BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab...

25
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut : 2.1.1 Literatur Pencarian data literatur dilakukan dengan mempelajari : 1. Buku ”30 Tahun Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia (YKGI)” 2. Buku “Preventive Dentistry untuk Sekolah pengatur Rawat Gigi II”, Mei 1989, oleh Sr. Drg. Be Kien Nio. 3. Website YKGI (www.ykgi.or.id) 4. Website Unilever Indonesia (www.unilever.co.id) 5. Website Wikipedia (wikipedia.org) serta observasi berbagai alat peraga dan perlengkapan presentasi penyuluhan “Preventive Dentistry” seperti flipchart, slide presentation, buku cerita bergambar, dan sebagainya yang sudah ada saat ini. 2.1.2 Wawancara Untuk mendapatkan data pelengkap yang lebih aktual dan akurat, Penulis juga memutuskan untuk melakukan wawancara langsung dengan narasumber, yakni

Transcript of BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab...

Page 1: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

3

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data

Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari

sumber-sumber sebagai berikut :

2.1.1 Literatur

Pencarian data literatur dilakukan dengan mempelajari :

1. Buku ”30 Tahun Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia (YKGI)”

2. Buku “Preventive Dentistry untuk Sekolah pengatur Rawat Gigi II”, Mei

1989, oleh Sr. Drg. Be Kien Nio.

3. Website YKGI (www.ykgi.or.id)

4. Website Unilever Indonesia (www.unilever.co.id)

5. Website Wikipedia (wikipedia.org)

serta observasi berbagai alat peraga dan perlengkapan presentasi penyuluhan

“Preventive Dentistry” seperti flipchart, slide presentation, buku cerita

bergambar, dan sebagainya yang sudah ada saat ini.

2.1.2 Wawancara

Untuk mendapatkan data pelengkap yang lebih aktual dan akurat, Penulis juga

memutuskan untuk melakukan wawancara langsung dengan narasumber, yakni

Page 2: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

4

dengan Sr. Kien sebagai kepala pengurus YKGI dan dengan Ibu titiek selaku

perawat serta tenaga pengajar PKG YKGI.

2.1.3 Kuesioner

Kemudian untuk menyelidiki khalayak sasaran lebih lanjut lagi maka Penulis

memutuskan untuk menyebarkan kuesioner. Adapun kuesioner ditujukan kepada

siswa-siswi Sekolah Dasar Negri (SDN) Nilem, yang beralamat di Jalan Nilem

No. 10, Bandung.

Setelah data terkumpul dilakukan proses pengolahan data melalui 2 tahapan yaitu

pengeditan dan analisa. Dalam tahap pengeditan, data-data yang sudah terkumpul

dipilah-pilah kembali hingga terkumpul data-data yang dapat digunakan untuk

mendukung proses pengerjaan proyek Tugas Akhir. Kemudian tahapan selanjutnya

adalah analisa, di mana data-data yang sudah dipilah-pilah kemudian dipelajari

sedemikian rupa sehingga sehingga ditemukan inti permasalahannya. Adapun hasil

rangkuman proses pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

2.2 Pengertian Kedokteran Gigi Umum

Ilmu Kedokteran gigi adalah seni dan ilmu mengenai pencegahan, diagnosis, dan

perawatan untuk kasus, penyakit, dan kelainan pada rongga mulut, rahang atas, serta

struktur lainnya yang berhubungan dengan daerah tersebut pada manusia. Adapun

praktek kedokteran gigi umum mencakup sebagian besar pencegahan penyakit,

pemeriksaan, diagnosa, perencanaan perawatan, dan perawatan. Akan tetapi peran

Page 3: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

5

terpenting dari seorang dokter gigi adalah untuk melakukan tindakan pencegahan sedini

mungkin. Apabila seorang dokter gigi dapat memeriksa pasiennya secara berkala, maka

penyakit dapat dideteksi lebih awal dan dirawat sebelum menjadi penyakit yang parah

dan serius.

