BAB 2

81
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit 2.1.1. Definisi Rumah Sakit Rumah sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Pasal 1 adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Despkes RI, 2009). Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan penggabung alat ilmiah khusus dan rumit dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik Dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama yang untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan (Siregar, 2004). Rumah sakit dalam hal rujukan medis juga diandalkan untuk memberikan pengayoman medik (pusat rujukan) untuk pusat-pusat pelayanan yang adal di suatu wilayang kerja. Pengayoman ini dilaksanakan melalui dua sistem rujukan, yaitu rujukankesehatan (berkaitan dengan upaya promotif dan prefentif yang mencangkup bantuan teknologi, sarana dan operasional) dan rujukan medik (Muninjaya, 1999). 2.1.2 Tugas Rumah Sakit 4

description

a

Transcript of BAB 2

Page 1: BAB 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit

2.1.1. Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44

tahun 2009 Pasal 1 adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Despkes RI,

2009).

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

penggabung alat ilmiah khusus dan rumit dan difungsikan oleh berbagai kesatuan

personel terlatih dan terdidik Dalam menghadapi dan menangani masalah medik

modern, yang semuanya terikat bersama-sama yang untuk pemulihan dan

pemeliharaan kesehatan (Siregar, 2004). Rumah sakit dalam hal rujukan medis

juga diandalkan untuk memberikan pengayoman medik (pusat rujukan) untuk

pusat-pusat pelayanan yang adal di suatu wilayang kerja. Pengayoman ini

dilaksanakan melalui dua sistem rujukan, yaitu rujukankesehatan (berkaitan

dengan upaya promotif dan prefentif yang mencangkup bantuan teknologi, sarana

dan operasional) dan rujukan medik (Muninjaya, 1999).

2.1.2 Tugas Rumah Sakit

Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

menyelenggarakan upaya kesehatan serta merupakan bagian integral dari

keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Rumah sakit juga melaksanakan

pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kegiatan penyembuhan dan

pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa yang dilaksanakan secara terpadu

dengan upaya peningkatan promotif dan preventif (Aditama, 2002). Berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Pasal 4, Rumah Sakit

mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

(Depkes RI, 2009).

4

Page 2: BAB 2

5

2.1.3 Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

Pasal 5 rumah sakit mempunyai fungsi :

1. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan

medis.

3. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

(Depkes RI, 2009)

2.1.4. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Siregar (2004), rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan

berbagai kriteria sebagai berikut :

A. Klasifikasi berdasarkan kepemilikan

Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas :

1. Rumah sakit pemerintah

2. Rumah sakit swasta

B. Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan

Berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri atas :

1. Rumah sakit umum

2. Rumah sakit khusus

3. Rumah sakit pendidikan

C. Klasifikasi berdasarkan lama tinggal

Berdasarkan lama tinggal rumah sakit terdiri dari :

3 Rumah sakit jangka pendek, rumah sakit yang merawat penderitanya selama

rata-rata kurang dari 30 hari

Page 3: BAB 2

6

4 Rumah sakit jangka panjang, rumah sakit yang merawat penderitanya dalam

waktu rata-rata 60 hari atau lebih

D. Klasifikasi berdasarkan jumlah tempat tidur

Rumah sakit yang diklasifikasikan berdasarkan kapasitas tempat tidur

sesuai dengan pola sebagai berikut :

1. Di bawah 50 tempat tidur

2. 50-99 tempat tidur

3. 100-199 tempat tidur

4. 200-299 tempat tidur

5. 300-399 tempat tidur

6. 400-499 tempat tidur

7. 500 tempat tidur lebih

E. Klasifikasi berdasarkan kemampuan yang dimiliki

Dibedakan atas lima macam, yaitu :

1. Rumah sakit kelas A

Yaitu rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran

spesialistik dan sub spesialistik luas.

2. Rumah sakit kelas B

3. Yaitu rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran

spesialistik terbatas luas dan sub spesialistik terbatas. Rumah sakit kelas

pendidikan yang tidak termasuk kelas A akan diklasifikasikan sebagai

rumah sakit kelas B.

4. Rumah sakit kelas C

Yaitu rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran

spesialistik terbatas. Pada saat ini terdapat empat jenis pelayanan

spesialistik yang disediakan, yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan

bedah umum, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kebidanan dan

kandungan.

5. Rumah sakit kelas D

Yaitu rumah sakit yang bersifat transisi karena pada suatu saat akan

ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Rumah sakit ini memberikan

Page 4: BAB 2

7

pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Sama halnya dengan

rumah sakit kelas C, rumah sakit kelas D ini juga menampung pelayanan

rujukan yang berasal dari puskesmas.

6. Rumah sakit kelas E

Yaitu rumah sakit khusus yang menyelenggarakan hanya satu macam

pelayanan kedokteran saja. Misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit paru,

rumah sakit jantung dan lain-lain.

2.1.5 Jenis Pelayanan Rumah Sakit

Rumah sakit umumnya melaksanakan pelayanan kesehatan dengan

mengutamakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kegiatan

penyembuhan dan pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa, yang dilaksanakan

secara terpadu dan serasi dengan upaya peningkatan dan pencegahan. Berdasarkan

hal tersebut maka rumah sakit mempunyai fungsi pelayanan medik, rujukan,

penunjang medis, pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan, penelitian dan

pengembangan, serta menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

(Aditama, 2002).

2.1.6 Organisasi Rumah Sakit

Organisasi rumah sakit adalah sebagai berikut :

1. Terdiri dari unsur pemimpin, pelaksana tugas pokok dan unsur penunjang

pelaksanaan tugas pokok

2. Rumah sakit dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh wakil

direktur menurut kebutuhan

3. Direktur rumah sakit adalah seorang dokter

4. Rumah sakit mempunyai fungsi wadah penyantun dan tim medis

5. Dewan penyantun mempunyai tugas member saran atau nasehat kepada

dewan direktur rumah sakit, dalam rangka merencanakan, merumuskan,

membimbing dan mengawasi program dan kebijakan umum

6. Tim medis bertugas memberi nasehat kepada direktur tentang etik, matu

dan pengembangan pelayan medik baik diminta maupun tidak

Page 5: BAB 2

8

7. Kedudukan, tugas, fungsi dan keanggotaan dewan penyantun dan tim

medik ditetapkan dengan keputusan tersendiri

8. Organisasi masing-masing rumah sakit dalam lingkungan Departemen

Kesehatan ditetapkan dengan keputusan tersendiri

9. Organisasi rumah sakit Pemda, ABRI, BUMN, dan Swasta berpedoman

kepada organisasi Rumah Sakit Departemen Kesehatan dan ditetapkan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(Wijono, 1997)

2.1.7 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Sistem informasi manajemen rumah sakit merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan dan bahkan merupakan

satu sendi utama dalam kegiatan sehari-hari (Aditama, 2007). Sistem informasi

manajemen di rumah sakit dilakukan dengan mengubah data mentah menjadi

informasi yang berguna memlalui tiga kegiatan, yaitu input, proses dan output

dapat berisikian tentang manusianya, tempat dan sesuatu dalam organisasi atau

lingkungan. Rumah sakit wajib mengirim laporan ke Departemen Kesehatan.

Untuk hal ini sisitem pelaporan rumah sakit dibuat sedemikian rupa sehingga data

survey endemik rumah sakit bisa cepat diketahui oleh Departemen Kesehatan

(Wijono, 1997).

2.2 Puskesmas

2.2.1. Definisi Puskesmas

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten /

kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas

bertanggung jawab menyelenggarakan uapaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional yang

merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (Depkes RI, 2009).

Page 6: BAB 2

9

2.2.2 Visi dan Misi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah

tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan

sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan

dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004)

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya nilai pembangunan kesehatan nasional. Misi

tersebut antara lain:

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

b. Memdorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan

masyarakat beserta lingkungannya (Depkes RI, 2004)

2.2.3 Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainyatujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat

2015 (Depkes RI, 2004).

Upaya kesehatan puskesmas meliputi :

1. Menyelenggarakan upaya kesehatan puskesmas yang bermutu, merata

terjangkau dan peran aktif masyarakat sehingga tercipta kemampuan hidup

sehat penduduk

Page 7: BAB 2

10

2. Meningkatkan pencakupan, hasil guna dan daya guan program puskesmas

meliputi pengembangan, pembinaan dan pelayanan

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong diri sendiri

bidang kesehatan

4. Meningkatkan status gizi masyarakat melalui perbaikan gizi

5. Meningkatkan mutu lingkungan hidup perubahan perilaku dan gaya hidup

2.2.4 Fungsi Puskesmas

Menurut Depkes RI (2004) fungsi puskesmas adalah sebagai berikut:

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

2.2.5 Klasifikasi Puskesmas

A. Puskesmas Induk

Puskesmas induk adalah puskesmas yang didirikan di pusat kota

kecamatan yang mempunyai penduduk binaan antara 30.000-50.000 jiwa.

Berdasarkan dengan semakin meningkatnya kemampuan dana yang dimiliki oleh

pemerintah untuk membangun puskesmas,. Puskesmas induk ditetapkan

berdasarkan jumlah penduduk di setiap kecamatan berdasarkan kepadatan dan

morbiditasnya (Azwar, 1996).

B. Puskesmas Pembantu

Puskesmas pembantu adalah suatu unit pelayanan kesehatan yang

sederhana dan berfungsi sebagai penunjang dan pembantu pelayanan kegiatan

yang dilakukan oleh puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

Wilayah kerja puskesmas meliputi 2-3 desa dengan sasaran penduduk mencapai

2.500 orang dan 30.000 orang (Azwar, 1996).

2.2.6 Jenis Pelayanan Puskesmas

Menurut Permenkes No. 128/Menkes/SKII/2004, puskesmas bertanggung

jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkay pertama secara

Page 8: BAB 2

11

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan tingkat pertama yang

menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan

perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan mencegah

penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk

puskesmas tertentu ditambah rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public

dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan tersebut antara lain adalah

promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,

perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, KB, kesehatan jiwa, serta

berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.2.7 Organisasi Puskesmas

Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas

masing-masing puskesmas di suatu kabupaten/kota. Sedangkan penetapan

dilakukan oleh peraturan daerah. Sebagai acuan dapat digunakan pola struktur

organisasi puskesmas sebagai berikut :

a. Kepala Puskesmas

b. Unit tata usaha, yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas

dalam mengelola:

1) Data dan informasi

2) Perencanaan dan penilaian

3) Keuangan

4) Umum dan kepegawaian

c. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas :

1) Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKM

Page 9: BAB 2

12

2) Upaya kesehatan perorangan

d. Jaringan pelayanan puskesmas

1) Unit puskesmas pembantu

2) Unit puskesmas keliling

3) Unit bidang desa/komunitas

(Trihono, 2005)

Struktur dari suatu organisasi ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai,

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, tenaga yang tersedia dan sumber

daya lainnya. Dengan demikian struktur organisasi puskesmas juga akan

disesuaikan dengan kebutuhan rakyat setempat, beban kerjanya, sumber daya

yang tersedia (Depkes RI, 2000).

