9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge...

33
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Kualitatif Guna Menganalisis Aliran Bahan Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya (2009) “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”, Aliran bahan bisa diukur secara kualitatif menggunakan tolok ukur derajat kedekatan hubungan antara fasilitas (departemen) dengan lainnya. Nilai-nilai yang menunjukkan derajat hubungan dicatat sekaligus dengan alasan-alasan yang mendasarinya dalam sebuah peta hubungan aktivitas (Activity Relationship Chart) yang telah dikembangkan oleh Richard Muther dalam bukunya “Systematic Layout Planning (Bottom Cahners Books, 1973)”. Suatu peta hubungan aktivitas dapat dikonstruksikan dengan prosedur sebagai berikut : Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen yang akan diatur tata letaknya dan dituliskan daftar urutannya dalam peta. Lakukan interview, wawancara, atau survei terhadap karyawan dari setiap departemen yang tertera dalam daftar peta dan jugan dengan manajemen yang berwenang.

Transcript of 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge...

Page 1: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

10 

 

 

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

 

2.1 Metode Kualitatif Guna Menganalisis Aliran Bahan

Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya (2009) “Tata Letak

Pabrik dan Pemindahan Bahan”, Aliran bahan bisa diukur secara kualitatif

menggunakan tolok ukur derajat kedekatan hubungan antara fasilitas

(departemen) dengan lainnya. Nilai-nilai yang menunjukkan derajat hubungan

dicatat sekaligus dengan alasan-alasan yang mendasarinya dalam sebuah peta

hubungan aktivitas (Activity Relationship Chart) yang telah dikembangkan

oleh Richard Muther dalam bukunya “Systematic Layout Planning (Bottom

Cahners Books, 1973)”. Suatu peta hubungan aktivitas dapat dikonstruksikan

dengan prosedur sebagai berikut :

• Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen yang

akan diatur tata letaknya dan dituliskan daftar urutannya dalam peta.

• Lakukan interview, wawancara, atau survei terhadap karyawan dari

setiap departemen yang tertera dalam daftar peta dan jugan dengan

manajemen yang berwenang.

Page 2: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

11 

 

 

 

• Definisikan kriteria hubungan antar departemen yang akan diatur

letaknya berdasarkan derajat keterdekatan hubungan serta alasan

masing-masing dalam peta. Selanjutnya tetapkan nilai hubungan

tersebut untuk setiap hubungan aktivitas antar departemen yang ada

dalam peta.

• Diskusikan hasil penilaian hubungan aktivitas yang telah dipetakan

tersebut dengan kenyataan dasar manajemen. Secara bebas beri

kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

Checking, rechecking dan tindakan koreksi perlu dilakukan agar

konsistensi atau kesamaan persepsi dari mereka yang terlibat dalam

hubungan kerja. Sebagai contoh bila departemen A dinyatakan

memiliki nilai hubungan aktivitas “penting (important)” dengan

departemen B, maka hal inipun harus memiliki nilai hubungan

aktivitas “penting (important) dengan departemen A. Di sini individu

karyawan atau manajer departemen A harus memberikan penilaian

hubungan aktivitas yang sama dengan individu karyawan/manajemen

departemen B.

Peta hubungan aktivitas atau Activity Relationship Chart (selanjutnya

disingkat dengan ARC) adalah suatu cara atau teknik yang sederhana di dalam

merencanakan tata letak fasilitas atau departemen berdasarkan derajat

hubungan aktivitas yang sering dinyatakan dalam penilaian “Kualitatif” dan

Page 3: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

12 

 

 

 

cenderung berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subyektif

dari masing-masing fasilitas/departemen. Gambar 2.1 memberikan contoh dari

bentuk ARC sebuah pabrik manufakturing.

Page 4: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

13 

 

 

 

Gambar 2.1 Contoh Activity Relationship Chart (ARC)

Pada dasarnya Activity Relationship Chart ini hampir sama dengan

Form to Chart, hanya saja di sini analisisnya bersifat kualitatif. Kalau dalam

From to Chart analisis dilaksanakan berdasarkan angka-angka berat/volume

dan jarak perpindahan bahan dari satu departemen ke departemen yang lain.

Maka Activity Relationship ini akan menggantikan kedua hal tersebut dengan

kode-kode huruf yang akan menunjukan derajat hubungan aktivitas secara

kualitatif dan juga kode angka yang akan menjelaskan alasan untuk pemilihan

kode huruf tersebut.

