BAB 2 LANDASAN TEORI 2... · 2019. 11. 21. · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pada...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2... · 2019. 11. 21. · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pada...
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada penelitian yang berjudul Analisa dan Perancangan Sistem Informasi
Pengelolaan Data Sensor Alat Irigasi AiRi di PT. Merapi Tani Instrument, penulis
melakukan studi literatur beberapa tinjauan sumber pustaka. Berikut adalah beberapa
sumber pustaka yang digunakan sebagai referensi dan beberapa penelitian
sebelumnya yang berhubungan.
Ludy Septian Maulana, dkk (2017) melakukan penelitian yang berjudul
“Änalisa Dan Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Data Karyawan di CV.
Kabita Informatika”. Masalah yang terjadi pada perusahaan subjek penelitian ini
adalah pengelolaan data karyawan yang berkaitan dengan perekrutan karyawan baru,
pencatatan kehadiran dan penggajian karyawannya masih dilakukan secara manual,
sehingga sering terjadi kesalahan dalam proses perekrutan, perekapan kehadiran dan
penghitungan gaji karyawan. Maka dari itu, dilakukan perancangan sebuah sistem
informasi yang dapat mempermudah dalam pengelolaan data karyawan. Dari
penelitian ini, solusi yang ditawarkan dapat mempermudah kegiatan pengelolaan
data karyawan, terutama perekrutan, kehadiran dan pembayaran gaji.
Selanjutnya Risa (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Perjalanan Dinas” menghasilkan sebuah
rancangan sistem yang dapat memberikan kemudahan pada Kepala Urusan Tata
Usaha dan Kepegawaian yang berwenang dalam mengolah data tersebut,
mempermudah dalam proses pencarian dan penyimpanan data SPPD ke dalam
database dan data yang sudah tersedia dapat diolah dengan baik.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Usman (2018) dengan judul “Perancangan
Sistem Informasi Pengolahan Data Belanja Langsung Berbasis Website”. Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Batu saat ini masih menggunakan sistem yang
manual. Untuk setiap SKPD harus mengumpulkan data mengenai progressnya
masing-masing kepada bagian monitoring yang nantinya akan dilakukan
pemantauan. Sehingga, dalam proses input data dilakukan secara berulang untuk
mengetahui sejauh mana progress yang telah dilakukan oleh setiap SKPD Kota Batu.
Selanjutnya dibuat rancangan sistem informasi berbais web yang mampu
8
menampilkan data progress setiap SKPD dalam bentuk progress bar. Sistem
informasi ini berguna dan mempermudah SKPD kota Batu dalam mengolah data
belanja.
Dari beberapa penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
informasi pada perusahaan atau organisasi sangat dibutuhkan khususnya untuk
mempermudah pengelolaan data yang ada pada organisasi atau perusahaan tersebut.
Dengan adanya sistem informasi pengelolaan data, proses pengelolaan data dapat
berlangsung lebih efektif dan efisien serta mengurasi risiko kesalahan dalam
pengelolaan data.
2.2 Sistem Informasi
2.2.1 Pengertian Sistem
Menurut Tyoso (2016) sistem merupakan kumpulan dari komponen-
komponen yang membentuk suatu kesatuan. Selanjutnya sistem juga berarti
kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu
dan lainnya (Swastika dan Putra, 2016). Menurut Romney dan Steinbart (2015)
sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Dari berbagai
pengertian sistem menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu
kumpulan atau himpunan dari variabel-variabel yang saling berkaitan, saling
terorganisasi dan bergantung. Sistem adalah sekelompok komponen yang saling
berhubungan, dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama menuju tujuan tertentu
dengan menerima input serta menghasilkan output yang merupakan fungsi dasar
dalam proses transformasi yang teratur. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem
yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar. Sistem mempunyai tiga
fungsi dasar, yaitu:
Input yaitu melibatkan pengambilan dan pemasangan berbagai elemen yang
masuk ke sistem untuk di proses.
Process yaitu proses transformasi yang mengubah input ke output.
Output yaitu perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses
transformasi ke tujuan akhirnya.
