BAB 2. Dewasa

66
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative bagi perkembangan manusia. Dewasa awal kira- kira 26 % dari populasi. Selama masa dewasa awal, individu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun tujuan karier dan memutuskan akan menikah dan memulai sebuah keluarga ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 1

Transcript of BAB 2. Dewasa

Page 1: BAB 2. Dewasa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia

dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk

mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk

potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang

dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk

yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara

normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain

adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan

yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya

diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan

sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi

yang dimiki akan berdampak negative bagi perkembangan manusia.

Dewasa awal kira- kira 26 % dari populasi. Selama masa dewasa awal,

individu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun tujuan karier

dan memutuskan akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri.

Dewasa awal usia aktif dan harus beradaptasi dengan pengalaman baru. Transisi

menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang muda menjadi sadar bahwa

perubahan dalam kemampuan reproduksi dan fisik menandakan dimulainya tahap

yang lain dalam kehidupan. Pada tahun 1990, hampir 84 juta orang di AS berusia

antara 35- 64, atau kira –kira 34 % dari populasi A.S adalah usia baya ( US dept.

Of Commerce 1992 )

Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut

dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat

adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan

bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 1

Page 2: BAB 2. Dewasa

manusia dewasa sudah mulai memilih nilai- nilai atau norma yang telah dianggap

mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai -

nilai atau norma- norma yang telah dipilihnya tersebut.Dari sedikit penjelasan di

atas dapat diambil kesimpulan bahwa Psikologi Perkembangan Pada Manusia

Tingat Dewasa yaitu ilmu yang mepelajari tentang perkembangan jiwa manusia

pada saat menginjak masa dewasa. Masa dewasa manusia dibagi menjadi 3 ( tiga )

tahap yaitu : Masa awal dewasa (early adulthood), Masa pertengahan dewasa

(middle adulthood), Masa akhir dewasa (late adulthood).

Oleh karena Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya

pembangunan nasional diarahkan pada tercapainya kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat setiap penduduk sehingga memiliki derajat kesehatan

yang optimal. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memberikan

asuhan keperawatan pada individu, keluarga, dan masyarakat. Pelayanan dan

asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu upaya keperawatan yang

berfokus pada keluarga di Indonesia sebagai klien. Untuk memahami secara

mendalam tentang asuhan keperawatan keluarga setidaknya perlu mengetahui dan

memahami tentang konsep keluarga sebagai klien keperawatan, konsep

keperawatan keluarga, proses keperawatan keluarga.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada tahap

perkembangan keluarga dewasa ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengidentifikasi konsep dan asuhan keluarga pada tahap perkembangan

keluarga dewasa ?

1.3.2 Tujuan khusus

1. Menjelaskan konsep keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 2

Page 3: BAB 2. Dewasa

2. Menjelaskan fungsi dan tugas keluarga

3. Menjelaskan tahap-tahap perkembangan keluarga dewasa

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa memahami konsep dasar keluarga, peran dan fungsi dan tugas

keluarga, tahap perkembangan keluarga sehingga menunjang pembelajaran

mata kuliah.

2. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada tahap keluarga

dewasa yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik

di keluarga.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 3

Page 4: BAB 2. Dewasa

BAB 2

TINJAUAN PUASTAKA

2.1 KONSEP DASAR KELUARGA

2.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting

untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada

individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang

baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai

dari keluarga. Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini

bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam

mendefinisikan. Beberapa pengertian keluarga yang dikutip Harmoko (2012)

diantaranya:

1. Bussard dan Ball (1966) dikutip oleh Setiadi (2008). Keluarga merupakan

lingkungan social yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang.

Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu

dengan yang lain, dibentuknya nila-nilai, pola pemikiran dan kebiasaannya

dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anan

dengan lingkungnya.

2. Menurut Duvall, Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan

dengan ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum;meningkatkan perkembangan fisik,

mental,emosional dan social dari tiap anggota.

3. Menurut WHO (1969), Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 4

Page 5: BAB 2. Dewasa

4. Menurut Bergess (1962), Keluarga terdiri atas kelompok orang mempunyai

ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota

tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan berkomunikasi

dalam peran social, serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari

masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.

5. Menurut Helvie (1981), Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal

dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang

erat.

6. Menurut Salvasion Bailon dan Aracelis Maglaya,1989, Keluarga adalah dua

atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah,

hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu

rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam peranannya masing-

masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan .

7. Sayekti, 1994, keluarga adalah suatu ikatan/ persekutuan hidup atas dasar

perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama

atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa

anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah

tangga.

8. Menurut Departemen Kesehatan RI,1998 keluarga adalah unit terkecil dari

suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan

saling ketergantungan.

9. Menurut Effendy,1998, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal

disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

2.1.2 Tipe Keluarga

Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang

mengelompokkan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 5

Page 6: BAB 2. Dewasa

1. Secara tradisional, secara trasional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari

ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau

keduanya.

b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambahn

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah

(kakek,nenek,paman,bibi)

2. Secara modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa

individualism maka pengelompokkan tupe keluarga selain diatas adalah:

a. Tradisional Nuclear, Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam

satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan

perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.

b. Reconstituted Nuclear, Pembentukan baru dari keluarga inti melalui

perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah

dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil

dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.

c. Niddle Age/Aging Couple, Suami sebagai pencari uang ,istri di

rumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan

rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.

d. Dyadic Nuclear, Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai

anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.

e. Single Parent, Satu orang tua sebagai akibat peceraian atau kematian

pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.

f. Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 6

Page 7: BAB 2. Dewasa

g. Commuter Married, Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal

terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu

tertentu.

h. Single Adult, Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak

adanya keinginan untuk kawin.

i. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

j. Institusional, yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam

suatu panti-panti.

k. Comunal, yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang

monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan

fasilitas.

l. Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan

keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah

kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

m. Unmarried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan

tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.

n. Cohibing Couple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal

bersama tanpa kawin.

o. Gay and Lesbian Family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan

yang berjenis kelamin sama.

