BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran...

30
25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan dalam suatu daftar kriteria (Palmius,2007), yang dimaksud adalah bahwa dalam pengukuran diperlukan tindakan observasi terhadap objek yang berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. kriteria atau parameter pengukuran merupakan alat bantu yang menjadi hal utama yang harus ditentukan sebelum pengukuran dilakukan. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Menurut (B Simamora, 2003), kinerja dapat diartikan sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya. Walaupun sudah banyak penelitian yang dilakukan mengenai pengukuran kinerja, namun definisi pengukuran kinerja masih menjadi perdebatan (Wu D. 2009). Definisi pengukuran kinerja yang paling banyak dikutip adalah definisi menurut Neely et al yang menyatakan pengukuran kinerja sebagai proses mengukur efisiensi dan efektivitas tindakan masa lalu (Neely, Adams, & Kennerley, 2002). Pengukuran kinerja merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mencapai hasil yang baik dalam suatu organisasi baik secara individu maupun secara tim sehingga kinerja dapat dipahami dan dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan, standard dan kompetensi perusahaan (Striteska, 2012). Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

25

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengukuran Kinerja

Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan

sebuah fenomena, yang diformulasikan dalam suatu daftar kriteria

(Palmius,2007), yang dimaksud adalah bahwa dalam pengukuran diperlukan

tindakan observasi terhadap objek yang berdasarkan kriteria yang telah ditentukan

sebelumnya. kriteria atau parameter pengukuran merupakan alat bantu

yang menjadi hal utama yang harus ditentukan sebelum pengukuran

dilakukan. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu

perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang

ditetapkan. Menurut (B Simamora, 2003), kinerja dapat diartikan sebagai ukuran

keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya. Walaupun sudah banyak

penelitian yang dilakukan mengenai pengukuran kinerja, namun definisi

pengukuran kinerja masih menjadi perdebatan (Wu D. 2009). Definisi pengukuran

kinerja yang paling banyak dikutip adalah definisi menurut Neely et al yang

menyatakan pengukuran kinerja sebagai proses mengukur efisiensi dan efektivitas

tindakan masa lalu (Neely, Adams, & Kennerley, 2002). Pengukuran kinerja

merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mencapai hasil yang baik

dalam suatu organisasi baik secara individu maupun secara tim sehingga kinerja

dapat dipahami dan dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan, standard dan

kompetensi perusahaan (Striteska, 2012).

Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan

menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

26

disepakati. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan, usaha,

dan kesempatan personel, tim, atau unit organisasi dalam melaksanakan

tugasnya untuk mewujudkan sasaran strategik yangtelah ditetapkan.

Keberhasilan pencapaian strategik yang menjadi basis pengukuran kinerja

perlu ditentukan ukurannya, dan ditentukan inisiatif strategik untuk

mewujudkan sasaran-sasaran tersebut. Sasaran strategik beserta ukurannya

kemudian digunakan untuk menentukan target yang dijadikan basis penilaian

kinerja. Oleh karena itu, pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang

dapat dilakukan terhadap aktivitas dari berbagai rantai nilai yang ada pada

perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan

balik yang akan memberikan informasi tentang pelaksanaan suatu rencana

dimana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan

pengendalian tersebut. Untuk memastikan bahwa sumber (input) sudah

digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan

perusahaan, maka diperlukan pengukuran kinerja manajemen.Menurut Stout

(1993: 33) yang dikutip dari LAN dan BPKP (2000) Menurut Fauzi(1995:207)

“Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau

seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring

dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

diproyeksikan, suatu dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas

manajemen dan semacamnya”.Menurut Mulyadi(2001:337) “Kinerja adalah

keberhasilan personil, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran

strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

27

Dari pengukuran kinerja tersebut dapat diketahui kepuasan yang di dapat

pengguna. ada beberapa metode yang dapat di gunakan dalam mengukura dan

memantau kepuasan pelanggan atau pengguna, menurut Tjiptono dan chandra

(2005) berikut adalah metode nya

1. Sistem keluhan dan saran : setiap oraganisasi yang berorientasi pada

pelanggan perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan

nyaman bagi para pelangganya untuk menyampaikan saran, kritik,

pendapat dan keluhan mereka

2. Ghost shopping : salah satu cara memperoleh gambaran mengenai

kepuasan pengangan adalah memperkejakan beberapa ghost shopper

untuk berperan atau berpura - pura mencjadi pengguna pontensial

produk organisasi internal maupun organisasi lain

3. Lost customer analysis : sedapat mungkin suatu organisasi

menghubungi para pelanggan yang berhenti menggunakan layanan dan

produk mereka atau telah berpindah produsen agar organisasi

memahami mengapa hal tersebut bisa terjadi

4. Survei kepuasan pelanggan: sebagian besar penelitian mengenai

kepuasan menggunakan metode survei. pengukuran kepuasan

konsumen melalui metode ini dapat menggunakan berbagai cara

seperti:

