BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA...
4
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 E-Commerce
2.1.1 Pengertian E – Commerce
Banyak asumsi yang mengatakan bahwa e-commerce dan e-business
adalah sama. Isitlah e-commerce dan e-business mungkin kedengarannya sama tapi
secara teknis sebenarnya keduanya berbeda.
Menurut Carter (2002, p2) E-commerce adalah semua bentuk transaksi yang
berhubungan dengan aktiv itas komersial, baik itu organisasi maupun indiv idual yang
berdasarkan pengelolahan dan transmisi data yang terdigitalisasi, termasuk teks,
suara, dan gambar v isual. Pada umumnya E-commerce mengacu pada aplikasi
perdagangan yang menggunakan media internet untuk melakukan transaksi online,
seperti untuk belanja produk dan jasa. Contohnya terjadinya ketika konsumen
mengorder tiket , produk berwujud maupun tidak berwujud melalui internet.
Chaffey (2002, p8) menggambarkan E-Commerce sebagai bagian dari E-Business
karena E-Commerce tidak mengacu kepada kebanyakan transaksi dalam suatu
bisnis seperti memproses permintaan pembelian yang merupakan bagian dari E-
Business.
Ada empat definisi e-commerce menurut Kotler (2010, p529-532) :
1. B2B (Business-to-business)
Hal ini berarti kedua pihak perusahaan melakukan transaksi bisnis dalam
menjalankan usahanya
2. B2C (Business-to-Consumer)
5
Definisi ini berarti transaksi e-commerce merupakan transaksi di mana para
pembeli merupakan konsumen indiv idu.
3. C2C (Consumer-to-Consumer)
Disini konsumen menjual secara langsung satu sama lain melalui ik lan
elektronik atau situ pelanggan.
4. C2B (Consumer-to-Business)
Dalam kategori ini indiv idu menjual barang – barang atau jasa ke
perusahaan.
2.2 E- Business
2.2.1 Pengertian E-Business
Menurut Carter (2002, p3) E-Business adalah melakukan segala tipe bisnis
(antara sebuah organisasi dengan konsumennya) melalui Internet.
Menurut Kalakota , Robinson dan Marcia (2001), E-Business adalah
merupakan berbagai macam aktiv itas bisnis secara elektronik dengan menggunakan
teknologi yang berbasis internet E-Business meliputi seluruh aplikasi dan proses yang
memungkinkan perusahaan untuk melayani transaksi bisnis. E-Business merupakan
keseluruhan strategi untuk memperbaharui model bisnis yang lama, dengan
bantuan teknologi , untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan dan keuntungan.
Proses E-Business mencakup tidak hanya penjualan online , pemasaran tetapi juga
mengenai Supply Chain Management , distribusi manufacturing , inventory, dan
prosedur arus kerja pegawai yang melintasi keseluruhan organisasi.
2.3 Pemasaran (Marketing)
2.3.1 Pengertian Pemasaran (Marketing)
Philip Kotler dan Gary Armstrong (2001, p28-30) berpendapat bahwa definisi
marketing atau pemasaran merupakan proses sosial yang dengan proses itu indiv idu
6
dan kelompok tersebut mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang
bernilai dengan pihak lain. Sedangkan dibuku lain Kotler (2010, p 29), Proses dimana
perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan
yang kuat untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai balasnya. Namun menurut
Laudon dan Traver (2008, p355), pemasaran adalah Strategi dan perusahaan
mengambil tindakan untuk memperlihatkan hubungan dengan konsumen dan
menganjurkan pembelian produk atau servisnya.
Dalam buku terbaru Kotler (2010,p16) terdapat Five Major Value Themes (Lima
penilaian utama Tema) , yaitu:
1. Creating value for Customers in order to capture value from customers
in return (Menciptakan penilaian buat Konsumen untuk melihat
keinginan dari Konsumen)
2. Building and managing strong , value-creating brands (membangun dan
mengelolah kekuatan , menciptakan – penilaian merek)
3. Measuring and managing return on marketing (Mengukur dan
mengelolah di pasar baru )
4. Harnessing new marketing technologies (memanfaatkan teknologi
sebagai pemasaran baru)
5. Sustainable marketing around the globe (Pemasaran berkelanjutan
diseluruh dunia )
7
2.3.2 Konsep Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p34-35), ada lima konsep alternatif yang melandasi
aktiv itas pemasaran yaitu :
1. Konsep Produksi (Production Concept)
Falsafah yang mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang mudah
diperoleh dan sangat terjangkau. Oleh karena itu, manajemen harus berfokus pada
perbaikan efisiensi produksi dan distribusi.
2. Konsep Produk (Product Concept)
Gagasan bahawa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu
terbaik, k inerja terbaik, dan sifat terbaik. Organisasi harus mencurahkan
tenaganya untuk melakukan perbaikan produk terus-menerus.
3. Konsep Penjualan (Selling Concept)
Gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk
perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan usaha penjualan dan
promosi dalam skala besar.
4. Konsep Pemasaran (Marketing Concept)
Falsafah menajemen pemasaran mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan
organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif daripada yang dilakukan pesaing.
5. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial (Societal Marketing Concept)
Gagasan yang menyatakan bahwa organisasi harus menentukan kebutuhan,
keinginan, dan minat pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diharapkan
secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan suatu cara yang dapat
menjaga dan meningkatkan kesejahteraan pelanggan dan masyarakat.
8
2.3.3 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan hal-hal yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam tindakan-tindakannya membeli suatu produk dan/atau jasa. Dalam
hal ini, dikelompokkan dalam 4 P, yaitu Product, Price, Place, dan Promotion.
(Nugroho, 2006, p205-210)
1. Product (Produk)
Product adalah barang atau jasa yag ditawarkan perusahaan pada para
konsumen. Tanpa produk yang ditawarkan pada pada konsumen,
perusahaan tak akan dapat bertahan karena perusahaan tidak memilik i
dana-dana untuk biaya operasionalnya. Komponen produk dalam literatur-
literatur pemasaran sering ditempatkan dalam bagian produksi pada rantai
nilai berorientasi konsumen.
2. Pricing (Harga)
Pricing merujuk pada proses yang terlibat dalam penentuan jumlah uang
yang harus ditagihkan pada konsumen untuk suatu barang atau jasa yang
diperolehnya. Model penentuan harga (pricing) biasanya digunakan untuk
menentukan harga dari produk begitu ia keluar dari perusahaan
penjual/pabrik dan bukannya harga yang berlaku di pasar sebab harga di
pasar sering kali lebih bergantung pada parameter yang tidak bias
dikendalikan secara langsung oleh perusahaan.
3. Place (Tempat)
Place sering kali dirujuk penyebaran atau distribusi, dimana distribusi dapat
didefinisikan sebagai tugas atau pekerjaan untuk memindahkan produk dari
lokasi produsen ke lokasi konsumen. Produk mungkin mengalir langsung dari
produsen ke konsumen, atau produk yang bersangkutan mungkin sampai ke
para konsumen melalui perantara-perantara, seperti gudang atau ritel.