2.1.3 Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,

diantaranya adalah:

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 7

Page 8: BAB 2. Dewasa

1. Patrilineal, Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ayah.

2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

istri.

4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami

5. Keluarga kawin, Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami istri.

2.2 FUNGSI DAN TUGAS KELUARGA

2.2.1 Fungsi Keluarga

Menurut Harmoko (2012) dalam buku Asuhan Keperawatn Keluarga,

dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat

dijalankan. Fungsi-fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

1. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan

membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

2. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih saying dan rasa aman bagi

keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan

kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga.

3. Fungsi sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai

dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai

budaya.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 8

Page 9: BAB 2. Dewasa

4. Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber pengahsilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dimasa yang akan datang.

5. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan

pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa

yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa, serta

mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2.2.2 Tugas Keluarga

Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan

secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih jauh lagi

keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan

mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para professional perawatan

kesehatan. Keluarga melakukan praktik asuhan kesehatan untuk mencegah

terjadinya gangguan atau merawat anggota yang sakit. Keluarga haruslah mampu

menentukan kapan meminta pertolongan kepada tenaga professional ketika salah

satu anggotanya mengalami gangguan kesehatan.

Selain keluarga mampu melaksanakan fungsi dengan baik, keluarga juga

harus mampu melakukan tugas kesehatan keluarga. Tugas kesehatan keluarga

adalah sebagai berikut:

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan, karena

tanap kesehatan segla sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal

keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota

keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara

tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila

menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya,

perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 9

Page 10: BAB 2. Dewasa

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakn upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang

tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara

anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan.

Tindakan kesehatan yang dilakukan keluarga diaharapkan tepat agar masalah

kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga

mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat

meminta bantuan kepada orang lain dilingkungan tepat tinggalnya.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

Sering mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami

gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan diinstitusi

pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah memiliki

kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung dan bersosialisasi bagi

anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu lebih

banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu,

kondisi rumah haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan,

dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan

keluarga atau anggota keluarga yang harus dapat memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang ada di sekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta

bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami

anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam

penyakit.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 10

Page 11: BAB 2. Dewasa

Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling terkait dan perlu

dilakukan oleh keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mampu

melaksanakan tugas tersebut dengan baik dan memberikan bantuan atau

pembinaan terhadap keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan keluarga. Dalam

keluarga ada beberapa tugas dasar yang didalamnya ada delapan tugas pokok,

(Harmoko,2012) antara lain:

1) Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya

2) Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

3) Mengatur tugas masing-masing anggita sesuai dengan kedudukannya.

4) Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga agar timbul keakraban dan

kehangatan para anggota keluarga.

5) Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang diinginkan

6) Memelihara ketertiban anggota keluarga

7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas

8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

2.3 TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DEWASA

2.3.1 Pengertian Masa dewasa

Dewasa adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang

ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini

didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ego-nya.

Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa.

Dewasa adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari

segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa

depan sudah lebih realistis.

Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa

seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa berada dalam tahap hubungan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 11

Page 12: BAB 2. Dewasa

hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila

gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi

(merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda

dengan orang lain).

Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18

tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan

psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang

berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock

(1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik

(physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta

transisi peran sosial (social role trantition).

Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan

sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan

egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat

memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers &

Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau

membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh

anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan

suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal

merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara

intim dengan lawan jenisnya.

Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik

dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal

merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan

memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Dari segi fisik, masa dewasa awal

adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa

ini akan mengalami degradasi sedikit-demi sedikit, mengikuti umur seseorang

menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana

motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 12

Page 13: BAB 2. Dewasa

yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dan

masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik

daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.

2.3.2 Tahap perkembangan keluarga usia dewasa

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah. Lamanya

tahap ini bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yg

belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada

tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam

melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga mempersiapkan anaknya yang

tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir

untuk lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu

menata ulang dan membina hubungan suami istri seperti pada fase awal.

Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa

kosong karena anak-anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna

mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktivitas saja, meningkatkan

peran sebagai pasangan dan tetap memelihara hubungan dengan anak. Tugas

perkembangan keluarga pada tahap ini diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orang tua, suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki

masa tua

d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian

anaknya

e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga

f. Berperan sebagai suami intri kakek neneak

g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapa menjadi contoh bagi anak-

anaknya

Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik (1988) serta Duvall dan Miller

(1985) tugas perkembangan keluarga meliputi:

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 13

Page 14: BAB 2. Dewasa

a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru

yang di dapatkan melalui perkawinan anak-anak

b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan

perkawinan

c. Membantu orangtua usia lanjut dan sakit-sakitan dari pihak suami maupun

istri

Fungsi perawat pada tahap ini adalah sebagai pembari konsultasi penyakit-

penyakit yang dapat timbul. Misalnya penyakit kronis atau factor-faktor

predisposisis seperti kolesterol tinggi, obesitas, hipertensi, menopause, serta

peningkatan kesehatan dan pola hidup sehat yang juga perlu diperhatikan.