a. Directly reported satisfaction : pengukuran menggunakan item -

item spesifik yang menanyakan langsung tingkat kepuasan yang

dirasakan pelanggan

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

28

b. Deriverd satisfaction : pengukuran ini mengunakan beberapa

pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama seperti

tingkat harapan atau ekspetasi pelanggan terhadap layanan atau

produk, yang kedua adalah persepsi pelanggan terhadap layanan

atau produk yang sudah mereka rasakan

c. Problem analysis : pengukuran ini mengunakan cara dimana

responden mengungkapkan masalah - masalah yang mereka hadapi

berkaitan dengan produk atau layanan dari organisasi dan saran -

saran perbaikan

d. Importance performance analysis : dalam teknik ini responden

diminta untuk menilai kepentingan berbagai atribut relevan dan

tingkat kinerja perusahaan pada masing - masing atribut tersebut

Pada penulisan penelitian ini kita menggunakan metode survei

kepuasan pelanggan dengan cara menyebarkan kuisioner untuk

melihat apakah kinerja sistem ERP (SAP) sudah baik

2.2 Enterprise Resource Planing

Enterprise Resource Planning, adalah sistem informasi yang

diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan

mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan

aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Konsep

ERP sendiri baru dikenalkan pada tahun 1980an, yang merupakan pengembangan

dari konsep MRP II(Manufacturing Resource Planning). Sedangkan MRP II sediri

merupakan evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang

sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

29

manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan (shipping),

invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan

membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi,

manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia

ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah sistem berbasiskan

komputer yang didesain untuk memproses transaksi-transaksi perusahaan

dan memfasilitasi perencanaan yang terintegerasi dan real time, produksi, dan

respon konsumen (O’Leary, 2000).Menurut Hau dan Kuzic (2010) ERP

(Enterprise Resource Planning) adalah multi-modul, solusi aplikasi

pengemasan bisnis yang memungkinkan organisasi untuk mengintegrasikan

proses bisnis dan kinerja perusahaan, pendistribusian data umum,

pengelolaan sumberdaya serta menyediakan akses informasi secara aktual.Sistem

ERP(Enterprise Resource Planning) ini telah menunjukkan penawaran

berupa perbaikan yang signifikan dalam efisiensi, produktivitas, profitabilitas,

kualitas layanan, kepuasan pelangganan, keputusan meminimalisir biaya serta

pembuat keputusan yang efektif

Meurut Danierl E. O’Leary sistem ERP memiliki beberapa Karakteristik

sebagai berikut [WHI-2006]

• Sistem ERP adalah suatu Paket perangkat Lunak yang di desain untuk

lingkunagn pelanggan pengguna server, apakah itu secara tradisional

atau berbasis jaringan.

• Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis

• Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

30

• Sistem ERP menggunakan database perusahaan yang secara tipikal

menyimpan setiap data sekali saja

• Sistem ERP memungkinkan mengakses data seara waktu nyata (real

time)

• Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses

transaksi dan kegiatan perencanaan

• Sistem ERP menunjang sistem multi mata uang dan bahasa yang

sangat diperlukan oleh perusahaan multinasional

• Sistem erp memungkinkan penyesuaian untuk kebutuhan khusus

perusahaan tanpa melakukan pemograman kembali

Menurut Hau dan Kuzic (2010) keuntungan utama penerapan ERP

(Enterprise Resource Planning) adalah sistem ini mengintegrasi divisi

fungsional dan arus informasi kedalamsistem tunggal baik divisi

pemasaran, keuangan, HRD dan produksi. Sistem ERP (Enterprise Resource

Planning)juga memungkinkan hubungan semua proses bisnis dalam

perusahaan mulai dari awal proses perencanaan hingga tahap akhir setelah

penjualan layanan kepada pelanggan. Keefektifan menggunakan ERP

mengintegrasikan informasi yang digunakan dalam berbagai bidang seperi

akutansi, manufaktur, distribusi , dan HRD menjadi sebuah sistemkomputasi

yang berkualitas. Sehingga dipastikan bahwa data yang sama dapat disimpan

dan diunduh oleh karyawan dan manajer dalam setiap tahap proses bisnis yang

ada. Selain itu, ERP memfasilitasi proses otomatisasi yang

dapatberkontribusi dalam meningkatkan efisiensi usaha, peningkatan mutu

dan pengurangan biaya administrasi.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

31

Menurut Turban dan Volonino (2010), keuntungan dalam menerapkan

sistem ERP tersebut dalam perusahaan, adalah ;

1. ERP dapat menciptakan keunggulan perusahaan secara kompetitif.

2. ERP dapat memungkinkan para manajer untuk lebih memahami apa

yang sedang terjadi dalam perusahaan.

3. ERP dapat menyediakan akses informasi, proses bisnis terpadu, dan

platform teknologi modern untuk menjadi dan tetap kompetitif.

4. ERP dapat mendukung semua, atau sebagian, dari fungsi bisnis

perusahaan dan proses bisnis perusahaan.

Menurut ISACA (2001) selain mengintegrasikan kegiatan organisasi,

penerapan sistem ERP memiliki keuntungan lainnya, diantaranya adalah ;

1. ERP dapat menggunakan praktik terbaik yang telah terbukti di dunia

nyata.