2.2.8. Program Kesehatan Puskesmas

1. Program Kesehatan Pokok Puskesmas

Program pokok puskesmas adalah program yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai

daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Program

kesehatan pokok ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di

wilayah Indonesia.

a) Bagian Pengobatan Umum

Tugas utama balai pengobatan adalah pemeriksaan pasien

(anamnesa, gejala, dan pemeriksaan fisik), merujuk ke bagian

laboratorium bila diperlukan pemeriksaan penunjang, menegakkan

diagnosa dan memberikan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan harus

sesuai standar puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Pasien dengan kasus berat dapat diruju ke sarana pelayanan kesehatan

yang lebih tinggi. Tugas lain balai pengobatan umum adalah melakukan

penemuan dan pencatatan kasus, menentukan kasus tertinggi di wilayah

kerja (rekap kasus penyakit terbanyak), serta membuat pencatatan dan

pelaporan bulanan.

Page 10: BAB 2

13

b) Bagian KIA dan VK, serta KB

Program kegiatan ini adalah:a. Kegiatan di dalam gedung

1) Pemeriksaan ibu hamil sedini mungkin

2) Pemeriksaan balita sehat

3) Imunisasi CPW

4) Persalinan normal

b. Kegiatan diluar gedung

1) Posyandu 4 kali dalam sebulan

2) UKS di TK, SD, SMP

Bagian KB ini bertujuan memberikan informasi dan penyuluhan tentang

berbagai macam informasi tentang jenis dan manfaat KB. Selain itu bagian ini

juga melayani para pasien khususnya ibu-ibu yang ingin menjalankan program

KB sesuai dengan jenis yang dikehendakinya. Pelayanan bagian ini buka setiap

hari, mulai dari melayani konsultasi dalam pemilihan jenis KB hingga

pemasangan alat KB itu sendiri.

Macam-macam KB meliputi :

1. IUD (Spiral) : dapat bertahan hingga selama 8 tahun

2. Implant : dapat bertahan hinggal selama 3 tahun

3. Suntik KB : ada yang dalam periode 3 bulan ada pula yang 1 bulan

4. PIL : terbagi menjadi Pil KB menyusui dan tidak menyusui

5. MOW / Steril

6. Kalender : dengan cara menghitung masa subur

7. MAL (Metode Ameno Laktasi) : KB alami pada ibu yang sedang

memberikan ASI eksklusif.

c) Bagian Kesehatan Lingkungan

Kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah penyuluhan,

pengawasan, pengamatan, dan pengendalian kualitas air, pemukiman,

tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja kesling yaitu:

a. Faktor budaya atau kebiasaan

Page 11: BAB 2

14

b. Faktor sumber daya manusia

c. Faktor ekonomi

d) Bagian Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan program kegiatan puskesmas yang

dilakukan dengan tujuan upaya promotif pada masyarakat tentang masalah

kesehatan sehingga masyarakat mempunyai wawasan luas dan benar

tentang kesehatan dan perilaku sehat untuk dirinya sendiri, keluarga dan

lingkungan. Kegiatan yang dilakukan meliputi kampanye PHBS,

kampanye PM-PSM. Kampanye PHBS ditujukan pada rumah tangga,

institusi kesehatan, pendidikan dan tempat kerja. Kampanye PM-PSM

dilaksanakan melalui posyandu, pos obat dan TOGA.

e) Bagian Gizi

Program gizi di dalam suatu puskesmas adalah program kegiatan

yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan kurang energi

protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY),

kurang vitamin A, keadaan zat gizi lebih, peningkatan survailans gizi,

pemberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.

Kegiatan program gizi ini dilakukan harian, bulanan, semesteran,

atau tahunan serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang

dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya kasus gizi

buruk. Kegiatan program perbaikan gizi dapat dilakukan di dalam maupun

di luar gedung puskesmas.

f) Bagian P2M (Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Menular)

Tujuan dari program ini adalah menemukan kasus-kasus penyakit

menular, sedini mungkin mengurangi faktor resiko lingkungan masyarakat

yang memudahkan terjadinya penyebaran suatu penyakit menular.

Beberapa program P2M adalah :

Page 12: BAB 2

15

a. Pemberantasan penyakit diare

a. Pemberantasan penyakit ISPA

b. Pemberantasan DHF

c. Pemberantasan TB Paru

d. Pemberantasan kusta

2. Program Kesehatan Inovatif (Pengembangan) Puskesmas

Program kesehatan inovatif puskesmas adalah program yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.

a) Bagian Imunisasi

Imunisasi rutin untuk bayi yaitu:

a. HO (Hepatitis) untuk bayi 0-7 hari. Bila diberikan lebih dari 7 hari

tidak efektif.

b. BCG (pencegahan penyakit paru) untuk bayi 0 bulan – 11 bulan. Bila

diberikan pada usia lebih dari 3 bulan, ditanyakan riwayat penyakit

paru dan mantoug test.

c. DPT (sekarang diberikan Pentabio yang sudah mengandung HIB +

DPT) diberikan pada bayi 2 bulan – 11 bulan secara berkala 3 kali

dengan jarak 2 bulan – 1 bulan – 1 bulan.

d. Campak diberikan bayi usia 9 bulan – 11 bulan.

e. Polio diberikan bayi usia 0-11 bulan, diberikan 4 dosis dalam 1 bulan.

f. Program Booster. Pada usia 1,5 tahun kembali diulang imunisasi DPT

dan pada usia 2 tahun diulang imunisasi campak.

Untuk kegiatan imunisasi di sekolah dasar yaitu:

Pada kelas I diberikan imunisasi campak dan DT (diptheri).

Pada kelas II dan kelas III diberikan imunisasi TD (tetanus).

Imunisasi yang diberikan kepada calon pengantin perempuan yaitu

imunisasi TT dan DT/TD. Imunisasi diberikan dalam 5 kali pemberian.

Pemberian pertama ke pemberian kedua berjarak 1 bulan. Pemberian

Page 13: BAB 2

16

kedua ke pemberian ketiga berjarak 6 bulan. Pemberian ketiga ke

pemberian keempat dan kelima masing-masing berjarak 1 bulan.

BIAS merupakan bulan imunisasi yang jatuh pada tiap akhir tahun,

kecuali terdapat KLB, BIAS dilakukan 3x dalam setahun (khusus JATIM).

b) Bagian BP Gigi dan Mulut

Perawatan gigi yang dilakukan di poli ini yaitu perawatan

pembersihan karang gigi, penambalan, pencabutan gigi sulung dan

permanen, dan melakukan rujukan apabila terdapat kasus yang tida bisa

ditangani di puskesmas.

c) Bagian Usila

Yang termasuk usia pra lansia adalah 45-59 tahun, usia lansia

adalah 60-69 tahun, dan usia dengan resiko tinggi >70 tahun. Kegiatannya

berupa pendaftaran, penimbangan, penyuluhan, pemeriksaan dan

pemberian vitamin. Sasaran lansia berjumlah 12.830 orang termasuk laki-

laki dan perempuan. Tujuan posyandu lansia adalah untuk meningkatkan

kualitas hidup di usia senja dan memberikan harapan hidup lebih lama dan

tetap sehat. Penyakit terbanyak pada lansia yang ditemukan adalah

hipertensi, arthritis gout, gastritis, dan ISPA.

d) Program Kesehatan Kerja

Kesehatan merupakan hak asasi sekaligus merupakan investasi

sumber daya manusia yang memiliki kontribusi besar untuk meningkatkan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Oleh karena itu menjadi suatu

keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan, dan

melindungi kesehatan demi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Program

kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pegawai agar hidup sehat dan

terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan

oleh pekerjaan.

Page 14: BAB 2

17

e) Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Kegiatan di UKS adalah: - Screening Murid Baru

- Pelatihan dokter gigi kecil

- Penyuluhan

- Sikat gigi bersama

- Pelatihan kader

Setelah semuanya dilakukan maka selanjutnya semua program

terseeut di rekap dalam laporan bulanan,yang selanjutnya tiap akhir tahun

dilakukan pelaporan tahunan yang di dalamnya terdapat PKP (Penilaian

Kerja Puskesmas). Laporan ini yang menjadi tolak ukur dan evaluasi

keberhasilan program.

f) Bagian Jiwa

Bagian ini bertugas untuk memberikan pelayanan kuratif, promotif

maupun rehabilitative. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari :

1) Penyuluhan, sebagai usaha promotif mencegah gangguan jiwa

maupun menjaga kesehatan jiwa masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Wuluhan dengan target kerja 1x per tahun tiap desa.

2) Pengobatan, dengan target 20% dari total jumlah penduduk.

3) Rujukan, melakukan rujukan ke RSUD setempat, RSJ

Menur Surabaya ataupun RSJ Lawang, Malang.

4) Kunjungan rumah, tindak lanjut dari tindakan rujukan.

Macam kelainan pada kesehatan jiwa, yaitu :

1. Sakit jiwa (psikosa), merupakan gangguan jiwa serius yang

mengganggu kemampuan berpikir, emosi, dan ingatan (penderita

tidak menyadari bahwa dirinya sakit);

2. Gangguaan jiwa ringan (neurosa), bila stressor lebih besar daripada

daya adatpasi penderita. Beberapa jenis neurosa antara lain cemas,

Page 15: BAB 2

18

histeris, phobia, depresi, dll. Neurosa akan berkembang menjadi

psikosa bila tidak segera diobati.

g) Program Kesehatan Mata

Masalah penglihatan tidak hanya merupakan masalah kesehatan atau

medis, namun juga merupakan masalah sosial. Di Indonesia, telah

dicanangkan Right to Sight 2020, sesuai dengan program Vision 2020 yang

diterapkan oleh World Health Organization (WHO). Hal ini kemudian

diwujukdan melalui kebijakan Penanggulanangan Gangguan Penglihatan dan

Kebutaan (PGPK) di provinsi dan kabupaten/kota dengan fokus pada

penyebab utama kebutaan, yaitu katarak, kelainan refrkais, glaukoma dan

xeropththalmia.

