BAB 2 BUSINESS MODEL CANVAS - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab...
Transcript of BAB 2 BUSINESS MODEL CANVAS - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab...
16
BAB 2
BUSINESS MODEL CANVAS
Untuk membuat suatu bisnis model, ide – ide tersebut dapat berasal dari mana
saja. Menurut Osterwalder & Pigneur(2010) setiap dari nine basic building blocks,
dapat menjadi langkah awal untuk menentukan darimana suatu perusahaan
melakukan transformasi bisnis model mereka. Nine building blocks tersebut yaitu
:value proposition, customer segments, customer relationship, channels, key
resources, key activities, key partnership, cost structure, dan revenue stream.
Osterwalder & Pigneur (2010) membedakan inovasi bisnis model berdasarkan
lima titik darimana transformasi suatu bisnis model berasal yaitu :resource-driven,
offer-driven, customer-driven, finance driven dan multiple-epicenter driven.
Resource-driven menciptakan inovasi yang berasal dari infrastruktur yang
sudah ada dalam suatu organisasi atau kemitraan untuk memperluas atau mengubah
suatu model bisnis.
Offer-driven menciptakan inovasi dan proposisi nilai baru yang memberikan
dampak kepada building blocks bisnis model yang lain. Customer-driven
menciptakan inovasi berdasar dari kebutuhan pelanggan, memfasilitasi akses atau
meningkatkan kenyamanan. Seperti semua inovasi yang muncul dari satu titik
tunggal, hal ini mempengaruhi building blocks bisnis model yang lain.
16
17
Finance-driven menciptakan inovasi dengan aliran penghasilan, mekanisme
pricing ataumengurangi struktur biaya yang baru akan mempengaruhi building blocks
bisnis model yang lain.
Multiple-epicenter driven merupakan inovasi yang didukung oleh banyak titik
yang dapat memberikan dampak yang signifikan pada beberapa building blocks yang
lain.
Jika melihat pada bisnis model aplikasi “Autoscience” ini, transformasi bisnis
model lebih menitikberatkan pada customer-drivenkarenaaplikasi ini melihat
kebutuhan pelanggan akan informasi dan memfasilitasi akses ke informasi tersebut
kepada pelanggan yang bersangkutan. Dengan demikian, hal ini akan mempengaruhi
building blocks yang lain. Titik transformasi dan masing - masing building blocks
dalam suatu bisnis model akan dijelaskan lebih rinci lagi pada pembahasan dibawah
ini.
2.1 Value Proposition
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 22) value proposition
didefinisikan sebagai kumpulan produk dan jasa yang memberikan nilai untuk
segmen pelanggan yang spesifik. Value proposition merupakan alasan utama
kenapa customer bertahan kepada sebuah produk atau bahkan pindah ke
produk lainnya.
Value propositionbiasanya merupakan campuran dari berbagai
elementvalue tunggal.Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 23) ada 11
18
macam valuetunggal, yakni newness, performance, customization, “getting
the job done”, design, brand/status, price, cost reduction, risk reduction,
accessibility, dan convenience/usability.
Newness adalah suatu value yang memuaskan kebutuhan konsumen
yang belum pernah terpenuhi karena tidak ada penawaran yang sama atau
serupa pada dahulunya. Contoh dari value ini adalah hadirnya ponselyang
menjawab kebutuhan para konsumen serta membuka pangsa pasar baru dalam
dunia telekomunikasi.
Performance adalah suatu value yang muncul pada saat melakukan
kinerja secara optimal.Contoh dari value ini adalah delivery order yang
dilakukan oleh Domino Pizza. Pada saat mereka mengirimkan pizza,proses
pengiriman tersebut harus berlangsung sebelum 30 menit atau pizza tersebut
gratis.
Customization adalahvalue yang diperoleh dari kebutuhan khusus
konsumen atau permintaan khusus dari seorang konsumen. Contoh dari value
ini adalah Sour Sally yang memberi pilihan topping dari yoghurt yang dapat
dipilih sesuai selera.
“Getting the job done” adalah value yang diperoleh dengan menolong
konsumen dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Contoh dari valueini adalah
jasa katering.Jasa ini menawarkan penyajian makanan disebuah acaa dengan
demikian pemilik acara tidak perlu memasak untuk menyajikan makanan
untuk para tamu.
19
Design adalah value yang diperoleh dari suatu tampilan produk.
Contoh darivalue ini adalah desain laptopMacBook Air yang sangat tipis dan
futuristik yang membuat konsumen sangat tertarik untuk membeli.
Brand/Status adalah value yang mengutamakan nilai jual dari nama
suatu produk. Contoh dari value ini sering terjadi di dunia mode.Misalnya ada
seseorang yang memakai sepatu bermerek ZARA, maka sepatu itu dapat
menaikkan harga diri orang tersebut. Jika dibandingan dengan sepatu
bermerek Yongki komaladi, maka value yang didapatkan akan berbeda karena
perbedaan merek tersebut.