Gambar 2.1 Gambar 2.2

2.3 Data Rangkuman Hasil Wawancara

Adapun pada tanggal 24 dan 25 September 2007, Penulis berkesempatan untuk

melakukan wawancara dengan Sr. Be Kien Nio selaku Ketua YKGI di asrama putri

Providentia, jalan Anggrek No. 60, Bandung. Kemudian pada hari yang sama Penulis

juga sempat mewawancarai seorang tenaga pengajar senior Pendidikan Kesehatan Gigi

yang sering bertugas mengajar ke kelas-kelas, yakni Ibu Titiek. Adapun data rangkuman

hasil dari wawancara yang telah Penulis kumpulkan dapat dibaca di bawah ini :

2.3.1 Rangkuman wawancara dengan Sr. Be Kien Nio (Sr. Kien)

Gambar 2.3

Page 4: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

6

Yayasan berdiri pada tahun 1972, di mana pada saat itu Sr. Kien yang baru

kembali dari Australia menolak tawaran untuk bekerja di kantor pusat

Departemen Kesehatan di Jakarta, dan lebih memilih untuk terlibat secara

langsung di lapangan. Pada akhirnya Dr. Rizali Noor (Alm) selaku Kepala

Direktorat Kesehatan Gigi Depkes pada waktu itu, mengizinkan sekaligus

memberi tantangan kepada Sr. Kien untuk mendirikan unit kesehatan gigi yang

berbasis “Preventive Dentistry” di kota Bandung.

Pada awalnya YKGI hanya menawarkan program UKGS dan PKG ke sekolah-

sekolah dasar saja dan mendapat respons yang cukup posistif. Akan tetapi

sekolah yang kemudian mendaftarkan diri masih lebih didominasi oleh sekolah

swasta daripada sekolah negri. Hal ini disebabkan oleh birokrasi yang lebih

sulit dan keterbatasan dana yang seringkali menjadi hambatan bagi sekolah-

sekolah negri untuk dapat berpartisipasi dalam program ini. Sangat

disayangkan karena murid-murid sekolah negri seharusnya dapat sangat

diuntungkan dengan adanya program ini.

2.3.2 Rangkuman wawancara dengan Ibu Titiek

Menurut Ibu Titiek, rata-rata siswa peserta program PKG adalah 25 sampai 35

anak di tiap kelas, dan tenaga pengajar biasanya hanya 1 orang per kelas,

walau terkadang juga didampingi oleh guru wali kelas. Rata-rata waktu

pembelajaran adalah 40 menit dan seringkali jam pengajaran disatukan dengan

pelajaran olah raga. Adapun biaya program yang dikenakan adalah antara Rp

Page 5: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

7

45.000 - Rp 65.000 per siswa untuk 1 tahun, tergantung perjanjian awal antara

sekolah dengan yayasan.

Respons anak dalam menerima program ini sangatlah baik, dalam arti anak

cukup kooperatif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran maupun dalam

pengerjaan tugas-tugas yang diberikan. Sebagai catatan saat ini dengan

banyaknya sekolah yang lebih menekankan proses belajar aktif sejak dini, siswa-

siswi di sekolah dasar sudah semakin berani untuk terlibat aktif dalam proses

belajar mengajar. Kemudian masih menurut Ibu Titiek, anak-anak siswa sekolah

dasar saat ini juga menyukai pendekatan ilustratif dengan menggunakan

karakter-karakter kartun dan cerita-cerita petualangan.

2.4 Data Rangkuman Hasil Kuesioner

Untuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis

memutuskan untuk membuat dan menyebarkan kuesioner. Adapun kuesioner yang berisi

5 pertanyaan tersebut kemudian dibagikan di sebuah Sekolah Dasar Negri, yakni SDN

Nilem, Bandung. Masing-masing 20 siswa dari tiap kelas, dari kelas 1 hingga kelas 6,

mengisi kuesioner sebagai responden. Akan tetapi setelah proses pengisian, 4 lembar

kuesioner yang dibagikan ke kelas 1 akhirnya disisihkan karena hampir tidak diisi sama

sekali. Total Responden adalah 116 anak, terdiri dari 65 siswi dan 51 siswa. Adapun

contoh lembar kuesioner yang dibagikan kepada responden terlampir pada bagian

pelengkap. Kemudian hasil kuesioner tersebut adalah sebagai berikut :

Page 6: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

8

1. Apakah adik-adik di rumah mempunyai televisi?

Keterangan : Dari jawaban tersebut

dapat disimpulkan kalau mayoritas

responden memiliki unit televisi

sendiri di rumah.

