BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data...

58
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data 2.1.1 Pengertian Basis Data Basis data atau database adalah sekumpulan relasi data logika, dan deskripsi dari data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi. Database memungkinkan tempat penyimpanan data yang besar dan dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak departemen dan pengguna. Database mewakili entitas, atribut, dan hubungan logis antara entitas. (Connolly dan Begg, 2005, p15). Menurut Fathansyah (2004, p7), basis data terdiri dari kumpulan data yang terorganisir, relasi antar data, dan objektifnya. Objektif utama adalah kecepatan dan kemudahan berinteraksi dengan data yang dikelola atau diolah. Selain itu terdapat pengertian bahwa basis data adalah sekumpulan data persisten yang digunakan oleh aplikasi sistem dari perusahaan (Date, 2000, p5). Jadi, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah kumpulan data yang mewakili berbagai macam entitas dan hubungannya yang dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak pengguna dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pendekatan Basis Data

2.1.1 Pengertian Basis Data

Basis data atau database adalah sekumpulan relasi data logika, dan

deskripsi dari data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi

organisasi. Database memungkinkan tempat penyimpanan data yang besar

dan dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak departemen dan

pengguna. Database mewakili entitas, atribut, dan hubungan logis antara

entitas. (Connolly dan Begg, 2005, p15).

Menurut Fathansyah (2004, p7), basis data terdiri dari kumpulan data

yang terorganisir, relasi antar data, dan objektifnya. Objektif utama adalah

kecepatan dan kemudahan berinteraksi dengan data yang dikelola atau diolah.

Selain itu terdapat pengertian bahwa basis data adalah sekumpulan

data persisten yang digunakan oleh aplikasi sistem dari perusahaan (Date,

2000, p5).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah kumpulan data yang

mewakili berbagai macam entitas dan hubungannya yang dapat digunakan

secara bersamaan oleh banyak pengguna dan dirancang untuk memenuhi

kebutuhan informasi organisasi.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

10

  

2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data

Database Management System (DBMS) adalah suatu sistem perangkat

lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat,

memelihara, dan menyediakan akses kontrol terhadap basis data (Connolly

dan Begg, 2005, p16).

Menurut Atzeni (2003, p3) DBMS sebagai sistem perangkat lunak

yang mampu mengelola kumpulan data yang besar, untuk menjamin

kehandalan dan data yang bersifat pribadi. Seperti produk perangkat lunak,

DBMS harus efisien dan efektif.

DBMS adalah perangkat lunak yang menangani semua akses ke basis

data. (Date, 2000, p43). Selain itu menurut Ramakrishnan (2003, p3) DBMS

adalah perangkat lunak yang dirancang untuk membantu pemeliharaan dan

penggunaan sekumpulan besar dari data yang diperlukan oleh sistem yang

seiring dengan penggunaannya berkembang dengan pesat.

DBMS menyediakan beberapa fasilitas, yaitu :

1. Data Definition Language (DDL) memungkinkan pengguna untuk

menspesifikasikan tipe data dan struktur, dan pembatas antara data yang

disimpan di dalam basis data.

2. Data Manipulation Language (DML) memungkinkan pengguna untuk

menambahkan, memperbaharui, menghapus, dan memperoleh kembali

data.

3. Query Language, memberikan fasilitas kepada pengguna untuk mengakses

data. Structured Query Language (SQL) adalah bahasa yang paling diakui

dan merupakan standar bagi DBMS.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

11

  

4. Menyediakan fasilitas untuk mengontrol akses ke basis data, seperti :

a. Sistem keamanan, mencegah pengguna yang tidak memiliki hak akses

untuk memasuki basis data.

b. Integritas basis data, yang menjaga konsistensi data yang tersimpan.

c. Sistem kontrol konkurensi, yang memungkinkan akses secara

bersamaan dari basis data.

d. Sistem kontrol pemulihan, yang mengembalikan database ke keadaan

yang konsisten sebelum kegagalan perangkat keras atau perangkat

lunak.

e. Katalog yang dapat diakses pengguna, yang berisi deskripsi dari data

dalam database.

2.1.2.1 Komponen DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005, p18-21), DBMS

mempunyai lima komponen penting yaitu :

a. Perangkat Keras

Dalam menjalankan aplikasi dan DBMS diperlukan perangkat

keras. Perangkat keras dapat berupa sebuah komputer pribadi,

sebuah mainframe, dan jaringan komputer. Perangkat keras

merupakan suatu unsur fisik dari komputer yang dapat di lihat dan

di sentuh oleh manusia secara langsung untuk mendukung proses

komputerisasi. Untuk menjalankan DBMS memerlukan kecepatan

memory dan kapasitas hard disk tertentu.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

12

  

b. Perangkat lunak

Komponen perangkat lunak meliputi perangkat lunak DBMS dan

program aplikasi beserta sistem operasi, termasuk perangkat lunak

tentang jaringan apabila DBMS digunakan dalam jaringan.

Menurut Fathansyah (2004, p4) ada tiga jenis perangkat lunak yang

terlibat dalam pengelolaan dan pengolahan basis data, yaitu:

a) Sistem Operasi

Merupakan pengendali semua operasi di dalam sebuah komputer

atau jaringan, Sistem Operasi juga menyediakan layanan low

level (berbahasa mesin) bagi perangkat lunak. Contoh- contoh

Sistem Operasi yang biasa digunakan saat ini seperti MS-

Windows, Unix, Linux, dan sebagainya.

b) Sistem Pengelola Basis Data (DBMS)

DBMS juga merupakan perangkat lunak yang menentukan

bagaimana basis data dikelola dan diorganisasi secara fisik

dalam media penyimpan perangkat komputer.

c) Aplikasi Pengguna Basis Data

Merupakan kelompok perangkat lunak yang bersentuhan

langsung dengan pemakai basis data (end-user).

c. Data

Data merupakan komponen terpenting dari DBMS, khususnya dari

sudut pandang end user sebagai jembatan penghubung komponen

mesin dengan komponen manusia. Struktur dari basis data disebut

dengan skema. Menurut Potter (2003, p352), data adalah fakta-

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

13

  

fakta mentah, yang tidak terorganisir untuk menyampaikan arti

yang spesifik. Sedangan menurut Hoffer (2002, p4), data adalah

kumpulan fakta, hasil-hasil pengujian, grafik, gambar, dan video

yang mempunyai arti dalam lingkungan pengguna.

d. Prosedur

Instruksi dan aturan yang mengatur desain dan pengguna dari basis

data. Pengguna dari sistem dan staff yang mengatur basis data

memerlukan prosedur dokumen tentang bagaimana menggunakan

atau menjalankan sistem. Prosedur ini terdiri dari beberapa instruksi

tentang bagaimana untuk :

a) Masuk ke dalam DBMS

b) Menggunakan fasilitas DBMS tertentu atau program aplikasi

c) Memulai dan mengakhiri DBMS

d) Membuat backup database

e) Menangani kerusakan perangkat lunak atau perangkat keras

f) Mengubah struktur dari table, mengatur basis data di beberapa

tempat penyimpanan, meningkatkan performa, atau menyimpan

data di secondary storage seperti hard disk drive.

e. Manusia (Pengguna)

Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dalam sistem

tersebut. Komponen pengguna (Connolly dan Begg, 2005, p22-24)

terdiri dari :

a) Data Administrator (DA)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

14

  

Data Administrator bertanggung jawab atas manajemen sumber

daya data termasuk perencanaan basis data, pengembangan dan

standar pemeliharaannya, peraturan dan prosedur, dan

perancangan basis data secara konseptual/logis.