Pricemerupakan salah satu value yang paling dominan untuk menarik
pembeli. Biasanya semakin murah harga sebuah produk maka minat pembeli
akan semakin besar.
Cost reduction adalah value yang diperoleh dengan membantu
konsumen untuk mengurangi biaya.Contoh dari value ini adalah software ERP
yang dapat mengurangi biaya operasional pada kedepannya.
Risk Reduction adalah value yang biasanya diterapkan dalam produk –
produk asuransi. Dengan demikian maka resiko yang ditanggung oleh
customer dapat berkurang jika terjadi sesuatu.
Accessibility merupakan value yang muncul pada saat customer
mendapatkan akses ke suatu produk atau layanan. Contoh dari value ini
adalah penggunaan aplikasi pada ponsel seperti pada bisnis model pada tesis
ini.
20
Convenience/usabilitymerupakan value yang mempermudahcustomer
untuk melakukan segala sesuatu. Contoh dari value ini adalahiPod dan
iTunes, disini Apple Inc menawarkan aplikasi iTunes untuk mempermudah
pengguna iPod dalam mencari, membeli dan mengunduh lagu.
Menurut Finkelstein dan Lawton, value proposition memiliki 6 pilar
yang dapat digunakan membentuk value yang ditawarkan. Keenam pilar
tersebut adalah price, features, quality, support, availability, dan reputation.
Setiap pilar ini memiliki 5 tingkatan yang dapat membentuk value yang
ditawarkan.
Gambar 2.1 The Six Pillars of a Value Proposition
(Sumber : http://www.tildba.com/images/value-proposition.gif)
21
Pada aplikasi “Autoscience” six pillars yang akan dibentuk adalah
sebagai berikut :
Untuk Price, “Autoscience” mengaplikasikan harga pada tinggkatan
ke dua yaitu competitive.Hal ini dilakukan karena ingin menampilkan sisi
keakuratan dan kelengkapan dari sebuah informasi itu tidaklah murah. Disisi
lain, harga sebuah aplikasi jika terlalu tinggiakan mengurangi tingkat
ketertarikan konsumen. Berdasarkan hal ini, informasi dan pengetahuan dari
“Autoscience” harus competitive agar dapat menarik minat dari konsumen.
Dari segi Features,“Autoscience” memiliki fitur original.
Kelengkapan dan keakuratan sebuah informasi yang ditawarkan merupakan
keunggulan yang akan ditonjolkan. Dari sisi aplikasi reminder juga
menawarkan suatu pengalaman yang baru untuk para pengguna iPhone dan
juga pengguna kendaraan roda empat.
Qualityyang digunakan ada pada tingkatanexcellent, baik dari cara
penggunaan dan informasi. Untuk informasi, narasumber yang akan di cari
adalah narasumber yang memiliki pengalaman yang baik, serta sudah
memiliki bukti. Dari segi cara penggunaan, “Autoscience”akan menerapkan
konsep aplikasi yang user-friendly dalam hal ini menyuguhkan tampilan yang
mudah dimengerti oleh si pemakai.
22
Support pada kategorisix pillars “Autoscience” ada pada tingkatan
standard. Supportakan diberikan melalui updatepada “App Store”. Pengguna
akan memperoleh update tersebut jika mengakses “App Store” pada iPhone.
Tahap ke lima dalam six pillarsadalah availability.Pada tahap
ini,“Autoscience” berada pada tingkat restricted karena penjualan aplikasi
pada iPhone hanya dapat dilakukan pada App Store saja.
Reputation“Autoscience” harus dibangun pada tingkat
prestigious.Konsumen harus mengetahui aplikasi “Autoscience” menyediakan
informasi seputar kendaraan roda empat yang lengkap dan akurat, serta mudah
digunakan, dan dapat membantu para konsumen mendapatkan informasi
seputar mobil yang dibutuhkan.
Value Proposition yang terdapat pada aplikasi “Autoscience” antara lain :
Gambar 2.2 Value Proposition “Autoscience”
23
2.1.1 Informasi seputar kendaraan roda empat
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang
memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta,sesuatu nilai yang
bermanfaat. Jadi disini, ada suatu proses transformasi data menjadi
sautu informasi.Kualitas dari sebuah informasi tergantung pada 3 hal,
yaitu :Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan - kesalahan
dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus
jelas menceminkan maksudnya.Kualitas yang kedua adalah harus tepat
pada waktunya sampai pada penerima informasinya.Ketiga, informasi
harus relevan dan mempunyai manfaat bagi pemakainya.
