BAB 2

download BAB 2

of 23

Transcript of BAB 2

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSejak wanita memasuki kehidupan keluarga,padanya harus sudah tertanam suatu keyakinan :SAYA HARUS MENYUSUI BAYI SAYA,KARENA MENYUSUI ADALAH REALISASI DARI TUGAS YANG WAJAR DAN MULIA DARI SEORANG IBU.Sayang sekali keyakinan di atas khususnya di kota-kota besar,kelihatannya sudah mulai luntur.Di Indonesia terutama di kota-kota besar,terlihat adanya tendesi penurunan pemberian atau penggunaan air susu ibu di negara berkembang atau di pedesaan terjadi karena adanya kecenderungan dari masyarakat untuk meniru sesuatu yang dianggap modern yang datang dari negara yang telah maaju atau yang datang dari kota besar.Bukti-bukti penurunan penggunaan sir susu ibu di negara-negara yang telah maju telah banyak dikemukakan,antara laindi Amerika pada permulaan abad ke 20,kira-kira 71% bayi mendapat air susu ibu sampai umur kurang lebih 6 bulan ,sedangkan tahun 1971 angka ini menurun menjadi 25% pada ibu-ibu dengan sosio ekonomi sedang dan 5% pada ibu-ibu dengan sosio ekonomi baik.Di Singapura pada tahun 1951,pada ibu-ibu dengan sosio ekonomi sedangkan pada golongan sosio ekonomi sedang dan baik,48% bayi mendpat air susu ibu sedangkan pada golongan sosio ekonomi rendah 71%.Pada tahun 1961,angka tersebut merosot menjadi masing-masing 8% dan 42%Tetapi pada beberapa tahun terakhir ini sejak penggalakan ASI dicanangkan oleh Presiden Suharto pada tanggal 22 Desember 1990,maka penggunaan ASI di indonesia ada tendesi meningkat.Lebih-lebih dengan diadakannya lomba RS/Klinik Bersalin/Puskesmas Sayang Bayi,maka diharapkan meningkatkan pemakaian ASI di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalaha. Pengertian dari ASI Eksklusifb. Manfaat dari ASI Eksklusifc. Fisiologi Pengeluaran ASId. Komposisi ASIe. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakberhasilan ASI Eksklusiff. Contoh Kasus tentang Pemberian ASI Eksklusif1.3 Tujuan a. Mengetahui Pengertian ASI Eksklusifb. Mengetahui Manfaat dari ASI Eksklusifc. Mengetahui Fisiologi Pengeluaran ASId. Mengetahui Komposisi ASI Eksklusife. Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakberhasilan ASI Eksklusiff. Mengetahui contoh kasus yang berhubungan dengan ASI Eksklusif.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian ASI EksklusifASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005). ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2004).ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).2.2 Manfaat ASI eksklusif Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu formula. Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui. Manfaaat ASI bagi bayi antara lain; ASI sebagai nutrisi, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, mengembangkan kecerdasan, dan dapat meningkatkan jalinan kasih sayang (Roesli, 2000).Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas dan kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberikan makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Negara-negara barat banyak melakukan penelitian khusus guna memantau pertumbuhan bayi penerima ASI eklslusif dan terbukti bayi penerima ASI eksklusif dapat tumbuh sesuai dengan rekomendasi pertumbuhan standar WHO-NCHS (Danuatmaja, 2003).Selain itu juga, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Dengan diberikan ASI berarti bayi sudah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh ) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar 4 bulan. Pada saat kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Selain itu, ASI merangsang terbentuknya antibodi bayi lebih cepat. Jadi, ASI tidak saja bersifat imunisasi pasif, tetapi juga aktif. Suatu kenyataan bahwa mortalitas (angka kematian) dan mobiditas (angka terkena penyakit) pada bayi ASI eksklusif jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI (Budiasih, 2008).Disamping itu, ASI juga dapat mengembangkan kecerdasan bayi. Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan otak cepat. Lompatan pertumbuhan atau growt spourt sangat penting karena pada inilah pertumbuhan otak sangat pesat. Kesempatan tersebut hendaknya dimanfaatkan oleh ibu agar pertumbuhan otak bayi sempurna dengan cara memberikan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas optimal karena kesempatan itu bagi seorang anak tidak akan berulang lagi (Danuatmaja,2003).Air susu ibu selain merupakan nutrient ideal, dengan komposisi tepat, dan sangat sesuai kebutuhan bayi, juga mengandung nutrient-nutrien khusus yang sangat diperlukan pertumbuhan optimal otak bayi. Nutrient-nutrient khusus tersebut adalah taurin, laktosa, asam lemak ikatan panjang (Danuatmaja, 2003).Mengingat hal-hal tersebut, dapat dimengerti kiranya bahwa pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan optimal dengan kualitas yang optimal pula. Hasil penelitian terhadap 1.000 bayi prematur membuktikan bayi prematur yang diberi ASI eksklusif mempunyai IQ lebih tinggi 8,3 poin. Hasil penelitian Dr.Riva (1977) menunjukan bayi ASI eksklusif pada usia 9 tahun mempunyai IQ 12,9 poin lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi tidak diberi asi eksklusif (Roesli, 2000).Kemudian yang terakhir adalah ASI dapat menjalin kasih sayang. Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui, dapat merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram, dan terlindung. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi bayi, yang kemudian membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri (Ramaiah, 2006).Bagi ibu, manfaat menyusui itu dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang (Siswono 2001). Karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan. Selain itu juga, dengan menyusui dapat menjarangkan kehamilan pada ibu karena menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi merusia 12 bulan (Glasier, 2005).Disamping itu, manfaat ASI bagi ibu dapat mengurangi terjadinya kanker. Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%. Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20-25%. Selain itu, pemberian ASI juga lebih praktis, ekonomis, murah, menghemat waktu dan memberi kepuasan pada ibu (Maulana, 2007).2.3 Fisiologi Pengeluaran ASI Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Kemampuan ibu dalam menyusui/laktasipun berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih besar dibandingkan yang lain. Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dan pengeluaran ASI (Refleks Let Down/Pelepasan ASI) (Maryunani, 2009).Pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dimulai sejak kehamilan. Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan payudara terutama besarnya payudara, yang disebabkan oleh adanya proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI serta lancarnya peredaran darah pada payudara. Proses proliferasi ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogona dotropin, estrogen, dan progesteron. Pada akhir kehamilan, sekitar kehamilan 5 bulan atau lebih, kadang dari ujung puting susu keluar cairan kolostrum. Cairan kolostrum tersebut keluar karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Namun, jumlah kolostrum tersebut terbatas dan normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak berlebihan karena kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu dihambat oleh hormon estrogen (Maryunani, 2009).Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin oleh estrogen. Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu ibu (Maryunani, 2009).Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI pun mulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh bayi menyusui pada payudara ibu. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat pada keadaan : stress atau pengaruh psikis,anestesi, operasi,rangsangan puting susu, hubungan kelamin, pengaruh obat-obatan. Sedangkan yang menyebabkan prolaktin terhambat pengeluarannya pada keadaan: ibu gizi buruk, dan pengaruh obat-obatan (Badriul, 2008).Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang menghisap payudara ibu akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi (Maryunani, 2009).Faktor-faktor yang memicu peningkatan reflexletdown/pelepasan ASI ini yaitu pada saat ibu : melihat bayinya, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan memikirkan untuk meyusui bayi. Sementara itu, faktor-faktor yang menghambat reflexletdown/pelepasan ASI yaitu stress seperti : keadaan bingung/psikis kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa tidak pasti/merasakan nyeri.Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus berkontraksi sehingga mempercepat lepasnya plasenta dari dinding uterus dan membantu mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh karena itu, setelah bayi lahir maka bayi harus segera disusukan pada ibunya (Inisiasi Menyusui Dini ). Dengan seringnya menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin baik. Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui, hal ini merupakan mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya uterus ke bentuk semula (Maryunani, 2009).2.4 Komposisi ASI ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada ditempat yang suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.Selain itu komposisi ASI antara lain : 1. Karbohidrat Laktosa adalah karbohidrat yang terdapat dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibandingkan laktosa yang ditemukan dalam susu sapi atau susu formula. Angka kejadian diare karena laktosa sangat jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini dikarenakan penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi maupun laktosa susu formula ( Walker, 2006 ).

