BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

39
32 BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Latar Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia timur yaitu dari Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol, Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara. Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara). 1 Perkembangan masyarakat Gorontalo terjadi dalam bentuk perubahan baik kualitatif maupun kuantitatif. Sebab-sebab perubahan itu dapat di tinjau dari beberapa hal, antara lain pengaruh kemajuan di bidang pendidikan yaitu dengan adanya sekolah-sekolah unggulan sampai dengan perguruan tinggi yang semakin lama semakin bertambah. Perubahan lain bisa kita lihat dengan terbukanya komunikasi dan transportasi darat, laut, udara yang makin membaik sehingga mempercepat arus informasi dari luar. Akibat perkembangan itu tentu saja berpengaruh pada pola pikir serta pandangan penilaian terhadap kebudayaan dan adat istiadat. Untuk mencegah terjadinya perubahan ke arah yang 1 http://www.gorontalokota.go.id . Di Akses Tanggal 12 Maret 2012 (21:15 WITA)

Transcript of BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

Page 1: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

32

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Latar

Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan salah

satu kota tua di Sulawesi selain kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Gorontalo

pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia timur

yaitu dari Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut

Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah

sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol, Toli-Toli, Luwuk Banggai,

Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara. Gorontalo menjadi

pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap

Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara).1

Perkembangan masyarakat Gorontalo terjadi dalam bentuk perubahan

baik kualitatif maupun kuantitatif. Sebab-sebab perubahan itu dapat di tinjau dari

beberapa hal, antara lain pengaruh kemajuan di bidang pendidikan yaitu dengan

adanya sekolah-sekolah unggulan sampai dengan perguruan tinggi yang semakin

lama semakin bertambah. Perubahan lain bisa kita lihat dengan terbukanya

komunikasi dan transportasi darat, laut, udara yang makin membaik sehingga

mempercepat arus informasi dari luar. Akibat perkembangan itu tentu saja

berpengaruh pada pola pikir serta pandangan penilaian terhadap kebudayaan

dan adat istiadat. Untuk mencegah terjadinya perubahan ke arah yang

1 http://www.gorontalokota.go.id. Di Akses Tanggal 12 Maret 2012 (21:15 WITA)

Page 2: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

33

negatif atau pemusnahan nilai-nilai luhur dalam tradisi daerah, maka perlu di

adakan pembakuan dan pelestarian adat istiadat itu. Dalam peradatan itu

terekam ciri khas masyarakat Kota Gorontalo yaitu:

(1) Mementingkan hubungan kekeluargaan dan kerjasama.

(2) Bersifat ramah terhadap siapa saja.

(3) Pengaruh adat yang kuat dalam perilaku kehidupan-kehidupan sebab

berlaku prinsip Adat Bersedikan Syara, Syara Bersendikan Kitabullah.

Arti dari ungkapan ini adalah bahwa adat dilaksanakan berdasarkan

syara (aturan), sedangkan aturan ini harus berdasarkan AI-Quran.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa sendi-sendi kehidupan

masyarakat Gorontalo adalah sangat religius dan penuh tatanan nilai-nilai yang

luhur. Dengan ungkapan di atas maka Gorontalo disebut dengan Serambi

Medinah. Selain itu Gorontalo juga memiliki catatan sejarah tersendiri yang tidak

lepas dari bangunan benda cagar budaya yang merupakan bukti peninggalan

sejarah Gorontalo.

Gorontalo memiliki berbagai macam benda cagar budaya terdiri dari situs

dan makam-makam keramat merupakan kenangan masa lalu yang menjadi bukti

sejarah perjuangan rakyat Gorontalo pada masa penjajahan. Selain itu benda cagar

budaya di Gorontalo merupakan warisan budaya yang perlu dimanfaatkan

keberadaannya karena melalui benda cagar budaya kita bisa menggali nilai-nilai

penting sejarah yang terkandung di dalamnya.

Page 3: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

34

4.1.2 Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Provinsi Gorontalo

Sebelum masa penjajahan keadaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-

kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-

kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut Pohala'a.

daerah Gorontalo ada lima pohala'a :

a) Pohala'a Gorontalo

b) Pohala'a Limboto

c) Pohala'a Suwawa

d) Pohala'a Boalemo

e) Pohala'a Atinggola

Perkembangan masyarakat Gorontalo terjadi dalam bentuk perubahan

baik kualitatif maupun kuantitatif. Sebab-sebab perubahan itu dapat di tinjau dari

beberapa hal, antara lain pengaruh kemajuan di bidang pendidikan yaitu dengan

adanya sekolah-sekolah unggulan sampai dengan perguruan tinggi yang semakin

lama semakin bertambah. Perubahan lain bisa kita lihat dengan terbukanya

komunikasi dan transportasi darat, laut, udara yang makin membaik sehingga

mempercepat arus informasi dari luar.

Akibat perkembangan itu tentu saja berpengaruh pada pola pikir

serta pandangan penilaian terhadap kebudayaan dan adat istiadat. Untuk

mencegah terjadinya perubahan ke arah yang negatif atau pemusnahan nilai-

nilai luhur dalam tradisi daerah, maka perlu di adakan pembakuan dan

pelestarian adat istiadat itu. Kebudayaan berporos pada daya hidup, akal sehat

dan kesadaran manusia, Karena itu dalam membahas kebudayaan (termasuk

Page 4: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

35

sejarah), usaha-usaha kreatif (dalam penelitian, penulisan, pengkajian dan praktik)

adalah keniscayaan.2 Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa kebudayaan

perlu dipertahankan dan dikembangkan karena kebudayaan adalah ciri khas dalam

kehidupan suatu masyarakat.

Dalam peradatan masyarakat Gorontalo terekam ciri khas yaitu:

(1) Mementingkan hubungan kekeluargaan dan kerjasama.

(2) Bersifat ramah terhadap siapa saja.

(3) Pengaruh adat yang kuat dalam perilaku kehidupan-kehidupan sebab

berlaku prinsip adat bersedikan syara, syara bersendikan kitabullah. Arti dari

ungkapan ini adalah bahwa adat dilaksanakan berdasarkan syara (aturan),

sedangkan aturan ini harus berdasarkan AI-Quran. Dengan demikian

dapat dipahami bahwa sendi-sendi kehidupan masyarakat Gorontalo

adalah sangat religius dan penuh tatanan nilai-nilai yang luhur. Dengan

ungkapan di atas maka Gorontalo disebut dengan Serambi Medinah.

(4) Suka berfikir yang kritis, walaupun menampilkan pola kesederhanaan.

(5) Suka menghormati dan menghargai orang, dengan dasar bahwa

penghargaan terhadap orang lain itu berarti penghargaan terhadap orang lain

itu berarti penghargaan diri sendiri dan tidak bertentangan dengan

agama.

Antara agama dan kebudayaan di dalam masyarakat mempunyai hubungan

erat. Banyak pengaruh agama terhadap budaya diantaranya butir-butir ajaran

2 Basri Amin. 2012 Memori Gorontalo. Teritori, Transisi, dan tradisi. Yogyakarta Ombak. Hlm 113

Page 5: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

36

agama yang diberlakukan menjadi budaya masyarakat Gorontalo itu sendiri.

Adapun contoh kecil dari pengaruh agama terhadap budaya pada masyarakat

Gorontalo dapat kita lihat pada pelaksanaan tahunan tradisi Meeraji (Tradisi

Maulid Nabi Muhammad SAW). Kerukunan antar umat beragama di Gorontalo

terjalin hubungan yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat pada kondisi

masyarakat yang hidup berdampingan dengan tenang dan damai yang telah

terjalin selama ini. Dengan berpegang pada falsafah adat bersendikan syara' dan

syara' bersendikan kitabullah ciri religius sangat lekat pada masyarakat

Gorontalo.3

Gorontalo dikenal sebagai salah satu kota perdagangan, pendidikan, dan

pusat pengembangan kebudayaan Islam di Indonesia Timur. Sejak dulu Gorontalo

dikenal sebagai Kota Serambi Madinah. Hal itu disebabkan pada waktu dahulu

Pemerintahan Kerajaan Gorontalo telah menerapkan syariat Islam sebagai dasar

pelaksanaan hukum, baik dalam bidang pemerintahan, kemasyarakatan, maupun

pengadilan. Hal ini dapat dilihat dari filosofi budaya Gorontalo yang Islami

berbunyi, Adat Bersendikan Syara dan Syara Bersendikan Kitabullah (Al-Quran),

Syara adalah hukum yang berdasarkan syariat Islam. Karena itu, Gorontalo

ditetapkan sebagai salah satu dari 19 daerah hukum adat di Indonesia. Raja

pertama di Kerajaan Gorontalo yang memeluk agama Islam adalah Sultan Amai,

yang kemudian namanya diabadikan sebagai nama perguruan tinggi Islam di

Provinsi Gorontalo yaitu STAIN (Sultan Amai). Pohalaa Gorontalo merupakan

pohalaa yang paling menonjol diantara kelima pohalaa tersebut.