Pola hidup masyarakat perkotaan pada umumnya kurang
memahami kendaraan yang digunakan.Kebanyakan masyakarat
Indonesia lebih sering memakai jasa montir atau sopir untuk
memantau keadaan mobil mereka.Inovasi dalam aplikasi
“Autoscience” memberikan suatu pengetahuan pada pemilik
kendaraan bermotor khususnya roda empat untuk mengetahui dan
memantau kendaraan yang digunakan sehari - hari.Aplikasi
“Autoscience” memberikan tips-tipskendaraan roda empat pada
umumnya dan informasi mengenai spesifikasi mobil.Dengan adanya
aplikasi “Autoscience” dalam iPhone diharapakan dapat memenuhi
kebutuhan informasi serta dapat menambah pengetahuan masyarakat
24
khususnya pengguna iPhone mengenai dunia otomotif, dalam hal ini
kendaraan roda empat.
2.1.2 Mudah digunakan (user-friendly)
Aplikasi “Autoscience” saat ini dibuat untuk pengguna iPhone,
hal ini berdasarkan kelebihan iPhone yang memiliki user interface
yang paling baik dan paling mudah digunakanjika dibandingkan
dengan smartphone lainnya.Hal ini telah menjadi ciri dari iPhone yang
mengutamakan keindahan dan kenyamanan untuk pemakainya.Sejalan
dengan hal diatas, aplikasi “Autoscience” mengadaptasi ciri dari
iPhone tersebut dan menghadirkan content serta fitur yang mudah
dimengerti dan digunakan oleh para pengguna iPhone.
2.1.3 Praktis (mobility)
Aplikasi “Autoscience” dikhususkan kepada para pengguna
iPhone karena dapat memberikan mobilitas kepada para konsumen.Hal
ini membuat akses informasi menjadi lebih praktis karena dapat
dilakukan melalui media ponsel.
2.2 Customer Segment
Definisi Market Segments menurut Kotler &Keller(2009,hal 248)
dikemukakan bahwa“Market segment consist of a group of customer who
25
share a similar set of needs and wants”yang dapat diartikan bahwa segmen
pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang saling berbagi keinginan dan
kebutuhan yang sama.
Customer segments menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 20)
didefinisikan sebagai kelompok orang atau organisasi yang berbeda –beda
yang ditargetkan untuk dicapai dan dilayani oleh suatu perusahaan.
Market Segmentationsecara E – Businessmenurut Scheinder (2009,
hal 180) adalah membagi kumpulan pelanggan potensial menjadi segmen-
segmen dan menargetkan bagian tertentu dari pasar dengan pesan iklan.
Untuk melayani pelanggan dengan lebih baik, perusahaan harus
mengelompokkan pelanggan dalam suatu segmen yang berbeda tapi dengan
kebutuhan, perilaku, saluran distribusi, dan atribut lain yang memiliki
kesamaan dalam setiap segmennya. Perusahaan harus membuat keputusan
mengenai segmen mana yang akan dilayani ataupun ditolak (Osterwalder &
Pigneur, 2010, hal 20).
Market segmentation menurut Kotler & Keller (2009, hal 248 - 252)
terdiri dari empat level yang berbeda antara lain :segment marketing, niche
market, local marketing dan individual marketing.
Segments marketing menyediakan penawaran yang fleksibel ke
masing – masing anggota tiap segmen.Contoh : Delta Airlines menawarkan
pelanggan kelas ekonomi mereka, tempat duduk, soft drinks dan biaya
tambahan untuk minuman keras, snacks, dan makanan.
26
Niche market memiliki target kelompok pelanggan yang lebih sempit
yang mencari campurankeunikan dan manfaat. Contoh : Hallmark sukses
membuat segmen khusus bisnis kartu ucapan.
Local marketing menyediakan program sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan local di suatu area perdagangan, lingkungan bahkan toko
individu. Contoh : HSBC menyesuaikan servis nya dengan karakteristik
masing – masing lokasi cabang mereka hingga lebih dikenal dengan sebutan
World’s Local Bank.
Individual marketing yang lebih dikenal dengan istilah
customerization yang menyediakan marketing yang customize sesuai dengan
keinginan pelanggan. Contoh : JackRabbit menyediakan sepeda custom bagi
pelanggannya.
Customer segmentation menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal
21) yang mengelompokkan customer segmentation menjadi beberapa tipe
yang berbeda antara lain :Mass market, niche market, segmented, diversified,
dan multi-sided platforms.
Mass markettidak membedakan segmen pelanggannya, relasi dengan
pelanggan fokus ke satu grup yang sangat luas dengan kesamaan kebutuhan
dan masalah yang sama.Contoh : sektor elektronik.
Niche marketberujung kepada segmen pelanggan yang spesifik dan
terspesialisasi.Contoh : perusahan manufaktur suku cadang mobil
27
berhubungan erat dengan pembelian dari perusahaan manufaktur otomotif
utama.