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan di tingkat

Puskesmas adalah sebagai berikut:

- Promotif: penyuluhan kesehatan indera penglihatan

- Preventif: deteksi dini/skrining gangguan penglihatan (katarak,

glaukoma, xerophthalmia, kelainan refraksi)

- Kuratif: pelyanan kesehatan mata dasar dan rujukan

h) Program Pengobatan Tradisional (BATRA)

Obat tradisonal adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa

bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari (gelenik) atau

campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan

untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Program kesehatan tradisonal

adalah cara menanggulangi masalah (gangguan) kesehatan individu,

keluarga dan masyarakat dengan perawatan dan pengobatan tradisonal

yang diselenggarakan secara komperhensif, mencakup upaya promotif

(peningkatan kesehatan), upaya preventif (pencegahan), kuratif

(pengobatan) penyakit dan upaya rehabilitatif (pemulihan). Upaya

Page 16: BAB 2

19

pengobatan dan atau perwatan cara lain diluar ilmu kedokteran dan ilmu

keperawatan, mencakup cara (metode) obat dan pengobatannya, yang

mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang

diperoleh secara turun menurun, berguru, magang atau

pendidikan/pelatihan baik yang asli maupun yang berasal dari luar negeri

dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

i) Program Kesehatan Olahraga

Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada

peserta terkait upaya kesehatan kerja dan olahraga, kebugaran jasmani di

puskesmas, membangun komitmen peserta dalam pelaksanaan upaya

kesehatan kerja di puskesmas dan dapat melakukan pencatatan dan

pelaporan.

3. Bagian Lain di Puskesmas

a) Bagian Pendaftaran dan Rekam Medik

Pendaftaran merupakan ruangan tempat untuk pendaftaran bagi

pasien di puskesmas yang datang berkunjung.

Kegiatan yang dilakukan di pendaftaran antara lain :

a. Melaksanakan dan mendaftar pasien baru dan lama

b. Mendistribusikan kartu status ke poli yang dituju

c. Mengisi buku register lama dan baru

d. Mengisi buku indeks

e. Mengisi laporan bulanan, kunjungan pasien umum, askes, dan

jaminan kesehatan lainnya.

Setiap pengunjung memiliki kartu berobat yang diberikan pada

setiap kepala keluarga. Kartu tersebut terdapat nomor “Family folder”

yang berisi rekam medik seluruh anggota keluarga. Kartu ini harus dibawa

setiap berobat ke puskesmas. Apabila kartu hilang maka petugas akan

Page 17: BAB 2

20

melakukan pencarian di komputer loket untuk menemukan nomor Family

folder.

b) Bagian Laboratorium

Pelayanan laboratorium yang dikerjakan di puskesmas adalah

pemeriksaan DL, Hb, golongan darah, GDA, asam urat, kolestrol, test urin,

BTA, protein urine. Reagen tidakmasuk biaya asuransi sehingga

pemeriksaan laboratorium pada pasien umum dan peserta asuransi tetap

dikenai tarif. Untuk pemeriksaan pada pasien menular dan pasien beresiko

tinggi, petugas memakai masker dan sarung tangan.

c) Bagian UGD

Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian yang

menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit atau

cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidup. UGD memberikan

pelayanan selama 24 jam dan bekerja sama dengan instalasi rawat inap.

Setelah penafsiran dan penanganan awal, pasien bisa dirujuk ke RS apabila

perawatan yang diberikan pada pasien di UGD kurang optimal karena

keterbatasan fasilitas medis dan berbagai alasan kemudian segera

dilakukan rujukan ke RS.

d) Bagian Apotek dan Gudang Obat

Kegiatan yang dilakukan di apotek adalah merencanakan

kebutuhan obat setiap bulan, mengatur dan mengevaluasi keluar masuknya

obat, mendistribusikan obat ke setiap unti puskesmas, melakukan

pengadaan obat bersama dengan LPLPO tiap bulan, membuat laporan

tentang pemakaian obat dan permintaan obat. Sedangkan kegiatan yang

dilakukan oleh gudang farmasi adalah mengatur dan mengawasi keluar

masuknya obat, menyediakan kebutuhan obat, mendistribusikan obat dari

GFK ke apotek, melaporkan bon ke GFK dan mencatat dan melaporkan

serta mengirimkan obat kembali yang kadaluarsa ke GFK.

Page 18: BAB 2

21

Prosedur tetap penerimaan dan pendistribusian obat, yaitu sebagai

berikut:

1. Puskesmas mengirim laporan setiap bulan ke Gudang Farmasi (GFK)

dan Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 7.

2. Puskesmas mengambil obat ke GFK sesuai jadwal distribusi (bulan

genap, bulan ganjil).

3. Obat yang diterima harus dicek dengan benar sesuai LPLPO, baik

nama, jumlah satuan, dan expired datenya.

4. Obat tiba di Puskesmas dan dicek ulang oleh petugas dan diketahui

oleh Dokter Kepala Puskesmas.

5. Obat dimasukkan ke gudang dan dicatat di kartu stok.

6. Obat ditata dan disusun di rak obat sesuai abjad, sediaan, dan FIFO /

FEFO (First In First Out / First Expired First Out).

7. Menyiapkan distribusi obat ke induk (apotik, BP, KIA, Gigi, Zaal) da

wilayah dengan menggunakan LPLPO sesuai jadwal distribusi.

8. Mencatat pengeluaran obat di kartu stok.

9. Penyerahan obat ke induk dan wilayah dilakukan perhitungan bersama

dan disertai dengan LPLPO.

10. Melasanakan stok opname dan penutupan kartu stok setiap akhir

bulan.

e) Bagian SP2TP

SP2TP adalah adalah sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas,

data umum, saran, tenaga dan upaya kesehatan yang dilakukan di

puskesmas. Jenis data yang dikumpulkan dan dicatat dalam SP2TP adalah:

a. Data umum dan data demografi

b. Data ketenagaan puskesmas

c. Data kegiatan pokok puskesmas di dalam gedung dan di luar gedung

Pencatatan SP2TP meliputi :

a. Pencatatan

Page 19: BAB 2

22

Kegiatan puskesmas di dalam dan di luar gedung puskesmas harus

dicatat. Formulir pencatatan puskesmas meliputi rekam kesehatan

keluarga, KTPK, kartu rawat jalan, kartu rawat inap, penderita kusta,

penderita paru, indeks khusus, kartu ibu anak, KMS balita, kartu

rumah dan regitrasi harian.

b. Pelaporan

1) Laporan Mingguan

a) W1 : Laporan tentang KLB

b) W2 : Laporan tentang penyakit dan kematian ibu dan bayi

2) Laporan bulanan terdiri dari :

a) LB 1 : Laporan data penderita

b) LB 2 : Laporan tentang obat

c) LB 3 : Laporan tentang gizi, imunisasi, dan KIA

d) LB 4 : Laporan tentang kegiatan terpadu Puskesmas

e) LB 5 : Laporan tentang ante natal, kehamilan, persalinan, dan

ibu menyusui serta ISPA

3) Laporan tahunan terdiri dari :

a) LT 1 : data dasar puskesmas

b) LT 2 : data kepegawaian puskesmas

c) LT 3 : data peralatan termasuk pustu dan pusling

4) Pengolahan

Dari data yang diperoleh puskesmas mengolahnya menjadi :

a) Pemantauan wilayang setempat

b) Distribusi penyakit dan kecenderungannya

c) Stratifikasi peskesmas

d) Pemanfaatan

Laporan-laporan tersebut dikerjakan oleh masing-masing

pemegang program, kemudian ketika jangka waktu pengumpulan

dikoordinator oleh pemegang program SP2TP. Laporan tersebut kemudian

dikumpulkan ke dinkes dalam bentuk hard file dan soft file.Untuk lapotran

Page 20: BAB 2

23

soft file, terdapat aplikasi khusus untuk memudahkan memasukkan data

dan tabulasi.

2.2.9 Azas Penyelenggaraan Puskesmas

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pengembangan harus menerapkan azaz penyelenggaraan puskesmas secara

terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga

fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip

dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya

puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.

Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah :

a. Azas pertanggungjawaban wilayah

b. Azas pemberdayaan masyarakat

c. Azas keterpaduan

d. Azas rujukan

(Trihono, 2005)

2.2.10 Sistem Rujukan Puskesmas

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus

penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbale balik, baik

secara vertikal maupun horizontal. Sesuai dengan upaya kesehatan yang

diselenggarakan oleh puskesmas, ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan upaya kesehatan perorangan

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus

penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu

kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke

sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun

vertikal). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan

rawat jalan sederhana, bisa dirujuk kembali ke puskesmas. Rujukan upaya

kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :

Page 21: BAB 2

24

1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan

medik (missal operasi) dan lain-lain.

2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan

laboratorium yang lebih lengkap.

3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang

lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan

atau menyelenggarakan pelayanan medik spesialis di puskesmas.

b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah

kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran

lingkungan dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga

dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan

masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu

puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat

dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat,

maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.

Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio

visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan

makanan.

2) Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan

kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hokum kesehatan,

penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.

3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan

tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau

penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain usaha

kesehatan sekolah, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan jiwa,

pemeriksaan contoh air bersih) kepada dinas kesehatan

Page 22: BAB 2

25

kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila

puskesmas tidak mampu.

(Trihono, 2005)

2.3 Definisi Unit Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

Salah satu upaya dalam upaya kesehatan gigi yang ditujukan kepada anak

usia sekolah di dalam lingkungan sekolah, di mana pelayanan meliputi promotif,

preventif hingga perawatan paripurna (Depkes RI, 2004). UKGS mempunyai

tujuan menghilangkan dan mengurangi gangguan kesehatan gigi dan

mempertinggi kesadaran anak usia sekolah tentang pentingnya pemeliharaan

kesehatan gigi (Muninjaya, 1999).

2.4 Definisi Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD) adalah upaya pelayanan

kesehatan gigi pada masyarakat/ keluarga terutama upaya kesehatan yang bersifat

promotif. Kegiatan tersebut berupa upaya peningkatan, pencegahan, dan

pengobatan darurat dengan mengembangkan upaya pelayanan yang bersumber

pada peran aktif masyarakat melalui posyandu agar masyarakat mau dirujuk ke

puskesmas (Zamilah,2009).

2.5 Penyakit/ Kelainan di Rongga Mulut

2.5.1 Gangguan Perkembangan dan Erupsi Gigi

a. Persistensi

Persistensi gigi sulung atau disebut juga over retained decious teeth

berarti gigi sulung yang sudah melewati waktu tanggalnya tetapi tidak tanggal.

Perlu diiingat bahwa waktu tanggal gigi sulung adalah apabila gigi permanen

pengganti telah erupsi tetapi gigi sulungnya tidak tanggal. Pada keadaan

persistensi, terkadang gigi sulung juga tidak goyang. Keadaan ini sering dijumpai

pada anak usia 6 – 12 tahun pada fase geligi pergantian. Penyebab persistensi

pada gigi sulung bukanlah penyebab tunggal tetapi merupakan gangguan yang

disebabkan oleh multi faktor, yaitu :

Page 23: BAB 2

26

1. Resorpsi akar gigi susu yang lambat. Hal ini bisa dikarenakan gangguan

nutrisi, hormonal atau gigi berlubang besar dengan indikasi perawatan saraf

yang tidak dirawat.

