Perbandingan Routing OSPF dengan Routing EIGRP
-
Upload
ryan-danny-kresnawan -
Category
Documents
-
view
662 -
download
2
Embed Size (px)
description
Transcript of Perbandingan Routing OSPF dengan Routing EIGRP
-
Simulasi dan Analisis Perbandingan
Protokol Routing OSPF dan EIGRP
Menggunakan Packet Tracer
Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
Mata Kuliah Instalasi dan Pengukuran Jaringan
Kelompok 4
1104120054 Muhammad Irfan Hakim
1104120069 Ryan Danny Kresnawan
1104120074 Ihsan Aris Saputra
1104121156 Trio Wibowo Martha
PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TELKOM
2014 / 2015
-
2
-
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas besar, Simulasi dan Analisis Perbandingan Protokol
Routing OSPF dan EIGRP Menggunakan Packet Tracer. Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan adalah
untuk memaparkan perencanaan simulasi dan hasil analisis.
Dalam proses pengerjaan tugas besar maupun penulisan
proposal, kami yakin tanpa petunjuk serta bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, kami tidak mampu menyusun
secara baik dan sistematis. Atas terselesainya laporan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Budhi Irawan, S.Si., MT., selaku dosen pembimbing mata kuliah Instalasi dan Pengukuran
Jaringan.
2. Serta teman-teman yang berpartisipasi dalam pembuatan tugas besar ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik, saran maupun
koreksi yang membangun sangat kami harapkan dan akan
menjadi acuan dalam membuat perancangan dan laporan
selanjutnya. Semoga laporan perancangan ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya dan pembaca.
Bandung, 28 Oktober 2014
-
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................ iDAFTAR ISI .......................................................................... iiBAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................ 11.3 Tujuan ................................................................... 1
BAB II DASAR TEORI ......................................................... 21.1 Jaringan Komunikasi ............................................ 21.2 Routing ................................................................. 5
BAB III PERANCANGAN SKENARIO .............................. 93.1 Desain Sistem ....................................................... 93.2 Desain Topologi dan Konfigurasi Jaringan .......... 10
BAB IV ANALISIS ............................................................... 164.1 Aplikasi PING ...................................................... 184.2 Layanan HTTP ..................................................... 214.3 Layanan FTP ........................................................ 244.4 Analisis Rute Pengiriman Data ............................ 27
BAB V KESIMPULAN ......................................................... 32DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 33
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam dynamic routing, diperlukan protokol routing untuk
mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti
perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi
routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routing
didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute
utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute
mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Protokol routing dibagi menjadi beberapa macam, yaitu RIP,
IGRP, OSPF, EIGRP, dan BGP. Dari beberapa macam protokol
routing tersebut, OSPF dan EIGRP yang kami pilih untuk
melakukan simulasi dan analisis yang bertujuan mengetahui
perbandingan antara dua protokol routing tersebut dalam hal
kecepatan transfer file dan penentuan rute terbaik.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapat beberapa
rumusan masalah, yaitu:
1. Apakah perbedaan antara protokol routing OSPF dan EIGRP?
2. Bagaimana cara mengkonfigurasi sebuah jaringan dengan menggunakan protokol routing OSPF dan EIGRP?
3. Bagaimana perbandingan cara kerja antara protokol routing OSPF dan EIGRP?
1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan simulasi ini berdasarkan dengan
rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Mengenal dan mempelajari perbedaan protokol routing OSPF dan EIGRP.
2. Mengkonfigurasi dan mensimulasikan router dengan menggunakan protokol routing OSPF dan EIGRP pada
Packet Tracer.
3. Menganalisis perbandingan antara protokol routing OSPF dan EIGRP dalam hal kecepatan transfer file dan
penentuan rute.
-
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Jaringan Komunikasi
Komunikasi data, cepat atau lambat pada akhirnya akan
mengarah kesuatu sistem jaringan. Hubungan komunikasi data
yang paling sederhana adalah merupakan hubungan dari satu titik
ketitik yang lain. Dalam hal ini hanya melibatkan satu pemancar
data kesatu penerima data. Apabila hubungan ini dikembangkan
dan akhirnya melibatkan penerima lainnya ataupun pemacar
lainnya, maka terbentuklah sebuah jaringan komunikasi data.