Page 5: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

14 

 

 

 

Di sini kode huruf seperti A ,E , I dan seterusnya menunjukan

bagaimana aktivitas dari masing-masing departemen tersebut akan

mempunyai hubungan secara langsung atau erat kaitannya satu sama lain.

Kode-kode huruf ini akan diletakkan pada bagian atas dari kotak yang tersedia

dan pemberian warna yang khusus juga diberikan untuk lebih mudah

analisisnya. Selanjutnya kode angka 1,2,3 dan seterusnya yang diletakkan

bagian bawah kotak yang ada mencoba menjelaskan alasan-alasan

pemilihan/penentuan derajat hubungan antara masing-masing departemen

tersebut. Kode huruf yang menjelaskan derajat hubungan antara masing-

masing departemen ini secara khusus telah distandarkan, yaitu sebagai berikut

:

Tabel 2.1

Standard Penggambaran Derajat Hubungan Aktivitas

Page 6: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

15 

 

 

 

Selanjutnya mengenai alasan-alasan untuk pemilihan derajat hubungan

ini (yang akan diberikan kode angka) dapat diambil berdasarkan

sifat/karakteristik dari aktivitas masing-masing departemen tersebut, misalnya

seperti :

• Kebisingan, debu, getaran, bau, dan lain-lain.

• Penggunaan mesin atau peralatan, data informasi, material handling

equipment secara bersama-sama.

• Kemudahan aktivitas supervisi.

• Kerjasama yang erat kaitannya dari operator masing-masing

departemen yang ada.

Activity Relationship Chart sangat berguna untuk perencanaan dan

analisis hubungan aktivitas antar masing-masing departemen. Sebagai

hasilnya maka data yang didapat selanjutnya akan dimanfaatkan untuk

penentuan letak masing-masing departemen tersebut, yaitu lewat apa yang

disebut dengan Activity Relationship Diagram. Pada dasarnya diagram ini

menjelaskan mengenai hubungan pola aliran bahan dan lokasi dari masing-

masing departemen penunjang terhadap departemen produksinya. Untuk

membuat Activity Relationship Diagram ini, maka terlebih dahulu data yang

diperoleh dari Activity Relation Chart dimasukkan kedalam suatu lembaran

kerja (Work Sheet) seperti terlihat data tabel 2.2 dibawah ini.

Page 7: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

16 

 

 

 

Tabel 2.2

Lembaran Kerja (Work Sheet) Pembuatan ARD

Dengan data yang telah disusun secara lebih sistematik dalam Work

Sheet ini, suatu Activity Relationship Diagram akan dapat dengan mudah

dibuat. Di sini ada dua cara yang bisa dipergunakan untuk membuat diagram

(yang selanjutnya akan dipakai sebagai landasan untuk perencanaan tata letak

departemen-departemen yang ada), yaitu sebagai berikut :

• Dengan membuat suatu Activity Template Block Diagram (ATBD).

• Dengan menggunakan kombinasi-kombinasi garis dan pemakaian

kode warna yang telah distandarkan untuk setiap hubungan aktivitas

yang ada.

Page 8: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

17 

 

 

 

Pada Activity Template Block Diagram, data yang telah

dikelompokkan dalam Work Sheet kemudian dimasukkan kedalam suatu

activity template. Tiap-tiap template akan menjelaskan mengenai departemen

yang bersangkutan dan hubungannya dengan aktivitas dari departemen-

departemen yang lain. Template di sini hanya bersifat memberi penjelasan

mengenai hubungan aktivitas antara departemen satu dengan departemen yang

lain; untuk itu skala luasan dari masing-masing departemen tidak perlu

diperhatikan benar. Berikut contoh Activity Template Block Diagram sesuai

dengan persoalan yang telah dikemukanan sebelumnya, yaitu :

Gambar 2.2 Activity Template Block Diagram (ATBD)

Page 9: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

18 

 

 

 

Pada dasarnya disini semua kode yang tercantum dalam Work Sheet

dimasukkan kedalam Activity Block Diagram kecuali kode huruf U

(Unimportant), karena dianggap tidak memberi pengaruh apa-apa dari

aktivitas departemen satu terhadap departemen lainnya. Seperti halnya dalam

Work Sheet, maka disini kode angka yang menjelaskan mengenai alasan

pemilihan derajat hubungan antara departemen juga tidak dimasukkan ke

dalam diagram ini. Langkah selanjutnya adalah memotong dan mengatur

template tersebut sesuai dengan urutan derajat aktivitas yang dianggap penting

dan diperlukan, yaitu berdasarkan urutan kode huruf A kemudian E dan

seterusnya. Dengan demikian Activity Relationship Diagram untuk contoh

yang diberikan sebelumnya kira-kira berbentuk seperti terlihat pada berikut ini

Page 10: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

19 

 

