BAB 2 LANDASAN TEORI -...

19
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gudang 2.1.1 Definisi Gudang Menurut Mulcahy (1994, p12) Gudang adalah suatu fungsi penyimpanan berbagai macam jenis produk yang memiliki unit-unit penyimpanan dalam jumlah besar maupun yang kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan oleh pabrik (penjual) dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja dalam fasilitas pembuatan. Menurut Apple (1990, p242) Gudang adalah tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi, sampai barang tersebut diminta sesuai jadwal produksi. 2.1.2 Tipe-Tipe Gudang Menurut Holy dan Martinus (2005) terdapat beberapa tipe gudang, yaitu: 1. Manufacturing plant warehouse Manufacturing plant warehouse adalah gudang yang ada di pabrik. Transaksi di dalam gudang ini meliputi penerimaan dan penyimpanan material, pengambilan material, penyimpanan barang jadi ke gudang, transaksi internal gudang, dan pengiriman barang jadi ke central warehouse, distribution warehouse, atau langsung ke konsumen. 2. Central warehouse Central warehouse adalah gudang pokok. Transaksi di dalam central warehouse meliputi penerimaan barang jadi (dari manufacturing warehouse,

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI -...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Gudang

2.1.1 Definisi Gudang

Menurut Mulcahy (1994, p12) Gudang adalah suatu fungsi penyimpanan

berbagai macam jenis produk yang memiliki unit-unit penyimpanan dalam jumlah

besar maupun yang kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan oleh pabrik

(penjual) dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja dalam

fasilitas pembuatan.

Menurut Apple (1990, p242) Gudang adalah tempat yang dibebani tugas

untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi, sampai barang

tersebut diminta sesuai jadwal produksi.

2.1.2 Tipe-Tipe Gudang

Menurut Holy dan Martinus (2005) terdapat beberapa tipe gudang, yaitu:

1. Manufacturing plant warehouse

Manufacturing plant warehouse adalah gudang yang ada di pabrik. Transaksi

di dalam gudang ini meliputi penerimaan dan penyimpanan material,

pengambilan material, penyimpanan barang jadi ke gudang, transaksi internal

gudang, dan pengiriman barang jadi ke central warehouse, distribution

warehouse, atau langsung ke konsumen.

2. Central warehouse

Central warehouse adalah gudang pokok. Transaksi di dalam central

warehouse meliputi penerimaan barang jadi (dari manufacturing warehouse,

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

7  

langsung dari pabrik, atau dari supplier), penyimpanan barang jadi ke

gudang, dan pengiriman barang jadi ke distribution warehouse.

3. Distribution warehouse

Distribution warehouse adalah gudang distribusi. Transaksi dalam gudang ini

meliputi penerimaan barang jadi (dari central warehouse, pabrik, atau

supplier), penyimpanan barang yang diterima gudang, pengambilan dan

persiapan barang yang akan dikirim, dan pengiriman barang ke konsumen.

Terkadang distribution warehouse juga berfungsi sebagai central warehouse.

4. Retailer warehouse

Retailer warehouse adalah gudang pengecer, jadi dengan kata lain, gudang

ini adalah gudang yang dimiliki toko yang menjual barang langsung ke

konsumen.

2.1.3 Tipe Gudang Menurut Karakteristik Barang yang Disimpan

Dalam sebuah pabrik, gudang dapat dibedakan menurut karakteristik barang

yang disimpan, yaitu sebagai berikut:

a. Gudang bahan baku

Gudang ini menyimpan setiap material yang dibutuhkan untuk proses

produksi. Lokasi gudang ini biasanya berada di dalam bangunan pabrik

(indoor). Untuk beberapa jenis bahan tertentu bisa juga diletakkan di luar

pabrik (outdoor), yang mana hal ini akan dapat menghemat biaya gudang

karena tidak memerlukan bangunan spesial untuk menampungnya. Gudang

ini kadang-kadang disebut pula sebagai stock room karena fungsinya memang

sebagai penyimpan stock untuk kebutuhan tertentu.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

