BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi...

34
17 BAB 2 LANDASAN TEO RI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi Sistem Produksi Sistem menurut kamus webstern merupakan satu kesatuan yang kompleks yang dibentuk oleh bagian-bagian yang sama untuk mencapai t ujuan yang sama. Sistem dapat pula didefinisikan sebagai suat u rangkaian dari beberapa elemen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain dari beberapa elem en yan g salin g berh ubun gan dan m enunjang antara satu den gan y ang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu 1 . Dari definisi diatas dap at disimpulkan bahwa sistem produksi adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu 2 . Sedangkan proses produksi adalah cara, metoda maupun teknik-teknik untuk pelaksanaan hal tertentu, dalam hal ini pelaksanaan penambahan manfaat dar i suat u bar ang. 1 Agus Ahy ari, Manajemen Produksi, Buku I, Yogyak arta hal .12 2 Ibid, hal.13

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

17

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Produksi

2.1.1 Definisi Sistem Produksi

Sistem menurut kamus webstern merupakan satu kesatuan yang kompleks

yang dibentuk o leh bagian-bagian yang sama untuk mencapai t ujuan yang sama.

Sistem dapat pula didefin isikan sebagai suat u rangkaian dar i beberapa

elemen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain dari beberapa

elemen yang saling berhubungan dan menunjang antara satu dengan yang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu1.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem produksi adalah

merupakan suatu gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling

berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam

suatu perusahaan tertentu2.

Sedangkan proses produksi adalah cara, metoda maupun teknik-teknik

untuk pelaksanaan hal tertentu, dalam hal ini pelaksanaan penambahan manfaat

dar i suatu barang.

1 Agus Ahy ari, Manajemen Produksi, Buku I, Yogyak arta hal .12 2 Ibid, hal.13

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

18

2.1.2 Sistem Produksi Dalam Perusahaan

Sistem produksi dalam perusahaan terdir i atas beberapa sub sistem, antara

lain:

1. Produk yang dapat diproduksikan

Ber isi memgenai rencana produk yang akan diproduksi oleh perusahaan

tersebut, sehingga perusahaan dapat menentukan sistem produksi yang akan

dilaksanakan dan merencanakan mesin atau peralatan yang akan digunakan

umtuk memproduksi produk tersebut.

2. Lokasi Pabrik

Lokasi produksi harus dapat mendukung fungsi pelaksanaan kegiatan

produksi. Bila lokasi pabr ik tidak dapat mendukung kegiatan produksi akan

menghambat perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Letak Fasilitas Produksi

Letak fasilitas produksi akan mempengaruhi secara langsung terhadap

produktifitas perusahaan. Susunan mesin dan peralatan produksi diusahakan

menunjang pelaksanaan proses produksi dengan baik.

4. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja akan mempengaruhi produktifitas karyawan. Lingkungan

kerja terdiri dari tiga hal:

• Karayawan

• Kondisi ker ja karyawan

• Hubungan karyawan dalam perusahaan yang bersangkutan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

19

5. Standar Produksi Yang Berlaku

Standar produksi memegang peranan yang penting, karena akan

mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi perusahaan dan

pemasaran.

2.2 Sistem Persediaan

2.2.1 Definisi Sistem Persediaan

Definisi persediaan menurut Biegel adalah:

“ Persediaan sebagai bahan yang disimpan dalam gudang untuk kemudian

digunakan atau dijiual “3.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa sistem persediaan merupakan

sekumpulan elemen-elemen atau material-material yang membentuk suatu

rangkaian proses untuk memudahkan kegiatan produksi.

2.2.2 Macam -m acam Sistem Persediaan

Sistem persediaan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis menurut cara

pemesanannya, yait u:

2.2.2.1 Order Point System

Yang dimaksud dengan order po int system adalah suatu sistem atau cara

pemesanan bahan, dimana pesanan dilakukan apabila persediaan yang ada telah

3 Beagle. John , Peng endalian Produksi : Su atu Pendekatan Kuantitatif, Akademika Pressindo, Jak arta, 1992 , hal.112

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

20

mencapai suatu tingkat tertentu4. Jadi dalam cara in i, ditentukan jumlah

persediaan tertentu yang merupakan batas untuk dilakukannya pemesanan

kembali. Cara ini berarti juga jarak waktu antara satu pesanan ke pesanan

ber ikutnya tidaklah sama. Selain itu diper lukan adanya pengawasan yang teliti

mengenai jumlah bahan baku tersedia.

2.2.2.2 Order Cycle System

Yang dimaksud dengan order cycle system adalah suat u cara pemesanan

bahan baku dimana jarak waktu tiap pesanan tetap, misalnya tiap hari, tiap

minggu atau tiap bulan. Karena waktuya tetap maka jumlah pemesannya akan

berubah-ubah tergant ung banyaknya pemakaian bahan. Dalam cara ini

pengawasan perseediaan dilakukan pada saat waktu pemesanan akan tiba.

2.3 Sistem Produksi Tepat Waktu

2.3.1 Definisi Sistem Produksi Tepat Waktu

Sistem produksi tepat wakt u (Just In Time) sering disebut pula sebagai

Sistem Produksi Toyota, karena Toyota adalah pelopor dan yang menciptakan

sistem produksi tersebut karena adanya krisis minyak bumi pada tahun 1973.

Definisi sistem produksi tepat wakt u menurut Yasuh iro Monden dalam

bukunya yang berjudul Sistem Produksi Toyota, yaitu:

4 So fyan Assauri, Man ajemen Produksi dan Operasi, edisi 4, Fakultas UI, Jak arta, 1993, h al.219

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

21

“ Just In Time pada dasarnya bermaksud menghasilkan unit yang

diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada wakt u yang diperlukan 5.

Dengan kata lain dapat disimpulkan JIT merupakan suat u metode untuk

menyesuaikan dir i terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan

permintanan dengan membuat semua proses menghasilkan barang yang

diperlukan pada waktu diperlukan dalam jumlah yang diper lukan.