2.3.3 Pembagian Perkembangan Masa Dewasa

1). Dewasa Awal

Penelitian klasik lama oleh Levinson telah mengidentifikasi fase-fase

perkembangan dewasa awal dan dan tengah ( Levinson et al, 1978 )

a) Awal transisi dewasa ( usia 18 sampai 20 tahun ), ketika seseorang

berpisah dari keluarga dan merasakan kebebasan

b) Memasuki dunia kedewasaan ( usia 21 sampai 27 tahun ), ketika seseorang

menyiapkan dan mencoba karier dan gaya hidup .

c) Masa transisi ( usia 28 sampai 32 tahun ), ketika seseorang secara besar-

besaran memodifikasi aktivitas kehidupannya dan memikirkan tujuan

masa depan

d) Tahun keberasilan ( usia ( 40 sampai 39 ), ketika seseorang mengalami

stabilitas yang lebih besar

e) Tahun keberasilan ( usia 40 sampai 65 ), waktu untuk pengaruh maksimal,

membimbing diri sendiri dan menilai diri sendiri

Dewasa awal merupakan masa dewasa ataau suatu tahap yang dianggap

kritikal selepas alam remaja yang berumur 20 tahun sampai 30 tahun. Ia dianggap

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 14

Page 15: BAB 2. Dewasa

kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap awal

pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat

pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan

keluarga. Pada masa ini seseorang juga akan menghadapi dilema antara pekerjaan

dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan

karir dan juga hubungan dalam keluarga. Dan masalah yang timbul tersebut

merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional. Sosio-

emosional adalah perubahan yang terjadi pada setiap diri individu dalam warna

afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Menurut teori

erikson, tahap dewasa awal yaitu mereka didalam lingkungan umur 20 an ke 30

an. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang

lebih berat. pada tahap ini juga juga hubungan intim mulai berlaku dan

berkembang.

Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan dengan

stress, seperti karena pekerjaan dan keluarga. Jika stress berlarut maka klien tidak

akan mampu beradaptasi terhadap stressor, hingga terjadi gangguan kesehatan

misalnya.

a) Stres Pekerjaan

Dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Kebanyakan pada

dewasa awal mengalaminya dari hari ke hari. Sters situasi pekerjaan

situasional dapat terjadi ketika atasan baru. Karena stiap individu menerima

pekerjaan yang berbeda, maka tipe stressor berbeda setiap klien. Pengkajian

perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi pekerjaan yang biasa

dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian juga meliputi

kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan kabiasaan tidur atau

makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.

b) Stres Keluarga

Stressor keluarga dapat terjadi setiap waktu dalam kehidupan keluarga.

Stressor situasi terjadi pada peristiwa kelahiran, kematian, penyakit,

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 15

Page 16: BAB 2. Dewasa

perkawinan, dan kehilangan pekerjaan. Setiap keluarga mempunyai

beberapa peranan dan pekerjaan yang dapat diprediksi untuk anggota

keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga berfungsi dan menjadi

bagian yang efektif dalam masyarakat. Salah satu peran penting adalah

kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu orang tua adalah

pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan sebagai coleader. Dalam

keluarga dengan orang tua tunggal, orangtua kadangkalannya searang

anggota keluarga besar menjadi kepala keluarga

2). Dewasa Tengah

Masa Dewasa Tengah adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari

masa dewasa muda yang berusia 40- 65 tahun. Pada masa dewasa tengah, ada

aspek- aspek tertentu yang berkembang secara normal, aspek-aspek lainnya

berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek- aspek yang mulai menunjukkan

terjadinya kemunduran- kemunduran. Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban,

berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis (intelektual- sosial-

emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam bentuk

penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan

pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa tengah (sekitar usia 40 tahun),

kekuatan aspek- aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai menurun,

dan penurunannya cukup drastic pada akhir usia dewasa. Untuk lebih jelasnya,

berikut ini akan disajikan uraian secara lebih rinci tentang perkembangan fisik,

intelektual, moral, dan karier pada masa dewasa

a) Perkembangan kognitif

Perubahan fungsi kognitif pada dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena

sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari informasi baru dan

ketrmpilan. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan

untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 16

Page 17: BAB 2. Dewasa

b) Perkembangan psikososial

Perubahan psikososial pada dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang

diharapkan, perpindaha anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam

pernikahan atau kamatian teman. Perubahan ini mungkin menyebabkan stress

yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa tengah. Perawat

mangkaji kehidupan utama yang terjadi pada dewaasa tengah dan dampak yang

mengubah status kesehatannya. Pengkajian keperwatan juga harus meliputi factor

psikososial pada individu seperti makanisme koping dan sumber pendukung

sosial.

Pada masa dewasa tengah, seiring anak-anak meninggalkan rumahnya,

keluarga memasuki tahap keluarga pascaparental. Tuntutan waktu dan financial

pada orang tua berkurang, dan pasangan menghadapi tugas menetapkan kembali

hubungan mereka. Setelah cucu lahir, gaya hidup kakek-nenek harus dipilih.

Selama periode ini banyak orang dewasa tengah mulai menjalani gaya hidup yang

lebih sehat.

i) Transisi karier

Perubahan karier dapat terjadi karena pilihan atau sebagai akibat dari

perubahan di tempat kerja atau masyarakat. Pada decade saat ini, dewasa

tengah lebih sering mengganti pekerjaan untuk berbagai alasan termasuk

mobilitas naik pangkat yang terbatas, penurunan kesempatan kerja, dan

mencari pekerjaan yang lebih menantang bagi individu. Pada beberapa

kasus, kemajuan teknologi dan perubahan lain memaksa dewasa tengah

mencari pekerjaan baru. Perubahan tersebut, terutama sekali jika

diantisipasi, dapat mengakibtkan stress yang dapat mempengaruhi

kesehatan, hubungan dengan keluarga, konsep diri dan dimensi lain.

ii) Seksualitas

Setelah kepergian anak terakhir dari rumah, banyak pasangan menguatkan

kembali hubungan mereka dan menemukan kepuasan perkawinan dan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 17

Page 18: BAB 2. Dewasa

seksualitas yang meningkat selama usia baya. Awitan menopause dan

klimaterik dapat mempengaruhi kesehatan seksual pada dewasa tengah.

Seorang wanita mungkin menginginkan aktivitas seksualnya meningkat

karena kehamilan sudah tidak mungkin lagi.

Selama usia baya seorang pria mungkin memperhatikan perubahan pada

kekuatan ereksi dan penurunan kemampunnya untuk mengulangi orgasme.