Pengertian jaringan disini dapat diartikan sebagai suatu
sistem yang terkordinir dan saling berhubungan yang terdiri atas
beberapa terminal ataupun PC ataupun mini-komputer dan
mainframe yang bekerja sendiri-sendiri tetapi dapat saling
bertukar data ataupun saling memanfaatkan segala sumber daya
yang tersedia. CPU yang ada dipusat disebut sebagai server
ataupun host komputer, dan terminal yang ada juga disebut
sebagai node ataupun simpul. Jaringan yang ada juga merupakan
gabungan dari unsur hardware dan software sesuai dengan
persyaratan yang dibutuhkan.
a. Local Area Network (LAN), merupakan suatu jaringan yang terdiri dari sejumlah komputer dalam satu area
tertentu yang tidak begitu luas, seperti di dalam satu
kantor atau gedung (10-1000 meter).
-
3
Jaringan LAN biasanya akan terdiri atas:
- File server, berfungsi untuk mengontrol harddisk serta menghubungkannya kedalam jaringan.
- Utility server, dengan adanya peralatan ini memungkinkan untuk setiap pemakai didalam jaringan
bisa menggunakan beberapa peralatan, seperti
misalnya modem, ploter dan lainnya.
- Printer server, berfungsi untuk membagi pengakesan printer kedalam jaringan sehingga bisa dimanfaatkan
seluruh pemakai.
- Gateway, merupakan suatu perlatan didalam jaringan yang berguna untuk melakukan komunikasi dengan
jaringan yang lain.
Sesuai dengan namanya, maka LAN hanya bisa
menjangkau daerah yang areanya terbatas (local), seperti
misalnya dalam satu gedung, satu departemen ataupun
satu kampus (saat ini pengertian terbatas diartikan tidak
lebih dari 20 km). Dan dikarenakan pendeknya jarak yang
ada, maka kecepatan transmisi data menjadi sangat tinggi.
Media transmisi data yang digunakan pada LAN
biasanya berupa kabel untiran seperti halnya yang
digunakan pada kabel telpon, ataupun kabel koaksil yang
biasanya digunakan pada televisi, ataupun kabel serat
optik. Penggunaan udara sebagai media transmisi pada
LAN pada saat ini belum umum digunakan. Dalam hal
ini, jaringan LAN biasanya tidak memerlukan adanya
modem.
b. Wide Area Newtwork (WAN), merupakan suatu jaringan yang terdiri atas dua ataupun lebih komputer dalam suatu
area yang luas dan mampu menjangkau batas provinsi
bahkan sampai luar negara (100-1.000 kilometer).
Dihubungkan dengan fasilitas komunikasi seperti
misalnya sistem telpon, satelit, kabel bawah laut, ataupun
pemancar gelombang-mikro. Bentuk ini biasanya
digunakan oleh perusahaan besar ataupun departemen
pemerintahan.
-
4
Pada saat ini, banyak sekali perusahaan yang memiliki
cabang yang tersebar diberbagai kota ataupun berbagai
negara. Setiap cabang yang ada, kemudian saling
dihubungkan dengan sebuah jaringan yang bermuara pada
kantor pusat. Pada saat ini, jaringan yang ada dapat
menangani banyak hal, seperti misalnya melakukan
komunikasi suara, data ataupun komunikasi
gambar/video.
WAN memiliki beberapa karakteristik antaralain
sebagai berikut:
1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas.
2. Menggunakan jalur layanan umum untuk membentuk jaringan di dalam area geografik
tersebut.
3. Menggunakan koneksi serial untuk akses bandwidth di seluruh area geografik tersebut.
Hal pertama yang harus dilakukan ketika merancang
jaringan WAN adalah memetakan topologi WAN dan
desain jenis koneksi yang akan digunakan. WAN harus
berorientasi jaringan (ISDN, T1, dan sebagainya) atau
dibangun di seluruh jaringan publik packet-switching
(frame relay, ATM, Internet).