 

 

Gambar 2.3 Activity Template Block Diagram

Perlu ditekankan di sini bahwa hubungan aktivitas dari suatu

departemen dengan departemen yang lain seringkali ditunjukkan dengan cara

lain yang jauh lebih berarti dibandingkan dengan melihat jarak pisanh dari

lokasi-lokasi phisiknya. Sebagai contoh hubungan yang dikaitkan dengan

penyampaian informasi dalam hal ini tidak lagi sangat tergantung pada jarak

yang jauh karena ada sarana telekomunikasi, jaringan komputer/televisi,

lingkungan fisik yang tidak ergonomis seperti getaran, kebisingan, panas, dan

lain-lain tidaklah perlu harus menjauhkan lokasi sumber-sumber yang tidak

Page 11: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

20 

 

 

 

menyenangkan tersebut; karena dengan cara atau teknologi tertentu kita akan

dapat mengisolasinya secara cepat.

Di samping pembuatan diagram dengan menggunakan activity

template, maka alternatif lain yang bisa dibuat adalah dengan mencoba

melihat hubungan aktivitas masing-masing departemen dengan memakai

kombinasi garis (dan juga warna yang telah distandarkan, yang mana untuk

persoalan yang ada dapat ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 2.4 Activity Relationship Diagram

Activity Relationship Chart pada dasarnya sangat baik dipergunakan

untuk menganalisis tata letak pabrik dengan memperhatikan faktor-faktor

yang bersifat kualitatif. Untuk mengatur tata letak departemen/bagian dari

suatu perkantoran, gudang, tempat pembuangan limbah, dan lain-lain; maka

metode ini tepat untuk dipergunakan. Dalam pengaturan fasilitas-fasilitas dari

Page 12: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

21 

 

 

 

departemen produksi dalam pabrik, pemakaian Activity Relationship Char t

yang dikombinasikan dengan metode kuantitatif seperti From to Chart sangat

dianjurkan.

2.2 Sistem Manajemen Pergudangan

Manajemen pergudangan dirancang bertujuan untuk mengontrol

kegiatan pergudangan yang diharapkan dari pengontrolan ini adalah terjadinya

pengurangan biaya-biaya yang ada didalam gudang, pengambilan dan

pemasukan barang kegudang yang efektif dan efisien, serta kemudahan dan

keakuratan informasi stok barang digudang. Sistem informasi mengenai

manajemen pergudangan ini sering disebut dengan warehouse management

system (WMS). Menurut Roy L, Harmon (1993), sistem pergudangan haruslah

sederhana dan mudah dimengerti dengan tujuan :

• Menurunkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan customer

service.

• Menurunkan inventori hingga tingkat terendah.

• Meningkatkan produktifitas dari perusahaan

Page 13: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

22 

 

 

 

2.2.1 Pengertian Gudang

Gudang adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyimpan barang

baik berupa raw material, barang work in process atau finished good. Dari

kata gudang maka didapatkan istilah pergudangan yang berarti merupakan

suatu kegiatan yang berkaitan dengan gudang. Menurut Holy Icun Yunarto

dan Martinus Getty Santika (2005) kegiatan tersebut dapat meliputi kegiatan

movement (perpindahan), storage (penyimpanan) dan information transfer

(transfer informasi).

Menurut Holy Icun Yunarto dan Martinus Getty Santika (2005) dalam

bukunya menyebutkan beberapa macam tipe gudang, yaitu :

1. Manufacturing Plant Warehouse

Manufacaturing plant warehouse adalah gudang yang ada di

pabrik. Transaksi didalam gudang ini meliputi penerimaan dan

penyimpanan material, pengambilan material, penyimpanan barang

jadi ke gudang, transaksi internal gudang, dan pengiriman barang jadi

ke central warehouse, distribution warehouse, atau langsung ke

konsumen.

Menurut John Warman, Manufacturing Plan Warehouse dapat dibagi-

bagi lagi menjadi :

Gudang Operasional

Page 14: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

23 

 

 

 

Gudang operasional digunakan untuk menyimpan raw

material dan sparepart yang nantinya akan diperlukan dalam

proses produksi. Dalam gudang operasional ini dapat pula

disimpan barang-barang work in process.

