CCNA 2 M6 Routing and Routing Protocols

download CCNA 2 M6 Routing and Routing Protocols

of 25

Transcript of CCNA 2 M6 Routing and Routing Protocols

CCNA 2 Modul 6 Routing and Routing Protocols Routing merupakan sekumpulan petunjuk yang akan didapatkan dari satu jaringan ke jaringan lain. Petunjuk ini, juga dikenal sebagai rute, bisa saja diberikan secara dinamik ke router oleh router lain, atau mereka bisa diberikan secara statik ke router oleh seorang administrator. Modul ini memperkenalkan konsep protokol routing dinamik, menggambarkan kelaskelas protokol routing dinamik, dan memberikan contoh dari protokol dalam setiap kelas. Administrator jaringan memilih protokol routing dinamik berdasarkan atas beberapa pertimbangan. Ini termasuk ukuran network, bandwidth dari link-link yang tersedia, kekuatan router memproses, merek dan model router, dan protokol-protokol yang digunakan didalam jaringan. Modul ini akan menyediakan detail tentang perbedaan antara protokol routing yang membantu administrator untuk membuat sebuah pilihan. 6.1 Introduction to Static Routing 6.1.1 Introduction to routing Bagian ini akan menggambarkan routing dan menjelaskan perbedaan antara routing statik dan dinamik . Routing merupakan proses yang digunakan router untuk meneruskan paket-paket menuju jaringan tujuan. Router membuat keputusan berdasarkan atas alamat IP tujuan dari paket. Semua peralatan disepanjang jaringan menggunakan alamat IP tujuan untuk mengirim paket pada arah yang benar untuk mencapai tujuan. Untuk membuat keputusan yang benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai jaringan-jaringan remote. Ketika router menggunakan routing dinamik, informasi dipelajari melalui router lain. Ketika menggunakan routing statik, seorang administrator jaringan meng-konfigurasi informasi tentang jaringan-jaringan remote secara manual. Selama route statik dikonfigurasi secara manual, administrator jaringan harus menambah dan menghapus route statik untuk mempertimbangkan perubahanperubahan pada topologi jaringan. Pada jaringan yang luas, pemeliharaan tabel routing secara manual membutuhkan sejumlah waktu administrasi. Pada jaringan kecil dengan sedikit kemungkinan perubahan, route statik memerlukan hanya sedikit pemeliharaan. Routing statik tidak memiliki skalabilitas seperti routing dinamik disebabkan membutuhkan administrasi yang ekstra. Bahkan pada jaringan besar, route statik yang bertujuan untuk menyelesaikan tujuan tertentu sering dikonfigurasi bersamaan dengan protokol routing dinamik. 6.1.2 Static route operation Bagian ini akan menjelaskan bagaimana statik route dibuat dan beroperasi. Operasi statik route dapat dibagi kedalam tiga bagian : - Administrator jaringan meng-konfigurasi route - Rute di install ke router kedalam tabel routing - Statik route digunakan untuk me-rute-kan paket-paket Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route untuk mengkonfigurasi statik route secara manual . Syntax yang benar untuk perintah statik route terlihat pada gambar,