2. Posisi abnormal benih gigi tetap/ arah tumbuhnya gigi permanen tidak searah

dengan arah tanggalnya gigi sulung yang akan digantikannya.

3. Ketidak cukupan tempat bagi gigi yang akan tumbuh untuk menggantikan

gigi susu. Dengan demikian gigi susu mengarah kepada tempat yang kosong

bisa di depan atau belakang gigi susunya.

Perawatan yang harus dilakukan untuk kasus persistensi adalah segera

mencabut gigi sulung yang persistensi agar gigi permanen dapat erupsi ke posisi

yang benar. Bila tidak segera diekstraksi akan menyebabkan maloklusi, sehingga

diperlukan perawatan ortodontik untuk memperbaiki posisi gigi permanen ke

dalam lengkung yang benar. Anastesi yang digunakan untuk ekstraksi adalah

anastesi local bisa menggunakan chlor etyl maupun anastesi infiltrasi tergantung

dari kedaan gigi sulung sudah goyang atau belum (Birnbaum dan Dunne, 2010).

a. Ulcus Decubitus

Ulcus dekubitus adalah suatu inflamasi (ulcus) yang disebabkan oleh

trauma atau iritasi tajam yang terjadi secara terus - menerus dan lama.Ulcus

diartikan sebagai defek lokal atau ekskavasi permukaan jaringan atau organ, yang

lebih dalam dari jaringan epitel.Ulcus dekubitus merupakan lesi oral yang sering

dijumpai.Penyebab ulkus dekubitus beragam, meliputi gigi yang patah atau tajam,

penggunaan instrumen dental yang tidak benar, makanan keras, benda asing

tajam, mukosa yang tergigit, dan iritasi. Pada anak-anak seringkali dijumpai ulcus

decubitus yang disebabkan akar gigi susu terdorong oleh gigi permanen yang

menyebabkan akar gigi susu keluar menembus gusi (Birnbaum dan Dunne, 2010).

Penanganan kasus ulcus decubitus adalah dengan pencabutan sisia akar

gigi susu tersebut, sehingga ujung akar tidak lagi melukai gusi. Alangkah baiknya

bila orang tua telah melihat ujung akar gigi keluar dari gusi, dan anak segera

dibawa ke dokter gigi untuk dilakukan pencabutan sebelum sempat melukai gusi

dan pangkal selaput bibir bagian dalam.Untuk anak yang takut giginya dicabut,

Page 24: BAB 2

27

bisa dilakuakn tindakan darurat dengan memotong ujung yang tajam tadi,

sehingga tidak lagi melukai gusi, dengan suatu alat khusus (Birnbaum dan Dunne,

2010).

2.5.2 Karies Gigi

Karies gigi merupakan penyakit infeksi mikrobiologi pada gigi yang

dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan keras. Jaringan keras pada mahkota

gigi adalah email dan dentin, sedangkan pada akar gigi adalah sementum.

Pembentukan karies di gigi merupakan tanda terjadinya infeksi bakteri. Lesi

karies hanya dapat terjadi jika massa bakteri pada gigi mampu membentuk

lingkungan yang bersifat asam untuk demineralisasi gigi. Massa bakteri ini, atau

yang dikenal luas sebagai plak gigi (dental plaque), merupakan massa bakteri

yang bersifat gelatin yang menempel pada permukaan gigi. Bakteri yang dominan

sebagai penyebab karies gigi asalah Streptococcus mutans. Sisa-sisa makanan

pada gigi dimetabolisme oleh bakteri yang terdapat pada plak gigi dan

menghasilkan zat asam sebagai produknya. Zat asam ini dapat menurunkan pH

pada permukaan gigi dan meluruhkan struktur kristal jaringan keras gigi (email,

dentin). Ketika sisa makanan telah dimetabolisme, aktivitas bakteri menurun dan

perlahan pH pada permukaan gigi kembali meningkat. Remineralisasi struktur

gigi yang rusak dapat terjadi pada pH diatas 5,5. Saliva mengandung kalsium dan

ion fosfat konsentrasi tinggi yang dapat menjadi zat untuk remineralisasi gigi dan

dapat meningkatkan efek buffering pada rongga mulut. Lubang di gigi dapat

terbentuk jika proses demineralisasi lebih besar dibandingkan remineralisasi gigi.

Jika karies tidak mendapat perawatan, maka lama kelamaan dapat mengakibatkan

rasa sakit, terganggunya fungsi pengunyahan, fungsi bicara, estetika dan dapat

menjadi infeksi fokal (Kidd & Bechal, 2001).

Perawatan yang dapat dilakukan pada karies salah satunya melalui

perawatan restorasi.Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan

struktur anatomi dan fungsi pada gigi, yang disebabkan fraktur, atrisi, abrasi, erosi

dan karies (Kidd & Bechal, 2001).

Page 25: BAB 2

28

2.5.3 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal

Penyakit pulpa adalah penyakit pada jaringan di dalam saluran akar gigi

yang disebabkan oleh bakteri, mekanis dan kimiawi yang lama kelamaan

inflamasi menjalari jaringan periapikal. Gejala awal penyakit pulpa seringkali

tanpa disertai rasa nyeri dan tidak disadari oleh pasien. Reaksi pulpa terhadap

cedera sangat individual dan variatif, sehingga proses kelanjutan inflamasi sulit

diperkirakan. Umumnya pasien penyakit pulpa mencari pertolongan dokter gigi

dalam keadaan infeksi lanjutan. Membiarkan kondisi penyakit pulpa dan

periapikal tanpa penanganan dokter gigi akan menimbulkan infeksi yang lebih

parah dan komplikasi lainnya. Inflamasi pulpa dan periapikal juga dapat

menimbulkan kelainan secara sistemik (Kidd & Bechal, 2001).

Abses gigi adalah suatu keadaan dimana terjadinya pengumpulan nanah

dari sebuah gigi ke jaringan sekitarnya, biasanya berasal dari suatu infeksi. Pada

pemeriksaan tampak pembengkakan disekitar gigi yang sakit.bila abses terdapat di

gigi depan atas, pembengkakan dapat sampai ke kelopak mata, sedangkan abses

gigi belakang atas menyebabkan bengkak sampai ke pipi. Abses gigi bawah

menyebabkan bengkak sampai ke dagu atau telinga dan submaksilaris.Penderita

kadang demam, kadang tidak dapat membuka mulut lebar.Gigi goyang dan sakit

saat mengunyah (Kidd & Bechal, 2001).

Terapi simptomatik pasien dengan abses adalah dengan obat analgetika

yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dan rasa sakit pada gigi yang mengalami

Abses.Jika jelas terdapat infeksi, dapat diberikan terapi dengan Antibiotika selama

5 hari.Bila ada indikasi, gigi harus dicabut setelah infeksi reda (Kidd & Bechal,

2001).

2.5.4 Gingivitis dan Penyakit Peridodontal

a. Gingivitis

Gingivitis adalah peradangan gingiva, menyebabkan perdarahan disertai

pembengkakan, kemerahan, eksudat, perubahan kontur normal , gingivitis sering

terjadi dan bisa timbul kapan saja setelah timbulnya gigi, gingiva tampak merah.

Peradangan pada gusi dapat terjadi pada satu atau 2 gigi, tetapi juga dapat terjadi

Page 26: BAB 2

29

pada seluruh gigi. Gingiva menjadi mudah berdarah karena rangsangan yang kecil

seperti saat menyikat gigi, atau bahkan tanpa rangsangan , pendarahan pada gusi

dapat terjadi kapan saja (Ubertalli, 2008).

Penumpukan bakteri plak pada permukaan gigi merupakan penyebab

utama penyakit periodontal.Penyakit periodontal dimulai dari gingivitis, bila tidak

terawat bisa berkembang menjadi periodontitis dimana terjadi kerusakan jaringan

periodontal berupa kerusakan fiber, ligamen periodontal dan tulang alveolar

(Wahyukundari, 2008).

Perawatan gingivitis terdiri dari tiga komponen yang dapat dilakukan

bersamaan yaitu :

1. Interaksi kebersihan mulut;

2. Menghilangkan plak dan calculus dengan scaling;

3. Memperbaiki faktor-faktor retensi plak.

Ketiga macam perawatan ini saling berhubungan.Pembersihan plak dan

calculus tidak dapat dilakukan sebelum faktor-faktor retensi plak diperbaiki.

Membuat mulut bebas plak ternyata tidak memberikan manfaat bila tidak

dilakukan upaya untuk mencegah rekurensi deposit plak atau tidak diupayakan

untuk memastikan pembersihan segera setelah deposit ulang.

b. Periodontitis

Periodontitis adalah inflamasi pada periodontium yang meluas melalui

gingiva dan menimbulkan kerusakan jaringan ikat pelekatan dengan

gigi.Kerusakan periodontal jelas secara klinis selama dewasa atau awal masa

dewasa dikenal sebagai periodontitis agresif.Lesi periodontitis agresif sering

ditandai oleh hilangnya pelekatan ligamen periodontal yang cepat.Kasus ini

dideteksi secara klinis melalui kecepatan dan keparahan hilangnya tulang alveoler

sesudah dilakukan perawatan periodontitis. Lepasnya pelekatan ligamen

periodontal yang parah biasanya dihubungkan dengan terjadinya kedalaman

probing sebesar 7 mm atau lebih, hilangnya tulang alveoler parah yang terjadi

sampai pada furkasi atau kehilangan tulang alveolar secara radiografik lebih dari

50%, pada usia muda. Pola kerusakan tulang alveoler berbentuk angular dan

Page 27: BAB 2

30

vertikal didapatkan sekitar molar pertama dan insisivus pertama.Kerusakan tulang

yang terlokalisir pada tipe penyakit periodontal tersebut tidak diketahui

penyebabnya (Carranza & Newman, 2002).

Kehilangan perlekatan yang cukup besar pada kasus periodontitis

menyebabkan kegoyangan pada gigi.Perawatan kegoyangan gigi tersebut harus

dilakukan dengan baik sesuai dignosa yang tepat mengenai faktor

penyebabnya.Terdapat berbagai bentuk perawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi gigi goyang akibat periodontitis.Untuk gigi goyang yang diakibatkan

oleh inflamasi maka perawatannya adalah dengan menyingirkan faktor penyebab

inflamasi seperti scaling, penyerutan akar, penggunaan obat lokal dan sistemik

serta pembedahan.Pada kasus kegoyangan gigi ybag disebabkan trauma oklusi

maka harus dilakukan penyingkiran faktor penyebab terjadinya trauma karena

oklusi.Perawatan seperti penyelarasan oklusal, perbaikan terhadap kebiasaan

parafungsi, stabilisasi gigi dangan menggunakan splint, penggunaan alat ortodonsi

dan rekonstruksi oklusal menjadi pilihan perawatan.Ekstraksi terhadap gigi

goyang juga dapat dilakukan apabila dukungan terhadap gigi goyang tidak

diperoleh meskipun telah dilakukan perawatan (Ginting, 2010).

