BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangstikescnd.ac.id/files2/Kurikulum_Aipni_2010.pdf · berkelanjutan...
Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangstikescnd.ac.id/files2/Kurikulum_Aipni_2010.pdf · berkelanjutan...
Page 1 of 149
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi dunia berdampak
secara langsung terhadap sistem pelayanan kepada masyarakat, termasuk
pelayanan kesehatan. Masyarakat bisa mendapatkan informasi secara cepat dan
mudah, sehingga tuntutan terhadap pelayanan yang diberikan semakin
meningkat, baik di tatanan klinik maupun di komunitas. Mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan harus terjamin, tidak beresiko, dan dapat memberi
kepuasan, termasuk pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat harus
memenuhi standar mutu internasional, yang dapat menjamin keamanan dan
kenyamanan klien beserta keluarganya. Perawat dituntut untuk tampil
professional saat memberikan asuhan keperawatan serta mampu menjalin
kerjasama dengan berbagai fihak agar pelayanan yang diberikan dilakukan
secara komprehensif agar dapat memenuhi kebutuhan dasar, meliputi kebutuhan
bio, psiko, sosio dan spiritual klien.
Penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada kewenangan yang
diberikan karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
kesehatan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan
globalisasi sebagaimana tertera dalam Undang-Undang Kesehatan no 36 tahun
2009. Praktik keperawatan merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan
mutunya melalui pendidikan, registrasi, seritifikasi, akreditasi dan pelatihan
berkelanjutan serta pemantauan terhadap tenaga keperawatan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum Pendidikan Ners terdiri dari kurikulum Sarjana Keperawatan
dan kurikulum profesi disusun setelah mempertimbangkan bahwa Kurikulum
inti Program Pendidikan Ners (Sarjana Keperawatan dan Ners) yang disahkan
pada tahun 1998 dan diberlakukan pada tahun 1999 sudah tidak sesuai dengan
perkembangan global. Dampak globalisasi, keterbukaan, rasionalisasi berfikir,
dan budaya kompetisi/persaingan akhir-akhir ini telah mempengaruhi dunia
Page 2 of 149
pendidikan. Globalisasi akhirnya berdampak juga terhadap pendidikan
keperawatan. Saat ini tuntutan terhadap pelayanan kesehatan semakin
meningkat, masalah-masalah kesehatan semakin kompleks, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan semakin canggih, dan selain itu
persyaratan dunia kerja semakin menuntut tenaga keperawatan yang kompeten,
sehingga dunia pendidikan keperawatan harus mampu mempersiapkan lulusan
yang kompeten untuk mampu berkompetisi baik nasional maupun global.
Untuk mengantisipasi perkembangan global tersebut telah diadakan
perubahan-perubahan yang bersifat inovasi, reorientasi, reformasi didalam
penyusunan kurikulum Pendidikan Ners. Penyusunan kurikulum ini merujuk
kepada misi Diknas untuk menciptakan Insan Indonesia yang cerdas dan
kompetitif, mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan
(stakeholder), dan tuntutan dari organisasi profesi. Kurikulum yang disusun
lebih menitik beratkan kepada proses pembelajaran yang berorientasi kepada
mahasiswa (student center learning) dan berorientasi kepada kompetensi yang
harus dipunyai oleh lulusan, sehingga kurikulum yang disusun adalah
Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang berstandar nasional maupun
internasional.
Penyusunan kurikulum tahun 2010 berlandaskan kepada peraturan-
peraturan terkini yang ada di pemerintah Indonesia, dengan mempertimbangkan
kebutuhan pemangku kepentingan, dan tuntutan dari organisasi profesi yang
mengharapkan lulusan berstandar internasional. Secara nasional, aturan-aturan
yang tertuang pada SK Mendiknas No. 232/U/2000 tentang pedoman
penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar SK
Mendiknas No. 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, dan UU
RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 20 (3) bahwa Perguruan tinggi
dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi; PP RI No
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan PP RI No 17 tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, pasal 85 (3) bahwa
Pendidikan tinggi dapat menyelenggarakan program diploma pada pendidikan
vokasi, sarjana, magister dan doktor pada pendidikan akademik dan spesialis
dan atau profesi pada pendidikan profesi. Semua peraturan diatas menjadi
Page 3 of 149
pedoman umum penyusunan kurikulum Pendidikan Ners. Penyusunan materi
berdasarkan hasil analisis dan studi banding keberbagai institusi penyelenggara
pendidikan yang ada di luar negeri, bekerja sama dengan organisasi profesi
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tuntutan dari stakeholder: masyarakat,
rumah sakit, puskesmas, departemen kesehatan dan organisasi/ institusi
pelayanan kesehatan lainnya terhadap tampilan perawat profesional, digunakan
oleh penyusun kurikulum sebagai landasan pengembangan profil Ners di
masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan di atas dilaksanakan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia sebagai upaya perbaikan
kurikulum. Kegiatan dimulai di Jakarta pada tanggal 8 - 10 Oktober 2003
dengan hasil tersusunnya standar kompetensi perawat profesional (ners).
Selanjutnya kegiatan di Yogyakarta pada tanggal 22 - 24 Juli 2003,
menghasilkan draft tentang penyelenggaraan pendidikan ners yang berkualitas
menghasilkan ners yang kompeten. Kegiatan ke tiga di Malang pada tanggal 11
- 13 Maret menghasilkan kompetensi lulusan pendidikan DIII dan Ners. Pada
tanggal 23 - 24 April 2004 di Jakarta membahas Sisdiknas dan implikasinya
terhadap pendidikan tinggi keperawatan. Pada tanggal 23 - 25 Agustus 2004 di
Makassar di bahas konsep LRAISE kualitas pendidikan Ners. Di Bandung pada
tanggal 20 - 23 November 2005 membahas kesiapan institusi pendidikan ners
untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di era global. Sebagai
puncak kegiatan, pada tanggal 4 - 6 Mei 2006 dilaksanakan lokakarya Nasional
AIPNI dan PPNI di Jakarta dengan agenda susunan kurikulum pendidikan Ners.
Kegiatan lokakarya KBK bekerja sama dengan Tim KBK DIKTI Depdiknas
telah dilaksanakan pada 20 - 23 Pebruari 2007 di Jakarta, selanjutnya
dilaksanakan kegiatan serupa dan pelatihan-pelatihan lainnya agar tersusun
standar pendidikan utama dengan kemampuan minimal yang harus dicapai, baik
hard skills maupun soft skills oleh Ners di Indonesia.
Kompetensi yang harus dimiliki lulusan terdiri atas kompetensi hard skills
dan soft skills. Kompetensi hard skill terkait penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan keterampilan tehnis yang berhubungan dengan bidang ilmu
keperawatan, sedangkan kompetensi soft skills yang harus dimiliki oleh seorang
Page 4 of 149
Ners adalah: tanggung jawab dan tanggung gugat, empati, berfikir kritis,
disiplin, leadership (kepemimpinan), kreatif dan inovatif, inisiatif, komunikatif,
dapat bekerja dalam tim, antusias, bersikap asertif, dapat mengambil keputusan
dalam asuhan keperawatan, tanggap, ikhlas, teliti, percaya diri, berprilaku etis,
mampu memecahkan permasalahan keperawatan, mempunyai jiwa
entrepreneurship, menghargai hasil karya orang lain, altruistik, lifelong
learning, conscience, dan mampu mengambil resiko (risk taking), dibawah
bimbingan preseptor/mentor.
Berdasarkan latar belakang di atas dan berbagai kegiatan yang telah
dilaksanakan, tersusunlah kurikulum inti Pendidikan Ners berbasis kompetensi
tahun 2010 yang dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum di
berbagai institusi penyelenggara pendidikan Ners di seluruh Indonesia, dengan
tahapan dan langkah yang diharapkan dapat menjamin kualitas lulusan sehingga
mampu berkompetisi secara global.
B. Tujuan
Kurikulum ini disusun dengan tujuan memberikan pedoman dalam
penyelenggaraan program pendidikan ners dengan pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi. Tujuan lain adalah untuk mengarahkan upaya para
penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang
benar untuk dapat menghasilkan ners yang cerdas, kompetitif dan
komprehensif.
Page 5 of 149
BAB II
KERANGKA KONSEP
PROGRAM PENDIDIKAN NERS
Pendidikan Ners merupakan pendidikan akademik-profesional dengan proses
pembelajaran menekankan pada tumbuh kembang kemampuan mahasiswa
untuk menjadi seorang akademisi dan profesional. Landasan tumbuh kembang
kemampuan ini merupakan kerangka konsep pendidikan yang meliputi falsafah
keperawatan sebagai profesi, dan keperawatan sebagai pelayanan profesional
akan mempengaruhi isi kurikulum dan pendekatan utama dalam proses
pembelajaran
1. Falsafah Keperawatan
Bahwa manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya
pelayanan kesehatan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bertolak dari pandangan ini
keperawatan meyakini paradigma dengan empat konsep dasar yaitu
manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan.
a. Manusia.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa merupakan satu
kesatuan yang utuh dan unik dari bio-psiko-sosio-spiritual dan kulltural. Untuk
dapat melangsungkan kehidupannya, kebutuhan manusia harus terpenuhi secara
seimbang yang mencakup bio-psiko-sosio-spiritual-kultural.
Manusia mempunyai siklus kehidupan meliputi: tumbuh kembang dan
memberi keturunan, kemampuan mengatasi perubahan dunia dengan
menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun didapat
pada dasarnya bersifat biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural,
kapasitas berfikir, belajar, bernalar, berkomunikasi, mengembangkan budaya
dan nilai-nilai.
Manusia berorientasi kepada waktu, mampu berjuang untuk mencapai
tujuan dan mempunyai keinginan untuk mewujudkan diri, selalu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan melalui interaksi dengan lingkungannya dan
Page 6 of 149
berespon secara positif terhadap perubahan lingkungan melalui adaptasi dan
memperbesar potensi untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya.
Manusia selalu mencoba mempertahankan kebutuhannya melalui
serangkaian peristiwa antara lain belajar, menggali serta menggunakan sumber-
sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi, keterbatasannya, untuk terlibat
secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Dengan demikian manusia dalam keperawatan menjadi sasaran pelayanan
keperawatan yang disebut klien mencakup individu, keluarga, kelompok dan
komunitas yang selalu dapat berubah untuk mencapai keseimbangan terhadap
lingkungan disekitarnya melalui proses adaptasi.
b. Lingkungan
Lingkungan dalam keperawataan adalah faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia yang mencakup lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berasal dari dalam manusia itu
sendiri mencakup; faktor genetik, maturasi biologi, jenis kelamin, emosi
(psikologis), dan predisposisi terhadap penyakit serta faktor perilaku. Adapun
yang dimaksud lingkungan ekternal adalah lingkungan disekitar manusia
mencakup lingkungan fisik, biologik, sosial, kultural dan spiritual.
Lingkungan eksternal diartikan juga sebagai lingkungan masyarakat yang
berarti: kumpulan individu yang terbentuk karena interaksi antara manusia,
budaya dan aspek spiritual yang dinamis, mempunyai tujuan dan sistem nilai
serta berada dalam suatu hubungan yang bersifat saling bergantung yang
terorganisir.
Masyarakat adalah sistem sosial dimana semua orang berusaha untuk
saling membantu dan saling melindungi agar kepentingan bersama dalam
hubungannya dengan lingkungan dapat mencapai tingkat pemenuhan
kebutuhan dasar secara optimal.
Manusia sebagai makluk sosial selalu berinteraksi dengan lingkungan
secara dinamis dan mempunyai kemampuan berespon terhadap lingkungan
yang akan mempengaruhi derajat kesehatannya.
Page 7 of 149
c. Sehat.
Sehat adalah suatu keadaan dalam rentang sehat-sakit yang dapat
diartikan sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, sosial dan tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi sesuai undang-undang No 36 tahun
2009 tentang Kesehatan.
Sehat adalah tanggung jawab individu yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti dimaksudkan dalam pembukaan
UUD 1945. oleh karena itu harus dipertahankan dan ditingkatkan melalui
upaya-upaya promotif, preventif dan kuratif.
Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau
komunitas untuk membuat tujuan yang realistik serta kemampuan untuk
menggerakkan energi serta sumber- sumber yang tersedia dalam mencapai
tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat
yaitu tingkat individu, keluarga, komunitas dan tingkat masyarakat.
d. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
sejak fertilisasi sampai akhir hayat. Lingkup keperawatan meliputi promosi
kesehatan, mencegah sakit, memberi asuhan pada orang sakit dan yang
mengalami ketidak mampuan serta mendampingi klien saat sakaratul maut
dengan bermartabat. Peran kunci perawat lainnya adalah memberikan advokasi
pada klien, memberikan lingkungan yang aman, meningkatkan kemampuan
profesional melalui penelitian dan menggunakan hasil penelitian, berpartisipasi
didalam kebijakan manajemen sistem pelayanan kesehatan dan pendidikan.
2. Keperawatan Sebagai Profesi.
Page 8 of 149
Pada lokakarya Nasional (1983) yang merupakan awal diterimanya
profesionalisme keperawatan di Indonesia, mendefinisikan:” keperawatan
sebagai suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa
bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada manusia dan
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan klien diatas
kepentingannya sendiri, suatu bentuk pelayanan/ asuhan yang bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, serta menggunakan kode etik keperawatan sebagai
tuntunan utama dalam melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan.
Pernyataan tersebut diperjelas dengan pandangan berbagai pakar keilmuan
keperawatan tentang pengertian keperawatan antara lain sebagai berikut :
Virginia Handerson (1960) mendefinisikan keperawatan secara fungsional
sebagai berikut. ”The unique function of the nurse is to assist the individual,
sick or well, in the performance of those activities contributing to health or its
recovery or to a peaceful death that the would perform unaided if he had the
strength, will, or knowledge. This unique function of the nurse is a helping art,
it is also a science”
Martha E Roger (1970) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut ;
“Nursing is humanistic science dedicated to compassionate concern for
maintaining and promoting health, preventing illness, caring for rehabilitating
the sick and disable. Nursing is a learn profession that both a science and art “
Selanjutnya Henderson (1978) menyatakan bahwa: ”Nursing is primarily
assisting the individual (sick or well) in the performance of those activities
contributing to health, or is recovery or to peacefull death that he would
perform unaided if he had the necessary strength, or knowledge. It is likewise
Page 9 of 149
the unique contribution of nursing to help the individual to be independent of
such assistance as soon as possible”
International Council of Nurses (2007) mendefinisikan; “Nursing
encompasses autonomous and collaborative care of indivuals of all ages,
families, groups and communities, sick or well and in all settings. Nursing
includes the promotion of health, prevention of illness, and the care of ill,
disable and dying people. Advocacy, promotion of safe environment, research,
participation in shaping health policy and in patient and health system
management, and education are also key nursing roles “
Tingkat pemahaman tentang keperawatan sebagai profesi akan tercermin
antara lain pada langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan dan
pembinaan pelayanan/asuhan keperawatan kepada masyarakat. Berbagai
jenjang pelayanan/asuhan keperawatan harus dikembangkan, mencakup
pelayanan/asuhan keperawatan primer, sekunder, dan tertier. Rujukan
keperawatan dikembangkan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai
dengan ketenagaan dan fasilitas kesehatan/keperawatan yang ada baik rujukan
keperawatan yang bersifat intra institusi maupun rujukan yang bersifat inter
institusi pelayanan kesehatan. Berbagai sifat pelayanan/asuhan keperawatan
baik yang bersifat saling bergantung antara pelayanan/asuhan profesional
(interdependen), maupun pelayanan/asuhan yang bersifat mandiri (independen)
dapat dilaksanakan sesuai dengan hakikat keperawatan sebagai profesi.
3. Keperawatan sebagai Pelayanan Profesional
Sifat dan hakikat pelayanan/asuhan keperawatan bertujuan untuk
tercapainya kemandirian klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara
optimal. Pelayanan keperawatan kepada klien dilaksanakan pada seluruh
tatanan pelayanan kesehatan baik di klinik maupun di komunitas.
Sebagai pelayanan profesional, keperawatan mempunyai karakteristik
sebagai berikut (Schein E H 1972) :
a. Para profesional terikat dengan pekerjaan seumur hidup yang merupakan
penghasilan sumber utama.
Page 10 of 149
b. Mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan
karier profesionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup yang
mantap terhadap kariernya.
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap dan kokoh serta
ketrampilan khusus yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang
lama.
d. Berorientasi kepada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan
klien.
e. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan objektif
klien.
f. Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien dari pada klien sendiri,
mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya.
g. Membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan,
standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam
profesi dan batasan kewenangan profesi.
h. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahlian dan pengetahuan
mereka dianggap khusus.
i. Dalam menyediakan pelayanan tidak diperbolehkan memasang advertensi
atau mencari klien.
4. Konsep yang menjadi landasan dan akan mempengaruhi isi kurikulum
Program pendidikan ners dikembangkan berlandaskan pada kegiatan dan
proses pendidikan berbasis kompetensi dengan harapan menghasilkan ners yang
memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku profesional, berlandaskan pada
aspek etik dan legal profesi, serta menguasai IPTEK agar dapat memenuhi
kebutuhan pasien dan menjamin pelayanan aman serta akuntabel. Konsep yang
menjadi landasan dan akan mempengaruhi isi dari kurikulum adalah:
a. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan sebagai keyakinan dan cara pandang berbagai konsep
yang mendasari keperawatan.
Page 11 of 149
b. Etika Keperawatan
Etika adalah suatu prinsip dan metode yang sistematik untuk membedakan
antara yang benar dari yang salah, antara yang baik dari yang buruk. Budaya,
teknologi, agama / kepercayaan, dan perbedaan ekonomi menjadi dasar untuk
penetapan keputusan terkait dengan masalah etik. Konsep etika keperawatan
meliputi praktik keperawatan yang berdasarkan pada pemikiran kritis dan
reflektif mengenai tanggung jawab dan kewajiban seorang ners terhadap klien.
c. Keberagaman Budaya
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, seorang ners haruslah
memperhatikan aspek keberagaman budaya. Hal ini menjadi dasar pemikiran
bahwa setiap klien itu adalah individu yang unik. Cultural care diversity
mengacu pada keberagaman dan/atau perbedaan dalam gaya hidup,
kepercayaan yang dianut, serta simbol, pola dan arti dalam pengasuhan yang
berhubungan dengan ekspresi terhadap pelayanan kesehatan kepada klien antara
ners sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan.
d. Hubungan Ners - Klien
Hubungan ners-klien adalah suatu hubungan interpersonal yang profesional dan
terapeutik dengan tujuan memenuhi kebutuhan klien. Hubungan profesional
ners dan klien didasarkan pada pemahaman bahwa klien adalah orang yang
paling tepat untuk membuat keputusan. Peran utama tim kesehatan adalah
memfasilitasi dan memberdayakan potensi internal klien. Dengan demikian,
hubungan yang terjadi haruslah menguntungkan klien dan tidak memiliki efek
yang negatif bagi klien.
e. Caring (Pengasuhan)
Caring adalah proses interpersonal yang menunjukkan pola atau bentuk yang
berhubungan dengan orang lain dalam memfasilitasi perkembangan seseorang.
Tema konseptual caring ini mengandung tingkat pemahaman peserta didik
selama proses pendidikan terhadap keberadaan klien yang sedang mengalami
satu atau beberapa masalah kesehatan. Sudut pandang peserta didik dilatih dan
Page 12 of 149
ditumbuhkan untuk menjadi lebih luas dalam memahami klien bukan hanya
sekedar individu unik namun juga individu yang memiliki variasi individualitas
secara fisik, psikologis, budaya, tingkat spiritualitas dan keyakinan terhadap
aspek yang lebih tinggi dan yang diyakini telah menghidupinya. Diharapkan,
melalui proses pembelajaran menghadapi klien dengan sikap dan perilaku
caring, maka lulusan nantinya dapat memberikan pelayanan yang lebih
manusiawi dengan selalu memperhitungkan harga diri dan martabat klien.
5. Pendekatan Utama dalam Proses Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan kurikuler, diperlukan beberapa pendekatan utama
dalam proses pembelajaran yaitu : (a) Menyelesaikan masalah secara ilmiah (b)
Pembelajaran berfokus pada peserta didik (c) Berorientasi pada kebutuhan
masyarakat, dan (d) Berorientasi ke masa depan.
a. Menyelesaikan Masalah secara Ilmiah
Kemampuan menyelesaikan masalah secara ilmiah (scientific problem solving)
pada peserta didik ditumbuhkan dan dibina sejak dini melalui rangkaian
berbagai bentuk pengalaman pembelajaran secara terintegrasi. Hal ini
merupakan landasan utama untuk menumbuhkan dan membina kemampuan
memahami dan menerapkan proses keperawatan yang merupakan metode
utama yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Proses
keperawatan merupakan salah satu metode pendekatan dalam penyelesaian
masalah secara ilmiah, yang mulai dari pengkajian, menetapkan diagnosa
keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan, sampai dengan evaluasi dan menetapkan tindak lanjut. Secara
terintegrasi ditumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, penalaran ilmiah,
berpikir alternatif dan kemampuan pengambilan keputusan secara benar.
b. Belajar Aktif dan Mandiri
Kemauan dan kemampuan belajar aktif dan mandiri dibina sejak dini pada awal
pendidikan guna meningkatkan kemampuan dalam mengarahkan belajar
sendiri, dan ditingkatkan secara bertahap sampai akhir pendidikan. Berbagai
Page 13 of 149
bentuk pengalaman belajar dirangkai dan dilaksanakan secara terarah sehingga
dapat ditumbuhkan dan dibina sikap dan kemampuan belajar secara terus
menerus sesuai asas belajar sepanjang hayat dan hakikat profesi keperawatan.
Kemandirian dalam belajar dan kemampuan memutuskan kondisi belajar yang
optimal senantiasa harus di fasilitasi dan ditingkatkan.
c. Pengalaman Belajar di Masyarakat
Pengalaman belajar di masyarakat merupakan masa adaptasi profesional.
Melalui pengalaman belajar di tatanan klinik dan pengalaman belajar lapangan
di komunitas, peserta didik mendapat kesempatan untuk berlatih bekerja di
masyarakat, melakukan sosialisasi professional, mengambil keputusan klinik,
lebih peka dan mampu mengidentifikasi berbagai masalah keperawatan yang
dihadapi di masyarakat. Disamping itu ia terlatih dalam menyelesaikan masalah
keperawatan yang dihadapi klien, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan maju, serta memanfaatkan berbagai sumber dan
kemampuan yang ada di masyarakat. Sikap dan kemauan professional seorang
ners dituntut untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat, ditumbuhkan dan
dibina sepanjang proses pendidikannya melalui berbagai bentuk pengalaman
belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan di masyarakat.
d. Berorientasi ke Masa Depan
Program pendidikan ners selalu mengorientasikan peserta didik pada
perkembangan ke masa depan dengan mengikuti perkembangan profesi,
perkembangan IPTEK, trends dan isu kesehatan, dan tuntutan kebutuhan
masyarakat, sehingga mereka tidak tertinggal oleh perkembangan global.
Page 14 of 149
BAB III
KURIKULUM INTI
PROGRAM PENDIDIKAN NERS DI INDONESIA
Kurikulum inti program pendidikan ners terdiri dari kurikulum Sarjana
Keperawatan dan kurikulum profesi yang dikembangkan berdasarkan profil
lulusan yang diharapkan, kompetensi yang harus dimiliki dan dilengkapi
dengan bahan kajian yang terkandung dalam mencapai kompetensi tersebut.
A. PROFIL LULUSAN PENDIDIKAN NERS
Profil lulusan merupakan langkah dasar dalam menyusun sebuah
kurikulum berbasis kompetensi. Profil lulusan pendidikan ners telah dibuat
berdasarkan hasil lokakarya yang melibatkan stakeholder (masyarakat, rumah
sakit, puskesmas, departemen kesehatan dan organisasi/institusi pelayanan
kesehatan lainnya, termasuk organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI) terhadap tampilan ners profesional yang diharapkan di
masyarakat. Tugas, peran dan ruang lingkup pekerjaan menjadi pokok bahasan
dalam penyusunan profil.
Profil lulusan Sarjana Keperawatan/Ners :
a. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan) *)
b. Community Leader (Pemimpin di komunitas)
c. Educator (Pendidik)
d. Manager (Pengelola)
e. Researcher (Peneliti Pemula)
Keterangan *: Sarjana Keperawatan tidak memiliki kewenangan untuk melakukan
asuhan keperawatan.
B. Kompetensi Dan Elemen Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Ners
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum
pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar, serta Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang kurikulum
inti pendidikan tinggi, sehingga kurikulum pendidikan sarjana keperawatan dan
program profesi disusun dengan elemen kompetensi sebagai berikut:
Page 15 of 149
1. Landasan Kepribadian
2. Penguasaan Ilmu dan Keterampilan
3. Kemampuan Berkarya
4. Sikap dan Perilaku Dalam Berkarya
5. Pemahaman Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat
Page 16 of 149
BAB IV
KURIKULUM PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN
Pengembangan kurikulum Sarjana keperawatan terdiri dari kurikulum inti dan
kurikulum institusi yang memuat kompetensi utama, pendukung dan lainnya
yang harus diikuti oleh seluruh institusi pendidikan tinggi keperawatan yang
menyelenggarakan program pendidikan Sarjana Keperawatan pada tabel 1
Tabel 1
Komposisi Pengembangan Kurikulum Institusi Pendidikan Sarjana
Keperawatan
ELEMEN
KOMPETENSI
KURIKULUM
INTI
KURIKULUM
INSTITUSIONAL
Kompetensi Utama Kompetensi
Pendukung
Kompetensi
Lainnya
1. Landasan Kepribadian
40% - 80%
ditetapkan oleh
kalangan perguruan
tinggi, dengan
memperhatikan
masukan
masyarakat profesi
dan pengguna
lulusan.
