Perbandingan Routing OSPF dengan Routing EIGRP

37
Simulasi dan Analisis Perbandingan Protokol Routing OSPF dan EIGRP Menggunakan Packet Tracer Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Instalasi dan Pengukuran Jaringan Kelompok 4 1104120054 Muhammad Irfan Hakim 1104120069 Ryan Danny Kresnawan 1104120074 Ihsan Aris Saputra 1104121156 Trio Wibowo Martha PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS TELKOM 2014 / 2015

description

Comparing routing ospf with eigrp

Transcript of Perbandingan Routing OSPF dengan Routing EIGRP

  • Simulasi dan Analisis Perbandingan

    Protokol Routing OSPF dan EIGRP

    Menggunakan Packet Tracer

    Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

    Mata Kuliah Instalasi dan Pengukuran Jaringan

    Kelompok 4

    1104120054 Muhammad Irfan Hakim

    1104120069 Ryan Danny Kresnawan

    1104120074 Ihsan Aris Saputra

    1104121156 Trio Wibowo Martha

    PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

    FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

    UNIVERSITAS TELKOM

    2014 / 2015

  • 2

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

    rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

    tugas besar, Simulasi dan Analisis Perbandingan Protokol

    Routing OSPF dan EIGRP Menggunakan Packet Tracer. Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan adalah

    untuk memaparkan perencanaan simulasi dan hasil analisis.

    Dalam proses pengerjaan tugas besar maupun penulisan

    proposal, kami yakin tanpa petunjuk serta bimbingan dan

    pengarahan dari berbagai pihak, kami tidak mampu menyusun

    secara baik dan sistematis. Atas terselesainya laporan ini kami

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Budhi Irawan, S.Si., MT., selaku dosen pembimbing mata kuliah Instalasi dan Pengukuran

    Jaringan.

    2. Serta teman-teman yang berpartisipasi dalam pembuatan tugas besar ini.

    Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini

    masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik, saran maupun

    koreksi yang membangun sangat kami harapkan dan akan

    menjadi acuan dalam membuat perancangan dan laporan

    selanjutnya. Semoga laporan perancangan ini dapat bermanfaat

    bagi kami khususnya dan pembaca.

    Bandung, 28 Oktober 2014

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................ iDAFTAR ISI .......................................................................... iiBAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ..................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................ 11.3 Tujuan ................................................................... 1

    BAB II DASAR TEORI ......................................................... 21.1 Jaringan Komunikasi ............................................ 21.2 Routing ................................................................. 5

    BAB III PERANCANGAN SKENARIO .............................. 93.1 Desain Sistem ....................................................... 93.2 Desain Topologi dan Konfigurasi Jaringan .......... 10

    BAB IV ANALISIS ............................................................... 164.1 Aplikasi PING ...................................................... 184.2 Layanan HTTP ..................................................... 214.3 Layanan FTP ........................................................ 244.4 Analisis Rute Pengiriman Data ............................ 27

    BAB V KESIMPULAN ......................................................... 32DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 33

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Dalam dynamic routing, diperlukan protokol routing untuk

    mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti

    perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi

    routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routing

    didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute

    utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute

    mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

    Protokol routing dibagi menjadi beberapa macam, yaitu RIP,

    IGRP, OSPF, EIGRP, dan BGP. Dari beberapa macam protokol

    routing tersebut, OSPF dan EIGRP yang kami pilih untuk

    melakukan simulasi dan analisis yang bertujuan mengetahui

    perbandingan antara dua protokol routing tersebut dalam hal

    kecepatan transfer file dan penentuan rute terbaik.

    1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapat beberapa

    rumusan masalah, yaitu:

    1. Apakah perbedaan antara protokol routing OSPF dan EIGRP?

    2. Bagaimana cara mengkonfigurasi sebuah jaringan dengan menggunakan protokol routing OSPF dan EIGRP?

    3. Bagaimana perbandingan cara kerja antara protokol routing OSPF dan EIGRP?

    1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan simulasi ini berdasarkan dengan

    rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

    1. Mengenal dan mempelajari perbedaan protokol routing OSPF dan EIGRP.

    2. Mengkonfigurasi dan mensimulasikan router dengan menggunakan protokol routing OSPF dan EIGRP pada

    Packet Tracer.