Page 28: BAB 2

31

2.6 Profil Lokasi PKL

2.6.1 Profil Puskesmas Jelbuk

Gambar 1.1 Peta Jelbuk

Puskesmas Jelbuk terletak di Kecamatan Jelbuk, dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut :

Sebelah Selatan : Kecamatan Arjasa

Sebelah Utara : Kecamatan Maesan Kab Bondowoso

Sebelah Barat : Hutan Gunung Argopuro

Sebelah Timur : Kecamatan Kalisat dan Sukowono

Puskesmas Jelbuk memiliki luas wilayah 65,06 km2 dengan dataran

rendah 50% dan dataran tinggi 50%. Jumlah desa/kelurahan yang ada di

Puskesmas jelbuk ada 6, yaitu Jelbuk, Sucopangepok, Pandoman,

Sukojember, Sugerkidul, dan Sukowiryo. Jumlah total penduduk di Jelbuk

32727 orang, yaitu laki-laki 16062 orang dan perempuan 16665 orang.

Page 29: BAB 2

32

2.6.2 Program Puskesmas Jelbuk

2.6.2.1 Program Pokok

a) Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah salah satu program pokok puskesmas yang

bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar hidup sehat dan bersih dalam

rangka menuju masyarakat Indonesia adil dan makmur, sehat dan sejahtera.

Program ini melaksanakan upaya promotif dan preventif kepada masyarakat.

Sasaran dari program ini adalah seluruh masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Jelbuk. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka mewujudkan program

ini adalah:

1. Kampanye perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Kegiatan ini bertujuan untuk mengubah perilaku hidup masyarakat

menuju hidup bersih dan sehat. Kegiatan yang dilakukan berupa:

1) Pengkajian PHBS yang dilakukan pada tatanan rumah tangga, institusi

pendidikan, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, dan tempat-

tempat kerja

2) Penyuluhan di posyandu. Kegiatan ini dilakukan untuk menunjang

tercapainya tujuan kesehatan keluarga. Penyuluhan yang dilakukan

tentang KIA, KB dan Gizi.

3) Penyuluhan di kegiatan PKK dan arisan

4) Penyebaran brosur dan pamphlet tentang kesehatan

5) Puskesmas keliling yang dilakukan di daerah terpencil yang jauh dari

pos kesehatan yang masih tercakup dalam lingkup wilayah kerja

Puskesmas Jelbuk. Biasanya kegiatan ini diintegrasikan dengan

kegiatan Usila.

2. Kampanye Pemberdayaan dan Peran Serta Masyarakat (PPSM)

Kampanye ini mepunyai kegiatan:

1) Usaha Kesehatan Kerja (UKK)

2) Saka bakti husada

3) Tanaman obat keluarga (TOGA)

4) Santri Husada

Page 30: BAB 2

33

Batra (Pengobatan Tradisional) meliputi tukang gigi, dukun bayi, sangkal

putung, dan jamu gendong.

b) Kesehatan Lingkungan

Kesling merupakan salah satu program pokok puskesmas yang

bertanggungjawab terhadap kebersihan dan sanitasi lingkungan sekitar Jelbuk.

Bagian Kesling memfokuskan program pada 5 pilar, yaitu:

1. Stop BAB sembarangan.

2. Cuci tangan memakai sabun.

3. Pengelolaan air bersih.

4. Pengelolaan pembuangan air limbah.

5. Pengelolaan sampah rumah tangga.

c) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas

utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab

terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal.

Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di

kalangan ibu. KIA sendiri bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan

serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien:

- Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di

semua fasilitas kesehatan.

- Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten

diarahkan ke fasilitas kesehatan.

- Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua

fasilitas kesehatan.

- Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua

fasilitas kesehatan.

- Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan

neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.

Page 31: BAB 2

34

- Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara

adekuat dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.

- Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua

fasilitas kesehatan.

Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di

semua fasilitas kesehatan.

Program Keluarga Berencana adalah perawatan kesehatan utama yang

sesuai untuk kaum ibu dalam masa subur. Pelayanan keluarga berencana meliputi

pemilihan alat Kontrasepsi, pelayanan aborsi yang aman (bila diperlukan untuk

kesehatan ibu) dan kesehatan ibu. Pelayanan tambahan meliputi pencegahan

penyakit kelamin termasuk AIDS, KB untuk ibu menyusui, perawatan setelah

aborsi, diagnosis dan penobatan infeksi saluran reproduksi, pelayanan pengaduan

tentang kesuburan dan pap-smear untuk konsumen KB.

Tujuan program KB adalah meningkatkan pengertian masyarakat tentang

KB, serta efek samping, keuntungan, dan waktu pelepasan. Kendala yang

dihadapi antara lain: tingkat pendidikan, sosial ekonomi, serta kepercayaan

atau agama.

d) Gizi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan pelaksanaan dan penyuluhan gizi

kepada masyarakat serta pemantauan status gizi.

Tugas dan kegiatan program gizi antara lain :

a. upaya perbaikan gizi keluarga (UPGK)

1) penimbangan bayi dan menginventaris jumlah dan sarana posyandu;

2) pemetaan keluarga sadar gizi (KADARZI);

3) penggunaan ASI eksklusif;

4) pengukuran LILA WUS (lengan lingkar atas wanita usia subur);

5) penyuluhan UPGK.

b. penanggulangan anemia zat besi

1) distribusi tablet Fe;

2) distribusi sirup Fe;

3) penyuluhan;

Page 32: BAB 2

35

4) pengadaan bahan dan obat Fe.

c. penanggulangan GAKI (gangguan akibat kekurangan iodium)

1) monitoring garam beryodium;

2) koordinasi LS (lintas sektor) / LP (lintas program);

3) penyuluhan;

4) pengadaan bahan Iodina test.

d. penanggulangan defisiensi vitamin A

1) balita;

2) ibu nifas;

3) pengadaan obat.

e. SKPG (sistem kewaspadaan pangan dan gizi)

1) pengadaan blanko dan pelaksanaan PSG (pemantauan status gizi);

2) PKG (penyuluhan dan konsultasi gizi);

3) Koordinasi LS/ LP;

4) Pemetaan kecamatan rawan pangan;

5) Intervensi kasus gizi buruk/ pemberian PMT;

6) TBABS (tinggi badan anak baru masuk sekolah).

f. pengembangan pojok gizi (POZI)

pembinaan dan evaluasi.

e) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

P2M bertanggung jawab atas Penanganan Penyakit Menular

khususnya penyakit TB dan HIV/AIDS. Di bagian ini memiliki tujuan

yaitu untuk melakukan pemeriksaan, penegakan diagnosa pasien suspect

dari poli umum yang jika hasilnya positif akan dibina, dihimbau, diberikan

konseling, dan diobati atas penyakit yang dideritanya.

f) Pengobatan Umum

Balai Pengobatan memberikan pelayanan kesehatan terutama pengobatan

dan penyuluhan pada pasien agar tidak terjadi penularan dan komplikasi penyakit

Page 33: BAB 2

36

serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang

kesehatan. Secara umum, tugas dari BP Umum adalah :

- Membuat rencana kegiatan

- Melakukan diagnosa sedini mungkin

- Melaksanakan tindakan pengobatan

- Melakukan upaya rujukan

2.6.2.2 Program Inovatif

a) Kesehatan Sekolah

Kegiatan program UKS antara lain:

- Penyuluhan

- Sikat gigi bersama

- Pelatihan kader

- Screening siswa baru

b) Kesehatan Olah Raga

Program ini bertujuan untuk member wawasan kepada masyarakat

akan pentingnya olah raga bagi kesehatan jasmani maupun rohani.

Penyuluhan ke klub olah raga untuk proteksi diri

Senam untuk anak SD

Senam ibu hamil

Senam balita

Senam rutin di puskesmas

c) Imunisasi

Imunisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dengan

memberikan kekebalan dan membentuk antibody pada bayi, anak, ibu hamil

dengan memberikan vaksin. Macam-macam vaksin yang diberikan antara lain:

1. BCG untuk mencegah penyakit TBC

2. Polio untuk mencegah penyakit polio

3. DPT untuk mencegah penyakit difteri pertusis

Page 34: BAB 2

37

4. HB untuk mencegah penyakit Hepatitis B

5. Campak untuk mencegah penyakit campak atau morbili

6. DT untuk mencegah penyakit difteri dan tetanus

7. TT untuk mencegah infeksi penyakit tetanus.

Imunisasi rutin untuk bayi usia 2-12 bulan seperti (umur 0-7 hari diberikan

imunisasi hepatitis tipe B dari 0 hari, 0-1 bulan diberikan BCG dan polio,

2bln diberikan imunisasi BBG HB dan polio 2, umur 3 bln diberikan TBT

HB2 dan polio 3, umur 4 bln diberikan TBT HB 3 dan polio 4, dan

terakhir imunisasi campak). BIAS merupakan bulan imunisasi yang jatuh

pada tiap akhir tahun, kecuali terdapat KLB, bias dilakukan 3x dalam

setahun

d) Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan di bagian Poli Gigi dan Mulut sesuai jam pelayanan

pada hari kerja yaitu Senin sampai Sabtu. Perawatan gigi yang dilakukan

di poli ini yaitu penambalan sederhana, pencabutan gigi sulung dan

permanen goyang, dan melakukan rujukan apabila terdapat kasus yang tida

bisa ditangani di puskesmas.

e) Kesehatan Jiwa

Bagian ini bertugas untuk memberikan pelayanan kuratif, promotif

maupun rehabilitative. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari :

1. Penyuluhan, sebagai usaha promotif mencegah gangguan jiwa

maupun menjaga kesehatan jiwa masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Wuluhan dengan target kerja 1x per tahun tiap desa.

2. Pengobatan, dengan target 20% dari total jumlah penduduk.

3. Rujukan, melakukan rujukan ke RSUD setempat, RSJ Menur

Surabaya ataupun RSJ Lawang, Malang.