2.3.2. Manfaat dan Tujuan Just In Time

Manfaat dalam melaksanakan sistem produksi Just In Time antara lain

meningkatkan efisiensi waktu produksi dan meningkatkan produktivitas

karyawan.

Sedangkan tujuan dilaksanakannya sistem produksi Just In Tim e adalah:

1. Menghilangkan pem borosan karena over produksi, wakt u menunggu,

transportasi, pemrosesan, tingkat persediaan barang, gerak, cacat produksi.

2. Pengendalian optimum barang.

3. Konsistensi pada mutu.

4. Pemanfaatan sumber daya manusia yang optimal dan fleksibel.

Pemborosan disin i berarti bahwa sesuatu yang dilakukan tetapi tidak memberikan

nilai tambah.

Langkah-langkah yang per lu dilakukan untuk mencapai tujuan JIT:

1. Penggunaan metoda Kanban

Antara lain: 5 Biegel,E. John , Peng endalian Produksi: Suatu Pendekat an Ku antitati f, Akademika Pressindo, Jak arta, 1992 , hal.112

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

22

- Dengan penggunaan kartu kanban

- Penggunaan alat informasi

- Menyesuaikan kondisi produksi yang berubah-ubah.

2. Melancarkan proses produksi

- Produksi yang sesuai dengan pasar, baik kualitas maupun kuantitasnya.

- Penentuan waktu produksi (hari, minggu, bulan)

- Penyesuaian penggunaan mesin dan alat terhadap perubahan permintaan

dan variasi produk.

3. Memperpendek wakt u persiapan

- Persiapan bahan baku.

- Persiapan bahan setengah jadi unt uk proses berikutnya.

- Persiapan pengiriman

4. Tata letak mesin, alat dan fasilitas.

5. Pembakuan operasi.

6. Automatisasi

7. Peranan gugus kendali mutu.

2.3.3 Prinsip-prinsip Dasar dalam JIT

JIT merupakan suatu sistem untuk memproduksi dan membawa apa yang

dibutuhkan dalam jumlah yang tepat. JIT memiliki beberapa prinsip-prinsip dasar

yang dapat menunjang berjalannya sistem operasi tersebut, yaitu :

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

23

2.3.3.1 Heijunka

Heijunka adalah proses unt uk meratakan barang atau produk yang

bervariasi dalam jumlah item produksi maupun jenisnya unt uk perencanaan

produksi dalam suatu periode tertentu. Metode in i dilakukan unt uk mengantisipasi

perubahan-perubahan yang terjadi terhadap keinginan konsumen/pasar. Metoda

penunjang JIT ini sangat tepat untuk diaplikasikan pada produksi produk-produk

yang berlainan jenis/model dalam suat u line produksi.

Dalam heijunka, volume produksi yang telah direncanakan untuk periode bulanan

dit urunkan ke periode harian dengan cara merata-ratakannya untuk masing-

masing jenis/model produk. Dar i volume produksi harian ini kemudian ditentukan

besarnya rasio umtuk sem ua jenis produk yang akan diproduksi. Selan jutnya rasio

yang didapat ditetapkan sebagai dasar penentuan urut-urutan produksi. Urut-

urutan ini didasarkan atas penyeim bangan wakt u penyelesaian (beban kerja)

seluruh jenis produk di line produksi. Penyeimbangan waktu penyelesaian yang

dilakukan untuk pengaturan urut-urutan tersebut berfungsi untuk

menyeimbangkan beban kerja oleh tiap operator yang akan mengerjakan produk-

produk tersebut line produksi. Selanjutnya rasio yang telah ditetapakn urut-

urutannya tadi ditetapkan sebagai pola heijunka produksi. Untuk lebih jelasnya

ber ikut ini akan diberikan contoh unt uk menentukan po la heijunka. Dar i rencana

produksi bulanan suat u perusahaan manufakturing ditetapkan sebesar 600 unit

sepeda motor yang terdir i dar i 3 model, yaitu model A, model B dan model C.

Rincian unt uk masing-masing model tersebut yaitu :

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

24

Tabel 2.1 Rencana Volume Produksi Bulan “B”

Model Sepeda Motor Rencana Produksi Bulanan (Unit)

A 100

B 200

C 300

Tahap I – Meratakan Volume Produksi Harian

Pada tahap pertama heijunka, ketiga volume bulanan dari Sepeda Motor

ini dit urunkan ke dalam rata-rata harian. Dengan merata-ratakan vo lume produksi

bulanan selanjutnya dapat dilihat hasil rata-rata har ianya sebagai berikut:

Tabel 2.2 Rencana Volume Produksi Harian Bulan “ B” (20 HariKerja)

Model Sepeda

Motor

Rencana Produksi

Bulanan

Jumlah Hari

Kerja

Volume Produksi

Harian

A 100 20 5

B 200 20 10

C 300 20 15

Tahap II – Menentukan Rasio Produksi

Setelah volume produksi harian didapat selanjutnya ditentukan rasio dari

volume tersebut, yaitu 5:10 :15 atau 1:2:3.

Tahap III – Menentukan Waktu Penyelesaian Setiap Jen is Produk

Setelah rasio produksi harian diketahui selanjutnya menentukan waktu

penyelesaian dari tiap produk yang akan diproduksi. Tabel berikut ini akan

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

25

menunjukkan wakt u penyelesaian dari tiap-tiap model sepeda motor yang akan

dibuat.

Tabel 2.3 Waktu Penyelesaian Tiap Model Sepeda Motor

Model Sepeda Motor Waktu Penyelesaian (Menit)

A 10

B 20

C 30

Tahap IV – Menentukan Pola Heijunka

Setelah jumlah produksi har ian, rasio produksi dan wakt u penyelesaian

tiap model produk diketahui maka selanjutnya adalah menentukan pola heijunka.

