BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR...

89
MODUL AJAR MATA KULIAH ANTROPOLOGI Kode Mata Kuliah: IT – 051202 2 SKS, Semester I (PTA) Dosen Pengampu: Nurul Huda SPsi., MSi i

Transcript of BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR...

Page 1: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

MODUL AJAR

MATA KULIAH ANTROPOLOGI

Kode Mata Kuliah: IT – 051202

2 SKS, Semester I (PTA)

Dosen Pengampu: Nurul Huda SPsi., MSi

APRIL

2020

i

Page 2: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmatNya,

sehingga saya dapat menyelesaikan modul ajar mata kuliah Antropologi untuk Fakultas

Psikologi tingkat I. Modul ini disusun sebagai salah satu buku ajar dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mata kuliah Antropologi di kampus.

Meskipun telah berusaha semaksimal mungkin, penulis yakin modul ini masih jauh

dari sempurna dan harapan, oleh karena keterbatasan ilmu pengetahuan, tenaga, waktu, serta

literatur bacaan. Namun dengan ketekunan, tekad dan rasa ingin tahu dalam pengembangan

ilmu pengetahuan penulis dapat menuangkan pikiran tersebut kedalam sebuah modul dan

akhirnya dapat menyelesaikannya. Penulis menyadari, bahwa buku ini dapat terselesaikan

berkat bantuan dari berbagai pihak. Rasa hormat dan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada pihak-pihak yang telah mendorong, membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan modul ini.

Penulis menyadari bahwa modul ini bukan karya yang sempurna, untuk itu kritik dan

saran dari pembaca budiman sangat penulis perlukan. Akhirnya, semoga modul ajar ini

mampu memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta,

25 April 2020

Penulis

ii

Page 3: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi ................................................................................................................iii

Kata Pengantar.......................................................................................................ii

BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI............1

A. Arti Ilmu Antropologi ......................................................................1

B. Ruang Lingkup Antropologi ............................................................2

C. Kajian Ilmu Antropologi ..................................................................5

D. Objek dan Pembagian Antropologi...................................................5

BAB 2 METODE DAN PENDEKATAN KAJIAN ANTROPOLOGI.......10

A. Antropologi Sebagai Metode .........................................................10

B. Hubungan Antropologi Dengan Ilmu Lain .....................................13

BAB 3 KEBUDAYAAN....................................................................................16

A. Definisi Kebudayaan ........................................................................16

B. Ciri-Ciri Kebudayaan ........................................................................17

C. Wujud Kebudayaan ..........................................................................18

D. Unsur-Unsur Kebudayaan.................................................................22

BAB 4 HUBUNGAN KEBUDAYAAN DENGAN MANUSIA......................25

A. Hubungan Antara Kebudayaan Dengan Manusia..............................25

B. Hubungan Antara Kebudayaan Dengan Masyarakat.........................25

C. Perkembangan Kebudayaan .............................................................25

D. Sejarah Kebudayaan...........................................................................27

BAB 5 ANGGAPAN-ANGGAPAN KEBUDAYAAN....................................28

A. Beberapa Anggapan Dasar Mengenai Kebudayaan...........................28

B. Proses Terbentuknya Kebudayaan.....................................................28

iii

Page 4: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

BAB 6 BAHASA DAN KOMUNIKASI...........................................................31

A. Struktur Bahasa..................................................................................31

B. Hubungan Antara Budaya Dan Bahasa .............................................32

C. Komunikasi ......................................................................................32

BAB 7 MASYARAKAT..................................................................................36

A. Proses Terbentuknya Masyarakat ...................................................36

B. Bermacam-Macam Kesatuan Sosial ................................................36

BAB 8 SISTEM KEKERABATAN.................................................................38

A. Kelompok Kekerabatan ...................................................................38

B. Perkawinan ......................................................................................40

C. Rumah Tangga dan Keluarga Inti ...................................................40

D. Komunitas (Besar dan Kecil)...........................................................41

BAB 9 DINAMIKA KEBUDAYAAN ............................................................42

A. Konsep – Konsep Dinamika Kebudayaan ......................................42

BAB 10 ANTROPOLOGI PSIKOLOGI........................................................45

A. Antropologi dan Psikologi ..............................................................45

B. Sejarah Perkembangan Ilmu Antropologi Psikologi .......................45

C. Metode-Metode Dalam Antropologi Psikologi ...............................47

D. Beberapa Penelitian Antropologi Psikologi.....................................50

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................52

iv

Page 5: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

BAB IPENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI

A. Arti Ilmu Antropologi

Berasal dari bahasa Yunani, antropos → manusia

logos → studi.

Ilmu yang mempelajari tentang manusia, dalam artian khusus, yaitu studi aspek fisik,

budaya, dan perilaku manusia untuk mendapat pengertian tentang keragaman manusia.

Segi yang menonjol dari ilmu antropologi ialah pendekatan secara menyeluruh (holistik)

bukan terkhusus (atomistik).

Istilah Antropologi sering dicampuradukkan dengan beberapa istilah yang sekilas

memang mirip, namun jika dipelajari lebih mendalam, memiliki perbedaan maksud dan

pengertiannya. Istilah-istilah tersebut antara lain:

1. Etnografi: Pelukisan atau tentang bangsa-bangsa. Tentang masyarakat dan kebudayaan

suku-suku bangsa diluar Eropa dan bagian dari ilmu antropologi yang bersifat

deskriptif.

2. Etnologi: Ilmu bangsa-bangsa. Telah lama dipakai sejak permulaan masa terjadinya

antropologi dan khusus mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan

sejarah perkembangan kebudayaan manusia.

3. Volkerkunde: Ilmu bangsa-bangsa. Dipergunakan terutama di Eropa Tengah sampai

sekarang.

4. Kulturkunde: Ilmu kebudayaan. Pernah dipakai sarjana dari Jerman, L. Frobenius dan

guru besar Univesitas Indonesia C.J. Held.

5. Antropologi: Ilmu tentang manusia. Istilah yang sangat tua. Dalam arti lain ilmu

tentang ciri-ciri tubuh manusia.

6. Kultural Antropologi: Terutama diapakai di Amerika. Dalam arti luas yang tidak

mempelajari manusia dari sudut fisiknya, lawan daripada physical anthropology.

Sekarang dipakai secara resmi oleh Universitas Indonesia menjadi “antropologi

budaya”.

7. Antropologi Sosial. Dipakai di Inggris untuk menyebut antropologi dalam fase

ketiganya, sebagai lawan etnologi.

Pengertian antropologi menurut beberapa tokoh, yaitu:

1

Page 6: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

1. Koentjaraningrat Menurut bapak Antropologi Indonesia, antropologi adalah ilmu

yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna,

2

Page 7: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

2. bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.

3. David Hunter: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang lahir dari rasa ingin tahu yang

tak terbatas dari umat manusia.

4. William A. Haviland: Antropologi merupakan studi tentang umat manusia, berusaha

untuk membuat generalisasi yang berguna tentang manusia dan perilaku mereka dan

untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap dari keragaman manusia.

5. Rifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami semua aspek yang

terdapat pada manusia yang terdiri atas berbagai macam konsepsi kebudayaan, ilmu

pengetahuan, norma, seni, linguistik dan lambang, tradisi, teknologi, kelembagaan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari

dengan segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi,

nilai-nilai) yang dihasilkan setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

Antropologi sebagai ilmu digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Akurat

Dalam hal ini, antropologi mempelajari tiga hal:

a. Mempelajari kapan, dimana, dan bagaimana asal mula munculnya manusia,

b. Mempelajari ciri-ciri fisik manusia, dan

c. Mempelajari kebiasaan dari suatu masyarakat tertentu dimasa sekarang dan masa

yang akan dating.

b. Tidak Akurat.

Ilmu antropologi dikatakan tidak akurat dikarenakan ilmu antropologi merupakan ilmu

yang masihn dapat digabung dengan disiplin ilmu lainnya, seperti: Antropologi-

psikologi, Antropologi-sosiologi, antropologi-arkeologi, antropologi-ekonomi,

antropologi-ilmu kesehatan.

B. Ruang Lingkup Antropologi

Meliputi semua manusia dan gejala kebudayaan, termasuk proses yang

mengakibatkan timbulnya fenomena dan berbagai bentuk persamaan dan perbedaan.

Perbedaan itu disebabkan tujuan penelitian yang berbeda-beda. Misalnya, menulis tentang

sekelompok manusia, seorang ahli antropologi akan menggambarkan; bagian sejarah

daerah manusia, pola pemukiman, system politik dan ekonomi, agama, kesenian, bahasa,

dan sebagainya.

Segi yang menonjol dari ilmu antropologi ialah pendekatan holistik yaitu sebuah

pendekatan dalam antropologi yang melihat keadaan-keadaan dan individu-individu secara

3

Page 8: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

utuh. Jadi, pokok kajiannya, baik sebuah organisasi atau individu, tidak akan

disederhanakan kepada variabel yang telah ditata atau sebuah hipotesa yang telah

direncanakan sebelumnya, tetapi akan dilihat sebagai bagian dari suatu yang utuh.

1. Sejarah Perkembangan Antropologi

a. Fase I (Sebelum 1800)

Awalnya sejak akhir abad ke 15 dan awal abad ke 16 ditandai oleh himpunan-

himpunan besar berupa kitab-kitab kisah perjalanan, dan catatan-catatan orang

Eropa yang mengunjungi Afrika, Asia pada umumnya, dan Indonesia pada

khususnya. Himpunan-himpunan besar tersebut oleh Koentjaraningrat dibagi

menjadi lima golongan pengarang, yaitu:

1. Karangan-karangan para musafir

2. Karangan-karangan para pendeta nasrani

3. Karangan-karangan para pegawai kolonial/bahasa

4. Karangan-karangan para penyelidik alam

5. Karangan-karangan para pegawai pemerintah jajahan

Kelima golongan karangan diatas biasanya merupakan hasil dari pengalaman

hubungan nyata dengan bangsa-bangsa pemangku kebudayaan itu. Namun

biasanya karangan-karangan ini juga tak luput dari kelemahan, diantaranya:

a. Susunan keterangan yang tidak urut

b. Hanya mencatat hal-hal yang tampak aneh dan hal-hal yang berbeda dengan

adat istiadat pengarangnya.

c. Hanya mencatat unsur-unsur kebudayaan yang tampak saja.

d. Sering kurang detail menjelaskan tentang lokasi spesifiknya di daerah

bersangkutan.

b. Fase II (Pertengahan abad ke-19)

Pada awal abad ke-19, ada usaha-usaha untuk mengintegrasikan secara serius

beberapa karangan-karangan yang membahas masyarakat dan kebudayaan didunia

pada berbagai tingkat evolusi. Pada abad ini masyarakat dan kebudayaan yang

tingkat evolusinya sangat lambat dianggap “primitif”. Sehingga pada sekitar tahun

1860, lahirlah antropologi setelah terdapat beberapa karangan yang menghasilkan

bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan didunia dalam berbagai tingkat

evolusi.

c. Fase III (Awal abad ke-20)

4

Page 9: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Pada masa ini, negara-negara penjajah dari Eropa mulai memiliki daerah

jajahan di Afrika dan Asia. Maka pada saat itu, antropologi merupakan ilmu

penting untuk mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa. Antropologi juga menjadi

ilmu yang praktis untuk kepentingan kolonial dalam mempelajari masyarakat dan

kebudayaan di luar Eropa Penguasaan daerah jajahan ini berarti:

a. Adanya hubungan langsung antara pihak penjajah dan pihak masyarakat terjajah

b. Pemerintah penjajah memerlukan keterangan-keterangan tentang kebudayaan

dan masyarakat bangsa terjajah.

Pada fase ini, dimulai terdapat angggapan bahwa mempelajari bangsa-bangsa

Non-Eropa ternyata makin penting. Hal ini dikarenakan bahwa masyarakat tersebut

pada umumnya belum sekompleks bangsa-bangsa Eropa. Dengan pemahaman

mengenai masyarakat yang tidak kompleks, maka hal itu akan menambah

pemahaman tentang masyarakat yang kompleks.

d. Fase IV (Setelah tahun 1930)

Pada fase ini, ilmu antropologi berkembang pesat dan lebih berorientasi

akademik. Ilmu antropologi juga bermaksud menyelidiki sebanyak mungkin

tentang masyarakat manusia, dan untuk mengetahui kelakuan manusia pada

umumnya.

Adanya perluasan penyelidikan ilmu antropologi pada fase ke IV ini, berarti:

1. Pertambahan bahan pengetahuan

2. Kemajuan metode-metode ilmiahnya

Perubahan-perubahan dalam ilmu antropologi ini disebabkan oleh dua aspek,

yaitu:

1. Aspek timbulnya antipati terhadap kolonialisme, gejala ini jelas sekali terlihat

sesudah perang dunia ke II

2. Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif

Tujuan antropologi pada fase ke IV ini, mencapai perkembangan yang paling

penting, juga telah mencapai pengertian dalam segi-segi:

1. Sejarah terjadinya, dan perkembangan makhluk manusia sebagai makhluk

biologi

2. Sejarah dan persebaran kebudayaan-kebudayaan

3. Dasar-dasar dari kebudayaan yang hidup dalam kenyataan masyarakat-

masyarakat suku-suku bangsa di dunia ini.

5

Page 10: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Sasaran dan objek penelitian para ahli antropologi sejak tahun 1930 telah

beralih dari suku-suku bangsa primitif non Eropa kepada penduduk pedesaan,

termasuk daerah-daerah pedesaan Eropa dan Amerika. Secara akademik

perkembangan antropologi pada fase ini ditandai dengan symposium

internasional pada tahun 1950-an, guna membahas tujuan dan ruang lingkup

antropologi oleh para ahli dari Amerika dan Eropa. Pada fase keempat ini,

antropologi memiliki dua tujuan utama, yaitu:

1. Tujuan Akademis, untuk mencapai pemahaman tentang manusia berdasarkan

bentuk fisiknya, masyarakatnya, maupun kebudayaannya.

2. Tujuan praktis, untuk kepentingan pembangunan.

C. Kaitan Ilmu Psikologi Dengan Antropologi

Kaitan ilmu psikologi dengan antropologi:

D. Objek dan Pembagian Antropologi

Menurut Ralph Linton, pembagian antropologi, yaitu:

a. Studi tentang asal mula manusia,

b. Studi klasifikasi dari varietas manusia, dan

c. Penyelidikan atas kehidupan bangsa primitive.

