Prospek kelbgaan petani bt kaluku (yuti)

45
Prospek Pengembangan Kelembagaan Petani Masa Mendatang: The Future is Created” Syahyuti Batang Kaluku – 5 November 2014 1

description

kelembagaan = regulatif + normatif + kultural kognitif + organisasi. Rancangan organisasi petani masa depan, penyuluhan, pendekatan, kebutuhan organisasi petani, dll. Presentasi di BBPP Batang Kaluku Gowa 5 november 2014 di hadapan dosen STPP, widyaiswara, penyuluh, petani, badan koordinasi penyuluhan dan Bapeluh.

Transcript of Prospek kelbgaan petani bt kaluku (yuti)

Page 1: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

1

 

Prospek Pengembangan Kelembagaan Petani Masa

Mendatang:

“The Future is Created”

SyahyutiBatang Kaluku – 5 November 2014

Page 2: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

2

Materi presentasi:

1. Pengertian LEMBAGA vs ORGANISASI2. Kebijakan pengorganisasian petani3. Kebutuhan organisasi petani ke depan

Page 3: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

3

Kondisi yang kita hadapi :Organisasi-organisasi petani tidak berkembang baik.

Penyebabnya adalah:1. Pada sisi keilmuan = konsep dan teori berkenaan tentang

“lembaga” dan “organisasi” lemah, tidak konsisten, tidak ada konsep dan teori baku tentang lembaga dan organisasi.

2. Dari sisi kebijakan = inkosistensi konsep lembaga dan organisasi, pendekatan searah, “pemaksaan” organisasi, organisasi adalah “wakil pusat di desa”, ego sektoral, dll

3. Pada diri aparat = lemah dan keliru tentang konsep, sikap, dan metode dalam mengorganisasikan petani.

4. Pada diri petani = belum mampu mengorganisasikan diri secara efektif, petani “terpaksa” berorganisasi.

Page 4: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

4

Satu, Pengertian Lembaga (Institution) dan

Organisasi (Organization)

Page 5: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

5

Richard Scott (Stanford University, USA.) 2008. “Institutions and Organizations”. Third Edition. SAGE Publications, Inc

Institution= “….are composed of cultured-cognitive, normative, and regulative elements that, together with associated activities and resources, provide stability and meaning of social live”.

Page 6: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

6

Kekeliruan yang sering terjadi:

1. Menyebut “lembaga” (institution) sama dengan “organisasi” (organization). Contoh: Kelembagaan subak. Padahal dalam literatur berbahasa Inggris subak adalah ”nonformal organization”.

2. Menganggap dengan membuat organisasi telah menyelesaikan masalah kelembagaan

3. Menganggap dengan mempelajari organisasi (dan jaringan) telah menganalisis kelembagaan

4. Kajian kelembagaan biasanya hanya meneliti kebijakan-kebijakan, belum termasuk norma-norma, dan kultural kognitif.

Page 7: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

7

“Institution” dan “Organization” berbeda:

“Organizational and Institutional Approaches To Regulation” (judul sub bab buku)

Institution is any persistent structure or mechanism of social ordergoverning the behaviour of a set of individuals within a given community.

“The Oxford Handbook Of Sociology And Organization Studies: Classical Foundations” (book)

“The New Institutionalisms in Economics and Sociology: The Handbook of Economic Sociology” (book).

“institution" is commonly applied to customs and behavior patterns important to a society

The focus on institutions as a foundational concept in the social sciences has given rise to a variety of new institutionalist approaches.

New Institutional Economics The differences between the old and new institutionalisms may have

been overstated, however (Rutherford 1994).

Page 8: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

8

The core concept of the new institutional economics is transaction cost - the cost of negotiating, securing, and completing transactions in a market economy.

Mobilizing Rural Institutions for Sustainable Livelihoods and Equitable Development (book)

“Institutional Theory: Contributing to a Theoretical Research Program” (book of W. Richard Scott)

Institutional theory attends to the deeper and more resilient aspects of social structure. It considers the processes by which structures, including schemas, rules, norms, and routines, become established as authoritative guidelines for social behavior.