Berdasarkan data-data di atas maka ditentukan pola heijunka sebagai berikut:

Rasio 1:2:3 mengandung arti bahwa dalam satu siklus produksi model

campuran (model A, B, C) akan dihasilkan 1 un it model A, 2 unit model B dan 3

unit model C. Jika rencana produksi har ian model A = 5, model B = 10 dan model

C = 15, maka unt uk masing-masing model akan mengalami pengulangan

sebanyak 5 siklus. Dimana angka ini didapat berdasarkan rumus sebagai berikut:

RasioPerhariUnitVolumeeltiapPerulanganSiklus =)mod(

Sebagai contoh, model B memiliki volume harian 10 dan rasio 2, sehingga siklus

perulangannya sebanyak 10 / 2 = 5.

Berdasarkan rasio dan siklus produksi yang telah diketahui maka urutan

produksi dari ketiga model ter sebut yaitu: ABBCCC, ABBCCC, ABBCCC,

ABBCCC, ABBCCC.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

26

2.3.3.2 Sistem Tarik (Pulling System)

Sistem ini juga dikenal sebagai sistem kanban, dimana dalam sistem ini

proses berikutnya mengambil part yang dibut uhkan, pada saat yang dibutuhkan

dan dalam jumlah yang tepat dari proses sebelumnya. Ini dapat dilakukan dengan

menggunakan alat bantu, yaitu kartu kanban. Dimana dengan kanban, informasi

untuk pengambilan part tertera dengan jelas pada kanban yang digunakan

sehingga kegiatan ini dapat terkontrol.

2.3.3.3 Aliran Proses yang Berkelanjutan

Aliran proses yang berkelanjutan artinya bahwa dalam suat u proses

produksi yang terdiri dar i bermacam-macam proses dilakukan secara

berkesinambungan. Jika suat u produk telah selesai dikerjakan suat u proses, maka

produk tersebut segera dibawa ke proses selanjutnya unt uk segera dikerjakan

tanpa harus menumpuk produk tersebut dan begitu seterusnya hingga proses

mencapai tahap akh ir.

2.3.3.4 Tact Time

Tact Time adalah rentang wakt u untuk memproduksi suatu unit produk.

Waktu siklus ini ditentukan oleh jumlah harian yang dibut uhkan dan waktu

operasi harian efektif dengan cara sebagai berikut :

dibutuhkanyangHarianKeluaranJumlah

HarianOperasiWaktuTimeTact =

Waktu operasi harian merupakan wakt u yang tersedia untuk

menyelesaikan sejumlah produk dalam periode waktu kerja ( per shift atau per

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

27

hari ). Waktu harian ini tidak boleh dikurangi karena alasan kerusakan mesin,

pengerjaan ulang atau karena lelah dan istirahat. Jumlah keluran har ian

merupakan target produksi yang harus dipenuhi dalam kurun wakt u pengoperasian

( per shift atau per hari ). Selain it u, jumlah keluaran harian tidak boleh ditambah

dengan mengganti keluaran yang cacat.

2.3.3.5 Multiskilled O perator

Dalam konsep JIT, operator yang memilki tingkat ketrampilan tinggi

sangat penting peranannya dalam rangka mengatur proses-proses produksi. Hal ini

dilakukan karena adanya permintaan pasar yang sering berubah terhadap volume

maupun modal produk yang dihasilkan perusahaan.

Dengan kemampuan yang tinggi seorang operator dapat mengoperasikan

beberapa jenis mesin, yang mana hal ini akan sangat berguna bagi perusahaan.

2.4 Sistem Kanban

2.4.1 Definisi Sistem Kanban

Kanban dalam bahasa Jepang berarti kartu. Dalam sistem produksi Just In

Time, kanban berarti kartu yang merupakan sarana unt uk meningkatkan kegiatan

perbaikan. Dalam kartu kanban berisi informasi mengenai nomor part, jumlah

part, asal dan tujuan part juga cycle issue.

Sedangkan sistem merupakan suatu rangkaian dari beberapa elemen yang

saling berhubungan dan saling menunjang antara satu dengan yang lain untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

28

Jadi sistem kanban adalah rangkaian dar i beberapa elemen dengan

menggunakan kart u yang dapat digunakan untuk menghubungkan pengunaan

elemen-elemen yang terkait dan dapat meningkatkan perbaikan dalam

melaksanakan pekerjaan.

Sistem kanban digunakan untuk mengendalikan proses seh ingga setiap

proses akan memproduksi un it tunggal dalam wakt u siklus yang ditentukan.

Ada dua jenis kanban yang biasa digunakan: kanban pengambilan dan

kanban pemesanan produksi. Kanban pengam bilan merinci jumlah yang harus

diambil oleh proses berikutnya, sementara kanban pemesanan produksi

menunjukkan jumlah yang harus diproduksi o leh proses sebelumnya.

2.4.2 Fungsi Kanban

Fungsi kanban dalam pelaksanaan sistem produksi Just In time antara lain 6

:

1. Memberikan informasi pengambilan dan pengangkutan.

Dalam kartu kanban terdapat informasi mengenai jumlah part yang harus diambil

dan tempat tujuan ditempatkannya part tersebut.

2. Memberikan informasi produksi

Kanban produksi dapat berfungsi pula sebagai kanban pindahan dan member ikan

informasi banyaknya part yang harus diproduksi untuk keper luan produksi

selanjutnya.

3. Mencegah kelebihan produksi atau pengangkutan.

6 Tai chi Ohno , Just In Ti me, PPM, Jakarta, 1995 , hal.25

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

29

Kanban dapat mencegah terjadinya kelebihan produksi, karena dalam peraturan

kanban yang ketiga disebutkan bahwa tidak ada pengir iman maupun produksi

barang bila tidak ada informasi berupa kanban.

