Bab 2

download Bab 2

of 63

Transcript of Bab 2

BAB II EKSEGESE YESAYA 24:1-15 Pada bab I penulis telah membahas tentang konteks historis pemberitaan nabi Yesaya di Yehuda. Dalam bab ini penulis akan mengkaji makna nubuat dari nabi Yesaya mengenai bencana yang dialami oleh penduduk bumi dan bumi yang dihancurkan dengan menggunakan pendekatan historis kritis. 2.1 Struktur Kitab Yesaya Kitab Yesaya adalah kumpulan nubuat dan pesan dari nabi Yesaya. Di antara kitab para nabi, kitab Yesaya merupakan kitab terpanjang. Betapa pentingnya kitab ini dapat kita lihat dari latar belakang sejarah dan zaman yang bersifat menentukan dalam sejarah Israel kuno, yaitu pada zaman abad ke 8 sM sampai zaman pembuangan pada abad ke 6 sM. Zaman-zaman tersebut penuh dengan gejolak dan ketegangan sosial politik yang menentukan bagi Israel maupun Yehuda. Di dalamnya terdapat berita kenabian, tindakan-tindakan umat di tengah ketegangan dan krisis, kuasa iman dan firman Allah serta berita-berita yang bersifat mesianis1. Terdapat banyak perdebatan mengenai pembagian kitab Yesaya. Para pakar golongan konservatif percaya bahwa Yesaya menulis seluruh kitab, sedang para pakar golongan liberal berpendapat bahwa kitab ini ditulis paling tidak oleh dua atau tiga, mungkin lebih pengarang2. Blomendaal membagi kitab Yesaya dalam tiga bagian, yaitu3 : 1. Pasal 1-39 (Proto Yesaya) 2. Pasal 40-55 (Deutero Yesaya)

1 2

S. H. Widyapranawa, Tafsiran Alkitab Kitab Yesaya Pasal 1-39, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010, hlm. 2 Leon J Wood, The Prophets of Israel, Nabi-nabi Israel, Malang: Gandum Mas, 2005, hlm. 441 3 J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2005, hlm. 108

1

3. Pasal 56-66 (Trito Yesaya)

1. Proto Yesaya Nabi Yesaya dipanggil dan diutus sebagai nabi Tuhan pada masa pemerintahan keempat raja Yehuda yakni, pada masa pemerintahan raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia. Pasal 6 mencatat panggilannya, maka ia mulai bernubuat pada tahun terakhir kehidupan Uzia dan melanjutkan sampai pada pemerintahan Hizkia4. Ia berasal dari Yerusalem dan berkarya di sana selama kurang lebih 40 tahun di Yerusalem. Di dalam pasal 1 disebutkan bahwa Yesaya adalah anak Amos. Beberapa komentator rabinik tertentu mencatat tradisi bahwa ayah Yesaya, Amos dan raja Amazia dari Yehuda (796-767 sM) adalah bersaudara, sehingga menjadikan Yesaya sebagai keturunan raja. Mungkin tradisi ini timbul karena nabi Yesaya mudah diterima oleh raja-raja Yehuda. Tetapi tradisi ini tidak dibuktikan dalam kitab Yesaya5. Ia menikah dan mempunyai dua orang anak laki-laki yang diberi nama simbolis, yakni Shear Yasyub sisa akan kembali dan Maher-Syalal Hasy-Bas percepatlah merampas, bersegeralah merampok (Yesaya 7:3; 8:3)6. Dalam proto Yesaya terdapat dua krisis politis utama, yaitu koalisi Syiro-Efraim (734732 sM), ketika dua negara tetangga di sebelah utara Yehuda bersama-sama berupaya memaksa Yehuda untuk berkomplot melawan Asyur. Krisis kedua adalah ancaman Asyur terhadap Yerusalem pada tahun 701 sM. Yesaya berupaya membujuk raja Ahas bahwa koalisi itu ditakdirkan untuk gagal. Janji Allah kepada Daud (II Samuel 7) tidak mungkin dibatalkan (Yesaya 9:1-6; 11:1-10). Namun Ahas meminta pertolongan Asyur (II Raja-Raja 16:7) untuk melawan koalisi tersebut. Selain itu Yesaya juga memperingati para pemimpin4 5

C. Hassell Bullock, Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2002, hlm. 173-174 Ibid., hlm. 171. Bnd. W. S. Lasor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011, hlm. 255. 6 Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid M-Z, Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007, hlm. 576

2

yang memutarbalikkan kebenaran dan orang-orang kaya yang serakah yang memeras orangorang miskin (Yesaya 1:23; 5:8-24). Yesaya menubuatkan bahwa ketidaksetiaan dan kejahatan sosial negara itu akan mendapatkan hukuman Allah melalui peperangan7. Dalam nubuat-nubuatnya, Yesaya menggunakan istilah-istilah Perjanjian Lama. Mesias digambarkan sebagai Raja Isreal dan diharapkan akan memerdekakan bangsa-Nya dari Asyur ( Yesaya 9). Nubuat Yesaya sangat dipengaruhi oleh penglihatan awalnya (Yesaya 6:3). Allah adalah Yang Mahakudus, itu berarti bahwa Dia sangat berbeda dari ciptaanNya, bukan hanya dalam kesempurnaan moralNya tapi juga dalam kuasaNya, kasihNya, kesetiaanNya dan segenap kebajikanNya. Kenyataan bahwa Yahweh adalah Yang Kudus Allah Isarel, di satu pihak mengecam keras dosa Israel, di pihak lain Dia tidak memutuskan perjanjian Nya dengan Israel. Justru berkumandang suatu sisa akan kembali. Artinya yang pertama akan ada hukuman, hanya sisa akan kembali. Dalam murkaNya Allah mengingat belas kasihan (Yesaya 6:13). Yesaya tidak hanya meramalkan hanya bencana, tapi juga berkat untuk bangsa-bangsa (Yesaya 19:18-25)8. 2. Deutero Yesaya9 Deutero Yesaya hidup pada masa pembuangan di Babel, kira-kira tahun 540 sM. Situasi yang melatarbelakangi berita kenabian deutero Yesaya adalah pembuangan umat Yehuda di Babel. Pada masa pembuangan ada orang-orang yang jatuh kembali ke dalam kekafiran orang Kanaan, sebab mereka mengira bahwa Yahweh tidak cukup kuat untuk mengalahkan Nebukadnezar. Namun, terdapat juga orang-orang percaya, yang tetap setia kepada Yahweh, telah membina kehidupan persekutuan yang menjadi dasar kehidupan rohani dan mungkin kemudian sinagoga-sinagoga didirikan.7 8

W. R. F. Browning, Kamus Alkitab, Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2009, hlm. 489-490 Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid M-Z, Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007, hlm. 580-582 9 J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2005, hlm. 112-114. Bnd. W. R. F. Browning, Kamus Alkitab, Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2009, hlm. 490-491

3

Dalam masa pembuangan di Babel itu deutero Yesaya dipanggil untuk menghibur bangsa Israel dan untuk memberitakan bahwa Yahweh akan menyelamatkan umatNya. Allah adalah yang Maha-Kuasa, Khalik langit dan bumi, dan Allah seluruh bumi. Karena itu Ia berkusa untuk memakai bangsa-bangsa sebagi alat-alatNya untuk menghukum bangsa Israel. Tetapi Ia juga berkuasa untuk melepaskan bangsaNya dari pembuangan itu. Oleh sebab itu Deutero Yesaya menubuatkan jatuhnya Babel dan kelepasan bagi bangsa Israel oleh raja Koresy dari Persia. Dan memang hal itu ternyata benar, sebab sesudah jatuhnya Babel ke tangan Persia, Koresy mengijinkan mereka pulang kembali ke Yehuda. Tetapi orang Israel sendiri tidak mau mempercayai nubuat-nubuat deutero Yesaya. Tampilnya raja Koresy dalam nubuat deutero Yesaya dipahami sebagai rencana penyelamatan dari Allah. Bagi deutero Yesaya, Allah adalah satu-satunya Allah dan pencipta langit dan bumi. Kedua konsep ini menekankan bahwa Yahweh memanglah Allah yang berkuasa untuk melepaskan bangsaNya dari pembuangan itu. Deutero Yesaya mengenal Yahweh sebagai Yang Kudus Allah Israel, walaupun Ia bersifat universal. Allah mau menyelamatkan bangsaNya dari pembuangan di Babel, tetapi Ia juga mau memakai bangsa itu sebagai terang bagi bangsa-bangsa lain. 3. Trito Yesaya10 Trito Yesaya meliputi pasal 56-66. Nubuat-nubuat ditulis sesudah masa pembuangan di Babilon, walaupun ada beberapa bagian yang ditulis pada masa pembuangan di Babilon. Isi dari trito Yesaya ini memperlihatkan kehidupan bangsa Isreal setelah hidup kembali di Palestina dan Yerusalem sudah dibagun kembali. Inti dari nubuat-nubuat ini adalah keadaan yang kurang baik pada masa sesudah pembuangan di Babilon, misalnya : kesalahan para

10

J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2005, hlm. 115-116. Bnd. W. S. Lasor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011, hlm. 263

4

pemimpin bangsa itu (56:9), sinkretisme (57:3 ; 65-66:3), alasan-alasan terhadap pembangunan Bait Allah (66:1). Kepercayaan yang optimis seperti yang terdapat dalam deutero Yesaya tidak ditemukan dalam trito Yesaya sehingga trito Yesaya berusaha meneguhkan kepercayaan mereka kepada Allah dan pengharapan akan kebahagiaan dan keselamatan di masa yang akan datang. Di dalamnya juga terdapat kecaman kepada umat yang tidak setia kepada Allah. Walaupun ketiga bagian kitab ini berasal dari masa yang berbeda-beda dalam kehidupan nabi Yesaya, tetapi ketiganya tidak dapat dipisahkan begitu saja. Ketiga bagian ini hubungkan oleh teologi nabi Yesaya dalam pengebutan nama Allah yakni Yahweh Sebaot yaitu Tuhan semesta alam, yang berarti bahwa Yahweh mempunyai segala kuasa di langit dan bumi dan Kadosy Israel yang berarti Sang Kudus Israel. 2.2 Penulisan Kitab Yesaya Kesatuan kitab Yesaya merupakan pokok perdebatan yang sengit11. Pertanyaan tentang kesatuan kitab Yesaya telah mengakibatkan perdebatan panjang. Para pakar golongan konservatif percaya bahwa Yesaya yang menulis seluruh kitab, sedang para pakar golongan liberal berpendapat bahwa kitab ini ditulis oleh paling tidak oleh dua atau tiga, mungkin lebih pengarang12. Para pakar liberal mengemukakan empat alasan yang berkaitan dengan pembagian kitab Yesaya di antara dua pengarang atau lebih. Alasan-alasan itu adalah : sudut pandang sejarah, sebutan nama raja Koresy, gaya bahasa dan pandangan teologis. 1) Menurut golongan liberal terdapat sudut pandang sejarah yang berbeda dalam yesaya 1-39 dan yesaya 40-66. Alasannya ialah penulis kitab yesaya 40-66 tidak mengharapkan masa pembuangan, malah ia hidup dalam pembuangan dan berbicara

11 12

Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2004, hlm. 523 Leon J Wood, The Prophets of Israel, Nabi-nabi Israel, Malang: Gandum Mas, 2005, hlm. 441

5

tentang pembebasan yang segera akan terjadi. Karena itu, para pakar dari golongan loberal berpendapat, bagian kitab Yesaya itu harus dianggap sebagai tulisan deutero Yesaya (Yesaya dari Babel). Namun, para pakar dari golongan konservatif menganggap bahwa alasan itu sebenarnya tidak kuat. Menurut mereka jika dilihat dari segi geografi, ada berbagai rincian dalam pasal 55-66 berisi begitu banyak ayat yang tidak memperlihatkan keadaan Babel, sehingga banyak ahli yang menyatakan, bagianbagian ini diucapkan di Yerusalem, tentunya sesudah masa pembuangan. Dalam pasal 40-66 menunjukkan bahwa penulis lebih mengenal Pelestina daripada Babilonia. Tentu saja hal ini tidak mungkin terjadi bila pengarangnya adalah orang Babilonia seperi yang dipercaya oleh para pakar golongan liberal. Bahkan tidak banyak hal mengenai Babilonia yang disebut-sebut, sedang mengenai Palestina banyak sekali (bandingkan hal ini dengan kitab Yehezkiel atau Daniel yang memuat rincian-rincian tentang Babel)13. 2) Menurut golongan liberal sebutan nama raja Koresy oleh nabi Yesaya dalam pasal 44:28 dan 45:1 mendukung pandangan bahwa pasal-pasal tersebut ditulis oleh deutero Yesaya. Kenyataan bahwa nabi Yesaya hidup pada abad ke 8 sM menyebabkan mereka tidak dapat menerima bahwa ia mampu mengetahui nama raja Koresy dari Persia, karena Koresy sendiri baru tampil dalam sejarah dua ratus tahun kemudian. Namun, para pakar dari golongan konservatif kembali membantah alasan tersebut. Mereka pecaya bahwa Tuhanlah yang mengilhamkan nama itu kepada Yesaya. Kesaksian dari kitab itu sendiri tanpa ragu-ragu menegaskan realitas nubuat adikodrati yang bersifat ramalan. Dalam pasal 40-48 secara langsung menunjukkan kedaulatan Allah, yakni kemampuanNya untuk mengatakan jauh sebelum apa yang akan dilakukanNya dan tantangan kepada berhala-berhala untuk melakukan hal yang sama.13