Pada gambar diatas, administrator jaringan router Hoboken perlu untuk mengkonfigurasi route statik untuk jaringan 172.16.1.0/24 dan 172.16.5.0/24 pada router lain. Administrator dapat memasukkan salah satu dari dua contoh perintah diatas untuk menyelesaikan tujuan ini. Metoda pertama adalah menentukan outgoing interface. Metoda berikutnya menentukan alamat IP next-hop (lopatan berikutnya) dari router yang terhubung. Salah satu dari perintah tersebut akan meng-instal rute statik kedalam tabel routing Hoboken. Administrative distance merupakan parameter pilihan yang menunjukkan keandalan rute. Nilai paling rendah untuk administrative distance menunjukkan rute yang paling andal. Rute dengan administrative distance akan di instal sebelum rute yang sama dengan administrative distance yang paling tinggi. Administrative distance default ketika menggunakan rute statik adalah 1. Pada tabel routing, akan terlihat route statik dengan pilihan interface outgoing telah terkoneksi secara langsung. Ini kadang membingungkan, selama terhubung langsung rute memiliki administrative distance 0. Untuk memeriksa administrative distance pada rute tertentu, gunakan perintah show ip route address, dimana ip address dari rute tertentu dimasukkan untuk pilihan alamat. Jika administrative distance selain default diinginkan, nilai antara 0 dan 255 dimasukkan setelah next-hop atau interface outgoing seperti berikut : Waycross(config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.4.1 130 Jika router tidak dapat mencapai interface outgoing yang digunakan pada rute, rute tidak akan di instal kedalam tabel routig. Ini berarti jika interface down, rute tidak akan ditempatkan pada tabel routing. Kadangkala rute statik digunakan untuk keperluan backup. Rute statik dapat dikonfigurasi pada router yang hanya bisa digunakan ketika rute gagal mempelajari secara dinamik. Untuk menggunakan rute statik sebagai backup, set administrative distance lebih tinggi dibandingkan protokol routing dinamik.

6.1.3 Configuring static routes Bagian ini menampilkan langkah-langkah yang digunakan untuk meng-konfigurasi rute dan memberikan contoh jaringan sederhana dimana statik rute mungkin untuk dikonfigurasi. Gunakan langkah-langkah berikut untuk meng-konfigurasi rute statik Step 1 Menentukan semua prefixes, mask dan address yang diinginkan. Alamat dapat salah satu dari interface lokal atau alamat next-hop yang membimbing ke tujuan yang diinginkan. Step 2 Masuk ke modus konfigurasi global Step 3 Ketik perintah ip route dengan prefix dan mask diikuti dengan alamat yang berhubungan dengan Step 1. Administrative distance bersifat optional. Step 4 Ulangi langkah 3 untuk semua jaringan-jaringan tujuan yang telah didefenisikan pada langkah 1 Step 5 Keluar dari modus konfigurasi global Step 6 Gunakan perintah copy running-config startup-config untuk menyimpan konfigurasi aktif ke NVRAM. Sebuah contoh Jaringan memperlihatkan konfigurasi tiga router yang sederhana.

Hoboken harus dikonfigurasi sehingga dapat mencapai jaringan 172.16.1.0 dan jaringan 172.16.5.0. Kedua jaringan ini memiliki subnet mask 255.255.255.0 Paket-paket yang memiliki tujuan jaringan 172.16.1.0 perlu untuk di rute ke Sterling dan paket-paket yang memiliki tujuan jaringan 172.16.5.0 perlu untuk dirute ke Waycross. Rute statik dapat dikonfigurasi untuk menyelesaikan masalah ini. Kedua rute statik pertama-tama akan dikonfigurasi untuk menggunakan interface lokal sebagai gateway ke jaringan tujuan.

Selama administrative distance tidak ditentukan, ia akan bernilai default 1 ketika rute di instal kedalam tabel routing. Dua rute statik yang sama juga dapat dikonfigurasi dengan alamat next-hop sebagai gateway mereka.

Route pertama ke jaringan 172.16.1.0 memiliki gateway 172.16.2.1. Route kedua untuk jaringan 172.16.5.0 memiliki gateway 172.16.4.2. Selama administrative distance tidak ditentukan, defaultnya ke 1.