4. Ber laku sebagai perintah kerja yang ditempelkan langsung pada barang.

5. Mencegah produk cacat dengan mengenali proses yang membuat cacat.

Dengan menggunakan sistem produksi Just In Tim e, maka barang yang

diproduksi dalam jumlah yang tidak terlalu besar, sehingga bila terjadi kelainan

pada mesin yang digunakan dapat denga segera diketahui oleh operator, karena

dilakukannya otomasi (Jidoka) sehingga mesin akan berhenti bila terjadi kelainan.

2.4.3 Peraturan Dasar Dalam Sistem Kanban

Terdapat sejumlah peraturan dasar ( basic ru les ) yang harus diperhatikan

dalam menggunakan kanban agar dapat menunjang , yaitu :

1. Pemindahan suatu kanban boleh dilakukan hanya apabila lot tersebut akan

dipergunakan. Peraturan ini mengharuskan proses ber ikut untuk menarik

parts yang dibutuhkan dari proses sebelumnnya sesuai dengan kuantitas

yang dibutuhkan dan pada saat dibutuhkan. Proses sesudah harus mengirm

kanban kepada proses sebelumnya untuk meminta tambahan parts hanya

apbila pro ses sesudah telah menggunakan semua parts yang menyertai

kanban tersebut.

2. Tidak boleh ada penar ikan parts tanpa disertai dengan kanban. Perat uran

ini mengharuskan bahwa kanban merupakan satu-satunya alat yang sah

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

30

mengijinkan pemindahan atau penar ikan parts dar i proses sebelum ke

proses sesudah.

3. Banyaknya parts yang dikeluarkan atau dikirim kre proses berikut harus

tepat sama dengan yang dispesifikasaikan kanban. Peraturan ini

mengharuskan bahwa proses sebelum tidak boleh mengeluarkan atau

mengirim kanban dengan parts yang tidak sesuai dengan lot size yang

diminta. Apabila jumlah parts yang tersedia dalam proses sebelum tidak

mencukupi, maka kanban harus menunggu sampai proses sebelum

memproduksi kekurangannya.

4. Suatu kanban harus dilampirkan atau ditaruh pada produk-produk fisik.

Peraturan ini mengharuskan agar suatu kanban sebagai kartu per jalanan

selalu dilampirkan pada lot yang selalu tampak oleh pekerja.

5. Proses sebelumnya harus memproduksi parts dalam kuantitas sama

dengan yang ditarik oleh proses sesudah. Dengan ini setiap proses tidak

boleh memproduksi dalam kuantitas yang lebih dar ipada kebut uhan,

karena hal itu merupakan pemborosan dalam penggunaan tenaga kerja,

mesin, material, dan sumber daya lainnya.

6. Proses kanban dalam setiap pusat kerja dilakukan dengan susunan atau

urutan tibanya kanban itu dipusat ker ja. Seh ingga apabila pusat ker ja

menemukan beberapa kanban dalam kotak surat atau kotak khusus yang

diterima dari proses berbeda, maka peker ja harus melayan i kanban dalam

susunan yang berurut sesuai dengan urutan kedatangan kanban. Jadi

ber laku prin sip tiba pertama akan dilayani lebih dahulu.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

31

7. Jumlah kanban harus sesedikit mungkin, karena jumlah kanban

menyatakan sedian maksimum suatu suku cadang, maka jumlah ini harus

dijaga sekecil mungk in. Karena persediaan merupakan suatu pemborosan

yang harus dihilangkan.

2.4.4 Penggunaan Kanban

Gambar berikut ini menunjukkan bagaimana kanban pengambilan dan

pemesanan produksi digunakan. Mulai dari poses ber ikutnya, berbagai langkah

yang menggunakan kanban adalah :

Gambar 2.1 Penggunaan Dua Kanban

1. Pembawa dar i proses berikutnya pergi ke gudang proses terdahulu dengan

kanban pengambilan yang disimpan dalam pos kanban pengambilan

( yakni, kotak atau berkas penerima ) bersama pallet kosong ( peti kemas

) yang ditaruh diatas forklift atau jip. Ia melakukannya secara teratur pada

waktu yang telah ditentukan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

32

2. Bila pembawa proses ber ikutnya mengambil suku cadang di gudang A,

pembawa it u melepaskan kanban p emesanan-produksi yang dilampirkan

pada unit fisik dalam pallet dan menaruh kanban ini dalam pos penerimaan

kanban. Ia juga meninggalkan pallet kosong ditempat yang dit unjuk o leh

orang yang ada pada proses terdahulu.

3. Untuk tiap kanban pemesanan-produksi yang dilepaskannya, ditmpat itu ia

menempelkan satu kanban p engambilan. Ketika ia menukarkan kedua

jenis kanban itu, dengan hati-hati ia membandingkan kanban pengambilan

dengan kanban pemesanan-produksi unt uk melihat konsistensinya.

4. Bila pekerjaan dimulai pada proses berikutnya, kanban pengam bilan harus

ditaruh dalam pos kanban penggambilan.

5. Pada prosesa terdahulu, kanban pemesanan-produksi harus dikumpulkan

dar i pos penerima kanban pada wakt u tertentu atau bila sejumlah unit telah

diporoduksi kan dan harus ditempatkan dalam pos kanban pemesanan-

produksi dengan urutan yang sama dengan urutan penyobekkan kanban di

gudang A.

6. Menghasilakan suku cadang sesuai dengan urutan nomor kanban

pemesan-produksi di dalam pos.

7. Ketika diolah, unit fisik dan kanban itu harus bergerak secara

berpasangan.

8. Bila unit fisik diselesaikan dalm proses in i, unit ini dan kanban

pemesanan-produksi ditaruh dalam gudang A, sehingga pembawa dari

proses berikutnya dapat mengambilnya kapan saja.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

33

2.4.5 Jenis Kanban Lain

Selain kanban pengambilan dan pemesanan-produksi, masih terdapat

beberapa jenis kanban yang lain yang dapat digunakan dalam berproduksi.