Menurut Prof. Koentjaraningrat, pembagian antropologi, yaitu:

a. Sejarah perkembangan manusia sebagai makhluk biologis,

6

Psikologi pada hakikatnya

mempelajari perilaku manusia dan proses-

proses mentalnya

Psikologi pun membahas faktor- faktor penyebab perilaku manusia secara internal,

seperti motivasi, minat, sikap, konsep

diri dan lain- lain.

Sedangkan dalam antropologi khususnya

antropologi budaya lebih bersifat faktor

eksternal yaitu lingkungan fisik,

lingkungan keluarga dan lingkungan sosial

dalam arti luas.

Kedua unsur itu saling berinteraksi satu sama lain yang

menghasilkan suatu kebudayaan melalui

proses belajar.

Dengan demikian keduanya

memerlukan interaksi yang intens untuk

memahami pola-pola budaya masyarakat

tertentu secara bijak.

Page 11: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

b. Sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri

tubuhnya.

c. Masalah asal, perkembangan dan penyebaran aneka Bahasa,

d. Perkembangan, persebaran kebudayaan didunia, dan

e. Asas asas kebudayaan manusia dalam masyarakat

Timbul bagian bagian ilmu antropologi menurut William A. Haviland (1993), yaitu

sebagai berikut:

1. Antropologi Fisik

Ilmu tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk hidup dipandang dari sudut ciri-

ciri tubuhnya, contoh: warna kulit, bentuk rambut, volume tengkorak, golongan darah.

Mengelompokan atas ciri khusus ini kemudian memunculkan konsep tentang ‘ras’.

2. Antropologi Budaya

Antropologi budaya dibagi menjadi tiga jenis, diantaranya:

a. Etnologi

Merupakan ilmu bagian yang mencapai pengertian mengenai azas- azas manusia, dengan

mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak

mungkin suku-bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi. Etnologi mendeskripsikan

bangsa dan dasar ras dan kebudayaan, menjelaskan tentang penyebarannya masa kini dan

masa lampau serta difusi atau penyebaran kebudayaan manusia.

b. Linguistik

Ilmu yang mempelajari asal usul Bahasa. Ahli linguistik tertarik untuk mempelajari

sejarah dan struktur bahasa yang tidak tertulis.

c. Arkeologi

Cabang antropologi budaya yang mem pelajari benda-benda dengan tujuan

menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia, seperti peninggalan sejarah, alat-

alat, patung patung, dan lain-lain.

7

Page 12: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Selain Haviland A. William, Koentjaraningrat (1996) juga mengemukakan hal yang

sama yaitu bagian-bagian ilmu antrologi.

Koentjaraningrat (1996), juga menyatakan bahwa antropologi dibagi menjadi dua

bagian yaitu:

1. Antropologi Biologi

Antropologi biologi dibagi menjadi dua bagian:

a. Paleoantropologi ilmu bagian yang meneliti asal usul terjadinya dan evolusi manusia

dengan mempergunakan sisa-sisa tubuh yang telah membatu (fosil) tersimpan dalam

lapisan bumi yang harus didapat oleh si peneliti dengan berbagai metode penggalian.

b. Antropologi Fisik bagian ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian

tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.

(co: ciri-ciri tubuh baik lahir (fenotipe) warna kulit, warna dan bentuk rambut, tinggi

dan bentuk tubuh, maupun yang dalam (genotipe) golongan darah dsb).

2. Antropologi Budaya

Antropologi budaya dibagi menjadi enam bagian:

a. Prehistori mempelajari tentang sejarah perkembangan dan penyebaran semua

kebudayaan manusia di bumi sebelum dan setelah mengenal huruf.

b. Etnolinguistik mempelajari tentang artikulasi dan fenomena keragaman manusia dari

aspek keragaman manusia dari aspek bahasa, tata bahasa, dan ciri bahasa dari manusia

selaku pendukung kebudayaan.

8

Page 13: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

c. Etnologi ilmu yang mencapai pengertian mengenai asas-asas manusia, dengan

mempelajari kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku

bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada saat ini.

Terdapat dua aliran kajian dalam etnologi, yaitu:

a) Descriptive integration mengolah dan mengintegrasikan hasil penelitian dengan

berbagai sub ilmu antropologi menjadi satu hasil penelitian dan satu daerah tertentu

saja.

b) Generalizing approach (antropologi sosial) mengolah dan mengintegrasikan

menjadi satu hasil-hasil penelitian dari sebanyak mungkin daerah kemudian dicari

persamaan dan perbedaannya. Dicapai dengan metode – metode:

1) Metode yang menuju arah penelitian mendalam dan bulat dari sejumlah

masyarakat dan kebudayaan yang terbatas, dan

2) Metode yang menuju arah perbandingan merata dari sejumlah unsur terbatas

dalam masyarakat yang sebanyak mungkin.

d. Etnopsikologi muncul karena banyaknya penelitian-penelitian antropologi dengan

menggunakan konsep psikologi: 1) Kepribadian bangsa; 2) peranan individu dalam

proses perubahan adat istiadat; dan 3) masalah nilai universal dari konsep-konsep

psikologi.

e. Antropologi Spesialisasi Tahun 1930, ahli antropologi Inggris Raymon W. Firth,

mulai meneliti dengan metode antropologi, gejala ekonomi pedesaan, penghimpunan

modal, pengerahan tenaga, sistem produksi dan pemasaran lokal dari hasil pertahnian

dan perikanan di Oseania dan Malaysia. Dari berbagai aktivitas penelitian tersebut, para

murid Firth dan ahli antropologi lain, menimbulkan spesialisasi antropologi diantaranya,

yaitu:

1) Antropologi Ekonomi mempelajari masalah penghimpunan modal lokal, dan

tenaga pribumi, sistem-sistem produksi dan pemasaran local.

2) Antropologi Pembangunan menggunakan metode-metode, konsep-konsep, dan

teori-teori antropologi, mempelajari soal-soal yang bersangkutan dengan

pembangunan masyarakt desa, sikap petani terhadap teknologi baru.

3) Antropologi Pendidikan mempelajari masalah pendidikan di Negara berkembang.

4) Antropologi Kesehatan mempelajari masalah konsepsi dan sikap penduduk desa

tentang kesehatan.

5) Antropologi Penduduk mempelajari laju kenaikan penduduk, ekspalosi penduduk

dunia, masalah penduduk dunia.

9

Page 14: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

6) Antropologi Politik mempelajari kejadian – kejadian dan gejala politik serta

persaingan dan kerjasama antara kekuatan partai-partai politk dalam Negara

berkembang, sistem nilai dan norma politik yang dijalankan.

7) Antropologi untuk Psikiatri mengenai latar belakang sosial – budaya dari

penyakit-penyakit jiwa.

f. Antropologi Terapan adalah satu bidang dalam ilmu antropologi tempat pengetahuan

(knowledge), ketrampilan (skills), dan sudut-pandang (perspective). Ilmu antropologi

digunakan untuk menolong mencari solusi bagi masalah-masalah praktis kemanusiaan

dan memfasilitasi pembangunan. 

10

Page 15: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

BAB 2METODE DAN PENDEKATAN KAJIAN ANTROPOLOGI

A. Antropologi Sebagai Metode

Metode ilmiah suatu ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu atau cara dalam rangka

ilmu tersebut sampai kepada ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan kata lain, metode

ilmiah dari suatu ilmu mencakup berbagai cara atau jalan yang harus ditempuh untuk

sampai pada kesatuan pengetahuan. Suatu ilmu baru dikatakan bersifat ilmiah jika

memiliki metode ilmiah. Tanpa metode maka suatu ilmu hanya bisa disebut sebagai

pengetahuan atau himpunan pengetahuan saja.

Jalan atau cara untuk mencapai kepada suatu ilmu pada umumnya ada tiga metode

pengumpulan fakta yaitu: penelitian lapangan (field research), penelitian di laboratorium,

penelitian di perpustakaan.

1. Penelitian Lapangan (field research). Pada penelitian lapangan seorang atau

sekelompok orang telah menentukan topik, lokasi dan tujuan tentang data apa yang

diinginkan, maka para peneliti telah merancang time scudle (rentang waktu) yang

dibutuahkan, setelah itu akan melakukan perjalanan kunjungan langsung ke tempat

sumber-sumber data yang hendak diperoleh. Pada penelitian lapangan, peneliti mau

tidak mau harus menjadi bagian dari obyek yang diteliti, oleh karena itu ia manjadi

bagian didalamnya. Karena kemampuan menjalin relasi dengan obyek di lokasi

penelitian akan menentukan tingkat keberhasilan penelitianya.

2. Penelitian di Laboratorium. Pada umumnya dilakukan dalam suatu ruangan atau wadah

yang sudah didesain sedemikian rupa, dengan menyediakan bahan-bahan pembanding

atau bahan-bahan pendukung yang mampu mempengaruhi perubahan terhadap hasil

yang diinginkan. Penelitian semacam ini baik secara tim maupun individu mesti

mengamati secara berkala dan mencatatat setiap gejala perubahan yang terdapat pada

11

Page 16: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

percobaan tersebut. Pada dasarnya obyek peneltian laboratorium tidak berhubungan

langsung atau terpisah dengan si penelti, karena peneliti hanya mengamati dan

mencatat perubahan yang terjadi.

3. Penelitian di Perpustakaan. Setelah tema atau topik dan tujuan penelitian telah

ditentukan, maka peneliti akan mengumpulkan berbagai bahan referensi yang

bersumber dari buku-buku, majalah, jurnal, makalah dan sumber sumber lainya di

berbagai tempat. Namun pada umumnya sumber-sumber data itu secara lengkap dapat

dijumpai di suatu perpustaakaan, kalau perputakaan tersebut sudah lebih maju cara

pengorganisasian dan pengelolaannya. Namun demikian jika tema-temanya bersifat

khusus maka hanya ada beberapa perpuustakaan yang mampu menyediakanya,

terutama bahan atau tema yang bersifat historis. Contohnya tema tentang sejarah di

Sulawesi Selatan, justru kebanyakan bahan-bahan tertulis atau manuskripnya berupa

catatan-catatan yang termuat di daun lontarak berupa tulisan lontarak, sehingga seorang

peneliti harus melakukan kunjungan ke perpustakaan khusus seperti Leiden di negeri

Belanda karena bahan tersebut hanya tersedia di perpustakaan tersebut.

Pengertian antropologi sebagai metode adalah menyangkut tentang cara bagaimana

pengetahuan yang ada dalam disiplin ilmu ini diperoleh. Metode ilmiah yang utama dalam

antropologi adalah penelitian “etnografi”. Metode etnografi adalah suatu kegiatan

pengumpulan bahan keterangan yang dilakukan secara sistematis, mengenai cara hidup

dan berbagai kegiatan sosial yang berkaitan dengan unsur-unsur kebudayaan dalam suatu

masyarakat.

(Salim, 2001) menyatakan bahwa syarat utama dalam metode etnografi adalah peneliti

tu sendiri harus hidup diantara objek dan subjek yang diteliti dan dengan waktu yang

relatif lama (cukup) untuk dapat berintegrasi dengan masyarakat yang diteliti. Keberadaan

peneliti dibutuhkan agar dapat mengembangkan kepekaannya dalam berpikir, merasakan

dan menginterpretasikan hasil-hasil pengamatannya dengan menggunakan konsep-konsep

yang ada dalam pemikiran, perasaan-perasaan dan nilai-nilai yang diteliti. Pemahaman

terhadap suatu peristiwa budaya dalam kajian etnografi harus dilakukan dalam lingkup

yang menyeluruh (holistik) dan mendiskripsikannya secara apa adanya. Kreatifitas dan

keprofesionalan sangat diutamakan dalam melakukan penelitian etnografi.

Terdapat dua metode utama dalam penelitian etnografi, yakni observasi partisipasi dan

wawancara mendalam secara langsung dengan anggota kelompok masyarakat yang

ditelitinya.

1. Observasi Partisipasi (Participant Observation) adalah metode pengumpulan data yang

12

Page 17: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan

dimana peneliti terlibat dalam keseharian informan. Dengan demikian peneliti langsung

terjun dalam seting sosial budaya yang sesungguhnya. Selama penelitian, peneliti

merasakan sendiri serta mengamati secara langsung aspek dari kebudayaan yang diteliti

secara menyeluruh (holistik).

2. Wawancara Mendalam adalah proses memperoleh informasi untuk tujuan penelitian

dengan teknik tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan informan. Dalam hal

ini peneliti membekali dirinya dengan pedoman wawancara (interview guide) yang

berisi garis besar topik-topik penting yang akan ditanyakan pada informan. Dengan

pedoman wawancara ini dimungkinkan bagi seorang peneliti untuk menanyakan secara

lebih detail tentang informasi yang dibutuhkan. Informasi yang dibutuhkan dalam

wawancara mendalam meliputi:

a. Informasi yang berkaitan dengan data pribadi, misalnya: nama, umur, agama,

pendidikan, pendapatan, pekerjaan, dan sebagainya.

b. Informasi yang berhubungan dengan kepercayaan atau pendapat/pandangan

informan tentang suatu fakta. Disini yang digali bukan informasi tentang keenaran

suatu fakta yang ditanyakan melainkan bagaimana anggapan, pandangan, atau

keyakinan informan terhadap suatu fakta.

c. Informasi tentang perasaan, yakni keterangan informan mengenai perasaanperasaan

terhadap suatu fakta atau peristiwa.

d. Informasi tentang kegiatan. Informasi ini umumnya dapat dibedakan atas keterangan

tentang standar etika yang menyangkut apa yang sebaiknya dilakukan menurut

informan dan keterangan standar kegiatan menyangkut penilaian suatu yang

dilakukan menurut standar yang ada dalam masyarakat.

e. Informasi tentang alasan informan mengenai anggapan, perasaan, perilaku atau

kebijakan yang disampaikannya.

f. Seluruh data yang diperoleh melalui observasi partisipasi dan wawancara mendalam

dituangkan dalam catatan lapangan (field notes). Catatan- catatan dalam field notes

ini nantinya diolah untuk disusun menjadi laporan penelitian tentang fenomena

sosial budaya yang diteliti.

Seluruh metode yang digunakan, mulai dari metode pengumpulan bahan konkret

tentang suatu masyarakat yang hidup, sampai pada metode yang digunakan untuk

mengolah bahan tadi menjadi karangan yang dapat dibaca orang lain, merupakan tipe

penelitian deskriptif dari ilmu antropologi yang disebut etnografi (Koentjaraningrat, 1996).