b) Database Administrator (DBA)

DBA bertanggung jawab atas realisasi fisik dari basis data

termasuk perancangan basis data fisik dan implementasi,

keamanan dan kontrol yang terintegrasi, perawatan sistem

operasional, dan meyakinkan kinerja aplikasi yang memuaskan

pengguna.

c) Application Developer

Application Developer bertanggung jawab atas basis data setelah

diimplementasikan, program aplikasi yang menyediakan

fungsionalitas yang diperlukan untuk end-users harus

diimplementasikan.

d) End-Users

End-Users adalah client basis data yang telah dirancang dan

diimplementasikan, serta dipelihara agar dapat menyediakan

kebutuhan-kebutuhan informasi mereka. End–Users dapat

diklasifikasikan berdasarkan cara mereka menggunakan sistem,

yaitu :

1. Naïve Users

Merupakan pengguna yang tidak mengetahui sama sekali

mengenai DBMS.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

15

  

2. Sophisticated Users

Merupakan pengguna yang sudah mengenal struktur DBMS

dengan baik dan mengetahui fasilitas-fasilitas yang

ditawarkan oleh DBMS.

2.1.2.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005, p26-30), keuntungan

DBMS adalah sebagai berikut :

a. Adanya kontrol terhadap redundansi data

b. Mendapatkan konsistensi data

c. Mendapatkan informasi lebih banyak dari sejumlah data yang sama

d. Dapat berbagi data (sharing of data)

e. Meningkatkan integritas data

f. Meningkatkan keamanan

g. Meningkatkan standar

h. Skala ekonomi

i. Menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang saling bertabrakan

j. Meningkatkan pengaksesan dan respon data

k. Meningkatkan produktivitas

l. Meningkatkan pemeliharaan melalui data yang berdiri sendiri

m. Meningkatkan ketepatan

n. Meningkatkan layanan backup dan recovery

Sedangkan, kerugian dari DBMS adalah sebagai berikut:

a. Kompleksitas

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

16

  

b. Membutuhkan memori yang lebih besar untuk menjalankan DBMS.

c. Memerlukan biaya untuk perangkat keras tambahan

d. Biaya dari penggunaan DBMS yang tinggi

e. Kinerja beberapa aplikasi menurun

f. Dampak yang tinggi dari kegagalan

2.1.3 Structure Query Language

SQL bukan hanya bahasa query, SQL berisi fitur dari Data Definition

Language dan Data Manipulation Language (Atzeni, 2003, p85). Bahasa

yang digunakan dalam basis data sebaiknya harus mengijinkan pengguna

untuk membuat basis data dan struktur relasi. Serta dapat menampilkan tugas

manajemen basis data (memasukan, memperbaharui, penghapusan data),

menyediakan pengubahan data, penghapusan data dan menyediakan query

yang sederhana maupun kompleks. SQL adalah salah satu contoh dari bahasa

yang dirancang untuk menggunakan relasi dalam mengubah input menjadi

output yang diinginkan.

2.1.3.1 Data Definition Language

Menurut Connolly dan Begg (2005, p40), data definition

language (DDL) adalah sebuah bahasa yang mengijinkan DBA atau

user untuk mendeskripsikan dan memberi nama entitas, atribut, dan

hubungan yang diperlukan aplikasi beserta integrity yang berhubungan

dan batasan keamanan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

17

  

Perintah-perintah data definition language (DDL) yang digunakan

diantaranya :

a. .................................................................................................... C

reate Table, digunakan untuk membuat tabel dengan

mengidentifikasikan tipe data untuk setiap kolom.

b. .................................................................................................... A

lter Table, digunakan untuk menambah atau membuang kolom dari

konstrain.

c. .................................................................................................... D

rop Table, digunakan untuk membuang atau menghapus table

berserta semua data yang terkait didalamnya.

d. .................................................................................................... C

reate Index, digunakan untuk membuat indeks pada suatu tabel.

e. .................................................................................................... D

rop Index, digunakan untuk membuang atau menghapus indeks

yang telah dibuat sebelumnya

2.1.3.2 Data Manipulation Language

Menurut Connolly dan Begg (2005, p40), data manipulation

language (DML) adalah sebuah bahasa yang menyediakan

sekumpulan operasi yang mendukung suatu operasi manipulasi data

yang berada dalam basis data.

Pengoperasian data yang akan dimanipulasi pada umumnya meliputi :

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

18

  

a. Penambahan data baru ke dalam basis data.

b. Modifikasi data yang disimpan dalam basis data.

c. Pengembalian data yang terdapat dalam basis data.

d. Penghapusan data dari basis data.

Perintah-perintah yang ada pada data manipulation language (DML)

diantaranya :

a. .................................................................................................... S

elect, digunakan untuk menampilkan sebagian atau seluruh isi dari

suatu tabel dan menampilkan kombinasi isi dari beberapa tabel.

b. .................................................................................................... U

pdate, digunakan untuk mengubah isi satu atau beberapa atribut dari

suatu tabel.

c. .................................................................................................... I

nsert, digunakan untuk menambah satu atau beberapa baris nilai

baru ke dalam suatu tabel.

d. .................................................................................................... D

elete, digunakan untuk menghapus sebagian atau seluruh isi dari

suatu tabel.

DML dikategorikan menjadi dua , yaitu :

1. .................................................................................................... P

rocedural DML

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

19

  

Sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk

memberitahukan sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana

untuk mengambil data.

2. ..................................................................................................... N

on-Procedural DML

Sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk menyatakan

data apa yang diperlukan daripada bagaimana harus diambil.

2.1.4 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2005, p284), siklus hidup aplikasi basis

data adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Basis Data (Database Planning)

2. Definisi Sistem (System Definition)

3. Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirement Collection and

Analysis)

4. Perancangan Basis Data (Database Design)

5. Pemilihan DBMS (DBMS Selection)

6. Perancangan Aplikasi (Application Design)

7. Prototyping

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

20

  

8. Implementasi (Implementation)

9. Data Conversion and Loading

10. Pengujian (Testing)

11. Operational Maintenance

Gambar 2.1 Tahapan Siklus Hidup Aplikasi Basis Data

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

21

  

2.1.4.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p286), database planning

merupakan tahapan untuk merencanakan bagaimana langkah-langkah

dalam siklus hidup basis data agar dapat direalisasikan seefisien dan

seefektif mungkin. Perencanaan basis data harus dapat diintegrasikan

dengan keseluruhan strategi sistem informasi suatu organisasi.

Terdapat tiga isu utama dalam merumuskan strategi sistem informasi,

diantaranya:

1. Identifikasi dari rencana dan tujuan perusahaan dengan

menentukan kebutuhan sistem informasi yang diperlukan.

2. Mengevaluasi sistem informasi yang ada sekarang ini untuk

menentukan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang

ada.

3. Penilaian terhadap peluang teknologi informasi yang dapat

menghasilkan keuntungan yang kompetitif.

Langkah pertama yang paling penting dalam perencanaan basis data

adalah menggambarkan dengan jelas mission statement dari proyek

basis data, kemudian menentukan mission objectives di mana tiap-tiap

mission objectives dapat mengidentifikasi tugas-tugas tertentu yang

didukung oleh basis data.