4. Kunjungan rumah, tindak lanjut dari tindakan rujukan.

Macam kelainan pada kesehatan jiwa, yaitu :

Page 35: BAB 2

38

1. Sakit jiwa (psikosa), merupakan gangguan jiwa serius yang

mengganggu kemampuan berpikir, emosi, dan ingatan (penderita

tidak menyadari bahwa dirinya sakit);

2. Gangguaan jiwa ringan (neurosa), bila stressor lebih besar daripada

daya adatpasi penderita. Beberapa jenis neurosa antara lain cemas,

histeris, phobia, depresi, dll. Neurosa akan berkembang menjadi

psikosa bila tidak segera diobati.

f) Kesehatan Mata

Masalah penglihatan tidak hanya merupakan masalah kesehatan atau

medis, namun juga merupakan masalah sosial. Di Indonesia, telah

dicanangkan Right to Sight 2020, sesuai dengan program Vision 2020 yang

diterapkan oleh World Health Organization (WHO). Hal ini kemudian

diwujukdan melalui kebijakan Penanggulanangan Gangguan Penglihatan dan

Kebutaan (PGPK) di provinsi dan kabupaten/kota dengan fokus pada

penyebab utama kebutaan, yaitu katarak, kelainan refrkais, glaukoma dan

xeropththalmia.

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan di tingkat

Puskesmas adalah sebagai berikut:

- Promotif: penyuluhan kesehatan indera penglihatan

- Preventif: deteksi dini/skrining gangguan penglihatan (katarak,

glaukoma, xerophthalmia, kelainan refraksi)

- Kuratif: pelyanan kesehatan mata dasar dan rujukan

g) Kesehatan Usia Lanjut

Melalui posyandu lansia (senam lansia, pemberian makanan

tambahan, pemberian vitamin, penimbangan serta pengukuran tekanan

darah), kelompok lansia/ penyuluhan tentang kesehatan dan penyakit-

penyakit pada lansia.

Page 36: BAB 2

39

h) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Obat tradisonal adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa

bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari (gelenik) atau

campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan

untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Program kesehatan tradisonal

adalah cara menanggulangi masalah (gangguan) kesehatan individu,

keluarga dan masyarakat dengan perawatan dan pengobatan tradisonal

yang diselenggarakan secara komperhensif, mencakup upaya promotif

(peningkatan kesehatan), upaya preventif (pencegahan), kuratif

(pengobatan) penyakit dan upaya rehabilitatif (pemulihan). Upaya

pengobatan dan atau perwatan cara lain diluar ilmu kedokteran dan ilmu

keperawatan, mencakup cara (metode) obat dan pengobatannya, yang

mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang

diperoleh secara turun menurun, berguru, magang atau

pendidikan/pelatihan baik yang asli maupun yang berasal dari luar negeri

dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

2.6.2.3 Program Lain

a. Apotek

Tugas pokok apotik adalah mengatur, menyelenggarakan, dan mengawasi

manajemen di seluruh instalasi farmasi rumah sakit. Fungsinya adalah mengelola

barang kefarmasian yang ada di lingkungan rumah sakit. Instalasi farmasi dibagi

menjadi dua gudang, yaitu:

- Gudang obat, dibuka setiap hari jam kerja yang terbagi menjadi

beberapa gedung yaitu ruangan kepala instalasi administrasi, unit

produksi obat, unit penerimaan dan penyimpaan obat.

- Apotik, buka 24 jam untuk melayani kebutuhan obat, bahan, dan alat

medis sesuai resep dokter dari rajat jalan dan rawat inap.

Struktur organisasi di instalasi farmasi, yaitu:

- Kepala bagian farmasi

Page 37: BAB 2

40

- Bagian gedung obat

- Sie bagian gas medis

- Sie bagian sterilisasi pusat

- Sie bagian distribusi dan pelayanan

b. Bagian Pendaftaran

Bagian pendaftaran bertugas melayani penerimaan pasien baik baru

ataupun lama dan melakukan pencatatan dalam buku registrasi, penomoran rekam

medik serta menghimpun rekam medik, penyusunan dan penempatan kartu rekam

medik berdasarkan urutan nomor yang ditempatkan dalam rak. Kartu rekam

medik warna merah untuk wanita dewasa usia 15 tahun ke atas. Warna kuning

untuk wanita dibawah 15 tahun. Warna hijau untuk laki-laki diatas 15 tahun dan

warna abu-abu untuk laki-laki dibawah 15 tahun. Khusus untuk poli gigi

menggunakan kartu rekam medik yang bergaris.

Kegiatan yang dilakukan di pendaftaran antara lain:

- Melaksanakan dan mendaftar pasien baru dan pasien lama

- Mendistribusikan kartu status ke poli yang dituju

- Mengisi buku register lama dan register baru

- Mengisi buku indeks

Mengisi laporan bulanan kunjungan pasien umum, askes.

c. Bagian UGD

UGD melayani pasien dengan kondisi yang memerlukan penanganan

segera serta pengawasan yang ketat. UGD 24 jam Puskesmas Jelbuk mempunyai

sistem pemisahan antar pasien dengan kondisi gawat darurat dan kondisi non-

gawat darurat yang bertujuan untuk mempercepat pelayanan dan penanganan,

yaitu ruang resusitasi dan ruang tindakan bedah minor.

Kendala yang dihadapi oleh bagian UGD Puskesmas Jelbuk adalah alat

yang dimiliki sangat minimal dan kurang lengkap sehingga pada kasus-kasus

berat bagian UGD akan merujuk pasien ke RS untuk mendapatkan penanganan

yang lebih optimal.

Page 38: BAB 2

41

d. Bagian Rawat Inap

Ruangan rawat inap dibedakan menjadi beberapa bagian, ada yang

dibedakan berdasarkan jenis kelamin, anak-anak, penyakit-penyakit yang menular

dan ruangan yang disediakan bagi pasien yang menginginkan perawatan dengan

jumlah pasien sedikit di setiap ruangannya. Kasus yang paling banyak ditemukan

di Puskesmas Jelbuk adalah febris. Pasien pulang paling banyak setelah dirawat

tiga hari. Jika sarana dan prasarana kurang memadai bagi pasien dengan kasus-

kasus tertentu maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit.

e. Bagian TU

Bagian tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas

dalam pengelolaan data dan informasi,  perencanaan dan penilaian, keuangan, serta

umum dan kepegawaian.

Tugas Kepala bagian Tata Usaha sendiri yaitu:

- Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU

- Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU

- Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas

berhalangan hadir

f. Bagian Surveliance

Program ini terpadu dengan P2M dan SP2TP dalam melakukan

pendataan, pencegahan dan pengobatan penyakit menular.

g. Bagian Laboratorium

Laboratorium berfungsi sebagai pendukung pelayanan kesehatan

masyaakat untuk membantu dokter dalam menegakkan diagnosa. Pemeriksaan

yang dilakukan pada laboratorium terdiri dari pemeriksaan:

- Darah lengkap

- Gula darah

- Lemak

Page 39: BAB 2

42

- Pemeriksaan urine lengkap

Pelayanan di laboratorium Puskesmas Jelbuk di mulai dari jam 08.00 -

12.00 dan buka Senin – Sabtu. Bagian laboratorium di puskesmas bertugas

memberikan pelayanan pemeriksaan laborat yang dibutuhkan pasien yang berasal

dari BP Umum, UGD, dan juga rawat inap. Bagian ini bertujuan untuk membantu

menegakkan diagnosa dari pemeriksaan penunjang. Kegiatan yang dilakukan

meliputi pemeriksaan laborat seperti GDA, Asam urat, kolestrol, dan darah

(golongan darah, Hb). Apabila dibutuhkan pemeriksaan lab yang tidak tersedia di

Puskesmas Jelbuk maka akan dirujuk ke RS ataupun laboratorium swasta.

h. Bagian Posbindu

Posbindu merupakan program untuk memonitoring dan deteksi dini faktor

resiko penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, penyakit paru obstruktif

akut dan kanker) serta gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam

rumah tangga, dikelola sendiri oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu.

Posbindu adalah bentuk peran serta masyarakat (kelompok Masyarakat,

Organisasi, Industri, Kampus dll). Saat Posbindu diadakan kegiatan penimbangan

berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar perut, pemeriksaan IMT,

pengukuran tekanan darah, dan konseling. Semua kegiatan ini dilaksanakan oleh

kader yang telah dilatih yang tentu saja didampingi oleh petugas kesehatan.

Kegiatan Posbindu ini direncanakanakan dilaksanakan tiap bulan sesuai dengan

jadwal.

Kegiatan Posbindu :

Monitoring faktor resiko secara rutin dan periodik.

Rutin berarti kebiasaan memeriksa kondisi kesehatan meski tidak

dalam kondisi sakit.

Periodik artinya pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala.

Konseling faktor resiko penyakit tentang diet, aktifitas fisi, merokok,

stress dll.

Penyuluhan sesuai masalah terbanyak.

Page 40: BAB 2

43

Rujukan kasus faktor resiko sesuai kriteria klinis.

i. SP2TP

SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana,

tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang bertujuan agar

didapatnya semua data hasil kegiatan Puskesmas (termasuk Puskesmas dengan

tempat tidur, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, bidan di Desa dan

Posyandu) dan data yang berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada

jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur,

guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.

Fungsi dari bagian SP2TP antara lain :

- Memperlancar proses manajemen

- Mempercepat perolehan data

- Mencatat hasil laporan dari semua unit pelayanan baik di induk maupun di

Pustu

- Membuat laporan tiap bulan dan laporan tahunan

Ada juga laporan lain seperti laporan triwulan, laporan semester dan

laporan tahunan yang mencakup data kegiatan program yang sifatnya lebih

komprehensif disertai penjelasan secara naratif. Yang terpenting adalah

bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang telah dibuat dalam laporan

sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan puskesmas (micro

planning) dan lokakarya mini puskesmas (LKMP). Analisis data hasil kegiatan

program puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic sederhana dan

distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis deskriptif.

Data tersebut akan disusun dalam bentuk tabel dan grafik informasi kesehatan dan

digunakan sebagai masukkan untuk perancanaan pengembangan program

puskesmas. Data yang digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing

kegiatan program kemudian data dari pimpinan puskesmas yang merupakan hasil

supervisi lapangan.