2. Protein Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi. Protein yang terdapat pada ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. Di dalam ASI senderi lebih banyak terdapat protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi. Sedangkan casein cenderung lebih susah dicerna oleh usus bayi dan banyak terdapat pada susu sapi. ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satunya adalah taurin, dimana asam amino jenis ini banyak ditemukan di ASI yang mempunyai peran pada perkembangan otak. Selain itu ASI juga kaya akan nukleutida dimana nukleutida ini berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik yang ada di dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan meningkatkan daya tahan tubuh ( Walker, 2006 ). 3. Lemak Kadar lemak ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi atau susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepatselama masa bayi. Lemak omega 3 dan omega 6 banyak ditemukan dalam ASI yang berperan dalam perkembangan otak. DHA dan ARA hanya terdapat dalam ASI yang berperan dalam perkembangan jaringan saraf dan retina mata. ASI juga mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang, yang baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, ( Hendarto dan Pringgadini,2008 ). 4. Karnitin Karnitin dalam ASI sangat tiggidan memiliki fungsi membantu proses pembentukan energi yangdiperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh ( Hendarto dan Pringgadini, 2008 ). 5. Vitamin K Vitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit sehingga perlu tambahan vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan. Vitamin K ini berfungsi sebagai faktor pembekuan darah ( Walker, 2006 ). 6. Vitamin D ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian ASI eksklusif dan ditambah dengan membeiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D ( Walker, 2006 ). 7. Vitamin E Salah satu keuntungan ASI adalah kandungan vitamin Enya cukup tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah ( Hendarto dan Pringgadini, 2008 ). 8. Vitamin A ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Inilah yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik ( Hendarto dan Pringgadini,2008 ). 9. Vitamin yang larut dalam air Hampir semua vitamin larut air terdapat dalam ASI. Seperti vitamin B, vitamin C dan asam folat. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi vitamin B6 dan B12 serta asam folat rendah terutama pada ibu yang kurang gizi. Sehingga perlu tambahan vitamin ini pada ibu yang menyusui ( Walker, 2006 ). 10. Mineral Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan mineral yang terdapat dalam susu sapi. Mineral utama yang terdapat dalam susu sapi adalah kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf, dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium pada ASI lebih rendah daripada susu sapi tetapi penyerapannya lebih besar. Bayi yang mendapat ASI eksklusif beresiko sangat kecil untuk kekurangan zat besi, walaupun kadar zat besi dalam ASI rendah. Hal ini dikarenakan Zat besi yang terdapat dalam ASI lebih mudah diserap daripada yang terdapat dalam susu sapi. Mineral yang cukup tinggi terdapat dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah selenium, yang sangat berfungsi pada saat pertumbuhan anak. ( Hendarto dan Pringgadini,2008 ). 11. KolostrumKolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara,mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveolidan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa peurperium. (Soetjoningsih,1997:21)Cairan ini berwarna kekuningan yang keluar pada awal-awal masa menyusui, yaitu pada 24-36 jam pertama setelah proses melahirkan selesai. Banyak manfaat kolostrum ini dan salah satunya adalah mempunyai zat imunitas (zat kekebalan) yang ditransfer dari ibu ke bayinya dan ini sangat dibutuhkan oleh sang bayi baru lahir. Selain itu, kolostrum merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuningan sebagai pencahar yang ideal untuk membersihkan mekoneum usus bayi baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.

2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakberhasilan ASI EksklusifAlasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara eksklusif sangat bervariasi. Namun yang sering diungkapkan sebagai berikut (Danuatmaja, 2003).1. Faktor Internala. Ketersediaan ASIHal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah 1) tidak melakukan inisiasi menyusui dini 2) menjadwal pemberian ASI 3) memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI keluar ), apalagi memberikannya dengan botol/dot 4) kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusui (Badriul, 2008 ).Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau perut ibu segera setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian menghisapnya setidaknya satu jam setelah melahirkan. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini disebut baby crawl. Karena sentuhan atau emutan dan jilatan pada puting ibu akan merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Dan apabila tidak melakukan inisiasi menyusui dini akan dapat mempengaruhi produksi ASI(Maryunani, 2009).Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk pada malam hari, minimal 8 kali sehari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusui. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi ASI akan berkurang. Produksi ASI juga dapat berkurang bila menyusui terlalu sebentar. Pada minggu pertama kelahiran sering kali bayi mudah tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya merangsang bayi supaya tetap menyusui dengan cara menyentuh telinga/telapak kaki bayi agar bayi tetap menghisap(Badriul, 2008).Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih, air gula, air madu, atau susu formula dengan dot. Seharusnya hal ini tidak boleh dilakukan karena selain menyebabkan bayi malas menyusui, bahan tersebut mungkin menyebabkan reaksi intoleransi atau alergi. Apabila bayi malas menyusui maka produksi ASI dapat berkurang, karena semakin sering menyusui produksi ASI semakin bertambah (Danuatmaja, 2003).Meskipun menyusui adalah suatu proses yang alami, juga merupakan keterampilan yang perlu dipelajari. Ibu seharusnya memahami tata laksana laktasi yang benar terutama bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat keluar dengan optimal. Banyak sedikitnya ASI berhubungan dengan posisi ibu saat menyusui. Posisi yang tepat akan mendorong keluarnya ASI dan dapat mencegah timbulnya berbagai masalah dikemudian hari (Cox, 2006).b. Pekerjaan /aktivitasPekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Wanita yang bekerja seharusnya diperlakukan berbeda dengan pria dalam hal pelayanan kesehatan terutuma karena wanita hamil, melahirkan, dan menyusui. Padahal untuk meningkatkan sumber daya manusia harus sudah sejak janin dalam kandungan sampai dewasa. Karena itulah wanita yang bekerja mendapat perhatian agar tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun (pusat kesehatan kerja Depkes RI,2005). Beberapa alasan ibu memberikan makanan tambahan yang berkaitan dengan pekerjaan adalah tempat kerja yang terlalu jauh, tidak ada penitipan anak, dan harus kembali kerja dengan cepat karena cuti melahirkan singkat (Mardiati, 2006).Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata tiga bulan. Setelah itu, banyak ibu khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI perah tidak cukup. Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja bayi dapat diberi ASI perah yang diperah minimum 2 kali selama 15 menit. Yang dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja. Semakin banyak tabungan ASI perah, seamakin besar peluang menyelesaikan program ASI eklusif (Danuatmaja, 2003).c. Pengetahuan Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa lalunya. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya secara sukarela ddan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan menberi sikap positif terhadap masalah menyusui (Erlina, 2008).Akibat kurang pengetahuan atau informasi, banyak ibu menganggap susu formula sama baiknya , bahkan lebih baik dari ASI . Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika merasa ASI kurang atau terbentur kendala menyusui. Masih banyak pula petugas kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu saat pemeriksaan kehamilan atau sesudah bersalin (Prasetyono, 2005). Untuk dapat melaksanakan program ASI eksklusif , ibu dan keluarganya perlu menguasai informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan pemberian ASI, kerugian pemberian susu formula, pentingnya rawat gabung,cara menyusui yang baik dan benar, dan siapa harus dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah seputar menyusui.d. Kelainan pada payudara Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri. Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa sakit pada saat menyusui ibu pasti akan berhenti memberikan ASI padahal itu menyebabkan payudara mengkilat dan bertambah parah bahkan ibu bisa menjadi demam (Roesli, 2000). Jika terdapat lecet pada puting itu terjadi karena beberapa faktor yang dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya menghisap pada putting. Padahal seharusnya sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi. Puting lecet juga dapat terjadi pada akhir menyusui, karena bayi tidak pernah melepaskan isapan. Disamping itu, pada saat ibu membersihkan puting menggunakan alkohol dan sabun dapat menyebabkan puting lecet sehingga ibu merasa tersiksa saat menyusui karena sakit (Maulana, 2007).e. Kondisi kesehatan ibuKondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Pada keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama sekali, misalnya dokter melarang ibu untuk menyusui karena sedang menderita penyakit yang dapat membahayakan ibu atau bayinya, seperti penyakit Hepatitis B, HIV/AIDS, sakit jantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus berat, ibu sedang dirawat di Rumah Sakit atau ibu meninggal dunia (Pudjiadi, 2001).Faktor kesehatan ibu yang menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan adalah kegagalan menyusui dan penyakit pada ibu. Kegagalan ibu menyusui dapat disebakan karena produksi ASI berkurang dan juga dapat disebabkan oleh ketidakpuasan menyusui setelah lahir karena bayi langsung diberi makanan tambahan.2. Faktor Eksternal a. Faktor petugas kesehatanProgram laktasi adalah suatu program multidepartemental yang melibatkan bagian yang terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang komrehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui sehingga promosi ASI secara aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap dan pengetahuan petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan petugas dalam mengelola ibu menyusui. Selain itu sistem pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi kegiatan menyusui (Arifin, 2004).Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam hal perilaku sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap tumbuh kembangnya sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Elza, 2008). Selain itu adanya sikap ibu dari petugas kesehatan baik yang berada di klinis maupun di masyarakat dalam hal menganjurkan masyarakat agar menyusui bayi ecara eksklusif pada usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dan juga meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang luas (Erlina, 2008). b. Kondisi kesehatan bayiKondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Bayi diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia menderita penyakit bawaan tidak dapat menerima laktosa, gula yang terdapat dalam jumlah besar pada ASI (Pudjiadi, 2001).Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayinya antara lain kelainan anatomik berupa sumbing pada bibir atau palatum yang menyebakan bayi menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut, masalah organik, yaitu prematuritas, dan faktor psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum maupun sesudah menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi menjadi jarang disusui (Soetjiningsih, 1997)c. Pengganti ASI (PASI) atau susu formulaMeskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik, aman, dan satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi kriteria pangan berkelanjutan (terjangkau, tersedia lokal dan sepanjang masa, investasi rendah). Sejarah menunjukkan bahwa menyusui merupakan hal tersulit yang selalu mendapat tantangan, terutama dari kompetitor utama produk susu formula yang mendisain susu formula menjadi pengganti ASI (YLKI, 2005).Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASIeksklusif karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula kepada bayinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan susu formula lebih dari 3x lipat selama 5 tahun dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi 32,5% tahun 2002 (Depkes,2006).d. Keyakinan Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan jus kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan. Kebiasaan ini seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menunjukkan bahwa 83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan pertama. Penelitian di masyarakat Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Nilai budaya dan keyakinan agama juga ikut mempengaruhi pemberian cairan sebagai minuman tambahan untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi sebaiknya diberi cairan. Air dipandang sebagai sumber kehidupan, suatu kebutuhan batin maupun fisik sekaligus (LINKAGES, 2002).3. Perubahan Sosial budayaa. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnyab. Meniru teman,tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol.c. Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya.2.6 Contoh kasus yang berhubungan dengan ASI Eksklusif.1. Hingga saat ini, masalah ASI eksklusif masih menjadi masalah yang menggelitik di Indonesia..Dimulai dari gencarnya promosi mengenai susu formula di pasaran hingga masih terdapatnya tenaga kesehatan yang masih belum menaruh perhatian lebih terhadap ASI eksklusif. Bahkan, permasalahan ekonomi pun menjadi salah satu pertimbangan pelaksanaan dalam pemberian ASI eksklusif.. Banyak kasus yang temui, khususnya pada ibu yang bekerja dan berada pada ekonomi pas-pasan. kebanyakan ibu akan mempertimbangkan jika mereka tidak bekerja, mereka tidak dapat membantu suami memenuhi kebutuhan rumah tangga, sehingga mereka lebih memilih kerja dan memberikan susu formula kepada anak mereka. saya bertanya, kenapa tidak memeras ASI saja, lalu ditinggal untuk si bayi? Alasan mereka adalah terlalu ribet untuk pulang pergi kantor-rumah, malas, dsb. sehingga tak mengherankan jika cakupan ASI eksklusif pun tidak bisa dicapai. Hm, apakah hal ini terjadi memang karena kesadaran masyarakat yang rendah atau bagaimana ya? apakah ada suatu kebijakan yang dapat membantu memecahkan permasalahan ini?Jawab :Salah satu kunci keberhasilan dapat dilaksanakannya kebijakan peningkatan penggunaan ASI ini adalah adanya kepedulian semua pihak untuk secara bersama sama paham dan meyakini bahwa begitu pentingnya pemberian ASI kepada bayi sebagai upaya pembangunan SDM di Indonesia tercinta ini.Pada aktor penting yang juga berperan dalam pelaksanaan kebijakan tentang ASI ini adalah para pimpinan instansi/ perusahaan/ direktur/ komisaris dimana ibu yang masih menyusui