BAB 1
description
Transcript of BAB 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka terbuka adalah cedera oleh karena sebab apapun yang menyebabkan
terputusnya lapisan kulit (American Academy of Orthopaedic Surgeons, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ghimire et al (2009) dengan
mengambil sampel sebanyak 1398 orang masyarakat Dharan (Nepal) secara
systematic random sampling, kelalaian di rumah tangga merupakan penyebab
terbesar terjadinya luka minor dengan persentase sebanyak 55,6%, 32,8%
diantaranya merupakan luka sayat dan luka tusuk (Ghimire et al, 2009). Luka
yang disebabkan oleh kelalaian yang banyak terjadi di rumah tangga biasanya
dibiarkan sembuh dengan sendirinya atau hanya ditutup oleh potongan kain.
Benda asing seperti bakteri, kotoran, atau benda asing dari potongan kain tersebut
dapat masuk ke dalam luka dan menimbulkan infeksi (Merriam-Webster, 2012).
Tapak liman (Elephantopus scaber Linn.) adalah jenis rumput-rumputan
yang banyak dijumpai di daerah-daerah tropis, termasuk di Indonesia (Wright et
al., 2007). Singh et al (2005) melakukan penelitian dengan memformulasikan
ekstrak etanol daun tapak liman ke dalam sediaan sodium alginate (bahan
pembuat pasta). Penelitian ini menggunakan daun tapak liman yang diperoleh di
daerah agrikultural India yang memiliki struktur tanah aluvial (tanah yang
terbentuk dari material halus hasil pengendapan aliran sungai) dan regosol (tanah
berbutir kasar dan berasal dari material gunung api) (Cencus of India, 1991).
1
Sodium alginate dipilih karena fungsinya sebagai stabilizer, thickener,
gelling agent, dan emulsifier. Sediaan berbentuk pasta berpenetrasi ke lapisan
kulit. Bentuk sediaan ini lebih dominan sebagai pelindung karena sifatnya yang
tidak meleleh pada suhu tubuh. Pasta berlemak saat diaplikasikan di atas lesi
mampu menyerap lesi yang basah seperti serum (Sharma S, 2008; Hamzah M,
2007; Milani M, 2003). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun tapak liman topikal 5% dapat mempercepat penurunan luas luka dan
meningkatkan kontraksi luka pada hewan coba dibanding kontrol negatif (Singh et
al, 2005).
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin melakukan percobaan
studi komparatif dengan memformulasikan ekstrak etanol daun tapak liman yang
tumbuh di daerah Batu, Malang, Jawa Timur ke dalam sediaan sodium alginate
kemudian dilakukan pengukuran kontraksi luka. Berdasarkan Profil Kota Batu,
2003, jenis tanah yang berada di kota Batu sebagian besar merupakan andosol
(tanah yang berasal dari abu gunung api), selanjutnya secara berurutan kambisol
(ukuran pori tanah kecil sehingga kecepatan penyerapan air oleh tanah sangat
lambat), latosol (tanah berbatu-batu) dan aluvial. Kombinasi tanah ini berupa
tanah mekanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan
gunung berapi, sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi,
berbeda dengan tanah agrikultural di India yang hanya memiliki 2 jenis tanah,
yaitu tanah aluvial dan regosol.
2
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pemberian ekstrak etanol daun tapak liman (Elephantopus scaber
Linn.) topikal berpengaruh terhadap penyembuhan luka terbuka tikus putih strain
wistar?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak etanol daun tapak liman (Elephantopus scaber Linn.) topikal terhadap
penyembuhan luka terbuka tikus putih strain wistar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk melihat penurunan luas luka dan peningkatan kontraksi luka
pada tikus putih strain wistar.
2. Untuk mengetahui dosis yang paling maksimal ekstrak etanol daun
tapak liman topikal dalam penyembuhan luka.
3. Untuk mengetahui arah hubungan dan seberapa kuat efek pemberian
ekstrak etanol daun tapak liman topikal dalam penyembuhan luka
terbuka.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan memberi
informasi ilmiah tentang daun tapak liman (Elephantopus scaber Linn.) dalam
proses penyembuhan luka.
3
1.4.2 Manfaat Klinis
Memberikan kontribusi bagi praktisi kesehatan tentang penggunaan daun
tapak liman pada proses penyembuhan luka.
4