20% - 40% 0% - 30%
2. Penguasaan Ilmu dan
Keterampilan
3. Kemampuan Berkarya
4. Sikap dan Perilaku
Dalam Berkarya
5. Pemahaman Kaidah
Berkehidupan
Bermasyarakat
Kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya ditetapkan oleh institusi
penyelenggara program studi.
Page 17 of 149
A. Rumusan Kelompok Kompetensi
1. Kompetensi Utama
Kompetensi utama merupakan kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja yang
memuaskan sesuai dengan penciri program studi. Untuk mencapai kompetensi utama
pendidikan Sarjana Keperawatan di implementasikan dalam komposisi pengembangan
kurikulum institusi pendidikan sarjana keperawatan (144-160 SKS) yaitu 60%
disediakan sebagai kurikulum inti (87 SKS), sehingga seluruh institusi pendidikan
keperawatan mempunyai kurikulum inti yang sama.
2. Kompetensi Pendukung
Kemampuan yang gayut dan dapat mendukung kompetensi utama serta merupakan
ciri khas Perguruan Tinggi yang bersangkutan (+ 20%).
3. Kompetensi lainnya
Kemampuan yang ditambahkan agar dapat membantu meningkatkan kualitas hidup,
dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan Perguruan Tinggi (+
20%, sesuai issu global).
B. Kaitan profil dengan kompetensi lulusan
Untuk mencapai profil lulusan Sarjana Keperawatan, perlu ditentukan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Sarjana Keperawatan. Dibawah
ini terlihat kaitan profil dengan kompetensi lulusan.
Tabel 2.
Kaitan profil dengan kompetensi lulusan
Profil
Kompetensi yang seharusnya dipunyai oleh lulusan
Kompetensi
Utama
Kompetensi
Pendukung
Kompetensi
Lainnya
1. Professional Care
Provider (Pemberi
pelayanan
keperawatan
a. a. a.
b. b.
c.
2. Community Leader
(Pemimpin di
komunitas)
a. a. a.
b. b.
c.
Page 18 of 149
3. Educator (Pendidik)
a. a. a.
b. b.
4. Manager
(Pengelola)
a. a. a.
b. b.
5. Researcher (Peneliti
Pemula)
a. a. a.
b. b.
C. Kompetensi Utama Lulusan Program Pendidikan Sarjana Keperawatan
Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkompetisi secara global diperlukan
patokan dalam penentuan kompetensi utama yang harus dikuasai oleh sarjana
keperawatan di berbagai institusi penyelenggara pendidikan di seluruh Indonesia.
Kompetensi utama ini dijabarkan kedalam unit kompetensi.
1. Kompetensi utama Sarjana keperawatan:
a. Melakukan komunikasi secara efektif
b. Melaksanakan pendidikan kesehatan
c. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan*)
d. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di tatanan klinik dan
komunitas*)
e. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan*)
f. Mampu menjalin hubungan interpersonal
g. Mampu melakukan penelitian sebagai peneliti pemula
h. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar
sepanjang hayat.
2. Unit Kompetensi Sarjana Keperawatan
a. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan
b. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem
kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan
c. Mampu membuat keputusan etik
Page 19 of 149
d. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama
atau faktor lain dari setiap klien yang unik *)
e. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten *)
f. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
g. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
*)
h. Mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sebagai upaya
pencegahan primer,
sekunder dan tertier.
i. Mampu berkontribusi untuk meningkatkan kemampuan sejawat
j. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil
keputusan untuk dirinya *)
k. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik
l. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan sesuai standar
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif sehingga pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif*)
m. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
n. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
o. Mampu mewujudkan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko
p. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan *)
q. Mampu mengkolaborasikan pelayanan keperawatan *)
r. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akuntabilitas asuhan keperawatan yang diberikan *)
s. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan
kolaboratif *)
Page 20 of 149
t. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana dalam upaya
peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
u. Mampu memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas
asuhan keperawatan. *)
v. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan.
w. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan
dan kesehatan.
x. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
y. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
Ket *) : belum memiliki kewenangan untuk melakukan.
D. Kaitan antara Rumusan Kompetensi dengan Bahan Kajian
Kompetensi yang akan dicapai memerlukan bahan kajian yang membahas
pengetahuan dan keterampilan terkait yang sesuai. Dibawah ini digambarkan
bahan kajian berdasarkan unit kompetensi yang merupakan jabaran dari
kompetensi utama sarjana keperawatan .
BAHAN KAJIAN SETIAP UNIT KOMPETENSI
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
1.Mampu melakukan
komunikasi yang efektif
dalam memberikan asuhan
1. Penggunaan Diri Secara Efektif dalam
Komunikasi Terapeutik
2. Konsep Komunikasi Terapeutik
3. Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik
4. Teknik Komunikasi Terapeutik
5. Penggunaan Komunikasi Terapeutik pada
berbagai tingkat usia dengan berbagai kondisi
6. Komunikasi dan kaitannya dengan Pelayanan
Kesehatan
7. Komunikasi dalam Konteks Sosial dan
Keaneka ragaman Budaya serta Keyakinan
8. Komunikasi Profesional dan Kaitannya
dengan Pelayanan Kesehatan / Keperawatan
9. Trend dan Issue Komunikasi dalam Pelayanan
Kesehatan / Keperawatan
Page 21 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
2. Mampu menerapkan
pengetahuan, kerangka etik
dan legal dalam sistem
kesehatan yang berhubungan
dengan keperawatan
1. Hukum dan Perundang-undangan Kesehatan
2. Sistem Kesehatan Nasional
3. Etika dan Hukum Keperawatan
4. Kode Etik Keperawatan
5. Profesionalisme keperawatan
6. Kebijakan Pelayanan Kesehatan
7. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
8. Otonomi, beneficience, non-maleficience,
justice, moral right, nilai dan norma
masyarakat
9. Ethical issue dalam praktik keperawatan :
10. Euthanasia, transplantasi organ, supporting
devices, aborsi, dll
11. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan :
12. Malpraktik, neglected, pertanggunggugatan
(mandiri & limpahan), pertanggungjawaban,
dll
13. Pelindungan hukum dalam praktik
keperawatan
14. Pengambilan keputusan legal etis
15. Nursing advocacy
16. Telaah etis dalam keputusan manajemen
3.Mampu membuat keputusan
etik
4. Mampu memberikan asuhan
peka budaya dengan
menghargai etnik, agama atau
faktor lain dari setiap pasien
yang unik *)
1. Sistem Kesehatan Tradisional dan Modern
2. Perilaku Kesehatan
3. Metoda Pengumpulan Data Antropologi dan
Sosiologi
4. Pendekatan holistic care pada klien:
5. Pendekatan transcultural nursing
6. Pendekatan agama, kepercayaan,dan spiritual
dalam praktik keperawatan
7. Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas
perkembangan
5. Mampu menjamin kualitas
asuhan holistik secara
kontinyu dan konsisten *)
1. Metoda Keperawatan
2. Konsep Caring, Holisme dan Humanisme
3. Ilmu Keperawatan Dasar
4. Keperawatan Lintas Budaya
5. Spiritualitas/Religiusitas
6. Ilmu-ilmu Keperawatan Klinik & Komunitas
7. Teknologi Informasi dalam keperawatan
8. Manajemen Mutu
9. Anatomi,Biokimia,Biologi,Fisiologi,
10. Patofisiologi,Fisika,Kimia,Mikrobiologi,
11. Parasitologi,Patologi,Farmakologi,Gizi
12. Metodologi Pendidikan
Page 22 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
13. Hak dan Kewajiban Pasien
14. Prosedur Keperawatan
15. Komunikasi Terapeutik
16. Patient Safety
17. Infection Control
18. Psikologi Perkembangan
19. Konsep Perubahan
20. Konsep Kehilangan
6. Mampu menggunakan
teknologi dan informasi
kesehatan secara efektif
1. Information Communication Technology in
nursing :
- Menggunakan perangkat komputer dan
jaringan dalam mengakses teknologi
terkini dalam keperawatan dan kesehatan
- Klasifikasi intervensi dan outcome
keperawatan (NIC NOC)
7.Mampu menggunakan proses
keperawatan dalam
menyelesaikan masalah klien
*)
1. Perspektif Keperawatan Maternitas dalam
Konteks Keluarga
2. Peran Perawat Maternitas di Masyarakat
3. Faktor resiko yang Mempengaruhi Kesehatan
Maternal
4. Lingkup Keperawatan Orang Dewasa
5. Dampak Sistem Pelayanan Kesehatan
terhadap Praktek Keperawatan Orang Dewasa
6. Perspektif Keperawatan Anak dalam Konteks
Keluarga
7. Bermain pada anak
8. Pencegahan kecelakaan pada Anak
9. Bimbingan dan Penyuluhan pada Orang tua
10. Konsep Sakit dan Hospitalisasi pada Anak
11. Identifikasi Multiple Intelegence
12. Batasan dan Teori Penuaan
13. Issue dan kecenderungan Masalah Kesehatan
kelompok Lansia
14. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan Lansia
15. Upaya Preventif dan Promotif untuk
Pemenuhan Kebutuhan dasar Fisik dan
Psikososial Lansia
16. Sumber dan Pendekatan Pendidikan
Kesehatan pada Lansia
17. Pengelolaan Kesejahteraan Lansia di Institusi
dan Masyarakat
18. Perspektif Keperawatan Kritis dan Gawat
Darurat
19. Askep klien dg Gawat Darurat pada Sistem
Page 23 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
Kardiovaskuler
20. Askep klien dg Gawat Darurat pada Shock
dan Trauma Multisistem
21. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu dan Bencana
22. Konsep Dasar Kesehatan dan keperawatan
Jiwa
23. Upaya Keperawatan Kesehatan Jiwa dalam
Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa
24. Konsep Dasar Keluarga
25. Konsep keluarga, Trend dan Issue Kesehatan
keluarga
26. Teori Model Keperawatan di keluarga
27. Managemen Sumber daya Keluarga
28. Konsep Home Health of Nursing (Home
Care)
29. Proses Asuhan Keperawatan pada Keluarga
30. Jenis-jenis Tindakan Keperawatan pada
Berbagai Kasus Resiko Tinggi di Keluarga
31. Konsep Keperawatan Komunitas
32. Masalah Kesehatan di Indonesia
33. Aspek Keterkinian dalam Praktek
Keperawatan Komunitas
34. Puskesmas
35. Konsep PHBS
36. Konsep MTBS
37. Strategi Pemecahan Masalah Kesehatan
Komunitas
38. Proses Keperawatan Komunitas
39. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus
(Kesja, UKS)
40. Transisi pola penyakit
41. Epidemiologi dan Kependudukan
42. Manajemen mutu dan manajemen resiko
dalam asuhan keperawatan klien
43. Aplikasi Teori Model dalam Berbagai Situasi
Pelayanan
44. Terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai
kondisi termasuk terapi komplementer
45. Manajemen asuhan : Pendekatan holistik,
preventif, promotif, karatif, restoratif,
rehabilitatif, consolation of the dying
8. Mampu memberikan
pendidikan kesehatan kepada
klien sebagai upaya
pencegahan primer,
1. Konsep belajar sepanjang hayat
2. Antropologi dan sosiologi kesehatan
3. Teori pendekatan sosial dalam kesehatan
4. Konsep dasar kesehatan
Page 24 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
sekunder dan tertier.
5. Aspek sosial budaya serta hubungannya dengan
ekologi
6. Rancangan penyuluhan kesehatan
7. Metode evaluasi
9. Mampu berkontribusi untuk
meningkatkan kemampuan
sejawat
1. Metoda pembelajaran
2. Teori berubah
3. Team Building
4. Supervisi
5. Metoda Evaluasi
10. Mampu menjalankan fungsi
advokasi untuk
mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya *)
1. Pendekatan moral right dalam pengambilan
keputusan
2. Pendekatan etik dalam pengambilan keputusan
3. Hak pasien dan keluarga dalam pelayanan
kesehatan
11. Mampu menggunakan
prinsip-prinsip peningkatan
kualitas berkesinambungan
dalam praktik
Self management of learning
1. Proud to be nurse : confident, committed to,
doing the best to keep nursing respected
2. Domain profesi
3. Kompetensi
4. Otonomi dan kontrol profesi
5. Etika profesi
6. Standar profesi
7. Kesiapan perawat dan tatanan pelayanan
12. Mampu mendemonstrasikan
keterampilan teknis
keperawatan sesuai standar
yang berlaku atau secara
kreatif dan inovatif sehingga
pelayanan yang diberikan
efisien dan efektif*)
1. Fisika Keperawatan
2. Anatromi dan fisiologi Keperawatan
3. Keterampilan-keterampilan teknis keperawatan
(keterampilan dasar dan keterampilan khusus
sesuai dengan tingkat usia di setiap tatanan
pelayanan kesehatan.
13.Mampu mengkolaborasikan
berbagai aspek dalam
pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
1. Konsep Collaborative
2. Team work building
14.Mampu melaksanakan terapi
modalitas sesuai dengan
kebutuhan *)
Terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai
kondisi termasuk terapi komplementer
15.Mampu mewujudkan
lingkungan yang aman
secara konsisten melalui
penggunaan strategi
menjamin kualitas dan
manajemen resiko
1. Kajian situasi pelayanan keperawatan :
manajemen asuhan
2. Alur penanganan pasien
3. Pengorganisasian pelayanan
4. Mengelola pelayanan untuk pemenuhan
kebutuhan dasar
5. Manajemen kasus ( termasuk coordinating and
colaborating care)
6. Kontrol kualitas asuhan keperawatan
7. Dinamika kelompok dan team building
Page 25 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
16.Mampu melaksanakan
pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang
kesehatan *)
1. Pengertian dan luang lingkup K3
2. Undang-undang K3 di Indonesia
3. Bahaya lingkungan kerja dan evaluasinya
4. Bahaya kimia di lingkungan kerja dan
dampaknya terhadap kesehatan
5. Bahaya fisik di lingkungan kerja dan
dampaknya terhadap kesehatan
6. Ergonomi dan faal kerja
7. Biomonitoring
8. Konsep dasar kesehatan lingkungan
9. Penyediaan air bersih
10. Air buangan dan kesehatan
11. Pengelolaan limbah domestik dan medis
12. Manajemen pengendalian vektor
13. Sanitasi makanan
14. Toksikologi lingkungan
15. Perumahan dan pemukiman sehat
16. Intervensi Gizi Masyarakat
17. Keterlibatan dan Peran Tenaga Keperawatan
dalam Kebijakan Pemerintah di Bidang Gizi
Masyarakat
17.Mampu mengkolaborasikan
pelayanan keperawatan *)
1. Penggolongan obat-obatan
2. Farmakodinamika dan farmakokinetik
3. Indikasi dan kontra indikasi obat
4. Efek / efek samping obat
5. Interaksi Obat
6. Cara pemberian dan perhitungan dosis
7. Obat-obatan tradisional
8. Toxicologi obat
9. Zat gizi makro dan mikro
10. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
11. Kebutuhan Gizi Individu
12. Penilaian status gizi individu
13. Dasar-dasar Dietetika Klinik
14. Nutrisi pada Ibu Hamil
15. Kebutuhan Nutrisi Pada Anak
16. Konsep Dasar Ilmu gizi Masyarakat
17. Gizi dan Pangan Menurut Pendekatan
Kesehatan Masyarakat
18. Mampu memberikan
dukungan kepada tim asuhan
dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan
keperawatan yang diberikan
1. Dinamika kelompok (team building)
2. Directing
3. Kepemimpinan
4. Motivasi
5. Komunikasi organisasional
Page 26 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
*) 6. Asertifitas
7. Pengelolaan konflik
8. Konsep dan proses berubah
9. Manajemen keperawatan sebagai sistem dan
proses
10. Konsep dasar kajian situasi
11. Kajian situasi dalam proses manajemen
12. Perencanaan: konsep perencanaan strategis
dan operasional
13. Perencanaan ketenagaan dan finansial
14. Pengelolaan waktu
15. Proses pengambilan keputusan
16. Pengorganisasian (struktur, konsep, kultur
organisasi keperawatan serta model
pengorganisasian, pelayanan keperawatan dan
model penugasan)
17. Pengelolaan staf (seleksi, orientasi, dan
penapakan karier)
19 .Mampu menggunakan
keterampilan interpersonal
yang efektif dalam kerja tim
dan pemberian asuhan
keperawatan dengan
mempertahankan hubungan
kolaboratif *)
1. Ilmu Komunikasi
2. Pengembangan Kepribadian
3. Kepuasan Pelanggan
4. Pemasaran Keperawatan
5. Psikologi Konsumen
6. Konsep Kolaborasi, Kemitraan dan kerja Tim
20.Mampu merancang,
melaksanakan proses
penelitian sederhana
1. Berpikir sistematis
2. Identifikasi dan merumuskan masalah
penelitian
3. Literature dan Critical Review
4. Rancangan penelitian
5. Pengembangan instrumen penelitian
6. Pengumpulan data
7. Analisa data
8. Interpretasi data
9. Desiminasi dan publikasi
10. Keperawatan sebagai ilmu dan seni
11. Trend and issues in nursing
12. Konsep Dasar Penelitian
13. Rancangan Penelitian
14. Penelitian Bidang Perawatan
15. Pengumpulan Data dan Analisa Data
16. Penulisan Karya Ilmiah
17. Proses berubah
21. Mampu memanfaatkan hasil
penelitian dalam upaya
peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
22.Mampu mengembangkan 1. Berpikir kritis
Page 27 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
pola pikir kritis, logis dan
etis dalam mengembang kan
asuhan keperawatan
2. Open minded
3. Maturity
23.Mampu mengikuti
perkembangan ilmu dan
teknologi terkini di bidang
keperawatan dan kesehatan.
1. Information Communication Technology in
nursing :
- Menggunakan perangkat komputer dan
jaringan dalam mengakses teknologi
terkini di bidang keperawatan dan
kesehatan
- Klasifikasi intervensi dan outcome
keperawatan (NIC NOC)
24.Mampu mengembangkan
potensi diri untuk
meningkatkan kemampuan
professional
1. Konsep belajar sepanjang hayat
2. Konsep berubah
3. Enterpreneurship dan pengembangan praktik
professional
4. Marketing keperawatan (internal dan
eksternal)
5. Issue terkini dalam pelayanan keperawatan
25. Mampu berkontribusi dalam
mengembangkan profesi
keperawatan
1. Standar profesi
2. Perlindungan profesi (manajemen risiko dan
asuransi profesi)
E. Struktur Kurikulum Sarjana Keperawatan
Kurikulum Program Pendidikan Sarjana Keperawatan ditetapkan dengan mengacu
kepada 60% kurikulum inti, yaitu 87 SKS ( dari 144 SKS ) terdiri dari 70 %
pengetahuan teori dan 30 % penerapan praktik (laboratorium, tatanan klinik dan
komunitas ), dengan masa studi 4 tahun ( 8 semester ).
Pengembangan kurikulum institusi disesuaikan dengan visi dan misi institusi yang
mencirikan kekhasan dari institusi tersebut dengan memasukkan 20 % isu-isu global (
Misal: Perawatan HIV/AIDS, Flu Burung, SARS, Disaster, Perawatan Trauma, IT,
Entrepreuner , Bahasa Asing ) dan muatan lokal 20 % sesuai dengan keunggulan
institusi.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dengan pola
struktur terintegrasi sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan untuk
Page 28 of 149
menggabungkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relevan dengan masalah
kesehatan yang dihadapi.
Tujuan struktur kurikulum terintegrasi adalah untuk menghasilkan lulusan yang
mampu menjadi guru bagi dirinya, membantu peserta didik belajar aktif, mengkaji
kemampuan diri sendiri, belajar berdasarkan kemampuan diri sendiri, dan belajar
mandiri. Dalam kurikulum terintergrasi beberapa bahan kajian dikelompokkan menjadi
satuan mata kuliah untuk mencapai beberapa sub unit kompetensi. Setiap sub unit
kompetensi mempunyai bobot satu (1) satuan kredit semester (SKS).
Upaya mengintegrasikan bahan kajian menjadi satuan mata kuliah dapat menggunakan
berbagai cara pengelompokan, diantaranya berdasarkan sistem tubuh, kebutuhan dasar
manusia, respon atau tema. Selanjutnya, mata kuliah tersebut disusun secara seri ,
paralel atau kombinasi.
Berikut ini dipaparkan contoh pengembangan kurikulum terintegrasi
Page 29 of 149
1. Pendekatan berdasarkan sistem tubuh pembahasan terintegrasi berdasarkan siklus kehidupan sejak pembentukan
sampai dengan lansia
MATRIK PENGGAMBARAN MATA KULIAH DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN PENDEKATAN SISTEM
Semester I Semester 2 Semester 3 Semester 4 Semester 5 Semester 6 Semester
7 Semester
8
IKD
1 (
3S
KS
)
IKD
II (3
SK
S)
IDK
I (
4S
KS
)
IDK
II (4
SK
S)
IKD
III (
3S
KS
)
Sis
t. K
ard
iov
asku
lar
(4S
KS
)
Sis
t. R
esp
irasi
(4S
KS
)
Sis
t. Im
un
Hem
ato
log
i(3 S
KS
)
Sis
t. N
eu
ro b
eh
av. (4
SK
S)
Sis
t. S
en
so
ri P
ers
ep
si
(2S
KS
)
Sis
t. E
nd
okri
n (
3S
KS
)
Sis
t. P
en
cern
aan
(3S
KS
)
Kep
. K
om
un
itas
I(2
SK
S)
Sis
t. M
usku
lo s
kle
leta
l(2
SK
S)
Sis
t. In
teg
um
en
(2S
KS
)
Kep
. K
om
un
itas
II (3
SK
S)
Sis
t. P
erk
em
ihan
(2 S
KS
)
Sis
t. R
ep
rod
uks
i (4
SK
S)
Kep
. K
om
un
itas
III (
3 S
KS
)
Man
aje
men
(2
SK
S)
Keg
aw
at
da
rura
tan
sis
tem
I (
3 S
KS
)
Keg
aw
at
da
rura
tan
sis
tem
II (
2S
KS
)
Agama (2 SKS)
Kewarganegaraan (2SKS)
ISD ( 2SKS) Riset Kep
(4SKS)
B. Indonesia (2 SKS)
Bahasa Inggris (2 SKS)
Bahasa Inggris (2 SKS)
B. Inggris (2SKS)
Skripsi (4 SKS)
Page 30 of 149
CONTOH PENDEKATAN BERDASARKAN SISTEM
SEMESTER I
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Agama 2 2 - -
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 - -
3 Bahasa Indonesia 2 2 - -
4 Ilmu Keperawatan Dasar I 3 2 1 -
5 Ilmu Keperawatan Dasar II 3 2 1 -
6. Ilmu Dasar Keperawatan I 4 3 1
Jumlah jam/mg = 13 + 6 = 19 jam 16 13 3
SEMESTER II
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Ilmu Sosial Dasar 2 2 - -
2 B. Inggris 2 1 1 -
3 Ilmu Dasar Keperawatan II 4 3 1 -
4 Ilmu Keperawatan Dasar III 3 2 1 -
5 Sistem Kardiovaskuler 4 3 0.5 0.5
Jumlah jam/mg = 11 + 7 + 2= 20 jam 15 11 3.5 0.5
SEMESTER III
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Respirasi 4 3 0.5 0.5
2 Sistem Imun dan Hematologi 3 2 0.5 0.5
3 Sistem Neurobehaviour 4 3 0.5 0.5
4 Bahasa Inggris 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 9+5+6 = 20 jam 13 9 2.5 1.5
Page 31 of 149
SEMESTER IV
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Sensori Persepsi 2 1 0.5 0.5
2 Sistem Endokrin 3 2 0.5 0.5
3 Sistem Pencernaan 3 2 0.5 0.5
4 Keperawatan Komunitas I 2 2 - -
Jumlah jam/mg = 7 + 3 +6 = 16 jam 10 7 1.5 1.5
SEMESTER V
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Muskuloskeletal 2 1 0.5 0.5
2 Sistem Integumen 2 1 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas II 3 2 1 -
Jumlah jam/mg =4+4+4= 12 jam 7 4 2 1
SEMESTER VI
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Perkemihan 2 1 0.5 0.5
2 Sistem Reproduksi 4 3 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas III 3 2 1 -
4 Manajemen Keperawatan 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 7+ 6+4= 17 jam 11 7 3 1
SEMESTER VII
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kegawatdaruratan system I 3 2 0.5 0.5
2 Riset Keperawatan 4 3 1 -
3 B. Inggris 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 6 + 5+2 = 13 jam 9 6 2.5 0.5
Page 32 of 149
SEMESTER VIII
No. Mata Ajar SKS T Lab K/R Ket
1 Kegawatdaruratan system II 2 1 0.5 0.5
2 Skripsi 4 - - 4
Jumlah jam/mg = 1 + 1+18= 20 jam 6 1 0.5 4.5
Page 33 of 149
Deskripsi Mata kuliah semester I
Mata kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar I
Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang konsep berfikir kritis dalam keperawatan,
perkembangan keperawatan; pendekatan holistic care ( konsep Caring, holisme,
humanisme dan transcultural nursing ); prinsip-prinsip legal etis dan isu etik (ethical
issue) ; Nursing advocacy; termasuk, teknologi komunikasi informasi dalam
pembelajaran keperawatan
Kompetensi blok 1
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD I mahasiswa mampu :
1. Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan
3. Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam konteks keperawatan
4. Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konteks
keperawatan
5. Memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan
No Kompetensi blok 1 Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan konsep
berpikir kritis dalam
keperawatan
Konsep berpikir kritis dalam
keperawatan
Discovery learning
(DL), Project Based
learning (PjBL)
2 Menganalisis
perkembangan sejarah
keperawatan
Sejarah keperawatan nasional dan
internasional
Discovery learning
(DL), Project Based
learning (PjBL)
3 Menganalisis prinsip-
prinsip pendekatan secara
holistik dalam konteks
keperawatan
1. Teori sistem
2. Konsep berubah
3. Konsep holistic care : caring,
holisme, humanisme
4. Transcultural nursing/
(Keperawatan lintas budaya)
Mini lecture, Case
study, Small Group
Discussion (SGD)
4 Menerapkan prinsip-
prinsip legal etis pada
pengambilan keputusan
dalam konsteks
keperawatan
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan
: otonomi, beneficience, justice,
non maleficience, moral right,
nilai dan norma masyarakat
2. Isue etik dalam praktik
Mini lecture, Case
study, Small Group
Discussion (SGD)
Discovery Learning
(DL)
Page 34 of 149
keperawatan : Euthanasia, aborsi
3. transplantasi organ, supporting
4. devices
5. Prinsip-prinsip legal dalam
praktik keperawatan : Malpraktik,
neglected,
6. pertanggunggugatan (mandiri dan
limpahan), pertanggungjawaban,
dll
7. Pelindungan hukum dalam praktik
keperawatan
8. Nursing advocacy
6. Pengambilan keputusan legal etis
5 Memanfaatkan teknologi
informasi dalam
pembelajaran keperawatan
Aplikasi komputer (membuat blog,
mengirim tugas melalui email,
mencari bahan untuk tugas
pembelajaran melalui internet )
Demontrasi, PjBL
Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar II
Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang model konseptual keperawatan; konsep, tahap,
karakteristik, prinsip-prinsip dan tugas tumbuh kembang manusia; teori komunikasi dan
pendidikan dalam keperawatan yang dapat digunakan pada pelayanan keperawatan.