9
4. Promotion (Promosi)
Promotion dalam ilmu pemasaran tradisional, merupakan suatu upaya
perusahaan agar semua fungsi-fungsi pemasaran suatu saat nanti akan
berakhir dengan tahapan penjualan. Promosi produk yang sukses
menghendaki, paling sedik it, pesan positif yang diterima oleh konsumen-
konsumen potensial. Pesan-pesan ini mungkin dikomunikasikan dengan
berbagai cara, yaitu saluran perik lanan komersial, cerita cerita dan berita-
berita pers, kalimat-kalimat dari mulut ke mulut, pengalaman konsumen
secara pribadi, dan pengemasan.
2.3.4 Perbedaan konsep Penjualan dan Pemasaran
Menurut Anistia Diantika (http://aniezteea.blogspot.com) Levitt, Theodore,
1980. The Marketing Mode, York : Mc Graw-Hill, menarik suatu kontras perspektif :
Konsep Penjualan : menfokuskan pada kebutuhan penjual dan mencapai target
pemasaran agar mencapai BEP (Break Even Point).
Konsep Pemasaran : memfokuskan pada kebutuhan pembeli. Karena
itu pemasaran sibuk dengan pemikiran memuaskan kebutuhan pelanggan melalui
produk dan keseluruhan barang yang berhubungan dengan
penciptaan, pengantaran, dan akhirnya pengkonsumsiannya
Menurut Kotler dan Armstrong (2001, p22-25) Konsep pemasaran berdiri atas empat
pilar :
1. Pasar Sasaran : Perusahaan-perusahaan akan berhasil secara gemilang bila
mereka secara cermat memilih (sejumlah) pasar sasarannya dan mempersiapkan
program pemasaran yang dirancang khusus untuk masing-masing pasar
tersebut.
2. Kebutuhan Pelanggan : Perusahaan dapat mendefinisikan pasar sasaran tetapi
gagal memahami kebutuhan pelanggan secara akurat. Maksudnya adalah pihak
10
perusahaan selain harus dapat melakukan segmentasi pasar, perusahaan
tersebut juga harus pandai dalam melihat peluang dari sisi pemenuhan
kebutuhan pelanggan.
3. Pemasaran Terpadu : Maksudnya adalah bahwa perusahaan harus dapat
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kinerja antar departemen yang
dimiliknya sehingga selaras dan terpadu dengan rencana kerja dan tujuan
perusahaan.
4. Kemampuan Menghasilkan Laba : Tujuan terakhir dari konsep pemasaran adalah
membantu organisasi mencapai tujuan organisasinya. Dalam kasus perusahaan
swasta, tujuan utama adalah laba; dalam kasus organisasi public dan nirlaba,
tujuan utama adalah bisa bertahan hidup dan mampu menarik cukup dana guna
melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Perusahaan swasta seharusnya tidak
bertujuan meraup laba saja, melainkan mendapatkan laba sebagai akibat dari
penciptaan nilai pelanggan yang unggul. Perusahaan menghasilkan uang karena
memenuhi kebutuhan pelanggan lebih baik dibandingkan pesaingnya.
Konsep penjualan mempunyai perspektif dari dalam ke luar. Konsep itu
dimulai dari pabrik, berfokus pada produk yang sudah ada, serta menuntut
penjualan dan promosi dengan cara keras untuk menghasilkan penjualan yang
dapat menghasilkan laba. Konsep pemasaran mempunyai perspketif dari luar-ke
dalam. Konsep itu dimulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik, berfokus
pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktiv itas yang akan
mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan laba dengan memuaskan
pelanggan.
11
2.4 E-Marketing
2.4.1 Pengertian Internet Marketing (E-Marketing)
Menurut Chaffey (2008, p339) istilah internet marketing cenderung mengacu pada
eksternal perspektif tentang bagaimana internet dapat digunakan bersama-sama
dengan media tradisional untuk mendapatkan dan memberikan layanan kepada
pelanggan sedangkan menurut Judy dan Raymond (2001) E-marketing
mempengaruhi Pemasaran tradisional dengan 2 cara. Pertama, meningkatkan
efisiensi dalam fungsi pemasaran tradisional, kedua, Teknologi e-marketing banyak
mengubah strategi pemasaran. Alternatif istilah adalah e-marketing yang dapat
dianggap memilik i lingkup yang lebih luas itu merujuk kepada penggunaan teknologi
untuk mencapai tujuan pemasaran dan eksternal dan internal perspektif. ini lebih
konsisten dengan konsep e-business yang melibatkan kedua mengelola komunikasi
internal dan eksternal
2.4.2 Bauran Pemasaran melalui Internet (Internet Marketing Mix)
Menurut Mohammed, et.al (2003 , p13) elemen- elemen bauran pemasaran melalui
internet terdiri dari lima elemen yaitu :
1. Produk
Layanan atau produk fisik yang ditawarkan oleh perusahaan untuk ditukarkan
kepada pelanggan melalui internet.
2. Harga
Sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan apabila ingin membeli
produk yang ditawarkan di internet
3. Komunikasi
Aktiv itas dalam pemasaran melalui internet yang menginformasikan tentang
perusahaan dan produknya kepada satu atau lebih kelompok target pelanggan
perusahaan.
12
4. Komunitas
Sekumpulan hubungan yang terbentuk berdasarkan keinginan yang sama
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari anggotanya yang tidak dapat dicapai
secara indiv idual.
5. Distribusi
Perpindahan konsep tempat pemasaran dari konsep offine, dimana pelanggan
harus bertemu secara langsung dengan penjual menjadi konsep online, dimana
pelanggan dapat melakukan transaksi melalui komputer tanpa batas masalah
geografis.
2.4.3 Pengaruh E-Marketing terhadap Strategi Pemasaran
Menurut Mohammed, et.al (2003, pp96-97) pengaruh Internet Marketing
terhadap strategi pemasaran perusahaan ada empat, yakni :
1. Peningkatan segmentasi
Dengan adanya Internet segmentasi pasar semakin luas. Kerena jangkauan
pemasaran semakin luas. Internet tidak membatasi luasnya jangkauan
pemasaran karena seluruh konsumen di seluruh dunia dapat mengaksesnya
dengan mudah.
2. Mengembangkan strategi lebih cepat dalam cycle time
Dengan adanya alur perputaran waktu yang lebih cepat dan mudah maka
strategi pemasaran dapat dengan lebih cepat pula dikembangkan.
3. Peningkatan pertanggung jawaban dari usaha pemasaran
Informasi yang dapat diperoleh dengan cepat dan mudah dapat meningkatkan
strategi perusahaan untuk dapat lebih meningkat. Sehingga pemasaran dapat
dilakukan dengan lebih transparan.