Ibid., hlm. 442. Bnd. W. S. Lasor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011, hlm. 206

6

Oleh karena itu unsur ramalan mengenai penyebutan nama Koresy muncul pada suatu klimaks yang penting (Yesaya 44:28; 45:1)14. 3) Menurut golongan liberal terdapat perbedaan dalam pengunaan gaya bahasa. Yesaya 40-66 sangat berbeda dengan gaya bahasa Yesaya 1-39. Misalnya, gaya yang ringkas dan padat dari Yesaya 1-39 dibandingkan dengan pengembangan suatu gagasan secara panjang lebar oleh deutero Yesaya. perbedaan retorik yang muram dari Yesaya 1-39 dengan retorik yang bersemangat dari deutero Yesaya. Namun, para pakar dari golongan konservatif menganggap bahwa alasan itu tidak kuat. Segala pandangan yang didasarkan pada gaya bahasa saja, bersifat tidak pasti. Gaya bahasa pengarang dapat bervariasi sesuai dengan pendengar, tujuan, suasana hati, umur dan faktorfaktor lainnya. Memang benar ada perbedaan gaya tulisan, tetapi ada pula kesamaannya. Misalnya, kata-kata, Yang Kudus Allah Israel, dipakai sebanyak dua belas kali sebagai sebutan bagi Tuhan dalam pasal 1-39, dan empat belas kali dalam pasal 40-66. Beberapa konsep juga dipakai dalam seluruh kitab, seperti jalan raya, sisa, dan Sion. Perbedaan gaya tulisan dapat disebabkan karena beberapa bagian dari kitabnya ditulis pada masa yang berbeda-beda dalam kehidupan Yesaya, dan juga karena subyeknya yang berbeda-beda15. 4) Menurut golongan liberal terdapat perbedaan dalam pandangan teologis. Kebesaran Tuhan lebih ditonjolkan dalam bagian pertama dan keunikan serta

kemahakuasaanNya (ketidakterbatasanNya) pada bagian selanjutnya. Namun, para pakar dari golongan konservatif tidak menemui kesulitan untuk menerima perbedaan ini. Mereka melihatnya dari sudut subyek yang sedang dibicarakan. Kebesaran Tuhan14

Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2004, hlm 523-524. Bnd. Leon J Wood, The Prophets of Israel, Nabi-nabi Israel, Malang: Gandum Mas, 2005, hlm. 443. Bnd. W. S. Lasor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011, hlm. 264-265 15 W. S. Lasor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011, hlm. 262&265-266. Bnd. Leon J Wood, The Prophets of Israel, Nabi-nabi Israel, Malang: Gandum Mas, 2005, hlm. 442-443

7

memang harus ditekankan ketika subyek utamanya adalah dosa umat. Sedangkan keunikan serta kemahakuasaanNya lebih ditekankan ketika berbicara tentang kemampuan Tuhan untuk membebaskan umatNya dari penawanan bangsa Babilonia dan melepaskan manusia dari belenggu dosa16. Walaupun terdapat banyak perdebatan dan telah berlangsung lama, otoritas Alkitab menuntut bahwa kitab tersebut harus dilihat sebagai satu kesatuan. Bukti lain yang perlu diperhitungkan juga adalah kesaksian yang tegas di dalam kitab Perjanjian Baru. Tulisan dari nabi Yesaya dikutip sebanyak tidak kurang dari dua puluh satu kali di dalam Perjanjian Baru. Kutipan tersebut tidak menggunakan nama lain tetapi hanya menggunakan satu nama yaitu nabi Yesaya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis kitab Yesaya kemungkinan besar adalah nabi Yesaya bin Amos. Nabi yang berasal dari Yerusalem dan nubuatnya juga ditujukan kepada bangsa Yehuda. Dengan demikian perikop Bumi dihancurkan (Yesaya 24:1-15) merupakan bagian yang ditulis oleh nabi Yesaya kepada umat Allah di Yehuda. 2.3 Tujuan Penulisan Kitab Yesaya Tujuan penulisan kitab Yesaya adalah untuk menyadarkan bangsanya sendiri dan bangsa lain yang sezaman, dengan firman Tuhan mengenai dosa mereka dan hukuman Allah yang akan datang. Melalui berbagai penglihatan yang mengandung wahyu dan Roh nubuat, Yesaya menubuatkan pengharapan bagi angkatan masa depan orang Yahudi buangan. Mereka akan dikembalikan dari pembuangan dan akan ditebus Allah untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Akhirnya Yesaya bernubuat bahwa Allah akan mengirim Mesias dari keturunan Daud, yang keselamatanNya pada akhirnya akan meliputi semua bangsa di bumi ini, sehingga memberikan pengharapan bagi umat Allah di bawah perjanjian16

Leon J Wood, The Prophets of Israel, Nabi-nabi Israel, Malang: Gandum Mas, 2005, hlm. 443

8

yang lama dan yang baru17. Intinya adalah bahwa Tuhan memberikan keselamatan kepada umatNya hanya oleh kasih karuniaNya saja. 2.4 Pokok-pokok Teologi Kitab Yesaya Adapun pokok-pokok teologis dalam kitab Yesaya, menurut John N Oswalt, yaitu18 : a. Tuhan Seluruh buku ini menyabut nama Allah dengan sebutan "tinggi dan ditinggikan" (6:1). Dia adalah "kudus", dan "seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya" (6:3). Kesadaran akan keagungan ilahi menegaskan akan setiap kehadiran Allah. Dia bersama dengan umat yang sementara berjuang (8:12-15), Dia berada di tengahtengah bangsa Asyur yang merupakan alat di dalam tangan-Nya (10:5) begitu juga dengan Koresy adalah alatNya (45:1-5). Bangsa-bangsa di bumi, besar dan kecil, berada di dalam tangan-Nya (14:22-23; 40:15, 21-23; 47:1-4). Bahkan berhalaberhala takluk dibawah kuasa dan kebesaran-Nya (2:6-22; 43:8-13). Tapi kebesaranNya tidak hanya dalam kekuasaannya, namun juga di dalam kemampuan-Nya untuk merendahkan diri. Para penakluk tidak bisa merendahkan-Nya; Allah yang perkasa dapat melakukannya sendiri (9:5; 11:1-9; 40:10-11; 57:14-15). Yesaya mengatakan bahwa jika umat manusia bisa melihat gambaran sebenarnya dari kebesaran Allah dan kemuliaan-Nya, maka masalah kita sebenarnya dapat diatasi. Allah tidak hanya besar dan agung; Dia juga kudus. Dia berbeda dari ciptaanNya. Karena Allah penciptan dunia lain dari ciptaanNya, maka Dia disebut kudus; tidak ada yang seperti Dia (6:3 benar; 17:7; 40:25; 43:3, 15; 45: 11; 54:5). Tetapi Allah yang demikian bukanlah sesuatu yang ontologis dalam pemikiran Yesaya. Dalam kenyataan, Dia sunggih dialami dan mengambil bagian di dalam hidup

17 18

Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Jakarta: LAI dan Gandum Mas, 2005, hlm. 1037-1038 John N. Oswalt, The New Commentary on The Old Testament The Book of Isaiah Chapter 1-39, Michigan: Grand Rapids, 1986, hlm. 31-42

9

manusia, membuat manusia kudus, dan menyempurnakannya secara moral dan secara etis.Demikianlah respon Yesaya atas visinya tentang Allah "Aku adalah seorang yang najis" (6:5). Kenajisan ini bukan hanya seremonial, seperti kata-kata "najis bibir". Sebelum disempurnakan secara moral dan etis, nabi mengetahui bahwa seluruh masalah hidupnya dan umatnya adalah najis dan korup. Masalah mereka bukan hanya bahwa mereka terbatas berhadapan dengan Yang tidak Terbatas. Masalah mereka adalah bahwa mereka secara moral kotor berhadapan dengan Moral yang bersih atau murni. Tuhan semesta alam yang tinggi luhur dalam keadilan, dan Allah yang maha kudus akan menyatakan kekudusanNya dalam kebenaran" (5:16). Kekudsan Allah ini ditandai dengan keadilan dan kebenaranNya secara moral dan etis. Inilah aspek dari penyataan Allah tentang siapa diriNya yang ditampilkan dalam kitab ini melalui banyak cara yang dipertentangkan dengan sifat umat. Manusia berbohong, mencuri, menindas dan pembunuh yang secara langsung merendahkan sifat mereka sebagai umat yang kudus (1:4, 21-23; 5:20; 9:16), yang hanya taat secara kultis (28:5-10; 58:1-5; 65:2-5 ). Ketika mereka mengangungkan diri akibatnya mereka bersifat arogan dan tidak setia (3:11-15; 22:15-25; 32:5-7; 59:5-8), tetapi keagungan Allah diperlihatkan kepada mereka yang setia (10:20; 12 : 6; 29:23; 30:18; 31:4-5; 49:7), khususnya kepada mereka yang direndahkan (29:19; 57:15). Karena kesetiaannya, karena Dia sendiri adalah pencipta dan karena Dia melakukan apa yang benar, Dia menyelamatkan (41:14; 43:3, 14-15; 47:4; 48:17) dan Dia berkehendak untuk menyelamatkan mereka yang menyatakan kekudusanNya (10:20; 12:6; 29:19; 23; 41:16; 60:9, 14). Penolakan untuk percaya kepadaNya merupakan suatu penyangkalan terhadap kekudusanNya (8:13; 30:11-12; 31:1). Akhirnya, maksud Allah adalah bahwa umatNya agar mengambil bagian di dalam kekudusanNya (35:8; 48:2; 60:14; 62:12).10

Ibadah kepada ilah lain adalah kesia-siaan belaka. Bahkan itu merupakan kebodohan. Menurut Yesaya, berhala-berhala tidak mengetahui kapan dunia ini dimulai dan kapan akan berakhir. Allah tidak demikian; Dia mampu melakukannya sebagai Pencipta, Pemelihara, Pengarah dan Hakim. Demikianlah Dia dapat menjelaskan tentang masa lalu dan meramalkan masa depan (41:26-29; 42:24-26; 44:7-8; 45:21; 46:10; 48:3-6, 12-16). Dewa-dewa secara bersama-sama pun tidak dapat melakukan hal yang baru, seperti pembebasan dari pembuangan, tetapi Allah dapat melakukannya. Implikasi selanjutnya dari kemaha-kuasaan dan kekudusan Allah adalah pemerintahanNya atas sejarah. Menurut Yesaya Allah tidak seperti berhala-hala, Dia merencanakan dan menyatakan tujuan hidup manusia (14:24-27; 19:12; 23:8-9; 25:1; 37:26; 45 :9-11, 18; 46:10-11). b. Manusia dan Dunia Dalam kitab ini, Yesaya menunjukkan siapa sesungguhnya manusia. Di satu sisi, umat manusia dipandang sebagai penentu, menjadi ukuran dari segala sesuatu, pusat dari semua pikiran dan kontemplasi. Pada pihak lain manusia tidak ada apa-apa ketika berhadapan dengan Allah. Demikian pula dengan dunia. Dunia membuat illah bagi dirinya; seluruh kehidupan mengalir dari padanya; dia yang harus memberi makan dan dihargai sebagai ibu. Pada pihak lain, alam semesta sebagai pusat tidak lebih dari pada kekuatan yang dieksploitasi secara sembarangan yang kelihatannya teratur. Bagi Yesaya, posisi ini yang kontrakdiktif tersebut harus dihubungkan satu dengan yang lainnya dan tidak boleh dipertentangkan. Anggapan bahwa dunia dan manusia secara fisik yang bergantung pada dirinya, pada akhirnya tidak bisa ditawartawar, dia akan berhadapan dengan Allah (2:6-22; 14:4-21; 47:5-15). Untuk alam semesta tidak mengandung pembenaran untuk dirinya sendiri. Manusia akan menuju kepada kematian. Supaya terhindar dari malapetaka maka nilai yang harus dijunjung tinggi11

adalah mengasihi atau tidak mementingkan diri sendiri, berlaku adil, memiliki kesamaan hak di antara manusia ciptaan Tuhan. Secara berulang Yesaya menyerukan agar keinginan dan tindakan manusia bermakna haruslah menyadari kekurangannya. Yesaya mencatat bahwa Allah akan menghancurkan keinginan-keinginan mereka (2:12-17). Supaya manusia bisa bermakna maka mereka harus bergantung kepada Allah, sebab hanya Allah yang memberikan makna yang benar kepada dunia dan manusia sehingga menjadi mulia dan berharga. Penyangkalan terhadap posisi Allah yang sesungguhnya akan membuat dunia dan manusia tidak berguna sama sekali. Namun Allah tetap memanggil mereka agar kembali kepadaNya. Di sinilah manusia menjadi penting karena Allah Sang Pencipta manusia dan alam semesta, memilih mereka untuk menyatakan kemuliaan dan kekudusanNya. Jadi hanya dengan menempatkan Allah pada tempatnya yang benar maka manusia diselamatkan, diagungkan dan dimuliakan. Ketika manusia percaya bahwa ia dapat melakukan sesuatu, ternyata pekerjaannya total hancur(1:2-8; 5:20-25; 30:1-5, 15-17; 59:4-15). Sebaliknya, ketika manusia merasa tidak berdaya dihadapan kemaha-kuasaan Allah, manusia ternyata mampu melakukan hal-hal yang besar (6:5-8; 7:09; 8:9-10; 10:20-27; 00:01 -6; 26:1-9; 37:14-20, 30-38; 40:27-31). c. Dosa Bagi Yesaya dosa adalah pemberontakan. Hal ini jelas telah digambarkan pada permulaan dan pada akhir kitab ini (1:2; 66:24). Kesimpulan ini bukan hanya sekedar satu masalah formal, tetapi refleksi keseluruhan dari kitab ini. Hanya Allahlah Tuhan yang kudus. Dialah yang menjadikan segala sesuatu untuk tujuan kemaha-kuasaanNya; Dia mengarahkan secara universal kepada tujuannya yakni kesehatan dan damai sejahtera. Tetapi manusia, yang merupakan buatan tanganNya, berdiri melawanNya (10:15; 29:1512