13

Page 18: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Dalam rangkah pelaksanaan pengumpulan atau penggalian data, seorang peneliti

hendaknya dapat menjalin komunikasi, menjaga lingkungan dan senantiasa menghormati

keragaman budaya, suku dan agama masyarakat yang sedang diteliti.

B. Hubungan Antropologi Dengan Ilmu Lain

Antropologi sebagaimana sifat ilmu pada umumnya tidak bisa berdiri sendiri karena

memiliki keterkaitan dengan ilmu lain. Hubungan itu pada umunya bersifat saling

menunjang atau timbal balik dan hubungan yang bersifat penting, artinya tidak bisa

dipisahkan walaupun bisa dibedakan. Terlebih dalam rumpun ilmu sosial dan humaniora

yang kesemuanya menjadikan Masyarakat manusia sebagai obyek materi pembahasan.

Diantara hubungan antropologi dengan ilmu lain secara timbal balik atau dengan kata

lain ilmu antropologi membutuhkan ilmu-ilmu tersebut untuk melengkapi kajiannya

demikian pula sebaliknya.

1. Hubungan Ilmu Antropologi dengan Ilmu Geologi

Geologi yang sasaran kajianya adalah mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta

perubahan perubahanya, dibutuhkan oleh antropologi terutama berkaitan dengan

temuan tentang fosil-fosil, atau sisa-sisa kerangka manusia dan artefak atau bendabenda

hasil karya manusia yang terpendam di tanah yang sudah berumur ratusan bahkan

ribuan tahun. Penelitian secara geologi dengan metodologi tertentu diharapkan mampu

mengungkap masa atau jangka waktu yang dilalui oleh fosil-fosil dan artefak tersebut,

kerena dibutuhakan oleh antropologi untuk mengkontruksi dan menjelaskan bagaimana

umat manusia teruatama bentuk ciri-ciri fisik, perkembangan masyarakat dan

kebudayaanya yang berlaku pada masa itu.

2. Hubungan Antropologi dengan Paleontologi

Bantuan ilmu Paleontologi dimaksudkan untuk merekontruksi fosil-fosil manusia dan

binatang yang memiliki struktur tubuh yang mendekati bentuk tubuh manusia seperti

halnya kera, mengenai tingkat tahapan perkembangan evoulsinya, sehingga dapat

diketahui ada atau tidak kaitan antara bentuk fisik manusia dengan bentuk fisik kera

dimasa silam, dan bentuk manusia dan kera di masa kini, karena ada anggapan bahwa

kedua species ini memiliki tingkat kemiripan yang tinggi.

3. Hubungan Ilmu Antropologi dengan Ilmu Anatomi

Antropologi membutuhkan ilmu anatomi untuk memahami ciri-ciri dan perbedaan fisik

14

Page 19: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

manusia terutama perbedaan ras, bentuk rambut dan warna kulit, untuk memahami

kerterkaitan antara satu ras suku bangsa atau kelompok manusia dengan dengan ras

atau kelompok manusia lainya, serta penyebab terjadinya perbedaan ciri fisik dan ras

manusia tersebut.

4. Hubungan antara Ilmu Antropologi dengan Ilmu Kesehatan

Antropologi membutuhkan ilmu kesehatan utuk memhami perkembangan penyakit dan

kesehatan suatu masyarakat, dan yang terpenting adalah sikap satu kelompok manusia

terhadap penyakit atau wabah yang dihadapi, demikain pula halnya dengan para dokter,

diharapkan bisa bekerja sama dengan para antropolog untuk memahami pandangan

hidup suatu masyarakat tentang penyebab terjadinya wabah suatu penyakit, sakit yang

diderita seseorang, bahkan penyebab terjadinya suatu kematian, apakah karena

disebabkan oleh penyakit atau sikap dukun, tukang sihir atau bahkan karena

disebabakan oleh sikap dewa yang murka kepada suatu golongan masyarakat tersebut.

Diantara ilmu-ilmu yang berkaitan dengan antropologi dan memiliki hubungan yang

sangat erat dan tidak bisa dipisahkan adalah ilmu sosiologi dan ilmu psikologi.

5. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Sosiologi

Secara umum ilmu antropologi dan sosialogi keduanya sama, karena samasama

menjadikan manusia sebagai obyek kajian (obyek materi). Sebagaimana antropologi,

ilmu sosiologi juga bertujuan untuk memahamii pengertian tentang asas hidup

masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya, tujuanya juga seolaholah sama

dengan antropologi. Namun jika dilihat secara detail dan spesifik maka akan nampak

perbedaan diantara kedua bidang kajian ilmu tersebut. Seperti halnya berkiut ini:

a) Kedua ilmu mempunyai asal usul dan sejarah perkembangan yang berbeda. Kalau

Antopologi lahir dan bermula dari catatan-catatan perjalanan para musafir ke benua

selain Eropa untuk menuliskan laporan tentang keunikan suku bangsa yang

disinggahi, maka sosiologi berasal dan bermula dari filsafat. Kemudian

dikembangkan menjadi filsafat sosial, namun filsafat sosial yang digunakan untuk

mengkaji masyarakarat Eropa sejak revolusi industri, tidak dapat mengatasi

persoalan yang berkaitan dengan hubungan antara pemilik modal (borjuis) dan

kaum pekerja (ploletariat). Ketegangan yang muncul justru terus-menerus antara

hubungan kerja buruh dan majikan terutama soal upah dan kesejahteraan, sehingga

memerlukan cabang ilmu filafat sosial yang baru, kemudian melahirkan suatu

cabang ilmu yang dinamakan sosiologi untuk menangani interaksi, relasi kerja, dan

ketegangan serta konflik diantara kedua pihak. Walaupun seiring waktu konflik itu

15

Page 20: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

tidak pernah berkesudahan sampai saat ini.

b) Obyek formal atau bahan penelitian yang berbeda. Kalau ilmu antropologi

memfokuskan pada masyarakat dan kebudayann pada masyarakat pedesaan dan

primitive diluar bangsa Eropa, maka sosiologi memfokuskan penelitian pada

masyarakat di Eropa -Amerika.

c) Metodologi yang digunakan juga berbeda. Kalau antropologi menggunakan

pendekatan kualitatif yang mengandalkan observasi (pengamatan) dan interview

(wawancara), maka sosiologi menggunakan pendekatan kunatitatif yang

mengandalkan survey.

Namun dalam perkembanganya akhir akhir ini, baik antropologi maupun sosiologi

mulai mengembangkan lapangan penelitian terhadap masyarakat dan kebudayaanya, baik

yang berada di pedesaan maupun yang berada di perkotaan, baik masyarakat dan

kebudayaan yang bermukim di Eropa-Amerika maupun di belahan dunia lainya.

Demikian halnya dengan metodologi yang dipergunakan, antropologi yang semula

mengggunakan pendekatan kualitatif dan sosiologi yang mengandalkan pendekatan

kuantitatif, kini kedua bidang ilmu tersebut dapat menggunakan kualitatif dan kuntitatif

secara bergantian maupun secara bersamaan. Artinya antropologi yang mengandalakn

metode kulaitatif tetapi juga dapat menggunakan metode kuantitatif, demikian pula

sebaliknya, sosiologi yang mengandalkan metode kuantitatif tetapi dapat pula

menggunkan metode kualitatif, tergantung kebutuhan data yang diperlukan. Sehingga

akhir-akhir ini para antropolog dan sosiolog secara bersama atau berkelompok mampu

bekerja sama menggarap lapangan penelitian yang bisa menghasilkan suatu laporan yang

lebih lengkap mengenai kehidupan sosial budaya suatu masyarakat.

6. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Psikologi

Salah satu cabang ilmu yang terkait erat dengan antropologi adalah psikologi, karena

membicarakan manusia sebagai mahluk hidup secara biologis dan mahluk sosial.

Manusia memiliki suatu kekuatan yang tidak nampak nyata, karena ia bersifat imateril

dan hanya terlihat gejala-gejalanya saja, aspek yang terpenting dari unsur kehidupan

manusia adalah aspek ruhaniah yang dikenal dalam istilah agama, sedangkan istilah

yang digunakan di Indonesia adalah jiwa, dimana salah satu cabang ilmu yang

mengkaji gejala-gejala yang ditimbulkan oleh kekuatan jiwa ini dinamakan psikologi.

Kekuatan jiwa atau ruhani manusia ini telah terintegrasikan dengan baik oleh unsur

berfikir manusia melalui otak, dan proses merasa manusia melalui hati sehingga

menentukan kepribadian manusia sebagai individu, dan selanjutnya membentuk

16

Page 21: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

kepribadian manusia sebagai mahluk sosial, atau mahluk yang hidup bermasyarakat

yang mampu menciptakan cipta, rasa dan karsa. Ciptaan manusia yang berkaitan

dengan ruhaniah atau kejiwaan meliputi norma dan aturan hidup bekelompok, inilah

yang disebut kebudayaan. Hubungan antara antropologi (budaya) dengan sosiologi

(sosial) dan psikologi (keperibadian) secara rinci akan dibahas dalam satu tema

pembahasan secara khusus.

BAB 3KEBUDAYAAN

A. Definisi KebudayaanBeberapa tokoh mengemukakan asal-usul kata kebudayaan, diantaranya yaitu:

1. Koentjaraningrat: buddhayah: budi atau akal, dengan demikian berarti hal yang

bersangkutan dengan akal. Kebudayaan itu keseluruhan dari kelakuan dan hasil

kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus didapatnya dengan

belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

2. Bakker: kata kebudayaan berasal dari “abhyudaya”. Kebudayaan adalah hasil baik,

kemajuan, dan kemakmuran yang serba lengkap.

3. Ralph Linton: Kebudayaan sebagai warisan sosial, dan membaginya menjadi dua

bagian, yakni warisan umum dan warisan khusus.

4. Bahasa Asing: kultur. Bahasa Inggris: culture dan Bahasa Latin: cole, cultura,

agricultura yang artinya mengolah, mengerjakan dan berhubungan dengan tanah atau

bertani. Jadi kebudayaan ialah segala daya upaya serta tindakan manusia untuk

mengolah tanah dan mengubah alam.

Disimpulkan kebudayaan dalam Bahasa Inggris yaitu culture dari kata cultura berasal

dari Bahasa Latin colere yang berarti memelihara, memajukan, dan memuja- muja.

Sedangkan Budaya atau kebudayaan dari Bahasa Sansekerta berasal dari buddhayah yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang

berkaitan dengan budi atau akal manusia.

Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri

manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1996).

17

Page 22: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa kebudayaan itu adalah daya dari budi yang

berupa cipta, karsa, dan rasa. Ketiga unsur dibawah ini secara bersamaan menentukan

timbulnya suatu hasil kebudayaan.

a. Cipta Manusia ingin mengetahui dan menyadari segala rahasia yang dijumpai di

dalam pengalamannya, baik lahir maupun batin.

b. Karsa Manusia ingin mengetahui segala asal-usul dari segala hal, sehingga

menimbulkan berbagai perasaan dan pikiran yang tiada hentinya. Akhirnya timbul

norma-norma keagamaan dan norma-norma kesusilaan.

c. Rasa Manusia ingin keindahan. Akhirnya timbul norma-norma keindahan atau

estetika.

Dari semua definisi tersebut jelas bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem

gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan

milik diri manusia dengan belajar. Dengan demikian hampir seluruh tindakan manusia

adalah kebudayaan, karena hanya sedikit tindakan manusia dalam masyarakat yang berupa

naluri, tindakan reflek, tindakan akibat proses fisiologi atau kelakuan membabi buta saja

yang bukan merupakan kebudayaan.

B. Ciri-Ciri Kebudayaan

Beberapa ahli antropologi memperoleh pengertian tentang karakteristik-karakteristik

pokok yang dimiliki bersama oleh semua kebudayaan yaitu:

1. Kebudayaan Adalah Milik Bersama

Kebudayaan adalah sejumlah cita-cita, nilai dan standar perilaku. Selain itu juga

sebagai persamaan yang artinya menyebabkan perbuatan para individu dapat

dipahami oleh kelompoknya. Contoh kebudayaan upacara penguburan mayat pada

Suku Toraja yang berkurban kerbau hingga puluhan begitu pula babi yang mencapai

puluhan bahkan ratusan. Bagi orang di luar suku Toraja akan menganggap aneh

karena dalam suasana duka tapi mengeluarkan banyak biaya untuk pesta, namun bagi

anggota Suku Toraja hal ini harus dilakukan untuk menghormati yang meninggal dan

semakin banyak binatang yang dikorbankan maka status sosialnya akan naik, hal

demikian istlah dalam antropologi yaitu “potlatch”.

2. Kebudayaan Adalah Hasil Belajar

Hal utama yang membedakan manusia dengan binatang yaitu manusia untuk

melakukan sesuatu harus melalui tahap belajar, hal ini berbeda dengan binatang yang

18

Page 23: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

dalam melakukan sesuatu berdasarkan insting sebagai warisan biologis. Ralph Linton

mengatakan bahwa kebudayaan sebagai warisan sosial umat manusia (Haviland,

1999). Proses penerusan kebudayaan yang satu ke generasi berikutnya disebut

enkulturasi. Melalui enkulturasi orang mengetahui cara yang secara sosial tepat untuk

memenuhi kebutuhannya yang ditentukan secara biologis. Pendapat ini menekankan

bahwa kebudayaan merupakan hasil karya manusia yang dapat mengembangkan sikap

mereka terhadap kehidupan dan diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya

melalui proses komunikasi dan belajar agar generasi yang diwariskan memiliki

karakter yang tangguh dalam menjalankan kehidupan.

3. Kebudayaan Yang Didasarkan Pada Lambang

Leslie White berpendapat bahwa perilaku manusia sering kali menggunakan

lambang, contoh tanda, isyarat yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain.

Misalnya, arti, kualitas, gagasan, dan objek. Salthe menegaskan bahasa simbolis

adalah fundamen tempat kebudayaan manusia dibangun, pranata-pranata kebudayaan

seperti struktur politik, agama, kesenian, organisasi ekonomi tidak mungkin ada tanpa

lambang- lambang (Haviland, 1993.