Tabel 2.1

2. Jenis acara televisi apa yang sering adik-adik tonton di rumah?

Keterangan : Dari respons yang

didapat dapat disimpulkan kalau

mayoritas responden lebih sering

menonton jenis film kartun.

Tabel 2.2

3. Acara anak apa yang paling kamu sukai?

Keterangan : Alasan responden

dalam memilih acara favorit

tersebut antara lain adalah karena

acara tersebut seru, ramai, atau lucu.

Tabel 2.3

Page 7: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

9

4. Karakter kartun mana yang merupakan favoritmu? sebutkan alasannya!

Keterangan : Alasan responden

dalam memilih karakter favorit

antara lain karena karakter tersebut

pemberani, kuat, keren atau lucu

Tabel 2.4

5. Apa cita-citamu di masa depan? sebutkan alasannya!

Keterangan : Alasan responden

dalam memilih cita-cita mereka

antara lain karena ingin mengikuti

orang tua atau alasan ekonomis.

Tabel 2.5

2.5 Data Mandatoris

2.5.1 Penyelenggara (YKGI)

Gambar 2.4

Page 8: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

10

Penyelenggara utama kampanye “Preventive Dentistry” ini adalah Yayasan

Kesehatan Gigi Indonesia, yang beralamat di :

Jl. Anggrek 60, Bandung 40114, Indonesia.

Telpon : (022) 7234579

Fax : (022) 7107208

E-Mail : [email protected]

2.5.2 Pendukung (WHO)

Gambar 2.5

World Health Organization (WHO) adalah agensi spesialis Persatuan Bangsa-

Bangsa (PBB) yang bertindak sebagai otoritas koordinasi kesehatan publik dunia

yang didirikan tanggal 7 April 1948, dan bermarkas di Jenewa, Swiss. Adapun

tugas terbesarnya adalah untuk memerangi penyakit, terutama kunci penyakit

menular, dan untuk mempromosikan kesehatan umum kepada penduduk dunia.

Adapun untuk region Asia Tenggara, kantor regional WHO dapat ditemui di kota

Manila, Filipina.

Page 9: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

11

2.5.3 Kerjasama Sponsor (Unilever - Pepsodent)

Gambar 2.6 Gambar 2.7

PT Unilever Indonesia pada awalnya didirikan pada 5 Desember 1933. Adapun

Misi Unilever adalah peningkatan vitalitas hidup, yang dilakukan dengan

pemenuhan kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari

dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman,

berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan. Pepsodent adalah produk

pasta gigi yang diproduksi oleh Unilever, dan merupakan satu-satunya merek

pasta gigi yang diakui oleh FDI (Federasi Gigi Dunia), di samping asosiasi

dokter gigi di dalam negeri. Sejak tahun 1990an, Pepsodent telah menjalankan

Program Sekolah yang hingga tahun 2006 telah menjangkau lebih dari 3,2 juta

anak-anak berusia di bawah 12 tahun di seluruh Indonesia.

2.6 Sejarah Berdirinya Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia

Pada awalnya, Drg. Rizali Noor (Alm) sebagai Kepala Direktorat Kesehatan Gigi

Departemen Kesehatan meminta Sr. Drg Be Kien Nio (Suster Kien) untuk membuktikan

bahwa suatu klinik yang mengkhususkan diri pada usaha pencegahan dapat

meningkatkan kesehatan gigi sekaligus bermanfaat bagi pengelolanya. Rencana tersebut

mendapat dukungan dari rekan-rekan sejawat Suster Kien, yaitu Sr. Dionysia Michels

Page 10: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

12

selaku provinsial Ursulin, Mgr. Amtz OSC (Alm) selaku Uskup Bandung, Prof. Drg.

R.G. Soemantri, dan Sr. Rosemary Huber MM. Mereka kemudian sepakat untuk

mendirikan sebuah yayasan yang mempunyai misi untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat melalui upaya pencegahan dan pendidikan.