    3. Menganalisis perbandingan antara protokol routing OSPF dan EIGRP dalam hal kecepatan transfer file dan

    penentuan rute.

  • 2

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Jaringan Komunikasi

    Komunikasi data, cepat atau lambat pada akhirnya akan

    mengarah kesuatu sistem jaringan. Hubungan komunikasi data

    yang paling sederhana adalah merupakan hubungan dari satu titik

    ketitik yang lain. Dalam hal ini hanya melibatkan satu pemancar

    data kesatu penerima data. Apabila hubungan ini dikembangkan

    dan akhirnya melibatkan penerima lainnya ataupun pemacar

    lainnya, maka terbentuklah sebuah jaringan komunikasi data.

    Pengertian jaringan disini dapat diartikan sebagai suatu

    sistem yang terkordinir dan saling berhubungan yang terdiri atas

    beberapa terminal ataupun PC ataupun mini-komputer dan

    mainframe yang bekerja sendiri-sendiri tetapi dapat saling

    bertukar data ataupun saling memanfaatkan segala sumber daya

    yang tersedia. CPU yang ada dipusat disebut sebagai server

    ataupun host komputer, dan terminal yang ada juga disebut

    sebagai node ataupun simpul. Jaringan yang ada juga merupakan

    gabungan dari unsur hardware dan software sesuai dengan

    persyaratan yang dibutuhkan.

    a. Local Area Network (LAN), merupakan suatu jaringan yang terdiri dari sejumlah komputer dalam satu area

    tertentu yang tidak begitu luas, seperti di dalam satu

    kantor atau gedung (10-1000 meter).

  • 3

    Jaringan LAN biasanya akan terdiri atas:

    - File server, berfungsi untuk mengontrol harddisk serta menghubungkannya kedalam jaringan.

    - Utility server, dengan adanya peralatan ini memungkinkan untuk setiap pemakai didalam jaringan

    bisa menggunakan beberapa peralatan, seperti

    misalnya modem, ploter dan lainnya.

    - Printer server, berfungsi untuk membagi pengakesan printer kedalam jaringan sehingga bisa dimanfaatkan

    seluruh pemakai.

    - Gateway, merupakan suatu perlatan didalam jaringan yang berguna untuk melakukan komunikasi dengan

    jaringan yang lain.

    Sesuai dengan namanya, maka LAN hanya bisa

    menjangkau daerah yang areanya terbatas (local), seperti

    misalnya dalam satu gedung, satu departemen ataupun

    satu kampus (saat ini pengertian terbatas diartikan tidak

    lebih dari 20 km). Dan dikarenakan pendeknya jarak yang

    ada, maka kecepatan transmisi data menjadi sangat tinggi.

    Media transmisi data yang digunakan pada LAN

    biasanya berupa kabel untiran seperti halnya yang

    digunakan pada kabel telpon, ataupun kabel koaksil yang

    biasanya digunakan pada televisi, ataupun kabel serat

    optik. Penggunaan udara sebagai media transmisi pada

    LAN pada saat ini belum umum digunakan. Dalam hal

    ini, jaringan LAN biasanya tidak memerlukan adanya

    modem.

    b. Wide Area Newtwork (WAN), merupakan suatu jaringan yang terdiri atas dua ataupun lebih komputer dalam suatu

    area yang luas dan mampu menjangkau batas provinsi

    bahkan sampai luar negara (100-1.000 kilometer).

    Dihubungkan dengan fasilitas komunikasi seperti

    misalnya sistem telpon, satelit, kabel bawah laut, ataupun

    pemancar gelombang-mikro. Bentuk ini biasanya

    digunakan oleh perusahaan besar ataupun departemen

    pemerintahan.

  • 4

    Pada saat ini, banyak sekali perusahaan yang memiliki

    cabang yang tersebar diberbagai kota ataupun berbagai

    negara. Setiap cabang yang ada, kemudian saling

    dihubungkan dengan sebuah jaringan yang bermuara pada

    kantor pusat. Pada saat ini, jaringan yang ada dapat

    menangani banyak hal, seperti misalnya melakukan

    komunikasi suara, data ataupun komunikasi

    gambar/video.