Ber ikut ini adalah beberapa kanban lainnya yang dibedakan berdasarkan

fungsinya, yaitu :

1. Kanban Ekpress : Kanban jenis ini dikeluarkan bila terjadi kekurangan

suku cadang.

2. Kanban darurat : Suat u kanban darurat akan dikeluarkan untuk sementara

waktu bila beberapa sediaan diper lukan untuk memperbaiki unit yang

cacat, kerusakan mesin, sisipan ekstra, atau tambahan mendadak dalam

oprasi akhir pekan.

3. KanbanTerusan : Kalau dua buah proses atau saling berhubungan dengan

sangat erat, meraka dapat dianggap sebagai satu proses t unggal, tidak perlu

menukarkan kanban diantara proses-proses yang bersebelahan ini.

4. Kereta atau Truk sebaga i sua tu kanban : Kanban sering sangat efektif bila

digunakan dalam kombinasi dengan kereta angkut.

5. Sistem Kerja-Penuh : Sistem kerja-penuh dilakukan pada proses

pengerjaan mesin otomatis.

6. Kanban Sementara : Kanban jenis ini digunakan untuk part-part yang

penggunaannya jarang dengan perputaran yang tidak tertentu.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

34

2.4.6 Jumlah Kanban

Dalam perusahaan industri manufakt ur, perencanaan material merupakan

orang yang bertanggung jawab mengeluarkan kartu-kartu kanban. Perencana juga

menentukan ukuran-ukuran lot dari kanban yang akan menarik material. Kadang-

kadang perencanaan material akan mengeluarkan kart u kanban tambahan guna

meningkatkan tingkat produksi untuk part tertentu. Sebaliknya perencana material

juga menarik keluar kartu kanban dari sirkulasi guna mengurangi jadwal

produksi.

Banyaknya kanban yang dikeluarkan untuk part tertentu biasa ditentukan

berdasarkan :

1. Permintaan Harian

2. Ukuran Lot atau Kapasitas per Box

3. Cycle I ssue atau Siklus Pemesanan

4. Koefisien Keamanan

Keempat faktor inilah nantinya yang akan digunakan unt uk menghitung

berapa jumlah kanban yang sepantasnya beredar salam lingkungan produksi.

2.4.6.1 Permintaan Harian

Permintan harian merupakan tingkat produsi harian dalam un it untuk

suatu part. Bisanya permintaan ini diturunkan dar i permintaan produksi bulanan

yang dirata-ratakan berdasarkan jumlah hari ker ja dalam bulan yang berjalan.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

35

2.4.6.2 Ukuran Lot

Ukuran lot adalah kuantitas part yang ditentukan untuk kanban tarik pada

sdaat pengambilan material atau part unt uk kanban produksi pada saat pembuatan

part itu. Ukuran ini ditentukan berdasarkan kapasitas kontainer ( alat angkut ) atau

kapasitas mesin atau pertimbangan lainnya.

2.4.6.3 Cycle Issue ( Siklus Pemesanan )

Cycle issue (siklus pemesanan) menggambarkan waktu pemesanan (hari),

waktu pengiriman serta frekwensinya. Terdapat 3 informasi penting dalam cycle

issue y ang dilambangkan o leh huruf X (periode pemesanan), Y (frekwensi

pengiriman) dan Z (interval pengiriman). Periode pemesanan member ikan

informasi dilakukannya pemesanan dalam suatu periode yang ditentukan. Sebagai

contoh periode pemesanan atau X adalah 2, yang berarti dalam 2 hari dilakukan

sekali pemesanan.

Frekwensi pengiriman memberiakan informasi besarnya frekwensi

pengiriman part yang dilakukan selama satu per iode pemesanan. Misalnya,

frekwensi pengiriman atau Y adalah 4. Ini berarti dalam satu periode pemesanan

dilakukan 4 kali pengiriman material atau part.

Terakhir adalah interval pengiriman yang memberikan informasi tentang

kedatangan part yang dipesan. Misalnya interval pengiriman 2, maka pengiriman

part akan dilakukan pada frekwensi ketiga dari frekwensi pengiriman. Contoh dari

cycle issue ini adalah sebagai berikut : Misalnya penyedia part A memeiliki CI

yaitu 1 – 4 – 2 dengan waktu pengiriman 07.30, 13.00, 19.30 dan 23.30. In i berarti

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

36

pemesanan dilakukan sat u hari sekali dengan frekwensi kedatangan sebanyak 4

kali pada jam seperti diatas dan bila pesanan dilakukan pada frekwensi pertama

yaitu jam 07.30 maka part akan datang pada frekwensi ke-3 yaitu jam 19.30,

karena interval pengir iman 2.

2.4.6.4 Koefisien Keamanan (α)

Besarnya koefisien keamanan (α ) bisanya ditentukan o leh perusahaan

yang berguna untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga yang mungkin terjadi.

Koefisien kemanan biasanya merupakan peningkatan persentase dalam banyaknya

kartu kanban y ang dikeluarkan dan diperlakukan sebagai ukuran untuk inventori

pengamanan. Misalnya koefisien keamanan ditentukan 0,5 ini berarti akan

dikelurkan kartu kanban 50% lebih banyak dari kebutuhan aktual.

