BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2...

56
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang ditetapkan. 2.2 Pengertian Manajemen Mutu Dalam ISO 9000:2005, manajemen kualitas didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengatur sebuah organisasi mengenai kualitas. 2.3 Delapan Prinsip Manajemen Mutu Dalam ISO 9000:2005, terdapat delapan prinsip manajemen mutu yang dapat digunakan oleh manajemen tingkat atas untuk meningkatkan kinerja organisasi. Prinsip tersebut antara lain : 1. Fokus pada pelanggan Organisasi / perusahaan tergantung pada pelanggan mereka, yang merupakan kunci untuk meraih keuntungan dan pandangan mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. Kepemimpinan Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari perusahaan (organisasi). Mereka harus menciptakan dan

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mutu

Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari

karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan yang ditetapkan.

2.2 Pengertian Manajemen Mutu

Dalam ISO 9000:2005, manajemen kualitas didefinisikan sebagai

aktivitas-aktivitas yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengatur sebuah

organisasi mengenai kualitas.

2.3 Delapan Prinsip Manajemen Mutu

Dalam ISO 9000:2005, terdapat delapan prinsip manajemen mutu yang

dapat digunakan oleh manajemen tingkat atas untuk meningkatkan kinerja

organisasi. Prinsip tersebut antara lain :

1. Fokus pada pelanggan

Organisasi / perusahaan tergantung pada pelanggan mereka, yang

merupakan kunci untuk meraih keuntungan dan pandangan

mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi.

2. Kepemimpinan

Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari

perusahaan (organisasi). Mereka harus menciptakan dan

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

10

memelihara lingkungan internal agar orang – orang dapat menjadi

terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan organisasi.

3. Keterlibatan sumber daya manusia

Orang-orang di semua tingkatan adalah inti dari sebuah organisasi

dan keterlibatan penuh mereka memungkinkan kemampuan

mereka digunakan untuk keuntungan organisasi.

4. Pendekatan proses

Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien,

apabila aktivitas-aktivitas dan sumber–sumber daya yang

berkaitan dikelola sebagai suatu proses.

5. Pendekatan sistem ke manajemen

Mengidentifikasi, memahami dan mengelola proses yang saling

berkaitan sebagai suatu sistem yang memberikan kontribusi

kepada efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan.

6. Pengembangan terus-menerus

Perbaikan terus-menerus dari kinerja keseluruhan organisasi harus

menjadi tujuan tetap dari organisasi.

7. Pembuatan keputusan berdasarkan fakta

Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan

analisa data dan informasi.

8. Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok

Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan

suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

11

kemampuan organisasi dan pemasoknya dalam menciptakan nilai

tambah.

2.4 Pendekatan Sistem Manajemen Mutu

Dalam ISO 9000:2008, Suatu pendekatan untuk mengembangkan dan

menerapkan sistem manajemen mutu terdiri dari beberapa langkah seperti:

1. Menentukan kebutuhan dan harapan dari pelanggan dan pihak-

pihak lain yang berkepentingan.

2. Menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu organisasi.

3. Menentukan proses dan tanggung jawab yang diperlukan untuk

mencapai sasaran mutu.

4. Menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan

untuk mencapai sasaran mutu.

5. Menetapkan metode untuk mengukur efektivitas dan efisiensi dari

setiap proses.

6. Menerapkan langkah-langkah yang telah ditetapkan untuk

menentukan efektivitas dan efisiensi dari setiap proses.

7. Mencegah nonconformities dan menghilangkan sebab-sebabnya.

8. Membuat dan menerapkan suatu proses untuk peningkatan terus-

menerus dari sistem manajemen mutu.

2.5 Model Dari Sistem Manajemen Mutu Berbasis Proses

Dalam ISO 9001:2008 terdapat model untuk meningkatkan kinerja dari

perusahaan yang ditunjukkan pada gambar berikut di bawah ini:

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

12

Gambar 2.1 Model Sistem Manajemen Mutu Berbasis Proses

Dari model proses di atas dapat disimpulkan bagaimana kebutuhan dari

konsumen sangat penting dalam sistem manajemen mutu. Kebutuhan dari

konsumen dipenuhi oleh pihak menajemen menggunakan sumber daya yang ada.

Produk yang dihasilkan diukur, dianalisa, lalu dikembangkan yang nantinya akan

menjadi acuan bagi pihak manajemen.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

13

2.6 Manfaat Dari Sistem Manajemen Mutu

Menurut Vincent Gasperz (2005), Manfaat dari penerapan ISO 9001

secara umum adalah:

1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas

yang terorganisasi secara sistematik.

2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001 dapat meningkatkan image

perusahaan dan telah siap bersaing dalam memasuki pasar global.

3. Menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem kualitas oleh

pelanggan.

4. Perusahaan yang telah besertifikat ISO 9001 akan dicari oleh pelanggan

potensial yang mempunyai bidang usaha yang sama sebagai pemasok

mereka, dengan cara menghubungi lembaga registrasi. Maka hal ini berarti

membuka kesempatan pasar baru bagi perusahaan.

5. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama

dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta

pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi

lebih baik.

6. Meningkatkan kesadaran kualitas dalam perusahaan.

7. Dapat berfungsi sebagai standar kerja untuk melatih karyawan yang baru.

8. Meningkatkan semangat pegawai karena adanya kejelasan kerja sehingga

mereka dapat bekerja lebih efisien.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

14

2.7 Klausul-Klasul Dalam ISO 9001:2008

1. Ruang lingkup

1.1 Umum

ISO 9001 merinci persyaratan sistem manajemen mutu,

dimana organisasi:

• perlu menunjukkan kemampuannya menyediakan produk

secara konsisten memenuhi kebutuhan pelanggan dan syarat

perundangan dan peraturan yang berlaku.

• bermaksud meningkatkan kepuasan pelanggan melalui

penerapan sistem yang efektif, yang meliputi proses untuk

perbaikan sistem berkelanjutan dan jaminan kesesuaian

terhadap persyaratan pelanggan dan perundangan dan

peraturan yang berlaku.

1.2 Penerapan

Semua syarat standar ini bersifat umum dan dapat

diterapkan untuk semua organisasi, tanpa melihat jenis, ukuran

dan produk yang dihasilkan. Bila ada syarat yang tidak dapat

diterapkan karena sifat organisasi dan produknsya, maka ia dapat

dipertimbangkan untuk dikesampingkan / pengecualian

(Exclusion).

Bila ada yang dikeluarkan, pernyataan kesesuaian terhadap

standar tidak dapat diterima jika pengecualian ini diluar klausul 7

dan pengecualian tersebut tidak mempengaruhi kemampuan

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

15

organisasi atau tanggung jawabnya untuk menyediakan produk

yang memenuhi persyaratan pelanggan dan syarat perundangan

serta peraturan yang berlaku.

2. Acuan standar

Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan

dokumen ini. Untuk acuan yang bertanggal, hanya edisi yang disebutkan

yang berlaku. Untuk acuan yang tidak bertanggal, edisi terakhir dokumen

acuan yang berlaku. ISO 9000:2005, sistem manajemen mutu – Azas dan

Kosakata.

3. Definisi

Untuk tujuan dokumen ini, istilah dan definisi dijelaskan dalam

ISO 9000. Melalui teks standar internasional ini, Istilah produk, juga

dapat berarti jasa.

4. Syarat manajemen mutu

4.1 Syarat umum

Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan,

menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan secara

terus-menerus memperbaiki efektivitasnya sesuai dengan syarat

standar. Organisasi harus:

a. Menetapkan proses-proses yang diperlukan dalam sistem

manajemen mutu dan menerapkannya di seluruh organisasi.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

16

b. Menetapkan rangkaian dan interaksi proses tersebut.

c. Menentukan kriteria dan metode yang diperlukan untuk

memastikan pengoperasian dan pengendalian proses tersebut

efektif.

d. Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang

diperlukan untuk pengoperasian dan pemantauan proses

tersebut.

e. Memantau serta mengukur jika perlu dan menganalisa proses

proses tersebut.

f. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil

yang direncanakan serta untuk perbaikan berkelanjutan dari

proses tersebut.