2.1.4.2 Definisi Sistem (System Definition)

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

22

  

Menurut Connolly dan Begg (2005, p286), definisi sistem

(system definition) adalah mendeskripsikan jangkauan dan batasan

dari aplikasi basis data dan pandangan-pandangan utama para

pengguna. Sebelum mendesain suatu aplikasi basis data, terlebih

dahulu mengindentifikasikan batasan-batasan dari sistem yang

sedang diteliti dan bagaimana kaitannya dengan bagian lain dari

sistem informasi perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk

memastikan bahwa tidak ada pengguna utama basis data yang

terlupakan ketika dilakukan pengembangan aplikasi.

2.1.4.3 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirement Collection

and Analysis)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p288), Analisis dan

pengumpulan kebutuhan (requirement collection and analysis)

merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian

perusahaan yang akan didukung oleh aplikasi basis data, dan

menggunakan informasi ini untuk mengindentifikasikan kebutuhan

pengguna aplikasi terhadap sistem baru.

Informasi yang dikumpulkan diantaranya :

1. Penjabaran dari data yang digunakan.

2. Detail mengenai bagaimana data digunakan.

3. Kebutuhan tambahan apapun untuk aplikasi basis data yang baru.

Informasi ini kemudian dianalisis untuk mengindentifikasikan

kebutuhan yang dimasukkan untuk aplikasi basis data yang baru. Ada

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

23

  

tiga macam pendekatan untuk mengatur kebutuhan dari sebuah

aplikasi basis data dengan berbagai pandangan pengguna, yaitu :

1. Pendekatan Centralized

Kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna disatukan menjadi satu

set kebutuhan untuk aplikasi basis data. Umumnya pendekatan ini

dipakai jika basis datanya tidak terlalu kompleks.

2. Pendekatan View Integration

Kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna digunakan untuk

membangun sebuah model data terpisah yang merepresentasikan

tiap pandangan. Hasil dari data-data model tersebut kemudian

disatukan di bagian desain basis data.

3. Kombinasi keduanya.

2.1.4.4 Perancangan Basis Data (Database Design)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p291), perancangan basis

data (database design) merupakan proses pembuatan suatu desain

untuk sebuah basis data yang akan mendukung operasional dan

tujuan suatu perusahaan.

Ada dua pendekatan untuk mendesain sebuah basis data, yaitu :

1. Pendekatan bottom-up, dimulai pada tingkat awal dari atribut

(properti dari entitas dan relationship), melalui analisis dari

asosiasi antar atribut, dikelompokkan menjadi hubungan yang

merepresentasikan jenis-jenis entitas dan hubungan antar entitas.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

24

  

Pendekatan ini cocok untuk mendesain basis data yang

sederhana dengan jumlah atribut yang tidak banyak.

2. Pendekatan top-down, digunakan pada basis data yang lebih

kompleks. Dimulai dengan pengembangan dari model data yang

mengandung beberapa entitas dan hubungan tingkat tinggi,

kemudian menggunakan perbaikan top-down berturut-turut untuk

mengindentifikasikan entitas, hubungan dan atribut berkaitan

tingkat rendah. Pendekatan ini biasanya digambarkan melalui ER

(Entity Relationship).

Menurut Connolly dan Begg (2005, p293), perancangan basis

data (database design) dibagi dalam tiga tahapan, yaitu :

1. Perancangan Konseptual (Conceptual Database Design)

Proses membangun suatu model berdasarkan informasi yang

digunakan oleh perusahaan, tanpa pertimbangan perencanaan

fisik. Model data dibangun dengan menggunakan informasi

dalam spesifikasi kebutuhan pengguna. Model data konseptual

merupakan sumber informasi untuk tahap desain logikal.

2. Perancangan Logikal (Logical Database Design)

Proses pembuatan suatu model informasi yang digunakan

perusahaan berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi

tidak tergantung dari Database Management System (DBMS)

yang khusus dan pertimbangan fisik yang lain. Model data

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

25

  

konseptual yang telah dibuat sebelumnya, diperbaiki dan

dipetakan ke dalam model data logikal.

3. Perancangan Fisikal (Physical database design)

Proses untuk menghasilkan gambaran dari implementasi basis

data pada tempat penyimpanan, menjelaskan dasar dari relasi,

organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk efisiensi data

dan menghubungkan beberapa integrity constraints dan

pengukuran keamanan.

2.1.4.5 Pemilihan DBMS (DBMS Selection)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p295), pemilihan DBMS

yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis data mencakup :

1. Mendefinisikan syarat-syarat referensi studi.

Menentukan tujuan, batasan masalah dan tugas yang harus

dilakukan.

2. Mendaftar dua atau tiga jenis produk.

Membuat daftar barang-barang, misalnya darimana barang

didapat, berapa biayanya, serta bagaimana bila ingin

mendapatkannya.

3. Mengevaluasikan produk.

Barang-barang yang ada dalam barang diteliti lebih lanjut untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan barang tersebut.

4. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

26

  

Langkah terakhir dari DBMS, yaitu mendokumentasikan proses

dan untuk menyediakan pernyataan mengenai kesimpulan dan

rekomendasi terhadap salah satu produk DBMS.

2.1.4.6 Perancangan Aplikasi (Application Design)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p298-300), perancangan

aplikasi (application design) adalah merancang antarmuka pengguna

(user interface) dan program aplikasi, yang akan menggunakan dan

memproses basis data. Dalam perancangan aplikasi harus

memastikan semua kebutuhan-kebutuhan dari spesifikasi kebutuhan

pengguna (user requirement specification) yang menyangkut

perancangan aplikasi program yang mengakses basis data dan

merancang transaksi yaitu cara akses ke basis data dan perubahan

terhadap isi basis data (retrieve, update dan kegiatan keduanya).

Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi yang

dibutuhkan, sehingga pengguna aplikasi mudah mempelajari dan

mudah menggunakannya.

2.1.4.7 Prototyping

Menurut Connolly dan Begg (2005, p303-304), prototyping

merupakan pembuatan model kerja dari aplikasi basis data, yang

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

27

  

membolehkan perancang atau user untuk mengevaluasi hasil akhir

sistem, baik dari segi tampilan maupun fungsi yang dimiliki sistem

(Connolly dan Begg, 2005, p291-292).

Tujuan utama dari prototyping yaitu :

1. Menuntun user menggunakan prototype untuk mengidentifikasikan

fitur-fitur agar sistem berjalan dengan baik.

2. Sebagai saran pengembangan atau mungkin menambah fitur baru

pada aplikasi basis data.

Ada 2 strategi prototyping yang umum digunakan sekarang yaitu :

1. Requirement prototyping, menggunakan prototype untuk menetapkan

kebutuhan dari tujuan aplikasi basis data. Ketika kebutuhan sudah

terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau dibuang (discard).

2. Evolutionary prototype, menggunakan prototype untuk menetapkan

kebutuhan yang selanjutnya dikembangkan menjadi aplikasi basis

data yang bekerja.

2.1.4.8 Implementasi (Implementation)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p304), implementasi

merupakan realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi. Dalam tahap

penyelesaian desain, kita dapat menerapkan basis data dan program

aplikasi yang telah kita buat. Implementasi basis data menggunakan DDL

yang kita pilih dalam melakukan pemilihan DBMS atau dengan

menggunakan graphical user interface (GUI), yang menyediakan

fungsional yang sama dengan pernyataan DDL yang low level. Pandangan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

28

  

pengguna lainnya juga diimplementasikan. Data Manipulation Language

(DML) digunakan untuk mengimplementasikan transaksi basis data di

dalam bagian aplikasi program dari tujuan DBMS.