9
2.2.2 Karakteristik dan Tujuan Sistem
Muslihudin dan Oktafianto (2016) menyatakan bahwa sistem mempunyai
karakteristik tertentu yaitu:
1. Komponen sistem yaitu suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang
saling berkaitan dan bervariasi yang bersama-sama mencapai beberapa
sasaran.
2. Batasan sistem (Boundary) yaitu daerah yang membatasi antara sistem yang
satu dengan sistem yang lainnya
3. Lingkungan luar sistem (Environment) adalah apapun di luar dari batasan
sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface) merupakan suatu media (penghubung) antara
satu subsistem dengan subsistem lainnya yang membentuk satu kesatuan,
sehingga sumber-sumber daya mengalir dari subsistem yang satu ke
subsistem lainnya. Dengan kata lain, melalui penghubung, output dari
subsistem akan menjadi input bagi subsistem lainnya.
5. Masukan Sistem (Input) adalah energi atau sesuatu yang dimasukan kedalam
suatu sistem yang dapat berupa masukan yaitu energi yang dimasukan supaya
sistem dapat beroperasi atau masukan sinyal yang merupakan energi yang
diproses untuk menghasilkan suatu luaran.
6. Luaran (Output) merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklarifikasikan
menjadi luaran yang berguna, juga merupakan luaran atau tujuan akhir dari
sistem.
7. Pengolahan (Process) merupakan suatu sistem mempunyai bagian pengolah
yang akan mengubah input menjadi output.
8. Sasaran (Objective) merupakan sasaran dari sistem menentukan sekali
masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan.
Menurut Mahatmyo (2014), tujuan sistem adalah untuk menghubungkan
berbagai bagian dari sistem tersebut. Meskipun tiap bagian berfungsi secara
independen tetapi semua bagian tersebut melakukan tujuan yang sama.
10
2.2.3 Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan
dan manfaat (Krismiaji, 2015). Selanjutnya menurut Romney dan Steinbart (2015),
informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan
memperbaiki proses pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Pratama (2014)
sistem informasi merupakan gabungan dari empat bagian utama keempat bagian
utama tersebut mencakup perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware),
infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) yang terlatih. Menurut Tantra dalam
Maulana dan Purwaningtias (2016) sistem informasi adalah cara yang terorganisir
untuk mengumpulkan, memasukkan dan memproses data dan menyimpannya,
mengelola mengontrol dan melaporkannya sehingga dapat mendukung perusahaan,
atau organisasi untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah data yang sudah diolah agar dapat berkontribusi dalam pengambilan
keputusan bagi user.
2.2.4 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Hutahaean (2015), sistem informasi adalah suatu sistem didalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.
Sistem informasi adalah cara-cara yang terorganisasi untuk mengumpulkan,
memasukkan, dan mengolah serta menyimpan data untuk menyimpan, mengelola,
mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah
organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Krismiaji, 2015).
Selanjutnya menurut Laudon (2014), sistem informasi secara teknis sebagai suatu
rangkaian yang komponen-komponennya saling terkait yang mengumpulkan (dan
mengambil kembali), memproses, 9 menyimpan dan mendistribusikan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan dan mengendalikan perusahaan. Orang
tergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan
menggunakan berbagai jenis alat fisik, perintah dan prosedur pemrosesan informasi,
saluran telekomunikasi atau jaringan, dan data yang disimpan atau sumber daya data.
11
2.3 Waterfall
Menurut Pressman (2015:42) model waterfall adalah model klasik yang
bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama model ini
sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering juga disebut dengan
“Classic Life Cycle” atau metode waterfall. model ini termasuk ke dalam model
generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston
Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model
yang paling banyak dipakai dalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan
pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan waterfall karena tahap
demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan
berurutan.