Proses tersebut harus dikelola organisasi sesuai dengan

syarat standar internasional.

Bila organisasi memilih mensubkontrakkan berbagai

proses yang mempengaruhi kesesuaian produk terhadap

persyaratan, maka organisasi harus memastikan cara

mengendalikan proses tersebut. Tipe dan luas dari pengendalian

yang diterapkan untuk proses yang disubkontrakkan harus

ditetapkan dalam sistem manajemen mutu.

Catatan:

1. Proses yang diperlukan sistem manajemen mutu tersebut

mencakup proses aktivitas manajemen, ketersediaan sumber

daya, realisasi produk, pengukuran, analisis dan perbaikan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

17

2. “Proses subkontrak” diidentifikasi sebagai satu kebutuhan

untuk sistem manajemen mutu organisasi tetapi dipilih untuk

dilakukan oleh pihak luar organisasi.

3. Jaminan pengendalian “proses yang disubkontrakkan” tidak

membebaskan tanggung jawab organisasi untuk memenuhi

semua persyaratan pelanggan, peraturan dan perundangan.

Jenis dan luas dari pengendalian yang diterapkan terhadap

proses yang disubkontrakkan dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti:

a. Potensi dampak dari proses yang disubkontrakkan

terhadap kemampuan organisasi menyediakan produk

yang memenuhi persyaratan.

b. Tingkat pengendalian bila proses tersebut ditanggung

bersama.

c. Kemampuan pencapaian pengendalian yang perlu melalui

aplikasi 7.4.

4.2 Persyaratan dokumentasi

4.2.1 Umum

Dokumentasi sistem manajemen mutu harus meliputi:

a. Pernyataan terdokumentasi mengenai kebijakan mutu

dan sasaran mutu.

b. Sebuah pedoman mutu.

c. Prosedur terdokumentasi yang dipersyaratkan standar

ini.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

18

d. Dokumen, termasuk catatan / record, yang diperlukan

oleh organisasi untuk memastikan perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian proses-prosesnya secara

efektif.

Catatan:

1. Istilah prosedur terdokumentasi berarti prosedur

ditetapkan, didokumentasikan dan dipelihara.

Dokumen tunggal boleh dipergunakan untuk

persyaratan satu atau lebih prosedur. Persyaratan untuk

sebuah prosedur terdokumentasi boleh dicakup oleh

lebih dari satu dokumen.

2. Tingkat dokumentasi sistem manajemen mutu dapat

berbeda antara satu organisasi dengan yang lain

karena:

a. Ukuran organisasi dan jenis aktivitas organisasi.

b. Kompleksitas proses dan interaksinya.

c. Kompetensi personil.

3. Dokumentasi dapat berupa berbagai bentuk atau jenis

media.

4.2.2 Pedoman mutu

Organisasi harus menetapkan dan memelihara

pedoman mutu yang mencakup:

1. Ruang lingkup sistem manajemen mutu, termasuk

perincian dan alasan berbagai pengecualian.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

19

2. Prosedur terdokumentasi yang ditetapkan sistem

manajemen mutu, atau mengacu pada mereka.

3. Gambaran interaksi diantara proses-proses sistem

manajemen mutu.

4.2.3 Pengendalian dokumen

Dokumen yang diperlukan oleh sistem manajemen

mutu harus dikendalikan. Catatan mutu merupakan jenis

dokumen khusus dan harus dikendalikan sesuai syarat

(4.2.4).

Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk

menentukan pengendalian yang diperlukan:

a. Untuk menyetujui dokumen mengenai kecukupannya

sebelum dikeluarkan.

b. Untuk meninjau dan memperbaharui dokumen sesuai

keperluan dan menyetujui kembali.

c. Untuk memastikan bahwa perubahan dan status

dokumen revisi terbaru diidentifikasi.

d. Untuk memastikan bahwa versi dokumen yang berlaku

tersedia untuk digunakan.

e. Untuk memastikan bahwa dokumen masih dapat

dibaca dan mudah dikenali.

f. Untuk memastikan bahwa dokumen berasal dari luar

yang ditentukan oleh organisasi, yang diperlukan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

20

untuk perencanaan dan pelaksanaan sistem manajemen

mutu, telah diidentifikasi dan distribusinya

dikendalikan.

g. Untuk mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa

yang tidak dikehendaki dan untuk menerapkan

identifikasi yang sesuai jika mereka disimpan untuk

berbagai tujuan.

4.2.4 Pengendalian catatan mutu

Catatan mutu dibuat untuk memberikan bukti

kesesuaian terhadap syarat dan bekerjanya sistem

manajemen mutu secara efektif. Organisasi harus

menetapkan prosedur terdokumentasi untuk menentukan

pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi,

penyimpanan, perlindungan, pelacakan, lama

penyimpanan dan penyusunan catatan mutu. Catatan mutu

harus masih dapat dibaca, dapat dikenal dan dapat dilacak.

5. Tanggung jawab manajemen

5.1 Komitmen manajemen

Manajemen puncak harus memberikan bukti komitmennya

untuk mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen mutu

dan memperbaiki efektivitasnya secara terus-menerus dengan:

a. Komunikasi ke seluruh anggota organisasi mengenai

pentingnya memenuhi syarat pelanggan demikian juga

perundangan dan peraturan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

21

b. Menetapkan kebijakan mutu.

c. Memastikan bahwa sasaran mutu ditetapkan.

d. Mengadakan tinjauan manajemen.

e. Memastikan ketersediaan sumber daya.

5.2 Fokus pada pelanggan

Manajemen puncak harus memastikan bahwa syarat

pelanggan ditentukan dan dipenuhi dengan maksud untuk

meningkatkan kepuasan pelanggan (lihat 7.2.1 dan 8.2.1).

5.3 Kebijakan mutu

Manajemen puncak harus memastikan bahwa kebijakan mutu:

a. Sesuai dengan tujuan organisasi.

b. Mencakup suatu komitmen untuk memenuhi syarat dan

memperbaiki efektivitas sistem manajemen mutu secara terus

menerus.

c. Memberikan suatu kerangka untuk pembuatan dan tinjauan

sasaran mutu.

d. Dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh anggota

organisasi.

e. Ditinjau kesesuaiannya secara terus-menerus.

5.4 Perencanaan

5.4.1 Sasaran mutu

Manajemen puncak harus memastikan bahwa

sasaran mutu, termasuk perlunya memenuhi syarat produk

(lihat 7.1a), ditetapkan pada fungsi dan tingkat yang sesuai

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

22

dalam organisasi. Sasaran mutu harus dapat diukur dan

sesuai dengan kebijakan mutu.

5.4.2 Perencanaan sistem mutu

Manajemen puncak harus memastikan bahwa:

a. Perencanaan sistem manajemen mutu dilakukan dalam

upaya memenuhi syarat yang ditunjukkan dalam 4.1,

demikian juga sasaran mutu

b. Bila perubahan sistem manajemen mutu direncanakan

dan diterapkan, maka integritas sistem manajemen

mutu tetap dipelihara

5.5 Tanggung jawab, wewenang, komunikasi

5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang

Manajemen puncak harus memastikan bahwa

tanggung jawab, wewenang dan hubungan timbal balik

ditentukan dan dikomunikasikan dalam organisasi.

5.5.2 Wakil manajemen

Manajemen puncak harus menugaskan seorang

anggota manajemen, terlepas dari tanggung jawab lain,

harus mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang

meliputi:

a. Memastikan bahwa proses-proses yang diperlukan

untuk sistem manajemen mutu, telah ditetapkan,

diterapkan, dan dipelihara

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

23

b. Pelaporan ke manajemen puncak mengenai kinerja

sistem manajemen mutu dan berbagai keperluan untuk

perbaikan

c. Memastikan peningkatan kesadaran mengenai

pentingnya persyaratan pelanggan diseluruh

organisasi.

Catatan :

Tanggung jawab wakil manajemen dapat meliputi

hubungan dengan pihak luar mengenai masalah yang

berkaitan dengan sistem manajemen mutu.