6.1.4 Configuring default route forwarding Bagian ini akan memperlihatkan kepada siswa bagaimana untuk mengkonfigurasi rute statik default. Rute statik default digunakan untuk me-rute paket-paket dengan tujuan yang tidak sama dengan rute yang terdapat pada tabel routing. Router biasa dikonfigurasi dengan rute default untuk trafik internet-bound, selama ia tidak dapat melaksanakan dan tidak diperlukan untuk memelihara rute ke semua jaringan di internet. Rute Default merupakan rute statik special dan biasanya menggunakan format: ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 [next-hop-address | outgoing interface ] Mask 0.0.0.0, ketika secara logikal di AND dengan alamat IP tujuan dari paket yang akan di route, akan selalu menyatakan jaringan 0.0.0.0. Jika paket tidak sama dengan route tertentu pada tabel routing, ia akan di rute ke jaringan 0.0.0.0. Gunakan langkah-langkah berikut untuk mengkonfigurasi rute default : Step 1 masuk ke modus global konfigurasi Step 2 ketik perintah ip route dengan prefix 0.0.0.0 dan mask 0.0.0.0. Pilihan alamat pada rute default bisa salah satu dari interface router yang terkoneksi ke jaringan luar atau alamat IP dari next-hop router (router berikutnya). Step 3 Keluar dari konfigurasi global Step 4 Gunakan perintah copy running-config startup-config untuk menyimpan konfigurasi aktif kedalam NVRAM. Pada bagian sebelumnya, rute statik telah dikonfigurasi pada Hoboken untuk mengakses jaringan 172.16.1.0 pada Sterling dan 172.16.5.0 pada Wacross. Seharusnya sekarang memungkinkan untuk me-rute paket-paket ke kedua jaringan ini melalui Hoboken. Bagaimanapun, Sterling dan Waycross tidak akan mengetahui bagaimana mengembalikan paket-paket ke jaringan yang tidak terhubung langsung. Rute statik dapat dikonfigurasi pada Sterling dan Waycross untuk setiap jaringan tujuan. Ini bukan merupakan solusi yang handal untuk jaringan yang besar. Sterling terkoneksi ke semua jaringan yang tidak terhubung langsung melalui interface serial 0. Waycross hanya memiliki satu buah koneksi untuk semua jaringan yang tidak terhubung langsung. Ini melalui interface serial 1. Rute Default pada Sterling dan waycross akan digunakan untuk me-rute-kan semua paket yang telah ditentukan untuk jaringan yang terkoneksi secara langsung.

6.1.5 Verifying static route configuration Bagian ini akan mengajarkan pada siswa proses yang digunakan untuk memeriksa konfigurasi rute statik. Setelah rute statik di konfigurasi, penting untuk memeriksa bahwa mereka terdapat pada tabel routing dan routing tersebut bekerja sesuai yang diharapkan. Perintah show running-config digunakan untuk melihat konfigurasi aktif didalam RAM untuk memeriksa rute statik telah dimasukkan dengan benar.

Perintah show ip route digunakan untuk memastikan rute statik tersebut ada pada tabel routing.

Gunakan langkah-langkah berikut untuk memeriksa konfigurasi rute statik : - Masukkan perintah show running-config pada modus privilege untuk melihat konfigurasi aktif. - Periksa rute statik tersebut telah dimasukkan dengan benar. Jika rute tidak benar, perlu untuk kembali ke konfigurasi global dan menghapus rute statik yang salah dan masukkan yang benar. - Masukkan perintah show ip route - Periksa rute yang telah dikonfigurasi tersebut berada pada tabel routing.

6.1.6 Troubleshooting static route configuration Bagian ini akan memperlihatkan kepada siswa bagaimana untuk mengatasi masalah konfigurasi rute statik. Pada bagian sebelumnya, siswa mengkonfigurasi rute statik pada Hoboken untuk mengakses jaringan pada Sterling dan Waycross.

Pada konfigurasi ini, simpul pada jaringan 172.16.1.0 Sterling tidak dapat mencapai simpul pada jaringan 172.16.5.0 Dari modus privilege EXEC pada router Sterling, ping ke simpul jaringan 172.16.5.0.

Ping tersebut gagal. Sekarang dari Sterling gunakan perintah traceroute ke alamat yang digunakan pada pernyataan ping. Catat dimana kegagalan traceroute. Traceroute menandakan bahwa paket-paket ICMP telah dikembalikan dari Hoboken tetapi tidak dari Waycross. Ini merupakan implikasi bahwa permasalahan berada pada salah satu Hoboken atau Waycross. Telnet ke router Hoboken. Coba kembali untuk ping pada simpul jaringan 172.16.5.0 yang terhubung ke router Waycross. Ping ini harus berhasil sebab Hoboken terhubung langsung ke Waycross.