4. Integrasi Kebudayaan

Ahli antropologi biasanya menguraikan kebudayaan menjadi sejumlah bagian

yang kelihatannya berdiri sendiri tetapi pada hakekatnya memiliki persamaan yang

mempersatukan. Salah satu aspek kebudayaan untuk berfungsi sebagai kesatuan yang

saling berhubungan disebut integrasi. Gambaran tentang integrasi aspek ekonomi,

politik, dan sosial dari masyarakat diperlihatkan pada Masyarakat Kapauku di Papua.

Ekonomi mereka bertumpu pembudidayaan tanaman, pemeliharaan babi, berburu, dan

menangkap ikan. Pembudidayaan tanaman menghasilkan sebagian besar pangan,

tetapi melalui penangkaran babilah orang mendapat pengaruh politik dan sebagai

penguasa legal. Bagi mereka penangkaran babi adalah masalah kompleks,

pemeliharaan babi membutuhkan banyak makanan untuk mereka padahal ada

beberapa kegiatan perkebunan pokok yang harus dilakukan oleh wanita begitu pula

dengan pemeliharaan babi hanya boleh dilakukan oleh wanita. Untuk mengatasi hal

ini maka masyarakat Kapauku harus menikahi lebih dari seorang (Poligini) dengan

pembayaran harga yang sangat tinggi (bride price; Jawa: tukon), semakin banyak

wanita yang dinikahi maka status sosialnya makin tinggi. Kecakapan itulah yang

melahirkan pemimpin dalam masyarakat Kapauku (Haviland,1993).

19

Page 24: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

C. Wujud KebudayaanJJ. Honingman (dalam Koentjaraningrat, 1996) membagi wujud kebudayaan menjadi

tiga, yaitu:

1. Gagasan (Wujud Ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,

gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;

tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala

atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan

gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu

berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat

tersebut.

2. Aktivitas (Tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia

dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem

sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan

kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang

berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari,

dan dapat diamati dan didokumentasikan.

3. Artefak (Karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,

dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang

dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga

wujud kebudayaan.

Koentjaraningrat (1996) membagi wujud kebudayaan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-

norma, peraturan. Wujud kebudayaan ini bersifat abstrak, tidak dapat diraba.

Wujud kebudayaan yang petama bersifat abstrak, karena berupa pikiran,

20

(1) IDEAS,

(2) ACTIVITIES,

(3) ARTIFACTS,

Page 25: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

keyakinan, kepercayaan, aturan yang tersimpan dalam memori otak setiap

individu, pola yang tersimpan itu tentu dimiliki oleh semua masyarakat dalam

suatu kebudayaan tersebut sesuai dengan tingakat pengetahuannya terhadap

kebudayaan yang dipelajarinya. Sistem kebudayaan yang demikian tentu tidak

dapat diketahui karena tidak bisa diraba oleh orang yang berada di luar lingkungan

masyarakat tersebut. Dan jika alam pikiran mereka itu dituangkan dalam bentuk

tulisan berupa karya para pemerhati dan peneliti maka alam pikiran yang tadinya

bersifat absrak akan terlihat dan terbaca dalam tulisan, buku, file, memori, film,

CD atau yang sudah tercetak berbentuk berjiliid-jilid buku, jurnal, majalah,

tabloid, skripsi, tesis, laporan penelitian, desertasi dan sebagainya dalam lemari

perpustakaan.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan dari kelompok

manusia. Wujud kedua dari kebudayaan sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini

terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi.

Sistem sosial adalah relasi sosial yang dibangun oleh suatu masyarakat

berdasarkan nilai-nilai ideal atau sistem ide. Sistem sosial itu dapat diamati karena

nampak hidup berupa interaksi dan komonikasi yang terjalin diantara anggota

masyarakat yang dilakukan secara berulang menurut pola-pola yang telah

ditentukan. Pola dari tindakan itu terjadi dari hari ke hari dalam waktu yang lama

dan terus berulang. Karena sistem sosial itu berupa tindakan-tindakan yang nyata,

maka ia bisa dilihat, diobservasi, diamati, didokumentasikan, difoto, direkam.

Tentu saja pola dari tindakan yang dilakukan mesti menurut adat istiadat itu

kebanyakan tidak bersifat tertulis. Jadi walaupun tidak bersifat tertulis setiap

anggota masyarakat dianggap memahaminya sehingga ia akan bertindak dan

berperilaku sesuai dengan adat istiadat yang sudah disepakati secara bersama.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ketiga dari

kebudayaan disebut kebudayaan fisik.

Karya-karya itu nampak begitu kongkrit karena ia terwujud dalam bentuk

material. Baik benda hasil karya manusia yang masih bersifat sederhana maupun

sudah mencapai bentuk yang paling maju. Pada masyarakat yang masih sederhana

bisa kita lihat karya berupa tembikar, jala ikan, tempayan, bakul, tombak berburu,

panah buruan, kayu bakar dan lain-lain. Pada masyarakat sekarang kita bisa

menjumpai berbagai jenis alat perlatan hidup manusia berupa pesawat terbang,

mobil, bangunan pencakar langit, hand phone, computer, laptop, televisi, kamera

21

Page 26: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

digital, mesin ATM, sistem pelayan online dan sebagainya. Benda-benda hasil seni

seperti kain tenunan, kain batik, ukiran kaligrafi, cip, memori dan sebagainya.

Benda karya manusia itu dapat dilihat, diraba, difoto.

Menurut Koentjaraningrat:

1. Lingkaran paling luar melambangkan kebudayaan sebagai artefacs atau benda -

benda fisik yang dapat diraba dan difoto contoh candi, pabrik kain;

2. Melambangkan kebudayaan sebagai sistem tingkah laku dan tindakan berpola,

bersifat kongkrit terjadi di sekeliling kita, bisa di observasi;

3. Melambangkan kebudayaan sebagai sistem gagasan. Gagasan manusia satu dan

yang lainberkaitan menjadi satu sistem yang membentuk sistem budaya atau adat

istiadat; dan

4. Melambangkan kebudayaan sebagai sistem gagasan yang ideologis. Sistem yang

tidak dapat diraba dan dirasakan. Gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh

warga suatu kebudayaan sejak usia dini dan sukar diubah. Disebut sebagai nilai-

nilai budaya.

Wujud kebudayaan berupa sistem gagasan, sistem sosial dan benda-benda hasil karya

manusuai sebenarnya saling berkaitan, karena kumpulan gagasan, pikiran dan ide

menjadi pedoman dan pola untuk melakukan tindakan sosial. Tindakan sosial berupa

interaksi yang tejadi antara individu maupun antara individu dengan angggota

masyarakatnya terjadi karena dilandasi oleh ssitem berfikir yang sudah disepakati secaa

bersama. Wujud sistem gagasan juga biasa disebut kebudayaan non materil, sedangkan

benda-benda hasil ciptaan manusia juga dinamakan kebudayaan materil. Dengan sistem

gasagan yang dipunyai, manusia senanatiasa mengembangkan sistem sosial dan karya-

karya terbaru, sehingga lambat laun manusia mulai meninggalkan ketergantungan

22

Page 27: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

alamiahnya terhadap alam menjadi menjauhkan diri dari lingkungan alamiah.

D. Unsur - Unsur Kebudayaan

Unsur kebudayaan adalah unsur-unsur yang ada pada suatu kebudayaan yang sifatnya

umum (universal culture), artinya unsur itu ada pada setiap bangsa yang ada di muka

bumi. Sedangkan unsur kebudayaan yang hanya ada pada kebudayaan tertentu saja

disebut unsur kebudayaan khusus (specific culture).

Berikut dikemukakan beberapa unsur kebudayaan dari beberapa tokoh: Terdapat

empat unsur kebudayaan menurut Melville J. Herkovits, yaitu:

1. Alat Teknologi,

2. Sistem Ekonomi,

3. Keluarga, dan

4. Kekuasaan Politik.

Empat unsur kebudayaan menurut Bronislaw Malinowski, yaitu:

1. Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat

untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya,

2. Organisasi Ekonomi,

3. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga

adalah lembaga pendidikan utama, dan

4. Organisasi Kekuatan (Politik).

Enam unsur kebudayaan menurut Edward Spranger, diantaranya:

No

.

Nilai Kebudayaan

Yang Dominan

Tipe Tingkah Laku

Dasar

1 Ilmu Pengetahuan Manusia Teori Berpikir

2 Ekonomi Manusia Ekonomi Bekerja

3 Kesenian Manusia Estetis Menikmati Keindahan

4 Keagamaan Manusia Agama Memuja

5 Kemasyarakatan Manusia Sosial Berbakti / Berkorban

6 Politik / Kenegaraan Manusia Kuasa Ingin Berkuasa /

Memerintah

Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi berpendapat

bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang bisa dikatakan sebagai isi pokok dari tiap

23

Page 28: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

kebudayaan di dunia ini, yaitu:

1. Bahasa suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus

menjadi alat perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau

mengadaptasikam kebudayaan. Terdapat dua bentuk Bahasa, yaitu lisan dan tulisan.

2. Sistem Pengetahuan secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang

diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Gagasan dalam

pikiran manusia adalah ide yang ada dalam pikiran manusia yang akan membentuk

penalaran dimana penalaran merupakan alat pencari solusi bagi masalah yang

dialaminya. Unsur ini berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya

dan sifat-sifat peralatan yang dipakainya, terdiri dari:

b) Pengetahuan tentang sekitar alam,

c) Pengetahuan tentang alam flora,

d) Pengetahuan tentang zat-zat dan bahan mentah,

e) Pengetahuan tentang tubuh manusia,

f) Pengetahuan tentang kelakuan sesama manusia, dan

g) Pengetahuan tentang ruang waktu dan bilangan.

3. Organisasi Sosial Manusia merupakan mahluk yang berperan ganda, artinya

sebagai insan individu sekaligus sebagai insan sosial. Sebagai insan sosial senantiasa

hidup secara kolektif. Sifat hidup berkumpul itu bukan didasarkan insting, tetapi

berdasarkan pertimbangan cipta, rasa dan karsanya. Meyer Fortes mengemukakan

bahwa sistem kekerabatan dalam masyarakat dapat dipergunakan untuk

menggambarkan struktur social dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan

adalah unit-unit sosial yang terdiri atas beberapa keluarga yang memiliki hubungan

darah atau hubungan perkawinan.

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi bagaimanapun sederhanya cara kehidupan

manusia, mereka sudah mengenal peralatan dan tehnologi untuk membantu

kehidupannya. Peralatan merupakan saran prasarana atau perangkat yang dapat

didayagunakan untuk membantu keperluan hidup. Sedangkan teknologi adalah segala

kemampuan teknik untuk memperoleh manfaat, mengatasi permasalahan, dan

mengembangkan segala sesuatu yang telah dicapai. Sikap arif dan bertanggungjawab

sangat diutamakan dalam pemilihan dan penggunaan peralatan dan teknologi, agar

tidak menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Sistem peralatan hidup dan teknologi

terdiri dari:

a) Alat-alat produktif,

24

Page 29: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

b) Alat-alat distributif dan transport,

c) Wadah-wadah dan tempat-tempat untuk menaruh,

d) Makanan dan minuman,

e) Pakaian dan perhiasan,

f) Tempat berlindung dan perumahan, dan

g) Senjata.

5. Sistem Mata Pencarian Hidup mata pencaharian hidup yang kemudian terbiasa dan

akrab dengan sebutan sistem ekonomi menjadi perhatian serius dalam kajian ahli

antropologi. Membahas mata pencaharian atau sistem ekonomi berarti membahas tiga

aspek utamanya yaitu produksi, distribusi dan konsumsi, dimana ketiganya saling

berkaitan dan saling mempengaruhi. Sistem mata pencarian hidup terdiri dari:

a) Berburu dan meramu,

b) Perikanan,

c) Bercocok tanam diladang,

d) Bercocok tanam menetap,

e) Peternakan, dan

f) Perdagangan.

6. Sistem Religi Antropologi tidak mengkaji ajaran agama, tetapi persepsi manusia

terhadap agama yang dianutnya. Antropologi memberikan perhatian besar terhadap

sistem upacara keagamaan karena pertama, upacara keagamaan dalam kebudayaan

suku bangsa biasanya merupakan unsur kebudayaan yang tampak secara lahir. Kedua,

bahan dan makna upacara keagamaan yang selanjutnya digunakann cebagai ahan

untuk menyusun teori-teori tentang religi. Sistem religi terdiri dari sistem

kepercayaan, kesusasteraan suci, sistem upacara keagamaan, kelompok ke agamaan,

ilmu gaib, nilai dan pandangan hidup.

7. Kesenian Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari

ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.

Sebagai mahluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai

corak kesenian mulai dari yang sederhana sampai yang komplek. Jiwa kreatifitas

seseorang sangat menentukan corak sebuah karya seni. Selain itu, keinginan untuk

mempelajari sebuah karya seni tidak hanya pada unsur keindahannya saja, namun

kemampuan membaca simbol-simbol dan pemaknaan sebuah seni merupakan salah

satu penghargaan pada sebuah karya seni. Sistem kesenian terdiri dari seni patung,

25

Page 30: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

seni relief, seni lukis dan gambar, seni rias, seni vokal, seni instrumen, seni

kesusasteraan, dan seni drama.

BAB 4HUBUNGAN KEBUDAYAAN DENGAN MANUSIA

A. Hubungan antara Manusia dengan KebudayaanManusia : cipta – benar (otak)

rasa – indah (hati)

karsa – baik (tindakan)

Hasrat untuk memenuhi batinnya pun menimbulkan ciptaan-ciptaan. Segala ciptaan

manusia ini, sebenarnya hanyalah hasil mengubah dan memberi bentuk serta susunan

baru kepada pemberian Tuhan sesuai dengan kebutuhan, itulah yang dinamakan

kebudayaan. Atau dengan kata lain, hasil kerja manusia itulah yang dinamakan

kebudayaan.

Kebudayaan. Hasil usaha manusia untuk mengubah dan memberi bentuk serta

susunan baru kepada pemberian Tuhan. Kebudayaan dibagi menjadi dua segi, yaitu:

1. Segi kebendaan: Segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya.

Dapat diraba.

2. Segi kerohanian: Alam pikiran dan kumpulan perasaan tersusun teratur. Tak dapat

diraba.

B. Hubungan Antara Kebudayaan dengan MasyarakatManusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan, manusia sebagai pencipta

kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang diciptakan manusia. Penciptaan

kebudayaan tidak hanya seorang namun sekelompok. Yang disebut masyarakat adalah

suatu kelompok manusia atau individu yang memiliki ciri khusus dan tujuan yang sama.