Segmented mengacu pada pelayanan yang berbeda untuk kebutuhan
dan masalah pelanggan yang berbeda. Contoh : jam tangan dan industri obat.
Diversified menjabarkan suatu organisasi yang memberikan servisnya
kepada dua segmen pelanggan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan dan
msaalah yang berbeda. Contoh : Amazon.com tahun 2006 memutuskan untuk
memperluas bisnis retailnya dengan menjual servis cloud computing.
Multi-sided marketsmendefinisikan servis kepada dua atau lebih
segmen pelanggan yang saling bergantung satu sama lain. Contoh :
perusahaan kartu kredit mendefinisikan servis kepada dua atau lebih segmen
pelanggan yang saling bergantung satu sama lain. Contoh : perusahaan kartu
kredit memerlukan pemegang kartu kredit yang banyak dan jaringan
merchants yang luas.
Gambar 2.3 Customer Segment “Autoscience”
28
Pada aplikasi “Autoscience” ini,market segmentation dan customer
segmentation yang diambil adalah niche market.Hal ini berdasarkan segmen
pelanggan yang spesifik dan terspesialisasi pada para pengguna iPhone
saja.Pengguna iPhone adalah kelompok pelanggan yang lebih sempit yang
mencari campuran keunikan dan manfaat dari iPhone yang mereka miliki.
Terlepas dari market segmentation yang digunakan, Kotler & Keller
(2009, hal 253) membagi customer segmentation berdasarkan variabel –
variabel untuk mengenali perbedaan pelanggan tersebut.Terdapat empat major
variabel yang dikelompokkan, yakni geographic, demographic,
psychographic, dan behavioral segmentation.
Pada aplikasi “Autoscience” ini, segmentation variabel yang
digunakan adalah behavorial segmentation.Hal iniberdasarkan kegunaan dari
aplikasi “Autoscience” bagi para pengguna iPhone.Para pengguna iPhone
melihat fungsi dari aplikasi ini yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan informasi mereka seputar kendaraan roda empat.
Behavorial segmentation menurut Schneider (2009)
adalahpembentukan pengalaman tersendiri untuk suatu pelanggan berdasarkan
perilaku mereka.Biasanya bisnis yang beroperasi diphysical world hanya
dapat memenuhi satu atau beberapa perilaku konsumen yang berbeda.Dalam
online world,suatu websitelebih mudah memenuhi kebutuhan pengunjung web
yang datang dengan perilaku yang berbeda – beda karena suatu website dapat
29
memasukkan elemen – elemen yang menarik behavioral segments yang lain
tersebut.
Usage-based market segmentation adalah penyesuaian pengalaman
pengunjung untuk mencocokkan penggunaan site behavior pattern setiap
pengunjung atau jenis pengunjung. Beberapa kategori common patterns dari
behavior tersebut adalah browsers, buyers, dan shoppers.
Browsers adalah pengunjung yang hanya melakukan surfing atau
browsing dalam suatu website.
Shoppers adalah pengunjung yang akan membeli, tapi mencari
informasi yang cukup dan akurat terkait produk yang akan dibeli, sebelum
membelinya dari website tersebut.
Buyers adalah pengunjung yang siap untuk melakukan suatu
pembelian sesegera mungkin dalam suatu website.
Common patterns diatas dapat digambarkan dalam funnel diagram
sebagai berikut :
Gambar 2.4 Funnel Diagram
(Sumber : http://www.pwgmarketing.com/wp-content/uploads/2011/01/Sales-funnel_new.jpg)
30
Aplikasi “Autoscience” menggunakan ketiga common pattern dari
behavior diatas sebagai customer segment. Ini didasarkan pada penjelasan
Schneider diatas, yang menyebutkan bahwa sebuah website dalam hal ini
aplikasi “Autoscience” memiliki kecenderungan untuk menangkap konsumen
dengan berbagai behavior.
Menurut Kotler & Keller (2009), setelah mengevaluasi segmentasi
yang berbeda – beda, sebuah perusahaan dapat mempertimbangkan five
patterns of market selection.
Five patterns of market selection tersebut adalah single-segment
concentration, selective specialization, product specialization, market
specialization, dan full market coverage.
Gambar 2.5 Five Patterns of Target Market Selection
(Sumber : http://polaris.umuc.edu/~rouellet/tman613sp99/slides/class6/img050.GIF)
Single-segment concentration dilakukan dengan memilih salah satu
target pada market.
31
Selective specialization dilakukan dengan memilih market mana yang
paling menjanjikan. Dalam hal ini, dapat memilih satu atau lebih market yang
menjanjikan.
Product specialization dilakukan dengan memasuki semua market,
tapi pada produk tertentu saja.
Market specialization dilakukan dengan menjual satu produk disatu
market.
Full market coveragedilakukan dengan memilih semua market atau
semua customer group yang ada dengan semua produk yang mungkin
dibutuhkan oleh para konsumen.
