BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian...

21
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Jaringan komputer menurut Andrew S. Tanenbaum (1997, p1) adalah sekumpulan computer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Ada dua model koneksi dalam jaringan yaitu: 2.1.1 Internet Pengertian internet memiliki arti yang cukup luas dimana kata internet itu sendiri merupakan singkatan kata dari interconnection- networking, bila dijabarkan secara sistem global maka internet merupakan jaringan komputer diseluruh penjuru dunia yang saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sehingga antara komputer dapat saling mengakses informasi dan bertukar data. Internet mencangkup segala sesuatu secara luas baik itu komputerisasi maupun telekomunikasi. 2.1.2 Protokol Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. 2.2 Media Transmisi Sesuai dengan fungsinya yaitu untuk membawa aliran bit data dari satu komputer ke komputer lainnya, maka dalam pengiriman data memerlukan media transmisi yang nantinya digunakan untuk keperluan transmisi. Media transmisi memerlukan suatu jalur fisik antara transmitter dan receiver dalam sistem transmisi data. Media transmisi dibagi menjadi dua yaitu:

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jaringan

Jaringan komputer menurut Andrew S. Tanenbaum (1997, p1) adalah

sekumpulan computer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling

berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Ada dua model koneksi dalam

jaringan yaitu:

2.1.1 Internet

Pengertian internet memiliki arti yang cukup luas dimana kata

internet itu sendiri merupakan singkatan kata dari interconnection-

networking, bila dijabarkan secara sistem global maka internet merupakan

jaringan komputer diseluruh penjuru dunia yang saling terhubung satu

sama lain dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP)

sehingga antara komputer dapat saling mengakses informasi dan bertukar

data. Internet mencangkup segala sesuatu secara luas baik itu

komputerisasi maupun telekomunikasi.

2.1.2 Protokol

Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau

mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data

antara dua atau lebih titik komputer. Protokol dapat diterapkan pada

perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada

tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras.

2.2 Media Transmisi

Sesuai dengan fungsinya yaitu untuk membawa aliran bit data dari satu

komputer ke komputer lainnya, maka dalam pengiriman data memerlukan media

transmisi yang nantinya digunakan untuk keperluan transmisi. Media transmisi

memerlukan suatu jalur fisik antara transmitter dan receiver dalam sistem

transmisi data. Media transmisi dibagi menjadi dua yaitu:

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

6

2.2.1 Media Terarah (Guided Transmision Data)

Suatu media yang digunakan untuk mengirimkan data, dimana arah

ujung yang satu dengan ujung yang lainnya sudah jelas, sebagai contohnya

adalah kabel. Bila sumber data dan penerima jaraknya tidak terlalu jauh

dan dalam lokasi tersebut, maka dapat digunakan kabel sebagai media

transmisinya. Kabel merupakan komponen fisik jaringan yang paling

rentan dan harus diinstalasi secara cermat dan teliti. Kabel sebagai media

transmisi yang terpadu yang secara umum digunakan untuk transmisi data

adalah coaxial, twisted pair, fiber optic.

2.2.1.1 Coaxial

Coaxial secara umum digunakan sebagai antenna televisi,

transmisi telepon jarak jauh, link komputer dan LAN. Coaxial

dapat digunakan untuk signal analog maupun digital. Coaxial

terdiri dua konduktor, dibentuk untuk beroperasi pada pita

frekuensi. Kabel coaxial terdiri dari dua penghantar yaitu

penghantar dalam yang berupa inti tembaga dan penghantar luar

yang berbentuk serabut (shield). Berikut contoh dari kabel coaxial.

Gambar 2.1 Kabel Coaxial

Sumber : http://anangss.blogspot.com/2009/09/macam-macam-

kabel-jaringan.html

2.2.1.2 Twisted Pair

Kabel twisted pair dapat dibagi menjadi dua macam yaitu

shielded yang memiliki selubung pembungkus dan unshielded yang

tidak mempunyai selubung pembungkus. Kabel ini merupakan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

7

sepasang kabel yang di twist satu sama lain dengan tujuan untuk

mengurangi interferensi listrik. Ada dua jenis kabel twisted pair

yaitu UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted

Pair) yang dapat melewatkan signal sampai 10-100 Mbps dan

hanya dapat menangani satu channel data (baseband). Koneksi

pada twisted pair biasanya menggunakan konektor RJ-11 atau RJ-

45. Kabel STP lebih tahan interferensi daripada UTP dan dapat

beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi sampai 100 Mbps,

namun lebih sulit ditangani secara fisik. Berikut contoh kabel STP

(gambar 2.2) dan kabel UTP (gambar 2.3)

