BAB-2
-
Upload
suci-siti-nurjannah -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of BAB-2
4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Obstetri dan Ginekologi
Obstetri dan ginekologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
dan menangani kesehatan wanita. Dokter yang ahli dibidang tersebut sering oleh
awam disebut sebagai dokter kandungan ataupun ginekolog. Secara medis
dikenal sebagai dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau sering kali disebut
dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan.
Obstetri merupakan cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan
persalinan, hal-hal yang mendahuluinya dan gejala-gejala sisanya (Oxford
English Dictionary, 1933). Obstetri terutama membahas tentang fenomena dan
penatalaksanaan kehamilan, persalinan puerperium baik pada keadaan normal
maupun abnormal. Nama lain obstetri adalah mid wifery
Secara bahasa, kata “Obstetri “ (berasal dari bahasa Latin “obstare”, yang
berarti “siap siaga/ to stand by”) adalah spesialisasi pembedahan yang menangani
pelayanan kesehatan wanita selama masa kehamilan, persalinan dan nifas.
Sedangkan pengertian “Kebidanan” adalah pelayanan yang sama namun bukan
merupakan tindakan yang berkaitan dengan pembedahan. Hal ini yang
membedakan profesi dokter kebidanan dengan bidan.
Dokter spesialis obstetri memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh
dan paripurna bagi seorang wanita yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksinya saat tidak hamil ataupun di masa tanda kehamilan berlangsung,
bersalin atau nifas. Baik yang bersifat preventif (pencegahan terhadap penyakit),
5
kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif (perbaikan kelainan yang
timbul) pada alat reproduksinya.
Tujuan obstetri yaitu agar supaya setiap kehamilan yang diharapkan dan
berpuncak pada ibu dan bayi yang sehat. Juga berusaha keras mengecilkan
jumlah kematian wanita dan bayi sebagai akibat proses reproduksi atau jumlah
kecacatan fisik, intelektual dan emosional yang diakibatkannya.
Obtetri sosial adalah hubungan jumlah dan kuantitas morbiditas dan
mortalitas maternal dan perinatal dengan lingkungan hidupnya. Dapat
dikemukakan semakin tinggi jumlah atau kematian maternal dan perinatal suatu
negara tersebut masih belum mampu menyelenggarakan kesehatan bagi
masyarakatnya.
2.2 Pelayanan Obtetri dan Genekologi di Indonesia
Sejarah layanan kebidanan untuk bangsa Indonesia memang sangant
menyedihkan karena sampai saat ini pertolongan persalinan di daerah pedesaan
masih di dominasi oleh dukun beranak atau peraji sehingga kejadian morbiditas
dan mortalitas sangat tinggi.
Menurut laporan pertama yang disampaikan oleh Prof. Remmoltz, angka
kematian maternal adalah sekitar 1.600/100.000 orang persalinan hidup,
sedangkan angka kematian perinatal sekitar 30% dari jumlah persalinan.
Sekitar tahun 1873 di Indonesia hanya terdapat 37 orang bidan yang sebagian
besar berdomisili di perkotaan untuk menolong persalinan bagi orang Belanda
dan Tionghoa. Dengan demikian, pertolongan bagi masyarakat lainnya,
khususnya di pedesaan tetap dilakukan oleh dukun beranak dan peraji.
6
Melihat sejarah pendidkan dokter di Indonesia, dapat di jumpai bahwa
kemampuan dokter untuk memberikan pertolongan persalinan baru di mulai pada
tahun 1902. Perkembangan pendidikan ahli obtetri dan genekologi bangsa
Indonesia baru dimulai dan baru menyelesaikan pendidikan pada tahun 1938 (3
orang)
.
