BAB 2
-
Upload
arini-tri-kusumawati -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of BAB 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumah Sakit
2.1.1. Definisi Rumah Sakit
Rumah sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009 Pasal 1 adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Despkes RI,
2009).
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
penggabung alat ilmiah khusus dan rumit dan difungsikan oleh berbagai kesatuan
personel terlatih dan terdidik Dalam menghadapi dan menangani masalah medik
modern, yang semuanya terikat bersama-sama yang untuk pemulihan dan
pemeliharaan kesehatan (Siregar, 2004). Rumah sakit dalam hal rujukan medis
juga diandalkan untuk memberikan pengayoman medik (pusat rujukan) untuk
pusat-pusat pelayanan yang adal di suatu wilayang kerja. Pengayoman ini
dilaksanakan melalui dua sistem rujukan, yaitu rujukankesehatan (berkaitan
dengan upaya promotif dan prefentif yang mencangkup bantuan teknologi, sarana
dan operasional) dan rujukan medik (Muninjaya, 1999).
2.1.2 Tugas Rumah Sakit
Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan serta merupakan bagian integral dari
keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Rumah sakit juga melaksanakan
pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kegiatan penyembuhan dan
pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa yang dilaksanakan secara terpadu
dengan upaya peningkatan promotif dan preventif (Aditama, 2002). Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Pasal 4, Rumah Sakit
mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
(Depkes RI, 2009).
4
5
2.1.3 Fungsi Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
Pasal 5 rumah sakit mempunyai fungsi :
1. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
3. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
(Depkes RI, 2009)
2.1.4. Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Siregar (2004), rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan
berbagai kriteria sebagai berikut :
A. Klasifikasi berdasarkan kepemilikan
Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas :
1. Rumah sakit pemerintah
2. Rumah sakit swasta
B. Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan
Berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri atas :
1. Rumah sakit umum
2. Rumah sakit khusus
3. Rumah sakit pendidikan
C. Klasifikasi berdasarkan lama tinggal
Berdasarkan lama tinggal rumah sakit terdiri dari :
3 Rumah sakit jangka pendek, rumah sakit yang merawat penderitanya selama
rata-rata kurang dari 30 hari
6
4 Rumah sakit jangka panjang, rumah sakit yang merawat penderitanya dalam
waktu rata-rata 60 hari atau lebih
D. Klasifikasi berdasarkan jumlah tempat tidur
Rumah sakit yang diklasifikasikan berdasarkan kapasitas tempat tidur
sesuai dengan pola sebagai berikut :
1. Di bawah 50 tempat tidur
2. 50-99 tempat tidur
3. 100-199 tempat tidur
4. 200-299 tempat tidur
5. 300-399 tempat tidur
6. 400-499 tempat tidur
7. 500 tempat tidur lebih
E. Klasifikasi berdasarkan kemampuan yang dimiliki
Dibedakan atas lima macam, yaitu :
1. Rumah sakit kelas A
Yaitu rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialistik dan sub spesialistik luas.
2. Rumah sakit kelas B
3. Yaitu rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialistik terbatas luas dan sub spesialistik terbatas. Rumah sakit kelas
pendidikan yang tidak termasuk kelas A akan diklasifikasikan sebagai
rumah sakit kelas B.
4. Rumah sakit kelas C
Yaitu rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialistik terbatas. Pada saat ini terdapat empat jenis pelayanan
spesialistik yang disediakan, yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan
bedah umum, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kebidanan dan
kandungan.
5. Rumah sakit kelas D
Yaitu rumah sakit yang bersifat transisi karena pada suatu saat akan
ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Rumah sakit ini memberikan
7
pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Sama halnya dengan
rumah sakit kelas C, rumah sakit kelas D ini juga menampung pelayanan
rujukan yang berasal dari puskesmas.
6. Rumah sakit kelas E
Yaitu rumah sakit khusus yang menyelenggarakan hanya satu macam
pelayanan kedokteran saja. Misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit paru,
rumah sakit jantung dan lain-lain.
2.1.5 Jenis Pelayanan Rumah Sakit
Rumah sakit umumnya melaksanakan pelayanan kesehatan dengan
mengutamakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kegiatan
penyembuhan dan pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa, yang dilaksanakan
secara terpadu dan serasi dengan upaya peningkatan dan pencegahan. Berdasarkan
hal tersebut maka rumah sakit mempunyai fungsi pelayanan medik, rujukan,
penunjang medis, pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan, penelitian dan
pengembangan, serta menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
(Aditama, 2002).
2.1.6 Organisasi Rumah Sakit
Organisasi rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Terdiri dari unsur pemimpin, pelaksana tugas pokok dan unsur penunjang
pelaksanaan tugas pokok
2. Rumah sakit dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh wakil
direktur menurut kebutuhan
3. Direktur rumah sakit adalah seorang dokter
4. Rumah sakit mempunyai fungsi wadah penyantun dan tim medis
5. Dewan penyantun mempunyai tugas member saran atau nasehat kepada
dewan direktur rumah sakit, dalam rangka merencanakan, merumuskan,
membimbing dan mengawasi program dan kebijakan umum
6. Tim medis bertugas memberi nasehat kepada direktur tentang etik, matu
dan pengembangan pelayan medik baik diminta maupun tidak
8
7. Kedudukan, tugas, fungsi dan keanggotaan dewan penyantun dan tim
medik ditetapkan dengan keputusan tersendiri
8. Organisasi masing-masing rumah sakit dalam lingkungan Departemen
Kesehatan ditetapkan dengan keputusan tersendiri
9. Organisasi rumah sakit Pemda, ABRI, BUMN, dan Swasta berpedoman
kepada organisasi Rumah Sakit Departemen Kesehatan dan ditetapkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Wijono, 1997)
2.1.7 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Sistem informasi manajemen rumah sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan dan bahkan merupakan
satu sendi utama dalam kegiatan sehari-hari (Aditama, 2007). Sistem informasi
manajemen di rumah sakit dilakukan dengan mengubah data mentah menjadi
informasi yang berguna memlalui tiga kegiatan, yaitu input, proses dan output
dapat berisikian tentang manusianya, tempat dan sesuatu dalam organisasi atau
lingkungan. Rumah sakit wajib mengirim laporan ke Departemen Kesehatan.
Untuk hal ini sisitem pelaporan rumah sakit dibuat sedemikian rupa sehingga data
survey endemik rumah sakit bisa cepat diketahui oleh Departemen Kesehatan
(Wijono, 1997).
2.2 Puskesmas
2.2.1. Definisi Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten /
kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan uapaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional yang
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (Depkes RI, 2009).
9
2.2.2 Visi dan Misi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan
sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan
dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004)
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya nilai pembangunan kesehatan nasional. Misi
tersebut antara lain:
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
b. Memdorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya (Depkes RI, 2004)
2.2.3 Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainyatujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat
2015 (Depkes RI, 2004).
Upaya kesehatan puskesmas meliputi :
1. Menyelenggarakan upaya kesehatan puskesmas yang bermutu, merata
terjangkau dan peran aktif masyarakat sehingga tercipta kemampuan hidup
sehat penduduk
10
2. Meningkatkan pencakupan, hasil guna dan daya guan program puskesmas
meliputi pengembangan, pembinaan dan pelayanan
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong diri sendiri
bidang kesehatan
4. Meningkatkan status gizi masyarakat melalui perbaikan gizi
5. Meningkatkan mutu lingkungan hidup perubahan perilaku dan gaya hidup
2.2.4 Fungsi Puskesmas
Menurut Depkes RI (2004) fungsi puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
2.2.5 Klasifikasi Puskesmas
A. Puskesmas Induk
Puskesmas induk adalah puskesmas yang didirikan di pusat kota
kecamatan yang mempunyai penduduk binaan antara 30.000-50.000 jiwa.
Berdasarkan dengan semakin meningkatnya kemampuan dana yang dimiliki oleh
pemerintah untuk membangun puskesmas,. Puskesmas induk ditetapkan
berdasarkan jumlah penduduk di setiap kecamatan berdasarkan kepadatan dan
morbiditasnya (Azwar, 1996).
B. Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu adalah suatu unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi sebagai penunjang dan pembantu pelayanan kegiatan
yang dilakukan oleh puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
Wilayah kerja puskesmas meliputi 2-3 desa dengan sasaran penduduk mencapai
2.500 orang dan 30.000 orang (Azwar, 1996).
2.2.6 Jenis Pelayanan Puskesmas
Menurut Permenkes No. 128/Menkes/SKII/2004, puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkay pertama secara
11
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan mencegah
penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
puskesmas tertentu ditambah rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan tersebut antara lain adalah
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, KB, kesehatan jiwa, serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
2.2.7 Organisasi Puskesmas
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing puskesmas di suatu kabupaten/kota. Sedangkan penetapan
dilakukan oleh peraturan daerah. Sebagai acuan dapat digunakan pola struktur
organisasi puskesmas sebagai berikut :
a. Kepala Puskesmas
b. Unit tata usaha, yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas
dalam mengelola:
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan kepegawaian
c. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas :
1) Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKM
12
2) Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan pelayanan puskesmas
1) Unit puskesmas pembantu
2) Unit puskesmas keliling
3) Unit bidang desa/komunitas
(Trihono, 2005)
Struktur dari suatu organisasi ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai,
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, tenaga yang tersedia dan sumber
daya lainnya. Dengan demikian struktur organisasi puskesmas juga akan
disesuaikan dengan kebutuhan rakyat setempat, beban kerjanya, sumber daya
yang tersedia (Depkes RI, 2000).
2.2.8. Program Kesehatan Puskesmas
1. Program Kesehatan Pokok Puskesmas
Program pokok puskesmas adalah program yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Program
kesehatan pokok ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di
wilayah Indonesia.
a) Bagian Pengobatan Umum
Tugas utama balai pengobatan adalah pemeriksaan pasien
(anamnesa, gejala, dan pemeriksaan fisik), merujuk ke bagian
laboratorium bila diperlukan pemeriksaan penunjang, menegakkan
diagnosa dan memberikan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan harus
sesuai standar puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Pasien dengan kasus berat dapat diruju ke sarana pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi. Tugas lain balai pengobatan umum adalah melakukan
penemuan dan pencatatan kasus, menentukan kasus tertinggi di wilayah
kerja (rekap kasus penyakit terbanyak), serta membuat pencatatan dan
pelaporan bulanan.