Gambar 2.2 Kabel STP

Gambar 2.3 Kabel UTP

Sumber : http://apotas.blogspot.com/2010/10/twisted-pair-ethernet-

cable.html

2.2.1.3 Fiber Optic

Fiber optic adalah teknologi perkabelan terkini yang

memiliki kecepatan sangat tinggi. Kabel fiber optic bentuknya

sama dengan kabel coaxial. Jenis kabel ini tidak menggunakan

tembaga (cooper), melainkan serat optic dimana signal yang

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

8

dialirkan berupa berkas cahaya. Kabel fiber optic mampu

mengirimkan bandwidth lebih banyak dan biasanya digunakan

untuk komunikasi antar backbone atau bisa juga digunakan untuk

LAN dengan kecepatan yang tinggi. Pada pusat kabel terdapat inti

kaca yang merupakan tempat cahaya akan berpropagasi. Kabel

fiber optic terdiri dari dua jenis, yang dikenal sebagai singlemode

dan multimode. Kabel singlemode dapat menjangkau jarak yang

lebih jauh dan hanya mengirim satu signal pada satu waktu.

Sedangkan untuk kabel multimode dapat mengirim signal yang

berbeda dan mengirim data pada sudut refraksi yang berbeda pada

saat yang bersamaan. Kabel singlemode dapat menjangkau ratusan

kilometer sedangkan multimode biasanya hanya mencapai 550

meter atau kurang.

Gambar 2.4 Kabel Fiber Optic

Sumber : http://10110163.blog.unikom.ac.id/sekilas-tentang.4ak

2.2.2 Media Tak Terarah (Un-Guided Transmission Data)

Suatu media yang digunakan untuk mengirimkan data, dimana arah

ujung yang satu dengan ujung yang lainnya tersebar, contohnya nirkabel

(wireless). Komunikasi ini mengirimkan signal ke udara berdasarkan

spectrum elektromagnetik.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

9

2.2.2.1 Transmisi Radio

Perkembangan teknologi komunikasi radio sangat pesat,

penggunaan wireless LAN sudah semakin popular. Untuk

mengirimkan data menggunakan komunikasi radio ada beberapa

cara yaitu memancarkan langsung, sesuai dengan permukaan bumi

dan dipantulkan melalui lapisan atmosfer. Komunikasi radio ini

menggunakan frekuensi khusus supaya tidak mengakibatkan

interferensi dengan pengguna frekuensi lainnya. Frekuensi yang

boleh digunakan disebut ISM band (Industrial, Scientific and

Medical).

2.2.2.2 Komunikasi Satelit

Komunikasi ini digunakan untuk komunikasi jarak jauh

dimana menghubungkannya diperlukan teknologi satelit. Menurut

jaraknya satelit bias dikategorikan menjadi geostationary, medium-

earth orbit, low-earth orbit. Untuk menghubungi site yang lain,

bisa dilakukan dengan Very Small Aperture Terminal (VSAT).

VSAT adalah sebuah stasiun bumi kecil yang bekerja pada satelit

geostationer dan digunakan untuk berbagai aplikasi di dunia

telekomunikasi, termasuk data interaktif pelayanan komunikasi

suara, data, video digital serta dapat diaplikasikan untuk jaringan

WAN (Wide Area Network). Jaringan VSAT sendiri dapat

digabungkan dengan jaringan lain yang sudah ada misalnya

jaringan telepon dan jaringan internet.

2.2.2.3 Frame Relay

Frame relay merupakan suatu layanan data paket yang

memungkinkan beberapa pengguna menggunakan satu jalur

transmisi pada waktu yang bersamaan. Untuk lalu lintas

komunikasi yang padat, frame relay jauh lebih efisien daripada

leased line yang disediakan khusus untuk satu pelanggan

(dedicated). Dalam teknik telekomunikasi, paket switching

dikembangkan untuk memenuhi komunikasi data yang sifatnya

cepat dan akurat. Pada paket data ada istilah frame yang

menyatakan batas bingkai sebuah paket. Batas frame ditandai

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

10

dengan flag. Dan data akan dibawa sepanjang jalur komunikasi

dalam bentuk frame-frame.

2.2.2.4 Wireless

Wireless atau wireless network merupakan sekumpulan

komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya

sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer dengan

menggunakan media udara/gelombang sebagai jalur lintas datanya.

Pada dasarnya wireless dengan LAN merupakan sama-sama

jaringan komputer yang saling terhubung antara satu dengan

lainnya, yang membedakan antara keduanya adalah media jalur

lintas data yang digunakan, jika LAN masih menggunakan kabel

sebagai media lintas data, sedangkan wireless menggunakan media

gelombang radio/udara. Penerapan dari aplikasi wireless network

ini antara lain adalah jaringan nirkabel diperusahaan, atau mobile

communication seperti handphone, dan HT.

2.3 IP Address (Internet Protocol Address)

IP Address menurut Rendra Towidjojo (2012, p13) adalah metode

pengalamatan pada jaringan komputer dengan memberikan sederetan angka

pada komputer (host), router atau peralatan jaringan lainnya. IP Address

sebenarnya bukan diberikan kepada komputer (host) atau router, melainkan pada

interface jaringan dari host / router tersebut.