2.3 Tingkat Kemampuan Dokter
Ada banyak penyakit pada cabang ilmu obstetri dari tingkat kemampauan 1
sampai tingkat kemampauan 4. Tingkat penanganan ini dikelompokan untuk
menjamin pelayanan yang maksimal bagi setiap individu, berikut pengertian
tingkat kemampauan 1 sampai 4:
a. Tingkat kemampauan 1 (mengenali dan menjelaskan)
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik
penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan
rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
b. Tingkat kemampauan 2 (mendiagnosis dan merujuk)
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit
tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.
c. Tingkat kemampauan 3 (mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan,
dan merujuk)
7
1) 3A Bukan Gawat Darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan
memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat
darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling
tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
2) 3B Gawat Darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan
memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi
menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan
pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter
juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
d. Tingkat kemampuan 4 (mendiagnosis, melakukan penatalaksaan secara
mandiri dan tuntas)
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
2.4 Daftar Penyakit Obstetri dan Ginekologi
Ada banyak jenis penyakit di obstetri dan genekologiuntuk lebih jelasnya
dapat lihat tabel dibawah ini.
no daftar penyakit kompetensiinfeksi
1 Sifilis 3A2 Toksoplasmosis 23 Sindrom duh (discharge) genital (gonore dan nongonore) 4A
8
4 Infeksi virus Herpes tipe 2 25 nfeksi saluran kemih bagian bawah 4A6 Vulvitis 4A7 Kondiloma akuminatum 3A8 Vaginitis 4A9 Vaginosis bakterialis 4A10 Servisitis 3A11 Salpingitis 4A12 Abses tubo-ovarium 3B13 Penyakit radang panggul 3A
kehamilan14 kehamilan normal 4A
gangguan pada kehamilan15 Infeksi intra-uterin: korioamnionitis 3A16 Infeksi pada kehamilan: TORCH, hepatitis B, malaria 3B17 Aborsi mengancam 3B18 Aborsi spontan inkomplit 3B19 Aborsi spontan komplit 4A20 Hiperemesis gravidarum 3B21 Inkompatibilitas darah 222 Mola hidatidosa 223 Hipertensi pada kehamilan 224 Preeklampsia 3B25 Eklampsia 3B26 Diabetes gestasional 227 Kehamilan posterm 228 Insufisiensi plasenta 229 Plasenta previa 230 Vasa previa 231 Abrupsio plasenta 232 Inkompeten serviks 233 Polihidramnion 234 Kelainan letak janin setelah 36 minggu 235 Kehamilan ganda 236 Janin tumbuh lambat 3A37 Kelainan janin 238 Diproporsi kepala panggul 239 Anemia defisiensi besi pada kehamilan 4A
persalinan dan nifas40 Intra-Uterine Fetal Death (IUFD) 241 Persalinan preterm 3A42 Ruptur uteri 2
9
43 Bayi post matur 3A44 Ketuban pecah dini (KPD) 3A45 Distosia 3B46 Malpresentasi 247 Partus lama 3B48 Prolaps tali pusat 3B49 Hipoksia janin 3B50 Ruptur serviks 3B51 Ruptur perineum tingkat 1-2 4A52 Ruptur perineum tingkat 3-4 3B53 Retensi plasenta 3B54 Inversio uterus 3B55 Perdarahan post partum 3B56 Tromboemboli 257 Endometritis 3B58 Inkontinensia urine 259 Inkontinensia feses 260 Trombosis vena dalam 261 Tromboflebitis 262 Subinvolusio uterus 3B
kelainan organ genital63 Kista dan abses kelenjar bartolini 3A64 Abses folikel rambut atau kelenjar sebasea 4A65 Malformasi kongenital 166 Kistokel 167 Rektokel 168 Corpus alienum vaginae 3A69 Kista Gartner 3A70 Fistula (vesiko-vaginal, uretero-vagina, rektovagina) 271 Kista Nabotian 3A72 Polip serviks 3A73 Malformasi kongenital uterus 174 Prolaps uterus, sistokel, rektokel 3A75 Hematokolpos 276 Endometriosis 277 Hiperplasia endometrium 178 Menopause, perimenopausal syndome 279 Polikistik ovarium 180 Kehamilan ektopik 2