13
4. Peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi operasional
Adanya integrasi antara strategi pemasaran perusahaan dan strategi pemasaran
melalui Internet akan meningkatkan strategi bisnis dan strategi operasional.
2.4.4 Keuntungan E-marketing
Beberapa Keuntungan dari e-marketing menurut Kotler dan Armstrong (2004, p 74-
75) sebagai berikut :
a. Bagi Pembeli :
1. Tidak harus menghadapi orang-orang penjualan (salesman / sales woman)
yang dapat mempengaruhi konsumen dan membuat mereka marah /
jengkel (untuk orang-orang tertentu).
2. Konsumen dapat mempelajari produk tanpa menunggu tenaga penjualan
untuk menjelaskan dan menghabiskan waktu.
3. Internet dapat memberikan akses informasi produk secara jelas dan
pelanggan dapat bebas memilih produk.
4. Pelanggan dapat berinteraktif dengan penjualan.
b. Bagi penjualan :
1. Internet adalah alat yang kuat untuk membangun relasi dengan pelanggan.
2. Mengurangi biaya (toko, sewa, asuransi, dan peralatan).
3. Meningkatkan kecepatan dan efisiensi.
4. Memotong harga jual untuk konsumen, karena internet menghubungkan
langsung dengan supplier, pabrik, distributor, dan konsumen.
5. Menciptakan harga rendah dan meningkatkan efisiensi untuk fungsi-fungsi
logistik seperti : proses pemesanan, menjaga stok, pengiriman, dan promosi.
6. Biaya komunikasi lebih murah menggunakan e-mail daripada surat biasa.
7. Perusahaan dapat membuat katalog digital yang murah daripada membuat
katalog menggunakan kertas dan percetakan.
14
8. Katalog / informasi produk dapat di-update secara fleksibel.
9. Internet adalah media global yang dapat membuat para pelaku pasar
memasuki pasar dunia.
Menurut Indrajani, dkk (2007, Jurnal) dari hasil kesimpulan penelitian disebutkan
beberapa keuntungan dari e-marketing :
a. Aplikasi e-marketing dapat memberikan fasilitas – fasilitas berupa
media pemasaran online, penyediaan katalog online, layanan
komunikasi yang interaktif, sarana pelayanan pelanggan, dan pemesan
produk secara Online untuk melayani kebutuhan pelanggan.
b. Penggunaan Aplikasi e-marketing memungkinkan untuk menjangkau
pelanggan diluar batas lokal atau regional.
c. Penerapan aplikasi e-marketing akan menyediakan infomasi produk
bagi pelanggan untuk melihat dekripsi barang.
d. Dengan menggunakan aplikasi e-marketing untuk memasarkan produk
dan jasa dapat membantu mengurangi biaya komunikasi melalui telpon
dan fax dan biaya tenaga penjualan.
2.5 Model Lima Kekuatan Porter
Model ini diperkenalkan oleh Michael Porter (1980) dan telah dimodifikasi
dan disebarkan ke lainnya. Model Five Forces tentang analisis kompetitif adalah
pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam
banyak industri. Menurut Porter (1980), hakikat persaingan suatu industri dapat
dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan yaitu yaitu persaingan di antara
perusahaan sejenis, kemungkinan masuknya pendatang baru, potensi
pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar-menawar pembeli serta kekuatan
tawar-menawar pemasok. Kelima kekuatan persaingan ini menentukan intensitas
15
persaingan dan profitabilitas dalam industri, dan kekuatan yang paling besar akan
menentukan perumusan strategi.
Michael E. Porter (David, 2006, p145), melihat hakikat suatu Industri sebagai
kombinasi atas lima kekuatan :
Gambar 2.1 Kekuatan Persaingan Porter
Sumber : David (2006, p145)
1. Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis (Rivalry Among Existing Firms)
Persaingan antar perusahan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar
dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan
dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding
strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu
perusahaan mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan
harga, meningkatkan kualitas, menambah fitur, menyediakan jasa,
memperpanjang garansi, dan meningkatkan ik lan. (David, 2006,p145)
16
2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru (Threat of New Entrance)
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri
tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Tetapi, hambatan
untuk masuk, dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi
dengan cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan
khusus, kurangnya pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya
preferensi merek, besarnya kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi
yang memadai, peraturan pemerintah, tariff, kurangnya akses terhadap bahan
mentah, kepemilikan paten, loasi yang kurang menguntungkan, serangan
balasan dari perusahaan yang sudah mapan, dan potensi kejenuhan pasar.
(David, 2006, p147)
3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi (Threat of Substitute Product)
Dalam banyak industri, perusahaan bersaing dekat dengan produsen produk
substitusi dalam industri yang berbeda. Keberadaan produk substitusi
menciptakan batas harga tertinggi yang dapat dibebankan sebelum konsumen
beralih ke produk substitusi. Tekanan kompetisi yang berasal dari produk
substitusi meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk
substitusi dan sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain
menurun, cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif produk substitusi
adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk - produk
tersebut, juga dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan
kapasitas dan penetrasi pasar. (David, 2006, p148)
17
4. Kekuatan Tawar-menawar Penjual/Pemasok (Bargaining Power of Supplier)
Kekuatan tawar-menawar pemasok (bargaining power of supplier)
mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada
sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedik it barang substitusi yang cukup
bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Seringkali
kepentingan yang dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan
harga yang masuk akal, memperbaik i kualitas, mengembangkan jasa baru,
pengiriman just-in-time, dan mengurangi biaya persediaan, dengan demikian
memperbaik i profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak. Perusahaan dapat
menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk mendapatkan kendali atau
kepemilikan dari pemasok. (David, 2006, p148)
5. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli/Konsumen (Bargaining Power of Consumer)
Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam
jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang
mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan pesaing
mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk
mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar-menawar konsumen
(bargaining power of consumer) cukup besar. Kekuatan tawar-menawar
konsumen juga lebih tinggi ketiika yang dibeli adalah produk standar atau tidak
terdiferensiasi. Ketika kondisinya seperti ini, konsumen sering kali dapat
bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi dan paket aksesori hingga ke
tingkat yang lebih tinggi. (David, 2006, p148).
18
Setelah manager mampu menilai kelima kekuatan tersebut, dan menentukan
ancaman dan peluang yang ada , maka strategi untuk menghadapi persaingan pun
dapat dipilih. Menurut porter, tiada perusahaan harus memilih strategi yang dapat
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan tersebut.
Untuk mencapai keunggulan kompetitif (Competitive advantages) tersebut,
Porter mendefinisikan 3 strategi, antara lain :
1. Strategi Kepemimpinan harga (Cost leadership)
Perusahaan memangkas biaya – biaya yang dianggap sia-sia (waste) dan
tidak penting, mengejar efisiensi dalam produksi, pemasaran , dan bidang
lainnya
2. Strategi Diferensiasi (Differentiation)
Merupakan strategi tingkatan bisnis yang membuat perusahaan tertentu
mampu menawarkan produk unik yang dihargai secara luas oleh
pelanggannya. Membuat terobosan baru, dan berinovasi dalam produk yang
kita milik i, yang tidak ada dipasaran, sehinggan menjadi produk unik dan
berbeda dibandingkan dengan pesaing.
