Bab 2

8
GAMBARAN UMUM Pengertian Geomorfologi Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu geo (berasal dari Gea : dewi bumi) bermakna bumi, morphe bermakna bentuk, dan logos bermakna ilmu atau pengetahuan. sehingga kata geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi serta proses-proses yang berlangsung terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk hingga sekarang. Worcester (1939) mendefinisikan geomorfologi sebagai diskripsi dan tafsiran dari bentuk roman muka bumi. Definisi Worcester ini lebih luas dari sekedar ilmu pengetahuan tentang bentangalam (the science of landforms), sebab termasuk pembahasan tentang kejadian bumi secara umum, seperti pembentukan cekungan lautan (ocean basin) dan paparan benua (continental platform), serta bentuk-bentuk struktur yang lebih kecil dari yang disebut diatas, seperti plain, plateau, mountain dan sebagainya. Lobeck (1939) dalam bukunya “Geomorphology: An Introduction to the study of landscapes”. Landscapes yang dimaksudkan disini adalah bentangalam alamiah (natural landscapes). Dalam mendiskripsi dan menafsirkan bentuk-bentuk bentangalam (landform atau landscapes) ada tiga faktor yang diperhatikan dalam mempelajari geomorfologi, yaitu: struktur, proses dan stadia. Ketiga faktor tersebut merupakan satu kesatuan dalam mempelajari geomorfologi. Sejarah Perkembangan

Transcript of Bab 2

Page 1: Bab 2

GAMBARAN UMUM

Pengertian Geomorfologi

Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu geo (berasal dari Gea :

dewi bumi) bermakna bumi, morphe bermakna bentuk, dan logos bermakna ilmu

atau pengetahuan. sehingga kata geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari tentang bentuk permukaan bumi serta proses-proses yang berlangsung

terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk hingga sekarang.

Worcester (1939) mendefinisikan geomorfologi sebagai diskripsi dan tafsiran

dari bentuk roman muka bumi. Definisi Worcester ini lebih luas dari sekedar ilmu

pengetahuan tentang bentangalam (the science of landforms), sebab termasuk

pembahasan tentang kejadian bumi secara umum, seperti pembentukan cekungan

lautan (ocean basin) dan paparan benua (continental platform), serta bentuk-bentuk

struktur yang lebih kecil dari yang disebut diatas, seperti plain, plateau, mountain

dan sebagainya. Lobeck (1939) dalam bukunya “Geomorphology: An Introduction to

the study of landscapes”. Landscapes yang dimaksudkan disini adalah bentangalam

alamiah (natural landscapes). Dalam mendiskripsi dan menafsirkan bentuk-bentuk

bentangalam (landform atau landscapes) ada tiga faktor yang diperhatikan dalam

mempelajari geomorfologi, yaitu: struktur, proses dan stadia. Ketiga faktor tersebut

merupakan satu kesatuan dalam mempelajari geomorfologi.

Sejarah Perkembangan

Geomorfologi mulai dikenal dari tahun-tahun sebelum masehi. Sejarah

perkembangan geomorfologi dapat dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :

1. Sebelum masehi-awal masehi.

Pada masa-masa ini baru berkembang ilmu tentang bentuk bumi di Yunani. Dua

ahli yang terkenal adalah Herodotus dan Seneca.

2. Abad 10-11

Pada masa ini muncul seorang pemikir dari Cordova yang bernama Avecena/Ibnu

Shina, yang mengemukakan teori Origin of Mountain. Prinsipnya adalah dimulai

dari pembentukan bukit-bukit sampai evolusi bentang alam. Termasuk di

dalamnya proses-proses eksogenik.

Page 2: Bab 2

3. Abad 14-17

Pada masa ini prinsip geomorfologi di dominasi oleh prinsip-prinsip atau konsep-

konsep malapetaka (catastrophism). Yang menyatakan bahwa gejala-gejala

geomorfologi terjadi secara mendadak.

4. Abad 18

Pada abad ini muncul teori yang dikenal dengan nama Uniformitarianism. Teori ini

pertama kali dikemukakan oleh James Hutton (1789), yang kemudian diperbaiki

oleh Playfair (1802), dan dipopulerkan oleh Lyell (1830-33). Teori

Uniformitarianism sendiri berbunyi : The present is the key to the past, yang

mengandung maksud proses-proses yang terjadi pada saat ini sudah pernah

terjadi pada masa lampau sekaligus dapat dipakai sebagai kunci untuk

mempelajarinya.