8  

b. Gudang barang setengah jadi

Dalam industri manufaktur, sering kita jumpai bahwa benda kerja harus

melalui beberapa macam proses operasi dalam pengerjaannya. Prosedur ini

sering pula terhenti karena waktu pengerjaan yang dibutuhkan dari satu

operasi ke operasi berikutnya tidak sama, sehingga untuk itu material harus

menunggu sampai mesin atau operator berikutnya siap mengerjakan.

c. Gudang produk jadi

Fungsi gudang ini adalah menyimpan produk-produk yang telah selesai

dikerjakan. Departemen ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

- Penerimaan produk jadi yang telah selesai dikerjakan oleh departemen

produksi.

- Penyimpanan produk jadi dengan sebaik-baiknya dan selalu siap pada

saat ada permintaan masuk.

- Pengepakkan produk untuk dapat dikirim dengan aman.

- Menyelenggarakan administrasi pergudangan.

Jelas di sini bahwa lokasi dari gudang produk jadi dan departemen

pengiriman barang haruslah direncanakan berdekatan dengan fasilitas

transportasi, seperti halnya pada saat merencanakan departemen penerimaan

bahan dan gudang bahan baku.

d. Gudang perlengkapan

Adalah gudang untuk menyimpan barang-barang yang tidak produktif.

Barang-barang tersebut merupakan penunjang fungsi dan kelancaran

produksi. Contohnya adalah perlengkapan kantor, peralatan untuk perawatan

mesin, dan lain-lain.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

9  

e. Salvage

Dalam sebagian besar proses produksi, ada kemungkinan beberapa benda

kerja akan salah dikerjakan (miss-processed), untuk itu diperlukan pengerjaan

kembali untuk memperbaikinya sehingga memenuhi standar kualitas. Benda

kerja yang tidak bisa diperbaiki akan menjadi scrap atau buangan/limbah.

f. Scrap & Waste

Scrap adalah material atau komponen yang salah dikerjakan dan tidak dapat

diperbaiki lagi, sedangkan waste adalah normal residu dari proses produksi,

misalnya seperti garam, potongan-potongan logam, dan lain-lain, yang tidak

berguna lagi dalam proses produksi yang ada (meskipun dalam proses daur

ulang material ini akan berguna untuk bahan produk lain). Material berupa

scrap atau waste ini biasanya dikumpulkan dan diletakkan dalam area yang

terpisah dari pabrik dengan harapan akan bisa dijual ke pihak lain yang

membutuhkannya.

2.1.4 Operasi-Operasi Pergudangan

Menurut Holy dan Martinus (2005) dalam pergudangan terdapat 3 fungsi

utama, yaitu: movement (perpindahan), storage (penyimpanan), dan information

transfer (transfer informasi).

1. Movement (perpindahan)

Fungsi movement ini merupakan fungsi utama, salah satu kegiatannya adalah

memperbaiki perputaran persediaan dan mempercepat proses pesanan dari

produksi hingga ke pengiriman utama. Fungsi movement dibagi menjadi

aktivitas-aktivitas meliputi:

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

10  

• Receiving (penerimaan)

Merupakan aktivitas penerimaan barang di mana di dalamnya terdapat

aktivitas-aktivitas seperti pembongkaran muatan, penghitungan

kuantitas yang diterima dan inspeksi kualitas dan kerusakan, dan juga

aktivitas-aktivitas lain yang berkaitan dengan penerimaan barang di

gudang.

• Put Away

Merupakan proses pemindahan barang dari dok penerimaan ke

gudang penyimpanan.

• Customer Order Picking

Merupakan aktivitas pemindahan barang dari gudang penyimpanan

atau dari lokasi picking untuk kemudian disiapkan untuk proses

pengiriman.

• Packing

Proses packing merupakan proses pengepakkan barang yang akan

dikirim ke konsumen.