Kompetensi blok 2
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD II mahasiswa mampu :
1. Menerapkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi (K3AP)
2. Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menerapkan prinsip komunikasi terapeutik sesuai dengan konsep tumbuh kembang
4. Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang
No Kompetensi blok 2 Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan model konseptual
keperawatan dalam berbagai
situasi
Model konseptual keperawatan
(Virginia Henderson, Orem, Roy ,
Betty Newman, dll)
Mini Lecture,
Case studi, SGD
2. Menerapkan hal-hal yang terkait
dengan pertumbuhan dan
perkembangan manusia
Konsep, tahap, karakteristik, dan
tugas perkembangan
Discovery learning
(DL), Project Based
learning (PjBL)
Page 35 of 149
No Kompetensi blok 2 Bahan kajian Metoda
3 Menerapkan prinsip komunikasi
sesuai dengan konsep tumbuh
kembang
1. Teori Komunikasi
2. Komunikasi Terapeutik
3. Penggunaan Komunikasi
4. Terapeutik pada berbagai
tingkat usia dengan berbagai
kondisi
5. Penerapan komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan
6. Trend dan Issue komunikasi
dalam Pelayanan Kesehatan /
Keperawatan
7. Komunikasi dalam konteks
sosial dan keanekaragaman
budaya serta keyakinan
Mini lecture, Case
study, Small Group
Discussion (SGD)
Discovery Learning
(DL)
4 Menerapkan prinsip pendidikan
dalam keperawatan sesuai
dengan tumbuh kembang
1. Konsep belajar sepanjang
hayat
2. Antropologi dan sosiologi
kesehatan
3. Teori pendekatan sosial
dalam kesehatan
4. Konsep dasar kesehatan
5. Aspek sosial budaya serta
hubungannya dengan ekologi
6. Rancangan penyuluhan
Kesehatan
7. Metode evaluasi
Mini lecture, Case
study, Small Group
Discussion (SGD)
Discovery Learning
(DL)
PjBL
Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan I
Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang berbagai mekanisme didalam tubuh manusia mulai
dari tingkat sel sampai dengan tingkat organisme untuk mempertahankan kehidupannya
yang mencakup berbagai konsep dan prinsip biologi, anatomi, fisiologi, biokimia dan
fisika yang terjadi dalam tubuh manusia sesuai tumbuh kembang .
Kompetensi blok 3
Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran pada blok IDK I mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi kehidupan sel sebagai unit fungsional terkecil dari organisme
2. Mengenali proses pemenuhan oksigenasi didalam sel dan indikator pemenuhan
kebutuhan oksigenasi sesuai tumbuh kembang
Page 36 of 149
3. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit didalam sel dan
indikator pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit sesuai tumbuh kembang
4. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan nutrisi didalam sel dan indicator
pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai tumbuh kembang
5. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan eliminasi tingkat sel dan organ serta
indikator pemenuhan kebutuhan eliminasi sesuai tumbuh kembang
No Kompetensi blok 3 Bahan kajian Metoda
1 Mengidentifikasi kehidupan
sel sebagai unit fungsional
terkecil dari organisme
1. Introduksi sel
2. Ultra struktur sel
3. Jenis-jenis sel
4. Fungsi spesifik sel
5. Transport trans membrane
6. Reproduksi sel
7. Genetika
8. Homeostasis
Mini Lecture,Case studi,
SGD, Project Based
learning (PjBL)
2. Mampu mengenali proses
pemenuhan oksigenasi
didalam sel dan indikator
pemenuhan kebutuhan
oksigenasi sesuai tumbuh
kembang
1. Proses oksigenasi
2. Anatomi sistem
kardiovaskuler
3. Fisiologi sistem
kardiovaskuler
4. Anatomi sistem pernafasan
5. Fisiologi sistem pernafasan
6. Listrik dan magnet dalam
sistem tubuh
7. Benda cair, cairan dan gas
dalam tubuh manusia
8. Tanda dan gejala kecukupan
oksigen
Mini Lecture,Case studi,
SGD, Project Based
learning (PjBL)
3 Mampu mengenali proses
pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit
didalam sel dan indikator
pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit sesuai
tumbuh kembang
1. Benda cair, cairan dan gas
dalam tubuh manusia
2. Keseimbangan cairan dan
elektrolit
3. Hormon-hormon terkait
dengan keseimbangan cairan
dan elektrolit
4. Keseimbangan asam basa
5. Tanda dan gejala kecukupan
cairan dan elektrolit
Mini Lecture,Case studi,
SGD, Project Based
learning (PjBL),
laboratorium activity
4 Mampu mengenali proses
pemenuhan kebutuhan
nutrisi didalam sel dan
indikator pemenuhan
kebutuhan nutrisi sesuai
tumbuh kembang
1. Anatomi sistem pencernaan
2. Fisiologi sistempencernaan
3. Proses pemenuhan
4. Kebutuhan nutrisi sel
5. Hormon-hormon terkait
dengan kebutuhan nutrisi
makro dan mikro nutrien
6. Metabolisme karbo hidrat,
lemak dan protein
7. Metabolisme purin,
pirimidin,porfirin
8. Pembentukan urea
Mini Lecture, Case
study, SGD, Project
Based learning (PjBL),
laboratorium activities
Page 37 of 149
No Kompetensi blok 3 Bahan kajian Metoda
9. Keadaan kenyang dan puasa
10. Tanda dan gejala kecukupan
Nutrisi
5 Mampu mengenali proses
pemenuhan kebutuhan
eliminasi tingkat sel dan
organ serta indikator
pemenuhan kebutuhan
eliminasi sesuai tumbuh
kembang
1. Anatomi sistem urinari
2. Fisiologi ginjal
3. Anatomi sistem
kardiovaskuler
4. Fisiologi sistem
kardiovaskuler
5. Anatomi sistem pernafasan
6. Fisiologi sistem pernafasan
7. Anatomi fisiologi kulit
8. Proses eliminasi sisa
metabolisme
9. Proses eliminasi sisa
pencernaan
10. Hormon-hormon terkait
dengan eliminasi
11. Tanda dan gejala masalah
eliminasi sisa metabolisme
dan sisa pencernaan
Mini Lecture,Case
study, SGD, Project
Based learning (PjBL),
laboratorium activity
Mata Kuliah : Agama
Beban Studi : 2 SKS ( 2 Teori)
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Agama merupakan mata kuliah yang terkait dengan kenyakinan yang melandasi manusia
untuk bersikap dan bertindak toleran dalam kehidupan sosial khususnya kerjasama antar
umat beragama dimasyarakat. Fokus pada pemahaman konsep-konsep agama dan
kehidupan beragama di Indonesia. Penekanannya pada nilai kehidupan beragama yang
diterapkan dalam melaksanakan peran perawat sebagai pemberi asuhan, pemenuhan
kebutuhan spiritual klien, peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan nilai/keyakinan
klien, dan peran sebagai pendidik untuk memberikan pendidikan spiritualitas klien dalam
melakukan pengelolaan kebutuhan spiritualitas klien baik diklinik maupun dimasyarakat.
Tujuan Mata Kuliah :
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu memahami konsep agama dan
prinsip kehidupan beragama sebagai landasan dalam melaksanakan praktik profesi.
Page 38 of 149
Bahan Kajian :
1. Konsep agama dan kehidupan beragama
2. Nilai dan keyakinan beragama
3. Dimensi beragama
4. Dimensi sosial keagamaan
5. Spiritual Care
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Fokus dari mata kuliah ini adalah pemahaman tentang kehidupan berdemokrasi,
kebijakan publik, hubungan antar manusia, hubungan antar warganegara, wawasan
nusantara yang relevan dengan praktik keperawatan professional sebagai dasar perawat
dalam menjalankan perannya dalam memberikan asuhan keperawatan profesional,
mengidentifikasi permasalahan terkait dengan hak azasi manusia dan kebijakan publik.
Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami prinsip pendidikan
kewarganegaraan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan praktik profesi.
Bahan Kajian :
1. Demokrasi
2. Kebijakan publik
3. Otonomi daerah
4. Hubungan antar manusia
5. Wawasan nusantara
6. Identitas nasional
7. Good governance
8. Geostrategi
9. Politik strategi nasional
10. Negara dan konstitusi
Page 39 of 149
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini memperalajari bahasa Indonesia dalam ilmu keperawatan dengan
menekankan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi
baik lisan maupun tulisan, berlandaskan pada konsep etika dalam berbahasa.
Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu :
1. Menggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi
2. Membuat tulisan dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Membuat resume dalam bahasa Indonesia dari satu topik bahasan
Bahan Kajian :
1. Tata bahasa Indonesia
2. Keterampilan menulis dalam bahasa Indonesia
3. Cara membuat resume berbahasa Indonesia
Deskripsi Mata kuliah semester II
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah menggambarkan sosial budaya dan pengaruhnya terhadap gaya hidup
dan status kesehatan. Mata kuliah ini membahas tentang disiplin sosial budaya,
politik ekonomi yang berkaitan dengan kesehatan, sistem pelayanan kesehatan dan
kemajuan IPTEK di bidang kesehatan yang sesuai dengan berbagai sosial budaya
untuk mempromosikan kesehatan yang akan digunakan dalam pengelolaan
keperawatan.
Page 40 of 149
Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta didik mampu :
1. Memahami disiplin ilmu sosial budaya dasar terutama ilmu sosiologi,
antropologi dan ilmu sosial lain seperti politik dan ekonomi
2. Memahami konsep dasar tentang masyarakat dan kebudayaan
3. Memahami konsep dasar kelompok sosial, organisasi serta institusi sosial lain
Bahan Kajian :
1. Dasar-dasar ilmu sosial dan antropologi
2. Konsep dasar sosial budaya masyarakat.
3. Perubahan sosial dan budaya, komunikasi antar bangsa.
4. Pengaruh sosial budaya dan ekonomi terhadap prilaku kesehatan.
5. Nilai sosial budaya, politik dan implikasi privasi dan kerahasiaan
6. Nilai keilmuan yang terkait kesehatan dan keperawatan
Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan II
Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang berbagai mekanisme di dalam tubuh manusia
dalam mempertahankan fungsi-fungsi kehidupannya. Didalamnya mencakup
berbagai konsep biologi, anatomi, fisiologi, biokimia, dan fisika yang terjadi
dalam tubuh manusia sesuai dengan tumbuh kembang.
Kompetensi blok 4
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IDK II mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan sesuai
dengan tumbuh kembang
2. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman sesuai
dengan tumbuh kembang
3. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur sesuai
dengan tumbuh kembang
Page 41 of 149
4. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan seksual sesuai dengan
tumbuh kembang
No Kompetensi blok 4 Bahan kajian Metoda
1 Mengidentifikasi proses
pemenuhan kebutuhan
aktivitas dan latihan sesuai
dengan tumbuh kembang
1. Anatomi sistem muskuloskletal
2. Fisiologi sistem muskuloskletal
3. Anatomi sistem saraf
4. Fisiologi sistem saraf
5. Jenis-jenis latihan
6. Pengukuran ROM
7. Transport pasien
8. Body aligment
9. Mekanika gerak dan gaya
Mini Lecture,
Case study,
SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab
activities
2 Mengidentifikasi proses
pemenuhan kebutuhan
aman dan nyaman
sesuai dengan tumbuh
kembang
1. Sistem kekebalan tubuh
2. Anatomi dan fisiologi sistem
sensorik
3. Patient safety
(Universal/isolated Precaution
: sterilisasi, self protection)
4. Nosokomial infection
5. Transport pasien
6. Body aligment
7. Anatomi sistem saraf
8. Fisiologi sistem saraf
9. Mekanisme nyeri
10. Mekanisme perubahan suhu
tubuh
11. Panas
12. Bunyi dan cahaya
Mini Lecture,
Case study,
SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab
activities
3 Mengidentifikasi proses
pemenuhan kebutuhan
istirahat dan tidur sesuai
dengan tumbuh kembang
1. Anatomi sistem saraf
2. Fisiologi sistem saraf
3. Siklus tidur
4. Irama sirkardian
Mini Lecture,
Case study,
SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab
activities
4 Mengidentifikasi proses
pemenuhan kebutuhan
seksual sesuai dengan
tumbuh kembang
1. Anatomi sistem reproduksi
2. Fisiologi sistem reproduksi
3. Hormon-hormon terkait sistem
reproduksi
4. Pemenuhan kebutuhan seksual
5. Penyimpangan-penyimpangan
seksual
Mini Lecture,
Case study,
SGD, Project
Based learning
(PjBL)
Page 42 of 149
Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar III
Beban Studi : 3 Sks (2-1)
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang metodologi keperawatan dan perspektif keperawatan :
maternitas, anak, orang dewasa, jiwa, dan komunitas serta aplikasi pendidikan dalam
keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan.
Kompetensi blok 5 (Ilmu Keperawatan Dasar III)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD III mahasiswa mampu :
1. Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan proses
keperawatan
2. Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas, anak, orang dewasa,
jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan kesehatan.
3. Mengaplikasikan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh
kembang manusia dalam sistem pelayanan kesehatan
No Kompetensi blok 5 Bahan kajian Metoda
1 Merancang asuhan
keperawatan pada kasus
sederhana dengan
pendekatan proses
keperawatan
Kasus dengan keluhan klien
Konsep proses keperawatan:
1. Pengkajian
2. Diagnose keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
6. Pendokumentasian
Mini Lecture, Case
studi, SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab skills
2 Menjelaskan tentang
ruang lingkup
keperawatan
maternitas, anak, orang
dewasa, jiwa dan
komunitas dalam
sistem pelayanan
kesehatan.
1. Perspektif dan falsafah
keperawatan
2. Ruang lingkup keperawatan
3. Tren dan Isu keperawatan
4. Konsep bermain pada anak,
reaksi hospitalisasi, dll
Mini Lecture,Case
study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skil
3 Mengaplikasikan
prinsip pendidikan
dalam keperawatan
sesuai dengan tumbuh
kembang manusia
dalam sistem pelayanan
1. Konsep belajar sepanjang hayat
2. Antropologi dan sosiologi
kesehatan
3. Teori pendekatan sosial dalam
kesehatan
4. Konsep dasar kesehatan
Case studi, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Demonstrasi
Page 43 of 149
No Kompetensi blok 5 Bahan kajian Metoda
kesehatan aspek sosial budaya serta
hubungannya dengan ekologi
5. Rancangan penyuluhan
kesehatan
6. Metode evaluasi
Mata Kuliah : Sistem Kardiovaskuler
Beban Studi : 5 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan berhubungan dengan sistem kardiovaskuler sesuai tingkat usia manusia
mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi
berbagai aspek yang terkait dengan siklus jantung dan sirkulasi dalam sel sampai organ.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis,
komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem kardiovaskuler dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah melalui beberapa
model belajar yang relevan dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar
mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.
Kompetensi blok 6 (Sistem kardiovaskuler)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 6 (sistem kardiovaskuler) mahasiswa
akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan dengan memperhatikan aspek legal dan etis
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan pada kasus dengan gangguan sistem
kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia.
3. Menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah kardiovaskuler
4. Mengidentifikasi masalah legal dan etis serta membuat keputusan etik pada pasien
dengan masalah pada sistem kardiovaskuler.
Page 44 of 149
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.
No Kompetensi blok 6 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi
asuhan keperawatan
dengan kasus gangguan
sistem kardiovaskuler
pada berbagai tingkat
usia dengan
memperhatikan aspek
legal dan etis.
1. Patofisiologi pada sistem
kardiovaskuler (kasus-kasus
kardiovaskuler yang sering
terjadi pada berbagai tingkat
usia di daerah, nasional,
regional dan internasional)
2. Pengkajian sistem
kardiovaskuler
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem kardiovaskuler
4. Perencanaan/implementasi/eval
uasi keperawatan pada
gangguan sistem kardiovaskuler
5. Dokumentasi asuhan
keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler (rujukan, Gakin,
Jamkesmas)
Mini Lecture, Case
study, SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab skills,
mapping based
learning
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan
dengan kasus gangguan
sistem kardiovaskuler
pada berbagai tingkat
usia dengan
memperhatikan aspek
legal dan etis.
Pencegahan primer, sekunder , tetsier
pada masalah sistem kardiovaskuler
Mini Lecture, Case
study, SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab skills
3 Menggunakan hasil-
hasil penelitian dalam
mengatasi masalah
kardiovaskuler
Hasil-hasil penelitian terkait sistem
kardiovaskuler
Telaah jurnal, Case
study, SGD
4. Mengidentifikasi
masalah legal dan etis
serta membuat
keputusan etik pada
pasien dengan masalah
pada sistem
kardiovaskuler.
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
otonomi, beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Isue etik dalam praktik
keperawatan : Euthanasia, aborsi
3. transplantasi organ, supporting
devices
Case study, SGD,
Problem Based
learning (PBL)
Page 45 of 149
4. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan : Malpraktik, neglected,
pertanggunggugatan (mandiri dan
limpahan), pertanggungjawaban, dll
5. Pelindungan hukum dalam praktik
keperawatan
6. Pengambilan keputusan legal etis
5. Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus
dengan gangguan
sistem kardiovaskuler
pada berbagai tingkat
usia
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
Otonomi, beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study, SGD,
Problem Based
learning (PBL)
6. Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan
pada kasus dengan
gangguan sistem
kardiovaskuler pada
berbagai tingkat usia
sesuai dengan standar
yang berlaku, dengan
berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan
pelayanan yang efisien
dan efektif
Prosedur Keperawatan tentang :
1. Pengkajian pada system
kardiovaskuler
2. Pemasangan infus
3. EKG
4. Terapi melalui intra vena
5. Punksi vena
Lab skills
Deskripsi Mata kuliah semester III
Mata Kuliah : Sistem Respirasi
Beban Studi : 5 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem respirasi sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan
dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang
terkait dengan proses ventilasi, difusi, transportasi, dan sistem respirasi sel. Kegiatan
belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis,
komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem respirasi dengan pendekatan
asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan
Page 46 of 149
etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian
kompetensi.
Kompetensi blok 7 (Sistem Respirasi)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 6 (sistem respirasi) mahasiswa
mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem respirasi
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem respirasi
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
respirasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah respirasi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem respirasi pada
berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
respirasi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.
No Kompetensi blok 7 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan
keperawatan dengan kasus
gangguan sistem respirasi
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
1. Anatomi, fisiologi, kimia,
fisika dan biokimia system
respirasi
2. Patofisiologi pada sistem
respirasi (kasus-kasus
respirasi yang sering terjadi
pada berbagai tingkat usia di
daerah, nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian sistem respirasi
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem respirasi
5. Perencanaan/implementasi/
6. evaluasi keperawatan pada
gangguan sistem respirasi
7. Dokumentasi asuhan
Mini Lecture,
Case study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills ,
mapping based
learning
Page 47 of 149
keperawatan
8. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan
gangguan sistem respirasi
(rujukan, PMO, Gakin,
Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan
dengan kasus gangguan
sistem respirasi pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
Pencegahan primer, sekunder dan
tertier pada masalah sistem
respirasi
Mini Lecture,
Case study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
3 Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan
sistem respirasi dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah respirasi
Hasil-hasil penelitian terkait
sistem respirasi
Telaah jurnal,
Discovery
Learning, Case
study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien dengan
gangguan sistem respirasi
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
Manajemen kasus pada sistem
respirasi (klasifikasi kasus sistem
respirasi dan prioritas masalah
sistem respirasi)
Case study, SGD
5 Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus
dengan gangguan sistem
respirasi pada berbagai
tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika
keperawatan : Otonomi,
beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai
dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study, SGD,
Problem Based
learning (PBL)
6 Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan
pada kasus dengan
gangguan sistem respirasi
pada berbagai tingkat usia
sesuai dengan standar yang
berlaku, dengan berfikir
kreatif dan inovatif
sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan
efektif
Prosedur Keperawatan tentang : 1. Pengkajian pada sistem
pernafasan
2. Fisioterapi dada/ postural
drainage
3. Terapi O 2
4. Suctioning
5. Perawatan WSD
6. Nebulisasi
7. Trakheostomi
Lab skills
Page 48 of 149
Mata Kuliah : Sistem Imun dan hematologi
Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem imun dan hematologi sesuai tingkat usia manusia mulai dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai
aspek yang terkait dengan fungsi imun dan hematologi yaitu mekanisme pertahanan
tubuh; sel-sel darah dan mekanisme pembekuan. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi
pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
mengaplikasikan konsep sistem imun dan hematologi dengan pendekatan asuhan
keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan
etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian
kompetensi.
Kompetensi blok 8 (Sistem imun dan hematologi)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 8 (sistem imun dan hematologi)
mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
imun dan hematologi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah imun dan hematologi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
Page 49 of 149
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.
No Kompetensi blok 8 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan
keperawatan dengan kasus
gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.
1. Anatomi, fisiologi, kimia,
fisika dan biokimia sistem
imun dan hematologi.
2. Patofisiologi pada sistem imun
dan hematologi (kasus-kasus
imun dan hematologi yang
sering terjadi pada berbagai
tingkat usia di daerah,
nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian sistem imun dan
hematologi
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem imun dan
hematologi
5. Perencanaan/implementasi/eva
luasi keperawatan pada
gangguan sistem imun dan
hematologi
6. Dokumentasi asuhan
keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan gangguan
sistem imun dan hematologi
(rujukan, Gakin, Jamkesmas)
Mini Lecture, Case
study, SGD, Project
Based learning
(PjBL), Mapping
based learning, Lab
skills
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan
dengan kasus gangguan
sistem imun dan hematologi
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
Pencegahan primer, sekunder dan
tertier pada masalah sistem imun
dan hematologi
Mini Lecture, Case
study, SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab skills
3 Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan sistem
imun dan hematologi dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah sistem imun dan
hematologi
Hasil-hasil penelitian terkait
sistem imun dan hematologi
Telaah jurnal,
Discovery
Learning, Case
study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien dengan
Manajemen kasus pada sistem
imun dan hematologi (klasifikasi
kasus dan prioritas masalah sistem
imun dan hematologi)
Case study, SGD
Page 50 of 149
gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus dengan
gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai
tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
otonomi, beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study, SGD,
Problem Based
learning (PBL)
6 Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan pada
kasus dengan gangguan
sistem imun dan hematologi
pada berbagai tingkat usia
sesuai dengan standar yang
berlaku, dengan berfikir
kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif
Prosedur Keperawatan tentang : 1. Pengkajian pada klien dg masalah
sistem imun dan hematologi
2. AGD/Analisa Gas Darah
3. Tourniket test
Lab skills
Mata Kuliah : Sistem Neurobehaviour
Beban Studi : 5 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis tentang
sistem neurobehaviour sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan dalam
kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
dengan gangguan umum neurologi, serebrovaskular, neurovaskuler dan neuropsikologi.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis
dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem neurobehaviour dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar pemecahan masalah dengan memperhatikan
aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan
pencapaian kompetensi.