16; 64:8). Demikianlah manusia melakukan kejahatan di dalam dunia sejak mereka menolak ketuhanan Allah yang fundamental. Bagi Yesaya, pemberontakan adalah suatu ungkapan kesombongan manusia. Manusia menolak dirinya sebagai ciptaan; dia menolak untuk mengetahui bahwa dia bergantung kepada Allah. Manusia menjadikan dirinya sebagai sumber identitas dirinya. Dari permulaan manusia telah terasing dari Allah dan sesamanya untuk tujuan bagi dirinya (5:8-25). Akhirnya buah dari keterasingan. Ketidak-setiaan dan penindasan itu adalah kehancuran (10:7-14). Itulah dosa menurut Yesaya, satu pola tingkah laku yang bersumber pada suatu penolakan untuk mengakui kebergantungan kepada Allah dan sesamanya. d. Penghakiman dan Penebusan Respon Allah untuk dosa adalah penghakiman atau penebusan, tergantung pada respon manusia terhadap tindakan Allah. Jika berusaha untuk berdiam diri dan kembali bergantung kepada Allah (30:15), maka Dia akan memuliakan manusia dalam persekutaun denganNya (30:18; 53:12; 63:1 -6). Karena itu, seluruh nada dalam kitab ini bukan hanya berisi hukuman tetapi juga yang mengandung pengharapan. Hal ini jelas dalam struktur kitab ini, pasal 1-39 yang menekankan tentang penghukuman, yang diikuti pasal 40-66, yang menekankan pada penyelamatan; tetapi juga dalam berbagai bagain, seperti dalam pasal 1-6 dan 7-12, seperti pasal 30-31 dan secara khusus pasal 56-59 dan 60-66. Selanjutnya penghukuman akan berlangsung hingga akhir (22:14; 25:10-12; 66:24), tetapi penghukuman ini juga menjadi sarana penyelamatan (bdk. 4:2-6). Demikianlah di dalam kitab ini secara keseluruhan, tangan Allah dijatuhkan melalui bangsa Asyur dan Babel menjadi stimulasi bagi umat untuk kembali kepada uluran tangan

13

berkat Allah. Tetapi hukuman juga berulangkali terjadi (10:20-27; 26:21; 30:16-22; 37:17; 42:18-43:7; 50:1-3; 51:17-23 ; dll). 1. Penghakiman Bagi Yesaya penghakiman dapat terjadi dalam banyak bentuk. Penghukuman bisa dalam bentuk bencana alam (24:4-5), kekalahan militer (5:26-30), atau penyakit (1:5-6), tetapi semua itu berasal dari tangan Allah (43:27-28). Nabi tidak menganal hanya satu dunia di mana Allah hanya sebagai Pemelihara tetapi juga menghukum mereka yang tidak setia kepadaNya. Semua hal berasal dari Dia dan mereka bisa bermakna di dalam relasi dengan kehendakNya. Demikianlah ketika manusia dan dunia hidup bertentangan dengan maksud Pencipta dipanggil kembali supaya berada dalam struktur atau tatanan duniaNya. 2. Penebusan Menurut Yesaya, dasar dari penebusan justru terletak pada kesetiaan Tuhan yang bersedia membiarkan amarahnya pergi dan tidak ingin umatnya harus terasing dari dirinya. Jauh dari kehancuran mereka, Dia rindu agar mereka dapat melalui kehinaan dan membawa mereka untuk pembersihan dan hidup baru (1:16-19; 6:5-7; 27:1-9; 29:22 -24; 33:5-6, 17-22; 43:25-44:3; 49:14-23; 57:16-19). 2.5 Tempat Nas Dalam Konteks 2.5.1. Konteks Umum 2.5.1.1 Bentuk dan Isi 2.5.1.1.1 Bentuk a) Ucapan penghakiman Ucapan ini dipakai untuk memberitahukan mengenai dosa bangsa Yehuda. Peringatan mengenai dosa-dosa Yehuda terlihat jelas pada pasal-pasal kitab ini (pasal 1-5). Kitab14

Yesaya mulai dengan suatu uraian tentang dosa-dosa Yehuda, dan setelah kondisi tersebut digambarkan, barulah ditulis mengenai panggilan Yesaya. Pada sisi panggilan Yesaya, tekanan utama jatuh pada kondisi Yehuda yang berdosa dan penghukuman yang akan datang sedangkan tekanan pada sisi lain dari kisah panggilan tersebut terdapat keselamatan. Pada pasal 25-30 membentuk suatu penutupan yang logis untuk menuduh Yehuda atas dosa-dosa sosial dan keagamaannya dan berakhir dengan satu penyataan yang singkat tentang penghukuman (ayat 24). Ayat-ayat ini mendefinisikan lebih lanjut alasan penghukuman serta pelaksanaanya19. Pada pasal 13-23 juga terdapat hukuman, namun hukuman di sini terhadap bangsa-bangsa yang diawali dengan kalimat ucapan ilahi terhadap bangsa-bangsa tersebut. b) Ucapan keselamatan Keselamatan yang diberitakan oleh Yesaya mencakup pelepasan Yerusalem dari kehancuran besar, tapi pelepasan ini tidaklah penyelamatan yang sepenuhnya. Keselamatan yang dijanjikan dalam arti yang sepenuhnya adalah berdasarkan keampunan dosa (bnd. 1:18; 6:5), hidup yang sesuai dengan perintah-perintah Allah, dimahkotai dengan kebahagiaan dan kemuliaan. Dalam keselamatan ini Sion akan menempati kedudukan yang sentral, tapi bangsa-bangsa lain juga akan berpartisipasi dalamnya (bnd 1:19, 26; 2:2-5; 4:2-6; 33:13)20. c) Nubuat Terdapat juga nubuat dari Yesaya mengenai keselamatan. Secara khusus disebut di sini nubuat-nubuat mesianik yang sangat penting (bnd 9:1-7; 11:1-10; nubuat mengenai Imanuel dalam 7:14 juga mesianik).

19 20

C. Hassell Bullock, Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2002, hlm. 178-181 Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid M-Z, Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007, hlm. 582

15

Selain nubuat mesianik, terdapat juga nubuat apokaliptik. Dalam beberapa nubuat, khususnya pada zaman pembuangan dan sesudahnya, campur tangan Allah membuahkan kemenangan akhir atas musuh-musuh umat Allah. Kadang-kadang hal ini dihubungkan dengan hari Tuhan. Dalam kitab Yesaya, hari Tuhan adalah hari penghukuman (Yesaya 2:12-22)21. Nubuat Yesaya tentang akhir zaman (Yesaya 24:17:13). d) Sastra Apokaliptik Sastra ini sering digunakan pada masa sulit untuk mengungkapkan keyakinan bahwa Allah mengendalikan sejarah dan akan membawa pembebasan bagi umat-Nya. Dalam kitab Yesaya, sastra ini terdapat dalam pasal 24-27 dan 56-66. Jenis sastra ini ditandai dengan arti yang kuat tentang kedaulatan universal dari Allah. e) Perumpamaan Yesaya juga memakai perumpamaan dalam menyampaikan firman Allah kepada bangsa Yehuda. Nyanyian tentang kebun anggur (Yesaya5:1-7) merupakan bentuk sastra (perumpamaan) yang berbeda dari pasal-pasal sebelumnya. Bagian akhir dari perumpamaan itu adalah serangkaian ucapan celakalah dan sebab yang menyatakan dosa Yehuda dan memperinci alasan-alasan bagi penghukuman Tuhan. Pertama dimulai dengan dua ucapan celakalah yang menuduh orang-orang yang menyalahgunakan kekuasaan dan kekayaan dan orang-orang yang bagun pagi untuk mencari minuman keras dan duduk sampai malam hari minum anggur (5:8,11). Bagian ini ditutup dengan dua ucapan sebab itu yang menghubungkan pembuangan Yehuda dengan kurangnya pengetahuan tentang Tuhan, seperti halnya pasal 1:3, dan

21

W. S. Lasor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011, hlm. 299

16

menjanjikan perluasan dunia orang mati untuk menerima banyak orang mati dalam bencana itu (5:13-14)22. f) Penglihatan Penglihatan Yesaya (pasal 6) ada hubungan sebab akibat. Sebelum peristiwa itu, Yesaya hanya melihat kemuliaan dan keagungan pemerintahan kerajaan; tetapi pada waktu Uzia wafat, Yesaya sadar bahwa kemuliaan insani fana dan terbuka untuk menerima penglihatan mengenai pemerintahan surgawi. Penglihatan itu berisi penyataan tentang Dia yang Mahakudus (ayat 1-3), yang duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang dan jubahNya memenuhi Rumah Allah. Yeaya juga diberi penglihatan tentang dirinya sendiri. Seorang yang berdosa yang tinggal di tengahtengah bangsa yang berdosa (ayat 5). Di sini Yesaya menerima penyataan Allah mengenai pelayanan yang telah dibebankan ke atas bahunya (ayat 8-13).

g) Penghiburan Yesaya tidak hanya menyadarkan bangsa Yehuda dari dosa-dosanya tetapi juga menghibur dan menguatkan kembali iman mereka yang semakin goyah (Yesaya 43:14; 46:1-13). Allah berkuasa untuk memakai bangsa-bangsa lain sebagai alatalatNya untuk menghukum bangsa Israel tetapi Dia juga berkuasa untuk melepaskan bangsaNya dari pembuangan itu.

2.5.1.1.2 Isi Berdasarkan isinya, kitab Yesaya terbagi menjadi dua bagian besar, yang dapat dibagi-bagi lagi lebih lanjut. Beberapa orang melihat adanya selingan sejarah antara kedua bagian itu. Pembagian kitab ini yaitu23 :

22

C. Hassell Bullock, Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2002, hlm. 180

17

1. Bagian pertama

: Penghukuman (Yesaya 1-35)

Dosa-dosa Yehuda (Yesaya 1-12) Ucapan ilahi tentang penghukuman (Yesaya 13-23) Maksud Allah dalam penghukuman (Yesaya 24-27) Peringatan tentang usaha manusia mencari keselamatan (Yesaya 28-35)

Selingan sejarah (Yesaya 36-39) 2. Bagian kedua : Penghiburan (Yesaya 40-66)

Pembebasan (Yesaya 40-48) Penebusan (49-59) Kemuliaan (Yesaya 60-66)

Berdasarkan isi yang telah digambarkan di atas, maka teks Yesaya 24:1-15 terdapat dalam bagian pertama kitab Yesaya mengenai penghukuman. Teks ini merupakan suatu pendahuluan dari pasal 24-27 yang mengungkapkan berita tentang maksud Allah dalam penghukuman. Pasal 24:1-23 dapat dibagi dalam empat bagian kecil, yaitu24 : a) Ayat 1-13 : Bumi akan dihancurkan menjadi layu dan semua bangsa akan

berkabung. Ayat-ayat ini merupakan suatu proklamasi tentang apa yang dilakukan oleh Tuhan atas bumi ini yang telah terkena penghukuman total. Isi pokok pasal ini ialah kuasa dan kebenaran Tuhan atas bumi dengan segala isinya. Penghukuman Tuhan bersifat menyeluruh dan total meliputi seluruh lapisan masyarakat.

