BAB 1
-
Upload
kusumagama28 -
Category
Documents
-
view
23 -
download
0
description
Transcript of BAB 1
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 1/48
BAB I
PENDAHULUAN
Epidural hematom adalah salah satu jenis perdarahan intracranial yang
paling sering terjadi karena fraktur tulang tengkorak. Otak di tutupi oleh tulang
tengkorak yang kaku dan keras. Otak juga di kelilingi oleh sesuatu yang berguna
sebagai pembungkus yang di sebut dura. Fungsinya untuk melindungi otak,
menutupi sinus-sinus vena, dan membentuk periosteum tabula interna.. Ketika
seorang mendapat benturan yang hebat di kepala kemungkinan akan terbentuk
suatu lubang, pergerakan dari otak mungkin akan menyebabkan pengikisan atau
robekan dari pembuluh darah yang mengelilingi otak dan dura, ketika pembuluh
darah mengalami robekan maka darah akan terakumulasi dalam ruang
antara dura dan tulang tengkorak, keadaan inlah yang di kenal dengan sebutan
epidural hematom.1,,!
Epidural hematom sebagai keadaan neurologist yang bersifat emergency
dan biasanya berhubungan dengan linear fraktur yang memutuskan arteri yang
lebih besar, sehingga menimbulkan perdarahan. Venous epidural hematom
berhubungan dengan robekan pembuluh vena dan berlangsung perlahan
lahan! Arterial hematom ter"adi pada middle meningeal arter# #ang terletak
di ba$ah tulang temporal! Perdarahan masuk ke dalam ruang epidural, bila
ter"adi perdarahan arteri maka hematom akan %epat ter"adi!&
"edera kepala merupakan masalah kesehatan yang utama sebagai penyebab
kematian dan kecacatan di seluruh dunia. #ingkat keparahan cedera primer sangat
menentukan hasil, sedangkan cedera sekunder yang disebabkan faktor fisiologi
hipotensi, hipoksemia, hiperkarbi, hiperglikemi, hipoglikema, dan lainnya yang
berkembang selanjutnya akan menyebabkan kerusakan otak lanjutan dan
memperburuk trauma $$%. "edera kepala membutuhkan penanganan yang cepat
dan tepat.
BAB II
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 2/48
'IN(AUAN PU)'A*A
.1 &natomi Kepala
&. Kulit Kepala
Kulit kepala terdiri dari ' lapisan yang disebut $"&(% yaitu) skin atau
kulit, connective tissue atau jaringan penyambung, aponeurosis atau galea
aponeurotika, loose conective tissue atau jaringan penunjang longgar
dan pericranium *!,'+.
Kulit kepala memiliki banyak pembuluh darah sehingga perdarahan akibat
laserasi kulit kepala akan menyebabkan banyak kehilangan darah, terutama
pada bayi dan anak-anak *,!+.
ambar 1. (apisan Kranium
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 3/48
#ulang tengkorak terdiri dari kubah *kalvaria+ dan basis kranii *,+. #ulang
tengkorak terdiri dari beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan
oksipital *',/+. Kalvaria khususnya diregio temporal adalah tipis, namun disini
dilapisi oleh otot temporalis. 0asis cranii berbentuk tidak rata sehingga dapat
melukai bagian dasar otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan
deselerasi. ongga tengkorak dasar dibagi atas ! fosa yaitu 2 fosa anterior
tempat lobus frontalis, fosa media tempat temporalis dan fosa posterior ruang
bagi bagian ba3ah batang otak dan serebelum *!+.
". 4eningen
$elaput meningen menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari !
lapisan yaitu 2
1. 5ura mater
5ura mater secara konvensional terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan
endosteal dan lapisan meningeal *'+. 5ura mater merupakan selaput yang
keras, terdiri atas jaringan ikat fibrisa yang melekat erat pada permukaan
dalam dari kranium. Karena tidak melekat pada selaput arachnoid di
ba3ahnya, maka terdapat suatu ruang potensial *ruang subdura+ yang terletak
antara dura mater dan arachnoid, dimana sering dijumpai perdarahan
subdural. %ada cedera otak, pembuluh-pembuluh vena yang berjalan pada
permukaan otak menuju sinus sagitalis superior di garis tengah atau
disebut Bridging Veins, dapat mengalami robekan dan menyebabkan perdarahan subdural. $inus sagitalis superior mengalirkan darah vena ke
sinus transversus dan sinus sigmoideus. (aserasi dari sinus-sinus ini dapat
mengakibatkan perdarahan hebat *!+.
&rteri-arteri meningea terletak antara dura mater dan permukaan dalam dari
kranium *ruang epidural+. &danya fraktur dari tulang kepala dapat
menyebabkan laserasi pada arteri-arteri ini dan menyebabkan perdarahan
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 4/48
epidural. 6ang paling sering mengalami cedera adalah arteri meningea media
yang terletak pada fosa temporalis *fosa media+ *!+.
. $elaput &rakhnoid
$elaput arakhnoid merupakan lapisan yang tipis dan tembus pandang *!+.
$elaput arakhnoid terletak antara pia mater sebelah dalam dan dura mater
sebelah luar yang meliputi otak. $elaput ini dipisahkan dari dura mater oleh
ruang potensial, disebut spatium subdural dan dari pia mater oleh spatium
subarakhnoid yang terisi oleh liquor serebrospinalis *'+
. %erdarahan subarakhnoid umumnya disebabkan akibat cedera kepala *!+.
!. %ia mater
%ia mater melekat erat pada permukaan korteks serebri *!+. %ia mater adarah
membrana vaskular yang dengan erat membungkus otak, meliputi gyri dan
masuk kedalam sulci yang paling dalam. 4embrana ini membungkus saraf
otak dan menyatu dengan epineuriumnya. &rteri-arteri yang masuk kedalam
substansi otak juga diliputi oleh pia mater *'+.
5. Otak
Otak merupakan suatu struktur gelatin yang mana berat pada orang de3asa
sekitar 1,7 kg */+. Otak terdiri dari beberapa bagian yaitu) %roensefalon *otak
depan+ terdiri dari serebrum dan diensefalon, mesensefalon *otak tengah+ dan
rhombensefalon *otak belakang+ terdiri dari pons, medula oblongata dan
serebellum *'+.
Fisura membagi otak menjadi beberapa lobus */+. (obus frontal berkaitan
dengan fungsi emosi, fungsi motorik dan pusat ekspresi bicara. (obus
parietal berhubungan dengan fungsi sensorik dan orientasi ruang. (obus
temporal mengatur fungsi memori tertentu. (obus oksipital
bertanggungja3ab dalam proses penglihatan. 4esensefalon dan pons bagian
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 5/48
atas berisi sistem aktivasi retikular yang berfungsi dalam kesadaran dan
ke3apadaan. %ada medula oblongata terdapat pusat kardiorespiratorik.
$erebellum bertanggungja3ab dalam fungsi koordinasi dan
keseimbangan *!,8+.
+ambar . (obus-lobus Otak
E. "airan serebrospinalis
"airan serebrospinal *"$$+ dihasilkan oleh ple9us khoroideus dengan kecepatan
produksi sebanyak : ml;jam. "$$ mengalir dari dari ventrikel lateral melalui
foramen monro menuju ventrikel <<<, akuaduktus dari sylvius menuju ventrikel
<=. "$$ akan direabsorbsi ke dalam sirkulasi vena melalui granulasio arakhnoid
yang terdapat pada sinus sagitalis superior. &danya darah dalam "$$ dapat
menyumbat granulasio arakhnoid sehingga mengganggu penyerapan "$$ dan
menyebabkan kenaikan takanan intrakranial *!+. &ngka rata-rata pada kelompok
populasi de3asa volume "$$ sekitar 1': ml dan dihasilkan sekitar ':: ml "$$
per hari *11+.
F. #entorium
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 6/48
#entorium serebeli membagi rongga tengkorak menjadi ruang supratentorial
*terdiri dari fosa kranii anterior dan fosa kranii media+ dan ruang infratentorial
*berisi fosa kranii posterior+ *!+.
. %erdarahan Otak
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis. Keempat
arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk circulus
>illisi. =ena-vena otak tidak mempunyai jaringan otot didalam dindingnya yang
sangat tipis dan tidak mempunyai katup. =ena tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus venosus cranialis *'+.
!! -raktur 'ulang 'engkorak .
#ulang tengkorak terdiri dari tiga lapisan yaitu2
1. #abula Eksterna
. 5iploe
!. #abula interna
Klasifikasi fraktur tulang tengkorak dapat dilakukan berdasarkan2
1. ambaran fraktur, dibedakan atas 2
a. (inear
b. 5iatase
c. "omminuted
d. 5epressed
. (okasi anatomis
a. Konveksitas
b. 0asis cranii
!. keadaan luka, dibedakan atas2
a. #erbuka
b. #ertutup
!!.! -raktur Linear
Fraktur linear merupakan garis fraktur tunggal pada tengkorak yang
meliputi seluruh ketebelan tulang. pada pemeriksaan radiologi akan terlihat
sebagai garis radiolusen.
.!!! -raktur diastase
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 7/48
Fraktur yang terjadi pada sutura sehingga terjadi pemisahan sutura cranial.
Fraktur ini sering terjadi pada anak diba3ah usia ! tahun.
.!!/! -raktur 0%ommunuted1
Fraktur dengan dua atau lebih fragmen fraktur.
Ketiga fraktur diatas tidak memerlukan tindakan khusus, kecuali jika
disertai lesi intracranial seperti epidural hematoma, subdural hematoma, dll. jika
disertai dengan laserasi $"&(%, maka perlu dilakukan debridmen yang baik dan
luka dapat segera ditutup dengan penjahitan.
!!&! 2raktur depressed
Fraktur dengan tabula eksterna pada satu atau lebih tepi fraktur terletak
ditepi ba3ah level anatomic normal dari tabula interna tulang tengkorak
sekitarnya yang masih utuh. Fraktur ini terjadi jika energy benturan relative besar
terhadap area benturan yang relative kecil. 4isalnya benturan yang disebabkan
oleh martil,pipa besi, kayu. %ada gambaran radiologis akan terlihat suatu area
?double density@ *lebih radio- opaAue+ karena adanya bagian- bagian tumpah
tindih.