Fase-fase dalam Waterfall Model menurut referensi Pressman:
Gambar 2. 1 Waterfall Pressman (Pressman, 2015:42)
a. Communication (Project Initiation & Requirements Gathering)
Sebelum memulai pekerjaan yang bersifat teknis, sangat diperlukan
adanya komunikasi dengan customer demi memahami dan mencapai
tujuan yang ingin dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah
inisialisasi proyek, seperti menganalisis permasalahan yang dihadapi dan
mengumpulkan data-data yang diperlukan, serta membantu
mendefinisikan fitur dan fungsi software. Pengumpulan data-data
tambahan bisa juga diambil dari jurnal, artikel, dan internet.
b. Planning (Estimating, Scheduling, Tracking)
Tahap berikutnya adalah tahapan perencanaan yang menjelaskan tentang
estimasi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko-resiko yang dapat
terjadi, sumber daya yang diperlukan dalam membuat sistem, produk
12
kerja yang ingin dihasilkan, penjadwalan kerja yang akan dilaksanakan,
dan tracking proses pengerjaan sistem.
c. Modeling (Analysis & Design)
Tahapan ini adalah tahap perancangan dan permodelan arsitektur sistem
yang berfokus pada perancangan struktur data, arsitektur software,
tampilan interface, dan algoritma program. Tujuannya untuk lebih
memahami gambaran besar dari apa yang akan dikerjakan.
d. Construction (Code & Test)
Tahapan Construction ini merupakan proses penerjemahan bentuk desain
menjadi kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin. Setelah
pengkodean selesai, dilakukan pengujian terhadap sistem dan juga kode
yang sudah dibuat. Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang
mungkin terjadi untuk nantinya diperbaiki.
e. Deployment (Delivery, Support, Feedback)
Tahapan Deployment merupakan tahapan implementasi software ke
customer, pemeliharaan software secara berkala, perbaikan software,
evaluasi software, dan pengembangan software berdasarkan umpan balik
yang diberikan agar sistem dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai
dengan fungsinya. (Pressman, 2015:17)
2.3.1 Kebutuhan System
Semua persyaratan yang mungkin dari sistem yang akan dikembangkan
ditangkap dalam fase ini dan didokumentasikan dalam dokumen spesifikasi
kebutuhan. Pada kasus dalam skripsi ini, pengumpulan kebutuhan sistem yang
digunakan untuk mendukung proses ini adalah wawancara dan observasi.
2.3.2 Analisa Sistem
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Menurut Abdul Kadir
(2014), analisa sistem adalah proses untuk menentukan hal-hal detail tentang yang
akan dikerjakan oleh sistem yang diusulkan (dan bukan bagaimana caranya).
Tahapan analisa sistem dilakukan untuk mengembangkan sistem yang sudah ada
atau mengatasi masalah-masalah yang belum tertangani.
13
Dari kedua pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa analisa sistem
adalah aktivitas penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-
bagian komponennya yang nanti akan membuat orang-orang mengerti, dan
memahami tujuan dari sistem baru tersebut.
14
2.4 UML (Unified Modeling Language)
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:46), Unified Modeling Language
(UML) adalah sebuah standard metode yang digunakan untuk menggambarkan dan
menjelaskan sebuah sistem perangkat lunak berdasarkan objek-objek dan notasi yang
telah ditentukan oleh Object Management Group (OMG), sebuah organisasi standar
untuk pengembangan sistem.
Sedangkan menurut Windu Gata, Grace (2013:4), Unified Modeling
Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar yang dipergunakan untuk
mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun perangkat lunak. UML
merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan juga
merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem. UML dapat didefinisikan
sebagai teknik pemodelan yang memungkinkan software engineer untuk
menghasilkan spesifikasi model, visualisasi, dan dokumentasi sistem software
termasuk struktur dan desain software dengan cara yang mampu memenuhi
requirements yang baik seperti scalability, robustness, extensibility, dan lain-lain.
Beberapa kelebihan penggunaan UML diantaranya: korelasi yang kuat
dengan teknik object-oriented programming, banyaknya tools yang dapat membantu
pembuatan / modifikasi UML, methodology-independent, dan lain-lain. Dalam
standar UML, pemodelan dilakukan dengan penggambaran sebuah diagram.
Terdapat berbagai macam diagram UML yang dapat digunakan sesuai kebutuhan.
