BAB 2
-
Upload
ana-syarif -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
description
Transcript of BAB 2
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap
2.1.1 Pengertian PLTU
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan,
karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga menghasilkan energi
listrik yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia
dalam bahan bakar menjadi energi listrik. Proses konversi energi pada PLTU berlangsung
melalui tiga tahapan yaitu:
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap
bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
Gambar 2.1 Proses Konversi Energi pada PLTU
BOILER
TURBINE
GENERATOR
SHAFT ELECTRICITY
STEAM
MECHANICAL
TO
ELECTRICAL
HEAT TO
MECHANICAL
CHEMICAL
TO HEAT
FUEL
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
Dibanding jenis pembangkit lainnya PLTU memiliki beberapa keunggulan.
Keunggulan tersebut antara lain:
Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair, gas).
Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi.
Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan.
Kontinyuitas operasinya tinggi.
Usia pakai (life time) relative lama.
Namun PLTU mempunyai beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan
dalam memilih jenis pembangkit termal. Kelemahan itu adalah:
Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar.
Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari laur.
Memerlukan tersedianyan air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu.
Investasi awalnya mahal.
2.1.2 Prinsip Kerja PLTU
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus
tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya
secara singkat adalah sebagai berikut:
1. Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas.
Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar
dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperature tertentu diarahkan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energy listrik
sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan.
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali mejadi air. Air kondensat hasil kondensasi aup kemudian
digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan
berulang-ulang. Gambar 2.2 menunjukkan diagram sederhana PLTU dengan komponen
utama dan siklus kerja sistem - sistemnya.
Gambar 2.2 Bagan Siklus PLTU secara umum
Secara umum, pembangkit listrik merupakan proses perubahan bentuk satu energi
ke bentuk energi lain dimana sebagai produknya berupa energi listrik. PLTU mengubah
energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas yang ditransfer ke air pengisi sehingga
menjadi energi kinetik pada uap yang kemudian uap tersebut digunakan untuk memutar
turbin, dari putaran poros turbin menggerakan generator sehingga menghasilkan energi
listrik.
Bentuk / wujud energi diatas posisinya / keberadaannya seperti berikut :
Energi Kimia, terdapat dalam bahan bakar.
Energi Kimia → Energi Kalor → Energi Kinetik → Energi
Mekanik
→ Energi Listrik
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
Energi Kalor, terjadi pada proses reaksi / pembakaran, panas diteruskan ke dinding pipa
ketel, diterima air ketel sebagai energi kalor
Energi Kinetik, energi uap berubah fungsi kecepatan mendorong sudu memutar poros
turbin.
Energi Mekanik merupakan pemusatan energi yang terletak disumbu poros turbin.
Energi Listrik, putaran poros turbin diteruskan ke poros generator menghasilkan
listrik.
Untuk merealisasikan transformasi energi pada berbagai komponen utama PLTU,
diperlukan fluida perantara yang disebut fluida kerja. Fluida kerja yang dipakai di PLTU
adalah air. Sebagai perantara, fluida kerja akan mengalir melintasi beberapa komponen
utama PLTU dalam suatu siklus tertutup. Selama melewati lintasan tertutup tersebut, fluida
kerja mengalami perubahan wujud yaitu dari air menjadi uap untuk kemudian menjadi air
kembali. Karena itu siklus fluida kerja dapat dipisahkan menjadi dua sistem, yaitu sistem
uap dan sistem air.
Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air
dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh kebocoran
yang tak disengaja. Untuk mengganti air yang hilang, maka perlu adanya penambahan air
kedalam siklus. Kriteria air penambah (make up water) ini harus sama dengan air yang ada
dalam siklus.
2.2 Siklus Rankine
2.2.1 Siklus Rankine Superheat
Proses 1-2-3-4 merupakan siklus Rankine ideal dengan pemanasan lanjut untuk
mendapatkan uap kering.