    WAN memiliki beberapa karakteristik antaralain

    sebagai berikut:

    1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas.

    2. Menggunakan jalur layanan umum untuk membentuk jaringan di dalam area geografik

    tersebut.

    3. Menggunakan koneksi serial untuk akses bandwidth di seluruh area geografik tersebut.

    Hal pertama yang harus dilakukan ketika merancang

    jaringan WAN adalah memetakan topologi WAN dan

    desain jenis koneksi yang akan digunakan. WAN harus

    berorientasi jaringan (ISDN, T1, dan sebagainya) atau

    dibangun di seluruh jaringan publik packet-switching

    (frame relay, ATM, Internet).

  • 5

    Beberapa model topologi jaringan WAN yaitu:

    1. Star 2. Ring 3. Fully Meshed 4. Packet Switched

    Jaringan WAN biasanya dimanfaatkan untuk

    menghubungkan jaringan lokal yang satu dengan jaringan

    lokal yang lain, dan juga dimanfaatkan untuk

    menghubungkan LAN antar lokasi. Jarak yang bisa

    ditempuh oleh suatu jaringan WAN berkisar pada 100

    KM sampai dengan 1000 KM. Dan mempunyai

    kecepatan antara 1.5 Mbps sampai dengan 2.4 Gbps.

    2.2 Routing

    Routing adalah proses untuk memilih jalur (path) yang harus

    dilalui oleh paket. Jalur yang baik tergantung pada beban

    jaringan, panjang datagram, type of service requested dan pola

    trafik. Pada umumnya skema routing hanya mempertimbangkan

    jalur terpendek (the shortest path). Dalam routing dibutuhkan

    sebuah router. Router adalah alat yang mengirimkan paket data

    melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui

    sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Router sendiri

    terdapat banyak macamnya, salah satunya adalah router CISCO.

  • 6

    Router CISCO ini memiliki 2 konfigurasi routing, yaitu static

    routing dan dynamic routing.

    a. Static Routing Pada static routing sebuah router memiliki tabel

    routing statik yang di setting secara manual oleh para

    administrator jaringan. Pengaturan static routing adalah

    pengaturan paling sederhana yang dapat dilakukan pada

    jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni

    dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri

    dalam forwarding table di setiap router yang berada di

    jaringan tersebut.

    Penggunaan routing static dalam sebuah jaringan yang

    kecil tentu bukanlah suatu masalah, hanya beberapa entri

    yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router.

    Namun jika harus melengkapi forwarding table di setiap

    router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang

    besar pastilah akan menjadi kompleks saat mengaturnya.

    Routing static dengan menggunakan next hop cocok

    digunakan untuk jaringan multi-access network atau point

    to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point,

    cocok dengan menggunakan exit interface dalam

    mengkonfigurasi static route.

    Recursive route lookup adalah proses yang terjadi

    pada routing tabel untuk menentukan exit interface mana

    yang akan digunakan ketika akan meneruskan paket ke

    tujuannya.

    Kelebihan static routing adalah sebagai berikut:

    - Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada saat konfigurasi

    router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.

    - Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu.

    - Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah.

    Sedang kekurangannya adalah sebagai berikut:

    - Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next hoopnya (gatewaynya).

  • 7

    b. Dynamic Routing Pada dynamic routing sebuah router membuat tabel

    routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas

    jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara

    router lainnya. Protokol routing mengatur router-router

    sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan

    saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan

    saling memberikan informasi routing yang dapat

    mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan

    jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui

    keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan

    data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing

    dinamik adalah proses pengisian data routing di table

    routing secara otomatis.

    Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik

    yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari

    sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak

    menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket

    tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana

    cara router mempelajari paket, dan kemudian router

    mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing

    berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh

    router.

    Apabila jaringan memiliki lebih dari satu

    kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu

    digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing

    dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh

    protokol routing. Protokol ini didesain untuk

    mendistribusikan informasi yang secara dinamis

    mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing

    mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan

    akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk

    mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil,

    namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang

    terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

  • 8

    Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak

    dilakukan secara manual oleh admin. Router saling

    bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat

    tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur

    dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device

    pengirim dan device tujuan.