2. ERP dapat menggabungkan lebih dari seribu praktik terbaik.

3. ERP dapat memungkinkan standardisasi organisasi.

Menurut Henny dan Hari (2014) ada beberapa ringkasan point-point yang

bisa di gunakan menjadi pedoman pada saat implementasi ERP:

1. ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting

untuk kelangsungan hidup perusahaan . semua orang dan bagian yang

akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan

dukungan

2. ERP ada untuk mendukung proses bisnis dan meningkatkan

produktivitas, bukan sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah

untuk meningkatkan daya saing perusahaan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

32

3. Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP. Jangan

berusahaan membuat sendiri praktek impplementasi ERP. Ada

metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih terjamin

keberhasilannya

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan dalam penerapan ERP,

menurut O’brien (2005, P324) Penyebab kegagalan ERP secara umum yaitu:

1. Kegagalan untuk melibatkan para karyawan yang terkena dampak

dalam tahap perencanaan dan pengembangan serta program

manajemen perubahaan

2. Kegagalan akibat mencoba terlalu banyak hal dengan cara yang terlalu

cepat pada proses konversi

Adapun penyebab lain kegagalan implementasi ERP menurut O’brien

yaitu:

1. Pelatihan yang tidak memadai dalam berbagai tugas pekerjaan baru

yang di butuhkan oleh sistem ERP

2. Kegagalan untuk melakukan konversi data dan pengujian yang cukup

atas data

3. Dalam banyak kasus, kegagalan ERP juga di sebabkan karena

perusahaan atau management IT terlalu mempercayai berbagai

pernyataan yang diberikan para penjual software ERP atau bantuan

dari perusahaan konsultan pretisius yang di kerjakan untuk memimpin

implementasi tersebut

PT HERO saat ini menggunakan SAP. Berikut sedikit sejarah mengenai

SAP. SAP AG adalah perusahaan pembuat software yang mengakomodasi

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

33

kebutuhan (requirement) yang diinginkan dalam ERP. Salah satu software ERP

dari SAP AG yang banyak digunakan adalah SAP R/3.SAP AG merupakan

perusahaan software ERP terkemuka di dunia saat ini. Perusahaan Software yang

berasal dari negeri Jerman ini pertama kali didirikan tahun 1972 oleh 5 orang

mantan karyawan IBM. Visi mereka adalah membangun software aplikasi

standard untuk mengakomodasi proses bisnis secara real time. SAP sendiri

merupakan akronim dari System Analysis and Program Development. Software

akuntansi finansial pertama diselesaikan pada tahun 1973 yang bernama RF

System, yang kemudian bernama R/1 System dan merupakan awal dari R/3 yang

ada sekarang,

Tidak seperti dulu, saat ini monitoring hingga manajemen aktivitas

perusahaan sehari-hari sudah bisa dilakukan secara otomatis dengan

menggunakan sistem SAP. SAP atau juga dikenal dengan System Application and

Product in Data Processing adalah sistem yang digunakan untuk mendukung

kegiatan atau aktivitas yang berjalan dalam suatu organisasi secara otomatis

sehingga efisiensi dan produktivitas bisa meningkat secara efisien. Sistem ini

terdiri dari bermacam-macam modul yang mempunyai tugas masing-masing

sesuai dengan perintah yang diberikan. Semua modul tersebut saling reintegrasi

untuk menyajikan data yang akurat dan langsung kepada pengawasnya

Aplikasi SAP atau IDES adalah software operasional sistem SAP dengan

kompleksitas yang tinggi. Software ini mampu melaksanakan berbagai fungsi

yang berbeda sesuai dengan objektif perusahaan. Software SAP ini terdiri dari

sejumlah program besar dan sub-program. Yang dimaksud dengan Program SAP

adalah sebuah instruksi terstruktur atau kode yang ditulis dalam bahasa

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

34

pemograman khusus SAP atau lebih dikenal adalah ABAP. Bahasa ABAP inilah

yang mengontrol perilaku komputer untuk merekam transaksi bisnis dan

melakukan berbagai fungsi analisis. Ketika program SAP sedang beroperasi, ia

memiliki fungsi tertentu seperti fungsi di bidang finance, procurement, sales

order, warehouse management, dan sebagainya. Perusahaan yang menggunakan

SAP di operasional mereka akan mengambil dan menyimpan database perusahaan

dari segala aspek sesuai dengan fungsi yang mereka gunakan untuk menjadikan

kegiatan operasional mereka sehari-hari lebih efektif antar department.

Ada tiga manfaat dasar yang bisa diperoleh dengan menerapkan SAP

sebagai sistem manajemen perusahaan, yaitu:

1. Meningkatkan kecepatan bisnis perusahaan karena dengan SAP,

respons terhadap perubahan pasar bisa dengan cepat diketahui. Hal

tersebut sangat penting mengingat setiap keputusan penting

membutuhkan data yang akurat sebagai pedomannya.

2. Meningkatkan konsistensi dari setiap aktivitas bisnis yang berjalan.

Sistem SAP dapat memantau apakah SOP sudah dijalankan dengan

baik atau belum. Selain itu, SAP dapat mengurangi kesalahan produksi

dikarenakan Human Error.

