BAB 1 Imunisasi

download BAB 1 Imunisasi

of 14

description

USU

Transcript of BAB 1 Imunisasi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Untuk mencapai hal tersebut,maka program imunisasi harus dapat mencapai tingkat cakupan yang tinggi dan merata di semua wilayah dengan kualitas pelayanan yang memadai.1Kegiatan Program Imunisasi rutin adalah kegiatan Program Imunisasi yang secara rutin dan terus-menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan, yang pelaksanaannya dilakukan di dalam gedung seperti puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin dan di luar gedung seperti posyandu atau melalui kunjungan rumah. Kegiatan imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar ditemukan masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi.2Imunisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh seseorang untuk memberikan perlindungan kepada kekebalan tubuh. Sangat penting untuk mencoba menghindari pajanan infeksi yang dapat berbahaya bagi ibu dan janin selama kehamilan. Vaksinasi juga penting dilakukan bagi pasangan yang merencanakan kehamilan. Imunisasi hanya diberikan berdasarkan indikasi atau dalam kondisi tertentu. Misalnya, imunisasi TT atau TetanusToxoid, yang diberikan sebanyak dua kali, yakni setelah trimester kedua kehamilan dan dilanjutkan minimal empat minggu setelah suntikan pertama. Imunisasi ini sendiri seharusnya diberikan secara rutin setiap 10 tahun sebagai booster (penguat) imunisasi yang pernah diberikan sebelumnya. Namun,pemberian vaksin ini lebih diutamakan pada ibu hamil yang punya kemungkinan melahirkan di tempat-tempat yang kurang steril.

Selain imunisasi TT yang diwajibkan dalam kondisi tertentu, ada beberapa jenis imunisasi yang bisa diberikan pada ibu hamil. Imunisasi ini termasuk imunisasi yang dianjurkan, tetapi hanya dalam kondisi tertentu saja.3Imunisasi influenza dengan virus yang tidak aktif ini bisa diberikan pada ibu hamil, bila ada indikasi ibu hamil tersebut berisiko terkena flu dalam kondisi parah, seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Pada musim flu (menjelang dan pada musim dingin), penyakit flu di Amerika bisa berkembang sangat parah sampai-sampai perlu dirawat di rumah sakit. Jadi, ibu yangmenjalani kehamilan trimester kedua dan tiga di musim dingin, sebaiknya diimunisasi influenza.Secara umum, imunisasi ini aman diberikan pada ibu hamil. Bahkan, berdasarkan Panduan Pemberian Imunisasi bagi Wanita Hamil dan Menyusui yang dikeluarkan Centers for Disease Control andPrevention, sebuah studi yang dilakukan terhadap 2.000 ibu hamil yang diimunisasi influenza menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap janin akibat imunisasi tersebut. Hasil serupa diperoleh terhadap 252 ibu yang mendapat imunisasi influenza enam bulan setelah melahirkan.3Dalam Panduan Pemberian Imunisasi bagi Wanita Hamil dan Menyusui (dikeluarkan CDC) disebutkan, keamanan pemberian imunisasi Hepatitis A masih belum bisa dipastikan. Namun, karena vaksin ini dibuat dari virus mati atau tidak aktif, secara teoritis risiko janin terpengaruh sangat rendah. Jadi, imunisasi ini bisa diberikan pada ibu hamil, jika ada indikasi berisiko tinggi terkena penyakit tersebut. Misalnya,memiliki kelainan hati, hidup di lingkungan yang berisiko terinfeksi Hepatitis A, sering berada di Tempat Penitipan Anak (TPA), atau akan bepergian ke negara dimana penyakit ini menjadi endemis.3Studi mengenai pemberian imunisasi ini pada ibu hamil memang belum pernah menunjukkan adanya efek merugikan bagi sang ibu maupun bayinya. Jadi, imunisasi Meningococcal bisa diberikan, terutama bagi ibu hamil yang terindikasi akan terpapar virus tersebut. Misalnya, mereka yang berencana melakukan perjalanan ke negara-negara dengan risiko terpapar virus meningococcal. Meski begitu, pemberian imunisasi ini tetap harus didasarkan pada indikasi, serta turut pula memperhitungkan faktor risiko dan keuntungannya.3Meningococcal Polysaccharide Vaccine (MCV4),studi mengenai pemberian imunisasi ini pada ibu hamil memang belum pernah menunjukkan adanya efek merugikan bagi sang ibu maupun bayinya. Jadi, imunisasi Meningococcal bisa diberikan, terutama bagi ibu hamil yang terindikasi akan terpapar virus tersebut. Misalnya, mereka yang berencana melakukan perjalanan ke negara-negara dengan risiko terpapar virus meningococcal. Meski begitu, pemberian imunisasi ini tetap harus didasarkan pada indikasi, serta turut pula memperhitungkan faktor risiko dan keuntungannya.3Hepatitis B, walau imunisasi ini dikatakan aman bagi ibu hamil, sebaiknya hanya diberikan bila ia berisiko tinggi terjangkit Hepatitis B. Misalnya, ibu hamil merupakan pekerja kesehatan yang punya kemungkinan terpapar atau tertusuk jarum suntik yang bisa menularkan virus Hepatitis B. Pneumococcal Polysaccharide Vaccine(PPV23), pemberian imunisasi Pneumococcalpada trimester pertama kehamilan belum pernah dievaluasi keamanannya. Meski begitu, belum pernah dilaporkan adanya efek merugikan terkait pemberian imunisasi ini pada janin yang dikandung ibu. Tentu saja, jika ibu hamil tidak berisiko tinggi terkena virus tersebut, imunisasi ini tidak perludiberikan.3 Diphtheria, Pertussis, dan Tetanus (DPT), yang umum diberikan adalah imunisasi DT (Diphtheria dan Tetanus Toxoid). Pemberian DPT bisa dipertimbangkan, jika ibu hamil memiliki kemungkinan untuk terpapar penyakit pertussis atau batuk rejan. Misalnya, pekerja kesehatan atau mereka yang bekerja di tempat penitipan anak (TPA) dimana terdapat banyak kasus pertussis.3