5.5.3 Komunikasi internal

Manajemen puncak harus memastikan proses

komunikasi yang tepat, dilaksanakan didalam organisasi

dan komunikasi berlangsung mengenai efektivitas sistem

manajemen mutu.

5.6 Tinjauan manajemen

5.6.1 Umum

Manajemen puncak harus meninjau sistem

manajemen mutu organisasi, pada kurun waktu yang

direncanakan, untuk memastikan bahwa kesesuaian,

kecukupan dan efektivitasnya masih berlangsung.

Tinjauan ini harus meliputi penilaian kesempatan untuk

melakukan perbaikan dan perlunya untuk melakukan

perubahan sistem manajemen mutu, termasuk kebijakan

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

24

mutu dan sasaran mutu. Catatan tinjauan manajemen harus

dipelihara (lihat 4.2.4).

5.6.2 Masukan tinjauan

Masukan tinjauan manajemen harus mencakup

informasi mengenai:

a. Hasil audit.

b. Umpan balik pelanggan.

c. Kinerja proses dan kesesuaian produk.

d. Status tindakan pencegahan dan perbaikan.

e. Tindak lanjut pelaksanaan tinjauan manajemen

sebelumnya.

f. Perubahan yang dapat mempengaruhi sistem

manajemen mutu.

g. Rekomendasi untuk perbaikan.

5.6.3 Keluaran tinjauan

Hasil tinjauan manajemen harus mencakup

berbagai keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan:

a. Perbaikan efektivitas sistem manajemen mutu dan

prosesnya.

b. Perbaikan produk yang berkaitan dengan syarat

pelanggan.

c. Kebutuhan sumber daya.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

25

6. Manajemen sumber daya

6.1 Ketentuan sumber daya

Organisasi harus menentukan dan menyediakan sumber

daya yang diperlukan:

a. Untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu

dan memperbaiki efektivitasnya secara terus menerus

b. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi

syarat pelanggan

6.2 Sumber daya manusia

6.2.1 Umum

Personil yang melakukan pekerjaan yang

mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk

harus cakap berdasarkan pendidikan yang tepat, pelatihan,

ketrampilan dan pengalaman.

Catatan:

Kesesuaian dengan persyaratan produk dapat

dipengaruhi secara langsung atau tidak langsung oeh

personil yang melaksanakan tugas dalam sistem

manajemen mutu.

6.2.2 Kecakapan, pelatihan dan kesadaran

Organisasi harus:

a. Menentukan kecakapan yang diperlukan bagi personil

yang melakukan pekerjaan yang mempengaruhi

kesesuaian terhadap persyaratan produk.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

26

b. Jika perlu, memberikan pelatihan atau melakukan

tindakan lain untuk mendapatkan kompetensi yang

diperlukan.

c. Mengevaluasi efektivitas tindakan yang dilakukan.

d. Memastikan bahwa personil menyadari relevansi dan

pentingnya aktivitas mereka dan bagaimana andil

mereka terhadap pencapaian sasaran mutu.

e. Memelihara catatan yang sesuai mengenai pendidikan,

pelatihan, ketrampilan dan pengalaman (lihat 4.2.4).

6.3 Prasarana

Organisasi harus menentukan, menyediakan dan

memelihara prasarana yang diperlukan untuk mencapai

kesesuaian produk terhadap persyaratan. Prasarana meliputi, jika

berlaku misalnya:

a. Gedung, ruang kerja, dan keperluan terkait lainnya.

b. Peralatan untu memproses, baik perangkat keras maupun

perangkat lunak.

c. Sarana pendukung seperti sistem transportasi, komunikasi atau

informasi.

6.4 Lingkungan kerja

Organisasi harus menentukan dan mengelola lingkungan

kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap syarat

produk.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

27

Catatan:

istilah “lingkungan kerja” terkait dengan kondisi dimana

perkerjaan dilakukan termasuk fisik, lingkungan dan faktor lain

(seperti kebisingan, temperatur, kelembaban, pencahayaan atau

cuaca).

7. Realisasi produk

7.1 Perencanaan realisasi produk

Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan

proses-proses yang dibutuhkan untuk merealisasikan produk.

Perencanaan realisasi produk harus konsisten dengan syarat

proses-proses sistem manajemen mutu yang lain (lihat 4.1) Dalam

perencanaan realisasi produk, organisasi harus menentukan hal

hal berikut:

a. Sasaran mutu dan persyaratan produk.

b. Kebutuhan untuk menetapkan proses-proses, dokumen dan

menyediakan sumber daya khusus untuk produk.

c. Verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi dan

aktivitas pengujian khusus yang diperlukan untuk produk dan

kriteria produk yang sesuai.

d. Catatan yang diperlukan untuk memberikan bukti bahwa

proses realisasi dan produk yang dihasilkan memenuhi syarat

(lihat 4.2.4 ).

Keluaran perencanaan ini harus dalam bentuk yang sesuai

dengan metode pelaksanaan organisasi.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

28

Catatan:

a. Sebuah dokumen yang menetapkan proses sistem manajemen

mutu (termasuk proses realisasi produk) dan sumber daya

untuk diterapkan terhadap produk khusus, proyek atau

kontrak, dapat ditunjuk sebagai rencana mutu.

b. Organisasi juga dapat menerapkan syarat klausul 7.3 untuk

mengembangkan proses realisasi produk.

7.2 Proses yang terkait dengan pelanggan

7.2.1 Penetapan syarat yang berhubungan dengan produk

Organisasi harus menentukan:

a. Syarat yang ditetapkan oleh pelanggan, termasuk

syarat pengiriman dan aktivitas setelah pengiriman.

b. Syarat yang tidak ditetapkan oleh pelanggan, tetapi

penting untuk kegunaan yang ditentukan atau

diharapkan, bila diketahui.

c. Syarat undang-undang dan peraturan yang berkaitan

dengan produk.

d. Berbagai syarat tambahan yang dianggap perlu oleh

organisasi.

Catatan:

Aktivitas “pasca pengiriman” termasuk, sebagai

contoh tindakan dalam ketentuan garansi, kewajiban

kontrak seperti jasa perawatan, dan jasa tambahan seperti

recycling atau pembuangan akhir.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

29

7.2.2 Tinjauan persyaratan yang terkait dengan produk

Organisasi harus meninjau syarat yang berkaitan

dengan produk. Tinjauan ini harus dilakukan sebelum

organisasi berjanji untuk menyediakan produk ke

pelanggan (sebagai contoh pengajuan tender, penerimaan

kontrak atau order, penerimaan perubahan kontrak atau

order) dan harus memastikan bahwa:

a. Syarat produk ditentukan.

b. Syarat kontrak atau order yang berbeda dari

sebelumnya, telah diputuskan.

c. Organisasi mempunyai kemampuan memenuhi syarat

yang ditentukan.

Catatan hasil tinjauan dan tindakan yang timbul

dari tinjauan tersebut harus dipelihara (lihat 4.2.4).

Saat pelanggan tidak memberikan persyaratan

terdokumentasi, syarat pelanggan harus dikonfirmasi oleh

organisasi sebelum penerimaan. Saat syarat produk

diubah, organisasi harus memastikan bahwa dokumen

yang terkait juga diubah dan personil yang terkait

mengetahui perubahan syarat tersebut.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

30

Catatan :

Dalam beberapa keadaan, seperti penjualan melalui

internet, tinjauan formal tidak praktis dilakukan untuk

setiap order. Dengan demikian tinjauan dapat mencakup

informasi produk yang relevan seperti katalog atau bahan

iklan.

7.2.3 Komunikasi pelanggan

Organisasi harus menentukan dan melaksanakan

rencana yang efektif untuk berkomunikasi dengan

pelanggan yang berkenaan dengan:

a. Informasi produk.

b. Penanganan permintaan, kontrak atau order, termasuk

perubahan.

c. Umpan balik pelanggan termasuk keluhan pelanggan.