Kebudayaan merupakan turunan dari generasi sebelumnya. Manusia mampu

meneruskan kebudayaannya kepada generasi penerus atau keturunannya, juga pada

kelmpok lain yang sejaman. Dengan begitu, hasil budaya manusia dapat terus

berkembang dari generasi ke generasi dan berkembang dari kelompok satu ke kelompok

lainnya. Jadi, sebagai pendukung kebudayaan bukan orang-seorang melainkan

masyarakat seluruhnya.

26

Page 31: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

C. Perkembangan KebudayaanPatah tumbuh hilang berganti. Dan selama pergantian itu masih saja berlangsung,

selama masyarakat masih tetap ada sebagai pendukungnya, selama itu pula kebudayaan

pun terus berlangsung.

Perubahan masyarakat itu selalu diikuti oleh perubahan kebudayaan, tetapi begitu

pula sebaliknya: anasir-anasir baru di dalam kebudayaan mengadakan perubahan di

dalam masyarakat. Perkembangan yang satu senantiasa disertai perkembangan yang

lainnya. Keduanya selalu bersama-sama dalam perjalanannya dari masa ke masa.

Jika tak demikian, tak dapatlah ada persesuaian yang sempurna; tak dapatlah

masyarakat itu menjadi pendukung sepenuhnya dari kebudayaannya, dan dapatlah

kebudayaan itu menjadi milik sebenarnya dari masyarakatnya.

Perubahan kebudayaan itu diakibatkan dua macam sebab, ialah: - berasal dari dalam,

yaitu masyarakat pendukungnya sendiri, tetapi tidak mengakibatkan perubahan seberapa

besarnya karena kebudayaan itu selalu sesuai dan seimbang dengan masyarakatnya. –

berasal dari luar, yaitu dari lingkungan masyarakat itu, yang menimbulkan gerak yang

nyata, yang menimbulkan perubahan dan kemajuan kebudayaan dan bahkan

mengakibatkan kegoncangan dalam persatuan masyarakat dan kebudayaan, ialah jika

masyarakat menghadapi perubahan keadaan yang sangat besar dan mendadak.

Ditambah dengan kenyataan bahwa manusia tak mungkin dapat melepaskan segala-

galanya yang telah ia miliki sebagai kepandaiannya, maka di atas dasar kebudayaan lama

itu dengan disertai berbagai perubahan dan tambahan tumbuhlah lambat laun kebudayaan

baru melalui garis-garis baru, sesuai dengan permintaan jaman yang telah berganti itu.

Sebab tumbangnya kebudayaan mungkin juga berasal dari alam atau kebudayaan lain.

Pertemuan pendukung-pendukung kebudayaan, perhubungan secara langsung,

bukanlah syarat mutlak untuk adanya pengaruh kebudayaan. Dapat juga pengaruh itu

terjadi perantara.

Bagaimanapun sifatnya, untuk perkembangan dan kemajuan kebudayaan

hubunganlah yang menjadi faktor terutama lagi terpenting. Dan oleh karena itu manusia

dapat memilih dan menentukan sendiri cara dan tempat hidupnya, maka kemungkinan

bertemunya dengan kebudayaan, baik langsung maupun tidak, terbuka seluas-luasnya;

bahkan boleh dikata tak dapat terelakkan lagi. Maka dalam perjalanannya dari masa ke

masa tak dapatlah mungkin bahwa sesuatu kebudayaan tetap saja seperti sediakala, luput

dari sesuatu pengaruh dari luar.

27

Page 32: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Maka, kekuatan kebudayaan itu sebenarnya terletak dalam kemampuannya untuk

memasak dan mengolah segala pengaruh yang mengenainya menjadi milik sendiri

dengan tidak mengacaukan sifat-sifat khusus yang menjadi pokoknya. Dengan demikian

perkembangannya tetap dapat sesuai dengan kebutuhan serta permintaan masyarakatnya

sesuatu waktu.

D. Sejarah KebudayaanYang dipelajari sejarah kebudayaan adalah kebudayaan-kebudayaan di waktu

lampau dalam pertumbuhan dan perkembangannya dari masa ke masa. Pengolahan

anasir asing oleh kebudayaan yang terkena pengaruh menentukan corak baru dan

perkembangan selanjutnya.

Peninggalan kebudayaan terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Peninggalan kebudayaan kebendaan. Dapat langsung diteliti dan diselidiki. Dapat pula

ditarik kesimpulan mengenai alam pikirannya yang menjadi dasar dan yang

menggerakkan serta mendorong diciptanya benda-benda itu.

2. Peninggalan kerohanian. Hanya dapat dimengerti jika kita berhubungan dengan para

pemilik dan pendukungnya.

Tidak ketinggalan pula peninggalan-peninggalan tertulis pun termasuk peninggalan

kebudayaan kebendaan. Dari tulisan itu kita langsung dan lebih lengkap dapat mengerti

harta kerohanian itu.

Tulisan itu sesungguhnya tidak sudah dari semula ada melainkan ada saatnya tulisan

itu mula-mula didapatkan. Dari latar belakang tersebut, dibuatlah dua pembagian besar,

yaitu:

4. Zaman prasejarah. Permulaan adanya manusia dan kebudayaan-abad ke-5 Masehi.

3. Zaman Purba. Abad pertama tarikh Masehi-1500 M.

4. Zaman Madya. Menjelang akhir zaman Majapahit-akhir abad ke-19.

5. Zaman Baru (modern). 1900 M-sekarang.

Zaman yang keempat ini adalah masa yang kini sedang kita hadapi dan alami

bersama. Oleh karena masih berjalannya masa ini, kebudayaan Indonesia modern belum

mempunyai bentuk yang tertentu. Coraknya belum tegas. Dalam arti lain kebudayaan

Indonesia modern masih dalam pembentukan. Proses pengindonesiaan yang sebenarnya

(kebudayaan kesatuan) pun belum berakhir.

28

Page 33: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

BAB 5ANGGAPAN – ANGGAPAN KEBUDAYAAN

A. Beberapa Anggapan Dasar Mengenai Kebudayaan1. Kebudayaan Dapat Disesuaikan

Kenyataan bahwa banyak kebudayaan bertahan dan malah berkembang

menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dikembangkan oleh suatu

mayarakat, disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu dari lingkungannya,

karena kalau sifat-sifat budaya tidak disesuaikan kepada beberapa keadaan tertentu,

kemungkinan masyarakat untuk bertahan akan berkurang. Tiap-tiap adat yang

ketahanan suatu masyarakat dalam lingkungan tertentu merupakan adat yang dapat

disesuaikan.

2. Kebudayaan Merupakan Suatu Integrasi

Kebudayaan dikatakan merupakan suatu integrasi maksudnya adalah bahwa

unsur-unsur atau sifat-sifat yang terpadu menjadi suatu kebudayaan bukanlah

sekumpulan kebiasaan-kebiasaan yang terkumpul secara asal-asalan saja. Satu alasan

mengapa para ahli antropologi menduga bahwa kebudayaan merupakan suatu

integrasi kelihatannya adalah bahwa sifat itu dianggap bersumber pada sifat adaptif

dari kebudayaan. Jika kebiasaan-kebiasaan tertentu lebih adaptif dalam susunan

tertentu, maka dapat diduga bahwa gumapalan unsur-unsur budaya itu akan ditemui

dalam kaitan yang berhubungan bila ditempatakan dalam keadaan yang bersamaan.

3. Kebudayaan Selalu Berubah

Walaupun benar bahwa unsur-unsur dari suatu kebudayaan tidak dapat

dimasukkan ke dalam kebudayaan lain tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan

pada kebudayaan itu, kita harus mengingat, bahwa kebudayaan tidaklah bersifat statis

ia selalu berubah.

Dalam setiap kebudayaan selalu ada suatu kebebasan tertentu pada para individu dan

kebebasan individu memperkenalkan variasi dalam cara-cara berlaku dan variasi itu yang

29

Page 34: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

pada akhirnya dapat menjadi milik bersama, dan dengan demikian di kemudian hari

menjadi bagian dari kebudayaan.

B. Proses Terbentuknya Kebudayaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan, yaitu:

1. Lingkungan Geografis Contoh: iklim, tanah, air, bentuk permukaan tanah, letak.

2. Saling Kontak Antar Bangsa Contoh: perdagangan, migrasi, agama, buku, radio,

majalah, dsb.

3. Faktor Ras (Induk Bangsa) Ciri-ciri tubuh membuat sifat dan jiwa rohaninya

berbeda sehingga berpengaruh pula pada pembentukan kebudayaan.

Terdapat beberapa cara kebudayaan atau unsur-unsur kebudayaan itu menyebar, yaitu

dengan:

a. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia

dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.

Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya

sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Dalam

prosesnya, akulturasi terjadi dalam dua cara, yaitu:

1) Akulturasi damai (penetration pasifique),

2) Akulturasi ekstrim, terjadi dengan kekerasan, perang, penaklukkan, dsb.

Contoh akulturasi budaya adalah pembuatan candi, dimana seni bangunan candi

mengandung unsur budaya India. Hal ini dikarenakan candi di Indonesia mengambil

unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoristis dalam kitab Silpasastra

(kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk pembuatan arca dan bangunan).

b. Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas

kebudayaan asli, sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh

usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Sikap toleransi dan

simpati terhadap kebudayaan lain sering terhalang oleh beberapa faktor diantaranya

sebagai berikut:

2) Kurang pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapinya

3) Sifat takut terhadap kekuatan kebudayaan lain

4) Perasaan superiotas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang

lain.

Contoh asimilasi budaya yang terjadi di Indonesia adalah busana pernikahan adat

Betawi dimana busana pengantin wanita merupakan asimilasi budaya antara budaya

30

Page 35: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Indonesia dan budaya Tionghoa, nama busananya care none penganten cine. Pengaruh

budaya Tionghoa berupa pemilihan warna merah yang identik dengan kebudayaan

Tionghoa. Sedangkan busana penganten pria mendapat pengaruh kebudayaan Arab,

hal ini dapat dilihat dari celana penganten pria yang cenderung ngatung atau tidak

menutup kaki, penutup kepala yang juga menyiratkan pengaruh Arab dan jubah yang

menjuntai menuupi tubuh mempelai pria. Gaya pengantin ini oleh masyarakat Betawi

disebut gaya care haji.

c. Difusi

Persebaran kebudayaan yang disebabkan oleh adanya migrasi-manusia. perpindahan

dari satu tempat ke tempat lain sehingga akan menularkan budaya tertentu apalagi

perpindahan tersebut dilakukan dengan skala yang besar sehingga menimbulkan difusi

yang besar pula. Setiap terjadi persebaran kebudayaan disitulah terjadi penggabungan

dua kebudayaan atau lebih. Pengaruh kemajuan teknologi dan komunikasi juga

mempengaruhi terjadinya difusi budaya, keadaan ini memungkinkan kebudayaan

makin kompleks dan bersifat multikultur. Contoh difusi budaya yang terjadi dalam

masyarakat Indonesia adalah berbagai kata yang ada dalam bahasa Indonesia. Tanpa

disadari, Bahasa Indonesia merupakan contoh hasil difusi yang terjadi dalam

masyarakat. Berbagai kata dalam Bahasa Indonesia merupakan hasil serapan dari

bahasa asing dan bahasa-bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain.

d. Inovasi

Proses sosial lain yang dapat terjadi dalam masyarakat adalah inovasi. Inovasi adalah

sebuah proses pembaruan dalam unsur kebudayaan masyarakat, yakni teknologi.

Inovasi berarti penemuan baru dalam teknologi manusia. Umumnya inovasi

dibedakan atas inovasi yang terjadi karena sengaja (invention) dan inovasi yang

terjadi tanpa sengaja (discovery). Invention adalah proses munculnya suatu unsur

kebudayaan baru dari kombinasi unsur-unsur kebudayaan lama yang telah ada dalam

masyarakat. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa

alat ataupun gagasan. Discovery dapat menjadi invention jika masyarakat sudah

mengakui, menerima, dan memanfaatkan hasil penemuan tersebut.

Inovasi dapat menyebabkan perubahan pada bidang-bidang lain dalam masyarakat.

Inovasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada sistem kemasyarakatan.

Contoh, penemuan dalam bidang teknologi pertanian tentu akan mempengaruhi teknik

atau cara para petani mengolah pertaniannya.

31

Page 36: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

BAB 6BAHASA DAN KOMUNIKASI

Bahasa dan komunikasi merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan universal

menurut Koentjaraningrat. Bahasa adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan suara

yang dihubungkan satu sama lain, menurut seperangkat aturan, sehingga mempunyai arti

(Haviland, 1993).

Menurut Koenjaraningrat (1986), bahasa atau sistem lambanga manusia secara lisan

maupun tertulis untuk berkomunikasi antara individu satu dengan lainnya. Dan Rakhmat

(1994) mengemukakan dua cara untuk mendefinisikan bahasa yaitu secara fungsional dan

secara formal.

a. Secara fungsional : melihat bahasa dari fungsinya sehingga bahasa diartikan sebagai “alat

yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan”

b. Secara formal : semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan

tata bahasa.

Komunikasi merupakan salah satu hal yang paling penting dalam hidup manusia. Karena

dengan komunikasi, kita dapat membangun relasi atau hubungan dengan orang lain dan kita

juga dapat mengembangkan, melestarikan, dan meneruskan budaya dari generasi ke generasi

selanjutnya.

A. Struktur Bahasa

Struktur dalam Bahasa terdiri dari:

1) Leksikon kata-kata yang terkandung dalam Bahasa.

2) Sintaks dan Tata Bahasa sistem aturan tentang bentuk kata ataupun hubungan

antar kata, sehingga memiliki arti.

3) Fonologi berkaitan dengan aturan bagaimana Bahasa dibunyikan.

32

Page 37: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

4) Semantik arti kata.

5) Pragmatik pengaturan bagaimana Bahasa digunakan dan dimengerti dalam sebuah

konteks sosial.

6) Fonem unit bunyi terkecil dari suatu Bahasa.

7) Morfem unit makna terkecil atau mendasar dari suatu Bahasa.