1.2 Tujuan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior Departemen Ilmu Kebidanan dan Kandungan , Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara dan meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai imunisasi pada ibu hamil.1.3 Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini adalah dapat mempelajari tentang imunisasi pada ibu hamil yang berlandaskan teori guna memahami bagaimana menentukan cara pemberian dan imunisasi yang direkomendasikan serta imunisasi yang dikontraindikasikan pada ibu hamil, sehingga dapat mengoptimalisasi kemampuan dan pelayanan dalam mencegah kesakitan,kecacatan dan kematian pada ibu hamil.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Imunisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh seseorang untuk memberikan perlindungan kepada kekebalan tubuh. Sangat penting untuk mencoba menghindari pajanan infeksi yang dapat berbahaya bagi ibu dan janin selama kehamilan. Vaksinasi juga penting dilakukan bagi pasangan yang merencanakan kehamilan. Imunisasi yang rutin dilakukan selama kehamilan sebaiknya ditunda sampai triwulan kedua atau ketiga karena kemungkinan teratogen (membuat cacat) bagi janin. Waktu terbaik untuk membicarakan tentang imunisasi adalah ketika sedang merencanakan kehamilan. Apabila ketika sedang hamil seorang wanita terkena penyakit tertentu maka tergantung dari situasinya, apakah akan diberikan vaksinasi dipertimbangkan dari untung dan ruginya.4

2.2 Jenis imunisasi Yang Dibutuhkan Wanita Hamil Tetanus (Tetanus Toksoid) : vaksin ini dianjurkan pada wanita hamil untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi) dan sebaiknya diberikan pada wanita yang tidak melengkapi 3 kali imunisasi dasar atau 10 tahun boster Hepatitis B: untuk wanita dengan risiko tinggi Hepatitis B (memiliki > 1 pasangan seksual dalam 6 bulan terakhir, memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual, penggunaan narkoba suntik) Influenza (Inaktif) : vaksin ini dapat mencegah penyakit serius pada ibu hamil namun sebaiknya diberikan setelah minggu ke-14.42.3 Jenis imunisasi yang dipertimbangkan diberikan pada wanita hamil dengan pajanan infeksi spesifik

