BAB 1

13
AKADEMI KEBIDANAN YPDR JAKARTA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR PADA Ny. E G2P1A0 DI BPS BIDAN YUYUN YUNANI S.ST PERIODE 3 MARET 2013 – 29 MARET. Laporan Kasus Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester enam Dalam rangka Praktek Klinik Kebidanan III Oleh : LELI NURPIYANTI NIM : 11.017

description

dasadfasfsdfs

Transcript of BAB 1

Page 1: BAB 1

AKADEMI KEBIDANAN YPDR JAKARTA

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS,

DAN BAYI BARU LAHIR PADA Ny. E G2P1A0

DI BPS BIDAN YUYUN YUNANI S.ST

PERIODE 3 MARET 2013 – 29 MARET.

Laporan Kasus

Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester enam

Dalam rangka Praktek Klinik Kebidanan III

Oleh :

LELI NURPIYANTI

NIM : 11.017

AKADEMI KEBIDANAN YPDR

JAKARTA

2014

Page 2: BAB 1

LEMBAR PERSETUJUAN

Diterima dan disetujui untuk digandakan

dan diserahkan kependidikan

Jakarta, Maret 2014

Menyetujui,

Pembimbing

(Megalina limoy S,ST MKM)

Mengetahui,

Direktur Akademi Kebidanan YPDR Jakarta

(Rizky Noviana.P Am.Keb,SKM,MARS)

Page 3: BAB 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, yang memberikan limpahan

Rahmat dan Karunia-Nya kepada saya dan keluarga sebagai umatnya.

Dengan mengucap syukur, saya telah dapat menyelesaikan penulisan Laporan Kasus

ini, dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS DAN

BAYI BARU LAHIR PADA Ny. E G2P1A0 DI BPS BIDAN YUYUN YUNANI S.ST

PERIODE 3 MARET 2014 – 29 MARET 2014”

Penelitian ini dibuat sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester enam dalam

rangka Praktik Klinik Kebidanan III.

Terima kasih saya ucapkan yang tidak terhingga kepada yang terhormat :

1. Bapak DR. DJ. Rumahorbo, MM, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan YPDR

Jakarta.

2. Bapak Drs. H. Erialdy, SKM, M.Kes, selaku Koordinator Pendidikan Akademi

Kebidanan YPDR Jakarta

3. Ibu Rizki Noviana.P Am.Keb,SKM,MARS, selaku Direktur Akademi Kebidanan YPDR

Jakarta.

4. Ibu Megalina Limoy, sebagai pembimbing materi penulisan Laporan Kasus ini.

5. Ibu Yuyun Yunani S.ST yang telah membantu di lahan untuk praktek.

6. Seluruh ibu-ibu Dosen Pembimbing di lingkungan Akademi Kebidanan YPDR Jakarta,

yang telah meluangkan waktu dan ilmunya untuk dapat memberikan bimbingan dalam

penulisan dan penyusunan Laporan kasus ini.

7. Seluruh Staff Tata Usaha dilingkungan Akademi Kebidanan YPDR Jakarta, yang telah

membantu dalam menunjang pelaksanaan penyelesaian Laporan kasus ini.

8. Orang tua (Karso dan Rumyati) telah memberikan dukungan dan support yang amat besar

baik moril maupun materiil.

9. Kepada kakak saya (Tedi Andi.P dan Teguh Hermawan ) yang telah memberikan

dukungan dan support

10. Kepada sahabat ku (Riri dan Erni), dan teman sekamar AMICO, teman-teman AKBID

atas dukungan dan semangat kebersamaannya sehingga Laporan Kasus ini dapat

terselesaikan.

11. Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, terima kasih atas

bantuan dan kerjasamanya.

Page 4: BAB 1

Semoga segenap bantuan yang telah diberikan kepada saya dari berbagai pihak

mendapatkan balasan dari Tuhan YME.

Laporan Kasus ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis menantikan saran

dan kritik yang bersifat membangun guna memperbaiki Laporan Kasus yang akan datang.

Jakarta, maret 2014

Penulis

Page 5: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia masih tinggi

walaupun sudah banyaknya tenaga kesehatan yang mengenyam pendidikan di bidang

kebidanan.