Berdasarkan keempat informasi diatas maka selanjutnya jumlah kartu

kanban yang dibutuhkan dapat dihit ung dengan menggunkan rumus :

Dimana :

Keterangan : X = Periode pemesanan (har i)

Y = Frekwensi pengiriman

Z = Interval pengiriman

N = Currently stock (sediaan yang ikut berputar selam perakitan)

Currently stock (N) = yx { }⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

palletperCaphariodZ

./Pr1

Total kanban = N + Saftey stock

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

37

2.5 Pengukuran Waktu ( Time Study )

2.5.1 Tahap Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat

waktu-wakt u kerjanya, baik setiap elemen maupun sik lus dengan menggunakan

alat-alat yang telah disiapkan.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah melaksanakan pengukuran

pendahuluan. Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan adalah untuk

mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat ketelitian dan

tingkat keyakinan yang diinginkan dan telah ditetapkan pada saat menjalankan

langkah penetapan tujuan pengukuran. Untuk mengetahui berapa kali pengukuran

harus dilakukan beberapa tahap pengukuran pendahuluan, seperti langkah ber ikut

:

1) Pengukuran tahap pertama

Pengukuran tahap pertama ini dilakukan dengan melakukan beberapa kali

pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur ( dalam hal ini

sepuluh kali pengukuran ). Setelah pengukuran tahap pertama ini dijalankan,

tiga hal harus mengikutinya yait u proses pengujian data yang terdiri atas : uji

kenormalan data, uji keseragaman data, dan menghitung jumlah pengukuran

yang diperlukan dengan menguji kecukupan data.

2) Apabil jumlah pengukuran belum mencukupi, dilanjutkan dengan pengukuran

tahap kedua. Demikian seterusnya sampai jumlah keseluruhan pengukuran

mencukupi unt uk tingkat ketelitian dan kepercayaan yang dikehendaki.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

38

2.5.2 Tingkat Ketelitian dan Tingkat Kepercayaan

Dalam melakukan pengukuran waktu ini yang dicar i adalah waktu

sebenarnya diperlukan unt uk menyelesaikan suat u pekerjaan, karena waktu

penyelesaian ini tidak pernah diketahui sebelumnya, maka harus dilakukan

pengukuran-pengukuran yang banyak ( tak hingga ) akan memberikan jawaban

yang pasti, tetapi hal in i tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan yaitu

tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan.

Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksim um hasil

pengukuran dari wakt u penyelesaian sebenarnya, sedangkan tingat kepercayaan

menunjukkan besarnya kepercayaan pengukuran bahwa hasil yang dipero leh

memenuhi syarat ketelitian. Keduanya dinayatakan dalam satuan persen 7.

Dalam penelitian ini, digunakan tingkat ketelitan 5 % dan keyakinan 95%.

Ini berarti bahwa penulis membolehkan rata-rata hasil pengukuran menyimpang

sejauh 5% dari rata-rata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal

ini adalah 95%. Dengan kata lain, penyimpangan yang terjadi lebih dari rata-rata

pengukuran hanya dapat ditoleransi dengan kemungkinan 5% (100%-95%) dari

populasi hasil pengukuran atau jumlah pengukuran. Secara intuitif dapat diduga

bahwa semakin besar tingkat ketelitian dan semakin tinggi tingkat keyak inan

maka semakin banyak pengukuran yang diper lukan.

7 Iftikar Z. Sutalaksan a, Rohana Wirasaatra, Jan H .Tjakra At madja, Teknik Cara Kerja, Bandung

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

39

2.5.3 Uji Kenormalan Data

Didalam SPSS terdapat beberapa cara unt uk menguji kenormalan suatu

data, antara lain adalah uji chi-square dan uji Kolmogorov-smirnov yang dapat

digunakan pada data yang berskala minimal ordinal. Langkah- langkah dalam uji

Kolmogorov-smirnov sebagai berikut :

1. Definisikan var iabel dalam data misal : n ilai pada ko lom pertama

2. Masukkan data tersebut ke dalam kolom pertama

3. Pada menu utama pilih : Analyze, Nonparametric, Test, 1 sample KS

• Pada test Variabel List masukkan variabel n ilai

• Pada test distribution pilih lah normal

Catatan :

Karena distribusi yang ingin diuji adalah distribusi normal maka Goodnes of

Fit pada SP SS yang digunakan juga hanya untuk normal.

4. Klik OK

Hasil perhitungan :

One-sample Kolmogorov-smirnov Test DATA N 6

Mean 5,4433 Normal Parameters a.b Std Dev iation 1.033E-02

Absolute .407 Positive .259

Most extreme Diff erencess Negative -.407 Kolmogorov-smirnov Z .998 Asymp. Sig. (2-t ailed) .272 a.Test distr ibution is normal b.calculat ed f rom data

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

40

Analisa

Hipotesis

Ho : F(x)=0, dengan F (x) adalah fungsi distribusi populasi yang diwakili o leh

sampel, dan Fo (x) adalah fungsi distribusi suatu populasi berdistribusi

normal dengan μ = 5.55 dan σ = 1.03 ( lihat hasil output SPSS)

Hi : F (x) ≠ Fo (x) atau distribusi populasi tidak normal

Uji dilakukan dua sisi, karena adanta tanda ‘≠’.

Pwngambilan keputusan.

• Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterma

• Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

Keputusan

• Terlihat pada kolom asymp.Sig/asymptotic signif icance dua sisi adalah

0,272, atau probabilitas diatas 0,05 (0,272>0,05). Maka Ho ditrima, atau

distribusi populasi data elemen ker ja 1 adalah normal.

2.5.4 Uji Keseragaman Data

Karena yang diukur adalah sistem yang selalu berubah-ubah, maka

perubahan yang terjadi diupayakan dalam batas kewajaran., sehingga data

pengukuran yang dihasilkan akan seragam. Karena ketidakseragaman datang

dengan tanpa disadar i, maka diperlukan alat untuk mendeteksinya yang berupa

batas kontrol. Karena batas kontrol dapat menunjukkan seragam atau tidaknya

data. Untuk menentukan batas kontrol in i digunakan rumus :