2.1.4.9 Data Conversion and Loading

Data Conversion and Loading mencakup pengambilan data dari

sistem yang lama untuk dipindahkan ke dalam sistem yang baru

(Connolly dan Begg, 2005, p305). Langkah ini hanya dibutuhkan ketika

suatu sistem basis data baru sedang menggantikan sistem yang lama. Saat

ini, hal yang umum untuk DBMS untuk memiliki sebuah kegunaan yang

dapat mengisi file yang ada ke dalam basis data yang baru. Tahapan ini

memungkinkan pengembang (developer) untuk mengkonversi dan

menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan

pada sistem baru. Ketika conversion and loading dibutuhkan, prosesnya

harus direncanakan untuk memastikan kelancaran transaksi untuk

keseluruhan operasi.

2.1.4.10 Pengujian (Testing)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p305), testing adalah proses

menjalankan sistem basis data untuk menemukan kesalahan-kesalahan.

Sebelum digunakan, sistem basis data yang baru dikembangkan harus

diuji secara menyeluruh. Hal ini dicapai dengan menggunakan strategi uji

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

29

  

yang sudah direncanakan dan data yang realistis sehingga keseluruhan

proses pengujian sesuai dengan metode dan dilaksanakan dengan aturan

yang ada.

2.1.4.11 Operational Maintenance

Operational maintenance adalah proses memantau dan

memelihara sistem setelah di install (Connolly dan Begg, 2005, p306).

Pada tahap ini sistem beralih ke tahapan pemeliharaan. Yang termasuk

aktivitas dari tahapan pemeliharaan diantaranya :

1. Memantau kinerja dari sistem.

Jika kinerjanya menurun di bawah level yang dapat diterima, mungkin

diperlukan untuk mengorganisasi kembali basis data yang ada.

2. Pemeliharaan dan pembaharuan sistem basis datanya (jika diperlukan).

Ketika basis data sepenuhnya bekerja, pemantauan harus memastikan

kinerjanya dapat berada dalam tingkat yang dapat diterima. Sebuah

DBMS biasanya menyediakan berbagai kegunaan (utilities) untuk

membantu administrasi basis data termasuk kegunaan (utilities) untuk

mengisi data ke dalam basis data dan untuk memantau sistem.

Kegunaan ini memperbolehkan sistem pemantauan untuk memberikan

informasi seperti tentang penggunaan basis data dan strategi eksekusi

query. Database administrator dapat menggunakan informasi ini untuk

memperbaiki sistem agar dapat memberikan kinerja yang lebih baik.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

30

  

2.1.5 Entity-Relationship Modeling

Menurut Connolly dan Begg (2005, p342), Entity-Relationship

Modeling merupakan pendekatan top-down untuk desain basis data yang

dimulai dengan mengindentifikasi data penting yang disebut entitas dan relasi

antara data yang harus direpresentasikan dalam model. Kemudian

menambahkan data yang lebih rinci seperti informasi yang ingin digunakan

mengenai entitas, relasi, dan atribut.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

31

  

Gambar 2.2 Simbol-Simbol ER-Modelling

2.1.5.1 Entity types

Menurut Connolly dan Begg (2005, p343), entitas adalah

sekumpulan objek dengan properti (sifat) yang sama, yang

diidentifikasikan oleh organisasi yang keberadaannya bebas

(independent existence) dan keberadaannya dapat berupa fisik

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

32

  

maupun abstrak. Sedangkan enity occurrence adalah sebuah objek

dari satu tipe entitas yang dapat diidentifikasi secara unik (Connolly

dan Begg, 2005, p343)

Menurut Atzeni (2003, p165), entitas mewakili kelas dari

objek seperti fakta, hal, dan orang. Dalam skema, setiap entitas

memiliki nama yang unik dan dilambangkan dengan gambar persegi

panjang yang berisi nama entitas.

Gambar 2.3 Representasi Diagram dari Tipe Entitas Pegawai dan Cabang

Menurut Connolly dan Begg (2005, p354-355), tipe entitas

dapat diklasifikasikan menjadi :

1) .................................................................................................. T

ipe entitas kuat, yaitu tipe entitas yang keberadaannya tidak

bergantung pada tipe entitas lain.

2) .................................................................................................. T

ipe entitas lemah, yaitu tipe entitas yang keberadaannya

bergantung pada tipe entitas lain.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

33

  

Gambar 2.4 Representasi Diagram dari Tipe Entitas Kuat dan Tipe Entitas Lemah

2.1.5.2 Relationship types

Menurut Connolly dan Begg (2005, p346), Relationship Type

adalah sekumpulan entitas yang berhubungan dan mempunyai arti

(meaningful associations) antara tipe entitas yang ada.

Relationship occurrence merupakan sebuah keterhubungan

yang diidentifikasikan secara unik yang meliputi suatu kejadian dari

setiap tipe entitas yang ada.

Gambar 2.5 Relationship Types

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

34

  

Degree of relationship yaitu jumlah tipe entitas yang ada

dalam suatu relasi. Degree of relationship terdiri dari :

1. ................................................................................................. B

inary Relationship

Keterhubungan antara dua entitas.

Gambar 2.6 Binary Relationship

2. ................................................................................................. T

ernary Relationship

Keterhubungan antara tiga tipe entitas.

Gambar 2.7 Ternary Relationship

3. ................................................................................................. Q

uarternary Relationship

Keterhubungan antara empat tipe entitas.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

35

  

Gambar 2.8 Quarternary Relationship

Recursive Relationship adalah keterhubungan antara satu tipe entitas,

dimana tipe entitas yang sama ikut serta lebih dari satu kali dengan

peran yang berbeda.

Gambar 2.9 Recursive Relationship

2.1.5.3 Attibutes

Menurut Connolly dan Begg (2005, p350), atribut adalah

sebuah sifat dari entitas atau relasi.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

36

  

Gambar 2.10 Entitas dengan Atribut

Atribut domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan

untuk satu atau lebih atribut. Atribut dapat diklasifikasikan menjadi

lima jenis, yaitu :

1. .................................................................................................. S

imple attributes adalah sebuah atribut yang terdiri dari komponen

tunggal yang mempunyai keberadaan bebas dan tidak dapat dibagi

menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama

atomic attributes.

2. .................................................................................................. C

omposite attributes adalah sebuah atribut yang terdiri dari

beberapa komponen, dimana masing-masing komponen

mempunyai keberadaan yang bebas.

3. .................................................................................................. S

ingle-valued attributes adalah atribut yang memiliki nilai tunggal

untuk setiap kejadian dari tipe entitas.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

37

  

4. .................................................................................................. M

ulti-Valued Attributes adalah atribut yang memiliki beberapa nilai

untuk setiap kejadian dari tiap tipe entitas.

5. .................................................................................................. D

erived Attributes

Atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau

sekelompok atribut yang berhubungan dan tidak harus berasal dari

satu entitas.

Gambar 2.11 Diagram Entitas dengan Atribut serta Primary Key

2.1.5.4 Keys

Menurut Connolly dan Begg (2005, p352), key adalah sebuah

field yang digunakan untuk mengidentifikasi satu atribut atau lebih

yang secara unik mengidentifikasi setiap record.

Candidate key adalah kunci yang secara unik mengenali

setiap kejadian didalam tipe entitas. Sebuah candidate key tidak

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

38

  

boleh null. Sebuah entitas boleh memiliki lebih dari satu candidate

key. Composite key adalah sebuah candidate key yang memiliki dua

atau lebih atribut.

Primary key adalah candidate key yang terpilih untuk

mengidentifikasikan secara unik sebuah kejadian dari setiap entitas.

Biasanya terdapat lebih dari satu candidate key yang harus dipilih

untuk menjadi primary key. Pemilihan primary key didasarkan pada

panjang atribut, jumlah minimal atribut yang dibutuhkan, dan

memenuhi syarat yang unik.