Gambar 2.8 Gambar 2.9

Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia kemudian didirikan dan mengawali pelayanannya

pada tahun 1972 dengan pendirian UKGS di sebuah Sekolah Dasar dan Taman Kanak-

Kanak. Beberapa tahun kemudian pelayanan YKGI berkembang pesat ke berbagai

sekolah lainnya. Kemudian pada tanggal 22 Maret 1973 YKGI meresmikan berdirinya

sebuah Poliklinik Gigi di Jalan Anggrek No. 60, Bandung. Hingga saat ini, YKGI telah

melayani 16 Taman Kanak-Kanak, 11 Sekolah Dasar, serta 7 Taman Kanak-Kanak &

Play Group insidental baik negri maupun swasta dengan jumlah total peserta 9.213

orang anak

Page 11: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

13

2.7 Program-Program Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia

2.7.1 Unit Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

Gambar 2.10

Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang mementingkan pendidikan

maupun pencegahan semakin bertambah. Setelah 6 tahun pertama, UKGS yang

dikelola YKGI bisa menyerahkan anak-anak yang selesai Sekolah Dasar dalam

keadaan sehat optimal : dalam arti geligi lengkap, bebas caries yang aktif, semua

lubang ditambal dan semua sisa akar telah diekstraksi.

2.7.1.1 Tujuan UKGS

1. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dengan

jalan mengadakan usaha preventif dan promotif.

2. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk

meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan

(oral hygiene).

3. Mengusahakan agar anak-anak Sekolah Dasar itu mau

memelihara kebersihan mulutnya di rumah (habit formation).

Page 12: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

14

4. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak Sekolah Dasar

dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha prevensi gagal

melalui system selektif (selective approach).

5. Meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dengan suatu sistem

pembiayaan yang bersifat pra upaya (pre payment system).

2.7.1.2 Program UKGS YKGI untuk Murid SD

1. Pendidikan Kesehatan Gigi

Pendidikan Kesehatan Gigi dalam kelas dilakukan setiap 1 bulan

sekali, 2 minggu atau bahkan seminggu sekali sesuai perjanjian

dengan sekolah.

2. Pencegahan Penyakit Gigi & Perawatan

Program ini meliputi :

a. Pemeriksaan teratur.

b. Diagnosa untuk menentukan perawatan apa yang diperlukan.

c. Pembersihan rongga mulut.

d. Pemberian pendidikan kesehatan gigi di klinik.

e. Mempelajari cara memelihara kebersihan mulut.

f. Pengulasan Fluor untuk mencegah kerusakan gigi.

g. Pencabutan gigi susu dengan Chlor Aethyl.

h. Penambalan gigi tetap dengan Amalgam.

i. Penambalan gigi tetap dengan ART.

Page 13: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

15

2.7.1.3 Program UKGS YKGI untuk Murid TK.

Maksud program ini adalah memperkenalkan Kesehatan Gigi kepada

anak-anak murid Taman Kanak-Kanak dengan tujuan agar anak-anak

memelihara kebersihan dan kesehatan giginya.

1. Pendidikan Kesehatan Gigi.

Untuk aktivitas murid diperlukan buku pendidikan Kesehatan

Gigi untuk Taman Kanak-Kanak, untuk kelas TK besar dan TK

kecil.

2. Pencegahan Penyakit Gigi.

Program ini meliputi :

a. Pemeriksaan teratur.

b. Pembersihan rongga mulut.

c. Pemberian pendidikan kesehatan gigi di klinik.

d. Mempelajari cara memelihara kebersihan mulut.

e. Pengulasan Fluor untuk mencegah kerusakan gigi.

Adapun di Taman Kanak-Kanak tidak diberikan perawatan, apabila anak

memerlukan perawatan, yayasan menyerahkan kepada orang tua / wali

murid untuk memilih dokter gigi dengan disertai surat rujukan dari

Yayasan.

Pertemuan orang tua, guru dan petugas kesehatan gigi dengan topik

pembahasan masalah Kesehatan Gigi Anak dilakukan sekali dalam

Page 14: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

16

setahun, biasanya pada awal tahun ajaran baru, sebelum program

dilaksanakan di sekolah.

Hal itu dimaksudkan selain memberikan penyuluhan masalah kesehatan

gigi, juga untuk mengenalkan program-program UKGS yang akan

dilaksanakan. Pada pertemuan itu juga diadakan sesi tanya jawab

sehingga baik penyuluh maupun pengelola program dapat memberikan

hasil semaksimal mungkin.

2.7.1.4 Pelaksanaan Program UKGS

1. Pemeriksaan awal keadaan gigi dan mulut serta perhitungan DMF

(Decay Missing and Filled) Indeks dan Indeks Kebersihan Mulut

(OHI-S).