    Macam-macam protokol dynamic routing:

    - RIP (Routing Information Protocol) - IGRP (Internal Gateway Routing Protokol) - OSPF (Open Shortest Path First) - EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing

    Protokol)

    - BGP (Border Gateway Protokol) Kelebihan dynamic routing adalah sebagai berikut:

    - Hanya mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan routernya.

    - Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.

    - Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya

    router-router yang berkaitan.

    Kekurangan dynamic routing adalah sebagai berikut:

    - Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.

    - Kecepatan pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router

    hingga ada yang cocok.

    - Setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua Alamat IP

    yang ada.

    - Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar.

  • 9

    BAB III

    PERANCANGAN SKENARIO

    3.1 Desain Sistem

    Tahap model konseptual sistem terdiri dari desain topologi,

    konfigurasi area routing OSPF dan pengujian. Untuk

    implementasinya digunakan Packet Tracer. Packet Tracer

    merupakan sebuah software yang digunakan untuk melakukan

    simulasi jaringan. Software ini dikembangkan oleh sebuah

    perusahaan yang bergerak dalam masalah jaringan yaitu Cisco.

    Tampilan Packet Tracer

  • 10

    3.2 Desain Topologi dan Konfigurasi Jaringan

    Dalam membuat simulasi ini, kami membuat dua buah

    jaringan yang sama untuk menentukan model jaringan mana yang

    lebih efisien, tetapi satu jaringan akan di konfigurasi dengan

    EIGRP dan satu lagi dengan konfigurasi OSPF. Percobaan ini

    dilakukan dengan 10 buah router, 3 buah PC dan satu server pada

    EIGRP dan OSPF.

    3.2.1 EIGRP

    Dalam model jaringan EIGRP kita akan menggunakan

    jaringan WAN dan menggunakan topologi seperti berikut:

    Konfigurasi pada PC di tunjukan pada Table berikut ini:

    Nama Komputer IP Gateway

    PC 1 10.15.226.2 10.15.226.1

    PC 2 10.16.226.2 10.16.226.1

    PC 3 10.16.226.3 10.16.226.1

  • 11

    Konfigurasi Routing EIGRP ditunjukkan melalui Tabel

    berikut ini:

    Router 1 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)# router eigrp 100

    Router(config-router)# Network 10.2.226.0

    Router(config-router)# Network 10.5.226.0

    Router(config-router)# exit

    Router 2 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)# router eigrp 100

    Router(config-router)# Network 10.1.226.0

    Router(config-router)# Network 10.4.226.0

    Router(config-router)# exit

    Router 3 Router>enabe

    Router#config terminal

    Router(config)# router eigrp 100

    Router(config-router)# Network 10.1.226.0

    Router(config-router)# Network 10.3.226.0

    Router(config-router)# Network 10.16.226.0

    Router(config-router)# exit

    Router 4 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)# router eigrp 100

    Router(config-router)# Network 10.3.226.0

    Router(config-router)# Network 10.4.226.0

    Router(config-router)# Network 10.5.226.0

    Router(config-router)# Network 10.6.226.0

    Router(config-router)# Network 10.7.226.0

    Router(config-router)# exit

    Router 5 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)# router eigrp 100

    Router(config-router)# Network 10.9.226.0

    Router(config-router)# Network 10.7.226.0

    Router(config-router)# exit

  • 12

    Router 6 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)# router eigrp 100

    Router(config-router)# Network 10.6.226.0

    Router(config-router)# Network 10.8.226.0

    Router(config-router)# Network 10.17.226.0

    Router(config-router)# exit

    Router 7 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)# router eigrp 100

    Router(config-router)# Network 10.8.226.0

    Router(config-router)# Network 10.9.226.0

    Router(config-router)# Network 10.10.226.0

    Router(config-router)# Network 10.11.226.0

    Router(config-router)# Network 10.12.226.0

    Router(config-router)# exit

    Router 8 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)# router eigrp 100