Alternate key adalah candidate key yang tidak dipilih sebagai

primary key.

Composite key yaitu candidate key yang terdiri dari dua atau

lebih atribut. Pada kondisi tertentu, suatu atribut tidak dapat

digunakan untuk mengidentifikasi baris secara unik dan

membutuhkan kolom lain untuk digunakan sebagai primary key.

Foreign key adalah sebuah primary key pada sebuah entitas

yang digunakan pada entitas lain untuk mengidentifikasi sebuah

relationship.

2.1.5.5 Structural Constraint

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

39

  

Menurut Connolly dan Begg (2005, p356), batasan-batasan

yang menggambarkan pembatasan pada relationship seperti yang ada

pada dunia nyata harus diterapkan pada tipe entitas yang ikut serta

dalam sebuah relationship. Tipe utama dari batasan hubungan

didalam suatu relationship disebut multiplicity.

Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin terjadi

pada entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain dari

suatu relationship.

Derajat yang biasa digunakan dalam suatu relationship adalah

binary relationship yang terdiri atas :

1. Hubungan one to one (1 : 1)

Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah

entity occurence pada entitas yang satu dengan entity occurence

pada entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut.

Gambar 2.12 One to One Relationship

Hubungan one to one (1 : 1) dapat terjadi bila setiap entitas pada

himpunan entitas Pegawai berhubungan paling banyak satu entitas

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

40

  

dengan satu entitas pada himpunan entitas Barang, dan sebaliknya

setiap entitas pada himpunan entitas Barang behubungan paling

banyak satu entitas dengan satu entitas pada himpunan entitas

Pegawai.

2. Hubungan one to many (1 : *)

Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah

entity occurence pada entitas yang satu dengan satu atau lebih

entity occurence pada entitas lainnya yang ikut serta dalam

relationship tersebut.

Gambar 2.13 One to Many Relationship

Berarti setiap entitas pada himpunan entitas Pegawai dapat

behubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas Barang.

Namun, setiap entitas pada himpunan entitas Barang hanya dapat

berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan

entitas Pegawai.

3. Hubungan many to many (* : *)

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

41

  

Setiap relationship menggambarkan hubungan antara satu atau

lebih entity occurence pada entitas yang satu dengan satu atau

lebih entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut.

Gambar 2.14 Many to Many Relationship

Berarti setiap entitas pada himpunan entitas Newspaper dapat

berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas

PropertyForRent. Dan sebaliknya, setiap entitas pada himpunan

entitas PropertyForRent hanya dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas Newspaper.

2.1.6 Metodologi Perancangan Basisdata

Metodologi perancangan adalah suatu pendekatan terstruktur yang

menggunakan bantuan prosedur-prosedur, teknik-teknik, alat-alat dan

dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan.

Metodologi perancangan basis data terdiri dari fase-fase yang masing-masing

terdiri dari sejumlah langkah-langkah, yang memandu perancang ke dalam

teknik-teknik yang tepat pada setiap tingkatan proyek. Metodologi

perancangan juga membantu perancang untuk merencana, mengatur,

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

42

  

mengontrol, dan mengevaluasi proyek perkembangan basis data (Connolly

dan Begg, 2005, p438).

2.1.6.1 Perancangan Konseptual

Menurut Connolly dan Begg (2005, p439), perancangan

konseptual basis data (Conceptual Database Design) adalah suatu

proses membangun suatu model berdasarkan informasi yang

digunakan oleh perusahaan, tanpa pertimbangan perencanaan fisik.

Langkah 1 Membangun model data konseptual

Tahap ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

1.1 Identifikasi tipe entitas

Mengidentifikasi entitas dengan memeriksa spesifikasi dari

kebutuhan-kebutuhan pengguna.

1.2 Identifikasi tipe relasi

Mengidentifikasi hubungan-hubungan yang ada antara entitas yang

telah diidentifikasikan. Dalam mengidentifikasi tipe relasi yang ada

dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD), mencari

batasan dari tipe relasi, memeriksa fan and chasm traps, dan

mendokumentasikan tipe relasi.

1.3 Identifikasi dan hubungkan atribut dengan entitas atau tipe

relasi

Menghubungkan atribut-atribut yang berkaitan dengan entitas atau

tipe relasi yang sesuai.

1.4 Menentukan domain atribut

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

43

  

Menentukan domain untuk tiap tiap atribut dalam model data

konseptual lokal dan mendokumentasikan setiap detail dari domain.

Domain adalah suatu kelompok nilai dimana satu atau lebih atribut

mengambil nilainya.

1.5 Menentukan atribut-atribut candidate key, primary key, dan

alternate keys.

Mengidentifikasi candidate key untuk setiap tipe entitas dan jika ada

lebih dari satu candidate key, pilihlah satu untuk dijadikan primary

key, dan sisanya menjadi alternate key.

1.6 Mempertimbangan penggunaan konsep Enchanced Modeling

(bersifat opsional)

Mempertimbangkan penggunaan konsep enchanced modeling seperti

spesialisasi, generalisasi, agregasi, dan komposisi.

1.7 Memeriksa redundansi pada model

Pada langkah ini dilakukan pemeriksaan model data konseptual lokal

dengan sasaran spesifik untuk mengidentifikasi apakah ada terjadi

redundansi dan menghapus jika terjadi redudansi.

1.8 Validasikan model data konseptual terhadap transaksi

pengguna

Langkah ini untuk meyakinkan bahwa model konseptual lokal

mendukung transaksi yang dibutuhkan. Ada dua pendekatan untuk

memastikan model data konseptual lokal untuk mendukung transaksi

yang dibutuhkan :

a. Mendeskripsikan transaksi-transaksi

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

44

  

Memeriksa seluruh informasi (entitas, relasi, dan atribut) yang

dibutuhkan oleh setiap transaksi yang telah disediakan model,

dengan mendokumentasikan setiap kebutuhan transaksi.

b. Menggunakan jalur transaksi (Transaction Pathway).

Untuk validasi model data terhadap transaksi yang dibutuhkan

termasuk representasi diagaram jalur yang digunakan oleh setiap

transaksi langsung pada ER diagram.

1.9 Melakukan review model data konseptual lokal dengan

pengguna.

Untuk mengevaluasi model data konseptual lokal dengan pengguna

dan memastikan bahwa model data tersebut adalah representasi yang

nyata dari data yang dibutuhkan perusahaan. Model data konseptual

ini meliputi ER diagram dan dokumentasi pendukung yang

menggambarkan model data. Bila ada kejanggalan (anomaly) dalam

model data, maka harus dibuat perubahan yang sesuai, yang mungkin

membutuhkan pengulangan langkah-langkah sebelumnya.

2.1.6.2 Perancangan Logikal

Menurut Connolly dan Begg (2005, p439), perancangan

logikal adalah proses pembuatan suatu model informasi yang

digunakan perusahaan berdasarkan pada model data yang spesifik,

tetapi tidak tergantung dari Database Management System (DBMS)

yang khusus dan pertimbangan fisik yang lain. Pada tahap ini, tujuan

utamanya adalah menerjemahkan model data konseptual yang telah

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

45

  

dibuat sebelumnya menjadi sebuah model data logikal dari kebutuhan

data pada perusahaan.

Langkah 2 Membangun dan memvalidasi model data logikal

Langkah-langkah ini dapat digambarkan sebagai berikut :

2.1 Memperoleh relasi-relasi untuk model data logikal

Tujuan dari langkah ini adalah membuat relasi untuk model data

logikal untuk menggambarkan entitas, relasi, dan atribut yang telah

diidentifikasi.