Pada aplikasi “Autoscience” ini, pattern of market selection yang
digunakan adalah market specialization. Hal ini berdasarkan penjualan
aplikasi “Autoscience” dalam satu market saja, yakni market aplikasi pada
iPhone yang disebut App Store.
2.3 Customer Relationship
Definisi customer relationship menurut Osterwalder & Pigneur (2010,
hal 28) adalah jenis relasi yang ditentukan perusahaan dengan segmen
pelanggan yang spesifik. Motivasi dibalik hubungan dengan pelanggan ini
antara lain untuk akuisisi dan retensi pelanggan bahkan untuk meningkatkan
penjualan.
32
Menurut Schneider (2009, hal 186), salah satu goal dari
marketingadalah membuat suatu hubungan yang kuat antara suatu perusahan
dan konsumennya.
Osterwalder & Pigneur (2010, hal 29) membagi hubungan dengan
pelanggan menjadi beberapa kategori yang berdampingan dengan masing –
masing segmen pelanggan, yaitu: personal assistance, dedicated personal
assistance, self-service, automated services, communities, co-creation.
Personal assistance merupakan relasi antar manusia, pelanggan bisa
berkomunikasi dengan representatif perusahaan selama proses penjualan atau
setelah pembelian selesai. Contoh :Cash On Delivery (COD) atau bertemu
langsung di titik penjualan, call center, atau e-mail.
Dedicated personal assistancemelibatkan representative perusahaan
secara spesifik untuk masing – masing klien individu untuk relasi yang lebih
dalam dalam jangka waktu yang panjang. Contoh :Bank swasta dan asuransi.
Self-serviceadalah suatu hubungan yang terjadi karena perusahaan
tidak menjaga hubungan secara langsung dengan pelanggan.Pelanggan harus
membantu diri mereka sendiri.
Automated services merupakan hubungan yang lebih canggih dan
merupakan evolusi dari self-service.Contoh : Profil personal dalam dunia
online memberikan akses servis yang customized ke masing – masing
pelanggan seperti rekomendasi film atau buku.
33
Communitiesmulai diaktifkan oleh banyak perusahaan baik secara
online maupun offline untuk memfasilitasi penggunanya bertukar pengetahuan
atau menyelesaikan masalah mereka. Communities juga membantu
perusahaan untuk lebih memahami pelanggan mereka. Contoh : Forum
diskusi online.
Co-creation yang merupakan transformasi dari relasi pelanggan-
vendor untuk menciptakan value dengan pelanggan.Contoh : YouTube.com
mendapatkan konten – konten video mereka dari pelanggan untuk konsumsi
public.
Gambar 2.6 Customer Relationship“Autoscience”
Pada aplikasi “Autoscience” ini, customer relationship yang
digunakan adalah automated services.Automated servicesberdasarkansistem
layanan aplikasi “Autoscience” yang berupa self-service dan dapat diakses 24
34
jam penuh melalui iPhone, serta memberikan informasi yang variatif seputar
kendaraan roda empat sesuai kebutuhan dari pelanggan.
2.4 Channels
Menurut Kotler &Keller (2009, hal 450), channels adalah kumpulan
organisasi yang saling tergantung atau terlibat satu sama lain dalam proses
pembuatan produk atau layanan yang tersedia untuk digunakan atau
dikonsumsi untuk pelanggan.
Definisi channels oleh Osterwalder & Pigneur (2010) adalah
bagaimana perusahaan berkomunikasi dan menjangkau segmen pelanggan
mereka untuk menyampaikan value proposition perusahaan.
Fungsi – fungsi channels, antara lain :
1. Meningkatkan kesadaran pelanggan tentang produk dan jasa perusahaan.
2. Membantu pelanggan mengevaluasi value propostion perusahaan.
3. Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa.
4. Menyampaikan value proposition kepada pelanggan.
5. Menyediakan dukungan pasca pembelian kepada pelanggan.
Menurut Kotler & Keller (2009), ada empat level channel, yakni :
1. Zero-level channel atau direct marketingchannel yang menjual langsung
kepada penjual.
2. One-level channel yang melibatkan satu perantara.
3. Two-level channel yang melibatkan dua perantara.
35
4. Three-level channel yang terdiri dari tiga perantara.
Tabel 2.1 Channel Types menurut Osterwalder & Pigneur
(Sumber : Osterwalder & Pigneur (2010))
Pada aplikasi “Autoscience” ini, level channel yang digunakan adalah
One-level channel danchannel type yang digunakan adalah partner stores
(indirect-partner).Hal ini berdasarkanperantara yang digunakan oleh aplikasi
“Autoscience” hanya pada satu partner storesaja, yakni “App Store”.
Dari gambar diatas juga terdapat lima channel phases, yakni
:Awareness, evaluation, purchase, delivery, dan after sales.