Given the complexity and variety of the current scene, I restrict attention in this chapter to more recent institutional work carried out by organizational sociologists and management scholars. And, within this realm, I concentrate on macro perspectives, examining the structure of wider environments and their effects on organizational forms and processes. (For a related approach, with emphasis on the micro-foundations of institutional theory, see Zucker......)

Page 9: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

9

• I postulated that institutions are variously comprised of “cultural-cognitive, normative and regulative elements that, together with associated activities and resources, provide stability and meaning to social life” (Scott 2001)

• First, we needed to recognize that institutional environments are not monolithic, but often varied and conflicted.

• Second, while recognizing that actors are institutionally constructed, it is essential to affirm their (varying) potential for reconstructing the rules, norms and beliefs that guide—but do not determine—their actions

• Classical Organization Theory: .....based on the concept of planning of work to achieve efficiency, standardization, specialization and simplification.

• Weber's bureaucratic approach considers the organization as a part of broader society. The organization is based on the principles of structure, specialization, predictability and stability, rationality, and democracy.

Page 10: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

10

• .....a modern approach to organization characteristics. Modern theories are based on the concept that the organization is an adaptive system which has to adjust to changes in its environment. Discuss the important characteristics of the modern approach to organizations. Modern theories include the systems approach, the socio-technical approach, and the contingency or situational approach

• ....discuss the concept of integration and coordination in the organization. These are controlling mechanisms for smooth functioning of the organization. Organizational differentiation is the unbundling and re-arranging of the activities. Integration is re-grouping and re-linking them.

• ....discuss the process in the organization, which involves the concept of power, decision making and communication.

• Communication is another important process in the organization and is a key mechanism for achieving integration and coordination of the activities of specialized units at different levels in the organization.

• Classical organization theories (Taylor, 1947; Weber, 1947; Fayol, 1949) deal with the formal organization and concepts to increase management efficiency

Page 11: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

11

Ketidakkonsistenan konsep di level akademisi: • “What contstitutes an ‘institution’ is a subject of continuing debate

among social scientist….. The term institution and organization are commonly used interchangeably and this contributes to ambiguityand confusion” (Uphhof, 1986).

• “The existing literature is a jungle of conflicting conceptions, divergent underlying assumptions, and discordant voices” (Scott, 2008).

• “Belum terdapat istilah yang mendapat pengakuan umum dalam kalangan para sarjana sosiologi untuk menterjemahkan istilah Inggris ‘social institution’……. Ada yang menterjemahkannya dengan istilah ‘pranata’ ….. ada pula yang ‘bangunan sosial” (Soemardjan dan Soemardi, 1964).’

• ”The words ‘institution’ and ‘organization’ are usually used interchangeably or inclusively and often lead to misunderstandings and misguided interventions” (Lobo, 2008).

• Horton dan Hunt (1984): social institution mencakup aspek organisasi, sebaliknya ada yang memasukkan aspek-aspek lembaga dibawah topik social organization.

Page 12: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

12

Ketidakkonsistenan Istilah dalam Produk Legislasi Pemerintah

(1). Dokumen Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) tahun 2005.• Dibedakan antara ”kebijakan pengembangan kelembagaan” dengan ”kebijakan

pengembangan organisasi ekonomi petani”. • kelembagaan = sesuatu yang berada di ”atas petani”• organisasi = berada di level petani. • (=keduanya “organisasi”). (2). Permentan 273-2007 ttg Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. • Dalam batasan: tidak dicakup apa itu “lembaga”, “kelembagaan”, dan “organisasi”• “Menumbuhkembangkan kemampuan manajerial, kepemimpinan, dan kewirausahaan

kelembagaan tani serta pelaku agribisnis lainnya”. • “Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan tani baik non formal

maupun formal serta terlaksananya berbagai forum kegiatan”• “Menginventarisasi kelompoktani, GAPOKTAN dan kelembagaan tani lainnya yang

berada di wilayah kabupaten /kota”. • (“kelembagaan tani” = organisasi-organisasi milik petani).• ”Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam

Gapoktan, antar Gapoktan atau dengan instansi/lembaga terkait” (“lembaga” = organisasi milik pemerintah).