7.3 Desain dan pengembangan

7.3.1 Perencanaan desain dan pengembangan

Organisasi harus merencanakan dan

mengendalikan desain dan pengembangan produk. Dalam

perencanaan desain dan pengembangan produk, organisasi

harus menentukan:

a. Tahap desain dan pengembangan.

b. Tinjauan, verifikasi dan validasi yang sesuai dengan

setiap tahap desain dan pengembangan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

31

c. Tanggung jawab dan wewenang untuk desain dan

pengembangan.

Organisasi harus mengelola hubungan diantara

berbagai kelompok berbeda yang terlibat dalam desain dan

pengembangan untuk memastikan komunikasi yang efektif

dan penugasan tanggung jawab yang jelas. Jika sesuai,

output perencanaan harus selalu diperbaharui, sebagai

kemajuan desain dan pengembangan.

Catatan:

Tinjauan design dan pegembangan, verifikasi dan

validasi mempunyai tujuan berbeda. Mereka dapat

dilaksanakan dan dicatat secara terpisah atau dalam

gabungan, jika sesuai untuk produk dan organisasi.

7.3.2 Masukan desain dan pengembangan

Masukan yang berkenaan dengan syarat produk

harus ditentukan dan catatannya dipelihara (lihat 4.2.4).

Masukan ini harus meliputi:

a. Syarat fungsional dan kinerja.

b. Syarat undang-undang dan peraturan yang berlaku.

c. Bila dapat diterapkan, informasi yang diperoleh dari

desain sebelumnya yang sama.

d. Syarat lain yang penting untuk desain dan

pengembangan.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

32

Masukan ini harus ditinjau kecukupannya. Syarat

harus lengkap, tidak bermakna ganda dan tidak

bertentangan satu dengan yang lain.

7.3.3 Output desain dan pengembangan

Output desain dan pengembangan harus tersedia

dalam bentuk yang sesuai untuk pelaksanaan verifikasi

terhadap masukan desain dan pengembangan dan harus

disetujui sebelum dilepaskan. Output desain dan

pengembangan harus:

a. Memenuhi syarat masukan desain dan pengembangan.

b. Memberikan informasi yang tepat bagi pembelian,

produksi dan ketentuan jasa.

c. Memuat atau menunjukkan kriteria penerimaan

produk.

d. Merinci karakteristik produk yang penting bagi

keamanan dan penggunaan yang tepat.

Catatan:

Informasi untuk ketentuan produksi dan jasa dapat

meliputi rincian untuk pemeliharaan (preservation)

produk.

7.3.4 Tinjauan desain dan pengembangan

Tinjauan secara sistematis pada setiap tahap desain

dan pengembangan harus dilakukan sesuai dengan

perencanaan yang dijadwalkan:

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

33

a. Untuk mengevaluasi kemampuan hasil desain dan

pengembangan untuk memenuhi syarat.

b. Untuk mengidentifikasi berbagai masalah dan

mengusulkan tindakan yang diperlukan.

Peserta tinjauan semacam itu harus meliputi

perwakilan fungsi terkait dari tahap-tahap desain dan

pengembangan yang sedang ditinjau. Catatan hasil

tinjauan dan berbagai tindakan yang perlu harus dipelihara

(lihat 4.2.4).

7.3.5 Verifikasi desain dan pengembangan

Verifikasi harus dilakukan sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun (lihat 7.3.1), untuk

memastikan bahwa hasil desain dan pengembangan telah

memenuhi syarat masukan desain dan pengembangan.

Catatan hasil verifikasi dan berbagai tindakan yang perlu

harus dipelihara (lihat 4.2.4).

7.3.6 Validasi desain dan pengembangan

Validasi desain dan pengembangan harus

dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun (lihat

7.3.1) untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan

mampu memenuhi syarat untuk aplikasi yang ditentukan

atau maksud kegunaannya, jika diketahui. Bila dapat

dilakukan, validasi harus lengkap sebelum pengiriman

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

34

atau membuat produk. Catatan hasil validasi dan berbagai

tindakan yang perlu harus dipelihara (lihat 4.2.4).

7.3.7 Pengendalian perubahan desain dan pengembangan

Perubahan desain dan pengembangan harus

diidentifikasi dan catatannya dipelihara. Perubahan harus

ditinjau, diverifikasi dan divalidasi, jika sesuai, dan

disetujui sebelum diterapkan. Tinjauan perubahan desain

dan pengembangan harus meliputi evaluasi pengaruh

perubahan pada bagian unsur utamanya dan produk yang

telah dihasilkan. Catatan hasil tinjauan perubahan dan

berbagai tindakan yang penting harus dipelihara (lihat

4.2.4).

7.4 Pembelian

7.4.1 Proses pembelian

Organisasi harus memastikan bahwa produk yang

dibeli sesuai dengan syarat pembelian yang ditentukan.

Jenis dan tingkat pengendalian yang diterapkan pada

pemasok dan produk yang dibeli harus tergantung pada

pengaruh produk yang dibeli terhadap realisasi berikutnya

atau produk akhir. Organisasi harus mengevaluasi dan

menseleksi pemasok berdasarkan kemampuan mereka

memasok produk yang sesuai dengan syarat organisasi.

Kriteria untuk seleksi, evaluasi dan evaluasi ulang harus

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

35

ditetapkan. Rekaman hasil evaluasi dan berbagai tindakan

yang timbul dari evaluasi harus dipelihara (lihat 4.2.4).

7.4.2 Informasi pembelian

Informasi pembelian harus menggambarkan

produk yang akan dibeli, bila sesuai meliputi:

a. Syarat untuk menyetujui produk, prosedur, proses dan

peralatan.

b. Syarat kualifikasi personil

c. Syarat sistem manajemen mutu

Organisasi harus memastikan kecukupan syarat

yang ditentukan sebelum membicarakan dengan pemasok.

7.4.3 Verifikasi produk yang dibeli

Organisasi harus menetapkan dan melaksanakan

inspeksi atau aktivitas lain yang perlu untuk memastikan

bahwa produk yang dibeli memenuhi syarat yang

ditentukan. Bila organisasi atau pelanggannya bermaksud

untuk melakukan verifikasi d itempat pemasok, organisasi

harus menyatakan rencana verifikasi yang dimaksud dan

metode kelulusan produk di dalam informasi pembelian.

7.5 Syarat produksi dan jasa

7.5.1 Pengendalian syarat produksi dan jasa

Organisasi harus merencanakan dan melaksanakan

persyaratan produksi dan jasa di dalam kondisi terkendali.

Jika dapat diterapkan, kondisi terkendali harus meliputi:

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

36

a. Tersedianya informasi yang menggambarkan

karakteristik produk.

b. Tersedianya instruksi kerja, jika perlu.

c. Penggunaan peralatan yang sesuai.

d. Ketersediaan dan penggunaan alat pemantau dan

pengukur.

e. Pelaksanaan pemantauan dan pengukuran.

f. Pelaksanaan kelulusan, pengiriman produk dan

aktivitas sesudah pengiriman.

7.5.2 Validasi proses produksi dan jasa

Organisasi harus melakukan validasi berbagai

proses produksi dan jasa bila output hasilnya tidak dapat

diverifikasi dengan pemantauan atau pengukuran pada

tahap berikutnya dan sebagai akibatnya, kekurangannya

hanya terlihat sesudah produk digunakan atau jasa

disampaikan. Validasi harus menunjukkan kemampuan

proses tersebut untuk mendapatkan hasil yang

direncanakan. Organisasi harus menetapkan perencanaan

proses tersebut, jika dapat diterapkan meliputi:

a. Kriteria yang ditetapkan untuk meninjau dan

menyetujui proses.

b. Peralatan dan kualifikasi personil yang disetujui.

c. Penggunaan metode dan prosedur khusus.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

37

d. Syarat untuk catatan (lihat 4.2.4).

e. Validasi ulang.

7.5.3 Identifikasi dan mampu telusur

Bila sesuai, organisasi harus mengidentifikasi

produk dengan cara yang sesuai di seluruh realisasi

produk. Organisasi harus mengidentifikasi status produk

berkenaan dengan syarat pemantauan dan pengukuran di

seluruh realisasi produk. Bila mampu telusur merupakan

suatu syarat, organisasi harus mengendalikan identifikasi

unik produk dan memelihara catatannya (lihat 4.2.4).