• Cross Docking

Proses ini merupakan proses pemindahan barang dari area receiving

langsung ke lokasi shipping tanpa melalui aktivitas penyimpanan di

gudang.

• Shipping

Aktivitas ini merupakan pengiriman produk dan meliputi proses

pembuatan dokumen barang yang akan dikirim.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

11  

2. Storage (penyimpanan)

Storage merupakan aktivitas penyimpanan barang, baik yang merupakan

bahan baku ataupun barang hasil produksi. Penyimpanan barang dilakukan di

dalam gedung gudang. Gudang produk jadi dan bahan baku dapat menjadi

satu atau dipisahkan.

3. Information transfer (transfer informasi)

Informasi yang ditransfer dalam aktivitas ini adalah informasi mengenai stock

barang yang ada di gudang atau informasi-informasi lain yang berguna.

Informasi ini dapat merupakan informasi untuk pihak di luar gudang atau

pihak gudang sendiri.

2.2 Kepuasan

2.2.1 Definisi Kepuasan

Menurut Kotler (2005, p70) Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah memperbandingkan antara kinerja (atau hasil produk)

yang dirasakan terhadap kinerja (atau hasil produk) yang diharapkan.

Kata kepuasan berasal dari bahasa latin “statis” (artinya cukup baik dan

memadai) dan “fasio” (artinya melakukan atau membuat). Jadi kepuasan bisa

diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai

(Tjiptono, 2004: 195).

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

12  2.2.2 Pengukuran Kepuasan

Sebagian besar riset kepuasan dilakukan dengan menggunakan metode

survei. Pengukuran kepuasan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai

macam cara, antara lain:

a. Directly reported satisfaction

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan item-item spesifik yang

menanyakan langsung tingkat kepuasan yang dirasakan.

b. Derived satisfaction

Setidaknya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menyangkut 2 hal utama,

yakni:

1. Tingkat harapan atau ekspektasi orang yang bersangkutan terhadap

kinerja atau hasil produk perusahaan pada atribut-atributyang relevan.

2. Persepsi orang yang bersangkutan terhadap kinerja atau hasil produk

aktual perusahaan (perceived performance).

c. Problem Analysis

Dalam teknik ini responden diminta mengungkapkan masalah-masalah yang

mereka hadapi berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan saran-saran

perbaikan. Kemudian perusahaan melakukan analisis isi (content analysis)

terhadap semua permasalahan dan saran perbaikan untuk mengidentifikasi

bidang-bidang utama yang membutuhkan perhatian dan tindak lanjut.

d. Importance-performance analysis

Performance-importance analysis adalah metode deskriptif yang memakai

konsep servqual. Konsep servqual menghubungkan pandangan dari

konsumen dan penyedia jasa mengenai kualitas pelayanan. Model ini lebih

dikenal sebagai model analisis kesenjangan, yang merupakan alat untuk

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

13  

menganalisis penyebab dari masalah pelayanan dan untuk memahami

bagaimana kualitas pelayanan dapat diperbaiki. Dalam teknik ini, responden

diminta untuk menilai tingkat kepentingan berbagai atribut relevan dan

tingkat kinerja (perceived performance) pada masing-masing atribut tersebut.

Kemudian, nilai rata-rata kepentingan atribut dan kinerja akan dianalisis di

importance-performance matrix (Tjiptono, 2004: 210).

2.3 Pelayanan

2.3.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah sesuatu yang tidak bisa diraba, yang dihasilkan, dan

dikonsumsi secara simultan, sehingga pelayanan itu tidak pernah tampak atau hadir,

hanya hasil dari pelayanan yang dapat diamati (Aaker Kuumar, 2003: 72).

2.3.2 Pelayanan Internal

Pelayanan internal adalah pengaturan pelayanan yang dibutuhkan untuk

mendukung kegiatan dari suatu organisasi. Yang termasuk dalam pelayanan ini

adalah pelayanan yang terjadi antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut.