2.2 Validasi relasi dengan normalisasi

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memvalidasi relasi-relasi yang

ada dalam model data logikal. Jika relasi-relasi yang dihasilkan

belum ternormalisasi, maka akan dilakukan normalisasi. Langkah-

langkahnya antara lain First Normal Form (1NF), Second Normal

Form (2NF), dan Third Normal Form (3NF).

2.3 Validasi relasi terhadap transaksi pengguna

Tujuan dalam langkah ini adalah untuk memastikan bahwa model

data logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan, dengan detail

pada spesifikasi kebutuhan pengguna.

2.4 Memeriksa integrity constraints

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memeriksa integrity constraints

(batasan integritas) yang digambarkan model data logikal. Integrity

constraints adalah batasan yang ditentukan dengan tujuan untuk

melindungi basis data menjadi tidak lengkap, tidak akurat, atau tidak

konsisten. Batasan-batasan tersebut meliputi required data, attribute

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

46

  

domain constraints, multiplicity, entity integrity, referential integrity,

serta general constraints.

2.5 Meninjau kembali model data logikal dengan pengguna

Tujuan dari langkah ini adalah untuk meninjau kembali model data

logikal dengan pengguna untuk memastikan bahwa model data

tersebut adalah representasi yang nyata dari data yang dibutuhkan

perusahaan.

2.6 Menggabungkan model data logikal ke dalam model global

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menggabungkan model data

logikal lokal ke dalam sebuah model data logikal global yang

mewakili semua pandangan pengguna dari sebuah basis data.

2.7 Memeriksa pertumbuhan masa depan

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan apakah ada

perubahan-perubahan signifikan dalam perkiraan masa depan dan

menilai apakah model data logikal dapat mengakomodasi perubahan-

perubahan ini.

2.1.6.3 Perancangan Fisikal

Menurut Connolly dan Begg (2005, p439), perancangan

fisikal (Physical database design) adalah proses untuk menghasilkan

gambaran dari implementasi basis data pada tempat penyimpanan,

menjelaskan dasar dari relasi, organisasi file, dan indeks yang

digunakan untuk efisiensi data dan menghubungkan beberapa

integrity constraints dan pengukuran keamanan.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

47

  

Metode perancangan fisikal basis data memiliki langkah-langkah

sebagai berikut :

Langkah 3 Menerjemahkan model data logikal untuk target

DBMS

Secara umum, langkah ini menghasilkan sebuah sistem basis data

relational dari model data logikal yang dapat diimplementasikan

dalam target DBMS.

3.1 Merancang relasi-relasi dasar

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan bagaimana

menggambarkan relasi dasar yang telah diidentifikasikan pada model

data logikal dalam target DBMS.

3.2 Merancang representasi dari derived data

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan bagaimana

menggambarkan derived data yang diperoleh pada model data

logikal dalam target DBMS. Derived data adalah data atau atribut

yang mempunyai nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut

lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entitas.

3.3 Merancang batasan-batasan umum

Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang batasan-batasan

umum untuk target DBMS. Dalam langkah ini, dirancang sejumlah

batasan umum seperti data yang dibutuhkan, batasan domain, entitas,

dan integritas referensial.

Langkah 4 Merancang organisasi file dan indeks

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

48

  

Menentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan relasi-

relasi dasar dan indeks-indeks yang diperlukan untuk mencapai

performance yang diinginkan, untuk itu akan ditentukan relasi dan

tuple mana yang ada pada secondary storage.

4.1 Menganalisis transaksi

Memahami fungsionalitas transaksi yang akan dijalankan pada basis

data dan menganalisis transaksi-transaksi penting. Untuk

menjalankan perancangan fisikal database dengan efektif, dibutuhkan

pengetahuan transaksi yang dijalankan dalam database tersebut,

termasuk informasi kualitatif maupun kuantitatif.

4.2 Memilih organisasi file

Menentukan pengelompokkan file yang efisien untuk setiap relasi

yang terbentuk. Salah satu dari tujuan utama dalam merancang fisikal

database adalah untuk menyimpan dan mengakses data dengan cara

yang efisien. Dengan kata lain, kita dapat menggunakan struktur

penyimpanan yang efisien untuk mendirikan database untuk

digunakan secara operasional.

4.3 Memilih indeks-indeks

Menentukan jika penambahan indeks akan meningkatkan

performance sistem. Membuat pengelompokan keputusan untuk

menyempurnakan konsep dan skema untuk memenuhi tujuan kinerja.

Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan yaitu apa saja

relasi yang harus memiliki indeks, perlukah kita membuat beberapa

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

49

  

indeks, dan untuk masing-masing indeks, bentuk indeks seperti apa

yang diperlukan (kelompok, pohon, statis, dinamis, dsb).

4.4 Memperkirakan kebutuhan disk space

Memperkirakan jumlah disk space yang akan dibutuhkan oleh basis

data. Secara umum, disk space yang dibutuhkan diperkirakan

berdasarkan ukuran dari masing-masing tuple dan banyaknya tuple

dalam sebuah relasi. Perkiraan disk space dengan penghitungan yang

matang penting dalam perancangan fisikal basis data terlebih apabila

harus mengganti perangkat keras yang digunakan.

Langkah 5 Merancang user view

Merancang user view yang telah diidentifikasikan selama

pengumpulan kebutuhan-kebutuhan dan tahapan analisis dari siklus

hidup aplikasi basis data. Fase awal dalam metodologi perancangan

basis data melibatkan produksi dari konseptual data model baik untuk

satu pengguna maupun beberapa pengguna. Dalam fase berikutnya,

konseptual data model dipetakan ke dalam logikal data model

berdasarkan model relasi.

Langkah 6 Merancang mekanisme keamanan

Merancang mekanisme keamanan untuk basis data seperti yang

ditentukan oleh pengguna selama pengumpulan kebutuhan-

kebutuhan dan tahapan analisis dari siklus hidup aplikasi basis data.

Relational DBMS secara umum menyediakan dua tipe keamanan

basis data yaitu :

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

50

  

a. Keamanan sistem : mencakup akses dan penggunaan basis data

pada level sistem, seperti username dan password.

b. Keamanan data : mencakup akses dan penggunaan objek basis

data (seperti relasi dan view) dan aksi yang dapat dilakukan user

terhadap objek.

Langkah 7 Mempertimbangkan adanya pengontrolan

redundansi

Bertujuan untuk menentukan apakah redundansi dalam batasan yang

terkendali dengan menggunakan teknik normalisasi akan

meningkatkan performance dari sistem.

Langkah 8 Memonitor dan menyesuaikan sistem operasi

Bertujuan untuk mengawasi sistem operasional dan meningkatkan

performance dari sistem untuk memperbaiki kebutuhan perancangan

yang tidak sesuai atau merefleksikan perubahan-perubahan

kebutuhan.

2.1.7 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2005, p388), normalisasi adalah

suatu teknik untuk menghasilkan satu set relasi dengan properties yang

diinginkan dan memberikan kebutuhan data organisasi.

Tujuan dilakukan normalisasi adalah sebagai berikut :

1. Membuat seminimal mungkin terjadinya rangkap.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

51

  

2. Menghindarkan adanya data yang tidak konsisten terutama bila

terjadi penambahan, penghapusan data sebagai akibat adanya data

rangkap.

3. Menjamin bahwa identitas tabel secara tunggal sebagai determinasi

semua atribut.