Page 13: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

13

(3). Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyaraat (PNPM) Mandiri tahun 2008. • “Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif, dan

akuntabel”. • “PNPM Mandiri diarahkan menggunakan dan mengembangkan secara optimal

kelembagaan masyarakat yang telah ada”.• ( “kelembagaan masyarakat” = organisasi)• “Dimensi kelembagaan masyarakat meliputi proses pengambilan keputusan dan

tindakan kolektif, organisasi, serta aturan main”. (sudah mencakup aspek-aspek lembaga).

• “Harmonisasi kelembagaan dilakukan melalui pengembangan dan penguatan kapasitas kelembagaan yang telah ada dengan cara meningkatkan kapasitas pengelola, memperbaiki kinerja dan etika lembaga, dan meningkatkan tingkat keterwakilan berbagai lembaga yang ada”. (“harmonisasi kelembagaan” = manajemen kegiatan, “kelembagaan yang telah ada” = organisasi).

• “Konsolidasi organisasi pelaksana program sektor yang bersifat adhoc dan koordinasi berbagai kelompok masyarakat yang ada oleh lembaga keswadayaan masyarakat di desa/ kelurahan”

• ”Kelembagaan PNPM Mandiri di desa/kelurahan adalah lembaga keswadayaan masyarakat yang dibentuk, ditetapkan oleh masyarakat, ...”

• (Lembaga keswadayaan masyarakat (LKM) = nama organik

Page 14: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

14

(4). Undang-Undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

• ”Kelembagaan petani, pekebun, peternak nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelaku utama”. ( “kelembagaan” dan “lembaga” = organisasi).

• ”Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan/atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan”

• “Kelembagaan penyuluhan terdiri atas: kelembagaan penyuluhan pemerintah; kelembagaan penyuluhan swasta; dan kelembagaan penyuluhan swadaya”

• (“kelembagaan” = organisasi).

Page 15: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

15

Pola yang terlihat:

1. Tidak ada kesamaan konsep antar produk legislasi/pedoman

2. Mengorganisasikan petani dalam organisasi formal disebut sebagai upaya lembaga dan kelembagaan

3. Yang dibentuk hanya organisasi formal dan pemerintah hanya bekerja hanya dengan organisasi formal

4. Istilah yang sering dipakai = “kelembagaan” dan “organisasi”.

5. Tanpa sadar kita berusaha meminggirkan petani-petani yang tidak berorganisasi.

Page 16: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

16

Lembaga (institution) = merupakan hal-hal yang menjadi penentu dalam perilaku manusia dalam masyarakat yakni berupa norma, nilai-nilai, aturan formal dan nonformal, dan pengetahuan kultural. Keseluruhan ini menjadi pedoman dalam berperilaku aktor (individu dan organisasi), memberi peluang (empower) namun sekaligus membatasi (constraint) aktor.

Kelembagaan (institutional) = segala hal yang berkenaan dengan lembaga.

Organisasi (organization) = adalah kelompok sosial yg sengaja dibentuk oleh sekelompok orang, memiliki anggota yang jelas, dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan memiliki aturan yang dinyatakan tegas (biasanya tertulis). Organisasi adalah aktor sosial dalam masyarakat sebagaimana individu. Contoh: koperasi, kelompok tani, Gabungan kelompok tani, dan kelompok wanita tani.

Keorganisasian (organizational) = hal-hal berkenaan dengan organisasi misalnya perihal kepemimpinan dalam organisasi, keanggotaan, manajemen, keuangan organisasi, kapasitas organisasi, serta relasi dengan organisasi lain.

Page 17: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

17

In English Biasa diterjemahkan

menjadi

Terminologi semestinya

Batasan dan materinya

1. institution Kelembagaan, institusi

Lembaga norma, regulasi, pengetahuan-kultural. Menjadi pedoman dalam berperilaku aktor

2. institutional Kelembagaan, institusi

Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga.