!!3! -raktur *onveksitas
Fraktur yang terjadi pada tulang-tulang yang membentuk konveksitas
tengkorak seperti os Frontalis, os %arietal, os #emporal, os Oksipital.
!!4! -raktur basis kranii
Fraktur basis kranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar
tulang tengkorak, fraktur ini seringkali disertai dengan robekan pada durameter
yang merekat erat pada dasar tengkorak. Fraktur basis kranii berdasarkan letak
anatomi di bagi menjadi fraktur fossa anterior, fraktur fossa media dan fraktur
fossa posterior.
$ecara anatomi ada perbedaan struktur di daerah basis kranii dan tulang
kalfaria. 5urameter daerah basis krani lebih tipis dibandingkan daerah kalfaria
dan durameter daerah basis melekat lebih erat pada tulang dibandingkan daerah
kalfaria. $ehingga bila terjadi fraktur daerah basis dapat menyebabkan robekan
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 8/48
durameter. Bal ini dapat menyebabkan kebocoran cairan cerebrospinal yang
menimbulkan resiko terjadinya infeksi selaput otak *meningitis+.
%ada pemeriksaan klinis dapat ditemukan rhinorrhea dan raccon eyes sign
*fraktur basis kranii fossa anterior+, atau ottorhea dan batle’s sign *fraktur basis
kranii fossa media+. Kondisi ini juga dapat menyebabkan lesi saraf kranial yang
paling sering terjadi adalah gangguan saraf penciuman *C,olfactorius+. $araf
3ajah *C.facialis+ dan saraf pendengaran *C.vestibulokokhlearis+. %enanganan
dari fraktur basis kranii meliputi pencegahan peningkatan tekanan intrakranial
yang mendadak misalnya dengan mencegah batuk, mengejan, dan makanan yang
tidak menyebabkan sembelit. Daga kebersihan sekitar lubang hidung dan telinga,
jika perlu dilakukan tampon steril *konsultasi ahli #B#+ pada tanda bloody;
otorrhea;otoliAuorrhea. %ada penderita dengan tanda-tanda
bloody/ otorrhea;otoliAuorrhea penderita tidur dengan posisi terlentang dan kepala
miring ke posisi yang sehat.
!/! 5idera 6tak
!/!. *erusakan Primer
Kerusakan yang timbul pada saat cidera , sebagai akibat dari kekuatan
mekanik yang menyebabkan deformasi jaringan. kerusakan ini dapat bersifat local
ataupun difus.
a! *erusakan -okal
4erupakan kerusakan yang melibatkan bagian bagian tertentu dari otak,
bergantung pada mekanisme cidera yang terjadi. kerusakan fokal yang
timbul bias berupa 2
1. *ontusio )erebri, diartikan sebagai kerusakan jaringan otak tanpa
disertai kerusakan piamater. Kerusakan tersebut merupakan gabungan
daerah perdarahan *kerusakan pembuluh darah kecil seperti kapiler,
vena dan arteri+, nekrosis otak dan infark. #eruama melibatkan puncak
gyrus karna bagian ini akan bergesekan dengan penonjolan dan
lekukan tulang saat terjadi benturan. (esi diba3ah tempat benturan
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 9/48
disebut kontusio ?coup@ sedangkan yang jauh dari tempat benturan
disebut kontusio ?kontra-coup.
. *ontusio 0intermediete %oup1 terletak diantara lesi ?coup@ dan
?kontra-coup@. 5isamping itu juga dikenal kontusio ?glinding@ yang
terdapat pada daerah parasagital, biasanya disebabkan oleh gerakan
dalam arah rostrokaudal. Kontusio herniasi timbul sebagai akibat dari
terjadinya herniasi, paling sering pada incisura tentorium. (esi
kontusio sering berkembang sejalan dengan 3aktu, sebabnya antara
lain adalah perdarahan yang terus berlangsung, iskemik nekrosis, dan
diikuti oleh edema vasogenik. $elanjutnya lesi akan mengalami
reabsorbsi terhadap eritrosit yang lisis *7/-+, disusul dengan
infiltrasi makrofag *7- beberapa minggu+ dan gliosis aktif yang terus
berlangsung secara progresif * mulai dari 7/ jam+. $ecara makroskopik
terlihat seperti lesi kistik kecoklatan. ejala yang timbul bergantung
kepada ukuran dan lokasi kontusio. Dika melibatkan lobus frontal dan
temporal bilateral, disebut cidera ?tetrapolar@ memberikan gejala ##<K
*tekanan tinggi intracranial +, tanpa pergeseran garis tengah *midline
shift+ dan disertai koma atau penurunan kesadaran yang progrsif.
ambaran "# scan berupa daerah kecil hiperdens dan, yang disertai
atau dikelilingi oleh daerah hipodens karena edema dan jaringan otak
yang nekrosis.
!. Laserasi, jika kerusakan tersebut disertai dengan robeknya piamater.
(aserasi biasanya berkaitan dengan adanya perdarahan subarachnoid
traumatika, sudural akut dan intraserebral. (aserasi dapat dibedakan
atas laserasi langsung dan laserasi . (aserasi langsung disebabkan oleh
luka tembus yang disebabkan oleh luka tembus kepala yang
disebabkan oleh benda asing atau penetrasi fragmen fraktur terutama
pada fraktur depressed terbuka. $edangkan laserasi tak langsung
disebabkan oleh deformitas jaringan yang hebat akibat kekuatan
mekanis.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 10/48
7. Perdarahan intra%ranial, mencakup perdarahan ekstradural dan
intradural. 0erikut anatomi pembukus otak yaitu2
a. 5uramater, secara embriologi berasal dari mesoderm. #erletak
paling luar, terdiri dari dua lapisan, lapisan luar *lapisan periosteal+
langsung melekat pada endosteum tabula interna. pada beberapa
tempat, lapisan sebelah dalam *lapisan meningeal+ akan memisah
dari lapisan luar sehingga terbentuk ruang yang merupakan sinus-
sinus vena *misalnya sinus sagitalis superior+. 5iperdarahi oleh
arteri meningea anterior, media, posterior. 4asing- masing
merupakan cabang dari arteri opthalamika untuk yang anterior,
arteri carotis iksterna untuk yang media, arteri vertebralis dan arteri
occipitalis untuk yang posterior. 5uramater dipersarafi oleh nervus
trigeminus untuk yang supratentorial, sedangkan yang
infratentorial berasal dari nervus vagus dan sebagian cabang saraf
csrvikal bagian rostral.
b. &rachnoid, secara embriologi berasal dari ectoderm. #erletak tepat
diba3ah duramater. (apisan ini merupaka laisan avaskuler,
mendapatkan nutrisi dari "$$ *cairan serebrispinal+ dan jaringan
saraf diba3ahnya. 5i antara duramater dan arachnoid disebut
ruang subdural, yang merupakan ruang semu ptensial. Kea rah
dalam lapisan ini mempunyai banyak trabekula yang melekat pada
lapisan epipial dari piamater. #rebekula ini banyak memfiksasi
pembuluh darah cortical yang berjalan diatas lapisan epipial.
uang diantara trabekula-trabekula ini di isi oleh "$$, ruang ini
disebut subarachnoid.
c. %iamater, secara embriologi dan histology sama dengan arachnoid,
hanya pada lapisan ini sel- selnya tidak saling tumpang tindih.
#erdiri dua lapisan yaitu lapisan epipial *luar+ dan lapisan pia- glia
*dalam+.
'. Perdarahan ekstradural *hematoma ekstradural+, diartikan sebagai
adanya penumpukan darah diantara dura dan tabula interna. %aling
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 11/48
terletak pada daerah temporal dan frontal. %ada pemeriksaan "#-scan
kepala akan terlihat sebagai massa hiperdens berbentuk bikonveks.
$umber perdarahan biasanya berasal dari laserasi cabang arteri
meningea oleh fraktur tulang, 3alaupin kadang-kadang dapat berasal
dari vena ataupun dilpoe. 5aerah pada E5B membeku, berbentuk
bikonveks. Dika perdarahan berasal dari vena atau diploe, maka
gambaran bikonveks yang terbentuk lebih tipis. E5B bifrontal sering
terjadi pada anak dan bayi, biasanya berasal dari vena. %erdarahan ini
jarang terjadi pada usia diatas : tahun, mungakin duramater lebih
kuat melekat pada tabula interna pada usia tua.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 12/48
perjalanan klinisnya dapat mengikuti salah satu dari yang disebut
berikut2
a. #etap sadar
b. #atap tidak sadar
c. 4ula- mula sadar lalu menjadi tidak sadar
d. 4ula-mula tidak sadar lalu menjadi sadar
e. 4ula- mula tidak sadar, lalu menjadi sadar *lucid interval+ dan
akhirnya menjadi tidak sadar
(ucid interval tidak potognomonik untuk E5B dan hanya terjadi
pada sepertiga kasus. diasamping gejala diatas juga terjadi
hemipiresis dan dilatasi pupil. Dika terjadi pada fossa posterior,
akan timbul sakit kepala dan kaku kuduk. %ada keadaan ini harus
dicurigai adanya massa infratentorial jika penurunan kesadaran
selama observasi tidak disertai dengan tanda-tanda fokal, terutam
jika disertai adanya jejas pada bagian occipital. E5B infrantetorial
ini biasanya disebabkan oleh robeknya sinus vena pada dura.
. Perdarahan subdural *$5B+ diartikan sebagai penumpukan darah
diantara dura dan arachnoid. ambaran bulan sabit menunjukkan
hematoma subdural. (esi ini lebih sering ditemukan daripada E5B.
5engan mortalitas :-:. #erjadi karna laserasi arteri;vena kortikal
pada saat berlangsungnya akselerasi dan deselerasi. %ada anak dan usia
lanjut sering disebabkan oleh robekan ?bridging vein@ yang
menghubungkan permukaan korteks dan sinus vena.
. Perdarahan subara%hnoid traumatika, paling sering ditemukan
pada cidera kepala, umumnya menyertai lesi lain. %erdarahan terletak
antara subarachnoid dan piamater, mengisi ruang subarachnoid.
/. Peradarahan intraserebral, atau lebih dikenal dengan intraserebral
hematoma *<"B+, merupakan hematoma yang terbentuk pada jaringan
otak *parenkim+ sebagai akibat adanya robekan pembuluh darah.
