BAB 1.doc
Transcript of BAB 1.doc
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan Karbon tetraklorida (CCL4) sudah tersebar luas di dunia,
mulai dari penggunaan pelarut pembersih kering, refrigerator, dan lampu lava.
Akan tetapi, penggunaan Karbon tetraklorida (CCL4) juga menstimuli efek
negatif terhadap tubuh, bahan kimia ini akan menyebabkan suatu keadaan stres
oksidatif. Efek stres oksidatif ini bisa berupa kerusakan sel atau peroksidasi lipid
(Nurdiana,2010).
Stres oksidatif adalah suatu kondisi dimana produksi radikal bebas
melebihi antioksidan sistem pertahanan seluler (Evans, 2000; Halliwell and
Whiteman, 2004; Agarwal et al., 2005). Pada kondisi stres oksidatif, radikal bebas
akan menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid membran sel dan merusak
organisasi membran sel. Membran sel ini sangat penting bagi fungsi reseptor dan
fungsi enzim, sehingga terjadinya peroksidasi lipid membran sel oleh radikal
bebas dapat mengakibatkan hilangnya fungsi seluler secara total (Singh, 1992;
Evans, 2000).
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang memiliki elektron tidak
berpasangan (Clarkson and Thompson, 2000). Reactive Oxygen Species ( ROS)
adalah bagian dari radikal bebas yang merupakan produk dari metabolisme sel
normal, termasuk di dalamnya hidroxyl radical(OH), superoxideanion(O2.-),
hydrogen peroxide(H2O2) dan nitricoxide (NO), yang dapat menyebabkan
peroksidasi lipid dan oksidasi spesifik beberapa enzim (Sikka et al., 1995).
1
2
Peroksidasi lipid ini dapat ditentukan secara tidak langsung dengan
mengukur kadar malondialdehyde(MDA) yaitu produk akhir peroksidasi lipid
berupa senyawa dialdehida. (Winarsi, 2007)
Terbentuknya Peroksidasi lipid diawali dengan terbebasnya hidrogen dari
suatu asam lemak tak jenuh ganda oleh radikal bebas. Radikal lipid yang
terbentuk akan bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi-lipid dan
lipid peroksida serta malondialdehyde (MDA)yang larut dalam air dan dapat
dideteksi dalam darah. Konsekuensi penting dari peroksidasi lipid adalah
meningkatnya permeabilitas membran dan menganggu distribusi ion-ion yang
mengakibatkan kerusakan fungsi sel dan organela (Devlin, 2002)
Sebagai upaya untuk memperbaiki kerusakan oksidatif tersebut, maka
berbagai antioksidan eksogen alami diproduksi Antioksidan adalah senyawa
yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalamtubuh.
Antioksidan, termasuk enzim - enzim dan protein - protein pengikat logambekerja
dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan
sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dihambat (Winarsi, 2007;
Pangkahila, 2007). Salah satu Antioksidan yang memiliki evektivitas tinggi
terkandung dalam Propolis dan madu.
Propolis atau lem lebah merupakan produk alami dari lebah madu yang
mempunyai potensi antioksidan yang tinggi (Gheldof et al., 2002). Propolis
mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat dalam melawan oksidan dan radikal
bebas dibandingkan dengan hasil produk lebah lainnya (Nakajima et al., 2009).
Kandungan flavonoid di dalamnya dapat meredam efek buruk radikal bebas(Mot
et al., 2009).Ekstrak propolis terbukti dapat memberikan efek protektif pada Sel
3
hepatosit tikus yang diinduksi Carbon tetrachloride (CCL4) secara invitro.
(Mahran et al.1996) and in vivo(El-Khatib et al.2002)
Antioksidan yang terdapat dalam madu adalah polifenol telah diketahui
merupakan antioksidan yang ampuh membantu kerusakan sel akibat radikal
bebas. (Perez, 2006).