Kompetensi blok 9 (Sistem Neurobehaviour)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 9 ( Sistem Neurobehaviour )
mahasiswa mampu :
Page 51 of 149
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan gangguan sistem neurobehaviour
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etik
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
neurobehaviour dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
neurobehaviour
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem neurobehaviour
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
neurobehaviour pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.
No Kompetensi blok 9 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan
keperawatan dengan
gangguan sistem
neurobehaviour pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etik
1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika
dan biokimia system
neurobehaviour
2. Patofisiologi pada sistem
neurobehaviour (kasus-kasus
neurobehaviour yang sering
terjadi pada berbagai tingkat usia
di daerah, nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian sistem neurobehaviour
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem neurobehaviour
5. Perencanaan/implementasi/evalua
si keperawatan pada gangguan
sistem neurobehaviour
6. Dokumentasi asuhan keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
neurobehaviour (rujukan, Gakin,
Jamkesmas)
Mini Lecture,
Case study,
SGD, Project
Based learning
(PjBL),
Mapping based
learning, Lab
skills
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder dan Mini Lecture,
Page 52 of 149
pendidikan kesehatan
dengan kasus gangguan
sistem neurobehaviour
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
tertier pada masalah sistem
neurobehaviour
Case study,
SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab
skills
3 Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan sistem
imun dan hematologi dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah sistem
neurobehaviour
Hasil-hasil penelitian terkait sistem
neurobehaviour
Telaah jurnal,
Discovery
Learning, Case
study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien dengan
gangguan sistem
neurobehaviour pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
Manajemen kasus pada sistem
neurobehaviour (klasifikasi kasus dan
prioritas masalah sistem
neurobehaviour)
Case study,
SGD
5 Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus
dengan gangguan sistem
neurobehaviour pada
berbagai tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
otonomi, beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study,
SGD, Problem
Based learning
(PBL)
6 Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan
pada kasus dengan
gangguan sistem
neurobehaviour pada
berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang
berlaku, dengan berfikir
kreatif dan inovatif
sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan
efektif
Prosedur Keperawatan tentang : 1. Pemeriksaan fisik sistem neurologi
saraf kranial.
2. Pemeriksaan tingkat kesadaran.
3. Pemeriksaan status mental.
4. Pemeriksaan fisik khusus untuk
dementia alzeimer, epilepsi.
5. Pemeriksaan EEG
6. Persiapan pemeriksaan lumbal
punksi
7. Persiapan pemeriksaan CT Scan,
kepala dan MRI
8. Persiapan pemeriksaan laboratorium
khusus kasus neurobehaviour.
9. Persiapan pemeriksaan ECT
10. Persiapan pemeriksaan Brain
mapping
11. Pengukuran tekanan intrakranial
(TIC)
12. Penangan kejang pada anak dan
dewasa.
13. Manajemen amuk / perilaku
kekerasan.
14. Managemen halusinasi/waham
Lab skills
Page 53 of 149
15. Manajemen krisis
16. Penatalaksanaan Terapi perilaku
17. Penatalaksanaan Terapi kognitif
18. Penatalaksanaan Terapi aktifitas
kelompok.
19. Penatalaksanaan pemberian
psikofarmaka
20. Penatalaksanaan Terapi bermain
Deskripsi Mata kuliah semester IV
Mata Kuliah : Sistem Persepsi Sensori
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem persepsi sensori sesuai tingkat usia manusia mulai dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi
berbagai aspek yang terkait dengan fungsi persepsi sensori yaitu penglihatan dan
pendengaran. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan
berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem
persepsi sensori dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian
masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa
dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.
Kompetensi blok 10 (Sistem persepsi sensori)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 10 (sistem Persepsi Sensori )
mahasiswa mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem persepsi
sensori pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem persepsi
sensori pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
Page 54 of 149
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
persepsi sensori dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
persepsi sensori
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem persepsi sensori
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
persepsi sensori pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.
No Kompetensi blok 10 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan
keperawatan dengan kasus
gangguan sistem sistem
persepsi sensori pada
berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.
1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika
dan biokimia system respirasi
2. Patofisiologi pada sistem
persepsi sensori (kasus-kasus
sistem persepsi sensori yang
sering terjadi pada berbagai
tingkat usia di daerah, nasional,
regional dan internasional)
3. Pengkajian sistem sistem
persepsi sensori
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem sistem persepsi
sensori
5. Perencanaan/implementasi/eval
uasi keperawatan pada
gangguan sistem persepsi
sensori
6. Dokumentasi asuhan
keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
persepsi sensori (rujukan,
Gakin, Jamkesmas)
Mini Lecture, Case
study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Mapping based
learning, Lab skills
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan
dengan kasus gangguan
sistem sistem persepsi
sensori pada berbagai
tingkat usia dengan
Pencegahan primer, sekunder dan
tertier pada masalah sistem persepsi
sensori
Mini Lecture, Case
study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
Page 55 of 149
memperhatikan aspek legal
dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan sistem
sistem persepsi sensori dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah persepsi sensori
Hasil-hasil penelitian terkait sistem
persepsi sensori
Telaah jurnal,
Discovery
Learning, Case
study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien dengan
gangguan sistem sistem
persepsi sensori pada
berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
Manajemen kasus pada sistem
persepsi sensori (klasifikasi kasus
dan prioritas masalah sistem
persepsi sensori )
Case study, SGD
5 Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus
dengan gangguan sistem
persepsi sensori pada
berbagai tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
otonomi, beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study, SGD,
Problem Based
learning (PBL)
6 Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan pada
kasus dengan gangguan
sistem persepsi sensori
pada berbagai tingkat usia
sesuai dengan standar yang
berlaku, dengan berfikir
kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif
Prosedur Keperawatan tentang :
1. Pengkajian pada klien dg
masalah sistem persepsi sensori
2. Irigasi mata
3. Tetes mata
4. Irigasi telinga
5. Tetes telinga
Lab skills
Mata Kuliah : Sistem Endokrin (blok 11)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem endokrin sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi
baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
dengan fungsi sistem endokrin yang berfungsi sebagai sistem pengatur baik secara
Page 56 of 149
mandiri maupun bersama-sama dengan sistem saraf dalam pengaturan metabolisme.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem endokrin dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan
memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui
proses belajar dan pencapaian kompetensi.
Kompetensi blok 11 (Sistem Endokrin )
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 12 (sistem endokrin ) mahasiswa
akan mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem endokrin
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem endokrin
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
endokrin dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
endokrin
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem endokrin pada
berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
endokrin pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.
No Kompetensi blok 11 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan
keperawatan dengan kasus
gangguan sistem endokrin
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.
1. Anatomi, fisiologi, kimia,
fisika dan biokimia sistem
endokrin
2. Patofisiologi pada sistem
endokrin (kasus-kasus
endokrin yang sering terjadi
pada berbagai tingkat usia di
daerah, nasional, regional dan
Mini Lecture,
Case study,
SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab
skills, mapping
based learning
Page 57 of 149
internasional)
3. Pengkajian sistem endokrin
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem endokrin
5. Perencanaan/implementasi/eva
luasi keperawatan pada
gangguan sistem endokrin
6. Dokumentasi asuhan
keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan gangguan
sistem endokrin
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan dengan
kasus gangguan sistem
endokrin pada berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.
Pencegahan primer, sekunder dan
tertier pada masalah sistem
endokrin
Mini Lecture,
Case study,
SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab
skills, mapping
based learning
3 Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan sistem
endokrin dan menggunakan
hasil-hasil penelitian dalam
mengatasi masalah
pencernaan
Hasil-hasil penelitian terkait sistem
endokrin
Telaah jurnal,
Discovery
Learning, Case
study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien dengan
gangguan sistem endokrin
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis
Manajemen kasus pada sistem
endokrin (klasifikasi dan prioritas
masalah kasus sistem endokrin)
Case study,
SGD
5. Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus dengan
gangguan sistem endokrin
pada berbagai tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan
: otonomi, beneficience, justice,
non maleficience, moral right,
nilai dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study,
SGD, Problem
Based learning
(PBL)
6. Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan pada
kasus dengan gangguan
sistem endokrin pada
berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang berlaku,
dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif
Prosedur Keperawatan tentang :
1. Pengkajian pada klien dg
masalah sistem endokrin
2. KH
3. GDS
4. Injeksi sub kutan
Lab skills
Page 58 of 149
Mata Kuliah : Sistem Pencernaan (blok 12)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem pencernaan sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai
bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang
terkait dengan fungsi sistem pencernaan yaitu menyediakankan nutrien bagi kehidupan
melalui proses ingesti, digesti, dan absorpsi yang juga melibatkan kerja dari sistem
saraf, sistem endokrin dan sistem kardiovaskuler. Penggunaan nutrien didalam sel
dipengaruhi oleh keberadaan oksigen sehingga secara tidak langsung sistem
pencernaan juga mempunyai peranan penting didalam pemanfaatan nutrien.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem muskuloskeletal
dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 12 (Sistem Pencernaan )
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 12 (system pencernaan) mahasiswa
akan mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem pencernaan
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
pencernaan dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
muskuloskeletal
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem pencernaan
pada berbagai tingkat usia
Page 59 of 149
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
pencernaan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.
No Kompetensi blok 12 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan
keperawatan dengan kasus
gangguan sistem pencernaan
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.
1. Patofisiologi pada sistem
pencernaan (kasus-kasus
pencernaan yang sering
terjadi pada berbagai tingkat
usia di daerah, nasional,
regional dan internasional)
2. Pengkajian sistem
pencernaan
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem pencernaan
4. Perencanaan/implementasi/ev
aluasi keperawatan pada
gangguan sistem pencernaan
5. Dokumentasi asuhan
keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan
gangguan sistem pencernaan
(rujukan, Gakin, Jamkesmas)
Mini Lecture, Case
study, SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab skills,
mapping based
learning
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan dengan
kasus gangguan sistem
pencernaan pada berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.
Pencegahan primer, sekunder, dan
tersier pada masalah sistem
pencernaan
Mini Lecture, Case
study, SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab skills,
mapping based
learning
3 Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan sistem
pencernaan dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah pencernaan
Hasil-hasil penelitian terkait
sistem pencernaan
Telaah jurnal, Case
study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien dengan
gangguan sistem pencernaan
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis
Manajemen kasus pada sistem
pencernaan (klasifikasi kasus
sistem pencernaan dan prioritas
masalah sistem pencernaan)
Case study, SGD
Page 60 of 149
5. Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus dengan
gangguan sistem pencernaan
pada berbagai tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan
: otonomi, beneficience, justice,
non maleficience, moral right,
nilai dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study, SGD,
Problem Based
learning (PBL)
6. Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan pada
kasus dengan gangguan
sistem pencernaan pada
berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang berlaku,
dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif
Prosedur Keperawatan tentang :
1. Pengkajian pada klien dg
masalah sistem pencernaan
2. Pemasangan Nasogastric Tube
(NGT)
3. Bilas lambung (gastric
Lavage)
4. Menentukan jenis dan jumlah
kalori dalam diet
5. Wash-out / Enema
6. Colostomy care
Lab skills
Mata Kuliah : Komunitas I
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Fokus mata ajar Keperawatan Komunitas I adalah pembahasan tentang konsep
keluarga, kesehatan keluarga, konsep keluarga sejahtera, asuhan keperawatan keluarga
pada tiap tahapan perkembangan keluarga yang meliputi pasangan keluarga yang baru
menikah, keluarga yang menanti kelahiran, keluarga dengan balita, keluarga dengan
anak usia sekolah, keluarga dengan remaja, keluarga dewasa dan masalah-masalah
keluarga yang terkait dengan masalah kesehatan yang lazim di Indonesia. Kegiatan
belajar meliputi ceramah, diskusi dan pembahasan kasus.
Kompetensi blok 13 (Komunitas I)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 13 Komunitas I mahasiswa akan
mampu:
1. Menjelaskan konsep keperawatan dan konsep terkait dan penerapannya pada asuhan
keperawatan keluarga
2. Melengkapi data kasus tersebut menggunakan format pengkajian keluarga yang
sesuai.
Page 61 of 149
3. Mengelompokkan data adaptif dan maladaptif yang mendukung untuk merumuskan
masalah keperawatan menggunakan format analisa data.
4. Menegakkan diagnosis keperawatan sesuai data tersebut
5. Merumuskan dan menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga
menggunakan format prioritas masalah yang sesuai
6. Menyusun tujuan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan keluarga tersebut
7. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan tujuan tersebut
menggunakan format yang sesuai
8. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan keluarga
9. Menghubungkan dampak isu tersebut pada perkembangan keperawatan keluarga.
No Kompetensi blok 13 Bahan kajian Metoda
1 Mampu menjelaskan konsep
tersebut penerapannya pada
asuhan keperawatan
keluarga
1. Konsep keluarga
2. Konsep keluarga sejahtera
3. Konsep keperawatan keluarga
4. Ruang lingkup keperawatan
keluarga
5. Trend dan isu keperawatan
keluarga
6. Proses keperawatan keluarga
7. Asuhan keperawatan Keluarga
sesuai kebutuhan tumbuh
kembang
8. Asuhan keperawatan Keluarga
dengan masalah kesehatan yang
lazim di Indonesia
Mini Lecture,Case
studi, SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab skills
2 Apabila diberi data kasus
keluarga, mahasiswa mampu
melakukan asuhan
keperawatan keluarga
1. Konsep asuhan keperawatan
keluarga
2. Pengkajian keluarga
3. Perumusan masalah
keperawatan keluarga
4. Diagnosis keperawatan keluarga
5. Prioritas diagnosis keperawatan
keluarga
6. Perencanaan kep. keluarga
7. Evaluasi kep. Keluarga
Mini Lecture,Case
study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
3
4
5
6
7
8
9
Page 62 of 149
Deskripsi Mata kuliah semester V
Mata Kuliah : Sistem Muskuloskeletal (blok 14)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem muskuloskeletal sesuai tingkat usia manusia mulai dari
mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek
yang terkait dengan fungsi sistem muskuloskeletal dalam melindungi organ vital (otak,
jantung, paru), penyokong tubuh, memproduksi panas tubuh, reservoir sel-sel darah
merah matur, reservoir mineral penting, dan melakukan fungsi pergerakan tubuh.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem muskuloskeletal
dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 14 (Sistem Muskuloskeletal )
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 14 (sistem muskuloskeletal)
mahasiswa akan mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
muskuloskeletal dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
muskuloskeletal
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia
Page 63 of 149
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.
No Kompetensi blok 14 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi
asuhan keperawatan
dengan kasus gangguan
sistem muskuloskeletal
pada berbagai tingkat
usia dengan
memperhatikan aspek
legal dan etis.
1. Patofisiologi pada sistem
muskuloskeletal (kasus-kasus
musculoskeletal yang sering
terjadi pada berbagai tingkat usia
di daerah, nasional, regional dan
internasional)
2. Pengkajian sistem
muskuloskeletal
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem muskuloskeletal
4. Perencanaan/implementasi/evalua
si keperawatan pada gangguan
sistem muskuloskeletal
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
muskuloskeletal (rujukan, PMO,
Gakin, Jamkesmas)
Mini Lecture, Case
study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan
dengan kasus gangguan
sistem muskuloskeletal
pada berbagai tingkat
usia dengan
memperhatikan aspek
legal dan etis.
Pencegahan primer, sekunder, dan
tersier pada masalah sistem
muskuloskeletal
Mini Lecture, Case
study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
3 Mengidentifikasi
masalah-masalah
penelitian yang
berhubungan dengan
sistem muskuloskeletal
dan menggunakan hasil-
hasil penelitian dalam
mengatasi masalah
muskuloskeletal
1. Pengertian masalah penelitian
2. Hasil-hasil penelitian terkait
sistem muskuloskeletal
Telaah jurnal, Case
study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien
dengan gangguan sistem
muskuloskeletal pada
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan:
Otonomi, beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan : Malpraktik, neglected,
3. pertanggunggugatan (mandiri dan
Case study, SGD
Page 64 of 149
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
limpahan), pertanggungjawaban, dll
4. Pelindungan hukum dalam praktik
5. Keperawatan
6. Pengambilan keputusan legal etis
5. Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus
dengan gangguan sistem
muskuloskeletal pada
berbagai tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
otonomi, beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study, SGD,
Problem Based
learning (PBL)
6. Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan
pada kasus dengan
gangguan sistem
muskuloskeletal pada
berbagai tingkat usia
sesuai dengan standar
yang berlaku, dengan
berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif
Prosedur Keperawatan tentang : 1. Pengkajian pada sistem
muskuloskeletal
2. Body movement / body mechanic
3. Pain management
4. Ambulasi dini
5. Fiksasi dan imobilisasi
6. Wound care
7. ROM exercise
8. Pijat bayi
Lab skills
Mata Kuliah : Komunitas II
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Fokus mata ajar Keperawatan Komunitas II adalah membahas konsep dasar
keperawatan gerontik, teori-teori biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual pada
proses penuaan dan standar keperawatan gerontik. Penerapannya pada asuhan
keperawatan gerontik pada lansia dengan masalah kesehatan fisik, psikososial, kultural
dan spiritual yang lazim; asuhan keperawatan gerontik pada lanjut usia menjelang ajal;
strategi promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia; dan dukungan terhadap orang
yang terlibat dalam perawatan lansia.
Kompetensi blok 16 (Komunitas II)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 16 Komunitas II mahasiswa akan
mampu :
Page 65 of 149
1. Bila diberi data kasus lansia di keluarga, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan
gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
2. Bila diberi data kasus lansia di kelompok, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan
gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
3. Bila diberi data kasus lansia di panti, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan
gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
4. Bila ditempatkan di panti werdha, peserta didik mampu menganalisa program lansia
di institusi
No Kompetensi blok 16 Bahan kajian Metoda
1 Bila diberi data kasus lansia
di keluarga, peserta didik
mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia
dengan menggunakan
konsep-konsep dasar
keperawatan gerontik dan
sesuai dengan langkah-
langkah proses keperawatan
1. Konsep dasar keperawatan
gerontik
2. Teori-teori penuaan
3. Perubahan bio-psiko-sosial-
spiritual-cultural yang lazim
terjadi pada proses menua
4. Komunikasi terapeutik pada
sasaran lansia
5. Asuhan keperawatan lansia
dengan gangguan biologis
6. Asuhan keperawatan lansia
dengan masalah psikososial
7. Asuhan keperawatan lansia
dengan masalah social
cultural
8. Asuhan keperawatan kritikal
pada lansia
9. Asuhan keperawatan lansia
menjelang ajal
10. Program nasional kesehatan
lansia
11. Terapi medik yang lazim
digunakan pada lansia
khususnya terkait masalah
hipertensi, gangguan
pernafasan (COPD/asma),
gangguan berkemih,
osteoporosis/osteoarthritis,
rasa sakit/nyeri, terapi cairan
serta hal-hal yang perlu
Mini Lecture,Case
studi, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
Page 66 of 149
diperhatikan untuk atau
selama lansia menggunakan
12. Program nasional kesehatan
lansia
13. Isu-isu, strategi dan kegiatan
untuk promosi kesehatan dan
kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap orang
yang terlibat merawat lansia
2 Bila diberi data kasus lansia
di kelompok, peserta didik
mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia
dengan menggunakan
konsep-konsep dasar
keperawatan gerontik dan
sesuai dengan langkah-
langkah proses keperawatan
1. Konsep asuhan keperawatan
kelompok
2. Pengkajian kelompok
3. Perumusan masalah
keperawatan kelompok
4. Diagnosis keperawatan kelg
5. Prioritas diagnosis
keperawatan kelompok
6. Perencanaan kep. Kelompok
7. Evaluasi kep. kelompok
Mini Lecture,Case
study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
Deskripsi Mata kuliah semester VI
Mata Kuliah : Sistem Perkemihan (blok 17)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang Sistem Perkemihan sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai
bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
dengan fungsi Sistem Perkemihan . Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada
pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan
konsep Sistem Perkemihan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar
penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 17 (Sistem Perkemihan)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 14 (Sistem Perkemihan ) mahasiswa
akan mampu :
Page 67 of 149
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem
Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem
Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem
Perkemihan dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
Perkemihan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan Sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Menjadi acuan dalam melaksanakan berbagai peran diatas dengan memperhatikan
etika dan norma profesi Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan
gangguan sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
Perkemihan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.
No Kompetensi blok 17 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi
asuhan keperawatan
dengan kasus gangguan
Sistem Perkemihan pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
1. Patofisiologi pada Sistem
Perkemihan (kasus-kasus
Sistem Perkemihan yang
sering terjadi pada berbagai
tingkat usia di daerah,
nasional, regional dan
internasional)
2. Pengkajian Sistem Perkemihan
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan Sistem Perkemihan
4. Perencanaan/implementasi/eva
luasi keperawatan pada
gangguan Sistem Perkemihan
5. Dokumentasi asuhan
keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan gangguan
sistem perkemihan (rujukan,
Gakin, Jamkesmas)
Mini Lecture, Case
study, SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab skills
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan
dengan kasus gangguan
Sistem Perkemihan pada
Pencegahan primer,sekunder, dan
tersier pada masalah Sistem
Perkemihan
Mini Lecture, Case
study, SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab skills
Page 68 of 149
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan
Sistem Perkemihan dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam
mengatasi masalah
Perkemihan
1. Pengertian masalah penelitian
2. Hasil-hasil penelitian terkait
Sistem Perkemihan
Telaah jurnal, Case
study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien dengan
gangguan Sistem
perkemihan pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
Manajemen kasus pada Sistem
Perkemihan (klasifikasi kasus
Sistem Perkemihan dan prioritas
masalah Sistem Perkemihan )
Case study, SGD
5. Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus
dengan gangguan sistem
perkemihan pada berbagai
tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
otonomi, beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study, SGD,
Problem Based
learning (PBL)
6 Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan
pada kasus dengan
gangguan sistem
perkemihan pada berbagai
tingkat usia sesuai dengan
standar yang berlaku,
dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif
Prosedur Keperawatan tentang : 1. Pengkajian pada sistem
perkemihan
2. Kateterisasi urin
3. Peritonial dialisa
4. Irigassi blas
Lab skills
Mata Kuliah : Sistem Reproduksi (blok 18)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang Sistem Reproduksi sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi
baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
Page 69 of 149
dengan fungsi Sistem Reproduksi (sikap terhadap kesehatan seksualitas dan reproduksi,
anatomi fisiologi sistem reproduksi, perkembangan seksualitas dan reproduksi, respon
seksualitas dan reproduksi, kehamilan dan seksualitas, masalah yang berhubungan dengan
seksualitas dan reproduksi). Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep Sistem
Reproduksi dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 18 (Sistem Reproduksi)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 18 (Sistem Reproduksi ) mahasiswa
akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem
Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem
Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem
Reproduksi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
Reproduksi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan Sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem Reproduksi
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
Reproduksi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.
No Kompetensi blok 18 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi
asuhan keperawatan
dengan kasus gangguan
Sistem Reproduksi pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
1. Patofisiologi pada Sistem
Reproduksi (kasus-kasus Sistem
Reproduksi yang sering terjadi
pada berbagai tingkat usia di
daerah, nasional, regional dan
internasional)
2. Pengkajian Sistem Reproduksi
3. Diagnosa keperawatan pada
Mini Lecture,
Case study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
Page 70 of 149
gangguan Sistem Reproduksi
4. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan Sistem
Reproduksi
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
Reproduksi (rujukan, PMO,
Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan
dengan kasus gangguan
Sistem Reproduksi pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
Pencegahan primer, sekunder, dan
tersier pada masalah Sistem
Reproduksi
Mini Lecture,
Case study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
3 Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan
Sistem Reproduksi dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam
mengatasi masalah
Perkemihan
1. Pengertian masalah penelitian
2. Hasil-hasil penelitian terkait
Sistem Reproduksi
Telaah jurnal,
Case study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien dengan
gangguan Sistem
Reproduksi pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
Manajemen kasus pada Sistem
Reproduksi (klasifikasi kasus Sistem
Reproduksi dan prioritas masalah
Sistem Reproduksi )
Case study, SGD
5. Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus
dengan gangguan sistem
reproduksi n pada berbagai
tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
otonomi, beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai dan
norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study, SGD,
Problem Based
learning (PBL)
6. Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan
pada kasus dengan
gangguan sistem
reproduksi pada berbagai
tingkat usia sesuai dengan
standar yang berlaku,
dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif
Prosedur Keperawatan tentang : 1. Pemeriksaan ibu hamil
2. PP test
3. Prosedur menolong persalinan
4. Resusitasi bayi baru lahir
5. Pemeriksaan fisik pasca prersalinan :
lochea, mamae, fundus uteri
6. Senam hamil
7. Senam psot partum
8. Senam Kegel Exercise
9. Pemeriksaan payu dara (Sadari)
Lab skills
Page 71 of 149
Mata Kuliah : Komunitas III
Beban Studi :
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Fokus mata ajar ini membahas tentang konsep dasar kesehatan dan keperawatan
komunitas, program-program kesehatan/kebijakan pemerintah dalam menanggulangi
masalah kesehatan prioritas di Indonesia, asuhan keperawatan komunitas dan
pembahasan yang terkait isu dan kecenderungan masalah kesehatan komunitas dalam
konteks pelayanan kesehatan utama dengan penekanan pada peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, area-area khusus dalam keperawatan
komunitas, meliputi keperawatan kesehatan sekolah, keperawatan kesehatan kerja,
keperawatan di rumah (“homecare”), keperawatan jiwa masyarakat, jaminan mutu
layanan keperawatan komunitas dan isu/kecenderungan dalam keperawatan komunitas,
dengan penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan
kesehatan. Mata ajar ini berguna dalam memahami berbagai area khusus dalam
keperawatan komunitas terutama terkait dengan masalah kesehatan yang lazim terjadi di
Indonesia, dan memahami mekanisme jaminan layanan keperawatan komunitas, serta
isu/kecenderungan yang terjadi; dan atau prasyarat untuk mengikuti mata ajar
keperawatan komunitas III. Pengalaman belajar meliputi ceramah, diskusi, pembahasan
kasus dan praktikum.