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

41

• Untuk tingkat keyakinan 68 %

BKA = X + σ-x BKB = X - σ-x

• Untuk tingkat keyakinan 95 %

BKA = X + 2σ-x BKB = X - 2σ-x

• Untuk tingkat keyakinan 99 %

BKA = X + 3σ-x BKB = X - 3σ-x

Dimana X = K

Xik

i∑=1 X =

n

Xon

j∑=1

α = 1

)(−

−∑N

xxi

α x = nα

Keteran gan : X = Rata-rata dari harga rata-rata subgrup

α x = Simpangan bak u dar i harga rata-rata subgrup

Xi = W aktu penyelesaian elemen kerja y ang teramati dar i

pengukuran

Xi = Rata-rata subgrup

N = Jumlah data

n = Uk uran subgro up

K = banyaknya subgro up

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

42

2.5.5 Uji Kecukupan Data

Pada bagian awal telah dijelaskan bahwa tujuan melakukan p en guk uran

pendah uluan adalah : mengetah ui beberapa kali pen guk uran harus dilak ukan

untuk tingkat ketelitan dan tingk at kepercay aan yan g diinginkan. Oleh karena itu

pada tahap ini akan diketahui banyakny a pen guk uran yan g sesun gguhny a yan g

dip erlukan. Tentunya data yan g digunak an adalah data normal dan data-data yan g

telah masuk kedalam batas kontrol. Dengan diketah ui banyaknya p en guk uran

sesungguhnya yan g diperlukan maka secra langsung dap at dipastikan ap akah

sudah mencuk upi atau belum untuk mewakili satu per io de p engamatan den gan

tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang telah ditetapkan.

Jumlah data dikatakan cuk up apabila N’<N. Jika jumlah p en guk uran

belum mencuk upi maka perlu dilak ukan kembali pen guk uran tahap kedua yan g

prosesnya sama seperti tahap penguk uran pendah uluan. Jumlah pen guk uran tahap

kedua adalah N’-N atau lebih k arena umumnya den gan bertambahnya jumlah,

data harga N’ cen derung mengecil. Gejala ini disebabkan juga karena operator

telah semakin terbiasa den gan pekerjaan sehin gga fluktuasi waktu yan g

dih abisakan mengecil. Unt uk mengetahui apakah data yan g telah kita ambil telah

cuk up atau tidak digunakan rumus sebagai berik ut :

σ x = N'σ ..................(1)

Keterangan : σ x = Deviasi standar dari distribusi rata-rata

σ = Deviasi standar sebenarnya dari mpengukuran

N = jumalah operasi

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

43

Dimana

σ = N

XXXXX n2

21 )()()( −++−+Χ−∑ K

σ = N

XXi2)−∑

Dimana Xi = Pengukuran per elemen

X = Rata-rata pengukuran

Σ = Jumalah pengukuran

karena X = ,N

Xi∑ maka :

22

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ Χ−

Χ= ∑∑

NNiiσ

( )221 ∑∑ Χ−Χ= NN

σ ......................(2)

Jika rumus 1 dan 2 dikombinasikan, maka :

σ x = ( )

'

221

N

NN ∑∑ Χ−Χ

Jika tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitan 5%, maka :

0,05 X = 2 σ x atau 0,05 N∑Χ

= 2 σ x

0,05 N∑Χ

= 2 ( )

'

221

N

NN ∑∑ Χ−Χ

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

44

0,05 N∑Χ

= ( )

'

222

N

NN ∑∑ Χ−Χ

( )22205,0

' ∑∑∑Χ−Χ⋅

Χ= N

NNN

N’ = ( )

22240

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

Χ

Χ−Χ

∑∑∑N

unt uk populasi

dan N’ =

( )( )

222

140

⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢

Χ−

Χ−Χ ∑∑NN

N ii

Untuk sampel

• Apabila tingkat kepercayaan 95% dan ketelitian 10%

Populasi Sampel

N’ = ( )

22220

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

Χ

Χ−Χ

∑∑∑

i

iiN dan N’=

( )( )

222

120

⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢

Χ−

Χ−Χ ∑∑NN

N ii

• Apabila tingkat kepercayaan 99% dan ketelitian 5%

Populasi Sampel

N’ = ( )

22260

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

Χ

Χ−Χ

∑∑∑

i

iiN dan N’ =

( )( )

222

160

⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢

Χ−

Χ−Χ ∑∑NN

N ii

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

45

• Apabila tingkat kepercayaan 99% dan ketelitian 10%

Populasi Sampel

N’ = ( )

22230

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

Χ

Χ−Χ

∑∑∑

i

iiN dan N’ =

( )( )

222

130

⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢

Χ−

Χ−Χ ∑∑NN

N ii

• Apabila tingkat kepercayaan 68% dan ketelitian 5%

Populasi Sampel

N’ = ( )

22220

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

Χ

Χ−Χ

∑∑∑

i

iiN dan N’ =

( )( )

222

1

20

⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢

Χ−

Χ−Χ ∑∑NN

N ii

• Apabila tingkat kepercayaan 68% dan ketelitian 10%

Populasi Sampel

N’ = ( )

22210

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

Χ

Χ−Χ

∑∑∑

i

iiN dan N’ =

( )( )

222

110

⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢

Χ−

Χ−Χ ∑∑NN

N ii

2.5.6 Faktor Penyesuaian dan Faktor Kelonggraran

a) Faktor Penyesuaian

Waktu standar yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan

cara ker ja wajar. Agar harga rata-rata waktu proses menjadi wajar, pengukur harus

menormalkan dengan melakukan penyesuaian. Biasanya penyesuaian dilakukan

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

46

dengan mengalikan wakt u sik lus rata-rata dengan harga P yang disebut dengan

faktor penyesuaian. Besarnya harga P diat ur sedemikian rupa sehingga dapat

mencerminkan waktu sewajarnya atau waktu normal.

Jika P > 1, maka operator dikatakan bekerja diatas normal (terlalu cepat),

sebaliknya jika P < 1, maka operator maka dikatakan beker ja dibawah normal

(terlalu lam bat), sedangkan jika P = 1, maka operator bekerja wajar. Pengukur

dapat memeahami konsep bekerja wajar, apabila operator dianggap

berpengalaman dalam bekerja tanpa usaha yang ber lebihan sepanjang har i kerja,

menguasai cara kerja yang ditetapkan, dan menunjukkan kesungguhan dalam

melaksanakan pekerjaan.