-
5
Beberapa model topologi jaringan WAN yaitu:
1. Star 2. Ring 3. Fully Meshed 4. Packet Switched
Jaringan WAN biasanya dimanfaatkan untuk
menghubungkan jaringan lokal yang satu dengan jaringan
lokal yang lain, dan juga dimanfaatkan untuk
menghubungkan LAN antar lokasi. Jarak yang bisa
ditempuh oleh suatu jaringan WAN berkisar pada 100
KM sampai dengan 1000 KM. Dan mempunyai
kecepatan antara 1.5 Mbps sampai dengan 2.4 Gbps.
2.2 Routing
Routing adalah proses untuk memilih jalur (path) yang harus
dilalui oleh paket. Jalur yang baik tergantung pada beban
jaringan, panjang datagram, type of service requested dan pola
trafik. Pada umumnya skema routing hanya mempertimbangkan
jalur terpendek (the shortest path). Dalam routing dibutuhkan
sebuah router. Router adalah alat yang mengirimkan paket data
melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui
sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Router sendiri
terdapat banyak macamnya, salah satunya adalah router CISCO.
-
6
Router CISCO ini memiliki 2 konfigurasi routing, yaitu static
routing dan dynamic routing.
a. Static Routing Pada static routing sebuah router memiliki tabel
routing statik yang di setting secara manual oleh para
administrator jaringan. Pengaturan static routing adalah
pengaturan paling sederhana yang dapat dilakukan pada
jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni
dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri
dalam forwarding table di setiap router yang berada di
jaringan tersebut.
Penggunaan routing static dalam sebuah jaringan yang
kecil tentu bukanlah suatu masalah, hanya beberapa entri
yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router.
Namun jika harus melengkapi forwarding table di setiap
router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang
besar pastilah akan menjadi kompleks saat mengaturnya.
Routing static dengan menggunakan next hop cocok
digunakan untuk jaringan multi-access network atau point
to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point,
cocok dengan menggunakan exit interface dalam
mengkonfigurasi static route.
Recursive route lookup adalah proses yang terjadi
pada routing tabel untuk menentukan exit interface mana
yang akan digunakan ketika akan meneruskan paket ke
tujuannya.
Kelebihan static routing adalah sebagai berikut:
- Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada saat konfigurasi
router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.
- Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu.
- Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah.
Sedang kekurangannya adalah sebagai berikut:
- Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next hoopnya (gatewaynya).
-
7
b. Dynamic Routing Pada dynamic routing sebuah router membuat tabel
routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas
jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara
router lainnya. Protokol routing mengatur router-router
sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan
saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan
saling memberikan informasi routing yang dapat
mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan
jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui
keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan
data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing
dinamik adalah proses pengisian data routing di table
routing secara otomatis.
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik
yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari
sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak
menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket
tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana
cara router mempelajari paket, dan kemudian router
mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing
berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh
router.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu
kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu
digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing
dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh
protokol routing. Protokol ini didesain untuk
mendistribusikan informasi yang secara dinamis
mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing
mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan
akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk
mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil,
namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang
terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
-
8
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak
dilakukan secara manual oleh admin. Router saling
bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat
tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur
dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device
pengirim dan device tujuan.
Macam-macam protokol dynamic routing:
- RIP (Routing Information Protocol) - IGRP (Internal Gateway Routing Protokol) - OSPF (Open Shortest Path First) - EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing
Protokol)
- BGP (Border Gateway Protokol) Kelebihan dynamic routing adalah sebagai berikut:
- Hanya mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan routernya.
- Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
- Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya
router-router yang berkaitan.
Kekurangan dynamic routing adalah sebagai berikut:
- Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.
- Kecepatan pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router
hingga ada yang cocok.
- Setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua Alamat IP
yang ada.
- Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar.
-
9
BAB III
PERANCANGAN SKENARIO
3.1 Desain Sistem
Tahap model konseptual sistem terdiri dari desain topologi,
konfigurasi area routing OSPF dan pengujian. Untuk
implementasinya digunakan Packet Tracer. Packet Tracer
merupakan sebuah software yang digunakan untuk melakukan
simulasi jaringan. Software ini dikembangkan oleh sebuah
perusahaan yang bergerak dalam masalah jaringan yaitu Cisco.