23

W. S. Lasor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011, hlm. 259-260 24 S. H. Widyapranawa, Tafsiran Alkitab Kitab Yesaya Pasal 1-39, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010, hlm. 152

18

b) Ayat 14-16a

: Sorak sorai yang memuji keadilan Tuhan. Terdengar sorak-

sorai yang memuji-muji Tuhan di antara bangsa-bangsa di bumi. Mereka yang memekik dari sebelah barat adalah sisa yang masih hidup pada hari penghukuman Tuhan. Suara nyanyian puji-pujian mereka itu diteriakkan dengan keras dari sebelah barat. Yang dimaksud dengan Yang Maha Adil dalam nyanyian mereka itu ialah Allah Israel (ayat 15). Keadilan Tuhan itu dinyatakan dalam hukuman terhadap bangsa-bangsa yang telah meninggalkan Perjanjian Tuhan (ayat 5) dan keselamatan serta kelepasan bagi orang yang tekun kepada Tuhan. Oleh karena itu, berita mengenai penghukuman Tuhan selalu diselingi dengan berita kesukaan; di tengah ratapan-ratapan dapat didengar juga suara puji-pujian bagi kemuliaan dan keadilan Tuhan. c) Ayat 16b-20 : Celaka bagi penduduk bumi karena tidak ada jalan kelepasan. Ayat-ayat ini begitu kontras dengan ayat-ayat sebelumnya. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Yesaya seolah-olah menyadari bahwa masa hukuman belum selesai. Ia merasa sedih sekali dan seolah-olah menyatukan diri dengan mereka yang dikenakan hukuman dan ikut merasakan juga segala penderitaan mereka, yang tidak mau bertobat. d) Ayat 21-23 : Kerajaan-kerajaan dunia hancur, tetapi Kerajaan Tuhan di

Sion diteguhkan. Bagian ini memberitakan kemenangan dan kuasa Kerajaan Tuhan pada akhir segala zaman. Demikianlah penutup pasal ini yang dimulai dengan berita hukuman yang amat seram terhadap bumi dan penduduknya, akan tetapi pada akhirnya diberitakan mengenai suatu perspektif eskatologis Kerajaan Surga yang memberi harapan dan hiburan bagi semua orang yang beriman pada segala abad.

19

2.5.2. Konteks Khusus Yesaya 24-27 merupakan suatu unit tulisan yang berhubungan dengan akhir zaman (yaitu penghakiman dunia). Pasal 24 berbicara tentang penghakiman universal Tuhan di muka bumi, sementara pasal 25 berbicara tentang seluruh bumi diberkati oleh Sion yang dipulihkan (lih. Yes. 2:2-22) dan melanjutkan nyanyian puji-pujian yang sudah terdengar dari pasal 24:14-16a. Pasal 26 melanjutkan nyanyian puji-pujian dari pasal sebelumnya karena kelepasan yang diberikan Allah. Sedangkan pada pasal 27, merupakan bagian penutup dari pasal-pasal ini (24-27) yang memberitakan tentang tindakan-tindakan penghukuman dan penyelamatan pada akhir zaman. Setelah masa penghukuman lewat, maka Israel akan diselamatkan dan dibangun kembali dalam kemuliaan dan kesucian. Dari gambaran di atas, menunjukkan bahwa teks yang akan dikaji ada dalam konteks penghukuman Allah atas Bumi. Namun untuk memperoleh penyatuan yang tepat mengenai teks itu sendiri, maka penulis memandang perlu menentukan hubungan teks dengan teks sebelum dan sesudahnya. 2.5.2.1 Hubungan ke Belakang Yesaya 24:1-15 memiliki hubungan dengan teks sebelumnya yakni Yesaya 23: 1-18 yang ditandai dengan tanda petumah (p). Hubungan ini dapat dilihat dari berita penghukuman yang disampaikan oleh Yesaya. Berita penghukuman itu tidak hanya disampaikan kepada Yehuda tetapi juga disampaikan kepada bangsa Tirus dan Sidon. Pasal ini merupakan pasal penutup dari rangkaian ucapan-ucapan ilahi terhadap bangsa-bangsa. Yahweh, Allah Israel yang mahakudus dan mahakuasa bukan hanya Allah suatu suku bangsa, akan tetapi Dia adalah Allah universal yang menguasai

20

sejarah dan kehidupan bangsa-bangsa. Bangsa-bangsa kuno di Timur Tengah sekitar Israel mewakili dunia bangsa-bangsa pada umumnya. Pasa waktu raja Ahas menolak seruan-seruan nabi Yesaya, Yesaya dipanggil untuk menyampaikan berita-berita hukuman terhadap bangsa-bangsa adikuasa yang fasik. Pada pasal ini, Yesaya menyampaikan berita penghukuman kepada bangsa Tirus dan Sidon. Tirus adalah pusat perdagangan dunia dan merupakan pelabuhan yang utama yang merupakan urat nadi kehidupan seluruh benua Timur Dekat. Di pusat daerah itu, Tirus merupakan juga pintu keluar yang menghubungkan dunia Timur Dekat dengan dunia Barat sekitar Laut Tengah. Tirus merupakn kunci bagi kehidupan ekonomi dan para saudagar dapat keluar masuk melalui Tirus ke dunia Barat dan Timur. Sehingga tidak mengherankan apa yang terjadi pada Tirus menggoncangkan seluruh dunia perdagangan25. Dengan demikian, pasal ini jelas mempunyai hubungan dengan teks Yesaya 24:1-15 tentang Bumi di bawah penghukuman Tuhan 2.5.2.2 Hubungan ke Depan Yesaya 24:1-15 masih memiliki hubungan yang erat dengan teks selanjutnya yakni Yesaya 24: 16-23 yang ditandai dengan tanda petumah (p). Setelah bumi dan isinya mengalami penghukuman dari Tuhan, bagian ini muncul dengan sangat kontras. Terdengar sorak-sorai yang memuji-muji Tuhan di antara bangsa-bangsa di bumi. Kemudian ayat 16b dan seterusnya kembali kepada keadaan merana. Melihat nasib bumi dan penghuninya yang demikian itu, Yesaya sendiri mau tidak mau ikut merasa sedih. Suara puji-pujian dan sorak-sorai memberi penghiburan dan kesukaan,

25

S. H. Widyapranawa, Tafsiran Alkitab Kitab Yesaya Pasal 1-39, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010, hlm. 75, 144-145

21

namun hal itu tidak mengurangi rasa kepedihannya menghadapi bumi yang begitu menyedihkan. Hukuman yang mengerikan tidak dapat ditolak penduduk bumi (ayat 19). Para penguasa manusia yang congkak akan dimasukkan dalam penjara untuk menantikan hukuman akhir dari Tuhan (ayat. 22). Kemudian, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dengan kemegahan sedemikian rupa sehingga sinar matahari dan bulan akan tampak pudar tak berarti di hadapan-Nya. Semuanya ini menunjukkan kepada suasana damai sejatahtera, di mana Tuhan hadir dan para tua-tua mewakili seluruh penduduk bumi (bnd. dua puluh empat tua-tua dalam Why. 4:4, 7:11; 14:3). Demikianlah penutupan pasal ini yang dimulai dengan berita hukuman yang amat seram terhadap bumi dan penduduknya, akan tetapi pada akhirnya diberitakan mengenai suatu perspektif eskatologis Kerajaan Surga yang memberi harapan dan hiburan bagi semua orang yang beriman pada segala abad26.

26

S. H. Widyapranawa, Tafsiran Alkitab Kitab Yesaya Pasal 1-39, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010, hlm. 156160

22

2.6

Tafsiran Yesaya 24:1-15 2.6.1 Teks Ibrani

23

2.6.2

Kritik Aparatus

Ayat 2: hw2LK' !hw2l]M'K' 2 - prb add Kata !hw2l]M'K'27 berarti seperti peminjam. Kata hw2LK'28 berarti demikianlah yang meminjamkan. Kalimat ini mungkin ditambahkan dalam teks. Menurut penulis kedua kata ini barangkali ditambahkan untuk membedakan kata hutang dan pinjam. Mungkin kata hutang lebih identik dengan uang. Sedangkan kata pinjam tidak hanya uang tetapi bisa juga barang. Alasan lainnya mungkin lebih memperjelas siapa-siapa saja yang akan mengalami hukuman dari Tuhan. Penulis setuju dengan penambahan kedua kata ini, sebab akan telihat lebih jelas siapa saja dan bagaimana keadaan dari orang-orang saat itu. Ayat 3: hZ2h rbDh'Ata 3 - add, dl Kata rbDh'Ata,29 berarti perkataan ini. Kata hZ2h'30 berarti ini. Kata zeh (hZ2) merupakan kata tunjuk untuk tunggal maskulin, dalam teks ini menunjuk kepada TUHAN. Sedangkan kata ha (h') merupakan awalan yang berarti ini. Jadi kalimat ini berarti perkataan ini. Kalimat ini hanya merupakan ditambahkan dalam teks. Namun, kalimat ini kemudian dicoret. Penulis lebih setuju untuk tetap menggunakan kedua kata ini karena dengan adanya kedua kata ini lebih memperjelas

27

!hw2l]M'K' merupakan kata benda tunggal maskulin, dengan awalan ke (seperti) dari kata dasar hwl yang artinya meminjam; meminjamkan; meminjami. 28 hw2LK' merupakan kal partisip aktif. maskulin tunggal, dengan awalan ke (seperti) dari kata dasar hwl yang artinya peminjam. 29 rbDh' merupakan kata benda tunggal maskulin, dengan awalan ha (itu) dari kata dasar rbd yang artinya kata; perkataan; berbicara; perintah. 30 hZ2h' adalah kata ganti tunggal maskulin demonstratif, dari kata dasar hz yang artinya ini

24

siapa yang mengucapkan perkataan ini (firman), serta lebih menekankan arti dari perkataan tersebut. Ayat 4: !hl;b]n hl;l]m]au 4 > , dl Kata !hl;b]n:31 berarti melayukan. Kata hl;l]m]au32 berarti merana. Kedua kata ini tidak terdapat dalam terjemahan Yunani (Septuaginta). Kedua kata ini juga diusulkan untuk dicoret. Penulis lebih setuju jika kedua kata ini tetap dipakai dalam ayat 4. Karena dengan adanya kedua kata ini menunjukkan bagaimana keadaan bumi saat terjadi hukuman dari Tuhan. b 1 c ll'ma b Wll`;m]au Kata Wll`;m]au33 berarti merana. Kata ini di awali dengan memakai kata depan dengan. The Dead Sea Scrolls of St. Marks Monastery, jilid I, 1950, menggunakan kata ll'ma (amlal) yang merupakan bentuk kata kerja masa lalu orang ke tiga tunggal maskulin, yang berarti merana. Kata ini juga digunakan dalam terjemahan Siria (Pesyitta) dan terjemahan Latin Vulgata. c-c prp [i @M;h' c-c [' wrm]

31

!hl;b]n: berasal dari bentuk kal partisip kata kerja masa lalu orang ke tiga tunggal feminin, dari kata dasar lbn yang artinya melayukan. 32 hl;l]m]au adalah bentuk kata kerja masa lalu orang ke tiga tunggal feminin, dari kata dasar lma yang artinya

merana; layu. 33 Wll`;m]a adalah bentuk kata kerja masa lalu orang ke tiga jamak, dari kata dasar lma yang artinya merana; layu

25

Kata wrm]34 berarti tinggi;angkuh; sombong. Kata [' berarti umat, suku, rakyat, bangsa. Jadi kalimat ini berarti umat yang tinggi;angkuh. Penelitain modern menyusulkan kalimat [i @M;h' (hamaim). Kata [i35 berarti dengan;bersama;seperti;pada. Kata @M;h'36 berarti mereka. Jadi kalimat ini berarti bersama mereka. Penulis setuju jika menambahkan kata yang diusulkan oleh para peneliti modern karena akan lebih memperjelas siapa-siapa saja yang mengalami hukuman dari Tuhan. Menurut penulis kalimat ini mungkin diusulkan oleh para peneliti untuk menunjukkan bahwa tidak hanya bumi sebagai tempat tinggal yang merana dan layu, tetapi mereka (orang-orang angkuh; sombong yang mendiami bumi) juga berkabung bersama-sama dengan bumi. Ayat 5: qjo++ Wpl]j; tro/t Wrb][; 5 - prb add Kata Wrb][;37 berarti melanggar hukum. Kata tro/t38 berarti hukum. Kata Wpl]j;39 berarti melanggar. Kata qjo++40 berarti sesuatu yang ditetapkan; hukum; undang-undang. Jadi kalimat ini berarti melanggar hukum, melanggar sesuatu yang ditetapkan. Mungkin kalimat ini merupakan tambahan dalam teks. Penulis setuju dengan penambahan kalimat ini karena dengan adanya kalimat ini lebih memperjelas penyebab dari hukuman Tuhan terhadap orang-orang.

34 35

kata benda tunggal maskulin, construct dari /rm; dari kata dasar wr yang artinya tinggi. adalah kata depan yang berarti dengan;bersama;seperti;pada. 36 @M;h' adalah kata ganti orang ke tiga jamak maskulin, yang berarti mereka. 37 Wrb][; merupakan bentuk kal kata kerja masa lalu orang ke tiga jamak, dari kata dasar rb[ yang artinya melewati; melampaui; melanggar hukum. 38 tro/t merupakan bentuk kata benda tunggal feminin , construct dari hr/T dari kata dasar hry yang artinya hukum 39 Wpl]j; merupakan bentuk kal kata kerja masa lalu orang ke tiga jamak, dari kata dasar 5lj yang artinya melanggar 40 qjo++ merupakan bentuk kata benda tunggal maskulin, dari kata dasar qqj yang artinya sesuatu yang ditetapkan; hukum; undang-undang.wrm merupakan [i

26

Ayat 6: 6 wrwj = Wrwj; Kata W!rj;41 (kharu) berarti luka hangus; terbakar. The Dead Sea Scrolls of St. Marks Monastery, jilid I, 1950, menggunakan kata wrwj (khwrw) yang memiliki pengertian yang sama dengan kata Wrwj; (khaweru). Ayat 11 11 - frt tr ad fin 8 Kata hl;G;42 berarti membuat kosong; menghilang. Kata c/cm]43 berarti

bersukaria; kegirangan; kegembiraan. Kata 6r2a;h;44 berarti bumi; tanah. Jadi kalimat ini berarti menghilang kegirangan bumi. Barangkali kalimat ini dipindahkan ke akhir/perhinggan 8.

b > B

41

W!rj; merupakan bentuk kal kata kerja masa lalu orang ke tiga jamak (untuk WRj'), dari kata dasar rrj yang artinya luka hangus; terbakar. 42 hl;G adalah bentuk kal kata kerja orang ke tiga tunggal maskulin, yang berarti membuat kosong; menghilang 43 c/cm] adalah bentuk kata benda tunggal maskulin, construck, dari kata dasar CwC yang berarti bersukaria; kegirangan; kegembiraan 44 6r2a;h; merupakan bentuk kata benda tunggal feminin dengan artikel untuk 6r2a, dari kata dasar 6ra yang berarti bumi; tanah.