13
b) Bagian KIA dan VK, serta KB
Program kegiatan ini adalah:a. Kegiatan di dalam gedung
1) Pemeriksaan ibu hamil sedini mungkin
2) Pemeriksaan balita sehat
3) Imunisasi CPW
4) Persalinan normal
b. Kegiatan diluar gedung
1) Posyandu 4 kali dalam sebulan
2) UKS di TK, SD, SMP
Bagian KB ini bertujuan memberikan informasi dan penyuluhan tentang
berbagai macam informasi tentang jenis dan manfaat KB. Selain itu bagian ini
juga melayani para pasien khususnya ibu-ibu yang ingin menjalankan program
KB sesuai dengan jenis yang dikehendakinya. Pelayanan bagian ini buka setiap
hari, mulai dari melayani konsultasi dalam pemilihan jenis KB hingga
pemasangan alat KB itu sendiri.
Macam-macam KB meliputi :
1. IUD (Spiral) : dapat bertahan hingga selama 8 tahun
2. Implant : dapat bertahan hinggal selama 3 tahun
3. Suntik KB : ada yang dalam periode 3 bulan ada pula yang 1 bulan
4. PIL : terbagi menjadi Pil KB menyusui dan tidak menyusui
5. MOW / Steril
6. Kalender : dengan cara menghitung masa subur
7. MAL (Metode Ameno Laktasi) : KB alami pada ibu yang sedang
memberikan ASI eksklusif.
c) Bagian Kesehatan Lingkungan
Kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah penyuluhan,
pengawasan, pengamatan, dan pengendalian kualitas air, pemukiman,
tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja kesling yaitu:
a. Faktor budaya atau kebiasaan
14
b. Faktor sumber daya manusia
c. Faktor ekonomi
d) Bagian Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan merupakan program kegiatan puskesmas yang
dilakukan dengan tujuan upaya promotif pada masyarakat tentang masalah
kesehatan sehingga masyarakat mempunyai wawasan luas dan benar
tentang kesehatan dan perilaku sehat untuk dirinya sendiri, keluarga dan
lingkungan. Kegiatan yang dilakukan meliputi kampanye PHBS,
kampanye PM-PSM. Kampanye PHBS ditujukan pada rumah tangga,
institusi kesehatan, pendidikan dan tempat kerja. Kampanye PM-PSM
dilaksanakan melalui posyandu, pos obat dan TOGA.
e) Bagian Gizi
Program gizi di dalam suatu puskesmas adalah program kegiatan
yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan kurang energi
protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY),
kurang vitamin A, keadaan zat gizi lebih, peningkatan survailans gizi,
pemberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan program gizi ini dilakukan harian, bulanan, semesteran,
atau tahunan serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang
dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya kasus gizi
buruk. Kegiatan program perbaikan gizi dapat dilakukan di dalam maupun
di luar gedung puskesmas.
f) Bagian P2M (Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular)
Tujuan dari program ini adalah menemukan kasus-kasus penyakit
menular, sedini mungkin mengurangi faktor resiko lingkungan masyarakat
yang memudahkan terjadinya penyebaran suatu penyakit menular.
Beberapa program P2M adalah :
15
a. Pemberantasan penyakit diare
a. Pemberantasan penyakit ISPA
b. Pemberantasan DHF
c. Pemberantasan TB Paru
d. Pemberantasan kusta
2. Program Kesehatan Inovatif (Pengembangan) Puskesmas
Program kesehatan inovatif puskesmas adalah program yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
a) Bagian Imunisasi
Imunisasi rutin untuk bayi yaitu:
a. HO (Hepatitis) untuk bayi 0-7 hari. Bila diberikan lebih dari 7 hari
tidak efektif.
b. BCG (pencegahan penyakit paru) untuk bayi 0 bulan – 11 bulan. Bila
diberikan pada usia lebih dari 3 bulan, ditanyakan riwayat penyakit
paru dan mantoug test.
c. DPT (sekarang diberikan Pentabio yang sudah mengandung HIB +
DPT) diberikan pada bayi 2 bulan – 11 bulan secara berkala 3 kali
dengan jarak 2 bulan – 1 bulan – 1 bulan.
d. Campak diberikan bayi usia 9 bulan – 11 bulan.
e. Polio diberikan bayi usia 0-11 bulan, diberikan 4 dosis dalam 1 bulan.
f. Program Booster. Pada usia 1,5 tahun kembali diulang imunisasi DPT
dan pada usia 2 tahun diulang imunisasi campak.
Untuk kegiatan imunisasi di sekolah dasar yaitu:
Pada kelas I diberikan imunisasi campak dan DT (diptheri).
Pada kelas II dan kelas III diberikan imunisasi TD (tetanus).
Imunisasi yang diberikan kepada calon pengantin perempuan yaitu
imunisasi TT dan DT/TD. Imunisasi diberikan dalam 5 kali pemberian.
Pemberian pertama ke pemberian kedua berjarak 1 bulan. Pemberian
16
kedua ke pemberian ketiga berjarak 6 bulan. Pemberian ketiga ke
pemberian keempat dan kelima masing-masing berjarak 1 bulan.
BIAS merupakan bulan imunisasi yang jatuh pada tiap akhir tahun,
kecuali terdapat KLB, BIAS dilakukan 3x dalam setahun (khusus JATIM).
b) Bagian BP Gigi dan Mulut
Perawatan gigi yang dilakukan di poli ini yaitu perawatan
pembersihan karang gigi, penambalan, pencabutan gigi sulung dan
permanen, dan melakukan rujukan apabila terdapat kasus yang tida bisa
ditangani di puskesmas.
c) Bagian Usila
Yang termasuk usia pra lansia adalah 45-59 tahun, usia lansia
adalah 60-69 tahun, dan usia dengan resiko tinggi >70 tahun. Kegiatannya
berupa pendaftaran, penimbangan, penyuluhan, pemeriksaan dan
pemberian vitamin. Sasaran lansia berjumlah 12.830 orang termasuk laki-
laki dan perempuan. Tujuan posyandu lansia adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup di usia senja dan memberikan harapan hidup lebih lama dan
tetap sehat. Penyakit terbanyak pada lansia yang ditemukan adalah
hipertensi, arthritis gout, gastritis, dan ISPA.
d) Program Kesehatan Kerja
Kesehatan merupakan hak asasi sekaligus merupakan investasi
sumber daya manusia yang memiliki kontribusi besar untuk meningkatkan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Oleh karena itu menjadi suatu
keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatan demi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Program
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pegawai agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan.
17
e) Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Kegiatan di UKS adalah: - Screening Murid Baru
- Pelatihan dokter gigi kecil
- Penyuluhan
- Sikat gigi bersama
- Pelatihan kader
Setelah semuanya dilakukan maka selanjutnya semua program
terseeut di rekap dalam laporan bulanan,yang selanjutnya tiap akhir tahun
dilakukan pelaporan tahunan yang di dalamnya terdapat PKP (Penilaian
Kerja Puskesmas). Laporan ini yang menjadi tolak ukur dan evaluasi
keberhasilan program.
f) Bagian Jiwa
Bagian ini bertugas untuk memberikan pelayanan kuratif, promotif
maupun rehabilitative. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari :
1) Penyuluhan, sebagai usaha promotif mencegah gangguan jiwa
maupun menjaga kesehatan jiwa masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Wuluhan dengan target kerja 1x per tahun tiap desa.
2) Pengobatan, dengan target 20% dari total jumlah penduduk.
3) Rujukan, melakukan rujukan ke RSUD setempat, RSJ
Menur Surabaya ataupun RSJ Lawang, Malang.
4) Kunjungan rumah, tindak lanjut dari tindakan rujukan.
Macam kelainan pada kesehatan jiwa, yaitu :
1. Sakit jiwa (psikosa), merupakan gangguan jiwa serius yang
mengganggu kemampuan berpikir, emosi, dan ingatan (penderita
tidak menyadari bahwa dirinya sakit);
2. Gangguaan jiwa ringan (neurosa), bila stressor lebih besar daripada
daya adatpasi penderita. Beberapa jenis neurosa antara lain cemas,
18
histeris, phobia, depresi, dll. Neurosa akan berkembang menjadi
psikosa bila tidak segera diobati.
g) Program Kesehatan Mata
Masalah penglihatan tidak hanya merupakan masalah kesehatan atau
medis, namun juga merupakan masalah sosial. Di Indonesia, telah
dicanangkan Right to Sight 2020, sesuai dengan program Vision 2020 yang
diterapkan oleh World Health Organization (WHO). Hal ini kemudian
diwujukdan melalui kebijakan Penanggulanangan Gangguan Penglihatan dan
Kebutaan (PGPK) di provinsi dan kabupaten/kota dengan fokus pada
penyebab utama kebutaan, yaitu katarak, kelainan refrkais, glaukoma dan
xeropththalmia.
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan di tingkat
Puskesmas adalah sebagai berikut:
- Promotif: penyuluhan kesehatan indera penglihatan
- Preventif: deteksi dini/skrining gangguan penglihatan (katarak,
glaukoma, xerophthalmia, kelainan refraksi)
- Kuratif: pelyanan kesehatan mata dasar dan rujukan
h) Program Pengobatan Tradisional (BATRA)
Obat tradisonal adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari (gelenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Program kesehatan tradisonal
adalah cara menanggulangi masalah (gangguan) kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat dengan perawatan dan pengobatan tradisonal
yang diselenggarakan secara komperhensif, mencakup upaya promotif
(peningkatan kesehatan), upaya preventif (pencegahan), kuratif
(pengobatan) penyakit dan upaya rehabilitatif (pemulihan). Upaya
19
pengobatan dan atau perwatan cara lain diluar ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan, mencakup cara (metode) obat dan pengobatannya, yang
mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang
diperoleh secara turun menurun, berguru, magang atau
pendidikan/pelatihan baik yang asli maupun yang berasal dari luar negeri
dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
i) Program Kesehatan Olahraga
Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta terkait upaya kesehatan kerja dan olahraga, kebugaran jasmani di
puskesmas, membangun komitmen peserta dalam pelaksanaan upaya
kesehatan kerja di puskesmas dan dapat melakukan pencatatan dan
pelaporan.