Gudang Perlengkapan

Gudang perlengkapan merupakan gudang yang

digunakan untuk menyimpan perlengkapan yang akan

digunakan untuk memperlancar proses produksi. Perlengkapan

merupakan barang yang digunakan untuk proses produksi tetapi

tidak akan ditemui di finished good, karena barang ini hanya

berfungsi membantu proses produksi. Setelah proses produksi

berakhir barang ini akan dikembalikan ke gudan g

perlengkapan. Biasanya berada dekat dengan line produksi.

Gudang Musiman

Gudang Musiman adalah gudang yang bersifat

insidentil dan hanya ada pada saat gudang-gudang baik

operasional dan pemberangkatan penuh. Gudang ini biasanya

bukan milik pabrik, tetapi disewa dari pihak lain untuk jangka

Page 15: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

24 

 

 

 

waktu tertentu. Digudang ini dapat disimpan apa saja mulai dari

raw material hingga finished good.

2. Central warehouse

Central warehouse adalah gudang pokok. Transaksi didalam

central warehouse meliputi penerimaan barang jadi (dari

manufacturing warehouse, langsung dari pabrik, atau dari supplier),

penyimpanan barang jadi ke gudang, dan pengiriman barang jadi ke

distribution warehouse.

3. Distribution warehouse

Distribution warehouse adalah gudang distribusi. Transaksi

dalam gudang ini meliputi penerimaan barang jadi (dari central

warehouse, pabrik, atau supplier), penyimpanan barang yang diterima

gudang, pengambilan dan persiapan barang yang dikirim, dan

pengiriman barang ke konsumen. Terkadang distribution warehouse

juga berfungsi sebagai central warehouse.

4. Retailer warehouse

Retailer warehouse adalah gudang pengecer, jadi dengan kata

lain dapat dikatakan gudang yang dimiliki toko yang menjual barang

langsung ke konsumen.

Page 16: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

25 

 

 

 

2.2.2 Operasi-Operasi Pergudangan

Pergudangan terdapat tiga fungsi utama yaitu movement

(perpindahan), storage (penyimpanan) dan information transfer (transfer

informasi).

1. Movement (Perpindahan)

Fungsi movement ini merupakan fungsi utama, salah satu

kegiatannya adalah memperbaiki perputaran inventory dan

mempercepat proses pesanan dari produksi hingga ke pengiriman

utama.

Menurut Holy Icun Yunarto (2005) fungsi movement dibagi

menjadi aktivitas-aktivitas yang meliputi:

Receiving (Penerimaan)

Merupakan aktifitas penerimaan barang dimana

didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas seperti pembongkaran

muatan, perhitungan kuantitas yang diterima dan inspeksi

kualitas dan kerusakan, juga aktivitas-aktivitas lain yang

berkaitan dengan penerimaan barang di gudang.

Putaway

Merupakan proses pemindahan barang dari dok

penerimaan ke gudang penyimpanan.

Customer Order Picking

Page 17: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

26 

 

 

 

Merupakan aktivitas pemindahan barang dari gudang

penyimpanan atau dari lokasi picking untuk kemudian

disiapkan untuk proses pengiriman.

Packing

Proses packing merupakan proses pengepakan barang

yang akan dikirim ke konsumen.

Cross Docking

Proses ini merupakan proses pemindahan barang dari

area receiving langsung ke lokasi shipping tanpa melalui

aktivitas penyimpanan di gudang.

Shipping

Aktivitas ini merupakan aktivitas pengiriman dan

meliputi proses pembuatan dokumen barang yang akan dikirim.

2. Storage (Penyimpanan)

Storage merupakan aktivitas penyimpanan barang baik yang

merupakan barang baku ataupun barang hasil produksi. Penyimpanan

barang dilakukan didalam gedung gudang. Gudang finished good dan

sparepart dapat menjadi satu atau dapat dipisahkan.

Menurut Rika Ampuh Hadguna, ST, MT dan Heri Setiawan,

ST, MT dalam bukunya (2008) menjelaskan hal-hal yang menjadi

faktor utama dalam tata letak penyimpanan yaitu

Page 18: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

27 

 

 

 

• Material mudah rusak; lingkungan tempat penyimpanan harus

ideal.

• Bentuk uni; akan menimbulkan masalah area dan pemindahan

itemnya.

• Item mudah hancur; perhatikan kelembaban dan metode.

• Material berbahaya; jenis demikian harus disimpan di lokasi

tersendiri.

• Keamanan material; hindari benturan saat pemindahan bahan.