2. Pelaksanaan pendidikan kesehatan gigi di kelas-kelas yang

berintegrasi dalam kurikulum sekolah serta pelaksanaan program

pencegahan dan perawatan secara kontinyu di klinik UKGS.

3. Evaluasi dan penelitian.

2.7.1.5 Peserta Unit Kesehatan Gigi Sekolah YKGI

1. Sekolah Dasar :

Nama Sekolah

Peserta

Kelas

SES*

SD Santa Ursula 467 1 - 6 B

Page 15: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

17

SD Santa Angela 700 1 - 6 B

SD Taruna Bakti 218 1 & 2 B

SD Maria Bintang Laut 779 1 - 6 B

SD Kalam Kudus Ciateul 374 1 - 6 C1

SD Kalam Kudus Kopo 542 1 - 6 C1

SD Gamaliel 387 1 - 6 C1

SD BPK Citepus 999 1 - 6 B

SD BPK Suryani 990 1 - 6 B

SD BPK Holis 1127 1 - 6 B

SD Talenta 165 1 & 2 A2

*) SES (socio economic status) menurut AC Nielsen (2005).

2. Taman Kanak-Kanak :

a. TK St. Angela

b. TK St. Yohanes

c. TK Elektrina

d. TK Kalam Kudus Kopo

e. TK Karuna Bakti

f. TK Aselia

g. TK N. Centeh

h. TK Merpati Pos

Page 16: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

18

i. TK Maria Bintang Laut

j. TK Kalam Kudus Pasundan

k. TK Gameliel

l. TK Baptis

m. TK BPK Citepus

n. TK BPK Holis

o. TK BPK Suryani

p. TK Sadang Serang

q. TK Sukapirena (insidentil)

r. TK Vincetius (insidentil)

s. TK Bumi Serpong Damai (insidentil)

t. TK Jabal Rahmah (insidentil)

u. TK Gagas Ceria (insidentil)

3. Play Group :

a. Kalam Kudus Kopo

b. ABC Club

c. Bandung English Centre

d. Kalam Kudus Pansundan

e. BPK Suryani

f. BPK Citepus

g. BPK Holis

h. BPK Baptis

i. Mutiara Indonesia (insidentil)

Page 17: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

19

j. English Made Fun School (insidentil)

k. Deutshce Schule Bandung (insidentil)

l. Tumble Tots

2.7.2 Balai Pengobatan Gigi

Setelah klinik UKGS berjalan selama 2 tahun, masyarakat mengiginkan dan

mengusulkan agar klinik tersebut juga melayani orang dewasa. Usul tersebut

ditanggapi oleh pengurus dan mereka mempersiapkan serta mengajukan

permohonan mendirikan sebuah Balai Pengobatan Gigi. Pada tahun 1975,

didirikan BPG di Jl. Cikaso Barat II No. 55 yang melayani masyarakat umum.

Pada Tahun 1987, Suster Frances, pimpinan Asrama Putri Providentia

mengijinkan sebuah ruangan bekas gudang di kompleks Susteran Ursulin untuk

dipakai sebagai Balai Pengobatan Gigi dan hingga kini BPG YKGI terletak di Jl.

Anggrek 60, Bandung.

Sejak tahun 1979, YKGI bekerja sama pula dengan Yayasan Wyata Guna

mendirikan sebuah klinik gigi yang melayani warga tuna netra dan keluarga

karyawan Wyata Guna, yang terletak di Kompleks Wyata Guna di Jalan

Pajajaran 52 Bandung. Klinik gigi tersebut melayani masyarakat Wyata Guna

setiap Senin dari jam 08.00 – 11.00 hingga kini.

Page 18: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

20

2.7.3 Unit Pendidikan Kesehatan Gigi

Pada tahun 1978 Yayasan mengambil inisiatif untuk mengembangkan sayapnya

melalui suatu Seksi Pendidikan Kesehatan Gigi / Dental Health Education

(DHE), yang mengembangkan metode-metode pendidikan dan bahan-bahannya

serta menyebarluaskannya untuk digunakan juga oleh yayasan lain. Salah satu

kegiatan unit ini adalah memproduksi dan menyebarluaskan buku-buku dan alat-

alat peraga dan presentasi untuk penyuluhan kesehatan gigi. Adapun saat ini

semua bahan tersebut sudah menyebar ke berbagai propinsi di Indonesia

Pelayanan lain berupa konsultasi bagi sekolah yang ingin mendirikan Klinik

Sekolah, Training Tenaga Kesehatan Gigi Sekolah dan Pendidikan Staf

Paramediknya termasuk juga metode-metode evaluasi pencegahan yang bisa

dilakukan. Untuk menyebarluaskan program-program UKGS dan meningkatkan

pelayanan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi, unit PKG inipun sering

berpartisipasi di beberapa pameran yang berhubungan dengan pendidikan dan

kesehatan.

