BT BT BT BT BT BT BT BT BT BT mU mU ... - JDIH Kota Magelang
bAB 1 BT
-
Upload
andreast-briant-setyawan -
Category
Documents
-
view
108 -
download
1
description
Transcript of bAB 1 BT
RANCANGAN PENELITIAN
Pengaruh Motivasi Karyawan pada Transfer Pengetahuan di RSUD Jember.
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Kelulusan Strata Satu Jurusan Manajemen
Bhaktiaruddin
F0209030
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
JUDUL PENELITIAN : Pengaruh Motivasi Karyawan pada Transfer
Pengetahuan di RSUD Jember.
1. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan salah satu organisasi nirlaba yang memiliki
peran utama dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh
karena itu peran dokter dan perawatyang profesional sangat diperlukan dalam
peningkatan kualitas layanan yang bisa memuaskanmasyarakat. Salah satu
upaya untuk bisa meningkatkan kualitas layanan dan kinerja rumah sakitbisa
dicapai melalui implementasi knowledge sharing di kalangan dokter dan
perawat.Knowledge sharing pada perawat dan dokter di rumah sakit dapat
memiliki manfaat potensialdan kritis untuk kelangsungan hidup dan
keberlanjutan organisasi dalam lingkungan persaingan(O’Dell dan Grayson,
1998).
Sharing knowledge adalah pengumpulan dari semua knowledge yang
ada dari kelompok, tim, divisi dan unit bisnis, dengan tujuan untuk
menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Sharing knowledge merupakan
pendekatan yang efektif untuk mencapai keuntungan kompetitif yang diperoleh
dari pemeliharaan organsisasi (Liebowitz, 2003; O’Dell dan Grayson, 1998;
Song, 2002). Untuk dapat mencapai sharing knowledge yang efektif tidaklah
mudah (Szulanski, 1995). Sulit bagi individu untuk melakukan aktivitas
sharing knowledge selama mereka bekerja kecuali jika mereka menemukan
aktivitas tersebut cukup berguna dan menguntungkan. Kesulitan terbesar dari
pengaturan knowledge adalah untuk mengubah perilaku dari orang-orang
(Ruggles, 1998).
Sharing knowledge dari seorang individu atas sistem informasi atau
teknologi informasi, semakin lama akan dapat memberikan pembaharuan bagi
keseluruhan knowledge suatu organisasi, yang pada gilirannya akan
memberikan karakteristik organisasi yang unik bagi perusahaan pesaingnya
dan selanjutnya dapat meningkatkan kinerja (Cohen, 1990; Feng et al., 2004;
Gottschalk dan Khandelwal, 2002; Nelson dan Cooprider, 1996).
Setiap individu yang melakukan sharing tentu dilatar belakangi oleh
motivasi. Motivasi yang dimaksud dapat berarti dari dalam diri individu atau
dari pihak eksternal. Sesuatu yang melatarbelakangi seseorang dalam
melakukan knowledge sharing dari dalam diri sendiri lebih dikenal dengan
istilah intrinsic motivation, sedangkan sesuatu yang melatarbelangkangi
seseorang dalam melakukan knowledge sharing dari luar individu dikenal
dengan istilah extrinsic motivation. Hal ini ditunjukan dalam (Slater and
Narver, 1995).
“.....These strong connections to factors beyond extrinsic
rewards show the considerableinfluence that intrinsic motivation exerts
over knowledge transfer, thus improving individualspropensity to share
their knowledge with other organizational members and
facilitatinglearning processes, which are vital issues at a time when the
ability to learn more and learnfaster than one’s competitors is often an
organization’s only sustainable competitive advantage”.
Motivasi merupakan bagian penting dalam meningkatkan kinerja
(Marquis dan Huston,2010) Menurut Timple (1992) bahwa kinerja yang
optimal didorong oleh kuatnya motivasi seseorang. Kinerja dipergunakan
manajemen untuk melakukan penilaian secara periodik mengenai efektifitas
operasional suatu organisasi berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang
ditetapkan sebelumnya.