3 http://www.gorontalokota.go.id. Diakses tanggal 10 april 2012 (19:13 WITA)

Page 6: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

37

Kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan di wilayah Gorontalo relatif

stabil dan kondusif, di Gorontalo tidak pernah terjadi perkelahian antar kampung

atau konflik Sara yang melibatkan massa. Hal ini dikarenakan kehidupan sosial

kemasyarakatan dan keagamaan di Gorontalo sangat terpelihara. Nilai-nilai

demokrasi yang diwariskan dari generasi ke generasi dengan simbol budaya

“huyula” atau gotong-royong masih sangat mewarnai kehidupan masyarakat.

prinsip adat bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah, kedua nilai

tersebut merupakan hukum sekaligus perekat seluruh masyarakat dengan

keharusan menjalankan syariat bagi pemeluk agama Islam dan kewajiban

menghormati dan membantu pemeluk agama lain.

4.2. Sajian Data

Dari hasil penelitian dan observasi yang dilakukan peneliti menemukan

beberapa hal sebagai berikut :

4.2.1 Cagar Budaya di Provinsi Gorontalo

Tabel 1. Benda cagar budaya di Provinsi Gorontalo

No Nama cagar budaya Lokasi

Kota Gorontalo

1 Komplek Benteng Otanaha Kelurahan Dembe

kecamatan kota barat

2 Makam Aulia Male Ta Ilayabe Kelurahan Leato

kecamatan kota timur

3 PT. Pelni Gorontalo (K.P.M)

Kelurahan Biawao

kecamatan kota selatan

4 Tempat tinggal tentara Belanda

Kelurahan Heledulaa

Kecamatan kota timur

5 Hotel Melati (Hotel Velberg) Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

6 Kantor dinas kehutanan (Ex.Rumah bangsawan

Belanda )

Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

Page 7: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

38

7 Villa Swwet Home Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

8 E.ballom listrik Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

9 Rumah sakit tentara (poliklinik induk tentara) Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

10 Kodim 1304. Eur lager school (ELS) Kelurahan Biawao

kecamatan kota selatan

11 Kantor Tepbek V11-44.01-B (bioskop lama) Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

12 Komplek Pilboks-menara Suar-rumah jaga Lingkungan 11 Leato

kecamatan kota timur

13 SDN 61 kota Gorontalo (HIS-ALS-SRN 1V-

SDN 1- SDN 4)

Kelurahan Ipilo

kecamatan kota timur

14 Rudis Gubernur Gorontalo (kantor Landbouw

Voori.Dients)

Kelurahan Biawao

kecamatan kota selatan

15 Kantor Pos kota Gorontalo Kelurahan Ipilo

kecamatan kota selatan

16 Makam Tambola Kelurahan Leato

kecamatan kota selatan

17 Rumah keluarga Jibran Kelurahan Limba B

kecamatan kota selatan

18 Gereja Bethel (Gereja Tionghoa) Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

19 Gereja Imanuel Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

20 Rumah sastrawan H.B.Yassin, eks Kota selatan

21 SMA N 1 Gorontalo Kelurahan Ipilo

kecamatan kota timur

22 Makam Aulia Raja Ilato Ju Panggola Kelurahan Dembe 1

kecamatan kota

23 Masjid Tua Hunto Sultan Amay Kota selatan

24 Makam Tadila Oyibuo Kelurahan Donggala

kecamatan kota selatan

25 Rumah Syeh Abdul Alamri Kota selatan

26 Makam Ju Panggola Kecamatan kota barat

27 Kelenteng Thian Hou Kiong Kecamatan kota timur

Kabupaten Gorontalo

Page 8: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

39

1 Makam Raja Tuniyo Mongolato kecamatan

Telaga

2 Masjid Tua Ar-Rahman Bulila Bulila kecamatan Telaga

3 Rumah Raja Eyato Bulila kecamatan Telaga

4 Rumah keluarga Hiola Tuladenggi kecamatan

Telaga Biru

5 Rumah keluarga Nelly Yusuf Tuladenggi kecamatan

Telaga Biru

6 Istana Raja Aluhu Raja Siendeng Tamalate Bunbulan kecamatan

Tilamuta

7 Makam Raja Tabalabala Luwoo kecamatan Telaga

8 Makam Raja Olii Limboto Bakia kecamatan

Limboto barat

9 Istana Raja Aluhu Raja Siendeng Tamalate Bumbulan kecamatan

Tilamuta

10 Situs purbakala Limboto Limboto

11 Pendaratan Bung Karno Iluta kecamatan Batudaa

Kabupaten Bone Bolango

1 kawasan bangunan kolonial kabila Suwawa

2 Makam Raja Blongkot Dunggala kecamatan

Tapa

3 Situs Kubur Oluhuta Bonepantai

4 Makam Nani Wartabone Bubeya kecamatan

Suwawa

Kabupaten Gorontalo Utara

1 Benteng Orange Desa Dambalo

kecamatan Kwandang

2 Benteng Maas Desa Moluo kecamatan

Kwandang

Kabupaten Boalemo

1 Makam Tambalo

2 Makam Sultan Harudji Modelomo kecamatan

Tilamuta

Page 9: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

40

Kabupaten Pohuwato

Belum dilakukan kegiatan Inventarisasi

Sumber : Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala 2012

Berdasarkan tabel di atas menujukan secara keseluruhan cagar budaya

yang ada di provinsi Gorontalo yang tergolong atas situs-situs dan makam-makam

raja merupakan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Balai Pelestarian

Peninggalan Purbakala (BP3) bahwa di Kota Gorontalo terdapat 27 cagar budaya,

Kabupaten Gorontalo terdapat 11 cagar budaya, Kabupaten Bone Bolango

terdapat 4 cagar budaya, Kabupaten Gorontalo Utara terdapat 2 cagar budaya,

Kabupaten Boalemo terdapat 2 cagar budaya, sedangkan di Kabupaten Pohuwato

belum dilakukan Inventarisasi, sehingga total keseluruhan cagar budaya yang

tersebar di Provinsi Gorontalo ada 46 cagar budaya.

Berdasarkan uraian di atas maka Gorontalo memiliki benda cagar budaya

yang tersebar di berbagai wilayah Gorontalo. Benda cagar budaya tersebut

mengandung nilai-nilai penting sejarah serta menyimpan kenangan masa lalu yang

menjadi bukti perjuangan masyarakat Gorontalo. Dari 46 benda cagar budaya

yang ada di Gorontalo, ada yang belum memiliki surat keputusan (SK) penetapan

dari kementerian kebudayaan dan pariwisata RI dan ada juga beberapa benda

cagar budaya yang sudah memiliki SK penetapan dari kementerian kebudayaan

dan pariwisata RI adalah sebagai berikut :

Page 10: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

41

Tabel 2. Benda cagar budaya di Gorontalo yang belum memiliki SK penetapan

kementerian kebudayaan dan pariwisata RI

No Nama cagar budaya Wilayah

Kota Gorontalo

1 Makam Aulia Male Ta Ilayabe Kelurahan Leato

kecamatan kota timur

2 Tempat tinggal tentara Belanda Kelurahan Heledulaa

Kecamatan kota timur

3 Hotel Melati (Hotel Velberg) Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

4 Kantor dinas kehutanan (Ex.Rumah bangsawan

Belanda )

Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

5 Villa Swwet Home Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

6 E.ballom listrik Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

7 Rumah sakit tentara (poliklinik induk tentara) Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

8 Kodim 1304. Eur lager school (ELS) Kelurahan Biawao

kecamatan kota selatan

9 Kantor Tepbek V11-44.01-B (bioskop lama) Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

10 Komplek Pilboks-menara Suar-rumah jaga Lingkungan 11 Leato

kecamatan kota timur

11 SDN 61 kota Gorontalo (HIS-ALS-SRN 1V-

SDN 1- SDN 4)

Kelurahan Ipilo

kecamatan kota timur

12 Rudis Gubernur Gorontalo (kantor Landbouw

Voori.Dients)