3. Bagian Lain di Puskesmas
a) Bagian Pendaftaran dan Rekam Medik
Pendaftaran merupakan ruangan tempat untuk pendaftaran bagi
pasien di puskesmas yang datang berkunjung.
Kegiatan yang dilakukan di pendaftaran antara lain :
a. Melaksanakan dan mendaftar pasien baru dan lama
b. Mendistribusikan kartu status ke poli yang dituju
c. Mengisi buku register lama dan baru
d. Mengisi buku indeks
e. Mengisi laporan bulanan, kunjungan pasien umum, askes, dan
jaminan kesehatan lainnya.
Setiap pengunjung memiliki kartu berobat yang diberikan pada
setiap kepala keluarga. Kartu tersebut terdapat nomor “Family folder”
yang berisi rekam medik seluruh anggota keluarga. Kartu ini harus dibawa
setiap berobat ke puskesmas. Apabila kartu hilang maka petugas akan
20
melakukan pencarian di komputer loket untuk menemukan nomor Family
folder.
b) Bagian Laboratorium
Pelayanan laboratorium yang dikerjakan di puskesmas adalah
pemeriksaan DL, Hb, golongan darah, GDA, asam urat, kolestrol, test urin,
BTA, protein urine. Reagen tidakmasuk biaya asuransi sehingga
pemeriksaan laboratorium pada pasien umum dan peserta asuransi tetap
dikenai tarif. Untuk pemeriksaan pada pasien menular dan pasien beresiko
tinggi, petugas memakai masker dan sarung tangan.
c) Bagian UGD
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian yang
menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit atau
cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidup. UGD memberikan
pelayanan selama 24 jam dan bekerja sama dengan instalasi rawat inap.
Setelah penafsiran dan penanganan awal, pasien bisa dirujuk ke RS apabila
perawatan yang diberikan pada pasien di UGD kurang optimal karena
keterbatasan fasilitas medis dan berbagai alasan kemudian segera
dilakukan rujukan ke RS.
d) Bagian Apotek dan Gudang Obat
Kegiatan yang dilakukan di apotek adalah merencanakan
kebutuhan obat setiap bulan, mengatur dan mengevaluasi keluar masuknya
obat, mendistribusikan obat ke setiap unti puskesmas, melakukan
pengadaan obat bersama dengan LPLPO tiap bulan, membuat laporan
tentang pemakaian obat dan permintaan obat. Sedangkan kegiatan yang
dilakukan oleh gudang farmasi adalah mengatur dan mengawasi keluar
masuknya obat, menyediakan kebutuhan obat, mendistribusikan obat dari
GFK ke apotek, melaporkan bon ke GFK dan mencatat dan melaporkan
serta mengirimkan obat kembali yang kadaluarsa ke GFK.
21
Prosedur tetap penerimaan dan pendistribusian obat, yaitu sebagai
berikut:
1. Puskesmas mengirim laporan setiap bulan ke Gudang Farmasi (GFK)
dan Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 7.
2. Puskesmas mengambil obat ke GFK sesuai jadwal distribusi (bulan
genap, bulan ganjil).
3. Obat yang diterima harus dicek dengan benar sesuai LPLPO, baik
nama, jumlah satuan, dan expired datenya.
4. Obat tiba di Puskesmas dan dicek ulang oleh petugas dan diketahui
oleh Dokter Kepala Puskesmas.
5. Obat dimasukkan ke gudang dan dicatat di kartu stok.
6. Obat ditata dan disusun di rak obat sesuai abjad, sediaan, dan FIFO /
FEFO (First In First Out / First Expired First Out).
7. Menyiapkan distribusi obat ke induk (apotik, BP, KIA, Gigi, Zaal) da
wilayah dengan menggunakan LPLPO sesuai jadwal distribusi.
8. Mencatat pengeluaran obat di kartu stok.
9. Penyerahan obat ke induk dan wilayah dilakukan perhitungan bersama
dan disertai dengan LPLPO.
10. Melasanakan stok opname dan penutupan kartu stok setiap akhir
bulan.
e) Bagian SP2TP
SP2TP adalah adalah sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas,
data umum, saran, tenaga dan upaya kesehatan yang dilakukan di
puskesmas. Jenis data yang dikumpulkan dan dicatat dalam SP2TP adalah:
a. Data umum dan data demografi
b. Data ketenagaan puskesmas
c. Data kegiatan pokok puskesmas di dalam gedung dan di luar gedung
Pencatatan SP2TP meliputi :
a. Pencatatan
22
Kegiatan puskesmas di dalam dan di luar gedung puskesmas harus
dicatat. Formulir pencatatan puskesmas meliputi rekam kesehatan
keluarga, KTPK, kartu rawat jalan, kartu rawat inap, penderita kusta,
penderita paru, indeks khusus, kartu ibu anak, KMS balita, kartu
rumah dan regitrasi harian.
b. Pelaporan
1) Laporan Mingguan
a) W1 : Laporan tentang KLB
b) W2 : Laporan tentang penyakit dan kematian ibu dan bayi
2) Laporan bulanan terdiri dari :
a) LB 1 : Laporan data penderita
b) LB 2 : Laporan tentang obat
c) LB 3 : Laporan tentang gizi, imunisasi, dan KIA
d) LB 4 : Laporan tentang kegiatan terpadu Puskesmas
e) LB 5 : Laporan tentang ante natal, kehamilan, persalinan, dan
ibu menyusui serta ISPA
3) Laporan tahunan terdiri dari :
a) LT 1 : data dasar puskesmas
b) LT 2 : data kepegawaian puskesmas
c) LT 3 : data peralatan termasuk pustu dan pusling
4) Pengolahan
Dari data yang diperoleh puskesmas mengolahnya menjadi :
a) Pemantauan wilayang setempat
b) Distribusi penyakit dan kecenderungannya
c) Stratifikasi peskesmas
d) Pemanfaatan
Laporan-laporan tersebut dikerjakan oleh masing-masing
pemegang program, kemudian ketika jangka waktu pengumpulan
dikoordinator oleh pemegang program SP2TP. Laporan tersebut kemudian
dikumpulkan ke dinkes dalam bentuk hard file dan soft file.Untuk lapotran
23
soft file, terdapat aplikasi khusus untuk memudahkan memasukkan data
dan tabulasi.
2.2.9 Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azaz penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga
fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip
dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.
Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah :
a. Azas pertanggungjawaban wilayah
b. Azas pemberdayaan masyarakat
c. Azas keterpaduan
d. Azas rujukan
(Trihono, 2005)
2.2.10 Sistem Rujukan Puskesmas
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbale balik, baik
secara vertikal maupun horizontal. Sesuai dengan upaya kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas, ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun
vertikal). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan
rawat jalan sederhana, bisa dirujuk kembali ke puskesmas. Rujukan upaya
kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
24
1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (missal operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan
atau menyelenggarakan pelayanan medik spesialis di puskesmas.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga
dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu
puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat
dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat,
maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio
visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan
makanan.
2) Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hokum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain usaha
kesehatan sekolah, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan jiwa,
pemeriksaan contoh air bersih) kepada dinas kesehatan
25
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila
puskesmas tidak mampu.
(Trihono, 2005)
2.3 Definisi Unit Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
Salah satu upaya dalam upaya kesehatan gigi yang ditujukan kepada anak
usia sekolah di dalam lingkungan sekolah, di mana pelayanan meliputi promotif,
preventif hingga perawatan paripurna (Depkes RI, 2004). UKGS mempunyai
tujuan menghilangkan dan mengurangi gangguan kesehatan gigi dan
mempertinggi kesadaran anak usia sekolah tentang pentingnya pemeliharaan
kesehatan gigi (Muninjaya, 1999).
2.4 Definisi Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD) adalah upaya pelayanan
kesehatan gigi pada masyarakat/ keluarga terutama upaya kesehatan yang bersifat
promotif. Kegiatan tersebut berupa upaya peningkatan, pencegahan, dan
pengobatan darurat dengan mengembangkan upaya pelayanan yang bersumber
pada peran aktif masyarakat melalui posyandu agar masyarakat mau dirujuk ke
puskesmas (Zamilah,2009).
2.5 Penyakit/ Kelainan di Rongga Mulut
2.5.1 Gangguan Perkembangan dan Erupsi Gigi
a. Persistensi
Persistensi gigi sulung atau disebut juga over retained decious teeth
berarti gigi sulung yang sudah melewati waktu tanggalnya tetapi tidak tanggal.
Perlu diiingat bahwa waktu tanggal gigi sulung adalah apabila gigi permanen
pengganti telah erupsi tetapi gigi sulungnya tidak tanggal. Pada keadaan
persistensi, terkadang gigi sulung juga tidak goyang. Keadaan ini sering dijumpai
pada anak usia 6 – 12 tahun pada fase geligi pergantian. Penyebab persistensi
pada gigi sulung bukanlah penyebab tunggal tetapi merupakan gangguan yang
disebabkan oleh multi faktor, yaitu :
26
1. Resorpsi akar gigi susu yang lambat. Hal ini bisa dikarenakan gangguan
nutrisi, hormonal atau gigi berlubang besar dengan indikasi perawatan saraf
yang tidak dirawat.
2. Posisi abnormal benih gigi tetap/ arah tumbuhnya gigi permanen tidak searah
dengan arah tanggalnya gigi sulung yang akan digantikannya.
3. Ketidak cukupan tempat bagi gigi yang akan tumbuh untuk menggantikan
gigi susu. Dengan demikian gigi susu mengarah kepada tempat yang kosong
bisa di depan atau belakang gigi susunya.