#erutama melibatkan lobus frontal dan temporal */:-8:+, tapi dapat
juga melibatkan korpus kallosum, batang otak dan ganglia basalis.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 13/48
8. Perdarahan intraserebellar, merupakan perdarahan yang terjadi pada
serebelum. (esi ini jarang terjadi pada trauma, umumnya merupakan
perdarahan spontan.
1:. Perdarahan basal ganglia traumatika, perdarahan dapat terjadi pada
nucleus kaudatus, putamen dan globus pallidus. #imbul akibat
kekuatan akselerasi deselerasi sehingga merobek pembuluh darah pada
yang terletak pada struktur yang dalam.
11. Perdarahan intraventrikuler traumatika, diartikan sebagai adanya
darah dalam system ventrikel akibat trauma. $umber perdarahan
berasal dari robekan vena pada dinding ventrikel, robekan pada korpus
kallosum, septum pellusidum, forniks atau pada fleksus khoroid. %ada
sepertiga kasus merupakan perluasan hematoma yang ada pada lobus
frontal, temporal dan ganglia basalis.
b! *erusakan Di2us 7 kerusakan men#eluruh8
5iartikan sebagai keadaan patologis penderita koma *penderita yang tidak
sadar sejak benturan pada kepala dan mengalami suatu interval lucid+
tanpa gambaran $O( * spase occupying lesion+ pada "# $can atau 4<.
%aling sering disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan
tinggi sehingga terjadi mekanisme akselerasi dan deselerasi. &ngulasi,
rotasi dan peregangan yang timbul menyebabkan robekan serabut saraf
pada berbagai tempat, yang sifatnya menyeluruh *difus+. Klasifikasi
diffuse brain injury berdasarkan $# $can kepala dibedakan menjadi2
1. rade 1 2 #idak terdapat kelainan paotlogi yang terlihat "#.
. rade 2 "isterna masih Campak , middline shift d 'mmG, tidak
terdapat lesi berdensitas tinggi atau campuran yang H'
!. rade ! 2 "isterna compress atau hilang, middline shift d 'mmG, tidak
terdapat lesi berdensitas tinggi atau campuran yang H'
7. rade 7 2 "isterna compress atau hilang, middline shift H'mmG
Kerusakan menyeluruh berdasarkan gambaran patologi dibedakan atas2
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 14/48
a. 5iffuse &9onal <njury
&danya kerusakan a9on yang difus dari hemisfer serebri, korpus
kallosum, batang otak dan serebellum *pedunkulus+. &3alnya
kekuatan renggang pada saat benturan melebihi ketahanan a9on,
sehingga terjadi sobekan atau fragmentasi aksolemma, dan
keteraturan susunan sitoskeleton akson menjadi rusak. #aejadi saat
benturan tetapi ada juga yang member batas 3aktu : menit sejak
kejadian.
&ksolemma dan susunan membrane pada a3alnya masih utuh,
3alaupun susunan sitoskeleton akson terganggu. %enghantaran
aksiplasma akan terbendung pada sitoskleton yang mengalami
kerusakan sehingga terjadi pembengkakan akson *retraction ball+,
yang akhirnya akan menyebabkan putusnya akson. #erjadi antara
1-7/ jam *secondary a9otomy+.
0eberapa gambaran patologi yang dapat ditemukan antara lain 2
a. &9onal 0alloning, butuh 1- 7 jam untuk terjadi, jumlahnya
cenderung makin banyak pada minggu pertama.
b. 4icroglial stars, timbul dalam beberapa hari atau minggu
stelah cidera. 4erupakan kelompok sel microglia yang
hipertrofi sebagai reaksi terhadap kerusakan yang terjadi.
c. 5egenerasi traktus panjang, terutama pada traktus ascending
dan descending dibatang otak, khususnya traktus kortikospinal,
lemniskus medial, spino cerebellar ventral, dorsal dan traktus
pyramidal pada medulla spinalis. 4erupakan degenerasi
>allerian. #erjadi pada masa beberapa minggu hingga
beberapa bulan setelah cidera.
d. liosis masa putih yang difus, paling menonjol pada batang
otak. #ampak pada masa beberapa tahun setelah cedera.
0erdasarkan luasnya cedera yang tiimbul, 5&< dapat
dikelompokkan atas 2
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 15/48
1. rade 1 2 #anpa lesi fokal
. rade 2 5engan lesi fokal pada corpus callosum
!. rade ! 2 yaitu grade I lesi fokal pada kuadran
dorsolateral pada rostral batang otak.
ambaran klinis 5&< ditandai dengan koma sejak kejadian,
suatu keadaan dimana penderita tidak sadar terhadap
dirinya dan seklilingnya dan tidak mampu memberikan
reaksi yang berarti terhadap rangsangan dari luar.
b. 5iffuse =ascular <njury
5itandai dengan perdarahan kecil-kecil yang menyebar pada
seluruh hemisfer khususnya massa putih pada daerah lobus frontal,
temporal dan batang otak, biasanya pasien segera meninggal dalam
bberapa menit. %ada 5=< , terjadi perubahan struktur menyeluruh
pada endotel mikrovaskulerotak. $ehingga terjadi ekstravasasi sel
darah merah.
!/!! *erusakan )ekunder
Kerusakan otak yang timbul sebagai kompliaksi dari kerusakan primer
termasuk kerusakan oleh hipoksia, iskemia, pembengkakan otak, ##<K,
hidrosefalus dan infeksi. 0erdasarkan mekanismenya, kerusakan ini dapat
dikelompokan atas dua yaitu2
a. Kerusakan Bipoksi- iskemik meneyeluruh *5iffuse hypo9ic- ischemic
damage+. $udah berlangsung pada saat antara terjadinya trauma dan a3al
pengobatan. 4artin dkk membaginya atas ! fase yaitu2
1. fase 1 2 hipoperfusi, terjadi pada hari :, dapat turun hingga J 1/
ml;1::g;min pada - jam sesudah cedera
. fase 2 hyperemia, terjadi pada hari 1-!
!. fase ! 2 vasospasme, terjadi diantara hari 7-'
ntuk pemeriksaan ini dapat digunakan Lenon "#, karena dapat menila
"0F secara Auantitative pada berbagai lokasi otak. Kerusakan ini timbul
karena2
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 16/48
1. Bipoksia 2 %enurunan jumlah O dalam alveoli
. <skemia 2 0erhentinya aliran darah
!. Bipotensi arterial sistemik
%ada pasien dengan autoregulasi baik, peningkatan tekanan darah
dalam batas tertentu tidak menimbulkan perubahan <"% * intracranial
preassure+ dan "0F *"erebral blood Flo3+ $edangkan penuruna
tekanan darah menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak, terjadi
peningkatan volume darah otak dan akhirnya peningkatan <"%.
"%% *"erebral %erfusion %reassure+ M 4&0%- <"%
4&0% M *$yatolic I 5iastolik+
!
4&0% *4ean arterial blood preassure+ normal adalah /:- 1::
mmBg. <"% normal adalah '- 1: mmBg *J: mmBg+. "%% normal
adalah :- 8' mmBg. &utoregulasi dapat berperan pada rentang "%%
':- 17: mmBg
7. Obstruksi jalan nafas
'. "edera thoraks
. $pasme arteri
#erjadi Karena tingginya "aII dalam otot polos pembuluh darah,
sehingga 4("K *4yosin (ight "hain Kinase+ tetap bekerja.
b. %embengkakan Otak 4enyeluruh *5iffuse brain s3elling+, terjadi karena
peningkatan kandungan air dalam jaringan otak atau peningkatan volume
darah *intravaskuler+, atau kombinasi keduanya. %ada diffuse brain
s3elling, sebenarnya belum jelas patogenesisnya, diperkirakan sebagai
jenis konengestif karena kehilangan tonus vasomotor. 5alam beberapa
aspek, harus dibedakan antara kongesti dengan edema, sebab hal ini
berkaitan dengan pemahaman dan upaya pengelolaannya.
0erikut ini dijelaskan bermacam- macam edema otak2
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 17/48
1. =asogenic edema, adanya gangguan 000 *0lood brain barier+
menumpukkan cairan tinggi protein pada ruang ekstrasel. Edema ini
terjadi disekitar tumor maupun infeksi.
. "ytoto9ic edema, berhubungan dengan hipoksik- iskemik, terjadi
gangguan gradien yang menyebabkan penumpukan cairan intrasel.
Edema ini terjadi pada trauma.
!. Bydrostatic edema, akibat peningkatan mendadak tekanan darah pada
vascular bed yang utuh, terjadi penumpukan protein yang rendah pada
ekstrasel. Edema ini terjadi pada intoksikasi air.
7. Oamotic 0rain edema, penurunan osmolaritas serum yang berakibat
pada peningkatan cairan intrasel. Edema ini terjadi pada hipontremia.
'. <nterstisial brain edema, ekstravasasi air pada periventrikuler terjadi
karena tingginya tekanan akibat hidrosefalus obstrukstif.
!& AL+69I':A PENA'ALA*)ANAAN PA)IEN 5EDE9A 6'A*
!&!. Algoritma Penatalaksanaan Pasien 5edera 6tak 9ingan
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 18/48
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 19/48
!&!/ Algoritma Penatalaksanaan Pasien 5edera 6tak Bera
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 20/48
!3 9E*6:ENDA)I A5UAN 'A'ALA*)ANA PE:BEDAHAN
a! 9ekomendasi Pembedahan pada Perdarahan Epidural 7EDH8
Standard 2 0elum ada data yang mendukung
Guideline 2 0elum ada data yang mendukung
Option 2
<ndikasi pembedahan
- %asien epidural hematoma dengan volume H !: cc, tanpa melihat "$
- %erdarahan epidural dengan volume J !: cc dan ketebalan J 1' mm dan
pergeseran struktur midline J ' mm dengan "$ H / tanpa defisit fokal
dapat dilakukan penatalaksanaan nonoperatif dengan "# scan kepala serial
dan observasi neurologis secara ketat di pusat pera3atan neurologis.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 21/48
>aktu
- %asien perdarahan epidural akut dengan koma *"$ J 8+ dan anisocoria
secepat mungkin dilakukan evakuasi.