Motivasi intrinsik dapat menjadi sebuah alat yang sangat efektif dalam
menghapus penghalang knowledge transfer antar pekerja. Motivasi intrinsik
membuat adanya sebuah pedoman informal diluar struktur organisasi yang
mampu menjadikan problem solving yang cepat dan juga meningkatkan
pelatihan serta pengembangan kemampuan profesional antar karyawan.
(Kofman and Senge, 1993). Motivasi intrinsik menunjukkan dua peran
signifikan dalam proses transfer pengetahuan. Pertama, motivasi intrinsik
memberi penghargaan untuk pribadi, yang kedua, motivasi intrinsik membuat
partisipasi individu dalam transfer pengetahuan (Lucas and Ogilvie, 2006).
Berbeda dengan motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik terdiri dari
beberapa aspek penghargaan secara moneter. Motivasi ekstrinsik langsung
terdiri dari gaji, insentif dan bonus. Sedangkan motivasi ekstrinsik tidak
langsung terdiri dari cuti, asuransi, dan jaminan kesehatan) (Prendergast, 1999;
Bonner and Sprinkle, 2002). Motivasi ekstrinsik dipahami sebagai suatu
variabel pada level organisasi sebagai suatu strategi mengenai reward eksternal
atau penghukuman untuk perilaku tertentu yang harus dibentuk dan diterapkan
pada level organisasional. (Deci dan Ryan, 1987; 1995).
Riset psikologis ekstensif telah memberikan bukti atas pengaruh
negatif dari motivasi ekstrinsik (Deci, 1999). Diduga bahwa reward eksternal
atau penghukuman akan mempunyai efek minor bahkan negatif dalam
memfasilitasi sharing knowledge, dan proses pembelajaran interaktif. Hasil
dari beberapa riset manajemen knowledge telah menunjukkan efek-efek dari
motivasi ekstrinsik atas sharing knowledge dan transfer antar organisasi (Bock
dan Kim, 2002; Huber, 2001; Rappleye, 2000). Kohn (1993) menyatakan
bahwa insentif eksternal pada dasarnya tidak mengubah sikap yang mendasari
perilaku.
Dengan melihat pemaparan di atas, penulis merencanakan penulisan
replikasi berdasarkan dari jurnal Natalia Martin Cruz, Victor Martin Perez and
Celina Trevilla Cantero (2009) yang berjudul The influence of employee
motivation on knowledge transfer dengan suatu judul baru yakni Pengaruh
dari Motivasi Karyawan pada Transfer Pengetahuan di RSU Jember yang
mana studi ini secara empiris menguji pengaruh variabel motivasi eksternal dan
motivasi internal terhadap knowledge transfer.
2. IDENTIFIKASI MASALAH
Dengan memperhatikan hal-hal dikemukakan dalam latar belakang di
atas maka dapat diidentifikasikan sebagai masalah antara motivasi dan
knowledge sharing adalah :
a. Motivasi intrinsik pekerja yang tinggi akan lebih berpengaruh pada
kemauan untuk berbagi pengetahuan.
b. Motivasi entrinsik pekerja yang tinggi akan lebih berpengaruh pada
kemauan untuk berbagi pengetahuan.
3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari studi ini adalah untuk menguji apakah model yang
diharapkan dapat digunakan untuk mengukur dampak dari motivasi terhadap
knowledge sharing. Model yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
replikasi dari model yang telah dikembangkan oleh Natalia Martin Cruz,
Victor Martin Perez and Celina Trevilla Cantero (2009) yang berjudul The
influence of employee motivation on knowledge transferyang membahas
permasalahan yang sama yakni mengenai motivasi dan pengaruhnya terhadap
knowledge sharing.
Secara spesifik, studi ini bertujuan untuk menjelaskan hal-hal berikut:
a. Untuk menganalisis apakah motivasi intrinsik pekerja berpengaruh pada
kemauan untuk berbagi pengetahuan.
b. Untuk menganalisis apakah motivasi ekstrinsik pekerja berpengaruh pada
kemauan untuk berbagi pengetahuan.
4. MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi Instansi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan Rumah sakit mengenai
dampak dan pengaruh yang dihasilkan motivasi terhadap knowledge
sharing.
b. Bagi Penulis
Penulisan penilitan ini bertujuan guna mengetahui dampak yang akan
dihasilkan oleh motivasi terhadap knowledge sharing.
c. Bagi akademisi
Penulisan penelitian ini memiliki manfaat bagi akademisi sebagai bahan
acuan penulisan penelitian mengenai dampak dan pengaruh yang
dihasilkan motivasi terhadap knowledge sharing.
5. TINJAUAN PUSTAKA
a. Motivasi
Menurut arti katanya, motivasi atau motivation berarti
pemberian motif. Penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan
atau motivasi dapat pula diartikan sebagi faktor yang mendorong orang
untuk bertindak dengan cara tertentu. Selain itu motivasi merupakan
kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah atau
tertuju untuk mencapai tujuan organisasi instansi. Sikap mental pegawai
yang positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat kerja untuk
mencapai kinerja maksimal.
Motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu motivasion artinya
dorongan, pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motive yang
berarti mendorong, sebab dan daya penggerak. Motif adalah “keadaan
dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk beraktivitas
guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan “(Suryabrata, 1984: 33). Hal
serupa mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu untuk tujuan tertentu pula.
Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses
yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai
suatu tujuan.Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving
force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan
memperahankan kehidupan.
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950). Sedangkan (Drs. Moh. Uzer Usman
: 2000) menjelaskan suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi
perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong
tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.
Motivasi penting karena motivasi menyebabkan orang mau bekerja
giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Organisasi tidak hanya
mengharapkan kemampuan, dan keterampilan, tetapi yang terpenting
adalah kemauan bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai
hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak
ada artinya, jika tidak ada kemauan untuk bekerja. Tujuan dari motovasi
adalah jika berhasil dicapai akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut. Dan seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu
akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik
dalam konteks sebuah kantor atau orgnisasi maupun dalam kehidupan
lainnya. Menurut Prayitno (1989: 10) ada dua faktor yang mempengaruhi
motivasi, yaitu “faktor instrinsik dan ekstrinsik”.
1. Faktor Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan suatu motif yang timbul dari dalam
diri untuk berbuat sesuatu. Menurut Sardiman (2010: 89) motivasi
intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif, atau berfungsi
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. dan Usman (2004:
24) berpendapat bahwa jenis motivasi intrinsik ini timbul sebagai
akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan
dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.(Davies,
Ivor K : 1986) menjelaskan bahwa motivasi adalah kekuatan
tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk
berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas . dengan
demikian terdapat kemampuan dari dalam diri manusia untuk
memotivasi diri mereka sendiri dan kemampuan tersebut biasa
disebut motivasi intrinsik, Garis besar dari definisi di atas yang
telah dikemukakan oleh para ahli motivasi intrinsik merupakan
suatu tindakan yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam
diri atau tidak memerlukan adanya rangsangan dari luar. (Cruz,
et,al : 2010) dalam penelitian ini faktor intrinsik dibagi menjadi
empat macam item kuesioner yang meliputi :
a. kepercayaan diri dan pemenuhan diri (self confidence)
b. keterlibatan dan rasa memiliki (keanggotaan)
c. perasaan bekerja untuk sebuah organisasi yang jujur
(kejujuran)
d. otonomi dalam kegiatan dan kinerja (otonomi)
2. Faktor Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik berbeda dari motivasi instrinsik karena dalam
motivasi ini keinginan untuk melakukan sesuatu sangat
dipengaruhi oleh adanya dorongan atau rangsangan dari luar.
Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan, hadiah,
hukuman dan teguran. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
lahir karena ada rangsangan dari luar. Bila dilihat dari tujuan
kegiatan yang dilakukan, motivasi ekstrinsik tidak secara
langsung bergayut dengan esensi apa yang di lakukannya itu.
Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi ekstrinsik
sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap
seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan
sesuatu yang telah ditetapkan
Menurut Sardiman (2010: 91) mengemukakan, motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dikatakan
demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan
adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar perbuatan
yang dilakukanya. Garis besar dari definisi di atas yang telah
dikemukakan oleh para ahli motivasi ekstrinsik merupakan suatu
tindakan yang disebabkan oleh faktor pendorong dari luar diri
atau memerlukan adanya rangsangan dari luar. (Cruz, et,al :
2010)dalam penelitian ini faktor ekstrinsik dibagi menjadi empat
macam item kuesioner yang meliputi :
1. rekening pengeluaran dan tunjangan terkait dengan kegiatan
yang dilakukan (high powered insentif)
2. pengakuan terhadap organisasi ( pengakuan)
3. stabilitas tenaga kerja ( stability )
4. dan Promosi (promotion)
b. Knowledge Sharing
(KS) didefinisikan sebagai sebuah pertukaran pengetahuan antar dua
individu; satu orang yang mengkomunikasikan pengetahuan, sedangkan
seorang lainnya mengasimilasi pengetahuan tersebut (Jacobson, 2006).
Fokus utama dari knowledge sharing dari masing-masing individu yaitu
mampu menjelaskan, mengkodekan dan mengkomunikasikan pengetahuan
kepada orang lain, kelompok, dan khususnya kepada organisasi.
Knowledge sharing dapat terjadi diantara individu, di dalam dan diantara
tim, antara unit organisasi, dan antara organisasi (Glassop, 2002). Definisi
diatas diperluas lagi dengan pernyataan bahwa knowledge sharing
merupakan proses dimana individu secara kolektif dan iteratif
memperbaiki sebuah pemikiran, gagasan, atau saran sesuai dengan
petunjuk dari pengalaman individu (West dan Mayer, 1997). Yang paling
menarik di berbagi pengetahuan, yaitu bahwa penelitian ini lebih
memfokuskan pada masalah sisi penawaran, yaitu bagaimana memotivasi
seseorang untuk mau membagi pengetahuannya. Namun, beberapa peneliti
lain juga berfokus pada sisi permintaan, yaitu dimana individu mencari
pengetahuan dan mengakuisisi perilaku pengetahuan tersebut.
Beberapa penelitian lain mengartikan knowledge sharing sebagai gasasan
yang awalnya dapat dimodifikasi secara progresif atau ditolak secara terus-
menerus sampai muncul sebuah perspektif bersama. Sedangkan Ireland,
Hitt dan Vaidyanath (2002) mendefinisikannya sebagai proses
mengembangkan, mentransfer, mengintegrasikan dan menggunakan
pengetahuan secara efektif dan efisien. Hooff dan Ridder (2004)
memberikan pemahaman mengenai knowledge sharing sebagai proses
dimana para individu secara mutual mempertukarkan pengetahuan mereka
(baik pengetahuan tacit dan explisit), dan akhirnya secara terpadu dapat
menciptakan pengetahuan baru. Sehingga dalam hal ini dapat diambil
kesimpulan bahwa knowledge sharing merupakan suatu proses saling
berbagi pengetahuan baik antar individu, maupun kepada organisasi, untuk
menciptakan tujuan bersama bagi organisasi yang ingin menggunakan aset
pengetahuan mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif. Knowledge
sharing bisa berupa pengetahuan tacit dan eksplisit. Tacit merupakan
pengetahuan yang masih tersembunyi, yang masih belum dibagikan
kepada orang lain, yang diperoleh dari sensemaking, pengalaman, dan
sebagainya. Sedangkan pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan
dimana pengetahuan tersebut sudah dibagi, dikomunikasikan, dan
diketahui oleh orang lain.(Cruz, et,al : 2010) berkenaan dengan variabel
dependen dalam penelitian ini transfer pengetahuan meliputi item berikut ;
1. keaktifan dari karyawan dalam berbagi ide dan pendapat
(idea sharing)
2. keaktifan dari karyawan dalam berbagi pengetahuan dan
pengalaman (knowledge sharing)
3. karyawan menganggap bahwa kegiatannya dalam organisasi
memungkinkan dia untuk mengumpulkan pengetahuan baru
dari karyawan lain ( learning)
4. karyawan dapat terus berkomunikasi dengan rekan-rekan
lainnya (contact)
5. dan akhirnya, karyawan percaya bahwa persetujuan
pengambilan keputusan biasanya mempengaruhi isu-isu yang