B. Hubungan Antara Budaya dan Bahasa

Bahasa dan kebudayaan termasuk dalam etnoliguistik. Segala aspek dari struktur

penggunaan bahasa yang ada hubungannya dengan masyarakat, kebudayaan dan perilaku

manusia. Dalam hal ini budaya mempengaruhi struktur dan fungsi penggunaan Bahasa,

karena Bahasa merupakan hasil dari manifestasi budaya. Oleh karena itu, tidak ada

budaya yang dapat dipahami tanpa memahami bahasanya.

C. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau

melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan

tiba pada saling pengertian yang mendalam. Adanya pertukaran pesan tersebut terjadilah

perubahan sikap dan tingkah laku ataupun secara bersamaan dapat tercipta saling

pengertian antara komunikator dan komunikan.

Komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan cara tertulis atau dengan cara

lisan. Dalam komunikasi verbal terdapat aturan-aturan:

a) Fonologi adalah bagaimana cara suara dapat dikombinasikan dalam membentuk

kata.

b) Semantik adalah cara bagaimana kata dikombinasikan dengan membentuk

kalimat.

c) Sintaksis adalah arti kata.

d) Pragmatis adalah cara bagaimana Bahasa digunakan.

2) Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non verbal adalah kebalikan dari komunikasi verbal yaitu suatu proses

dari komunikasi yang dimana penyampaian informasi atau pesannya tidak memakai

33

Page 38: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

kata-kata komunikasi ini sering disebut juga dengan bahasa isyarat. Bentuk dari

komunikasi nonverbal ini memakai gerakan seperti misalnya: bahasa tubuh, ekspresi

wajah, dengan kontak mata dan lain sebagainya. Komunikasi non verbal memiliki

enam bentuk, diantaranya:

a) Kinesik atau gerakan tubuh merupakan pesan non verbal yang ditunjukkan

seseorang dengan isyarat tubuh atau gerakan badan. Kinesik Digambarkan

sebagai suatu sistem komunikasi dengan menggunakan gerakan yang berupa

sikap tubuh, ekspresi muka dan gerakan-gerakan tubuh lain yang mengandung

pesan. Ducan (dalam Rakhmat. 1994) menyebutkan bahwa dalam menyampaikan

pesan kinesik, seseorang dapat melalui gerakan tubuhnya yang terdiri dari tiga

komponen, yaitu:

1. Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling

sedikit sepuluh kelompok makna, yaitu kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan,

kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minta, ketakjuban, tekad

Selain wajah, kontak mata adalah yang paling ekspresif dalam komunikasi.

Kontak mata mempunyai dua fungsi dalam komunikasi, yaitu:

a. Sebagai fungsi pengatur adalah kontak mata memberitahukan orang lain

apakah adanya ketertarikan atau menghindar.

b. Sebagai ekspresif adalah memberitahukan perasaan kepada orang lain. Mata

adalah alat komunikasi berarti dalam memberikan isyarat, yang mana setiap

gerakan-gerakan mata memiliki arti tersendiri.

2. Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan, seperti

gerakan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Meski gerakan

tangan yang digunakan sama, namun makna yang terkandung berbeda.

Menurut Galloway, pesan gestural digunakan untuk mengungkapkan

mendorong/membatasi, menyesuaikan/mempertentangkan, responsif/tidak

responsif, perasaan positif/negatif, memperhatikan/tidak memperhatikan,

melancarkan/tidak reseptif, menyetujui/menolak

3. Pesan postural berkaitan dengan seluruh anggota badan, contoh: postur

tubuh yang condong kedepan saat diajak bicara menunjukan kesukaan dan

penilaian positif. Tiga makna yang dapat disampaikan melalui postural, yaitu:

a. Immediacy adalah ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap

individu yang lain. Postur yang condong kearah lawan bicara menunjukkan

34

Page 39: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

kesukaan atau penilaian positif.

b. Power adalah mengungkapkan status sosial tertentu pada diri komunikator.

Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati didepan anda, dan

postur orang yang merendah.

c. Responsiveness adalah bereaksi secara emosional pada lingkungan, secara

positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan

sikap yang tidak responsif.

b) Paralinguistik atau suara

c) Proksemik adalah pesan yang disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang.

Edward T. Hall membagi interaksi sosial dalam empat zona spasial, yaitu:

1. Jarak intim (personal space), terdapat dua jarak, diantaranya:

(a) Jarak akrab, dengan jarak 0-18 inch. Individu menerima dengan jelas

masukan pancaindera (pengelihatan, panas tubuh orang, suara, bau dan

tarikan napas).

(b) Jarak 0-6 inch (jarak intimate lovers) merupakan jarak yang terjadi pada

saat bercinta olahraga gulat, saling melindungi. Individu dapat dengan

jelas melihat tekstur kulit, kerut, cacat, warna mata, mulut.

2. Jarak pribadi (personal distance) merupakan jarak 1,5-4 kaki. Terdiri dari 2

fase:

(a) Fase dekat (1,5-2,5 kaki) Terjadi pertukaran sentuhan, bau, pandangan

dan isyarat lainnya.

(b) Fase jauh (2,5-4 kaki) Individu dapat saling menyentuh dengan

mengulurkan tangan.

3. Jarak sosial (social distance) merupakan jarak 4-25 kaki. Susunan bangku dan

perabotan kantor disusun berdasarkan jarak sosial. Jarak ini dibagi menjadi

dua:

(a) Jarak sosial (dekat) 4-7 kaki, dan

(b) Jarak sosial (jauh) 7-12 kaki.

4. Jarak publik yaitu jarak 12-25 kaki

35

Page 40: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Gambaran Empat Zona Spasial

d) Olfaksi atau penciuman Bau-bauan telah digunakan manusia untuk

berkomunikasi secara sadar maupun tidak sadar. Saat ini orang-orang telah

mencoba menggunakan bau-bauan buatan seperti parfum untuk menyampaikan

pesan.

e) Sensitivitas kulit Pesan sentuhan dan bau-bauan (tactile and olfactory

messages) termasuk pesan nonverbal nonvisual dan nonvokal. Alat penerima

sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan berbagai emosi

yang disampaikan orang melalui sentuhan. Berbagai pesan atau perasaan dapat

disampaikan melalui sentuhan, tetapi yang paling sering dikomunikasikan antara

lain : tanpa perhatian (detached), kasih sayang (mothering), takut (fearful), marah

(angry), dan bercanda (playful).

f) Faktor artifaktual Pesan ini diungkapkan melalui penampilan, body image,

pakaian, kosmetik, dll. Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan

identitas kita, yang berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku

kita dan bagaimana orang lain sepatutnya memperlakukan kita. Selain itu pakaian

juga berguna untuk mengungkapkan perasaan (misal pakaian hitam berarti duka

cita) dan formalitas (misal sandal untuk situasi informal dan batik untuk situasi

formal)

36

Page 41: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

BAB 7MASYARAKAT

A. Proses Terbentuknya Masyarakat

Ketentuan (syarat) dasar bagi manusia untuk suatu masyarakat manusia antara lain :

1. Adanya kesatuan untuk tiap-tiap individu.

2. Adanya tata tertib dalam pergaulan yang satu dengan yang lain.

3. Adanya kerja sama dalam kelompok-kelompok.

Struktur sosial ini baik mengenai kelompok-kelompok maupun yang mengenal

lembaga-lembaga berdiri atas dasar prinsip-prinsip yang tertentu antara lain :

a. Jenis kelamin

b. Usia

c. Daerah

d. Kekeluargaan

B. Bermacam-Macam Kesatuan Sosial

37

Page 42: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Di dalam masyarakat kita dapati bermacam-macam kesatuan sosial sebagai berikut :

a. Kesatuan genealogis atau kesatuan tunggal darah.

b. Kesatuan territorial atau kesatuan tunggal dareah.

c. Kesatuan sacraal, kesatuan suci atau kesatuan religius.

d. Kesatuan campuran (genealogis, territorial maupun sacraal)

e. Kesatuan-kesatuan dan penggolongan-penggolongan lain.

Berikut akan dibahas kesatuan-kesatuan atau penggolongan-penggolongan itu satu per

satu.

1. Kesatuan Genealogis

Terbentuk karena anggota-anggota disatukan oleh persamaan keturunan atau

persamaan darah, persamaan darah, persamaan orang tua ataupun nenek moyang.

a. Somah (Batih) atau Keluarga Kesatuan sosial yang terkecil.

b. Kerabat (Famili) Jika keluarga itu meluas, sehingga beberapa batih berubah

menjadi keluarga besar.

c. Suku (Stam) Bilamana kerabat-kerabatnya bilateral menjadi sangat luas,

pertalian darahnya tidak lagi mudah ditunjukkan, tetapi para anggotanya tetap

percaya mempunyai persamaan darah (keturunan) dari nenek moyang yang sama

dan karena itu tetap merasa merupakan satu golongan tersendiri.

d. Clan Apabila suatu golongan manusia itu hanya mementingkan keturunan dati

satu pihak.

2. Kesatuan Territorial (Kesatuan Tunggal Daerah)

Masyarakat territorial ini sedikitnya dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :

a. Masyarakat Desa

b. Masyarakat Lingkungan Daerah.

3. Kesatuan Sacraal (Kesatuan Religius)

Anggota-anggotanya bersatu karena ikatan gaib, ikatan yang suci (religius).

4. Kesatuan Campuran

Dalam penggolongan-penggolongan seperti di atas itu tidaklah dapat diadakan

pembatasan yang tegas. Mungkin sesuatu kesatuan genealogis sekaligus juga kesatuan

territorial (genealogis territorial) seperti desa di Jawa (pada mulanya). Bahkan ada

pula kesatuan yang meliputi ketiga-tiganya, (baik genealogis, territorial dan sacraal)

seperti Uma di Mentawai.

5. Kesatuan/Penggolongan Lain

a. Penggolongan atas dasar proses pembentukan dan tujuan, terdiri dari:

38

Page 43: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

1) Gemenschaft = paguyuban (kesatuan kodrat), yaitu kesatuan sosial yang timbul

secara kodrat alam (nature) tidak atas kemauan para anggotanya. Solidaritasnya

kuat sekali. Misalnya, masyarakat primitif.

2) Gesellschaft = petembayan, yang terbentuk atas dasar kehendak dan

perhitungan-perhitungan manusia sendiri karena persamaan kepentingan

tujuannya. Solodaritasnya tidak besar. Masyarakat semacam ini lekas terbentuk

tetapi juga lekas pecah. Misalnya, masyarakat modern.

b. Penggolongan berdasarkan kelamin, yaitu:

1) Golongan kaum lelaki

2) Golongan kaum wanita

c. Penggolongan berdasarkan usia

1) Golongan kanak-kanak (anak-anak kecil)

2) Golongan anak (yang agak besar)

3) Golongan anak dewasa (belum kawin)

4) Golongan pemuda yang telah kawin

5) Golongan lanjut usia

BAB 8SISTEM KEKERABATAN

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Setiap

suku di indonesia memiliki sistem kekerabatan yang berbeda- beda. Meyer Fortes

mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk

menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.

Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki

hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak,

menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian

sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya

relatif kecil hingga besar.

A. Kelompok Kekerabatan

Kekerabatan adalah yang meliputi orang- orang yang mempunyai kakek bersama, atau

yang percaya bahwa mereka adalah keturunan dari seorang kakek bersama menurut

perhitungan garis patrilineal (kebapaan).

39

Page 44: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Suatu kelompok adalah kesatuan individu yang diikat oleh sekurang- kurangnnya 6

unsur, yaitu:

1) Sistem norma- norma yang mengatur tingkah laku warga kelompok,

2) Rasa kepribadian kelompok yang disadari semua warganya.

3) Interaksi yang itensif antar warga kelompok,

4) Sistem hak dan kewajiban yang mengatur interaksi antarwarga kelompok,

5) Pemimpin yang mengatur kegiatan- kegiatan kelompok, dan

6) Sistem hak dan kewajiban terhadap harta produktif, harta konsumtif, atau harta

pusaka tertentu. Dengan demikian hubungan kekerabatan merupakan unsur pengikat

bagi suatu kelompok kekerabatan.

Biasanya tidak semua kelompok kekerabatan mempunyai enam tersebut. Murdock

(dalam Koentjaraningrat, 1992) mengkategoriksn kelompok kekerabatan berdasarkan fungsi-

fungsi sosialnya menjadi tiga, yaitu:

a) Corporate kingroup atau kelompok kekerabatan berkorporasi. Kelompok ini biasanya

memiliki keenam unsur diatas dan bersifat eksklusif. Biasanya kelompok jenis ini

anggotanya tidak banyak. Kelompok kekerabatan ini masih dibagi lagi menjadi keluarga

ambilineal kecil, kindred, dan keluarga luas.

b) Occasional kingroup atau kelompok kekerabatan kadang kala. Kelompok ini sering kali

tidak memiliki unsur keenam diatas. Biasanya kelompok jenis besar dengan anggota

banyak, sehingga tidak mungkin terjadi pergaulan secara terus menerus dan intensif.

Mereka berkumpul hanya kadang kala saja. Kelompok kekerabatan ini masih dibagi

menjadi deme, keluarga ambilineal besar, klen kecil, klen besar, fratri, dan paroh

masyarakat.

c) Circumscriptive kingroup atau kelompok kekerabatan menurut adat. Kelompok ini

biasanya memiliki unsur kelima dan keenam diatas dan sering juga tidak memiliki unsur

keempat dan ketiga. Kelompok jenis ini sedemikian besarnya, sehingga para anggotanya

tidak saling mengenal, apalagi melakukan hubungan yang intensif dan terus menerus. Para

anggotanya sering kali hanya tahu menahu kelompok berdasarkan tanda-tanda yang

ditentukan oleh adat. Rasa kepribadian kelompok juga berdasarkan tanda-tanda yang

ditentukan oleh adat.

Kelompok- kelompok kekerabatan yang termasuk golongan pertama adalah kindred

daan keluarga luas, sedang golongan ke dua termasuk deme, keluarga ambilineal kecil,

keluarga ambilineal besar, klen kecil, klen besar, frati, dan paroh masyarakat.

Kindred yakni, berkumpulnya orang- orang yang saling membantu dan melakukan

40

Page 45: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

kegiatan-kegiatan bersama saudara, sepupu, kerabat isteri, kerabat yang lebih tua dan

muda. Dimulai dari seorang warga yang memprakarsai suatu kegiatan. Dan biasanya

hubungan kekerabatan ini dimanfaatkan untuk memperlancar bisnis seseorang.

