingkat

teknologi. Makin tinggi teknologi, makin rendah biaya produksi perusahaan,

sehingga makin tinggi penawaran barang pada harga tertentu.

c. Harga input

Perubahan harga input yang dipakai dalam proses produksi juga

berpengaruh terhadap penawaran barang pada harga tertentu. Pada harga

jual yang tetap, hal ini akan menurunkan penawaran barang. Sebaliknya,

penurunan harga input akan menurunkan biaya produksi dan menaikkan

penawaran barang.

d. Harga barang terkait

Harga barang terkait yang bersifat substitusi juga bisa mempengaruhi

jumlah barang yang ditawarkan. Misalnya, bila harga barang tempe naik,

sementara harga tahu tetap, produsen akan berhenti produksi dan ganti

produksi tempe. Akibatnya penawaran tempe akan naik atau penawaran

tahu akan turun.

e. Harapan akan kenaikkan harga di masa mendatang

Dari segi harapan akan kenaikan harga di masa mendatang, bila produsen

menganggap harga akan naik bulan depan, saat ini mereka akan

mengurangi penjualan sambil menunggu harganya membaik dan menambah

inventori.

Jumlah barang dan jasa yang ditawarkan akan meningkat jika keuntungan yang

didapat dari masing-masing barang lebih besar dari pada biaya operasional dan jika

ketersediaan barang cukup banyak. Jumlah barang dan jasa yang ditawarkan akan menurun

jika terjadi kelangkaan barang dan keuntungan yang didapat lebih kecil dari pada biaya

operasional yang dikeluarkan.

Diantara faktor yang mempengaruhi penawaran sebuah barang, harga barang itu

sendiri kemungkinan merupakan faktor terpenting. Harga yang lebih tinggi dengan

keuntungan yang meningkat menyebabkan para penjual meningkatkan jumlah penawaran

barang. Namun jika harga rendah dan keuntungan menurun, para penjual lebih cenderung

menahan barang yang dijual, sehingga penawaran akan barang menurun.

Selain itu, adanya barang dan jasa yang terkait juga mempengaruhi penawaran. Jika

tidak ada barang sejenis yang dijual, para penjual secara otomatis akan meningkatkan

penawaran barang yang dijual. Jika ada barang yang sejenis dan harganya lebih rendah dari

barang yang ditawarkan, para penjual akan beralih menawarkan barang yang harganya lebih

murah dan banyak diminta konsumen.

Penawaran dapat digolongkan menjadi dua yaitu (http://one.indoskripsi.com):

a. Penawaran Individu

Penawaran Individu adalah penawaran yang dimiliki oleh seorang Penguasa

b. Penawaran besar/Kolektif

Penawaran yang terdapat pada pasar

2.1.4.1. Hukum Penawaran

Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat

hubungan antara harga dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual. Dalam

hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya

tersebut jika barangnya itu mempunyai harga yang rendah dan jika dia juga mempunyai

harga barang yang tinggi.

Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu

barang, semangkin banyak pula jumlah barang tersebut akan ditawarakan oleh para penjual.

Sebaliknya makin rendah harga barang maka akan semangkin sedikit jumlah barang tersebut

akan ditawarkan oleh para penjual (http://one.indoskripsi.com).

Hukum penawaran berlaku apabila faktor-faktor lain selain harga adalah cateris

paribus. Adapun faktor yang lain yang membentuk cateris paribus adalah :

a. tekhnologi yang digunakan adalah tetap

b. Penjual tidak memerlukan harga tunai

c. Penjual tidak akan kuatir jika suatu saat harga barang akan turun

d. Jumlah pedagang dan produsen tetap

Hukum penawaran ini dapat digambarkan dalam table dan grafik. Suatu daftar

yang menunjukkan hubungan antar jumlah penawaran dengan berbagai tingkat harga pada

suatu tempat dan waktu tertentu disebut skedul penawaran atau table penawaran.

sedangkan suatu grafik yang menghubungkan antara jumlah penawaran dengan berbagai

tingkat harga dari harga terendah sampai dengan tertinggi disebut kurva penawaran.

2.1.4.2. Fungsi Penawaran Pasar

Fungsi penawaran pasar untuk sebuah produk adalah pernyataan hubungan antara

jumlah yang ditawarkan dan semua faktor yang mempengaruhi jumlah itu (Pappas dan

Hirschey, 1995).

2.1.4.3. Perubahan Penawaran

Keinginan penjual untuk menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga yang

ditentukan oleh berbagai faktor yaitu (http://one.indoskripsi.com):

a. Teknologi Produksi

Tekhnologi yang digunakan dalam produksi semula dimaksudkan agar terjadi

efisiensi dalam produksi. Artinya semangkin modern tekhnologi yang digunakan

baik kualitas maupun kuantitas produksi semangkin meningkat dengan biaya

produksi yang semangkin ditekan.

b. Harapan masa yang akan datang

Ketika produsen mempunyai pikiran bahwa barang yang diproduksinya mulai

langka maka tindakan produsen adalah menimbun barang tersebut sampai

pada suatu saat akan mendapatkan laba yang besar. Sebagai contoh penjual

minyak yang mulai merasa bahwa minyak merupakan hal yang langka jadi

banyak penjual yang menimbun minyak dan menjualnya dengan harga yang

mahal karena kebutuhan masyarakat yang sangat mendesak. Tapi perbuatan

seperti ini dilarang karena sama dengan penimbunan barang yang nantinya

dapat merugikan masyarakat sekitar.

c. Harga-harga faktor produksi

Biaya produksi menentukan harga pokok suatu barang, dengan demikian jika

biaya produksi berubah maka produsen akan mengurangi jumlah penawaran.