• Compability; di mana item tipe kimiawi mudah bereaksi

dengan zat kimia lainnya.

Menurut Rika Ampuh Hadguna, ST, MT dan Heri Setiawan,

ST, MT dalam bukunya “Tata Letak Pabrik” (2008), juga menjelaskan

tentang pengaturan dan tata letak suatu gudang dalam bentuk

kebijakan penyimpanan, dimana metode terbaik yang akan diambil

tergantung pada karakteristik item. Kebijakan-kebijakannya adalah:

1. Kebijakan Penyimpanan Acak (Random Storage Policy); yaitu

penyimpanan item yang datang di setiap lokasi yang tersedia, di mana

setiap item mempunyai probabilitas sama pada setiap lokasi.

2. Kebijakan Penyimpanan Tetap (Dedicated Storage Policy);

Item disimpan pada lokasi tertentu tergantung tipe itemnya. Kebijakan

Page 19: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

28 

 

 

 

demikian didesain dengan luas penyimpanan setiap item sama dengan

level maksimal persediaan, lalu hal demikian terjadi saat pengisian.

3. Cube Per-Order Index Policy; Rasio kebutuhan space

penyimpanan item dengan jumlah transaksi S/R untuk itemnya. Item

dengan S/R terbesar sedikit dengan titik I/O.

4. Kebijakan Penyimpanan Berbasis Tertutup (Closed Based

Storage Policy); Aplikasi efek pareto dimana 80% aktivitas S/R oleh

20% item, 15% S/R oleh 30% dan 5% S.R oleh 50%

5. Kebijakan Penyimpanan Pangsa (Shared Storage Policy);

Kebijakan yang berada pada titik ekstrem random dan dedicated

storage policy.

Dalam sebuah perencanaan, manajemen harus menentukan

apakah pendirian sebuah pusat gudang atau beberapa fasilitas

penyimpanan di setiap tempat yang digunakan (dekat dengan stasiun

kerja atau lintasan perakitan). Kemudian, yang terakhir adalah

mendekati pemindahan bahan dan menghentikan penumpukan

produksi dalam pengiriman dari pusat gudang. Hal demikian berkaitan

pula dengan pengawasan inventori. Dalam banyak waktu, setiap

fasilitas penyimpanan bisa pula dibangun untuk penggunaan, tetapi

bukan untuk dimanfaatkan. Operasi pengawasan gudang antara lain

Page 20: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

29 

 

 

 

adalah pengawasan penyimpanan (storage policies) dan pengawasan

order pilihan (order picking policies).

Operasi pengawasan terdiri atas pengawasan penyimpanan

(storage policies). Pada sebuah fasilitas penyimpanan, beberapa

pengawasan memengaruhi tata letak, lokasi sel-sel penyimpanan, dan

tata letak atas sel-sel. Berikut adalah uraian singkat bentuk

pengawasan:

1. Physical similarity

Pada item dengan kemiripam fisik, karakteristik dalam

pengelompokannya ditempatkan pada tempat yang sama. Sebagai

contoh, item dengan ukuran besar disimpan dalam satu area,

sedangkan item berukuran kecil ditempat lainnya. Hal demikian diikuti

oleh kemiripan penggunaan material handling, perlengkapan, dan

kemiripan penempatan secara fisik untuk setiap area.

2. Functional similarity (kemiripan fungsi)

Penyimpanan dilakukan atas dasar kemiripan fungsi yang

disimpan pada tempat yang sama. Sebagai contoh, alat-alat elektronik

yang disimpan pada satu area.

3. Popularity (Popularitas)

Setiap gudang mempunyai item yang diperoleh secara

bersamaan dan jumlah yang banyak. Pada sistem demikian, pergerakan

Page 21: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

30 

 

 

 

cepat diperuntukan bagi setiap item penyimpanan tertutup untuk area

penerimaan dan pengiriman serta item dengan pergerakan lambat di

sistem yang lain. Bentuk pengawasan demikian bertujuan

mempersiapkan jarak minimal pekerjaan gudang dan dalam pemilihan

pesenan.

4. Reserve stock separation (penyimpanan dan pemisahan

persediaan)

Beberapa keuntungan penyimpanan dan pemisahan persediaan

dari pekerjaan penyimpanan adalah semua pekerjaan penyimpanan

dapat diambil bersamaan dalam kesamaan tempat dan rata-rata

pemilihan dapat dilakukan dengan mudah.