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
Gambar 2.3 Siklus Rankine Superheat
(Sumber: Property Tables Booklet Cengel Thermodynamics 6th ed.)
Adapun penjelasan proses tersebut adalah sebagai berikut:
1 – 2 Kompresi isentropis pada pompa.
2 – 3 Penambahan kalor dengan tekanan konstan di boiler.
3 – 4 Ekspansi isentropis pada turbin.
4 – 1 Pelepasan kalor dengan tekanan konstan pada kondensor.
2.2.2 Siklus Rankine dengan Reheater
Untuk meningkatkan efisiensi siklus Rankine maka dari siklus Rankine ideal
dilakukan perubahan dengan memanaskan ulang uap hasil ekspansi turbin pertama ke
reheater dengan tujuan menaikan entalpi uap sehingga energy uap naik, selain itu uap yang
digunakan untuk ekspansi ke turbin tingkat berikutnya tidak terdapat embun yang
menyebabkan kerusakan sudu.
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
Gambar 2.4 Siklus Rankine dengan Reheater.
(Sumber: Property Tables Booklet Cengel Thermodynamics 6th ed.)
Penjelasan dari gambar diatas sebagai berikut:
1 – 2 Kompresi isentropis pada pompa
2 – 3 Penambahan kalor dengan tekanan konstan di boiler
3 – 4 Ekspansi isentropis pada turbin tingkat pertama
4 – 5 Pemanasan ulang uap dari turbin tingkat pertama dengan tekanan konstan
5 – 6 Ekspansi isentropis pada turbin tingkat kedua
6 – 1 Pelepasan kalor dengan tekanan konstan pada kondensor
2.3 Sistem – Sistem Pada PLTU
Pada prinsipnya PLTU mempunyai sistem / siklus aliran, yaitu:
2.3.1. Sistem Air Pendingin
Sistem air pendingin PLTU dibedakan menjadi dua yaitu sistem air pendingin
utama dan sistem air pendingin bantu (auxiliary cooling water)
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
Fungsi utama dari sistem air pendingin utama adalah menyediakan dan memasok
air pendingin yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap bekas dan drain uap didalam
kondensor. Fungsi lainnya adalah memasok air untuk mendinginkan “Heat Exchanger”
pada sistem air pendingin bantu (auxiliary cooling water) yang merupakan siklus pendingin
tertutup.
Air pendingin utama merupakan media pendingin untuk menyerap panas laten
uap bekas dari turbin yang mengalir kedalam kondensor. Tanpa pasokan air pendingin
turbin kondensasi tidak dapat dioperasikan. Sedangkan aliran air pendingin utama yang
kurang dapat menyebabkan vakum kondensor menjadi rendah dan dapat mengakibatkan unit
trip. Sistem air pendingin harus dirancang mampu memenuhi kebutuhan operasi unit
pembangkit secara konitinyu, ekonomis dan handal. Rancangan sistem air pendingin harus
meliputi:
Menjamin tersedianya air untuk keperluan operasi PLTU pada setiap waktu
Jumlah aliran airnya cukup untuk menghasilkan efisiensi PLTU yang optimal
pada semua kondisi beban temperatur.
Penyediaan air yang stabil pada semua kondisi tanpa perlu pengaturan
Pemeliharaannya murah dan mudah dilakukan
Biaya investasi dan operasinya rendah.
Jumlah dan temperatur air pendingin yang tersedia akan menentukan vakum
kondensor maksimum yang dapat dicapai. Oleh karena itu banyak PLTU yang dibangun di
tepi pantai (laut) berhubungan dengan tersedianya sumber air yang tak terbatas.
Aliran uap bekas (exhasut steam) turbin yang masuk kondensor harus
terdistribusikan sedemikian rupa sehingga perpindahan panas laten uap ke air pendingin
berlangsung dengan optimal. Kondensor hanya perlu untuk mengkondensasikan uap saja,
pendinginan lebih lanjut justru akan merugikan.