Perawatan yang harus dilakukan untuk kasus persistensi adalah segera
mencabut gigi sulung yang persistensi agar gigi permanen dapat erupsi ke posisi
yang benar. Bila tidak segera diekstraksi akan menyebabkan maloklusi, sehingga
diperlukan perawatan ortodontik untuk memperbaiki posisi gigi permanen ke
dalam lengkung yang benar. Anastesi yang digunakan untuk ekstraksi adalah
anastesi local bisa menggunakan chlor etyl maupun anastesi infiltrasi tergantung
dari kedaan gigi sulung sudah goyang atau belum (Birnbaum dan Dunne, 2010).
a. Ulcus Decubitus
Ulcus dekubitus adalah suatu inflamasi (ulcus) yang disebabkan oleh
trauma atau iritasi tajam yang terjadi secara terus - menerus dan lama.Ulcus
diartikan sebagai defek lokal atau ekskavasi permukaan jaringan atau organ, yang
lebih dalam dari jaringan epitel.Ulcus dekubitus merupakan lesi oral yang sering
dijumpai.Penyebab ulkus dekubitus beragam, meliputi gigi yang patah atau tajam,
penggunaan instrumen dental yang tidak benar, makanan keras, benda asing
tajam, mukosa yang tergigit, dan iritasi. Pada anak-anak seringkali dijumpai ulcus
decubitus yang disebabkan akar gigi susu terdorong oleh gigi permanen yang
menyebabkan akar gigi susu keluar menembus gusi (Birnbaum dan Dunne, 2010).
Penanganan kasus ulcus decubitus adalah dengan pencabutan sisia akar
gigi susu tersebut, sehingga ujung akar tidak lagi melukai gusi. Alangkah baiknya
bila orang tua telah melihat ujung akar gigi keluar dari gusi, dan anak segera
dibawa ke dokter gigi untuk dilakukan pencabutan sebelum sempat melukai gusi
dan pangkal selaput bibir bagian dalam.Untuk anak yang takut giginya dicabut,
27
bisa dilakuakn tindakan darurat dengan memotong ujung yang tajam tadi,
sehingga tidak lagi melukai gusi, dengan suatu alat khusus (Birnbaum dan Dunne,
2010).
2.5.2 Karies Gigi
Karies gigi merupakan penyakit infeksi mikrobiologi pada gigi yang
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan keras. Jaringan keras pada mahkota
gigi adalah email dan dentin, sedangkan pada akar gigi adalah sementum.
Pembentukan karies di gigi merupakan tanda terjadinya infeksi bakteri. Lesi
karies hanya dapat terjadi jika massa bakteri pada gigi mampu membentuk
lingkungan yang bersifat asam untuk demineralisasi gigi. Massa bakteri ini, atau
yang dikenal luas sebagai plak gigi (dental plaque), merupakan massa bakteri
yang bersifat gelatin yang menempel pada permukaan gigi. Bakteri yang dominan
sebagai penyebab karies gigi asalah Streptococcus mutans. Sisa-sisa makanan
pada gigi dimetabolisme oleh bakteri yang terdapat pada plak gigi dan
menghasilkan zat asam sebagai produknya. Zat asam ini dapat menurunkan pH
pada permukaan gigi dan meluruhkan struktur kristal jaringan keras gigi (email,
dentin). Ketika sisa makanan telah dimetabolisme, aktivitas bakteri menurun dan
perlahan pH pada permukaan gigi kembali meningkat. Remineralisasi struktur
gigi yang rusak dapat terjadi pada pH diatas 5,5. Saliva mengandung kalsium dan
ion fosfat konsentrasi tinggi yang dapat menjadi zat untuk remineralisasi gigi dan
dapat meningkatkan efek buffering pada rongga mulut. Lubang di gigi dapat
terbentuk jika proses demineralisasi lebih besar dibandingkan remineralisasi gigi.
Jika karies tidak mendapat perawatan, maka lama kelamaan dapat mengakibatkan
rasa sakit, terganggunya fungsi pengunyahan, fungsi bicara, estetika dan dapat
menjadi infeksi fokal (Kidd & Bechal, 2001).
Perawatan yang dapat dilakukan pada karies salah satunya melalui
perawatan restorasi.Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan
struktur anatomi dan fungsi pada gigi, yang disebabkan fraktur, atrisi, abrasi, erosi
dan karies (Kidd & Bechal, 2001).
28
2.5.3 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal
Penyakit pulpa adalah penyakit pada jaringan di dalam saluran akar gigi
yang disebabkan oleh bakteri, mekanis dan kimiawi yang lama kelamaan
inflamasi menjalari jaringan periapikal. Gejala awal penyakit pulpa seringkali
tanpa disertai rasa nyeri dan tidak disadari oleh pasien. Reaksi pulpa terhadap
cedera sangat individual dan variatif, sehingga proses kelanjutan inflamasi sulit
diperkirakan. Umumnya pasien penyakit pulpa mencari pertolongan dokter gigi
dalam keadaan infeksi lanjutan. Membiarkan kondisi penyakit pulpa dan
periapikal tanpa penanganan dokter gigi akan menimbulkan infeksi yang lebih
parah dan komplikasi lainnya. Inflamasi pulpa dan periapikal juga dapat
menimbulkan kelainan secara sistemik (Kidd & Bechal, 2001).
Abses gigi adalah suatu keadaan dimana terjadinya pengumpulan nanah
dari sebuah gigi ke jaringan sekitarnya, biasanya berasal dari suatu infeksi. Pada
pemeriksaan tampak pembengkakan disekitar gigi yang sakit.bila abses terdapat di
gigi depan atas, pembengkakan dapat sampai ke kelopak mata, sedangkan abses
gigi belakang atas menyebabkan bengkak sampai ke pipi. Abses gigi bawah
menyebabkan bengkak sampai ke dagu atau telinga dan submaksilaris.Penderita
kadang demam, kadang tidak dapat membuka mulut lebar.Gigi goyang dan sakit
saat mengunyah (Kidd & Bechal, 2001).
Terapi simptomatik pasien dengan abses adalah dengan obat analgetika
yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dan rasa sakit pada gigi yang mengalami
Abses.Jika jelas terdapat infeksi, dapat diberikan terapi dengan Antibiotika selama
5 hari.Bila ada indikasi, gigi harus dicabut setelah infeksi reda (Kidd & Bechal,
2001).
2.5.4 Gingivitis dan Penyakit Peridodontal
a. Gingivitis
Gingivitis adalah peradangan gingiva, menyebabkan perdarahan disertai
pembengkakan, kemerahan, eksudat, perubahan kontur normal , gingivitis sering
terjadi dan bisa timbul kapan saja setelah timbulnya gigi, gingiva tampak merah.
Peradangan pada gusi dapat terjadi pada satu atau 2 gigi, tetapi juga dapat terjadi
29
pada seluruh gigi. Gingiva menjadi mudah berdarah karena rangsangan yang kecil
seperti saat menyikat gigi, atau bahkan tanpa rangsangan , pendarahan pada gusi
dapat terjadi kapan saja (Ubertalli, 2008).
Penumpukan bakteri plak pada permukaan gigi merupakan penyebab
utama penyakit periodontal.Penyakit periodontal dimulai dari gingivitis, bila tidak
terawat bisa berkembang menjadi periodontitis dimana terjadi kerusakan jaringan
periodontal berupa kerusakan fiber, ligamen periodontal dan tulang alveolar
(Wahyukundari, 2008).
Perawatan gingivitis terdiri dari tiga komponen yang dapat dilakukan
bersamaan yaitu :
1. Interaksi kebersihan mulut;
2. Menghilangkan plak dan calculus dengan scaling;
3. Memperbaiki faktor-faktor retensi plak.
Ketiga macam perawatan ini saling berhubungan.Pembersihan plak dan
calculus tidak dapat dilakukan sebelum faktor-faktor retensi plak diperbaiki.
Membuat mulut bebas plak ternyata tidak memberikan manfaat bila tidak
dilakukan upaya untuk mencegah rekurensi deposit plak atau tidak diupayakan
untuk memastikan pembersihan segera setelah deposit ulang.
b. Periodontitis
Periodontitis adalah inflamasi pada periodontium yang meluas melalui
gingiva dan menimbulkan kerusakan jaringan ikat pelekatan dengan
gigi.Kerusakan periodontal jelas secara klinis selama dewasa atau awal masa
dewasa dikenal sebagai periodontitis agresif.Lesi periodontitis agresif sering
ditandai oleh hilangnya pelekatan ligamen periodontal yang cepat.Kasus ini
dideteksi secara klinis melalui kecepatan dan keparahan hilangnya tulang alveoler
sesudah dilakukan perawatan periodontitis. Lepasnya pelekatan ligamen
periodontal yang parah biasanya dihubungkan dengan terjadinya kedalaman
probing sebesar 7 mm atau lebih, hilangnya tulang alveoler parah yang terjadi
sampai pada furkasi atau kehilangan tulang alveolar secara radiografik lebih dari
50%, pada usia muda. Pola kerusakan tulang alveoler berbentuk angular dan
30
vertikal didapatkan sekitar molar pertama dan insisivus pertama.Kerusakan tulang
yang terlokalisir pada tipe penyakit periodontal tersebut tidak diketahui
penyebabnya (Carranza & Newman, 2002).
Kehilangan perlekatan yang cukup besar pada kasus periodontitis
menyebabkan kegoyangan pada gigi.Perawatan kegoyangan gigi tersebut harus
dilakukan dengan baik sesuai dignosa yang tepat mengenai faktor
penyebabnya.Terdapat berbagai bentuk perawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi gigi goyang akibat periodontitis.Untuk gigi goyang yang diakibatkan
oleh inflamasi maka perawatannya adalah dengan menyingirkan faktor penyebab
inflamasi seperti scaling, penyerutan akar, penggunaan obat lokal dan sistemik
serta pembedahan.Pada kasus kegoyangan gigi ybag disebabkan trauma oklusi
maka harus dilakukan penyingkiran faktor penyebab terjadinya trauma karena
oklusi.Perawatan seperti penyelarasan oklusal, perbaikan terhadap kebiasaan
parafungsi, stabilisasi gigi dangan menggunakan splint, penggunaan alat ortodonsi
dan rekonstruksi oklusal menjadi pilihan perawatan.Ekstraksi terhadap gigi
goyang juga dapat dilakukan apabila dukungan terhadap gigi goyang tidak
diperoleh meskipun telah dilakukan perawatan (Ginting, 2010).