Tapi jika biaya produksi semangkin rendah maka banyak sekali jumlah barang

dan jasa yang akan ditawarkan oleh para penjual.

2.1.4.4. Penawaran Penjual versus Penawaran Perusahaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang dipengaruhi juga oleh

penawaran penjual dan penawaran perusahaan, yang pada dasarnya didorong oleh

kepentingan masing-masing untuk memperoleh laba yang tinggi.

Pada suatu keadaan, jika semua perusahaan menghasilkan kualitas barang yang

sama, menggunakan metode produksi yang identik dan peralatan yang identik, memiliki

karyawan dengan kemampuan setara dan dibayar dengan gaji dan upah yang identik, dan

memiliki manajemen yang berketerampilan setara, maka penawaran yang dilakukan penjual

ke konsumen dan penawaran yang dilakukan perusahaan ke penjual akan memiliki hubungan

yang erat. Namun jika perusahaan dalam satu industri tertentu memiliki kualitas barang yang

berbeda, menerapkan metode produksi yang agak berbeda, menggunakan peralatan dengan

mutu yang berbeda, menggunakan tenaga kerja dengan berbagai keterampilan dan tingkat

kompetisi yang berbeda, maka penawaran yang dilakukan penjual ke konsumen dan yang

dilakukan produsen ke penjual akan sangat berbeda. Disini penjual akan menawarkan

barang-barang yang lebih menguntungkan dan berdaya jual tinggi.

2.1.5 Ekuilibrium Pasar

Menurut Kotler (2002, p97), pasar merupakan suatu perangkat pembeli aktual dan

potensial dari suatu barang atau jasa. Dimana dapat diartikan pula sebagai tempat

pertemuan antara pembeli dan penjual untuk menukarkan barang atau jasa mereka. Pasar

diasumsikan sebagai sejumlah pembeli yang ada atau potensial untuk suatu produk atau

produk dalam kategori tertentu. Sedangkan pasar potensial adalah pasar yang menunjukkan

konsumen dalam segmen lain yang mungkin menganggap suatu produk atau jasa dari

perusahaan tertentu atraktif, namun juga cukup berbeda dari pasar utama sehingga dapat

dianggap memiliki karateristik unik sekaligus karakteristik umum yang ada di pasar utama.

Sehingga dapat ditentukan pangsa pasar dari produk dalam suatu perusahaan. Pangsa pasar

adalah penjualan produk dari perusahaan sebagai persentase dari total penjualan seluruh

perusahaan dipasar produk tersebut.

Ekuilibrium Pasar mengintegrasikan konsep-konsep permintaan dan penawaran dan

menetapkan kerangka kerja untuk memahami bagaimana keduanya berinteraksi untuk

menentukan harga pasar dan jumlah semua barang dan jasa.

Ketika jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan untuk suatu barang berada

dalam keseimbangan sempurna disuatu harga tertentu yang relatif konstant, keadaan ini

disebut berada dalam ekuilibrium. Ekuilibrium stabil ketika faktor-faktor yang mendasari

kondisi permintaan dan penawaran tetap tidak berubah baik disaat ini maupun di masa

mendatang dapat diprediksikan.

2.1.5.1 Surplus dan Kekurangan

Surplus tercipta ketika para penjual menawarkan satu produk adalah jumlah yang

lebih banyak pada satu harga tertentu daripada yang ingin dibeli oleh para pembeli.

Sedangkan kekurangan tercipta ketika para pembeli meminta lebih banyak barang untuk satu

produk pada satu harga tertentu daripada yang ditawarkan oleh penjual ataupun yang

dimiliki penjual. Keadaan ini biasanya terjadi ketika harga naik atau ketika produsen

menurunkan jumlah produksi, yang akhirnya berakibat pada kelangkaan barang.

Surplus maupun kekurangan tidak akan terjadi ketika pasar berada dalam

ekuilibrium, dan kondisi harga, permintaan dan penawaran stabil. Namun surplus dan

kekurangan akan terjadi jika harga, permintaan dan penawaran berubah, situasi ini disebut

disekuilibrium pasar. Keduanya dapat mengakibatkan kekuatan pasar yang mengakibatkan

berubahnya harga yang dijual dan permintaan akan barang yang bersangkutan. Untuk

mencapai keadaan ekuilibrium, surplus akan menghasilkan tekanan kebawah baik pada

harga pasar maupun jumlah barang yang diproduksi. Kekurangan akan menyebabkan

tekanan ke atas baik pada harga pasar maupun jumlah barang yang diproduksi.

2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapatlah

dibuat secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini, yang dapat ditunjukkan

sebagai berikut :

Sumber : Diolah Penulis

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan gambar kerangka konseptual, dapat dijelaskan bahwa variabel harga beli

dipengaruhi oleh perubahan kurs dollar, permintaan dan penawaran. Dalam menentukan

suatu harga beli, suatu perusahaan akan melihat dari sisi perubahan kurs dollar, permintaan

konsumen dan penawaran distributor.

Harga Beli ( Y )

Perubahan Kurs Dollar ( X1 )

Permintaan ( X2 )

Penawaran ( X3 )

2.3 Hipotesis

• H0 = Terdapat pengaruh antara kurs dollar, permintaan dan penawaran

terhadap harga

• H1 = Tidak terdapat pengaruh antara kurs dollar, permintaan dan

penawaran terhadap harga