27

Kata 6r2a;h;45 berarti bumi; tanah. Kata ini tidak terdapat dalam Kodeks Vatikanus (abad keempat). Penulis lebih setuju dengan Biblia Hebraica Stuttgartensia (BHS), yang menggunakan kata 6r2a;h; (haarets) karena akan terlihat jelas sasaran dari hukuman Tuhan. Ayat 13 13 prp t/lle/[ llw[k cf Jer 6,9 Kata tlle/[K]46 berarti mengumpulkan sedikit-sedikit. Kalimat ini diusulkan untuk diganti dengan kalimat t/lle/[ llw[k (kawll aolelot) oleh (penelitian modern). Kata t/lle/[47 berarti mengumpulkan sedikit-sedikit. Kata yang diusulkan memiliki arti yang sama dengan kata tlle/[K] bandingkanlah dengan Yeremia 6,948. Ayat 14 14 huc tr : Kata hwhy49 berarti TUHAN. Kata ini dipindahkan ke dalam ayat ini. Dalam catatan kritik aparatus tidak diberitahukan dari mana kata hwhy (adonay) diambil. Menurut penulis kata ini dipindahkan ke dalam ayat 14 dengan maksud untuk memberitahukan kepada pembaca bahwa yang diagungkan dalam ayat ini adalah Tuhan. Selain itu dengan adanya kata adonay secara tegas menunjukkan bahwa yang6r2a;h; merupakan bentuk kata benda tunggal feminin dengan artikel untuk 6r2a, dari kata dasar 6ra yang berarti bumi; tanah. 46 tlle/[K] adalah bentuk kata benda jamak feminin, dengan awalan K] (ke : seperti) dari kata dasar ll[ yang berarti mengumpulkan sedikit-sedikit. 47 t/lle/[ merupakan bentuk kata benda jamak feminin, compare t/lle[o dari kata dasar ll[ yang berarti mengumpulkan sedikit-sedikit 48 Yeremia 6:9 : Beginilah firman TUHAN semesta alam: Petiklah habis-habisan sisa-sisa orang Israel seperti pokok anggur dipetik habis-habisan. Kembalilah seperti pemetik buah anggur dengan tanganmu mencari-cari buah pada ranting-rantungnya. 49 hwhy berarti nama yang paling kudus dari TUHAN, dari kata dasar hwhy yang berarti TUHAN45

28

menjadi alasan umat untuk bersorak-sorai pada saat itu hanya didasarkan oleh keagungan Tuhan. b prp wlhx Kata Wlh}x50 berarti bersorak-sorai; teriakan; memekik. Kata ini diusulkan oleh peneliti modern untuk diganti dengan kata wlhx51 (ahlw). Kata yang diusulkan mempunyai arti yang sama yaitu bersorak-sorai; teriakan; memekik. Penulis tidak mempermasalahkan kedua kata ini, karena ke-duanya mempunyai arti yang sama. Ayat 15 15 - prp Wzl][i Kata KeAl[' (al-ken) berarti Oleh karena itu. Para ahli (peneliti modern) mengusulkan kata Wzl][i52 (ilezu) yang berarti bersuka ria; gembira;

menunjukkan kegembiraan. Mungkin para peneliti modern mengusulkan kata Wzl][i (ilezu) dalam ayat ini untuk lebih memperjelas bagaimana seharusnya umat memuliakan Tuhan. b frt crrp ex Yh' yYeaiB] Kata yrIauB53 (baurim) berarti dengan cahaya; dengan kilauan. Kalimat

Yh' yYeaiB (biyei hayam). Kata yYeaiB54 berarti di, dalam, pada, dengan.

50

Wlh}x merupakan bentuk kata kal kata kerja masa lalu orang ke tiga jamak, dari kata dasar lhx yang berarti bersorak-sorai; teriakan; memekik. 51 wlhx merupakan bentuk kata kal kata kerja masa lalu orang ke tiga jamak, dari kata dasar lhx yang berarti bersorak-sorai; teriakan; memekik. 52 Wzl][i merupakan bentuk kata kal imperative (bentuk perintah) jamak maskulin, dari kata dasar zl[ yang berarti bersuka ria; gembira; menunjukkan kegembiraan. 53 yrIauB adalah bentuk kata benda jamak maskulin, dengan awalan be (di, dalam, pada, dengan, oleh) dari kata dasar rwa yang berarti cahaya; kilauan. 54 yYeaiB adalah kata dengan awalan be (di, dalam, pada, dengan)

29

Kata Yh'55 berarti laut; sungai yang besar. Barangkali rusak sehingga berada di luar ayat 15. Jadi kalimat ini berarti dengan cahaya Laut. 2.6.3 Perbandingan Terjemahan Berdasarkan kritik aparatus di atas, maka penulis akan membandingkan Yesaya 24:1-15 dengan beberapa versi terjemahan Alkitab, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris. Beberapa versi terjemahan Alkitab yang digunakan antara lain : Transliterasi Biblia Hebraica Stuttgartensia (BHS), New International Version (NIV), New Resived Standart Version (NRSV), Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), dan Lembaga Alkitab Indonesia-Terjemahan Baru (LAI-TB). Ayat 1: Transliterasi BHS NIVhinn h adonay boq q haar ts uvo qah iu fan ya hef ts yosyev yaSee, the LORD is going to lay waste the earth and devastate it; he will ruin its face and scatter its inhabitants.

NRSVNow the LORD is about to lay waste the earth and make it desolate, and he will twist its surface and scatter its inhabitants.

BISTUHAN akan membinasakan bumi, sehingga menjadi tandus dan sepi. Ia akan membalik permukaannya dan menceraiberaikan penduduknya.

LAI-TBSesungguhnya, TUHAN akan menanduskan bumi dan akan menghancurkannya, akan membalikkan permukaannya, dan akan menyerakkan penduduknya.

Dalam ayat ini, terdapat terjemahan yang berbeda di dalam kalimat hinn h adonay boq q haar ts. BHS : hinn h56 adonay boq q57 haar ts. Kalimat ini berarti Sesungguhnya,

TUHAN akan mengosongkan bumi ini.

55 56

adalah bentuk kata benda tunggal maskulin, yang bearti laut; sungai yang besar. hNhi merupakan kata seru yang dipadukan dengan kata berikutnya sebagai awalan, yang berarti sesungguhnya! 57 qqE/B merupakan bentuk kal partisip aktif tunggal maskulin, dari kata dasar qqb yang berarti mengosongkan; membuat kosong.Yh'

30

NIV

: See, the LORD is going to lay waste the earth. Kalimat ini berarti Lihat,

TUHAN akan merusak bumi. NRSV : Now the LORD is about to lay waste the earth. Kalimat ini berarti Sekarang TUHAN akan merusak bumi. BIS : TUHAN akan membinasakan bumi.

LAI-TB : Sesungguhnya, TUHAN akan menanduskan bumi.

Dari beberapa terjemahan ini, penulis mengikuti terjemahan BHS Sesungguhnya, TUHAN akan mengosongkan bumi ini. Terjemahan ini sangat mirip dengan penghakiman Allah di bumi pada zaman Nuh (lih. Kejadian 6-9; bnd. Yesaya 2:10,19,21). Pengosongan seluruh dunia adalah kebalikan dari tujuan penciptaan. Mungkin juga Allah mau mengosongkan bumi untuk menciptakan kehidupan yang baru. Kehidupan baru di sini, lebih tertuju pada sisa yang selamat. Kata hW[iw58 berarti dan menjungkir-balikkan; mengacaubalaukan. Dalam NIV memakai kalimat ruin its face yang berarti merusak permukaan. Dalam NRSV memakai kalimat twist its surface yang berarti memutar permukaan. Dalam BIS memakai kata membalik permukaannya. Sedangkan dalam LAI-TB memakai kata membalikkan permukaannya. Penulis lebih mengikuti terjemahan BHS menjungkir-balikkan. Menurut penulis, dengan adanya kata ini, akan lebih memperjelas keadaan bumi. Bumi tidak hanya dibalik saja tetapi dijungkir-balikkan lagi. Ini bisa berupa metafora penghakiman Allah di bumi dalam hal fisik atau mungkin metafora penghakiman Allah untuk pengosongan penduduk bumi. Dan jika metafora ini menunjukkan pada pengosongan penduduk bumi, maka akan mendukung atau melengkapi kalimat sebelumnya dari ayat ini, yaitu

sesunggunya TUHAN akan mengosongkan bumi ini.58

hW[iw adalah proper name of a place (nama tempat yang tepat), dengan awalan penghubung iw (dan; lalu; maka; tetapi) dari kata dasar hw[ yang berarti menjungkir-balikkan; mengacaubalaukan.

31

Terjemahan penulis : Sesungguhnya, Tuhan akan mengosongkan bumi ini dan membuangnya dan menjungkir-balikkan permukaannya lalu menyebar penduduknya. Ayat 2 : Transliterasi BHShay kak h n kadon y kageviret h kammokh r kammal kannosy nosy a vo kallo kaasy r khaam kaev d kasifekh kaq n

NIVit will be the same for priest as for people, for master as for servant, for mistress as for maid, for seller as for buyer, for borrower as for lender, for debtor as for creditor.

NRSVAnd it shall be, as with the people, so with the priest; as with the slave, so with his master; as with the maid, so with her mistress; as with the buyer, so with the seller; as with the lender, so with the borrower; as with the creditor, so with the debtor.

BISSemua orang akan mengalami nasib yang sama: imamimam dan rakyat, budak belian dan majikan, penjual dan pembeli, peminjam dan yang meminjamkan, kaya dan miskin.

LAI-TBMaka seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam, seperti nasib hamba lakilaki demikianlah nasib tuannya, seperti nasib hamba perempuan demikianlah nasib nyonyanya, seperti nasib pembeli demikianlah nasib penjual, seperti nasib peminjam demikianlah nasib yang meminjamkan, seperti nasib orang yang berhutang demikianlah nasib orang yang berpiutang.

Dalam ayat ini, terdapat kata ka yang diulang beberapa kali. Kata ini merupakan kata depan, yang berarti seperti. Dalam NIV, NRSV dan BHS juga menerjemahkannya dengan arti yang sama, yakni seperti. Sedangkan BIS menerjemahkan dengan kata nasib dan LAI-TB menerjemahkan dengan kata seperti nasib. Penulis mengikuti beberapa versi Alkitab yang menerjemahkan dengan kata seperti, karena kata ini memperjelas keadaan orang-orang yang terkena hukuman dari Allah. Ini juga menunjukkan bahwa semua perbedaan sosial akan dihapus. Serta penggunaan kata seperti juga akan memperjelas kritik aparatus pada ayat ini. Terjemahan penulis : Lalu menjadi seperti rakyat demikianlah imam, seperti hamba laki-laki demikianlah tuannya, seperti hamba perempuan demikianlah nyonya, seperti pembeli demikianlah penjual, seperti peminjam demikianlah yang meminjamkan, seperti piutang demikianlah yang berpiutang.32

Ayat 3 : Transliterasi BHSHiboq tiboq haar ts hiboz tiboz k adonay diber thadd v r haz

NIVThe earth will be completely laid waste and totally plundered. The LORD has spoken this word.

NRSVThe earth shall be utterly laid waste and utterly despoiled; for the LORD has spoken this word.

BISBumi akan berantakan dan dihancurkan. TUHAN sudah berbicara, dan hal itu pasti terjadi.

LAI-TBBumi akan ditanduskan setandus-tandusnya, dan akan dijarah sehabis-habisnya, sebab Tuhanlah yang mengucapkan firman ini.

Dalam ayat ini terdapat terjemahan yang berbeda di dalam kalimat Hiboq59 tiboq60 dan kalimat hiboz61 tiboz62. Kalimat ini berarti menjadi kosong sekosong-kosongnya dan

menjadi rusak serusak-rusaknya.

BHS

: Hiboq tiboq haar ts

hiboz tiboz. Kalimat ini berarti bumi menjadi kosong

sekosong-kosongnya dan menjadi rusak serusak-rusaknya.

NIV

: The earth will be completely laid waste and totally plundered. Kalimat ini

berarti Bumi akan sepenuhnya menjadi rusak dan benar-benar dijarah.

NRSV : The earth shall be utterly laid waste and utterly despoiled. Kalimat ini berarti Bumi akan sepenuhnya rusak dan sepenuhnya dirampas.

