Bab 1-Sampah Medis
description
Transcript of Bab 1-Sampah Medis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Indonesia Sehat 2025, lingkungan strategis pembangunan
kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya
keadaan sehat jasmani, rohani maupun sosial, termasuk juga sarana sanitasi
lingkungan yang memadai (Depkes, 2009).
Masalah kesehatan lingkungan berkaitan erat dengan sanitasi lingkungan
dan juga berhubungan erat dengan proses pengelolaan sampah (Effendy, 2002).
Sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa,
masalah pengelolaan sampah dan limbah masih menjadi masalah kesehatan
lingkungan yang kompleks, terutama di kota-kota besar (Chandra, 2007).
Pengelolaan limbah rumah sakit juga masih menjadi masalah utama pada
banyak negara. Hampir 250.000 ton limbah medis dihasilkan fasilitas-fasilitas
kesehatan suatu negara (WWF, 2004).
Rumah sakit juga dapat dikatakan sebagai pendonor limbah karena
buangannya berasal dari kegiatan non-medis maupun medis yang bersifat
berbahaya dan beracun dalam jumlah besar. Oleh karena itu diperlukan suatu
pengolahan limbah yang sesuai sehingga tidak membahayakan bagi lingkungan
(Paramita, 2007).
Dalam profil kesehatan Indonesia 2010, diungkapkan seluruh rumah sakit
yang ada di Indonesia berjumlah 1632 dengan 163.680 tempat tidur (Kemenkes,
2011). Berdasarkan hasil kajian terhadap 100 rumah sakit di Jawa dan Bali
1
2
menunjukkan bahwa rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 kg/tempat tidur/hari.
Analisis lebih jauh menunjukkan, produksi sampah domestik sebesar 76,8% dan
sampah infeksius sebesar 23,2%. Diperkirakan secara nasional produksi sampah
rumah sakit sebesar 376.089 ton/hari. Dari gambaran tersebut dapat dibayangkan
betapa besar potensi rumah sakit untuk mencemari lingkungan dan
kemungkinannya menimbulkan kecelakaan serta penularan penyakit (Aditama,
2006).
Limbah rumah sakit baik padat maupun cair, yang berasal dari kegiatan
medis maupun nonmedis kemungkinan besar mengandung mikroorganisme.
Apabila tidak ditangani dengan baik, limbah medis rumah sakit menimbulkan
masalah baik dari aspek pelayanan maupun estetika, bahkan juga menjadi
penyebab pencemaran lingkungan dan sumber penyakit (infeksi nosokomial).
Oleh karena itu, pengelolaan limbah rumah sakit perlu mendapat perhatian yang
serius dan memadai agar dampak negatif dapat dihindari (Chandra, 2007).
Salah satu upaya yang dilakukan rumah sakit dalam rangka pelayanan
sanitasi rumah sakit adalah pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah merupakan
salah satu aspek strategis dari rumah sakit, karena dengan pengelolaan sampah
yang baik akan menciptakan image yang baik bagi rumah sakit (Nugroho,2007).
Rumah Sakit Cut Meutia berlokasi di Dusun Bukit Rata, Desa Meunasah
Mesjid Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Kabupaten Aceh Utara telah berdiri
sejak awal proklamasi kemerdekaan RI yang merupakan normalisasi dari bekas
rumah sakit perkebunan milik Belanda pada zaman penjajahan dan dialihkan
menjadi rumah sakit pemerintah. Rumah Sakit Cut Meutia saat ini merupakan
3
rumah sakit tipe B dengan lahan seluas 79, 912 m2 dan luas bangunan 52.054,91
m2. Rumah Sakit Cut Meutia telah mempunyai IPSL (Instalasi Pemeliharaan
Sanitasi Lingkungan) sejak bulan April 2011 dan sudah memiliki insinerator sejak
tahun 2011. IPSL mempunyai 5 unit khusus yang terdiri atas : Unit
Pengadministrasian Umum, Unit Pengolahan Air Bersih, Unit Pengelolaan
Limbah Cair, Unit Pengelolaan Sampah dan Unit Perbaikan dan Pemeliharaan
Sarana. Unit yang bertugas dalam pengelolaan sampah adalah Unit Pengelolaan
Sampah yang memperkerjakan 8 orang petugas pengelola sampah yang telah
diberi pelatihan khusus dengan tingkat pendidikan mulai dari SMA sampai Strata
(Profil RSU Cut Meutia, 2011).
Setelah dilakukan observasi dan wawancara awal dengan petugas di IPSL
RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh utara, didapatkan data bahwa terdapat 23
ruangan yang menjadi sumber sampah medis rumah sakit, yaitu terdiri dari
berbagai ruangan antara lain ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang OK, unit
hemodialisa, ruang bersalin dan nifas, ruang paru, ruang anak, serta ruang rawat
inap pria dan wanita.
Risiko infeksi di rumah sakit (RS) atau yang biasa dikenal dengan infeksi
nosokomial menjadi masalah penting di seluruh dunia. Kasus infeksi nosokomial
atau infeksi yang terjadi ketika pasien dirawat di rumah sakit di seluruh dunia
rata-rata sembilan persen dari 1,4 juta pasien rawat inap. Meski di Indonesia, data
akurat tentang angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit belum ada,
tetapi, kasus ini menjadi masalah serius (Dimyati, 2011).
4
Infeksi ini terus meningkat dari satu persen di beberapa negara Eropa dan
Amerika, sampai lebih 40 persen di Asia, Amerika Latin, dan Afrika. Untuk
menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial, upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi harus dilakukan salah satunya dengan pengelolaan sampah
infeksius dengan baik (Dimyati, 2011)
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa terdorong untuk
melakukan sebuah penelitian dengan judul : “Gambaran Sistem Pengelolaan
Sampah Medis di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis
merumuskan permasalahan diatas yaitu: Bagaimana gambaran sistem pengelolaan
sampah medis di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran sistem pengelolaan
sampah medis di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sistem pemisahan sampah medis dan nonmedis di
RSU Cut Meutia tahun 2012.
b. Untuk mengetahui sistem pengumpulan sampah medis di RSU Cut
Meutia tahun 2012.
5
c. Untuk mengetahui sistem pengangkutan sampah medis di RSU Cut
Meutia tahun 2012.
d. Untuk mengetahui sistem pengolahan dan pemusnahan sampah medis
di RSU Cut Meutia tahun 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara
a. Sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan dan perencanaan
yang berkaitan dengan manajemen pengelolaan sampah medis rumah
sakit.
b. Sebagai evaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah rumah sakit
dalam rangka penyehatan lingkungan dan menurunkan kejadian infeksi
nosokomial.
2. Bagi Program Studi Pendidikan Dokter
Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan informasi bagi peminat dan peneliti
selanjutnya untuk mengembangkan penelitian lebih mendalam.
3. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis mengenai gambaran pengelolaan sampah
medis di RSU Cut Meutia.