Awareness adalah tentang bagaimana
meningkatkankesadaran/pengetahuan dari produk dan layanan.
Evaluation adalah tentang bagaimana mengevaluasi value propostion
dari perusahaan.
Purchase adalah tentang bagaimana memberikan petunjuk kepada
konsumen untuk membeli produk dan layanan yang spesifik sesuai kebutuhan
mereka.
Deliveryadalah tentang bagaimana menyampaikan value proposition
pada konsumen.
36
After sales adalah tentang bagaimana menunjang konsumen setelah
melakukan pembelian.
2.5 Cost Structure
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 40),cost structure
merupakan semua biaya yang muncul untuk mengoperasikan bisnis
model.Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 41), Business model cost
structuredapat diklasifikasikan menjadi dua kelas yang luas, yaknicost-driven
dan value-driven.Banyak business model berada di tengah – tengah kedua
kelas ini.
Cost-driven business model terfokus untuk meminimalisasi cost jika
mungkin dilakukan. Contoh : Air Asia yang terkenal dengan low cost airlines
provider. Value-driventerfokus pada value creation. Sebuah premium
value preposition dan pelayanan yang mewah menjadi ciri dari value-driven
business model ini. Contoh : Singapore Airlines yang menawarkan pelayanan
premium dalam penerbangannya.
Pada aplikasi “Autoscience” ini, cost structureyang digunakan berada
di tengah – tengah kedua kelas ini.Ini berdasarkan penyajian informasi atau
jasa yang diberikan oleh aplikasi ini yang berbasis mobile.
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 40), cost structurememiliki
beberapa ciri, yakni fixed cost, variable cost, economies of scale,
daneconomies of scope.
37
Fixed costdalah suatu biaya yang tidak mengalami perubahan kendati
terjadi perubahan dalam volume barang atau jasa yang dihasilkan. Contoh :
Gaji dan harga sewa.
Variable cost adalah biaya yang bervariasi secara proporsional dengan
volume barang atau jasa yang dihasilkan.
Economies of scale adalah keuntungan yang diperoleh karena adanya
peningkatan produksi atau output.Contoh : Produksi masal.
Economies of scope adalah keuntungan yang diperoleh karena ruang
lingkup operation yang lebih besar.Contoh :Channel distribusi yang dapat
mengirim multiple product.
Gambar 2.7 Cost Structure “Autoscience”
Pada aplikasi “Autoscience” ini,ciri dari cost structureyang digunakan
adalah fixed costdan variable cost. Fixed cost yang dikeluarkan adalah biaya
38
pembuatan aplikasi, gaji karyawan dan sewa tempat.Variable cost yang
dikeluarkan adalah biaya marketing.
2.6 Revenue Stream
Revenue stream didefinisikan oleh Osterwalder & Pigneur (2010, hal
30) sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan uang dari setiap
customer segment.
Beberapa cara untuk memperoleh revenue streams menururt
Osterwalder & Pigneur (2010, hal 31 -32), antara lain :Asset sale, usage fee,
subscription fees, lending/renting/leasing, licensing, brokerage fees,
danadvertising.
Asset sale adalah revenue stream yang diperoleh dari menjual hak
kepemilikan ke suatu physical product.
Usage fee adalah revenue stream yang diperoleh dari penggunaan
suatu jasa.
Subscription fees adalah revenue stream yang diperoleh dari
pemakaian suatu akses secara terus – menerus ke sebuah jasa atau layanan.
Landing/renting/leasingadalah revenue stream yang diperoleh dengan
memberi hak khusus yang bersifat sementara kepada seseorang untuk
menggunakan sesuatu dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Contoh :
Suatu penyewaan mobil.
39
Licensing adalah revenue stream yang diperoleh dengan memberikan
izin kepada konsumen untuk menggunakanprotected intellectual property.
Brokerage feesadalahrevenue stream yang datang dari layanan
perantaraan yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih.Contoh : Makelar yang
mendapatkan komisi jika berhasil mencocokan keinginan pembeli dan penjual
dalam suatu transaksi.
Advertising adalah revenue stream dari hasil pengiklanan suatu
barang, jasa ataupun merek.Contoh : Pengiklanan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan atau perseorangan di media cetak ataupun elektronik.
Gambar 2.8 Revenue Streams ”Autoscience”
Pada aplikasi “Autoscience” ini, revenue streamyang digunakan
adalah Subscription fees dan Advertising.
Subscription fees didapatkan dengan cara menjual akses ke
contentyang terdapat pada aplikasi “Autoscience”.
40
Advertising didapatkan lewat pengiklanan suatu barang ataupun jasa
ke dalam aplikasi “Autoscience” ini.
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 32), setiap revenue
streammungkin memiliki pricing mechanisms yang berbeda. Pemilihan tipe
dari pricing mechanisms dapat berakibat besar pada revenue yang dihasilkan.