berkaitan dengan pekerjaanya ( consensus )
6. KERANGKA PENELITIAN
7. PENULISAN HIPOTESIS
Motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu motivasion artinya dorongan,
pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motive yang berarti
mendorong, sebab dan daya penggerak. Motif adalah “keadaan dalam diri
seseorang yang mendorong individu tersebut untuk beraktivitas guna
mencapai suatu tujuan yang diharapkan “(Suryabrata, 1984: 33). Hal serupa
mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang
untuk melakukan aktivitas tertentu untuk tujuan tertentu pula. Motivasi
merupakan bagian penting dalam meningkatkan kinerja (Marquis dan
Huston,2010). Motivasi intrinsik membuat adanya sebuah pedoman informal
diluar struktur organisasi yang mampu menjadikan problem solving yang
cepat dan juga meningkatkan pelatihan serta pengembangan kemampuan
profesional antar karyawan.(Kofman and Senge, 1993). Hasil dari beberapa
riset manajemen knowledge juga telah menunjukkan efek-efek dari motivasi
ekstrinsik atas sharing knowledge dan transfer antar organisasi (Bock dan
Kim, 2002; Huber, 2001; Rappleye, 2000). Berdasarkan pemaparan yang ada
Motivasi Intrinsik
Motivasi Ekstrinsik
Knowledge transfer
dan penelitian sebelumnya yang dilakukan hipotesis dirumuskan sebagai
berikut.
Hipotesis 1. Motivasi intrinsik pekerja yang tinggi memiliki kemauan lebih
untuk berbagi pengetahuan.
Hipotesis 2. Motivasi ekstrinsik pekerja yang tinggi memiliki kemauan lebih
untuk berbagi pengetahuan.
8. METODOLOGI PENELITIAN
a. Populasi, Sampel dan Sampling
1) Populasi
Populasi Menurut Sekaran (2000) Populasi adalah keseluruhan
kelompok, peristiwa, atau suatu ketertarikan yang ingin
diselidiki oleh peneliti. Populasi penilitian ini adalah perawat
di RSUD Jember.
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri atas beberapa
anggota yang dipilih dari populasi untuk diteliti (Sekaran,
2000). Sample pada penelitian ini adalah 76 perawat di RSUD
Jember.
3) Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Setiap elemen dalam populasi dipilih dan
diseleksi sebagai subyek dalam sampel, dengan artian bahwa
Rumah sakit adalah organisasi nirlaba dimana perawat
dijadikan sampel utama karena Knowledge sharing pada
perawat memiliki manfaat potensial dan kritis untuk
kelangsungan hidup dan keberlanjutan organisasi dalam
lingkungan persaingan(O’Dell dan Grayson, 1998).
b. Jenis Data
Jenis data yang digunakan disini merupakan jenis data primer Data primer
adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian. Data primer
merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan
menganakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada
subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer diperoleh
melalui kuesioner yang disebarkan dan diisi responden. 76 perawat di
RSUD Jember.
c. Cara Pengumpulan Data
Data yang diolah dalam rangka pengujian hipotesis dalam penilitian ini
berupa data primer yang diperoleh dari hasil tanggapan responden atas
daftar pertanyaan (kuesioner) yang bersifat tertutup yang disebarkan
kepada responden.
Metode pengumpulan data kuesioner yaitu dengan menggunakan metode
personnally administrated qustonnaires, yaitu peneliti menyampaikan
sendiri kuesioner kepada responden dan mengambil sendiri kuesioner
kepada responden, tujuan utamanya supaya tingkat pengembalian
kuesioner dapat terjaga didalam periode waktu yang relatif pendek
(Sekaran, 2003: 236).
d. Pengukuran Variabel
Berdasarkan telaah pustaka, variabel pembentuk model yang akan
dikembangkan adalah sebagai berikut :
a) Motivation
Motivasi merupakan bagian penting dalam meningkatkan kinerja
(Marquis dan Huston,2010). Motivasi intrinsik membuat adanya
sebuah pedoman informal diluar struktur organisasi yang mampu
menjadikan problem solving yang cepat dan juga meningkatkan
pelatihan serta pengembangan kemampuan profesional antar
karyawan.(Kofman and Senge, 1993). Hasil dari beberapa riset
manajemen knowledge juga telah menunjukkan efek-efek dari
motivasi ekstrinsik atas sharing knowledge dan transfer antar
organisasi (Bock dan Kim, 2002; Huber, 2001; Rappleye, 2000).