Tampilan Packet Tracer
-
10
3.2 Desain Topologi dan Konfigurasi Jaringan
Dalam membuat simulasi ini, kami membuat dua buah
jaringan yang sama untuk menentukan model jaringan mana yang
lebih efisien, tetapi satu jaringan akan di konfigurasi dengan
EIGRP dan satu lagi dengan konfigurasi OSPF. Percobaan ini
dilakukan dengan 10 buah router, 3 buah PC dan satu server pada
EIGRP dan OSPF.
3.2.1 EIGRP
Dalam model jaringan EIGRP kita akan menggunakan
jaringan WAN dan menggunakan topologi seperti berikut:
Konfigurasi pada PC di tunjukan pada Table berikut ini:
Nama Komputer IP Gateway
PC 1 10.15.226.2 10.15.226.1
PC 2 10.16.226.2 10.16.226.1
PC 3 10.16.226.3 10.16.226.1
-
11
Konfigurasi Routing EIGRP ditunjukkan melalui Tabel
berikut ini:
Router 1 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)# router eigrp 100
Router(config-router)# Network 10.2.226.0
Router(config-router)# Network 10.5.226.0
Router(config-router)# exit
Router 2 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)# router eigrp 100
Router(config-router)# Network 10.1.226.0
Router(config-router)# Network 10.4.226.0
Router(config-router)# exit
Router 3 Router>enabe
Router#config terminal
Router(config)# router eigrp 100
Router(config-router)# Network 10.1.226.0
Router(config-router)# Network 10.3.226.0
Router(config-router)# Network 10.16.226.0
Router(config-router)# exit
Router 4 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)# router eigrp 100
Router(config-router)# Network 10.3.226.0
Router(config-router)# Network 10.4.226.0
Router(config-router)# Network 10.5.226.0
Router(config-router)# Network 10.6.226.0
Router(config-router)# Network 10.7.226.0
Router(config-router)# exit
Router 5 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)# router eigrp 100
Router(config-router)# Network 10.9.226.0
Router(config-router)# Network 10.7.226.0
Router(config-router)# exit
-
12
Router 6 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)# router eigrp 100
Router(config-router)# Network 10.6.226.0
Router(config-router)# Network 10.8.226.0
Router(config-router)# Network 10.17.226.0
Router(config-router)# exit
Router 7 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)# router eigrp 100
Router(config-router)# Network 10.8.226.0
Router(config-router)# Network 10.9.226.0
Router(config-router)# Network 10.10.226.0
Router(config-router)# Network 10.11.226.0
Router(config-router)# Network 10.12.226.0
Router(config-router)# exit
Router 8 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)# router eigrp 100
Router(config-router)# Network 10.10.226.0
Router(config-router)# Network 10.13.226.0
Router(config-router)# exit
Router 9 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)# router eigrp 100
Router(config-router)# Network 10.11.226.0
Router(config-router)# Network 10.14.226.0
Router(config-router)# exit
Router 10 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)# router eigrp 100
Router(config-router)# Network 10.12.226.0
Router(config-router)# Network 10.13.226.0
Router(config-router)# Network 10.14.226.0
Router(config-router)# Network 10.15.226.0
Router(config-router)# exit
-
13
3.2.2 OSPF Dalam model jaringan OSPF kita akan membagi
menjadi 3 area, menggunakan jaringan WAN dan topologi
seperti berikut:
Konfigurasi pada PC di tunjukan pada Table berikut ini:
Nama Komputer IP Gateway
PC 1 10.15.226.2 10.15.226.1
PC 2 10.16.226.2 10.16.226.1
PC 3 10.16.226.3 10.16.226.1
-
14
Konfigurasi Routing OSPF ditunjukkan melalui Tabel
berikut ini:
Router 1 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#Network 10.2.226.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#Network 10.5.226.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#exit
Router 2 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#Network 10.1.226.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#Network 10.4.226.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#exit
Router 3 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#Network 10.1.226.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#Network 10.2.226.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#Network 10.3.226.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#Network 10.16.226.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#exit
Router 4 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#Network 10.3.226.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#Network 10.4.226.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#Network 10.5.226.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#Network 10.6.226.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#Network 10.7.226.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#exit
Router 5 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#Network 10.7.226.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#Network 10.9.226.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#exit
-
15
Router 6 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#Network 10.6.226.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#Network 10.8.226.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#Network 10.17.226.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#exit
Router 7 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#Network 10.8.226.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#Network 10.9.226.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#Network 10.10.226.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#Network 10.11.226.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#Network 10.12.226.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#exit
Router 8 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#Network 10.10.226.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#Network 10.13.226.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#exit
Router 9 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#Network 10.11.226.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#Network 10.14.226.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#exit
Router 10 Router>enable
Router#config terminal
Router(config)#router ospf 100
Router(config-router)#Network 10.12.226.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#Network 10.13.226.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#Network 10.14.226.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#Network 10.15.226.0 0.0.0.255 area 2
Router(config-router)#exit
-
16
BAB IV
ANALISIS
Analisis dilakukan dengan menggunakan simulasi Traffic
Generator pada Dekstop masing-masing Komputer dan Server.