    Router(config-router)# Network 10.10.226.0

    Router(config-router)# Network 10.13.226.0

    Router(config-router)# exit

    Router 9 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)# router eigrp 100

    Router(config-router)# Network 10.11.226.0

    Router(config-router)# Network 10.14.226.0

    Router(config-router)# exit

    Router 10 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)# router eigrp 100

    Router(config-router)# Network 10.12.226.0

    Router(config-router)# Network 10.13.226.0

    Router(config-router)# Network 10.14.226.0

    Router(config-router)# Network 10.15.226.0

    Router(config-router)# exit

  • 13

    3.2.2 OSPF Dalam model jaringan OSPF kita akan membagi

    menjadi 3 area, menggunakan jaringan WAN dan topologi

    seperti berikut:

    Konfigurasi pada PC di tunjukan pada Table berikut ini:

    Nama Komputer IP Gateway

    PC 1 10.15.226.2 10.15.226.1

    PC 2 10.16.226.2 10.16.226.1

    PC 3 10.16.226.3 10.16.226.1

  • 14

    Konfigurasi Routing OSPF ditunjukkan melalui Tabel

    berikut ini:

    Router 1 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)#router ospf 100

    Router(config-router)#Network 10.2.226.0 0.0.0.255 area 1

    Router(config-router)#Network 10.5.226.0 0.0.0.255 area 1

    Router(config-router)#exit

    Router 2 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)#router ospf 100

    Router(config-router)#Network 10.1.226.0 0.0.0.255 area 1

    Router(config-router)#Network 10.4.226.0 0.0.0.255 area 1

    Router(config-router)#exit

    Router 3 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)#router ospf 100

    Router(config-router)#Network 10.1.226.0 0.0.0.255 area 1

    Router(config-router)#Network 10.2.226.0 0.0.0.255 area 1

    Router(config-router)#Network 10.3.226.0 0.0.0.255 area 1

    Router(config-router)#Network 10.16.226.0 0.0.0.255 area 1

    Router(config-router)#exit

    Router 4 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)#router ospf 100

    Router(config-router)#Network 10.3.226.0 0.0.0.255 area 1

    Router(config-router)#Network 10.4.226.0 0.0.0.255 area 1

    Router(config-router)#Network 10.5.226.0 0.0.0.255 area 1

    Router(config-router)#Network 10.6.226.0 0.0.0.255 area 0

    Router(config-router)#Network 10.7.226.0 0.0.0.255 area 0

    Router(config-router)#exit

    Router 5 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)#router ospf 100

    Router(config-router)#Network 10.7.226.0 0.0.0.255 area 0

    Router(config-router)#Network 10.9.226.0 0.0.0.255 area 0

    Router(config-router)#exit

  • 15

    Router 6 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)#router ospf 100

    Router(config-router)#Network 10.6.226.0 0.0.0.255 area 0

    Router(config-router)#Network 10.8.226.0 0.0.0.255 area 0

    Router(config-router)#Network 10.17.226.0 0.0.0.255 area 0

    Router(config-router)#exit

    Router 7 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)#router ospf 100

    Router(config-router)#Network 10.8.226.0 0.0.0.255 area 0

    Router(config-router)#Network 10.9.226.0 0.0.0.255 area 0

    Router(config-router)#Network 10.10.226.0 0.0.0.255 area 2

    Router(config-router)#Network 10.11.226.0 0.0.0.255 area 2

    Router(config-router)#Network 10.12.226.0 0.0.0.255 area 2

    Router(config-router)#exit

    Router 8 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)#router ospf 100

    Router(config-router)#Network 10.10.226.0 0.0.0.255 area 2

    Router(config-router)#Network 10.13.226.0 0.0.0.255 area 2

    Router(config-router)#exit

    Router 9 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)#router ospf 100

    Router(config-router)#Network 10.11.226.0 0.0.0.255 area 2

    Router(config-router)#Network 10.14.226.0 0.0.0.255 area 2

    Router(config-router)#exit

    Router 10 Router>enable

    Router#config terminal

    Router(config)#router ospf 100

    Router(config-router)#Network 10.12.226.0 0.0.0.255 area 2

    Router(config-router)#Network 10.13.226.0 0.0.0.255 area 2

    Router(config-router)#Network 10.14.226.0 0.0.0.255 area 2

    Router(config-router)#Network 10.15.226.0 0.0.0.255 area 2

    Router(config-router)#exit

  • 16

    BAB IV

    ANALISIS

    Analisis dilakukan dengan menggunakan simulasi Traffic

    Generator pada Dekstop masing-masing Komputer dan Server.