Tabel 2.2 Pricing Mechanisms
Dari table diatas, ada dua tipe utama dari pricing mechanisms, yakni
fixed dan dynamic pricing.
Fixed menu pricing adalah harga yang telah ditetapkan berdasarkan
variable statis.Fixed menu pricing terdiri atas empat tipe, yakni :List price,
product feature dependent, customer segment dependent, dan volume
dependent.
List Price adalah fixed price untuk barang dan jasa secara individual
atau untuk value proposition yang lain.
Product feature dependent adalah harga yang tergantung dari angka
atau kualitas dari suatu fitur pada value proposition.
Customer segment dependent adalah harga yang tergantung dari tipe
dan ciri dari suatu customer segment.
41
Volume dependent adalah harga ditentukan dari kuantitas yang dibeli.
Sedangkan dynamic pricing adalah harga yang berubah
menurut kondisi market.Dynamic pricing terdiri atas empat tipe, yakni
:Negotiation (bargaining), yield management, real-time market, dan auctions.
Negotiation(bargaining) adalah harga yang dinegosiasikan antara dua
mitra atau lebih yang tergantung pada kekuasaan bernegosiasi dan atau
keahlian dalam bernegosiasi.
Yield management adalah harga yang tergantung dari inventory dan
waktu pembelian. Contoh : Pembelian tiket pesawat.
Real-time-market adalah harga yang terbentuk secara dinamis dari
supply dan demand.
Auctions adalah harga yang ditentukan oleh hasil dari persaingan tender.
Pada aplikasi “Autoscience” ini, pricing mechanismsyang digunakan
adalahfixed menu pricing yakni product feature. Hal ini berdasarkan
penetapan harga oleh pihak Apple Inc. selaku pemilik dan pengelola“App
Store”.
Tabel 2.3Ketentuan harga dan komisi dari “Apple Inc.” dan komisi1
1Apple.Inc
42
2.7 Key Activity
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 36 - 37), semua business
modelmemiliki sejumlah key activity. Ini adalah tindakan penting yang harus
dlakukan agar suatu perusahaan dapat beroperasi dengan sukses. Seperti pada
key resources, ini juga dibutuhkan untuk membuat dan menawarkan value
proposition, menjangkaumarket, memelihara customerrelationship, dan
mendapatkan revenue.Key activity dapat berbeda, tergantung pada tipe dari
suatu business model.
Key activity dapat dikategorikan dalam 3 tipe, yakni :production,
problem solving, dan platform/network.
Production terkait dengan kegiatan mendesain, membuat, dan
memberikan produk dalam jumlah besar dan atau kualitas unggul.
Problem solving terkait dengan memberikan suatu solusi baru pada
suatu masalah yang dialami customer secara individu.
Platform/network yang menjadi key resources dari suatu business
model didominasi oleh platform atau network-related sebagai key activity nya.
Key activity dari kategori ini terkait dengan platform management, service
provisioning, dan platform promotion.
43
Gambar 2.9 Key Activities “Autoscience”
Pada aplikasi “Autoscience” ini, key activity yang digunakan terkait
denganproblem solving danplatform/network.Problem solvingberdasarkan
atas informasi yang diberikanoleh contentdalam aplikasi “Autoscience” dapat
mengatasi masalah atau kendala yang dihadapi oleh masing – masing
customer.Platform/networkberdasarkan atas application design &
maintenance, interview, dan marketing.
Application design & maintenance dari aplikasi “Autoscience” adalah
proses pembuatan aplikasi “Autoscience” itu sendiri dan cara pemeliharaan
kedepannya.
Interview yang dimaksud dalam aplikasi “Autoscience” adalah
pengumpulan data dan informasi yang dilakukan oleh karyawan PT. XYZ
selaku pemilik aplikasi “Autoscience” kepada beberapa key partnersuntuk
44
mendapatkan isi dari beberapa content yang ditawarkan pada aplikasi
“Autoscience” ini.
Marketing yang dilakukan pada aplikasi “Autoscience”terdiri atas
Analisa SWOT, marketing strategy, hingga marketing expense budget.
2.8 Key Partnership
Perusahaan di semua tipe industri dan di seluruh dunia telah memilih
untuk membentuk suatu partnership untuk memperkuat daya bersaing di
pasar domestik maupun internasional. Menurut Thompson (2010, hal 166),
partnership merupakan perjanjian formal di antara dua atau lebih perusahaan
terpisah yang di dalamnya terdapat kesepakatan dan kerjasama untuk
mengembangkan dan memperkuat posisi suatu perusahaan.
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 38), Key partnership
menggambarkan sebuah jaringan daripemasok – pemasok dan mitra yang
membuat business model tersebut berjalan. Perusahaan membentuk aliansi
untuk mengoptimalkan business model mereka, mengurangi resiko, atau
mendapatkan sumber daya.