31
2.6 Profil Lokasi PKL
2.6.1 Profil Puskesmas Jelbuk
Gambar 1.1 Peta Jelbuk
Puskesmas Jelbuk terletak di Kecamatan Jelbuk, dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
Sebelah Selatan : Kecamatan Arjasa
Sebelah Utara : Kecamatan Maesan Kab Bondowoso
Sebelah Barat : Hutan Gunung Argopuro
Sebelah Timur : Kecamatan Kalisat dan Sukowono
Puskesmas Jelbuk memiliki luas wilayah 65,06 km2 dengan dataran
rendah 50% dan dataran tinggi 50%. Jumlah desa/kelurahan yang ada di
Puskesmas jelbuk ada 6, yaitu Jelbuk, Sucopangepok, Pandoman,
Sukojember, Sugerkidul, dan Sukowiryo. Jumlah total penduduk di Jelbuk
32727 orang, yaitu laki-laki 16062 orang dan perempuan 16665 orang.
32
2.6.2 Program Puskesmas Jelbuk
2.6.2.1 Program Pokok
a) Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah salah satu program pokok puskesmas yang
bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar hidup sehat dan bersih dalam
rangka menuju masyarakat Indonesia adil dan makmur, sehat dan sejahtera.
Program ini melaksanakan upaya promotif dan preventif kepada masyarakat.
Sasaran dari program ini adalah seluruh masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Jelbuk. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka mewujudkan program
ini adalah:
1. Kampanye perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengubah perilaku hidup masyarakat
menuju hidup bersih dan sehat. Kegiatan yang dilakukan berupa:
1) Pengkajian PHBS yang dilakukan pada tatanan rumah tangga, institusi
pendidikan, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, dan tempat-
tempat kerja
2) Penyuluhan di posyandu. Kegiatan ini dilakukan untuk menunjang
tercapainya tujuan kesehatan keluarga. Penyuluhan yang dilakukan
tentang KIA, KB dan Gizi.
3) Penyuluhan di kegiatan PKK dan arisan
4) Penyebaran brosur dan pamphlet tentang kesehatan
5) Puskesmas keliling yang dilakukan di daerah terpencil yang jauh dari
pos kesehatan yang masih tercakup dalam lingkup wilayah kerja
Puskesmas Jelbuk. Biasanya kegiatan ini diintegrasikan dengan
kegiatan Usila.
2. Kampanye Pemberdayaan dan Peran Serta Masyarakat (PPSM)
Kampanye ini mepunyai kegiatan:
1) Usaha Kesehatan Kerja (UKK)
2) Saka bakti husada
3) Tanaman obat keluarga (TOGA)
4) Santri Husada
33
Batra (Pengobatan Tradisional) meliputi tukang gigi, dukun bayi, sangkal
putung, dan jamu gendong.
b) Kesehatan Lingkungan
Kesling merupakan salah satu program pokok puskesmas yang
bertanggungjawab terhadap kebersihan dan sanitasi lingkungan sekitar Jelbuk.
Bagian Kesling memfokuskan program pada 5 pilar, yaitu:
1. Stop BAB sembarangan.
2. Cuci tangan memakai sabun.
3. Pengelolaan air bersih.
4. Pengelolaan pembuangan air limbah.
5. Pengelolaan sampah rumah tangga.
c) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas
utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal.
Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di
kalangan ibu. KIA sendiri bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien:
- Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di
semua fasilitas kesehatan.
- Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten
diarahkan ke fasilitas kesehatan.
- Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
- Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
- Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan
neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.
34
- Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara
adekuat dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
- Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan.
Program Keluarga Berencana adalah perawatan kesehatan utama yang
sesuai untuk kaum ibu dalam masa subur. Pelayanan keluarga berencana meliputi
pemilihan alat Kontrasepsi, pelayanan aborsi yang aman (bila diperlukan untuk
kesehatan ibu) dan kesehatan ibu. Pelayanan tambahan meliputi pencegahan
penyakit kelamin termasuk AIDS, KB untuk ibu menyusui, perawatan setelah
aborsi, diagnosis dan penobatan infeksi saluran reproduksi, pelayanan pengaduan
tentang kesuburan dan pap-smear untuk konsumen KB.
Tujuan program KB adalah meningkatkan pengertian masyarakat tentang
KB, serta efek samping, keuntungan, dan waktu pelepasan. Kendala yang
dihadapi antara lain: tingkat pendidikan, sosial ekonomi, serta kepercayaan
atau agama.
d) Gizi
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pelaksanaan dan penyuluhan gizi
kepada masyarakat serta pemantauan status gizi.
Tugas dan kegiatan program gizi antara lain :
a. upaya perbaikan gizi keluarga (UPGK)
1) penimbangan bayi dan menginventaris jumlah dan sarana posyandu;
2) pemetaan keluarga sadar gizi (KADARZI);
3) penggunaan ASI eksklusif;
4) pengukuran LILA WUS (lengan lingkar atas wanita usia subur);
5) penyuluhan UPGK.
b. penanggulangan anemia zat besi
1) distribusi tablet Fe;
2) distribusi sirup Fe;
3) penyuluhan;
35
4) pengadaan bahan dan obat Fe.
c. penanggulangan GAKI (gangguan akibat kekurangan iodium)
1) monitoring garam beryodium;
2) koordinasi LS (lintas sektor) / LP (lintas program);
3) penyuluhan;
4) pengadaan bahan Iodina test.
d. penanggulangan defisiensi vitamin A
1) balita;
2) ibu nifas;
3) pengadaan obat.
e. SKPG (sistem kewaspadaan pangan dan gizi)
1) pengadaan blanko dan pelaksanaan PSG (pemantauan status gizi);
2) PKG (penyuluhan dan konsultasi gizi);
3) Koordinasi LS/ LP;
4) Pemetaan kecamatan rawan pangan;
5) Intervensi kasus gizi buruk/ pemberian PMT;
6) TBABS (tinggi badan anak baru masuk sekolah).
f. pengembangan pojok gizi (POZI)
pembinaan dan evaluasi.
e) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
P2M bertanggung jawab atas Penanganan Penyakit Menular
khususnya penyakit TB dan HIV/AIDS. Di bagian ini memiliki tujuan
yaitu untuk melakukan pemeriksaan, penegakan diagnosa pasien suspect
dari poli umum yang jika hasilnya positif akan dibina, dihimbau, diberikan
konseling, dan diobati atas penyakit yang dideritanya.
f) Pengobatan Umum
Balai Pengobatan memberikan pelayanan kesehatan terutama pengobatan
dan penyuluhan pada pasien agar tidak terjadi penularan dan komplikasi penyakit
36
serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang
kesehatan. Secara umum, tugas dari BP Umum adalah :
- Membuat rencana kegiatan
- Melakukan diagnosa sedini mungkin
- Melaksanakan tindakan pengobatan
- Melakukan upaya rujukan
2.6.2.2 Program Inovatif
a) Kesehatan Sekolah
Kegiatan program UKS antara lain:
- Penyuluhan
- Sikat gigi bersama
- Pelatihan kader
- Screening siswa baru
b) Kesehatan Olah Raga
Program ini bertujuan untuk member wawasan kepada masyarakat
akan pentingnya olah raga bagi kesehatan jasmani maupun rohani.
Penyuluhan ke klub olah raga untuk proteksi diri
Senam untuk anak SD
Senam ibu hamil
Senam balita
Senam rutin di puskesmas
c) Imunisasi
Imunisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dengan
memberikan kekebalan dan membentuk antibody pada bayi, anak, ibu hamil
dengan memberikan vaksin. Macam-macam vaksin yang diberikan antara lain:
1. BCG untuk mencegah penyakit TBC
2. Polio untuk mencegah penyakit polio
3. DPT untuk mencegah penyakit difteri pertusis
37
4. HB untuk mencegah penyakit Hepatitis B
5. Campak untuk mencegah penyakit campak atau morbili
6. DT untuk mencegah penyakit difteri dan tetanus
7. TT untuk mencegah infeksi penyakit tetanus.
Imunisasi rutin untuk bayi usia 2-12 bulan seperti (umur 0-7 hari diberikan
imunisasi hepatitis tipe B dari 0 hari, 0-1 bulan diberikan BCG dan polio,
2bln diberikan imunisasi BBG HB dan polio 2, umur 3 bln diberikan TBT
HB2 dan polio 3, umur 4 bln diberikan TBT HB 3 dan polio 4, dan
terakhir imunisasi campak). BIAS merupakan bulan imunisasi yang jatuh
pada tiap akhir tahun, kecuali terdapat KLB, bias dilakukan 3x dalam
setahun
d) Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan di bagian Poli Gigi dan Mulut sesuai jam pelayanan
pada hari kerja yaitu Senin sampai Sabtu. Perawatan gigi yang dilakukan
di poli ini yaitu penambalan sederhana, pencabutan gigi sulung dan
permanen goyang, dan melakukan rujukan apabila terdapat kasus yang tida
bisa ditangani di puskesmas.
e) Kesehatan Jiwa
Bagian ini bertugas untuk memberikan pelayanan kuratif, promotif
maupun rehabilitative. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari :
1. Penyuluhan, sebagai usaha promotif mencegah gangguan jiwa
maupun menjaga kesehatan jiwa masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Wuluhan dengan target kerja 1x per tahun tiap desa.
2. Pengobatan, dengan target 20% dari total jumlah penduduk.
3. Rujukan, melakukan rujukan ke RSUD setempat, RSJ Menur
Surabaya ataupun RSJ Lawang, Malang.
4. Kunjungan rumah, tindak lanjut dari tindakan rujukan.
Macam kelainan pada kesehatan jiwa, yaitu :
38
1. Sakit jiwa (psikosa), merupakan gangguan jiwa serius yang
mengganggu kemampuan berpikir, emosi, dan ingatan (penderita
tidak menyadari bahwa dirinya sakit);
2. Gangguaan jiwa ringan (neurosa), bila stressor lebih besar daripada
daya adatpasi penderita. Beberapa jenis neurosa antara lain cemas,
histeris, phobia, depresi, dll. Neurosa akan berkembang menjadi
psikosa bila tidak segera diobati.
f) Kesehatan Mata
Masalah penglihatan tidak hanya merupakan masalah kesehatan atau
medis, namun juga merupakan masalah sosial. Di Indonesia, telah
dicanangkan Right to Sight 2020, sesuai dengan program Vision 2020 yang
diterapkan oleh World Health Organization (WHO). Hal ini kemudian
diwujukdan melalui kebijakan Penanggulanangan Gangguan Penglihatan dan
Kebutaan (PGPK) di provinsi dan kabupaten/kota dengan fokus pada
penyebab utama kebutaan, yaitu katarak, kelainan refrkais, glaukoma dan
xeropththalmia.