6.2 Dynamic Routing Overview 6.2.1 Introduction to routing protocol Bagian ini akan memperkenalkan protokol-protokol routing dan bagaimana mereka digunakan. Protokol-protokol routing berbeda dari protokol-protokol routed dalam kedua fungsi dan tugas. Protokol routing merupakan komunikasi yang digunakan antar router. Protokol routing memperbolehkan router untuk berbagi informasi tentang jaringan-jaringan dan yang berdekatan satu sama lain. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memelihara tabel routing.

Contoh protokol routing adalah sebagai berikut : - Routing Information Protokol (RIP) - Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) - Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) - Open Shortest Path First (OSPF) Protokol routed digunakan untuk mengarahkan trafik user. Protokol routed menyediakan informasi yang cukup didalam alamat layer network untuk membiarkan paket untuk diteruskan dari satu host ke host lain berdasarkan pada skema pengalamatan. Contoh protokol route adalah sebagai berikut : - Internet Protocol (IP) - Internetwork Packet Exchange (IPX) 6.2.2 Autonomous systems Bagian ini akan mendefenisikan autonomous system (AS) AS merupakan sekumpulan jaringan-jaringan dibawah sebuah administrasi yang sama yang berbagi strategi routing yang sama. Ke dunia lain, AS terlihat sebagai wujud tunggal. AS dapat di jalankan oleh satu atau lebih operator selama ia ada dan secara konsisten melihat routing ke dunia lain. American Registry of Internet Numbers (ARIN), merupakan penyedia layanan, atau merupakan administrator yang memberikan nomor identitas 16-bit untuk setiap AS. Nomor Autonomous System ini merupakan 16 bit bilangan. Protokol routing, seperti Cisco IGRP, memerlukan pemberian Nomor AS yang unik.

6.2.3 Purpose of a routing protocol and autonomous systems Bagian ini akan menjelaskan mengapa protokol routing dan autonomous system digunakan. Tujuan dari protokol routing adalah untuk membangun dan memelihara tabel routing. Tabel ini berisi network yang telah dipelajari dan port yang ada untuk network tersebut. Router menggunakan protokol routing untuk mengelola informasi yang diterima dari router lain dan interfacenya, seperti pada konfigurasi route secara manual.

Protokol routing mempelajari semua router yang ada, menempatkan rute terbaik kedalam tabel routing, dan membuang rute jika tidak valid lagi. Router menggunakan informasi yang ada pada tabel routing untuk meneruskan paket-paket protokol routed.

Algorithma routing merupakan dasar routing dinamik. Sewaktu-waktu topologi jaringan berubah disebabkan berkembang, dikonfigurasi ulang atau gagal, pengetahuan dasar jaringan juga harus berubah. Pengetahuan dasar jaringan perlu untuk dapat menggambarkan gambaran yang jelas tentang topologi baru. Autonomous system membagi internetwork global menjadi network lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Setiap AS memilki aturan dan kebijakan sendiri dan nomor AS yang akan membedakan dari semua autonomous system lain. 6.2.4 Identifying the class of routing protocols Bagian ini memperkenalkan dua kelas protokol routing. Siswa juga akan mempelajari perbedaan diantaranya. Kebanyak algorithma routing dapat di klasifikasikan kedalam salah satu dari dua kategori : - Distance vector - Link-state Pendekatan Routing distance vektor menentukan arah, atau vektor dan jarak ke link mana saja didalam internetwork. Pendekatan link-state membuat kembali topologi yang tepat dari seluruh internetwork.