    Pengujian dilakukan dengan mengirimkan paket antar Komputer

    menggunakan application Ping, HTTP, serta FTP dengan beban

    tertentu sebagai simulasinya. Dari simulasi tersebut, dilakukan

    pecatatan hasil waktu (time) yang dibutuhkan dalam pengiriman

    paket. Pengujian dilakukan dengan 2 protocol routing yang

    berbeda yaitu Routing EGIRP dan Routing OSPF Multi Area.

    Dari hasil time tersebut dapat dilakukan analisa untuk mencapai

    kesimpulan.

    4.1 Aplikasi PING

    Pada analisis kali ini, terdapat beberapa form yang harus

    diisi. Kami men-setting dengan TTL (Time to Live) yaitu 128,

    TOS (Time of Service) 0, Sequence Number 1, dan size untuk

    beban 1000 bit.

  • 17

    Namun pada Destination IP address dan Source IP address

    disesuaikan dengan yang di tunjukan pada tabel1 berikut.

    Source IP Address Destination IP Address

    10.15.226.2 10.16.226.2

    10.15.226.2 10.17.226.2

    10.15.226.2 10.18.226.2

    10.16.226.2 10.15.226.2

    10.16.226.2 10.17.226.2

    10.16.226.2 10.18.226.2

    10.17.226.2 10.15.226.2

    10.17.226.2 10.16.226.2

    10.17.226.2 10.18.226.2

    10.18.226.2 10.15.226.2

    10.18.226.2 10.16.226.2

    10.18.226.2 10.17.226.2

    Tabel 1. Source IP address and Destination IP address

    Pada Simulation Setting, Periodic Interval dipilih single

    shot. Kami melakukan hal yang sama pada semua computer dan

    server yang ada di jaringan untuk mendapatkan hasil waktu (time)

    dari masing masing Protocol Routing.

  • 18

    Dari hasil simulasi dengan Traffic Generator dengan

    menggunakan 2 routing yang berbeda antara Routing EIGRP dan

    OSPF Multi Area serta menggunakan aplikasi PING didapat

    waktu yang dibutuhkan untuk mengirim paket antar computer

    dari masing-masing peroutingan, yaitu sebagai berikut.

    Source IP

    Address

    Destination

    IP Address

    Routing

    EIGRP OSPF

    10.15.226.2 10.16.226.2 0.076s 0.014s

    10.15.226.2 10.17.226.2 0.039s 0.012s

    10.15.226.2 10.18.226.2 0.073s 0.012s

    10.16.226.2 10.15.226.2 0.075s 0.014s

    10.16.226.2 10.17.226.2 0.045s 0.010s

    10.16.226.2 10.18.226.2 0.031s 0.008s

    10.17.226.2 10.15.226.2 0.068s 0.012s

    10.17.226.2 10.16.226.2 0.028s 0.008s

    10.17.226.2 10.18.226.2 0.038s 0.008s

    10.18.226.2 10.15.226.2 0.040s 0.012s

    10.18.226.2 10.16.226.2 0.045s 0.010s

    10.18.226.2 10.17.226.2 0.038s 0.008s

    Rata-Rata

    0.0496s

    0.0106s

    Tabel2.Perbandingan Waktu Aplikasi Ping Routing

    EIGRP dan OSPF Multi Area

  • 19

    4.2 Layanan HTTP

    Pada pengujian HTTP menggunakan aplikasi Traffic Generator,

    TTL diisikan dengan 128, TOS = 0, Starting Port 80, Destination

    Port 80, Size 1000 dengan Single Shot. Untuk Source Port dan

    Destination Port dapat dilihat pada tabel3.