2.4.1 Use Case Diagram
Menurut Rosa dan Shalahudin (2014), Use Case diagram merupakan
pemodelan untuk behavior sistem informasi yang akan dibuat. Use Case digunakan
untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan
siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu. Use Case mendeskripsikan
sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan
dibuat. Syarat penamaan pada Use Case adalah nama didefinisikan sesimpel
mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada Use Case yaitu:
a. Aktor merupakan orang, proses atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat
itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor
belum tentu merupakan orang.
15
b. Use Case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit
yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor.
Berikut adalah simbol-simbol yang terdapat pada Use Case diagram (Rosa
dan Shalahuddin, 2014):
Tabel 2. 1 Use Case Diagram
Simbol Deskripsi
Use Case
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit
yang saling bertukar pesan antar unit atau Aktor; biasanya
dinyatakan dengan menggunakan kata kerja diawal frase
nama Use Case
Aktor / actor
Nama actor
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi
yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari
Aktor adalah gambar orang, tapi belum tentu merupakan
orang; biasanya dinyatakan menggunakan kata benda
diawal frase nama actor
Asosiasi / association
Komunikasi antara aktor dan Use Case yang berpartisipasi
pada Use Case atau Use Case memiliki interaksi dengan
actor
Ekstensi / extend
<<extend>>
Relasi Use Case tambahan ke sebuah Use Case dimana
Use Case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau
tanpa Use Case tambahan itu; mirip dengan prinsip
inheritance pada pemrograman berorientasi objek; biasanya
Use Case tambahan memiliki nama depan yang sama
dengan Use Case yang ditambahkan, misal
<<extend>>
<<extend>>
Nama use case
Nama use case
Validasi sidik jarai
Validasi sidik jarai
Validasi username
Validasi username
Validasi user
Validasi user
16
Arah panah mengarah pada Use Case yang ditambahkan;
biasanya Use Case yang menjadi extend-nya
merupakan jenis yang sama dengan Use Case yang
menjadi induknya
Generalisasi/ generalization
Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus)
antara dua buah Use Case dimana fungsi yang satu adalah
fungsi yang lebih umum dari lainnya, misalnya :
Arah panah mengarah pada Use Case yang menjadi
generalisasinya (umum)
Menggunakan / include / uses
<<include>>
<<uses>>
Relasi Use Case tambahan ke sebuah Use Case dimana
Use Case yang ditambahkan memerlukan Use Case ini
untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat
dijalankan Use Case ini
Ada dua sudut pandang yang cukup besar mengenai include
di Use Case :
Include berarti Use Case yang ditambahkan akan
selalu dipanggil saat Use Case tambahan
dijalankan,
Misal pada kasus berikut :
<<include>>
Include berarti Use Case yang tambahan akan
selalu melakukan pengecekan apakah Use Case
Ubah data
Ubah data
Mengelola data
Mengelola data
Hapus data
Hapus data
Validasi username
Validasi username
login
login
17
a. Use Case Description Diagram
Use Case Description menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh sistem
untuk menghasilkan suatu output. Setiap Use Case mendeskripsikan bagaimana
event trigger dapat memicu sistem dan user untuk melakukan suatu aktivitas. Di
mana ketika terdapat suatu event maka sistem ataupun user merespon aktivitas
tersebut dan ketika tidak terjadi event sistem dan user tidak akan melakukan
suatu kegiatan (Dennis, Wixom, & Roth, 2015).
2.4.2 Activity Diagram
Menurut Rosa dan Salahuddin (2015) activity diagram menggambarkan
workflow atau aliran kerja dari sebuah sistem atau proses bisnis yang ada pada
perangkat lunak. Perlu diperhatikan bahwa diagram aktivitas menggambarkan
aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan
oleh sistem. Di bawah ini adalah penjelasan simbol dalam activity diagram.
yang ditambahkan telah dijalankan sebelum Use
Case tambahan dijalankan, misal pada kasus :
<<include>>
Kedua interprestasi diatas dapat dianut salah satu atau
keduanya tergantung pada pertimbangan dan interprestasi
yang dibutuhkan.