Ada beberapa cara yang digunakan dalam menentukan besarnya faktor

penyesuuaian, antara lain :

1. Cara Persentase

2. Cara Shumard

3. Cara Westinghouse

4. Cara Objektif

Dalam penelitian ini, faktor penyesuaian yang digunakan memekai cara

westinghouse.

Pada cara westinghouse, faktor penyesuaian diarahkan kepada penilaian

terhadap empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran

dalam bekerja, yaitu ketrampilan, usaha, kondisi kerja, dan kompetensi. Setiap

faktor terbagi kedalam kelas-kelas dengan nilai sendiri-sendiri.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

47

Ketrampilan atau skill didef inisikan sebagai kemampuan mengikuti kerja

yang ditetapkan, untuk dapat meningkatkan ketrampilan seorang operator

diperlukan suatu latihan tetapi hanya sampai tingkat tertentu saja, dimana

merupakan batas kemampuan maksimal yang dapat diberikan oleh pekerja yang

bersangkutan.

Untuk usaha atau Effort diartikan sebai kesungguhan yang ditun jukkan

atau diberikan oprator ketika melakukan peker jaanya. Sedangkan yang dimaksud

dengan kondisi ker ja adalah kondisi fisik lingkungan seperti keadaan penerangan,

temperatur dan kebisingan ruangan. Kondisi ker ja merupakan sesutu diluar

operator yang diterima apa adanya tanpa banyak kemampuan unt uk merubahnya.

Hanya p ihak manajemen yang berwenang merubah atau memperbaikinya.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah konsistensi, karena secara nyata

pada setiap pengukuran waktu angka-angka yang dipero leh tidak semuanya sama.

Waktu penyelesaian yang dit unjukkan pekerja selalu berubah-ubah, bahkan dari

satu sik lus lainnya, dari jam ke jam, bahkan dari hari ke har i. Hal ini perlu

diperhatikan terutama bila variabilitasnya tinggi angka-angka yang diberikan bagi

setiap kelas dari keempat faktor diatas dapat dilihat pada lampiran.

Sebagai ilustrasi, jika seseorang pekerja dinilai sebagai berikut :

Ketrampilan : Good ( C 2 ) = + 0,03

Usaha : Fair ( E 1 ) = - 0,04

Kondisi : Excellent ( B ) = + 0,04

Konsentrasi : Fair ( B ) = - 0,02 +

Total = + 0,01

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

48

Jadi P = ( 1 + 0,01 ) atau P = 1,01 seh ingga waktu normalnya dapat langsung

dikalikan dengan n ilai tersebut.

b) Kelonggaran ( Allowance )

Setelah didapat data yang normal dan seragam, jumlah pengukuran yang

cukup dan penyertaan faktor penyesuaian, satu hal lain yang per lu dilakukan

adalah menambahkan kelonggaran atas wakt u normal yang telah didapatkan.

Kelonggaran adalah toleransi waktu sebagai kompensai bagi operator atas

kerugian atau keterlambatan yang disebabkan sebagai faktor yang berpengaruh.

Faktor-faktor tersebut terdiri atas tiga hal yait u :

1. Kelonggaran kebut uhan pribadi

Yang dimaksud didalam kebutuhan pribadi adalah sesut u yang mutlak dan

tidak dapat dihindarkan yaitu seperti minum sekedarnya unt uk menghilangkan

haus, ke kamar kecil atau bercakap-cakap dengan teman sekerja sekedarnya

untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejemuan dalam bekerja.

Penentuan besarnya kelonggaran untuk kebutuhan pribadi didasarkan kepada

karekteristik dan t untutan suatu pekerjaan yang berbeda antara satu dengan

lainnya.

2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique ( lelah )

Secara gar is besar untuk menghilangkan rasa fatique merupakan suatu pola

yang timbul pada sutu keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu

yang telah tidak sanggup lagi untuk melakukan aktifitasnya. Rasa fatique

tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi, baik jumlah maupun

kwalitasnya.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

49

3. Kelonggaran untuk hambatan yang tak terhindarkan

Dalam melakukan suatu pekerjaan, operator tidak akan lepas dari berbagai

hambatan. Hal ini tidak mungkin dihindar i karena hambatan akan tetap ada

dan karenanya harus dipertimbangkan dalam perhitungan waktu standar.

Beberapa contoh yang termasuk ke dalam hambatan-hambatan yang tidak

terhindarkan adalah meminta atau menerima pet unjuk kepada pengawas,

melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin, memperbaiki kemacetan-

kemacetan singkat yang terjadi pada peralatan kerja, mengambil alat-alat

kerja, dan lain sebagainya.

2.5.7 Perhitungan Waktu Standar

1. Perhitungan waktu sik lus rata-rata

Waktu siklus rata-rata adalah waktu yang didapat dari rata-rata waktu

pengukuran langsung dilapangan yang telah melalui proses pengujian data.

Waktu siklus rata-rata = n

tjM

j∑=1

dimana : tj = waktu pengamatan yang teramati

n = jumlah pengamatan yang dilakukan

2. Perhitungan Waktu Normal

Waktu normal adalah waktu siklus rata-rata yang telah diber ikan

penyesuaian-penyesuaian.

Waktu Normal = Waktu Siklus x ( 1 + Faktor Penyesuaian )

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00568-TIAS Bab2.pdf · mempermudah karyawan untuk melaksanakan operasi

50

3. Perhitungan waktu St andar

Waktu standar adalah waktu yang ditetapkan sebagaiu standar lamanya

satu sik lus elemen dilakukan setelah diberi penyesuaian dan kelonggaran. Waktu

ini diperoleh dari wakt u normal dengan menambahkan kelonggaran-kelonggaran

yang dibutuhkan pekerja didalam melaksanakan sat u elemen kerja.

Waktu Standar = Waktu Normal x ( 1 + Allowance )