2.7.3.1 Fasilitas Unit Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG)

1. Buku :

a. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian I

b. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian II

c. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian III

d. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian IV

e. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian V

Page 19: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

21

f. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian VI

g. Buku Kerja Kelas I

h. Buku Kerja Kelas II

i. Buku Kerja Kelas III

j. Buku Kerja Kelas IV

k. Buku Kerja Kelas V

l. Buku Kerja Kelas VI

m. Belajar dan Bermain Tentang Gigi : TK Kecil

n. Mari Belajar Tentang Gigi : TK Besar

o. Jalan Menuju Gigi Sehat

2. Brosur :

5 Macam Brosur

3. Diktat :

a. Preventive Denstistry SPRG Bag. I

b. Preventive Denstistry SPRG Bag. II

c. Public Healthy untuk SPRG

4. Disclosing :

1 Botol 30 ml (solution)

5. Flip Chart :

a. Si Kokus dan Si Basil

Page 20: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

22

b. Ali Bersama si Gigi

c. Gicil (Si Gigi Kecil) I

d. Gicil (Si Gigi Kecil) II

6. Model :

a. Anatomi Gigi

b. Perjalanan Caries

c. Perjalanan Penyakit Periodontal

d. Karies yang Dibiarkan dan Akibatnya

e. Gigi Susu Rahang Atas dan Bawah

f. Gigi Tetap Rahang Atas dan Bawah

g. Model Gigi Tetap Rahang Ataas dan Bawah

h. Penampang Gigi

7. Slide :

a. Kisah Gigi Si Pino

b. Kisah si Kokus dan Si Basil

c. Pencegahan Penyakit Gigi Dalam

8. Poster :

a. UKGS Plak dan Akibatnya

b. Gigiku Sehat Karena Kusikat

c. Dia Perawat dan Penasihat

d. Berkat Sahabat Gigi Terawat

Page 21: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

23

e. 5 Masalah Gigi Bungsu

f. Pertumbuhan Gigi Susu dan Gigi Tetap

g. Resorpsi Akar Gigi Susu

h. Akibat Gigi Susu yang Tanggal Sebelum Waktunya

i. Orkes Sikat Gigi

j. Bangun Pagi Kusikat Gigi

k. Kujauhi Gula Gigi Kusikat

l. Kuman Dalam Plak

m. Cara Menyikat Gigi

n. Gigi Dengan Plak

o. Gigiku Kotor Penuh Kuman Perusak

p. Rajin Menyikat Gigi Kuman pun Lari

q. Kusikat Gigiku Setiap Hari

r. Dokter Apakah Gigiku Berlubang?

s. Berkat Sahabat Gigi Terawat

t. Gigi Sehat Kita Gembira

u. Aku Juara

v. Sikat Gigi Besar (Model)

w. Senyum Gembira Berkat Gigi Sehat / Sikatlah Gigimu Selalu /

Ingatlah Selalu Pesan Dokter Gigimu / Dokter Gigi Menjadi

Sahabat / Peliharalah Gigimu / Menyikat Cermat Gigi Sehat /

Berkat Sahabat Gigi Sehat / Selalu Riang Karena Gigi Sehat

Page 22: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

24

9. Gimmick :

a. Disklosing, Sikat Gigi, Cermin, Gelas, Celemek.