Kelurahan Biawao

kecamatan kota selatan

13 Makam Tambola Kelurahan Leato

kecamatan kota selatan

14 Rumah keluarga Jibran Kelurahan Limba B

kecamatan kota selatan

15 Gereja Bethel (Gereja Tionghoa) Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

16 Gereja Imanuel Kelurahan Tenda

kecamatan kota selatan

17 Rumah sastrawan H.B.Yassin, eks Kota selatan

18 SMA N 1 Gorontalo Kelurahan Ipilo

kecamatan kota timur

Page 11: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

42

19 Makam Aulia Raja Ilato Ju Panggola Kelurahan Dembe 1

kecamatan kota

20 Masjid Tua Hunto Sultan Amay Kota selatan

21 Makam Tadila Oyibuo Kelurahan Donggala

kecamatan kota selatan

22 Rumah Syeh Abdul Alamri Kota selatan

23 Makam Ju Panggola Kecamatan kota barat

24 Kelenteng Thian Hou Kiong Kecamatan kota timur

Kabupaten Gorontalo

1 Makam Raja Tuniyo Mongolato kecamatan

Telaga

2 Rumah Raja Eyato Bulila kecamatan Telaga

3 Rumah keluarga Hiola Tuladenggi kecamatan

Telaga Biru

4 Rumah keluarga Nelly Yusuf Tuladenggi kecamatan

Telaga Biru

5 Istana Raja Aluhu Raja Siendeng Tamalate Bunbulan kecamatan

Tilamuta

6 Makam Raja Tabalabala Luwoo kecamatan Telaga

7 Makam Raja Olii Limboto Bakia kecamatan

Limboto barat

8 Istana Raja Aluhu Raja Siendeng Tamalate Bumbulan kecamatan

Tilamuta

9 Situs purbakala Limboto Limboto

10 Pendaratan Bung Karno Iluta kecamatan Batudaa

Kabupaten Bone Bolango

1 kawasan bangunan kolonial kabila Suwawa

2 Situs Kubur Oluhuta Bonepantai

Kabupaten Gorontalo Utara

1 Benteng Maas Desa Moluo kecamatan

Kwandang

Page 12: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

43

Kabupaten Boalemo

1 Makam Tambalo

2 Makam Sultan Harudji Modelomo kecamatan

Tilamuta

Sumber : Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala 2012

Berdasarkan tabel di atas menunjukan secara keseluruhan cagar budaya

yang ada di provinsi Gorontalo yang tergolong atas situs-situs dan makam-makam

raja merupakan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Balai Pelestarian

Peninggalan Purbakala (BP3) yang belum memiliki surat keputusan (SK)

ketetapan dari kementerian kebudayaan dan pariwisata bahwa di Kota Gorontalo

terdapat 24 cagar budaya, Kabupaten Gorontalo terdapat 10 cagar budaya,

Kabupaten Bone Bolango terdapat 2 cagar budaya, Kabupaten Gorontalo Utara

terdapat 1 cagar budaya, Kabupaten Boalemo terdapat 2 cagar budaya, sedangkan

di Kabupaten Pohuwato belum dilakukan Inventarisasi, sehingga total

keseluruhan cagar budaya yang tersebar di Provinsi Gorontalo dan tidak memiliki

SK petetapan dari kementerian kebudayaan dan pariwisata RI ada 39 cagar

budaya.

Tabel 3. Cagar budaya di Gorontalo yang sudah memiliki SK penetapan

kementerian kebudayaan dan pariwisata RI

No Nama cagar budaya Wilayah Surat

Keputusan/Penetapan

cagar budaya

1 Komplek Benteng Otanaha Desa dembe 1

kota barat

Pemenbudpar No PM

30/PW 007/MKP 2008

2 PT Pelni Gorontalo (K.P.M) Kelurahan

Biawao kota

selatan

PM.

10/PW.007/MKP/2010

Page 13: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

44

3 Kantor Pos Gorontalo Kelurahan ipilo

kota selatan

PM.10/PW.007/MKP/2010

4 Masjid Tua Ar-Arahman Kelurahan

Bulila

kecamatan

Telaga

KM12/PW007/MKP03

5 Makam Raja Blongkot Desa Dunggala

kecamatan Tapa

PM.10/PW.007/MKP/2010

6 Makam Nani Wartabone Desa Bubeya

kecamatan

Suwawa

PM.10/PW.007/MKP/2010

7 Benteng Orange Desa Dambalo

kecamatan

Kwandang

Pemenbudpar No Pm

30/PW 007/MKP 2008

Sumber : Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala 2012

Berdasarkan tabel di atas menunjukan secara keseluruhan cagar budaya

yang ada di Provinsi Gorontalo yang tergolong atas situs-situs dan makam-makam

raja merupakan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Balai Pelestarian

Peninggalan Purbakala (BP3) dan sudah memiliki surat keputusan (SK) petetapan

dari kementerian kebudayaan dan pariwisata RI bahwa cagar budaya yang

tersebar di Provinsi Gorontalo terdapat tujuh cagar budaya yang sudah memiliki

SK.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini difokuskan pada benda

cagar budaya yang sudah memiliki surat keputusan (SK) ketetapan dari

kementerian kebudayaan dan pariwisata RI karena cagar budaya tersebut sudah

dilakukan penelitian Arkeologi dari kementerian kebudayaan melalui Balai

Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) dan hal ini sudah diakui oleh pemerintah

pusat, sementara yang belum memiliki SK penetapan dari hasil wawancara

dengan Romi Hidayat selaku Arkeologi sekaligus kepala bidang Inventarisai cagar

budaya Gorontalo di BP3 (wawancara 12 April 2012 ) mengatakan bahwa cagar

Page 14: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

45

budaya yang belum memiliki SK dikarenakan belum memiliki data-data atau

deskripsi lengkap dan untuk sementara ini masih dalam tahap proses apakah layak

atau tidak untuk diusulkan ke kementerian kebudayaan dan pariwisata agar

mendapatkan SK penetapan.

4.2.2 Deskripsi Singkat Benda Cagar Budaya yang Sudah Memiliki Surat

Keputusan/Penetapan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

RI.

1. Benteng otanaha

Menurut penuturan Hamrain Husain (wawancara 10 mei 2012) selaku

pengurus Benteng Otanaha dan diperkuat dengan arsip yang didapat dari Dinas

Pariwisata Kota Gorontalo serta arsip dari BP3 Gorontalo bahwa benteng otanaha

memiliki SK penetapan kementerian kebudayaan dan pariwisata RI dengan SK

PM.10/PW.007/MKP/2010. Benteng otanaha terletak di atas bukit di Kelurahan

Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Benteng ini dibangun sekitar

tahun 1522. Benteng otanaha terletak di atas sebuah bukit, dan memliki 4 buah

tempat persinggahan dan 348 buah anak tangga ke puncak sampai kelokasi

benteng. Jumlah anak tangga tidak sama untuk setiap persinggahan. Dari dasar ke

tempat persinggahan I terdapat 52 anak tangga, ke persinggahan II terdapat 83

anak tangga, ke persinggahan III terdapat 53 anak tangga, dan dan ke

persinggahan IV memiliki 89 anak tangga. Sementara ke area benteng terdapat 71

anak tangga, sehingga jumlah keseluruhan anak tangga yaitu 348.

Lebih jelasnya dipertegas lagi bahwa Pada sekitar abad ke 15 daratan

Gorontalo diduga masih sebagian besar di liputi oleh air laut. Ketika itu wilayah

Page 15: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

46

Gorontalo sudah berbentuk kerajaan dibawah pimpinan raja Ilato

(Matolodulakiki) bersama permaisurinya Tolangohula (1505-1585). Keterunan

mereka terdiri dari tiga orang anak, masing-masing, Ndoba (wanita), Tilaya

(wanita), dan Naha (pria). Sewaktu berusia remaja, Naha pergi melanglang buana,

sementara itu Ndoba dan Tilaya tetap tinggal diwilayah kerajaan. Suatu ketika

sebuah kapal layar Portugis singgah di pelabuhan Gorontalo. Karena kehabisan

bahan makanan, pangaruh cuaca buruk, dan gangguan bajak laut. Kesempatan ini

dimanfaatkan oleh para Nahkoda Portugis untuk bertemu dengan raja Ilato yang

merupakan penguasa kerajaan Gorontalo.

Pertemuan tersebut menghasilkan sebuah kesepakatan, bahwa untuk

memperkuat pertahanan keamanan dalam negeri, akan dibangun atau didirikan

tiga buah Benteng di atas perbukitan kelurahan Dembe, Kecamatan Kota Barat

yang sekarang ini, yakni pada tahun 1525.

Ternyata, para nahkoda Pertugis hanya memperalat pasukan Ndoba dan

Tilaya yang diperkuat para Apitalawo (kapten laut) masing-masing Apitalawo

Djailini, bangkit dan mendesak bangsa Portugis untuk segera meniggalkan

daratan Gorontalo. Para nahkoda Portugis langsung meninggalkan pelabuhan

Gorontalo

Pada tahun 1585, Naha kembali dari perantauan dan menemukan ketiga

benteng. Ketika itu Naha memperisistri seorang wanita yang bernama Ohihiya.

Dari pasangan suami istri lahirlah dua orang putra yaitu Paha (pahu), dan Limonu.