Misalnya departemen akunting, marketing, maintenance, dan lain-lain. Yang menjadi

konsumen dari pelayanan internal adalah berbagai departemen yang ada dalam

organisasi tersebut. Pelayanan internal yang dimaksudkan di sini adalah ketika teman

kerja atau departemen lain bertanya mengenai informasi yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tugas yang ingin dilengkapi. Atau ketika salah seorang karyawan

bagian marketing bertanya mengenai informasi yang dibutuhkan dalam pemasaran

produk, maka karyawan bagian lain harus memberikan tanggapan yang baik, dalam

arti dengan memberikan informasi yang dibutuhkan secara cepat, tepat, dan benar.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

14  2.3.3 Kualitas Pelayanan

Menurut Rangkuti (2002, p18) Tingkat pelayanan tidak dapat dinilai

berdasarkan sudut pandang perusahaan, tetatpi harus dipandang dari sudut pandang

penilaian konsumen. Karena itu, dalam merumuskan strategi dan program pelayanan,

perusahaan harus berorientasi pada kepentingan konsumen dengan memperhatikan

komponen kualitas pelayanan.

Ciri-ciri kualitas jasa dapat dievaluasi ke dalam 5 dimensi besar, yaitu:

1. Tangible (kasat mata)

Untuk mengukur penampilan fisik, peralatan, karyawan serta sarana

komunikasi.

2. Reliability (keandalan)

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa yang tepat

dan dapat diandalkan.

3. Responsiveness (daya tanggap)

Untuk membantu dan memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan

cepat.

4. Assurance (jaminan)

Untuk mengukur kemampuan dan kesopanan karyawan serta sifat dapat

dipercaya yang dimiliki oleh karyawan.

5. Emphaty (empati)

Untuk mengukur pemahaman karyawan terhadap kebutuhan konsumen serta

perhatian yang diberikan oleh karyawan.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

15  2.4 Servqual

Servqual merupakan sebuah model pengukuran skala multi-item yang

dimaksudkan untuk mengukur harapan dan persepsi yang diterima oleh konsumen,

dan kesenjangan (gap) yang ada dalam model kualitas jasa.

Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

kesenjangan antara tingkat harapan dan tingkat persepsi yang diterima konsumen.

Pengukuran dapat dilakukan dengan skala likert, di mana responden tinggal memilih

derajat kesetujuan/ketidaksetujuan atas pernyataan mengenai penyampaian kualitas

jasa (Tjiptono, 2000: 99). Pengukuran kualitas jasa harus dilakukan secara dan

disempurnakan secara periodik. Jadi, kuesioner yang digunakan harus terus-menerus

dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi yang dihadapi.

2.5 Tata Letak Gudang

Menurut Hezer dan Render (2006, p468) Tata letak gudang adalah sebuah

desain yang mencoba meminimalkan biaya total dengan mencari paduan yang

terbaik antara luas ruang dan penanganan bahan.

Tujuan dari tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan

titik optimal diantara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan

dengan luas ruang dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah

memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang yaitu memanfaatkan volume

penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

16  2.6 Klasifikasi Persediaan menurut Aliran Arus Barang

Baik gudang yang merupakan gudang bahan baku, gudang barang setengah

jadi, ataupun gudang produk jadi pasti akan terdapat perbedaan arus aliran barang-

barang yang ada di dalamnya. Dalam suatu gudang, misalnya gudang produk jadi

terdapat berbagai jenis barang yang berbeda spesifikasinya. Dengan adanya

perbedaan spesifikasi tersebut maka aliran setiap barang tidak akan sama.

Dalam klasifikasi ini, persediaan akan dipisah menjadi 3 kategori, yaitu

apakah barang tersebut masuk ke dalam fast moving, medium moving, atau slow

moving.

1. Barang fast moving

Barang-barang yang disebut fast moving adalah barang dengan aliran yang

sangat cepat, atau dengan kata lain barang fast moving ini akan berada di

dalam gudang dalam waktu yang sangat singkat.