Kompetensi Blok 19 (Komunitas III)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 19 Komunitas III mahasiswa akan
mampu :
1. Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan
komunitas dalam rentang sehat-sakit.
2. Apabila dihadapkan pada situasi area khusus praktek keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit minimal pada area sekolah dan
kesehatan kerja tersebut dengan menggunakan langkah proses keperawatan
komunitas.
Page 72 of 149
No Kompetensi blok 19 Bahan kajian Metoda
1 Pada akhir pembelajaran,
mahasiswa mampu
merencanakan asuhan
keperawatan komunitas
dalam rentang sehat-sakit.
A. Pengantar kesehatan
komunitas dan konsep dasar
keperawatan komunitas
1. Pengertian kesehatan,
indicator sehat,
karakteristik dan perilaku
sehat
2. Kesehatan komunitas
3. Konsep dasar
keperawatan komunitas
B. Asuhan keperawatan
komunitas
1. Peran dan fungsi
keperawatan komunitas
2. Proses keperawatan
komunitas
3. Program evaluasi :
definisi, tujuan, manfaat,
tahapan, metode/alat
4. Proses belajar mengajar di
komunitas
C. Program-program
kesehatan/kebijakan dalam
menanggulangi masalah
kesehatan utama di Indonesia
1. Pemberantasan penyakit
menular dan penyehatan
lingkungan pemukiman
2. Program pembinaan
kesehatan komunitas
Mini Lecture, Case
study, SGD,
Project Based
Learning (PjBL),
Lab skills
2 Apabila dihadapkan pada
situasi area khusus
praktek keperawatan
komunitas, mahasiswa
mampu menyusun
rencana asuhan
keperawatan komunitas
fokus pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan
penyakit minimal pada
area sekolah dan
kesehatan kerja tersebut
dengan menggunakan
langkah proses
keperawatan komunitas.
1. Konsep promosi kesehatan
2. Program promosi kesehatan
3. Konsep perawatan di rumah
4. Program perawatan di rumah
5. Konsep keperawatan
kesehatan sekolah
6. Asuhan keperawatan
kesehatan sekolah
7. Program Usaha Kesehatan
Sekolah
8. Konsep keperawatan
kesehatan kerja
9. Asuhan keperawatan
kesehatan kerja
10. Program kesehatan kerja
11. Konsep kesehatan jiwa
Mini Lecture, Case
Study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
Page 73 of 149
masyarakat
12. Asuhan keperawatan jiwa
masyarakat
13. Program kesehatan jiwa
masyarakat
14. Isu kecenderungan pada
empat area/setting praktek
keperawatan komunitas
Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah:
Mata kuliah ini membahas manajemen keperawatan yang meliputi manajemen pelayanan
keperawatan, manajemen asuhan keperawatan. Fokusnya pada penggunaan keterampilan
manajemen dan kepemimpinan pada asuhan klien secara menyeluruh melalui manajemen
pelayanan keperawatan dan memprakarsai perubahan yang efektif dalam sistem asuhan
keperawatan.
Kompetensi blok 20 (Manajemen Keperawatan)
Setelah menyelesaikan Mata Kuliah ini, mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi pada penerapan gaya kepemimpinan yang efektif saat
memberikan pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.
2. Melakukan simulasi pembuatan perencanaan pelayanan keperawatan maupun
asuhan keperawatan.
3. Melakukan simulasi pengorganisasian pelayanan keperawatan maupun asuhan
4. Melakukan simulasi pengarahan pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan
5. Melakukan simulasi pada pendelegasian pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan
6. Melakukan simulasi penyelesaian konflik pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan
7. Melakukan simulasi penerapan teori perubahan pada pelayanan keperawatan
Page 74 of 149
No Kompetensi blok 20 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi pada
penerapan gaya
kepemimpinan yang efektif
saat memberikan pelayanan
keperawatan maupun asuhan
keperawatan.
1. Konsep kepemimipinan:
2. Teori kepemimpinan
3. Karakterisitik
Kepemimpinan
4. Gaya kepemimpinan
Mini Lecture,
Case Study, SGD
2 Melakukan simulasi
pembuatan perencanaan
pelayanan keperawatan
maupun asuhan keperawatan.
1. Konsep perencanaan
2. Teori manajemen
3. Visi, misi, filosofi, tujuan,
sasaran
4. Analisa SWOT
5. Budgeting
6. Standar keperawatan
Mini
Lecture,Case
study, SGD
3 Melakukan simulasi
pengorganisasian pelayanan
keperawatan maupun asuhan
Konsep pengorganisasian:
1. Struktur organisasi
2. Job description, job analisis,
job evaluasi
3. Staffing
4. Prinsip staffing
5. Pengembangan staf
Mini
Lecture,Case
study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengarahan pelayanan
keperawatan maupun asuhan
keperawatan
Konsep pengarahan
1. Pengarahan
2. Pendelegasian
3. Komunikasi
4. Supervisi
5. Kepemimpinan
Mini
Lecture,Case
study, SGD
5 Melakukan simulasi pada
pendelegasian pelayanan
keperawatan maupun asuhan
keperawatan
Konsep pengendalian
1. Tehnik, fungsi
pengendalian
2. Quality improvement
3. Performance Appraisal
Mini
Lecture,Case
study, SGD
Deskripsi Mata kuliah semester VII
Mata Kuliah : Keperawatan kegawatdaruratan sistem
Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait berbagai
Page 75 of 149
sistem pada individu sesuai tingkat usia manusia mulai dari bayi sampai dengan sampai
lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada
pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
mengaplikasikan konsep kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 21 (Keperawatan kegawatdaruratan)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 21 (Keperawatan kegawatdaruratan )
mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan I terkait multi sistem pada individu dengan berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan,
kegawat daruratan I terkait multi sistem pada individu dengan berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi sistem dan menggunakan hasil-
hasil penelitian dalam mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat
daruratan I
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi sistem pada
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kegawatan,
kedaruratan I pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
kegawat daruratan I pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.
No Kompetensi blok 21 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan
keperawatan dengan kasus
kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan terkait multi
sistem pada individu dengan
1. Patofisiologi pada kasus syok,
multi trauma dan over dosis
dan keracunan obat pada
berbagai tingkat usia di daerah,
nasional, regional dan
Mini Lecture,
Case study,
SGD, Project
Based Learning
(PjBL), Lab
Page 76 of 149
berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan
etis.
internasional
2. Pengkajian sistem pada kasus
syok, multi trauma dan over
dosis dan keracunan obat
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan pada kasus syok,
multi trauma dan over dosis
dan keracunan obat
4. Perencanaan implementasi/
evaluasi keperawatan pada
gangguan pada kasus syok,
multi trauma dan over dosis
dan keracunan obat
5. Dokumentasi asuhan
keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan gangguan
pada kasus syok, multi trauma
dan over dosis dan keracunan
obat (rujukan,Gakin,
Jamkesmas)
skills, mapping
based learning
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan dengan
kasus kegawatan, kedaruratan
dan kegawat daruratan terkait
multi sistem pada individu
dengan berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis
Pencegahan primer, sekunder, dan
tersier pada masalah pada kasus
syok, multi trauma dan over dosis
dan keracunan obat
Mini Lecture,
Case study,
SGD, Project
Based Learning
(PjBL), Lab
skills
3 Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan
kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan terkait multi
sistem pada individu dengan
berbagai tingkat usia dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah kegawatan,
kedaruratan dan kegawat
daruratan
Hasil-hasil penelitian terkait pada
kasus syok, multi trauma dan over
dosis dan keracunan obat
Telaah jurnal,
Case study,
SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada sekelompok
klien dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat
daruratan terkait multi sistem
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek
Manajemen pada kasus syok,
multi trauma dan over dosis dan
keracunan obat (klasifikasi pada
kasus syok, multi trauma dan over
dosis dan keracunan obat dan
prioritas masalah pada kasus syok,
multi trauma dan over dosis dan
keracunan obat )
Case study,
SGD
Page 77 of 149
legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi
pada kasus dengan gangguan
sistem kegawatan, kedaruratan
dan kegawat daruratan pada
berbagai tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika
keperawatan : otonomi,
beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai
dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study,
SGD, Problem
Based learning
(PBL)
6. Mendemonstrasikan intervensi
keperawatan pada kasus
dengan gangguan sistem
kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan pada
berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang berlaku,
dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif
Prosedur Keperawatan pada
kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan
1. Pengkajian kegawatan,
kedaruratan dan kegawat
daruratan
2. Triase
3. BCLS
Lab skills
Deskripsi Mata kuliah semester VIII
Mata Kuliah : Keperawatan kegawatdaruratan II
Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait berbagai
sistem pada kelompok dan masyarakat sesuai tingkat usia manusia mulai dari bayi sampai
dengan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan
kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi
pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
mengaplikasikan konsep kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 22 (Keperawatan kegawatdaruratan II)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 21 (Keperawatan kegawadaruratan II)
mahasiswa akan mampu :
Page 78 of 149
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat dengan
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan
dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat
dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan
masyarakat dengan berbagai tingkat usia dan menggunakan hasil-hasil penelitian
dalam mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada
kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan II pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan II pada berbagai tingkat usia sesuai dengan
standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan efektif.
No Kompetensi blok 21 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan
keperawatan dengan kasus
kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan terkait
multi sistem pada kelompok
dan masyarakat dengan
berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.
Patofisiologi pada kasus
asidosis metabolik (DM, Luka
bakar), stroke pada periode
akut, Head injury
Mini Lecture,
Case study,
SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab
skills, mapping
based learning
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan dengan
kasus kegawatan, kedaruratan
dan kegawat daruratan terkait
multi sistem pada kelompok
dan masyarakat dengan
berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
Pencegahan primer, sekunder,
dan tersier pada kasus
asidosis metabolik (DM, Luka
bakar), asidosis respiratorik
(respiratory failure, henti
nafas) stroke pada periode
akut, Head injury
Mini Lecture,
Case study,
SGD, Project
Based learning
(PjBL), Lab
skills
Page 79 of 149
dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan
kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan terkait
multi sistem pada kelompok
dan masyarakat dengan
berbagai tingkat usia dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah kegawatan,
kedaruratan dan kegawat
daruratan
Hasil-hasil penelitian terkait
kasus asidosis metabolik (DM,
Luka bakar), asidosis
respiratorik (respiratory failure,
henti nafas)stroke pada periode
akut, Head injury
Telaah jurnal,
Case study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada sekelompok
klien dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat
daruratan terkait multi sistem
pada kelompok dan
masyarakat dengan berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
Manajemen kasus asidosis
metabolik (DM, Luka bakar),
asidosis respiratorik
(respiratory failure, henti
nafas)stroke pada periode akut,
Head injury
Case study, SGD
5 Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus dengan
gangguan sistem kegawatan,
kedaruratan dan kegawat
daruratan pada berbagai
tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika
keperawatan : otonomi,
beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai
dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study,
SGD, Problem
Based learning
(PBL)
6. Mendemonstrasikan intervensi
keperawatan pada kasus
dengan gangguan sistem
kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan pada
berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang berlaku,
dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif
1. Pengkajian pada kasus
asidosis metabolik (DM,
Luka bakar), asidosis
respiratorik (respiratory
failure, henti nafas) stroke
pada periode akut, Head
injury
2. Managemen klien dengan
terpasang ventilator
3. Monitoring CVP
Lab skills
Page 80 of 149
Mata Kuliah : Skripsi
Beban Studi : 4 sks
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah implementasi dari riset keperawatan yang
mewajibkan mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang harus
diselesaikan dengan penelitian, membuat proposal penelitian, melakukan penelitian dan
membuat laporan penelitian dengan menggunakan metodologi penelitian.
Tujuan Mata Kuliah:
Peserta didik mampu :
1. Mengidentifikasi masalah penelitian
2. Membuat rancangan penelitian
3. Melakukan penelitian
4. Menyusun laporan penelitian dalam bentuk Skripsi
5. Mempertanggungjawaban melalui uji sidang skripsi
Bahan Kajian :
1. Metoda Penelitian kwantitatif dan kwalitatif
2. Metoda Penelitian Kesehatan
3. Statistik
4. Sumber-sumber yang berhubungan dengan topik penelitian baik dalam bentuk buku
teks ataupun jurnal dan webbsite sesuai topik penelitian
Daftar Pustaka
Gunakan Referensi terkini dengan terbitan 5 tahun terakhir minimal 5 judul
Gunakan website sesuai dengan topik bahasan :
http://en.wikipedia.org
http://yahoo.co.id
http://google.com
Proquest
Page 81 of 149
Pendekatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia
MATRIK PENGGAMBARAN MATA KULIAH DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN PENDEKATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Semester I Semester
2 Semester 3
Semester 4
Semester 5
Semester 6
Semester 7
Semester 8
IKD
1 (
4S
KS
)
IKD
II (4
SK
S)
Keb
ut.
Oksig
en
asi (4
sk
s)
Keb
ut.
Nu
tris
i (4
sk
s)
IKD
III (
4 s
ks)
Keb
ut.
Cair
an
dan
Ele
ktr
olit
(4 s
ks)
Keb
ut.
Elim
inasi (3
sk
s)
Keb
ut.
Isti
rah
at
dan
Tid
ur
(3 s
ks)
Ke
bu
t. A
ktiv
itas
dan
Mo
bili
sasi
(3
sks
)
Keb
ut.
Am
an
dan
Nyam
an
(4 s
ks)
Keb
ut.
Ko
nsep
dir
i (4
sks
)
Kep
era
wata
n K
om
un
ita
s I
(2 s
ks)
Keb
ut.
Se
ksu
ali
tas (
4 s
ks
)
Keb
utu
han
Ko
mu
nik
asi (3
sk
s)
Kep
. K
om
un
itas
II (3
SK
S)
Keb
ut.
Me
kan
ism
e K
op
ing
(3 s
ks)
Man
aje
men
Kep
era
wata
n (
2 s
ks)
Kep
. K
om
un
itas
III (
3 S
KS
)
Ko
mp
reh
en
sif
I (
3 s
ks)
Ko
mp
reh
en
sif
II (3
sks)
Agama (2 SKS)
Kewarganegaraan (2SKS)
Riset Keperawatan
(2SKS)
B. Indonesia (2 SKS)
Skripsi (4 SKS)
ISD ( 2SKS) Bahasa Inggris (2 SKS)
Bahasa Inggris (2 SKS)
Bahasa Inggris (2SKS)
Page 82 of 149
CONTOH STRUKTUR KURIKULUM PENDEKATAN KEBUTUHAN DASAR
SEMESTER I
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Agama 2 2 - -
2 Kewarganegaraan 2 2 - -
3 Bahasa Indonesia 2 2 - -
4 Ilmu Keperawatan Dasar I 4 2 1 -
5 Ilmu Keperawatan Dasar II 4 2 1 -
6. Ilmu Sosial Dasar 2 2 -
Jumlah jam/mg = 14 + 4 = 18 jam 16 14 2
SEMESTER II
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Oksigenasi 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Nutrisi 4 3 0.5 0.5
3 Bahasa Inggris 2 2 -
5 Ilmu Keperawatan Dasar III 4 3 1 -
Jumlah jam/mg = 11 + 4+4= 19 jam 14 11 2 1
SEMESTER III
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Cairan & Elektrolit 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Eliminasi 3 2 0.5 0.5
3 Kebutuhan Istirahat&Tidur 3 2 0.5 0.5
4 Kebutuhan Aktivitas & Mobilisasi 3 2 0.5 0.5
5 Bahasa Inggris 2 2 -
Jumlah jam/mg = 11 +4+8 = 23 jam 15 11 2 2
Page 83 of 149
SEMESTER IV
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Aman & Nyaman 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Konsep Diri 4 3 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas I 2 2 - -
Jumlah jam/mg = 8 + 2+4 = 14 jam 10 8 1 1
SEMESTER V
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Seksualitas 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Komunikasi 3 2 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas II 3 2 0.5 0.5
Jumlah jam/mg =7+3+6 = 16 jam 10 7 1.5 1.5
SEMESTER VI
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Mekanisme Koping 3 2 0.5 0.5
2 Bahasa Inggris 2 2 - -
3 Keperawatan Komunitas III 3 2 0.5 0.5
4 Manajemen Keperawatan 2 1 0.5 0.5
Jumlah jam/mg = 7+ 3+6= 16 jam 10 7 1.5 1.5
SEMESTER VII
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Praktik Komprehensif I 3 1 1 1
2 Riset Keperawatan 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 2 + 4+4= 10 jam 5 2 2 1
Page 84 of 149
SEMESTER VIII
No. Mata Ajar SKS T Lab K/R Ket
1 Praktik Komprehensif II 3 1 1 1
2 Skripsi 4 - - 4
Jumlah jam/mg = 1 +2 +20 = 23
jam
7 1 1 5
Page 85 of 149
Deskripsi mata kuliah pendekatan berdasarkan pendekatan kebutuhan
Mata kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar I
Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang konsep berfikir kritis dalam keperawatan,
perkembangan keperawatan; pendekatan holistic care ( konsep Caring, holisme,
humanisme dan transcultural nursing ); prinsip-prinsip legal etis dan isu etik (ethical
issue); Nursing advocacy; termasuk, teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran
keperawatan
Kompetensi blok 1
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD I mahasiswa akan mampu :
1. Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan
3. Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam konteks
Keperawatan
4. Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konteks
keperawatan
5. Memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan
No Kompetensi blok 1 Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan konsep
berpikir kritis dalam
keperawatan
Konsep berpikir kritis dalam
keperawatan
Discovery learning
(DL), Project Based
learning (PjBL)
2 Menganalisis
perkembangan sejarah
keperawatan
Sejarah keperawatan
nasional dan internasional
Discovery learning
(DL), Project Based
learning (PjBL)
3 Menganalisis prinsip-
prinsip pendekatan
secara holistik dalam
konteks keperawatan
1. Teori sistem
2. Konsep berubah
3. Konsep holistic care :
caring, holisme, humanisme
dan
4. Transcultural nursing/
(Keperawatan lintas
budaya)
Mini lecture, Case
study, Small Group
Discussion (SGD)
4 Menerapkan prinsip-
prinsip legal etis pada
1. Prinsip-prinsip etika
keperawatan : Otonomi,
Mini lecture, Case
study, Small Group
Page 86 of 149
pengambilan
keputusan
dalam konsteks
keperawatan
beneficience, non
maleficience, justice, moral
right, nilai dan norma
masyarakat
2. Isue etik dalam praktik
keperawatan : Euthanasia,
transplantasi organ,
supporting devices, aborsi.
3. Prinsip-prinsip legal dalam
praktik keperawatan :
Malpraktik, neglected,
pertanggunggugatan
(mandiri dan limpahan),
pertanggung jawaban, dll
4. Pelindungan hukum dalam
praktik keperawatan
5. Nursing advocacy
6. Pengambilan keputusan
legal etis
Discussion (SGD)
Discovery Learning
(DL)
5 Memanfaatkan
teknologi informasi
dalam pembelajaran
keperawatan
Aplikasi komputer ( membuat
blog, mengirim tugas melalui
email, mencari bahan untuk
tugas pembelajaran melalui
internet )
Demontrasi, PjBL
Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar II
Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang model konseptual keperawatan; konsep, tahap,
karakteristik, prinsip-prinsip dan tugas tumbuh kembang manusia; teori komunikasi dan
pendidikan dalam keperawatan yang dapat digunakan pada pelayanan keperawatan.
Kompetensi blok 2
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD II mahasiswa akan mampu:
1. Menerapkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi
2. Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menerapkan prinsip komunikasi terapeutik sesuai dengan konsep tumbuh kembang
4. Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang
Page 87 of 149
No Kompetensi blok Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan model
konseptual keperawatan
dalam berbagai situasi
Model konseptual keperawatan
(Virginia Henderson, Orem, Roy , Betty
Neuman, dll )
Mini Lecture ,Case
studi, SGD
2. Menerapkan hal-hal yang
terkait dengan pertumbuhan
dan perkembangan manusia
Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas
perkembangan
Discovery learning
(DL), Project Based
learning (PjBL)
3 Menerapkan prinsip
komunikasi sesuai dengan
konsep tumbuh kembang
1. Teori komunikasi
2. Komunikasi terapeutik
3. Penggunaan komunikasi
terapeutik pada berbagai tingkat usia
dengan berbagai kondisi
4. Penerapan komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan.
5. Trend dan Issue komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan / Keperawatan
6. Komunikasi dalam konteks sosial
dan keanekaragaman budaya serta
keyakinan
Mini lecture, Case
study, Small Group
Discussion (SGD)
Discovery Learning
(DL)
4 Menerapkan prinsip
pendidikan dalam
keperawatan sesuai dengan
tumbuh kembang
1. Konsep belajar sepanjang hayat
2. Antropologi dan sosiologi kesehatan
3. Teori pendekatan sosial dalam
kesehatan
4. Konsep dasar kesehatan aspek
sosial budaya serta hubungannya
dengan ekologi
5. Rancangan penyuluhan Kesehatan
6. Metode evaluasi
Mini lecture, Case
study, Small Group
Discussion (SGD)
Discovery Learning
(DL)
PjBL
Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar III
Beban Studi : 3 Sks (2-1)
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang metodologi keperawatan dan perspektif keperawatan :
maternitas, anak, orang dewasa, jiwa, dan komunitas serta aplikasi pendidikan dalam
keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan.
Kompetensi blok 3
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD III mahasiswa akan mampu :
1. Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan proses
keperawatan
2. Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas, anak, orang dewasa,
jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan kesehatan.
Page 88 of 149
3. Mengaplikasikan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh
kembang manusia dalam sistem pelayanan kesehatan
No Kompetensi blok 3 Bahan kajian Metoda
1 Merancang asuhan
keperawatan pada
kasus sederhana
dengan pendekatan
proses keperawatan
Kasus dengan keluhan klien
Konsep proses keperawatan:
a. Pengkajian
b. Diagnose keperawatan
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
f. Pendokumentasian
Mini Lecture,Case
studi, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
2 Menjelaskan tentang
ruang lingkup
keperawatan
maternitas, anak, orang
dewasa, jiwa dan
komunitas dalam
sistem pelayanan
kesehatan.
a.Perspektif dan falsafah
keperawatan
b. Ruang lingkup keperawatan
c. Tren keperawatan
d. Isu keperawatan:
(Konsep bermain pada anak,
reaksi hospitalisasi, dll)
Mini Lecture,Case
study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
3 Mengaplikasikan
prinsip pendidikan
dalam keperawatan
sesuai dengan tumbuh
kembang manusia
dalam sistem pelayanan
kesehatan
a. Konsep belajar sepanjang
hayat
b. Antropologi dan sosiologi
kesehatan
c. Teori pendekatan sosial
dalam kesehatan
d. Konsep dasar kesehatan
aspek sosial budaya serta
hubungannya dengan ekologi
e. Rancangan penyuluhan
kesehatan
f. Metode evaluasi
Case studi, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Demonstrasi
Mata Kuliah : Kebutuhan Oksigenasi
Beban Studi : 5 SKS
Prasyarat : -
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang kebutuhan oksigenasi sesuai tingkat usia manusia mulai dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai
aspek yang terkait dengan proses ventilasi, difusi, transportasi, dan sistem respirasi sel.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis,
Page 89 of 149
komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem respirasi dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 6
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada kebutuhan oksigenasi mahasiswa akan
mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kebutuhan
oksigenasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
oksigenasi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan kebutuhan oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Menjadi acuan dalam melaksanakan berbagai peran diatas dengan memperhatikan
etika dan norma profesi
No Kompetensi blok 6 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi asuhan
keperawatan dengan kasus
gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.
1. Anatomi, fisiologi, kimia,
fisika dan biokimia
oksigenasi.