3. Meningkatkan kualitas bisnis dengan meningkatkan kualitas informasi

yang di dapatkan dari pasar. SAP mampu menyajikan informasi secara

real-time sehingga keakuratannya tidak diragukan lagi. Di samping itu,

SAP juga menyediakan alat analisis yang bisa digunakan untuk

membaca data yang didapatkan tersebut.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

35

PT HERO Menggunakan Software SAP Is Retail yang berfungsi untuk

mengatur segala kebutuhan yang ada di SSC (HO)

2.3 Balanced Scorecard dan IT Balanced Scorecard

2.3.1 Balanced Scorecard

Balanced Scorecard atau BSC merupakan suatu sistem manajemen strategi

(Strategic Based Responsibility Accounting System) yang menjelaskan mengenai

misi serta strategi dari suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolok

ukur kinerja perusahaan tersebut.

Menurut Brand, KoenI, Boonen, & Harry (2007:16) Balanced Scorecard

merupakan sistem manajemen yang memungkinkan organisasi untuk

mengklarifikasi visi, misi, dan strategi mereka dan menerjemahkannyakedalam

tindakan. Memberikan umpan balik tentang kedua proses bisnis internal dan hasil

eksternal untuk memungkinkan perbaikan berkesinambungan dari hasil kinerja

strategis

Menurut Rangkuti (2011:3) ada perspektif non keuangan yang lebih

penting yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Konsep balance

scorecard sendiri mulai diperkenalkan pada awal tahun 1992 di USA oleh David P

norton dan Robert Kaplan melalui sebuah riset tentang “pengukuran kinerja dalam

organisasi masa depan”. Istilah balance scorecard terdiri dari 2 kata yaitu balanced

yang dapat diartikan dengan kinerja yang diukur secara berimbang dari dus sisi

baik dari sisi keuangan dan non-keuangan, mencangkup jangka pendek dan

jangka panjang serta melibatkan bagian internal dan eksternal, sedangkan

scorecard atau kartu skor adalah sebuah kartu yang digunakan untuk mencatat

skor hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang maupun perencanaan dimasa yang

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

36

akan datang. Dalam pengukuran kinerja diperlukan pengukuran yang koprehensif

yang mencangkup 4 perspektif yaitu : keuangan, konsumen, proses bisnis internal,

dan pembelajaran-pertumbuhan.

Menurut Kaplan dan Norton yang dikutip oleh Amin (2002) Balanced Scorecard

dibagi 4 perspektif :

1. Perspekti keuangan : Mengukur kemampulabaan dan nilai pasar atau

merket value diantara perusahaan-perusahaan lain, sebagai indikator

seberapa baik perusahaan memuaskan pemilik dan pemegang saham.

2. Pespektif pelanggan : mengukur mutu, pelayanan, dan rendahnya biaya

yang dibandingkan dengan perusahaan lainnya, sebagai indikator

seberapa baik perusahaan memuaskan pelanggan.

3. Perspektif proses bisnis internal ( internal business process) :

mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam memproduksi

barang dan jasa.

4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth

perspective): mengukur kemampuan perusahaan untuk

mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya manusia sehingga

tujuan strategik perusahaan dapat tercapai untuk masa sekarang dan

masa yang akan datang.

2.3.2 IT Balanced scorecard

Jika dalam sisi management ada pengukuran kinerja dengan menggunakan

Balance Scorecaard, maka seiring dengan perkembangan teknologi informasi

bahwa perlu dilakukannya sebuah pengukuran kinerja khusunya untuk teknlogoi

informasi. Hal tersebut dilakukan agar teknologi informasi yang digunakan dapat

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

37

di ukur serta di evaluasi berdasarkan hasil pengukuran yang telah

dilakukan.Menurut Arofah, Sholiq, dan Nisafani (2012 : 2) yang dikutip dari Van

Grembergen dan Van Bruggen, mereka mengadopsi Balanced Scorecard(BSC)

yang digunakan oleh bagian teknologi informasi. Mereka mengatakan bahwa

bagian teknologi informasi merupakan penyedia layanan internal, sehingga

perspektif yang digunakan oleh bagian teknologi informasi harus diubah dan

disesuaikan. Hasil adopsi Balanced Scorecard menjadi IT Balanced Scorecard

sebagai berikut :

Gambar 2.1 Relationship Business Balanced Scorecard and IT Balanced

Menurut Van Grembergen (2000), Balanced Scorecards (BSC)

dikemukakan oleh Kaplan dan Norton pada 1992 sebagai alat bantu

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

38

pengukuran performansi yang dapat membantu dalam mengkomunikasikan

strategi organisasi. Menurut mereka, evaluasi sebuah perusahaan seharusnya

tidak terbatas hanya pada evaluasi dari sisi finansial semata, namun

harus dilengkapi dengan pengukuran terkait kepuasan pelanggan, proses

internal, dan kemampuan untuk berinovasi. Dalam pengukuran dengan

balance scorecard, organisasi kemudian perlu mendefinisikan Key

Performance Indicator (KPI) yang akan diukur, dan dilanjutkan dengan

menentukan target dari KPI sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan

Penggunaan IT Balanced Scorecard merupakan salah satu cara yang paling

efektif untuk membantu penyelarasan IT dan bisnis. Tujuannya adalah membuat

sebuah fasilitas bagi pelaporan manajemen, menumbuhkan konsensus diantara

stakeholder kunci mengenai tujuan strategis IT, menunjukkan efektifitas dan nilai

tambah dari IT dan mengkomunikasikan kinerja, resiko dan kemampuan IT

(Grambergen, 2000).