BIS

: Bumi akan berantakan dan dihancurkan.

LAI-TB : Bumi akan ditanduskan setandus-tandusnya, dan akan dijarah sehabishabisnya.

Dari beberapa terjemahan ini penulis mengikuti terjemahan BHS bumi menjadi kosong sekosong-kosongnya dan menjadi rusak serusak-rusaknya. Terjemahan ini menunjukkan

59

q/Bhi

merupakan bentuk niphal infinitive absolute, untuk qBohi dari kata dasar qqb yang berarti menjadi merupakan bentuk niphal future orang ke tiga tunggal feminin, dari kata dasar qqb yang berarti

kosong60

q/BiTi z/Bhiw

kosong61

merupakan bentuk niphal infinitive absolute dengan awalan w yang berarti dan. Dari kata dasar yang berarti menjadi rusak 62 z/Bti merupakan bentuk niphal future orang ke tiga tunggal feminin, dari kata dasar zzb yang berarti rusakzzb

33

dengan jelas bagaimana keadaan bumi saat terkena hukuman dari Allah. Dari akar kata yang sama menunjukkan intensitas dari hukuman tersebut. Allah menarik kembali karunia-Nya, yang diberikan dalam penciptaan. Ini adalah kebalikan dari tujuan penciptaan semula. Terjemahan penulis : Bumi menjadi kosong sekosong-kosongnya dan menjadi rusak serusak-rusaknya, sebab TUHAN mengucapkan perkataan ini. Ayat 4 : Transliterasi BHSavel navel

NIV

NRSV The earth dries up and withers, the world languishes and withers; the heavens languish together with the earth.

BIS Bumi menjadi kering dan layu, seluruh dunia merana. Langit dan bumi merana bersama-sama.

LAI-TB Bumi berkabung dan layu, ya, dunia merana dan layu, langit dan bumi merana bersama.

The earth dries up and haar ts umelel withers, the world navel t l languishes and withers, umelalu merom the exalted of the earth am-haar ts languish.

Dalam ayat ini terdapat kata am yang diletakkan di depan kata haar ts. Kata am63 berarti orang, bangsa. Sedangkan dalam terjemahan Alkitab NIV, NRSV, BIS dan LAI-TB tidak terdapat kata orang, bangsa. Penulis mengikuti terjemahan Alkitab BHS yang memakai kata orang, bangsa, karena dengan adanya kata ini menunjukkan bahwa tidak hanya bumi atau tempat tinggal manusia yang mengalami hukuman dari Allah, tetapi orang-orang yang menghuninya juga mengalami hukuman tersebut. Kata ini juga memperjelas kritik aparatus pada ayat 4. Terjemahan penulis : Bumi berkabung dan layu, dunia merana dan layu, orang-orang tinggi di bumi merana.63

Kata [' berarti orang, bangsa

34

Ayat 5 : Transliterasi BHSh ar ts khanef takhat yosyeveyah ki-averu torot khalefu khoq h feru berit olam

NIVThe earth is defiled by its people; they have disobeyed the laws, violated the statutes and broken the everlasting covenant.

NRSVThe earth lies polluted under its inhabitants; for they have transgressed laws, violated the statutes, broken the everlasting covenant.

BISBumi menjadi cemar karena penduduknya melanggar perintahperintah Allah, mengubah ketetapanketetapan-Nya dan mengingkari perjanjian yang dibuat-Nya dengan mereka untuk selama-lamanya.

LAI-TBBumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi.

Dalam ayat ini terdapat terjemahan yang sedikit berbeda, namun memiliki makna yang sama. kalimat yang digunakan masing-masing Alkitab saling melengkapi satu sama lain, sehingga makna teks yang sebenarnya dapat lebih dimengerti dengan baik. Namun penulis mengikuti terjemahan BHS yang juga disesuaikan dengan kritik aparatus pada ayat ini. NIV : Bumi ini dicemari oleh rakyatnya, mereka telah melanggar hukum,

melanggar undang-undang dan melanggar perjanjian yang kekal. NRSV : Bumi tercemar dengan penduduknya, karena mereka melanggar hukum, melanggar undang-undang, melanggar perjanjian yang kekal. BIS : Bumi menjadi cemar karena penduduknya melanggar perintah-perintah

Allah, mengubah ketetapan-ketetapan-Nya dan mengingkari perjanjian yang dibuatNya dengan mereka untuk selama-lamanya. LAI-TB : Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undangundang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi. Terjemahan penulis : Dan bumi tercemar karena penduduknya, sebab melanggar hukum, melanggar ketetapan, melanggar perjanjian abadi.

35

Ayat 6 : Transliterasi BHS NIVal-ken alah akhel er ts wayeesyemu yosyev i vah alken kharu yosyev i er ts nisyear enosi mizearTherefore a curse consumes the earth; its people must bear their guilt. Therefore earth's inhabitants are burned up, and very few are left.

NRSVTherefore a curse devours the earth, and its inhabitants suffer for their guilt; therefore the inhabitants of the earth dwindled, and few people are left.

BISSebab itu TUHAN telah mengutuk bumi dan menghukum penduduknya karena perbuatan mereka. Mereka dihanguskan dan sedikit saja dari mereka yang selamat.

LAI-TBSebab itu sumpah serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hukuman; sebab itu penduduk bumi akan hangus lenyap, dan manusia akan tinggal sedikit.

Dalam ayat ini terdapat terjemahan yang berbeda, namun memiliki makna yang hampir sama. kalimat yang digunakan masing-masing Alkitab saling melengkapi satu sama lain sehingga makna teks yang sebenarnya dapat lebih dimengerti dengan baik. Namun dari beberapa terjemahan ini, penulis mengikuti terjemahan BHS, di mana terjemahan ini dibuka dengan kalimat al-ken yang berarti oleh karena itu. Penulis berpendapat bahwa kalimat pembuka ini sangat memperjelas makna dari ayat ini, yakni ayat ini merupakan akibat dari ayat sebelumnya yang menyebabkan manusia mendapat hukuman dari Allah. NIV : Oleh karena suatu kutukan memakan bumi, rakyatnya harus menanggung

kesalahan mereka. Oleh karena itu penduduk bumi akan dibakar habis, dan sangat sedikit yang tersisa. NRSV : Oleh karena suatu kutukan memakan bumi, dan penduduknya menderita karena kesalahan mereka, karena itu penduduk bumi berkurang, dan beberapa orang yang tersisa. BIS : Sebab itu TUHAN telah mengutuk bumi dan menghukum penduduknya

karena perbuatan mereka. Mereka dihanguskan dan sedikit saja dari mereka yang selamat.

36

LAIT-TB : Sebab itu sumpah serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hukuman; sebab itu penduduk bumi akan hangus lenyap, dan manusia akan tinggal sedikit.

Terjemahan penulis : Oleh karena itu kutukan memakan bumi dan penduduk menanggung dosa, oleh karena itu penduduk bumi dibakar dan manusia menjadi sedikit yang tersisa. Ayat 7 : Transliterasi BHS NIV val t r sy The new wine dries up and the umelel -gaf n vine withers; all n enekhu kal- the merrymakers simekh i-l v groan.

NRSVThe wine dries up, the vine languishes, all the merryhearted sigh.

BISPohon anggur merana dan air anggur sukar didapat. Orang yang dahulu gembira sekarang sedih.

LAI-TBAir anggur tidak menggirangkan lagi, pohon anggur merana, dan semua orang yang bersukahati mengeluh.

Dalam ayat ini semua terjemahan menyebut tanaman anggur sebanyak dua kali. Namun penulis lebih mengikuti terjemahan NIV dan BHS, di mana dalam ke-dua terjemahan ini secara jelas menyebutkan keadaan masing-masing dari buah anggur yang baru dipetik dan pohon anggur itu sendiri. Dalam NIV menggunakan kalimay new wine yang berarti anggur baru. Kalimat yang sama juga dipakai dalam BHS t r sy64 yang berarti anggur baru. NIV : anggur baru mengering dan pohon anggur layu; semua pembuat gembira mengeluh. NRSV : anggur mengering, pohon anggur merana, semua kegembiraan hati mengeluh. BIS : Pohon anggur merana dan air anggur sukar didapat. Orang yang dahulu gembira sekarang sedih.

64

v/ry`Ti

merupakan kata benda tunggal maskulin, dari kata dasar vry yang berarti anggur baru.

37

LAI-TB : Air anggur tidak menggirangkan lagi, pohon anggur merana, dan semua orang yang bersukahati mengeluh.

Terjemahan penulis : Anggur baru berkabung, tanaman anggur merana, seluruh kegembiraan hati mengeluh. Ayat 8 : Transliterasi BHS NIVsy vat t ppim syeon sy vat kinnor mes s kh dal allizim mes sThe gaiety of the tambourines is stilled, the noise of the revelers has stopped, the joyful harp is silent.

NRSVThe mirth of the timbrels is stilled, the noise of the jubilant has ceased, the mirth of the lyre is stilled.

BISTidak lagi terdengar petikan kecapi yang riang dan tabuhan rebana yang meriah. Keramaian orang yang bersuka ria sudah berhenti.

LAI-TBKegirangan suara rebana sudah berhenti, keramaian orang-orang yang beria-ria sudah diam, dan kegirangan suara kecapi sudah berhenti.

Dalam ayat ini terdapat terjemahan yang berbeda, namun memiliki makna yang hampir sama. kalimat yang digunakan masing-masing terjemahan saling melengkapi satu sama lain sehingga makna teks yang sebenarnya dapat lebih dimengerti dengan baik. Namun dari semua terjemahan ini, penulis mengikuti terjemahan BHS, di mana dalam terjemahan ini secara tegas dikatakana bahwa semua hal yang berhubungan dengan kegirangan dan sukaria berhenti. Terjemahan penulis : Kegirangan rebana berhenti, suara bersukaria berhenti, kegirangan kecapi berhenti.

38

Ayat 9 : Transliterasi BHS NIVBasyir lo yisyetuy yin y mar sy khar lesyot iwNo longer do they drink wine with a song; the beer is bitter to its drinkers.

NRSVNo longer do they drink wine with singing; strong drink is bitter to those who drink it.

BISTak ada lagi yang minum anggur dengan bernyanyi, tak ada lagi yang menikmati lezatnya minuman keras.

LAI-TBTiada lagi orang minum anggur dengan bernyanyi, arak menjadi pahit bagi orang yang meminumnya.

Dalam ayat ini terdapat perbedaan terjemahan pada kata lo yang berarti tidak. Dalam terjemahan NIV, NRSV, BIS dan LAI-TB memakai kata tidak lagi; tak ada lagi; tiada lagi. Sedangkan dalam BHS hanya memakai kata tidak. Penulis mengikuti terjemahan BHS karena terjemahan ini menjelaskan bahwa orang-orang tidak minum anggur dengn bernyanyi karena memang minuman tersebut tidak dapat mengukacitakan hati lagi, seperti yang telah diberitahu dalam ayat 7 : anggur baru pun mengering, sehingga orang-orang tidak dapat minum anggur. NIV : Tidak lagi mereka minum anggur dengan lagu;

NRSV : Tidak lagi mereka minum anggur dengan bernyanyi, BIS : Tak ada lagi yang minum anggur dengan bernyanyi,

LAI-TB : Tiada lagi orang minum anggur dengan bernyanyi,

Terjemahan penulis : Tidak minum anggur dengan bernyanyi, minuman keras pahit untuk peminumnya.

39

Ayat 10 : Transliterasi BHS NIVnisyeber qireyatt h sugar k lba t mibo The ruined city lies desolate; the entrance to every house is barred.

NRSVThe city of chaos is broken down, every house is shut up so that no one can enter.

BISSeluruh kota rusuh; semua pintu rumah terkunci karena penghuninya ketakutan.

LAI-TBKota yang kacau riuh sudah hancur, setiap rumah sudah tertutup, tidak dapat dimasuki.

Dalam ayat ini terdapat terjemahan yang berbeda pada kata WhTo yang berarti kekosongan. BHS NIV : nisyeber qireyat-t h (rusak kota kekosongan) : The ruined city lies desolate (Kota rusak sunyi sepi)

NRSV : The city of chaos is broken down (Kota kekacauan dibagi) BIS : Seluruh kota rusuh

LAI-TB : Kota yang kacau riuh sudah hancur

Dari beberapa terjemahan ini, penulis mengikuti terjemahan BHS kekosongan karena kata ini juga digunakan untuk menggambarkan keadaan bumi dalam Kejadian 1:2 (tak berbentuk dan kosong). Keadaan ini hampir sama karena bumi mengalami hukuman dari Allah sehingga menjadi tak berbentuk dan kosong. Terjemahan penulis : Kota kekosongan rusak, pintu masuk seluruh rumah tertutup. Ayat 11 : Transliterasi BHS NIVtsewakh alhayyeyin bakhuts t arev kal-simekh gal mesos haar tsIn the streets they cry out for wine; all joy turns to gloom, all gaiety is banished from the earth.

NRSVThere is an outcry in the streets for lack of wine; all joy has reached its eventide; the gladness of the earth is banished.

BISOrang-orang berteriak di jalanjalan karena kehabisan air anggur. Tak ada lagi kegembiraan di negeri itu untuk selama-lamanya.