Beberapa bentuk proses normalisasi menurut Connolly dan Begg (2005,

p401-412) dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Unnormalized Form (UNF)

Pada bentuk tidak normal ini, tabel masih mengandung satu atau

lebih kelompok pengulangan (repeating group). Tabel UNF ini

dibuat dengan mentransformasi data dari sumber informasi ke dalam

tabel berbentuk baris dan kolom.

2. First Normal Form (1NF)

Pada bentuk normal pertama ini, suatu relasi dimana pada setiap sel

(perpotongan baris dan kolom) hanya mengandung satu nilai, setiap

sel mengandung nilai atomic (single value)

3. Second Normal Form (2NF)

Pada bentuk normal kedua, suatu relasi telah melalui bentuk normal

pertama, dan akan dilakukan dekomposisi atau pemisahan sesuai

dengan sifat ketergantungan fungsional. Setiap atribut non-primary

key secara fungsional bergantung penuh pada primary key nya.

4. Third Normal Form (3NF)

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

52

  

Pada bentuk normal ketiga, suatu relasi telah melaluli bentuk normal

pertama dan kedua, dan atribut yang bukan non-primary key

tergantung secara transitif pada primary key.

2.1.8 Tools yang Digunakan

2.1.8.1 Diagraming Tools

1. DFD (Data Flow Diagram)

a. Pengertian DFD

Menurut Whitten et all (2004, p344) Data Flow

Diagram (DFD) adalah sebuah alat pemodelan yang digunakan

untuk menggambarkan aliran data pada suatu sistem dan

pekerjaan atau proses yang dilakukan oleh sistem. DFD ini

sering disebut juga dengan nama bubble chart, bubble diagram,

model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.

Sedangkan menurut Marakas (2006, p117) DFD adalah

perangkat grafis yang menggambarkan urutan dari proses

beserta fungsi-fungsi yang ada di dalamnya ke dalam suatu

spesifikasi batasan sistem dan aliran data melalui sistem

tersebut.

DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang

sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem

merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada

data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

53

  

adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan

hanya pada fungsi sistem.

DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang

berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat

digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan

sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem

kepada pemakai maupun pembuat program.

b. Komponen DFD

Menurut Yourdan dan De Marco

Terminator Proses Data Store Alur Data

Menurut Gene dan Serson

Terminator Proses Data Store Alur Data

Gambar 2.15 Komponen Data Flow Diagram

• Komponen Terminator

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

54

  

Terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi

dengan sistem yang sedang dikembangkan. Terdapat dua jenis

terminator :

1. Terminator Sumber (source) : merupakan terminator yang

menjadi sumber.

2. Terminator Tujuan (sink) : merupakan terminator yang

menjadi tujuan data/informasi sistem.

Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi,

departemen di dalam organisasi, atau perusahaan.

• Komponen Proses

Komponen proses menggambarkan bagian dari sistem yang

mentransformasikan input menjadi output. Proses diberi nama

untuk menjelaskan proses/kegiatan apa yang sedang/akan

dilaksanakan. Pemberian nama proses dilakukan dengan

menggunakan kata kerja transitif (kata kerja yang

membutuhkan obyek).

• Komponen Data Store

Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan

paket data dan diberi nama dengan kata benda jamak. Data

store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan-

penyimpanan, seperti file atau database yang berkaitan dengan

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

55

  

penyimpanan secara komputerisasi, misalnya file disket, file

harddisk, file pita magnetik.

• Komponen Alur Data

Suatu data flow/alur data digambarkan dengan anak panah,

yang menunjukkan arah menuju ke dalam dan keluar dari suatu

proses. Alur data ini digunakan untuk menerangkan

perpindahan data atau paket data/informasi dari satu bagian

sistem ke bagian lainnya.

2. Flowchart

a. Pengertian Flowchart

Menurut Oetomo (2007, p126) flowchart merupakan metode

untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan masalah dengan

merepresentasikan simbol-simbol tertentu yang mudah di

mengerti, mudah digunakan dan standar.

Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah

khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih

lanjut.

b. Simbol-simbol Flowchart

Simbol–simbol flowchart yang biasanya dipakai adalah

simbol–simbol flowchart standar yang dikeluarkan oleh ANSI

dan ISO.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

56

  

Tabel 2.1 Simbol–simbol pada Flowchart

input / output data yang diproses atau informasi

mempresentasikan operasi

keluar ke/masuk dari bagian lain pada halaman yang sama

mempresentasikan alur kerja

digunakan untuk komentar tambahan

keputusan dalam program

rincian operasi berada di tempat lain

pemberian harga awal

awal/akhir flowchart

input/output yang menggunakan kartu berlubang

input/output dalam format yang dicetak

input/output yang menggunakan pita magnetik

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

57

  

input/output yang menggunakan disk magnetik

input/output yang menggunakan drum magnetik

input/output yang menggunakan penyimpanan akses langsung

input/output yang menggunakan pita kertas berlubang

input yang secara manual dimasukkan dari keyboard

output yang ditampilkan pada terminal

operasi manual

transmisi data melalui channel komunikasi, seperti telepon

penyimpanan yang tidak bisa diakses langsung oleh komputer

2.1.8.2 Software Tools

1. PHP (Personal Home Page)

PHP merupakan gabungan dari beberapa fitur-fitur terbaik

dari bahasa pemrograman yang modern untuk membuat sesuatu

yang unik dan pendekatan untuk membuat web aplikasi yang baru.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

58

  

PHP adalah singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor,

merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server

dan diproses di server dan kemudian hasilnya dikirim ke klien,

tempat pemakai browser. PHP dirancang untuk membentuk web

dinamis, artinya dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan

permintaan terkini. (Kadir, 2002, p1)

Keunggulan dari PHP:

• Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah script yang tidak

melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.

• Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana –

mana dari mulai apache, IIS, lightpd, hingga Xitami dengan

konfigurasi yang relatif mudah.

• Dalam sisi pengembangan lebih mudah karena banyaknya milis-

milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.

• PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai

mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan

secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan

perintah - perintah sistem.

2. DBMS (Database Management System) Tools

• MySQL

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

59

  

Menurut Maslakowski (2000, p10), MySQL merupakan

sebuah relasi manajemen basis data yang open source, enterprise-

level, dan multithread.

MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem

manajemen basis data relasional (RDBMS) yang didistribusikan

secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License).

Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL,

namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh

dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL

sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam

basis data yang telah ada sebelumnya; SQL (Structured Query

Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basis data,

terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang

memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah

secara otomatis.

Kehandalan suatu sistem basis data (DBMS) dapat

diketahui dari cara kerja pengoptimasi-nya dalam melakukan

proses perintah-perintah SQL yang dibuat oleh pengguna maupun

program-program aplikasi yang memanfaatkannya. Sebagai alat

bantu basis data, MySQL mendukung operasi basis data

transaksional maupun operasi basis data non-transaksional. Pada

modus operasi non-transaksional, MySQL dapat dikatakan unggul

dalam hal kinerja dibandingkan perangkat lunak basis data

kompetitor lainnya. Namun demikian pada modus non-

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

60

  

transaksional tidak ada jaminan atas reliabilitas terhadap data yang

tersimpan, karenanya modus non-transaksional hanya cocok untuk

jenis aplikasi yang tidak membutuhkan reliabilitas data seperti

aplikasi blogging berbasis web (wordpress), CMS, dan sejenisnya.

Untuk kebutuhan sistem yang ditujukan untuk bisnis sangat

disarankan untuk menggunakan modus basis data transaksional,

hanya saja sebagai konsekuensinya kinerja MySQL pada modus

transaksional tidak secepat kinerja pada modus non-transaksional.