3. Strategi Fokus (Focus)
Merupakan strategi tingkatan bisnis yang membuat perusahaan tertentu
mampu mengejar keunggulan biaya atau keunggulan diferensiasi dalam
segmen industri yang sempit. Manager hanya perlu membidik sasaran
tertentu dalam pasar bukan melayani seluruh pasar. Lalu fokus pada sasaran
perusahaan tersebut.
19
2.6 Pairwise Comparison
Merupakan salah satu prinsip dalam menyelesaikan persoalan dengan
Menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process), dikembangkan oleh Thomas L.
Saaty, seorang ahli matematika. Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang
kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan
tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh
terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan ditempatkan dalam
bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison. Dalam melakukan
penilaian terhadap elemen-elemen yang diperbandingkan terdapat tahapan-tahapan,
yakni:
1. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)
2. Berapa kali sering (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)
Untuk metode ini, tiap kadidat dihadapkan ”head to head” dengan tiap masing-
masing kadidat itu sendiri. Dan kandidat akan mendapatkan poin dari kemenangan
satu lawan satu dan yang kalah akan mendapatkan setengah dari poin tersebut.
Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma reciprocal, artinya
jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibandingkan J, maka elemen j harus sama
dengan 1/3 kali pentingnya dibandingkan elemen i, D isamping itu, perbandingan dua
elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua elemen
yang berlainan dapat saja dinilai sama. Jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh
matriks pairwise comparison berukuran mxn. Banyaknya penilaian yang diperlukan
dalam menyusun matriks ini adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal dan elemen-
elemen diagonalnya sama dengan 1. Synthesis of Priority dari setiap matriks pairwise
comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority
harus dilakukan sintesis antara local priority. Pengurutan elemen –elemen menurut
kepentingan relatif melalui prosedur sintesis dinamakan priority setting. Logical
20
Consistency konsistensi memilik i dua makna, pertama adalah objek – objek yang
serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua
adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek – objek yang didasarkan pada
kriteria tertentu.
2.7 Normalisasi
Fungsi normalisasi digunakan untuk menormalisasikan data-data input atau target,
sehingga diperoleh data (input atau target) baru dengan rentang tertentu.
Normalisasi dapat diterapkan baik bagi keseluruhan data atau perbaris data (per
atribut input). Jika Normalisasi diterapkan per baris data, setiap baris data yang telah
dinormalisasikan memilik i rentang yang sama. Fungsi tersebut juga dapat dipakai
untuk mendenormalisasi data ternormalisasi, yaitu mengembalikan data yang telah
dinormalisasikan ke data semua.
2.8 Kerangka Kerja Perumusan Strategi
Tahap I : The Input Stage External Factor Internal Factor Competitive Profile Evaluation (EFE) Evaluation (IFE) (CP) Matriks Matriks Matriks
Tahap II : The Matching Stage Internal-Eksternal (IE) Matriks S.W.O.T Matriks Grand Strategy Matriks Matriks SPACE Matriks BCG
Tahap III : The Decision Stage
Quantitative Strategic Planni ng Matrix
(QSPM) Gambar 2 .2 : Bagan tiga tahapan kerangka kerja pembuatan pengambil keputusan
Sumber : David (2006, p286)
21
Menurut David (2006, p286), teknik perumusan strategi yang penting dapat
diintegrasikan ke dalam kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap. Alat yang
disajikan dalam kerangka kerja ini dapat digunakan untuk semua ukuran dan tipe
organisasi dan dapat membantu penyusun strategi mengidentifikasi dan memilih
strategi.
Tahap 1 dalam kerangka kerja perumusan strategi terdiri atas Matriks EFE,
Matriks IFE, dan Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix-CPM). Disebut
Tahap Input, tahap 1 meringkas informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan
strategi. (David, 2006, p286)
Tahap 2, disebut Tahap Pencocokan, berfokus pada menciptakan alternatif
strategi yang layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci. Teknik
tahap 2 mencakup Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (Strengths-
Weakness-Opportunities-Threats-SWOT), Matriks Evaluasi Tindakan dan Posisi Strategi
(Strategic Position and Action Evaluation-SPACE), Matriks Boston Consulting Group
(BCG), Matriks Internal-Eksternal (IE), dan Matriks Strategi Besar (Grand Strategy
Matrix). (David, 2006, p287)
Tahap 3, disebut Tahap Keputusan, melibatkan strategi tunggal, yaitu
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix-
QSPM). QSPM menggunakan input dari Tahap 1 untuk mengevaluasi secara objektif
alternatif-alternatif strategi yang layak dan dengan demikian memberikan dasar
tujuan untuk memilih strategi yang spesifik. (David, 2006, p308)
2.8.1 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
David (2006, p217) Alat formulasi strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan
dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut.
Matriks IFE dikembangkan menjadi 5 tahap antara lain:
22
1. Tuliskan faktor internal utama, gunakan total sepuluh hingga dua puluh
faktor yang akan digunakan, antara lain mencakup kekuatan utama dan
kelemahan utama. Tuliskan kekuatan dahulu dan kemudian kelemahan.
Buatlah spesifik mungkin, gunakan persentase, rasio, dan angka komparatif
2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan tersebut
mencerminkan tingkat relatif kepentingan dari faktor terhadap keberhasilan
perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu
adalah kekuatan dan kelemahan internal, faktor yang dianggap memilik i
pengaruh paling besar dalam kinerja organisasi harus diberikan bobot yang
paling tinggi jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0
3. Berikan peringkat satu sampai dengan empat untuk masing-masing faktor
untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukan kelemahan
utama (peringkat =1), atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan
minor (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4). Perhatikan
bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 dan 4 dan kelemahan
harus mendapatkan peringkat 1 dan 2. Peringkat adalah berdasarkan
perusahaan dimana bobot di langkah 2 adalah berdasarkan industri.
4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan
rata-rata tertimbang untuk masing-masing variable
5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variable untuk
menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi.
Berapapun banyaknya faktor yang dimasukan dalam matriks IFE, total rata-
rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0. dengan
rata-rata 2,5. total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan organisasi
23
yang lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan
posisi internal yang kuat.