Pengujian dilakukan dengan mengirimkan paket antar Komputer
menggunakan application Ping, HTTP, serta FTP dengan beban
tertentu sebagai simulasinya. Dari simulasi tersebut, dilakukan
pecatatan hasil waktu (time) yang dibutuhkan dalam pengiriman
paket. Pengujian dilakukan dengan 2 protocol routing yang
berbeda yaitu Routing EGIRP dan Routing OSPF Multi Area.
Dari hasil time tersebut dapat dilakukan analisa untuk mencapai
kesimpulan.
4.1 Aplikasi PING
Pada analisis kali ini, terdapat beberapa form yang harus
diisi. Kami men-setting dengan TTL (Time to Live) yaitu 128,
TOS (Time of Service) 0, Sequence Number 1, dan size untuk
beban 1000 bit.
-
17
Namun pada Destination IP address dan Source IP address
disesuaikan dengan yang di tunjukan pada tabel1 berikut.
Source IP Address Destination IP Address
10.15.226.2 10.16.226.2
10.15.226.2 10.17.226.2
10.15.226.2 10.18.226.2
10.16.226.2 10.15.226.2
10.16.226.2 10.17.226.2
10.16.226.2 10.18.226.2
10.17.226.2 10.15.226.2
10.17.226.2 10.16.226.2
10.17.226.2 10.18.226.2
10.18.226.2 10.15.226.2
10.18.226.2 10.16.226.2
10.18.226.2 10.17.226.2
Tabel 1. Source IP address and Destination IP address
Pada Simulation Setting, Periodic Interval dipilih single
shot. Kami melakukan hal yang sama pada semua computer dan
server yang ada di jaringan untuk mendapatkan hasil waktu (time)
dari masing masing Protocol Routing.
-
18
Dari hasil simulasi dengan Traffic Generator dengan
menggunakan 2 routing yang berbeda antara Routing EIGRP dan
OSPF Multi Area serta menggunakan aplikasi PING didapat
waktu yang dibutuhkan untuk mengirim paket antar computer
dari masing-masing peroutingan, yaitu sebagai berikut.
Source IP
Address
Destination
IP Address
Routing
EIGRP OSPF
10.15.226.2 10.16.226.2 0.076s 0.014s
10.15.226.2 10.17.226.2 0.039s 0.012s
10.15.226.2 10.18.226.2 0.073s 0.012s
10.16.226.2 10.15.226.2 0.075s 0.014s
10.16.226.2 10.17.226.2 0.045s 0.010s
10.16.226.2 10.18.226.2 0.031s 0.008s
10.17.226.2 10.15.226.2 0.068s 0.012s
10.17.226.2 10.16.226.2 0.028s 0.008s
10.17.226.2 10.18.226.2 0.038s 0.008s
10.18.226.2 10.15.226.2 0.040s 0.012s
10.18.226.2 10.16.226.2 0.045s 0.010s
10.18.226.2 10.17.226.2 0.038s 0.008s
Rata-Rata
0.0496s
0.0106s
Tabel2.Perbandingan Waktu Aplikasi Ping Routing
EIGRP dan OSPF Multi Area
-
19
4.2 Layanan HTTP
Pada pengujian HTTP menggunakan aplikasi Traffic Generator,
TTL diisikan dengan 128, TOS = 0, Starting Port 80, Destination
Port 80, Size 1000 dengan Single Shot. Untuk Source Port dan
Destination Port dapat dilihat pada tabel3.
