BAB 1 KK2 PAK

download BAB 1 KK2 PAK

of 4

description

penyakit akibat kerja

Transcript of BAB 1 KK2 PAK

4

BAB 1PENDAHULUANA. Latar BelakangIstilah plastikmencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapapolimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapt dibentuk menjadi film atau fibersintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan varias yang sangat banyakdalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain.Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum danberatnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri. Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastikyang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen,chlorine atau belerang. Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya kemolekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene). Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahunpada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Kemasan plastik saat ini mendominasi industri makanan di Indonesia, menggeser penggunaan kemasan logam dan gelas (Elisa dan Mimi, 2006).Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan terutama karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas, berbobot ringan, tidak mudah pecah, bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna, dapat diproduksi secara massal, harga relatif murah dan terdapat berbagai pilihan bahan dasar plastik (Anonimous, diunduh Desember 2010). Salah satu bahan plastik yang sering digunakan adalah polipropilen (PP) hal ini dikarenakan polipropilen memiliki sifat yang lebih kuat dan lebih tahan dari pada polietilen. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Husniah Rubiana Thamrin Akib mengatakan, kemasan plastik berbahan polietilen (PE) dan polipropilen (PP) paling aman digunakan untuk makanan jika dibandingkan jenis kemasan plastik yang lain. Saat ini penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai persoalan lingkungan, yaitu tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroba di dalam tanah, sehingga terjadi penumpukan sampah plastik yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan. Kelemahan lain adalah bahan utama pembuat plastik yang berasal dari minyak bumi, yang keberadaannya semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui. Sehingga saat ini banyak penelitian yang dilakukan dengan memanfaatkan bahan - bahan dari alam untuk menghasilkan suatu bahan kemasan dengan harapan dapat terurai di alam sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan, diantaranya adalah: R. Mitman (2006) yang mengkaji pembuatan plastik selulosa yang lebih kuat dengan proses larutan ionik. Antonius Sitorus (2009) juga telah melakukan penelitian pembuatan bahan komposit yang mudah terbiodegradasi dari matriks polivinil klorida (PVC) dengan bahan pemlastis stearin dan bahan pengisi serat tandan kosong sawit (TKS) dan pati singkong (PSK) dengan benzoil peroksida (BPO) sebagai inisiator. Kemudian J.E. Bruna et al (2010) juga melakukan penelitian dengan menggabungkan selulosa asetat dengan monmorilonit yang telah dimodifikasi dalam larutan CuSO4 (MMTCu2+) sebagai material polimer baru untuk bahan kemasan makanan.Dengan proses pembuatan plastic di industry plastic mengunakan bahan-bahan kimia mauapun bahan alamiah yang dapat mempunyai kemungkinan mengakibatkan penakit akibat kerja (PAK) bagi para pekerjanya jika sering terpapar atau berkontak langsung dalam proses pembuatan ataupun kontak langsung dengan bahan-bahan kimia mauapun bahan alamiah yang sudah dimodifikasi tersebut. Secara umum bahan-bahan tersebut menghasilkan limbah yang berbahaya maupun tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar dan bagi para pekerjanya. Dengan proses yang benar dan pengelolaan bahan yang benar sesuai ketentuan kemungkinan besar akan mengurangi resiko terkena (PAK) penyakit akibat kerja di tempat kerja bagi para pekerjanya. B. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Penyakit Akibat Kerja (PAK) di industry plastic2. Untuk mengetahui penyebab Peyakit Akibat Kerja (PAK) di industry plastic3. Mengetahui jenis-jenis Penyakit Akibat Kerja (PAK) di industry plastic4. Mengetahui pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK) di industry plasticC. Manfaat 1. Bagi praktikana. Praktikan dapat memahami apa yang dimaksud dengan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan factor penyebab Penyakit Akibat Kerja (PAK) di industry plasticb. Praktikan dapat memahami jenis-jenis Penyakit Akibat Kerja (PAK) di industry plasticc. Praktikan dapat memahami pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK) di industry plastic2. Bagi Program Diploma 3 Hiperkes Dan KKManfaat Program Diploma 3 Hiperkes dan KK dapat memberikan banyak wawasan kepada para Mahasiswa untuk mengembangkan pikiran tentang Penyakit Akibat Kerja (PAK) di industri plastic

1