Tabel 2.1 Contoh Matriks Internal Factor Evaluation
Faktor Internal Bobot Peringkat Rata-rata Tertimbang
Kekuatan Internal
Kelemahan Internal
Total 1,0 1,0 – 4,0
Sumber : David (2009,p168)
2.8.2 Matriks EFE (External Factor Evaluation)
David (2006,p161) Matriks ini memungkinkan para penyusun strategi untuk
merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, social, budaya, demografi,
lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFE
dapat dibuat dengan 5 tahapan :
1. Tuliskan faktor eksternal utama, gunakan total sepuluh hingga dua puluh
faktor eksternal, mencakup peluang dan ancaman yang mempengaruhi
perusahaan dan industrinya. Tuliskan peluang terlebih dahulu dan kemudian
ancaman. Buatlah spesifik mungkin, gunakan persentase, rasio dan angka
komparatif
2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-
masing faktor mengindikasikan tingkat relative kepentingan dari faktor
terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Peluang sering kali diberi
bobot lebih tinggi dari ancaman, tetapi ancaman juga dapat diberi bobot
yang tinggi jika mereka sangat serius atau sangat mengancam. Bobot yang
24
tepat dapat ditentukan dengan mendiskusikan faktor dan mencapai
consensus kelompok. Penjumlaha dari seluruh bobot yang diberikan kepada
semua faktor harus sama dengan 1,0.
3. Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci
tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons
faktor tersebut, dimana 4 = respon perusahaan superior, 3 = respon
perusahaan di atas rata-rata, 2 = respon perusahaan rata-rata, dan 1=
respon perusahaan tidak baik. Peringkat didasari pada efektiv itas strategi
perusahaan. Dengan demikian, peringkat didasarkan pada perusahaan
(company based). Sedangkan bobot pada tahap 2 didasarkan pada industri
(Industry Based). Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang
dapat diberi peringkat 1,2,3, atau 4.
4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan
rata-rata tertimbang.
5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variable untuk
menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi.
Tabel 2.2 Contoh Matriks External Factor Evaluation
Faktor Eksternal Bobot Peringkat Rata-rata Tertimbang
Peluang (Opportunities)
Ancaman (Threat)
Total 1,0 1,0 – 4,0
Sumber : David (2009,p126)
Jika Rata-rata tertimbang lebih dari sama dengan 2,5 maka perusahaan
dianggap sudah mampu menanggapi kesempatan dan ancaman yang merupakan
factor eksternal dengan baik.
25
2.8.3 Matriks IE
Matriks internal dan eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE-
Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan
dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunan model ini adalah
memperoleh Strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.
Gambar 2.3 Contoh Matriks IE
Sumber : David (2006, p 305)
Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi
pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi 3 daerah utama
yang membutuhkan strategi berbeda, yaitu :
1. Grow & build, tumbuh & kembangkan, untuk sel 1,2,4. Strategi:
a. Integrasi ke belakang, depan atau Integrasi horizontal
b. Penetrasi Pasar
c. Pengembangan pasar
d. Pengembangan produk
2. Hold & maintain, jaga & pertahankan , untuk sel 3,5,7. Strategi:
a. Penetrasi pasar
b. pengembangan produk.
26
3. Harvest /divest, panen/jual. Untuk sel 6,8,9.
a. Strategi : Penciutan , Divestasi
2.8.4 Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT Matrix)
Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan yang penting yang membantu
manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (kekuatan-peluang), WO
(kelemahan-peluang), ST (kekuatan-ancaman), WT (kelemahan-ancaman).
Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit
dalam mengembangkan matriks SWOT. (David, 2006, p288). Matrik ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, seperti pada Tabel 2.1
berikut:
Tabel 2.3. Contoh Matriks SWOT
Sumber : David (2006, p 290)
E F I
E F E
STRENGTH (S)
(Tentukan 5-10 faktor kekuatan
internal)
WEAKNESSES (W)
(Tentukan 5-10 faktor
kelemahan internal)
OPPORTUNITIES (O)
(Tentukan 5-10 faktor peluang
eksternal)
Strategi SO
Menciptakan kekuatan unt uk
meraih keuntungan dari peluang
yang ada
Strategi WO
Menciptakan strategi untuk
memperkecil kelemahan
dengan memanfaatkan
keuntungan dari peluang yang
ada
THREATS (T)
(Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal)
Strategi ST
Menciptakan Strategi kekuatan
untuk menghindari ancaman
Strategi WT
Menciptakan Strategi untuk
memperkecil kelemahan dan
menghi ndari ancaman
27
Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu sebagai
berikut :
Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan
strategi WO, ST, atau WT agar dapat mencapai situasi di mana mereka dapat
menerapkan strategi SO. Ketika suatu perusahaan memilik i kelemahan utama, ia
akan berusaha mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah organisasi
menghadapi ancaman utama, ia akan berusaha menghindarinya untuk
berkonsentrasi pada peluang. (David, 2006, p288)
Strategi WO bertujuan untuk memperbaik i kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang tedapat peluang eksternal kunci
tetapi perusahaan memilik i kelemahan internal yang menghambatnya untuk
mengeksploitasi peluang tersebut. (David, 2006, p288) Strategi ST menggunakan
kekuatan perusahan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman
eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi
ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung. (David, 2006, p289)
Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi
menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada
posisi yang tidak aman.
Kenyataannya, perusahaan seperti itu mungkin harus berusaha bertahan hidup,
bergabung,Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk membantu
para manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO (Strengths-
Opportunities), Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), Strategi ST (Strengths-
Threats), dan Strategi WT (Weaknesses-Threats).
28
Terdapat 8 langkah dalam menyusun matriks SWOT, yaitu:
1. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan.
2. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan.
3. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan.
4. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.
5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
resultan strategi SO dalam sel yang tepat.
6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
resultan strategi WO dalam sel yang tepat.
7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
resultan strategi ST dalam sel yang tepat.
8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan
mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat.
2.8.5 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Menurut David (2006,p308) Disamping membuat strategi untuk menghasilkan
dapat berprioritas, hanya ada satu teknik analisis dalam literatur yang didesain untuk
menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. Teknik ini adalah
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM), yang termasuk dalam tahap 3 dari
kerangka kerja analisis perumusan strategi. Teknik ini secara objektif
mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik.
29
2.9 Internet
2.9.1 Pengertian Internet
Pengertian Internet (inter-network) menurut Salim (http://id.shvoong.com)
dapat diartikan jaringan komputer luas yang menghubungkan satu pemakai
komputer dengan computer lainnya dan dapat berhubungan dengan computer dari
suatu Negara ke Negara di seluruh dunia ,dimana didalamnya terdapat berbagai
aneka ragam informasi Fasilitas layanan internet Browsing atau surfing Yaitu
kegiatan “berselancar” di internet . Kegiatan ini dapat di analogikan layaknya
berjalan –jalan di mal sambil melihat – lihat ke toko – toko tanpa membeli apapun.