  • 20

    Source IP Address Destination IP Address

    10.15.226.2 10.16.226.2

    10.15.226.2 10.17.226.2

    10.15.226.2 10.18.226.2

    10.16.226.2 10.15.226.2

    10.16.226.2 10.17.226.2

    10.16.226.2 10.18.226.2

    10.17.226.2 10.15.226.2

    10.17.226.2 10.16.226.2

    10.17.226.2 10.18.226.2

    10.18.226.2 10.15.226.2

    10.18.226.2 10.16.226.2

    10.18.226.2 10.17.226.2

    Tabel3. Source Port dan Destination Port

  • 21

    Dari hasil simulasi dengan Traffic Generator dengan

    menggunakan 2 routing yang berbeda antara Routing EIGRP dan

    OSPF dengan Layanan HTTP didapat waktu yang dibutuhkan

    untuk mengirim paket antar computer dari masing-masing

    peroutingan, yaitu sebagai berikut.

    Source IP

    Address

    Destination

    IP Address

    Routing

    EIGRP OSPF

    10.15.226.2 10.16.226.2 0.032s 0.014s

    10.15.226.2 10.17.226.2 0.019s 0.012s

    10.15.226.2 10.18.226.2 0.027s 0.012s

    10.16.226.2 10.15.226.2 0.037s 0.014

    10.16.226.2 10.17.226.2 0.020s 0.027s

    10.16.226.2 10.18.226.2 0.019s 0.008s

    10.17.226.2 10.15.226.2 0.028s 0.012s

    10.17.226.2 10.16.226.2 0.018s 0.008s

    10.17.226.2 10.18.226.2 0.018s 0.022s

    10.18.226.2 10.15.226.2 0.022s 0.012s

    10.18.226.2 10.16.226.2 0.023s 0.010s

    10.18.226.2 10.17.226.2 0.017s 0.008s

    Rata-Rata

    0.0233s

    0.01325s

    Tabel4. Perbandingan Waktu Layanan HTTP

    Routing EIGRP dan OSPF Multi Area

  • 22

    4.3 Layanan FTP

    Pada analisis kali ini, terdapat beberapa form yang harus

    diisi. Kami men-setting dengan TTL (Time to Live) yaitu 128,

    TOS (Time of Service) 0, starting source port 21, destination port

    80, dan size untuk beban 1000 bit.

  • 23

    Namun pada Destination IP address dan Source IP address

    disesuaikan dengan yang di tunjukan pada tabel1 berikut.

    Source IP Address Destination IP Address

    10.15.226.2 10.16.226.2

    10.15.226.2 10.17.226.2

    10.15.226.2 10.18.226.2

    10.16.226.2 10.15.226.2

    10.16.226.2 10.17.226.2

    10.16.226.2 10.18.226.2

    10.17.226.2 10.15.226.2

    10.17.226.2 10.16.226.2

    10.17.226.2 10.18.226.2

    10.18.226.2 10.15.226.2

    10.18.226.2 10.16.226.2

    10.18.226.2 10.17.226.2

    Tabel 5. Source and Destination

    Pada Simulation Setting, Periodic Interval dipilih single

    shot. Kami melakukan hal yang sama pada semua computer dan

    server yang ada di jaringan untuk mendapatkan hasil waktu (time)

    dari masing masing Protocol Routing.

  • 24

    Dari hasil simulasi dengan Traffic Generator dengan

    menggunakan 2 routing yang berbeda antara Routing EIGRP dan

    OSPF dengan mengirimkan paket FTP. didapat waktu yang

    dibutuhkan untuk mengirim paket FTP antar computer dari

    masing-masing peroutingan, yaitu sebagai berikut.

    Source IP

    Address

    Destination

    IP Address

    Routing

    EIGRP OSPF

    10.15.226.2 10.16.226.2 0.033s 0.014s

    10.15.226.2 10.17.226.2 0.042s 0.026s

    10.15.226.2 10.18.226.2 0.033s 0.012s

    10.16.226.2 10.15.226.2 0.039s 0.014s

    10.16.226.2 10.17.226.2 0.052s 0.022s

    10.16.226.2 10.18.226.2 0.014s 0.008s

    10.17.226.2 10.15.226.2 0.014s 0.012s

    10.17.226.2 10.16.226.2 0.017s 0.011s

    10.17.226.2 10.18.226.2 0.022s 0.008s

    10.18.226.2 10.15.226.2 0.027s 0.012s

    10.18.226.2 10.16.226.2 0.019s 0.008s

    10.18.226.2 10.17.226.2 0.048s 0.018s

    Rata-Rata 0.03s 0.01375s

    Tabel 6.Perbandingan Aplikasi FTP Routing

    EIGRP dan OSPF Multi Area

  • 25

    4.4 Analisis Rute Pengiriman Data

    Pada analisis penentuan rute kami memiliki skenario sebagai

    berikut :