Catatan:

Dalam beberapa sektor industri, manajemen

konfigurasi merupakan sarana yang dipakai untuk

memelihara identifikasi dan mampu telusur.

7.5.4 Milik pelanggan

Organisasi harus berhati-hati terhadap milik

pelanggan, pada saat ia dalam pengendalian organisasi

atau digunakan oleh organisasi. Organisasi harus

mengidentifikasi, memverifikasi, melindungi dan menjaga

milik pelanggan yang tersedia untuk digunakan atau

digabungkan ke dalam produk. Jika milik pelanggan

hilang, rusak atau didapatkan tidak sesuai digunakan,

organisasi harus melaporkannya ke pelanggan dan

memelihara catatannya (lihat 4.2.4).

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

38

Catatan :

Milik pelanggan termasuk “kepemilikan

intelektual” dan data personil.

7.5.5 Pelindungan produk

Organisasi harus menjaga kesesuaian produk

selama pemrosesan internal dan pengiriman ke tujuan

yang dimaksud untuk mempertahankan kesesuaian

terhadap persyaratan. Jika berlaku, pemeliharaan ini harus

meliputi identifikasi, penanganan, pengemasan,

penyimpanan dan perlindungan. Pemeliharaan juga harus

diterapkan untuk komponen penyusun produk.

7.6 Pengendalian alat pemantau dan pengukur

Organisasi harus menentukan pelaksanaan pemantauan

dan pengukuran, dan alat pemantau dan pengukur yang diperlukan

untuk memberikan bukti kesesuaian produk terhadap syarat yang

ditentukan. Organisasi harus menetapkan proses untuk

memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran dapat dilakukan

dan dilakukan dengan cara yang sesuai dengan syarat pemantauan

dan pengukuran. Dimana perlu, untuk memastikan hasil yang

sahih, alat pengukur harus:

a. Dikalibrasi atau diverifikasi atau keduanya, pada rentang

waktu yang ditentukan, atau sebelum digunakan, terhadap

standar ukuran yang dapat dirunut ke standar ukuran

internasional atau nasional; bila tidak ada standar semacam

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

39

itu, dasar yang digunakan untuk kalibrasi dan verifikasi harus

dicatat (lihat 4.2.4).

b. Disetel atau disetel ulang seperlunya.

c. Mempunyai identifikasi untuk menentukan status kalibrasi.

d. Terlindung dari penyetelan yang menyebabkan hasil

pengukuran tidak sahih lagi.

e. Terlindung dari kerusakan dan penurunan mutu selama

penanganan, pemeliharaan dan penyimpanan.

Disamping itu, organisasi harus menilai dan mencatat

keabsahan hasil pengukuran sebelumnya bila alat tersebut

didapatkan tidak sesuai dengan syarat. Organisasi harus

melakukan tindakan yang tepat terhadap alat tersebut dan

berbagai produk yang dipengaruhinya. Catatan hasil kalibrasi dan

verifikasi harus dipelihara (lihat 4.2.4). Ketika digunakan dalam

pemantauan dan pengukuran persyaratan yang ditentukan,

kemampuan perangkat lunak komputer untuk memenuhi

pelaksanaan yang dikehendaki, harus dipastikan. Hal ini harus

dilakukan sebelum mulai dipakai dan dikonfirmasi ulang ketika

diperlukan

Catatan :

Konfirmasi kemampuan perangkat lunak komputer untuk

memenuhi pelaksanaan yang dikehendaki secara khusus meliputi

verifikasi dan manajemen konfigurasinya untuk memelihara

kesesuaian penggunaanya.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

40

8. Pengukuran , analisa dan perbaikan

8.1 Umum

Organisasi harus merencanakan dan melaksanakan

pemantauan, pengukuran, analisa dan proses perbaikan yang

diperlukan:

a. Untuk menunjukkan kesesuaian terhadap persyaratan produk.

b. Untuk memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu.

c. Untuk memperbaiki efektivitas sistem manajemen mutu

secara terus-menerus.

Hal ini harus meliputi penentuan metode yang dapat

diterapkan, termasuk teknik statistik dan jangkauan

pemakaiannya.

8.2 Pemantauan dan pengukuran

8.2.1 Kepuasan pelanggan

Sebagai salah satu ukuran kinerja sistem

manajemen mutu, organisasi harus memantau informasi

yang berkaitan dengan persepsi pelanggan, seperti apakah

organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan. Metode

untuk memperoleh dan menggunakan informasi ini harus

ditetapkan.

Catatan:

Pemantauan persepsi pelanggan dapat mencakup

masukan dari sumber-sumber seperti survey kepuasan

pelanggan, data pelanggan mengenai mutu produk yang

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

41

dikirim, pandangan pengguna, pujian, tuntutan garansi,

laporan pedagang.

8.2.2 Internal audit

Organisasi harus melakukan audit internal pada

rentang waktu yang direncanakan untuk menentukan

apakah sistem manajemen mutu:

a. Sesuai dengan rencana yang telah disusun (lihat 7.1),

terhadap syarat standar internasional ini dan terhadap

syarat sistem manajemen mutu yang ditetapkan

organisasi.

b. Dilaksanakan dan dipelihara secara efektif dimana

sebuah prosedur terdokumentasi harus ditetapkan

untuk menentukan tanggung jawab dan persyaratan

perencanaan dan pelaksanaan audit, pembuatan catatan

dan pelaporan hasil.

Catatan audit dan hasilnya harus dipelihara (lihat

4.2.4) manajemen yang bertanggung jawab untuk area

yang sedang diaudit dan harus menjamin bahwa perbaikan

dan tindakan perbaikan dilakukan tanpa penundaan untuk

mengeliminasi ketidaksesuaian yang ditemukan dan

penyebabnya. Aktivitas tindak lanjutnya harus meliputi

verifikasi tindakan yang dilakukan dan pelaporan hasil

verifikasi (lihat 8.5.2).

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

42

Catatan :

Lihat ISO 19011 sebagai pedoman

8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses

Organisasi harus mempergunakan metode yang

sesuai untuk pemantauan dan bila dapat diterapkan,

pengukuran proses sistem manajemen mutu. Metode ini

harus menunjukkan kemampuan proses untuk mencapai

hasil yang direncanakan. Bila hasil yang direncanakan

tidak dicapai, maka, jika sesuai, tindakan perbaikan dan

pencegahan harus dilakukan.

Catatan:

Ketika menentukan metode yang sesuai,

dianjurkan bahwa organisasi memperhatikan jenis dan

tingkat pemantauan dan pengukuran yang tepat untuk

setiap proses terkait dengan dampak mereka terhadap

kesesuaian persyaratan produk dan terhadap efektivitas

sistem manajemn mutu.

8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk

Organisasi harus memantau dan mengukur

karakteristik produk untuk membuktikan bahwa syarat

produk dipenuhi. Hal ini harus dilakukan pada tahap

proses realisasi produk yang tepat sesuai dengan

perencanaan yang disusun (lihat 7.1). Bukti kesesuaian

terhadap kriteria kesesuaian harus dipelihara. Catatan

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

43

harus menunjukkan orang yang berwenang meluluskan

produk untuk disampaikan ke pelanggan (lihat 4.2.4).

Pelepasan produk dan pengiriman jasa ke pelanggan harus

tidak dilakukan sampai semua perencanaan yang disusun

(lihat 7.1) telah diselesaikan dengan memuaskan,

sebaliknya kalau tidak, terlebih dahulu disetujui oleh

personil yang berwenang dan dimana memungkinkan

dapat dilakukan oleh pelanggan.