LAI-TBOrang menjerit di jalan-jalan karena tiada anggur, segala sukacita sudah lenyap, kegirangan bumi sudah hilang.

40

Dalam ayat ini terdapat terjemahan yang berbeda, namun memiliki makna yang sama. Kalimat yang digunakan masing-masing Alkitab saling melengkapi satu sama lain, sehingga makna teks yang sebenarnya dapat lebih dimengerti dengan baik. Namun penulis mengikuti terjemahan BHS yang juga disesuaikan dengan kritik aparatus pada ayat 11. Terjemahan penulis : Berteriak di jalan karena anggur, seluruh kegembiraan menjadi gelap, kegirangan bumi menghilang. Ayat 12 : Transliterasi BHS NIVNisyar ba r The city is left in syamm us y ruins, its gate is battered to pieces. yukat-syaar

NRSVDesolation is left in the city, the gates are battered into ruins.

BISKota sudah hancur lebur, dan gerbanggerbangnya runtuh berantakan.

LAI-TBYang terdapat dalam kota hanya kerusakan, pintu gerbang telah didobrak dan runtuh.

Dalam ayat ini terdapat terjemahan yang berbeda pada kata Nisyar65 yang berarti sisa. Penulis mengikuti terjemahan BHS dan NRSV yang memakai kata tersisa. Terjemahan ini secara jelas menunjukan bahwa hukuman tersebut sangat dasyat sehingga yang tersisa hanyalah kota yang hancur. BHS : tersisa di kota kehancuran NIV : kota ini hancur lebur NRSV : kehancuran yang tersisa di kota BIS : kota sudah hancur lebur LAI-TB : yang terdapat dalam kota hanya kerusakan

65

ra'v]n merupakan bentuk niphal kata kerja masaa lalu orang ke tiga tunggal maskulin, dari kata rav dasar yang berarti sisa.

41

Terjemahan penulis : yang tersisa di kota hanya kehancuran dan pintu gerbang runtuh hancur berkeping-keping. Ayat 13 : Transliterasi BHS NIVk kh yihey h beq rev haar ts bet k haammim ken q f zayit keolel t im-k l v ts r So will it be on the earth and among the nations, as when an olive tree is beaten, or as when gleanings are left after the grape harvest.

NRSVFor thus it shall be on the earth and among the nations, as when an olive tree is beaten, as at the gleaning when the grape harvest is ended.

BISItulah yang akan terjadi di seluruh bumi pada setiap bangsa. Sama halnya seperti di musim panen, waktu buah zaitun diambil sampai habis dan buah anggur yang terakhir dipetik dari pohon

LAI-TBSebab beginilah akan terjadi di atas bumi, di tengahtengah bangsabangsa, yaitu seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, seperti pada waktu pemetikan susulan, apabila panen buah anggur sudah berakhir.

Dalam ayat ini terdapat terjemahan yang berbeda pada kata beq rev66 yang berarti di tengahtengah. Penulis mengikuti terjemahan BHS di tengah-tengah karena terjemahan menunjukkan dengan jelas sasaran dari hukuman Allah. Penulis juga mengikuti terjemahan BHS pada kata keolel t67 yang berarti mengumpulkan sedikit-sedikit. Terjemahan ini menjelaskan bahwa hanya akan ada sedikit orang yang tertinggal. Terjemahn ini juga sesuai dengan kritik aparatus pada ayat ini. BHS : Karena demikian terjadi di tengah-tengah bumi ini, di tengah bangsa ini seperti memukul pohon zaitun seperti mengumpulkan sedikit-sedikit sekalipun berakhir panen anggur. NIV : Jadi akan terjadi di bumi dan di antara bangsa-bangsa, seperti ketika pohon zaitun yang dipukuli, atau seperti ketika yang tersisa tercecer setelah panen anggur. NRSV : Karena demikianlah akan terjadi di bumi dan di antara bangsa-bangsa, seperti ketika pohon zaitun yang dipukuli, seperti pada pemetikan susulan ketika panen anggur berakhir.66 67

merupakan bentuk kata benda tunggal maskulin dari kata dasar brq yang berarti di tengah-tengah. adalah bentuk kata benda jamak feminin, dengan awalan K] (ke : seperti) dari kata dasar ll[ yang berarti mengumpulkan sedikit-sedikit.br2q2B] tlle/[K]

42

BIS : Itulah yang akan terjadi di seluruh bumi pada setiap bangsa. Sama halnya seperti di musim panen, waktu buah zaitun diambil sampai habis dan buah anggur yang terakhir dipetik dari pohon

LAI-TB : Sebab beginilah akan terjadi di atas bumi, di tengah-tengah bangsa-bangsa, yaitu seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, seperti pada waktu pemetikan susulan, apabila panen buah anggur sudah berakhir.

Terjemahan penulis : Karena demikianlah akan terjadi di tengah-tengah bumi ini, di tengah bangsa ini seperti memukul pohom zaitun, seperti mengumpulkan sedikit-sedikit sekalipun panen anggur berakhir. Ayat 14 : Transliterasi BHS NIVh mm yiseu qol m yar nnu bigeon adonay s hal miyy mThey raise their voices, they shout for joy; from the west they acclaim the LORD's majesty.

NRSVThey lift up their voices, they sing for joy; they shout from the west over the majesty of the LORD.

BISOrang-orang yang selamat akan bernyanyi gembira. Orang di barat akan memberitakan keagungan TUHAN

LAI-TBDengan suara nyaring mereka bersorak-sorai, demi kemegahan TUHAN, mereka memekik dari sebelah barat

Dalam ayat ini terdapat terjemahan yang berbeda, namun memiliki makna yang sama. Kalimat yang digunakan masing-masing Alkitab saling melengkapi satu sama lain, sehingga makna teks yang sebenarnya dapat lebih dimengerti dengan baik. Namun penulis mengikuti terjemahan BHS yang juga disesuaikan dengan kritik aparatus pada ayat 14. Terjemahan penulis : Mereka mengangkat suaranya, bersorak-sorai dalam keagungan TUHAN, mereka bersorak dari laut.

43

Ayat 15 : Transliterasi BHS NIVal-k n baur m k b du adonay iyyei hayy m sy m adonay eloh y yisra lTherefore in the east give glory to the LORD; exalt the name of the LORD, the God of Israel, in the islands of the sea.

NRSVTherefore in the east give glory to the LORD; in the coastlands of the sea glorify the name of the LORD, the God of Israel.

BISdan orang di timur akan memuji Dia. Penduduk di pesisir akan mengagungkan TUHAN, Allah Israel.

LAI-TB"Sebab itu permuliakanlah TUHAN di negerinegeri timur, nama TUHAN, Allah Israel, di tanahtanah pesisir laut!"

Dalam ayat ini terdapat terjemahan yang berbeda pada kalimat baur m68 berarti dengan cahaya. Pada terjemahan lainnya memakai arti di Timur; di negeri-negeri Timur. Mungkin kata dengan cahaya menunjukkan letak bagian Timur, yang mengacu pada terbitnya matahari. Di mana biasanya matahari yang memancarkan cahayanya muncul dari bagian Timur, sehingga pada terjemahan lainnya memakai kalimat di Timur; di negeri-negeri Timur. Penulis mengikuti terjemahan BHS dengan cahaya karena penulis mencoba untuk menyesuaikan dengan kritik aparatus pada ayat 15. BHS : Oleh karena itu dengan cahaya menghormati TUHAN, di pesisir laut nama

TUHAN, Allah Israel. NIV : Oleh karena itu di timur memuji kebesaran; memberikan kemuliaan bagi

TUHAN; memuliakan nama TUHAN, Allah Israel, di kepulauan laut. NRSV : Oleh karena itu di timur memuji kebesaran; memberikan kemuliaan bagi TUHAN; di pesisir laut memuliakan nama TUHAN, Allah Israel. BIS : dan orang di timur akan memuji Dia. Penduduk di pesisir akan

mengagungkan TUHAN, Allah Israel. LAI-TB : "Sebab itu permuliakanlah TUHAN di negeri-negeri timur, nama TUHAN, Allah Israel, di tanah-tanah pesisir laut!"68

yrIauB adalah bentuk kata benda jamak maskulin, dengan awalan be (di, dalam, pada, dengan, oleh) dari kata dasar rwa yang berarti cahaya; kilauan.

44

Terjemahan penulis : Oleh karena itu muliakanlah TUHAN, dengan cahaya, di pesisir laut, nama TUHAN, Allah Israel. 2.6.4 Tafsiran Ayat per Ayat Ayat 1 : Sesungguhnya, Tuhan akan mengosongkan bumi ini dan membuangnya dan menjungkir-balikkan permukaannya lalu menyebar penduduknya. Ayat ini dimulai dengan suatu seruan, yakni kata hinn h69 yang berarti lihatlah! atau sesungguhnya. Kata ini sering dipakai oleh nabi sebagai kata pembukaan untuk menunjukkan bahwa apa yang dinubuatkan begitu nyata dan konkrit baginya. Dengan kata lain si nabi mengatakan bahwa betapa dahsyat kuasa Tuhan dan hukuman Tuhan yang akan dinyatakan. Mungkin juga dengan kata ini si nabi seolah-olah mengajak para pembaca untuk langsung menghayati dan menyaksikan hukuman yang sedang terjadi70. Dalam ayat ini yang menjadi sasaran hukuman dari Tuhan adalah bumi. Kata bumi di sini dapat berarti seluruh planet atau dunia yang dikenal. Dalam Perjanjian Lama 'erets (bumi) berhubungan dengan di atas "tanah", dalam pengertian alam semesta71. Penulis lebih setuju jika kata bumi dalam ayat ini menunjuk pada dunia yan dikenal, yaitu negerinegeri yang didiami oleh bangsa-bangsa seperti yang disebut dalam pasal 13-23 dalam kitab ini. Dalam ayat ini juga terdapat Kata boq q72 yang berarti mengosongkan; membuat kosong yang tidak terdapat dalam terjemahan Alkitab lainnya. Kata kerja ini menunjukkan bahwa pengosongan seluruh dunia adalah kebalikan dari tujuan penciptaan. Mungkin Allah

69

hNhi merupakan kata seru yang dipadukan dengan kata berikutnya sebagai awalan, yang berarti sesungguhnya! ; Lihatlah! 70 S. H. Widyapranawa, Tafsiran Yesaya Pasal 13-27, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989, hlm. 151. 71 Jan Bergman & Magnus Ottosson, 'erets, TDOT, Vol. I, Michigan: Grand Rapid, hlm. 393. 72 qqE/B merupakan bentuk kal partisip aktif tunggal maskulin, dari kata dasar qqb yang berarti mengosongkan; membuat kosong.

45

ingin mengosongkan bumi untuk menciptakan kehidupan yang baru dengan sisa manusia yang hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Kalimat selanjutnya yaitu menjungkir-balikkan permukaannya. Dari kata ini menunjukkan hubungan antara ayat 1 dengan ayat 2. Di mana kata menjungkir-balikkan menjelaskan bahwa keadaan orang-orang saat itu menjadi kacau; tidak lagi sesuai dengan keadaan awalnya. Keadaan awal dalam hal ini status sosial, kuasa, kekayaan, dan lain sebagainya. Mereka telah tercampur menjadi satu. Kemudian dilanjutkan dengan kalimat lalu menyebar penduduknya. Ini sangat mirip dengan Kejadian 11 tentang menara Babel. Ayat 2 : Lalu menjadi seperti rakyat demikianlah imam, seperti hamba laki-laki demikianlah tuannya, seperti hamba perempuan demikianlah nyonya, seperti pembeli demikianlah penjual, seperti peminjam demikianlah yang meminjamkan, seperti piutang demikianlah yang berpiutang. Dalam teks BIS dan LAI-TB menggunakan kata nasib. Sedangkan dalam teks BHS tidak terdapat kata nasib.Terjemahan sebenarnya adalah seperti rakyat, demikianlah imam, dst. Mungkin dalam teks BIS dan LAI-TB menggunakan kata nasib untuk menjelaskan kekacauan yang terjadi (Lih. Ayat 1, pada kalimat menjungkir-balikkan permukaannya). Dengan menggunakan gambaran yang diberikan oleh ayat 1, maka kekacaun itu dapat dimengerti. Kekacaun itu sudah mencakup seluruh kehidupan dan tata masyarakat. Hal lain yang ingin ditunjukkan dalam ayat ini adalah mengenai kesamaan keadaan semua orang. Jika menggunakan terjemahan dari teks BIS dan LAI-TB, akan terlihat jelas telah terjadi kesamaan nasib. Semua orang akan terkena penghukuman Tuhan dan mengalami keadaan yang sama. Di hadapan Tuhan semua manusia akan diperlakukan sama. kedudukan sosial, pengaruh, kuasa, kekayaan, dan lain sebagainya, tidak akan menolong apa-

46

apa73. Dalam ayat 1 Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dan pada ayat 2 tidak hanya kuasa-Nya yang ditunjukkan tetapi keadilan-Nya dalam penghukuman juga ditunjukkan. Kekacauan dan kesamaan keadaan (nasib) itu meliputi segala lapisan masyarakat dan bidang kehidupan masyarakat: bidang kultus, sosial dan ekonomi. Yang nabi maksudkan adalah bahwa semua pemerintah pemerintahan akan dihancurkan karena dalam hukuman tersebut, mereka yang paling kaya menjadi miskin dengan kemiskinan paling rendah. Singkatnya, ia menggambarkan kesedihan paling mengerikan, yang akan diikuti oleh perubahan yang tak dikehendaki74. Yang menarik perhatian di dalam rangkaian kontras perbandingan dalam ayat ini, ialah kontras perbandingan yang pertama : rakyat dengan imam. Para imam mempunyai kedudukan yang tersendiri di dalam masyarakat dan kedudukan mereka makin kuat pada zaman sesudah pembuangan. Mereka yang membina dan memimpin rakyat di dalam hal ibadah dan keselamatan. Akan tetapi, sejak zaman kuno para imam dikritik oleh nabi-nabi, karena menyalahgunakan jabatan (Hosea 4:4; 5:1 dan kecaman nabi Amos terhadap para imam). Bahkan bisa menyesatkan rakyat, sehingga dalam rangkaian penghukuman itu mereka tidak dikecualikan75. Seringkali dipersoalkan mengapa di dalam kontras perbandingan yang pertama tidak disebut rakyat dengan raja ? alasan yang pertama ialah pada zaman sesudah pembuangan, tidak ada lagi raja yang memerintah di Yehuda. Alasan kedua ialah sepanjang sejarah berita penghukuman, hukuman terhadap raja sudah sering diberitahukan. Gambaran dalam ayat-ayat ini jelas tidak terlepas dari konteks zaman di Israel76.