4etode
- 0elum ada data yang cukup untuk mendukung satu metode pembedahan,
bagaimanapun juga craniotomy memberikan kemungkinan evakuasi yang
lebih lengkap
Penjelasan Rekomendasi
Ketebalan, volume hematoma, dan pergeseran midline struktur pada "# scan
kepala a3al mempengaruhi outcome. "# scan kepala evaluasi pada pasien non
operatif dilakukan -/ jam setelah trauma. #idak ada data penelitian tentang
perbandingan tata laksana pembedahan dan non pembedahan pada pasien
koma. (iteratur mendukung bah3a pasien dengan E5B H !: cc dan "$ J 8
sebaikanya dilakukan pembedahan. Duga pasien dengan E5B H !: cc, tanpa
melihat "$, sebaiknya dilakukan pembedahan karena efek masa yang
signifikan. %asien dengan E5B J !: cc perlu dipertimbangkan tindakan
pembedahan, tapi mungkin saja tanpa tindakan pembedahan pada beberapa
kasus.
. *9ANI6'6:I
!4!. Pengertian *raniotomi
Kraniotomi adalah setiap tindakan bedah dengan cara membuka sebagian
tulang tengkorak *kranium+ untuk dapat mengakses struktur intrakranial.
Kraniotomi berarti membuat lubang *-otomi+ pada tulang kranium. Operasi
dilakukan di rumah sakit yang memiliki departemen bedah saraf dan <".
!4!! 'u"uan *raniotomi
Kraniotomi paling sering dilakukan untuk mengambil tumor otak. %rosedur
ini dapat pula ditujukan untuk menghilangkan hematoma, mengontrol perdarahan
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 22/48
dari pembuluh darah yang ruptur *aneurysma cerebri+, memperbaiki malformasi
arteriovena *hubungan abnormal pembuluh darah+, mengeluarkan abses cerebri,
untuk menurunkan tekanan intrakranial, untuk melakukan biopsi ataupun untuk
menginspeksi otak. %embedahan dilakukan untuk menghilangkan gejala atau
manifestasi tersebut yang tidak mungkin diatasi dengan obat-obatan biasa.
!4!/! Indikasi *raniotomi Pada Pasien 5edera *epala
a+ $egera *emergency+
- Bematoma ekstraserebral *epidura, subdura+ dengan efek desak ruang
*ketebalan lebih dari 1: mm, dan atau dengan garis tengah yang bergeser
lebih dari ' mm, dan atau ada penyempitan cistern perimencephalic atau
ventriculus tertius+.
- Bematoma intraserebral dengan efek pendesakan dan di lokasi yang dapat
dilakukan tindakan bedah.
- Fraktur terbuka, dengan fragmen impresi, dengan atau tanpa robekan dura.
- #anda-tanda kompresi saraf optik.
b+ Elektif ; terprogram
- Fraktur impresi tertutup, dengan defisit neurologik minimal dan pasien
stabil.
- Bematoma intrakranial dengan efek masa dan defisit neurologik yang
minimal, dan pasien stabil.
&!&! *omplikasi Pas%a Bedah
0eberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien pasca bedah
intracranial atau kraniotomi adalah sebagai berikut2
1+ %eningkatan tekanan intrakranial+ %erdarahan dan syok hipovolemik
!+ Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
7+ Cyeri
Cyeri pasca kraniotomi sering terjadi dan derajat nyerinya mulai dari sedang
sampai berat. Cyeri ini dapat dikontrol dengan penggunaan2 scalp infiltrations,
pemblokiran saraf kulit kepala, pemberian pare9ocib dan morphine N morphine
merupakan pereda rasa nyeri yang paling efektif.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 23/48
'+ <nfeksi
4eningitis bakterial terjadi pada sekitar :,/ N 1,' dari sekelompok individu
yang menjalani kraniotomi.
+ Kejang
%asien diberikan obat anti kejang selama tujuh hari pasca operasi. 0iasanya
pasien diberikan %henytoin, akan tetapi penggunaan (evetiracetam semakin
meningkat karena risiko interaksi obat yang lebih rendah.
+ Kematian
%ada pasien cedera kepala tertutup yang telah menjalani kraniotomi, angka
kematian mencapai !8.1 $etengah dari total jumlah pasien tersebut dengan
hematoma subdura akut meninggal setelah menjalani kraniotomi.
%asien usia lanjut dengan gangguan neurologis memiliki angka kematian
tertinggi setelah dilakukan tindakan kraniotomi. $ebagian besar kematian pasca
operasi disebabkan oleh komplikasi neurologis seperti hematoma, edema
disertai herniasi, atau progresi tumor. %ada studi lain disebutkan bah3a
persentase kematian dapat mencapai ' pada pasien kraniotomi terbuka
dengan indikasi evakuasi hematoma intraserebral. Kematian dapat terjadi saat
pasien sedang diba3ah pengaruh anesthesia dari beberapa reaksi yang sangat
jarang terjadi, dengan persentase diba3ah 1.
. :ana"emen Anestesi pada 5edera *epala
.! Preoperati2
a. %enilaian a3al kondisi pasien1!
1+ Glasgow Coma Scale GCS! merupakan metode yang sederhana
dan diterima secara universal untuk menilai tingkat kesadaran dan
status neurologis pasien dengan trauma kepala.
a+ $kor "$ J/ menandakan trauma kepala berat
b+ $kor "$ 8-1 menandakan trauma kepala sedang
c+ $kor "$ 1!-1' menandakan trauma ringan
"! espon pupil *ukuran, refleks cahaya+ dan penilaian simetris
ekstremitas harus secepatnya dinilai.
#! %enilaian cedera organ lain. %asien trauma sering menderita yang
berasal dari cedera pada sistem organ multipel. %erhatian terutama
ditujukan untuk menentukan ada tidaknya perdarahan intratoraks
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 24/48
atau intraperitoneal. Dika perdarahan dicurigai, eksplorasi toraks
maupun abdomen harus dilakukan segera.
b. Dalan napas dan ventilasi 17
1+ <ntubasi
(angkah pertama dalam terapi darurat adalah mengamankan jalan
nafas dan memastikan bah3a ventilasi sudah adekuat. Karena
semua pasien trauma dipertimbangkan memiliki lambung yang
penuh dan sering juga mendapat trauma servikal, tekanan pada
krikoid dan stabilisasi in$line terhadap tulang servikal dilakukan
selama digunakan laringoskop dan intubasi.
+ Obat-obatan untuk memfasilitasi laringoskopi dan intubasi!+ =entilasi mekanik
$egera setelah trakea terintubasi, pelumpuh otot non depolarisasi
diberikan dan ventilasi mekanik %a"O sebesar !' mm.
Biperventilasi agresif *%a"O J!: mmBg+ sebaiknya dihindarkan
kecuali herniasi transtentorial dicurigai. Dika terdapat hipoksemia,
harus diperbaiki secepatnya. Dika terdapat aspirasi masif, suction
bronkus dapat dilakukan.
c. $tabilisasi kardiovaskuler 17
1+ esusitasi cairan.
a+ (arutan kristaloid dan koloid. Kristaloid isotonik dan
hipertonik dan larutan koloid dapat diberikan untuk menjaga
volume intravaskular yang adekuat.
b+ %roduk darah dan darah. %asien yang mempunyai nilai
hematokrit yang rendah membutuhkan tranfusi untuk
mengoptimalkan o%ygen delivery& Bematokrit idealnya
dipertahankan diatas !:.
c+ Efek samping larutan yang mengandung glukosa. (arutan yang
mengandung glukosa sebaiknya dihindarkan karena
hiperglikemia dihubungkan dengan perburukan neurologis.
lukosa sebaiknya digunakan hanya untuk menangani
hipoglikemia. Kadar plasma sebesar /:-1': mg;d( sebaiknya
dicapai. Kadar plasma diatas :: mg;d(
+ <notropik dan vasopresor.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 25/48
Dika tekanan darah dan cardiac output tidak dapat diperbaiki
melalui resusitasi cairan, pemberian inotropik dan vasopresor
secara intravena mungkin diperlukan. <nfus fenilefrin atau dopamin
direkomendasikan untuk menjaga Cerebral 'erfusion 'ressure
diatas : mmBg.
d. %enanganan peningkatan #<K 17
1+ Biperventilasi
Dika terdapat bukti terjadinya herniasi transtentorial pada pasien
dengan trauma kepala berat, hiperventilasi sampai kadar %a"O
sebesar !: mmBg karena hiperventilasi dapat dengan cepat danefektif menurunkan #<K.
+ #erapi diuretik
4anitol, :,'-1 g;kg00 secara intravena diberikan dalam 1: menit
pada pasien dengan sangkaan herniasi transtentorial. Osmolaritas
serum dijaga dan tidak boleh melebihi !: mOsm;(.
!+ %osisi
4enaikkan posisi kepala 1:-!:o memfasilitasi drainase "$F dan
menurunkan #<K. Efek penurunan #<K ini ditiadakan pada kaadaan
dimana tekanan darah sistemik menurun.
7+ Kortikosteroid
$ebelumnya kortikosteroid diperkirakan mempunyai manfaat
dalam mengurangi edema otak yang juga menurunkan #<K pada
pasien dengan trauma kepala. Camun, beberapa laporan terakhir
menunjukkan perburukan pada pasien yang diberikan terapi
kortikosteroid. Karena itu, kortikosteroid tidak berperan dalam
penanganan trauma kepala meskipun bermanfaat pada trauma
spinal.
! Peri dan Intraoperati2
&nestesi general di rekomendasikan untuk memfasilitasi kontrol
fungsi respirasi dan sirkulasi. <nduksi cepat dapat diambil pada pasien
dengan hemodinamik stabil, 3alaupun prosedur ini dapat menghasilkan
peningkatan tekanan darah dan peningkatan tekanan intra kranial.
6batobatan
a! &nestesi intravena2 1'
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 26/48
.8 0arbiturat. #iopental dan fenobarbital mengurangi aliran darah ke
otak *"0F+, volume darah otak *"0=+, dan tekanan intrakranial
*<"%+. 4engurangi <"% dengan obat ini juga mengurangi "0F dan
"0= dengan depresi metabolik. #iopental dan fenobarbital
melindungi iskemi otak fokal pada percobaan binatang. %ada
cedera kepala, iskemi merupakan sekuele yang umum.