b. T-Shirt Orkes Sikat Gigi S / L

c. T-Shirt Bangun Pagi Kusikat Gigi S / L

d. T-Shirt Kujauhi Gula, Gigi Kusikat S / L

e. Jaket Orkes Sikat Gigi S / M / L

f. Jaket Bangun Pagi Kusikat Gigi S / M / L

g. Jaket Kujauhi Gula, Gigi Kusikat S / M / L

10. Video :

Beta / VCD Usaha Preventif dan Promotif dalam UKGS

2.8 Data Kampanye-Kampanye “Preventive Denstistry” Sebelumnya

Untuk menyebarluaskan program-program UKGS dan meningkatkan pelayanan

pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi, unit PKG YKGI sering berpartisipasi di

beberapa pameran yang berhubungan dengan pendidikan dan kesehatan. Antara lain

pada tanggal 24 April 2001 sampai dengan 27 April 2001, YKGI tercatat pernah

berpartisipasi pada Pameran Pendidikan Anak 2001 yang bertempat di Graha Manggala

Siliwangi. Kemudian pada peringatan 30 tahun YKGI pada tanggal 22-23 Maret 2003

YKGI mengadakan Pameran Hasil Karya Anak-Anak, serta Lomba Gambar dan Lomba

Gigi Sehat.

Page 23: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

25

Gambar 2.11 Gambar 2.12

gambar 2.13 Gambar 2.14

Adapun Unilever sebagai partner YKGI dalam kampanye kali ini juga aktif dan

konsisten dalam berkampanye untuk peningkatan kesehatan mulut melalui produk

Pepsodent. Beberapa di antaranya adalah kampanye Pepsodent untuk menyikat gigi pada

malam hari dan kampanye Pepsodent untuk bebaskan anak dari gigi berlubang yang

diadakan tahun lalu.

Gambar 2.15 Gambar 2.16 Gambar 2.17

Page 24: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

26

2.9 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dari program “Preventive Dentistry” ini adalah :

2.9.1 Sasaran Primer

Adalah anak-anak berusia 6 - 10 tahun (children), yang bersekolah di sekolah

dasar negri kelas 1 - 4 di kota Bandung. Alasan mengapa sasaran primer

ditujukan kepada anak-anak adalah karena pada rentang usia 6 – 12 tahun,

seorang anak mengalami masa transisi dari gigi susu menjadi gigi tetap.

Lebih lanjut dipilih untuk hanya menargetkan kelompok children saja, adalah

karena pada usia 10 – 13 tahun, seorang anak sudah memasuki tahap pra-remaja

yang seringkali disebut sebagai tweens, serta membutuhkan pendekatan

komunikasi yang berbeda dengan children. Adapun intervensi terhadap anak

lebih mudah untuk dilakukan ketika si anak masih pada masa children daripada

ketika sudah memasuki masa remaja.

2.9.2 Sasaran Sekunder

Adalah guru dan orangtua dari khalayak sasaran primer. Karena selain guru,

orang tua juga berperan sebagai pendidik dan pendisplin anak di rumah. Guru

dan orang tua juga secara disadari maupun tidak seringkali memberikan contoh

yang membangun kebiasaan anak-anak melalui kebiasaannya sendiri. Oleh

karena itu untuk menjaga agar anak dapat menjalankan anjuran kampanye

dengan konsisten dan kontinyu, guru dan orang tua memiliki peranan penting..

Page 25: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2008-1-00039-DS Bab 2.pdfUntuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan

27

2.10 Faktor Pendukung & Penghambat

2.10.1 Faktor Pendukung

1. Adanya dukungan dari organisasi kesehatan internasional maupun

regional seperti WHO dan Depkes RI, untuk aktivitas yang dapat

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

2. Unilever sebagai salah satu partner YGKI dalam kampanye ini

mempunyai image yang baik di mata masyarakat. Hal ini disebabkan

karena Unilever sangat aktif menjalankan komitmennya dalam

mempromosikan peningkatan kesehatan mulut di Indonesia selama lebih

dari 30 tahun melalui brand Pepsodent.

3. Kampanye “preventive denstistry” ini menawarkan keuntungan jangka

panjang bagi khalayak sasaran, baik primer maupun sekunder, yaitu

kesehatan pribadi.

2.10.2 Faktor Penghambat

1. Masih adanya persepsi yang salah di kalangan masyarakat menengah ke

bawah kalau kesehatan adalah sesuatu yang mahal.

2. Tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia masih sangat rendah sehingga

masih dibutuhkan reminder items atau kampanye lanjutan untuk menjaga

kontinuitas pesan kampanye.

3. Beberapa media komunikasi visual yang digunakan saat ini sudah kuno,

sehingga kurang dapat menarik perhatian khalayak sasaran.