Ada 4 parameter IT balanced scorecard menurut (Grambergen,2000)

konsep Balance Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton dapat

diimplementasikan ke fungsi IT dan proses-prosesnya sehingga timbul konsep

Information Technology Balance Scorecard. Implementasi Balance Scorecard

pada fungsi TI ini menjadi tool yang semakin popular digunakan oleh perusahaan-

perusahaan. IT Balance Scorecard terbagi menjadi empat faktor, yaitu:

1. Kontribusi Perusahaan (Corporate Contribution)

untuk memungkinkan dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan

bisnis melalui penyampaian layanan informasi bernilai tambah secara

efektif.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

39

2. Orientasi Pengguna (User Orientation)

menjadi supplier pilihan untuk semua layanan informasi baik secara

langsung maupun tidak langsung melalui hubungan supplier

3. Penyempurnaan Operasional (Operational Excellent)

memberikan layanan tepat waktu dan efektif pada tingkat dan biaya

layanan yang ditargetkan.

4. Orientasi Masa Depan (Future Orientation)

untuk mengembangkan kemampuan internal untuk terus meningkatkan

kinerja melalui inovasi, pembelajaran, dan pertumbuhan organisasi

pribadi.

Berikut adalah tujuan dari 4 perspektif

1. Perspektif Kontribusi Perusahaan (Corporate Contribution)

adalah untuk mencapai kontribusi bisnis terhadap investasi TI.

Hal-hal yang dibahas dalam kontribusi perusahaan yaitu kontribusi

strategis performance yang sinergis, nilai bisnis dari proyek TI

dan manajemen dari investasi TI-nya. Tolok ukur yang digunakan

berdasarkan standar obyektif yang tersedia atau yang dapat

ditentukan dan kasus yang berasal dari sumber eksternal, (Saull, 2000).

Sasaran pada perspektif kontribusi perusahaan yaitu mengendalikan

biaya TI dari aplikasi TI yang baru dan nilai bisnis dari fungsi

aplikasi TI yang sedang berjalan.

2. Perspektif Orientasi Pengguna (User Orintation) difokuskan

untuk mengevaluasi performance TI dari pandangan pelanggan

dan pengguna internal (Karyawan Perusahaan) hal yang dibahas

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

40

dalam orientasi pengguna yaitu kepuasan pelanggan,

penggabungan TI, atau bisnis, keberhasilan pengembangan dan

tingkat keberhasilan pelayanan Ada tiga fokus yang perlu

diperhatikan yaitu: menjadi penyedia aplikasi pilihan, bekerja

sama dengan pengguna dan menjamin kepuasan pengguna. Hal ini

bertujuan untuk memfokuskan pada pengembangan hubungan bisnis

dan pengimplementasian organisasi TI yang baru beserta proses TI-

nya.

3. Perspektif Keunggulan Operasional (Operational

Execllence)menjelaskan tentang seberapa efektif dan efisien

proses-proses TI dalam perusahaan. Fungsi TI harus memberikan

pelayanan yang berkualitas tinggi kepada pengguna dengan biaya

seminimal mungkin. Keunggulan Operasional memiliki kontribusi

yang penting karena berakibat pada dua hal, yaitu: kualitas produk dan

penekanan biaya TI. Apabila hal diatas kurang diperhatikan maka

akibat yang akan ditimbulkan adalah beban kerja personil TI

akan menjadi tinggi karena prosedur kerja kacau sehingga

mengakibatkan banyak kesalah-pahaman dan pekerjaan ulang.

Adapun faktor yang dibahas dalam Keunggulan Operasional yaitu

proses yang cepat tanggap, pengelolaan jaminan dan perlindungan

serta keamanan.

4. Perspektif Orientasi Masa Depan (Future Orientation)

membahas tentang peningkatan kemampuaan perusahaan,

keefektifan perusahaan manajemen karyawan, perkembangan

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

41

arsitektur perusahaan dan penelitian terhadap teknologi-teknologi

baru yang muncul. Rencana perusahaan dimasa yang akan datang

harus dipersiapkan mulai dari sekarang. Perusahaan harus dapat

membaca tren TI dimasa depan dan mengantisipasinya terlebih

dahulu dengan penguasaan teknologi baru. Karena itu,

penguasaan terhadap TI terbaru merupakan syarat mutlak untuk

mendukung orientasi masa depan. Jadi solusi terbaik adalah

dengan selalu mengadakan pelatihan personil TI secara tetap

sehingga meningkatkan keahlian TI. Hal ini didukung dengan

faktor teknologi juga, diantaranya melakukan penelitian teknologi

informasi yang selalu up to date diharapkan dapat menjawab

tantangan dimasa depan.