Variabel penelitian motivasi sebagai variabel independen yang
dilakukan oleh penulis, menggunakan item pertanyaan yang
dibuat oleh Natalia Martin Cruz, Victor Martin Perez and Celina
Trevilla Cantero (2009) yang terbagi menjadi dua, yang pertama
variabel mengenai ekstrinsik motivasi terdiri dari 4 item bahasan
yaitu insentif yang tinggi, perkenalan, promosi, kestabilitasan.
Kedua mengenai intrinsik motivasi terdiri dari 4 item bahasan
yaitu kepercayaan diri, otonomi, kejujuran, dan keanggotaan.
b) Sharing Knowledge.
Sharing knowledge adalah pengumpulan dari semua knowledge
yang ada dari kelompok, tim, divisi dan unit bisnis, dengan tujuan
untuk menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Sharing
knowledge merupakan pendekatan yang efektif untuk mencapai
keuntungan kompetitif yang diperoleh dari pemeliharaan
organsisasi (Liebowitz, 2003; O’Dell dan Grayson, 1998).
Penelitian ini menggunakan 5 item pertanyaan yang diambil dari
Natalia Martin Cruz, Victor Martin Perez and Celina Trevilla
Cantero (2009) yaitu pembelajaran, berbagi ide, berbagi
pengetahuan, konsensus dan kontak.
e. Uji Instumen Penelitian
a) Analisis Deksriptif
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk
menganalisia profil responden dan jawaban responden
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
responden. Statistik diskriptif memberikan gambaran data yang
telah dikumpulkan sesuai dengan hasil yang didapatkan tanpa
membuat kesimpulan yang berlaku umum.
b) Analisis Kuantitatif
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen
penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang
digunakan. Gozali (2001) mengemukakan suatu kuesioner
dikataka valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner.
Uji validitas yang digunakan adalah teknik analisis faktor.
Analisis faktor merupakan cara yang digunakan untuk
mengidentifikasi variabel dasar atau faktor yang
menerangkan pola hubungan dalam satu himpunan variabel
observasi.
Tinggi rendahnya validitas suatu kuesioner dengan melihat
Factor Loading dengan bantuan program SPSS. Dimana
apabila Factor Loading suatu item ≥ 0,4 maka item tersebut
valid dan sebaliknya jika Factor Loading dalam kuesioner ≤
0,4 maka item tersebut tidak valid.
2) Uji reliabilitas
Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen
memiliki indeks kepercayaan yang baik jika diujikan
berulang. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
rumus Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS FOR
WINDOWS. Ukuran yang dipakai untuk menunjukkan
pernyataan tersebut reliable, apabila nilai Cronbach Alpha >
0,6
3) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai
residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi
normal. Jika residual tidak normal tetapi dekat dengan
nilai kritis (misalnya signifikansi Kolmogorov Smirnov
sebesar 0,049) maka dapat dicoba dengan metode lain
yang mungkin memberikan justifikasi normal. Tetapi jika
jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa
langkah yaitu: melakukan transformasi data, melakukan
trimming data outliers atau menambah data observasi.
4) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau
tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel
bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada
korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya,
maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikatnya menjadi terganggu.
5) Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model
yang dibangun mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji
ini jarang digunakan pada berbagai penelitian, karena
biasanya model dibentuk berdasarkan telaah teoretis
bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikatnya adalah linear. Uji linearitas digunakan untuk
mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel
yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak
dengan hasil observasi yang ada.
1. UJI HIPOTESIS
Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan,
apakah didukung atau tidak didukung. Uji hipotesis digunakan untuk
mengukur besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen, serta variable moderasi apakah memperkuat hubungan kedua
variable tersebut. Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan melalui uji
regresi berganda OLS dengan menggunakan bantuan software SPSS for
windows.