Pneumokokus : diberikan pada triwulan kedua atau ketiga pada wanita dengan risiko tinggi infeksi pneumokokus atau dengan penyakit kronik (wanita dengan gangguan jantung, paru, atau penyakit hati, penurunan kekebalan tubuh; diabetes) Rabies : direkomendasikan bagi mereka yang terpajan dengan Rabies Hepatitis A : belum banyak penelitian mengenai keamanan imunisasi ini selama kehamilan, namun risikonya rendah (karena vaksin berasal dari virus inaktif).4

Vaksin Polio Oral & Vaksin Polio Inaktif

2.4 Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan pada wanita hamil MMR (Mumps, Measles, Rubella) : merupakan kontraindikasi bagi kehamilan karena kemungkinan risiko kelainan bawaan pada janin. Wanita sebaiknya menunggu selama 3 bulan sebelum hamil setelah menerima vaksin virus hidup ini Varisela : tidak dianjurkan selama kehamilan karena kemungkinan infeksi varisela pada janin (vaksin merupakan virus hidup). Diberikan minimal 1 bulan sebelum kehamilan HPV (Human Papiloma Virus) : memiliki kaitan efek samping terhadap janin dan ibu hamil. Data vaksinasi pada wanita hamil terbatas.42.5 Efek samping imunisasiEfek samping bervariasi baik reaksinya maupun waktu terjadinya efek samping. Hepatitis A : nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, reaksi alergi Hepatitis B : nyeri di tempat suntikan, demam Influenza : kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan yang dapat berlangsung hingga 2 hari, demam Tetanus-difteri : demam, nyeri dan bengkak di tempat suntikan MMR : rash, pembengkakan kelenjar getah bening leher, nyeri dan kaku pada sendi 1 atau 2 minggu setelah vaksinasi Varisela : demam, nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, rash sampai 3minggu setelah imunisasi Pneumokokus : demam, nyeri di tempat suntikan Vaksin Polio Oral : tidak ada Vaksin Polio Inaktif : kemerahan, rasa tidak nyaman di tempat suntikan.4Yang Harus Diperhatikan Semua vaksin yang mengandung bakteri / virus hidup tidak dianjurkan bagi wanita hamil, kehamilan sebaiknya dicegah untuk 28 hari setelah penyuntikan vaksin hidup (varisela, MMR, BCG) namun vaksinasi virus hidup < 28 hari sebelum kehamilan bukan alasan untuk mengakhiri kehamilan Vaksin virus / bakteri mati dapat diberikan pada wanita hamil namun waktu ideal untuk pemberian tergantung dari waktu konsepsi Kehamilan tidak mengganggu efisiensi dari vaksin.4

Tabel 1. Imunisasi pada Wanita HamilAgen ImunobiologiTipe Agen ImunisasiIndikasi Imunisasi selama KehamilanKontraindikasiJadwal DosisKeterangan

Tetanus ToksoidToksoid XDiberikan 3 kali, 2 terakhir ketika hamil

Hepatitis AVaksin virus inaktifDua dosisDirekomendasikan pada wanita dengan risiko tinggi

Hepatitis BHepatitis B imunoglobulinXTergantung pajananUmumnya diberikan dengan vaksin virus Hepatitis B, bayi baru lahir yang terpajan membutuhkan profilaksis

Influenza (inaktif)Vaksin virus inaktifX (musim influenza)Dosis tunggal IM

MMR(campak, gondong, rubella)Vaksin virus hidupXDosis tunggal, SubkutanVaksinasi terhadap wanita risiko tinggi sebaiknya dilakukan setelah melahirkan, imunisasi sebelum kehamilan