3. organization Organisasi, lembaga, kelembagaan

Organisasi social group, yg sengaja dibentuk, punya anggota, utk mencapai tujuan tertentu, aturan dinyatakan tegas. (kelompok tani, koperasi, Gapoktan)

4. organizational Keorganisasian, kelembagaan

Keorganisasi

an

Hal-hal berkenaan dengan organisasi (struktur org, anggota, kepemimpinannya, manajemennya, dll).

Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi”

Page 18: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

18

Institutions (Lembaga) = norma + aturan + cultural cognitive

Organization = organisasi

Network = jaringan

= individu

Page 19: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

19

1.Regulative pillar “rules define relationship among role” rule setting, monitoring, sanksi kapasitas untuk menegakkan aturan reward and punishment melalui mekanisme informal (folkways) dan formal (polisi, pengeadilan) represi, constraint, dan meng-empower aktor

2.Normative pillar norma menghasilkan preskripsi (=lebih dari antisipasi dan prediksi), evaluatif, dan tanggung jawab

mencakup: value (= prefered and desirable) dan norm (how things should be done)

Gunanya agar tahu apa goal dan objectives kita, dan cara mencapainya meng-constraint dan meng-empower aktor

3.Cultural-cognitive pillar

Intinya meaning Konsep bersama tentang kehidupan sosial dan kerangka dimana makna-makna

diproduksi Sedimentasi makna dan kristalisasi makna dalam bentuk objektif Berisi proses interpretatif internal yang dibentuk oleh kerangka kultural eksternal Situation shared secara kolektif Bersifat individual dan variatif Culture = what is and what should be

Menurut New Institutionalism (Scott, 2008), ada 3 pilar dalam lembaga:

Page 20: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

20

Berkenaan dengan organisasi:

1. Individual organization. Anggotanya individu. Misal kelompok tani, koperasi primer. Aspeknya = kepemimpinan, keanggotaan, manajemen, keuangan organisasi, dll.

2. Second level organization / interorganization. Anggotanya ind organization, misal Gapoktan, koperasi sekunder

3. Supporting organization. Misal Pemda, penyuluh, Dinas Peratnain, dll

4. Inter relation organization. Misal relasi antar kelompok tani, relasi vertikal dan horozontal, dll.

Page 21: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

21

Secondary organizationSecondary organization

Individual org Individual

org

Individual org

Individual org

Individual org

Individual org

Desa A Desa B

Dinas Pertanian BPP - Penyuluhan LSM, Perguruan tinggi, dll

Interrelation organization

Supporting organization

institution

institution

institution

institution

Page 22: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

Bagaimana menganalisis organisasi?

Pedoman singkat untuk menilai sebuah organisasi (Short Guide for Organizational Assessment):

1. Bagaimana kinerja organisasi (organizational performance)?

2. Bagaimana kemampuan organisasi tumbuh di lingkungannya (the enabling environment and organizational performance) ?

3. Bagaimana motivasi organisasi (organizational motivation) ?

4. Seberapa kuat kapasitas Organisasi (organizational capacity) ?

22

Page 23: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

23

Analisis Kelembagaan contoh: analisis kelembagaan penyuluhan pertanian

Aspek Objek nya Analisis kelembagaan

1. Aspek regulatif

UU no 16 tahun 2006 merupakan pedoman

Apakah UU ini diterapkan, dijadikan pedoman, diterima, ditolak? Bagian mana yg diterima, kenapa?

Permentan No. 61 Tahun 2008 ttg Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian SwadayaDan Penuyuh Pertanian Swasta

Persepsi penyuluh dan pihak lain terhadap aturan ini? Realisasi dan kendalanya bagaimana?

Peraturan daerah Pemda ttg penganggaran dan pengorganisasian

Kajian kebijakan, konsistensi nya dengan UU di atasnya, bagaimana realisasinya? Dll.

Pedoman untuk manajemen kerja penyuluh

Apakah pedoman dijalankan, apa masalahnya, bagaimana konsistensinya dengan teori dan kebijakan di atasnya?

Page 24: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

24

Aspek Objeknya Analisis kelembagaan

2. Aspek normatif

Norma-norma kerja pada tenaga penyuluh

Bagaimana penyuluh memandang pekerjaannya, apakah sesuatu yang baik atau tidak? Apakah mereka bangga menjadi penyuluh?