Validasi user
Validasi user
Ubah data
Ubah data
18
Tabel 2. 2 Activity Diagram Symbols
Simbol Deskripsi
Status awal
Status awal aktivitas sistem, sebuah
diagram aktivitas memiliki sebuah status
awal
Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas
biasanya diawali dengan kata kerja
Percabangan / decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada
pilihan aktivitas lebih dari satu
Penggabungan / join
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari
satu aktivitas digabungkan menjadi satu
Status akhir
Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah
diagram aktivitas memiliki sebuah status
akhir
Swimlane
Atau
Memisahkan organisasi bisnis yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang
terjadi
aktivitas
aktivitas
Nama swimlane
Nama swimlane
Nama swimlane Nama swimlane
19
2.4.3 Class Diagram
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2015) class diagram menggambarkan
struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk
membangun sistem. Class memiliki atribut dan operasi. Atribut merupakan variable-
variabel yang dimiliki oleh suatu class sedangkan operasi adalah fungsi yang dimiliki
oleh suatu class. Berikut adalah simbol-simbol dalam class diagram:
Tabel 2. 3 Class Diagram
Simbol Deskripsi
Kelas
Nama_kelas
+ atribut
- Operasi
Kelas pada struktur system
Antarmuka / interface
Nama_interface
Sama dengan konsep interface dalam
pemrograman berorientasi objek
Asosiasi / association
Relasi antarkelas dengan makna
umum, asosiasi biasanya juga disertai
dengan multiplicity
Asosiasi berarah / directed association
Relasi antarkelas dengan makna kelas
yang satu digunakan oleh kelas yang
lain, asosiasi biasanya juga disertai
dengan multiplicity
Generalisasi
Relasi antarkelas dengan makna
generalisasi-speasialisasi (umum –
khusus)
20
Kebergantungan / dependency
Kebergantungan antar kelas
Agregasi / aggregation Relasi antarkelas dengan makna
semua-bagian (whole – part)
Sumber : Rosa dan Salahuddin (2015)
2.4.4 Sequence Diagram
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012, hal. 126), system sequence
diagram yang digunakan untuk menggambarkan aliran informasi ke dalam dan
keluar sistem secara otomatis. Aliran informasi yang terjadi dalam suatu transaksi
atau kegiatan dapat terjadi melalui pengiriman pesan dari aktor ke objek ataupun
sebaliknya. System sequence diagram mendokumentasikan input, output, dan
mengidentifikasi interaksi antara actor dan sistem. System sequence diagram
merupakan jenis diagram interaksi.
Gambar 2.1 Contoh system sequence diagram sederhana. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012, hal. 127)
21
2.5 Data
2.5.1 Pengertian Data
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), “Data adalah bukti yang
ditemukan dari hasil penelitian yang dapat dijadikan dasar kajian atau pendapat”.
Selanjutnya data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan
simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti
pada suatu konteks tertentu.
2.5.2 Data Sensor
Data sensor irigasi adalah data yang digunakan guna menganalisa kondisi
lingkungan di sekitar tanaman. Setiap sensor berguna untuk mencatat kondisi
terhadap keadaan tertentu sesuai kegunaan sensor masing-masing, misalnya
kelembaban, suhu, dan lain-lain. Beberapa data akan mempengaruhi irigasi itu
sendiri. Data klimatologi merupakan data-data dasar yang diperlukan untuk
menentukan kebutuhan pokok tanaman akan air yang didasarkan pada keadaan pola
tanam yang ada. Data klimatologi yang dibutuhkan diantaranya curah hujan (r),
temperatur/suhu udara (t), kelembaban udara (Rh), penyinaran matahari (n) dan
kecepatan angin (u). Suhu mempengaruhi curah hujan, laju evaporasi dan transpirasi.
Selain itu, data pencatatan curah hujan juga hal yang penting dalam proses
irigasi. Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat, maka untuk kawasan
yang luas, satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan curah hujan wilayah
tersebut.
2.6 Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi
untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi air
bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.. (Direktorat Irigasi Pertanian,2016).
Irigasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu cara pemberian air, baik secara alamiah
ataupun buatan kepada tanah dengan tujuan untuk memberi kelembapan yang
berguna bagi pertumbuhan tanaman. Maksud dari irigasi, yaitu untuk mencukupi
22
kebutuhan air bagi keperluan pertanian, seperti membasahi tanah, merabuk,
mengatur suhu tanah, menghindarkan gangguan hama dalam tanah dan sebagainya.
Dalam perencanaan pendahuluan suatu sistem irigasi hal pertama yang perlu
dikerjakan adalah analisis hidrologi termasuk mengenai kebutuhan air. Perkiraan
banyaknya air untuk irigasi didasarkan pada faktor-faktor seperti jenis tanaman, cara
pemberian air, banyaknya curah hujan, jenis tanah dan keadaan iklim.
2.7 Basis Data
Menurut Indrajani (2015), basis data adalah kumpulan data yang saling
berhubungan secara logis dan didesain untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
oleh suatu organisasi. Sistem informasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan
akan basis data. Basis data memiliki entitas, atribut dan relasi. Entitas adalah objek
yang berbeda yang terdapat pada basis data. Atribut adalah properti yang
menjelaskan beberapa aspek dari sebuah objek dan relasi adalah hubungan antara
satu entitas dengan entitas lainnya. Basis data memiliki struktur yang digunakan
untuk mengorganisasikan elemen-elemen dari basis data.
Menurut Mulyani (2016) ada tiga struktur basis data atau database yang
sering digunakan yaitu:
1. Hierarchical Database Structures merupakan database yang menggunakan
metode parent-children dimana setiap satu parent mempunyai beberapa
children, sebagai contoh sebuah organisasi yang mempunyai beberapa divisi.
Basis data ini dibentuk dengan data group, sub-group dan terus kebawah.
2. Network Database Structure merupakan struktur basis daya yang
dikembangkan untuk mengambil data pada record tertentu dari sekian banyak
data. Dengan menggunakan struktur basis data ini, sistem bisa langsung
menunjuk pada record tertentu.
3. Relational Database Structure merupakan struktur yang menutup kelemahan
dari dua struktur sebelumnya. Struktur ini tidak menggunakan pointer
ataupun alamat untuk menunjuk data pada record tertentu, melainkan dengan
menggunakan relasi yang implisit antara tabel.
Tujuan basis data bagi organisasi atau perusahaan adalah untuk mencapai
efisiensi. Database adalah salah satu komponen utama dalam sistem informasi dan
tidak ada sistem informasi yang dapat dijalankan tanpa adanya database. Sehingga
23
untuk meningkatkan kinerja perusahaan menggunakan sistem berbasis web dan
mobile maka database adalah hal yang diperlukan.
2.8 Kerangka Berpikir
Melihat kelemahan sistem manual dalam proses kegiatan pengelolaan data
sensor alat irigasi AiRi di PT. Merapi Tani Instrumen, maka dibutuhkan analisa dan
perancangan pengembangan sistem pengelolaan data sensor alat irigasi AiRi berbasis
aplikasi web dan aplikasi mobile guna memberikan solusi bagi permasalahan yang
terjadi. Metode yang digunakan untuk melakukan analisa dan perancangan terhadap
permasalahan adalah metode SDLC waterfall. Analisa dan perancangan dilakukan
dengan melihat permasalahan yang terjadi, selanjutnya dilakukan analisa sistem
berjalan dan melakukan analisa dan perancangan sistem usulan pengelolaan data
sensor alat irigasi AiRi di PT. Merapi Tani Instrumen. Berikut adalah kerangka
berpikir penelitian pada
Permasalahan yang dialami:
Pengelolaan data sensor alat irigasi
AiRi di PT. Mertani masih
dilakukan secara manual
Analisa Sistem
Berjalan
Data :
- Studi Pustaka
- Wawancara
- Observasi
Pemodelan :
Activity Diagram
Use Case Diagram
Class Diagram
Data Dictionary
Analisa Sistem
Usulan
Proses Pemecahan
Masalah
Pengembangan
Sistem :
Metode SDLC
Waterfall
Hasil/Solusi
Hasil :
Rancangan
Sistem
Gambar 2. 3
Kerangka Berpikir