-
20
Source IP Address Destination IP Address
10.15.226.2 10.16.226.2
10.15.226.2 10.17.226.2
10.15.226.2 10.18.226.2
10.16.226.2 10.15.226.2
10.16.226.2 10.17.226.2
10.16.226.2 10.18.226.2
10.17.226.2 10.15.226.2
10.17.226.2 10.16.226.2
10.17.226.2 10.18.226.2
10.18.226.2 10.15.226.2
10.18.226.2 10.16.226.2
10.18.226.2 10.17.226.2
Tabel3. Source Port dan Destination Port
-
21
Dari hasil simulasi dengan Traffic Generator dengan
menggunakan 2 routing yang berbeda antara Routing EIGRP dan
OSPF dengan Layanan HTTP didapat waktu yang dibutuhkan
untuk mengirim paket antar computer dari masing-masing
peroutingan, yaitu sebagai berikut.
Source IP
Address
Destination
IP Address
Routing
EIGRP OSPF
10.15.226.2 10.16.226.2 0.032s 0.014s
10.15.226.2 10.17.226.2 0.019s 0.012s
10.15.226.2 10.18.226.2 0.027s 0.012s
10.16.226.2 10.15.226.2 0.037s 0.014
10.16.226.2 10.17.226.2 0.020s 0.027s
10.16.226.2 10.18.226.2 0.019s 0.008s
10.17.226.2 10.15.226.2 0.028s 0.012s
10.17.226.2 10.16.226.2 0.018s 0.008s
10.17.226.2 10.18.226.2 0.018s 0.022s
10.18.226.2 10.15.226.2 0.022s 0.012s
10.18.226.2 10.16.226.2 0.023s 0.010s
10.18.226.2 10.17.226.2 0.017s 0.008s
Rata-Rata
0.0233s
0.01325s
Tabel4. Perbandingan Waktu Layanan HTTP
Routing EIGRP dan OSPF Multi Area
-
22
4.3 Layanan FTP
Pada analisis kali ini, terdapat beberapa form yang harus
diisi. Kami men-setting dengan TTL (Time to Live) yaitu 128,
TOS (Time of Service) 0, starting source port 21, destination port
80, dan size untuk beban 1000 bit.
-
23
Namun pada Destination IP address dan Source IP address
disesuaikan dengan yang di tunjukan pada tabel1 berikut.
Source IP Address Destination IP Address
10.15.226.2 10.16.226.2
10.15.226.2 10.17.226.2
10.15.226.2 10.18.226.2
10.16.226.2 10.15.226.2
10.16.226.2 10.17.226.2
10.16.226.2 10.18.226.2
10.17.226.2 10.15.226.2
10.17.226.2 10.16.226.2
10.17.226.2 10.18.226.2
10.18.226.2 10.15.226.2
10.18.226.2 10.16.226.2
10.18.226.2 10.17.226.2
Tabel 5. Source and Destination
Pada Simulation Setting, Periodic Interval dipilih single
shot. Kami melakukan hal yang sama pada semua computer dan
server yang ada di jaringan untuk mendapatkan hasil waktu (time)
dari masing masing Protocol Routing.
-
24
Dari hasil simulasi dengan Traffic Generator dengan
menggunakan 2 routing yang berbeda antara Routing EIGRP dan
OSPF dengan mengirimkan paket FTP. didapat waktu yang
dibutuhkan untuk mengirim paket FTP antar computer dari
masing-masing peroutingan, yaitu sebagai berikut.