Menurut Purnomo (20 02, p10) ada 4 langkah membangun IT Balance

Scorecard adalah:

1. Menyelaraskan Visi dan Misi ke Strategi TI

2. Membangun hubungan sebab akibat

3. Menentukan Obyektif dan ukuran strategis

4. Menentukan target dan inisiatif strategis

Berdasarkan teori di atas bisa kita simpulkan dalam gambar berikut

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

42

Gambar 2.2 IT Balanced Scorecard Consept, Kay harkoph (2003)

Menurut kay harkopf (2003) integrasi penetapan tujuan, pengukuran kinerja dan

kontrol manajemen masing-masing dari empat perspektif merupakan kerangka

kerja kinerja dan mendukung komunikasi sebab-akibat.

Gambar 2.3 The Integrated Performance Management Framework, Kay

harkoph (2003)

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

43

Berdasarkan gambar di atas bisa asumsikan bahwa 4 perspektif ini

memiliki hubungan sebab akibat.

Jadi bisa di asumsikan bahwa Perspektif Kontribusi Bisnis menetapkan

kinerja TI dari sudut pandang Direksi, manajemen eksekutif, pemegang saham.

Suatu organisasi dapat fokus pada masalah-masalah seperti nilai bisnis proyek-

proyek IT, pencapaian sinergi, kontribusi strategis. Perspektif Orientasi Pelanggan

(Pengguna) menilai kinerja IT dari sudut pandang pelanggan (pengguna bisnis)

dan, akibatnya, pelanggan unit bisnis. Masalah-masalah yang dapat menjadi fokus

perhatian perusahaan adalah misalnya kemitraan IT / bisnis, kepuasan pelanggan,

kinerja tingkat layanan, kinerja pengembangan aplikasi. Perspektif Keunggulan

Operasional mengevaluasi kinerja IT dari manajemen IT (manajer pemberian

layanan, pemilik proses), sudut pandang audit dan badan pengawas. Masalah-

masalah yang dapat dihadapi perusahaan dalam bidang ini adalah misalnya

keamanan dan keselamatan, keunggulan proses, manajemen jaminan dan penuaan,

responsif. Dan yang terakhir - perspektif Orientasi Masa Depan mendefinisikan

kinerja IT dari sudut pandang organisasi IT itu sendiri: praktisi, pemilik proses

dan profesional pendukung. Sebuah perusahaan dapat berkonsentrasi pada

masalah-masalah seperti peningkatan kemampuan layanan, evolusi arsitektur

perusahaan, efektivitas manajemen penelitian yang muncul dalam riset teknologi

(IT Balanced Scorecard - A Roadmap, 2000).

Masing-masing dari empat perspektif harus ditafsirkan ke dalam metrik

yang simple dan langkah - langkah harus sesuai dengan situasi saat ini. Masing-

masing penilaian ini harus dilakukan secara sistematis dan harus dihadapkan

dengan tujuan yang harus ditetapkan sebelumnya dan dengan angka

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

44

pembandingan. Yang sangat penting adalah bahwa di dalam IT BSC korelasi

sebab-akibat dibentuk dan hubungan antara dua jenis tindakan, pendorong kinerja

dan ukuran hasil. IT BSC yang dibuat dengan baik membutuhkan perpaduan yang

tepat dari kedua jenis tindakan ini. Ukuran hasil yang disebutkan seperti

produktivitas pemrogram tanpa pendorong kinerja (seperti pendidikan staf IT)

tidak mengkomunikasikan bagaimana hasil akan diperoleh. Dan juga - pendorong

kinerja tanpa ukuran hasil dapat mengarah pada investasi yang berarti tanpa

pengukuran jika strategi yang ditetapkan baik dan efektif. Hubungan sebab-dan-

efektif ini harus dijelaskan di seluruh BSC

pendidikan staf IT yang lebih baik dan lebih baik (perspektif masa depan)

memungkinkan (pendorong kinerja) untuk menciptakan kualitas yang lebih baik

dari sistem yang dibuat (perspektif keunggulan operasional) yang setelah itu

memungkinkan terciptanya kepuasan pengguna (perspektif pengguna) yang pada

akhirnya harus meningkatkan nilai bisnis IT (perspektif kontribusi bisnis) (The

Balanced Scorecard dan IT governance, 2000).

Standar yang diusulkan IT Balanced screcard terhubung dengan bisnis

dengan perspektif kontribusi bisnis. Hubungan yang nyata antara bisnis dan IT

dapat lebih diekspresikan secara langsung melalui kaskade BSC. Gambar dibawah

ini menggambarkan hubungan antara IT dan bisnis scorecard. BSC

Pengembangan IT dan BSC Operasional IT memungkinkan BSC Strategis IT

yang pada gilirannya memungkinkan BSC Bisnis. Cascade scorecard yang

disajikan menjadi seperangkat tindakan terkait yang tanpa keraguan akan berperan

dalam menyelaraskan strategi bisnis dan IT dan membantu menyajikan cara nilai

bisnis diciptakan melalui IT(Grembergen, Saull, 2001, p. 201).

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

45

Gambar 2.4 Cascade IT BSC, Grembergen, Saull 2001, p. 201.