8 Etomidate. 0ersamaan dengan barbiturat etomidat mengurangi
"0F, dan <"%. Bipoensi sitemik muncul lebih sedikit dibandingkan
dengan enggunaan barbiturat. %enggunaan yang berlama-lama dari
etomidate dapat menekan respon adrenokortikal terhadap stress./8 %ropofol. Efek hemodinamik dan metabolik pada otak dengan
penggunaan propofol menyerupai obat barbiturat.
&8 0enodiaepine. 5iaepam dan midaolam mungkin dapat berguna
baink untuk sedasi maupun untuk induksi anestesia karen aboat ini
memiliki minimal efek pada hemodinamik. 5iaepam, :,1-:,
mg;kg, dapat diberikan untuk menginduksi anestesia dan dapat
diulangi jika perlu, sampai batas :,!-:, mg;kg. 4idaolam, :,
mg;kg, dapat digunakan untuk induksi dan dapat diulangi bila
perlu.
38 Carkotik, dalam penggunaan untuk klinis menghasilkan
pengurangan yang minimal sampai sedang pada "0F. $aat
ventilasi diberikan secara adekuat, narkotik memiliki efek minimal
pada <"%. 4eskipun memiliki sedikit efek meningkatkan <"%,
fentanyl memberikan efek analgesi yang memuaskan dan depat
memberikan konsenterasi dari penggunaan obat anestesi inhalasiyang lebih sedikit
b. &nestesi inhalasi2 17,1'
1+ <soflurane. 5epresan metabolik yang potent, isofluran memiliki
sedikit efek pada aliran darah otak dan tekanan intrakranial
daripada halotan. Karena isofluran menekan metabolisme serebral,
obat ini mungkin memiliki efek melindungi saat iskemi tidak berat.
<sofluran dengan konsenterasi H1 dari minimum alveolar
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 27/48
konsentrasi harus dihindari karena dapat menimbulkan peningkatan
substansial pada <"%.
+ $evoflurane. %ada model kelinci cryogenic brain injuryG,
peningkatan <"% muncul dengan kenaikan tekanan darah lebih
tinggi dibandingkan dengan penggunaan halotan. %ada studi klinis,
3alaupun efek pada hemodinamik serbral sevoflurane mirip
dengan isoflurane. Efek yang tidak menguntungkan pada
sevoflurane yaitu metabolitnya yang bersifat racun pada
konsenterasi yang tinggi.
!+ 5esflurane. 5esflurane pada konsenterai yang tinggi dapatmeningkatkan <"%.
7+ Citrous O9ide *CO+. CO mendilatasi pembuluh darah otak,
karena itu dapat meningkatkan <"%. %asien dengan hipertensi
intrakranial sebaiknya tidak menggunakan obat ini. CO juga
dihindari pada pneumochepalus atau pneumothora9 karena CO
berdifusi ke rongga udara lebih cepat dibandingkan dengan
nitrogen, oleh karena itu dapat meningkatkan volume di dalam
rongga udara.
c. &nestesi lokal
<nfiltrasi lidokain 1 maupun bupivacaine :,', dengan atau tidak
dengan epinephrine, di kulit sekitar insisi skalp dan tempat insersi pin
head holder membantu mencegah hipertensi sitemik dan intrakranial
terhadap rangsangan ini dan menghindari penggunaan yang tidak perlu
dari anestesi dalam. 1
d. (uscle rela%ant 1
(uscle rela%ant yang adekuat memfasilitasi mekanikal ventilasi dan
mengurangi <"%.
1+ =ecironium memiliki minimal ataupun tanpa efek pada <"%,
tekanan darah, atau denyut jantung dan efektif pada pasien dengan
trauma kepala. Obat ini memiliki inisial dosis yaitu :,:/-:,1 mg;kg
diikuti pemberian infus 1-1, mcg;kg;menit
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 28/48
+ %ancuronium tidak menimbulkan peningkatan <"% tapi dapat
menimbulkan hipertensi dan takikardia karena efek vagolitiknya,
oleh karena itu dapat meningkatkan resiko pada pasien.
!+ &tracurium tidak memiliki efek pada <"%. Karena onsetnya yang
cepat dan durasi yang pendek, dosis bolus :,'-:, mg;kg diikuti
dengan pemberian melalui infus 7-1: mcg;kg;menit diberikan
dengan monitoring dari neuromuskular blok.
7+ ocuronium berguna saat intubasi karena efeknya yang cepat dan
sedikit efek pada intrakranial. ntuk mempertahankan, obat
dengan durasi lebih lama dibutuhkan.Penanganan sirkulasi dan respirasi intraoperati2 .&,.4
a. =entilasi mekanik
=entilasi mekanik diatur untuk menjaga nilai %a"O sekitar !' mmBg.
Fraksi oksigen yang diinspirasi *FiO+ diatur untuk menjaga nilai
%aO H 1:: mmBg. %asien dengan kontusio pulmoner, aspirasi, atau
edema paru neurogenik, membutuhkan 'ositive )nd$)%piratory
'ressure '))'! untuk menjaga oksigenasi yang adekuat. %EE% yang
berlebihan sebiknya dihindari, karena peningkatan peningkatan
tekanan intratoraks dapat menekan drainase vena sentral dan
meningkatkan #<K.
b. %enanganan sirkulasi
"%% harus dijaga antara :-11: mmBg. Ketika hipotensi bertahan
meskipun dengan oksigenasi yang adekuat, ventilasi, dan pengganti
cairan, peningkatan tekanan darah dengan menggunakan inotropic atau
vasopresor.
Bipertensi ditangani secara hati-hati karena peningkatan tekanan darah
dapat merupakan gambaran dari hiperaktivitas simpatis sebagai respon
dari peningkatan #<K dan penekanan batang otak *refleks "ushing+.
Penanganan peningkatan 'I* intraoperati2 .3
a. %osisi pasien
4enaikkan kepala 1:-!:o biasanya sudah cukup. "%% mungkin tidak
menjadi lebih baik, jika tekanan darah sistemik menurun secara
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 29/48
substansial. Ketika ahli beadh ingin merotasi atau fleksi dari kepala
dan leher, ahli anestesi harus memastikan adekuasi venous return&
b. =entilasi
Cilai %a"O dipertahankan pada nilai !' mmBg. Biperventilasi
dihindarkan kecuali monitoring memastikan oksigenasi otak adekuat.
c. $irkulasi
0aik hipotensi *tekanan sistolik J8: mmBg+ dan hipertensi *tekanan
sistolik H1: mmBg+ harus dikoreksi jika diindikasikan.
d. 5iuretik
4anitol menurunkan volume serebral dan menurunkan #<K.
Furosemide juga dapat bersamaan diberikan pada kasus yang lebih
berat juga pada pasien dengan penurunan fungsi jantung.
e. 5rainase "$F
Dika terdapat katetr intraventrikular, drainase "$F merupakan cara
yang efektif dalam menurunkan #<K.
:onitoring ./
a. 4onitoring standar termasuk heart rate dan ritme *EK+, pengukuran
noninvasif tekanan darah arteri, pulse o%imetry* end$tidal C+"* suhu
badan, urine output, "=%, dan blokade neuromuskular. &5&,
hematokrit, elektrolit, glukosa, dan osmolaritas serum harus dinilai
secara periodik.
b. 4onitoring terhadap emboli udara. 5eteksi emboli pada vena dengan
menggunakan $ 5oppler harus dipertimbangkan pada tindakan
bedah yang mana vena tempat operasi terletak diatas jantung.
c. 4onitoring otak seperti EE, evoked potential* ,ugular venous bulb
o%ygen saturation S,+"!* (aju aliran yang diukur menggunakan
#ranscranial 5oppler *#"5+, brain tissue '+" bt'+"!* dan #<K dapatdigunakan.
/! Postoperati2 1/
a. mum
1+ %osisi pasien headup !: derajat dengan posisi netral yaitu tidak
miring ke kiri atau ke kanan, tidak hiperekstensi atau hiperfleksi.
+ 0ila perlu diventilasi, pertahankan normokapni. Barus dihindari
%a"O J !' mmBg selama 7 jam pertama setelah cedera kepala.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 30/48
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 31/48
menit dilanjutkan dengan dosis 1-1,' mg;kg dapat
menimbulkan koma.
c+ 0arbiturat
4emberikan proteksi otak dengan cara menurunkan
metabolisme otak. 4asalah utama dengan barbiturate adalah
adanya penurunan arteri rerata, yang apabila tidak dapat
dikendalikan dapat menurunkan perfusi ke otak. 4ekanisme
barbiturate dalam menurunkan "4 adalah karena penurunan
influks "a, blockade tero3ongan Ca, inhibisi pembentukan
radikal bebas, potensiasi aktivitas &0&ergic. 4enghambattransfer glukosa melalui barrier darah otak. asisonalisasi
utama penggunaan barbiturat untuk proteksi mela3an iskemi
adalah mengurangi kebutuhan energy jaringan dengan menekan
fungsi aktivitas listrik sel.
!+ Bipotermi
Bipotermia ringan adalah ditujukan untuk mengurangi tekanan
intrakranial pada pasien dengan cedera kepala dengan
menurunkan metabolism otak, memperlambat depolarisasi
anoksik;iskemik, memelihara homeostasis ion, menurunkan
e9citatory neurotransmisi, mencegah atau mengurangi kerusakan
sekunder terhadap perubahan biokimia. Obat yang menekan
menggigil secara sentral, pelumpuh otot, dan ventilasi mekanis
diperlukan bila dilakukan teknik hipotermi. 5i dalam OK suhu
pertahankan !7-!' ° C , pascabedah di <" ! ".