Ketika terjadi perang melawan Hemuto (pimpinan rombongan transmigrasi),

melalui jalur utara. Naha dan Pahu gugur melawan Hemuto. Limonu menuntut

Page 16: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

47

balas atas kematian ayah dan kakaknya, dan berhasil membunuh dalam sebuah

peperangan. Selama dalam peperangan, Naha, Ohihiya, Pahu, dan Limonu telah

memanfaatkan ketiga benteng tersebut sebagai pusat kekuatan pertahanan

sehingga dengan latar belakang ini, ketiga benteng ini di abadikan sebagai berikut.

a. Otanaha : Ota berarti benteng, dan Naha berarti orang yang menemukan

benteng tersebut. Jadi otanaha berarti benteng yang ditemukan oleh Naha.

b. Ulupahu : Ulu akronim dari kata Uwole (milik dari Pahu), Pahu adalah

putera Naha. Jadi Ulupahu berarti benteng milik Pahu (Paha) Putra

Naha.

c. Otahiya : Ota berarti benteng, dan Hiya akronim dari Ohihiya (isteri

Naha). Jadi Otahihiya yaitu benteng milik Ohihiya.

2. Benteng orange

Berdasarkan arsip yang didapat dari Balai Pelestarian Peninggalan

Purbakala (BP3) bahwa benteng orange sudah memiliki SK penetapan dari

kementerian kebudayaan dan pariwisata RI dengan SK permenbudpar No PM

30/PW007/MKP 2008. Benteng orange terletak di atas bukit yang secara

atministratif termasuk dalam wilayah Desa Dambalo, Kecaamatan Kwandang

Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo.

Lingkungan disekitar benteng orange di kelilingi tanah perladangan dan

terdapat tambak ikan yang berada di aliran sungai Poso. Adapun batas-batas dari

benteng orange adalah di sebelah utara berbatasan dengan perkebunan kelapa,

sebelah selatan berbatasan dengan perkebunan kelapa dan sungai Poso, sebelah

Page 17: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

48

timur berbatasan dengan perkebunan kelapa dan sebelah barat berbatasan

perkebunan kelapa dan lahan persawahaan.

Dari penuturan masyarakat setempat dan dipertegas lagi oleh Hasan

Lagani selaku juru pelihara benteng orange (wawancara 9 Mei 2012) mengatakan

bahwa pada masa lampau disekitar benteng orange pernah terdapat pemukiman

suku Buol dan suku Gorontalo dari kerajaan Limboto. Masuknya suku Gorontalo

dari Limboto ini didorong dengan keakhawatiran mereka bahwa Tomiloto akan di

kuasai oleh kerajaan Buol. Pada saat itu di perairan pantai Kwandang terjadi

peperangan masyarakat setempat melawan Mangindano (kelompok bajak laut

yang berasal dari Philipina-Mindanawo). Pada pertengahan abad ke 15-16 M,

bangsa barat mulai datang ke Indonesia, diantaranya bangsa Portugis yang menuju

ke wilayah timur berhasil menduduki kepulauan Maluku-Tarnate, kemudian ke

Gorontalo melalui Kwandang. Keinginan bangsa Portugis untuk menguasai

daerah Gorontalo dan mempertahankan serangan bajak laut dari Philipina,

terutama di pesisir utara Kwandang yang diantisipasi dengan membangun benteng

orange sekitar tahun 1526. Pada mulanya nama benteng ini disebut Ota,

kemudian oleh bangsa Belanda di beri nama benteng orange. Benteng ini di

fungsikan sebagai basis pertahanan di darat dan di laut.

Kedatangan bangsa Belanda awal abad ke-17 menyebabkan bangsa

Portugis terdesak mundur dari wilayah Gorontalo. Pada abad ke-18 benteng

orange di perbaiki oleh bangsa Belanda dan dilakukan pula penambahan-

penambahan serta perubahan pada bagian benteng tersebut, seperti bangunan-

bangunan kecil di atas bukit sebagai tempat memantau dan pusat penembakan.

Page 18: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

49

Panjang dinding benteng orange sisi sebelah selatan adalah 26,40 m, sisi

barat 38,10 m, sisi utara 22,75 m, dan sisi timur 41,80 m, dengan tinggi benteng

antara 2,00 m. ketebalan dinding benteng rata-rata 69 cm.

Bastion benteng terletak di sisi tenggara, bastion adalah bagian dinding

benteng yang menjorok keluar, difungsikan sebagai tempat untuk memantau dan

tempat dudukan senjata/meriam. Bastion berdiameter 1,60 m dan tinggi 5,32 m,

memiliki 3 buah embrasure (ceruk bidik/ dudukan senjata) lebar 1,18 m.

3. Kantor PT PELNI

Berdasarkan arsip yang didapat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Gorontalo bahwa Kantor PT PELNI terletak dijalan 23 Januari No 8,

Kelurahan Biawao RT 01/RW 01, Kecamatan Kota Selatan. Kantor PT PELNI

salah satu benda cagar budaya di Gorontalo yang telah ditetapkan oleh

kementerian kebudayaan dan pariwisata RI dengan surat keputusan Permenbudpar

No PM 10/PW 007/MKP 2010 sebagai cagar budaya Nasional yang dilindungi

oleh Undang-Undang cagar budaya No 11 tahun 2010.

Bangunan ini dibangun oleh Belanda sekitar tahun 1936. Awalnya

bangunan ini digunakan sebagai kantor maskapai pelayaran kerajaan Belanda

KMP (Koninklijke Paketvaart Matschaappij). KMP memilki cabang hampir

diseluruh Indonesia, terutama daerah-daerah yang memilki pelabuhan besar.

Setelah runtuhnya kekuasaan Belanda di Indonesia maka perusahaan KMP

diambil oleh pemerintah Republik Indonesia melalui program nasionalisasi tahun

1950, kemudian dijadikan kantor PT PELNI sampai sekarang.

Page 19: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

50

Lebih lanjut dikatakan Erlina Huwoyono selaku kepala bidang

Kebudayaan Dinas Pariwisata Kota Gorontalo (wawancara 12 April 2012) bahwa

Pengukuhan kekuasaan Kolonial saat itu tertuang dalam kebijakan yang

dinamakan politik etis. Prinsipnya bertujuan meningkatkan kondisi kehidupan

penduduk pribumi. Di lain pihak penguasa juga memperbesar jumlah kedatangan

orang Belanda ke Indonesia yang secara langsung membutuhkan sarana tempat

tinggal berupa rumah-rumah dinas dan gedung-gedung. Di sini terlihat jelas

bahwa ternyata semua peristiwa yang dialami pada tiap kehidupan manusia bisa

memberi dampak yang besar terhadap pandangan arsitektur. Bahwa gagasan

arsitektur sesungguhnya juga dipengaruhi oleh situasi dinamika sosial budaya

manusia dan sekaligus menjadi bagian dari padanya.

Bangunan Indis telah berhasil memenuhi nilai-nilai budaya yang

dibutuhkan oleh penguasa karena dianggap bisa dijadikan sebagai simbol status,

keagungan dan kebesaran kekuasaan terhadap masyarakat jajahannya.

Perkembangan arsitektur Indis sangat determinan karena didukung oleh peraturan-

peraturan dan menjadi keharusan yang harus ditaati oleh para ambtenar, penentu

kebijaksanaan. Pemerintah kolonial Belanda menjadikan bangunan Kolonial

Belanda (Indis) standar dalam pembangunan gedung-gedung baik milik

pemerintah maupun swasta. Bentuk tersebut ditiru oleh mereka yang

berkecukupan terutama para pedagang dari etnis tertentu dengan harapan agar

memperoleh kesan pada status sosial yang sama dengan para penguasa dan priayi.

Page 20: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

51

4. Kantor Pos

Berdasarkan arsip yang didapat dari Balai Pelestarian Peninggalan

Purbakala Gorontalo bahwa Kantor Pos terletak dijalan Nani Wartabone No. 16,

Kelurahan Ipilo, Kecamatan Kota Timur. Bangunan ini awalnya berfunsi sebagai

kantor pos dan telegraph, tetapi sekarang hanya berfungsi sebagai kantor pos.

Kantor pos sebagai salah satu cagar budaya di Gorontalo yang telah

ditetapkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI dengan surat

keputusan Permenbudpar No PM 10/PW 007/MKP 2010 sebagai cagar budaya

Nasional yang dilindungi oleh Undang-Undang cagar budaya No 11 tahun 2010.

Fondasi dari batu dan sistem struktur dari beton bertulang. Atap bangunan

berbentuk pelana dan terbuat dari genteng. Bagian dalam terbagi 8 ruangan, salah

satu ruangan terpenting adalah ruangan “Khasanah” yang disediakan khusus

dengan ketebalan dinding 50 cm. diruangan itu ditempatkan brankas yang berisi

dokumen-dokumen penting. Brankas ini sejak zaman Belanda hingga kini masih

berfungsi. Bangunan ini diberi pagar keliling tembok dan besi. Dibagian luar

pagar terdapat kotak surat dari zaman Belanda.

Menurut sumber asip Dinas Kebudayaan dan Priwissata Kota Gorontalo,

sejarah Proklamasi Gorontalo 23 Januari 1942 tidak lepas dari Kekalahan Belanda

oleh Jepang, pada perang di laut Jawa, membuatnya menjadi gelap mata.