Jika sebuah host / router memiliki 2 interface jaringan maka host tersebut

bisa saja menggunakan 2 IP Address sebagai alamatnya. Angka yang digunakan

adalah bilangan biner (bilangan yang hanya mengenal angka 1 dan 0).

Pengalamatan IP Address merupakan pengalamatan yang memungkinkan

alamat-alamat komputer diatur secara logika oleh Administrator jaringan

(Admin).

Baik host dan router yang berada dalam jaringan harus menggunakan IP

Address yang unik. Unik artinya tidak boleh ada dua host yang memiliki IP

Address yang sama dalam satu broadcast domain. Karena nomor tersebut

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

11

merupakan alamat atau pengenal bagi host tersebut dalam jaringan maka

pengiriman data tentu akan kacau jika ada dua komputer yang memiliki alamat

yang sama.

32 bit

. . .

Gambar 2.5 IP Address dengan representasi dalam biner

IPv4 memiliki 5 jenis kelas yaitu, A, B, C, D, dan E. Tetapi umumnya

yang digunakan hanya kelas A, B, dan C. Berikut skema kelas pada IPv4.

Tabel 2.1 IPv4

Kelas Format Range Alamat Jumlah Host Maksimal

A N.H.H.H 1.0.0.0 – 126.0.0.0 224 – 2

B N.N.H.H 128.1.0.0 – 191.254.0.0 216 – 2

C N.N.N.H 192.0.1.0 – 223.255.254.0 28 – 2

D - 224.0.0.0 – 239.255.255.255 -

E - 240.0.0.0 – 254.255.255.255 -

Keterangan: N = Alamat Jaringan ; H = Alamat Host

2.4 Subnet Mask dan Subnetting

Subnetting menurut Rendra Towidjojo (2012, p34) adalah teknik memecah

sebuah jaringan (network) menjadi beberapa jaringan baru. Hasil dari subnetting

adalah beberapa jaringan kecil yang disebut sub jaringan atau sub network.

Subnet mask digunakan untuk menentukan bagian manakah dari sebuah

alamat yang merupakan alamat jaringan dan bagian manakah yang merupakan

alamat host. Subnet mask direpresentasikan dengan nilai 1 dan 0 dimana bagian

dengan angka 1 merepresentasikan alamat jaringan dan bagian dengan angka 0

Alamat Jaringan Alamat Host

192 168 1 10

11000000 10101000 00000001 00001010

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

12

merepresentasikan alamat host, akan tetapi untuk lebih mudah maka biasanya

direpresentasikan dengan bilangan desimal.

Tidak semua jaringan membutuhkan subnet, dalam hal ini berarti sebuah

jaringan menggunakan subnet mask default. Subnet default untuk masing-masing

kelas tidak dapat diubah. Maksudnya adalah kita tidak bisa menggunakan sebuah

subnet 255.255.0.0 untuk kelas A, jika kita mencobanya maka alamat tersebut

menjadi tidak valid bahkan biasanya tidak diperbolehkan mengetikkan subnet

mask yang salah tersebut.

Tabel 2.2 Subnet Mask Default

Kelas Format Subnet Mask Default

A N.H.H.H 255.0.0.0

B N.N.H.H 255.255.0.0

C N.N.N.H 255.255.255.0

Subnetworks atau subnet adalah sekelompok komputer dan peralatan

jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. Dengan

menggunakan subnetting, sebuah jaringan yang besar bisa dipecah dan dibentuk

menjadi sebuah jaringan-jaringan yang lebih kecil. Proses tersebut dinamakan

dengan subnetting. Tanpa adanya subnetting di jaringan besar, lalu lintas paket

bisa mencapai nilai rata-rata yang cukup tinggi. Subnetting juga membantu

dalam mengatasi keterbatasan jumlah host pada IPv4. Oleh karena itu, jika

dilihat dari posisinya di dalam sebuah jaringan, alamat IP dibagi menjadi 2

golongan, yaitu:

a. IP public yaitu IP address yang langsung terhubung ke dalam

internet dan bersifat unik.

b. IP private yaitu IP address yang bersifat tidak umum yang

hanya dikenali oleh jaringan lokal saja.

Tabel 2.3 IP Private

Kelas Range IP

A 10.0.0.0 – 10.255.255.255

B 172.16.0.0 – 172.31.255.255

C 192.168.0.0 – 192.168.255.255

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

13

Ketika sudah diputuskan untuk memilih sebuah subnet mask, maka kita

perlu menentukan beberapa hal yaitu, jumlah subnet, alamat network, host yang

valid, dan alamat broadcast. Berikut ini adalah contoh perhitungan subnet untuk

kelas C.