2. Barang medium moving

Barang medium moving adalah barang-barang yang aliran barangnya sedang-

sedang saja, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Biasanya barang ini akan

berada di gudang dalam waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan

dengan barang-barang fast moving.

3. Barang slow moving

Barang-barang slow moving merupakan barang dengan arus aliran barang

yang sangat lambat, sehingga barang-barang slow moving ini akan tersedia di

gudang dalam waktu yang cukup lama.

Aliran barang ini harus sangat diperhatikan dalam menjalankan manajemen

pergudangan karena hal ini akan sangat menentukan apakah suatu gudang telah

digunakan secara efektif atau belum. Dengan memperhatikan kecepatan aliran

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

17  barang tersebut diharapkan aliran barang yang ada di gudang menjadi lancar. Untuk

barang fast moving dijaga agar stock di gudang tidak kehabisan sehingga

mengecewakan konsumen, sedangkan untuk barang yang slow moving dijaga agar

tidak terjadi penumpukkan barang yang tidak perlu sehingga kapasitas gudang dapat

digunakan seefektif mungkin.

2.7 Arti dan Tujuan 5S

5S berasal dari kata Jepang (huruf kanji) yang selanjutnya diadopsi untuk

diterapkan dan diterjemahkan di berbagai negara dengan berbagai istilah

sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Istilah-istilah 5S di berbagai negara

Jepang Seiri Seiton Seiso Seiketsu Shitsuke Inggris Sort Straighten Shine Standardize Sustain

Indonesia Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin Sumber: Hirano (1995)

Seiri (ringkas), berarti singkirkan barang-barang yang tidak diperlukan di

tempat kerja dan buang atau musnahkan, baik terhadap bahan baku, barang setengah

jadi, maupun bahan jadi, barang rusak, dan lain-lain.

Seiton (rapi), berarti susun barang-barang yang diperlukan di tempat kerja

sesuai dengan fungsi atau kelompoknya dengan tata letak yang benar dan efisien agar

mudah mencari, mudah mendapatkan, dan mudah mengembalikan.

Seiso (resik), berarti bersihkan tempat kerja, dinding, lantai, lorong, dan

langit-langit ruangan, serta mesin dan peralatan dari debu dan kotoran yang melekat,

genangan air, ceceran oli, serpihan, dan sarang laba-laba, serta kerusakan atau

degradasi, dan lain-lain, sehingga dalam keadaan bersih, mengkilat serta terawat

terus-menerus.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

18   Seiketsu (rawat), adalah mempertahankan apa yang sudah dicapai selama

melaksanakan Seiri (ringkas), Seiton (rapi), Seiso (resik), agar tidak kembali ke

posisi semula, dengan membuat dan menetapkan standar-standar kebersihan di

tempat kerja. Tidak ada barang yang tidak diperlukan, tidak ada keteraturan, dan

tidak kotor serta tidak rusak.

Shitsuke (rajin), berarti pastikan semua orang untuk berdisiplin serta

mematuhi cara dan peraturan yang sudah dibuat (bekerja sesuai sistem dan prosedur),

karena pada tahapan ini sikap dan disiplin pribadi mulai terbentuk tanpa adanya

unsur keterpaksaan pada diri setiap individu karyawan. Dan sikap serta budaya kerja

(produktif) mulai terbentuk, yang kemudian menjadi budaya karyawan pada

akhirnya.

2.8 5S yang Efektif

Dalam penerapan 5S yang efektif di tempat kerja, persiapan yang dilakukan,

yaitu mengambil foto penampilan baru di tempat kerja. Hal ini akan sangat berguna

sebagai perbandingan kebersihan tempat kerja sebelum dan sesudah melaksanakan

5S yang aktif. Setelah persiapan dilakukan, dilanjutkan ke dalam proses-proses yang

terdapat dalam kegiatan 5S yang efektif (pembudayaan 5S), antara lain:

a. Seiri (ringkas)

Pada proses Seiri (ringkas), yang harus diperhatikan yaitu mengendalikan

tingkat persediaan barang. Dalam pengendalian yang tepat diperlukan

penetapan tingkat persediaan barang maksimum dengan penggunaan garis

atau tanda merah, dan minimum dengan penggunaan garis atau tanda kuning.