Di Indonesia sendiri Safe Motherhood ini tertuang dalam 4 pilar yaitu Keluarga

Berencana (KB), pelayanan antenatal, persalinan yang aman dan pelayanan obstetrik

esensial. Keempat pilar tersebut sangat diperlukan peran bidan dalam masyarakat.

Maka bidan sebagai petugas kesehatan di barisan terdepan dalam pelayanan kesehatan

reproduksi, bertanggung jawab dalam memberikan asuhan yang diperlukan selama

masa kehamilan, persalinan dan nifas termasuk juga asuhan Bayi Baru Lahir (BBL).

Pelayanan antenatal merupakan pilar kedua di dalam Safe Motherhood yang

merupakan sarana agar ibu lebih siap menghadapi persalinan. Ketidak siapan ibu

dalam menghadapi persalinan menjadi salah satu faktor penyebab tingginya Angka

Kematian Ibu (AKI).

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika

dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan Human

Development Report 2010, AKB di Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran.

Departemen Kesehatan (Depkes) mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat 401

bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya genap 1 tahun. Data

bersumber dari survei terakhir pemerintah, yaitu dari Survei Demografi Kesehatan

Indonesia 2010 (SDKI).

Rencana dan Strategi Kementrian Kesehatan tahun 2011 adalah akselerasi

penurunan AKI dan AKB dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri

dan berkeadilan. Target menurunkan AKI pada 2010 yaitu 125 / 100.000 kelahiran

hidup, menjadi 118/100.000 kelahiran hidup ditahun 2011. Sedangkan target MDGS

tahun 2015 adalah sebagai tolak ukur kebijakan kesehatan ditargetkan 102 per

100.000 kelahiran hidup demi mewujudkan Indonesia Cinta Sehat (Depkes, 2011).

Page 6: BAB 1

Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan

berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan

kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang

akan terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan

obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan,

keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil

dengan resiko tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita

dalam mengenal Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara dini, masalah dalam

pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi, pendidikan dan budaya

(Sarwono,2010).

Dalam perkembangan di tingkat regional Asia Tenggara, Indonesia masih

termasuk terburuk dalam pencapaian angka  kematian ibu, bayi dan neonatus. World

Health Report (2008-2011) menunjukkan bahwa Indonesia masih sangat tertinggal

dibandingkan negara-negara seperti Thailand, Singapura, Vietnam dan Malaysia.

Banyak negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Philipina, mampu

mengembangkan upaya yang komprehesif yang mampu memberikan pengaruh

signifikan bagi penurunan kematian ibu, bayi dan balita.

Pada tataran nasional, program-program inovasi telah dikembangkan salah

satu yang paling baru adalah penerapan program Jampersal (jaminan persalinan).

Program tersebut telah digulirkan sejak tahun 2010 dan saat ini telah

6diimplementasikan di seluruh Indonesia. Program tersebut juga didukung oleh

berbagai kebijakan kementerian. Sementara di beberapa provinsi mampu lebih maju

lagi dengan komitmen politik dalam bentuk berbagai kebijakan yang mampu

mengembangkan upaya penurunan menjadi lebih intensif.

Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka

Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan indikator

status kesehatan masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO) dan

Departemen Kesehatan (Depkes) ada 2 penyebab yang menimbulkan kematian ibu

secara umum, yaitu penyebab langsung antara lain perdarahan sebanyak 30%,

eklampsia 25%, infeksi 12%, abortus 5% dan komplikasi masa nifas 8%. Dewasa ini

AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan ASEAN lainnya

(Depkes RI, 2009).