Perbandingan perbedaan efek antioksidant yang terkandung pada propolis
dan madu adalah propolis memilik sifat sitostatik , anti mutagenik dan
imunomodulator, ini didasarkan pada kandungan flavonoid , asam fenolik dan
terpenoid yang terkandung dalam propolis ( Kimoto et al 1999; .(Prytzyk et al .
2003; Wang et al . 2004) . dari beberapa kandungan propolis ini diketahui bahwa
flavonoid menunjukkan karakteristik antioksidan untuk oksidan dalam membran
sel seperti askorbat ( Havsteen 2002) . Senyawa lain yang terkandung dalam
propolis , caffeic acid phenethyl ester ,mampu memblok produksi oksigen reaktif
( Hosnuter et al . 2004) .( Estevinho et al , 2008; . Gheldof et al ,2002) Sedangkan
efek pada madu dilaporkan mampu meningkatan antioksidan plasma yang
memberikan perlindungan dalam aliran darah dan dalam sel(Schrammet al .,2003)
hal ini menunjukkan bahwa bioavailabilitas dan bioaktivitas madu memberikan
efisiensi tinggi mentransfer antioksidan dari madu untuk plasma.
Meskipun diketahui bahwa propolis memiliki efek yang sama dengan madu
sebagai antioksidant dalam membran sel pada kondisi stres oksidatif , penelitian
ini dirancang untuk menentukan manakah yang lebih efektif untuk menurunkan
kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma diantara propolis dan madu.
Berdasarkan uraian di atas, propolis dan madu mempunyai banyak
kandungan senyawa aktif seperti flavonoid sebagai senyawa antioksidan yang
4
diduga mampu menangkal kerusakan sel yang diakibatkan oleh reaksi oksidasi.
(John S, 2003).
Penelitian ini Menggunakan Propolis dan madu bertujuan untuk
membandingkan ekstrak propolis atau madu yang lebih efektif untuk menurunkan
kadar Malondialdehyde (MDA)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan antara ekstrak propolis dan madu terhadap
penurunan kadar Malondialdehyde (MDA) pada tikus putih (Rattus Novergicus)
Strain Wistar yang diinduksi Karbon tetraklorida (CCL4)?
5
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umun
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ekstrak propolis
dan madu terhadap penurunan kadar Malondialdehyde ( MDA) pada tikus putih
(Rattus Novergicus) Strain Wistar yang diinduksi Karbon tetraklorida (CCL4)?
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui peningkatan kadar MDA plasma darah pada tikus
putih (Rattus Novergicus) Strain Wistar yang diinduksi Karbon
tetraklorida (CCL4).
2) Untuk mengetahui dosis ekstrak propolis dan madu yang dapat
menurunkan kadar MDA plasma darah pada tikus putih (Rattus
Novergicus) Strain Wistar yang diinduksi Karbon tetraklorida (CCL4).
1.4 Manfaat Penelitian.
1.4.1 Manfaat Akademis
Manfaat akademis yang diharapkan peneliti adalah :
1) Menambah informasi ilmiah tentang pengaruh pemberian ekstrak
propolis dan madu terhadap penurunan kadar MDA plasma darah pada
tikus putih (Rattus Novergicus) Strain Wistar yang diinduksi Karbon
tetraklorida
2) Menjadi dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan Pengaruh Ekstrak propolis dan madu.
1.4.2 Manfaat Klinis
Meniliti bagaimana pengaruh pemberian ekstrak propolis dan madu
tehadap penurunan kadar MDA (Malondialdehyde) plasma darah pada
6
tikus putih (Rattus Novergicus) Strain Wistar yang diinduksi Karbon
tetraklorida (CCL4).
1.4.3 Manfaat untuk masyarakat
Memberi informasi kepada masyarakat tentang manfaat propolis dan madu
sebagai antioksidan yang ada di Indonesia dan bermanffat bagi alternatif pilihan
untuk antioksidan.