Jumlah panas yang dibuang ke laut atau udara sangatlah besar, tetapi kerugian
panas ini menjadi berkurang apabila kapasitas unitnya makin besar. Sebagai gambaran
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
untuk mengkondensasikan 0,45 kg uap di kondensor diperlukan air pendingin sekitar 29 kg.
PLTU kapasitas 20 MW atau lebih kecil memerlukan sekitar 0,22 m3 air pendingin untuk
setiap tenaga listrik yang dibangkitkan ( 0,22 m3 /kwh).
2.3.2. Sistem Air dan Uap
Gambar 2.5 Siklus Air dan Uap pada PT. PJB PLTU UBJOM Indramayu
(Sumber: Departemen SDM, PT. PJB PLTU UBJOM Indramayu)
Air kondensat dari kondensor dipompa oleh Condensate Pump melalui Low
Pressure Heater I sampai Low Pressure Heater IV guna menaikkan temperatur air kondensat
yang menuju ke Deaerator untuk proses pembuangan O2 yang terkandung dalam air
kondensat, dengan sistem penyemprotan uap yang diambil dari Extraction Steam Turbin.
Boiler Feed Pump berfungsi memompa air dari Deaerator, melalui High Pressure Heater I
dan High Pressure Heater II, untuk menaikkan temperatur air Feed Pump menuju Steam
Drum. Dari sini, air lalu didistribusikan ke seluruh pipa Water Wall untuk proses pemanasan
dalam Boiler hingga mencapai temperatur dan tekanan yang sesuai kebutuhanmelalui Super
Heater menuju Steam Line untuk memutar sudu-sudu Turbin. Sebagian uap bekas untuk
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
pemanas Low Pressure Heater dan Deaerator serta High Pressure Heater yang telah
berekspansi tersebut, kemudian diembunkan menjadi air kondensat dalam Kondensor dan
ditampung dalam Condensate Tank.
2.3.3. Sistem Bahan Bakar
Gambar 2.6 Siklus Bahan Bakar pada PT. PJB PLTU UBJOM Indramayu
(Sumber: Departemen SDM, PT. PJB PLTU UBJOM Indramayu)
Bahan bakar batubara pada PLTU batubara adalah sebagai bahan bakar utama.
Sistem penanganan batubara dimulai dari Coal Jetty, panjang Coal Jetty sekitar 240 meter
dan letaknya 1,37 kilometer dari tepi pantai. Batubara diangkut kapal vessel dan diturunkan
menggunakan Ship Unloader. Selanjutnya dibawa menuju Coal Yard dengan menggunakan
Conveyor Belt. Selanjutnya dibawa menuju ke crusher house, untuk menghancurkan
batubara menjadi ukuran yang lebih kecil sebelum menuju Coal Silo. Dari coal silo,
batubara dihaluskan dari ukuran 50mm menjadi 200 mess di pulverizer, lalu dibawa ke
furnance untuk proses pembakaran.
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
Mill (pulverizer) berfungsi untuk menggerus batu bara sehingga menjadi serbuk
(200 mesh). Sedangkan untuk membawa serbuk batu bara ke burner, dihembuskan udara
primer ke mill. Udara primer dihasilkan oleh Primary Air Fan dan sebelum masuk ke mill
dipanaskan terlebih dahulu pada pemanas udara primer (Primary Air Heater) sehingga
cukup untuk mengeringkan serbuk batu bara.
2.2.4. Sistem Udara Pembakaran
a. Sistem Udara
Gambar 2.7 Siklus Udara Pembakaran
(Sumber: Sistem Udara dan Gas oleh Alief Rakhman
http://rakhman.net/2013/07/sistem-udara-dan-gas.html#main )
Udara berfungsi untuk proses pembakaran bahan bakar sehingga disebut udara
pembakaran. Udara berasal dari atmosfer dihisap oleh Forced Draft fan dan dialirkan ke air
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
heater. Udara panas dari air heater kemudian masuk kedalam wind box dan selanjutnya
didistribusikan ke tiap-tiap burner untuk proses pembakaran.