2. Patofisiologi pada kebutuhan
oksigenasi (kasus-kasus
oksigenasi yang sering terjadi
pada berbagai tingkat usia di
daerah, nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian kebutuhan
oksigenasi
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan oksigenasi
5. Perencanaan/implementasi/ev
aluasi keperawatan pada
gangguan kebutuhan
oksigenasi
6. Dokumentasi asuhan
Mini Lecture,
Case study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills ,
mapping based
learning
Page 90 of 149
keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan
gangguan kebutuhan
oksigenasi (rujukan, PMO,
Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan
dengan kasus gangguan
kebutuhan oksigenasi pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
1. Pencegahan primer dan
sekunder pada masalah
kebutuhan oksigenasi
2. Pencegahan tertier pada
masalah kebutuhan
oksigenasi
Mini Lecture,
Case study, SGD,
Project Based
learning (PjBL),
Lab skills
3 Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan
kebutuhan oksigenasi dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah oksigenasi
Hasil-hasil penelitian terkait
kebutuhan oksigenasi
Telaah jurnal,
Case study, SGD
4 Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien dengan
gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
Manajemen kasus pada
kebutuhan oksigenasi
(klasifikasi kasus kebutuhan
oksigenasi dan prioritas
masalah sistem respirasi)
Case study, SGD
5 Melaksanakan fungsi
advokasi pada kasus
dengan oksigenasi pada
berbagai tingkat usia
1. Prinsip-prinsip etika
keperawatan : otonomi,
beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai
dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Case study, SGD,
Problem Based
learning (PBL)
6. Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan
pada kasus dengan
gangguan oksigenasi pada
berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang
berlaku, dengan berfikir
kreatif dan inovatif
sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan
efektif
1. Pengkajian pada oksigenasi
2. Fisioterapi dada/ postural
drainage
3. Terapi O 2
4. Suctioning
5. Perawatan WSD
6. Nebulisasi
7. Trakheostomi
Lab skills
Catatan : Untuk deskripsi kebutuhan yang lain perlu dilengkapi oleh masing-masing institusi
Page 91 of 149
BAB V
KURIKULUM PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI
Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk
mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai ners. Hal ini sesuai dengan
keputusan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000
pasal 2 ayat 2 bahwa program pendidikan profesional bertujuan untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.
Program pendidikan profesi dilaksanakan setelah menyelesaikan program sarjana
keperawatan dengan beban studi minimal 36 SKS atau setara magister ( SK.
Mendiknas, No. 232/U/2000 pasal 5 ayat 2).
Pendidikan profesi keperawatan merupakan program adaptasi profesi untuk dapat
menerima pendelegasian kewenangan secarabertahap dalam melakukan asuhan
keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan menjalankan fungsi
advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil
penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan.
Pengembangan kurikulum pendidikan profesi terdiri dari kurikulum inti dan
kurikulum institusi yang harus diikuti oleh seluruh institusi pendidikan tinggi
keperawatan yang menyelenggarakan program Pendidikan Profesi. Kurikulum
institusi pendidikan profesi terdiri dari 60% kurikulum inti (22 SKS) dan 40%
kurikulum yang mencirikan institusi, sehingga seluruh institusi pendidikan
profesi mempunyai kurikulum inti yang sama.
Kompetensi pendidikan profesi dapat dicapai dengan masa studi 2 – 3 semester dengan
perhitungan 36 SKS x 16 minggu x 4 jam = 2304 jam. Jika dalam satu minggu 48 jam,
maka dibutuhkan masa studi 48 minggu ( 2304 : 48 jam).
Page 92 of 149
A. Profil Lulusan Pendidikan Profesi
Tahap pendidikan profesi lebih difokuskan pada profil sebagai :
1. Care Provider (Profil peneliti dan pendidik terintegrasi dalam profil Care Provider)
2. Manajer
3. Community Leader
B. Kompetensi Lulusan Pendidikan Profesi
Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkompetisi secara global diperlukan
patokan dalam penentuan kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang ners di berbagai
institusi penyelenggara pendidikan ners di seluruh Indonesia. Kompetensi ini dijabarkan
kedalam unit kompetensi.
1. Kompetensi Pendidikan Profesi
a. Berkomunikasi secara efektif dalam menjalin hubungan interpersonal
b. Melaksanakan asuhan keperawatan profesional di tatanan klinik dan komunitas
dengan menggunakan hasil penelitian , serta menerapkan aspek etik dan legal
dalam praktik keperawatan
c. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
d. Menggunakan hasil penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan
2. Unit Kompetensi Pendidikan Profesi
a. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan
b. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab
d. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
ditatanan klinik dan komunitas
e. Mampu menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
f. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau
faktor lain dari setiap klien yang unik
g. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien
Page 93 of 149
h. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar
pelayanan yang diberikan efisien dan efektif
i. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan
j. Mampu memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten
k. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik
m. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
n. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan
o. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan
p. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
q. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
r. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
s. Mampu menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan
t. Mampu bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas
u. Mampu mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan
komunitas dalam aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif
v. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai dengan
kebutuhan klien
w. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
x. Mampu merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan
secara berkelompok
y. Mampu mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara
berkelompok
Page 94 of 149
z. Mampu mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim
aa. Mampu memberikan pengarahan kepada anggota timnya
bb. Mampu melakukan evaluasi terhadap anggota timnya
cc. Mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi ruangan
C. Kaitan Kompetensi, Unit Kompetensi dan Area Pencapaian
NO KOMPETENSI UNIT KOMPETENSI AREA PENCAPAIAN
1. Berkomunikasi secara
efektif dalam menjalin
hubungan inter personal
1. Mampu melakukan komunikasi
yang efektif dalam pemberian
asuhan keperawatan
2. Mampu menggunakan keterampilan
interpersonal yang efektif dalam
kerja tim
3. Mampu menggunakan teknologi
dan informasi kesehatan secara
efektif dan bertanggung jawab
Diseluruh area praktik
keperawatan
2. Melaksanakan asuhan
keperawatan
professional di tatanan
klinik dengan
menerapkan aspek etik
dan legal
1. Mampu menggunakan proses
keperawatan dalam menyelesaikan
masalah klien
2. Mampu menggunakan langkah-
langkah pengambilan keputusan etis
dan legal
3. Mampu memberikan asuhan peka
budaya dengan menghargai etnik,
agama atau faktor lain dari setiap
klien yang unik
4. Mampu mengkolaborasikan
berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien
5. Mampu mendemonstrasikan
keterampilan teknis keperawatan
yang sesuai dengan dengan standar
yang berlaku atau secara kreatif dan
inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
6. Mampu mengembangkan pola pikir
kritis, logis dan etis dalam
Di area keperawatan
medikal bedah, anak,
maternitas, dan jiwa.
Diseluruh area praktik
keperawatan
Page 95 of 149
mengembangkan asuhan
keperawatan
7. Mampu memberikan asuhan yang
berkualitas secara holistik, kontinyu
dan konsisten
8. Mampu menggunakan teknologi
dan informasi kesehatan secara
efektif
9. Mampu menjalankan fungsi
advokasi untuk mempertahankan
hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya
10. Mampu menggunakan prinsip-
prinsip peningkatan kualitas
berkesinambungan dalam praktik
11. Mampu mempertahankan
lingkungan yang aman secara
konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan
manajemen resiko
12. Mampu melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebijakan
yang berlaku dalam bidang
kesehatan
13. Mampu memberikan dukungan
kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
14. Mampu mewujudkan lingkungan
bekerja yang kondusif
15. Mampu mengembangkan potensi
diri untuk meningkatkan
kemampuan professional
16. Mampu berkontribusi dalam
mengembangkan profesi
keperawatan
17. Menggunakan hasil penelitian
untuk diterapkan dalam pemberian
Di area keperawatan
jiwa, gerontik, keluarga,
dan komunitas.
Di area manajemen
keperawatan
Page 96 of 149
asuhan keperawatan
3 Melaksanakan asuhan
keperawatan
professional di tatanan
komunitas
1. Mampu menggunakan proses
keperawatan dalam menyelesaikan
masalah klien di tatanan komunitas
2. Mampu bekerjasama dengan unsur
terkait di masyarakat dalam
menerapkan asuhan keperawatan
komunitas
3. Mampu mengembangkan program
yang kreatif dan inovatif di tatanan
komunitas dalam aspek promotif
preventif, kuratif dan rehabilitatif
4. Mampu melaksanakan terapi
modalitas/ Komplementari sesuai
dengan kebutuhan klien
Di area keperawatan
gerontik, keluarga, dan
komunitas.
4. Mengaplikasikan
kepemimpinan dan
manajemen keperawatan
1. Mampu merencanakan kebutuhan
ruangan keperawatan secara
berkelompok
2. Mampu mengorganisasikan
manajemen ruangan keperawatan
secara berkelompok
3. Mampu mencegah dan
menyelesaikan konflik di dalam tim
4. Mampu memberikan pengarahan
kepada anggota tim nya
5. Mampu melakukan evaluasi
terhadap anggota timnya
6. Mampu menerapkan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan
kondisi ruangan
Keperawatan Medikal
Bedah, Anak, Jiwa dan
Komunitas
Page 97 of 149
D. Struktur Kurikulum Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi merupakan kelanjutan dari program sarjana keperawatan yang akan
mengaplikasikan ilmu yang didapat selama proses pendidikan sarjana, maka
pelaksanaan pendidikan profesi harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-
prinsip di bawah ini :
1. Calon peserta pendidikan profesi:
- Lulus pendidikan sarjana keperawatan
- Lulus uji kompetensi ( 12 core competencies )
2. Tersedianya lahan praktek yang kondusif (sarana dan prasarana) untuk menumbuh
kembangkan kemampuan berfikir kritis, menyelesaikan masalah dan mengambil
keputusan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
3. Tersedianya buku pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi.
4. Tersedianya preseptor/mentor untuk penyelengaraan pendidikan profesi.
5. Pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi berorientasi pada tahap pembelajaran
sederhana ke kompleks dengan memfokuskan pada pengetahuan, ketrampilan dan
sikap untuk mencapai kompetensi seorang ners.
Matrik sebaran Mata kuliah Pendidikan Profesi
Stase Mata Kuliah Jumlah SKS
Kurikulum inti Kurikulum institusi
I Keperawatan Medikal Bedah 5
II Keperawatan Anak 2
III Keperawatan Maternitas 3
IV Keperawatan Jiwa 2
V Manajemen keperawatan 2
VI Keperawatan Gadar 2
VII Keperawatan Gerontik 2
VIII Keperawatan Keluarga dan
Komunitas
4
Jumlah 22 36
Keterangan:
Penatalaksanaan : Stase 1 – VIII dapat dilaksanakan secara paralel
Page 98 of 149
E. Deskripsi mata kuliah
1. Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah
Beban Studi : 5 SKS
Deskripsi Mata Kuliah :
Praktik profesi keperawatan medikal bedah merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian kewenangan
secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan
legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan
keperawatan pada orang dewasa.
Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah mencakup asuhan keperawatan pada klien
dewasa dalam konteks keluarga yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan
dasarnya akibat gangguan satu sistem (organ) ataupun beberapa sistem (organ)
tubuhnya.
Kompetensi :
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal Bedah mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
orang dewasa
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien dewasa
ditatanan klinik dengan gangguan:
- Termoregulasi : Thypoid
- Oksigenasi akibat ARDS, Pneumonia, Asma, Anemia, Dekompensasio cordis,
Ca paru
- Eliminasi :Ileus, Ca saluran cerna, BPH
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare, DHF, ARF/CRF, Pankreatitis
akut, Kolelitiasis akut
- Nutrisi: DM, Hipo/hipertiroid
- Keamanan fisik : Leukemia , Stroke, Cirhep, hepatitis, HIV/AIDS
Page 99 of 149
- Mobilitas fisik: fraktur
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
dewasa
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan orang dewasa
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2.Tutorial individual yang diberikan preseptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7.Problem solving for better health (PSBH)
Page 100 of 149
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
2. Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Beban Studi : 2 SKS
Deskripsi Mata Kuliah :
Praktik profesi keperawatan anak merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara
bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif,
memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien anak dan
keluarganya, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian
terkini yang berkaitan dengan keperawatan pada anak.
Praktik profesi keperawatan anak mencakup anak dengan berbagai tingkat usia (
neonatus, bayi, toddler, pra sekolah, sekolah dan remaja ) dalam konteks keluarga yang
bertujuan untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan pada anak sehat, anak
sakit akut dan sakit yang mengancam kehidupan, anak dengan masalah pediatrik sosial
dan manajemen terpadu balita sakit, dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan ditatanan klinik.
Kompetensi :
Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan anak mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan anak
dengan berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
Page 101 of 149
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien anak pada
berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga ditatanan klinik
- Bayi dan anak dengan gangguan termoregulasi : MAS, RDS, BBLR, Thypoid,
Morbili
- Bayi dan anak dengan gangguan oksigenasi akibat RDS, Pneumonia, Asma,
Anemia, Thalasemia
- Bayi dan anak dengan gangguan eliminasi akibat kelainan kongenital :
Hirschprung, Atresia Ani, Hypospadia, Labiopalatoschiziz
- Bayi dan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit :,
Diare, DHF, NS
- Bayi dan anak dengan gangguan nutrisi: KEP/ malnutrisi, Juvenile DM,
Obesitas
- Bayi dan anak dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
- Bayi dan anak dengan gangguan keamanan fisik : Leukemia, ITP,
Trombositopenia, Meningitis / Enchepalitis, Hyperbilirubinemia, Kejang
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien
anak dalam konteks keluarga
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
anak dalam konteks keluarga
g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif pada klien anak
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan pada klien anak dalam konteks keluarga
i. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien dan keluarga agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko pada klien anak dalam konteks
keluarga
k. Membuat klasifikasi dan tindakan dari kasus yang diperoleh di Puskesmas, dengan
pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Page 102 of 149
l. Memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan pendekatan Manajemen
Terpadu Balita Sehat di masyarakat
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
Daftar Pustaka
Ball. J.W., & Bindler, R. C. (2003). Pediatric Nursing : Caring for Children. New
Jersey : Prentice Hall
Page 103 of 149
Barbara, V.W. et. al. 2000. Nursing Care of the General Pediatric Surgical Patient.
Maryland : Aspen Publication
Bowden, V. R., Dickey, S. B., & Greenberg, C. S. (1998). Children and their
families:The continuum of care. Philadelphia: W.B.Saunders Company.
Hay, W, et. al. 1997. Current Pediatric Diagnosis and Treatment, Connecticut :
Appleton dan Lange.
Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2007). Wong’s Nursing Care of Infants and
Children”. (8th edition). Canada: Mosby Company.
Hockenberry, Wilson. (2008). Wong’s Essentials of Pediatric Nursing. (8th ed.). St.
Louis: Mosby Elseiver
Karen, M.S. 1996. Wellness Nursing Diagnosis for Health Promotion. Philadelphian :
Lippincott.
Mott, SR., James, S.R., & Sperhac, A.M. 1990. Nursing Care of Children and Families.
Redwood City : Addison Wesley
Muscari, M.E. (2001). Advanced pediatric clinical assessment: Skills and procedures.
Philadelphia: Lippincot
Markum, A.H. (1999). Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas Ilmu
Kedokteran Universitas Indonesia.
Wong and whaley. 1996. Clinical Manual of Pediatric Nursing, St. Louis : Mosby Year
Book
Wong, D.I., Kasprisin C & Hess, C., (1996). Clinical manual of pediatric nursing, St.
Louis : Mosby.
Wong. D.L., & Hockenberry, M. J. (2003). Nursing care of infants and children, (7th
edition), St. Louis: Mosby.
3. Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
Beban : 3 SKS
Deskripsi Mata Kuliah
Praktik profesi keperawatan maternitas merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara
bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan
Page 104 of 149
kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik
serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan
maternitas dalam konteks keluarga.
Praktik profesi keperawatan maternitas dilakukan secara bertahap dimulai dari
prenatal, intranatal dan post natal serta yang mengalami masalah pada system
reproduksi dan pengaturan kehamilan.
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
ibu hamil, melahirkan dan paska melahirkan serta yang mengalami masalah pada
sistem reproduksi dan pengaturan kehamilan dan keluarganya.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan pada ibu hamil, melahirkan dan paska
melahirkan serta yang mengalami masalah pada system reproduksi dan pengaturan
kehamilan
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal :
merencanakan program keluarga berencana
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan ibu
hamil, melahirkan, paska melahirkan, masalah pada system reproduksi dan
pengaturan kehamilan
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan maternitas
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
Page 105 of 149
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan maternitas
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2.Tutorial individual yang diberikan preseptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7.Problem solving for better health (PSBH)
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Bahan Kajian/ Daftar Pustaka
Doenges Marilynn E, Moorhouse Mary Frances, Murr Alice C. 2006. Nursing Care
Plans Guidelines for Individualizing Client Care Across The life Span. 7th
Edition. F.A. Davis Company. Philadelphia.
Gulanick Meg, Myers Judith L. 2007. Nursing Care Plans: Nursing Diagnosis and
Intervention. 6th Edition. St. Louis. Mosby.
Page 106 of 149
Jensen Margaret Duncan dan Bobak Irene M. 1985. Maternity and Gynecology Care
The Nurse ang the Family. The C.V. Mosby Company. St. Louis. Toronto.
Princeton.
Kozier Barbara, Erb Glenora, Berman Audrey, Snyder Shirlee J. 2004. Fundamentals of
Nursing Concepts, Process, and Practice. 7th Edition. Pearson Education, Inc.
Upper Saddle River. New Jersey. United Stated of America.
Lowdermilk Deitra Leonard, Perry Shannon E, Bobak Irene M. 1999. Maternity
Nursing. Fifth Edition. Mosby. St. Louis, London, Philadelphia, Sydney,
Toronto.
May Katharyn Antle and Mahlmeister Laura Rose. 1990. Comprehensive Maternity
Nursing Nursing Process and Childbearing Family. . J.B. Lippincott
Company Philadelphia. Grand Rapids, Newyork, St. Louis, San Fransisco,
London, Sydney, Tokyo.
Neeson Jean D dan May Katharyn A. 1986. Comprehensive Maternity Nursing Nursing
Process and Childbearing Family. J.B. Lippincott Company Philadelphia.
London Mexico City, Newyork, St. Louis Sao Paolo Sydney.
Niswander Kenneth R. 1983. Manual of Obstetri Diagnosis and Therapy. Second
Edition. Little, Brown and Company, Boston Medical Science International,
Ltd, Tokyo.
4. Mata ajar : Keperawatan Gerontik
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : Telah melalui praktek
Deskripsi Mata Ajar :
Praktik profesi keperawatan gerontik merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara
bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif,
memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat
keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan
dengan keperawatan gerontik.
Page 107 of 149
Praktik profesi keperawatan gerontik berfokus pada klien usia lanjut dengan masalah
kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial serta untuk meningkatkan kualitas
hidup klien .
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Gerontik mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien usia lanjut
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien usia lanjut
- Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia hipostatik, Dekompensasio cordis,
hipertensi
- Eliminasi : BPH
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare
- Nutrisi: KEP
- Keamanan fisik dan Mobilitas fisik: fraktur, artritis
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien usia lanjut yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
usia lanjut
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan usia lanjut
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
Page 108 of 149
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan
Daftar pustaka
Departemen Kesehatan RI. Program Pemerintah tentang Kesehatan Gerontik
Lueckenotte (1996). Gerontologic nursing. St. Louis: Mosby Book, Inc.
Miller, C. (1995). Nursing care of older adults, theory and practice. Second edition.
Philadelphia: J.B. Lippincott company
Taylor, Carrol art all Fundamentals of Nursing, Philadelphia : JB Lippincott Company
Tyson, S.R. (1999). Gerontological nursing care. Philadelphia: W.B. Saunders
company.
Wold, G.H. (1999) Basic geriatric nursing. Second edition. Toronto: Mosby
5. Mata ajar : Keperawatan Jiwa
Beban Studi : 2 SKS
Deskripsi Mata Ajar
Praktik profesi keperawatan jiwa merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara
bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa yang diberikan kepada individu,
keluarga dan masyarakat baik yang sifatnya preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif serta memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada
klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini
yang berkaitan dengan keperawatan jiwa.
Page 109 of 149
Praktik profesi keperawatan jiwa berfokus pada penerapan asuhan keperawatan pada
klien dengan masalah kesehatan jiwa dalam konteks keluarga dan masyarakat melalui
penerapan terapi modalitas keperawatan.
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Jiwa mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan jiwa
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, anak dan keluarga yang mengalami
masalah adaptasi bio-psiko-sosio-spiritual terutama masalah gangguan jiwa dengan core
problem; Hallusinasi, Waham, Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial, Bunuh Diri, Perilaku
Kekerasan dan Defisit Perawatan Diri. peserta pratik melakukan proses keperawatan jiwa
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan jiwa
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
Page 110 of 149
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Daftar Pustaka
Doenges, M.E, Townsend, M.C and Moorhouse, M.F. (1998). Psychiatric Care
Plans Guidelines for individualizing Care. Ed.3. Philadelphia : F.A Davis
Company.
Fortinash, C, M and Holloday, P.A (1991). Psychiatric Nursing Care Plan . St.Louis :
Mosby
Fountaine, Fletcher (1995). Essential of Mental Health Nursing. Addison-
Wesley,California.
Keltner, Schwecke,Bostrom.(1999).Psychiatric Nursing. Mosby, St.Louis.
Kozier. B (1995) Fundamental of Nursing, Conceps, Prosess and Practice, Fifth
Edition, Addison Publising Company. California,
Potter. P (1997). Fundamentals of Nursing, Concepts, Process and Practice, Fouth
Edition, Mosby. St. Louis.
Page 111 of 149
Rawlin, R.P and Heacock, P.E (1993 ). Clinical Manual of Psychiatric Nursing. St.
Louis; Mosby.
Stuart S, Laraia (2003). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 7th
edition.Mosby, St.Louis.
Taylor C (1997). Fundamental of Nursing, The Art and Science of Nursing Care.
Philadelpia. Lippincott.
6. Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat
Beban Studi : 2 SKS
Deskripsi Mata Kuliah
Praktik profesi keperawatan gawat darurat merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara
bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan, memberikan pendidikan kesehatan,
menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta
menggunakan salah satu referensi dari hasil penelitian yang berkaitan dengan
keperawatan gawat darurat.
Praktik Profesi Keperawatan Gawat darurat mencakup asuhan keperawatan dalam
konteks keluarga pada klien dengan berbagai tingkat usia yang mengalami masalah
pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan salah satu sistem (organ) ataupun
beberapa sistem (organ) tubuhnya dalam keadaan gawat darurat.
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan gawat darurat mahasiswa mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien pada
berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat akibat gangguan:
- Termoregulasi : trauma kapitis
- Oksigenasi : Infark Miokard, Gagal nafas, trauma thoraks
Page 112 of 149
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : DM dengan ketoasidosis , krisis
tiroid
- Keamanan fisik : keracunan, sengatan binatang berbisa
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien
dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan
gawat darurat: resusitasi/RJP/BHD
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
(Triage)
i. Menjalankan fungsi advokasi pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam
keadaan gawat darurat untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko pada klien dengan berbagai
tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
k. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan
l. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
m. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
n. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
o. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
p. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
Page 113 of 149
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
7. Mata ajar : Manajemen Keperawatan
Beban Studi : 2 SKS
Deskripsi Mata kuliah:
Praktik profesi manajemen keperawatan merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerapkan konsep-konsep yang
berhubungan dengan manajemen & kepemimpinan dalam pelayanan keperawatan yang
sesuai dengan keadaan saat ini.
Praktik Profesi Manajemen Keperawatan mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian dengan menerapkan berbagai gaya kepimpinan yang
efektif. Selama praktek mahasiswa memprakarsai perubahan yang efektif dan inovatif
dalam asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.
Kompetensi :
Setelah mengikuti praktek profesi manajemen keperawatan mahasiswa mampu:
a. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
b. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
Page 114 of 149
c. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
d. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan secara
berkelompok
e. Mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara berkelompok
f. Mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim
g. Memberikan pengarahan kepada anggota tim nya
h. Melakukan supervisi terhadap anggota timnya
i. Melakukan evaluasi terhadap anggota timnya
j. Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan kondisi ruangan
k. Melaksanakan perubahan dalam asuhan dan pelayanan keperawatan
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pengelolaan klien
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Page 115 of 149
Daftar Pustaka
Sullivan,J.E., et all (2001) Effective leadership and management in nursing . New
Jersey: Prentice- Hall
Barret Jean et all (1975). The Head Nurse, Her Ladership Role
Gilliies, D.A. (1994). Nursing management: A System approach. Philadelphia: W.B
Saunders.
Kron (1981). The Management of Patient Care. Putting Leadership Skills to Work.
WB Saunders
Marriner AT (1996) Nursing Management and Leadership. St. Louis: The CV Mosby
Marquis, B. L., (2000). Leadership roles and management functions nursing.
Philadelphia: Lippincott.
Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J. (1998). Introductory management and
Leadership for Nurses. London : Jones and Bartlett Publisher.