5. Abad 19

Pada abad ini sudah terjadi perkembangan yang pesat dalam bidang

geomorfologi. Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini diantaranya adalah

Powell, Gilbert, dan Dutton. Powell merupakan pendiri sekolah geomorfologi yang

pertama kali. Gilbert merupakan ahli geo,orfologi yang sebenarnya (The truth

geomorpholgist) yang pertama. Hukum-hukumnya yang terkenal adalah hukum

keseragaman lereng. Prinsip keseragaman lereng ini pada dasarnya menyatakan

bahwa proses kejadian alam akan mempunyai tendensi sama sepanjang sejarah

dan cenderung membentuk kesetimbangan yang dinamis.

6. Abad 20

Pada abad ini muncul beberapa pakar baru yang mengemukakan beberapa teori

baru atau menyempurnakan teori-teori yang sudah ada. Para pakar geomorfologi

tersebut adalah :

a. William Moris Davis (1954)

Pakar ini mengemukakan konsep bahwa setiap bentang alam, pembentukannya

dikontrol oleh tiga unsur utama, yaitu : struktur, proses dan waktu. Struktur ada

dua macam, yaitu struktur primer dan sekunder. Struktur primer adalah struktur

yang terbentuk bersamaan dengan pembentukan batuan (syngenetic). Sedangkan

struktur sekunder adalah struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada

(epigenetic).

Page 3: Bab 2

Proses-proses yang terjadi meliputi proses endogenic dan proses eksogenik.

Sedangkan waktu yang tersebut di sini adalah waktu geologi. Waktu geologi

adalah waktu yang bersifat absolut (tahun abad) da nada yang bersifat relative

(stadia muda, deawasa).

Dari pendapat Davis inilah muncul konsep siklus geomorfologi (geomorphogical

cycle)

b. Walter Penck (1930)

Teori yang terkenal yang dikemukakan oleh Penck adalah parallel retreat slope.

Teori ini menerangkan bahwa setiap bentang alam memiliki karakteristik slope

tertentu, kemudian pada proses evolusinya bentang alam tersebut akan

menghasilkan lereng yang mundur tetapi dengan karakteristik yang selalu sama

dibandingkan dengan lereng semula. Konsep ini bertetangan dengan konsep yang

dikemukan dengan Davis.

c. A.N. Strahler (1950)

Pakar ini merupakan perintis geomorfologi kuantitatif, utamanya pada sungai dan

pola penyaluran.

d. W. D. Thornbury (1959)

Pakar ini mengemukakan konsep-konsep yang menerangkan berbagai hal dalam

geomorfologi. Sepuluh konsep telah dikemukakan oleh thornbury, yang

selanjutnya dikenal dengan nama KONSEP THORNBURY. Konsep-konsep tersebut

adalah :

1. Hukum dan proses fisika yang bekerja pada saat ini bekerja pula pada waktu

yang lampau meskipun tidak dengan intensitas yang sama.

2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam

perkembangan bentuk permukaan bumi dan hal tersebut tercermin dalam

bentang alam tersebut.

3. Besarnya derajat relief permukaan bumi dikarenakan proses-proses

geomorfik yang bekerja dalam tingkatan yang berbeda.

4. Proses geomorfik meninggalkan bekasnya di atas permukaan bumi dan

masing-masing proses geomorfik membentuk suatu kelompok bentuk

permukaan bumi sesuai dengan karakteristiknya.

Page 4: Bab 2

5. Karena ada perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi,

maka dihasilkan urutan bentuk permukaan bumi yang mempunyai

karakteristik tertentu sesuai dengan tingkat perkembangannya.

6. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum dijumpai daripada yang

sederhana.

7. Sebagian kecil dari topografi bumi dibentuk lebih tua dari jaman tersier dan

sebagian besar dibentuk tidak lebih tua dari pada jaman pleistosen.

8. Interpretasi bentang alam pada saat sekarang ini tidak mungkin dilakukan

tanpa menilai pengaruh geologi dan perubahan iklim selama jaman

Pleistosen.

9. Penilaian iklim yang terjadi di dunia adalah sangat penting untuk mengetahui

perbedaan proses-proses geomorfik.

10. Meskipun Geomorfologi terutama berkaitan dengan bentang alam yang ada

sekarang, tetapi untuk meninjau kembali kita tidak lepas dari sejarah

pembentukannya.