2.2 Pendekatan Sistem Berbasis Web

2.2.1 Internet

Internet adalah jaringan yang menghubungkan secara bersama-sama

jaringan komputer yang berada di seluruh dunia (Eaglestone dan Ridley, 2001,

p20)

Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang

mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk

sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global)

dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan

lainnya.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

61

  

Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan ini digunakan

protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas

memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP

(Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke

komputer lain. TCP/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi

data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat digunakan, mengatur

dan mengirimkan paket-paket pengiriman data.

Dengan memanfaatkan internet, pemakaian komputer di seluruh dunia

dimungkinkan untuk saling berkomunikasi dan pemakaian bersama informasi

dengan cara saling kirim e-mail, menghubungkan ke komputer lain, mengirim

dan menerima file, membahas topik tertentu pada newsgroup dan lain-lain.

2.2.2 Web

World Wide Web (“WWW”, atau singkatnya “Web”) adalah sistem

berbasis hypermedia yang menyediakan layanan browsing informasi di

internet dengan menggunakan hyperlink yang tidak berurutan. (Conolly dan

Begg, 2005, p998)

Web adalah aplikasi internet yang memampukan sejumlah besar

informasi dan jasa disimpan dan diakses melalui internet (Eaglestone dan

Ridley, 2001, p20)

Hypertext dilihat dengan sebuah program bernama penjelajah web

yang mengambil informasi (disebut “dokumen” atau “halaman web”) dari

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

62

  

server web dan menampilkannya, biasanya di sebuah tampilan komputer.

Halaman web biasanya diatur dalam koleksi material yang berkaitan yang

disebut situs web.

2.2.3 Intranet

Intranet adalah sebuah jaringan privat (private network) yang

menggunakan protokol-protokol internet (TCP/IP), untuk membagi informasi

rahasia perusahaan atau operasi dalam perusahaan tersebut kepada

karyawannya. Terkadang istilah intranet hanya merujuk kepada layanan yang

terlihat, yakni situs web internal perusahaan. Untuk membangun sebuah

intranet, maka sebuah jaringan haruslah memiliki beberapa komponen yang

membangun internet, yakni protokol internet (Protokol TCP/IP, alamat IP, dan

protokol lainnya), klien dan juga server. Protokol HTTP dan beberapa

protokol internet lainnya (FTP, POP3, atau SMTP) umumnya merupakan

komponen protokol yang sering digunakan.

Intranet sebagai pendatang baru mengandalkan biaya yang murah,

fleksibilitas, open standard, dan banyaknya vendor yang bergabung dalam

meningkatkan kemampuan intranet serta jaminan perkembangan teknologi

yang makin meningkat kemampuannya.

Intranet digunakan untuk membantu alat dan aplikasi, misalnya

kolaborasi dalam kerja sama (untuk memfasilitasi bekerja dalam kelompok

dan telekonferensi) atau direktori perusahaan yang sudah canggih, penjualan

dan alat manajemen hubungan dengan pelanggan, manajemen proyek dan

sebagainya, untuk memajukan produktivitas.

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

63

  

Intranet juga digunakan sebagai budaya perusahaan perubahan

platform. Sebagai contoh, sejumlah besar karyawan membahas isu-isu penting

dalam aplikasi forum intranet dapat menyebabkan ide-ide baru dalam

manajemen, produktivitas, kualitas, dan isu-isu perusahaan lainnya.

Dalam intranet yang besar, lalu lintas situs web seringkali sama

dengan lalu lintas situs web publik dan dapat dipahami dengan lebih baik

dengan menggunakan software web metrik untuk melacak aktivitas secara

keseluruhan. Survei pengguna juga meningkatkan efektivitas situs intranet.

Bisnis yang lebih besar memungkinkan pengguna dalam intranet mereka

untuk mengakses internet publik melalui server firewall. Mereka memiliki

kemampuan menangani pesan yang datang dan pergi serta menjaga keamanan

yang utuh.

2.3 Pemahaman Objek Studi

2.3.1 Kepegawaian

Sistem kepegawaian adalah suatu sistem atau cara pengelolaan dalam

bidang kepegawaian menyangkut semua aspek yang ada dalam sistem

kepegawaian mulai dari cara penerimaan, pengangkatan, kenaikan golongan,

penggajian pegawai dan sebagainya. (Wursanto, 1987, p34)

2.3.2 Pegawai

Pegawai adalah tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohanian

(mental dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan sebagai modal pokok dalam

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

64

  

suatu organisasi dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu

(organisasi). (Widjaja, 1995, p113)

2.3.3 Klasifikasi Jabatan

Klasifikasi jabatan adalah suatu kegiatan penggolongan jabatan-jabatan

berdasarkan macam tugas yang dilakukan berikut cara-cara yang diperlukan

untuk memangku jabatan tersebut atau suatu kegiatan penyusunan secara

teratur dari jabatan-jabatan dalam beberapa golongan atau tingkatan untuk

dapat diketahui derajat tiap-tiap jabatan.

2.3.4 Jabatan Fungsional

Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung

jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan

organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan

atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Dalam rangka mencapai

tujuan nasional, dibutuhkan adanya Pegawai Negeri Sipil dengan mutu

profesionalisme yang memadai, berdaya guna dan berhasil guna didalam

melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Pegawai Negeri

Sipil perlu dibina dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem karier dan sistem

prestasi kerja.

Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak

tercantum dalam struktur organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-

tugas pokok dalam organisasi Pemerintah. Jabatan fungsional Pegawai Negeri

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

65

  

Sipil terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional

keterampilan.

Jabatan fungsional keahlian adalah kedudukan yang menunjukkan tugas

yang dilandasi oleh pengetahuan, metodologi dan teknis analisis yang

didasarkan atas disiplin ilmu yang bersangkutan dan/atau berdasarkan

sertifikasi yang setara dengan keahlian dan ditetapkan berdasarkan akreditasi

tertentu. Sedangkan jabatan fungsional keterampilan adalah kedudukan yang

mengunjukkan tugas yang mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu

serta dilandasi kewenangan penanganan berdasarkan sertifikasi yang

ditentukan.

2.3.5 Jabatan Fungsional Pranata Komputer

Pranata Komputer adalah Pegawai negeri sipil yang diberi tugas,

wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang

berwenang untuk melakukan kegiatan sistem informasi berbasis komputer.

2.3.6 Angka Kredit

Angka Kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian

atas prestasi yang telah dicapai oleh seorang pejabat fungsional dalam

mengerjakan butir rincian kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat

untuk pengangkatan dan kenaikan jabatan/ pangkat dalam jabatan fungsional.

2.3.7 Kenaikan Pangkat

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00151...10 2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data Database Management System (DBMS) adalah

66

  

Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan

fungsional tertentu dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih

tinggi apabila:

1) Sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat terakhir;

2) Telah memenuhi angka kredit yang ditentukan;

3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 sekurang-kurangnya bernilai

baik dalam 2 tahun terakhir.

Pejabat harus mengumpulkan berkas-berkas untuk memenuhi angka

kredit tertentu yang telah ditetapkan, yang kemudian akan dinilai oleh tim

penilai, sehingga bisa ditentukan bisa atau tidaknya seorang pejabat tersebut

naik pangkat.

2.3.8 Tim Penilai Angka Kredit

Tim Penilai angka kredit adalah Tim Penilai yang dibentuk dan

ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk membantu dalam penetapan

angka kredit Pranata Komputer.