Persepsi ttg peran penyuluh dalam pembangunan pedesaan

Apakah penyuluhan pertanian harus? Adakah opsi lain? Apakah metodenya masih efektif?

Nilai-nilai atau adab dalam komunikasi yang diterapkan

Apakah komunikasi menunjukkan dominansi, pemaksaan? Apakah itu boleh? Baik?

Nilai-nilai dalam materi penyuluhan

Apakah memberikan materi yang sesuai dengan etika petani?

Page 25: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

25

Aspek Objeknya Analisis kelembagaan

3. Aspek kultural kognitif

Pengetahuan pengambil kebijakan ttg kegiatan penyuluhan

Bagaimana tingkat pengetahuan pengambil kebijakan tentang konsep dan teori penyuluhan? Apa agenda tersembunyi di belakangnya?

Pengetahuan tenaga penyuluh tentang kebijakan, organisasi, dan metode penyuluhan

Bagaimana pengetahuan dan persepsi tenaga penyuluh (tua, muda, laki-laki, perempuan) ttg kegiatan penyuluhan? Bagaimana dan mengapa persepsi itu terbentuk?

Pengetahuan petani tentang kegiatan penyuluhan, pembangunan pertanian, dll

Apa pengetahuan petani ttg kegiatan penyuluhan? Apakah perlu atau tidak? Apa latar sosial ekonomi sehingga itu terbentuk?

Pengetahuan petani tentang materi penyuluhan

Bagaimana persepsi petani tentang materi yang disampaikan? Sesuai dengan kebutuhan petani atau tidak? Bagaimana itu terbentuk? Bagaimana persepsi petani dapat menjadi feed back?

Page 26: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

26

Aspek Objeknya Analisis kelembagaan

4. Aspek keorganisasian

Struktur keorganisasian pelaksana penyuluhan

Organisasi apa saja yang terlibat dari atas sampai bawah? Pusluh, Badan Penyuluhan Pemda, perguruan tinggi, NGO?

Kinerja organisasi Bagaimana kinerja organisasi penyuluhan yg eksis? Kuat, atau lemah? Dimana dan kenapa?

Kapasitas organisasi penyuluhan

Bagaimana kemampuan BPP menjalankan penyuluhan? Apakah Gapoktan mampu membantu nya? Mengapa?

Kondisi dan kinerja organisasi petani

Apa saja organisasi petani yang eksis? Apa perannya? Mengapa demikian? Bagaimana agar bisa membantu penyuluhan? Perlu kah bentuk baru

Hubungan antar organisasi Bagaimana relasi antar organisasi? Adakah dominansi ataukah demokratis? Relasi horizontal dan vertikal? Integrasi dan koordinasinya bagaimana?

Analisis Keorganisasian Penyuluhan

Page 27: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

27

REKAYASA KELEMBAGAAN contoh: penguatan kelembagaan petani kecil :

Aspek Upaya yang dapat dilakukan

1. Regulatif -Menyusun UU, PP, Permen, Perda yang berpihak ke pada petani kecil. Memasukkan “buruh petani” sebagai PETANI.-Mensosialisasikan, menegakkan, dan mengawasi kebijakan yg telah dibuat-Memberi sanksi kepada Pemda jika kebijakan tidak dijalankan.

2. Normatif -Merubah persepsi dan mental bahwa petani kecil lemah, tidak efisien, harus disingkirkan.-Menghargai petani kecil (karena lebih mandiri, ekologis, dll).-Menumbuhkan sikap bahwa petani kecil PENTING

3. Kognitif -Menyusun tulisan (ilmiah dan pouler) bahwa petani kecil adalah kunci ketahanan pangan ke depan (FAO: “small farmer feed the world”)-Memasukkan materi dan membuat modul bahan ajar di perguruan tinggi, STPP, BLPP, dll bahwa petani kecil penting.-Memberi pelatihan tentang metode pemberdayaan petani kecil