8.3 Pengendalian produk tidak sesuai

Organisasi harus menjamin bahwa produk yang tidak

sesuai persyaratan produk, telah diidentifikasi dan dikendalikan

untuk mencegah penggunaan atau pengiriman yang tidak

dikehendaki. Sebuah prosedur terdokumentasi harus dibuat untuk

menentukan pengendalian dan tanggung jawab dan wewenang

terkait dengan produk tidak sesuai. Dimana berlaku, organisasi

harus memperlakukan produk tidak sesuai dengan satu atau lebih

cara berikut:

a. Dengan melakukan tindakan untuk mengeliminasi

ketidaksesuaian yang ditemukan.

b. Dengan pengesahan penggunaan, pelepasan atau penerimaan

dibawah konsesi oleh otoritas yang relevan dan, bila dapat

diterapkan, dilakukan oleh pelanggan.

c. Dengan melakukan tindakan untuk mencegah pemakaian atau

penggunaan seperti yang ditetapkan semula.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

44

d. Dengan melakukan tindakan yang tepat terhadap pengaruh

atau potensi pengaruh ketidaksesuaian, ketika ketidaksesuaian

produk terdeteksi sesudah pengiriman atau penggunaan telah

dimulai.

Bila produk tidak sesuai diperbaiki, ia harus diverifikasi

ulang untuk menunjukkan kesesuaian terhadap persyaratan.

Catatan sifat ketidaksesuaian dan berbagai tindakan yang

dilakukan sesudahnya, termasuk konsesi, harus dipelihara (lihat

4.2.4).

8.4 Analisa data

Organisasi harus menentukan, mengumpulkan dan

menganalisa data yang tepat untuk menunjukkan kesesuaian dan

efektivitas sistem manajemen mutu dan untuk mengevaluasi

perbaikan berkelanjutan efektivitas sistem manajemen mutu yang

dapat dilakukan. Hal ini harus meliputi data yang diperoleh

sebagai hasil pemantauan dan pengukuran dan dari sumber

relevan lainnya. Analisa data harus memberikan informasi yang

berkaitan dengan

a. Kepuasan pelanggan (lihat 8.2.1).

b. Kesesuaian terhadap persyaratan produk (lihat 7.2.1).

c. Karakteristik dan kecenderungan proses dan produk termasuk

kesempatan untuk tindakan pencegahan (lihat 8.2.3 dan 8.2.4).

d. Pemasok (lihat 7.4).

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

45

8.5 Perbaikan

8.5.1 Perbaikan berkelanjutan

Organisasi harus secara terus-menerus

memperbaiki efektivitas sistem manajemen mutu melalui

penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit,

analisa data, tindakan perbaikan dan pencegahan, dan

tinjauan manajemen.

8.5.2 Tindakan perbaikan

Organisasi harus melakukan tindakan untuk

menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dalam usaha

mencegah kejadian berulang. Tindakan perbaikan harus

sesuai dengan pengaruh ketidaksesuaian yang dihadapi.

Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk

menentukan kebutuhan:

a. Peninjauan ketidaksesuaian (termasuk keluhan

pelanggan).

b. Penetapan penyebab ketidak sesuaian.

c. Evaluasi kebutuhan tindakan untuk menjamin bahwa

ketidaksesuaian tidak terjadi lagi.

d. Penetapan dan penerapan tindakan yang diperlukan.

e. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan (lihat 4.2.4).

f. Peninjauan tindakan perbaikan yang dilakukan.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

46

8.5.3 Tindakan pencegahan

Organisasi harus menentukan tindakan untuk

menghilangkan potensi penyebab ketidaksesuaian, dalam

usaha untuk mencegah hal tersebut terjadi. Tindakan

pencegahan harus tepat untuk mencegah masalah-masalah

yang mungkin terjadi. Prosedur terdokumentasi harus

ditetapkan untuk menentukan kebutuhan:

a. Penentuan ketidaksesuaian yang mungkin dan

penyebab mereka.

b. Evaluasi perlunya tindakan untuk mencegah terjadinya

ketidaksesuaian.

c. Penentuan dan penerapan tindakan yang diperlukan.

d. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan (lihat 4.2.4).

e. Peninjauan efektivitas tindakan pencegahan yang

dilakukan.

2.8 Definisi Penilaian Prestasi

Menurut Hasibuan (2007, p87), yang dimaksud penilaian prestasi adalah

kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku kerja karyawan serta menetapkan

kebijaksanaan selanjutnya. Di mana penilaian perilaku meliputi kesetiaan,

kejujuran, kepemimpinan, kerja sama, loyalitas, dedikasi dan partisipasi

karyawan.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

47

Sedangkan menurut Sikula (Hasibuan, 2007, p87), penilaian prestasi

kerja adalah evaluasi sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh

karyawan dan ditujukan untuk pengembangan.

2.9 Tujuan Penilaian Prestasi

Menurut Hasibuan (2007, p89), tujuan dari penilaian prestasi kerja

karyawan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi,

demosi, pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa.

2. Untuk mengukur prestasi kerja, yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses

dalam pekerjaannya.

3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam

perusahaan.

4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal

kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja serta

peralatan kerja.

5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan pelatihan bagi

karyawan yang berada di dalam organisasi.

6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga

mendapatkan performance kerja yang baik.

7. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan (supervisor,

managers, administrator) mengobservasi perilaku bawahan (subordinate)

supaya diketahui minat dan kebutuhannya.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

48

8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan di

masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.

9. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.

10. Sebagai alat untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan karyawan dan

dengan demikian dapat dijadikan bahan pertimbangan agar bisa

diikutsertakan dalam program latihan kerja tambahan.

11. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan.

12. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan (job

description).

2.10 Pengertian Sistem

McLeod dan Schell, diterjemahkan oleh Teguh, H. (2004, p9)

mengatakan, “Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan

maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”.

Menurut O’Brien (2003, p8), sistem adalah kumpulan dari komponen-

komponen yang saling berhubungan yang bekerja bersama-sama untuk mencapai

tujuan yang sama dengan memasukkan input dan menghasilkan output dalam

suatu proses transformasi yang teratur.

2.11 Pengertian Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Berdasarkan Mathiassen et al. (2000, p. 4-5) pengertian object adalah

suatu entitas yang memiliki identity, state, dan behavior. Sedangkan menurut

Lau (2001, p. 1) object merupakan abstraksi baik untuk hal-hal konseptual

maupun fisik. Objek memiliki keadaan dan identitas yang melekat. Menurut

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

49

Mathiassen et al (2000, p26), kita harus mengerti kondisi dari user dengan

lengkap dan penuh. Untuk mencapai ini, kita harus melakukan banyak diskusi

dan mempunyai prinsip “hargailah situasi”. Situasi ini dapat digambarkan

dengan Rich Picture.

Mathiassen et al. (2000, p. 14-15) menjelaskan empat buah aktivitas

utama dalam analisa dan perancangan berorientasi objek yang digambarkan

dalam Gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 2.2 Aktivitas Utama dalam OOAD

2.12 Rich Picture

Menurut Mathiassen (2000, p26), rich picture adalah gambar informal

yang menyajikan pengertian ilustrator tentang situasi..

Menggambar rich picture sebaiknya dimulai dengan entitas-entitas yang

penting seperti orang, objek, tempat, organisasi, peran, dan tugas. Setelah kita

mendeskripsikan entitas yang relevan, kita mendeskripsikan hubungan di antara

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

50

entitas-entitas tersebut. Proses adalah hubungan yang paling fundamental dalam

rich picture.

Struktur adalah cara lain untuk melihat relasi antar entitas dalam rich

picture. Struktur mendeskripsikan aspek dari situasi yang bersifat lebih stabil

atau sulit untuk berubah.

2.13 System Definitions

Definisi sistem mendeskripsikan konteks dari solusi yang

terkomputerisasi. FACTOR Criterion dapat digunakan untuk menggambarkan

definisi sistem. FACTOR Criterion terbagi menjadi 6 elemen, yaitu:

a. Functionality : fungsi dari suatu sistem yang mendukung fokus

application domain.

b. Application domain : bagian dari organisasi yang

mengadministrasi,memonitor atau mengontrol problem domain.

c. Condition : dalam kondisi seperti apa sistem akan dibangun dan

digunakan.

d. Technology : teknologi yang digunakan untuk menghasilkan sistem dan

dengan teknologi seperti apa sistem akan berjalan.

e. Objects : objek utama dalam problem domain.

f. Responsibility : tanggung jawab keseluruhan sistem yang

berhubungandengan konteks.