Subnetting pada IP address 110.5.96.0 dengan subnet mask 255.255.255.192.

a. Subnet mask diubah menjadi bilangan biner. 255.255.255.192 =

11111111.11111111.11111111.11000000

b. Untuk menghitung banyaknya subnet dihitung dengan 2x

dimana x adalah banyaknya bilangan 1 pada octet terakhir. 22 = 4, berarti ada

4 subnet.

c. Untuk menghitung banyaknya masing-masing host pada tiap

subnet dihitung dengan 2y-2 dimana y adalah banyaknya bilangan 0. 26-2 =

62.

d. Untuk lebih mempermudah, kita bias membuat tabel seperti

berikut.

Tabel 2.4 Subnetting Kelas C

Subnet Network Host Min Host Max Broadcast

1 110.5.96.0 110.5.96.1 110.5.96.62 110.5.96.63

2 110.5.96.64 110.5.96.65 110.5.96.126 110.5.96.127

3 110.5.96.128 110.5.96.129 110.5.96.190 110.5.96.191

4 110.5.96.192 110.5.96.193 110.5.96.254 110.5.96.255

2.5 Autonomous System Number (ASN)

APNIC (the Asia Pacific Network Information Centre) adalah Regional

Internet Registry untuk kawasan Asia Pasifik, yang bertanggung jawab

mendistribusikan address space internet public dan sumber daya yang berkaitan,

termasuk Autonomous System Number (ASN). Autonomous System (AS) adalah

kelompok yang terdiri dari satu atau lebih IP prefix yang terkoneksi yang

dijalankan oleh satu atau lebih operator jaringan dibawah satu kebijakan routing

yang didefinisikan dengan jelas. Autonomous System Number (ASN) adalah

nomor two-byte unik yang diasosiasikan dengan AS. ASN digunakan sebagai

pengidentifikasi yang memungkinkan AS untuk saling menukar informasi

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

14

routing dinamik dengan AS yang lain. Protokol routing eksterior seperti Border

Gateway Protocol (BGP) membutuhkan ASN untuk saling bertukar informasi

antara jaringan.Seperti hal nya IP address, ASN juga dibagi menjadi 2 jenis

yaitu, ASN public dan ASN private. ASN public memiliki range dari 1 – 64511

sedangkan ASN private memiliki range dari 64512 – 65535.

Menurut Rendra Towidjojo (2012, p135) dalam Autonomous System,

protokol routing dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

2.5.1 Interior Gateway Protocol (IGP)

Interior Gateway Protocol adalah protokol routing yang digunakan

pada router-router yang berada dalam satu Autonomous System. Atau

dengan kata lain IGP digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan

dalam sebuah Autonomous System. Contohnya bila ingin menerapkan

routing pada sebuah jaringan internal kampus atau internal sebuah

perusahaan, maka harus menggunakan protokol routing kategori IGP.

Protokol routing yang termasuk IGP adalah RIP, IGRP, EIGRP, OSPF,

BGP (iBGP) ,dan IS-IS.

2.5.2 Exterior Gateway Protocol (EGP)

Exterior Gateway Protocol adalah protokol routing yang digunakan

pada router-router yang berasal dari Autonomous System yang berbeda.

Atau dapat dikatakan EGP digunakan untuk menghubungkan jaringan-

jaringan yang berasal dari Autonomous System yang berbeda. Contoh

penggunaan EGP dapat dilihat jika ingin dilakukan routing antar kampus

atau antar ISP. Satu-satunya protokol routing yang digunakan untuk

keperluan ini adalah BGP (eBGP).

2.6 Routing

Routing menurut Rendra Towidjojo (2012, p47) adalah proses penentuan

jalur terbaik ( best path ) untuk mencapai suatu network tujuan. Routing juga

dapat berarti proses memindahkan paket data dari host pengirim ke host tujuan

dimana host pengirim dan host tujuan tidak berada dalam satu network.

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke

jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

15

router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam dalam

sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang

dilalui paket IP dari sistem ke sistem lain. Proses routing dilakukan secara hop

by hop. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP

routing hanya menyediakan IP Address dari router berikutnya yang menurutnya

lebih dekat ke host tujuan.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga

trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan dengan baik dari trafik

yang dibangkitkan oleh LAN yang lain. Jika dua atau lebih LAN terhubung

dengan router, setiap LAN dianggap sebagai subnetwork yang berbeda.

Router terletak pada Layer 3 dalam OSI, router hanya perlu mengetahui

Net-Id (Nomor Jaringan) dari data yang diterimanya untuk diteruskan ke

jaringan yang dituju. Cara kerjanya setiap paket data yang datang, paket data

tersebut dibuka lalu dibaca header paket datanya kemudian mencocokkan atau

membandingkan ke dalam tabel yang ada pada routing jaringan dan diteruskan

ke jaringan yang dituju melalui suatu interface.