Macam-macam laporan antara lain :

a. Laporan Mingguan

Page 41: BAB 2

44

1) W1 : Untuk melaporkan kejadian luar biasa

2) W2 : Untuk melaporkan pemberantasan penyakit

menular

b. Laporan Bulanan

1) LB1 : Data kesakitan dari semua poli

2) LB2 : Khusus untuk laporan obat-obatan

3) LB3 : Laporan tentang kegiatan gizi, KIA, imunisasi, dan

P2M

4) LB4 : Laporannya meliputi :

a) Jumlah kunjungan Puskesmas

b) Jumlah penderita rawat inap

c) Perawatan kesehatan masyarakat

d) Pelayanan medis dasar kesehatan

e) JPKM

f) Kesehatan sekolah

g) Kesehatan olahraga

h) Penyuluhan kesehatan masyarakat

c. Laporan Tahunan

1) LT1 : Data dasar Puskesmas

2) LT2 : Data inventaris Puskesmas, termasuk :

a) Puskesmas Pembantu

b) Puskesmas Keliling

LT3 : Data kepegawaian Puskesmas

Page 42: BAB 2

45

2.6.2 Profil RSUD Blambangan Banyuwangi

Nama Rumah Sakit : RSUD Blambangan Banyuwangi

Status Kelembagaan : Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten

Banyuwangi

Alamat : Jln. Letkol Istiqlah No. 49, Banyuwangi

Nama Direktur : Dr. H. Taufiq Hidayat, SpAnd. MKes

Akreditasi Rumah Sakit : Terakreditasi Dasar Penuh 5 Pelayanan tahun

1999

RSUD Blambangan Banyuwangi adalah Rumah Sakit milik

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang didirikan pada Tahun 1930. Luas

areal lahan RSUD Blambangan adalah 33.415 M2 dan luas bangunan

15.327,30 M2. Rumah Sakit Umum Blambangan Banyuwangi termasuk

dalam katagori type C. Dan RS ini telah lulus dengan Akreditasi Dasar penuh

(5 pelayanan). RSU Blambangan memberikan pelayanan rawat jalan dan juga

pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat jalan dilakukan di 18 klinik yang ada,

lengkap dengan dokter spesialisnya, kecuali poli umum dan medical check

up. Selain itu ditunjang dengan unit penunjang antara lain unit laboratorium,

radiologi, rehabilitasi medik, Hemodialisa, Endoskopy dan juga Instalasi

farmasi serta instalasi gawat darurat yang melayani selama 24 jam. Selain

RSUD Blambangan, masih ada 8 buah rumah sakit swasta, 24 klinik dengan

perawatan dan 45 puskesmas yang tersebar di seluruh Kabupaten

Banyuwangi.

Prosedur yang dimiliki oleh RSUD Blambangan :

a. Pelayanan Rawat Darurat

b. Pelayanan Rawat Jalan

c. Pelayanan Rawat Inap

d. Pelayanan Kamar Operasi

e. Pelayanan Radiologi

f. Pelayanan Laboratorium

g. Pelayanan Farmasi

Page 43: BAB 2

46

h. Pelayanan Gizi

i. Pelayanan Rekam Medik

j. Pelayanan Ambulance dan Kereta Jenazah

k. Pelayanan Penanganan Jenazah

Berbagai upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, dalam

upaya meningkatkan pencapaian target yang diamanatkan dalam Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.

2.6.3 Profil Puskesmas Balung

Puskesmas Balung memiliki tanggung jawab wilayah sebanyak 3

Desa yang seluruhnya terdiri dari dataran rendah. Jumlah penduduk

keseluruhan sebanyak 40.311 jiwa.

Batas-batasnya adalah sebagai berikut :

Utara : Kecamatan Rambipuji

Timur : Kecamatan Ajung

Barat : Kecamatan Bangsalsari

Selatan : Kecamatan Ambulu

2.6.3 Program Puskesmas Jelbuk

2.6.3.1 Program Pokok

a) Promosi Kesehatan

Bagian promosi kesehatan bertujuan untuk mencapai masyarakat yang

sadar akan pentingnya kesehatan sehingga masyarakat mau mengubah dan

membiasakan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan yang dilakukan program promosi kesehatan antara lain :

a. Penyuluhan pentingnya bayi-bayi mendapat ASI eksklusif

b. Pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan masyarakat mandiri

c. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada rumah tangga dan

institusi-institusi masyarakat

Penyuluhan bahaya NAPZA

Page 44: BAB 2

47

b) Kesehatan Lingkungan

Tugas dan kegiatan bagiaan Kesling antara lain :

1. Menyusun perencanaan dan evaluasi di unit Kesling;

2. Mengurangi bahkan menghilangkan semua unsure fisik dan lingkungan

yang member pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat melalui

penyuluhan kesling;

3. Penyehatan air bersih;

4. Penyehatan pembuangan sampah;

5. Penyehatan lingkungan dan pemukiman;

6. Penyehatan pembuangan air limbah;

a) Penyehatan makanan dan minuman;

b) Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum;

c) Pengawasan tempat pengelolaan pestisida;

d) Pembakaran sampah medis;

e) Pencatatan dan pelaporan bulanan.

c) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Tugas poli KIA antara lain :

a. Melakukan pemeriksaan, penyuluhan/ pembinaan dan pengobatan

pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, ibu nifas, bayi dan

balita;

b. Melaksanakan kegiatan pelayanan Keluarga Berencana;

c. Menyusun jadwal posyandu tiap bulan;

d. Melaksanakan posyandu bumil dan balita;

e. UKS di TK, SD, SMP

Pencatatan dan pelaporan kegiatan KIA bulanan, tahunan,

Bagian KB ini bertujuan memberikan informasi dan penyuluhan tentang

berbagai macam informasi tentang jenis dan manfaat KB. Selain itu

bagian ini juga melayani para pasien khususnya ibu-ibu yang ingin

menjalankan program KB sesuai dengan jenis yang dikehendakinya.

Page 45: BAB 2

48

Pelayanan bagian ini buka setiap hari, mulai dari melayani konsultasi

dalam pemilihan jenis KB hingga pemasangan alat KB itu sendiri.

Macam-macam KB meliputi :

1. IUD (Spiral) : dapat bertahan hingga selama 8

tahun

2. Implant : dapat bertahan hinggal selama 3 tahun

3. Suntik KB : ada yang dalam periode 3 bulan ada pula

yang 1 bulan

4. PIL : terbagi menjadi Pil KB menyusui dan tidak

menyusui

5. MOW / Steril

6. Kalender : dengan cara menghitung masa subur

MAL (Metode Ameno Laktasi) : KB alami pada ibu yang

sedang memberikan ASI eksklusif.

d. Gizi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan pelaksanaan dan penyuluhan gizi

kepada masyarakat serta pemantauan status gizi. Target dari partisipasi

masyarakat untuk datang ke posyandu adalah 85% dari total penduduk dan target

untuk peningkatan gizi adalah 80% dari penduduk tidak boleh ada yang

kekurangan gizi. Kegiatan posyandu balita yaitu melihat status NTOB. (N) Berat

Badan meningkat, (T) kenaikan atau penurunan berat badan bayi tiap bulannya,

(O) apabila bulan lalu tidak timbang, (B) bayi yang baru saja lahir. Selain itu juga

dilakukan pemberian vitamin A pada bayi.

e) Pengobatan Umum

Balai pengobatan ini buka dari hari Senin hingga Sabtu, pukul 08.00-

11.00. Tugas utama balai pengobatan adalah pemeriksaan pasien (anamnesa,

gejala, dan pemeriksaan fisik), merujuk ke bagian laboratorium bila diperlukan

pemeriksaan penunjang, menegakkan diagnosa dan memberikan pengobatan.

Page 46: BAB 2

49

Pengobatan yang dilakukan harus sesuai standar puskesmas sebagai pelayanan

kesehatan tingkat pertama. Pasien dengan kasus berat dapat diruju ke sarana

pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Tugas lain balai pengobatan adalah

melakukan penemuan dan pencatatan kasus, menentukan kasus tertinggi di

wilayah kerja (rekap kasus penyakit terbanyak), serta membuat pencatatan dan

pelaporan bulanan.

f. P2M

Tugas dan kegiatan bagian P2M ini antara lain :

a. Penyuluhan, terdiri dari penyuluhan perorangan yang dilakukan secara

langsung bertatap muka dengan penderita. Penyuluhan kelompok dilakukan

saat posyandu atau pembinaan kader.

b. Pemeriksaan untuk mendiagnosa TB atau kusta, juga menerima rujukan dari

puskesmas wilayah. Diagnosa dapat ditegakkan melalui pmeriksaan dahak

mikroskopis, bila 2 kali pemeriksaan hasilnya negative baru dilakukan foto

rontgen.

Sedangkan untuk menegakkan diagnose kusta lebih sulit karena bercak di

kulit seperti kadas, kurap dan mati rasa sehingga masyarakat mengabaikannya.

Mereka baru datang periksa ke puskesmas ketika sudah dalam keadaan cacat.

Pengobatan kusta ada dua cara :

a. pengobatan selama 6 bulan, bila bercak di kulit kurang dari 5 (biasanya

hasil tes BTA negatif);

b. pengobatan selama 1 tahun, bila hasil tes BTA positif (terjadi penebalan

saraf tepi dan gangguan fungsi).

Obat yang diberikan untuk penderita kusta sama seperti untuk TB yaitu

Rifampisin, Dapsone, DDS, Clofazimine. Penularan kusta baru terjadi selama 2- 5

tahun, sedangkan penularan TB hanya hitungan hari atau bulan.Motivasi kepada

penderita minum obat secara teratur sangat penting. Untuk pengobatan kusta harus

dijelaskan di awal pada penderita bahwa akan terjadi perubahan warna kulit

menjadi bercak-bercak coklat setelah minum obat.

2.6.3.2 Program Inovatif

Page 47: BAB 2

50

a) Kesehatan Sekolah

Kegiatan di UKS adalah:

- Screening Murid Baru

- Pelatihan dokter gigi kecil

- Penyuluhan

- Sikat gigi bersama

- Pelatihan kader

Setelah semuanya dilakukan maka selanjutnya semua program terseeut

di rekap dalam laporan bulanan,yang selanjutnya tiap akhir tahun dilakukan

pelaporan tahunan yang di dalamnya terdapat PKP (Penilaian Kerja Puskesmas).

Laporan ini yang menjadi tolak ukur dan evaluasi keberhasilan program.

b) Imunisasi

Imunisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dengan

memberikan kekebalan dan membentuk antibody pada bayi, anak, ibu hamil

dengan memberikan vaksin.

Macam-macam vaksin yang diberikan antara lain:

a. BCG untuk mencegah penyakit TBC

b. Polio untuk mencegah penyakit polio

c. DPT untuk mencegah penyakit difteri pertusis

d. HB untuk mencegah penyakit Hepatitis B

e. Campak untuk mencegah penyakit campak atau morbili

f. DT untuk mencegah penyakit difteri dan tetanus

g. TT untuk mencegah infeksi penyakit tetanus.