6.2.5 Distance vector routing protocols features Bagian ini akan menjelaskan bagaimana routing protokol distance vektor digunakan. Algorithma routing distance vektor melewatkan salinan tabel routing dari router ke router secara periodik. update regular antara router ini mengkomunikasikan perubahan topologi. Algorithma routing distance vektor juga dikenal sebagai algorithma Bellman-Ford. Setiap router menerima tabel routing dari router tetangga yang terhubung langsung.

Router B menerima informasi dari Router A. Router B menambah jumlah distance vektor, seperti jumlah hop. Jumlah ini menambah distance vektor. Kemudian router B melewatkan tabel routing ini ke tetangganya yang lain, Router C. Proses step-bystep yang sama ini terjadi pada semua arah antar router-router tetangga. Pada akhirnya algorithma meng-akumulasi jarak jaringan sehingga dapat dikelola database informasi dari topologi jaringan. Bagaimanapun, algorithma distance vektor tidak membiarkan router untuk mengetahui topologi yang benar dari internetwork, setiap router hanya melihat router tetangganya. Setiap router yang menggunakan routing distance vektor pertama kali mengenali tetangganya.

Interface yang membina setiap network yang terhubung langsung memiliki distance 0. Selama proses pengiriman distance vektor berlangsung, router mengirim jalur terbaik ke jaringan tujuan berdasarkan informasi yang mereka terima dari setiap tetangga. Router A mempelajari tentang network lain berdasarkan informasi yang ia terima dari router B. Setiap entry network lain didalam tabel router memiliki akumulasi distance vektor untuk melihat berapa jauh jarak Network yang ditunjukan. Update tabel routing terjadi ketika topologi berubah. Seperti halnya proses pengiriman , update perubahan topologi berlangsung step-by-step dari router ke router.

Algorithma distance vektor menghubungi setiap router untuk mengirim seluruh tabel routingnya ke setiap tetangganya yang berdekatan. Tabel routing mengandung informasi tentang total cost jalur yang didefenisikan sebagai metric dan alamat logik dari router pertama didalam jalur untuk setiap network yang berada dalam tabel.

Analogi distance vektor dapat ditemukan pada tanda/ rambu jalan raya. Tanda arah menunjukkan arah tujuan dan mengindikasikan jarak ke tujuan. 6.2.6 Link-state routing protocol feature Algorithma dasar lain yang digunakan untuk routing adalah algorithma link-state. Halaman ini akan menjelaskan bagaimana algorithma link-state bekerja. Algorithma link-state juga dikenal sebagai algorithma Dijkstras atau sebagai algorithma shortest path first (SPF). Algorithma routing link-state mengelola database yang kompleks dari informasi topologi. Algorithma distance vektor memiliki informasi nonspesifik tentang jarak jaringan dan tidak ada pengetahuan tentang jarak router. Algorithma routing link-state mengelola pengetahuan penuh tentang jarak router dan bagaimana mereke saling terkoneksi. Routing link-state menggunakan beberapa fitur berikut :

- Link-state advertisement (LSA) sebuah paket kecil tentang informasi routing yang dikirim antar router-router. - Topological database sekumpulan informasi yang didapatkan dari LSA. - SPF algorithm- Menampilkan perhitungan database yang dihasilkan pada SPF tree - Routing table Daftar tentang jalur dan interface yang diketahui Proses pengiriman network untuk routing link state Ketika router menukar LSA, mereka mulai dengan jaringan yang terkoneksi langsung untuk informasi yang mereka miliki. Setiap router membangun database topologi yang terdiri dari semua pertukaran LSA. Algorithma SPF menghitung network yang dapat dicapai. Router membangun topologi ini seperti pohon, dengan menjadikan dirinya sebagai root. Topologi ini terdiri dari semua kemungkinan jalur untuk setiap jaringan didalam internetwork protokol link-state. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek jalur.

Router akan mendaftar jalur-jalur terbaik dan interface untuk jaringan tujuan didalam tabel routing. Ia juga mengelola database lain tentang elemen-elemen topologi dan detail status.