5. Randomized storage (penyimpanan acak)

Pada sistem proses informasi modern (computerized inventory

control system), kemungkinan besar kemudahannya dalam penempatan

tetap dan lokasi yang unik pada sebuah penyimpanan individu.

Pertukaran dari penyimpanan tetap (dedicated storage) yang tersedia

ke penyimpanan acak (randomized storage) berbentuk hasil yang agak

besar. Bentuk pengawasan digunakan pada penyimpanan item dengan

jarak yang didapat ketika dibutuhkan dalam penyimpanan beberapa

bentuk item yang penyimpanannya tidak umum.

6. High security storage (pengamanan penyimpanan)

Page 22: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

31 

 

 

 

Bentuk pengawasan demikian dilakukan jika beberapa item

terutama yang terpilih dan bentuk khas dibutuhkan sebagai kunci

pengamatan dan pengukuran.

3. Information Transfer (Transfer Informasi)

Aktivitas ini adalah aktivitas transfer informasi seperti informasi

mengenai stock barang yang ada di gudang atau informasi-informasi lain

yang berguna, informasi ini dapat merupakan informasi untuk pihak diluar

gudang atau pihak gudang sendiri.

2.2.3 Konsep Tata Letak Penyimpanan Barang

Menurut Rika Ampuh Hadguna, ST, MT dan Heri Setiawan, ST, MT

dalam bukunya “Tata Letak Pabrik” (2008), tujuan perencanaan tatat letak

untuk gudang bahan baku dan gudang barang jadi adalah:

• Utilisasi Luas Lantai secara efektif

• Menyediakan pemindahan bahan yang efektif

• Meminimalisasi biaya penyimpanan pada saat menyediakan tingkat

pelayanan yang dibutuhkan

• Mencapai fleksibilitas maksimum

• Menyediakan housekeeping yang baik

Page 23: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

32 

 

 

 

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut diatas, kita harus memadukan

beberapa prinsip mengenai gudang. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan

tujuan diatas antara lain:

1. Kepopuleran (Popularity)

Sistem pengangkutan didalam gudang tentu akan sangat

mempengaruhi kegiatan didalam gudang. Apabila kita tidak

memperhatikan kegiatan yang terjadi di gudang. Kesimpangsiuran

gerakan berkaitan dengan waktu yang digunakan untuk mengangkut

barang dan biaya terhadap waktu kerja. Popularity merupakan prinsip

meletakkan item yang memiliki accesibility terbesar didekat titik I/O

(titik Input-Output) tertentu. Popularity menggunakan suatu rasio R/S

atau S/R dengan S adalah Shipping dan R adalah Receiving. Apabila

rasio R/S suatu item terbesar, maka item didekatkan dengan titik I/O

dan sebaliknya.

2. Similarity

Prinsip kedua dalam tata cara penyimpanan di gudang berkaitan

dengan similarity (kemiripan) item yang disimpan, yaitu item yang

diterima dan dikirim bersama harus disimpan bersama-sama pula.

Contohnya pada gudang suku cadang otomotif, karburator dan suku

cadangnya disimpan bersama. Dengan menyeimpan item yang mirip

Page 24: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

33 

 

 

 

dalam daerah yang sama, waktu tempuh untuk menerima pesanan dan

pemilihan pesanan dapat diminimalisasi.

3. Ukuran

Komponen-komponen kecil yang disimpan dalam gudang yang

dirancang khusus untuk komponen-komponen besar akan sangat

membuang-buang luas lantai gudang. Namun, pada saat komponen-

komponen besar akan disimpan di dalam gudang, komponen tidak

akan muat. Oleh karena itu, kita perlu menetapkan beberapa ukuran

lokasi penyimpanan.

4. Karakteristik

Karakteristik material yang disimpan seringkali berlawanan

penyimpanan dan penanganannya dengan metode similarity,

popularity, dan ukuran. Beberapa karakteristik material antara lain:

Material mudah rusak, sehingga lingkungan tempat

penyimpanan harus ideal.

Bentuk unik, sehingga menimbulkan masalah dalam

area penyimpanan dan pemindahan barang.

Item mudah hancur, sehingga kita harus memperhatikan

tingkat kelembaban, ukuran unit load, dan metode penyimpanan.

Material berbahaya, sehingga kita harus menyimpannya

dalam lokasi tersendiri.

Page 25: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

34 

 

 

 

Keamanan material berkaitan dengan proses

pemindahan bahan di mana diusahakan agar barang tidak mengalami

benturan.