Partnershipdapat dibedakan menjadi empat tipe, yakni :
1. Strategic alliances antara non-competitors.
2. Coopetition : strategic partnership antara competitors
45
3. Joint venture untuk mengembangkan bisnis baru.
4. Buyer-supplier relationship untuk memastikan suplai yang dapat
dipercaya.
Gambar 2.10 Key Partners “Autoscience”
Pada aplikasi “Autoscience” ini, tipe partnership yang digunakan adalah
strategic alliances antara non-competitors.Hal ini berdasarkan pada key
partnership dari aplikasi “Autoscience” sebagai berikut :
1. Apple inc. yang menjalinpartnership dengan tipe strategic alliances
antara non-competitors didasarkan pada peran App Store milik Apple Inc.
sebagai distributor dari Aplikasi “Autoscience” ke customer.Apple Inc.
dan aplikasi “Autoscience” tidak berada pada market yang sama.
2. Bengkel – bengkel resmi dan ternama yang menjalin partnership dengan
tipestrategic alliances antara non-competitorsdidasarkan pada
peranmereka sebagaiinformation repository (gudang informasi) pada
46
beberapa content dalam aplikasi “Autoscience”. Bengkel – bengkel resmi
dan ternama ini berada pada market yang berbeda dengan aplikasi
“Autoscience”, kendati keduanya bergerak dalam dunia otomotif tapi
valuepropositionyang diberikan berbeda.
2.9 Key Resources
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 34 - 35),key resources
menggambarkan aset terpenting yang diperlukan untuk membuat suatu
business modelberjalan. Sumber daya ini memungkinkan sebuah perusahaan
untuk membuat dan menawarkan sebuah value proposition, menjangkau
market, memelihara customerrelationship, dan mendapatkan revenue. Key
resources dapat berbeda, tergantung pada tipe dari suatu business model.
Terdapat empat kategori dari key resources, yakni :Physical,
intellectual, human, dan financial.
Physical dalam kategori ini meliputi aset fisik seperti fasilitas
manufaktur, bangunan, kendaraan, mesin, sistem dan jaringan
distribusi.Contoh : Wal-Mart dan Amazon.com yang sangat bergantung pada
aset fisiknya.
Intellectual dalam kategori ini menyangkut merek, hak milik, hak
paten, hak cipta, kemitraan, dancustomer database sedang berkembang
menjadi komponen penting dalam sebuah business model yang kuat. Sulit
47
untuk mengembangkan intellectual resources, tapi bila sukses diciptakan
dapat memberikan value yang besar.
Human adalah resources yang dibutuhkan oleh semua perusahaan, tapi
humansangat menonjol dalam suatu business model tertentu.
Financial dalam kategori ini menyangkut resources dan atau jaminan,
seperti uang tunai, jalur kredit, atau saham.
Pada aplikasi “Autoscience” ini, kategori dari key resources yang
digunakan adalah human dan Intellectual. Hal ini berdasarkan montir sebagai
pusat informasi dari beberapa content pada aplikasi “Autoscience”.
Gambar 2.11 Key Resources “Autoscience”
Pada kategori human, montir menjadikey resource karena sumber
informasi dari beberapa content pada aplikasi “Autoscience” berasal dari sini.
Pada kategori intellectual terdapat empat key resources, yakni :Apple
48
brand,database,iPhone hardware & software, sertarules & regulations.
Apple brand adalah salah satu key resources yang dapat meningkatkan
revenue dikarenakan merek Apple yang kerap menjadi produk dengan kualitas
yang baik dan menjadi trend-setter gaya hidup orang modern.
Databaseuntuk data – data lain seperti alamat dan informasi kepolisian
dan rumah sakit didapatkan dari Mabes Polri (Markas Besar Polisi Republik
Indonesia) dan PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia).
iPhonehardware & softwaremenjadi salah satu key resources karena
spesifikasi dari iPhone yang memberikan kecepatan akses internet yang sangat
cepat dan desain iPhone yang memiliki user interface yang paling baik dan
paling mudah digunakan jika dibandingkan dengan smartphone lainnya.
Terdapat dua pihak yang memiliki rules & regulations yang
mempengaruhi aplikasi “Autoscience”, yakni : Pemerintah Indonesia, dan
Apple Inc.
Pemerintah Indonesia dengan peraturan tentang E-business, E-
marketing, E-purchasing, E-commerce, dan M-commerce.Peraturan ini
membahas tentang praktik dan legalitas seputar E-business, E-marketing, E-
purchasing, E-commerce, dan M-commerce di Indonesia.
Apple Inc. dengan peraturan tentang App Store.Peraturan ini
membahasa tentang legalitas, kompetensi, dan revenue dari sebuah aplikasi
untuk bisa dijual melalui App Store.