Factor lain yang mempengaruhi seksualitas selama periode ini meliputi

stress pekerjaan, penurunan kesehatan salah satu atau kedua pasangan, dan

penggunaan resep obat, contohnya, agens antihipertensif, dengan efek

samping yang dapat mempengaruhi hasrat seksual atau fungsinya. Kedua

pasangan mungkin mengalami stress yang berkaitan dengan perubahan

seksual atau konflik antara kebutuhan seksual mereka dan persepsi diri serta

perilaku atau harapan social.

iii) Perubahan dalam perkawinan

Perubahan dalam perkawinan yang mungkin terjadi selama usia baya seperti

kematian pasangan, perpisahan, perceraian dan pilihan untuk menikah lagi

atau tetap sendiri. Seorang klien janda, berpisah, atau bercerai melalui

periode berduka dan kehilangan hat-hal penting untuk beradaptasi terhadap

perubahan status perkawinan. 13erduka yang normal melalui beberapa fase

dan berakhirnya berduka dapat berlangsung sate tahun atau lebih. Perawat

harus mengkaji koping yang efektif papa dewasa tengah terhadap proses

berduka dan kehilangan yang berkaitan dengan perubahan kehidupan

tertentu.

Jika dewasa tengah-lajang memutuskan untuk menikah, stresor perkawinan

sama dengan yang dialami pada dewasa awal. Disamping itu, pasangan

harus dapat mengkoping harapan masyarakat dan tekanan berkaitan

perkawinan.

iv) Transisi keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 18

Page 19: BAB 2. Dewasa

Kepergian anak yang terakhir dari rumah mungkin dapat menjadi stresor.

Banyak orang tua menerima kebebasan dari tanggung jawab membesarkan

anak, sedangkanorang lain akan merasa kesepian atau tidak punya arah

karena perubahan ini. Pada akhirnya orang tua harus menetapkan kembali

perkawinan mereka dan harus dapat menyelesaikan konfik dan

merencanakan masa depan. Kadang fase penyesuaian diri dapat memicu

konflik perkawinan, perpisahan, dan perceraian (Fawcett, 1993).

Menurut Lavinson, Masa Dewasa Tengah berusia 40-50 tahun. Masa

Dewasa Tengah adalah masa peralihan dari masa dewasa awal. Pada usia 40 tahun

tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke massa tengah

(tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga

macam tugas:

a) Penilaian kembali pada masa lalu

b) Perubahan struktur kehidupan

c) Proses individuasi

Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini, dan

dengan pandangan ke depan seseorang merubah struktur kehidupannya dengan

penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula. Proses individuasi akan

membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan

yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun)

3. Dewasa Akhir

Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir

(60 ke atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah

menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang

dewasa yang bertanggungjawab. Di samping itu permasalahan dari diri sendiri

dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang cukup menyita perhatian. Saat

individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan

psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian

makna hidup selanjutnya.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 19

Page 20: BAB 2. Dewasa

Menurut erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair

yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak

stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia.

Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia.

Hal ini berdampak pada hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya

adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan.

Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran

sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik. Akibat perubahan Fisik yang

semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan

hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang

secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena

berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi

sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal

ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal

yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan

berkurangnya komitmen.

Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai

dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.

Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Akhir. Akibat perubahan Fisik

yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran

dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia

seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan

sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini

mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun

kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya

kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat,

hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.

Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai

dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.

a) Perkembangan Keintiman

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 20

Page 21: BAB 2. Dewasa

Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang

lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak

dapat menjalin hubungan intim dengan orang lainakan terisolasi. Menurut

Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang

dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.

b) Perkembangan Generatif

Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami

individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang

mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan

cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam

pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda memandang

kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa

untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali

kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting

untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.

c) Perkembangan Integritas

Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang

terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang

dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-

produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri

dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan

dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-

perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan

historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian. Tahap

integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana orang-orang

yang tengah berada pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang

usia lanjut. Usia ini banyak menimbulkan masalah baru dalam kehidupan

seseorang. Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati,

namun karena penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah

membatasi kegiatan dan membuat orang tidak menrasa berdaya.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 21

Page 22: BAB 2. Dewasa

Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri

dari keterlibatan sosial: (1) ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah,

orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini; (2) penyakit dan

menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri

sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang yang lebih muda disekitarnya

cenderung menjauh darinya; dan (4) pada saat kematian semakin mendekat, oran

ingin seperti ingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.

Jadi, tumbuh kembang dewasa muda, menengah dan akhir berbeda.

Persamaannya dilihat dari tanda-tanda memasuki usia dewasa seseorang/ individu,

yaitu:

a) Membuat keputusan penting dalam menunjang karir, kesehatan dan

hubungan personalnya.

b) Memiliki kedudukan dan peranana sebagai orang penting seperti pekerja,

orang tua dan pasangan hidup.

c) Mencapai kematangan psikologis sebagai orang dewasa dan segala macam

tanggung jawabnya serta berpikir sistematis dan analitis.

Menurut Lavinson, Dewasa Akhir mulai berumur 50-55 tahun sering kali

merupakan krisis bila sesorang tidak sepenuhnya berhasil dalam pensstrukturan

kembali hidupnya pada peralihan ke dewasa madya. Sesudah itu langkah puncak

(55-60 tahun) sekaligus menandai masa dewasa akhir. Penelitian Levinson

mengemukakan tahun-tahun usia yang eksak dengan pergeseran maksimum lima

tahun, hal ini cenderung menuju pada eksak semu, pengertian struktur kehidupan

harus diteliti akan ketetapan penggunaannya. Namun lavinson menitikberatkan

bahwa pandangan akan siklus penghidupan yang terlalu kaku atau terlambat tidak

dapat dipertahankan lagi.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 22

Page 23: BAB 2. Dewasa

2.3.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi orang dewasa dalam

kehidupannya

Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa yang akan

mempermudah perkembangan orang dewasa. Faktor- faktor yang paling

berpengaruh adalah :

1). Kekuatan Fisik

Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia

pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat mengatasi atau

memecahkan persoalan- persoalan yang timbul pada masa orang dewasa. Untuk

memelihara kekuatan fisik yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan

hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan

fisik, yaitu:

a) Sarapan pagi.

b) Makan secara teratur.

c) Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.

d) Tidak merokok.

e) Olahraga secukupnya.

f) Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam.