Compability merupakan karakteristik penyimpanan

item kimiawi yang mudah bereaksi dengan zat kimia lainnya.

5. Utilisasi luas lantai

Perencanaan penyimpanan meliputi pula menentukan

kebutuhan luas lantai untuk penyimpanan barang. Walaupun demikian,

saat mempertimbangkan prinsip-prinsip popularity, similarity, ukuran,

dan karakteristik material; tata letak harus dibangun sedemikian rupa

sehingga dapat memaksimalisasi utilisasi luas lantai dan tingkat

pelayanan yang disediakan. Beberapa faktor yang harus

dipertimbangkan ketika membangun sebuah tata letak antara lain:

Konservasi luas lantai

Konservasi luas lantai menyangkut memaksimalisas i

konsentrasi dan utilisasi kubik dan meminimalisasi honeycombing.

Memaksimalisasi konsentrasi luas lantai akan menambahkan

fleksibilitas dan kemampuan menangani penerimaan barang dalam

jumlah banyak.

Keterbatasan luas lantai

Page 26: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

35 

 

 

 

Utilisasi luas lantai akan terbatas pada tiang penyangga,

spinkler dan tinggi langit-langit, tiang dan rangka, serta tinggi

penumpukan material yang aman.

Accessibility

Kelebihan muatan dalam utilisasi luas lantai akan mengakibatkan

accessibility material yang jelek. Kita harus merencanakan jarak gang

agar cukup luas untuk penanganan material yang efisien dan

menempatkannya sedemikian rupa sehingga tiap sisi depan daerah

penyimpanan memiliki jalur gang. Seluruh jarak gang harus berbentuk

lurus.

2.3 Proses Pengembangan Produk

Proses pengembangan produk terdiri dari enam tahap (Ulrich,

Eppinger, p. 15), proses ini diawali dengan suatu fase perencanaan, yang

berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi dan penelitian

tingkat lanjut. Output Fase perencanaan adalah pernyataan misi proyek, yang

merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan

konsep, dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan.

Penyelesaian dari proses pengembangan produk adalah peluncuran produk,

dimana produk tersedia untuk dibeli di pasar.

Salah satu cara berpikir tentang proses pengembangan adalah sebagai

kreasi pendahuluan dari sekumpulan alternatif konsep produk dan kemudian

Page 27: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

36 

 

 

 

mempersempit alternatif-alternatif dan menambah spesifikasi produk hingga

produk dapat diandalkan dan diproduksi ulang dalam sistem produksi. Sebagai

catatan, kebanyakan fase pengembangan didefinisikan berdasarkan keadaan

produk, meskipun proses produksi dan rencana pemasaran, yang merupakan

output-output berwujud yang lain, juga turut berproses mengikuti kemajuan

pengembangan.

Cara lain untuk berpikir tentang proses pengembangan adalah sebagai

sistem pemrosesan informasi. Proses dimulai dengan input, seperti sasaran

perusahaan dan kemampuan teknologi yang tersedia, platform produk dan

sistem produksi. Berbagai kegiatan memproses informasi pengembangan,

memformulasikan spesifikasi, konsep, dan desain detail. Proses dimulai ketika

seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mendukung produksi dan penjualan

telah diracncang dan dikomunikasikan.

Enam Fase dalam proses pengembangan secara umum adalah :

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai zerofase, karena kegiatan

ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan

produk aktual.

Page 28: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

37 

 

 

 

2. Pengembangan konsep

Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi,

alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau

lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Konsep

adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan biasanya

dibarengi dengan sekumpulan spesifikasi, analisis produk-produk pesaing

serta pertimbangan ekonomis proyek.

3. Perancangan tingkatan sistem

Fase perancangan tingkatan sistem mencangkup definisi arsitektur

produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-

komponen. Gambaran rakitan akhir untuk sistem produksi biasanya

didefinisikan dalam fase ini. Output pada fase ini biasanya mencakup tata

letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap subsistem produk,

serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir.

4. Perancangan detail

Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk,

material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan

identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana

proses dinyatakan dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat

Page 29: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

38 

 

 

 

dalam sistem produksi. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian

untuk produk, gambar pada file komputer tentang bentuk tiap komponen dan

peralatan produksinya, spesifikasi komponen-komponen yang dibeli, serta

rencana proses pabrikasi dan perakitan produk.

