BAB 1 nyun

download BAB 1 nyun

of 4

description

bab 1 aborsi

Transcript of BAB 1 nyun

BAB 1

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kejadian aborsi yang tidak aman (unsafe abortion) (WHO, 1998). Sekitar 13% dari jumlah total kematian ibu di seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi aborsi yang tidak aman. 95% (19 dari setiap 20 tindak aborsi tidak aman) di antaranya terjadi di negara-negara berkembang (Safe Motherhood 200; 28(1)).

Diperkirakan 68.000 wanita meninggal akibat dari praktek aborsi yang tidak aman tersebut, dan jutaan lainnya mengalami komplikasi yang sangat hebat bahkan menjadi penyebab kematian bagi para wanita, seperti terjadi perdarahan pada uterus, infeksi serta keracunan. (Safe Motherhood 200; 28(1)).

Estimasi nasional menyatakan setiap tahun terjadi 2 juta kasus aborsi di Indonesia. Ini artinya terdapat 43 kasus aborsi per 100 kelahiran hidup (menurut hasil sensus penduduk tahun 2000, terdapat 53.783.717 perempuan usia 15-49 tahun) atau 37 kasus aborsi per tahun per 1.000 perempuan usia 15-49 tahun (berdasarkan Crude Birth Rate (CBR) sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup) (Utomo, 2001).

Sebuah penelitian yang menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 pada 1.563 perempuan usia subur dengan status menikah sebagai sampelnya, ditemukan bahwa kehamilan yang tidak diinginkan paling banyak terjadi pada kelompok usia 15-19 tahun (50,9%). Sebanyak 11,9% di antaranya berupaya mengakhiri kehamilannya, baik dengan cara tradisional maupun medis.

Upaya pengguguran dengan melakukan sendiri/famili 119 orang (ketidakberhasilan 97,5%), dukun 20 orang (ketidakberhasilan 95%), bidan 25 orang (ketidakberhasilan 88%), dan bantuan dokter sebanyak 23 orang. Cara pengguguran yang banyak digunakan adalah minum jamu atau ramuan (49,4%), pil (27,5%), pijat (8,9%), suntik (7,9%), sedot (3,5%) dan kuret (2,8%). Temuan ini sama polanya dengan studi sebelumnya yang dilakukan di Klinik Raden Saleh Jakarta tahun 1988-1991, di mana 61% responden melakukan upaya dengan minum jamu sebelum datang meminta pertolongan induksi haid. Proporsi kegagalan cara pengguguran berkisar antara 86-98%, kecuali upaya yang dilakukan dengan cara sedot dan kuret (tidak ada kegagalan) (Pradono, 2001).Di Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak aman di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar.Diera globalisasi sekarang ini, perubahan begitu cepat terjadinya sehingga kadang kala kita sendiri belum siap untuk menyikapi perubahan tersebut. Perubahan tersebut terjadi karena perkembangan teknologi dalam berbagai bidang kian canggihnya dan kian cepatnya sehingga mau tidak mau kita juga terkena imbasnya.

Dalam segala bidang, manusia terus menerus mengalami perubahan karena ilmu pengetahuan terus menerus berkembang sehingga cakrawala berpikir kita kian hari kian maju.

Namun sebaliknya, imbas dari perkembangan jaman itu sendiri tidak hanya bergerak kearah positif, tetapi juga menawarkan sisi negatifnya kepada umat manusia karena sebenarnya perkembangan teknologi tersebut seperti pedang bermata dua. Hanya tinggal kita yang diberi akal oleh Tuhan Yang Maha Kuasa ini memilih, mau kearah yang benar atau salah demi mewujudkan keinginan kita.1.2 Rumusan Masalah

Dewasa ini, penyimpangan kehidupan seksual remaja bukan lagi menjadi rahasia umum. Dengan bertambah moderennya zaman dan nerambahnay kehidupan budaya asing yang menimbulkan tidak sedikit dampak negatif remaja Indonesia salah satunya adalah Aborsi. Aborsi adalah salah satu aktifitas remaja yang bisa memperburuk kesehatan reproduksi remaja.

Sesuatu yang bersifat negatif, tentunya akan melahirkan sesuatu yang negatif pula. Akibat dari aborsi, kesehatan reproduksi mereka pun menjadi korban dari keadaan ini. Aborsi, usia yang belum cukup untuk menikah / hamil, Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS. Dan terlepas dari medernnya zaman serta budaya asing, ekonomi dan soisl budaya turut menjadi pemicu rentannya kesehatan reproduksi remaja. 1.3Tujuan

1.3.1. Tujuan umum

Penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang Pengetahuan Remaja Putri Tingkat II di SMA Cileungsi

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1.Diketahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang aborsi dilihat dari faktor pendidikan.

1.3.2.2. Diketahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang aborsi dilihat dari faktor psikologis.

1.3.2.3. Diketahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang aborsi dilihat dari faktor lingkungan. 1.4 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan bermanfaat bagi remaja putri sebagai cerminan untuk lebih meningkatkan pengetahuannya untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan reproduksinya sendiri.