Elektronik mail (E-mail) Fasilitas ini digunakan untuk berkirim surat kepada orang lain
atau media promosinya contohnya Spam ,tanpa mengenal batas ,waktu, ruang. pada
umumnya fasilitas ini sering digunakan untuk ngobrol di internet world wide
web(WWW) dengan world wide web(WWW) ini anda dapat mengambil, memformat
,dan menampilkan informasi (termasuk teks ,audio, grafik dan video) dengan
menggunakan hypertext links Sedangkan Mailing list Fasilitas ini digunakan untuk
berdiskusi secara elektronik dengan menggunakan E-mail. Mailing list ini digunakan
untuk bertukar infomasi, pendapat dan lain sebagainya.
Internet telah membentuk ulang pola berpik ir dalam bisnis memberikan manfaat
bagi pelanggannya, berinteraksi dengan para pemasok, dan mengelola karyawannya.
Kelebihan utama internet adalah kecepatan, para manajer mampu membuat
keputusan dengan informasi yang lebih baik dengan waktu yang jauh lebih cepat
daripada sebelumnya. (Heizer dan Render, 2008, p38).
Dan Menurut Kotler dan Armstrong (2008, p29), internet adalah kumpulan jaringan
umum komputer yang menghubungkan semua jenis pengguna di seluruh dunia satu
sama lainnya dan dengan simpanan informasi yang sangat luas. Saat ini, internet
30
menghubungkan semua tipe manusia dan bisnis dan menginformasikan banyak hal
ke seluruh dunia. Internet memungkinkan hubungan informasi, hiburan, dan
komunikasi kapanpun, di manapun. Perusahaan menggunakan internet untuk
membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan dan mitra pemasaran.
Selain berkompetisi di pasar tradisional, sekarang perusahaan mempunyai akses
terhadap pasar (market spaces) baru yang menarik.
Didalam buku McLeod (2004, p55), ada beberapa istilah yang berhubungan
dengan internet, antara lain:
1. Website
Menunjukkan sebuah komputer yang dihubungan dengan internet
yang memuat Hypermedia yang dapat diakses melalui komputer lain
yang berada dalam jaringan melalui sebuah hypertext links.
2. Homepage
Berhubungan dengan sebuah halaman utama dari sebuah website.
Halaman lain dari website dapat diakses melalui homepage ini.
3. Electronic Mail (e-mail)
Sebuah fasilitas internet yang memungkinkan kita mengirim dan
menerima surat dalam format digital.
4. World wide web
World wide web (www atau the web) merupakan sistem besar terdiri
dari server-server yang menawarkan berbagai jenis informasi kepada
semua orang di internet. Informasi ini bisa berbentuk teks biasa,
gambar, suara dan tipe data lainnya.
31
2.10 Tujuh Tahapan Internet Marketing
Gambar 2.4 Tujuh Tahap Internet Marketing
Sumber : Mohammed et al (2003,p9)
Menurut Mohammed et al. (2003, p8), terdapat tujuh tahapan dalam internet
marketing, yaitu :
Tahap 1 : Menentukan Peluang Pasar (Framing market opportunity)
Pada Tahap ini meliputi analisa peluang pasar dan langkah awal utama dalam
konsep bisnis, dimana merupakan kegiatan mengumpulkan data online dan offline
yang cukup menentukan kesimpulan dari bukti penilaian terhadap peluang. Cara-
cara analisa peluang pasar dapat dilihat dari enam langkah yang terdapat di bawah
ini :
1. Menentukan peluang pada sistem nilai berjalan maupun baru.
Melakukan identifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi peluang pasar bagi
perusahaan dan faktor-faktor dari lingkungan sekitar yang dapat mendukung
perusahaan untuk melaksanakan pemasaran melalui internet.
32
2. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang belum terpernuhi
Mencari tahu keinginan dan kebutuhan pelanggan yang masih belum dapat
dipenuhi.
3. Menentukan segmentasi target pasar
Dalam melakukan pemilihan dan mengidentifikasi pelanggan yang menjadi
prioritas, diperlukan pengertian yang jelas mengenai pembagian target
perusahaan. Perusahaan harus mengembangkan sketsa awal untuk membuat
konsep bisnis dan memperkirakan besarnya peluang. Tujuh tipe segmentasi
tersebut, yakni:
a. Demographics
Pengelompokan berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku,
pendapatan, status dalam keluarga, pendidikan, internet.
b. Firmographics
Pengelompokan dengan membagi pasar berdasarkan variabel spesifik
perusahaan. Contohnya jumlah karyawan dan ukuran besar kecilnya
perusahaan.
c. Geographics
Pengelompokan dengan membagi pasar ke dalam unit-unit geografis.
Contohnya negara, wilayah, dan kota.
d. Behavioral
Pengelompokan dengan membagi pasar berdasarkan bagaimana pelanggan
membeli dan menggunakan produk. Contohnya offline shopping behavior
atau web usage.
e. Occasion (situational)
Pengelompokan pelanggan berdasarkan kegiatan rutin, kegiatan khusus,
waktu, lokasi, event, dan lain sebagainya.
33
f. Psychographics
Pengelompokan pelanggan berdasarkan gaya hidup, kepribadian, pertalian,
dan lain sebagainya.
g. Benefits
Pengelompkan pelanggan berdasarkan pada keuntungan atau kualitas yang
dicari dari suatu produk. Contohnya kenyamanan, kualitas, dan lain
sebagainya.
4. Menilai peluang berdasarkan sumber daya perusahaan.
Adapun sumber daya perusahaan, dibagi menjadi :
1. Customer Facing, meliputi merek, penjualan, dan saluran distribusi
2. Internal, berhubung dengan operasi internal perusahaan seperti teknologi,
pengembang produk.
3. Upsteam, menyangkut hubungan perusahaan dengan pemasok.
5. Menafsir peluang bersaing, teknologi, dan keuangan
Perusahaan mencoba meramalkan kemungkinan persaingan, teknologi yang kira-
k ira sesuai untuk diterapkan serta keadaan keuangan yang memungkinkan.
Faktor-faktor yang dapat digunakan perusahaan untuk penilaian terhadap
peluang:
a. Competitive Intensity
Mengukur tingkat kemampuan bersaing suatu perusahaan dengan
mengidentifikasi kompetitor yang akan dihadapi. Kompetitor atau
pesaing dapat dibagi menjadi:
1. Kompetitor Langsung : Perusahaan yang bergerak di bidang
industri yang sama.
2. Kompetitor Tidak Langsung : Perusahaan yang menjadi pesaing
secara tidak langsung, dibedakan menjadi dua kategori, yakni:
34
2.1 Substitute Producers
Perusahaan lain yang menjual produk dan jasa yang
berbeda, tetapi dapat memberikan fungsi yang sifatnya
menggantikan produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan.
2.2 Adjacent Competitors
Perusahaan yang tidak menawarkan produk atau jasa
yang sama, tetapi memilik i potensi untuk menjadi
pengganti pada saat-saat tertentu.
b. Customer Dynamics
Mengukur dinamika konsumen yang mempengaruhi permintaan akan
produk perusahaan.
c. Technology Vulnerability
Pemanfaatan teknologi tepat guna yang mendukung pertambahan suatu
nilai bagi perusahaan.
d. Micro Economics
Pengukuran peluang finansial perusahaan yang dilihat melalui ukuran
perusahaan dan keuntungan yang diperoleh.