Router pertama yang mempelajari perubahan topologi link-state meneruskan informasi sehingga semua router lain dapat menggunakannya untuk update.

Umumnya informasi routing dikirim ke semua router didalam internetwork. Untuk mencapai pertemuan, setiap router mempelajari tentang router-router tentangganya.

Ini termasuk nama dari setiap router tetangga, status interface dan nilai link ke tetangga. Router membangun paket LSA yang berisi informasi selama dengan tetangga-tetangga baru, perubahan pada link cost, dan link yang tidak valid lagi. Pake LSA kemudian dikirim keluar sehingga semua router akan menerimanya. Ketika router menerima LSA, ia kan meng-update tabel routing dengan informasi terbaru. Data Akumulasi digunakan untuk membuat peta internetwork dan algorithma SPF digunakan untuk menghitung jalur terpendek ke network lain. Setiap waktu paket LSA menyebabkan perubahan pada database link-state, SPF menghitung kembali jalur terbaik dan meng-update tabel routing. Ada tiga hal utama yang berhubungan dengan protokol link-state : - Processor overhead - Memory requirement - Bandwidth consumption Router yang menggunakan protokol link-state membutuhkan memory lebih dan memproses lebih banyak data dibandingkan router yang menggunakan protokol routing distance vektor. Router link state membutuhkan memory yang cukup untuk memegang semua informasi dari berbagai database, topologi tree dan tabel routing.

Paket inisial link-state mengkonsumsi bandwidth berlebihan. Pada saat proses pengiriman inisial , semua router yang menggunakan protokol routing link state mengirim paket-paket LSA ke semua router-router lain. Aksi ini membanjiri (floods) internetwork dan mengurangi ketersediaan bandwidth sementara untuk trafik route yang membawa data user. Setelah inisial ini membanjir, protokol routing link-state pada umumnya membutuhkan bandwidth minimal untuk mengirim paket-paket LSA yang mempertimbangkan perubahan topologi 6.3 Routing Protocols Overview 6.3.1 Path determination

Bagian ini akan menjelaskan bagaimana router menentukan jalur paket dari satu data link ke data link lain. Router menggunakan dua fungsi dasar : - fungsi penentuan jalur - Fungsi switching Penentuan jalur terjadi pada layer network. Fungsi penentuan jalur mengizinkan router untuk mengevaluasi jalur ke tujuan dan menetapkan jalur yang di sukai untuk menangani paket. Router menggunakan tabel routing untuk menentukan jalur terbaik dan kemudian menggunakan fungsi switching untuk meneruskan paket.

Fungsi switching merupakan proses internal yang digunakan oleh router untuk menerima pake pada satu interface dan meneruskan paket tersebut ke interface lain pada router yang sama. Tanggungjawab utama dari fungsi switching router adalah untuk meng-enkapsulasi paket-paket dalam type frame yang sesuai untuk data link berikutnya.

Gambar diatas mengilustrasikan bagaimana router menggunakan pengalamatan untuk fungsi routing dan switching ini. Router menggunakan porsi dari alamat jaringan untuk membuat seleksi jalur untuk melewatkan paket ke router berikut disepanjang jalur. 6.3.2 Routing configuration Bagian ini akan menjelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk mengkonfigurasi protokol routing. Untuk mengijinkan protokol routing pada router, parameter global dan routing perlu di tentukan. Tugas global termasuk penyeleksian protokol routing seperti RIP, IGRP, EIGRP atau OSPF. Tugas utama dalam modus konfigurasi routing adalah untuk menentukan jumlah IP jaringan. Routing dinamik menggunakan broadcast dan multicast untuk berkomunikasi dengan router-router lain.

Perintah router memulai proses routing

Perintah network mengijinkan proses routing untuk menentukan interface yang akan mengirim dan menerima updates routing.

Contoh konfigurasi routing seperti berikut :

GAD(config)#router rip GAD(config-router)#network 192.16.0.0 Untuk RIP dan IGRP, jumlah network berdasarkan pada kelas pengalamatan jaringan, bukan alamat subnet atau alamat individual host.