Ringkasan Hasil penelitian Dengan Metode IT Balanced Scorecard sebelumnya

Tabel 1.1 Penelitian sebelumnya

No Penulis (tahun) Judul Metode Hasil

1

Wim Van

Grembergen and

Steven De

Haes(2005)

Measuring and Improving

IT GovernanceThrough

the Balanced Scorecard

IT Balanced

Scorecard bisa

mengukur dan

mengelola IT

IT Governance

balanced scorecard

dapat memainkan peran

penting dalam

keseluruhan program

yang harus

adameningkatkan tata

kelola perusahaan

2 Sandy Kosasi (2015)

Analisis Model IT

Menggunakan Balanced

ScorecardUntuk

Pengembangan Sistem

Teknologi Informasi

IT Balanced

Scorecard bisa

mengembangkan

Sistem teknologi

informasi

Dengan IT balanced

scorecard kita bisa

menemukan hasil dari

sebuah sistem aplikasi,

di paper ini

menunjukan bahwa

hasil 4 perspektif tidak

semuanya bangus. Titik

terendah dari perspektif

kontribusi organisasi

3 Rahmadi Wijaya,

(2007)

Analisis Model IT

Menggunakan Balanced

ScorecardUntuk

Pengembangan Sistem

Teknologi Informasi

IT Balanced

Scorecard bisa

mengembangkan

Sistem teknologi

informasi

Metode IT-Balance

Scorecard tidak hanya

digunakan untuk

mengukur secara

keseluruhan dari proses

bisnis dalam satu

organisasi, tetapi

bisauga digunakan

untuk mengukur proses

bisnis dalam satu sub

unit dalam sebuah

organisasi

4 Ratna Kartika

Wiyati (2015)

Penggunaan IT Balanced

Scorecard Untuk

Pengukuran Kinerja

Teknologi Informasi

Pada Stikom Bali

IT Balance

Scorecard

mengukur Kinerja

IT

Dengan metode IT

balanced scorecard kita

bisa mengukur kinerja

IT dan bisa mengetahui

persentase kinerja

divisi IT

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

46

No Penulis (tahun) Judul Metode Hasil

5 Bertho , Andeka ,

Melkior (2017)

Analisis kinerja sistem

informasi dan teknologi

informasi untuk

menunjang kinerja

karyawan menggunakan

framework it balanced

scorecard(studi kasus

pada wi-fi universitas

kristen satya wacana)

IT Balanced

Scorecard kita bisa

pengukuran

bagaimana tingkat

pemanfaatan

Sistem Informasi

dan Teknologi

Informasi

berdasarkan

kinerja karyawan

IT Balanced Scorecard

menyelaraskan Visi dan

Misi perusahaan ke

arah yang lebih baik

tentunya, dan dapat

memberikan nilai baik

bagi kemajuan

perusahaan melalui

evaluasi dan

pengukuran terhadap

kinerja karyawan

6

Michael

RosemannJens

Wiese (1999)

Measuring the

Performance of ERP

Software– a Balanced

Scorecard Approach

Mengukur kinerja

ERP dengan

pendekatan

Balanced

Scorecard

Balanced scorecard

membuat agar sistem

ERP bekerja tidak

hanya secara efektif,

tetapi juga secara

efisien, pengumpulan,

pemrosesan, dan

pemformatan informasi

harus terkomputerisasi

sebanyak

mungkin,pengukuran

dilakukan di semua

perspektif yang pada

akhirnya menemukan

bahwa lunak ERP akan

digunakan untuk

mewujudkan solusi

berbasis IT

7 Matsuki (2015)

It balanced scorecard

implementation to

measure information

technology performance

on information

technology division of pt.

Samudera indonesia tbk

Pengukuran

Kinerja IT dengan

Metode IT

Balanced

Scorecard

Dengan IT Balanced

Scorecard (ITBSC)

peneliti menemukan

bahwa Kinerja IT

sangat baik

8 Siswono, Sherly

Edinan (2005)

Pengukuran kinerja divisi

It PT MENJANGAN

SAKTI menggunakan it

balanced scorecard

Metode Deskritif

dalam IT

balanaced

Scorecard kita bisa

mengukur kinerja

IT

Dengan menggunakan

empat perspektif dalam

IT balanced scorecard

kita bisa mendapatkan

hasil kinerja dari divisi

IT

9 Kosasi.s (2016)

PENGUKURAN

KINERJA SISTEM

INFORMASI

KARYAWAN

MENGGUNAKAN IT

BALANCED

SCORECARD

IT Balanced

Scorecard bisa di

dapatkan

hasilnya dengan

cara metode

deskritif analitis

Penelitian ini dapat

dilanjutkan dengan

menggabungkan tata

kelola TI dalam

memenuhi kesesuaian

dan sinkronisasi

sasaran strategis dan

kondisi aktual dari

setiap organisasi

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

47

No Penulis (tahun) Judul Metode Hasil

10

Liza Haryani,

Indriana Hidayah

(2014)