Imunisasi rutin untuk bayi usia 2-12 bulan seperti (umur 0-7 hari diberikan

imunisasi hepatitis tipe B dari 0 hari, 0-1 bulan diberikan BCG dan polio, 2bln

diberikan imunisasi BBG HB dan polio 2, umur 3 bln diberikan TBT HB2 dan

polio 3, umur 4 bln diberikan TBT HB 3 dan polio 4, dan terakhir imunisasi

campak). BIAS merupakan bulan imunisasi yang jatuh pada tiap akhir tahun,

kecuali terdapat KLB, bias dilakukan 3x dalam setahun

c) Kesehatan Gigi dan Mulut

Page 48: BAB 2

51

Pelayanan BP Gigi sesuai jam pelayanan pada hari kerja yaitu

Senin sampai Sabtu. Perawatan gigi yang dilakukan di poli ini yaitu

perawatan pembersihan karang gigi, penambalan, pencabutan gigi sulung

dan permanen, dan melakukan rujukan apabila terdapat kasus yang tida

bisa ditangani di puskesmas.

d) Kesehatan Jiwa

Bagian ini bertugas untuk memberikan pelayanan kuratif, promotif

maupun rehabilitative. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari :

1. Penyuluhan, sebagai usaha promotif mencegah gangguan jiwa maupun

menjaga kesehatan jiwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Wuluhan

dengan target kerja 1x per tahun tiap desa.

2. Pengobatan, dengan target 20% dari total jumlah penduduk.

3. Rujukan, melakukan rujukan ke RSUD setempat, RSJ Menur Surabaya

ataupun RSJ Lawang, Malang.

4. Kunjungan rumah, tindak lanjut dari tindakan rujukan.

Macam kelainan pada kesehatan jiwa, yaitu :

1. Sakit jiwa (psikosa), merupakan gangguan jiwa serius yang

mengganggu kemampuan berpikir, emosi, dan ingatan (penderita

tidak menyadari bahwa dirinya sakit);

2. Gangguaan jiwa ringan (neurosa), bila stressor lebih besar daripada

daya adatpasi penderita. Beberapa jenis neurosa antara lain cemas,

histeris, phobia, depresi, dll. Neurosa akan berkembang menjadi

psikosa bila tidak segera diobati.

e) Kesehatan Usia Lanjut

Melalui posyandu lansia (senam lansia, pemberian makanan

tambahan, pemberian vitamin, penimbangan serta pengukuran tekanan

darah), kelompok lansia/ penyuluhan tentang kesehatan dan penyakit-

penyakit pada lansia.

Page 49: BAB 2

52

2.6.3.3 Program Lain

a. Apotek

Kegiatan yang dilakukan di apotek adalah merencanakan

kebutuhan obat setiap bulan, mengatur dan mengevaluasi keluar masuknya

obat, mendistribusikan obat ke setiap unit puskesmas, melakukan

pengadaan obat bersama dengan LPLPO tiap bulan, membuat laporan

tentang pemakaian obat dan permintaan obat. Sedangkan kegiatan yang

dilakukan oleh gudang farmasi adalah mengatur dan mengawasi keluar

masuknya obat, menyediakan kebutuhan obat, mendistribusikan obat dari

GFK ke apotek, melaporkan bon ke GFK dan mencatat dan melaporkan

serta mengirimkan obat kembali yang kadaluarsa ke GFK.

Prosedur tetap penerimaan dan pendistribusian obat di Puskesmas

Balung, yaitu sebagai berikut:

1. Puskesmas mengirim laporan setiap bulan ke Gudang Farmasi

(GFK) dan Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 7.

2. Puskesmas mengambil obat ke GFK sesuai jadwal distribusi

(bulan genap, bulan ganjil).

3. Obat yang diterima harus dicek dengan benar sesuai LPLPO, baik

nama, jumlah satuan, dan expired datenya.

4. Obat tiba di Puskesmas dan dicek ulang oleh petugas dan

diketahui oleh Dokter Kepala Puskesmas.

5. Obat dimasukkan ke gudang dan dicatat di kartu stok.

6. Obat ditata dan disusun di rak obat sesuai abjad, sediaan, dan

FIFO / FEFO (First In First Out / First Expired First Out).

7. Menyiapkan distribusi obat ke induk (apotik, BP, KIA, Gigi,

Zaal) da wilayah dengan menggunakan LPLPO sesuai jadwal

distribusi.

8. Mencatat pengeluaran obat di kartu stok.

9. Penyerahan obat ke induk dan wilayah dilakukan perhitungan

bersama dan disertai dengan LPLPO.

Page 50: BAB 2

53

10. Melasanakan stok opname dan penutupan kartu stok setiap akhir

bulan.

b. Bagian Pendaftaran

Pendaftaran merupakan unit fungsi pelayanan kesehatan yang

bertugas menerima, mendaftarkan serta mengelola kartu status pasien, baik

itu pasien baru ataupun pasien lama. Pasien datang diberi nomor antrian,

kemudian untuk pasien baru dibuatkan kartu status baru dan kartu

kunjungan yang harus dibawa saat berobat kembali. Sedangkan pasien

lama tinggal menunjukkan kartu kunjungan yang sudah tertulis nama,

nomor registrasi dan alamat pasien. Pasien lama yang masuk lebih dari

lima tahun yang lalu didaftarkan sebagai pasien baru. Setelah diambilkan

kartu status Rekam Medis, pasien membawa RM tersebut ke poli yang

dituju kemudian menunggu panggilan. Tugas pendaftaran selanjutnya

adalah pencatatan dan pelaporan jumlah kunjungan pasien setiap bulan

serta register pasien (umum, askes, gakin, dll).

Setiap hari kerja, loket menerima pendaftaran pasien mulai pukul

07.30 sampai pukul 11.00 pada hari senin sampai kamis, pukul 07.30

sampai pukul 09.30 pada hari jum’at dan pukul 07.30 sampai pukul 10.00

pada hari sabtu. Untuk pasien yang datang setelah pendaftaran tutup, bisa

melalui UGD, namun hanya dikhususkan bagi pasien-pasien tertentu yang

benar-benar membutuhkan perawatan darurat yang kemudian pada

esoknya, pasien tersebut akan didaftarkan di loket.

Pendaftaran merupakan ruangan tempat untuk pendaftaran bagi

masyarakat/pasien di puskesmas yang datang berkunjung.

Kegiatan yang dilakukan di pendaftaran antara lain :

a. Melaksanakan dan mendaftar pasien baru dan lama

b. Mendistribusikan kartu status ke poli yang dituju

c. Mengisi buku register lama dan baru

d. Mengisi buku indeks

Page 51: BAB 2

54

e. Mengisi laporan bulanan, kunjungan pasien umum, askes, dan jaminan

kesehatan lain nya.

Hambatan yang terjadi pada bagian pendaftaran Puskesmas Balung

adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tata cara pendaftaran di

pendaftaran, serta kurangnya petugas loket yang sampai sekarang masih 2

pegawai yang dirasa tidak sesuai dengan jumlah pasien yang setiap

harinya bisa mencapai 150 pasien. Tempat penyimpanan lembar rekam

medis yang sangat terbatas juga menjadi kendala serius di Puskesmas

Balung sedangkan pasien baru setiap harinya bertambah.

c. Bagian UGD

UGD merupakan salah satu unit yang dapat memberikan playanan darurat

kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan,

sesuai dengan standar. Pelayanan di UGD dilakukan 24 jam, pelayanan darurat

yang dilakukan kepada penderita yang memerlukan pengobatan atau tindakan

yang cepat dan tepat. Apabila terjadi keterlambatan dalam penanganan akan

menyebabkan kerusakan anggota tubuh yang permanen bahkan kematian. Bila

pasien membutuhkan rawat inap, biasanya langsung dirujuk ke ruang perawatan

rawat inap. Bila ada pasien poli yang memerlukan penanganan segera, juga

dilayani di UGD. Model pelayanan di UGD dibagi sistem jaga shift yang terbagi

menjadi shift pagi, siang, dan malam.

d. Bagian TU

Bagian tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas

dalam pengelolaan data dan informasi,  perencanaan dan penilaian, keuangan,

serta umum dan kepegawaian.

Tugas Kepala bagian Tata Usaha sendiri yaitu:

- Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU

- Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU

- Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas

berhalangan hadir.

Page 52: BAB 2

55

e. Bagian Laboratorium

Bagian laboratorium secara umum bertugas untuk memeriksa specimen untuk

menegakkan suatu diagnose. Pemeriksaan Laboratorium yang dapat dilakukan di

puskesmas meliputi pemeriksaan darah lengkap, urine, tinja, tes widal, kolesterol

lengkap, SGOT/SGPT, BTA, TB & HIV. Untuk pasien rawat jalan bisa langsung

menuju laboratorium setelah daftar ke loket atau bisa dari permintaan dokter/

perawat setelah pasien periksa di poli. Untuk pasien rawat inap, pengambilan

sampel darah dilakukan setiap pagi hari sekitar pukul 08.00. Cara pengambilan

sampel dan pemeriksaan dengan mengunakan alat proteksi minimal yaitu masker

dan handscoon.

f. SP2TP

SP2TP memiliki tugas mengkoordinir laporan bulanan secara garis besar

dari masing-masing program atau bagian/ unit Puskesmas Balung. Namun tiap-

tiap bagian juga tetap memiliki pelaporan bagiannya sendiri yang lebih lengkap

dan terperinci. Laporan yang dibuat antara lain laporan mingguan, laporan

bulanan (LB1, LB2, LB3, dan LB4), laporan triwulan (LT) dan laporan tahunan

(LDS1, LDS2 dan LDS3).

Sedangkan tugas bagian kepegawaian antara lain :

a. membuat laporan kepegawaian (absensi, bezzeting, DUK, lporan

triwulan, tahunan, dsb);

b. mengetik DP3 yang sudah di isi nilai pleh atasan langsung;

c. mendata dan mengarsipkan file pegawai;

d. mengusulkan cuti dan kenaikan pangakat

Untuk PN regular kenaikan pangkat setiap 4 tahun sekali dengan

kenaikan gaji berkala dua kali; untuk PN fungsional harus mengurus

PAK (penilaian angka kredit) untuk syarat kenaikan pangkat;

e. mengusulkan tunjangan pegawai (penyesuaian fungsional, baju,

sepatu, dll);

f. merekap absensi (izin, cuti, sakit);

Page 53: BAB 2

56

g. membuat absensi mahasiswa/ siswa yang praktek di puskesmas;

h. mengurus mutasi pegawai;

i. membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf

puskesmas;

j. menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas dengan

persetujuan kepala puskesmas.

Macam laporan yang dibuat meliputi :

1. Laporan Mingguan

W1 : Laporan tentang KLB

W2 : Laporan tentang penyakit dan kematian ibu dan bayi

2. Laporan Bulanan

LB 1 : Laporan data penderita

LB 2 : Laporan tentang obat

LB 3 : Laporan tentang gizi, imunisasi, dan KIA

LB 4 : Laporan tentang kegiatan terpadu Puskesmas

3. Laporan Tahunan

LT 1 : Laporan tentang Puskesmas

LT 2 : Laporan tentang kepegawaian

LT 3 : Laporan tentang infentaris Puskesmas

g. SIK

Sistem pelaporan yang berbasis computer.