Gorontalo dibumi hanguskan yang dimulai pada tanggal 28 Desember 1941.

Adalah seorang pemuda bernama Nani Wartabone (saat itu berumur 35 tahun)

memimpin perjuangan rakyat Gorontalo dengan menangkapi para pejabat

Belanda yang masih ada di Gorontalo.

Page 21: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

52

Pasukan rimba Nani Wartabone bergerak dari kampung-kampung di

pinggiran Kota Gorontalo seperti Suwawa, Kabila dan Tamalate, mereka bergerak

mengepung Kota Gorontalo. Hingga akhirnya komandan detasemen veld politie

WC Romer dan beberapa kepala jawatan yang ada di Gorontalo menyerah takluk

pada pukul 5 subuh. Dengan sebuah keyakinan yang tinggi, pada pukul 10

pagi Nani Wartabone memimpin langsung upacara pengibaran bendera Merah

Putih di halaman kantor pos Gorontalo. Dihadapan massa yang berkumpul,

Nani Wartabone berkata :

“Pada hari ini, tanggal 23 Januari 1942, kita bangsa Indonesia yang

berada di sini sudah merdeka bebas, lepas dan penjajahan bangsa mana pun juga.

Bendera kita yaitu merah putih, lagu kebangsaan kita adalah Indonesia

raya”.4

Setelah pemerintahan Belanda sudah diambil oleh Pemerintah Nasional,

agar tetap menjaga keamanan dan ketertiban.” Dengan demikian kantor pos

Gorontalo adalah tempat pertama berkibarnya bendera merah putih dibumi

tercinta Gorontalo, walaupun pada tahun yang sama masuk pemerintah Jepang

yang hanya bertahan tiga setengah tahun.

5. Makam Nani Wartabone

Dari hasil penelitian yang didapat dari arsip Balai Pelestarian Peninggalan

Purbakala (BP3) bahwa makam Nani Wartabone merupakan salah satu cagar

budaya yang sudah memiliki SK penetapan dari kementerian kebudayaan dan

pariwisata RI dengan surat keputusan PM 10/PW 007/MKP 2010 sebagai cagar

4 Arsip Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Gorontalo.

Page 22: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

53

budaya Nasional yang dilindungi oleh Undang-Undang cagar budaya No 11 tahun

2010. Dalam ingatan kolektif orang Gorontalo Nanai Wartabone adalah seorang

tokoh pejuang bahkan telah memerdekakan Gorontalo dari Belanda sebelum

Soekarno memproklamasikan Indonesia. Beliau dengan kekuatan senjata bersama

dengan pemudah Gorontalo dari Suwawa mengambil kekuasaan pemerintahan

dari tangan Belanda sambil mengibarkan bendera sang saka merah putih

kemudian berpidato di lapangan alun-alun Kota Gorontalo dengan mengatakan

saudara-saudara kini kita telah bebas dari tangan imperialis penjajah.

Distribusi bangunan makam Nani Wartabone berada pada bagian sudut

tenggara lahan situs. Untuk masuk kebangunan makam dapat di capai melalui

pintu yang berada di bagian timur makam. Pintu di bangun di atas konstruksi

beton dengan dua pilar yang menyimbolkan bambu runcing sebuah alat

persenjataan yang di gunakan rakyat kebanyakan ketika masah perjuangan

kemerdekaan Indonesia. Di bagian atas kedua ujung bambu terbentang bendera

merah putih dari plat beton yang pada sisi atasnya bertengger burung garuda

lambang Negara Repoblik Indonesia. Bagian belakang pintu gerbang inilah

diletakan bangunan makam Nani Wartabone yang diapit makam istrinya Ny. Aisa

Wartabone Tangahu.

Banguanan makam Nani Wartabone dibuat di atas konstruksi batu dimana

jirat diletakan di atas lantai ubin yang bersusun yang berterap 3 dihitung dari

dasar. Panjang, lebar, dan tinggi jirat berukuran 268 cm, 155 cm, 65 cm. Pada

bagian kepala jirat dibuat lebih tinggi 167 cm dengan bentuk persegi yang pada

bagian sisi atasnya dibuat seperti kubah yang seringkali ditemukan pada bangunan

Page 23: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

54

atas masjid yang berkembang sekarang. Pada bidang inilah terdapat tulisan Hi.

Nani Wartabone Talo Duluwa Lo Lipu. Sedangkan nisannya terdapat dua buah

dari batu kali andesit tanpa pengerjaan lebih awal yang ditanam di dalam jirat

yang tanahnya ditinggikan tiga perempat dari tinggi jirat.

Untuk melindungi bangunan makam dari panas dan hujan di atasnya

dibangun cungkup tanpa dinding. Cungkup ditopang dengan empat buah tiang

atau pilar beton berbentuk bulat. Di atas tiang ini dilatakkan atap berbentuk

limasan yang dibagian puncaknya dilengkapi topi sehingga tampak dibuat

bersusun dua sebagaimana sering ditemukan pada bangunan tua di Gorontalo,

dibuat dari bahan genteng asbes.

Hal penting yang juga perlu disampaikan disini adalah adanya pelataran

yang cukup luas di bagian barat bangunan makam. Pelataran ini seringkali

digunakan sebagai tempat melaksanakan peringatan hari pengambilalihan

kekuasaan oleh rakyat Gorontalo dari pihak Belanda tanggal 23 januari 1942.

Itulah sebabnya mengapa tanggal 23 januari makna mendalam bagi rakyat

Gorontalo.

Dari hasil penelitian dan wawancara dengan Tito Wartabone yang

merupakan cucu dari Nani Wartabone (wawancara 10 Mei 2012) mengatakan

bahwa kompleks makam Nani Wartabone termasuk rumah Pribadinya sudah

diambil alih oleh pihak pemerintah dan sudah dijadikan mesium akan tetapi tidak

mendapatkan perhatian serius dari pihak pemerintah itu sendiri. Sehingga pada

saat peneliti berada di lokasi ini sempat melihat bahwa rumah pribadi Nani

Wartabone yang sudah dijadikan mesium ini sementara dipugar, plapon dan atap

Page 24: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

55

dari rumah tersebut diganti karena tidak layak lagi dan sudah rusak serta

dilakukan pengecetan kembali, dan biaya pemugaran ini menggunakan uang

pribadi dari pihak keluarga itu sendiri. Lebih lanjut dipertegas oleh Tito

Wartabone kompleks makam termasuk rumah akan diambil alih kembali oleh

pihak keluarga apabila tidak ada perhatian yang serius dari pihak pemerintah, hal

ini menjaga agar kompleks makam ini termasuk rumah tidak akan kumuh dan

tidak cepat rusak.

6. Makam raja Blongkod

Berdasarkan arsip dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)

bahwa makam raja Blongkod memiliki SK penetapan dari kementerian

kebudayaan dan pariwisata RI dengan SK PM.10/PW.007/MKP/2010. Makam

raja Blongkot terletak dikampung Dunggala, Desa Dunggala kecamatan tapa

dengan ketinggian 32 meter dari permukaan laut. Linkungan situs berada disebuah

dataran rendah yang dikelilingi ladang dan kebun penduduk. Kesampaian lokasi

dapat dijangkau dari jalan yang menghubungkan Tapa dengan Dunggala dan pada

jarak kurang lebih 500 meter berbelok ke barat melalui halaman samping rumah

penduduk menyusuri kebun jagung kurang lebih 400 meter. Lahan makam yang

luasnya kurang lebih 200 meter bujur sangkar dapat dikatakan terbagi atas dua

bidang, bidang yang ditempati kubur baru dan bidang yang ditempati makam tua.

Ditribusi makam baru berada di bagian timur lahan, sedangkan makam tua

terdistribusikan pada bagian barat lahan. Di dalam lahan terdapat 4 bangunan

makam yang diidentifikasi berumur tua.

Page 25: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

56

Makam Blongkot terdistribusi pada bagian tenggara lahan dengan arah

hadap denah berorientasi timur-barat. Bangunan makam dibuat di atas konstruksi

susunan batu kali menggunakan bahan perekat. Merupakan makam berundak yang

terdiri atas dua terap atau undak dengan denah dasar persegi panjang. Undak

pertama berukuran panjang 5 meter dan lebar berukuran 3,5 meter dengan tinggi

70 cm. undak kedua diletakkan di atas undak pertama dimana luasnya lebih kecil

berukuran panjang 3,8 meter, lebar 2,5 meter dengan tinggi 40 cm. kemudian pada

bagian puncak terdapat sebuah bidang berbentuk persegi panjang dimana sisi

atasnya dibuat seperti atap segitiga pelana dengan denah berukuran panjang 3

meter, lebar 1,5 meter dan tinggi puncak 50 meter.