2.6.1 Routing Statik

Routing Statik ( Static Routing ) menurut Rendra Towidjojo (2012,

p74) adalah teknik routing yang dilakukan dengan memasukan entry route

ke network tujuan ( remote network ) ke dalam table routing secara manual

oleh Administrator jaringan. Bila sebuah router memiliki satu network

tujuan, maka Administrator jaringan juga harus memasukkan satu entry

route ke network tersebut. Jika terdapat dua remote network , maka

Administrator akan memasukkan entry route sebanyak dua kali untuk

masing – masing remote network tersebut. Dalam memasukkan entry route

tersebut Administrator harus dapat mengetahui dengan pasti gateway yang

akan digunakan untuk mencapai remote network. Untuk jaringan yang

terdiri dari beberapa router, maka penentuan gateway maupun jalur ( path )

harus dilakukan dengan lebih cermat.

2.6.2 Routing Dinamik

Menurut Rendra Towidjojo (2012, p76) , routing dinamik tidak

seperti pada routing static dimana entry route pada tabel routing diisi

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

16

manual oleh Administrator jaringan, routing dinamik merupakan teknik

routing dimana router akan memasukkan sendiri entry-entry route ke

dalam tabel routingnya. Untuk melakukan itu, router akan saling bertukar

informasi routing dengan router yang lain tentang jaringan yang mereka

ketahui masing-masing. Setelah mempelajari keberadaan jaringan lain

beserta cara mencapai jaringan tersebut, router akan membuat entry route

dan pada akhirnya memasukkannya ke dalam tabel routing.

2.6.3 Protokol Routing

Protokol routing adalah komunikasi antara router-router. Protokol

routing mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang

jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini

untuk membangun dan memperbaiki table routingnya. Berikut contoh dari

protokol routing:

2.6.3.1 Open Shortest Path First (OSPF)

Menurut Rendra Towidjojo (2012, p231) Open Shortest Path

First (OSPF) merupakan protokol routing link state dan digunakan

untuk menghubungkan router-router yang berada dalam satu

Autonomous System (AS), sehingga protokol routing ini termasuk

juga kategori Interior Gateway Protocol (IGP). OSPF

dikembangkan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang

dimiliki oleh RIP, terutama pengimplementasian di jaringan

berskala besar.

Link state merupakan routing protokol yang digunakan pada

OSPF, link state routing protokol mampu mengenali topologi dari

jaringan. Router-router yang menjalankan protokol routing link

state bahkan mampu mengetahui status (state) dari setiap jalur

(link) antar router yang ada dalam jaringan. Routing protokol link

state melakukan serangkaian proses yang kompleks untuk

menyusun tabel-tabel routingnya. Router yang menjalankan

protokol routing link state akan menggunakan hello packet untuk

mengetahui keberadaan dan status dari router tetangga, menyusun

link state advertisement (LSA), saling mengirimkan LSA keseluruh

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

17

router dalam jaringan, membangun link state database dan barulah

kemudian menyusun tabel routingnya.

Protokol routing link state menggunakan algoritma routing

yang disusun oleh Edsger Dijkstra. Oleh sebab itu protokol routing

ini sering disebut juga protokol routing yang menggunakan

algoritma Dijkstra atau Shortest Path First (SPF). Disebut shortest

path first karena protokol routing ini selalu mencari jalur (path)

yang terpendek untuk mencapai suatu remote network. Dalam

mencari path terpendek, algoritma OSPF tidak menggunakan

jumlah lompatan (hop count). Algoritma OSPF menggunakan cost

kumulatif dari setiap link antar router untuk mencapai suatu remote

network. Algoritma OSPF akan memilih path dengan cost terendah

sebagai best path, walaupun path tersebut akan memiliki hop count

yang lebih banyak dibanding dengan path lain dan juga OSPF

memiliki beberapa keunggulan yaitu informasi akan diupdate jika

ada perubahan topologi jaringan, lebih cepat untuk konvergen,

tidak rentan terhadap routing loop dan lebih sedikit menghabiskan

bandwidth dibanding distance vector.

OSPF pertama kali dikembangkan pada tahun 1987 oleh

Internet Engineering Task Force (IETF) dan yang pertama kali

dipublikasikan adalah OSPFv1. OSPFv1 ini tidak pernah

diimplementasikan dan selalu disempurnakan. Pada tahun 1991,

OSPFv2 dipublikasikan oleh John Moy dan juga selalu mengalami

penyempurnaan. OSPFv2 ditujukan untuk jaringan IPv4. Saat ini

juga telah ada OSPFv3 yang ditunjukan untuk implementasi

jaringan yang menggunakan IP Address versi 6 (IPv6).

Untuk dapat menangani jaringan yang berskala besar, maka

OSPF menerapkan konsep area dalam implementasinya. Sehingga

pengimplementasian OSPF dikenal dengan dua cara, yaitu Single

Area OSPF dan Multi Area OSPF. Untuk jaringan yang masih

berskala kecil, dapat diterapkan Single Area OSPF, namun untuk

jaringan yang berskala besar maka harus diterapkan Multi Area

OSPF.