IT BALANCED

SCORECARD DAN

IMPLEMENTASINYA

DALAM

PENYELARASAN TI

DENGAN STRATEGI

BISNIS

Implementasikan

IT Balanced

Scorecard untuk

menyelaraskan

IT dengan Bisnis

strategi

IT Balanced

Scorecard

memungkinkan

perusahaan untuk

menerjemahkan visi,

misi dan strategi

bisnis perusahaan

yang menjadi

indikator kinerja yang

jelas untuk semua

pihak

1. Wim Van Grembergen and Steven De Haes(2005)

Dengan IT Governance balanced scorecard, organisasi dapat

memberdayakan pihak management, CEO, CIO, manajemen eksekutif,dan

para peserta bisnis dan TI dengan menyediakan mereka informasi yang

diperlukan untuk bertindak dan mencapai perpaduan yang lebih baik

antara bisnis dan TI dan, akibatnya, mencapai lebih baik hasil. Dalam hal

ini, IT Governance scorecard dapat memainkan peran penting dalam

keseluruhan program yang harus ada meningkatkan tata kelola perusahaan

Gambar 2.5 IT Balanced Scorecard (Wim Van Grembergen and Steven De

Haes,2005)

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

48

2. Sandy Kosasi (2015)

Dengan IT balanced scorecard kita bisa menemukan hasil dari

sebuah sistem aplikasi, di paper ini menunjukan bahwa hasil 4 perspektif

tidak semuanya bangus. Titik terendah dari perspektif kontribusi

organisasi.

3. Rahmadi Wijaya (2007)

Metode IT-Balance Scorecard tidak hanya digunakan untuk

mengukur secara keseluruhan dari proses bisnis dalam satu organisasi,

tetapi bisa juga digunakan untuk mengukur proses bisnis dalam satu sub

unit dalam sebuah organisasi

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

49

Gambar 2.6 Langkah penelitian (Rahmadi Wijaya,2007)

4. Ratna Kartika Wiyati (2015)

Dengan metode IT balanced scorecard kita bisa mengukur kinerja

IT dan bisa mengetahui persentase kinerja divisi IT

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

50

Gambar 2.7 Model penelitian (Ratna Kartika Wiyati,2015)

5. Bertho Molly, Andeka Rocky Tanaamah, Melkior Nikolar Ngalumsine

Sitokdana (2017)

IT Balanced Scorecard menyelaraskan Visi dan Misi perusahaan ke

arah yang lebih baik tentunya, dan dapat memberikan nilai baik bagi

kemajuan perusahaan melalui evaluasi dan pengukuran terhadap kinerja

karyawan, berikut adalah tahapan penelitian yang di lakukan di dalam

paper ini

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

51

Gambar 2.8 Tahapan Penelitian oleh (Bertho Molly, Andeka Rocky

Tanaamah Dkk, 2017)

6. Michael RosemannJens Wiese (1999)

Balanced scorecard membuat agar sistem ERP bekerja tidak hanya

secara efektif, tetapi juga secara efisien, pengumpulan, pemrosesan, dan

pemformatan informasi harus terkomputerisasi sebanyak mungkin,

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

52

pengukuran dilakukan di semua perspektif yang pada akhirnya

menemukan bahwa lunakERP akan digunakan untuk mewujudkan solusi

berbasis IT

7. Matsuki (2015)

Dengan IT Balanced Scorecard (ITBSC) peneliti menemukan bisa

Kinerja IT dengan sangat baik berikut kerangka pikir yang dilakukan

matsuki

Gambar 2.9 Kerangka Pikir pengukuran kinerja dengan IT BSC Matsuki

(2015)

8. Siswono, Sherly Edinan (2005)

Dengan menggunakan empat perspektif dalam IT balanced

scorecard kita bisa mendapatkan hasil kinerja dari divisi IT, penelitian ini

di dukung dalam bentuk aplikasi jadi pihak management hanya

memasukan nilai dari yang diminta dari aplikasi tersebut sehingga

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

53

management bisa mengetahui kinerja dari divisi IT dari aplikasi yang

sudah di buat base on IT Balanced scorecard

9. Kosasi.s (2016)

Dengan IT balanced scorecard kita bisa mengukur kinerja sistem

informasi karyawan hal ini diukur dari empat perspektif yang terdapat it

balanced scorecard, pengukuran dan hasil pengukuran IT BSC,melakukan

pembobotan tujuan strategis pada empat perspektif IT BSC, berikut

langkah – langkah penelitian yang dilakukan

Gambar 2.10 Langkah penelitian Sandy kosasi (2016)

10. Liza Haryani, Indriana Hidayah (2014)

Dengan implementasi IT Balanced scorecard pada perusahaan kita

bisa menerjemahkan visi, misi dan strategi bisnis perusahaan yang menjadi

indikator kinerja yang jelas untuk semua pihak sehingga tujuan dari

perusahaan lebih dapat dipastikan

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1901789174… · 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran (measurement) adalah observasi dan kuantifikasi dan sebuah fenomena, yang diformulasikan

54

Hasil hasil penelitian ini menjadi landasan bagi saya melakukan penelitian

ini yang di dasarkan oleh IT balanced scorecard , hasil dari penelitian sebelumnya

saya kembangkan kembali sesuai dengan kebutuhan dari pengukuran kinerja ERP

pada PT HERO SUPERMARKET