Tingkat keterawatan benda yang tertinggal dapat dikatakan rendah, karena

dari beberapa bagian dari bangunan makam ini telah hancur dan retak. Hancur

dalam pengertian terlepasnya bahan batu kali dari satuan perekat terlihat pada

bagian undak sebelah utara dan bagian badan dari bidang struktur puncak pada

bagian barat daya. Sedangkan kasus retakan pecah dan melendut terjadi pada

struktur dinding undak pertama dan beberapa bagian lainnya. Walaupun beberapa

bahan pembentuk terlepas dari struktur induknya namun secara umum bangunan

makam secara kualitas masih menampakan bentuk utuhnya sehingga dari aspek

pelestarianya masih dapat dibina ulang.

Dalam ingatan kolektif masyarakat Gorontalo yang dipertegas oleh Kue

Markaya dan Hani Yahya (wawancara 10 Mei 2012) yang merupakan penduduk

setempat yang sudah berusia lanjut, karena pada saat peneliti datang ke lokasi

tidak bertemu dengan juru pelihara makam tersebut, sehingganya peneliti

Page 26: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

57

melakukan wawancara dengan penduduk setempat yang telah disebutkan tadi dan

bertepatan dengan keberadaan Makam berada di belakang rumah mereka. Dari

hasil wawancara dengan mereka mengatakan bahwa makam Blongkot adalah

makam salah seorang raja Atinggola, tidak diketahui siapa nama raja Atinggola

yang dimakamkan di sini dan tahun berapa masa pemerintahan dan kekuasaanya,

hanya disebutkan kampung Dunggala pada masa yang lalu masuk dalam wilayah

teritori kerajaan Atinggola sebelum islam diterima di Gorontalo daerah ini. Itulah

sebabnya mengapa makam ini juga berorientasi timur-barat bukan utara-selatan

sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pemakaman islam.

7. Mesjid tua Ar-rahman Bulila

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari Balai Pelestarian

Peninggalan Purbakala bahwa masjid tua Ar-rahman sudah memiliki SK

penetapan dari kementerian kebudayaan dan pariwisata RI dengan SK

KM12/PW007/MKP03. Masjid tua Ar-rahman terletak dikelurahan Bulila

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo yang sekaligus merupakan masjid tertua

di Kabupaten Gorontalo. Menurut Roni Monoarfa (wawancara 10 Mei 2012) yang

merupakan salah seorang sejarawan sekaligus sebagai kepala bidang sejarah

budaya dan kesenian Dinas Parawisata dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo

bahwa bangunan masjid ini pada awalnya merupakan rumah papan (bele dupi)

yang dibangun oleh keluarga Monoarfa, Kaluku dan Liputo pada sekitar tahun

1817.

Rumah papan (bele dupi) ini sengaja dibangun untuk dijadikan sebagai

tempat persinggahan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan dari Limboto

Page 27: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

58

(limutu) ke Gorontalo (hulondalo) begitupula sebaliknya dari Gorontalo ke

Limboto karena pada waktu itu masyarakat menempuh perjalanan dengan berjalan

kaki dan belum ada kenderaan. Lebih jelas dikatakan oleh Roni Monoarfa bahwa

Bele Dupi tersebut telah dibuat sumur yang merupakan sumber air minum dan air

wudhu bagi yang akan melaksanakan sholat karena selain sebagai tempat

persinggahan Bele Dupi juga sebagai tempat ibadah bagi masyarakat umat islam

di Telaga pada waktu itu sehingga orang-orang yang akan singgah ditempat itu

sekaligus mereka melaksanakan sholat apabila waktu sholat tiba.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Bele Dupi tersebut lama-kelamaan sudah

menjadi tempat strategis bagi semua orang yang melakukan perjalanan dari

Limboto ke Gorontalo dan sebaliknya dari Gorontalo ke Limboto pasti mereka

akan singgah ditempat itu sehingga oleh ketiga keluarga tadi yaitu keluarga

Monoarfa, Kaluku dan Liputo bersama masyarakat Telaga bangunan ini mereka

perbaiki dan dibuatlah menjadi mushola dan kemudian dari tahun ketahun terus

diperbaharui dan diberi nama oleh masyarakat menjadi masjid yang sekarang ini

kita kenal dengan masjid Ar-rahman yang terletak di kelurahan Bulila Kecamatan

Telaga Kabupaten Gorontalo.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Keberadaan Benda Cagar Budaya yang Memiliki SK Penetapan

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI di Provinsi Gorontalo

Dari hasil penelitian dan hasil observasi ditemukan keberadaan dan

berbagai macam kondisi benda cagar budaya di Provinsi Gorontalo.

Table 4. Keberadaan dan kondisi benda cagar budaya di Provinsi Gorontalo

Page 28: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

59

No Nama dan lokasi benda cagar budaya Keterangan

1

Komplek Benteng Otanaha

(Kelurahan Dembe 1 kecamatan Kota Barat)

Sudah dilakukan

beberapa renovasi

dibeberapa bangunan

dengan bentuk bangunan

masing-masing benteng

tetap utuh

2

PT. PELNI Gorontalo (K.P.M)

(Kelurahan Biawao kecamatan Kota Selatan)

Sudah dilakukan renovasi

dibeberapa bagian

bangunan dan tidak

menghilangkan bentuk

bangunan yang aslinya

3 Kantor Pos Gorontalo

(kelurahan Ipilo kecamatan Kota Selatan)

Bentuk bangunan masih

utuh

4

Masjid Tua Ar-Rahman Bulila

(kelurahan Bulila kecamatan Telaga)

Sudah dilakukan banyak

renovasi dan hampir

menghilangkan bentuk

bangunan aslinya

5 Makam Raja Blongkot

(desa Dunggala kecamatan Tapa)

Kondisi makam sudah

tidak terawat

6

Makam Nani Wartabone

(desa Bubeya kecamatan Suwawa)

Sudah direnovasi dan

tidak menghilangkan

bentuk bangunan aslinya

7

Benteng Orange

(desa Dambalo Kecamatan Kwandang)

Sudah di renovasi dan

tidak menghilangkan

bentuk banmgunan

aslinya

Sumber : Balai pelestarian peninggalan Purbakala 2012

Berdasarkan tabel di atas menunjukan secara keseluruhan keberadaan dan

kondisi benda cagar budaya yang ada di Provinsi Gorontalo yang tergolong atas

situs-situs dan makam-makam raja sangat memperihatinkan. Hal ini membuktikan

bahwa benda cagar budaya di Gorontalo perlu menjadi perhatian masyarakat

Gorontalo khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam hal ini

pelestarianya. sebab kondisi benda cagar budaya banyak yang sudah tidak terawat

lagi, padahal benda cagar budaya tersebut merupakan salah satu bukti

Page 29: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

60

peninggalan sejarah yang mengandung nilai-nilai penting dari sejarah Gorontalo

itu sendiri.

Potensi benda cagar budaya Gorontalo seharusnya menjadi salah satu

tujuan wisata sejarah dan budaya yang sangat menarik, oleh karena itu benda

cagar budaya ini perlu dipertahankan dan dikembangkan, kerena hal ini menjadi

daya tarik tersendiri juga sebagai kebanggaan dan jati diri bangsa dan masyarakat

Gorontalo khususnya. Disamping itu keberadaan dari benda cagar budaya di

Gorontalo seharusnya dijadikan sebagai sumber atau laboratorium sejarah oleh

masyarakat Gorontalo, hal ini dikarenakan benda cagar budaya tersebut

mengandung nilai penting sejarah dari Gorontalo itu sendiri. Dengan menjadikan

benda cagar budaya sebagai laboratorium pembelajaran sejarah maka kita bisa

memetik hikmah dan nilai-nilai yang terkandung dalam benda cagar budaya

tersebut sehingga hal ini dengan sendirinya akan membentuk karakter dan

kepribadian seseorang dalam hal ini jiwa patriotisme dan nasionalisme akan

tertanam, serta menjadi cermin dalam melakukan pembangunan di masa kini dan

akan datang.