Dalam mengendalikan tingkat persediaan barang diperlukan pemeriksaan

yang dilakukan oleh kelompok patroli paling sedikit satu kali sebulan dan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

19  

mengevaluasi tiap seksi yang menyangkut pembuangan barang-barang yang

tidak diperlukan. Dalam mengatur tingkat persediaan barang diperlukan

pengendalian dari jumlah yang dibeli, jumlah pesanan dari luar, jumlah pada

tempat-tempat penyimpanan, jalur persediaan, dan persediaan di sekitar alat-

alat berat. Barang yang tidak perlu harus diberi label merah.

b. Seiton (rapi)

Pada proses Seiton (rapi), yang harus diperhatikan yaitu membenahi tempat

penyimpanan. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan

membenahi tempat penyimpanan, antara lain:

1. Membersihkan sebelum merapikan

• Membersihkan seluruh area kerja dari kotoran (debu) dengan

memakai sapu dan lap.

• Rapi berarti menstandarkan tempat penyimpanan, tetapi

menstandarkan tidak dapat dimulai sampai semuanya menjadi

bersih.

2. Membuat denah tempat penyimpanan

Membuat denah tempat penyimpanan dapat menggunakan pilar-pilar

untuk membagi lantai dalam wilayah-wilayah kerja, dimana pembagian

wilayah horizontal sebagai area dan pembagian vertikal sebagai sub-area.

Setiap denah tempat penyimpanan diberi label yang besar dan jelas

dengan menggunakan huruf (A, B, C, dan seterusnya) dan angka (1, 2, 3,

dan seterusnya) yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

20  

Gambar 2.1 Contoh denah tempat penyimpanan

Sumber: Hirano (1995, p25)

3. Membuat warna lantai pada tempat kerja (strategi pengecatan)

Menambahkan warna pada lantai tempat kerja berguna memberikan

suasana tempat kerja menjadi lebih nyaman dan tidak menimbulkan

stress. Adapun ketentuan-ketentuan dalam menambahkan warna lantai

pada tempat kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.2 Ketentuan warna lantai pada tempat kerja

Area Warna Catatan

Lantai

Area kerja Hijau Lorong Jingga Cat yang bersinar Area istirahat Biru Gudang Abu-abu

Sumber: Hirano (1995, p26)

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

21  

4. Menggambar garis di lantai

Setelah memberikan warna lantai pada tempat kerja, kegiatan dapat

dilanjutkan dengan menggambar garis di lantai. Adapun garis-garis

tersebut, antara lain: garis pemisah, garis jalan keluar masuk, garis pintu

masuk, garis arus lalu lintas, pola selang-seling, dan garis ruang

penyimpanan. Ketentuan dari penggambaran garis dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 2.3 Ketentuan penggambaran garis di lantai

Jenis Warna Lebar (cm) Catatan

Garis pemisah Kuning 10 Garis tidak putus

Tempat keluar/masuk Kuning 10 Garis putus Tanda pintu terbuka Kuning 10 Garis putus

Garis arus lalu-lintas Kuning & hitam Panah

Pola selang-seling Putih 5 Garis-garis

Garis ruang penyimpanan

Sedang dikerjakan Putih 5 Garis tidak putus

Meja kerja Putih 5 Garis bersudut Asbak dan sebagainya 3 Garis putus

Barang cacat Putih 5 Garis putus Sumber: Hirano (1995, p28)

5. Menerapkan papan petunjuk dan strategi pelabelan (rapi visual)

Ada berbagai jenis tanda, papan petunjuk, dan label yang digunakan di

tempat kerja. Strategi papan petunjuk harus diatur dengan urutan berikut

ini:

Pabrik → Tempat kerja → Jalur produksi → Proses

Selain itu, tanda harus meliputi perincian: tanda proses, tanda mesin, dan

bahkan tanda pengenal pada pakaian seragam para pekerja.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

22  

6. Tiga kunci dalam merapikan persediaan

Merapikan adalah menstandarkan tempat penyimpanan. Dalam

menstandarkan tempat penyimpanan tersebut memerlukan strategi

melabel. Berikut adalah 3 kunci dalam merapikan persediaan:

a. Dimana posisi tetap barang (menunjukkan lokasi):

- Penentuan area

- Penentuan sub-area

b. Identifikasi barang (menunjukkan jenis barang):

- Penentuan rak

- Penentuan barang

c. Berapa kuantitas barang (menunjukkan jumlah):

- Penentuan jumlah minimum

- Penentuan jumlah maksimum

7. Merubah sistem penyimpanan tertutup menjadi terbuka

Merubah sistem penyimpanan tertutup dengan sistem penyimpanan

terbuka yang berfungsi untuk barang yang disimpan dapat langsung

terlihat, sehingga menghindarkan penyimpanan barang yang berantakan

(jika disimpan dengan sistem penyimpanan tertutup yang tidak terlihat,

seperti di dalam loker, kotak, atau laci). Tempat penyimpanan harus

diberikan label-label berdasarkan fungsinya sebagai petunjuk tempat di

mana barang akan disimpan, sehingga dengan adanya petunjuk tersebut

barang yang disimpan akan selalu terlihat rapi.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

23  

c. Seiso (resik)

Pada proses Seiso (resik), yang harus diperhatikan adalah membudayakan

kebersihan dan pemeriksaan. Dalam membudayakan kebersihan, langkah

pertama yang dilakukan adalah menjadikan pemeriksaan sebagai bagian dari

Seiso (resik) sehari-hari. Sasaran pemeriksaan adalah untuk meniadakan

kerusakan, meniadakan kesalahan pelaksanaan, meniadakan pemberhentian

singkat dengan cara Seiso (resik), dan pemeriksaan yang efektif. Pemeriksaan

dilakukan bagi lancarnya pelaksanaan suatu prosedur. Prosedur Seiso (resik)

dan pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1. Tentukan apa yang akan dibersihkan

Tentukan mesin, area kerja, dan sebagainya yang akan dibersihkan.

2. Tentukan tanggung jawab

Setiap pekerja diberikan tanggung jawab area mana yang harus

dibersihkan.

3. Tentukan bagaimana membersihkan dan memeriksa

Tentukan hal apa saja yang harus diperiksa dan kebutuhan seiso (resik).

4. Terapkan seiso (resik) dan pemeriksaan

Pelaksanaan seiso (resik) harian berdasarkan yang Anda tetapkan.

5. Terapkan seiso (resik) dan pemeliharaan

Pemeliharaan yang sederhana harus dapat dilakukan oleh pekerja.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00516-mnti bab 2.pdf · Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk

24  

d. Seiketsu (rawat)

Pada proses Seiketsu (rawat) yang harus diperhatikan adalah

mempertahankan tempat kerja yang resik. Di mana pada proses ini kegiatan

yang dilakukan, yaitu: melakukan pemeriksaan apakah sudah terdapat standar

untuk membuang barang yang tidak diperlukan, apakah pesanan cepat

dipenuhi, apakah kotoran langsung dibersihkan, dan apakah 3S telah

dipraktekkan sepenuhnya.

e. Shitsuke (rajin)

Pada proses Shitsuke (rajin) yang harus diperhatikan adalah mempertahankan

rawat di perusahaan. Di mana dalam mempertahankan rawat di perusahaan

diperlukan pimpinan yang dapat memberi dan menerima kritik yang

membangun, sehingga dengan adanya pemimpin tersebut ada yang dapat

dijadikan panutan bagi kelompoknya.