Roussel, L. , Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J (2006 ). Nursing management and
leadership .Sudbury: Jones and Bartlett Publishers
8.Mata ajar : Keperawatan keluarga dan komunitas
Beban Studi : 4 SKS
Deskripsi Mata Kuliah :
Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan untuk pencegahan
primer, sekunder dan tersier kepada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas
dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial, menjalankan
fungsi advokasi, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian
terkini terkait dengan keperawatan keluarga dan komunitas. Praktik profesi
keperawatan keluarga dan komunitas berfokus kepada kebijakan dan program
Page 116 of 149
pemerintah tentang kesehatan masyarakat, pemberdayaan keluarga dan masyarakat
melalui kerjasama dengan lintas program dan sektoral
Tujuan Mata Kuliah :
Setelah melaksanakan praktek profesi keperawatan keluarga dan komunitas mahasiswa
mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
individu, keluarga, kelompok dan komunitas
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
terkait dengan individu, keluarga, kelompok dan komunitas
e. Bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
f. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
g. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap individu, keluarga, kelompok dan komunitas klien yang unik
h. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan secara
individu, keluarga, masyarakat dan komunitas
i. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
j. Mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan komunitas dalam
aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui pemberdayaan masyarakat
k. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan keluarga dan komunitas
l. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
m. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak individu, keluarga,
masyarakat dan komunitas agar dapat mengambil keputusan
n. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
o. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
Page 117 of 149
p. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
q. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
r. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
s. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan
t. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai dengan kebutuhan
klien
Daftar Pustaka :
Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of community health
nursing. Third edition. California: Appleton & Lange.
Effendy, N., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2.
Jakarta: EGC
Fredman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice. Philadelphia: W.B.
Saunders
Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint Carolus
Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta:
Rieka Cipta.
Stanhope, M., Lancaster, J. (1995). Community health nursing: Process and practice
for promoting health. St. Louis: Mosby years books
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2.Tutorial individual yang diberikan preseptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7.Problem solving for better health (PSBH)
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Page 118 of 149
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
Page 119 of 149
BAB VI
METODA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Pembelajaran pada pendidikan ners dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
menggunakan berbagai metoda pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa / Student
Centered Learning (SCL). Metoda pembelajaran pada program pendidikan Sarjana
Keperawatan dan program pendidikan profesi.
A. Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada program pendidikan Sarjana
Keperawatan
1. Metoda pembelajaran pada pendidikan Sarjana Keperawatan di antaranya :
a. Small Group Discussion : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang
ditugaskan kepadanya atau mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer)
yang telah disiapkan
b. Role-Play & Simulation : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang
ditugaskan kepadanya atau mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer)
yang telah disiapkan
c. Case Study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi kasus
tersebut
d. Discovery Learning (DL) : mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi
yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan
e. Self-Directed Learning (SDL) : merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan,
dan menilai pengalaman belajarnya sendiri
f. Cooperative Learning (CL) : Membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang
diberikan dosen secara berkelompok
g. Collaborative Learning (CbL) : Bekerja sama dengan anggota kelompoknya
dalam mengerjakan tugas serta membuat rancangan proses dan bentuk penilaian
berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri.
h. Contextual Instruction (CI) : Membahas konsep (teori) kaitannya dengan situasi
nyata dan melakukan studi lapang/ terjun di dunia nyata untuk mempelajari
kesesuaian teori
i. Project Based Learning (PjBL) : Mengerjakan tugas ( berupa proyek) yang telah
dirancang secara sistematis dengan menunjukan kinerja dan mempertanggung
jawabkan hasil kerjanya di forum
Page 120 of 149
j. Problem Based Learning and Inquiry (PBL) : Belajar dengan menggali/ mencari
informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan
masalah faktual/ yang dirancang oleh dosen
2. Evaluasi Pembelajaran pada Program Sarjana Keperawatan
Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan atau kondisi akhir saat ini
(Brown & Knight, 1994). Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
2.1. Tujuan Evaluasi.
Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan :
a. Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya
b. Sebagai unpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukannya
c. Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran
d. Untuk memotivasi peserta didik
e. Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik
2.2. Metode Penilaian
a. Evaluasi Kompetensi
Beberapa metode evaluasi kompetensi yang dapat dilakukan, salah satunya
dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik (Miller’s Pyramid):
Skor 1 Mengetahui dan menjelaskan
(Pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, baik konsep,
teori, prinsip, maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan
sebagainya)
Skor 2 Pernah melihat atau pernah mendemonstrasikan
(Memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan dan pernah
melihat demonstrasinya).
Skor 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi
(memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan dan pernah
menerapkan keterampilan ini beberapa kali dibawah supervisi.
Skor 4 Mampu melakukan secara mandiri (memiliki pengetahuan teoritis
mengenai keterampilan ini dan memiliki pengalaman untuk
menggunakan dan menerapkan keterampilan ini secara mandiri.
Page 121 of 149
b. Strategi Evaluasi Penilaian
Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi :
a. OSCE (Objective Stuctur Clinical Examination)
b. Test Tertulis (Essay, MCQs, Short Answer Question)
c. Permasalahan (Case Study)
d. Reflective Learning
e. Obsevasi
f. Oral Test
g. Presentasi
h. Project
i. Laporan
c. Evaluasi Proses
j. Evaluasi Pelaksanaan
k. Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa
l. Evaluasi Dosen oleh Dosen
B. Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada program Profesi Keperawatan
1. Metoda Pembelajaran pada pendidikan program profesi
2. Evaluasi Pendidikan Program Profesi
1. SOCA
Page 122 of 149
EVALUASI PELAKSANAAN BIMBINGAN KEGIATAN PROFESI NERS
PADA TIAP AREA KEPERAWATAN
ITEM PENILAIAN LEVEL
KEMAMPUAN
PENGETAHUA
N
KETRAMPILAN SIKAP
KETERANGAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Prerequisite :
1. Laporan pendahuluan:
Penguasaan tentang kasus yang akan
dikelola
2. Kemampuan berkomunikasi terapeutik
a. Mampu memperlihatkan sikap
empati
b. Mampu mendengarkan secara aktif
c. Mampu memberikan respon verbal
dan non verbal (sentuhan, bahasa
tubuh) berdasarkan kebutuhan klien
3. Mampu mempersiapkan Ruang, Alat
dan Tempat
C1 – C6
A1 - A4
S1 - S4
Komponen Kemampuan Klinik
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di
klinik:
1. Pengkajian :
a. Melakukan pengkajian secara
Page 123 of 149
holistik, tepat dan akurat pada klien
pada berbagai tingkat usia melalui
pendekatan sistematik;
b. Melakukan anamnesa untuk
mendapatkan riwayat kesehatan
c. Melakukan pemeriksaan fisik
dengan tepat
d. Mengenali abnormalitas hasil
pemeriksaan penunjang untuk
mendukung menetapkan masalah
keperawatan sebagai landasan
dalam merumuskan diagnosa
keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Merumuskan diagnosa keperawatan
sesuai dengan hasil pengkajian
a. Mengenal masalah
b. Menganalisa data
c. Merumuskan masalah dan faktor
penyebab dan faktor resiko
3. Perencanaan
Menyusun perencanaan keperawatan
a. Menentukan prioritas masalah
b. Menentukan tujuan
c. Menentukan kriteria keberhasilan
d. Menetapkan tindakan
keperawatan yang dapat
mengatasi masalah baik bersifat
Page 124 of 149
mandiri maupun kolaboratif
dengan mempertimbangkan aspek
budaya etik, dan legal
4. Implementasi
a. Melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai prosedur
(SOP) dengan memperhatikan
prioritas dan patient safety pada
klien dengan berbagai tingkat usia
dalam mengatasi masalah
kebutuhan dasar manusia
(Henderson/Gordon/Maslow, dsb).
b. Menyampaikan pesan dengan tepat
dan jelas
c. Melakukan kolaborasi dg tim kes.
d. Melakukan tindakan melalui
kegiatan observasi, dan mandiri,
e. Memberikan pendidikan kesehatan
sesuai maalah klien
5. Evaluasi
a. Melakukan evaluasi keperawatan
1) Menilai perkembangan kondisi
klien
2) Memodifikasi, merubah
intervensi keperawatan sesuai
kebutuhan klien
b. Mendokumentasikan asuhan
keperawatan
Page 125 of 149
1) Menuliskan data secara
sistematis dan jelas yang
menggambarkan kondisi
pasien yang sesungguhnya
2) Mendokumentasikan dengan
menggunakan IT
3) Membuat catatan tentang
perkembangan keadaan pasien
dan menuliskan rencana
tindak lanjut utk pasien
Komponen Kemampuan
Manajerial/Management Ruangan
1. Pengkajian
a. Melakukan Kajian situasi
2. Perencanaan
a. Menyusun perencanaan,
1) Perencanaan sumber daya
2) Merencanakan sarana dan
prasarana
3) Merencanakan pembiayaan
3. Implementasi
a. Pengorganisasian,
1) Pembagian deskripsi tugas .
2) Terbentuk Struktural
b.Pengarahan
1) Melakukan negosiasi, motivasi,
Page 126 of 149
kolaborasi, konsultasi dan
delegasi
c. Pengendalian
1) Mampu melakukan supervisi
4.Evaluasi
a. Melakukan Evaluasi
1) Menilai proses
2) Memberikan umpan balik
Komponen Kemampuan Asuhan
Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian
a. Melakukan pengkajian kes. pada
keluarga, kelompok, dan
masyarakat
1) Menyusun instrumen dan
mengidentifikasi perilaku kes pada
keluarga kelompok tertentu, dan
masyarakat
2) Mengkaji sumber-sumber yang
tersedia pada keluarga, kelompok,
kelompok khusus, dan masyarakat
2. Diagnosa Keperawatan
a. Merumuskan
diagnosa keperawatan pada
keluarga, kelompok, kelompok
khusus dan masyarakat
Page 127 of 149
1) Mengenali masalah
kesehatan/keperawatan pada
keluarga, kelompok, kelompok
khusus dan masyarakat
2) Merumuskan masalah, faktor
penyebab dan faktor resiko
3. Perencanaan
Menyusun perencanaan
keperawatan keluarga, kelompok,
kelompok khusus, dan masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan.
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan indikator
keberhasilan
c. Menentukan strategi intervensi
d. Menentukan intervensi sesuai
dengan sumber-sumber kekuatan
yang ada pada keluarga,
kelompok, kelompok khusus dan
masyarakat dengan pertimbangan
aspek budaya, etik dan legal
4. Implementasi
Melakukan implementasi dengan
mempertimbangkan keamanan dan
keselamatan keluarga, kelompok,
kelompok khusus dan masyarakat
(patient safety).
5. Evaluasi
Page 128 of 149
Melakukan evaluasi
a. Menilai perkembangan perilaku
keluarga, kelompok, kelompok
khusus, dan masyarakat
b. Memodifikasi, merubah intervensi
keperawatan sesuai kebutuhan
keluarga, kelompok , kelompok
khusus, dan masyarakat
Proses Bimbingan diawali dengan:
1 : Bimbingan penuh dan supervise ketat
2 : Supervisi ketat
3: Bimbingan minimal
4 : Mandiri
Page 129 of 149
Model Penyelenggaraan Pendidikan Sarjana Keperawatan
Pola Pendidikan Ners dan Sistem Uji Kompetensi
Gelar yang disandang :
1. Setelah menyelesaikan Program Sarjana lulusan akan mendapatkan gelar Sarjana
Keperawatan “S.Kep”
Program Sarjana Keperawatan
144 -160 SKS
Teori 70 %
Praktik 30 % S.Kep
Program Sarjana
Keperawatan
Program Profesi Uji Kompetensi
(OP)
RN
Ners
S.Kep
Page 130 of 149
TIM KBK AIPNI
PEDOMAN
IMPLEMENTASI KBK PROFESI
PENDIDIKAN NERS
Page 131 of 149
IMPLEMENTASI KBK PROFESI
Pengantar
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada program profesi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari KBK pada program akademik. Penerapan KBK profesi menjadi
berkesinambungan dengan KBK akademik. Oleh karena itu, penerapan KBK profesi
merupakan proses memantapkan semua kompetensi yang telah dimiliki pada program
akademik dan memverifikasinya dengan memberikan kewenangan untuk melaksanakan
kompetensi tersebut.
Program profesi dengan KBK 2010 ini berbeda dengan pelaksanaan program profesi pada
kurikulum konvensional lalu. Pada kurikulum konvensional (1998) saat tahap profesi
peserta didik diberi kesempatan untuk belajar melakukan berbagai prosedur keperawatan
dan belajar memberikan asuhan. Sebaliknya, pada KBK program profesi ners ini para
peserta didik menerapkan ilmu pengetahuan teori, konsep dan ketrampilan teknis yang
telah dikuasai pada program akademik pada klien langsung melalui program internship
dimana peserta didik dicangkokkan pada seorang perawat senior yang berfungsi sebagai
PRESEPTOR / MENTOR.
Keberadaan preseptor / mentor sangat diperlukan oleh peserta didik terutama dalam
menjamin keterlaksanaan layanan pasien yang berkualitas serta menjamin keberadaan
peserta didik bukan merupakan pihak yang didaya-gunakan karena ketidak-cukupan
tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Disamping itu, preseptor juga diperlukan
untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana
keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya serta untuk menjamin
bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan
secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat. Yang terakhir, tentu
saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien terutama
pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks. Beban studi pada program
profesi ini adalah 36 sks (dari yang sebelumnya hanya 25 sks (kurikulum 1998).
Dalam menerapkan KBK profesi, seluruh komponen profesi (staf akademik dan staf dari
wahana praktik) harus terlibat secara aktif dan melakukan berbagai kegiatan mulai dari
tahap persiapan, pelaksanaan, sampai dengan mengevaluasi dan membuat keputusan
Page 132 of 149
tentang kompetensi dan kewenangan yang dijalankan peserta didik. Dengan penetapan
keputusan tersebut peserta didik dinyatakan layak atau tidak layak mengemban peran dan
fungsi dengan sebutan profesi ners. Selanjutnya, setelah dinyatakan selesai dan memenuhi
syarat sebagai ners, maka dilakukan uji kompetensin (exit exam) sebelum peserta didik di
proses dalam yudisium kelulusan sebagai ners.
Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan kegiatan program profesi, mulai dari tahap
persiapan, implementasi dan proses bimbingan yang sesuai dalam KBK profesi sampai
pada kegiatan mengevaluasi kompetensi. Disamping itu, karena pendekatan proses
bimbingan masih merupakan metoda atau model yang baru dalam pendidikan
keperawatan, maka bahasan tentang model bimbingan diberikan secara rinci. Tujuannya
agar terdapat pemahaman yang sama dari seluruh pengelola dan pelaksana program
profesi tentang bagaimana model bimbingan harus diberikan agar tujuan pelaksanaan
kompetensi yang disertai dengan kewenangan dari peserta didik dapat dicapai.
A. FASE PERSIAPAN
Tahap ini merupakan periode dimana pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan program
profesi harus tumbuh sebelum tahap implementasi program profesi dijalankan. Tahap
persiapan terdiri dari ketentuan pelaksanaan praktik; persyaratan pelaksanaan praktik;
profil yang harus dimiliki oleh lulusan program profesi; kompetensi yang harus dicapai
selama program profesi; mata kuliah yang harus dilaksanakan pada program profesi;
penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi; wahana praktik dan
pencapaian kompetensi.
A. 1 Ketentuan pelaksanaan praktik
- Fokus implementasi pada pencapaian kompetensi peserta didik.
- Beban studi : 36 sks (PP no 14 / 2010 tentang pendidikan kedinasan, pasal 1 ayat 1
& 2 tentang pendidikan profesi serta pasal 5 ayat 2 & 3).
- Beban studi yang dirancang secara nasional adalah 60% dari 36 sks = 22 sks untuk
kompetensi utama dan 20% kompetensi global serta 20% untuk kompetensi
pendukung (penciri institusi).
- Kompetensi global meliputi kemampuan memberikan asuhan keperawatan pada
pasien HIV/AIDS, trauma, Flu babi (H1N1), Flu Burung (H1N5), asuhan
Page 133 of 149
keperawatan pada kondisi emergensi dan darurat masal. Selain itu, kemampuan
menggunakan teknologi informasi terkini, berbahasa Inggris dengan lancar, serta
memiliki kemampuan enterpreuner. Materi ini dapat dimasukkan pada MK tertenu
seperti KMB, ANAK, KOMUNITAS, GAWAT DARURAT/ EMERGENSI
dengan menambahkan beban studi. Demikian juga kompetensi penciri institusi
seandainya dapat terakomodasi kedalam MK yang sudah ada.
- Terbagi menjadi 2 semester (ditambah 1 semester yang terintegrasi pada semester
8 program akademik).
- Penerapan KBK profesi disesuaikan dengan upaya pencapaian Visi dan misi
institusi yang mencirikan kekhasan dari institusi tersebut.
- Mahasiswa yang akan masuk klinik telah lulus uji masuk klinik yang diadakan
oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan RS terkait.
- Minimal ketrampilan klinik yang harus lulus adalah:
i. Pemeriksaan fisik.
ii. Prosedur pemberian obat secara 12 benar.
iii. Pemberian oksigen, suksion, nebulisasi, fisioterapi dada dan postural drainage.
iv. Prosedur pemasangan infus dan enteral.
v. Prosedur pemasangan kateter urin.
vi. Prosedur pemasangan selang naso gastrik (NGT).
vii. Prosedur pencegahan cedera.
viii. Resusitasi Jantung Paru (basic life support = BLS).
ix. Perawatan luka
x. Pemberian transfusi darah dan produknya.
xi. Prosedur pencegahan infeksi nosokomial.
xii. Pendokumentasian dan pelaporan.
- Ketrampilan tambahan lain yang diujikan berdasarkan kebutuhan RS atau ruangan
setempat yang spesifik. Sebagai contoh: jika akan menempatkan peserta didik di
RS Bersalin, maka kompetensi pemasangan kateter urin untuk memicu kontraksi
uterus dan pemeriksaan Leopold harus lulus dan dimiliki oleh peserta didik,
sedangkan jika akan menempatkan peserta didik di RS jiwa, maka beberapa
kompetensi seperti berkomunikasi terapeutik dan Terapi Aktifitas Kelompok
(TAK) harus dimiliki terlebih dahulu sebelum masuk ke wahana praktik tersebut.
Page 134 of 149
- Kompetensi utama dapat dicapai di RS tipe A. B, dan B pendidikan sedangkan
kompetensi pendukung dan lainnya dapat dilaksanakan di RS tipe C atau tatanan
layanan kesehatan lain yang sesuai.
- Selama periode program profesi, semua penugasan yang sifatnya tertulis
diminimalisasi sehingga penugasan tertulis hanya ditujukan untuk kepentingan
langsung kegiatan klien seperti pendokumentasian dan laporan, serta presentasi
kasus.
A. 2 Persyaratan pelaksanaan praktik
- Wahana praktik memiliki kasus yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi.
- Pembimbing klinik yang berfungsi sebagai preseptor / mentor sudah memiliki
sertifikat pelatihan Clinical Instructur (CI) dan preseptor.
- Setiap ruangan tempat mahasiswa praktik tersedia pembimbing klinik atau
perawat senior untuk menjadi PRESEPTOR / MENTOR .
- Tersedia uraian tugas dan kewenangan Preseptor /Mentor (lampiran.....).
- Tersedia pedoman praktik di setiap stase (lampiran.........).
- Tersedia buku prosedur tindakan keperawatan (lampiran.....)
- Tersedia buku log untuk mahasiswa (lampiran......).
- Setiap mahasiswa memiliki ”nursing kit” (lihat lampiran.......)
A. 3 Profil yang harus dimiliki lulusan program profesi
a. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)
b. Community Leader (Pemimpin komunitas dimanapun beraktifitas)
c. Educator (Pendidik kesehatan kepada sistem klien)
d. Manager (Pengelola asuhan)
e. Researcher (Peneliti Pemula)
f. Profil lain yang mendukung visi / penciri institusi.
A. 4 Kompetensi yang harus dicapai selama program profesi
a. Melakukan berkomunikasi efektif.
b. Membantu melaksanakan pendidikan kesehatan.
c. Mengelola administrasi keperawatan.
Page 135 of 149
d. Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim.
e. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan.
f. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di klinik dan di
komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
g. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber etnik,
agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik.
h. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan
i. Mampu menjalin hubungan interpersonal
j. Mampu melakukan penelitian sederhana sebagai peneliti pemula
k. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar
sepanjang hayat.
Sub-kompetensi / unit kompetensi
1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan
2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem
kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan
3. Mampu membuat keputusan etik
4. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber
etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik *)
5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten *)
6. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
7. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
*)
8. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya *)
9. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik
10. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan SOP *)
11. Mampu berkolaborasi dalam berbagai aspek untuk pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
12. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
Page 136 of 149
13. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko
14. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan *)
15. Mampu berkolaborasi dalam kegiatan pelayanan keperawatan *)
16. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan *)
17. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik *)
18. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman
19. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan
kolaboratif *)
20. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana serta
memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
21. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan.
22. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan dan
kesehatan.
23. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
24. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
25. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan kompetensi
(deskriptif)
Keterangan:
*) menerapkan kewenangan melakukan, diperoleh secara bertahap sesuai dengan
program mentoring dan preseptoring.
A. 5 Kegiatan fokus mata kuliah yang diberikan untuk mencapai unit kompetensi
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
1. Mampu melakukan komunikasi
yang efektif dalam memberi
asuhan
1. Penggunaan Diri Secara Efektif dalam Komunikasi
Terapeutik
2. Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik
3. Teknik Komunikasi Terapeutik
Page 137 of 149
4. Penggunaan Komunikasi Terapeutik pada berbagai
tingkat usia dengan berbagai kondisi
5. Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan
6. Komunikasi Sosial, Budaya dan Keyakinan
7. Komunikasi Profesional dalam Pelayanan
Kesehatan / Keperawatan
8. Berkomunikasi dalam bahasa inggris secara tulisan
dan verbal formal (presentasi)
2. Mampu menerapkan
pengetahuan, kerangka etik dan
legal dalam sistem kesehatan
yang berhubungan dengan
keperawatan.
1. Penerapan etika RS, etika layanan keperawatan,
etika profesi
2. Penerapan kode etik keperawatan
3. Mempertahankan hak pasien
4. Profesionalisme keperawatan
5. Hukum kesehatan.
6. Pengambilan keputusan etik terkait pasien
7. Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan :
Malpraktik, neglected, pertanggunggugatan
(mandiri dan limpahan), pertanggungjawaban, dll
8. Fungsi advokasi
3. Mampu membuat keputusan etik
Page 138 of 149
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
4. Mampu memberikan asuhan
peka budaya dengan
menghargai sumber-sumber
etnik, agama atau faktor lain
dari setiap pasien yang unik. *)
1. Mempertimbangkan latar belakang pasien dan
menyesuaikan dalam asuhan yang diberikan.
2. Menerapkan holistic care pada klien
3. Menerapkan transcultural nursing
4. Menggunakan pendekatan agama, kepercayaan,dan
spiritual dalam praktik keperawatan
5. Menghargai keinginan pasien dalam terapi alternatif
atau pelengkap (complementary nursing)
5. Mampu menjamin kualitas
asuhan holistik secara kontinyu
dan konsisten *)
1. Menerapkan proses keperawatan
2. Menerapkan konsep Caring, Holism dan Humanism
3. Mempertimbangkan keperawatan lintas budaya
4. Mempertahankan spiritualitas/Religiositas
5. Menerapkan ilmu Keperawatan Klinik &
Komunitas
6. Menggunakan Teknologi Informasi dalam
keperawatan
7. Mempertahankan kualitas
8. Melakukan pendidikan kesehatan
9. Mempertahankan Hak dan Kewajiban Pasien
10. Melakukan Prosedur Keperawatan dengan handal
11. Menerapkan komunikasi Terapeutik
12. Mempertahankan Patient Safety
13. Mempertahankan Infection Control.
6. Mampu menggunakan teknologi
dan informasi kesehatan secara
efektif
1. Menggunakan perangkat komputer dan jaringan
dalam mengakses teknologi terkini dalam
keperawatan dan kesehatan.
2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome
keperawatan (NIC-NOC atau lainnya)
7. Mampu menggunakan proses
keperawatan dalam
menyelesaikan masalah klien *)
1. Penerapan Keperawatan Maternitas dalam Konteks
Keluarga.
2. Penerapan Keperawatan Medikal Bedah
3. Penerapan Keperawatan Anak dalam Konteks
Keluarga
4. Penerapan Keperawatan pada lansia
5. Penerapan Keperawatan Kritis dan Gawat Darurat
6. Askep klien dg Gawat Darurat pada Sistem
Kardiovaskuler
7. Askep klien dg Gawat Darurat pada Shock dan
Trauma Multisistem
8. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
dan Bencana
9. Penerapan keperawatan Kesehatan Jiwa
10. Penerapan keperawatan Keluarga
11. Penerapan keperawatan Home Care
12. Penerapan keperawatan Komunitas
13. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus
(Kesehatan kerja, UKS)
14. Mengelola mutu dan resiko asuhan keperawatan
15. Menerapkan terapi modalitas keperawatan pada
Page 139 of 149
berbagai kondisi termasuk terapi komplementer.
16. Mengelola asuhan menggunakan pendekatan
holistik, preventif, promotif, kuratif, restorative,
rehabilitatif, consolation of the dying.