4.3.2 Pemanfaatan Benda Cagar Budaya Sebagai Sumber Belajar Sejarah

di Gorontalo

Benda cagar budaya tidak saja menjadi saksi adanya proses sejarah dan

budaya pada masa silam, tetapi merupakan warisan sejarah dan budaya bangsa.

fungsinya adalah sebagai sumber nilai dan informasi sejarah, disamping

mencerminkan jati diri dan kepribadian budaya bangsa. Benda cagar budaya

Page 30: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

61

penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, kebudayaan, ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Gorontalo merupakan daerah yang memiliki benda cagar budaya yang

tersebar diberbagai wilayah Gorontalo baik itu makam-makam raja dan bangunan-

bangunan peninggalan sejarah yang memiliki kenangan masa lalu yang sangat

potensial untuk dimanfaatkan dan dijadikan sebagai tempat (Laboratorium) untuk

menggali atau mempelajari sejarah Gorontalo itu sendiri. Pemerintah, pemerintah

daerah, dan setiap orang dapat memanfaatkan cagar budaya untuk kepentingan

agama, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan

pariwisata (UUD No 10 tahun 2011pasal 87 tentang pemanfaatan benda cagar

budaya).5

Dengan melihat betapa pentingnya benda cagar budaya itu untuk

dimanfaatkan terutama bagi masyarakat dan dunia pendidikan khususnya di

Gorontalo itu sendiri, maka hendaknya kita mempelajari sejarah melalui

pemanfaatan benda cagar budaya sebagai tempat menggali kenangan masa lalu

yang menyimpan nilai-nilai penting untuk bekal kita dalam melakukan

pembangunan di masa kini dan akan datang.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa selama ini masyarakat Gorontalo

sebagian besar tidak memanfaatkan benda cagar budaya dan hanya sebagian kecil

yang memanfaatkan cagar budaya sebagai bangunan peninggalan sejarah, padahal

bangunan benda cagar budaya tersebut bisa dijadikan sumber belajar karena

5 http://evenalexchandra.webs.com/apps/blog/show/5764805-pembahasan-hukum-tentang-cagar-budaya-

sesuai-uu-no-11-tahun-2010. Diakses Tanggal 13 Maret (19:05 WITA)

Page 31: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

62

mengandung nilai-nilai penting bagi sejarah. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Hasan Lagani selaku juru pelihara benteng orange (wawancara 9 Mei 2012)

bahwa masyarakat yang datang berkunjung ke benteng orange tergolong sedikit

dan sebagian besar yang datang hanya sekedar rekreasi dan tidak ingin tau

bagaimana sejarah dari benteng tersebut. Selain itu dikatakan oleh Hasan Lagani

ada juga pengunjung yang datang dengan tujuan mengadakan pembelajaran

tentang bagaimana sejarah benteng tersebut, akan tetapi masih tergolong sedikit.

Hal ini lebih dipertegas lagi oleh Hasan, bahwa dalam sebulan hanya ada satu

sampai dua rombongan dari siswa tingkat SMA yang datang dengan tujuan

mengadakan pembelajaran di benteng orange. Sementara dari pihak masyarakat

dalam sebulan itu sangat sedikit dan bahkan tidak ada yang datang untuk

melakukan pembelajaran di benteng itu, rata-rata tujuan dari mereka hanya

sekedar pesiar atau refreshing biasanya di akhir pekan.

Setelah dari benteng orange penelitian dilanjutkan pada keesokan harinya

yaitu di benteng otanaha. Sesuai dengan penuturan Hamrain Husain selaku juru

pelihara benteng otanaha (wawancara 10 Mei 2012) mengatakan bahwa setiap

hari di benteng tersebut pasti ada pengunjung yang datang baik mengadakan

rekreasi dan mengadakan pembelajaran tentang bagaimana sejarah benteng

otanaha tersebut. Pada saat peneliti datang ke lokasi tersebut peneliti menjumpai

ada rombongan pelajar dari SMP N 1 Paguyaman dan setelah diwawancarai

maksud kedatangan mereka ke benteng adalah untuk mempelajari sejarah dari

benteng tersebut.

Page 32: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

63

Dari benteng otanaha penelitian dilanjutukan ke makam Nani Wartabone.

Sesuai penuturan dari Tito Wartabone yang merupakan cucu dari Nani Wartabone

(wawancara 10 Mei 2012) yang ditemui peneliti di lokasi makam Nani Wartabone

mengatakan bahwa makam Nani Wartabone banyak mendapat kunjungan baik

dari masyarakat, siswa, mahasiswa. Tujuan mereka berkunjung adalah

mengadakan penelitian yang bersifat mengkaji dokumen tentang tokoh pejuang

Nani Wartabone, disamping itu pula mereka banyak melakukan ritual-ritual dan

bahkan ada yang membawa sesajian dengan tujuan untuk berjiarah. Lebih tegas

Tito mengatakan bahwa sekitar tahun 2007 yang lalu ada beberapa orang

mahasiswa berasal dari salah satu universitas yang ada di Belanda, datang dengan

tujuan mengadakan penelitian sekaligus berjiarah di makam tersebut dan bahkan

mereka tidur disekitar lokasi makam pada saat itu.

Setelah dari makam Nani Wartabone kemudian penelitian dilanjutkan ke

makam raja Blongkot yang berlokasikan di desa Donggala Kecamatan tapa.

Dilokasi makam raja Blongkot peneliti mengadakan wawancara dengan penduduk

setempat. Dari hasil wawancara dengan Kue Markaya dan Hani Yahya

(wawancara 10 Mei 2012) mengatakan bahwa Makam tersebut bagi penduduk

setempat dianggap seperti makam biasa. Lebih lanjut Kue Markaya mengatakan

bahwa sekitar dua bulan yang lalu keluarga Gobel datang ketempat tersebut

dengan tujuan berjiarah dan setelah itu makam ini belum ada pengunjung. Di

lokasi makam peneliti menemukan bahwa keadaan makam sudah rusak dalam

artian batu yang tersusun dan sebagai dinding makam hampir sebagian sudah

runtuh.

Page 33: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

64

Kemudian penelitian dilanjutkan ke masjid tua Ar-rahman di Bulila

Kecamatan Telaga. Berdasarkan penuturan Roni Monoarfa selaku kepala bidang

sejarah, kebudayaan dan kesenian Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo

(wawancara 10 Mei 2012) dan sesuai temuan dilapangan bahwa keadaan masjid

sekarang sudah di renovasi dan hampir menghilangkan bentuk bangunan yang

sebenarnya, dan yang masih membuktikan bahwa Masjid tersebut merupakan

peninggalan bersejarah bisa dilihat melalui sumur tua, mimbar, kaligrafi, serta

pintu dan jendela yang masih tersisa dan utuh di dalam masjid tersebut. Lebih

lanjut Roni mengatakan bahwa pandangan masyarakat setempat bahwa masjid

tersebut hanya dianggap seperti masjid-masjid lain pada umumnya, padahal

apabila dikaji dan dipelajari masjid ini mengandung nilai-nilai penting sejarah

sebab masjid Ar-rahman tersebut merupakan masjid tertua di Kabupaten

Gorontalo. Sementara itu untuk kantor pos dan PT PELNI Gorontalo sesuai

temuan dilapangan dan diperkuat dengan arsip dari Dinas Pariwisata Kota

Gorontalo bahwa bangunan ini difungsikan oleh pemerintah sebagai kantor.

Apabila kita mengkaji sejarah dari bangunan ini terutama kantor pos ini

mengandung nilai-nilai sejarah yang sangat penting.

Berdasarkan uraian di atas membuktikan bahwa sebagian besar

masyarakat memandang benda cagar budaya hanya sekedar peninggalan sejarah

yang tidak begitu penting untuk dipelajari. Padahal apabila kita pelajari maka

keberadaan benda cagar budaya sebenarnya sangat potensial untuk dijadikan

sebagai sumber belajar sejarah karena mengandung nilai-nilai penting dari sejarah

yang ada di Gorontalo, hal ini bermanfaat untuk memahami perkembangan hasil-

Page 34: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

65

hasil kebudayaan, khususnya tentang hasil dan sejarah perkembangan budaya

bangsa Indonesia, sehingga posisi benda cagar budaya menjadi bagian penting

sebagai sumber belajar yang dapat dimanfaatkan secara optimal dapat berperan

untuk mengembangkan pemahaman sejarah dan jatidiri bangsa (Mentifact).

Warisan budaya bangsa yang tidak ternilai harganya ini perlu dimanfaatkan

karena memegang peranan dan fungsi penting dalam rangka pembinaan

kebudayaan bangsa dan sejarah nasional Indonesia khususnya sejarah lokal

Gorontalo itu sendiri.

Benda cagar budaya di Gorontalo sangat potensial untuk dimanfaatkan

sebagai sumber atau laboratorium pembelajaran sejarah karena benda cagar

budaya tersebut mengandung nialai-nilai penting sejarah, yang di antaranya

adalah :

1. Nilai Historis

Gorontalo merupakan daerah yang memiliki benda cagar budaya yang

tersebar diberbagai wilayah Gorontalo baik itu makam-makam raja dan bangunan-

bangunan peninggalan sejarah khususnya cagar budaya yang sudah memiliki SK

Penetepan. Sesuai pengamatan pada saat penelitian bahwa cagar budaya tersebut

memiliki kenangan masa lalu yang mengandung nilai-nilai historis yang sangat

potensial untuk dijadikan tolak ukur di masa kini dan akan datang serta sebagai

bahan pertimbangan dalam melakukan pembangunan dewasa ini.

Melalui cagar budaya kita dapat mengetahui kejadian-kejadian pada masa

lalu dan disamping itu benda cagar budaya penting artinya bagi pemahaman dan

Page 35: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

66

pengembangan sejarah demi pembentukan karakter dan kepribadian seseorang

khususnya masyarakat Gorontalo itu sendiri.