BAB III
PEN;A(IAN *A)U)
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 32/48
A! IDEN'I'A) PA)IEN
Cama 2 $dr. $
mur 2 1' tahunDenis Kelamin 2 (aki-laki
&lamat 2 Dl. antau %anjang
&gama 2 <slam
$tatus 2 0elum ka3in
%ekerjaan 2 %elajar
#anggal 4asuk 2 / Duli :1'
#anggal Operasi 2 / Duli :1'
B! PE:E9I*)AAN P9A ANE)'E)I
1. &namnesa
a. Keluhan utama%enurunan kesadaran
b. i3ayat %enyakit $ekarang
$dr $ mengalami kecelakaan lalu lintas sekitar ! jam smrs, ditabrak
mobil ketika berjalan kaki. %asien sempat tidak sadarkan diri, muntah
sebanyak kali, terdapat perdarahan dari hidung, tidak ada perdarahan
dari teliga, mata tidak kebiruan.
c. i3ayat %enyakit 5ahulu
#idak diketahui
d. i3ayat %enyakit %ernapasan2 #idak diketahuie. i3ayat %enyakit Kardiovaskular 2 #idak diketahui
f. i3ayat &lergi Obat 2 #idak diketahui
g. i3ayat Operasi 2 #idak diketahui
h. Kebiasaan 2 4erokok *#idak diketahui+, alkoholik *#idak diketahui+,
obat-obatan *#idak diketahui+
. $urvei %rimer2
"irculatory 2 Cadi teraba pada arteri radialis, pengisian cukup, regular
&ir3ay 2 0ebas, tidak tampak benda asing pada saluran napas, tidak
ada lesi kraniofasial
0reathing 2 #erdengar suara napas, dada mengembang, terasa udara
ekspirasi
!. %emeriksaan Fisik2
Keadaan umum 2 0aik "$ E74'=!
=ital sign 2 #5 2 1':;/: mmBg
B 2 ' kali per menit
2 : kali per menit
$uhu 2 !'.P "
00 2 %erkiraan ': kg
4ata 2 Konjungtiva anemis *-+, sklera ikterik *-+, pupil isokor !mmϕ
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 33/48
- -
- -
- -
- -
4ulut 2 4alampati *tidak diperiksa+
Dalan nafas 2 #ersumbat *-+, ompong -+, gigi palsu *-+, oedem *-+, kekakuan
sendi rahang *-+, kaku leher *-+
#hora9 2 <nspeksi 2$imetris *I+, retraksi dinding dada *-+
%alpasi 2 =ocal fremitus normal, iktus kordis teraba di
linea midclavicula sinistra<"$ '
%erkusi 2 %ulmo 2 $onor *I+, "or 2 pekak *I+
&uskultasi 2 "or 2 $1-$ tunggal, regular, murmur *-+
%ulmo 2 =esikuler *I;I+, honki *-;-+, >heeing *-;-+
&bdomen 2 <nspeksi 2 5atar, distended *-+, massa *-+, skar *-+, caput
medusa *-+
%alpasi 2 Cyeri tekan *-+, hepar dan lien tidak teraba%erkusi 2 #impani *I+
&uskultasi 2 0ising usus *I+
Ekstremitas 2 Oedem &kral dingin
7. %emeriksaan penunjang 2
a. (aboratorium
Bemoglobin
Bct
Eritrosit
(eukosit
#rombosit
ol darah
"#
0#
2
2
2
2
2
2
2
2
1,
!,
-
:.!::
/7.:::
O
'@ ''G
@ ':G
5$
reum
"reatinin
&lbumin
Catrium
Kalium
B0s&g
B<=
2
2
2
2
2
2
2
2
1!1,
1:,
1,:!
-
171,!
7,1
Con-reaktif
Con-reaktif
b. %emeriksaan adiologi 2
- Foto polos regio kepala-leher posisi &% dan lateral
- "#-$can kepala tanpa kontras M Epidural Bematoma egio Fronto-
temporo-parietal dengan perkiraan volume
'. Kesimpulan 2
Kelainan sistemik 2 #erdapat kelainan $istemik
Kega3atan 2 &da
$tatus fisik &$& 2 <<< E
5! 9EN5ANA ANE)'E)I
1. %ersiapan Operasi
- <nformed consent
- %ersetujuan operasi tertulis *I+
- &kses jalur intravena perifer
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 34/48
- %emasangan urin kateter
. Denis &nestesi 2 eneral &nestesi
!. #eknik &nestesi 2 <ntubasi, O%& 8 mm , E# ϕ
.', $emi-"losed, =entilator *=olume "ontrol+ dengan
volume tidal !': ml
7. Obat-obatan2 Ondansetron 7mg;cc, 4idaolam
!.'mg;!.'cc, Efedrin 1:mg;cc, Fentanil :.:'mg;cc,
Ketolorac !:mg;cc, #ramadol 1::mg;cc, %ropofol
1::mg;1:cc, &trakurium ':mg;'cc
'. 4aintenance 2
a. "airan dengan Ca"l :.8 I transfusi >hole 0lood !::cc
4aintenance M cc;kg00;jam 9 ': kg
M 1:: cc;jam
%engganti M 17: cc *sekali muntahan sekitar : cc+
$tress Op M cc;kg00;jam 9 ': kg
M !:: cc;jam
Kebutuhan cairan 1 jam pertama2 7: cc;jam
Kebutuhan cairan 1 jam kedua 2 7!' cc;jam
E0= M ' cc;kg00 9 ': kgM !': cc
&llo3ed 0lood (oss M ! 9 *!, N !:+ 9 !': cc
M 7,' cc
Kebutuhan total M 8:' cc Ca"l :.8 dalam jam dan !:: cc >0
b. 4&% H : mmBg bila kurang berikan vasopresor $aturasi O H
8/
. 4onitoring 2 #anda-tanda vital dan perdarahan
D! 'A'ALA*)ANA ANE)'E)I
.! Di ruang persiapan
%asien masuk ke ruang persiapan operasi
%astikan pasien terlah terpasang infus dan lancer serta kateter urin.
%ersiapkan peralatan dan obat-obatan anestesi.
! Di ruang operasi
%asien masuk ke ruang operasi, manset dan indikator saturasi oksigen
dipasang serta monitor menyala.
5ilakukan premedikasi dengan ondansetron dan midaolam secara <=.
5imasukkan fentanil secara <=.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 35/48
5imasukkan propofol dan atrakurium secara <=.
(akukan preoksigenasi dan pemberian CO melalui sungkup 3ajah
Kepala pasien diekstensikan dengan maneuver head tilt, membuka
mulut dengan tangan kanan, memasukan laringoskop dengan tangan
kiri.
<dentifikasi vocal cord.
4asukkan endotracheal tube hingga angka , sambungkan dengan
connector pada corrugated tube ventilator
5ilakukan auskultasi pada kedua lapang paru, kemudian masukkan
udara sebanyak : cc pada inflating tube
Fikasi endotracheal tube dengan tape
%antau ##=, jika #5 turun H: dari #5 a3al, diberikan Efedrin 1:
mg iv.
$etelah anestesi berjalan dengan baik, operasi dapat dilakukan.
$etelah operasi selesai diberikan analgesik ketolorac 1 ampul dan
tramadol 1 ampul 1::mg drip.
/! Instruksi Pas%a Anestesi
- %osisi terlentang
- #irah baring 7 jam
- %eriksa Bb post operasi, jika J1: gr;dl berikan transfusi 3hole blood
- <nfus Ca"l : tpm
- <nj. 4eropen 1 gr;1 jam
- 5rip %henytoin 1:: mg dalam pelarut Ca"l :.8 1:: cc selama / jam
- <nj. Ketorolac !: mg tiap 1 jam
- <nj. anitidin ': mg;/ jam
- <n. "iticholine 1 gr;7 jam
BAB IV
PE:BAHA)AN
&n. $ umur 18 tahun $dr $ mengalami kecelakaan lalu lintas sekitar ! jam
smrs, ditabrak mobil ketika berjalan kaki. %asien sempat tidak sadarkan diri,
muntah sebanyak kali, terdapat perdarahan dari hidung, tidak ada perdarahan
dari teliga, mata tidak kebiruan. 5ari pemeriksaan fisik diketahui Keadaan
umum 2 elisah "$ E47= , pupil 'mm; mm dengan refleks minimal. #anda
vital #ekanan 5arah2 1':;/: mmBg, B 2 ' kali per menit, 2 : kali per
menit, $uhu2 !'.P ", denga 0erat 0adan %erkiraan ': kg. #idak didapatkan jejas
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 36/48
ataupun deformitas baik di regio kepala maupun abdomen sehingga dilakukan
pemeriksaan penunjang lebih lanjut.
Basil brain "#- $can tanpa kontras menunjukkan adanya fraktur di bagian
temporal dekstra dengan adanya perdarahan epidural dengan perkiraan volume 8:
cc yang membentang pada area parieto temporal dan pergeseran midline shift H 1
cm. Basil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya leukositosis dengan
jumlah leukosit :.!::.
Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang yang
membungkusnya, tanpa perlindungan ini, otak yang lembut yang membuat kitaseperti adanya, akan mudah sekali terkena cedera dan mengalami kerusakan.
$elain itu, sekali neuron rusak, tidak dapat di perbaiki lagi. "edera kepala dapat
mengakibatkan malapetaka besar bagi seseorang. $ebagian masalah merupakan
akibat langsung dari cedera kepala. Efek-efek ini harus dihindari dan di temukan
secepatnya dari tim medis untuk menghindari rangkaian kejadian yang
menimbulkan gangguan mental dan fisik dan bahkan kematian.*1+
%ada orang de3asa, tengkorak merupakan ruangan keras yang tidak
memungkinkan perluasan intracranial. #ulang sebenarnya terdiri dari dua dinding
atau tabula yang di pisahkan oleh tulang berongga. 5inding luar di sebit tabula
eksterna, dan dinding bagian dalam di sebut tabula interna. $truktur demikian
memungkinkan suatu kekuatan dan isolasi yang lebih besar, dengan bobot yang
lebih ringan . tabula interna mengandung alur-alur yang berisiskan arteria
meningea anterior, media, dan p:osterior. &pabila 2raktur tulang tengkorak
menyebabkan tekopyaknya salah satu dari artery-artery ini, perdarahan arterial
yang di akibatkannya, yang tertimbun dalam ruang epidural, dapat manimbulkan
akibat yang fatal kecuali bila di temukan dan diobati dengan segera.
%elindung lain yang melapisi otak adalah meninges. Ketiga lapisan meninges
adalah dura mater, arachnoid, dan pia mater *1+
1. 5ura mater cranialis, lapisan luar yang tebal dan kuat. #erdiri atas dua
lapisan2
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 37/48
• (apisan endosteal *periosteal+ sebelah luar dibentuk oleh
periosteum yang membungkus dalam calvaria
• (apisan meningeal sebelah dalam adalah suatu selaput fibrosa yang
kuat yang berlanjut terus di foramen mQgnum dengan dura mater
spinalis yang membungkus medulla spinalis
. &rachnoidea mater cranialis, lapisan antara yang menyerupai sarang laba-
laba
!. %ia mater cranialis, lapis terdalam yang halus yang mengandung banyak
pembuluh darah.
