BAB 1

7
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma hepatoseluler (hepatocellular carcinoma = HCC) merupakan tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel -sel hepatosit. Dalam jangka waktu terakhir terjadi perkembangan yang cukup berarti menyangkut karsinoma hepatoseluler, antara lain perkembangan pada modalitas terapi yang memberikan harapan untuk sekurang-kurangnya perbaikan pada kualitas hidup (Hussodo, 2009). Ada beberapa faktor berperan yang sebagai penyebab karsinoma hepatoseluler yaitu antara lain meliputi Alflatoksin, Infeksi virus hepatitis B, Infeksi virus hepatitis C, Sirosis Hati dan Alkohol. Sedangkan faktor resiko lain yang berperan menimbulkan HCC adalah penyakit hati autoimun, penyakit hati metabolik, zat –zat senyawa kimia (Singgih B, 2006). Hepatitis virus kronik merupakan faktor risiko timbulnya tumor hepatoma.Virus penyebabnya adalah virus hepatitis B dan C . Bayi dan anak kecil yang terinfeksi virus ini lebih cenderung menderita hepatitis virus kronik dari pada dewasa yang terinfeksi virus ini pertama kalinya.Virus hepatitis B atau C merupakan penyebab 88 % pasien terinfeksi

description

a

Transcript of BAB 1

Page 1: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karsinoma hepatoseluler (hepatocellular carcinoma = HCC) merupakan

tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel -sel hepatosit. Dalam jangka

waktu terakhir terjadi perkembangan yang cukup berarti menyangkut karsinoma

hepatoseluler, antara lain perkembangan pada modalitas terapi yang memberikan

harapan untuk sekurang-kurangnya perbaikan pada kualitas hidup (Hussodo,

2009).

Ada beberapa faktor berperan yang sebagai penyebab karsinoma

hepatoseluler yaitu antara lain meliputi Alflatoksin, Infeksi virus hepatitis B,

Infeksi virus hepatitis C, Sirosis Hati dan Alkohol. Sedangkan faktor resiko lain

yang berperan menimbulkan HCC adalah penyakit hati autoimun, penyakit hati

metabolik, zat –zat senyawa kimia (Singgih B, 2006).

Hepatitis virus kronik merupakan faktor risiko timbulnya tumor

hepatoma.Virus penyebabnya adalah virus hepatitis B dan C . Bayi dan anak

kecil yang terinfeksi virus ini lebih cenderung menderita hepatitis virus kronik

dari pada dewasa yang terinfeksi virus ini pertama kalinya.Virus hepatitis B atau

C merupakan penyebab 88 % pasien terinfeksi hepatoma. Virus ini mempunyai

hubungan yang erat dengan timbulnya hepa toma. Karsinoma hepatoseluler

seringkali tidak terdiagnosis karena gejala karsinoma tertutup oleh penyakit yang

mendasari yaitu sirosis hati atau hepatitis kronik (Hussodo, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

Page 2: BAB 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Hepatoma Karsinoma hepatoseluler atau hepatoma adalah tumor ganas

hati primer dan paling sering ditemukan dari pada tumor ganas hati primer

lainnya seperti limfoma maligna, fibrosarkoma, dan hemangioendotelioma.

Hepatocellular Carcinoma (HCC) atau disebut juga hepatoma atau kankerhati

primer atau Karsinoma Hepato Selular (KHS) adalah satu dari jenis kanker yang

berasal dari sel hati. Hepatoma biasa dan sering terjadi pada pasien dengan

sirosis hati yang merupakan komplikasi hepatitis virus kronik. Hepatitis virus

kronik adalah faktor risiko penting hepatoma, virus penyebab nya adalah virus

hepatitis B dan C (Brunner dan Suddarth, 2002).

2.2 Etiologi

a. Virus Hepatitis B

Hubungan antara infeksi kronik HBV dengan timbulnya hepatoma

terbukti kuat, baik secara epidemiologis, klinis maupun eksperimental.

Umur saat terjadinya infeksi merupakan faktor resiko penting karena

infeksi HBV pada usia dini berakibat akan terjadinya kronisitas.