2. Nilai pendidikan

Benda cagar budaya juga memberikan pengalaman terhadap dunia

pendidikan dan masyarakat Gorontalo pada umumnya tentang proses pencarian

dan kritik sumber sejarah dapat dijadikan sumber belajar . Hal ini membuktikan

bahwa Interaksi antara keberadaan benda cagar budaya sebagai sumber

belajar sejarah dan proses pengetahuan dan pemahaman akan mempunyai

pengaruh. Pengaruh tersebut membantu proses pengetahuan dan pemahaman

pembelajaran sejarah sebagai suatu pola dasar dari suatu proses pemahaman

dan proses mentransfer pengetahuan, keterampilan serta penanaman sikap.

Pemahaman bahwa benda cagar budaya dapat digunakan sebagai sumber

belajar sejarah justru memberikan pengaruh yang dapat mencerminkan sikap

arif menyongsong perubahan jaman yang pesat saat ini. Melalui pemahaman

nilai sejarah kita dapat membuat simpulan atau generalisasi dan membuat

prediksi berdasarkan pada pengertian yang telah kita peroleh setelah terjun ke

lapangan dengan mencermati, menelaah informasi dan memahami makna atau

nilai historis dari peristiwa atau kisah dibalik keberadaan benda cagar budaya

Gorontalo.

3. Nilai religi

Gorontalo memiliki cagar budaya tersendiri yang mengandung nilai

nilai luhur. Dari hasil pengamatan saat penelitian cagar budaya Gorontalo seperti

makam-makam keramat sampai dengan saat ini masih banyak masyarakat yang

Page 36: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

67

datang dengan maksud berjiarah dan mengadakan ritual-ritual. Makam keramat

masih dianggap oleh masyarakat Gorontalo dapat memberikan sesuatu hal

tergantung keyakinan mereka dan hal tersebut tidak bisa dipungkiri karena sudah

merupakan salah satu kebiasaan masyarakat Gorontalo. Selain masyarakat

Gorontalo ada juga pengunjung yang dari luar daerah yang datang ke makam Nani

Wartabone untuk melakukan jiarah, Hal ini dipertegas oleh Tito Wartabone

(wawancara 10 Mei 2012) bahwa selain masyarakat Gorontalo ada pengunjung

dari luar daerah yang datang dan melakukan jiarah di teapat makam Nani

Wartabone.

Berdasarkan uraian di atas membuktikan bahwa cagar budaya di Gorontalo

selain memiliki nilai penting sejarah cagar budaya juga mengandung nilai-nilai

religi yang sampai dengan saat ini masih diyakini oleh masyarakat.

4. Nilai budaya

Dari hasil pengamatan saat penelitian bahwa benda cagar budaya

Gorontalo kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah Gorontalo

dengan dalil karena biaya pemeliharaannya cukup mahal, khususnya biaya

pembersihan. Sehingga benda cagar budaya bagaikan rongsokan dan terancam

dimakan waktu. Seharusnya benda cagar budaya dikelola secara profesional

dengan cara melestarikan dan menjaga keaslian dari benda cagar budaya serta

memilah-milah objek berdasarkan periodisasi. Apabila permasalahan ini terus

berlanjut tanpa ada usaha yang serius dari pemerintah Gorontalo, hal ini akan

mebuat kekayaan peninggalan benda cagar budaya akan semakin kurang dikenal

Page 37: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

68

generasi muda yang akan datang dan mengakibatkan hilangnya nilai-nilai keraifan

lokal yang ada pada masyarakat Gorontalo seiring dengaan berjalanya waktu.

Benda cagar budaya Gorontalo merupakan kekayaan budaya yang penting

artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan

kebudayaan yang mengandung nilai-nilai sejarah dan menjadi ciri khas daerah

Gorontalo itu sendiri. Potensi benda cagar budaya Gorontalo seharusnya menjadi

salah satu tujuan wisata sejarah dan budaya yang sangat menarik, oleh

karena itu benda cagar budaya ini perlu dipertahankan dan dikembangkan, kerena

hal ini menjadi daya tarik tersendiri juga sebagai kebanggaan jati diri bangsa dan

khususnya masyarakat Gorontalo. Dengan demikian benda cagar budaya

merupakan bukti peninggalan budaya Gorontalo yang sangat berharga dan patut

untuk kita pertahankan serta dipelajari sebagai acuan dalam membangun masa

kini dan akan datang.

4.3.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Benda Cagar Budaya di

Gorontalo

Pengertian masyarakat Gorontalo tentang kategori/jenis benda cagar

budaya Gorontalo yang ternyata tidak hanya berupa bangunan dan situs tidak

dapat membuka cakrawala pengetahuan dan pemahaman mereka akan benda

cagar budaya. Selama ini masyarakat memahami jenis dan kategori cagar budaya

masih bersifat umum yaitu berupa bangunan atau peninggalan kuno (artefak)

yang umurnya lebih dari 50 tahun dan dilindungi oleh pemerintah sebagai benda

cagar budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya. Menurut Gustian Monoarfa

(masyarakat, wawancara 11 Mei 2012) bahwa benda cagar budaya yang ada di

Page 38: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

69

Gorontalo belum banyak diperhatikan dan dimanfaatkan secara optimal Hal ini

dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan pengetahuan masyarakat yang apabila

berkunjung ke lokasi cagar budaya seperti benteng otanaha mereka datang

sebagian besar hanya sekedar rekreasi/refresing. Hal ini dipertegas lagi dengan

penyataan Hamrain Husain bahwa kunjungan masyarakat ke benteng otanaha

hanya sekedar menikmati liburan, dan yang datang melakukan pembelajaran di

benteng tersebut hanya dari rombongan pelajar yaitu siswa dan mahasiswa.

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sebagian besar masyarakat

Gorontalo hanya menganggap benda cagar budaya hanya sebatas peninggalan

sejarah yang tidak perlu untuk dipelajari lagi di masa sekarang. Padahal apabila

benda cagar budaya ini kita jadikan sebagai sumber belajar sejarah maka dengan

sendirinya kita akan mengerti makna dari kehidupan yang kita nikmati sekarang

ini.

Pernyataan di atas hampir sama dengan pernyataan masyarakat yang

tinggal disekitar makam raja Blongkot. Bahwa berdasarkan hasil wawancara

dengan Hani Yahya (masyarakat Dunggala, wawancara 10 Mei 2012) yang

merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar makam raja Blongkot

mengatakan bahwa tempat Makam tersebut sudah mereka anggap seperti makam-

makam lain pada umumnya, terkecuali disaat mereka mendapatkan mimpi barulah

memanfaatkan makam itu sebagai tempat untuk berjiarah. Hal ini dikarenakan

tingkat pemahaman mereka terhadap cagar budaya hanya sebatas peninggalan

kuno yang tidak begitu penting untuk dipelajari.

Page 39: BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/4007/9/2012-1-87201-231408051-bab4...pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia

70

Minimnya informasi tentang keberadaan benda cagar budaya mendorong

masyarakat kurang mengetahui bagaimana menggali informasi nilai sejarah

yang terkandung pada masing-masing benda cagar budaya yang ada di

Gorontalo tersebut. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa masyarakat sudah

mengenal beberapa benda cagar budaya Gorontalo. Namun nilai-nilai historis

yang terkandung dari masing-masing bangunan tersebut tidak semua masyarakat

mengetahui dan paham. Kenyataan ini terjadi juga pada masyarakat yang

tinggal di kawasan benteng orange yang tidak sepenuhnya mengetahui nilai

historis dari bangunan-bangunan benda cagar budaya tersebut, sebagaimana yang

dikatakan oleh Lamna Mohune (masyarakat, wawancara 8 Mei 2012) bahwa

benteng orange merupakan bangunan tua peninggalan para penjajah.

Berdasarakan pernyataan di atas membuktikan bahwa tingkat pemahaman

masyarakat terhadap benda cagar budaya ternyata masih memerlukan perhatian

untuk dikenalkan lebih lanjut, khususnya terkait dengan keberadaan benda

cagar budaya yang menyangkut pengetahuan dan pemahaman nilai yang

terkandung pada setiap benda cagar budaya yang ada. Hal ini pula dapat dilihat

dari sikap dan pemahaman masyarakat Gorontalo yang selama ini memandang

benda cagar budaya hanya sebatas bangunan peninggalan sejarah yang tidak

begitu penting untuk dipelajari pada masa sekarang, padahal justru melalui benda

cagar budaya tersebut kita bisa menggali sejarah dan bentuk perjuangan rakyat

Gorontalo dalam melawan penjajah. Melalui benda cagar budaya pula bisa

menjadi penghubung masa sekarang dengan masa lalu, karena tanpa masa lalu

maka tidak akan ada masa sekarang.