    1. Kami melakukan traceroute tanpa pemutusan rute

    manapun pada topologi jaringan baik dengan

    routing EIGRP maupun OSPF Multi Area.

    2. Kami melakukan traceroute dari router 3 menuju

    IP 10.15.226.2/24 dengan atau tanpa pemutusan

    rute pada serial 6/0 pada router 3 dan serial 8/0

    pada router 4.

    3. Kami melakukan traceroute dari router 10 menuju

    IP 10.16.226.2/24 dengan atau tanpa pemutusan

    rute pada serial 8/0 pada router 7 dan serial 6/0

    pada router 10.

  • 26

    a. ) Analisis Rute Pada Routing EIGRP

    1.) Traceroute Tanpa Pemutusan Rute. Memiliki hasil

    rute sebagai berikut :

  • 27

    2.) Pemutusan serial 6/0 pada router 3 dan serial 8/0

    pada router 4. Memiliki hasil sebagai berikut :

  • 28

    3.) Pemutusan serial 8/0 pada router 7 dan serial 6/0

    pada router 10. Memiliki hasil sebagai berikut :

  • 29

    b.) Analisis rute Pada Routing Routing OSPF Multi Area

    1.) Tanpa pemutusan rute, memiliki hasil sebagai

    berikut :

  • 30

    2.) Pemutusan serial 6/0 pada router 3 dan serial 8/0

    pada router 4

  • 31

    3. ) Pemutusan serial 8/0 pada router 7 dan serial 6/0

    pada router 10. Memiliki hasil sebagai berikut :

  • 32

    BAB V

    KESIMPULAN

    Berdasarkan analisis diatas, rata-rata time pada aplikasi

    PING dengan Routing EIGRP dan OSPF Multi Area yaitu didapat

    0,0496s dan 0,0106s. kemudia analisis dengan Layanan HTTP

    dan FTP pada Routing HTTP dan FTP didapat rata-rata time nya

    yaitu 0,0233s dan 0,01325s serta 0,3s dan 0,01375s. Semakin

    kecilnya nilai time menunjukkan bahwa pengiriman paket

    semakin cepat, hal ini menunjukkan bahwa kinerja routing

    semakin bagus. Maka dapat disimpulkan bahwa routing OSPF

    Multi Area lebih baik dibandingkan dengan Routing EIGRP

    dalam hal Application PING, Layanan HTTP dan FTP di

    Topologi Jaringan yang kami buat .

    Dalam Penentuan rute, terdapat beberapa perbedaan.

    Salah satu perbedaannya yang mejadi ciri khas antara Routing

    EIGRP dan Routing OSPF yaitu pada Routing OSPF memilih

    rute terpendek (Shortest Path) sedangkan pada Routing EIGRP

    menggunakan DUAL (Defusing Update Algorithm) dimana router

    berbagi perhitungan rute sehingga update rute dilakukan setiap

    saat. Hal ini juga membuat Routing EIGRP memiliki kelebihan

    dalam pemilihan rute serta peroutingan yang memiliki rute

    cadangan (backup route).

  • 33

    DAFTAR PUSTAKA

    - http://prezi.com/tu8muh6obkq2/perangkat-jaringan-

    berbasis-luas-wan/

    - http://jaringankomputer.org/jaringanwan-

    pengertianwan-dan-topologiwan/

    - http://www.catatanteknisi.com/2011/05/pengertian-

    routing-tabel-routing.html

    - http://kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=419

    Cover2.pdf (p.1-2)KATA PENGANTAR.pdf (p.3)Daftar isi.pdf (p.4)ISI.pdf (p.5-37)