Peralatan yang berada dalam siklus udara adalah Forced Draft Fan (FDF), air
heater, dan wind box. Forced Draft fan berfungsi sebagai pemasok udara pembakaran,
dimana udara ini diambil dari atmosfer. Air heater berfungsi untuk memanaskan udara
pembakaran dengan memanfaatkan panas dari gas buang (flue gas). Wind box berfungsi
untuk mendistribusikan udara pembakaran ke masing-masing burner agar terjadi proses
pembakaran yang sempurna.
b. Sistem Gas
Gambar 2.8 Siklus Gas Boiler
(Sumber: Sistem Udara dan Gas oleh Alief Rakhman
http://rakhman.net/2013/07/sistem-udara-dan-gas.html#main) diunduh pada 9 September 2015
Gas panas hasil pembakaran atau disebut gas buang (flue gas) berfungsi sebagai
sumber energi panas. Gas panas dari ruang bakar (furnace) dialirkan ke pipa-pipa
Superheater I dan II, pipa-pipa reheater, economizer, dan ke air heater. Dari air heater gas
masuk ke alat penangkap abu (Electrostatic Precipitator / ESP).
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
Dari ESP gas dihisap oleh ID Fan untuk selanjutnya dibuang ke atmosfer melalui
cerobong (stack). Peralatan yang termasuk dalam sistem gas buang meliputi Air heater
(AH), Electrostatic Precipitator (ESP) atau Baghouse Filter, dan Induced Draft Fan (IDF).
Air Heater, peralatan berfungsi untuk memanaskan udara pembakaran dengan
memanfaatkan panas gas buang. Electrostatic Precipitator (ESP) atau Baghouse Filter
berfungsi untuk menangkap abu dan debu yang terbawa dalam gas sebelum dibuang ke
atmosfir. Induced draft fan (IDF) berfungsi untuk menghisap gas dan membuang ke
atmosfir melalui cerobong. IDF juga berfungsi mengontrol tekanan ruang bakar agar selalu
sedikit vakum.
2.3 Komponen pada PLTU
PLTU merupakan mesin pembangkit termal yang terdiri dari komponen utama
dan komponen bantu (sistem penunjang) serta sistem-sistem lainnya. Komponen utama
terdiri dari empat komponen, yaitu:
2.3.1. Boiler (ketel uap)
Gambar 2.9 Bagan Boiler di PT. PJB PLTU UBJOM Indramayu
(Sumber: Departemen SDM, PT. PJB PLTU UBJOM Indramayu)
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
Boiler adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah air menjadi
uap. Proses perubahan air menjadi uap dilakukan dengan memanaskan air yang berada
didalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran
dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara
dari luar. Uap yang dihasilkan adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang
tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran,
dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa
berisi air disebut dengan water tube boiler (boiler pipa air). Dalam pengoperasiannya, boiler
ditunjang oleh beberapa peralatan bantu seperti economizer, ruang bakar, dinding pipa,
burner, steam drum, superheater dan cerobong.
A. Economizer
Economizer atau pemanas awal berfungsi untuk memanaskan air pengisi ketel
sebelum masuk ke boiler. Pemanasan awal ini perlu yaitu untuk meningkatkan
efisiensi ketel dan juga agar tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar di
dalam boiler yang dapat mengakibatkan keretakan dinding boiler.
B. Ruang bakar (furnace)
Ruang bakar adalah bagian dari boiler yang dindingnya terdiri dari pipa-pipa
air. Pada sisi bagian depan terdapat sembilan burner yang letaknya terdiri atas
3 tingkat tersusun secara mendatar.
C. Dinding pipa (wall tube)
Merupakan dinding di dalam ruang bakar yang berfungsi sebagai tempat
penguapan air. Dinding ini berupa pipa-pipa yang berisi air yang berderet
secara vertikal.