OSPF memiliki karakteristik sebagai berikut :

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

18

- Merupakan link state routing protocol,

sehingga setiap router memiliki gambaran topologi

jaringan.

- Menggunakan Hello Packet untuk

mengetahui keberadaan neighbor router.

- Routing update hanya dikirimkan bila

terjadi perubahan dalam jaringan dan dikirimkan secara

multicast.

- Dapat bekerja dengan konsep hirarki karena

dapat dibagi berdasarkan konsep area.

- Menggunakan cost sebagai metric, dengan

cost terendah yang akan menjadi metric terbaik.

- Tidak memiliki keterbatasan hop count,

tidak seperti RIP yang hanya menjangkau 15 hop count.

- Merupakan classless routing protocol.

- Secara default nilai Administrative Distance

110.

- Memiliki fitur authentication pada saat

pengiriman routimg update.

OSPF merupakan protokol routing yang menggunakan

konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan

menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan

dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dalam

penerapan OSPF, area dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

- Backbone Area, area ini memiliki Area-ID

0.0.0.0 dan merupakan area yang diharapkan dapat

melakukan forward paket data secepat-cepatnya. Area ini

wajib ada jika ternyata hanya akan ada satu area dalam

suatu jaringan. Jika ternyata dalam jaringan tersebut akan

dibuat beberapa area, maka Backbone wajib ada karena

berfungsi menghubungkan area-area yang lain.

- Regular Area, area ini adalah area selain

backbone dan berfungsi menghubungkan end user. Jika

dalam satu jaringan ada dua regular area, maka kedua

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

19

area tersebut harus melewati backbone area untuk

berkomunikasi.

Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem

penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi.

Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang

penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai

konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik

menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu protokol

routing yang selalu berusaha untuk bekerja demikian. Teknologi

yang digunakan oleh protokol routing ini adalah teknologi link

state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien

dalam proses pengiriman update informasi rute.

Cara OSPF membentuk hubungan dengan router lain adalah

dengan membentuk komunikasi dengan router lain. Kemudian

membentuk hubungan dengan router neighbor router. Router OSPF

memiliki sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router yang

lain dan dapat membentuk suatu hubungan. Mekanisme itu disebut

dengan istilah hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan

router lain OSPF akan mengirimkan sebuah paket yang memiliki

ukuran yang kecil dengan mengirimkan secara berkala kedalam

jaringan yang terhubung langsung dengan OSPF. Hello packet

merupakan sebutan untuk paket kecil yang dikirim oleh OSPF dan

didalam paket tersebut berisikan informasi seputar pernak-pernik

yang ada pada router pengirim. Pada kondisi yang standart hello

packet akan dikirim 10 detik sekali di dalam media broadcast

multi-access dan 30 detik sekali dalam media point to point. Hello

packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast

address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF.

Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan

protocol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packetnya

secara berkala.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

20

2.6.3.2 Border Gateway Protocol (BGP)

Menurut Uyless Black (2000, p157) Border Gateway

Protocol (BGP) adalah inti dari protokol routing internet yang

sudah digunakan sejak 1989. Protokol ini yang menjadi backbone

dari jaringan internet dunia yang digunakan untuk melakukan

pertukaran informasi routing antar jaringan. Tujuan BGP adalah

untuk memperkenalkan pada dunia luar alamat-alamat IP apa saja

yang ada dalam jaringan tersebut. Setelah dikenal dari luar, server-

server, perangkat jaringan, dan perangkat komputer lainnya yang

ada dalam jaringan tersebut juga dapat dijangkau dari dunia luar.

Protokol routing BGP dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a. iBGP (Internal BGP)

iBGP adalah sebuah sesi BGP yang terjalin antara dua

router yang menjalankan BGP yang berada dalam ASN yang

sama. iBGP biasanya digunakan pada jaringan internal ISP.

Sebuah sesi iBGP antar dua buah router atau lebih tidak

memerlukan koneksi secara langsung, atau dengan kata lain

tidak memerlukan koneksi Point-to-Point. iBGP bisa dibangun

meskipun router berada dalam jarak yang jauh, asalkan masih

dengan ASN yang sama.

b. eBGP (External BGP)

eBGP adalah sesi BGP yang terjadi antar dua router atau

lebih yang berbeda ASN. Ketika kita ingin berkomunikasi

dengan ISP lain, maka kita harus melakukan eBGP. Hal ini

disebabkan masing-masing ISP mempunyai ASN yang berbeda.

Sesi eBGP biasanya dibuat dengan menggunakan bantuan

media Point-to-Point seperti line Point-to-Point serial, satelite

Point-to-Point, wireless Point-to-Point, dan sebagainya. Sesi

eBGP biasanya terjadi pada router yang letaknya berada di

perbatasan antara jaringan kita dengan jaringan lain, atau sering

disebut juga dengan istilah border router. Tujuan utama

dibuatnya eBGP adalah untuk memudahkan pendistribusian

informasi routing dari pihak luar ke jaringan kita.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

21

BGP bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP

network yang menunjuk ke jaringan yang dapat dicapai antar AS.