Keluarga luas yakni, kekerabatan ini terdiri dari lebih dari satu keluarga inti. Terutama

didaerah pedesaan, warga keluarga luas umumnya masih tinggal berdekatan, dan

seringkali bahkan masih tinggal bersama-sama dalam satu rumah. Kelompok

kekerabatan berupa keluarga luas biasanya dikepalai oleh anggota pria yang tertua.

Dalam berbagai masyarakat didunia, ikatan keluarga luas sedemikian eratnya,

sehingga mereka tidak hanya tinggal bersama dalam satu rumah besar, tetpi juga

merupakan satu rumah tangga dan berbuat seakan-akan mereka merupakan satu

keluarga inti yang besar.

Keluarga ambilineal kecil yakni, terjadi apabila suatu keluarga luas membentuk suatu

kepribadian yang khas, yang disadari oleh para warga. Kelompok ambilineal kecil

biasanya terdiri dari sekitar 25-30 jiwa, sehingga mereka masih saling mengenal dan

mengetahui hubungan kekerabatan masing- masing.

Klen kecil yakni, kelompok kekerabatan yang terdiri dari beberapa keluarga luas

keturunan dari satu leluhur. Ikatan kekerabatan berdasarkan hubungan melalui garis

keturunan pria saja (patrilineal), atau melalui garis keturunan wanita (matrilineal),

jumlahnya sekitar 50-70 orang biasanya mereka msih saling mengenal dan bergaul

dan biasanya masih tinggal satu desa.

Klen besar yakni, kelompok kekerabatan yang terdiri dari semua keturunan dari

seorang leluhur, yang diperhitungkan dari garis keturunan pria atau wanita, sosok

leluhur yang menurunkan para warga klen besar berpuluh-puluh generasi yang

lampau itu sudah tidak jelas lagi, dan seringkali sudah di anggap keramat. Jumlah

yang sangat besar menyebabkan mereka sudah tidak mengenal kerabat-kerabat yang

hubungan kekerabatannya jauh. 

Frati yakni, gabungan antara patrilineal maupun matrilineal, dan dari kelompok klen

setempat (bisa klen kecil, tetapi bisa juga bagian dari klen besar). Namun

penggabungannya tidak selalu merata.

B. Perkawinan

Perkawinan dapat diasumsikan sebagai keterkaitan seorang pria dan wanita untuk

menjalin hubungan dan hidup bersama untuk mencapai tujuan bersama. Saat peralihan

41

Page 46: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

yang pada semua masyarakat dianggap penting adalah peralihan dari tingkat hidup remaja

ketingkat hidup berkeluarga, yaitu perkawinan.

Dalam kebudayaan manusia, perkawinan merupakan pengatur tingkah laku manusia

yang berkaitan dengan kehidupan kelaminnya. Perkawinan membatasi seseorang untuk

bersetubuh dengan lawan jenis lain selain suami atau isterinya. Perkawinan mempunyai

berbagai fungsi dalam kehidupan bermasyarakat manusia yaitu, memberi perlindungan

kepada anak-anak hasil perkawinan itu, memenuhi kebutuhan manusia akan seorang

teman hidup, dan juga memelihara hubungan baik dengan kelompok- kelompok kerabat

tertentu.

C. Rumah Tangga dan Keluarga Inti

Dengan menikah, sepasang suami isteri membentuk suatu kesatuan yang disebut

rumah tangga, yaitu kesatuan yang mengurus ekonomi rumah tangganya. Rumah tangga

biasanya terdiri dari satu keluarga inti (satu pasangan suami isteri dan anak), tetapi

mungkin juga terdiri dari 2 atau 3 keluarga inti.

Keluarga inti adalah termasuk dalam keluarga inti suami, isteri, dan anak- anak

mereka yang belum menikah. Anak tiri dan anak yang secara resmi diangkat sebagai anak

memiliki hak yang kurang lebih sama dengan anak kandung. Bentuk keluarga yang seperti

ini dapat di katakan bentuk yang sederhana. Keluarga inti lebih kompleks adalah apabila

dalam keluarga terdapat lebih dari suami atau isteri. Keluarga inti seperti ini adalah

keluarga inti yang berdasarkan poligami atau poliandri.

Keluarga inti diseluruh dunia memiliki beberapa fungsi yakni:

1. Dimana warganya dapat memperoleh dan mengharapkan bantuan serta perlindungan

dari sesama warga keluarga inti.

2. Dimana warganya diasuh dan memperoleh pendidikan awalnya ketika mereka belum

mandiri

3. Kelompok sosial dengan ekonomi rumah tangga yang mandiri

4. Melaksanakan pekerjaan- pekerjaan produktif.

Secara umum fungsi keluarga meliputi pengaturan seksual, reproduksi, sosialisasi,

pemeliharaan, penempatan anak dalam masyarakat, pemuas kebutuhan perseorangan, dan

kontrol sosial. Karakteristik keluarga dapat diidentifikasikan dengan hal berikut:

a) Keluarga terdiri atas orang- orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau

adopsi.

b) Para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah, dan

42

Page 47: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

mereka membentuk satu rumah tangga. Satu rumah tangga terdiri dari kakek nenek,

anak-anak, dan cucu, kadang satu rumah tangga terdiri atas suami dan isteri, tanpa

anak, atau dengan satu atau dua, tiga anak saja.

c) Keluarga merupakan satu kesatuan yang berinteraksi dan berkomunikasi dan

memerankan peran masing- masing.

d) Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama.

D. Komunitas (Besar dan Kecil)

Kata komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berasal dari kata dasar

communis yang artinya masyarakat, publik atau banyak orang. Komunitas adalah

sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana

dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas

tersebut. Kekuatan pengikat suatu komunitas, terutama, adalah kepentingan bersama

dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas

kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi.

Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi atau

wilayah geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan memiliki cara dan

mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan yang

dihadapainya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya.Komunitas kecil biasanya

hanya berjumlah 5 sampai 20 orang, lebih dari itu sudah di namakan komunitas besar.

BAB 9DINAMIKA KEBUDAYAAN

Dinamika kebudayaan merupakan konsep yang diperlukan dalam menganalisa proses-

proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan memiliki sifat “berubah”,

bersifat “adaptif”, dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah.

Menurut Koentjaraningrat (1992) ilmu antropologi lahir untuk memperhatikan

masalah-masalah perubahan kebudayaan.

A. Konsep – Konsep Dinamika Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat, semua konsep-konsep yang kita perlukan untuk

menganalisa proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan disebut dinamika

sosial. Beberapa konsep tersebut antara lain adalah:

43

Page 48: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

1. Proses belajar kebudayaan sendiri yang terdiri dari internalisasi, sosialisasi, dan

enkulturasi;

2. Evolusi kebudayaan dan difusi;

3. Proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing, yang meliputi: akullturasi dan

asimilasi; dan

4. Proses pembauran atau inovasi atau penemuan baru.

Keempat konsep tersebut akan dibahas satu persatu dibawah ini:

a) Proses Belajar Kebudayaan Sendiri

Proses Internalisasi. Menurut Koentjaraningrat (1996) proses internalisasi

adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai ia dilahirkan

sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya, seorang individu terus belajar untuk

mengolah segala perasaannya, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk

kepribadiannya.

Proses Sosialisasi. Talcott (dalam Koentjaraningrat,1996) menggambarkan

proses mengenai kebudayaan sebagai bagian dari proses sosialisasi individu. Semua

pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai kedudukan dalam

masyarakatnya yang dijumpai seseorang dalam kehidupannya sejak ia dilahirkan,

dicerna olehnya sehingga individu tersebutpun akan menjadikan pola-pola tindakan

tersebut sebagai bagian dari kepribadiannya.

Proses Enkulturasi. Menurut Koentjaraningrat (1996) proses enkulturasi adalah

proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat, sistem

norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang. Proses ini

telah dimulai sejak awal kehidupan, yaitu dalam lingkungan keluarga, kemudian

dalam lingkungan yang makin lama makin meluas. Pada awalnya seorang anak kecil

mulai belajar dengan cara menirukan tingkah laku orang-orang disekitarnya, yang

lama kelamaan menjadi pola yang mantap, dan norma yang mengatur tingkah lakunya

“dibudidayakan”. Selain dalam lingkungan keluarga, norma-norma tersebut dapat

pula dipelajari dari pengalamannya bergaul dengan sesama warga masyarakat dan

secara formal di lingkungan sekolah.

b) Evolusi Kebudayaan dan Difusi

Evolusi Kebudayaan. Evolusi kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1996)

adalah proses perkembangan kebudayaan umat manusia dari bentuk-bentuk

kebudayaan yang sederhana sampai yang makin lama makin kompleks, yang

dilanjutkan dengan proses difusi, yaitu penyebaran kebudayaan-kebudayaan yang

44

Page 49: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

terjadi bersamaan perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi ini.

Proses evolusi menurut Koentjaraningrat (1996) kebudayaan dapat dianalisis

secara mikro maupun makro. Proses kebudayaan yang dianalisis secara mikro

(mendetail) dapat memberi gambaran mengenai berbagai proses perubahan yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari suatu masyarakat. Proses evolusi sosial budaya

secara makro adalah proses yang terjadi dalam jangka waktu yang Panjang.

Difusi. Menurut Haviland (1993) difusi adalah penyebaran adat atau kebiasaan

dari kebudayaan yang satu ke kebudayaan yang lain.

Menurut Koentjaraningrat (1996) ilmu paleoantropologi dapat memperkirakan

bahwa makhluk manusia yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di

Afrika Timur. Manusia pada saat ini ternyata telah menduduki hampi seluruh muka

bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal ini dapat terjadi

dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta adaptasi fisik dan sosial budaya,

yang telah berlangsung selama berates-ratus tahun lamanya.

Selanjutnya dikatakan oleh Koentjaraningrat, bahwa migrasi dapat berlangsung

secara lamban dan otomatis maupun secara cepat dan mendadak. Migrasi yang

lamban dan otomatis berkembang sejajar dengan peningkatan jumlah umat manusia di

dunia, yang konsekuensinya membutuhkan daerah yang makin lama makin luas.

c) Akulturasi dan Asimilasi

Akulturasi. Menurut Koentjaraningrat (1996) akulturasi adalah istilah dalam

ilmu antropologi yang memiliki beberapa makna, yang kesemuanya itu mencakup

konsep mengenai proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan

suatu kebudayaan tertentu dihadapkan kepada unsur-unsur dari suatu kebudayaan

asing, sehingga unsur-unsur asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam

kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu.

Unsur kebudayaan tidak pernah didifusikan secara terpisah, melainkan senantiasa

dalam suatu gabungan atau kompleks yang terpadu.

Proses Asimilasi. Asimilasi menurut Koentjaraningrat (1996) adalah suatu proses

sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang

kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas

dari unsur-unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi

unsur-unsur kebudayaan campuran. Biasanya suatu asimilasi terjadi antara suatu

golongan mayoritas dengan minoritas. Dalam proses ini, biasanya golongan minoritas

yang berubah dan menyesuaikan diri dengan golongan mayoritas, sehingga sifat-sifat

45

Page 50: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

khas dari kebudayaan lambat laun berubah dan menyatud dengan kebudayaan

golongan mayoritas.

d) Inovasi

Inovasi adalah suatu proses pembauran dari penggunaan sumber-sumber alam,

energi, dan modal, serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi

baru, sehingga terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Dengan

demikian, inovasi adalah pembaruan unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan

(Koentjaraningrat, 1990).

Bahwa suatu proses inovasi berkaitan dengan penemuan baru dalam teknologi,

yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang bertahap dari discovery (penemuan

dari suatu unsur kebudayaan yang baru baik suatu alat atau gagasan baru dari seorang

atau sejumlah individu) menuju invention. Discovery baru dapat menjadi invention

apabila suatu penemuan baru telah diakui, diterima, dan diterapkan oleh suatu

masyarakat. Proses berlangsungnya tahap discovery sampai pada tahap invention

menurut Koentjaraningrat (1990) seringkali berlangsung lama, dan kadang-kadang

tidak hanya menyangkut satu individu, yaitu si penciptanya yang pertama, melainkan

dapat melibatkan serangkaian individu yang terdiri dari beberapa pencipta.

BAB 10ANTROPOLOGI PSIKOLOGI

A. Antropologi Dan Psikologi

Antropologi psikologi adalah bagian dari ilmu antropologi yang berkembang pesat

terutama di Amerika, sehingga sudah menjadi suatu bidang ilmu tersendiri. Nama

antropologi psikologi ini yang semula dianjurkan oleh antropolog Amerika Serikat Francis

L.K.Hsu, yang sebenarnya merupakan nama yang relatif baru yang sebelumnya dikenal

dengan nama culture and personality (kebudayaan dan kepribadian), atau terkadang

disebuy juga ethno psychology (psikologi suku bangsa).

Ember dan Ember (1985) mendefinisikan antropologi psikologi sebagai studi yang

dilakukan oleh para ahli antropologi yang tertarik pada perbedaan psikologis diantara dan

didalam suatu masyarakat dan persamaan psikologis pada rentang yang luas pada

46

Page 51: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

masyarakat manusia. Sementara itu, dikenal juga istilah Psikologi Lintas Budaya (cross

cultural psychology) yaitu studi yang dilakukan oleh para ahli terhadap dua atau lebih

masyarakat.

Menurut James Danandjaja (1994), antropologi psikologi semenjak lahir sudah

bersifat antardisiplin. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu:

1. Teori, Konsep dan metode penelitiannya banyak meminjam dari berbagai disiplin ilmu

seperti antropologi, psikiatri dan psikologi.

2. Para pendirinya berasal dari disiplin ilmu yang bermacam-macam. Para pendiri tersebut

antara lain adalah: dari kalangan antropologi seperti Ralph Linton, Margaret Mead, dan

Cora DuBois; dari kalangan psikiater adalah Abram Kardiner; dan dari kalangan

psikologi adalah W.H.R River, Erik H. Erikson (ahli psikoanalisa Neo Freudian), dan

Geza Roheim (ahli psikoanalisa Freud).

B. Sejarah Perkembangan Ilmu Antropologi Psikologi

Menurut Koentjaraningrat (1990) ilmu antropologi psikologi muncul karena ada

beberapa sarjana antropologi yang selama penelitiannya di lapangan menemukan bahwa

beberapa manusia dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan non Eropa-Amerika

yang mereka amati ternyata bertentangan dengan apa yang pernah mereka pelajari dari

ilmu psikologi. Psikologi memang berkembang berdasarkan kehidupan masyarakat dan

kebudayaan Eropa Barat dan Amerika, sehingga kadang-kadang terdapat konsep-konsep

dan atau teori-teori psikologi yang tidak dapat diterapkan secara universal diluar

masyarakat Eropa Barat dan Amerika.