D. Burner
Merupakan peralatan pembakar yang bahan bakarnya terbagi menjadi bagian-
bagian kecil sehingga memudahkan proses pembakaran dengan udara. Bahan
bakar HSD (High Speed Diesel) dipergunakan untuk pembakaran awal.
Sedangkan bahan bakar utamanya adalah residu. Penyalaan burner tergantung
pada beban beban dari unit. Burner Management System (BMS) adalah
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
penyaluran konfigurasi penyalaan burner pada saat start up atau shut down dan
load change. Jumlah burner yang menyala atau mati tergantung pada beban
generator yang sebanding dengan kapasitas bahan bakar untuk memproduksi
uap pada boiler. Konfigurasinya diatur supaya pemanasan dalam ruang bakar
merata dan efisien. Penyalaan boiler yang tidak seimbang dengan beban
generator dapat mengakibatkan tidak stabilnya tekanan dan temperatur uap.
E. Steam drum
Steam drum adalah alat pada boiler yang berfungsi untuk menampung feed
water dalam pembuatan uap yang temperaturnya cukup tinggi dan berupa
campuran air dan uap. Di dalam steam drum terdapat peralatan pemisah uap.
Campuaran feed water dan uap mengalir mengikuti bentuk separator sehingga
uap air pada campuran akan jatuh dan masuk ke saluran primary dan
seconadry superheater. Uap yang telah dipisahkan oleh separator masuk ke
cevron dryers. Disini uap mengalami pemisahan yang terakhir sehingga
didapat uap jenuh. Air yang jatuh dialirkan ke bagian bawah dari drum secara
gravitasi dan mengalir ke dalam tempat penampungan kemudian keluar melalui
down corner dan uap jenuh akan keluar dari dry box.
2.3.2. Turbin uap
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi gerakan memutar (putaran). Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi diarahkan
untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros sehingga poros turbin
berputar. Akibat melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur uap keluar turbin turun
hingga hingga menjadi uap basah. Uap ini kemudian dialirkan ke kondensor, sedangkan
tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator. Saat ini hampir semua
mesin turbin uap adalah dari jenis turbine condensing atau uap keluar turbin (exhaust steam)
dialirkan ke kondensor.
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
2.3.3. Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses perubahan
nya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa
(tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam
pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut surface (tubes) kondensor. Sebagai pendingin
digunakan air sungai atau air laut.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-
pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap menjadi
air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada kondisi
vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka
temperatur air kondensat nya maksimum mendekati temperatur udara luar. Apabila laju
perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.
2.3.4 Generator
Generator adalah peralatan pengubah energi mekanik manjadi energi listrik.
Selain komponen utama, komponen penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU
pada umumnya adalah :
2.3.5 Desalination Plant
Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar (fresh
water) dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal ini
dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung
masuk ke dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.
2.3.6 Demineralizer Plant (Unit Demin)
Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam air
tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih
mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat menyebabkan
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB PLTU UBJO & M Indramayu 3 x 330 MW
terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur perpipaan di dalam PLTU. Hal
ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan PLTU.
2.3.9 Hidrogen Plant dan Chlorination Plant
Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin Generator. Sedangkan
Chlorination Plant berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang
digunakan untuk memabukkan / melemahkan mikro organisme laut pada area water intake.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling) pada pipa-pipa
kondensor maupun unit desal akibat perkembangbiakan mikro organisme laut tersebut.
2.3.11 Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)
Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang
berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama start up
maupun sebagai uap bantu (auxiliary steam).
2.3.12 Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)
Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses bongkar
muat kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke
bunker unit.
2.3.13 Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)
Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash)
maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC (Submerged
Drag Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan abu (ash valley).
Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan sistem-
sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut. Gangguan atau
malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat menyebabkan terganggunya
seluruh sistem PLTU.