Hal ini digambarkan sebagai sebuah protocol path vector. Protokol

routing BGP baru dikatakan pada sebuah router jika sudah

terbentuk sesi komunikasi dengan router tetangganya yang juga

menjalankan BGP. Sesi komunikasi ini adalah berupa komunikasi

dengan protokol TCP dengan nomor port 179. Setelah terjalin

komunikasi ini, maka kedua buah router BGP dapat saling bertukar

informasi rute.

Untuk membentuk dan mempertahankan sebuah sesi BGP

dengan router tetangganya, BGP mempunyai mekanisme yang

unik. Pembentukan sesi BGP ini mengkitalkan paket-paket pesan

yang terdiri dari empat macam. Paket-paket tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Open Message

Paket pesan jenis ini merupakan paket pembuka sebuah

sesi BGP. Paket inilah yang pertama dikirimkan ke router

tetangga untuk membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini

berisikan informasi mengenai BGP version number, AS

number, hold time, dan router ID.

b. Keepalive Message

Paket keepalive message bertugas untuk menjaga

hubungan yang telah terbentuk antar kedua router BGP. Paket

jenis ini dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router

yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak

berisikan data sama sekali.

c. Notification Message

Paket pesan ini adalah paket yang bertugas

menginformasikan error yang terjadi terhadap sebuah sesi

BGP. Paket ini berisikan field-field yang berisi jenis error apa

yang telah terjadi, sehingga sangat memudahkan penggunanya

untuk melakukan troubleshooting.

d. Update Message

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

22

Paket update merupakan paket pesan utama yang akan

membawa informasi rute-rute yang ada. Paket ini berisikan

semua informasi rute BGP yang ada dalam jaringan tersebut.

Ada tiga komponen utama dalam paket pesan ini, yaitu Network

Layer Reachability Information (NLRI), path atribut, dan

withdrawn routes.

Salah satu ciri khas dan juga merupakan kekuatan dari

protokol routing BGP ada pada atribut-atribut pendukungnya.

Atribut-atribut ini yang nantinya digunakan sebagai parameter

untuk menentukan jalur terbaik untuk menuju ke suatu situs.

Atribut ini juga dapat mengatur keluar masuknya routing update

dari router-router BGP tetangga. Dengan mengatur atribut ini, kita

dapat dengan bebas mengatur bagaimana karakteristik dan sifat dari

sesi BGP tersebut.

Berikut adalah macam-macam atribut BGP. Masing-masing

memiliki ciri khas dan tugasnya tersendiri untuk memungkinkan

kita memanajemen routing update dan traffic yang keluar masuk.

a. Origin

Jika sumbernya berasal dari router BGP dalam jarigan

lokal atau menggunakan ASN yang sama dengan yang sudah

ada maka indikator atribut ini adalah huruf “i” untuk interior.

Apabila sumber rute berasal dari luar jaringan lokal maka

indikatornya adalah huruf “e” untuk exterior. Sedangkan

apabila rute didapat dari hasil redistribusi dari protokol routing

lain maka indikatornya adalah “?” yang artinya incomplete.

b. AS_Path

Atribut ini harus ada pada setiap rute yang dipertukarkan

menggunakan BGP. Atribut ini menunjukkan perjalanan paket

dari awal hingga berakhir di tempat kita. Perjalanan paket ini

ditunjukkan secara berurut dan ditunjukkan dengan

menggunakan ASN. Dengan demikian akan tampak melalui

mana saja sebuah paket data berjalan ke tempat kita.

c. Next Hop

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

23

Next hop merupakan atribut yang menjelaskan kemana

selanjutnya sebuah paket data akan dilemparkan untuk menuju

ke suatu lokasi.

d. Multiple Exit Discriminator (MED)

Atribut ini berfungsi untuk menginformasikan router yang

berada di luar AS untuk mengambil jalan tertentu untuk

mencapai si pengirimnya. Atribut ini dikenal sebagai metric

eksternal dari sebuah rute.

e. Local Preference

Atribut ini bersifat wellknown discreationary dimana

sering digunakan untuk memberitahukan router-router BGP lain

dalam satu AS kemana jalan keluar yang di prefer jika ada dua

atau lebih jalan keluar dalam router tersebut.

f. Atomic Aggregate

Atribut ini bertugas untuk memberitahukan bahwa sebuah

rute telah diaggregate (disigkat menjadi pecahan yang lebih

besar) dan ini meyebabkan sebagian informasi ada yang hilang.

g. Weight

Atribut ini merupakan atribut dengan priority tertinggi dan

sering digunakan dalam proses path selection. Fungsi dari

atribut ini adalah untuk memilih salah satu jalan yang

diprioritaskan dalam sebuah router.