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan di tingkat
Puskesmas adalah sebagai berikut:
- Promotif: penyuluhan kesehatan indera penglihatan
- Preventif: deteksi dini/skrining gangguan penglihatan (katarak,
glaukoma, xerophthalmia, kelainan refraksi)
- Kuratif: pelyanan kesehatan mata dasar dan rujukan
g) Kesehatan Usia Lanjut
Melalui posyandu lansia (senam lansia, pemberian makanan
tambahan, pemberian vitamin, penimbangan serta pengukuran tekanan
darah), kelompok lansia/ penyuluhan tentang kesehatan dan penyakit-
penyakit pada lansia.
39
h) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Obat tradisonal adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari (gelenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Program kesehatan tradisonal
adalah cara menanggulangi masalah (gangguan) kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat dengan perawatan dan pengobatan tradisonal
yang diselenggarakan secara komperhensif, mencakup upaya promotif
(peningkatan kesehatan), upaya preventif (pencegahan), kuratif
(pengobatan) penyakit dan upaya rehabilitatif (pemulihan). Upaya
pengobatan dan atau perwatan cara lain diluar ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan, mencakup cara (metode) obat dan pengobatannya, yang
mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang
diperoleh secara turun menurun, berguru, magang atau
pendidikan/pelatihan baik yang asli maupun yang berasal dari luar negeri
dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
2.6.2.3 Program Lain
a. Apotek
Tugas pokok apotik adalah mengatur, menyelenggarakan, dan mengawasi
manajemen di seluruh instalasi farmasi rumah sakit. Fungsinya adalah mengelola
barang kefarmasian yang ada di lingkungan rumah sakit. Instalasi farmasi dibagi
menjadi dua gudang, yaitu:
- Gudang obat, dibuka setiap hari jam kerja yang terbagi menjadi
beberapa gedung yaitu ruangan kepala instalasi administrasi, unit
produksi obat, unit penerimaan dan penyimpaan obat.
- Apotik, buka 24 jam untuk melayani kebutuhan obat, bahan, dan alat
medis sesuai resep dokter dari rajat jalan dan rawat inap.
Struktur organisasi di instalasi farmasi, yaitu:
- Kepala bagian farmasi
40
- Bagian gedung obat
- Sie bagian gas medis
- Sie bagian sterilisasi pusat
- Sie bagian distribusi dan pelayanan
b. Bagian Pendaftaran
Bagian pendaftaran bertugas melayani penerimaan pasien baik baru
ataupun lama dan melakukan pencatatan dalam buku registrasi, penomoran rekam
medik serta menghimpun rekam medik, penyusunan dan penempatan kartu rekam
medik berdasarkan urutan nomor yang ditempatkan dalam rak. Kartu rekam
medik warna merah untuk wanita dewasa usia 15 tahun ke atas. Warna kuning
untuk wanita dibawah 15 tahun. Warna hijau untuk laki-laki diatas 15 tahun dan
warna abu-abu untuk laki-laki dibawah 15 tahun. Khusus untuk poli gigi
menggunakan kartu rekam medik yang bergaris.
Kegiatan yang dilakukan di pendaftaran antara lain:
- Melaksanakan dan mendaftar pasien baru dan pasien lama
- Mendistribusikan kartu status ke poli yang dituju
- Mengisi buku register lama dan register baru
- Mengisi buku indeks
Mengisi laporan bulanan kunjungan pasien umum, askes.
c. Bagian UGD
UGD melayani pasien dengan kondisi yang memerlukan penanganan
segera serta pengawasan yang ketat. UGD 24 jam Puskesmas Jelbuk mempunyai
sistem pemisahan antar pasien dengan kondisi gawat darurat dan kondisi non-
gawat darurat yang bertujuan untuk mempercepat pelayanan dan penanganan,
yaitu ruang resusitasi dan ruang tindakan bedah minor.
Kendala yang dihadapi oleh bagian UGD Puskesmas Jelbuk adalah alat
yang dimiliki sangat minimal dan kurang lengkap sehingga pada kasus-kasus
berat bagian UGD akan merujuk pasien ke RS untuk mendapatkan penanganan
yang lebih optimal.
41
d. Bagian Rawat Inap
Ruangan rawat inap dibedakan menjadi beberapa bagian, ada yang
dibedakan berdasarkan jenis kelamin, anak-anak, penyakit-penyakit yang menular
dan ruangan yang disediakan bagi pasien yang menginginkan perawatan dengan
jumlah pasien sedikit di setiap ruangannya. Kasus yang paling banyak ditemukan
di Puskesmas Jelbuk adalah febris. Pasien pulang paling banyak setelah dirawat
tiga hari. Jika sarana dan prasarana kurang memadai bagi pasien dengan kasus-
kasus tertentu maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit.
e. Bagian TU
Bagian tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas
dalam pengelolaan data dan informasi, perencanaan dan penilaian, keuangan, serta
umum dan kepegawaian.
Tugas Kepala bagian Tata Usaha sendiri yaitu:
- Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU
- Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU
- Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas
berhalangan hadir
f. Bagian Surveliance
Program ini terpadu dengan P2M dan SP2TP dalam melakukan
pendataan, pencegahan dan pengobatan penyakit menular.
g. Bagian Laboratorium
Laboratorium berfungsi sebagai pendukung pelayanan kesehatan
masyaakat untuk membantu dokter dalam menegakkan diagnosa. Pemeriksaan
yang dilakukan pada laboratorium terdiri dari pemeriksaan:
- Darah lengkap
- Gula darah
- Lemak
42
- Pemeriksaan urine lengkap
Pelayanan di laboratorium Puskesmas Jelbuk di mulai dari jam 08.00 -
12.00 dan buka Senin – Sabtu. Bagian laboratorium di puskesmas bertugas
memberikan pelayanan pemeriksaan laborat yang dibutuhkan pasien yang berasal
dari BP Umum, UGD, dan juga rawat inap. Bagian ini bertujuan untuk membantu
menegakkan diagnosa dari pemeriksaan penunjang. Kegiatan yang dilakukan
meliputi pemeriksaan laborat seperti GDA, Asam urat, kolestrol, dan darah
(golongan darah, Hb). Apabila dibutuhkan pemeriksaan lab yang tidak tersedia di
Puskesmas Jelbuk maka akan dirujuk ke RS ataupun laboratorium swasta.
h. Bagian Posbindu
Posbindu merupakan program untuk memonitoring dan deteksi dini faktor
resiko penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, penyakit paru obstruktif
akut dan kanker) serta gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam
rumah tangga, dikelola sendiri oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu.
Posbindu adalah bentuk peran serta masyarakat (kelompok Masyarakat,
Organisasi, Industri, Kampus dll). Saat Posbindu diadakan kegiatan penimbangan
berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar perut, pemeriksaan IMT,
pengukuran tekanan darah, dan konseling. Semua kegiatan ini dilaksanakan oleh
kader yang telah dilatih yang tentu saja didampingi oleh petugas kesehatan.
Kegiatan Posbindu ini direncanakanakan dilaksanakan tiap bulan sesuai dengan
jadwal.
Kegiatan Posbindu :
Monitoring faktor resiko secara rutin dan periodik.
Rutin berarti kebiasaan memeriksa kondisi kesehatan meski tidak
dalam kondisi sakit.
Periodik artinya pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala.
Konseling faktor resiko penyakit tentang diet, aktifitas fisi, merokok,
stress dll.
Penyuluhan sesuai masalah terbanyak.
43
Rujukan kasus faktor resiko sesuai kriteria klinis.
i. SP2TP
SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana,
tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang bertujuan agar
didapatnya semua data hasil kegiatan Puskesmas (termasuk Puskesmas dengan
tempat tidur, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, bidan di Desa dan
Posyandu) dan data yang berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada
jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur,
guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.
Fungsi dari bagian SP2TP antara lain :
- Memperlancar proses manajemen
- Mempercepat perolehan data
- Mencatat hasil laporan dari semua unit pelayanan baik di induk maupun di
Pustu
- Membuat laporan tiap bulan dan laporan tahunan
Ada juga laporan lain seperti laporan triwulan, laporan semester dan
laporan tahunan yang mencakup data kegiatan program yang sifatnya lebih
komprehensif disertai penjelasan secara naratif. Yang terpenting adalah
bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang telah dibuat dalam laporan
sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan puskesmas (micro
planning) dan lokakarya mini puskesmas (LKMP). Analisis data hasil kegiatan
program puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic sederhana dan
distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis deskriptif.
Data tersebut akan disusun dalam bentuk tabel dan grafik informasi kesehatan dan
digunakan sebagai masukkan untuk perancanaan pengembangan program
puskesmas. Data yang digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing
kegiatan program kemudian data dari pimpinan puskesmas yang merupakan hasil
supervisi lapangan.
Macam-macam laporan antara lain :
a. Laporan Mingguan
44
1) W1 : Untuk melaporkan kejadian luar biasa
2) W2 : Untuk melaporkan pemberantasan penyakit
menular
b. Laporan Bulanan
1) LB1 : Data kesakitan dari semua poli
2) LB2 : Khusus untuk laporan obat-obatan
3) LB3 : Laporan tentang kegiatan gizi, KIA, imunisasi, dan
P2M
4) LB4 : Laporannya meliputi :
a) Jumlah kunjungan Puskesmas
b) Jumlah penderita rawat inap
c) Perawatan kesehatan masyarakat
d) Pelayanan medis dasar kesehatan
e) JPKM
f) Kesehatan sekolah
g) Kesehatan olahraga
h) Penyuluhan kesehatan masyarakat
c. Laporan Tahunan
1) LT1 : Data dasar Puskesmas
2) LT2 : Data inventaris Puskesmas, termasuk :
a) Puskesmas Pembantu
b) Puskesmas Keliling
LT3 : Data kepegawaian Puskesmas
45
2.6.2 Profil RSUD Blambangan Banyuwangi
Nama Rumah Sakit : RSUD Blambangan Banyuwangi
Status Kelembagaan : Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi
Alamat : Jln. Letkol Istiqlah No. 49, Banyuwangi
Nama Direktur : Dr. H. Taufiq Hidayat, SpAnd. MKes
Akreditasi Rumah Sakit : Terakreditasi Dasar Penuh 5 Pelayanan tahun
1999
RSUD Blambangan Banyuwangi adalah Rumah Sakit milik
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang didirikan pada Tahun 1930. Luas
areal lahan RSUD Blambangan adalah 33.415 M2 dan luas bangunan
15.327,30 M2. Rumah Sakit Umum Blambangan Banyuwangi termasuk
dalam katagori type C. Dan RS ini telah lulus dengan Akreditasi Dasar penuh
(5 pelayanan). RSU Blambangan memberikan pelayanan rawat jalan dan juga
pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat jalan dilakukan di 18 klinik yang ada,
lengkap dengan dokter spesialisnya, kecuali poli umum dan medical check
up. Selain itu ditunjang dengan unit penunjang antara lain unit laboratorium,
radiologi, rehabilitasi medik, Hemodialisa, Endoskopy dan juga Instalasi
farmasi serta instalasi gawat darurat yang melayani selama 24 jam. Selain
RSUD Blambangan, masih ada 8 buah rumah sakit swasta, 24 klinik dengan
perawatan dan 45 puskesmas yang tersebar di seluruh Kabupaten
Banyuwangi.