Menurut Francis L.K Hsu (dalam Danandjaja, 1994) karya penelitian yang dapat

digolongkan kedalam antropologi psikologi adalah:

1. Suatu karya yang dihasilkan oleh seorang ahli antropologi, yang mempunyai

pengetahuan baik mengenai konsep psikologi atau karya yang dihasilkan oleh seorang

ahli dari disiplin lain.

2. Segala karya yang mempermasalahkan individu sebagai tempat atau wadah

kebudayaan.

3. Segala karya yang memberikan pengakuan serius kepada kebudayaan, dimana

variabel bebas dan terikatnya adalah kepribadian.

4. Segala karya seorang ahli antropologi yang mempergunakan konsep atau teknik tes

psikologi, yang memberikan data tepat guna.

5. Ruang Lingkup antropologi sama dengan pengkajian secara lintas budaya mengenai

47

Page 52: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

kepribadian dan sistem sosial budaya. Pengkajian tersebut meliputi masalah-masalah

sebagai berikut:

a. Hubungan struktur sosial dan nilai-nila budaya dengan pola pengasuhan pada

umumnya.

b. Hubungan antar pola pengasuhan anak dengan struktur kepribadian rata-rata seperti

perilaku.

c. Hubungan antar struktur kepribadian rata-rata dengan sistem peran (role system)

dan aspek proyeksi dari kepribadian.

d. Hubungan semua variabel diatas dengan perilaku menyimpang yang berbeda dari

suatu kolektif ke kolektif lain.

6. Konsep kepribadian kebudayaan (personality culture) yang timbul sebagai akibat

interaksi dari kedua ilmu (antropologi & psikologi). Hal ini menyebabkan para

peneliti antropologi psikologi dalam studinya mengenai perilaku selalu

memperhatikan faktor-faktor penyebab pendahulunya (antecedents); dan tidak akan

puas hanya dengan pelukisan mengenai sifat-sifat khas saja, sebagaimana yang umum

dilakukan oleh para ahli psikologi sosial.

Ahli lain Milton Singer (dalam Danandjaja, 1994) berpendapat bahwa terdapat tiga

kelompok permasalahan besar dalam penelitian antropologi psikologi, yaitu:

1. Kelompok hubungan kebudayaan dengan sifat pembawaan manusia (human nature),

2. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian khas kolektif tertentu (typical

personality), dan

3. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian abnormal.

Dari ketiga kelompok permasalahan besar itu timbul beberapa pokok permasalahan

seperti: “hubungan antara perubahan kebudayaan dengan perubahan kepribadian” dan

“hubungan antara perubahan kebudayaan dengan kepribadian abnormal”.

C. Metode-Metode Dalam Antropologi Psikologi

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian antropologi psikologi

umumnya adalah metode pengumpulan etnografis, yaitu berupa wawancara dan

pengamatan. Akan tetapi karena yang dibahas dalam antropologi psikologi tidak hanya

terbatas pada kebudayaan yang dapat dilihatsaja (overt), akan tetapi juga menyangkut

hal-hal yang tidak dapat dilihat langsung (covert), seperti nilai-nilai, atau dinamika

psikologis suatu masyarakat tertentu, sering kali metode etnografis tidak dapat

memecahkan masalah secara memuaskan.

48

Page 53: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Pada awal abad ke 20 muncul perkembangan baru dalam upayanya untuk

mempertajam metode-metode yang sifatnya lebih ilmiah dan lebih eksak untuk

menganalisa kepribadian umum, yang pada etnografi-etnografi kuno hanya didasarkan

pada kesan belaka. Oleh karena itu, dikembangkan pula metode-metode yang pada

umumnya digunakan oleh kalangan psikolog, terutama pada cabang psikologi klinis

seperti metode eksak atau metode tes proyektif, metode riwayat hidup atau biografi (life

story method), metode pencatatan dan analisis mimpi, dan metode antropologis lainnya

yaitu metode pengumpulan dan analisis folklore, dan metode survei lintas budaya.

1. Metode Eksak atau Metode Tes Proyektif

A. Kardiner (seorang psikolog) dan R. Linton (seorang antropolog) bekerjasama

mengembangkan metode eksak, yaitu menganalisis watak individu dengan

menggunakan tes-tes proyeksi. Para antropolog menggunakan beberapa tes psikologi

untuk menganalis kepribadian umum warga suatu masyarakat, yaitu: Tes Rorschach,

Baum Test (baum = pohon), TAT (Thematic Apperception Test), Tes HTP (House Tree

Person), tes DAP (Draw A Person), dan SSCT (Sach Sentence Completion Test).

Menurut Sadli (dalam Koentjraningrat, 1994) proyeksi adalah istilah ysng

seringkali digunakan dalam psikologi klinis maupun psikologi sosial. Secara historis

istilah projection berasal dari aliran psikoanalisa dan untuk pertama kalinya

diperkenalkan oleh Sigmund Freud pada tahun 1894 dalam karangannya yang

berjudul The Anxiety Neurosis.

Pada tahun 1896 dalam bukunya On the Defense Neuropsychoses, Freud

mengatakan bahwa proyeksi adalah proses dimana seseorang menganggap bahwa

dorongan-dorongan, perasaan-perasaan dan sentimen-sentimen diri sendiri disebabkan

orang lain atau karena keadaan dunia luar. Dalam pengertian ini, maka proyeksi

adalah suatu defensif yang memungkinkan orang bersangkutan untuk tidak sadar akan

gejala-gejala yang kurang diinginkan.

Menurut English dan English (dalam Danandjaja, 1994) tes proyeksi adalah

situasi yang secara relatif tidak berstruktur, namun bersifat standart, dimana orang

yang diuji diminta untuk memberikan tanggapan secara sebebas mungkin tanpa

dipengaruhi sugesti. Respon terhadap materi tes proyeksi tersebut biasanya dianalisa

untuk mendapatkan karakteristik kepribadian dan juga tingkat kognitif tertentu secara

kualitatif.

2. Metode Riwayat Hidup atau Biografi

Individual life history adalah istilah yang sering digunakan dikalangan ahli

49

Page 54: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

antropologi psikologi. Para ahli antropologi psikologi mengumpulkan semua

keterangan data-data apa yang pernah dialami individu-individu tertentu sebagai

warga dari suatu masyarakat yang sedang dijadikan objek penelitian. Dalam ilmu

psikologi disebut dengan istilah personal document, dan dalam sosiologi dikenal

dengan istilah human document, sedangkan dalam antropologi dikenal dengan istilah

individual life history (Koentjaraningrat,1996).

Dalam antropologi psikologi, metode pengumpulan riwayat hidup individu ini

ternyata sudah banyak dilakukan orang dengan bertujuan untuk mencapai suatu

pengertian tentang suatu masyarakat, kebudayaan, dan tipe kepribadian suatu bangsa

atau suku bangsa, melalui pandangan mata individu-individu yang merupakan warga

dalam masyarakat yang bersangkutan. Menurut Koentjaraningrat (1996) metode

analisis riwayat hidup amat berguna bagi penelitian antropologi psikologi, karena

memiliki beberapa fungsi:

a. Data Riwayat hidup penting bagi si peneliti untuk memperoleh pandangan dari

dalam mengenai gejala-gejala sosial.

b. Data Riwayat hidup individu penting bagi si peneliti untuk mencapai pengertian

mengenai masalah individu warga masyarakat yang suka berprilaku menyimpang.

c. Data Riwayat hidup individu penting bagi si peneliti untuk memperoleh pengertian

mendalam tentang hal-hal psikologi yang tidak mudah diamati dari luar dengan

metode wawancara.

d. Data Riwayat hidup individu penting bagi si peneliti untuk memperoleh gambaran

yang lebih mendalam mengenai rincian lebih mendalam dari pada wawancara

berdasarkan pertanyaan langsung.

3. Metode Pencatatan dan Analisis Mimpi

Fenomena mimpi banyak dibicarakan dalam teori-teori Psikoanalisa. Oleh karena

itu, beberapa istilah yang akan dijumpai dalam menjelaskan metode analisis mimpi

ini, berdasarkan pada kerangka pikir teori psikoanalisa. Beberapa istilah itu antara lain

adalah isi impian, harapan impian, dan interpretasi mimpi.

Isi Impian (Dream Content). Menurut Psikoanalisa adalah gambaran, kesan, dan

ide yang ditampilkan dalam impian. Isi impian dibagi kedalam dua tipe besar, yaitu:

pertama, isi manifestasinya atau isi seperti hal tersebut berlangsung benar pada si

pemimpi. Kedua, isi yang laten, yang harus ditafsirkan lewat teknik penafsiran mimpi.

Harapan Impian. Menurut Psikoanalisa adalah penyajian secara simbolis suatu

harapan yang ditekan, atau yang tidak disadari dalam bentuk satu impian. Menurut

50

Page 55: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

John J. Honigman, terdapat dua alasan penting mengapa pengumpulan mimpi-mimpi

menjadi hal yang penting untuk penelitian antropologi psikologi. Pertama, adanya

asumsi bahwa mimpi-mimpi menggambarkan perilaku standar dari suatu masyarakat.

Kedua, mimpi mengungkapkan gagasan, perasaan, dan keadaan motivasional yang

sulit diungkapkan secara verbal karena mimpi adalah suatu fenomena ketidaksadaran

manusia.

4. Metode Pengumpulan dan Analisis Folklor

Foklor menurut Ember dan Ember (1985) adalah semua adat dan pengetahuan,

seperti mitos, cerita hikayat atau dongeng, takhayul, tebak-tebakan, dan permainan

yang hidup dalam masyarakat suatu kebudayaan tertentu. Foklor pada umumnya

hanya bersifat lisan, walaupun kadang-kadang juga tertulis. Foklor adalah bagian

kebudayaan dari berbagai kolektif di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada

khususnya, yang disebarkan secara turun temurun diantara kolektif-kolektif

bersangkutan, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak

isyarat atau alat pembantu ingatan (mnemonic devices). Bentuk-bentuk folklor di

Indonesia antara lain adalah bahasa rakayat; ungkapan tradisional (peribahasa,

pepatah); teka-teki; cerita prosa rakyat (mite, teater rakyat, dan dongeng, termasuk

lelucon dan anekdot); nyanyian rakyat; permainan rakyat; kepercayaan/keyakinan

rakyat; arsitektur rakyat, seni rupa rakyat, bahasa tubuh rakyat, dan sebagainya.

Bentuk-bentuk Folklor tersebut menurut Danandjaja (1994) dapat dijadikan

sebagai alat analisis data kolektif masyarakatnya karena masing-masing memiliki

beberapa fungsi yang menurut Bascom terdapat 4 fungsi yaitu : 1). Sebagai Sistem

Proyeksi 2). Sebagai Alat pengesahan kebudayaan 3). Sebagai Alat paedagogis 4).

Sebagai Alat pemaksa berlakunya norma masyarakat & pengendalian masyarakat.

5. Metode Survei Lintas Budaya

Survei lintas budaya menurut Danandjaja (1994) berhubungan erat dengan kajian-

kajian korelasional. Penelitian yang menggunakan metode ini pada mulanya tidak

melakukan penelitian lapangan, hal ini disebabkan karena data-data yang

dikumpulkan diperoleh dari data-data sekunder dari Human Relation Area File

(HRAF) dan terkadang ditambah dengan data-data dari sumber lain. Yang kemudian

berkembang adalah usaha untuk menggabungkan dengan penelitian di lapangan,

bahkan pada akhirnya ada penelitian yang tidak menggunakan data sekunder dari

HRAF lagi yang sidah dianggap ketinggalan jaman dan tidak dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah lagi.

51

Page 56: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

Pada saat ini metode lintas budaya belum dapat mengembangkan generalisasi

yang kuat (Koenjaraningrat, 1990). Penelitian antropologi yang mengunakan survei

lintas budaya antara lain adalah hubungan antara adat istiadat pengasuhan anak

dengan unsur budaya dari suatu masyarakat tertentu.

D. Beberapa Penelitian Antropologi Psikologi

Beberapa penelitian yang bergerak dibidang antropologi psikologi, diantaranya:

1. Peran Jenis

Peran jenis adalah tingkat perilaku, sikap-sikap atau peranan sosial yang oleh

masyarakat atau kebudayaan tertentu dianggap cocok untuk jenis kelamin tertentu dan

tidak cocok untuk jenis kelamin lain (Kartono & Gulo, 1987).

2. Oedipus Complex

Teori yang dikemukan oleh Sigmund Freud. Dimana hasrat seorang anak lelaku

untuk memiliki secara seksual dengan ibunya serta merasa iri terhadap bapaknya –

masa phalik (3-5 thn). Kebudayaan Trobriand yang matrilineal gejala oedipus

complex tidak ada., karena ayah bukan tokoh kerabat yang berkewajiban mengatur

kehidupan si anak sehingga ia tidak dapat bersikap otoriter terhadap anaknya

sebagimana pada saudar laki-lakinya (Koenjaraningrat 1990)

3. Motif Berprestasi

Menurut terori MC Clelland, motif berprestasi secara jitu dalam bidang apapun,

memahat, menjual polis asuransi, pertanian bukan semata-mata untuk mencari uang,

pengakuan sosial atau prestise akan tetapi terdorong untuk memperoleh kepuasan

karena keberhasilan sendiri.

52

Page 57: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

DAFTAR PUSTAKA

Danandjaja, J. (1994). Antropologi Psikologi. Jakarta: Rajawali

Ember, C.R., & Ember, M. (1985). Anthropology. New Jersey: Prentice Hall

Haviland, W.A. (1993). Antropologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Kartono, K., & Gulo, D. (1987). Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya

Koentjaraningrat. (1986). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Koentjaraningrat. (1990). Sejarah Teori Antropologi Jilid II. Jakarta: UI Press

Koentjaraningrat. (1990). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat

Koentjaraningrat. (1996). Pengantar Ilmu Antropologi Jilid I. Jakarta: Rineka Cipta

Rakhmat, J. (1994). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya

53

Page 58: BAB 1 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI1nurul_huda.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72509/... · Web viewRifhi Shiddiq: Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami

54