Router perlu melakukan pemilihan rute terbaik ketika

mendapatkan dua atau lebih rute untuk menuju ke suatu lokasi di

luar. Ketika dihadapkan pada dua jalan dengan tujuan yang sama,

maka tugas router BGP adalah harus memilih salah satu jalan untuk

digunakan meneruskan informasi yang dibawanya. Dalam proses

pemilihan jalur terbaik atau path selection, atribut sangat berperan

penting. Semua atribut memiliki tingkat prioritasnya sendiri dalam

proses penentuan jalur terbaik. Proses path selection ke sebuah

lokasi yang terjadi dalam sebuah sesi BGP hingga menemukan

sebuah jalur terbaik adalah sebagai berikut:

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

24

a. Jika hanya ada sebuah rute menuju ke

lokasi A, maka rute tersebutlah yang pasti dijadikan rute terbaik

dan akan langsung digunakan.

b. Jika ada dua buah rute menuju ke lokasi A,

maka router BGP akan menggunakan atribut weight untuk

memilih rute mana yang paling baik. Rute dengan nilai weight

tertinggi akan dipilih sebagai jalur terbaik.

c. Jika nilai weight keduanya sama, maka

router akan menggunakan atribut local preference sebagai

bahan pembanding. Rute dengan nilai local preference tertinggi

adalah rute yang terpilih sebagai rute terbaik.

d. Jika nilai local preference sama, maka

sebagai bahan pembanding router BGP akan memeriksa rute

mana yang berasal dari dirinya sendiri. Jika rute tersebut

berasal dari dirinya sendiri maka rute tersebut yang akan

dijadikan rute terbaik.

e. Jika rute menuju A bukan berasal dari

dirinya, maka router akan menggunakan atribut AS_Path untuk

mencari rute terbaik. Rute dengan atribut AS_Path terpendek

akan dipilih sebagai rute terbaik. Apabila atribut AS_Path nya

sama, maka atribut selanjutnya yang digunakan untuk memilih

rute terbaik adalah Origin. Atribut origin terdiri dari parameter

IGP, EGP, dan Incomplete. Parameter dengan nilai referensi

terendah akan dipilih menjadi rute terbaik. IGP memiliki nilai

referensi terendah, disusul EGP, dan yang terakhir Incomplete.

f. Jika atribut origin pada rute-rute tersebut

sama, maka atribut selanjutnya yang digunakan adalah MED.

Jenisnya kurang lebih sama seperti local preference namun

bedanya atribut MED ini hanya disebarkan dalam satu AS yang

sama saja. Rute dengan nilai MED yang paling rendah adalah

yang dipilih sebagai jalur terbaik.

g. Jika nilai MED pada kedua rute tersebut

sama, maka router BGP akan melakukan pemilihan berdasarkan

jenis sesi BGP dari rute-rute tersebut. Jenis BGP ada dua yaitu

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00958-IF Bab2001.pdf · jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama. ...

25

iBGP dan eBGP. Sebuah rute yang berasal dari sebuah sesi

eBGP memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada rute dari

sesi iBGP.

h. Jika setelah melalui ketentuan di atas,

kedua rute tersebut juga masih identik, maka proses path

selection selanjutnya adalah menggunakan parameter jalur

terdekat dalam jaringan internal untuk menuju ke next hop.

Maksudnya adalah, router BGP akan membaca atribut next hop

dari kedua jalur tersebut. Setelah diketahui, router tersebut akan

memeriksa jalur mana yang memiliki next hop yang terdekat

dari router tersebut. Jalur yang diperiksa ini merupakan jalur

yang berasal dari protokol routing internal seperti OSPF,

EIGRP, atau bahkan statik. Setelah didapatkan rute mana yang

memiliki next hop yang paling dekat dan mudah diakses, maka

rute tersebut langsung dipilih menjadi yang terbaik.

i. Jika prosedur ini masih tidak menghasilkan

sebuah rute terbaik juga, maka jalan terakhir untuk

menemukannya adalah dengan membandingkan BGP router ID

dari masing-masing rute. Sebuah rute pasti akan membawa

informasi BGP router ID dari router asalnya. Parameter inilah

yang menjadi pembanding terakhir untuk proses path selection.

Karena BGP router ID tidak mungkin sama, maka sebuah jalan

terbaik pastilah dapat terpilih. BGP router ID biasanya adalah

alamat IP tertinggi dari sebuah router atau dapat juga berupa IP

interface loopback. Router BGP akan memilih rute dengan nilai

BGP router ID terendah.

Kekuatan BGP yang lainnya adalah kita dapat memodifikasi

dan mengubah atribut-atribut yang ada pada sebuah rute, sehingga

proses pemilihan jalur terbaik ini juga dapat kita atur. Dengan

mengatur proses ini, maka kita dapat mengatur lalu-lintas data yang

keluar masuk jaringan kita.