%ada hematom epidural, perdarahan terjadi di antara tulang tengkorak dan
dura meter. %erdarahan ini lebih sering terjadi di daerah temporal bila salah satu
cabang arteria meningea media robek. obekan ini sering terjadi bila 2raktur
tulang tengkorak di daerah bersangkutan. Bematom dapat pula terjadi di daerah
frontal atau oksipital.*/+
&rteri meningea media yang masuk di dalam tengkorak melalui foramen
spinosum dan jalan antara durameter dan tulang di permukaan dan os temporale.
%erdarahan yang terjadi menimbulkan hematom epidural, desakan oleh hematoma
akan melepaskan durameter lebih lanjut dari tulang kepala sehingga hematom
bertambah besar. */+
Bematoma yang membesar di daerah temporal menyebabkan tekanan pada
lobus temporalis otak kearah ba3ah dan dalam. #ekanan ini menyebabkan bagian
medial lobus mengalami herniasi di ba3ah pinggiran tentorium. Keadaan ini
menyebabkan timbulnya tanda-tanda neurologik yang dapat dikenal oleh tim
medis.*1+
#ekanan dari herniasi unkus pda sirkulasi arteria yang mengurus formation
retikularis di medulla oblongata menyebabkan hilangnya kesadaran. 5i tempat ini
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 38/48
terdapat nuclei saraf cranial ketiga *okulomotorius+. #ekanan pada saraf ini
mengakibatkan dilatasi pupil dan ptosis kelopak mata. #ekanan pada lintasan
kortikospinalis yang berjalan naik pada daerah ini, menyebabkan kelemahan
respons motorik kontralateral, refleks hiperaktif atau sangat cepat, dan tanda
babinski positif.*1+
5engan makin membesarnya hematoma, maka seluruh isi otak akan
terdorong kearah yang berla3anan, menyebabkan tekanan intracranial yang besar.
#imbul tanda-tanda lanjut peningkatan tekanan intracranial antara lain kekakuan
deserebrasi dan gangguan tanda-tanda vital dan fungsi pernafasan. *1+
Karena perdarahan ini berasal dari arteri, maka darah akan terpompa terus
keluar hingga makin lama makin besar. Ketika kepala terbanting atau terbentur
mungkin penderita pingsan sebentar dan segera sadar kembali. 5alam 3aktu
beberapa jam , penderita akan merasakan nyeri kepala yang progersif memberat,
kemudian kesadaran berangsur menurun. 4asa antara dua penurunan kesadaran
ini selama penderita sadar setelah terjadi kecelakaan di sebut interval lucid.
Fenomena lucid interval terjadi karena cedera primer yang ringan pada Epidural
hematom. Kalau pada subdural hematoma cedera primernya hamper selalu berat
atau epidural hematoma dengan trauma primer berat tidak terjadi lucid interval
karena pasien langsung tidak sadarkan diri dan tidak pernah mengalami fase sadar.
*/+
$umber perdarahan 2 */+
• &rtery meningea * lucid interval 2 N ! jam +
• $inus duramatis
• 5iploe *lubang yang mengisis kalvaria kranii+ yang berisi a.
diploica dan vena diploica
Epidural hematoma merupakan kasus yang paling emergensi di bedah saraf
karena progresifitasnya yang cepat karena durameter melekat erat pada sutura
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 39/48
sehingga langsung mendesak ke parenkim otak menyebabkan mudah herniasi
trans dan infra tentorial.
5iambil kesimpulan bah3a pasien ini memiliki status &$& <<<E dan harus
dilakukan kraniotomi. <ndikasi kraniotomi =olume hamatom H !: ml
* kepustakaan lain H 77 ml+, Keadaan pasien memburuk, dan %endorongan garis
tengah H ! mm.
Kraniotomi adalah mencakup pembukaan tengkorak melalui pembedahan
untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial. %rosedur ini dilakukan
untuk meghilangkan tumor, mengurangi tekanan intakranial, mengevaluasi
bekuan darah dan mengontrol hemoeragi.
$ebelum operasi ini dilakukan pasien harus mendapatkan anestesi yang
adekuat agar selama operasi rasa nyeri dan gelisah yang ditimbulkan tidak
terjadi.
Denis anestesi yang digunakan adalah anestesi umum. #eknik &nestesi
<ntubasi, O%& 8 mm , E# .', $emi-"losed, =entilator *=olume "ontrol+ϕ
dengan volume tidal !': ml. Obat-obatan 2Ondansetron 7mg;cc, 4idaolam
!.'mg;!.'cc, Efedrin 1:mg;cc, Fentanil :.:'mg;cc, Ketolorac !:mg;cc,
#ramadol 1::mg;cc, %ropofol 1::mg;1:cc, dan &trakurium ':mg;'cc.
&nestesi umum adalah tindakan untuk menghilangkan nyeri secara sentral
disertai dengan hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali atau reversible.
&nestesi memungkinkan pasien untuk mentoleransi prosedur bedah yang akan
menimbulkan sakit yang tak tertahankan, mempotensiasi eksaserbasi fisiologis
yang ekstrim, dan menghasilkan kenangan yang tidak menyenangkan.
&nestesi umum adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai
dengan hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali *reversible+. Komponen
anestesi yang ideal *trias anestesi+ terdiri dari 2 hipnotik, analgesia dan relaksasi
otot. %raktek anestesi umum juga termasuk mengendalikan pernapasan,
pemantauan fungsi-fungsi vital tubuh selama prosedur anestesi. #ahapannya
mencakup induksi, maintenance, dan pemulihan.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 40/48
5ilakukan induksi anestesi dan pemeliharaan. ntuk persiapan
induksi anestesi diperlukan ‘STATICS’:
) 2 Scope $tetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung.
(aringo-$cope, pilih bilah atau daun *blade+ yang sesuai
dengan usia pasien. (ampu harus cukup terang.
' 2 .ube %ipa trakea.pilih sesuai usia. sia J ' tahun tanpa balon
*cuffed+ dan H ' tahun dengan balon *cuffed+.
A 2 irway %ipa mulut faring *uedel, orotracheal air3ay+ atau pipa
hidung-faring *naso-tracheal air3ay+. %ipa ini untuk
menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga
supaya lidah tidak menyumbat jalan napas.
' 2 .ape %lester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau
tercabut.
I 2 0ntroducer
4andrin atau stilet dari ka3at dibungkus plastic*kabel+ yang mudah dibengkokan untuk pemandu
supaya pipa trakea mudah dimasukkan.
5 2 Connector %enyambung antara pipa dan peralatan anestesia
) 2 Suction penyedot lender, ludah danlain-lainnya.
5alam kasus ini digunakan induksi intravena. %aling banyak dikerjakan dan
digemari. <ndksi intravena dikerjakan dengan hati-hati, perlahan-lahan, lembut
dan terkendali. Obat induksi bolus disuntikan dalam kecepatan antara !:-: detik.
$elama induksi anestesi, pernapasan pasien, nadi dan tekanan darah harsu dia3asi
dan selalu diberikan oksigen. 5ikerjakan pada pasien yang kooperatif.
Obat-obat induksi intravena2
1. 0enodiaepine. 5iaepam dan midaolam mungkin dapat berguna baink
untuk sedasi maupun untuk induksi anestesia karen aboat ini memiliki
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 41/48
minimal efek pada hemodinamik. 5iaepam, :,1-:, mg;kg, dapat
diberikan untuk menginduksi anestesia dan dapat diulangi jika perlu,
sampai batas :,!-:, mg;kg. 4idaolam, :, mg;kg, dapat digunakan
untuk induksi dan dapat diulangi bila perlu
. 5ikemas dalam cairan emulsi lemak ber3arna putih susu bersifat isotonic
dengan kepekatan 1 *1ml M 1o mg+. suntikan intravena sering
menyebabkan nyeri, sehingga beberapa detik sebelumnya dapat diberikan
lidokain 1- mg;kg intravena. 5osis bolus untuk induksi -,' mg;kg,
dosis rumatan untuk anestesia intravena total 7-1 mg;kg;jam dan dosis
sedasi untuk pera3atan intensif :. mg;kg. pengenceran hanya boleh
dengan dekstrosa '. #idak dianjurkan untuk anak J ! tahun dan pada
3anita hamil.
!. 6pioid 7mor2in, petidin, 2entanil, su2entanil8 5iberikan dosis tinggi.
#idak menggaggu kardiovaskular, sehingga banyak digunakan untuk
induksi pasien dengan kelianan jantung. ntuk anestesia opioid digunakan
fentanil dosis :-': mg;kg dilanjutkan dosis rumatan :,!-1 mg;kg;menit.
7. (uscle rela%ant yang adekuat memfasilitasi mekanikal ventilasi dan
mengurangi <"%.
a. =ecironium memiliki minimal ataupun tanpa efek pada <"%,
tekanan darah, atau denyut jantung dan efektif pada pasien dengan
trauma kepala. Obat ini memiliki inisial dosis yaitu :,:/-:,1 mg;kg
diikuti pemberian infus 1-1, mcg;kg;menit
b. %ancuronium tidak menimbulkan peningkatan <"% tapi dapat
menimbulkan hipertensi dan takikardia karena efek vagolitiknya,
oleh karena itu dapat meningkatkan resiko pada pasien.
c. &tracurium tidak memiliki efek pada <"%. Karena onsetnya yang
cepat dan durasi yang pendek, dosis bolus :,'-:, mg;kg diikuti
dengan pemberian melalui infus 7-1: mcg;kg;menit diberikan
dengan monitoring dari neuromuskular blok.
d. ocuronium berguna saat intubasi karena efeknya yang cepat dan
sedikit efek pada intrakranial. ntuk mempertahankan, obat
dengan durasi lebih lama dibutuhkan.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 42/48
ntuk pemeliharaan digunakan obat anestetik inhalasi. 0erikut beberapa
pertimbangan penggunaan anestetik inhalasi yang dapat digunakan2
'+ <soflurane. 5epresan metabolik yang potent, isofluran memiliki
sedikit efek pada aliran darah otak dan tekanan intrakranial
daripada halotan. Karena isofluran menekan metabolisme serebral,
obat ini mungkin memiliki efek melindungi saat iskemi tidak berat.