Karsinogenitas HBV terhadap hati mungkin terjadi melalui proses

inflamasi kronik, peningkatan proliferasi hepatosit, integrasi HBV

DNA ke dalam DNA sel penjamu, dan aktifitas protein spesifik-HBV

berinteraksi dengan gen hati. Pada dasarnya, perubahan hepatosit dari

Page 3: BAB 1

kondisi inaktif menjadi sel yang aktif bereplikasi menentukan tingkat

karsinogenesis hati. Siklus sel dapat diaktifkan secara tidak langsung

akibat dipicu oleh ekspresi berlebihan suatu atau beberapa gen yang

berubah akibat HBV. Infeksi HBV dengan pajanan agen onkogenik

seperti aflatoksin dapat menyebabkan terjadinya hepatoma tanpa

melalui sirosis hati.

b. Virus Hepatitis C

HCV merupakan faktor resiko penting dari hepatoma. Infeksi HCV

telah menjadi penyebab paling umum karsinoma hepatoseluler di

Jepang dan Eropa, dan juga bertanggung jawab atas meningkatnya

insiden karsinoma hepatoseluler di Amerika Serikat, 30% dari kasus

karsinoma hepatoseluler dianggap terkait dengan infeksi HCV. Sekitar

5-30% orang dengan infeksi HCV akan berkembang menjadi penyakit

hati kronis. Dalam kelompok ini, sekitar 30% berkembang menjadi

sirosis, dan sekitar 1-2% per tahun berkembang menjadi karsinoma

hepatoseluler. Resiko karsinoma hepatoseluler pada pasien dengan

HCV sekitar 5% dan muncul 30 tahun setelah infeksi. Penggunaan

alkohol oleh pasien dengan HCV kronis lebih beresiko terkena

karsinoma hepatoseluler dibandingkan dengan infeksi HCV saja.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan antivirus pada

infeksi HCV kronis dapat mengurangi risiko karsinoma hepatoseluler

secara signifikan.

c. Sirosis Hati

Sirosis hati merupakan faktor resiko utama hepatoma di dunia dan

melatarbelakangi lebih dari 80% kasus hepatoma. Penyebab utama

sirosis di Amerika Serikat dikaitkan dengan alkohol, infeksi hepatitis C,

dan infeksi hepatitis B. Setiap tahun, 3-5% dari pasien dengan sirosis

hati akan menderita 5 hepatoma. Hepatoma merupakan penyebab utama

kematian pada sirosis hati.

d. Aflatoksin

Aflatoksin B1 (AFB1) merupakan mikotoksin yang diproduksi oleh

jamur Aspergillus. Dari percobaan pada hewan diketahui bahwa AFB1

Page 4: BAB 1

bersifat karsinogen. Aflatoksin B1 ditemukan di seluruh dunia dan

terutama banyak berhubungan dengan makanan berjamur.

Pertumbuhan jamur yang menghasilkan aflatoksin berkembang subur

pada suhu 13°C, terutama pada makanan yang menghasilkan protein.

Di Indonesia terlihat berbagai makanan yang tercemar dengan

aflatoksin seperti kacang-kacangan, umbi-umbian ( kentang rusak,

umbi rambat rusak, singkong, dan lain-lain), jamu, bihun, dan beras

berjamur.

e. Obesitas

Suatu penelitian pada lebih dari 900.000 individu di Amerika Serikat

diketahui bahwa terjadinya peningkatan angka mortalitas sebesar 5x

akibat kanker pada kelompok individu dengan berat badan tertinggi

(IMT 35-40 kg/m2) dibandingkan dengan kelompok individu yang

IMT-nya normal. Obesitas merupakan faktor resiko utama untuk non-

alcoholic fatty liver disesease (NAFLD), khususnya non-alcoholic

steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis hati dan

kemudian berlanjut menjadi hepatoma.

f. Diabetes Mellitus

DM menjadi faktor resiko baik untuk penyakit hati kronis maupun

untuk hepatoma melalui terjadinya perlemakan hati dan steatohepatitis

non-alkoholik ( NASH ). Di samping itu, DM dihubungkan dengan

peningkatan kadar insulin dan insulin-like growth factors ( IGFs ) yang

merupakan faktor promotif potensial untuk kanker.

g. Alkohol

Peminum berat alkohol (>50-70 g/hari atau > 6-7 botol per hari) selama

lebih dari 10 tahun meningkatkan risiko karsinoma hepatoseluler 5 kali

lipat. Alkoholisme juga meningkatkan resiko terjadinya sirosis hati dan

hepatoma pada pengidap infeksi HBV atau HVC. Sebaliknya, pada

sirosis alkoholik terjadinya HCC juga meningkat bermakna pada pasien

dengan anti-HCV positif. Ini menunjukkan adanya peran sinergistik

alkohol terhadap infeksi HBV maupun infeksi HCV.

Page 5: BAB 1

2.3