Kekuatan fisik yang prima pada orang dewasa, memungkinkan mereka

untuk optimal dalam bekerja, berkeluarga, memperoleh keturunan, dan mengelola

kehidupan keluarganya. Sebaliknya, kekuatan fisik yang tidak prima menghambat

orang dewasa untuk mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang

dewasa dan dapat menggagalkan sebagian atau secara total tugas- tugas

perkembangan orang dewasa.

2). Kemampuan Motorik

Kemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya antara usia 20-

an dan 30-an. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20-an dan 25-an

dan sesudah itu kemampuan ini sedkit demi sedikit menurun.

Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik

yang baik dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 23

Page 24: BAB 2. Dewasa

baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan- keterampilannya secara

lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik

yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang

menuntut kemampuan fisik. Dalam mempelajari keterampilan-keterampilan

motorik baru, orang dewasa yang berusia 20-an, menunjukkan hasil yang lebih

baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia

mendekati masa setengah baya.

3). Kemampuan Mental

Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada

situasi- situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari,

penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai

puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun.

Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat penting

kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh

melebihi pentingnya kemampuan motorik. Kemampuan mental seperti penalaran

dengan menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah dipelajari,

dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari dan

menyesuaikan diri terhadap keterampilan- keterampilan dan kecakapan-kecakapan

yang dituntut oleh tugas- tugas perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun

wanita pada umumnya memiliki kemampuan berpikir yang sama dalam usaha-

usaha mereka memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri maupun suami.

4). Motivasi Untuk Berkembang

Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah

motivasi untuk berkembang. Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara

hukum, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang- orang dewasa

yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang-

orang dewasa untuk mengembangkan dirinya. Pada masa dewasa, individu

terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar hidup dengan

tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga,

mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 24

Page 25: BAB 2. Dewasa

yang menyenangkan.

Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam

perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk

menuasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan

perilakunya ke arah terkuasainya tugas- tugas perkembangan orang dewasa.

Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi

orang dewasa. Individu tersebut cenderung mengabaikan tugas- tugas

perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya

5) Model Peran

Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh

terhadap perkembangan orang dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi dengan

orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk diteladani. Karena

berinteraksi dengan orang dewsa lainnya mereka memperoleh motivasi untuk

mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang dianut oleh

masyarakat orang dewasa. Sebaliknya orang dewasa yang masih beriteraksi

dengan remaja dan mengikuti garis- garis perilaku remaja akan tetap berperilaku

seperti remaja dan bukan pola perilaku dewasa. Jika mereka tetap dalam status

ketergantungan, mereka hampir tidak memperoleh kesempatan atau motivasi

untuk menguasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 25

Page 26: BAB 2. Dewasa

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 KASUS

Tn S dan Ny S menikah sudah 20 tahun yang lalu. Setelah menikah

mereka tinggal bersama. Sebelum menikah Asal Tn.S adalah kota P. Tn. S bekerja

dalam satu asrama tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah Tn.S dan

Ny.S tinggal serumah. Sekarang Tn S berusia 46 tahun dan Ny S berusia 46 tahun

mereka sekarang memiliki 4 orang anak , anak pertama berusia 20 tahun , anak

kedua berusia 15 tahun, anak ketiga berusia 11 tahun, dan anak yang terakhir

berusi 4 tahun. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S adalah

penduduk jawa asli dan berasal dari suku jawa. Dalam keluarganya tidak terdapat

adat istiadat yang mengikat, dan tidak ada pantangan atau hal–hal yang lain

asalkan tidak bertentangan dengan budaya dan agama tertentu menurut kebiasaan

atau budaya yang berhubungan dengan kesehatan dirasakan tidak ada.

Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5 waktu.

Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah dikarenakan jarang sekali terdapat

waktu untuk kumpul. Status sosial Tn. S bekerja sebagai POLRI, dengan

penghasilan rata–rata tiap bulan Rp. 2.000.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai

seorang SMA yang berpenghasilan sama dengan suami. Dari pengasilan tersebut

akan dibagi untuk kebutuhan sehari – hari dan sisanya ditabung untuk

mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak terduga. Aktivitas rekreasi keluarga

melakukan rekreasi satu tahun hanya satu kali yaitu pada saat lebaran. Untuk

rekreasi sehari–hari yaitu dengan menonton TV bersama keluarga.

Tahap perkembangan keluarga saat ini , keluarga ingin memperluas

pengetahuan untuk menghadapi anak dewasa awaal dan membantu anak untuk

mandiri. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi Tn.S mengatakan tugas

perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi semua, Tn.S

belum bisa menyiapkan anak–anaknya untuk mandiri dan tanggung jawab karena

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 26

Page 27: BAB 2. Dewasa

kesibukan. Keluarga Tn S dan Ny S berasal dari lingkungan yang sama, mereka

berpacaran sekitar ±1 tahun. Keempat anaknya merupakan anggota keluarga yang

direncanakan, mereka menyayangi semuanya dan hubungan Keluarga dari pihak

bapak dan ibu saat ini hubungannya baik, dan saudara–saudaranya tinggal

berjauhan dengan keluarga, tidak ada konflik dalam berhubungan.

Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri dengan ukuran 9 x

18 , terdiri atas 5 kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang

makan, 1 dapur dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan bawah ). Rumah tampak bersih

dan tidak kotor. Keluarga menggunakan septic tank yang terletak di depan rumah.

Kondisi air jernih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak terasa. Kebiasaan

keluarga dalam merawat rumah setiap hari yaitu; menyapu dan mengepel 1 kali

sehari, membersihkan bak mandi 1 minggu sekali. Cahaya masuk kedalam rumah

dan terdapat jendela diruang tamu dan dikamar–kamar. Keluarga mengenal

masalah yang ditimbulkan dari lingkungan yaitu jika lingkungannya kotor maka

akan mudah terserang penyakit. Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka

menjadi sarang nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau malaria.

Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi mempunyai

adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup baik, meskipun

Tn. S dan Ny. S sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan tetangganya. Tn.

S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti kegiatan yang ada di

RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika ada kegiatan–kegiatan kadang Tn.S

menyempatkan untuk menghadirinya. Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S,

Ny.S, dan anak-anaknya sering kali membantu jika salah satu anggota keluarga

ada yang mengalami masalah. Jarak keluarga dengan tetangga sangat dekat, dan

antar tetangga saling membantu dan mengajak bertukar pikiran saat dibutuhkan.

Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota

keluarga bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat

dari pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung. Dalam keluarga

Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S karena Tn.S sebagai kepala keluarga.

Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka akan dibicarakan bersama.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 27

Page 28: BAB 2. Dewasa

Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan sesuatu harus berdasarkan hasil

keputusan bersama.

Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha menyesuaikan

dengan lingkungan sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran

nilai dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak

ada yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dalam menggunakan

nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak bertentangan dengan masyarakat

sekitarnya. Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana cara

meningkatan penghasilan keluarga. Keluarga juga memikirkan anaknya yang

masih sekolah semua dan membutuhkan biaya yang cukup banyak. Keluarga

berusaha mengatasi semua masalah terutama keuangan keluarga berdasarkan

kemampuan yang ada dalam keluarga. Jika ada kebutuhan yang mendadak, maka

keluarga akan mengambil uang tabungan sesuai yang dibutuhkan. Dalam

menanggapi masalah keluarga Tn S memecahkan masalah bersama-sama, jika

masalah yang terjadi tidak terselesaikan atau tidak tahu jalan keluarnya maka akan

minta bantuan pada keluarga dekatnya.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 28

Page 29: BAB 2. Dewasa

3.2 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn S dan Ny S

I. PENGKAJIAN KKELUARGA

A. DATA UMUM

1. Nama Kepala keluarga (KK) : Tn. S

2. Usia : 46 tahun

3. Pendidikan : SLTA

4. Pekerjaan : POLRI

5. Alamat : Kelurahan banjar sari

6. Komposisi keluarga :

No Nama Umur Jenis

kelamin

Hub dgn

KK

Riwayat

Pendidikan

Keterangan

1

2

3

4

5

6

Tn. S

Ny. S

Nn. T

An. H

An. I

An. R

46 tahun

46 tahun

20 tahun

15 tahun

11 tahun

4 tahun

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Ayah

Ibu

Anak

Anak

Anak

Anak

SLTA

Sarjana

SLTA

SMP

SD

-

Hidup

Hidup

Hidup

Hidup

Hidup

Hidup

7. Tipe Keluarga : Keluarga Inti

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 29

Page 30: BAB 2. Dewasa

8. Genogram :

Keterangan:

: Laki- laki :Meninggal

: Perempuan :tinggal serumah

: klien

9. Pengambilan keputusan

Tn. S setiap ada masalah selalu ia yang mengambil keputusan. Tetapi

kadang- kadang di musyawarahkan bersama

10. Suku bangsa

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 30

Page 31: BAB 2. Dewasa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S adalah penduduk jawa

asli dan berasal dari suku jawa. Dalam keluarganya tidak terdapat adat istiadat

yang mengikat, dan tidak ada pantangan atau hal–hal yang lain asalkan tidak

bertentangan dengan budaya dan agama tertentu menurut kebiasaan atau budaya

yang berhubungan dengan kesehatan dirasakan tidak ada.

11. Agama

Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5 waktu.

Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah dikarenakan jarang sekali terdapat

waktu untuk kumpul.

12. Status sosial ekonomi keluarga

Tn. S bekerja sebagai POLRI, dengan penghasilan rata–rata tiap bulan Rp.

2.000.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai seorang guru yang berpenghasilan sama

dengan suami. Dari pengasilan tersebut akan dibagi untuk kebutuhan sehari – hari

dan sisanya ditabung untuk mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak terduga.

13. Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu kali yaitu pada saat

lebaran. Untuk rekreasi sehari–hari yaitu dengan menonton TV bersama keluarga.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn S sedang berada dalam tahap memperluas pengetahuan untuk

menghadapi anak usia dewasa awal dan mambantu anak untuk mandiri, pada

tugas perkembangan usia dewasa.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.S, beliau mengatakan tugas

perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi semua,

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 31

Page 32: BAB 2. Dewasa

Tn.S belum bisa menyiapkan anak–anaknya untuk mandiri dan tanggung jawab

karena kesibukan.

3. Riwayat keluarga inti

Tn. S dan Ny. S berasal dari lingkungan yang sama, mereka berpacaran sekitar

±1 tahun. Keempat anaknya merupakan anggota keluarga yang direncanakan,

mereka menyayangi semuanya.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat ini hubungannya baik, dan saudara–

saudaranya tinggal berjauhan dengan keluarga, tidak ada konflik dalam

berhubungan.

C. LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri, terdiri atas 5

kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur

dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan bawah ). Rumah tampak bersih dan tidak kotor.

Keluarga menggunakan septic tank yang terletak di depan rumah. Kondisi air

jernih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak terasa. Kebiasaan keluarga dalam

merawat rumah setiap hari yaitu; menyapu dan mengepel 1 kali sehari,

membersihkan bak mandi 1 minggu sekali. Cahaya masuk kedalam rumah dan

terdapat jendela diruang tamu dan dikamar–kamar. Keluarga mengenal masalah

yang ditimbulkan dari lingkungan yaitu jika lingkungannya kotor maka akan

mudah terserang penyakit. Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka menjadi

sarang nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau malaria.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 32

Page 33: BAB 2. Dewasa

Ukuran rumah: 9 x 18

1 6 7

2 8

3

4 9

5

Keterangan:

1. tangga ke atas

2. ruang makan

3. kamar tidur dan tempat

sholat

4. kamar tidur

5. ruang tamu

6. dapur

7. kamar mandi, WC

8. tempat sampah

9. sumur

10. septic tank

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 33

10

Page 34: BAB 2. Dewasa

2. Keadaan di luar rumah

Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas. Kebersihan pekarangan secara

umum baik. Keluarga memanfaatkan air PDAM untuk sumber air bersih dan

air minum. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke

saluran pembuangan air di sebelah rumahnya dan dialirkan dengan pipa

saluran. Keluarga juga memiliki jamban jenis jamban duduk yang

dipergunakan setiap hari dengan septic tank di belakang rumah dengan jarak

lebih dari 10 m. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam

pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat sampah

yang berada di depan rumah dan diambil oleh petugang sampah setiap 3 hari

sekali. Secara umum kebersihan rumah cukup. 