4. Keorganisasian -Memperkuat organisai petani kecil (misal: kelompok khusus untuk buruh tani, untuk petani gurem, dll)-Memberikan kemudahan dalam pembentukan badan hukum organisasi petani kecil, dst

Page 28: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

28

Dua, Kebijakan ORGANISASI petani di Indonesia

Page 29: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

29

Kebijakan baru tentang organisasi petani:

1. UU No 19-2013 tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Petani,

2. UU No 16-2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,

3. UU No 17- 2012 tentang Perkoperasian,4. UU No 1-2013 tentang Lembaga Keuangan

Mikro, dan 5. Permentan No 82-2013 tentang Pedoman

Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan.

Page 30: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

30

UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani:

Pasal 1:• Kelembagaan Petani = lembaga yang

ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk Petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan Petani.

• Asosiasi Komoditas Pertanian = kumpulan dari Petani, Kelompok Tani, dan/atau Gabungan Kelompok Tani untuk memperjuangkan kepentingan Petani.

• Dewan Komoditas Pertanian Nasional = suatu lembaga yang beranggotakan Asosiasi Komoditas Pertanian untuk memperjuangkan kepentingan Petani

Page 31: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

31

Pasal 69: Pembentukan kelembagaan dilaksanakan dengan perpaduan dari budaya, norma, nilai, dan kearifan lokal Petani.

Pasal 70: (1) Kelembagaan Petani sebagaimana terdiri atas: Kelompok Tani, Gapoktan, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian Nasional.(2) Kelembagaan Ekonomi Petani berupa badan usaha milik petani.

Pasal 71: Petani berkewajiban bergabung dan berperan aktif dalam Kelembagaan Petani.

Page 32: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

32

Pasal 76: (1) Asosiasi Komoditas Pertanian merupakan lembaga independen nirlaba yang dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani.(2) Petani dalam mengembangkan Asosiasinya dapat mengikutsertakan Pelaku Usaha, pakar, dan/atau tokoh masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan Petani.

Pasal 77: Asosiasi Komoditas Pertanian dapat berkedudukan di kabupaten/kota atau provinsi.

Pasal 78: Asosiasi Komoditas Pertanian bertugas:a. menampung dan menyalurkan aspirasi Petani;mengadvokasi dan mengawasi pelaksanaan kemitraaan Usaha Tani;c. memberikan masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah

dalam perumusan kebijakanPerlindungan dan Pemberdayaan Petani;d. mempromosikan Komoditas Pertanian yang dihasilkan anggota, di dalam

negeri dan di luar negeri;e. mendorong persaingan Usaha Tani yang adil;f. memfasilitasi anggota dalam mengakses sarana produksi dan teknologi; dang. membantu menyelesaikan permasalahan dalam ber-Usaha Tani

Page 33: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

33

Pasal 79:

(1) Dewan Komoditas Pertanian Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) huruf d bersifat nirlaba yang merupakan gabungan dari berbagai Asosiasi Komoditas Pertanian.

(2) Dewan Komoditas Pertanian Nasional berfungsi sebagai wadah untuk menyelesaikan permasalahan dalam ber-Usaha Tani.

(3) Petani dalam mengembangkan Dewan Komoditas Pertanian Nasional dapat mengikutsertakan Pelaku Usaha, pakar, dan/atau tokoh masyarakat yang peduli pada kesejahteraan Petani.

(4) Dewan Komoditas Pertanian Nasional merupakan mitra pemerintah dalam perumusan strategi dan kebijakan Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Page 34: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

34

Kelembagaan Ekonomi Petani:

Pasal 80:(1) Badan usaha milik Petani dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani melalui Gabungan Kelompok Tani dengan penyertaan modal yang seluruhnya dimiliki oleh Gabungan Kelompok Tani.(2) Badan usaha milik Petani sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk koperasi atau badan usaha lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(3) Badan usaha milik Petani sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan skala ekonomi, daya saing, wadah investasi, dan mengembangkan jiwa kewirausahaan Petani.