6. Keputusan untuk GO atau NO-GO
Membuat penilaian untuk maju atau tidak dalam suatu penerapan E-marketing
dengan menggunakan delapann acuan. Jika nilai nya lebih banyak yang positif
dibandingkan dengan nilai negative maka perusahaan memilik i kemungkinan
positif untuk menerapkan e-marketing. Delapan macam acuan yang dimaksud,
antaranya :
35
1. Competitive vulnerability, ditentukan dengan melihat kuantitas persaing yang
ada, serta melihat berapa banyak pesaing yang menerapkan e-marketing.
Semakin banyak pesaing yang menerapkan, maka nilainya semakin postif
2. Tehnical vulnerability, ditentukan dengan melihat ketersediaan dan
kemampuan SDM yang dimilik i perusahaan untuk menjalankan aplikasi e-
marketing.
3. Magnitude of unmeat need, ditentukan dari kemampuan e-marketing untuk
dapat menjawab kebutuhan pelanggan yang tidak dapat dipenuhi oleh
perusahaan secara tradisional (offline), jika ternyata e-marketing dapat
memenuhinya maka nilai positif.
4. Interaction between segment, ditentukan berdasarkan intensitas interaksi
antar segmen yang ada , semakin baik interaksi yang tercipta berarti
semakin positif pula nilainya.
5. Likely rite of growth, ditentukan dari pertumbuhan perusahaan sendiri
semakin besar pertumbuhan sebuah perusahaan maka semakin positif
nilainya.
6. Technological vulnerability, perusahaan juga harus memilik i kemampuan
dengan level yang tinggi pada perkembangan teknologinya baik dari segi
teknologi maupun dampak dari penggunaan teknologi yang baru.
7. Market Size, ditentukan besar kecilnya pasar perusahaan, semakin besar
ukuran pasar maka semakin positif nilainya.
8. Level of profitability, ditentukan dari tingkat keuntungan perusahaan
tersebut semakin tinggi nilainya maka semakin positif nilainya.
36
Tahap 2 : Menformulasikan Strategi Pemasaran (Formulating The Marketing
Strategy)
Dalam analisis kali ini, pemasaran bersasaran mengharuskan pemasar melakukan
tiga langkah utama:
1. Mengidentifikasi dan memilah-milah kelompok pembeli yang berbeda-beda yang
mungkin meminta produk dan atau bauran pemasaran tersendiri (segmentasi pasar)
2. Memilih satu atau segmen pasar untuk dimasuki (pembidikan pasar)
3. Membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk
perusahaan dengan produk lain dipasar (penetapan posisi pasar)
• Segmentatiton Brick and Mortar
Menurut Mohammed et al (2003, p107), perusahaan tradisional yang baru terhadap
internet akan menyadari bahwa segmentasi online dapat menghasilkan empat
skenario berbeda. Adapun 4 kemungkinan segmentasi online, diantaranya.:
Gambar 2.5 Brick and Mortar Segmentation Scenarios
Sumber : Mohammed et al (2003,p108)
37
Dimensi pertama dari matriks tersebut (Change in Segmentation Characteristics Due
to Internet) menjelaskan tentang karakteristik segmentasi pasar setelah perusahaan
berpindah ke pemasaran melalui internet akan berubah atau tidak dan dimensi
kedua (Change in Size of Market Segments) menjelaskan tentang ukuran segmentasi
pasar setelah perusahaan beralih ke pemasaran melalui internet akan berubah atau
tidak. Berdasarkan kedua dimensi tersebut dapat diperoleh empat kemungkinan
posisi perusahaan, yakni sebagai berikut:
o Reclassified Expansion
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan mengalami perubahan
dari pemasaran offline, serta ukuran segmen konsumennya juga mengalami
perubahan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.
o Market Expansion
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan tidak mengalami
perubahan dari pemasaran offline, tetapi ukuran segmen konsumennya
mengalami perluasan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.
o No Change
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan serta ukuran segmen
konsumennya tidak mengalami perubahan dari pemasaran offline setelah
perusahaan menerapkan pemasaran online.
o Market Reclassification
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan mengalami perubahan
dari pemasaran offline, tetapi ukuran segmen konsumennya tidak
mengalami perubahan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.
38
• Targeting Brick and Mortar
Menurut Mohammed et al (2003, p109) ,terdapat 4 strategi skenario dimana
perusahaan tradisional dapat menargetkan segmen online berhubungan dengan
segmen offline , yaitu:
Gambar 2.6 Brick and Mortar Targeting Scenarios
Sumber : Mohammed et al (2003,p110)
Dari kedua dimensi diatas, diperoleh empat pilihan posisi, yakni:
o New Opportunity Targeting
Posisi dimana target segmentasi online yang dilayani secara keseluruhan
berbeda dari target segmentasi offline. Jika posisi ini terpilih sebagi suatu
kondisi bagi perusahaan, biasanya perusahaan harus dapat menawarkan
produk yang sama sekali beda dengan produk yang ditawarkan selama
offline.
o Blanket Targeting
Posisi dimana target segmentasi online yang dilayani tidak mengalami
perubahan dari saat offline, tetapi segmennya dapat meluas karena masalah
39
geografis dapat diminimalkan. Hal ini membuat lebih banyak konsumen
yang dapat dijangkau melalui internet.
o Beachhead Targeting
Posisi dimana target segmentasi online adalah lebih kecil dari offline. Kondisi
ini muncul, jika hanya sebagian konsumen perusahaan yang mengakses
internet.
o Bleed Over Targeting
Posisi dimana target segmentasi online merupakan sebagian dari offline
ditambah dengan segmen baru pada saat online. Segmen baru tersebut,
adakalanya merupakan konsumen yang selama ini terabaikan pada saat
offline, namun pada saat ini menjadi target karena sistem online
menawarkan sesuatu yang menarik bagi konsumen tersebut.
• Positioning Brick and Mortar
Menurut Mohammed et al (2003, p112) setiap skenario memerlukan pendekatan
positioning yang berbeda. Berikut ini merupakan positioning Brick dan Mortar:
Gambar 2.7 Brick and Mortar Positioning Scenarios
Sumber : Mohammed et al (2003,p112)
40
o Kuadran satu : New Opportunity Positioning
Mengganti seluruh strategi positioning pada saat offline.
Ditujukan bagi segmen konsumen baru.
o Kuadran dua : Blanket Positioning
Menggunakan seluruh strategi positioning pada saat offline.
Strategi difokuskan pada penawaran tambahan layanan yang bisa
didapat lewat internet, semisal: keyamanan dan akses.
o Kuadran tiga : Beachhead Positioning
• Menggunakan hanya sebagian strategi saat offline.