3. Sarana komunikasi dan transportasi

Sarana komunikasi keluarga dengan menggunakan handphone dan

transportasi yang biasanya digunakan keluarga ada sepeda motor

4. Fasilitas hiburan ( TV, Radio, Dll )

Fasilitas yang dimiliki keluarga ada radio tape, televisi

5. Fasilitas layanan kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdekat dengan rumah keluarga adalah puskesmas,

poliklinik.

D. SOSIAL

1. Karakteristik tetangga dan komunitas

Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi mempunyai

adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup baik,

meskipun Tn. S dan Ny. S sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan

tetangganya.

2. Mobilitas Geografis keluarga

Asal Tn.S adalah kota P. Sebelum menikah, Tn. S bekerja dalam satu asrama

tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah Tn.S dan Ny.S tinggal

serumah.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 34

Page 35: BAB 2. Dewasa

3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Tn. S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti kegiatan

yang ada di RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika ada kegiatan–

kegiatan kadang Tn.S menyempatkan untuk menghadirinya dan Ny. S

sehari–harinya bekerja sebagai guru di sebuah SMA Negeri.

4. Sistem pendukung keluarga

Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya sering kali

membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang mengalami masalah.

Jarak keluarga dengan tetangga sangat dekat, dan antar tetangga saling

membantu dan mengajak bertukar pikiran saat dibutuhkan.

E. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi Keluarga

Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap

anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini

dapat terlihat dari pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung.

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Dalam keluarga Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S karena Tn.S

sebagai kepala keluarga. Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka

akan dibicarakan bersama. Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan

sesuatu harus berdasarkan hasil keputusan bersama.

3. Stuktur Peran

Tn. S sebagai kepala keluarga yang memenuhi semua kebutuhan ekonomi

keluarga dan Ny.S sebagai ibu rumah tangga yang mengerjakan dan mengatur

semua pekerjaan rumah seperti: memasak, mengurus anak, menyapu,

memenejemen keuangan dan semua pekerjaan rumah.

4. Nilai dan norma budaya

Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha menyesuaikan dengan

lingkungan sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran nilai

dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 35

Page 36: BAB 2. Dewasa

ada yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dalam

menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak bertentangan

dengan masyarakat sekitarnya.

F. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif

Menurut Tn S dan Ny S karena mereka merupakan keluarga yang

memmpunyai hubungan yang baik dan saling menghargai satu dengan

yang lainnya dan hubungan dengan keluarga besar nya pun baik. Tn. S dan

Ny. S selalu memberikan dukungan satu sama lain. Fungsi Sosialisasi

Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan

hubungan dengan keluarga besarnya pun baik. Hubungan keluarga dengan

orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.

2. Fungsi perawatan kesehatan

a. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi

keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi

keluarga terhadap masalah) : Menurut Tn. S sebenarnya dalam

keluarganya sudah mengetahui tentang bagaimana jika ada salah satu

anggota keluarga ada yang sakit harus dilakukan tindakan apa dan di

bawa kemana.

b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan

yang sedang dialami : Sejauh ini jika ada keluarga yang sakit di

dibawa ke puskemas di periksakan ke poli klinik.

c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga

yang mengalami masalah kesehatan : ke puskesmas dan poli klinik

atau RS

d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya

masalah kesehatan : Menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang

cukup banyak membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah

penyakit.

e. Modifikasi lingkungan: Rumah kelihatan rapi namun kadang sering

berserakan mainan dari ananknya yang baru berusia 4 tahun

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 36

Page 37: BAB 2. Dewasa

3. Fungsi reproduksi

Saat ini keluarga Tn S sudah melewati masa- masa subur dan Ny S sudah

melakukan steril.

4. Fungsi Ekonomi

Tn S dan Ny mengatakan penghasilannya sudah lebih dari cukup untuk

memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor yang pendek

Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana cara

meningkatan penghasilan keluarga. Keluarga juga memikirkan anaknya

yang masih sekolah semua dan membutuhkan biaya yang cukup banyak.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor/situasi

Keluarga berusaha mengatasi semua masalah terutama keuangan keluarga

berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga. Jika ada kebutuhan

yang mendadak, maka keluarga akan mengambil uang tabungan sesuai

yang dibutuhkan.

3. Strategi koping yang digunakan

Koping yang digunakan yaitu dengan memecahkan masalah bersama-

sama, jika masalah yang terjadi tidak terselesaikan atau tidak tahu jalan

keluarnya maka akan minta bantuan pada keluarga dekatnya.