Pasal 81: Badan usaha milik Petani paling sedikit bertugas:a. menyusun kelayakan usaha;b. mengembangkan kemitraan usaha; danc. meningkatkan nilai tambah Komoditas Pertanian.

Page 35: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

35

Tiga,Organisasi Petani Ke DEPAN

Page 36: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

36

Aktivitas Agribisnis

Kel. Tani Gapoktan Koperasi P3A KUBA UPJA Posludes - klinik Agb –

kelompencapir 1. penyediaan benih V V V - V V -

2. Penyediaan pupuk dan obat-obatan

V V V V

3. penyediaan modal V V V - V V -

4. Penyediaan alsintan

V V V V

5. penyediaan air irigasi

V - - V - - -

6. Penyediaan tenaga kerja

V - - - - V -

7. Pengolahan hasil panen

V V V - V V -

8. Pemasaran hasil panen

V V V - V - -

9. penyediaan informasi pasar

V V - - - V V

10. Penyediaan informasi teknologi

V V V - V V V

Aktivitas agribisnis dan organisasi-organisasi yang dapat menjalankannya (teoritis):

Page 37: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

37

Relasi yang dijalankan petani dalam menjalankan usaha (studi kasus di Kec Ciawi, Jabar, 2012):

Aktivitas (pemenuhan kebutuhan)

Sec mandiri relasi individual relasi kolektif

1. benih dan bibik benih sendiri, Beli dari kios dan petani lain Bantuan pemerintah 2.pupuk dan obat-

obatanpupuk organik sendiri membeli dari kios dari koperasi bantuan pemerintah

3. Modal modal sendiri Meminjam saudara, pelepas uang, dan bank

dari Gapoktan

4. Lahan Lahan milik sendiri Menyewa, menyakap, membeli gadaian, dan tanah terlantar

disewakan Gapoktan.

5. Pengolahan lahan TK keluarga sendiri buruh tani, ternak, traktor ---

6. air irigasi “menggiring” air sendiri Mengupahkan orang lain ---

7. Tenaga kerja TK keluarga sendiri TK tetangga dan saudara ---

8. Pengolahan hasil Olah sendiri, jasa huller ---

9. Pemasaran hasil --- Menjual ke pedagang di desa dan di pasar

melalui Gapoktan

10. Teknologi Mencari sendiri Bertanya ke tetangga, saudara, penyuluh, dan ketua kelompok

pertemuan di kelompok tani dan Gapoktan

Page 38: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

38

Fungsi yg harus dipenuhi organisasi petani:

1. Fungsi administrasi pembangunan (kepentingan proyek)

2. Fungsi komunikasi (kepentingan program, wadah belajar)

3. Fungsi ekonomi (aksi kolektif)4. Fungsi partisipasi (dalam pembangunan)5. Fungsi perwakilan (tujuan politik).

Page 39: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

39

Kondisi saat ini dan kebutuhan masa depan organisasi petani:

Fungsi Bentuk relasi Pelaku selama ini Pelaku ke depan

1. Administratif Kelompok tani, Gapoktan Semakin dikurangi, gunakan cara lain

2. Komunikasi Kelompok tani, Gapoktan Semakin berkurang

3. Ekonomi Kelompok tani, Gapoktan, koperasi (lemah)

Perlu semakin didorong (BUMP = koperasi, PT, dll)

4. Partisipasi Tidak ada / lemah Koperasi, KTNA, asosiasi, dll

5. Politik Tidak ada / lemah KTNA, HKTI, asosiasi, petani di legislatif (“partai petani”), dll

Page 40: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

40

Justifikasi “organisasi politik” petani:

Buku: “Konsep Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013 – 2045”:

• Pilar dan strategi utama: Pengembangan sumber daya insani yang kompeten dan berkarakter (insan berkualitas, modal sosial dan modal politik) pertanian

• Transformasi tatakelola pembangunan = Proses perubahan sistem pengambilan keputusan, politik dan hubungan antar institusi dalam pengelolaan sumberdaya.