Prosedur yang dimiliki oleh RSUD Blambangan :
a. Pelayanan Rawat Darurat
b. Pelayanan Rawat Jalan
c. Pelayanan Rawat Inap
d. Pelayanan Kamar Operasi
e. Pelayanan Radiologi
f. Pelayanan Laboratorium
g. Pelayanan Farmasi
46
h. Pelayanan Gizi
i. Pelayanan Rekam Medik
j. Pelayanan Ambulance dan Kereta Jenazah
k. Pelayanan Penanganan Jenazah
Berbagai upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, dalam
upaya meningkatkan pencapaian target yang diamanatkan dalam Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.
2.6.3 Profil Puskesmas Balung
Puskesmas Balung memiliki tanggung jawab wilayah sebanyak 3
Desa yang seluruhnya terdiri dari dataran rendah. Jumlah penduduk
keseluruhan sebanyak 40.311 jiwa.
Batas-batasnya adalah sebagai berikut :
Utara : Kecamatan Rambipuji
Timur : Kecamatan Ajung
Barat : Kecamatan Bangsalsari
Selatan : Kecamatan Ambulu
2.6.3 Program Puskesmas Jelbuk
2.6.3.1 Program Pokok
a) Promosi Kesehatan
Bagian promosi kesehatan bertujuan untuk mencapai masyarakat yang
sadar akan pentingnya kesehatan sehingga masyarakat mau mengubah dan
membiasakan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan yang dilakukan program promosi kesehatan antara lain :
a. Penyuluhan pentingnya bayi-bayi mendapat ASI eksklusif
b. Pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan masyarakat mandiri
c. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada rumah tangga dan
institusi-institusi masyarakat
Penyuluhan bahaya NAPZA
47
b) Kesehatan Lingkungan
Tugas dan kegiatan bagiaan Kesling antara lain :
1. Menyusun perencanaan dan evaluasi di unit Kesling;
2. Mengurangi bahkan menghilangkan semua unsure fisik dan lingkungan
yang member pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat melalui
penyuluhan kesling;
3. Penyehatan air bersih;
4. Penyehatan pembuangan sampah;
5. Penyehatan lingkungan dan pemukiman;
6. Penyehatan pembuangan air limbah;
a) Penyehatan makanan dan minuman;
b) Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum;
c) Pengawasan tempat pengelolaan pestisida;
d) Pembakaran sampah medis;
e) Pencatatan dan pelaporan bulanan.
c) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Tugas poli KIA antara lain :
a. Melakukan pemeriksaan, penyuluhan/ pembinaan dan pengobatan
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, ibu nifas, bayi dan
balita;
b. Melaksanakan kegiatan pelayanan Keluarga Berencana;
c. Menyusun jadwal posyandu tiap bulan;
d. Melaksanakan posyandu bumil dan balita;
e. UKS di TK, SD, SMP
Pencatatan dan pelaporan kegiatan KIA bulanan, tahunan,
Bagian KB ini bertujuan memberikan informasi dan penyuluhan tentang
berbagai macam informasi tentang jenis dan manfaat KB. Selain itu
bagian ini juga melayani para pasien khususnya ibu-ibu yang ingin
menjalankan program KB sesuai dengan jenis yang dikehendakinya.
48
Pelayanan bagian ini buka setiap hari, mulai dari melayani konsultasi
dalam pemilihan jenis KB hingga pemasangan alat KB itu sendiri.
Macam-macam KB meliputi :
1. IUD (Spiral) : dapat bertahan hingga selama 8
tahun
2. Implant : dapat bertahan hinggal selama 3 tahun
3. Suntik KB : ada yang dalam periode 3 bulan ada pula
yang 1 bulan
4. PIL : terbagi menjadi Pil KB menyusui dan tidak
menyusui
5. MOW / Steril
6. Kalender : dengan cara menghitung masa subur
MAL (Metode Ameno Laktasi) : KB alami pada ibu yang
sedang memberikan ASI eksklusif.
d. Gizi
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pelaksanaan dan penyuluhan gizi
kepada masyarakat serta pemantauan status gizi. Target dari partisipasi
masyarakat untuk datang ke posyandu adalah 85% dari total penduduk dan target
untuk peningkatan gizi adalah 80% dari penduduk tidak boleh ada yang
kekurangan gizi. Kegiatan posyandu balita yaitu melihat status NTOB. (N) Berat
Badan meningkat, (T) kenaikan atau penurunan berat badan bayi tiap bulannya,
(O) apabila bulan lalu tidak timbang, (B) bayi yang baru saja lahir. Selain itu juga
dilakukan pemberian vitamin A pada bayi.
e) Pengobatan Umum
Balai pengobatan ini buka dari hari Senin hingga Sabtu, pukul 08.00-
11.00. Tugas utama balai pengobatan adalah pemeriksaan pasien (anamnesa,
gejala, dan pemeriksaan fisik), merujuk ke bagian laboratorium bila diperlukan
pemeriksaan penunjang, menegakkan diagnosa dan memberikan pengobatan.
49
Pengobatan yang dilakukan harus sesuai standar puskesmas sebagai pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Pasien dengan kasus berat dapat diruju ke sarana
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Tugas lain balai pengobatan adalah
melakukan penemuan dan pencatatan kasus, menentukan kasus tertinggi di
wilayah kerja (rekap kasus penyakit terbanyak), serta membuat pencatatan dan
pelaporan bulanan.
f. P2M
Tugas dan kegiatan bagian P2M ini antara lain :
a. Penyuluhan, terdiri dari penyuluhan perorangan yang dilakukan secara
langsung bertatap muka dengan penderita. Penyuluhan kelompok dilakukan
saat posyandu atau pembinaan kader.
b. Pemeriksaan untuk mendiagnosa TB atau kusta, juga menerima rujukan dari
puskesmas wilayah. Diagnosa dapat ditegakkan melalui pmeriksaan dahak
mikroskopis, bila 2 kali pemeriksaan hasilnya negative baru dilakukan foto
rontgen.
Sedangkan untuk menegakkan diagnose kusta lebih sulit karena bercak di
kulit seperti kadas, kurap dan mati rasa sehingga masyarakat mengabaikannya.
Mereka baru datang periksa ke puskesmas ketika sudah dalam keadaan cacat.
Pengobatan kusta ada dua cara :
a. pengobatan selama 6 bulan, bila bercak di kulit kurang dari 5 (biasanya
hasil tes BTA negatif);
b. pengobatan selama 1 tahun, bila hasil tes BTA positif (terjadi penebalan
saraf tepi dan gangguan fungsi).
Obat yang diberikan untuk penderita kusta sama seperti untuk TB yaitu
Rifampisin, Dapsone, DDS, Clofazimine. Penularan kusta baru terjadi selama 2- 5
tahun, sedangkan penularan TB hanya hitungan hari atau bulan.Motivasi kepada
penderita minum obat secara teratur sangat penting. Untuk pengobatan kusta harus
dijelaskan di awal pada penderita bahwa akan terjadi perubahan warna kulit
menjadi bercak-bercak coklat setelah minum obat.
2.6.3.2 Program Inovatif
50
a) Kesehatan Sekolah
Kegiatan di UKS adalah:
- Screening Murid Baru
- Pelatihan dokter gigi kecil
- Penyuluhan
- Sikat gigi bersama
- Pelatihan kader
Setelah semuanya dilakukan maka selanjutnya semua program terseeut
di rekap dalam laporan bulanan,yang selanjutnya tiap akhir tahun dilakukan
pelaporan tahunan yang di dalamnya terdapat PKP (Penilaian Kerja Puskesmas).
Laporan ini yang menjadi tolak ukur dan evaluasi keberhasilan program.
b) Imunisasi
Imunisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dengan
memberikan kekebalan dan membentuk antibody pada bayi, anak, ibu hamil
dengan memberikan vaksin.
Macam-macam vaksin yang diberikan antara lain:
a. BCG untuk mencegah penyakit TBC
b. Polio untuk mencegah penyakit polio
c. DPT untuk mencegah penyakit difteri pertusis
d. HB untuk mencegah penyakit Hepatitis B
e. Campak untuk mencegah penyakit campak atau morbili
f. DT untuk mencegah penyakit difteri dan tetanus
g. TT untuk mencegah infeksi penyakit tetanus.
Imunisasi rutin untuk bayi usia 2-12 bulan seperti (umur 0-7 hari diberikan
imunisasi hepatitis tipe B dari 0 hari, 0-1 bulan diberikan BCG dan polio, 2bln
diberikan imunisasi BBG HB dan polio 2, umur 3 bln diberikan TBT HB2 dan
polio 3, umur 4 bln diberikan TBT HB 3 dan polio 4, dan terakhir imunisasi
campak). BIAS merupakan bulan imunisasi yang jatuh pada tiap akhir tahun,
kecuali terdapat KLB, bias dilakukan 3x dalam setahun
c) Kesehatan Gigi dan Mulut
51
Pelayanan BP Gigi sesuai jam pelayanan pada hari kerja yaitu
Senin sampai Sabtu. Perawatan gigi yang dilakukan di poli ini yaitu
perawatan pembersihan karang gigi, penambalan, pencabutan gigi sulung
dan permanen, dan melakukan rujukan apabila terdapat kasus yang tida
bisa ditangani di puskesmas.
d) Kesehatan Jiwa
Bagian ini bertugas untuk memberikan pelayanan kuratif, promotif
maupun rehabilitative. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari :
1. Penyuluhan, sebagai usaha promotif mencegah gangguan jiwa maupun
menjaga kesehatan jiwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Wuluhan
dengan target kerja 1x per tahun tiap desa.