2.3 Proses Geomorfik

Proses geomorfik adalah semua perubahan baik secara fisik, kimia,biologis,

maupun gabungan ketiganya yang mempengaruhi bentuk-bentuk permukaan bumi.

Proses geomorfik dapat terjadi baik oleh sebab alamiah maupun oleh sebab

manusiawi. Pada umumnya, ulah manusia selalu mempercepat proses alam,

misalnya mempercepat erosi dan gerakan massa. Agen-agen alamiah yang bekerja

pada proses geomorfik ini adalah air, angina, dan es. Agen alamiah air akan

membentuk bentang alam fluviatil, angin akan membentuk bentang alam eolian, dan

es akan membentuk bentang alam glasiasi.

a. Proses Eksogen

Proses eksogen adalah proses disebabkan oleh agen yang berasal dari luar bumi

tetapi masih dalam lingkungan atmosfer. Proses ini meliputi degradasi, agradasi

dan tindakan organisme. Pada hakekatnya proses eksogen bertujuan untuk

meratakan permukaan bumi.

b. Proses Endogen

Page 5: Bab 2

Proses endogen adalah proses-proses yang berasal dari dalam bumi. Proses

endogen ini dibedakan menjadi dua yaitu diatropisme dan vulkanisme.

c. Proses Asal Luar Bumi

Proses asal luar bumi ini meliputi jatuhan meteor dan hujan kosmik.

Pengertian Bentuk Lahan

Bentuk lahan merupakan hasil dari proses geomorfologi. Proses

pembentukannya sangat dipengaruhi oleh pelapukan dan proses erosi pada jenis

batuan yang berbeda, bergantung pada kondisi iklim, alam dan struktur batuan

penyusunnya serta lama terjadinya proses morfogenesis. Bentuk lahan

merefleksikan jenis batuan dan kepekaan jenis batuan terhadap erosi dan

pelapukan. Para fisiograf mendefinisikan bentuk lahan adalah berbagai kenampakan

(multitudinous features), secara bersama yang memberikan wujud pada permukaan

bumi. Unsur-unsur bentuk lahan meliputi seluruh kenampakan- kenampakan luas,

seperti dataran (plain), dataran tinggi (plateau), dan pegunungan (mountain), dan

demikian juga kenampakan – kenampakan lebih sempit misalnya bukit (hill), lembah

(valley), lereng (slope), ngarai (canyon), kipas alluvial (alluvial fan) dan lain-lain.

Verstappen dan Zuidam (1975) dalam Bakosurtanal (2003) mengklasifikasikan

bentuk lahan berdasarkan pada bentukan asal (morfogenesis), aspek bentuk lahan

(morfologi), proses-proses geomorfologi, dan litologi yang merupakan metode yang

digunakan oleh ITC (International Institute For Aerospace Survey And Earth Science)

untuk mengklasifikasikan bentuk lahan.

Bentuk lahan pesisir juga merupakan hasil dari proses geomorfolologi yang

dipengaruhi diantaranya oleh geologi, iklim, biotik, pasang surut dan sejumlah faktor

oseanografi lainnya, termasuk salinitas.

Dalam mata kuliah geomorfologi yang telah diberikan di dalam kelas, bentuk

lahan yang difokuskan ketika berada di kuliah lapangan yaitu bentuk lahan

berdasarkan proses dan genetika. Adapun bentuk lahan tersebut terdiri dari sepuluh

bentuk lahan yakni sebagai berikut.

1. Bentuk lahan asal struktural (S)

2. Bentuk lahan asal vulkanik (V)

3. Bentuk lahan asal denudasional (D)

Page 6: Bab 2

4. Bentuk lahan asal fluvial (F)

5. Bentuk lahan asal marin (M)

6. Bentuk lahan asal solutional/karst (K)

7. Bentuk lahan asal glasial (G)

8. Bentuk lahan asal eolian (E)

9. Bentuk lahan asal organik (O)

10. Bentuk lahan asal antropogenik (A)

Berdasarkan dari sepuluh bentuk lahan diatas hanya terdapat beberapa

bentuk lahan yang akan menjadi fokus kuliah lapangan ini. Adapun lokasi

pengamatan bentuk lahan dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk

penjelasan lebih rinci hal ini dapat dilihat pada bab hasil dan pembahasan.