5. Pengujian dan perbaikan

Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari

bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototipe awal (alpha)

biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk

dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan

proses pabrikasi dengan proses sama dengan yang dilakukan pada produksi

sesungguhnya. Prototipe alpha diuji untuk menentukan apakah produk akan

bekerja sesuai dengan yang direncanakan dan apakah produk memenuhi

kebutuhan kepuasan konsumen utama. Prototipe berikutnya (beta) biasanya

dibuat dengan komponen-komponen yang dibutuhkan pada produksi namun

tidak dirakit dengan menggunakan proses perakitan akhir seperti pada

perakitan sesungguhnya. Prototipe tipe beta dievaluasi secara internal dan

juga diuji oleh konsumen dengan menggunakannya secara langsung. Sasaran

dari prototipe beta biasanya adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai

kinerja dan keandalan dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahan-

perubahan secara teknik untuk produk akhir.

Page 30: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

39 

 

 

 

6. Produksi awal

Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem

produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk

melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul

pada proses produksi sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan selama

produksi awal kadang-kadang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan

secara hati-hati dievaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan

yang timbul. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya

biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini,

produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.

2.4 Pengembangan Konsep : Proses Awal Hingga Akhir

Proses pengembangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

2.4.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian penting dari fase

pengembangan konsep yang merupakan salah satu fase pada proses

pengembangan produk. Daftar kebutuhan pelanggan yang dihasilkan

digunakan untuk menuntun anggota tim dalam menetapkan spesifikasi

produk, membuat konsep produk dan menyeleksi konsep produk untuk

pengembangan selanjutnya.

Page 31: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

40 

 

 

 

Proses identifikasi kebutuhan pelanggan mencakup lima langkah :

1. Mengumpulkan data mentah dari pelanggan.

2. Menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan.

3. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi hierarki yang terdiri dari kebutuhan

primer dan sekunder.

4. Menetapkan bobot kepentingan relatif setiap kebutuhan.

5. Merefleksikan hasil dan proses.

6. Menentukan Spesifikasi Produk.

2.4.2 Menentukan Spesifikasi Produk

Kebutuhan pelanggan pada umumnya diekspresikan dalam “bahasa

pelanggan”. Untuk menyediakan tuntunan yang spesifik mengenai bagaimana

mendesain dan membuat sebuah produk, tim pengembangan menetapkan

serangkaian spesifikasi. Spesifikasi ini akan menjelaskan detail-detail

mengenai hal-hal yang harus dilakukan di produk agar diperoleh kesuksesan

komersial. Spesifikasi ini juga harus dapat mencerminkan kebutuhan

pelanggan, membedakan produk dari produk-produk pesaing, dan secara

teknik maupun ekonomis dapat direalisasikan.

Proses menentukan spesifikasi target terdiri dari empat langkah :

Page 32: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

41 

 

 

 

a. Menyiapkan daftar metrik, dengan menggunakan matriks kebutuhan metrik.

b. Mengumpulkan informasi mengenai produk pesaing.

c. Menetapkan nilai target ideal dan nilai target marginal yang dapat

diterima untuk setiap metrik.

d. Merefleksikan hasil dan proses.

2.4.3 Konsep Produk

Konsep produk adalah perkiraan gambaran dari teknologi, prinsip

kerja dan bentuk dari produk. Tingkat di mana sebuah produk dapat

memuaskan pelanggan dan dapat sukses dipasarkan tergantung kepada

besarnya nilai kualitas yang mendasari konsep.

Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan

pelanggan dan target spesifikasi produk serta menghasilkan serangkaian

konsep produk di mana tim akan membuat seleksi akhir.

Seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan

pertimbangan kebutuhan pelanggan dan kriteria lainnya, membandingkan

kekuatan dan kelemahan konsep dan memilih satu atau lebih konsep untuk

penyelidikan atau pengembangan lanjut.

Page 33: 9. Bab 2 Landasan Teori - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00743-tias 2.pdf · kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai.

42 

 

 

 

Pengujian konsep mengumpulkan respon langsung terhadap deskripsi

konsep produk dari pelanggan potensial di dalam target pasar. Pengujian

konsep berbeda dengan seleksi konsep dalam hal pengumpulan data secara

langsung dari pelanggan dan lebih sedikit mengandalkan penilaian yang

dibuat oleh tim pengembang.

2.4.4 Desain Industri

Desain industri menurut Perhimpunan Desainer Industri Amerika

(IDSA) adalah jasa profesional dalam menciptakan dan mengembangkan

konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai, dan

penampilan produk serta sistem untuk mencapai keuntungan yang mutual

antara pemakai dan produsen.