Source IP
Address
Destination
IP Address
Routing
EIGRP OSPF
10.15.226.2 10.16.226.2 0.033s 0.014s
10.15.226.2 10.17.226.2 0.042s 0.026s
10.15.226.2 10.18.226.2 0.033s 0.012s
10.16.226.2 10.15.226.2 0.039s 0.014s
10.16.226.2 10.17.226.2 0.052s 0.022s
10.16.226.2 10.18.226.2 0.014s 0.008s
10.17.226.2 10.15.226.2 0.014s 0.012s
10.17.226.2 10.16.226.2 0.017s 0.011s
10.17.226.2 10.18.226.2 0.022s 0.008s
10.18.226.2 10.15.226.2 0.027s 0.012s
10.18.226.2 10.16.226.2 0.019s 0.008s
10.18.226.2 10.17.226.2 0.048s 0.018s
Rata-Rata 0.03s 0.01375s
Tabel 6.Perbandingan Aplikasi FTP Routing
EIGRP dan OSPF Multi Area
-
25
4.4 Analisis Rute Pengiriman Data
Pada analisis penentuan rute kami memiliki skenario sebagai
berikut :
1. Kami melakukan traceroute tanpa pemutusan rute
manapun pada topologi jaringan baik dengan
routing EIGRP maupun OSPF Multi Area.
2. Kami melakukan traceroute dari router 3 menuju
IP 10.15.226.2/24 dengan atau tanpa pemutusan
rute pada serial 6/0 pada router 3 dan serial 8/0
pada router 4.
3. Kami melakukan traceroute dari router 10 menuju
IP 10.16.226.2/24 dengan atau tanpa pemutusan
rute pada serial 8/0 pada router 7 dan serial 6/0
pada router 10.
-
26
a. ) Analisis Rute Pada Routing EIGRP
1.) Traceroute Tanpa Pemutusan Rute. Memiliki hasil
rute sebagai berikut :
-
27
2.) Pemutusan serial 6/0 pada router 3 dan serial 8/0
pada router 4. Memiliki hasil sebagai berikut :
-
28
3.) Pemutusan serial 8/0 pada router 7 dan serial 6/0
pada router 10. Memiliki hasil sebagai berikut :
-
29
b.) Analisis rute Pada Routing Routing OSPF Multi Area
1.) Tanpa pemutusan rute, memiliki hasil sebagai
berikut :
-
30
2.) Pemutusan serial 6/0 pada router 3 dan serial 8/0
pada router 4
-
31
3. ) Pemutusan serial 8/0 pada router 7 dan serial 6/0
pada router 10. Memiliki hasil sebagai berikut :
-
32
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis diatas, rata-rata time pada aplikasi
PING dengan Routing EIGRP dan OSPF Multi Area yaitu didapat
0,0496s dan 0,0106s. kemudia analisis dengan Layanan HTTP
dan FTP pada Routing HTTP dan FTP didapat rata-rata time nya
yaitu 0,0233s dan 0,01325s serta 0,3s dan 0,01375s. Semakin
kecilnya nilai time menunjukkan bahwa pengiriman paket
semakin cepat, hal ini menunjukkan bahwa kinerja routing
semakin bagus. Maka dapat disimpulkan bahwa routing OSPF
Multi Area lebih baik dibandingkan dengan Routing EIGRP
dalam hal Application PING, Layanan HTTP dan FTP di
Topologi Jaringan yang kami buat .
Dalam Penentuan rute, terdapat beberapa perbedaan.
Salah satu perbedaannya yang mejadi ciri khas antara Routing
EIGRP dan Routing OSPF yaitu pada Routing OSPF memilih
rute terpendek (Shortest Path) sedangkan pada Routing EIGRP
menggunakan DUAL (Defusing Update Algorithm) dimana router
berbagi perhitungan rute sehingga update rute dilakukan setiap
saat. Hal ini juga membuat Routing EIGRP memiliki kelebihan
dalam pemilihan rute serta peroutingan yang memiliki rute
cadangan (backup route).
-
33
DAFTAR PUSTAKA
- http://prezi.com/tu8muh6obkq2/perangkat-jaringan-
berbasis-luas-wan/
- http://jaringankomputer.org/jaringanwan-
pengertianwan-dan-topologiwan/
- http://www.catatanteknisi.com/2011/05/pengertian-
routing-tabel-routing.html
- http://kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=419
Cover2.pdf (p.1-2)KATA PENGANTAR.pdf (p.3)Daftar isi.pdf (p.4)ISI.pdf (p.5-37)