H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

a. Ayah

Ayah dari pihak Ny. S pernah mengalami Hipertensi

b. Ibu : -

c. Anak : -

2. Keluarga berencana

Ny. S mengatakan bahwa sudah melakukan steril

3. Imunusasi : lengkap

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 37

Page 38: BAB 2. Dewasa

4. Tumbuh Kembang : -

II. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

1. Pemeriksaan fisik Tn S

1) Kesadaran umum : Baik

2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )

3) Tanda-tanda vital :

a) TD : 110/90 mmHg

b) N : 80x/menit

c) RR : 23x/ menit

d) T : 36 oC

4) Kepala :

a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala

b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada

ikterus

c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip

d) Telinga : bersih ,pendengaran normal

e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu

5) Dada/thorak :

a) I : simetris

b) P : gerak dada simetris

c) P : sonor di daerah paru

d) A : suara nafas vesikuler

6) Perut / abdomen

a) I : perut tidak ada asites

b) P : tympani

c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa

d) A : bising usus normal

7) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid

8) Ekstremitas :akral, hangat tidak ada odema

2. Pemeriksaan fisik Ny S

1) Kesadaran umum : Baik

2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 38

Page 39: BAB 2. Dewasa

3) Tanda-tanda vital :

a) TD : 120/90 mmHg

b) N : 78x/menit

c) RR : 22x/ menit

d) T : 36 oC

4) Kepala :

a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala

b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada

ikterus

c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip

d) Telinga : bersih ,pendengaran normal

e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu

5) Dada/thorak :

a) I : simetris

b) P : gerak dada simetris

c) P : sonor di daerah paru

d) A : suara nafas vesikuler

6) Perut / abdomen

a) I : perut tidak ada asites

b) P : tympani

c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa

d) A : bising usus normal

7) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid

8) Ekstremitas :akral, hangat tidak ada odema

3. Pemeriksaan fisik Nn T

1) Kesadaran umum : Baik

2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )

3) Tanda-tanda vital :

a) TD : 110/90 mmHg

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 39

Page 40: BAB 2. Dewasa

b) N : 80x/menit

c) RR : 24x/ menit

d) T : 36 oC

4) Kepala :

a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala

b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada

ikterus

c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip

d) Telinga : bersih ,pendengaran normal

e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu

5) Dada/thorak :

a) I : simetris

b) P : gerak dada simetris

c) P : sonor di daerah paru

d) A : suara nafas vesikuler

6) Perut / abdomen

a) I : perut tidak ada asites

b) P : tympani

c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa

d) A : bising usus normal

e) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid

f) Ekstremitas :akral, hangat tidak ada odema

HARAPAN KELUARGA

Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan sehingga

anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 40

Page 41: BAB 2. Dewasa

III. ANALISA DATA

No Data Diagnosa Keperawatan

1.

3.

Anak T usianya 20 tahun, berat badan

55 Kg, masih terlihat manja, bingung

ketika mendapat masalah.

Tn.S mengatakan anak T masih manja

dan belum mampu memecahkan

masalahnya sendiri.

Tn.S mengatakan anak T untuk

keperluan sehari-hari masih tergantung

pada Ibunya.

Tn.S dan Ny.S terlihat takut

Tn.S dan Ny.S mengatakan sering

timbul rasa takut kehilangan jika teringat

anaknya sudah hampir menikah

Tn.A dan Ny.S merasa belum siap

berpisah dengan anak NT

Tn. S mengatakan tidak pernah

mengikuti arisan di RT dan jarang

mengikuti kegiatan yang ada di RT

karena kesibukannya bekerja.

Kecemasan Tn.S dan Ny.S

terhadap Nn.T b.d

ketidakmampuan keluarga Tn S

dalam merawat Nn.T untuk

hidup secara mandiri.

Hambatan pola komunikasi b.d

ketidakmampuan Tn.S

memutuskan peran dalam

lingkungan masyarakat.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 41

Page 42: BAB 2. Dewasa

IV. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Kecemasan Tn.S dan Ny.S terhadap Nn.T b.d ketidakmampuan keluarga Tn

S dalam merawat Nn.T untuk hidup secara mandiri.

No Kriteria Perhitungan/

bobot

Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah

aktual

1 3/3 x =

1

Masalah aktual adalah sudah

terjadi untuk itu perlu tindakan

perawatan, sehingga tidak

berdampak pada masalah lain.

2Kemungkinan

masalah dapat

diubah:

sebagian

2 1/2 x2=

1

Masalah dapat dicegah untuk

lebih parah, dan membutuhkan

peran serta keluarga yang amat

besar, dalam merubah tingkat

kecemasan ibu, ada tenaga

kesehatan yang akan membina

3Potensi untuk

dicegah:

cukup

1 1/3x1=

1/3

Masalah belum berat, dan

membutuhkan waktu agak lama

mengubah kebiasaan keluarga.

4 Menonjolnya

masalah,

tetapi tidak

harus segera

1 1/2x1=

½

Anggapan keluarga: tingkat

kecemasan adalah masalah yang

biasa dan sering terjadi pada

orang tua yang akan melepaskan

anak dewasa awal

2 5/6

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 42

Page 43: BAB 2. Dewasa

2. Hambatan pola komunikasi b.d ketidakmampuan Tn.S memutuskan peran

dalam lingkungan masyarakat.

V. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hambatan pola komunikasi b.d ketidakmampuan Tn.S memutuskan peran

dalam lingkungan masyarakat.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 43

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah:

keadaan

sejahtera

1 2/3x1=

2/3

Masalah belum terjadi, namun

perlu dilakukan upaya

pencegahan.

2 Kemungkinan

masalah dapat

diubah: mudah

2 2/2x2=

2

Masalah belum terjadi dan dapat

diatasi dengan mengikutsertakan

kehadiran Tn.S dalam kegiatan

sosial ketika hari libur dan tidak

menganggu waktu kerja.

3 Potensial

masalah untuk

dicegah :

Tinggi

3 3/3x1=

3

Masalah sudah berlangsung lama

dan diyakini dapat diupayakan

dengan cara meluangkan waktu

untuk kegiatan sosialisasi di

Lingkungan masyarakat.

4 Menonjolnya

masalah tetapi

tidak harus

segera

1 1/2x1=

½

Tn.S sebenarnya dapat mengikuti

kegiatan sosial yang ada

dimasyarakat namun dikarenakan

kesibukan Tn.S yang jarang

meluangkan waktu untuk kegiatan

sosial.

6 1/6

Page 44: BAB 2. Dewasa

2. Kecemasan Tn.S dan Ny.S terhadap Nn.T b.d ketidakmampuan keluarga

Tn S dalam merawat Nn.T untuk hidup secara mandiri.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 44