73 74

S. H. Widyapranawa, Tafsiran Yesaya Pasal 13-27, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989, hlm. 152 John Calvin, Commentary on The Book of The Prophet Isaiah, Michigan: Grand Rapids, 1984, hlm. 163. 75 S. H. Widyapranawa, Tafsiran Alkitab Kitab Yesaya Pasal 1-39, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010, hlm. 153. 76 S. H. Widyapranawa, Tafsiran Yesaya Pasal 13-27, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989, hlm. 152

47

Ayat 3 : Bumi menjadi kosong sekosong-kosongnya dan menjadi rusak serusak-rusaknya, sebab TUHAN mengucapkan perkataan ini. Dalam ayat ini kembali ditegaskan sekali lagi bahwa bumi benar-benar akan dikosongkan dan dirusak serusak-rusaknya. Kalimat Hiboq77 tiboq78 dan kalimat hiboz79

tiboz80. Kalimat ini berarti menjadi kosong sekosong-kosongnya dan menjadi rusak serusakrusaknya. Kata Hiboq berarti menjadi kosong. kata hiboz berart imenjadi rusak. Dari akar

kata yang sama menunjukkan intensitas dari hukuman tersebut. Perhatikan juga pemakaian bentuk infinitive absolut dalam ayat ini. Yang menjadi inti dari ayat ini adalah nabi ingin memberikan gambaran penghukuman yang total dengan segala akibatnya. Nabi menegaskan apa yang telah dikatakan. Ia menyatakan bahwa perubahan tersebut tidak akan disengaja, tetapi merupakan adalah karya Tuhan. Dalam ayat pertama, ia secara tegas menyatakan bahwa Tuhan membuat persiapan untuk mengosongkan bumi. Sekarang dia menegaskan bahwa hal itu terjadi, dan menambahkan alasannya, bahwa Tuhan telah bertujuan dan bertekad untuk melakukannya81. Kalimat selanjutnya ialah sebab TUHAN mengucapkan perkataan ini. Hal ini

menunjukkan kepastian peristiwa tersebut karena Allah telah mengucapkannya (lih. 24:3; 25:8, 40:8, 55:10-11). Kata rbDh'Ata, (et-haddabar)82 berarti perkataan ini. Kata hZ2h' (hazeh)83 berarti ini. Jadi kalimat ini berarti perkataan ini. Walaupun dalam teks aparatus dikatakan bahwa kalimat ini hanya merupakan tambahana dalam teks dan kemudian77

q/Bhi

merupakan bentuk niphal infinitive absolute, untuk qBohi dari kata dasar qqb yang berarti menjadi merupakan bentuk niphal future orang ke tiga tunggal feminin, dari kata dasar qqb yang berarti

kosong78

q/BiTi z/Bhiw

kosong79

merupakan bentuk niphal infinitive absolute dengan awalan w yang berarti dan. Dari kata dasar yang berarti menjadi rusak 80 z/Bti merupakan bentuk niphal future orang ke tiga tunggal feminin, dari kata dasar zzb yang berarti rusak 81 John Calvin, Commentary on The Book of The Prophet Isaiah, Michigan: Grand Rapids, 1984, hlm. 163. 82 rbDh' merupakan kata benda tunggal maskulin, dengan awalan ha (itu) dari kata dasar rbd yang artinya kata; perkataan; berbicara; perintah. 83 hZ2h' adalah kata ganti tunggal maskulin demonstratif, dari kata dasar hz yang artinya inizzb

48

dicoret. Namun dengan jelas menunjukkan bahwa yang mengucapkan perkataan ini adalah TUHAN. Ini dapat dilihat dari penggunaan kata zeh (hZ2) yang merupakan kata tunjuk untuk tunggal maskulin, dan dalam teks ini menunjuk kepada TUHAN. Ayat 4 : Bumi berkabung dan layu, dunia merana dan layu, orang-orang tinggi di bumi merana. Kata lb'a; (abhal) berarti berkabung, dalam kalimat Bumi berkabung dan layu digunakan untuk tidak mengacu pada orang, tetapi mengacu pada alam dan tumbuhtumbuhan "bumi" "ha'arets" (Yesaya 24:4). Mungkin kalimat ini berarti alam dan tumbuhtumbuhan yang terdapat di bumi "mengering dan layu". Biasanya ada hubungannya dengan sebuah bencana yang menimpa tanah. Ini adalah cara yang total atau luas dari penghakiman hukuman yang dinyatakan84. Kata !hl;b]n:85 berarti melayukan. Kata layu mewakili satu keadaan atau kondisi seperti daun. Ketika mereka kering tetapi masih melekat pada pohon. Gambaran dari daun yang layu atau tumbuhan mengering sering kali menjadi kiasan dari kemahakuasaan penghakiman ilahi. Allah akan menghapus daya atau tenaga hidup dari Yehuda (Yesaya 1:30) dan Efraim (Yesaya 28:1)86. Kata t l87 berarti dunia. Kata dunia termasuk juga langit dan bumi sebagai

kesatuan. Maka langit juga ikut merana karena langit itu tidak lagi menurunkan hujan. Gambaran semacam ini haruslah dimengerti dalam rangka pandangan kuno mengenai susunan alam semesta ini, di mana dunia (bumi) ini diliputi oleh air yang di bawah maupun air yang di atas (Kejadian 1:6-7; 7:11)88.

84 85

Baumann, abhal, TDOT Vol I, hlm.47 !hl;b]n: berasal dari bentuk kal partisip kata kerja masa lalu orang ke tiga tunggal feminin, dari kata dasar lbn yang artinya melayukan. 86 R. Laird Harris, Gleason Archer L, Bruce K Waltke, Theological Worldbook of The Old Testament, Volume 2, Chicago: Moody Pers, 1980, hlm. 548. 87 lbeTe merupakan kata benda tunggal feminin, dari kata dasar lby yang berarti dunia. 88 S. H. Widyapranawa, Tafsiran Yesaya Pasal 13-27, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989, hlm. 154

49

Kata wrm]89 berarti tinggi;angkuh; sombong. Kata [' berarti umat, suku, rakyat, bangsa. Jadi kalimat ini berarti umat yang tinggi;angkuh. Kalimat orang-orang tinggi di bumi merana90 menunjukkan bahwa Tuhan akan menimpakan hukuman, tidak hanya pada masyarakat umum, tetapi juga pada mereka yang melampaui orang lain dalam pangkat dan kemuliaan91. Ayat 5 : Dan bumi tercemar karena penduduknya, sebab melanggar hukum, melanggar ketetapan, melanggar perjanjian abadi. Dalam ayat ini diungkapkan penyebab dari hukuman Tuhan terhadap bumi dan penghuninya. Tuhan mengadili dunia berdasarkan firman-Nya (Yohanes 12:48) dan perjanjian-Nya. Tidak ada kriteria lain yang dapat digunakan oleh Tuhan kecuali diri-Nya sendiri. Dalam pandangan mata Tuhan, bumi sudah cemar, karena dicemari oleh

penduduknya. Kata hp;nj; (tanefa)92 berarti cemar. Yang membuat bumi menjadi cemar adalah perbuatan manusia yang telah melanggar ketetapan dan melanggar hukum. Manusia telah melakukan dosa dalam segala bentuk. Secara khusu beberapa ayat dalam Perjanjian Lama menghubungkan kecemaran bumi itu dengan beberapa macam dosa. Kebanyakan ahli tafsir menghubungkan kecemaran ini dengan apa yang tertulis dalam Bilangan 35:33 (bnd. Mazmur 106:38), yaitu mengenai penumpahan darah orang yang tidak bersalah atau hutang darah (bnd. kejadian 9:6), yeremia 3:2 menyebutkan hal perzinahan dan kejahatan, yeremia 3:9 tentang penyembahan berhala batu dan kayu. Hukum telah diabaikan, bahkan mereka dengan sadar mengubah sendiri ketetapan-ketetapan hukum tertentu secara sewenang-wenang (bnd. Roma 2:1-16)93.

89 90

kata benda tunggal maskulin, construct dari /rm; dari kata dasar wr yang artinya tinggi. Lihat kritik aparatus pada ayat 4 91 John Calvin, Commentary on The Book of The Prophet Isaiah, Michigan: Grand Rapids, 1984, hlm. 168-169 92 hp;nj; merupakan bentuk kal kata kerja masa lalu orang ketiga tunggal feminin, dari kata dasar 5nj yang berarti cemar; kotor 93 S. H. Widyapranawa, Tafsiran Alkitab Kitab Yesaya Pasal 1-39, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010, hlm. 154wrm merupakan

50

Kata Wrb][; (averu)94 berarti melanggar hukum. Kata tro/t (torot)95 berarti hukum. Kata Wpl]j; (khalefu)96 berarti melanggar. Kata qjo++ (khoq)97 berarti sesuatu yang ditetapkan; hukum; undang-undang. Terjemahan BIS : Bumi menjadi cemar karena penduduknya melanggar perintah-perintah Allah, mengubah ketetapan-ketetapan-Nya dan mengingkari perjanjian yang dibuat-Nya dengan mereka untuk selama-lamanya. Dalam versi BHS, NIV dan NRSV menerjemahkan dengan kata hukum. Perbedaan terjemahan pada kata perintah-perintah Allah dan kata hukum dalam versi BHS, NIV, NRSV dan BIS ini, menurut penulis menunjukkan bahwa hukum yang dimaksud dalam ayat ini menunjuk pada hukum Taurat. Penulis berpendapat demikian karena isi dari hukum Taurat adalah perintah-perintah Allah yang diberikan kepada umat pilihan-Nya. Hukum Taurat pada pokoknya menuntut adanya cinta kasih terhadap Allah dan sesama manusia. Kata Wrpehe (h feru)98 berarti melanggar. Kata tyrIB. (berit)99 berarti perjanjian . Kata l;/[ (olam)100 berarti tidak terbatas; abadi. Kalimat melanggar perjanjian abadi oleh kebanyakan ahli tafsir menghubungkannya dengan perjanjian Tuhan dengan Nuh (Kejadian 9). Tuhan memandang baik iman yang ada pada Nuh dan oleh karenanya maka Tuhan berkenan mengadakan perjanjian itu, di mana Ia berjanji tidak lagi akan menghukum dan dan menghancurkan dunia ini. Perjanjian ini disebut perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi (kejadian 9:16).

94

Wrb][; merupakan bentuk kal kata kerja masa lalu orang ke tiga jamak, dari kata dasar rb[ yang artinya melewati; melampaui; melanggar hukum. 95 tro/t merupakan bentuk kata benda tunggal feminin , construct dari hr/T dari kata dasar hry yang artinya hukum 96 Wpl]j; merupakan bentuk kal kata kerja masa lalu orang ke tiga jamak, dari kata dasar 5lj yang artinya melanggar 97 qjo++ merupakan bentuk kata benda tunggal maskulin, dari kata dasar qqj yang artinya sesuatu yang ditetapkan; hukum; undang-undang. 98 Wrpehe merupakan bentuk hiphil kata kerja masa lalu orang ke tiga jamak, dari kata dasar rrp yang berarti melanggar 99 tyrIB merupakan bentuk kata benda tunggal feminin, dari kata dasar hrb yang berarti perjanjian 100 l;/[ merupakan bentuk kata benda tunggal maskulin, dari kata dasar l[ yang berarti tidak terbatas; abadi

51

Perjanjian itu adalah perjanjian anugerah. Di dalam perjanjian itu selalu ada dua pihak, di mana kedua belah pihak harus saling mengindahkan dan memegang teguh perjanjian itu. Dari pihak manusia yang dituntut tidak lain ialah iman seperti yang dimiliki oleh Nuh. Dengan sikap dan tindakan manusia seperti yang diuraikan di atas, maka jelaslah manusia tidak lagi mempunyai iman yang demikian itu. Kata kekal di sini berarti bahwa perjanjian itu harus berl