2.14 Analisis Problem Domain

Menurut Mathiassen et al (2000, p 6), problem domain adalah bagian dari

konteks yang diatur, dimonitor, atau dikontrol oleh sistem. Mathiassen et al

(2000, p45) menjelaskan bahwa yang perlu diperhatikan dalam analisis problem

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

51

domain adalah informasi apa saja yang akan terlibat karena model dari problem

domain menyediakan bahasa yang diperlukan untuk mengekspresikan kebutuhan

dari sistem. Kegiatan dalam analisis problem domain dapat dilihat dalam gambar

2.3 berikut ini.

Gambar 2.3 Kegiatan dalam analisis problem domain

2.14.1 Classes

Menurut Bennet et al. (2002, p.591) class adalah deskripsi dari

kumpulan objek yang secara logis serupa sehubungan dengan behavior

dan struktur datanya.

2.14.2 Structure

Menurut Mathiassen et al (2000, p69-77), terdapat 4 structure

yang digunakan dalam membuat model problem domain, yaitu:

a. Generalisasi

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

52

Generalisasi adalah kelas umum yang menjelaskan property umum yang

dimiliki oleh suatu kelompok dari kelas-kelas khusus.

b. Cluster

Cluster adalah kumpulan class-class yang berhubungan.

c. Agregasi

Agregasi adalah objek yang lebih besar (keseluruhan) terdiri dari

sejumlah objek-objek (bagiannya)

d. Asosiasi

Asosiasi adalah relasi yang berarti diantara sejumlah objek-objek

2.14.1 Behavior

Tugas utama dalam kegiatan ini adalah menggambarkan pola

perilaku (behaviour pattern) dan atribut dari setiap kelas. (Mathiassen,

(2000, p89)) Behavioral pattern ini digambarkan dengan menggunakan

Statechart Diagram.

Menurut Mathiassen (2000, p93) ada 3 notasi untuk behavioural

pattern yaitu:

• Sequence, dimana event muncul satu per satu secara berurutan.

• Selection, dimana terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event

yang muncul.

• Iteration, dimana sebuah event muncul sebanyak nol atau berulang

kali

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

53

.2.15 Analisis Application Domain

Menurut Mathiassen et al (2000, p115-117), application domain adalah

organisasi yang mengadministrasi, memonitor, dan mengawasi problem domain.

Application domain ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu usage, function, dan

interface. Kegiatan dalam analisis application domain dapat dilihat dalam

gambar 2.4 berikut ini.

Gambar 2.4 Kegiatan dalam analisis Application domain

2.15.1 Usage

Mathiassen (2000, p117), berpendapat bahwa Usage adalah

bagaimana sistem berinteraksi dengan orang dan sistem lain yang ada di

dalam konteks. Usage memiliki 2 elemen utama, yaitu:

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

54

a. Actor, adalah abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang

berinteraksi dengan sistem target.

b. Use case, adalah pola interaksi antara sistem dengan aktor dalam

application domain.

Menurut Whitten (2001, p655) sequence diagram adalah

penggambaran secara grafis bagaimana objek-objek berinteraksi satu

dengan yang lainnya melalui message-message yang dilakukan dari suatu

use case atau operasi.

Menurut Simon Bennet (2002, p234) Sequence Diagram adalah

penggambaran interaksi antara object yang disusun dalam sebuah

susunan waktu yang dapat digambar pada detil level yang berbeda dan

untuk menemukan tingkatan level yang berbeda pada siklus

pengembangannya.

2.15.2 Functions

Menurut Mathiassen et al (2000, p138), function adalah fasilitas

untuk membuat sebuah model menjadi berguna bagi actor. Ada 4 tipe

function, yaitu:

a. Update function adalah function yang diaktifkan oleh event dari

problem domain dan menghasilkan perubahan dari state model.

b. Signal function adalah fungsi yang diaktifkan oleh perubahan state

model dan menghasilkan reaksi dalam konteks.

c. Read function adalah fungsi yang diaktifkan dengan adanya

kebutuhan informasi oleh actor dalam melakukan tugas dan sistem

akan menampilkan informasi yang diinginkan.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

55

d. Compute function adalah fungsi yang diaktifkan oleh adanya

kebutuhan informasi oleh actor dalam melakukan tugas dan terdiri

dari perhitungan sejumlah informasi.

2.15.3 Interfaces

Menurut Mathiassen et al (2000, p151), interface adalah fasilitas

yang membuat model sistem dan functions menjadi tersedia bagi actor.

Interface ini ada 2 macam, yaitu:

a. User interface adalah interface yang menghubungkan sistem dengan

user.

b. System interface adalah interface yang menghubungkan sistem

dengan sistem lainnya.

2.16 Architectural Design

Menurut Mathiassen et al. (2000, p173), tujuan dari architectural design

adalah untuk menstruktur sistem yang terkomputerisasi. Kegiatan dalam

Architectural Design dapat dilihat dalam gambar 2.5 berikut ini.

Gambar 2.5 Kegiatan dalam Architectural Design

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

56

Menurut Mathiassen et al. (2000, p173), 3 aktivitas yang terdapat pada

Architectural Design adalah sebagai berikut:

2.16.1 Criteria

Menurut Mathiassen et al. (2000, p177), tujuan dari criteria

adalah untuk mengatur prioritas perancangan. Konsepnya adalah :

• Criterion : Properti yang diinginkan dari architecture.

• Conditions : kesempatan dan batas technical, organizational

danhuman yang terlibat dalam suatu tugas.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p178) terdapat 12 jenis kriteria

software:

1. Usable

Adalah kemampuan sistem untuk beradapatasi dengan konteks

organisasi,tugas dan teknis.

2. Secure

Adalah kemampuan untuk melakukan pencegahan terhadap akses yang

tidak berwenang.

3. Efficient

Adalah penggunaan secara ekonomis terhadap fasilitas technical

platform.

4. Correct

Adalah sesuai dengan kebutuhan dan tepat guna.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

57

5. Reliable

Adalah ketepatan dalam melakukan suatu fungsi.

6. Maintainable

Adalah biaya untuk perbaikan sistem.

7. Testable

Adalah biaya untuk memastikan sistem bekerja sesuai dengan yang

diinginkan.

8. Flexible

Adalah biaya untuk modifikasi sistem telah berjalan.

9. Comprehensible

Adalah usaha yang diperlukan untuk memperoleh pengertian akan suatu

sistem.

10. Reusable

Adalah potensi untuk menggunakan sistem pada bagian sistem lain yang

saling berhubungan.

11. Portable

Adalah kemampuan sistem untuk dapat dipindahkan ke technical

platform yang lain.

12. Interoperable

Adalah kemampuan untuk coupling sistem ke dalam sistem yang lain.

2.16.2 Component

Menurut Mathiassen et al (2000, p189), component architecture

adalah struktur sistem dari komponen-komponen yang saling

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

58

berhubungan. Sementara component itu sendiri adalah kumpulan dari

bagian program yang membangun suatu keseluruhan dan mempunyai

tanggung jawab yang jelas.

Secara umum, komponen ada 4 macam, yaitu model component,

function component, user interface component, dan system interface

component. Pola arsitektur yang biasa digunakan adalah pola lapisan

(layer). Menurut Mathiassen et al (2000, p193), desain dari masing-

masing komponen menggambarkan tanggung jawab masing-masing dan

hubungan ke atas dan ke bawah.

Dalam mengeksplorasi pola arsitektur, yang perlu diperhatikan

adalah ketika menemukan distribusi geografis, rancangan harus

mempertimbangkan pola client-server architecture. Bentuk yang dapat

digunakan adalah sebagaiberikut:

Tabel 2.1 Perbedaan Bentuk Distribusi dalam Client-server Architecture

Client Server Architecture

U U + F + M Distributed Presentation

U F + M Local Presentation

U + F F + M Distributed Functionality

U + F M Centralized Data

U + F + M M Distributed Data

U + F + M U + F + M Decentralized Pattern

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

59

2.16.3 Process Architecture

Menurut Mathiassen et al (2000, p209), process architecture

adalah struktur dari eksekusi sistem yang terdiri dari proses-proses yang

saling berhubungan. Processor adalah alat yang akan menjalankan

program. Modul fisik dari program yang akan dijalankan ini yang disebut

program component. Active object adalah objek yang telah ditugaskan

sebuah proses.