Page 7: BAB 1

Di dunia diperkirakan setiap tahun hampir 3,3 juta bayi lahir mati dan lebih

dari 4 juta lainnya mati dalam 28 hari pertama kehidupannya. Jumlah terbesar

kematian bayi terjadi di wilayah Asia Tenggara yaitu 1,4 juta kematian bayi dan 1,3

juta lahir mati. Angka kematian ibu di Singapura hanya 6 per 100.000, Malaysia

tercatat 41 per 100.000, Thailand sebanyak 44 per 100.000 bahkan Filipina 170 per

100.000 kelahiran. Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat 35 per 1.000

kelahiran hidup. Provinsi Jawa Barat AKI pada tahun 2010 mencapai 259/100.000

kelahiran hidup sedangkan AKB mencapai 35/1000 kelahiran hidup (Badan pusat

statistic). Adapun upaya yang di lakukan Jawa barat untuk menurunkan angka

kematian bayi selain mengikuti program pemerintah yaitu program jamkesda (jaminan

kesehatan daerah). Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Bogor, Angka

Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2010 mencapai angka 13 orang. Dan Angka

Kematian Bayi mencapai angka 72 bayi. Sementara tahun 2011 terjadi penurunan

yang signifikan. AKI menurun menjadi 7 orang dan AKB menurun menjadi 44 bayi.

Mengingat pentingnya derajat kesehatan ibu dan bayi baru lahir sebagai

Indikator Derajat Kesehatan, maka untuk itu Pemerintah mencanangkan suatu

Gerakan Nasional Kehamilan yang aman atau Making Pregnancy Safer (MPS)

sebagai bagian dari program Safe Motherhood dalam arti yang luas tujuan Safe

Motherhood dan Making Pregnancy Safer sama, yaitu melindungi hak reproduksi dan

hak asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian

yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu

terjadi (Depkes 2010). Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator

untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan

salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium, yaitu

tujuan yang ke 5, meingkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai

tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil

survey yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu.

Namun demikian pembangunan millenium masih mmbutuhkan komitmen dan usaha

keras yang terus menerus (WHO, 2011)

Berdasarkan kenyataan tersebut bahwa pemantauan kehamilan, persalinan,

masa nifas dan bayi baru lahir sangat penting untuk menurunkan angka kematian ibu

dan bayi, terutama bayi baru lahir. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan

manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil dari mulai hamil (trimester III),

Page 8: BAB 1

bersalin, nifas serta perawatan pada bayi baru lahir dengan pendekatan Manajemen

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. E usia 29 tahun G2P1A0 hamil 38

minggu 4 hari, di BPS Bidan Yuyun Yuhani S.ST di jl.H.Mawi RT 08 RW 02 Desa

Bojong Indah parung Bogor periode 3 maret 2014 – 29 Maret 2014.

B.Rumusan masalah

Berdasarkan kenyataan tingginya angka kematian di Indonesia khususnya di

daerah Bogor dan pemantauan kehamilan, persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir

sangat penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, terutama bayi baru

lahir. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan manajemen asuhan kebidanan

pada ibu hamil dan Adapun masalah yang dapat diidentifikasi Akademi Kebidanan

YPDR sebagai salah satu tenaga pendidik kebidanan untuk memberikan pemantapan

pelaksanaan pemberian Asuhan Kebidanan pada ibu selama masa kehamilan

Trimester III, nifas serta bayi baru lahir di BPS dengan pendekatan Manajemen

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. E usia 29 tahun G2P1A0 hamil 38

minggu 4 hari di BPS Bidan Yuyun Yuhani S.ST di jl.H.Mawi RT 08 RW 02 Desa

Bojong Indah parung Bogor periode 3 maret 2014 – 29 Maret 20134 dalam rangka

menyelesaikan mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan secara

komprehensif melalui pendekatan manajemen asuhan kebidanan pada Ny, E pada

masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di BPS Bidan Yuyun

Yunani S.ST periode 3 maret 2014 – 29 maret 2014

2. Tujuan khusus

D. Manfaat

a) Penulis

Hasil studi kasus ini bermamfaat bagi penulis dalam menerapkan dan

mengembangkan ilmu yg didapat ke dalam situasi yang nyata pada masa

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

b) Pasien

Page 9: BAB 1

Bermamfaat untuk ibu dalam memberikan asuhan kebidanan,sehingga ibu

dapat mengetahui kondisi kesehatamnnya dan merasa aman selama masa

kehamilan, persalian, nifas dan bayi baru lahir terpantau dengan baik.

c) Institusi Pendidikan

Hasil study kasus dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam pengembangan

dan peningkatan pengetahuan tentang manajemen kebidanan