• Tantangan dan Peluang: Pemanfaatan momentum gerakan desentralisasi pemerintahan, partisipasi masyarakat dan reformasi tatakelola pemerintahan untuk pengembangan sistem politik pertanian yang digerakkan oleh dan berorientasi pada petani kecil

• Bab “Arah Dan Landasan Konseptual”: Pertanian yang adil berkaitan dengan pemerataan dan keberimbangan kesempatan berusahatani, politik, dan jaminan penghidupan secara horizontal, spasial, sektoral, bidang pekerjaan, dan sosial.

Page 41: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

41

Siapa yang sebaiknya membina organisasi petani?Organisasi petani Pembina selama ini Pembina semestinya

1. Kelompok tani, KWT, Gapoktan, P3A

Kementan (Dirjend berdasarkan

subsektornya)

Kementan (integratif)

2. Koperasi pertanian Dinas koperasi Kementan, Dinas Koperasi

3. Perusahaan milik petani Tidak ada Kementan, dinas perindutrian, dinas perdagangan, dll

4. Asosiasi komoditas Dirjend bersangkutan Lintas instansi sbg supporting org.

5. Asosiasi profesi Tidak ada Badan SDM, penyuluhan, dll6. KTNA Tidak ada Kementan, Kemendagri, dll

7. LSM Tidak ada Lintas instansi sbg supporting org.

8. Org. Komunitas lokal Tidak ada Lintas instansi sbg supporting org.

Page 42: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

42

Syarat ntuk menciptakan ORGANISASI petani yang kuat:

1. Dari sisi teknis = penyatuan berbagai organisasi-organisasi yang kecil menjadi ckup besar hingga mencapai skala ekonomis secara manajemen dan ekonomis

2. Dari sisi struktural = hilangkan sifat ego sektoral. Merasa MEMILIKI petani.

3. Dari sisi psikologis = sikap bahwa organisasi petani adalah milik petani, memberi kesempatan kepada mereka untuk tumbuh dan berkembang (learning organization), organisasi formal adalah salah satu pilihan, tidak WAJIB,

4. Dari sisi legislasi = pelurusan konsep, konsistensi, penjelasan lebih detail, dst.

5. Jangan hanya mendirikan ORGANISASI, tapi harus membangun KELEMBAGAAN. Kelembagaan = aspek regulatif + aspek regulatif + aspek kultural kognitif + aspek keorganisasian

Page 43: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

43

Contoh: penguatan organisasi permodalan petani di desa dengan PENYATUAN

• Pasal 4 dan 5 UU No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM): pendirian LKM harus berbadan hukum dan mendapat izin usaha

• Bentuk badan hukum dimaksud adalah berupa Koperasi atau Perseroan Terbatas.

• Maka, formalitas LKMA-PUAP (+ 47 ribu unit) harus sudah dilakukan selambatnya 8 Januari 2015 (= dua tahun setelah diundangkannya UU LKM).

• Jika masing-masing menjadi koperasi (5-8 unit koperasi) = biaya pembuatan mahal, pendapatan jasa (keuntungan) kecil, sehingga tidak cukup menggaji manajer, staf, dll. Tidak mencapai SKALA EKONOMI, tidak SUSTAIN (Pengurus tidak dapat insentif, honor manajer hanya Rp 300 ribu per bulan)

• Jika diSATUKAN = mencapai skala ekonomi, dan lebih SUSTAIN (bisa menggaji manajer dan staf minimal Rp 3 juta / orang/bulan)

Page 44: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

44

Penyaturan organisasi permodalan di desa:Organisasi pengelola

permodalanJumlah modal

(Rp )Potensi pendapatan

(+ 10 %/tahun)Potensi

pendapatan Jika disatukan

1. LKMA-PUAP 100 juta 10 juta

+ Rp 100 juta

2. LDPM 225 juta 22,5 juta

3. LPM 50 juta 5 juta

4. Koperasi wanita 15 juta 1,5

5. KUD 300 juta 30 juta

6. koperasi pengrajin 200 juta 20 juta

Tingkat sustainabilitas

Keuntungan rendah, masing-masing tidak sustain

Mencapai skala ekonomi, SUSTAIN

Page 45: Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)

45

Terima kasih banyak, semoga BERGUNAemail: [email protected]