Varisela (cacar air)Varisela-zoster imunoglobulinXDosis tunggal IM dalam 96 jam setelah pajananImunisasi sebelum kehamilan

PneumokokusVaksin polivalen polisakaridaDosis tunggal SC atau IMDirekomendasikan pada wanita dengan risiko tinggi

Rabies Vaksin virus matiDirekomendasikan pada wanita dengan risiko tinggi

Polio Virus hidup (oral) dan vaksin virus inaktif (SK)XOral dan subkutanDirekomendasikan untuk wanita hamil yang bepergian ke daerah endemis

2.6 Imunisasi TT (Tetanus Toksoid) Pada Ibu Hamil

Tetanus disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun yang kemudian menyerang sistem saraf pusat. Penderita mengalami kejang otot serta diikuti kesulitan menelan dan bahkan bernafas.Tetanus khususnya beresiko pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi di rumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko ketika alat-alat yang tidak bersih digunakan untuk memotong tali pusat dan olesan-olesan tradisional atau abu digunakan untuk menutup luka bekas potongan.Upaya pencegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan memberikan imunisasi TT (Tetanus Toksoid) pada ibu hamil. Konsep imunisasi TT adalah life long imunization yaitu pemberian imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5. Skema life long immunization adalah sebagai berikut:51. TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.2. TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.3. TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.4. TT 3, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas 1.5. TT 4, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas 2.6. TT 5, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas 3.Kajian status imunisasi ibu hamil meliputi:1. Skrining status imunisasi pada ibu hamil ketika melakukan pengkajian data ibu hamil.2. Melengkapi bila belum terlindungi imunisasi TT.3. Skrining status imunisasi TT pada calon pengantin.DefinisiImunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus .Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.5Manfaat Imunisasi TT Ibu Hamil1. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.52. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000).2

Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi TT untuk Ibu HamilImunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc diinjeksikan intramuskuler/subkutan dalam.2Waktu Pemberian Imunisasi TTImunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap.5 TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan.2Jarak Pemberian Imunisasi TTJarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu Efek Samping Imunisasi TTBiasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT . Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak diperlukan tindakan/pengobatan.2Tempat Pelayanan untuk Mendapatkan Imunisasi TT1. Puskesmas/ puskesmas pembantu2. Rumah sakit pemerintah/ swasta3. Rumah bersalin4. Polindes5. Posyandu6. Dokter/ bidan praktik.2BAB 3Kesimpulan

Di Indonesia imunisasi pada ibu hamil biasanya hanya berupa pemberian tetanus toksoid. Imunisasi tetanus toksoid diberikan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya tetanus neonatarum. Imunisasi ini dapat menurunkan angka kematian bayi. Tetanus toksoid dapat diberikan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III. (WHO, 2001).Imunisasi lainnya yang dapat diberikan yaitu imunisasi Hepatitis, Influenza, Meningococcal, dan Rabies. Namun pemberiannya di Indonesia hanya diindikasikan pada keadaan tertentu.6

DAFTAR PUSTAKA1. Program imunisasi ibu hamil, (Dinkes Jambi,2003).http://rajabekam.info/campur-bawur/program-imunisasi-tt-ibu-hamil/ [Accessed on 27th May 2012]2. Imunisasi pada ibu hamil,( Depkes RI 2000,2004,2005)http://www.depkes.go.id/ [Accessed on 27th May 2012]3. Imunisasi vs Kehamilan,http://www.parenting.co.id/article/hamil/imunisasi.vs.kehamilan/001/001/38 [Accessed on 27th May 2012]4. Imunisasi selama kehamilan,http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/176/imunisasi-selama-kehamilan [Accessed on 26th May 2012]5. Imunisasi TT( Tetanus Toksoid) pada ibu hamil, (BKKBN, 2005; Chin, 2000) http://www.lusa.web.id/imunisasi-tt-tetanus-toksoid-pada-ibu-hamil/ [Accessed on 26th May 2012]6. The world health report 2001 - Mental Health: New Understanding, New Hope http://www.who.int/whr/2001/en/ [Accessed on 27th May 2012]