<sofluran dengan konsenterasi H1 dari minimum alveolar
konsentrasi harus dihindari karena dapat menimbulkan peningkatan
substansial pada <"%.+ $evoflurane. %ada model kelinci cryogenic brain injuryG,
peningkatan <"% muncul dengan kenaikan tekanan darah lebih
tinggi dibandingkan dengan penggunaan halotan. %ada studi klinis,
3alaupun efek pada hemodinamik serbral sevoflurane mirip
dengan isoflurane. Efek yang tidak menguntungkan pada
sevoflurane yaitu metabolitnya yang bersifat racun pada
konsenterasi yang tinggi.
+ 5esflurane. 5esflurane pada konsenterai yang tinggi dapat
meningkatkan <"%.
/+ Citrous O9ide *CO+. CO mendilatasi pembuluh darah otak,
karena itu dapat meningkatkan <"%. %asien dengan hipertensi
intrakranial sebaiknya tidak menggunakan obat ini. CO juga
dihindari pada pneumochepalus atau pneumothora9 karena CO
berdifusi ke rongga udara lebih cepat dibandingkan dengan
nitrogen, oleh karena itu dapat meningkatkan volume di dalam
rongga udara.
$elain itu diperlukan stabilisasi kardiuvaskular dan #<K, yaitu2
e. $tabilisasi kardiovaskuler 17
!+ esusitasi cairan.
a+ (arutan kristaloid dan koloid. Kristaloid isotonik dan
hipertonik dan larutan koloid dapat diberikan untuk menjaga
volume intravaskular yang adekuat.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 43/48
b+ %roduk darah dan darah. %asien yang mempunyai nilai
hematokrit yang rendah membutuhkan tranfusi untuk
mengoptimalkan o%ygen delivery& Bematokrit idealnya
dipertahankan diatas !:.
c+ Efek samping larutan yang mengandung glukosa. (arutan yang
mengandung glukosa sebaiknya dihindarkan karena
hiperglikemia dihubungkan dengan perburukan neurologis.
lukosa sebaiknya digunakan hanya untuk menangani
hipoglikemia. Kadar plasma sebesar /:-1': mg;d( sebaiknya
dicapai. Kadar plasma diatas :: mg;d(
7+ <notropik dan vasopresor.
Dika tekanan darah dan cardiac output tidak dapat diperbaiki
melalui resusitasi cairan, pemberian inotropik dan vasopresor
secara intravena mungkin diperlukan. <nfus fenilefrin atau dopamin
direkomendasikan untuk menjaga Cerebral 'erfusion 'ressure
diatas : mmBg.
f. %enanganan peningkatan #<K 17
1+ Biperventilasi
Dika terdapat bukti terjadinya herniasi transtentorial pada pasien
dengan trauma kepala berat, hiperventilasi sampai kadar %a"O
sebesar !: mmBg karena hiperventilasi dapat dengan cepat dan
efektif menurunkan #<K.
+ #erapi diuretik
4anitol, :,'-1 g;kg00 secara intravena diberikan dalam 1: menit
pada pasien dengan sangkaan herniasi transtentorial. Osmolaritas
serum dijaga dan tidak boleh melebihi !: mOsm;(.!+ %osisi
4enaikkan posisi kepala 1:-!:o memfasilitasi drainase "$F dan
menurunkan #<K. Efek penurunan #<K ini ditiadakan pada kaadaan
dimana tekanan darah sistemik menurun.
7+ Kortikosteroid
$ebelumnya kortikosteroid diperkirakan mempunyai manfaat
dalam mengurangi edema otak yang juga menurunkan #<K pada
pasien dengan trauma kepala. Camun, beberapa laporan terakhir
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 44/48
menunjukkan perburukan pada pasien yang diberikan terapi
kortikosteroid. Karena itu, kortikosteroid tidak berperan dalam
penanganan trauma kepala meskipun bermanfaat pada trauma
spinal.
$etelah operasi terle3ati, pasien di mobilisasi menuju <" berikut yang perlu
diperhatikan pasca operasi2
c. mum
+ %osisi pasien headup !: derajat dengan posisi netral yaitu tidak
miring ke kiri atau ke kanan, tidak hiperekstensi atau hiperfleksi.
/+ 0ila perlu diventilasi, pertahankan normokapni. Barus dihindari
%a"O J !' mmBg selama 7 jam pertama setelah cedera kepala.
8+ Kendalikan tekanan darah dalam batas autoregulasi. $istolik tidak
boleh kurang dari 8: mmBg. %asca cedera kepala terapi bila
tekanan arteri rerata H 1!: mmBg.
1:+ <nfus dengan Ca"l :.8, batasi pemberian (, bias diberikan
koloid. Bematokrit pertahankan !!.
11+ 0ila Bb J 1: gr beri darah. 0iasanya pada pasien sehat * bukan
kelainan serebral+ transfuse diberikan bila Bb J / gr.1+ntuk mengendalikan kejang bias diberikan phenytoin 1:-1'
mg;kg bb dengan kecepatan ': mg;menit. 0ila sedang memberikan
phenytoin terjadi kejang berikan diaepam '-1: mg intravena *:,!
mg;kg bb+ perlahan Nlahan selama 1- menit.
d. %roteksi serebral dilakukan dengan berbagai jalan, yaitu21/
1! Basic (ethods
5apat dilakukan dengan cara jalan nafas yang bebas, oksigenasi
yang adekuat, cegah hiperkarbi *selalu dalam normokarbia ,
hiperventilasi hanya bila ada herniasi otot dan bila %a"O J !'
mmBg harus dipasang alat pantau $DO+, pengendalian tekanan
darah *harus normotensi, sistolik jangan J 8: mmBg+,
pengendalian tekanan intraklanial *terapi bila tekanan intraklanial
H : mmBg, herniasi otak sudah dapat terjadi pada tekanan
intraklanial J : N ' mmBg+, mempertahakan tekanan perfusi
otak *tekanan peruse otak harus H : mmBg+, pengendalian
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 45/48
kejang. 4etode dasar ini yang harus dilakukan pertama kali dalam
melakukan proteksi otak.
2! Farmakologi
%emberian obat yang meningkatkan resistensi pembuluh darah
serebral dapat secara cepat mengurangi tekanan intracranial. Denis-
jenisnya adalah
d+ %entotal
4enyebabkan kontriksi pembuluh darah serebral, yang
menurunkan aliran darah ke otak dan karena itu menurunkan
peningkatan tekanan intrakranial.
e+ %entobarbital5igunakan untuk mengatur tekanan intrakranial apabila cara
terapi lain gagal. 5osis bolus 1: mg;kg selama lebih dari !:
menit dilanjutkan dengan dosis 1-1,' mg;kg dapat
menimbulkan koma.
f+ 0arbiturat
4emberikan proteksi otak dengan cara menurunkan
metabolisme otak. 4asalah utama dengan barbiturate adalah
adanya penurunan arteri rerata, yang apabila tidak dapat
dikendalikan dapat menurunkan perfusi ke otak. 4ekanisme
barbiturate dalam menurunkan "4 adalah karena penurunan
influks "a, blockade tero3ongan Ca, inhibisi pembentukan
radikal bebas, potensiasi aktivitas &0&ergic. 4enghambat
transfer glukosa melalui barrier darah otak. asisonalisasi
utama penggunaan barbiturat untuk proteksi mela3an iskemi
adalah mengurangi kebutuhan energy jaringan dengan menekanfungsi aktivitas listrik sel.
+ Bipotermi
Bipotermia ringan adalah ditujukan untuk mengurangi tekanan
intrakranial pada pasien dengan cedera kepala dengan
menurunkan metabolism otak, memperlambat depolarisasi
anoksik;iskemik, memelihara homeostasis ion, menurunkan
e9citatory neurotransmisi, mencegah atau mengurangi kerusakan
sekunder terhadap perubahan biokimia. Obat yang menekan
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 46/48
menggigil secara sentral, pelumpuh otot, dan ventilasi mekanis
diperlukan bila dilakukan teknik hipotermi. 5i dalam OK suhu
pertahankan !7-!' ° C , pascabedah di <" ! ".
BAB V
*E)I:PULAN
$dr $ 1' tahun mengalami penurunan kesadaran akibat mengalami
kecelakaan lalu lintas sekitar ! jam smrs, ditabrak mobil ketika berjalan kaki.
%asien sempat tidak sadarkan diri, muntah sebanyak kali, terdapat
perdarahan dari hidung, tidak ada perdarahan dari teliga, mata tidak kebiruan.
5ari pemeriksaan laboratorium diketahui terdapat leukositosis dan hasi "#
scan menunjukkan adanya fraktur dan epidural hematoma dilakukan
kraniotomi dan anestesi umum.
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 47/48
DA-'A9 PU)'A*A
1. ilroy D. 0asic Ceurology. $&2 4cra3-Bill, :::. p. ''!-'
. $jamsuhidajat , Dong >5. 0uku &jar <lmu 0edah Edisi . Dakarta2 E",
::!. p. /1/-8
!. >a9man $. "orrelative Ceuroanatomy. $&2 (ange 4edical 0ooks,
:::. p. 1/!-'
7/21/2019 BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-56d8e33ca9a8c 48/48
7. 5uus %. 5iagnosis #opik Ceurologi &natomi, Fisiologi, #anda, ejala.
Dakarta2 E", 1887. p. !8-!:
'. Ekayuda <. adiologi 5iagnostik edisi kedua. Dakarta2 aya 0aru, ::. p.
!'8-', !/-/
. Evans >. Ceurology and #rauma. %hiladelphia2 >.0. $aunders
"ompany, 188. p. 177-'
. $jamsuhidajat , Dong >5. 0uku &jar <lmu 0edah Edisi . Dakarta2 E",
::!. p. /1/-8
/. %E5O$$<. Konsensus Casional %enanganan #rauma Kapitis dan #rauma
$pinal. Dakarta2 %E5O$$< 0agian Ceurologi FK<;$"4, ::. p. 8-11