• Menekankan pada keuntungan yang didapat lewat penggunaan
internet.
• Difokuskan pada kebutuhan komunitas konsumen yang sedik it,
tetapi potensial.
o Kuadran empat: Bleed Over Positioning
Memadukan strategi positioning pada saat offline dan online.
Difokuskan untuk menambah penawaran yang dapat dilakukan lewat
internet.
Tahap 3 : Merancang Pengalaman Pelanggan (Designing the customer
experience)
Menurut Mohammed et.al (2003,p130), pengalaman pelanggan mengarah kepada persepsi
dan penafsiran dari pelanggan yang ditargetkan kepada semua rangsangan yang dialami
pada saat berinteraksi dengan perusahaan.
Menurut Mohammed et.al (2003, p134), terdapat tiga tahapan pengalaman pelanggan, dari
user petama kali mengklik website sampai pada saat user mencapai kesan yang memuaskan
dari site, atau sampai site dipromosikan. Tiga tahapan, yaitu :
41
1. Exprience Functionality
Di tahap yang paling awal ini, konsumen hanya memandang suatu web yang dimilik i
oleh perusahaan harus mampu bekerja secara baik. Dalam artian web tersebut harus
bisa melayani kebutuhan dari konsumennya.
2. Experience Intimacy
Ketika web dirasa telah dapat melayani kebutuhan konsumen, pengalaman
konsumen akan berlanjut ke tahapan yang lebih tinggi. Di tahapan inilah konsumen
mulai menuntut web yang ditampilkan perusahaan lebih dapat mengerti keinginan
dari konsumen yang bersangkutan agar pengalaman beralih ke tingkat loyal.
3. Experiencing Evangelism
Di tahap yang terakhir, konsumen telah berada pada tingkat loyal yang tinggi
dikarenakan perusahaan telah mampu melayani dan memberikanapa yang
diharapkan oleh konsumennya secara maksimal. Pada tahapan ini konsumen akan
dapat berbagi pengalaman dengan orang lain, sehingga informasi tentang
perusahaan akan menyebar ke public secara otomatis.
Tahap 4 : Menyusun Customer Interface (Crafting the Customer Interface)
Internet telah mengubah konsep tempat pertukaran dari konsep marketplace
(interaksi face-to-face) menjadi konsep marketspace (interaksi screen-to-face). Perbedaan
utamanya adalah bahwa pertukaran sekarang ini telah diperantarai dengan teknologi sebagai
interface. Interface ini dapat berupa peralatan seperti PC (Personal Computer) desktop,
subnotebook, personal digital assitant, mobile phone, wireless application protocol (WAP),
atau alat-alat lain yang dapat terkoneksi dengan internet.
Menurut Kotler (2010, p534), tantangan utama dalam merancang dan merencanakan sebuah
situs yang menarik adalah pada tampilan pertamanya dan haruslah cukup menarik untuk
42
menarik pengunjung datang berulang. Situs web yg pada awalnya berbasis teks telah
digantikan oleh situs yang semakin canggih yang menyediakan teks, suara, dan animasi. Ada
tujuh elemen yang perlu diperhatikan (7Cs) untuk merancang situs web yang menarik,
yaitu:(Mohammed, 2003, p162)
a. Context, konteks dari situs menggambarkan tampilan yang estetik dan fungsional.
b.Content, merupakan semua data digital yang berpengaruh pada situs.
c. Community, merupakan hubungan yang terjalin berdasarkan kesamaan
ketertarikan.
d.Customization, kemampuan situs untuk memodifikasi atau dimodifikasi oleh setiap
user.
e. Communication, merupakan dialog antara situs dengan penggunanya.
f. Connection, merupakan jaringan yang menghubungkan situs dengan situs lainnya.
g.Commerce, merupakan kemampuan transaksi dari suatu situs.
Tahap 5 : Merancang Program Pemasaran (Designing the marketing Program)
Melalui tahap satu sampai empat, perusahaan seharusnya mempunyai arah strategi
yang jelas. Perusahaan telah membuat keputusan go atau no go pada beberapa bagian
pilihan. Dalam tahapan ini perusahaan akan merancang program pemasaran yang digunakan
untuk merangkaikan strategi pemasaran secara terkombinasi agar dapat menggerakkan
target pelanggan dari tahap awareness mengenai produk perusahaan menjadi tahap
exploration, kemudian beralih ke tahap commitment, dan berakhir pada tahap dissolution.
Kerangka kerja yang digunakan untuk menyelesaikan tugas ini adalah marketspace matrix.
Pada matriks ini, pemasaran melalui internet memilik i enam golongan pendukung, yaitu
produk (product), harga (price), komunikasi (communication), komunitas (community),
distribusi (distribution), dan merek (branding) yang penjelasan pada bauran internet
43
marketing, yang dapat digunakan untuk menciptakan kewaspadaan (awareness),
penjelajahan (exploration), dan diharapkan berkomitmen pada perusahaan.
Gambar 2.8 Stages of Customer Relationship
Sumber : Mohammed et al.(2003,p213)
Tahap 6 : Pengumpulan informasi tentang pelanggan (Leveraging customer
information through technology)
Menurut Mohammed et.al (2003,p653), database marketing terdiri dari mendapatkan
informasi pelanggan di level indiv idu yang berguna, menganalisis informasi tersebut untuk
memperkirakan reaksi penggunaan produk terhadap berbagai macam penawaran dan
membuat keputusan pemasaran berdasarkan reaksi pengguna tersebut.
Tahap 7 : Mengevaluasi Program Pemasaran (Evaluating the marketing program)
Menurut Mohammed et.al (2003,p684), ukuran evaluasi digunakan mewakili performa
sasaran dari perusahaan . Ukuran evaluasi tersbut juga memberikan umpan balik yang
penting terhadap perusahaan yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan korfimasi
yang cepat akan berhasil dan identifikasi segera terhadap tindakan yang harus segera
dilakukan seperti mengganti proses, strategi, penawaran produk.
44
2.11 KERANGKA PEMIKIRAN
Implementasi E-Marketing Pada PT. Central Automotive
Pengumpulan & pengelompokan
PORTER Analsis SWOT
Analisis kebutuhan
Perancangan
Hasil perancangan
Tools : ‐ Interview ‐ Observasi ‐ Kuesioner
Tahap Input : 1. Matriks EFE 2. Matriks IFE Tahap Pencocokan: 1. Matriks IE 2. Matriks SWOT 3.Matriks Grand Stategy Tahap Keputusan : 1. QSPM
3 dari bagian 7 Stages of Internet
Marketing
1. Framing the market
opportunity 2. Formulating the marketing
strategy
3. Designing the customer experience
4 dari bagian 7 Stages of Internet Marketing
4. Crafting the customer
interface
5. Designing the marketing
program
6. Leveraging customer
information through
7. Evaluating marketing