2. Pengobatan, dengan target 20% dari total jumlah penduduk.
3. Rujukan, melakukan rujukan ke RSUD setempat, RSJ Menur Surabaya
ataupun RSJ Lawang, Malang.
4. Kunjungan rumah, tindak lanjut dari tindakan rujukan.
Macam kelainan pada kesehatan jiwa, yaitu :
1. Sakit jiwa (psikosa), merupakan gangguan jiwa serius yang
mengganggu kemampuan berpikir, emosi, dan ingatan (penderita
tidak menyadari bahwa dirinya sakit);
2. Gangguaan jiwa ringan (neurosa), bila stressor lebih besar daripada
daya adatpasi penderita. Beberapa jenis neurosa antara lain cemas,
histeris, phobia, depresi, dll. Neurosa akan berkembang menjadi
psikosa bila tidak segera diobati.
e) Kesehatan Usia Lanjut
Melalui posyandu lansia (senam lansia, pemberian makanan
tambahan, pemberian vitamin, penimbangan serta pengukuran tekanan
darah), kelompok lansia/ penyuluhan tentang kesehatan dan penyakit-
penyakit pada lansia.
52
2.6.3.3 Program Lain
a. Apotek
Kegiatan yang dilakukan di apotek adalah merencanakan
kebutuhan obat setiap bulan, mengatur dan mengevaluasi keluar masuknya
obat, mendistribusikan obat ke setiap unit puskesmas, melakukan
pengadaan obat bersama dengan LPLPO tiap bulan, membuat laporan
tentang pemakaian obat dan permintaan obat. Sedangkan kegiatan yang
dilakukan oleh gudang farmasi adalah mengatur dan mengawasi keluar
masuknya obat, menyediakan kebutuhan obat, mendistribusikan obat dari
GFK ke apotek, melaporkan bon ke GFK dan mencatat dan melaporkan
serta mengirimkan obat kembali yang kadaluarsa ke GFK.
Prosedur tetap penerimaan dan pendistribusian obat di Puskesmas
Balung, yaitu sebagai berikut:
1. Puskesmas mengirim laporan setiap bulan ke Gudang Farmasi
(GFK) dan Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 7.
2. Puskesmas mengambil obat ke GFK sesuai jadwal distribusi
(bulan genap, bulan ganjil).
3. Obat yang diterima harus dicek dengan benar sesuai LPLPO, baik
nama, jumlah satuan, dan expired datenya.
4. Obat tiba di Puskesmas dan dicek ulang oleh petugas dan
diketahui oleh Dokter Kepala Puskesmas.
5. Obat dimasukkan ke gudang dan dicatat di kartu stok.
6. Obat ditata dan disusun di rak obat sesuai abjad, sediaan, dan
FIFO / FEFO (First In First Out / First Expired First Out).
7. Menyiapkan distribusi obat ke induk (apotik, BP, KIA, Gigi,
Zaal) da wilayah dengan menggunakan LPLPO sesuai jadwal
distribusi.
8. Mencatat pengeluaran obat di kartu stok.
9. Penyerahan obat ke induk dan wilayah dilakukan perhitungan
bersama dan disertai dengan LPLPO.
53
10. Melasanakan stok opname dan penutupan kartu stok setiap akhir
bulan.
b. Bagian Pendaftaran
Pendaftaran merupakan unit fungsi pelayanan kesehatan yang
bertugas menerima, mendaftarkan serta mengelola kartu status pasien, baik
itu pasien baru ataupun pasien lama. Pasien datang diberi nomor antrian,
kemudian untuk pasien baru dibuatkan kartu status baru dan kartu
kunjungan yang harus dibawa saat berobat kembali. Sedangkan pasien
lama tinggal menunjukkan kartu kunjungan yang sudah tertulis nama,
nomor registrasi dan alamat pasien. Pasien lama yang masuk lebih dari
lima tahun yang lalu didaftarkan sebagai pasien baru. Setelah diambilkan
kartu status Rekam Medis, pasien membawa RM tersebut ke poli yang
dituju kemudian menunggu panggilan. Tugas pendaftaran selanjutnya
adalah pencatatan dan pelaporan jumlah kunjungan pasien setiap bulan
serta register pasien (umum, askes, gakin, dll).
Setiap hari kerja, loket menerima pendaftaran pasien mulai pukul
07.30 sampai pukul 11.00 pada hari senin sampai kamis, pukul 07.30
sampai pukul 09.30 pada hari jum’at dan pukul 07.30 sampai pukul 10.00
pada hari sabtu. Untuk pasien yang datang setelah pendaftaran tutup, bisa
melalui UGD, namun hanya dikhususkan bagi pasien-pasien tertentu yang
benar-benar membutuhkan perawatan darurat yang kemudian pada
esoknya, pasien tersebut akan didaftarkan di loket.
Pendaftaran merupakan ruangan tempat untuk pendaftaran bagi
masyarakat/pasien di puskesmas yang datang berkunjung.
Kegiatan yang dilakukan di pendaftaran antara lain :
a. Melaksanakan dan mendaftar pasien baru dan lama
b. Mendistribusikan kartu status ke poli yang dituju
c. Mengisi buku register lama dan baru
d. Mengisi buku indeks
54
e. Mengisi laporan bulanan, kunjungan pasien umum, askes, dan jaminan
kesehatan lain nya.
Hambatan yang terjadi pada bagian pendaftaran Puskesmas Balung
adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tata cara pendaftaran di
pendaftaran, serta kurangnya petugas loket yang sampai sekarang masih 2
pegawai yang dirasa tidak sesuai dengan jumlah pasien yang setiap
harinya bisa mencapai 150 pasien. Tempat penyimpanan lembar rekam
medis yang sangat terbatas juga menjadi kendala serius di Puskesmas
Balung sedangkan pasien baru setiap harinya bertambah.
c. Bagian UGD
UGD merupakan salah satu unit yang dapat memberikan playanan darurat
kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan,
sesuai dengan standar. Pelayanan di UGD dilakukan 24 jam, pelayanan darurat
yang dilakukan kepada penderita yang memerlukan pengobatan atau tindakan
yang cepat dan tepat. Apabila terjadi keterlambatan dalam penanganan akan
menyebabkan kerusakan anggota tubuh yang permanen bahkan kematian. Bila
pasien membutuhkan rawat inap, biasanya langsung dirujuk ke ruang perawatan
rawat inap. Bila ada pasien poli yang memerlukan penanganan segera, juga
dilayani di UGD. Model pelayanan di UGD dibagi sistem jaga shift yang terbagi
menjadi shift pagi, siang, dan malam.
d. Bagian TU
Bagian tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas
dalam pengelolaan data dan informasi, perencanaan dan penilaian, keuangan,
serta umum dan kepegawaian.
Tugas Kepala bagian Tata Usaha sendiri yaitu:
- Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU
- Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU
- Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas
berhalangan hadir.
55
e. Bagian Laboratorium
Bagian laboratorium secara umum bertugas untuk memeriksa specimen untuk
menegakkan suatu diagnose. Pemeriksaan Laboratorium yang dapat dilakukan di
puskesmas meliputi pemeriksaan darah lengkap, urine, tinja, tes widal, kolesterol
lengkap, SGOT/SGPT, BTA, TB & HIV. Untuk pasien rawat jalan bisa langsung
menuju laboratorium setelah daftar ke loket atau bisa dari permintaan dokter/
perawat setelah pasien periksa di poli. Untuk pasien rawat inap, pengambilan
sampel darah dilakukan setiap pagi hari sekitar pukul 08.00. Cara pengambilan
sampel dan pemeriksaan dengan mengunakan alat proteksi minimal yaitu masker
dan handscoon.
f. SP2TP
SP2TP memiliki tugas mengkoordinir laporan bulanan secara garis besar
dari masing-masing program atau bagian/ unit Puskesmas Balung. Namun tiap-
tiap bagian juga tetap memiliki pelaporan bagiannya sendiri yang lebih lengkap
dan terperinci. Laporan yang dibuat antara lain laporan mingguan, laporan
bulanan (LB1, LB2, LB3, dan LB4), laporan triwulan (LT) dan laporan tahunan
(LDS1, LDS2 dan LDS3).
Sedangkan tugas bagian kepegawaian antara lain :
a. membuat laporan kepegawaian (absensi, bezzeting, DUK, lporan
triwulan, tahunan, dsb);
b. mengetik DP3 yang sudah di isi nilai pleh atasan langsung;
c. mendata dan mengarsipkan file pegawai;
d. mengusulkan cuti dan kenaikan pangakat
Untuk PN regular kenaikan pangkat setiap 4 tahun sekali dengan
kenaikan gaji berkala dua kali; untuk PN fungsional harus mengurus
PAK (penilaian angka kredit) untuk syarat kenaikan pangkat;
e. mengusulkan tunjangan pegawai (penyesuaian fungsional, baju,
sepatu, dll);
f. merekap absensi (izin, cuti, sakit);
56
g. membuat absensi mahasiswa/ siswa yang praktek di puskesmas;
h. mengurus mutasi pegawai;
i. membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf
puskesmas;
j. menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas dengan
persetujuan kepala puskesmas.
Macam laporan yang dibuat meliputi :
1. Laporan Mingguan
W1 : Laporan tentang KLB
W2 : Laporan tentang penyakit dan kematian ibu dan bayi
2. Laporan Bulanan
LB 1 : Laporan data penderita
LB 2 : Laporan tentang obat
LB 3 : Laporan tentang gizi, imunisasi, dan KIA
LB 4 : Laporan tentang kegiatan terpadu Puskesmas
3. Laporan Tahunan
LT 1 : Laporan tentang Puskesmas
LT 2 : Laporan tentang kepegawaian
LT 3 : Laporan tentang infentaris Puskesmas
g. SIK
Sistem pelaporan yang berbasis computer.