6.3.3 Routing Protocols Bagian ini akan memberikan beberapa contoh tentang protokol routing dan bagaimana mereka digunakan. Pada layer Internet deretan protokol TCP/ IP, router dapat menggunakan routing protokol IP untuk menyelesaikan routing melalui implementasi algorithma routing tertentu. Contoh protokol routing IP termasuk :

-

RIP - protokol routing interior distance vektor IGRP protokol routing distance vektor cisco OSPF protokol routing interior link-state EIGRP protokol routing interior distance vektor cisco advanced BGP protokol routing exterior distance vektor

RIP asalnya ditentukan pada RFC 1058. Itu merupakan karakteristik kunci yang termasuk : - merupakan protokol routing distance vektor - Menggunakan hop count sebagai metric untuk pemilihan jalur - Jika hop count besar dari 15, paket akan dibuang - Update routing secara broadcast defaultnya setiap 30 detik. IGRP merupakan protokol yang dikembangkan dan hak milik cisco. Beberapa karakteristik desain adalah sebagai berikut : - Merupakan protokol routing distance vektor - Menggunakan bandwidth, load, delay dan reliabilitas umum membuat susunan metric - Update routing secara broadcast, secara default setiap 90 detik

OSPF merupakan protokol routing link-state nonproprietary - merupakan protokol routing link-state - merupakan protokol routing open standar yang dijabarkan pada RFC 2328 - menggunakan algorithma SPF untuk menghitung nilai terendah ke tujuan - update routing secara flood setiap terjadi perubahan topologi EIGRP merupakan protokol routing pengembangan distance vektor dan merupakan hak milik cisco. Beberapa karakteristik EIGRP sebagai berikut : - merupakan protokol routing pengembangan distance vektor - menggunakan unequal cost load balancing - menggunakan fitur kombinasi distance vektor dan link-state - Menggunakan Diffused Update Algoruthma (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek - Update routing secara multicast menggunakan 224.0.0.10 yang ditrigger/ dipicu oleh perubahan topoloy. Border Gateway Protokol (BGP) merupakan protokol routing exterior. Beberapa karakteristik dari BGP adalah sebagai berikut : - merupakan protokol routing exterior distance vektor - digunakan antar ISP atau ISP dan Klien - digunakan untuk me-route trafik internet antar autonomous system 6.3.4 IGP versus EGP Bagian ini akan membantu siswa untuk mengerti perbedaan antara protokol routing interior dan exterior. Protokol routing interior didesain untuk digunakan pada jaringan yang dikontrol oleh organisasi tunggal. Kriteria desain untuk protokol routing interior membutuhkannya untuk menemukan jalur terbaik melalui jaringan. Dengan kata lain, metric dan bagaimana metric digunakan merupakan elemen yang penting didalam protokol routing interior.

Protokol routing exterior di desain untuk digunakan antara dua jaringan yang berbeda yang berada dibawah pengontrolan dua organisasi yang berbeda.

Biasanya digunakan antar ISP atau antar perusahaan dan ISP. Sebagai contoh, sebuah perusahaan menjalankan BDG, protokol routing exterior, antara salahsatu routernya dan router didalam ISP. IP protokol exterior gateway membutuhkan tiga kumpulan informasi sebelum routing dapat dimulai : - Daftar router tetangga yang akan bertukar informasi routing - Daftar jaringan untuk diumumkan seperti selama dapat dicapai langsung - Nomor autonomous system dari router lokal Protokol routing exterior harus mengisolasi autonomous system. Ingat, autonomous system dikelola oleh administrator yang berbeda. Jaringan harus memiliki protokol untuk bisa berkomunikasi antar system yang berbeda ini.

Setiap AS harus memiliki 16 bit nomor pengenal, yang diberikan oleh ARIN atau penyedia layanan, untuk menggunakan protokol seperti IGRP dan EIGRP.