ini bekerja. Hal ini menyangkut disediakannya kebijaksanaan yang diberikan bagi ibu untuk meluangkan waktu memberikan ASI-nya kepada bayi bila memungkinkan dapat "pulang" atau menempatkan ruang khusus untuk menyusui bila sang ibu memungkinkan mendatangkan bayi di tempat kerja.Walaupun telah ada SKB tiga Menteri, namun sepanjang belum tumbuhnya kepedulian Pimpinan Intansi/ Perusahaan.... seperti biasa SKB tinggal SKB.Semoga kepedulian tersebut dapat kita tumbuhkan mulai dari lingkungan kita. Kita sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan harus melakukan tindakan seperti memberikan penyuluhan untuk perempuan yang bekerja di perusahaan tersebut serta memberritahu dan meyakinkan kepala perusahaan untuk bisa ikut andil dalam penyelesaian masalah ini.Contoh seperti membuat klinik laktasi di Kantor atau perusahaan sebagai tempat memberikan ruang bagi ibu menyusui khususnya karyawan dan umum untuk mendapat pelayanan gratis tentang konseling laktasi, pemeriksaan dan sekaligus ruang untuk menyusui bagi karyawan yang mendatangkan bayi-nya ke kantor.2. Seseorang bidan desa akan memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif di Posyandu kemudian ada seorang manajer dari salah satu perusahaan susu formula menawarkan kerja sama kepada bidan untuk bisa menawarkan produk susu formula yang dimiliki kepada masyarakat jika bidan bersedia membantu menawarkan produknya dan bisa terjual banyak maka manajer tersebut akan memberi imbalan berupa sebuah mobil baru cash dan sejumlah uang kepada bidan dan si bidan pun bersedia untuk bekerja sama dengan manager perusahaan susu formula tersebut.Apakah tindakan bidan tersebut telah menyahi kode etik ?Jawab: tindakan bidan tersebut sangatlah melanggar kode etik,dimana tentang kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakatdan petunjuk pelaksanaannya meliputi :1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi,menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya. 2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjujung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuhdan memelihara citra bidan.3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran tugas masing dan tanggung jawab sesuai kebutuhan klien,keluarga dan masyarakat.Pengabdian dan dan pelayanan bidan adalah dorongan nurani yang tidak mendahulukan balas jasa.3. Di sebuah desa X setiap ada ibu yang sedang melahirkan dan dalam proses menyusui ASI yang keluar hari yang pertama sampai hari ketiga setelah melahirkan yang warnanya bersifat kekuning-kuningan tidak boleh diberikan kepada bayinya dan harus dibuang karena menurut kepercayaan di desa tersebut ASI tersebut mengandung racun maka dari itu harus dibuang padahal ASI tersebut merupakan kolostrum yang sangat bermanfaat bagi si bayi.Apa yang seharusnya dilakukan oleh nakes terutama bidan ?Jawab: Kita sebagi tenaga kesehatan harus memberikan penyuluhan meyakinkan kepada masyarakat tersebut tentang betapa pentingnya kolostrum untuk si bayi

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan.ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat.Manfaaat ASI bagi bayi antara lain; ASI sebagai nutrisi, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, mengembangkan kecerdasan, dan dapat meningkatkan jalinan kasih sayang.Komposisi ASI Karbohidrat,Protein,Lemak.Karniti.Vitami K,Vitamin E, Vitamin yang larut dalam air,dan Mineral.Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan ASI Eksklusif antara lain faktor internal,faktor internal,dan sosial budaya.

DAFTAR PUSTAKAEstetrik,PV.1990.Dibalik Kontroversi ASI Susu Formula.Jakarta:Yayasan Obor Jakarta.Hannah,Rossemary.2005.Makan yang Aman Untuk Kehamilan.Jakarta:Arcan.Soetjaningsih,1997.Seri Gizi Klinik ASI.Jakarta:EGC.https://www.google.com/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#q=makalah%20ASI%20Eksklusif%20pdfhttps://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=AEiqU6TbPMqIuATTuICoDQ#q=makalah+asi+eksklusif+pdf

LAMPIRAN1. Penanya : Yholanda Claudea P(Lavender A)Pertanyaan: Ibu pada saat melahirkan ASI nya tidak bisa keluar kemudian bayi dapat bertahan hidup dalam waktu 72 jam bagaimana kondisi bayi terhadap kesehatan ?Jawaban: Pada saat menyusui hormon progesteron dan estrogen akan mengalami penurunan sedangkan hormon oksitosin dan prolaktin akan naik,kenaikan tersebut terjadi secara bertahap kurang lebih butuh waktu 72 hari sehingga dalam waktu itu bayi masih bisa bertahan hidup dan supaya ASI ibu dapat keluar nutrisi ibu harus terpenuhi khususnya protein.2. Penanya:Evita Indrayani (Lavender B)Pertanyaan : Fakto Eksternal salah satunya adalah keyakinan tolong jelaskan dan berikan contohnya ?Jawaban:Misalnya keyakinan yang ada di desa bahwa bayi walaupun belum berusia 6 bulan harus diberikan pisang dan nasi.3. Penanya: Berlian Anita Megasari (Lavender B)Pertanyaan: Ibu yang mempunyai penyakit Asma apakah boleh menyusui anaknya dan apakah asma tidak menular pada bayinya ?Jawaba : Asma merupakan penyakit genetik bukan penyakit menular.Oleh sebab itu ibu wajib menyusui bayinya agar si bayi menjadi kebal dan tidak terkena infeksi.

23Makalah ASI Eksklusif