Tujuan dari process architecture ini adalah untuk menyusun

struktur dari eksekusi pada level fisik. Oleh karena itu, yang harus

diperhatikan dalam pembuatan process architecture ini adalah

mendistribusikan component pada processor dengan baik agar mencegah

terjadinya bottleneck. Process architecture ini dapat digambarkan dengan

menggunakan deployment diagram.

2.17 Component Design

Menurut Mathiassen et al. (2000, p231), tujuan component design adalah

untuk menetapkan sebuah implementasi pada sebuah architectural framework.

Kegiatan dalam component Design dapat dilihat dalam gambar 2.6 berikut ini

Gambar 2.6 Kegiatan dalam component Design

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

60

2.17.1 Model Component

Menurut Mathiassen et al (2000, p235), model component adalah

bagian dari sistem yang menjalankan model dari problem domain.

Pembuatan desain dari model component ini didasarkan oleh model

berorientasi objek yang didapatkan dari proses analisis. Model ini

menggambarkan problem domain dengan menggunakan class, objek,

struktur dan behavior. Tugas utama dari model component adalah untuk

merepresentasikan event yang ada dengan menggunakan mekanisme yang

tersedia dalam bahasa pemrograman berorientasi objek.

Menurut Mathiassen et al (2000, p239), private event adalah event

yang hanya melibatkan satu objek dari problem domain. Private event

yang terjadi dalam sequence dan selection direpresentasikan sebagai

atribut dalam class. Sedangkan private event yang terjadi dalam iteration

direpresentasikan dalam class baru yang merupakan agregasi dari class

tersebut. Common event adalah event yang melibatkan lebih dari satu

objek. Cara untuk merepresentasikan common event ada beberapa cara

dalam sebuah class diagram, kerena common event ini melibatkan lebih

dari satu class. Oleh karena itu, pilihlah bentuk yang paling sederhana

dari antara pilihan tersebut. Setelah mendapatkan class diagram yang

sudah direvisi, sekarang adalah waktunya untuk mempertimbangkan

bagaimana cara menyederhanakannya.

2.17.2 Function Component

Menurut Mathiassen et al (2000, p251), function component

adalah bagian dari sistem yang mengimplementasi kebutuhan fungsional.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

61

Operation adalah sebuah proses yang ditempatkan di class dan dijalankan

melalui objek dari class. Ada 4 macam function, yaitu update, read,

compute, dan signal.

Penempatan function ada 2 cara, yaitu ditempatkan di dalam

modelclass atau ditempatkan di function-class. Untuk function-function

yang hanya melibatkan satu model-class saja, maka cukup ditempatkan di

model-class sebagai operation. Sedangkan untuk function yang

melibatkan beberapa modelclass sekaligus perlu ditempatkan di function-

class untuk kemudian dihubungkan ke model-class yang telibat.

(Mathiassen at al, 2000, p260-262)

Dalam membuat function component semua function yang

complex perlu didefinisikan (dibuat spesifikasinya) agar tidak terjadi

ketidakpasitian dalam proses pembuatan. Sementara,untuk function yang

simple, penjelasan detail ini tidak diperlukan karena secara implicit

pembuat program sudah mengerti maksud dari function tersebut sehingga

tidak perlu melakukan usaha yang sia-sia. (Mathiassen et al, 2000, p264)

2.17.3 Connecting Components

Tujuan dari connecting components menurut Mathiassen et al.

(2000, p271) adalah untuk menggabungkan system components. Ada 2

konsep dalam connenting component yaitu :

a. Coupling

Merupakan suatu ukuran seberapa dekat 2 classes atau components

terhubungkan.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

62

b. Cohesion

Merupakan ukuran seberapa dekat class atau component saling terkait

satu sama lain.

2.18 Delapan Aturan Emas Perancangan User Interface

Untuk merancang user interface yang interaktif diperlukan suatu aturan

tertentu biasanya dikenal dengan 8 aturan emas, yang terdiri dari:

1. Rancangan yang dibuat harus selalu konsisten

Rangkaian tindakan yang konsisten diperlukan dalam situasi yang

terminology-nya mirip harus digunakan pada promp, menu dan layer help,

warna, tampilan, kapitalisasi, font, dan sebagainya yang konsisten harus

diterapkan. Pengecualian dalam pembuatan password, tidak boleh berulang.

2. Memungkinkan bagi user untuk menggunakan shortcuts

Bila frekuensi penggunaan meningkat, keinginan user untuk

mengurangi jumlah interaksi dan mempercepat interaksi. Singkatan, tombol –

tombol khusus, perintah khusus, dan fasilitas makro sangat berguna bagi para

pengguna yang sering menggunakan komputer.

3. Dapat memberikan umpan balik yang informative

Setiap tindakan yang dilakukan oleh user harus memiliki umpan balik.

Presentasi visual objek yang diinginkan memberikan perubahan yang berarti

secara eksplisit.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir

Rangkaian kegiatan harus dikelompokkan ke dalam kelompok –

kelompok dengan awalan, pertengahan, dan akhir. Umpan balik yang

informatif pada saat suatu kelompok kegiatan selesai memberikan user

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

63

kepuasan, perasaan lega, dan tanda bahwa kegiatan tersebut sudah selesai

dan siap melanjutkan kekelompok kegiatan berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga user tidak dapat

melakukan kesalahan atau error serius. Bila terdapat kesalahan atau error,

sistem harus dapat mendeteksi kesalahan tersebut dan memberikan solusi

penanganan yang mudah, membangun dan spesifik.

6. Mengijinkan pembatalan aksi (undo) dengan mudah

Fitur ini mengurangi kecemasan karena user tahu bahwa apabila user

melakukan kesalahan, maka bisa dikembalikan ke kondisi sebelum kesalahan

dibuat sehingga mendorong user untuk berani mencoba hal–hal dan pilihan–

pilihan yang belum dikenal.

7. Mendukung pengaturan fokus secara internal

Kegiatan system yang mengejutkan, rangkaian entry data yang salah,

ketidakmampuan melakukan suatu kegiatan dapat melakukan dan

mengakibatkan terciptanya rasa cemas serta ketidakpuasan.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan kemampuan manusia memproses informasi dalam jangka

pendek (seperti ungkapan Sigmund Freud, salah seorang psikoanalis dimana

manusia hanya bisa mengingat tujuh plus - minus dua informasi)

memerlukan display yang mudah diingat dan frekuensi pergerakan window

dikurangi.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2... · mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. ... Keterlibatan

64

2.19 Fishbone Diagram

Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan

antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal.

diagram sebab akibat dipergunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab

(sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor

penyebab itu. Diagram sebab akibat ini sering disebut diagram tulang ikan (fish

bone diagram) karena bentuknya seperti kerangka ikan. atau diagram Ishikawa

(Ishikawa diagram) karena pertania kali diperkenalkan oleh Prof Kaoni Ishikawa

dari Universitas Tokyo pada tahun 1953.

2.20 Kerangka Pikir

Berdasarkan paparan teori diatas, penulis akan menganalisa sistem yang

berjalan sehingga diketahui kekurangan dari sistem yang berjalan tersebut.

Setelah itu, penulis akan mewawancara setiap aktor untuk mengkonfirmasi serta

meminta masukan sekaligus mendiskusikan prosedur-prosedur yang diperlukan

dalam membuat sistem manajemen mutu serta sistem yang baik berdasarkan ISO

9001:2008.

Setelah konseptual beserta prosedur-prosedur dari sistem telah jelas,

penulis merancang sebuah sistem terkomputerisasi untuk mendukung proses

yang telah direkayasa ulang serta sistem manajemen mutu yang telah dibuat.