8. Mampu menjalankan fungsi
advokasi untuk
mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya *)
1. Menggunakan hak moral dalam pengambilan
keputusan
2. Menerapkan pendekatan etik dalam pengambilan
keputusan
3. Mempertimbangkan hak pasien dan keluarga dalam
pelayanan kesehatan
9. Mampu menggunakan prinsip-
prinsip peningkatan kualitas
berkesinambungan dalam
praktik
Self management of learning
1. Terlibat aktif dalam diskusi kasus klien
2. Aktif dalam kegiatan ilmiah
3. Membaca artikel ilmiah keperawatan.
4. Mengikuti kursus, pelatihan tentang asuhan
keperawatan.
10. Mampu mendemonstrasikan
keterampilan teknis
keperawatan yang sesuai
dengan SOP *)
Menerapkan keterampilan-keterampilan teknis
keperawatan (keterampilan dasar dan keterampilan
khusus) sesuai dengan tingkat usia di setiap
tatanan pelayanan kesehatan.
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
11.Mampu mengkolaborasikan
berbagai aspek dalam
pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
1. Membahas secara ilmiah tentang kondisi klien
dengan profesi lain.
2. Memberikan asupan dan saran kepada profesi lain
terkait kondisi pasien.
12.Mampu melaksanakan terapi
modalitas sesuai dengan
kebutuhan *)
1. Menerapkan terapi komplementer seperti massage,
terapi sentuhan, pernapasan efektif, herbal.
2. Menerapkan terapi keperawatan holistik seperti
yoga pranayama, meditasi.
13.Mampu mempertahankan
lingkungan yang aman secara
konsisten melalui penggunaan
strategi menjamin kualitas dan
manajemen resiko
1. Mengkaji situasi pelayanan / asuhan keperawatan.
2. Mengikuti alur penanganan pasien
3. Mengorganisasikan kegiatan layanan
4. Menerapkan pengelolaan kasus.
5. Mengendalikan kualitas asuhan keperawatan
14.Mampu melaksanakan
pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebijakan yang berlaku
dalam bidang kesehatan *)
1. Mempertahankan Keselamatan dan kesehatan kerja
(K3)
2. Melaksanakan kegiatan berdasarkan SOP
3. Menerapkan prinsip bekerja dengan benar dalam
asuhan keperawatan.
4. Memberikan tindakan keperawatan yang diperlukan
dalam mempertahankan K3
15.Mampu berkolaborasikan
pelayanan keperawatan *)
1. Membahas tentang terapi klien dengan tim medik.
2. Mempertahankan kepentingan klien jika terdapat
dilema tentang terapi.
Page 140 of 149
3. Membahas tentang diet dan nilai2 lab yang relevan.
4. Mempertimbangkan kebutuhan gizi untuk anak,
klien dewasa, ibu hamil, dan masyarakat.
16.Mampu memberikan dukungan
kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang
diberikan *)
1. Menerapkan dinamika kelompok (team building)
2. Memberikan pengarahan pada bawahan atau
anggota tim.
3. Menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai
untuk klien, keluarga, sejawat, dan masyarakat.
4. Menggunakan pendekatan sistematis dalam
mengelola konflik, memperkenalkan perubahan.
17.Mampu mewujudkan
lingkungan bekerja yang aman
1. Berkomunikasi Profesional dan kaitannya dengan
Pelayanan Kesehatan / Keperawatan
2. Berkomunikasi dalam konteks sosial dan keaneka
ragaman Budaya serta Keyakinan
3. Mempertahankan K3.
4. Berkolaborasi dengan sejawat, senior, atau profesi
lain.
5.
UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
18.Mampu menggunakan
keterampilan interpersonal yang
efektif dalam kerja tim dan
pemberian asuhan keperawatan
dengan mempertahankan
hubungan kolaboratif *)
1. Menerapkan pola komunikasi efektif untuk
kepentingan kepuasan pelanggan, dalam
berkolaborasi dan kerja tim.
2. Membina hubungan kerja secara baik dengan pihak
lain yang terkait.
19.Mampu merancang,
melaksanakan proses penelitian
sederhana serta memanfaatkan
hasil penelitian dalam upaya
peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
1. Mengidentifikasi fenomena klien dan lingkungan
2. Menyusun rumsan masalah dan tujuan penelitian.
3. Mengembangkan instrumen penelitian
4. Melakukan pengumpulan data
5. Menganalisis data
6. Mendesiminasi dan publikasi hasil penelitian.
20.Mampu mengembangkan pola
pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembang kan asuhan
keperawatan
1. Menyelesaikan masalah klien secara efektif dan
efisien serta sistematis.
2. Menindak lanjuti hasil dari penyelesaian masalah
klien.
21.Mampu mengikuti
perkembangan ilmu dan
teknologi di bidang keperawatan
dan kesehatan.
1. Menggunakan perangkat komputer dan
jaringan dalam mengakses teknologi
terkini dalam keperawatan dan kesehatan
2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome
keperawatan (NIC NOC atau lainnya)
22.Mampu mengembangkan
potensi diri untuk meningkatkan
kemampuan professional
1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ilmiah
keperawatan.
2. Terlibat dalam diskusi tentang layanan kesehatan
dan keperawatan.
23.Mampu berkontribusi dalam
Page 141 of 149
mengembangkan profesi
keperawatan
24.Mampu mengembangkan
potensi diri untuk
mempertahankan kompetensi
(deskriptif)
1. Melakukan proses pembelajaran sepanjang hayat
2. Mewujdkan perubahan yang positif untuk
kepentingan klien, layanan, dan profesi.
A. 6 Penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi.
- Melakukan berkomunikasi efektif
- Membantu melaksanakan pendidikan
kesehatan
- Mengelola administrasi keperawatan
- Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim.
- Mampu menerapkan aspek etik dan legal
dalam praktek keperawatan.
- Mampu melaksanakan asuhan keperawatan
professional di klinik dan di komunitas.
- Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan
manajemen keperawatan.
- Mampu menjalin hubungan interpersonal.
- Mampu melakukan penelitian sederhana
sebagai peneliti pemula.
- Mampu mengembangkan profesionalisme
secara terus menerus atau belajar sepanjang
hayat.
Dilakukan untuk kegiatan: (24 sks-
kurikulum inti)
- Keperawatan Medikal Bedah (5 sks).
- Keperawatan Anak (2 sks).
- Keperawatan Jiwa (2 sks).
- Keperawatan Maternitas (3 sks).
- Keperawatan Kedarurat-gawatan (2
sks).
- Keperawatan Komunitas / kelg (4
sks).
- Keperawatan Gerontik (2 sks)
- Penerapan manajemen kepr (2 sks).
Beban studi yang dimuat dalam
kurikulum ini adalah 60% (inti),
sedangkan sisanya 20% materi isu
global (dapat dimasukkan dalam
beban studi MK KMB, Anak, atau
lainnya) serta 20% penciri institusi
dapat dimasukan kedalam MK yang
ada atau membuat MK baru yang
sesuai).
A. 7 Wahana praktik dan pencapaian kompetensi
Kompetensi Wahana praktik
Utama RS tipe A, B, B pendidikan dan wahana di komunitas.
Pendukung / isu global RS tipe A, B. B pendidikan, C
Lain2 (penciri institusi) Sesuai kebutuhan
Semua wahana praktik yang digunakan harus dilandasi oleh kesepakatan kerjasama yang
bersifat saling menguntungkan, meliputi kegiatan Tridarma. Kegiatan ini selain untuk
Page 142 of 149
meningkatkan proses belajar peserta didik di wahana praktik, tetapi juga diharapkan dapat
mewujudkan peningkatan layanan yang berkualitas sebagai hasil kontribusi dari peserta
didik, pembimbing akademik, dan para preseptor/ mentor.
Kegiatan Tridarma dalam pendidikan dilaksanakan melalui pelibatan aktif kedua pihak
dalam proses belajar peserta didik baik pemberian asuhan, kegiatan ilmiah seperti diskusi
kasus, presentasi kasus, seminar kecil tentang pasien atau ilmu dan teknologi kesehatan /
keperawatan terkini. Pada pelaksanaan Tridarma kedua penelitian, pihak pendidikan dan
peserta didik mengidentifikasi fenomena pasien atau klinik yang terjadi dan harus segera
dicari solusinya, kemudian disusun dalam bentuk proposal penelitian atau proyek dengan
melibatkan pihak pelayanan. Setelah itu, pengumpulan data dilakukan untuk dianalisis
oleh kedua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini.
Pelaksanaan Tridarma ketiga yaitu pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan oleh pihak
pendidikan bersama pelayanan dengan mengembangkan program-program pelatihan
untuk para perawat, dan keluarga pasien atau pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarga. Selain itu, pengembangan model pendekatan pada pasien yang kemudian
diterapkan secara terrencana dan sistematis dapat menjadi sebuah bentuk pengabdian
masyarakat yang bermakna dari pihak pendidikan kepada pihak pelayanan.
B. FASE PELAKSANAAN
B. 1 Komposisi stase:
I II III IV V VI VII VIII IX X XI
Semester 1 Semester 2 Semester 3
Stase I sd VIII merupakan kegiatan praktik mentoring/preseptoring untuk kurikulum inti
program studi pendidikan profesi ners. Sedangkan stase IX sd XI merupakan tambahan
stase untuk mengakomodasi kompetensi pendukung dan lain2 apabila tidak dapat
diintegrasikan kedalam 8 stase.
Pelaksanaan stase lengkap diselesaikan dalam 3 semester, namun pada pelaksanaannya,
semester pertama program profesi dapat diintegrasikan kedalam semester VIII program
pendidikan sarjana keperawatan.
B. 2 Model bimbingan
B.2.1 Preceptoring / mentoring
U
K
1,
2.
3
dst
.
U
K
1.
4.
5.
8.
dst
Page 143 of 149
Istilah preceptoring dan mentoring sering digunakan untuk maksud yang hampir
sama (interchangeably). Perbedaannya adalah; pada program mentoring, proses
pembimbingan berlangsung lama sedangkan pada preceptoring berdurasi pendek
dan pembimbingan diberikan secara intens.
Model bimbingan ini merupakan sistem dan proses melimpahkan kewenangan
secara bertahap dari para preseptor / mentor kepada peserta didik. Setiap ruang yang
dilalui peserta didik harus memiliki pembimbing yang berperan sebagai preseptor /
mentor. Tujuannya adalah agar peserta didik menjadi dewasa dan matang dalam
profesionalisme keperawatan sehingga ketika lulus mampu menjadi profesional
sejati. Tujuan ini dapat dicapai dengan membekali peserta didik suatu program
“ANTARA” yang terstruktur dan mendukung sebagai jembatan menuju upaya
menghasilkan praktisi yang handal dan kompeten terutama untuk mampu bekerja
dalam situasi layanan yang bertingkat tinggi.
Pada program pendidikan ners ini lebih sesuai dengan menggunakan istilah
preseptor karean durasi hanya kurang lebih satu tahun dan berlangsung secara
intensif. Proses belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki
akontabilitas sendiri karena preseptor tidak memiliki akuntabilitas untuk mewakili
peserta didik.
B.2.2 Preseptee (peserta didik)
Peserta didik harus merupakan seseorang yang telah dibekali dengan kompetensi
yang diperlukan dan mahir untuk menjalankannya, sehingga dapat berfungsi sebagai
praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu, semua peserta didik yang akan berperan
sebagai preseptee adalah individu yang baru akan memasuki dunia nyata dan
memerlukan bimbingan namun telah memiliki seluruh kompetensi yang diperlukan.
Kebutuhan akan preseptor terjadi karena upaya untuk mempertahankan layanan
pasien yang berkualitas dan keberadaan peserta didik tidak merupakan pihak yang
didaya-gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga
gratisan. Sebaliknya, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi stress yang
mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang
belum mengenal dunia kerja sebenarnya. Disamping itu, keberadaan preseptor juga
untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta
didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara
kurang tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi
pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang
lebih kompleks.
Pada program preseptoring / mentoring, proses mempelajari suatu kompetensi
sudah diminimalisasi, sebaliknya pada pendidikan ini difokuskan pada penerapan
pengetahuan, teori, konsep, sikap, dan ketrampilan kedalam tatanan nyata dengan
subyek klien nyata / riil bukan pasien simulasi. Oleh karena itu, keberadaan
seseorang yang bertindak sebagai pembimbing dan preseptor bukan hanya
memberikan bimbingan tetapi juga melimpahkan sebagian kewenangan yang
dimilikinya dalam memberikan asuhan klien kepada peserta didik.
Page 144 of 149
B.2.3. Definisi tentang Preseptor:
- Preseptor / mentor dapat merupakan seorang dosen yang ditempatkan di tatanan
klinik atau perawat senior yang bekerja di tatanan layanan dan ditetapkan
sebagai preseptor.
- Ia harus seorang ahli atau berpengalaman dalam memberikan pelatihan dan
pengalaman praktik kepada peserta didik; biasanya seorang perawat praktisi
yang bekerja dan berpengalaman di suatu area keperawatan tertentu, yang
mampu mengajarkan, memberikan konseling, menginspirasi, serta bersikap dan
bertindak sebagai “model peran” untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan individu pemula dalam periode tereantu dengan tujuan tertentu
mensosialisasikan pemula kedalam peran baru sebagai profesional”
B.2.4. Kriteria preseptor / mentor
1. Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini seharusnya berpendidikan lebih
tinggi dari peserta didik (PP no. 19/2005, pasal 36 ayat 1), minimal merupakan
seorang ners tercatat (STR) / memiliki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman
klinik minimal 5 tahun.
2. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya (PP no 19/2005
tentang standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1) .
3. Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya bekerja
dimana ybs ditunjuk sebagai preseptor / mentor sehingga dapat membimbing
peserta didik dengan baik.
4. Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena sikap,
perilaku, kemampuan profesionalnya diatas rata2.
5. Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang kebutuhan
6. peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan, perencanaan kegiatan
dan cara mengevaluasinya.
B.2.5. Kemampuan preseptor / mentor
Berkomunikasi secara baik dan benar.
Model peran profesional.
Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik.
Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan masalah.
Tanggap terhadap kebutuhan dan ketidak-berpengalaman peserta didik.
Cukup megenali dan terbiasa dengan teori dan praktik terkini.
Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai preseptor / mentor.
B.2.6. Tugas pokok preseptor / mentor
Preseptor / mentor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta didik
melalui silabus / Course Study Guide / modul praktik dari institusi pendidikan.
Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik
menerapkan pengetahuan teoritis kedalam praktik.
Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta didik selama
proses belajar klinik berlangsung.
Page 145 of 149
Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran dari peserta didik
menjadi ners kompeten yang dihadapi oleh peserta didik.
Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk menjembatani
masalah transisional tersebut diatas.
Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan dan menumbuhkan
akuntabilitas peserta didik selama proses belajar.
Memfasilitasi sosialisasi profesional peserta didik kedalam peran profesi ners
peserta didik.
Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada peserta didik
terkait kemajuan atau kelemahan peserta didik selama belajar di klinik.
Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan personal dan
profesional kepada peserta didik.
Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta mencatat
pencapaian kompetensi klinik peserta didik.
B.2.7. Metoda pembelajaran peserta didik
Beberapa metoda pembelajaran peserta didik diinisiasi dan fasilitasi oleh preseptor/
mentor di setiap stase, meliputi :
- Pre dan post conference.
- Tutorial individual yang diberikan preseptor.
- Diskusi kasus.
- Seminar kecil tentang kasus atau IPTEK kesehatan/keperawatan terkini.
- Pendelegasian kewenangan bertahap (lampiran......)
- Problem Solving for Better Health (PSBH).
- Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
- Laporan kasus dan overan dinas.
Pemilihan metoda disesuaikan dengan tujuan pencapaian kompetensi dan lama
waktu program preseptoring sudah berlangsung.
B.2.8. Pelaksanaan kegiatan program mentoring/ preseptoring
a. Persiapan sebelum melakukan program preseptor.
Setiap peserta didik yang ditempatkan di RS tertentu sebagai wahana praktik harus
menjalani beberapa hal yang merupakan kegiatan wajib yaitu:
- Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan menerima buku pedoman
preseptorship dan program kegiatannya. Memberikan waktu pada peserta didik
untuk mendalami ruang rawat dan kliennya pada saat orientasi.
- Menjalani latihan yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan
RS selama 2 hari. Pelatihan informal ini meliputi diseminasi informasi terkait
berbagai hal, seperti berikut:
1. kebijakan yang berlaku di RS dan ruang rawat dimana peserta didik
ditempatkan.
2. sifat layanan yang diberikan.
3. jenis dan kriteria pasien yang dirawat.
Page 146 of 149
4. aturan dan ketentuan apabila menghadapi situasi tidak diharapkan seperti
klien jatuh, salah memberikan obat, kebakaran, dll.
5. kedudukan dan posisi preseptor dan peserta didik.
- Melakukan pertemuan formal dengan preseptor dan manajer ruang rawat, untuk
Mendiskusikan peran preseptor dan harapan peserta didik.
Berbagi informasi tentang tujuan dan luaran proses belajar peserta didik
berdasarkan pengalaman lalu, kualifikasi preseptor dan kemampuan belajar
peserta didik.
Menetapkan jumlah jam tatap muka untuk berdiskusi antara preseptor dan
peserta didik.
Menetapkan kesepakatan periode dan tanggal evaluasi / review peserta didik.
Menyepakati kontrak belajar
b. Pelaksanaan kegiatan program preseptorship.
Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer ruangan
memberikan kepada setiap preseptor/mentor beberapa kasus klien dengan
berbagai tingkat ketergantungan dan tingkat kebutuhan dasar yang berbeda.
Lazimnya, setiap preseptor/mentor memiliki 4 sd 6 klien yang menjadi tanggung
jawabnya.
Setiap preseptor/mentor memiliki 2 sampai dengan 3 orang peserta didik yang
menjadi tanggung jawabnya. Preseptor/mentor harus memahami karakteristik
setiap peserta didik agar ketika melimpahkan sebagian kewenangan yang
dimilikinya tidak menyama-ratakan tingkat kemampuan menjalankan kompetensi
dari masing2 peserta didik, walaupun ia harus memiliki asumsi bahwa setiap
peserta didik telah memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorang
ners dan telah lulus uji masuk klinik.
Mengikuti preseptor dalam mengkaji klien, menghadiri pertemuan tim asuhan,
mendokumentasikan, mengoperasionalkan komputer, mengantarkan klien keluar
ruang rawat.
Memperkenalkan secara extensive pada komunitas klien yang berada di ruangan
dimana peserta didik ditempatkan.
Secara teratur menghadiri pertemuan dengan perawat ruangan ketika diadakan
diskusi kasus. Mendengarkan ners spesialis atau konsultan ketika memberikan
ceramah atau pencerahan bagi perawat.
c. Pelimpahan kewenangan dilakukan bertahap melalui:
- Pemberian tugas prosedural, untuk meyakini bahwa peserta didik telah
memiliki kemampuan melaksanakan prosedur sesuai dengan tingkat
kemahiran ketrampilan yang diharapkan. Pelimpahan kewenangan
prosedural dapat diberikan selama minggu pertama dan maksimal sampai
minggu kedua.
Page 147 of 149
- Pemberian klien secara utuh untuk diberikan asuhan oleh peserta didik
dimulai dengan klien yang memiliki tingkat ketergantungan yang paling
rendah (misal: mandiri). Pelimpahan kewenangan memberikan asuhan
dengan tingkat ketergantungan yang paling rendah ini dapat diberikan
selama minggu kedua atau maksimal minggu ketiga. Kemudian secara
bertahap diberikan klien dengan tingkat ketergantungan lebih tinggi.
- Setiap setelah melakukan tindakan prosedural atau asuhan, peserta didik
diminta untuk selalu melaporkan secara lisan tentang cara melakukan,
respon klien, dan hasil tindakan untuk kemudian dievaluasi oleh preseptor
/mentor. Pelimpahan kewenangan melaporkan lisan ditumbuh kembangkan
dari awal sejak peserta didik menjalani program internship. Kewenangan
melaporkan lisan kemudian secara bertahap dilanjutkan dengan melaporkan
tertulis dalam bentuk menulis laporan di kartu pasien / kardex dan selalu
ditanda tangani oleh preseptor / mentor berdampingan dengan tanda tangan
peserta didik.
- Setiap peserta didik tidak selalu harus memiliki klien dengan jenis
ketergantungan yang sama. Preseptor/mentor harus memahami dan
meyakini kemampuan peserta didik dalam menerima kewenangan. Apabila
peserta didik dinilai belum mampu menerima pendelegasian kewenangan
pada tingkat yang lebih sulit, maka ia tidak diperkenankan menerima
pendelegasian berikutnya sampai ia dianggap sudah mampu untuk menerima
kewenangan pada tingkat berikutnya.
- Peserta didik mengikuti jadwal dinas dari mentor / preseptornya masing2
sehingga setiap peserta didik mengetahui kemana harus pergi jika mau
bertanya, melaporkan, meminta saran, dan mendiskusikan hal2 tentang
kliennya.
- Peserta didik difasilitasi untuk melakukan presentasi, diskusi kasus, seminar
kecil diruangan masing2 sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang
harus diperolehnya melalui klien masing2.
d. Hal lain yang harus diperhatikan pada program preseptoring /mentoring.
- Setiap preseptor/mentor memiliki catatan riwayat proses pembelajaran
peserta didik, format penilaian proses belajar, dan critical incidence report
book untuk mencatat setiap kejadian yang dianggap luar biasa baik atau
jelek, kesalahan yang dibuat peserta didik atau kelemahan peserta didik yang
mengakibatkan kecelakaan pada diri sendiri, klien, atau orang lain.
- Selama preseptor / mentor melimpahkan sebagian kewenangan tentang
asuhan klien kepada peserta didik, maka tanggung jawab dan tanggung
gugat tentang klien tetap berada pada mentor / preseptor. Namun, apabila
peserta didik sudah memperoleh kewenangan secara utuh dan menyeluruh
terkait klien yang telah didelegasikan, maka tanggung jawab dan tanggung
gugat secara internal ruangan telah dimiliki oleh peserta didik.
Page 148 of 149
- Pencapaian kompetensi berkomunikasi berbahasa Inggris dilakukan dengan
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan komunikasi berbahasa Inggris
baik ketika presentasi, diskusi kasus atau seminar kecil.
- Preseptor melakukan penilaian kegiatan peserta didik setiap pertengahan
proses belajar dan di akhir proses belajar di suatu ruang rawat.
- Sebelum berpindah ruang rawat / blok / stase, maka dilakukan penilaian /
umpan balik tentang peran preseptor oleh peserta didik.
B. 3 Evaluasi kompetensi
Setiap kompetensi dievaluasi melalui beberapa cara yaitu:
- log book
- laporan pada preseptor / mentor
- proses pelaporan pada dinas berikut
- format evaluasi resmi dari pendidikan (direct observational procedure skills test;
case test/ uji kasus).
- Critical incidence report.
Dalam proses belajar, fokus penekanan penguasaan kompetensi ini adalah melalui
pendelegasian kewenangan. Disamping itu, ada beberapa kompetensi tambahan yang
harus juga dipertimbangkan untuk dimiliki oleh peserta didik karena ybs akan menjadi
praktisi. Kompetensi itu adalah berkomunikasi, kemampuan mengembangkan diri dan
orang lain (klien), kemampuan mempertahankan lingkungan bekerja yang sehat, aman
dan keselamatan, meningkatkan layanan, kemampuan melakukan secara berkualitas,
ekualitas dan perbedaan.
Evaluasi kompetensi untuk menetapkan kelulusan dari Program Studi dilakukan
dalam bentuk uji kompetensi sebelum yudisium. Ketika peserta didik program profesi
dinyatakan lulus maka ia diberi sebutan Ners dan kemudian memiliki hak untuk
mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). Namun, jika ternyata peserta didik tidak
lulus, maka seyogya yang bersangkutan diberi kesempatan untuk mendapatkan
remedial dan diuji kembali setelah program remedial selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Morrow, K. (1984). Preceptorships in nursing staff development, in Kramer, M. (1993).
Preceptorship ploicy: a tool for success, Journal of Continuing Education in
Nursing, 24 (6), 274-276.
NMC (2002) Supporting nurses and midwives through lifelong learning, London, NMC.
Rideout & Rideout.......
Buku Yanti.......
Page 149 of 149
Lampiran......
TATA KELOLA PENDELEGASIAN KEWENANGAN
DARI PRESEPTOR KEPADA PESERTA DIDIK
Pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta didik merupakan fokus dari proses
belajar sehingga kegiatan belajar diarahkan pada penumbuh kembangan peserta didik untuk
menjadi ners profesional. Berikut ini dijelaskan tahapan pendelegasian kewenangan yang
sifatnya sangat fleksibel dan individual dimana peserta didik yang di anggap belum mampu
untuk mendapatkan tahap pendelegasian pada tingkat yang lebih tinggi tidak dipaksakan untuk
menerima pendelegasian tersebut.
Waktu
/mggu
Komponen pendelegasian kewenangan asuhan klien pada setiap stase
Tindakan
prosedural
Ketergantungan
mandiri
Ketergantungan
minimal
Ketergantungan
sedang
Ketergantungan
tinggi
1-2 v
2-3